bab i pendahuluan -...
TRANSCRIPT
1
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana yang diamanatkan dalam pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), BPKP
ditugaskan untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP terhadap instansi
pemerintah. Pembinaan yang dilakukan meliputi penyusunan pedoman teknis
penyelenggaraan SPIP, sosialisasi SPIP, pendidikan dan pelatihan SPIP,
pembimbingan dan konsultansi SPIP, dan peningkatan kompetensi auditor aparat
pengawasan intern pemerintah.
Dalam pelaksanaan bimbingan teknis dan konsultansi sesuai mandat PP Nomor 60
Tahun 2008 untuk memenuhi permintaan suatu instansi pemerintah perlu diberikan
panduan dalam pelaksanaannya. Panduan pelaksanaan bimbingan teknis dan
konsultansi dimulai dengan pelaksanaan pemetaan/mapping/diagnostic assessment
(untuk selanjutnya akan digunakan istilah pemetaan) dengan harapan memberikan
gambaran kondisi awal penerapan SPIP pada instansi pemerintah, sehingga dapat
diberikan saran terhadap area yang memerlukan perbaikan dalam meningkatkan
derajat kematangan (maturity) SPIP suatu instansi. Oleh karena itu, agar diperoleh
kesamaan langkah dan kualitas pelaksanaan pemetaan SPIP, maka diperlukan
suatu pedoman yang akan memberikan gambaran langkah-langkah pelaksanaan
pemetaan SPIP di suatu instansi pemerintah. Pedoman ini merupakan referensi bagi
tim pemetaan. Dalam pelaksanaan di lapangan tim pemetaan dapat
mengembangkan pedoman ini sesuai dengan kondisi yang dijumpai di suatu
instansi pemerintah.
B. TUJUAN PEDOMAN PEMETAAN
Tujuan pedoman pemetaan penerapan SPIP di instansi pemerintah adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan gambaran umum tentang pelaksanaan pemetaan SPIP
2
2. Memberikan panduan bagi tim pemetaan dalam melakukan persiapan
pelaksanaan pemetaan
3. Memberikan panduan dalam pelaksanaan pemetaan
4. Memberikan panduan dalam melaporkan pemetaan
C. RUANG LINGKUP PEDOMAN
Ruang Lingkup pedoman mencakup kegiatan pemetaan SPIP di lingkungan instansi
pemerintah baik di pemerintah pusat maupun di pemerintah daerah.
D. SISTEMATIKA PEDOMAN
Bab 1 PENDAHULUAN,
Bab ini memberikan gambaran tentang latar belakang, tujuan pedoman
dan ruang lingkup pedoman.
Bab 2 Gambaran Umum
Bab ini menggambarkan tentang pengertian dan tujuan pemetaan,
tahapan dan metodologi pemetaan.
Bab III Langkah-langkah Pemetaan
Bab ini menggambarkan tentang langkah persiapan, pelaksanaan dan
pelaporan pemetaan.
Bab IV Penutup
Bab ini memberikan kesimpulan tentang pemetaan dan hal-hal yang
memerlukan perhatian dalam pelaksanaan pemetaan.
3
BAB IIGAMBARAN UMUM PEMETAAN
A. Pengertian dan Tujuan
Pemetaan adalah kegiatan diagnosis yang dilakukan untuk mengetahui kondisi
awal penerapan SPIP pada suatu instansi pemerintah untuk memperoleh
gambaran area-area yang memerlukan perbaikan (area of improvement). SPIP
telah menjadi ketetapan dalam tata urutan perundangan berbentuk Peraturan
Pemerintah, artinya bukan sekedar formalitas saja, karena telah menjadi bagian
dari keinginan pemerintah untuk melengkapi peraturan pelaksana dalam
reformasi sektor keuangan. Sehingga penilaian terhadap kondisi SPIP suatu
instansi pemerintah yang selanjutnya akan menjadi dasar evaluasi, paling tidak
mencakup:
pemahaman atas SPIP,
keberadaan infrastruktur SPIP,
maupun penerapan SPIP pada suatu instansi pemerintah.
Pemahaman SPIP dalam hal ini mencakup: pemahaman SPIP secara
komprehensif dan terintegrasi atas unsur-unsur SPIP dan infrastruktur SPIP
yang terintegrasi.
Keberadaan infrastruktur mencakup antara lain: pedoman, kebijakan dan
prosedur yang terintegrasi dengan unsur-unsur SPIP lainnya, sesuai dengan
proses bisnis dan karakteristik suatu instansi pemerintah terkait dengan
penyelenggaraan SPIP. Keberadaan infrastruktur tersebut harus didukung oleh
implementasi dari infrastruktur SPIP tersebut.
Penerapan SPIP di instansi pemerintah adalah proses yang berjalan dalam
menerapkan SPIP secara bertahap, mulai dari derajat pemahaman (knowing)
sampai pada kematangan penyelenggaraan (performing).
Tujuan pemetaan penerapan SPIP instansi pemerintah adalah sebagai berikut:
Mendapatkan gambaran tingkat pemahaman SPIP di suatu instansi
pemerintah.
4
Mendapatkan gambaran keberadaan infrastruktur SPIP yang terintegrasi
sesuai dengan proses bisnis dan karakteristik instansi pemerintah.
Mendapatkan gambaran kondisi penerapan SPIP instansi pemerintah.
Memberikan saran perbaikan atas kelemahan yang dijumpai dalam
penerapan SPIP di instansi pemerintah.
B. Tahapan
Tahapan pelaksanaan pemetaan merupakan langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh tim pemetaan pada saat melakukan kegiatan pemetaan, yang
terdiri dari:
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap pelaporan
Keseluruhan tahapan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan pemetaan, tim pemetaan perlu melakukan
beberapa langkah persiapan yang mencakup:
a. Penyiapan tim pemetaan dan
b. Pembentukan tim
c. Penetapan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
d. Presentasi awal
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan
berikut:
Pemahaman proses bisnis instansi pemerintah
Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan pemetaan, tim pemetaan perlu melakukan
beberapa langkah persiapan yang mencakup:
Penyiapan tim pemetaan dan entry meeting.
Pembentukan tim yang akan menjadi rekan kerja (counterpart
Kerangka Acuan Kerja (KAK) pemetaan.
Presentasi awal berupa pemaparan KAK.
Pelaksanaan
laksanaan pemetaan dilakukan melalui langkah
Pemahaman proses bisnis instansi pemerintah.
5
Sebelum melakukan kegiatan pemetaan, tim pemetaan perlu melakukan
ounterpart).
melalui langkah-langkah sebagai
6
Penetapan responden.
Pemberian Penjelasan dan Penyebaran Kuesioner
Tabulasi dan analisis jawaban kuesioner.
Validasi hasil kuesioner melalui proses wawancara, observasi dan atau
reviu dokumen.
Analisis lanjutan hasil wawancara, observasi dan atau reviu dokumen.
Konfirmasi kelengkapan dan kelayakan informasi.
Pendalaman Tambahan.
Analisa Menyeluruh
Penyusunan simpulan sementara.
Presentasi akhir ke Pimpinan.
3. Tahap Pelaporan
Dalam tahap pelaporan tim pemetaan melakukan penyusunan laporan hasil
pemetaan dengan menggunakan format sebagaimana terlampir.
C. Metodologi
Metodologi pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan pemetaan
mencakup:
Kuesioner
Wawancara
Reviu dokumen
Observasi
7
BAB IIILANGKAH- LANGKAH PEMETAAN
Sebagaimana diuraikan sebelumnya, tahap pelaksanaan pemetaan sistem
pengendalian intern suatu Instansi Pemerintah meliputi:
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap pelaporan
Langkah-langkah pemetaan secara rinci mengikuti tahapan seperti yang diuraikan di
bawah ini.
A. Tahap Persiapan
1. Pembentukan Tim Pemetaan dan Entry Meeting
Pemetaan dilakukan oleh tim yang para anggotanya memahami SPIP. Tim yang
akan melakukan pemetaan ditetapkan dengan surat tugas yang dikeluarkan oleh
sekurang-kurangnya pejabat eselon 2. Besar kecilnya jumlah tim disesuaikan
dengan ukuran dan kompleksitas instansi yang akan dipetakan.
Di samping tim pemetaan, perlu ditetapkan pula petugas yang akan melakukan
fungsi quality assurance terhadap pelaksanaan pemetaan. Petugas tersebut harus
memiliki pemahaman lebih tentang SPIP dan pemetaan.
Tahapan setelah pembentukan tim pemetaan yang tidak kalah pentingnya adalah
entry meeting. Pada saat ini tim pemetaan harus berhasil menjelaskan kepada
manajemen arti penting SPIP dalam rangka mengawal tujuan yang akan dicapai
instansi pemerintah yang bersangkutan. Oleh karenanya dalam proses entry
meeting ini harus diperhatikan juga dengan siapa kita berhadapan, diupayakan ada
kesesuaian eselonering antara tim pemetaan dengan pejabat instansi pemerintah
yang didiagnosis.
8
2. Penetapan Counterpart
Agar mendapatkan hasil yang optimal dalam pelaksanaan pemetaan, diharapkan
ada peran aktif dari instansi pemerintah yang dipetakan. Untuk itu, setiap instansi
pemerintah perlu didorong untuk membentuk satuan tugas penyelenggaraan SPIP
yang akan menjadi rekan kerja (counterpart) dan pendamping tim pemetaan dalam
pelaksanaan pemetaan. Counterpart dapat terdiri dari beberapa pejabat struktural/
fungsional/ staf yang mewakili unit-unit kerja yang ada di instansi pemerintah
tersebut. Anggotanya harus telah memahami SPIP dan mempunyai motivasi tinggi
dalam melakukan perubahan.
3. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Setelah surat tugas disampaikan dan counterpart dibentuk, tahap persiapan
selanjutnya adalah menyusun kerangka acuan kerja pelaksanaan pemetaan.
Kerangka acuan kerja ini nantinya akan disampaikan kepada pimpinan instansi
pemerintah untuk mendapat persetujuan.
Rancangan kerangka acuan kerja pemetaan paling tidak memuat hal-hal sebagai
berikut:
a. Latar belakang
Bagian ini antara lain menguraikan alasan perlunya pelaksanaan pemetaan.
b. Tujuan dan manfaat pemetaan
c. Ruang lingkup pemetaan.
Ruang lingkup pemetaan meliputi pemetaan pada tingkat entitas dan aktivitas.
d. Metodologi pemetaan
Metodologi yang digunakan sebagaimana diuraikan pada pedoman ini.
e. Tahapan dan jadwal waktu pemetaan.
Bagian ini menguraikan tahapan/langkah kerja yang akan diambil berikut waktu
pelaksanaannya. Lamanya pemetaan disesuaikan dengan besar kecilnya dan
kompleksitas instansi pemerintah yang dipetakan. Perencanaan waktu agar
memperhitungkan hambatan yang mungkin dihadapi.
f. Sistematika pelaporan
Sistematika pelaporan sebagaimana diuraikan pada pedoman ini
9
g. Rencana kebutuhan sumber daya
Bagian ini menguraikan kebutuhan sumber daya, antara lain sumber daya
manusia dan dana. Pada bagian ini diuraikan pula instansi pemerintah yang
akan menanggung pembebanan kebutuhan sumber daya.
h. Susunan tim pemetaan
Susunan tim pemetaan merupakan gabungan yang terdiri dari tim fasilitator
pemetaan dan tim counterpart.
Terhadap rancangan kerangka acuan kerja pemetaan, perlu dilakukan pembahasan
bersama di antara tim fasilitator dan tim counterpart.
4. Pemaparan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Setelah rancangan kerangka acuan kerja pemetaan disepakati di antara tim
pemetaan, selanjutnya rancangan tersebut dipaparkan kepada seluruh jajaran
manajemen dan staf kunci. Jajaran manajemen yang dimaksud disini adalah
pimpinan tertinggi dari suatu organisasi. Dalam hal pemetaan dilakukan oleh pihak
lain di luar instansi pemerintah, maka pimpinan tertinggi dari pihak yang melakukan
pemetaan maupun yang dilakukan pemetaan sangat dihimbau untuk hadir pada
saat pemaparan awal rancangan kegiatan pemetaan di suatu instansi pemerintah.
Pemaparan bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan atas rancangan kerangka
acuan kerja dan memperoleh persamaan persepsi antara tim pemetaan dengan
jajaran manajemen serta staf instansi tentang pelaksanaan pemetaan, sehingga
tujuan pemetaan dapat tercapai dengan optimal. Jika diperlukan, kerangka acuan
kerja dapat diubah sesuai dengan hasil pemaparan.
B. Tahap Pelaksanaan Pemetaan
1. Pemahaman terhadap Instansi Pemerintah
Langkah pertama dalam tahap pelaksanaan pemetaan adalah memperoleh
pemahaman yang memadai tentang profil instansi pemerintah yang dipetakan.
Pemahaman ini akan membantu tim pemetaan mempercepat pemahaman
terhadap kondisi SPIP yang dipetakan. Informasi yang dibutuhkan untuk
10
memperoleh pemahaman tentang instansi pemerintah tersebut antara lain
meliputi:
a. Tugas pokok dan fungsi instansi pemerintah
b. Struktur organisasi yang ada
c. Tujuan instansi pemerintah
Tujuan instansi pemerintah dapat tercermin dari visi yang tertuang dalam
rencana stratejik. Pemahaman terhadap tujuan instansi sangat dibutuhkan
mengingat SPIP yang efektif adalah SPIP yang dapat dihubungkan dengan
keberhasilan pencapaian tujuan instansi.
d. Kegiatan utama instansi pemerintah
e. Permasalahan yang dihadapi instansi pemerintah
f. Proses bisnis instansi pemerintah
Tim pemetaan harus memperoleh gambaran yang memadai tentang proses
bisnis instansi pemerintah dan keterkaitan antar unit kerja dalam pelaksanaan
proses bisnis tersebut. Gambaran proses bisnis dituangkan ke dalam bagan alur.
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh tim pemetaan dalam kegiatan ini
adalah:
Memperoleh data dan informasi terkait proses bisnis instansi pemerintah
Menentukan titik kritis pada proses bisnis berdasarkan informasi
permasalahan yang pernah terjadi sebelumnya dan atau analisis atas proses
bisnis dimaksud.
Menentukan beberapa kegiatan utama dalam proses bisnis instansi
pemerintah berdasarkan tingkat risiko.
Seluruh informasi yang dibutuhkan yang diperoleh pada tahapan ini harus
dituangkan ke dalam kertas kerja pemetaan.
2. Penetapan Responden
Setelah memperoleh gambaran umum mengenai instasi pemerintah yang akan
dipetakan, langkah selanjutnya adalah menetapkan responden yang akan
menjadi sumber untuk penggalian informasi tentang kondisi SPIP di instansi
11
pemerintah tersebut. Pemilihan responden didasarkan pada kriteria sebagai
berikut:
a. Responden untuk pemetaan di kementerian/ lembaga:
1) Manajemen puncak, terdiri dari:
Pimpinan tertinggi instansi terkait.
Seluruh pejabat eselon I apabila jumlahnya tidak lebih dari 30
orang. Apabila jumlah pejabat eselon I lebih dari 30 orang,
pemilihan responden dapat dilakukan dengan cara sampel dengan
jumlah minimal 30 orang.
Seluruh pejabat eselon II apabila jumlahnya tidak lebih dari 30
orang. Apabila jumlah pejabat eselon II lebih dari 30 orang,
pemilihan responden dapat dilakukan dengan cara sampel dengan
jumlah minimal 30 orang.
2) Manajemen lini dan staf, terdiri dari:
Seluruh pejabat eselon III pada masing-masing unit eselon II.
Seluruh pejabat eselon IV pada masing-masing unit eselon II
apabila jumlahnya tidak lebih dari 30 orang. Apabila jumlah pejabat
eselon IV tersebut lebih dari 30 orang, pemilihan responden dapat
dilakukan dengan cara sampel dengan jumlah minimal 30 orang
dan dengan memperhatikan keterwakilan.
Staf dengan jumlah sampel minimal 30 orang pada masing-masing
unit eselon II dan dengan memperhatikan keterwakilan setiap
kelompok. Apabila jumlah staf yang ada kurang dari 30 orang,
maka respondennya adalah seluruh staf yang ada.
3) Inspektorat Jenderal:
Responden adalah unit yang bertanggungjawab melakukan pengawasan
atas instansi pemerintah yang dipetakan.
b. Responden untuk pemetaan di pemerintah daerah:
1) Manajemen puncak, terdiri dari:
Pimpinan tertinggi instansi terkait.
12
Seluruh pejabat eselon II apabila jumlahnya tidak lebih dari 30
orang. Apabila jumlah pejabat eselon II lebih dari 30 orang,
pemilihan responden dapat dilakukan dengan cara sampel dengan
jumlah minimal 30 orang.
2) Manajemen lini dan staf, terdiri dari:
Seluruh pejabat eselon III pada masing-masing unit eselon II.
Seluruh pejabat eselon IV pada masing-masing unit eselon II
apabila jumlahnya tidak lebih dari 30 orang. Apabila jumlah pejabat
eselon IV tersebut lebih dari 30 orang, pemilihan responden dapat
dilakukan dengan cara sampel dengan jumlah minimal 30 orang
dan dengan memperhatikan keterwakilan.
Staf dengan jumlah sampel minimal 30 orang pada masing-masing
unit eselon II dan dengan memperhatikan keterwakilan setiap
kelompok. Apabila jumlah staf yang ada kurang dari 30 orang,
maka respondennya adalah seluruh staf yang ada.
3) Inspektorat:
Responden adalah unit yang bertanggungjawab melakukan pengawasan
atas instansi pemerintah yang dipetakan.
Apa yang dimaksud dengan keterwakilan, adalah terwakilinya masing-masing
kelompok jumlah sampel dalam memenuhi syarat untuk mengambil kesimpulan
populasi. Apabila jumlah staf yang ada kurang dari 30 orang, maka
respondennya adalah seluruh staf yang ada. Untuk sampel yang diambil dari
eselon III dan staf adalah sampel dari eselon II yang juga telah menjadi
responden.
Untuk kegiatan pemetaan yang dilakukan pada instansi pemerintah dengan
tingkatan eselon yang lebih rendah dari yang diuraikan di atas, pemilihan
responden dilakukan dengan cara yang sama.
3. Pemberian Penjelasan dan Penyebaran Kuesioner
Setelah responden ditentukan, tahap berikutnya adalah memberikan penjelasan
secara memadai tentang hal-hal penting terkait pemetaan yang akan
13
dilaksanakan. Penjelasan yang harus diberikan juga meliputi penjelasan atas
kuesioner yang akan dibagikan dan diisi oleh responden. Maksud dari pemberian
penjelasan adalah untuk menghindarkan responden dari ketidakpahaman akan
tujuan pemetaan dan ketidakpahaman dalam mengisi kuesioner. Pemberian
penjelasan kepada responden dapat dilakukan secara bersamaan pada suatu
tempat dan pada waktu yang sama atau dengan cara mendatangi mereka satu
persatu. Cara yang akan ditempuh dalam memberikan penjelasan disesuaikan
dengan kondisi yang dihadapi tim pemetaan.
Setelah tim pemetaan memberikan penjelasan, kuesioner disampaikan kepada
responden untuk diisi. Pengisian dan pengembalian kuesioner yang telah terisi
diupayakan sesegera mungkin.
Setiap kelompok responden mendapat jenis kuesioner tersendiri. Sehingga
terdapat 3 (tiga) jenis kuesioner untuk 3 (tiga) kelompok responden. Kuesioner
untuk eselon I dan II sebagaimana terdapat dalam lampiran 1. Kuesioner untuk
eselon III dan staf sebagaimana terdapat dalam lampiran 2. Kuesioner untuk
inspektorat sebagaimana terdapat dalam lampiran 3. Kuesioner dan tata cara
pengisian serta penggunaan kuesioner, merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pedoman ini.
4. Tabulasi dan Analisis Jawaban Kuesioner
Jawaban atas kuesioner yang telah dikumpulkan, ditabulasi, kemudian dianalisis.
Analisis dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
Memetakan tingkat pemahaman responden (Pimpinan/Eselon I dan II;
Eselon III/Staff; Internal Auditor) terhadap konsep SPIP dan tingkat
penerapan SPIP pada unit kerja responden.
Data yang digunakan adalah hasil tabulasi terhadap pertanyaan persepsi
pemetaan yang telah ditabulasi
Pemetaan kuesioner persepsi pemetaan SPIP dilakukan dalam 4 tingkatan
(level), yakni:
Tingkat 1 : Menggambarkan bahwa responden belum memahami atau
belum menerapkan SPIP di lingkungan unit organisasi.
14
Tingkat 2 : Menggambarkan bahwa responden baru mulai memahami atau
baru mulai menerapkan SPIP di unit kerjanya.
Tingkat 3 : Menggambarkan bahwa pemahaman atau penerapan SPIP di
lingkungan unit organisasi, sudah memadai.
Tingkat 4 : Menggambarkan bahwa pemahaman atau penerapan SPIP di
lingkungan unit organisasi, sudah sangat baik.
Bentuk peta dimaksud di atas adalah sebagai berikut:
Pem
aham
an
Tingkat 4
Tingkat 3
Tingkat 2
Tingkat1 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4
Penerapan
Langkah yang dilakukan untuk menghasilkan peta tersebut di atas
terdapat dalam lampiran 4.
5. Validasi hasil kuesioner melalui proses wawancara, observasi dan atau
reviu dokumen
Validasi dilakukan berdasarkan hasil analisis jawaban atas pertanyaan persepsi
dan identifikasi kelemahannya (red flag).
Alat validasi yang digunakan adalah :
- Kuesioner Eselon III dan Staff
- Parameter validasi (87 parameter) lihat lampiran 5
Validasi dilakukan terhadap kelengkapan informasi dan keberadaan infrastruktur,
dilakukan dengan langkah berikut:
Bandingkan jawaban mayoritas responden dengan parameter terkait yang
ada dalam Formulir Parameter Validasi (87 parameter).
15
Berikan tanda informasi mana saja dalam parameter validasi yang belum
dapat diperoleh dari jawaban responden.
Informasi yang belum diperoleh akan digali melalui langkah berikutnya.
Hubungan antara kuesioner dengan parameter validasi dapat dilihat
dengan memperhatikan tanda asterix (*) pada parameter validasi.
Menggali informasi hasil validasi merupakan kegiatan pengambilan data
tambahan setelah dilakukannya validasi antara kuesioner persepsi pemetaan
dengan parameter pemetaan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara, antara lain:
Wawancara
Observasi
Reviu dokumen
Penggunaan alat untuk menggali informasi hasil validasi sepenuhnya bergantung
pada tim.
Penggalian informasi dilakukan sebagai berikut:
a. Menggali informasi lebih lanjut atas indikasi kelemahan. Hal ini dilakukan
dengan langkah sebagai berikut:
Pilih responden yang akan diwawancara berdasarkan jawaban yang berbeda.
Kecukupan jumlah responden ditentukan oleh tim.
Gali lebih lanjut informasi penyebab kelemahan dan masukan responden.
Bila perlu, lakukan observasi lapangan dan reviu dokumen.
b. Menggali informasi lebih lanjut atas kelengkapan informasi dan keberadaan
infrastruktur, dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
Pilih responden yang akan diwawancara berdasarkan kelompok
responden (Eselon I, II, III, dan staff).
Lakukan wawancara untuk mengidentifikasi keberadaan infrastruktur
berdasarkan parameter validasi yang informasinya belum terpenuhi.
Bila informasi dari jawaban responden atas kuesioner belum memadai,
lakukan observasi atau penelitian dokumen sesuai kebutuhan.
16
6. Analisis Lanjutan hasil wawancara, observasi dan atau reviu dokumen
Analisis lanjutan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh tim pemetaan
berdasarkan informasi tambahan yang diperoleh dari informasi setelah dilakukan
validasi kuesioner pemetaan dengan parameter pemetaan.
Analisis lanjutan ini diharapkan akan menghasilkan informasi tentang simpulan
kondisi SPIP pada instansi yang dipetakan untuk masing-masing unsur dengan
rincian sebagai berikut:
Keberadaan kondisi lingkungan pengendalian untuk menunjang
pencapaian tujuan organisasi
Proses penilaian risiko yang telah dilakukan oleh instansi tersebut
Kegiatan pengendalian yang ada – menginventasir apa saja kegiatan
pengendalian yang dimiliki dan upaya yang telah dilakukan (dalam hal ini
mengaitkannya dengan penilaian risiko)
informasi dan komunikasi dalam menunjang pelaksanaan tugas dan
fungsi serta SPIP
efektivitas pemantauan sistem pengendalian intern yang ada
(eksisting)
Pada analisis lanjutan ini diharapkan diharapkan dapat mengambil simpulan
terkait dengan:
a. Area of improvement (AOI) dari tiap parameter SPIP
Simpulan dari tiap parameter akan menghasilkan informasi terkait AOI, baik
yang terkait dengan keberadaan infrastruktur maupun efektivitas
penerapannya.
Berikut ini diberikan contoh penyusunan simpulan AOI tiap parameter, dari
hasil pengumpulan data di bawah ini.
17
Parameter Validasi Instansi telah melaksanakan kebijakan dan prosedur
pembinaan SDM, sejak rekrutmen sampai dengan
pemberhentian pegawai, yang mengutamakan
kompetensi, etika dan integritas, serta mendorong
tercapainya kinerja.
Jenis Dokumen - Dokumen formasi berbasis kompetensi/jabatan,- SOP Penerimaan Pegawai / rekrutmen- Uraian Jabatan- SOP pengelolaan pegawai (promosi, mutasi,
remunerasi, dll)- Panduan, penilaian, dan pelatihan- SK pemberhentian
Hasil Reviu
Dokumen
Telah ada SK Menteri/Kepala LPNK dan Pedoman
dimaksud
Hasil Wawancara Tiga dari lima responden menyatakan tidak
mengetahui adanya penilaian kinerja individu dan
merasa bahwa mutasi/promosi tidak berdasarkan
kinerja
Pengujian lanjutan dengan meminta dokumen, secara sampling, terkait dengan
SK mutasi dan remunerasi dikaitkan dengan hasil penilaian kinerja pegawai.
Simpulan atas hasil pengumpulan data tersebut adalah bahwa dari sisi
keberadaan infrastruktur telah terdapat peraturan dan prosedur baku mengenai:
promosi, remunerasi dan pemindahan yang dikaitkan dengan penilaian kinerja.
Namun demikian, dari sisi penerapannya masih kurang efektif sebagaimana
terlihat belum seluruh promosi dan remunerasi dikaitkan dengan kinerja.
Terhadap hal ini akan disarankan rekomendasi untuk menginternalisasikan
kebijakan promosi dan remunerasi.
b. Simpulan penerapan SPIP per unsur
Dengan memperhatikan keterkaitan antar sub unsur dalam satu unsur yang
sama (sebagaimana tertuang pada kolom parameter terkait dalam lampiran 5),
assessor dapat menyusun simpulan penerapan suatu unsur tertentu.
18
Contoh penyusunan simpulan penerapan unsur lingkungan pengendalian.
Dari hasil pengumpulan data terkait keberadaan dan implementasi kebijakan dan
prosedur terkait unsur pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang
tepat, disimpulkan bahwa meski sudah ada infrastruktur namun
impelementasinya masih belum efektif.
Simpulan tersebut harus dikaitkan dengan hasil pengumpulan data terkait
dengan penerapan pada sub unsur lain yang terkait, seperti:
1) Sub unsur struktur organisasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan,
sehingga pembatasan akses yang akan dilakukan telah memperhatikan
struktur organisasi secara tepat
2) Sub unsur komitmen pada kompetensi, agar delegasi wewenang dan
tanggung jawab yang diberikan kepada pegawai telah memperhatikan
kompetensi pegawai yang ditunjuk
3) Sub unsur penegakan integritas dan nilai etika, agar tidak ada
penyalahgunaan wewenang oleh petugas yang memiliki akses
Jika hasil pengumpulan data terkait ketiga sub unsur lainnya menunjukkan
kondisi-kondisi sebagai berikut:
telah ada struktur organisasi untuk mengelola organisasi
hasil pengumpulan data terkait komitmen pada kompetensi menunjukkan
bahwa belum ada uraian jabatan dan standar kompetensi yang diperlukan
untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawab tersebut.
aturan perilaku juga tidak ditegakkan dengan banyaknya pejabat yang
melalaikan tanggung jawabnya tanpa dikenakan sanksi.
Tim assessor dapat menyimpulkan bahwa, secara keseluruhan, penerapan
unsur lingkungan pengendalian belum memadai.
7. Konfirmasi kelengkapan dan kelayakan Informasi
Setelah dilakukan analisis lanjutan atas hasil kuesioner, wawancara dan reviu
dokumen, maka langkah berikutnya adalah melakukan konfirmasi kelengkapan
dan kelayakan informasi. Tujuan langkah ini adalah memberikan keyakinan
19
kepada tim pemetaan bahwa masing-masing butir/hal penting yang ditanyakan
dalam kuesioner telah memadai dari sisi kelengkapan dan kelayakan informasi
sebagai bahan dasar fasilitator dalam melakukan analisis secara menyeluruh.
Pada tahap ini, tim pemetaan memastikan kelengkapan dan kelayakan
informasi dengan bentuk pertanyaan YA dan TIDAK, sebagai filter untuk
penentuan langkah yang harus dilakukan selanjutnya.
Apabila jawaban atas pertanyaan tersebut adalah YA, yang berarti informasi
sudah lengkap dan layak untuk ditarik simpulan khusus atas butir/hal penting
yang termuat dalam kuesioner, maka langkah berikutnya adalah analisis
secara menyeluruh atas seluruh kuesioner.
Informasi yang dianggap lengkap dan layak untuk dibuat simpulan secara
keseluruhan, memenuhi beberapa kriteria antara lain sebagai berikut:
a) Efektivitas SPI – tercapainya 4 tujuan SPIP yaitu
1) Tercapainya organisasi secara efisien dan efektif
2) Keandalan pelaporan keuangan organisasi
3) Organisasi yang dapat mengamankan aset negara
4) Ketaatan organisasi terhadap peraturan perundang-undangan
b) Profil risiko
Informasi yang lengkap dan layak untuk disimpulkan apabila organisasi
memiliki profil atau peta risiko yang pada intinya menggambarkan risiko-
risiko yang dihadapi organisasi baik risiko tinggi, sedang maupun rendah.
c) Kecukupan kegiatan pengendalian untuk meminimalkan risiko pencapaian
tujuan
Kegiatan pengendalian organisasi mampu mencerminkan kegiatan yang
crucial untuk mengantisipasi sekaligus mengelola risiko yang dihadapi
organisasi.
d) Informasi dan komunikasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan
20
Tim pemetaan meyakini informasi yang lengkap apabila menggambarkan
efektivitas informasi dan komunikasi dalam proses pengambilan keputusan.
e) Pemantauan atas berjalannya SPIP
Informasi yang dinyatakan lengkap dan layak apabila tergambar efektivitas
proses pemantauan atas berjalannya SPIP dalam suatu organisasi.
Apabila jawaban atas pertanyaan mengenai kelengkapan dan kelayakan
informasi adalah TIDAK, maka guna memperoleh keyakinan yang memadai,
tim pemetaan melakukan langkah pendalaman tambahan. Pada intinya,
pendalaman tambahan dilakukan oleh tim pemetaan untuk memperoleh
keyakinan yang memadai bahwa informasi telah lengkap dan layak untuk
diambil kesimpulan atas kondisi penerapan SPIP organisasi secara
menyeluruh.
8. Pendalaman Tambahan
Pada saat dilakukan langkah konfirmasi kelengkapan dan kelayakan informasi,
jika tim pemetaan belum mendapatkan keyakinan yang memadai, maka
langkah pemetaan berikutnya adalah melakukan Pendalaman Tambahan.
Berikut ini adalah petunjuk bagi tim pemetaan dalam melakukan Pendalaman
Tambahan.
Pendalaman tambahan untuk memperoleh informasi tersebut dapat diperoleh
melalui wawancara atau reviu dokumen. Penggunaan metode pengumpulan
data tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a) Wawancara
(1) Contoh pertanyaan yang dapat diajukan adalah:
Bagaimana pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam
Penetapan Kinerja atau Rencana Kerja Tahunan (terkait dengan
efisiensi dan efektivitas operasi)?
21
Bagaimana kondisi pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah,
khususnya terkait dengan pengamanan aset? Apakah banyak
terjadi kehilangan/pencurian atau ketidakjelasan status?
Apa opini BPK atas Laporan Keuangan? Apa penyebabnya?
Seberapa banyak temuan auditor terkait dengan kepatuhan atas
peraturan perundang-undangan? Apa penyebabnya?
Apakah instansi anda memiliki profil atau peta risiko?
Apa saja kegiatan pengendalian yang telah dilakukan oleh
organisasi? Di tingkat entitas dan kegiatan?
Bagaimana tingkat kecukupan kegiatan pengendalian yang ada
untuk meminimalkan risiko tersebut di atas?
Bagaimana tingkat ketersediaan informasi internal dan eksternal
dalam pengambilan keputusan untuk melaksanakan tugas dan
fungsi?
Bagaimana efektivitas komunikasi top-down, bottom up, dan
lintas bagian di internal organisasi?
Bagaimana peran komunikasi eksternal dalam menunjang
pelaksanaan tugas dan fungsi serta pencapaian tujuan
organisasi?
Bagaimana efektivitas pelaksanaan pemantauan berkelanjutan?
Apa peran dari internal auditor/APIP?
Bagaimana prosentase pelaksanaan tindak lanjut atas
rekomendasi hasil audit atau evaluasi?
(2) Wawancara dilakukan terhadap beberapa pejabat kunci yang
paling mengetahui kondisi SPIP di organisasinya.
(3) Pewawancara mengajukan pertanyaan sesuai dengan yang tertulis
dalam lembar pertanyaan kemudian mencatat jawaban responden
22
secara singkat dan lengkap atau pewawancara dapat merekam
jawaban responden tersebut.
(4) Pada akhir wawancara, responden dipersilahkan membaca resume
jawaban dan apabila ada ketidaktepatan kalimat atau istilah dapat
segera diperbaiki, sedangkan bila pewawancara melakukan
perekaman, maka hasil rekaman tersebut segera
ditranskrip/dibuatkan resumenya untuk dimintakan klarifikasinya.
(5) Selanjutnya pada dokumen wawancara ditutup dengan tanda
tangan responden sebagai tanda persetujuan atas isi atau kalimat
jawaban.
b) Reviu dokumen
Jika hasil wawancara belum memberikan keyakinan yang memadai bagi tim
pemetaan atas simpulan menyeluruh tentang kondisi SPIP, maka tim dapat
meminta dan melakukan reviu atas dokumen terkait dengan pertanyaan-
pertanyaan tersebut di atas.
Hasil pendalaman tambahan digunakan untuk bahan analisis secara
menyeluruh di langkah selanjutnya.
9. Analisis Secara Menyeluruh
Setelah langkah pendalaman tambahan, tim pemetaan melakukan analisis
secara menyeluruh yang membuat suatu benang merah yaitu keterkaitan antar
sub unsur dalam satu unsur yang sama, maupun keterkaitan antara unsur
SPIP yang satu dengan unsur lainnya. Langkah ini membantu tim pemetaan
dalam menyusun simpulan penerapan tentang keterkaitan dan keintegrasian
penerapan SPIP dalam organisasi tersebut.
Berikut ini adalah contoh penyusunan simpulan keintegrasian penerapan SPIP:
Diasumsikan bila pada suatu instansi pemerintah, telah dilakukan identifikasi
dan analisis risiko dengan memadai dan diketahui terdapat risiko kehilangan
server computer dan database yang ada di dalamnya, yang berpotensi
menghambat pencapaian tujuan instansi pemerintah. Berdasarkan hasil
23
penilaian risiko, diketahui bahwa risiko tersebut menduduki ranking tinggi untuk
mendapatkan prioritas penanganan.
Untuk meminimalkan risiko kehilangan sumber daya tersebut, instansi
pemerintah dapat menerapkan kegiatan pengendalian berupa pembatasan
akses atas sumber daya. Berdasarkan hasil pengumpulan data terkait
keberadaan dan implementasi kebijakan dan prosedur terkait pembatasan
akses atas sumber daya, dapat disimpulkan bahwa meskipun organisasi
sudah memiliki infrastruktur, namun impelementasinya masih belum efektif.
Simpulan tersebut harus didukung dengan hasil pengumpulan data terkait
dengan penerapan pada unsur lain yang terkait, seperti:
a) Unsur lingkungan pengendalian terkait struktur organisasi yang tepat sesuai
dengan kebutuhan, sehingga pembatasan akses yang akan dilakukan telah
memperhatikan struktur organisasi secara tepat.
b) Unsur lingkungan pengendalian terkait pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab yang tepat, agar pembatasan akses dapat dilakukan
secara berjenjang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab.
c) Unsur lingkungan pengendalian terkait komitmen pada kompetensi, agar
delegasi wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada pegawai
telah memperhatikan kompetensi pegawai yang ditunjuk.
d) Unsur lingkungan pengendalian terkait penegakan integritas dan nilai etika,
agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang oleh petugas yang memiliki
akses.
e) Unsur kegiatan pengendalian terkait dengan akuntabilitas sumber daya dan
pencatatannya, pembatasan sumber daya perlu dinilai pertanggungjawaban
dan akuntabilitasnya.
f) Unsur Informasi dan komunikasi terkait dengan komunikasi internal, untuk
mengkomunikasikan informasi atas efektivitas pembatasan akses.
g) Unsur pemantauan terkait dengan pemantauan berkelanjutan, untuk
memastikan bahwa pimpinan atau atasan telah memberikan pengarahan
agar pembatasan akses dapat berjalan dengan efektif.
24
Jika hasil pengumpulan dan analisis data terhadap implementasi dari ketujuh
hal tersebut, menunjukkan adanya kelemahan maka, tim assessor dapat
menyimpulkan bahwa :
a) belum terjadi keintegrasian sistem pengendalian intern dalam instansi
pemerintah tersebut, jika kelemahan terkait dengan ketiadaan infrastruktur
(kebijakan dan prosedur), atau
b) sistem pengendalian intern telah terintegrasi namun penerapannya belum
memadai
Berdasarkan simpulan-simpulan tersebut di atas, selanjutnya disusun
rekomendasi yang tepat dan dapat ditindaklanjuti oleh instansi pemerintah
tersebut. Rekomendasi untuk membangun infrastruktur disarankan atas
simpulan point a dan rekomendasi untuk menginternalisasi kebijakan dan
prosedur yang masih lemah atas simpulan point b.
Hal tersebut adalah contoh, namun pada hakekatnya tim pemetaan di dalam
melakukan langkah analisis secara menyeluruh ini harus menemukan benang
merah yang mengaitkan antara unsur SPIP satu dengan unsur SPIP lainnya.
Sebagai gambaran misalnya kelemahan beberapa sub unsur dalam unsur
lingkungan pengendalian (penegakan integritas dan nilai etika, komitmen
terhadap kompetensi, dan kepemimpinan yang kondusif) dapat mempengaruhi
peta risiko dalam pencapaian tujuan organisasi. Berdasarkan kondisi
lingkungan pengendalian dan peta risiko tersebut, derajat/kedalaman kegiatan
pengendalian harus dilihat bagaimana tingkat kesesuaiannya dengan kondisi
lingkungan pengendalian dan peta risiko organisasi tersebut.
Dalam melakukan analisis secara menyeluruh, terkait unsur informasi dan
komunikasi, tim pemetaan harus dapat melihat efektivitas penerapan informasi
dan komunikasi dalam proses pengambilan keputusan secara umum maupun
terkait efektivitas pencapaian tujuan. Pertanyaan yang mengarahkan seperti
apakah selama ini sering terdapat permasalahan informasi dan komunikasi
akan membantu tim pemetaan dalam menangkap sinyalemen tidak lancarnya
informasi dan komunikasi dalam organisasi.
25
Terkait unsur pemantauan, tim pemetaan mengaitkan unsur pemantauan ini
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Gambaran kondisi/potret 4 unsur SPIP
lainnya akan berpengaruh terhadap efektivitas pemantauan, juga merupakan
bagian dari benang merah/keterkaitan yang perlu dilihat oleh tim pemetaan.
Jadi analisis secara menyeluruh berupaya memberikan gambaran penerapan
SPIP tidak hanya per unsur, namun memberikan gambaran penerapan SPIP
dalam organisasi tersebut secara keseluruhan.
10. Simpulan Sementara
Setelah dilakukan analisis secara menyeluruh, maka tim pemetaan membuat
simpulan sementara yang terdiri dari 2 bagian pokok sebagai berikut:
a) Simpulan kondisi SPIP organisasi per unsur
Simpulan kondisi organisasi menurut masing-masing unsur SPIP (5 unsur)
disampaikan sesuai hasil analisis lanjutan, yang sudah dilakukan di langkah
sebelumnya (langkah ke-6 huruf b)
b) Simpulan kondisi SPIP organisasi secara menyeluruh.
Simpulan kondisi organisasi secara menyeluruh disampaikan sesuai hasil
analisis secara menyeluruh, yang sudah dilakukan di langkah sebelumnya
(langkah ke-9).
Muatan atau content yang disajikan dalam simpulan sementara adalah bahan
dasar untuk laporan hasil pemetaan penerapan SPIP dengan perbaikan dan
penyempurnaan setelah dipresentasikan kepada pimpinan organisasi.
11. Presentasi Akhir ke Pimpinan
Setelah dilakukan penyusunan simpulan sementara, maka selanjutnya tim
pemetaan melakukan presentasi akhir ke pimpinan instansi
(Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah). Beberapa panduan bagi tim
pemetaan dalam melakukan presentasi akhir adalah sebagai berikut:
a) Presentasi akhir ini merupakan validasi akhir atas simpulan sementara hasil
pemetaan yang sudah dilakukan.
26
b) Tim pemetaan harus memastikan simpulan sementara sudah selesai untuk
dibagikan kepada pimpinan instansi
c) Menyusun bahan pemaparan dengan isi antara lain:
1) Simpulan sementara
2) Saran
3) Kendala dan keterbatasan pemetaan (jika ada)
4) Hal terkait lainnya (jika ada)
d) Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Mengadakan perjanjian terlebih dahulu dengan pimpinan instansi,
mengingat kesibukan pimpinan.
2) Memberikan pemaparan sesuai dengan teknis pemaparan yang baik
3) Memberikan kesempatan kepada pihak yang dilakukan pemetaan
untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut tentang hasil pemetaan
yang telah dilakukan.
C. Penyusunan Laporan
Setelah semua tahap pemetaan dilakukan, maka bagian akhir adalah menyusun
Laporan Hasil Pemetaan berdasarkan hasil simpulan sementara yang diperkaya dan
diperbaiki berdasarkan hasil presentasi akhir yang sudah dilakukan kepada
pimpinan instansi. Hal ini merupakan wujud pertanggungjawaban atas telah
selesainya pelaksanaan tugas. Laporan pada dasarnya dapat berbentuk pendek
(bentuk surat) atau panjang (bentuk BAB). Bentuk pilihan laporan disesuaikan
dengan kebutuhan informasi yang akan disampaikan.
Pilihan bentuk laporan tidak mengurangi substansi minimal yang harus dirmuat
dalam laporan yaitu menggambarkan secara ringkas, jelas dan lengkap mengenai
kegiatan yang telah dilakukan, kesimpulan dan saran yang perlu disampaikan.
Format dan isi laporan yang diuraikan di bawah ini terutama adalah untuk laporan
yang disusun dalam bentuk BAB. Bab ini memberikan petunjuk penyusunan
laporan sebagai acuan bagi tim pemetaan, sehingga laporan dapat memberikan
informasi yang memadai kepada pembaca dengan tepat waktu dan tepat sasaran.
27
Selain itu, pedoman dimaksudkan untuk keseragaman bentuk laporan guna
menjaga konsistensi dan keterbandingan antar laporan.
1. Format laporan
Format laporan yang menjadi pedoman penyusunan laporan disajikan secara
terpisah dalam lampiran 6 pedoman pemetaan ini. Pada dasarnya laporan hasil
pemetaan memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Kondisi Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada
tingkat entitas yang diuraikan berdasarkan unsur-unsur SPIP, yang isinya
sebagai berikut
1) Lingkungan Pengendalian
Tim Pemetaan memberikan gambaran/potret kondisi SPIP terkait unsur
lingkungan pengendalian yang pada intinya memuat kondisi/atmosfir
organisasi dikaitkan secara kontekstual kepada pencapaian tujuan
organisasi antara lain:
Kecocokan struktur organisasi dengan tujuan organisasi
Kecocokan gaya kepemimpinan organisasi dengan tujuan organisasi
Komitmen pimpinan organisasi terhadap kompetensi
2) Penilaian Risiko
Tim Pemetaan memberikan gambaran kondisi organisasi terkait unsur
penilaian risiko yang intinya adalah bagaimana kepedulian organisasi
terhadap risiko yang dihadapi, yang memuat pokok-pokok sebagai berikut:
Identifikasi risiko dikaitkan dengan pencapaian tujuan organisasi
Kondisi organisasi dalam melakukan analisis risiko
3) Kegiatan Pengendalian
Tim Pemetaan memberikan gambaran kondisi organisasi terkait unsur
kegiatan pengendalian. terdiri dari 11 sub unsur. Penilaian berdasarkan
potret ke-11 unsur kegiatan pengendalian, walaupun belum dikaitkan
28
dengan risiko pencapaian tujuan (akan diuraikan di poin b, simpulan
kondisi SPIP organisasi secara keseluruhan.
4) Informasi dan komunikasi
Tim Pemetaan memberikan gambaran kondisi organisasi terkait unsur
informasi dan komunikasi yang intinya adalah bagaimana efektivitas
informasi dan komunikasi dalam organisasi dalam mendukung proses
pengambilan keputusan dan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
organisasi.
5) Pemantauan
Tim Pemetaan memberikan gambaran kondisi organisasi terkait unsur
pemantauan. Gambaran tersebut berisikan efektivitas proses pemantauan
dalam organisasi dalam baik dari aspek pemantauan berkelanjutan atau
ongoing monitoring maupun aspek evaluasi secara terpisah atau separate
evaluation.
b. Simpulan Kondisi SPIP instansi/organisasi secara keseluruhan
Tim Pemetaan membuat simpulan kondisi SPIP organisasi secara
keseluruhan dengan membuat keterkaitan/hubungan antara unsur satu
dengan unsur lainnya.
2. Distribusi laporan
Agar Laporan Hasil Pemetaan Penerapan SPIP mempunyai manfaat, distribusi
Laporan Hasil Pemetaan Penerapan SPIP harus disampaikan secara tepat
alamat dan tepat waktu. Oleh karena itu, laporan harus disusun segera setelah
kegiatan pemetaan selesai dilaksanakan dan disampaikan kepada pihak yang
berkepentingan. Selain itu, laporan akan memberikan masukan yang tepat dalam
pengambilan keputusan apabila laporan disampaikan kepada pihak-pihak yang
terkait secara tepat waktu. Oleh karena itu, Laporan Hasil Pemetaan Penerapan
SPIP yang disusun oleh BPKP sebaiknya didistribusikan, antara lain kepada:
a. Pimpinan Instansi Pemerintah (Kementrian/Lembaga/Pemda)
29
b. Bila pemetaan dilakukan pada Intansi setingkat satker, laporan
ditembuskan kepada Menteri/ kepala/ Ketua/ Gubernur atau Pimpinan
lainnya sebagai atasan langsung pimpinan satker.
30
BAB IVPENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan pemetaan merupakan kegiatan untuk memotret kondisi awal
penerapan SPIP di suatu instansi pemerintah dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran area-area yang memerlukan perbaikan. Dalam
melalukan pemotretan kondisi penerapan SPIP ini harus disesuaikan dengan
proses bisnis dan karakteristik suatu instansi pemerintah. Oleh karena itu,
hasil pemetaan SPIP akan memberikan gambaran kerangka pengembangan
SPIP di suatu instansi pemerintah yang belum tentu sama dengan instansi
pemerintah lainnya.
Dalam pelaksanaan pemetaan perlu dilakukan penyamaan langkah setiap
tim pemetaan untuk menjaga kualitas pelaksanaan dan hasil pemetaan.
Terdapat tiga tahapan yang harus diikuti oleh tim pemetaan yaitu tahap
persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Selanjutnya hasil pemetaan yang
memberikan gambaran area-area yang memerlukan perbaikan dalam
penerapan SPIP tersebut akan digunakan untuk pelaksanaan bimbingan
teknis. Yang patut diingat adalah penerapan SPIP bukan sekedar formalitas
saja yang hanya memperhatikan keberadaan infrastruktur, namun lebih ke
implementasi SPIP tersebut.
B. Lain-lain
Penetapan unit kerja yang akan dilakukan pemetaan SPIP yaitu satu
entitas dan satu tingkatan kegiatan.
Setiap tim pemetaan harus mengikuti secara seksama setiap langkah
dalam tahapan pemetaan.
Keterlibatan tim counterpart akan membantu tim pemetaan dalam pelaksanaan
pemetaan.
1
KUESIONER ESELON I & IIDALAM RANGKA SURVEI PEMAHAMAN DAN PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Kuesioner ini disusun untuk menilai pemahaman TOP Manajemen terhadap penerapanSistem Pengendalian Intern.
1. Jawab dengan memberikan tanda"√" di “O” pada tempat jawaban yang disediakan2. jika daftar isisan merupakan titik – titik maka isilah titik tersebut sesuai dengan
kondisi Bapak/Ibu3. Jawaban atas pertanyaan terdiri dari:
Pemahaman : Mencakup kondisi ideal dan dipahami secara teoritis olehresponden mengenai topik yang ditanyakan
Penerapan: Mencakup penerapan yang telah atau sedang dilaksanakan oleh unitBapak/Ibu terkait topik yang ditanyakan
4. Jawaban dapat lebih dari satu, apabila terdapat jawaban yang bertentangan pilihlahyang paling dominan atau sering dilakukan/terjadi
5. Jika pernyataan dipandang tidak relevan atau tidak tahu, maka dijawab tidak tahu /tidak relevan
Atas kerjasama Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.
DATA UMUM
1. Nama : .......................................................................
2. Jabatan : a. O Eselon 1
b. O Eselon 2
3. Nama Unit Eselon 1 : .......................................................................
.......................................................................
4. Nama Unit Eselon 2 *) : .......................................................................
.......................................................................
*) tidak perlu diisi jika Responden adalah Pejabat Eselon 1
No. Uraian Pemahaman Penerapan
I. SIKAP TERHADAP SISTEM PENGENDALIAN INTERN-INSTANSI PEMERINTAH
I. A. Bagaimana hubungan Sistem Pengendalian Intern (SPI) dengan tata kelola organisasidi Unit Kerja Bapak/Ibu1) tidak saling berhubungan O O2) SPI merupakan bagian dari tata kelola organisasi O O3) Penerapan SPI bukan merupakan tanggung jawab
langsung Pimpinan Instansi/Unit KerjaO O
4) Pelaksanaan SPI telah didelegasikan kepadaInspektorat Jenderal.
O O
2
No. Uraian Pemahaman Penerapan
5) hanya berkaitan dengan sedikit dari tujuan tatakelola organisasi
O O
6) merupakan bagian penting dari tata kelolaorganisasi
O O
7) implementasinya merupakan tanggung jawabPimpinan Instansi/Unit Kerja.
O O
8) berkaitan dengan beberapa tujuan dari tata kelolaorganisasi (al; perlindungan terhadap kepentinganstakeholders dan monitoring kinerja)
O O
9) dipahami sebagai bagian yang paling kritis dalamproses tata kelola organisasi.
O O
10) implementasinya merupakan tanggung jawabseluruh anggota organisasi
O O
I.B. Bagaimana Bapak/Ibu melihat fokus dari Sistem Pengendalian intern:
1) tidak berkaitan dengan tujuan lain dari tata kelolaorganisasi (arahan strategi, monitoring kinerja danperlindungan terhadap kepentingan stakeholders)
O O
2) berkaitan dengan seluruh tujuan tata kelolaorganisasi (arahan strategi, monitoring kinerja danperlindungan terhadap kepentingan stakeholders)
O O
3) Tidak tahu / tidak relevan O O
I.C. Bagaimana Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern di Unit Kerja Bapak/Ibu
1) Jika organisasi menerapkan Sistem PengendalianIntern, maka:a) secara optimal akan memberikan keuntungan
dalam pelaksanaan kegiatan organisasiO O
b) menjadi kewajiban semua orang dalam organisasi,namun efektivitasnya menjadi tanggungjawabdari internal auditor
O O
c) merupakan satu bagian utuh dari pelaksanaansuatu kegiatan organisasi
O O
d) dapat memaksimalkan kinerja organisasi O O
2) Pimpinan Instansi/Unit Kerja melihat bahwa fokusdari pengendalian intern adalah ketaatan terhadapperaturan perUU
O O
3) Langkah kongkrit komitment pelaksanaanpengendalian intern yang lebih dari pemenuhanminimal terhadap suatu peraturan tidak perludijelaskan
O O
4) Dibutuhkan komitmen dan dukungan PimpinanInstansi/Unit Kerja untuk mendorong pelaksanaanSistem Pengendalian Intern. Namun demikian tidakperlu dikomunikasikan secara terus menerus melaluiforum resmi organisasi.
O O
5) Pimpinan Instansi/Unit Kerja memiliki komitmenyang kuat untuk memberikan contoh penerapanSistem Pengendalian Intern yang memadai.
O O
6) Permasalahan penerapan Sistem Pengendalian Internmerupakan salah satu agenda yang dibahas disetiap
O O
3
No. Uraian Pemahaman Penerapan
rapat pimpinan dan mendiskusikan masalahPengendalian intern secara bebas dengan staff.
7) Tidak tahu / tidak relevan O O
II. TANGGUNG JAWAB TERHADAP SISTEM PENGENDALIAN INTERN-INSTANSIPEMERINTAH
1. Penanggungjawab implementasi Sistem Pengendalian Intern di Unit Kerja Bapak/Ibu
1) Bagaimana kondisi Tanggungjawab penerapan SistemPengendalian Intern:a) tidak perlu ditetapkan secara jelas O Ob) terdapat pada Internal Auditor O Oc) terdapat pada Pimpinan Instansi/Unit Kerja O Od) seluruh anggota organisasi O O
2) Dalam penetapan suatu kebijakan, (antara lain:operasional kegiatan, pelatihan dan pelayananpublik), kondisi yang ada:a) tidak dikaitkan dengan tanggungjawab
pelaksanaan Sistem Pengendalian InternO O
b) adakalanya dikaitkan dengan tanggungjawabpelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
O O
c) selalu dikaitkan dengan tanggung jawabpelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
O O
d) selalu dikomunikasikan secara periodik melaluimedia internal (buletin, majalah)
O O
e) didukung dengan pendidikan O Of) didukung dengan pelatihan O Og) didukung dengan penjelasan sistem dan
prosedur yang memfasilitasi penilaianbagaimana personal seharusnya menjalan
O O
3) Tidak tahu / tidak relevan O O
2. Bagaimana peranan pengendalian intern di Unit Kerja Bapak/Ibu:
1) Dalam penetapan peranan pengendalian intern:
a) tidak perlu ditetapkan secara formal O Ob) ditetapkan secara formal – pejabat eselon 1 atau
2, serta mendelegasikan peran pengendalianintern kepada Kasubdit atau pejabat fungsionalyang ditunjuk
O O
c) secara formal ditetapkan oleh pejabat eselon 1atau 2 dan dilaksanakan oleh manajemen lini(Kasubidit/Kabag, Kasubag/Kasie) atau pejabatfungsional yang ditunjuk
O O
d) secara formal ditetapkan untuk semua pegawai(termasuk dalam uraian jabatan) dan didorongimplementasinya secara formal dengan "on thejob" training.
O O
2) Pejabat yang ditunjuk, secara periodik mereviewdan melaporkan penerapan pengendalian intern yangdilakukannya.
O O
3) Pengendalian Intern adalah suatu proses yangdinamis-Pejabat yang ditunjuk harus selalu meriview
O O
4
No. Uraian Pemahaman Penerapan
penerapan pengendalian internnya danmelaporkannya setiap saat.
4) Tidak tahu / tidak relevan O O
3. Bagaimana sikap Bapak/Ibu terhadap pernyataan atas tanggungjawab pelaksanaanPengendalian Intern berikut:1) Tidak perlu ada pernyataaan tanggungjawab atas
pelaksanaan pengendalian internO O
2) Perlu adanya pernyataan tanggungjawabpengendalian intern, tapi tanggungjawabnya telahdidelegasikan kepada internal audit. Karenapernyataan tersebut tidak hanya milik dari PimpinanInstansi/Unit Kerja saja.
O O
3) Ada pernyataan tanggungjawab pengendalian internyang disiapkan dan tanggungjawab melekat diPimpinan Instansi/Unit Kerja.
O O
4) pernyataan tanggungjawab merupakan suatu bentukpenegasan bahwa pengendalian intern sangatpenting dalam pencapaian tujuan organisasi.
O O
5) Tidak tahu / tidak relevan O O
III. HUBUNGAN DENGAN TUJUAN STRATEGIS ORGANISASI
1. Bagaimana kaitan antara pengendalian intern dengan visi, misi organisasi dantujuan strategis organisasi di Unit Kerja Bapak/Ibu1) Tidak ada hubungan yang ditetapkan antara
pengendalian intern dan visi, misi dan tujuanstrategis organisasi
O O
2) Terdapat beberapa usaha yang dilakukan olehinternal auditor (Inspektorat Jenderal) dan atau birokeuangan/perencanaan untuk mengaitkan antarapengendalian intern dengan visi, misi dan tujuanstrategis organisasi.
O O
3) Pengendalian intern dan visi, misi dan tujuanstrategis organisasi adalah saling berkaitan.
O O
4) Pengendalian intern dan visi, misi dan tujuanstrategis organisasi secara dinamis selalu berkaitan.
O O
5) Apabila terdapat perubahan dalam visi, misi dantujuan strategis secara langsung akan mengakibatkanperubahan dalam sistem pengendalian internnya
O O
6) Tidak tahu / tidak relevan O O
IV. INTEGRITAS DAN ETIKA
2. Bagaimana usaha Bapak/Ibu dalam mendorong untuk menempatkan dan menjaminkejujuran, integritas dan etika di Unit Kerja Bapak/Ibu1) Menjelaskan kepada pegawai baru terkait kebijakan
umum prilaku yang dapat diterima dalam organisasiO O
2) Menyusun kode etik yang dinyatakan dandisampaikan kepada pegawai baru dalam masaorientasinya
O O
3) Rencana organisasi telah memasukkan nilai-nilaiyang mengendalikan operasionalisasinya, tapi kaitan
O O
5
No. Uraian Pemahaman Penerapan
antara visi organisasi dan nilai dan etika perilakutidak perlu jelas.
4) Jika ada, kode etik selalu:
a. Direvieu O Ob. dimutakhirkan O Oc. diterbitkan ulang secara periodik O O
5) Pemenuhan terhadap kode etik secara periodikdinyatakan oleh Pimpinan Instansi/Unit Kerja.
O O
6) Pelatihan terkait Kode Etik dilakukan secara periodik O O7) Visi, nilai dan rencana organisasi diusahakan telah
menggambarkan etika prilaku organisasi.O O
8) Dalam Kode Etik yang ditetapkan ditambahkan suatukondisi "grey area" dengan detail, yangdikomunikasikan kepada pegawai, untuk mendukungkebijaksanaan yang ditetapkan
O O
9) Pelatihan terkait Kode Etik termasuk juga studi kasusapabila pegawai menghadapi suatu kondisi yangdilematis sehubungan dengan ketidaktaatanterhadap suatu peraturan.
O O
10)Visi, nilai dan rencana organisasi telah disajikandengan mengaitkan semangat dari etika prilakuorganisasi.
O O
11)Tidak tahu / tidak relevan O O
V. INTERNAL DAN EKSTERNAL AUDIT
3. Bagaimana peran internal audit dalam memberikan kontribusi pelaksanaan sistempengendalian intern di Unit Kerja Bapak/Ibua. Fokus di aktivitas pengendalian laporan keuangan. O Ob. Secara prinsip memegang peranan dalam "check up"
pelaksanaan kegiatan organisasi.O O
c. Internal audit dalam pelaksanaan kegiatannya tidakjarang menggunakan pendekatan yang konfrontatif.
O O
d. Fokus di ketaatan pada peraturan O Oe. Fokus pada aktivitas pengendalian dan monitoring O Of. Berperan menggantikan Top Manajemen dalam
meriview pelaksanaan sistem pengendalian intern.O O
g. Dalam pendekatan auditnya sedikit sekali melakukankonsultasi dengan line management.
O O
h. Fokus pada critical succes factor pencapaian tujuanorganisasi.
O O
i. Fokus pada operasional kegiatan line manajemen.Utamanya review pelaksanaan fungsi linemanejemen.
O O
j. Fokus pada pengukuran risiko O Ok. Fokus pada risiko-risiko kunci yang mempengaruhi
pada pencapaian tujuan organisasiO O
l. Lebih berperan sebagai fasilitator dalampengembangan risk assessment dan pengendalianintern dalam usaha pencapaian tujuan organisasi.
O O
m. Tidak tahu / tidak relevan O O
6
No. Uraian Pemahaman Penerapan
4. Bagaimana peran ekternal audit dalam sistem pengendalian intern di Unit KerjaBapak/Ibua. External audit hanya terkait dengan pelaporan
keuangan. Dalam pendekatan auditnya internalcontrol hanya dilihat secara gambaran luasnya saja.(tidak mendalam)
O O
b. Kadang-kadang mengevaluasi SPI terutama yangterkait dengan laporan keuangan.
O O
c. Kadang-kadang melakukan evaluasi SPI dan dalampelaksanaannya harus mendapat persetujuan melaluiprosedur audit yang disampaikannya.
O O
d. tidak menilai seluruh aspek dari SPI. O Oe. Fokus audit adalah pada penilaian pengendalian
intern organisasi. External Audit memberikan nilailebih opini terkait pelaksanaan operasional dari SPI.
O O
f. Tidak tahu / tidak relevan O O
5. Bagaimana tingkatan keterlibatan ekternal audit dalam aktivitas internal audit diUnit Kerja Bapak/Ibua. Secara formal antara internal dan ekternal audit
hanya sedikit memiliki hubungan.O O
b. Hasil audit internal audit hanya sedikit memberikanpengaruh atas pendekatan audit ekternal audit.
O O
c. Kadang-kadang (kerjasama setahun sekali atausetengah tahun sekali) terdapat kerjasama antarainternal audit dengan ekternal audit sesuai denganperan dan tanggungjawab masing-masing.
O O
d. Ekternal audit dalam pelaksanaan auditnyaterkadang melaksanakan beberapa peran internalaudit.
O O
e. Secara tetap perlu diatur hubungan antara internaldan ekternal audit untuk menghilangkan duplikasipelaksanaan
O O
f. Terdapat hubungan koordinasi yang erat antarainternal dan ekternal audit untuk memastikanefektivitas dalam upaya pelaksanaan audit gabungan
O O
g. Draft kebijakan dan prosedur mengenaipengendalian intern perlu didiskusikan denganekternal audit
O O
h. Tidak tahu / tidak relevan O O
6. Bagaimana peran Pimpinan Instansi/Unit Kerja dalam monitoring aktivitas organisasi
a. Tidak melakukan peran mereka sebagai pengendaliorganisasi
O O
b. Memonitor beberapa aktivitas organisasi terutamatindakan dari middle management.
O O
c. Memeriksa perbedaan pencapaian target (actual vsbudget)
O O
d. Lebih meningkatkan monitoring aktivitas organisasiterutama tindakan dari middle management.
O O
e. Memonitor pencapaian tujuan financial organisasi O O
7
No. Uraian Pemahaman Penerapan
f. Memonitor ketaatan peraturan O Og. Memonitor pencapaian tujuan operasional O Oh. Menganalisa prediksi perbedaan pencapaian target
(actual vs budget)O O
i. Memonitor tujuan strategic organisasi O Oj. Mencari penjelasan perbedaan pencapaian target
(actual vs budget), terutama terkait pencapaiankinerja organisasi yang tidak sesuai target.
O O
k. Tidak tahu / tidak relevan O O
7. Bagaimana efektivitas sistem pengendalian intern di Unit Kerja Bapak/Ibu
a. Kadang-kadang melakukan review atas pelaksanaansistem pengendalian intern
O O
b. melakukan review atas pelaksanaan sistempengendalian intern setahun sekali/setengah tahunsekali.
O O
c. pelaksanaan review dilimpahkan kepada internalaudit atau biro keuangan
O O
d. melakukan review atas pelaksanaan sistempengendalian intern paling tidak 4 bulan sekali.
O O
e. pelaksanaan review dapat dilakukan oleh internalaudit, Direktur terkait atau biro keuangan.
O O
f. hanya melakukan review atas permasalahan SPI yangmembutuhkan perhatian khusus, atau hanya terkaitpenyampaian rekomendasi untuk meningkatkanefektifitas SPI.
O O
g. dalam sistem pengendalian intern sudah termasukmekanisme "self reviewing by top management" -prosedur monitoring dan evaluasi atas pelaksaansistem pengendalian manajemen secaraberkelanjutan.
O O
h. selalu berusaha meningkatkan pengetahuannyadalam usaha lebih meningkatkan peran sistempengendalian manajemen dalam pencapaian tujuanorganisasi dan menyatukannya dalam kulturorganisasi.
O O
i. Tidak tahu / tidak relevan O O
VI. KETEPATAN WAKTU DAN RELEVANSI PENYAMPAIAN INFORMASI
8. Proses yang Bapak/Ibu tetapkan untuk mendapatkan suatu informasi secara tepatwaktu, relevan, termasuk informasi yang sensitive, investigatif dan perilaku yangtidak pantasa. Proses penyampaian informasi secara informal O Ob. Ditetapkan suatu prosedur untuk memberikan
keyakinan yang memadai terkait penyampaianlaporan masalah keuangan.
O O
c. Informasi non - financial disajikan secara ad-hocbasis. Contoh : Laporan keuangan mungkin disajikansecara tabel bulanan tapi non financial (laporankinerja disampaikan sebagai lampiran saja).
O O
d. Ditetapkan suatu prosedur formal untuk O O
8
No. Uraian Pemahaman Penerapan
mendapatkan informasi yang tepat waktu, relevan,dan reliable, antara lain terkait: laporan monitoringsecara berkelanjutan status dari pelaksanaan sistempengendalian intern dan laporan
e. Ditetapkan suatu prosedur formal untukmendapatkan informasi yang tepat waktu, relevan,dan reliable secara detail.
O O
f. Menambahkan saluran penyampaian informasi secaralangsung dari staf/pegawai kepada top manajementerkait permasalahan yang perlu perhatian khusus.
O O
g. Tidak tahu / tidak relevan O O
Diisi oleh petugas pengumpul data
Pengumpulan data: Reviu
Tanggal : Tanggal :
Nama : Nama :
Tanda tangan : Tanda tangan :
Input data
Tanggal :
Nama :
Tanda tangan :
1
KUESIONER ESELON III, PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DAN PEGAWAIDALAM RANGKA DIAGNOSTIC ASSESSEMENT PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Kuesioner ini disusun untuk menilai pemahaman Manajemen Menengah dan Pegawaiterhadap penerapan Sistem Pengendalian.
1. Jawab dengan memberikan tanda" √ " pada kolom jawaban yang disediakan2. Jawaban atas pertanyaan terdiri dari:
Pemahaman : Mencakup kondisi ideal & dipahami secara teoritis oleh respondenmengenai topik yang ditanyakan
Penerapan: Mencakup penerapan yang telah atau sedang dilaksanakan oleh unitBapak/Ibu terkait topik yang ditanyakan
3. Jawaban dapat lebih dari satu, apabila terdapat jawaban yang bertentangan pilihlahyang paling dominan atau sering dilakukan/terjadi
4. Jika pernyataan dipandang tidak relevan atau tidak tahu, maka dijawab tidak tahu /tidak relevan
Atas kerjasama Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.
DATA UMUM
1. Nama : .......................................................................
2. Nama Unit Eselon 1 : .......................................................................
.......................................................................
3. Nama Unit Eselon 2 *) : .......................................................................
.......................................................................
4. Nama Unit Eselon 3 *) : .......................................................................
.......................................................................
*) Tidak perlu diisi jika jabatan responden lebih tinggi
No. Uraian Pemahaman Penerapan
I. FRAMEWORK SISTEM PENGENDALIAN INTERN
A. Definisi Sistem Pengendalian Intern (pasal 1 – Definisi SPI)
1. Apa yang dimaksud Sistem Pengendalian Intern dan ruang lingkupnya di unit kerjaSaudara?a. Sistem pengendalian intern adalah:
1) suatu aktivitas pengendalian, contoh: otorisasipengeluaran.
O O
2) monitoring kegiatan. O Ob. Sistem Pengendalian Intern berkaitan dengan:
1) masalah pelaporan keuangan O O
2
No. Uraian Pemahaman Penerapan
2) pemenuhan terhadap peraturan per UU O O3) pengendalian risiko O O4) hubungan antara risiko, tujuan organisasi dan
pengendalian intern.O O
c. Sistem pengendalian intern adalah suatu proses yangterdiri dari satu kesatuan yang terintegrasi darifaktor-faktor berikut:1) lingkungan pengendalian O O2) aktivitas pengendalian O O3) penilaian risiko O O4) informasi dan komunikasi O O5) monitoring O O6) pencapaian tujuan organisasi O O
d. Tidak tahu / tidak relevan O O
2. Bagaimana pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern di unit Kerja Saudara?a. Penerapan pengendalian intern:
1) memberikan keuntungan dalam pelaksanaankegiatan organisasi secara optimal
O O
2) merupakan kewajiban semua orang dalamorganisasi, namun efektivitasnya bukanmerupakan tanggungjawab personal, melainkantanggungjawab dari internal auditor
O O
3) satu bagian utuh dari pelaksanaan suatu kegiatanorganisasi
O O
4) dapat memaksimalkan kinerja organisasi O Ob. Berbagai tingkat pimpinan melihat bahwa fokus dari
pengendalian intern adalah ketaatan terhadapperaturan perUU
O O
c. Langkah kongkrit dari komitmen pelaksanaanpengendalian intern yang lebih dari pemenuhanminimal terhadap suatu peraturan tidak perludijelaskan
O O
d. Komitmen dan dukungan dengan pendekatan yangterintegraasi dari berbagai tingkat pimpinan untukmendorong pelaksanaan sistem pengendalian internjuga dibutuhkan. Namun demikian tidak perludikomunikasikan secara konsisten melalui saluranresmi organisasi
O O
e. Berbagai tingkat pimpinan memiliki komitmen yangkuat untuk menerapkan Sistem Pengendalian Internyang baik.
O O
f. Masalah sistem pengendalian intern merupakan salahsatu agenda yang dibahas disetiap rapat disetiaptingkat pimpinan dan mendiskusikan masalahpengendalian intern secara bebas dengan pegawai.
O O
g. Tidak tahu / tidak relevan O O
B. Tanggung Jawab Penerapan Sistem Pengendalian Intern (pasal 9 – delegasiwewenang)
3. Siapa yang bertanggungjawab terhadap implementasi sistem pengendalian intern di
3
No. Uraian Pemahaman Penerapan
unit kerja Saudara dan bagaimana penjelasannya?a. Tanggungjawab untuk menerapkan sistem
pengendalian intern:1) tidak ditetapkan secara jelas O O2) jarang dimasukkan dalam job discription O O3) terkadang telah dimasukkan dalam job
discriptionO O
4) biasanya dimasukkan dalam job discription O O5) selalu dimasukkan dalam job discription O O6) jarang dimasukkan dalam perkiraan kinerja
(performance appraisals)O O
7) terkadang telah dimasukkan dalam perkiraankinerja (performance appraisals)
O O
8) selalu dimasukkan dalam job discription O O9) selalu dimasukkan dalam perkiraan kinerja
(performance appraisals)O O
10) terdapat pada internal auditor O O11) terdapat pada pimpinan instansi/unit kerja O O12) seluruh anggota organisasi O O13) didukung pendidikan O O14) didukung pelatihan O O15) didukung penjelasan sistem dan prosedur yang
memfasilitasi penilaian bagaimana personalseharusnya menjalankan tanggungjawabpelaksanaan pengendalian intern tersebut
O O
b. Dalam penetapan suatu kebijakan, (antara lain:operasional kegiatan, pelatihan dan pelayananpublik):1) tidak dikaitkan dengan tanggungjawab
penerapan Sistem Pengendalian InternO O
2) adakalanya dikaitkan dengan tanggungjawabpelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
O O
3) selalu dikaitkan dengan tanggung jawabpelaksanaan Sistem Pengendalian Intern.Tanggungjawab tersebut selalu dikomunikasikansecara periodik melalui media internal (buletin,majalah)
O O
4) selalu dikaitkan dengan tanggungjawabpelaksanaan pengendalian internnya
O O
c. Tidak tahu / tidak relevan O O
C. Proses Manajemen (pasal 7 b dan c – kepemimpinan yg kondusif)4. Sampai sejauh mana sistem pengendalian intern, kegiatan identifikasi faktor-faktor
kritis yang mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi dan menyediakan umpanbalik terhadap pencapaian faktor kritis tersebut termasuk dalam sistem/prosesmanajemen?a. Sistem/proses manajemen:
1) tidak memiliki kontribusi dalam kegiatanidentifikasi faktor-faktor kritis yangmempengaruhi pencapaian tujuan organisasi
O O
2) tidak menyediakan performance feedback O O
4
No. Uraian Pemahaman Penerapan
dalam kaitan faktor-faktor kritis pencapaiantujuan organisasi.
3) secara terbatas menyediakan performancefeedback dalam kaitan faktor-faktor kritispencapaian tujuan organisasi secara relatif.
O O
4) menyediakan performance feedback secaratepat waktu, relevant dan reliable ataspenetapan faktor-faktor kritis untukmanajemen.
O O
5) menyediakan performance feedback secaratepat waktu, relevant dan reliable untukmenetapkan faktor-faktor kritis seluruhorganisasi kepada manajemen.
O O
b. Prosedur informal digunakan untuk meyakini bahwaidentifikasi faktor-faktor kritis telah menjadi bagiandari proses perencanaan. Faktor-faktor kritis hanyaditujukan untuk Pimpinan Instansi/Unit Kerja saja.
O O
c. Prosedur formal digunakan untuk meyakini bahwaidentifikasi faktor-faktor kritis telah menjadi bagiandari proses perencanaan. Faktor-faktor kritisditujukan untuk:1) Sekjen/Kepala Biro O O2) Berbagai tingkat pimpinan O O3) Pegawai O O
d. Tidak tahu / tidak relevan O O
D. Peran Internal Audit – pasal 4 (peran APIP efektif)5. Bagaimana peran internal audit dalam memberikan kontribusi pelaksanaan sistem
pengendalian intern unit kerja Saudara?
a. Internal audit fokus pada:1) aktivitas pengendalian O O2) pelaporan keuangan O O3) pemenuhan peraturan O O4) pengendalian lingkungan O O5) pengukuran risiko O O6) faktor-faktor kritis (critical succes factor)
pencapaian tujuan organisasi.O O
7) Dalam perencanaan auditnya berfokus padaoperasional kegiatan manajemen lini. Utamanyareviu pelaksanaan fungsi lini manejemen lini.
O O
8) risiko-risiko kunci yang mempengaruhipencapaian tujuan organisasi
O O
b. Secara prinsip memegang peranan dalam "check up"pelaksanaan kegiatan organisasi. Internal audit dalampelaksanaan kegiatannya tidak jarang mengunakanpendekatan yang konfrontatif.
O O
c. Berperan menggantikan Pimpinan Instansi/Unit Kerjadalam meriview pelaksanaan sistem pengendalianintern. Dalam pendekatan auditnya sedikit sekalimelakukan konsultasi dengan management lini.
O O
5
No. Uraian Pemahaman Penerapan
d. Sebagai fasilitator dalam pengembangan:1) risk assessment untuk pencapaian tujuan
organisasi.O O
2) Pengendalian Intern untuk pencapaian tujuanorganisasi.
O O
e. Tidak tahu / tidak relevan O O
II. LINGKUNGAN PENGENDALIAN (CONTROL ENVIRONMENT) (pasal 4- lipeng)
E. Keahlian dan Pengalaman - (pasal 6 komitmen kompetensi)6. Apakah berbagai tingkatan Pimpinan di unit kerja Saudara memiliki pengetahuan
dan pengalaman yang luas terkait tupoksi organisasi?a. Pimpinan memiliki pengetahuan yang memadai
tentang tupoksi organisasinya.O O
b. Disini tingkat perputaran pegawai terlalu cepat yangberakibat team manajemen memiliki pengalamanyang terbatas tentang tupoksi dari organisasi.
O O
c. Pimpinan memiliki pengetahuan yang bagus tentangtupoksi organisasi
O O
d. Beberapa dari pegawai/anggota pimpinan telahmemiliki sedikit pengalaman tentang tupoksiorganisasi yang diterapkan pada Unit Kerja yangsecara teknis sejenis.
O O
e. Pimpinan memiliki pengetahuan yang bagus tentangtupoksi organisasi dan memahami tentang proseduroperasional yang utama (key operational procedures)
O O
f. Beberapa dari pegawai/anggota manajemen telahmemiliki pengalaman luas tentang tupoksi organisasiyang diterapkan pada Unit Kerja secara teknissejenis.
O O
g. Dalam menjalankan aktivitasnya Pimpinan telahmengabungkan pengetahuan tentang praktek-praktekmanajemen yang berlaku umum dengan pengetahuantupoksi organisasinya secara detail.
O O
h. Pimpinan merupakan gabungan dari orang-orang yangmemahami praktek-praktek pengelolaan manajemenpada umumnya dengan orang-orang yang memilikipengetahuan yang luas tentang organisasinya.
O O
i. Tidak tahu / tidak relevan O O
F. Manajemen Informasi (pasal 7 d- Kepemimpinan yg kondusif )7. Prosedur apa yang ditetapkan manajemen untuk mendapatkan informasi secara
tepat waktu, relevan, termasuk informasi yang sensitif, investigatif dan terkaitperilaku yang kurang baik di unit kerja Saudara?a. Terdapat sedikit prosedur pelaporan yang ditetapkan,
tapi tidak ditetapkan secara formal sehinggaorang/pegawai yang seharusnya menyusun laporantersebut tidak paham bahwa hal tersebut merupakantanggungjawabnya.
O O
b. Prosedur pelaporan telah ditetapkan terutamaterkait informasi masalah keuangan. Informasi yangbersifat non finansial hanya disajikan secarainsidentil "ad hoc basis”. Contoh : Informasi
O O
6
No. Uraian Pemahaman Penerapan
keuangan disajikan detail per bulan, sedangkaninformasi kinerja non finansial kadang-kadangdilaporkan namun hanya secara umum.
c. Prosedur pelaporan secara formal telah ditetapkanoleh Pimpinan untuk mendapatkan informasi secaratepat waktu, relevan dan reliable, termasukdidalamnya laporan monitoring status sistempengendalian intern dan laporan detail tentanginformasi:1) kinerja non keuangan O O2) non keuangan. O O
d. Tidak tahu / tidak relevan O O
G. Etika dan Integritas (pasal 5 integritas dan etika)8. Bagaimana usaha manajemen dalam mendorong untuk menempatkan dan menjamin
kejujuran, integritas dan etika di unit kerja Saudara?a. Menjelaskan kepada pegawai baru terkait kebijakan
umum perilaku yang dapat diterima dalam organisasiO O
b. Menyusun kode etik yang dinyatakan dan disampaikankepada pegawai baru dalam masa orientasinya
O O
c. Kode etik terkait, benturan kepentingan (conflict ofinterest), tidak sah (illegal) atau pembayaran yangtidak seharusnya selalu:1) Direviu O O2) Diupdate (dimutahirkan) O O3) diterbitkan ulang secara periodik O O
d. Pemenuhan terhadap kode etik secara periodikdiumumkan kepada:1) seluruh jajaran manajemen O O2) staf O O3) pegawai O O
e. Pelatihan terkait kode etik:1) dilakukan secara periodik O O2) termasuk juga studi kasus apabila pegawai
menghadapi kondisi yang dilematis terkait suatuperaturan
O O
f. Dalam Kode Etik yang ditetapkan ditambahkan suatukondisi abu-abu/tidak jelas (grey area) dengandetail, yang dikomunikasikan kepada pegawai, untukmendukung kebijakan yang ditetapkan
O O
g. Prosedur penerimaan (rekruitment) pegawai barumenekankan kepada pemenuhan calon pegawaiterhadap kode etik organisasi yang telah ditetapkan.
O O
h. Tidak tahu / tidak relevan O O
9. Bagaimana respon Pimpinan terkait permasalahan etika di unit kerja Saudara?a. Pimpinan sangat memperhatikan (concern) terhadap
permasalahan etika yang timbul:1) Tapi penyelesaian/tindakan manajemen untuk
mengatasi permasalahan berbeda dari satusama lainnya tergantung kasusnya.
O O
7
No. Uraian Pemahaman Penerapan
2) aturan umum ditetapkan dipadukan denganetika kebijakan yang ada.
O O
b. Staf/pegawai mendorong manajemen untukmenyelesaikan setiap permasalahan yang berkaitandengan pelanggaran prilaku
O O
c. Manajemen memiliki komitmen yang kuat untukmenjaga etika dan integritasnya:1) siap untuk melakukan investigasi dan mengambil
tindakan tegas apabila terdapat pelanggarankode etik.
O O
2) ditunjukkan dengan ucapan dan perilakunya. O Od. Terdapat media komunikasi yang ditetapkan secara
formal bagi staf/pegawai untuk menanyakan kepadamanajemen tentang permasalahan perilaku yangtidak baik (improper behaviour)
O O
e. Berbagai tingkat pimpinan dalam menyusun rencanastrategis dan pengambilan keputusan telahmempertimbangkan faktor etika.
O O
f. Tidak tahu / tidak relevan O O
H. Persepsi Manajemen terhadap Sistem Pengendalian Intern (pasal 7. akepemimpinan yg kondusif)
10. Bagaimana hubungan Sistem Pengendalian Intern dikaitkan dengan pencapaiantujuan organisasi di unit kerja Saudara?a. Sistem pengendalian intern:
1) Dalam kondisi tertentu kadang mengakibatkanlambatnya proses pengambilan keputusan
O O
2) Dalam kondisi tertentu kadang menghambatpencapaian tujuan organisasi.
O O
3) dilihat sebagai tanggungjawab dari InternalAudit
O O
4) Dibutuhkan tapi kadang keberadaannyamenghambat pencapaian tujuan.
O O
5) Merupakan alat bantu manajemen untukmengurangi risiko dari masalah yang mungkinterjadi.
O O
6) Merupakan alat bantu manajemen untukmenghindarkan manajemen dari masalah yangmungkin terjadi.
O O
7) Dapat mendorong pencapaian tujuan organisasimelalui pengendalian risiko.
O O
b. Sistem pengendalian intern merupakan tanggungjawab:1) Personal. O O2) Semua orang dalam organisasi. O O
c. Tidak tahu / tidak relevan O O
I. Laporan Kelemahan yang Signifikan dari Sistem Pengendalian Intern (pasal 7-kepemimpinan yg kondusif)
11. Bagaimana kelemahan dari sistem pengendalian intern yang signifikan dilaporkan dandiperbaiki?
8
No. Uraian Pemahaman Penerapan
a. Tidak terdapat semangat/keberanian untukmelaporkan kelemahan signifikan dari sistempengendalian intern.
O O
b. Tanggungjawab untuk melaporkan terjadinyakelemahan sistem pengendalian intern tidakdikomunikasikan dengan baik.
O O
c. Laporan kelemahan sistem pengendalian intern:1) direspon/ditindaklanjuti O O2) tidak dilihat sebagai suatu hal yang harus segera
ditindaklanjutiO O
3) tindakan perbaikan diusahakan dilaksanakantepat waktu/segera
O O
4) tindakan perbaikan dengan prioritas O O5) agar tidak terulang dikemudian hari. O O
d. Melaporkan kelemahan signifikan dari sistempengendalian intern:1) antara berani (encouraged) atau tidak berani
(discouraged).O O
2) Terdapat keberanian melaporkan yang signifikan O O3) didorong secara aktif dan dicontohkan oleh
manajemen.O O
e. Tanggungjawab untuk melaporkan terjadinyakelemahan sistem pengendalian intern:1) dikomunikasikan dikalangan tertentu. Misal:
Internal Audit.O O
2) dikomunikasikan pejabat di unit terkait. O O3) dikomunikasikan seluruh jajaran organisasi O O4) didukung dengan pelatihan O O5) didukung dengan prosedur evaluasi kinerjanya O O
f. Tidak tahu / tidak relevan O O
III. PENILAIAN RISIKO (RISK ASSESEMENT) (pasal 16 dan 17 identifikasi dan analisarisk)
J. Tugas dan Fungsi12. Bagaimana pembagian tugas dan fungsi dikaitkan dengan tujuan strategis organisasi
di unit kerja Saudara?a. Staf/Pegawai memiliki pemahaman yang terbatas
tentang tujuan strategis organisasi dan kaitan dengantugas dan fungsinya.
O O
b. Pembagian tugas dan fungsi staf/pegawai:1) Terkadang telah dikaitkan dengan tujuan
strategis organisasiO O
2) Umumnya telah dikaitkan dengan tujuanstrategis organisasi.
O O
3) Biasanya secara jelas dikaitkan dengan tujuanstrategis organisasi.
O O
4) Hampir selalu dikaitkan dengan tujuan strategisorganisasi.
O O
c. Manajemen:1) memiliki kepedulian terhadap permasalahan
strategis yang dihadapi organisasi. NamunO O
9
No. Uraian Pemahaman Penerapan
demikian, pengetahuan tentang issue-issue yangstrategis dan proses utama pelaksanaan tupoksimasih dibatasi sampai di level manajementingkat bawah.
2) secara regular melakukan diskusi terkaitpermasalah strategis organisasi dan menjaminterjadinya koordinasi yang efektif
O O
3) sangat memahami tujuan strategis organisasidan kaitan tujuan tersebut dengan kegiatanutama organisasi (tupoksi yang strategis) danterutama dengan tugas-tugasnya.
O O
d. Tidak tahu / tidak relevan O O
K. Menilai Risiko (pasal 17 analisa risiko)13. Dalam identifikasi risiko di unit kerja Saudara, risiko apa yang dipertimbangkan,
jangka waktu identifikasi, dan siapa yang bertanggungjawab mengidentifikasinya?a. Tujuan pengelolaan dana dan dampaknya merupakan
hal yang dipertimbangkan dalam proses pengukuranrisiko:1) Hal tersebut merupakan fokus utama dari
pengendalian risiko.O O
2) Permasalahan pemenuhan perundang-undanganmerupakan hal yang dipertimbangkan dalammengidetifikasi risiko.
O O
b. Penilaian risiko:1) tidak dimutahirkan (di-update) secara regular. O O2) selalu dimutahirkan (di-update) mengikuti
terjadinya perubahan peraturan/Per UUO O
3) dimutahirkan (di-update) apabila terjadiperubahan yang penting (signifikan) atas tujuanpengelolaan, pemenuhan peraturan/Per UU,dan tujuan operasional organisasi.
O O
4) merupakan suatu proses yang berkelanjutan,dimana proses tersebut telah menjadi bagiandari proses/kegiatan organisasi.
O O
c. Penilaian risiko (risk assesment) merupakantanggungjawab:1) internal audit O O2) bagian perencanaan O O3) keuangan O O4) masing-masing di tiap bagian organisasi dan
akhirnya di MenteriO O
5) dan kewajiban dari seluruh elemen di organisasi O O6) didukung pelatihan O O7) didukung prosedur evaluasi kinerja. O O
d. Seluruh tujuan organisasi mencakup tujuankeuangan, ketaatan, pengamanan asset, danoperasional (financial, compliance, asset danoperational) merupakan hal yang dipertimbangkandalam proses pengukuran risiko. Contoh: terjadinyaperubahan pola kerja, sistem administrasi
O O
10
No. Uraian Pemahaman Penerapan
diidentifikasi pengaruhnya terhadap pelayananpublik.
e. Tujuan stratejik jangka panjang dari analisa risikosecara regular/kontinyu di perhitungkan kembali,yaitu penetapan tujuan organisasi dipertimbangkandalam proses pengukuran risiko.
O O
f. Tidak tahu / tidak relevan O O
L. Mengelola Risiko (pasal 17 – lanjutan analisa risiko)14. Tindakan apa yang diambil oleh unit kerja Saudara, apabila suatu risiko telah
diidentifikasi?a. Terdapat beberapa mekanisme informal untuk
mengantisipasi risiko yang telah teridentifikasi.O O
b. Berdasarkan hasil dari penilaian risiko (riskassesment):1) ditetapkan suatu "Rencana Pengelolaan Risiko
(Risk Management Plan/RMP)O O
2) dalam perencanaan telah memuat deskripsirisiko, dampak, analisa dan probabilitaskemungkinan terjadinya, secara detail
O O
c. Rencana pengelolaan risiko dibuat secara periodik O Od. Rencana pengelolaan risiko dibuat:
1) mempertimbangkan prosedur pelaporan danmonitoring untuk memastikan bahwapengendalian risiko dijalankan
O O
2) secara regular O O3) merupakan bagian dari siklus manajemen
stratejikO O
e. Suatu risiko yang teridentifikasi/dikuantifikasi secarakomprehensif dalam rencana pengelolan risiko,secara detail menjelaskan faktor-faktor yang bisamengakibatkan risiko tersebut terjadi.
O O
f. Kegiatan pengendalian risiko secara kontinyudimonitoring - prosedur monitoring terkait risiko yangtidak terkendali (uncontrollable risk) juga ditetapkanuntuk meyakini bahwa risiko tersebut tidak naik keambang batas yang tidak dapat diterima.
O O
g. Rencana pengelolaan risiko merupakan bagian darisiklus manajemen stratejik/proses perencanaanorganisasi di update secara regular atau ketika adaperubahan yang signifikan terkait proses pelaksanaankegiatan organisasi
O O
h. Tidak tahu / tidak relevan O O
IV. AKTIVITAS PENGENDALIAN (CONTROL ACTIVITIES) (pasal 18 – kegiatan peng)M. Prosedur Pengendalian
15. Sampai sejauh mana disain suatu proses pengendalian dikaitkan dengan penangananuntuk mengurangi risiko secara bertahap (mitigating risk) di unit kerja Saudara?a. Pengendalian tidak secara jelas dikaitkan dengan
risiko - suatu kegiatan yang berisiko rendah kadangsangat dikendalikan (over controlled), sedangkanyang berisiko tinggi justru kurang dikendalikan
O O
11
No. Uraian Pemahaman Penerapan
(under controlled).b. Pengendalian terkadang secara jelas dikaitkan
dengan risiko, terutama pengendalian risiko yangterkait masalah pelaporan keuangan.
O O
c. Pengendalian umumnya dikaitkan denganpengendalian risiko terutama masalah pelaporankeuangan, ketaatan pada peraturan perundang-undangan, dan risiko operasional
O O
d. Disain prosedur pengendalian biasanya adalahberbasis pada semua risiko (all risk based), yangfokus pada penempatan orang yang tepat, untukmengendalikan kegiatan yang memiliki risiko tinggi.
O O
e. Disain prosedur pengendalian secara regular direviu,untuk meyakini bahwa disain tidak hanya dapatmemitigasi risiko, tapi juga dapat menghilangkannya.
O O
f. Tidak tahu / tidak relevan O O
16. Bagaimana ruang lingkup dari aktivitas pengendalian, jenis pengendalian yangditetapkan, dan karakteristik pengendalian di unit kerja Saudara?a. Lingkup pengendalian adalah:
1) Pengendalian atas pelaporan keuangan O O2) Fokus pada aktivitas yang berdampak pada
pemenuhan target financial.O O
3) Fokus pada aktivitas yang berdampak padapemenuhan pengendalian fisik kas.
O O
4) Fokus pada aktivitas yang berdampak padapemenuhan pengendalian surat berharga.
O O
5) Fokus pada aktivitas yang berdampak padapemenuhan pengendalian aset-aset lainnya.
O O
6) Pengendalian atas pemenuhan peraturanperundang-undangan.
O O
7) Efektifitas dan efisiensi dari operasi organisasi. O Ob. Pengendalian umumnya merupakan aktivitas untuk
melacak/mendeteksi (detective activities)O O
c. Pengendalian dijalankan sebagai reaksi "reactivebasis"
O O
d. Pengendalian tidak selalu efektif - sering terjadikesalahan di suatu kegiatan yang telah menjalankanaktivitas pengendalian
O O
e. Pengendalian diyakini efektif - tapi terkadang masihkesalahan di suatu kegiatan yang telah menjalankanaktivitas pengendalian
O O
f. Pengendalian merupakan paduan dari kegiatan yangbersifat pencegahan (preventif) dan pendeteksian(detective activities)
O O
g. Pengendalian dijalankan dengan mendasarkan padapendekatan yang bersifat proaktif (proactive basis)tanpa mengesampingkan reaksi (reactive basis).
O O
h. Pengendalian umumnya telah efektif, kesalahanjarang terjadi di suatu kegiatan yang telahmenjalankan aktivitas pengendalian
O O
i. Pengendalian dilihat sebagai suatu proses yang O O
12
No. Uraian Pemahaman Penerapan
secara berkelanjutan selalu disempurnakanj. Pengendalian di seluruh aktivitas hampir selalu
efektif, kesalahan hampir tidak pernah terjadi ataukesalahan yang terjadi tidak material.
O O
k. Tidak tahu / tidak relevan O O
V. INFORMASI DAN KOMUNIKASI (INFORMATION DAN COMMUNICATION) (pasal 41)N. Informasi
17. Bagaimana informasi diperoleh manajemen, dan sejauh mana informasi tersebutmembantu manajemen dalam mengendalikan organisasi di unit kerja Saudara?a. Informasi yang diperoleh:
1) adalah informasi internal organisasi O O2) berhubungan dengan informasi keuangan O O3) umumnya tidak dapat membantu manajemen
dalam mengendalikan organisasi dantanggungjawab pengendalian intern secaraefektif
O O
4) jarang dievaluasi relevansi, keandalan(reliability), ketepatan waktu dankecukupannya.
O O
5) berhubungan dengan informasi operasional O O6) terkadang membantu manajemen dalam
mengendalikan organisasi dan tanggungjawabpengendalian intern secara efektif
O O
7) terkadang dievaluasi relevansi, keandalan(reliability), ketepatan waktu dankecukupannya.
O O
8) secara regular dievaluasi relevansi, keandalan(reliability), ketepatan waktu dankecukupannya
O O
9) adalah informasi eksternal organisasi O O10) berhubungan dengan pemenuhan peraturan
perundang-undanganO O
11) biasanya dapat membantu manajemen dalammengendalikan organisasi dan tanggungjawabpengendalian intern secara efektif
O O
12) selalu dapat membantu manajemen dalammengendalikan organisasi dan tanggungjawabpengendalian intern secara efektif
O O
13) selalu dievaluasi relevansi, keandalan(reliability), ketepatan waktu dankecukupannya.
O O
b. Tidak tahu / tidak relevan O O
18. Bagaimana peran Teknologi Informasi (IT) untukmembantu mengelola kegiatan unit kerja Saudara?a. Peran IT relatif sedikit dalam membantu mengelola
organisasiO O
b. Pimpinan hanya sedikit memiliki pemahaman tentangIT
O O
c. Investasi pengembangan IT cukup O O
13
No. Uraian Pemahaman Penerapan
d. IT penting untuk membantu mengelola organisasi O Oe. Pimpinan memiliki pemahaman yang memadai
tentang ITO O
f. Investasi cukup untuk pemeliharaan dan terkadangcukup untuk pengembangan IT
O O
g. IT sangat penting untuk membantu mengelolaorganisasi
O O
h. Pimpinan memiliki pemahaman yang baik tentang IT O Oi. Pimpinan memiliki komitmen yang kuat untuk
pengembangan IT dengan menyediakan dana danSumber Daya Manusia
O O
j. IT merupakan keunggulan kompetitif (competitveadvantage). Pimpinan memiliki rencana stratejikuntuk pengembangan sistem informasi yang telahdihubungkan dengan keseluruhan rencana organisasi
O O
k. Pimpinan memiliki pemahaman yang sangat baiktentang IT
O O
l. Pimpinan memiliki komitmen yang kuat untukpengembangan IT secara berkelanjutan denganmenyediakan dana dan sumber daya manusia
O O
m. Tidak tahu / tidak relevan O O
O. Komunikasi19. Bagaimana efektivitas informasi dikomunikasikan dalam unit kerja Saudara?
a. Informasi disampaikan melalui permintaan resmi darisatu unit organisasi ke unit organisasi lainnya
O O
b. Komunikasi cenderung mengalir dari pimpinan kebawahan (top – down)
O O
c. Komunikasi menggunakan media "memo" O Od. Staf paham bahwa mereka membutuhkan informasi
untuk dikomunikasikan tidak hanya melaluipermintaan resmi, dan sering permintaan informasidiberikan tanpa permintaan yang spesifik.
O O
e. Komunikasi umumnya mengalir dari atas ke bawah(top – down) dan lintas antara unit organisasi
O O
f. Komunikasi interaktif kadang dilakukan, sepertimelalui rapat bulanan
O O
g. Staf mengkomunikasikan informasi dengan berbagaisaluran informasi, dan menjamin metode komunikasiyang dijalankan efektif
O O
h. Komunikasi yang efektif adalah yang mengalir dariatas ke bawah (top – down), sejajar (lateral) dandari bawah ke atas (bottom – up)
O O
i. Metode komunikasi yang lebih bermakna(sophisticated) terkadang digunakan, misal:workshop untuk membahas suatu masalah yangpenting.
O O
j. Pegawai merasa nyaman berkomunikasi denganberbagai saluran informasi. Seluruh pegawaimendapat pelatihan cara berkomunikasi yang baiksecara kontinyu.
O O
k. Metode komunikasi mengutamakan pendekatan O O
14
No. Uraian Pemahaman Penerapan
interaktif yaitu timbal balik dua arah (two-waymethods)
l. Tidak tahu / tidak relevan O O
20. Bagaimana pengkomunikasian tujuan stratejik, risiko daninformasi yang relevan lainnya, antara pimpinan danpegawai di unit kerja Saudara?a. Komunikasi dilakukan top – down O Ob. Komunikasi formal dan tidak terjadual, misal: surat
dari menteri kepada Sekjen/Kepala BiroO O
c. Sebagian besar/ umumnya bersifat formal danterjadual, misal: pengarahan (briefing) mingguan
O O
d. Kombinasi formal dan informal dan berkelanjutan,misal: diskusi masalah pekerjaan
O O
e. Komunikasi dilakukan secara partisipatif, misal:staf/pegawai ikut berpartisipasi dalam diskusipenetapan tujuan organisasi
O O
f. Tidak tahu / tidak relevan O O
VI. MONITORING (pasal 43, 44, dan 45)
P. Monitoring21. Bagaimana berjalannya sistem pengendalian intern di unit kerja Saudara?
a. Laporan hasil audit oleh pihak eksternal dipercayadapat menyediakan laporan yang memadai tentangmonitoring efektivitas pelaksanaan sistempengendalian intern.
O O
b. Selain laporan hasil audit oleh pihak eksternal,internal audit juga memegang peranan dalam prosesmonitoring efektivitas pelaksanaan sistempengendalian intern.
O O
c. Pimpinan mengambil seluruh tanggungjawab untukmelakukan review secara periodik terhadap sistempengendalian intern.
O O
d. Peran internal audit merupakan suatu kesatuanproses dalam monitoring efektivitas pelaksanaansistem pengendalian intern.
O O
e. Jumlah dan frekuensi reviu yang dilakukan pimpinanbergantung dari terdapatnya perubahan tujuanorganisasi.
O O
f. Sistem pengendalian intern di monitor olehmanajemen atasan langsung secara berkelanjutan(on going basis).
O O
g. Peran internal audit merupakan suatu kesatuanproses dalam monitoring efektivitas pelaksanaansistem pengendalian intern.
O O
h. Sistem pengendalian intern di monitor olehstaf/pegawai secara berkelanjutan (on going basis)
O O
i. Pegawai/staf didorong untuk memiliki keberanianmelakukan identifikasi terjadinya kelemahan(deficiencies), duplikasi atau gap dalam prosespengendalian intern.
O O
j. Pimpinan instansi menghendaki seluruh jajaran O O
15
No. Uraian Pemahaman Penerapan
pimpinan pada berbagai tingkatan untukmembuktikan efektivitas sistem pengendalian intern.
k. Tidak tahu / tidak relevan O O
Diisi oleh petugas pengumpul dataPengumpulan data: Reviu
Tanggal : Tanggal :
Nama : Nama :
Tanda tangan : Tanda tangan :
Input data
Tanggal :
Nama :
Tanda tangan :
1
KUESIONER INSPEKTORATDALAM RANGKA DIAGNOSTIC ASSESSEMENT PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Kuesioner ini disusun untuk menilai pemahaman Internal Audit/Inspektorat terhadappenerapan Sistem Pengendalian Intern.
1. Jawab dengan memberikan tanda"√" di “O” pada tempat jawaban yang disediakan2. jika daftar isisan merupakan titik – titik maka isilah titik tersebut sesuai dengan
kondisi Bapak/Ibu3. Jawaban atas pertanyaan terdiri dari:
Pemahaman : Mencakup kondisi ideal & dipahami secara teoritis oleh respondenmengenai topik yang ditanyakan
Penerapan: Mencakup penerapan yang telah atau sedang dilaksanakan oleh unitBapak/Ibu terkait topik yang ditanyakan
4. jawaban dapat lebih dari satu, apabila terdapat jawaban yang bertentangan pilihlahyang paling dominan atau sering dilakukan/terjadi
5. Jika pernyataan dipandang tidak relevan atau tidak tahu, maka dijawab tidak tahu /tidak relevan
Atas kerjasama Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.
DATA UMUM
1. Nama : .......................................................................
2. Nama Unit Eselon 1 : .......................................................................
.......................................................................
3. Nama Unit Eselon 2 *) : .......................................................................
.......................................................................
4. Nama Unit Eselon 3 *) : .......................................................................
.......................................................................
*) Tidak perlu diisi jika jabatan responden lebih tinggi
No. Uraian Pemahaman Penerapan
I. Peran, Tanggungjawab dan Strategi
1. Apakah peran dan tujuan/sasaran dari Internal Audit pada instansi saudara ?Apakah peran IA telah fokus pada aktivitas berikut ini:
1) aktivitas pelaporan keuangan O O2) pemenuhan peraturan O O3) aktivitas pengendalian O O4) monitoring tupoksi organisasi. O O
2
No. Uraian Pemahaman Penerapan
5) aspek lingkungan pengendalian. O O6) risk assesment O O7) critical success factors pencapaian
tujuan organisasi.O O
8) aktivitas organisasi yang berisiko(key risk areas) mempengaruhipencapaian tujuan organisasi.
O O
b. Apakah peran IA telah meliputi kegiatanberikut ini:1) pada prinsipnya adalah melakukan
"check up" pelaksanaan tupoksiorganisasi. Dimana hal tersebutkadang manajemen melihatsebagai suatu pendekatan yangconfrontational.
O O
2) adalah menjalankan sebagianperan top manajemen dalammeyakini bahwa sistempengendalian intern telah berjalandengan baik.
O O
3) sebagai fasilitator dalampengembangan (pengukuran risiko)risk assessment untuk pencapaiantujuan organisasi.
O O
4) sebagai fasilitator dalammanagement control untukpencapaian tujuan organisasi.
O O
c. Apakah IA dalam perencanaan/pendekatan auditnya telahmelaksanakan langkah-langkah berikutini:1) sedikit sekali melakukan konsultasi
dengan pihak manajemen.O O
2) telah melibatkan pihak manajemenatau telah mengunakanpendekatan "customer focus".Customer focus tersebut telahtergambar dalam tupoksi InternalAudit.
O O
3) Tugas utama dari Internal Auditadalah menjalankan fungsi reviuatas pelaksanaan kegiatanmanajemen.
O O
d. Tidak tahu / tidak relevan O O
2. Bagaimana tupoksi yang telah ditetapkan dalam instansi pemerintah dijalankan ?a. Apakah penetapan tupoksi IA telah
memperhatikan aspek-aspek berikut ini:O O
1) Tidak terdapat tupoksi yang secaraformal ditetapkan
O O
2) Tupoksi ditetapkan secara formal,namun tidak semua pihak
O O
3
No. Uraian Pemahaman Penerapan
memahami.3) Updating tupoksi tidak dilakukan
secara teraturO O
4) Tupoksi ditetapkan dalam bahasayang tidak semua pihak terkaitdapat memahinya dengan jelas,termasuk Inspektorat sendiri.
O O
5) Tupoksi menjelaskan fungsi dantanggungjawab internal auditsecara jelas
O O
6) Tupoksi menjelaskan fungsipengendalian lingkungan
O O
7) Tupoksi menjelaskan fungsihubungan dengan eksternal audit
O O
8) Tupoksi menjelaskan Informasi danTeknologi
O O
9) Tupoksi menjelaskan pengendalianatas fraud
O O
10) Tupoksi menjelaskan monitoring O O11) Tupoksi menjelaskan aturan
pelaporan.O O
12) Tupoksi selalu direviu O O13) Tupoksi ditetapkan ulang secara
periodik.O O
14) Tupoksi dipahami oleh Inspektorat O O15) Tupoksi mendapat persetujuan dari
top manajemen.O O
16) Tupoksi mencantumkan kewajibaninternal audit dalam perencanaanauditnya untuk selalu berkonsultasidengan pihak manajemen.
O O
17) Tupoksi yang ditetapkan selaludikomunikasikan dengan pihakmanajemen dan memintakansaran/masukkan dari pihakmanajemen untuk perbaikannya
O O
b. Tidak tahu / tidak relevan O O
3. Sampai dimana tingkat independensi dan akuntabilitas Inspektorat ?a. Kepada siapa/ institusi mana laporan
pelaksanaan kegiatan inspektoratdisampaikan ?1) disampaikan kepada salah satu
bagian di Inspektorat.O O
2) disampaikan kepada Sesma/ Sekda O O3) disampaikan kepada jajaran Top
ManajemenO O
4) menyampaikan laporanpelaksanaan kegiatannya secaratahunan
O O
5) menyampaikan laporanpelaksanaan kegiatannya setiap
O O
4
No. Uraian Pemahaman Penerapan
setengah tahun sekali atau setiap 4bulan sekali.
b. Bagaimana gambaran akses Inspektoratdalam menjalankan tugasnya ?1) jarang mendapatkan akses ke top
manajemenO O
2) hanya memiliki akses terbatas ketop manajemen
O O
3) memiliki akses langsung ke TopManajemen
O O
c. Apakah secara teratur Inspekturmelakukan komunikasi dengan jajaranTop Manajemen terkait rencana strategipelaksanaan kegiatannya.
O O
d. Tidak tahu / tidak relevan O O
4. Bagaimana cara dan bentuk laporan hasil audit Inspektorat disampaikan kepadaTop Manajemen ?a. Laporan kepada Top Manajemen:
1) umumnya dilakukan secarainformal
O O
2) umumnya top Manajemenmenerima laporan yang sifatnya"good news"
O O
3) dilakukan secara formal O O4) dilakukan tidak terjadual (sekali
dalam setahun).O O
5) sedikit menjelaskan masalahlangkah kerja yang dilakukan
O O
6) sedikit menjelaskan temuan hasilaudit serta rekomendasi yang telahdisampaikan.
O O
7) sedikit rekomendasi yangdisampaikan.
O O
8) disampaikan secara teratur (4bulan sekali atau bulanan)
O O
9) disampaikan secara detail O O10) terdapat perbandingan rencana
dan realisasi auditO O
11) terdapat faktor-faktor yangsignifikan mempengaruhilingkungan pengendalian (controlenvironment)
O O
12) terdapat masalah-masalah dalampengendalian intern lainnya.
O O
13) kaitan antara rekomendasi dengancritical success factor
O O
14) kaitan antara rekomendasi denganinherent risknya
O O
15) kaitan antara rekomendasi denganpencapaian tujuan organisasi.
O O
5
No. Uraian Pemahaman Penerapan
16) terdapat Cost benefit analysis O O17) terdapat pengukuran atas seluruh
aktivitas pengendalian lingkunganO O
18) terdapat pengukuran atas rencanakedepan dari kegiatan audit
O O
19) terdapat pengukuran kinerjaInspektorat.
O O
b. Tidak tahu / tidak relevan O O
5. Bagaimana cara dan bentuk laporan hasil audit Inspektorat disampaikan kepadaline manajemen (Kepala Satuan Kerja/Pimpinan Satgas, Eselon III) ?a. Laporan kepada line manajemen:
1) hanya terkait dengan rekomendasiyang disampaikan
O O
2) hanya disampaikan jika audit telahselesai dilaksanakan (kurang lebihsebulan)
O O
3) disampaikan biasanya kurang dari 1bulan
O O
4) laporan memuat eksekutifsummary
O O
5) laporan memuat rekomendasi O O6) laporan memuat tanggapan dari
pihak manajemen.O O
7) apabila tidak tepat waktu hanyadidasarkan atas suatu hal yangdapat dipahami.
O O
8) memuat penjelasan mengenaifaktor-faktor kritis yangmempengaruhi aktivitas lingkunganpengendalian
O O
9) laporan memuat penjelasanmengenai faktor-faktorpengendalian intern lainnya
O O
10) laporan memuat penjelasanmengenai tindak lanjut yang perludiprioritaskan.
O O
11) kaitan antara rekomendasi dengancritical success factor
O O
12) kaitan antara rekomendasi denganinherent risknya
O O
13) kaitan antara rekomendasi denganpencapaian tujuan organisasi.
O O
14) terdapat Cost benefit analysis O O15) terdapat pengukuran atas seluruh
aktivitas pengendalian lingkunganO O
16) terdapat pengukuran atas rencanakedepan dari kegiatan audit
O O
17) terdapat komentar atas kinerjaInspektorat dari pihak manajemen.
O O
b. Tidak tahu / tidak relevan O O
6
No. Uraian Pemahaman Penerapan
6. Bagaimana cara risk assesment dilakukan atau menjadi prioritas Inspektorat ?a. Pelaksanaan risk assessment di
Inspektorat:1) dilakukan tidak secara formal. O O2) audit dilakukan secara uji petik
pengujian atas suatu transaksi.O O
3) Risk assesment telah dilakukansecara formal
O O
4) Risk assesment hasilnya tidakdilaporkan secara tersendirisebagai suatu analisa yang detail
O O
5) Risiko dianalisa melalui analisasuatu proses kegiatan mis;perputaran pegawai, dan volumetransaksi yang dilakukan.
O O
6) Aktivitas yang memiliki risiko tinggitelah menjadi fokus audit.
O O
7) dilakukan di tahap perencanaanpenentuan ruang lingkup audit.
O O
8) Risk base telah menjadi dasarpelaksanaan audit Inspektorat
O O
9) Inherent risk diperhitungkan danditetapkan dalam perencanaanaudit.
O O
10) pengendalian risiko diperhitungkandan ditetapkan dalam perencanaanaudit.
O O
b. Keterkaitan antara risk assesment dantujuan organisasi:1) Risk assesment secara umum
belum dikaitkan dengan tujuanorganisasi
O O
2) Risk assesment secara umum telahdikaitkan dengan tujuan organisasi
O O
c. Pengukuran Risiko yang dilakukan olehInspektorat tidak dilakukankomparasi/diperbandingkan dengan hasildari pengukuran risiko yang dilakukanmanajemen.
O O
d. Tidak terdapat satu model yangditetapkan dalam melakukan pengukuranrisiko.
O O
e. Hasil pengukuran risiko selaludikomunikasikan dan diperbandingkandengan pihak manajemen.
O O
f. Model pengukuran risiko dijelaskankepada pihak manajemen.
O O
g. proses penetapan bobot dalampengukuran risiko dijelaskan kepadapihak manajemen.
O O
h. Tidak tahu / tidak relevan O O
7
No. Uraian Pemahaman Penerapan
II. Kompetensi dan Pengukuran Kinerja
7. Bagaimana tingkat kompetensi staf Inspektorat ?a. Kompetensi Staf Inspektorat:
1) memiliki keahlian melakukan auditatas laporan keuangan proyek.
O O
2) Sebagian besar staf memilikipemahaman terbatas atas tupoksiorganisasi.
O O
3) Melakukan verifikasi atas laporankeuangan
O O
4) memiliki keahlian audit kepatuhan O O5) memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baikO O
6) memiliki pengetahuan tentangtupoksi organisasi
O O
7) memiliki keahlian terkaitperencanaan strategis.
O O
8) memiliki keahlian review ketaatanterhadap PerUU
O O
9) memiliki keahlian audit proyek O O10) memberikan pelatihan kantor
sendiri (PKS) untuk pengembanganstaf yang lainnya.
O O
b. Melakukan audit atas rencana strategisorganisasi belum merupakan kewajibandari Inspektorat .
O O
c. Staf Inspektorat dalam penetapantimnya secara kolektif telahmemperhatikan kemampuan terkait:1) Pemeriksaan Internal O O2) Audit berbasis Informasi dan
TeknologiO O
3) Akuntansi O O4) Pengendalian Manajemen O O5) Perencanaan Strategic O O6) Pengetahuan Organisasi O O7) Interpersonal dan Communication
skillsO O
8) Komputer O O9) Managerial leadership. O O
d. Pelatihan secara berkelanjutandilakukan:1) di kantor sendiri O O2) melalui kursus yang dilaksanakan di
luar kantor (Pusdiklat BPKP atauInstansi Lainnya yangmenyelenggarakan diklat terkait).
O O
e. Tidak tahu / tidak relevan O O
8. Bagaimana Inspektorat mendapatkan dan mempertahankan orang yang tepat untuk
8
No. Uraian Pemahaman Penerapan
melaksanakan tugasnya ?a. Inspektorat merupakan tempat:
1) yang tidak dinamis O O2) yang dinamis O O3) yang tidak penuh tantangan. O O
b. Beberapa orang di Inspektorat telahmenempati posisi yang sama dalambeberapa tahun.
O O
c. pergantian pegawai:
1) dilakukan apabila terdapatpegawai yang pensiun
O O
2) dilakukan apabila terdapatpegawai yang mutasi
O O
3) diganti dengan orang yang memilikikompetensi sama.
O O
d. sistem mutasi di Inspektorat samadengan unit lain
O O
e. karir di Inspektorat sama dengan unitlain
O O
f. sedikit staf dari Inspektorat yang dimutasi ke unit organisasi lain.
O O
g. Kebijakan rekrutmen pegawai: O O1) Tidak ditetapkan secara formal O O2) ditetapkan secara formal O O3) memiliki kemampuan dasar sebagai
tim auditO O
4) memiliki pemahaman pelaporankeuangan
O O
5) memiliki pemahaman peraturan O O6) memiliki pemahaman informasi
dan teknologi.O O
7) menggambarkan pemahaman yangluas terhadap fungsi internal audit
O O
8) memberikan prioritas kepada calonpegawai yang ahli di bidangakuntansi/auditing.
O O
9) Alternatif recruitment pegawaiadalah dari internal organisasi yangmemiliki kompetensi sesuaikebijakan yang telah ditetapkan.
O O
10) memberikan prioritas kepada calonpegawai yang ahli di bidangakuntansi/auditing. Alternatifrecruitment pegawai adalah dariinternal organisasi yang memilikikompetensi sesuai kebijakan yangtelah ditetapkan.
O O
11) Kebijakan recruitment pegawaitelah menggambarkan pemahamanyang luas terhadap fungsi internalaudit, dan memberikan prioritas
O O
9
No. Uraian Pemahaman Penerapan
kepada calon pegawai yang ahli dibidang akuntansi/auditing.Alternatif recruitment pegawaiadalah dari internal organisasi yangmemiliki kompetensi sesuaikebijakan yang telah ditetapkan.
h. Di Inspektorat dalam pengembangankarir terdapat beberapa aturan yangberbeda (terkait jabatan fungsionalauditor)
O O
i. Inspektorat dilihat sebagai tempat yangprestisius, suatu area dinamis yangmenghasilkan calon-calon eksekutifmanajemen.
O O
j. Internal audit pada dasarnya adalahinhouse consultancy, sehingga pegawaiyang direcruit harus memahamioperasional organisasi tidak semata-mata hanya memiliki kemampuanakuntansi/auditing. Proses recrutmentmemberikan kesempatan yang luaskepada pegawai di unit lain yangmemiliki kemampuan lebih dibandingpegawai lain yang sebelumnya telahdikonsultasikan kepada TopManagement.
O O
k. Tidak tahu / tidak relevan O O
9. Bagaimana kinerja Inspektorat diukur dan dimonitor ?a. Inspektorat mengukur kinerjanya sendiri O Ob. Kinerja diukur berdasarkan perbandingan
antara realisasi dari rencana/anggarankegiatan yang telah ditetapkan.
O O
c. Inspektorat mengukur kinerjanya sendirisecara regular.
O O
d. Pengukuran kinerja telahmempertimbangkan kaitan antarakemampuan mengidentifikasi masalahdikaitkan dengan kualitas rekomendasiyang disampaikan. Umpanbalik/feedback dari pihak manajamenhanya terkait hal-hal tertentu saja danmasih bersifat informal.
O O
e. Inspektorat mengukur kinerjanya sendirisecara regular dan dalam pengukurankinerjanya menerima masukkan daripihak manajemen/auditan.
O O
f. Feedback dari pihak manajemen/auditandipertimbangkan untuk pengembanganKey Performance Indicators, denganmempertimbangkan misi, tujuan danoutcames yang ingin dicapai dari
O O
10
No. Uraian Pemahaman Penerapan
kegiatan audit Itjen.g. Inspektorat mengukur kinerjanya sendiri
secara regular dan dalam pengukurankinerjanya menerima masukkan daripihak manajemen/auditan.Feedbackatas kinerja Inspektorat dari pihakmanajemen juga diterima dari pihakmanajemen secara periodik, tidak hanyapada saat pengukuran kinerja sedangdilakukan.
O O
h. Feedback dari pihak manajemen/auditandipertimbangkan untuk pengembanganKey Performance Indicators, denganmempertimbangkan misi, tujuan danoutcames yang ingin dicapai darikegiatan audit Itjen.
O O
i. Tidak tahu / tidak relevan O O
Diisi oleh petugas pengumpul dataPengumpulan data: Reviu
Tanggal : Tanggal :
Nama : Nama :
Tanda tangan : Tanda tangan :
Input data
Tanggal :
Nama :
Tanda tangan :
Lampiran 4
LANGKAH PROSES INPUT, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
HASIL JAWABAN KUESIONER
1. Pendahuluan
Input, pengolahan, dan analisis data dilaksanakan dalam satu file berbentuk
excel. Hasil akhir hingga analisis data adalah peta mengenai kondisi K/L yang
diambil datanya.
2. Input Data
Input data terdapat 2 buah worksheet, yaitu input data untuk pemahaman
dan penerapan yang keduanya terletak pada sudut kiri bawah.
Input data pemahaman dan penerapan berasal dari kuesioner sesuai
dengan worksheetnya.
Pada saat diinput, penomoran pada pemahaman dan penerapan harus
sama karena data tersebut berpasangan antara satu dengan lainnya.
Input data dilakukan dengan menuliskan angka “1” pada sel data excel
untuk kuesioner yang dipilih oleh responden dan biarkan sel berisi angka
“0” untuk kuesioner yang tidak dipilih oleh responden.
Bagian row adalah pertanyaan sesuai dengan kuesioner, sedangkan
kolom adalah responden
Standar awal hanya ada satu responden, apabila responden lebih dari
satu orang, maka jumlah kolom untuk responden dapat ditambah sesuai
dengan jumlah responden dengan cara mengkopi penuh satu kolom
(hitamkan dengan mengklik kolom di atasnya kemudian dikopikan ke
kolom sebelah kanan hingga sesuai dengan jumlah responden.
Dalam daftar isian data hanya ada angka “1” dan “0”, tidak ada lain,
apabila ada data lain maka data lain tersebut tidak terbaca dan membuat
error pada proses pengolahan dan analisis data.
Jumlah data yang diinput pada pemahaman dan penerapan harus sama
jumlahnya dan nomor yang ada pun berpasangan datanya.
Apabila telah selesai dapat dilanjutkan ke worksheet pengolahan data
pemahaman dan penerapan.
3. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah proses lanjutan setelah pengisian data selesai
dilaksanakan. Tata cara untuk pengolahan data adalah sebagai berikut:
Pengolahan data dilaksanakan oleh dua worksheet yaitu worksheet untuk
pengolahan data pemahaman dan penerapan.
Pengolahan berlangsung secara otomatis atau telah terhubung (link)
dengan input data.
Apabila kolom untuk responden kurang, maka dapat dilakukan proses kopi
dari kolom responden disebelahnya dan jumlah kolom yang dikopi
disesuaikan dengan jumlah responden pada input data.
Jumlah responden pada pengolahan data harus sama dengan jumlah
input data, serta jumlah pemahaman dan penerapan juga harus sama.
Tidak dilakukan perubahan apapun dalam worksheet ini kecuali
penambahan kolom sesuai dengan jumlah responden.
Apabila telah selesai dapat dilanjutkan ke worksheet ringkasan data untuk
pemahaman dan penerapan.
4. Pengolahan Data Lanjutan
Pengolahan data secara berkelanjutan berbentuk ringkasan data adalah
worksheet yang berguna untuk pengambilan data yang dibutuhkan dalam
membuat peta hasil pemetaan.
Pengolahan data lanjutan yang menghasilkan ringkasan data akan secara
otomatis terbuat dan telah dihubungkan (link) dengan worksheet
sebelumnya.
Data yang dihasilkan hanya berbentuk titik – titik simpulan.
Merupakan data yang digunakan untuk membuat peta hasil pemetaan.
Tidak perlu melakukan apapun karena data otomatis terbuat.
Apabila kolom responden kurang maka dapat dibuat dengan cara
mengkopi dari kolom sebelumnya.
5. Peta hasil pemetaan
Peta hasil pemetaan dapat dibuat dari worksheet ringkasan, namun jika
membutuhkan lebih detil maka dapat diambil dari worksheet pengolahan data.
Tata cara membuat peta hasil pemetaan adalah sebagai berikut:
Buka worksheet peta (dalam contoh ini adalah peta untuk kesimpulan
secara umum)
Terlihat adanya gambar peta dengan warna merah, kuning, hijau, dan biru
Di bawah peta terlihat adanya data, dengan kolom Pemahaman,
Penerapan, dan Blok
Buatlah persiapan blok data dengan jumlah row yang sesuai dengan
jumlah responden, bila row responden kurang maka dapat ditambah row
dengan melakukan insert row
Ambil data dari worksheet ”ringkasan pemahaman” di row ”simpulan”
mulai dari awal hingga akhir pada row simpulan, kemudian ”copy”
Kembali ke worksheet peta kemudian pindahkan data yang tadinya
memanjang dari kiri ke kanan di row menjadi dari atas ke bawah di kolom
pemahaman dengan cara ”paste special” – pilih ”paste values” dilanjutkan
”transpose”.
Ulangi untuk data penerapan
Data pemahaman dan penerapan harus berdampingan dan jumlahnya
sama
Perumusan dalam kolom–kolom selanjutnya hingga kolom blok dilakukan
dengan cara mengkopi perumusan yang berada diatasnya
Apabila telah selesai, maka akan otomatis angka–angka tersebut
dimasukan ke dalam peta.
Cara membaca peta (lihat penjelasan tentang analisis jawaban kuesioner)
Peta pemahaman dan penerapan dituangkan dalam warna dengan
penjelasan, sebagai berikut :
1) Warna Merah : Menggambarkan bahwa pemahaman dan
penerapan SPIP di lingkungan unit organisasi
masih pada tahap awal.
2) Warna Kuning : Menggambarkan bahwa pemahaman SPIP
sudah memadai namun penerapannya masih
pada tahap awal.
3) Warna Hijau : Menggambarkan bahwa penerapan SPIP di
lingkungan unit organisasi sudah memadai
walaupun terdapat perbedaan dalam
pemahaman
4) Warna Biru : Menggambarkan bahwa penerapan SPIP di
lingkungan unit organisasi sudah sangat baik
walaupun terdapat perbedaan dalam
pemahaman.
Apabila ingin memperoleh hasil yang lebih terinci, maka proses membuat
peta dapat diulang untuk setiap unsur SPIP, dapat juga dilakukan secara
detil sampai pada setiap pertanyaan.
1 1 0 0 0 04
2,86% 2,86% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
8 0 7 1 0 13
22,86% 0,00% 20,00% 2,86% 0,00% 2,86%
23 12 11 0 0 82
65,71% 34,29% 31,43% 0,00% 0,00% 22,86%
3 3 0 0 0 261
8,57% 8,57% 0,00% 0,00% 0,00% 74,29%
1 2 3 435 35
16 18 1 045,71% 51,43% 2,86% 0,00%
SIMPULAN UMUM KELEMBAGAAN
PEMAHAMAN
PENERAPAN
6. Kesimpulan Analisis Peta Jawaban Kuisioner
Mengidentifikasi gejala awal potensi permasalahan (red flag).
Identifikasi gejala potensi permasalahan (red-flag) dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut:
PemahamanPenerapan Pemahaman Penerapan Pemahaman Penerapan Blok
1 2 2 Kurang Baik Kurang Baik 2 2 222 2 1 Kurang Baik Sangat Kurang Baik 2 1 123 2 1 Kurang Baik Sangat Kurang Baik 2 1 124 3 2 Baik Kurang Baik 3 2 235 1 1 Sangat Kurang BaikSangat Kurang Baik 1 1 116 3 2 Baik Kurang Baik 3 2 237 3 2 Baik Kurang Baik 3 2 238 3 3 Baik Baik 3 3 339 3 2 Baik Kurang Baik 3 2 23
10 3 2 Baik Kurang Baik 3 2 2311 2 1 Kurang Baik Sangat Kurang Baik 2 1 1212 2 2 Kurang Baik Kurang Baik 2 2 2213 3 2 Baik Kurang Baik 3 2 2314 2 2 Kurang Baik Kurang Baik 2 2 2215 2 2 Kurang Baik Kurang Baik 2 2 2216 2 1 Kurang Baik Sangat Kurang Baik 2 1 1217 2 2 Kurang Baik Kurang Baik 2 2 2218 2 2 Kurang Baik Kurang Baik 2 2 2219 3 2 Baik Kurang Baik 3 2 2320 2 1 Kurang Baik Sangat Kurang Baik 2 1 1221 2 1 Kurang Baik Sangat Kurang Baik 2 1 1222 2 1 Kurang Baik Sangat Kurang Baik 2 1 1223 4 1 Sangat Baik Sangat Kurang Baik 4 1 1424 2 2 Kurang Baik Kurang Baik 2 2 2225 2 2 Kurang Baik Kurang Baik 2 2 2226 2 1 Kurang Baik Sangat Kurang Baik 2 1 1227 2 1 Kurang Baik Sangat Kurang Baik 2 1 1228 2 1 Kurang Baik Sangat Kurang Baik 2 1 1229 1 1 Sangat Kurang BaikSangat Kurang Baik 1 1 1130 1 1 Sangat Kurang BaikSangat Kurang Baik 1 1 1131 2 2 Kurang Baik Kurang Baik 2 2 2232 2 2 Kurang Baik Kurang Baik 2 2 2233 2 1 Kurang Baik Sangat Kurang Baik 2 1 1234 2 1 Kurang Baik Sangat Kurang Baik 2 1 1235 2 2 Kurang Baik Kurang Baik 2 2 22
11 312 1213 014 121 022 1123 724 031 032 033 134 041 042 043 044 0
35
Jawaban responden yang berada pada tingkat 1 dan atau 2 (area merah)
Terdapat ketidakkonsistenan yang mencolok antara jawaban kelompok
responden atau ketidakkonsistenan jawaban antar responden dalam
kelompok yang sama.
Misalnya:
Ketidakkonsistenan jawaban antar kelompok responden (kelompok
yang berbeda): Jawaban atas substansi pertanyaan yang sama pada
responden manajemen puncak berada pada tingkat 4, sedangkan
untuk responden manajemen lini pada tingkat 1.
Ketidakkonsistenan jawaban responden dalam kelompok yang sama:
jawaban yang bersifat outlier pada kelompok responden yang sama.
Bila terjadi gejala awal potensi permasalahan (red flag), beri tanda
pada pertanyaan dalam kuesioner sebagai pertanyaan yang akan
digali lebih lanjut informasinya.
Identifikasi jawaban mayoritas atas pertanyaan yang terdapat pada
Kuesioner Eselon III dan Staf yang berada pada Tingkat I dan atau
Tingkat II. Identifikasi dapat dilakukan dengan melihat frekuensi
jawaban terbanyak pada print out kertas kerja tabulasi kuesioner.
Identifikasi responden yang akan diwawancara berdasarkan jawaban
yang berbeda.
Bila jawaban responden tidak mengindikasikan adanya kelemahan,
maka tim memutuskan apakah informasi yang diperoleh masih perlu
digali lebih lanjut atau tidak.
1
URAIANDokumen
TerkaitI. LINGKUNGAN PENGENDALIAN
(Pasal 4) “Tone at the Top”Pimpinan IP telah memiliki komitmen untuk menciptakan / memelihara lingkungan pengendalian, yangmenimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan SPI dalam lingkungan kerjanya, melalui:
1. Penegakan Integritas dan Nilai Etika
1) Pimpinan IP telah menetapkan aturan perilaku:- mengatur praktik yang dapat diterima dan tidak dapat diterima,- benturan kepentingan,- berkenaan dengan hal-hal yang krusial,- mengatasi situasi dilematis,- menjaga citra positif lembaga, dalam urusan kedinasan maupun kemasyarakatan.
- Ketentuan yangrelevan,
- Aturan perilaku,- Dokumen Pakta
Integritas
2) Seluruh pegawai telah menandatangani pernyataan komitmen untuk menerapkan aturan perilaku/standaretika dan secara berkala diperbaharui.
- Aturan perilaku yangditetapkan dengan SEdibandingkan dengansample dokumenPakta Integritas
3) Pegawai mengetahui, memahami dengan baik isi aturan perilaku/standar etika, sanksi hukuman terhadappelanggaran aturan perilaku/standar etika.
4) Setiap tingkat pimpinan telah memberikan keteladanan penerapan aturan perilaku, dalam tutur katamaupun dalam tindakan nyata.
- Aturan perilaku yangditetapkan denganSE,
- Sample dokumenPakta Integritas
5) Pekerjaan yang terkait dengan pelayanan publik dilaksanakan dengan etika yang tinggi. - Kebijakan/mekanismepenanganan masalah
2
kepegawaian
6) Sanksi atas pelanggaran etika telah dikomunikasikan kepada pegawai, penegakan yang tepat ataspelanggaran aturan perilaku dan pemantauan tindak lanjutnya.
- SE/SK PembentukanTim PenegakanAturan Perilaku,
- Sample SKPenjatuhan Sanksi
7) Demi pencapaian tujuan organisasi, pimpinan instansi pemerintah menjelaskan,mempertanggungjawabkan, dan mendokumentasikan, jika ada kejadian intervensi, pengabaian, ataupunpengecualian pengendalian intern.
- Sample NotulenRapat,
- SE tentang Pedomanintervensi danpengabaian
8) Pimpinan instansi pemerintah menghapus kebijakan, penugasan, atau penetapan sasaran yang tidakrealistis, yang dapat mendorong perilaku tidak etis.
- Renstra,- Renja yang SMART
2. Komitmen terhadap Kompetensi9) Uraian jabatan seluruh tingkatan Pimpinan dan seluruh pegawai telah diidentifikasi, ditetapkan, dimonitor,
dan dimutahirkan secara periodik (misalnya melalui proses analisis beban kerja dan analisis jabatan).- Uraian Jabatan,- Hasil Analisis
Jabatan,- Hasil Analisis Beban
Kerja
10) IP telah menyusun standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi pada masing-masing posisi dalam IP - Uraian Jabatan
11) IP telah menyusun, menyelenggarakan program pelatihan dan pembimbingan yang berkesinambungan,dan melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa seluruh pegawai sudah menerima pelatihan yang sesuaidengan pelaksanaan tugasnya
- Dokumen KebijakanPengelolaan SDM
3
(rencana diklat yangsesuai dengan urjab,dan pengembangankompetensi)
12) Pemilihan dan penempatan berbagai tingkatan pimpinan berdasarkan kemampuan manajerial danpengalaman teknis yang luas dalam pengelolaan Instansi Pemerintah.
- Kriteria promosi,mutasi
3. Kepemimpinan yang Kondusif13) Dalam pengambilan keputusan, Pimpinan IP selalu mempertimbangkan risiko yang telah ditetapkan dalam
peta risiko.14) Pimpinan IP menerapkan manajemen berbasis kinerja.15) Pimpinan telah memiliki komitmen kuat terhadap fungsi tertentu dalam penerapan SPIP seperti fungsi
pencatatan dan pelaporan keuangan, manajemen informasi dan penyempurnaannya, pengelolaanpegawai, pengawasan intern maupun ekstern.
16) Pimpinan IP telah menerapkan akuntabilitas pengelolaan aset dan informasi, dari akses dan penggunaanyang tidak sah.
17) Telah terjalin interaksi yang intensif antar pejabat pada berbagai tingkatan manajemen.18) Pimpinan IP memiliki sikap positif dan responsif terhadap pelaporan yang berkaitan dengan keuangan,
penganggaran, program, dan kegiatan.(misal mendukung penerapan prinsip-prinsip akuntansi yang konservatif, mengungkapkan semua informasiyang diperlukan, menghindari penekanan pencapaian hasil jangka pendek, tidak menyampaikan laporanyang tidak tepat, fakta tidak dibesar-besarkan, dan estimasi anggaran tidak ditinggikan).
19) Dalam IP tidak terjadi mutasi pegawai yang berlebihan di fungsi-fungsi kunci, yang mungkin menunjukkanadanya masalah pengendalian intern.(misal: tidak terjadi mutasi pimpinan yang berlebihan berkaitan dengan masalah-masalah pengendalianintern, pegawai yang menduduki posisi penting tidak mengundurkan diri dengan alasan tidak terduga, tidakterdapat perputaran pegawai yang tinggi sehingga melemahkan pengendalian intern, tidak terjadiperputaran pegawai yang tidak berpola mengindikasikan kurangnya perhatian pimpinan InstansiPemerintah terhadap pengendalian intern)
4
4. Pembentukan Struktur Organisasi yang sesuai dengan Kebutuhan
20) Struktur organisasi Instansi Pemerintah telah sesuai dengan tujuan, ukuran dan sifat kegiatan dalamrangka mencapai tujuan:
- telah memfasilitasi kebutuhan arus informasi internal instansi (proses bisnis) secara menyeluruh,- telah mempertimbangkan faktor-faktor dalam menentukan tingkat sentralisasi dan desentralisasi
kebijakan.
- KetentuanPerundangan (PP,Perda, Permen dll),SE pimpinan instansi
21) Struktur organisasi memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab serta telah disosialisasikandan dipahami oleh semua pegawai
- Job disc, website,agenda
22) Terdapat kebijakan yang memberikan kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan intern dalam InstansiPemerintah, untuk memudahkan Pimpinan IP memperoleh informasi pelaksanaan tugas tanggungjawabnya, saling berkomunikasi, serta pemahaman pegawai terhadap hubungan dan jenjang pelaporanyang telah ditetapkan.
- SE/SK pengelolaaninformasi danpelaporan
23) Telah dilaksanakan evaluasi dan penyesuaian secara periodik atas struktur organisasi terhadapperubahan lingkungan strategis.
- Pertimbangan 2perubahan SOTK
24) Jumlah pegawai terutama untuk posisi pimpinan telah sesuai kebutuhan, sehingga Pimpinan memilikiwaktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
- Analisis beban kerja
5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat
25) Wewenang telah diberikan secara tepat sesuai dengan tingkat tanggung jawabnya, dimana Pimpinanbertanggung jawab atas keputusan, menerapkan prosedur pemantauan hasil pendelegasian wewenangdan tanggung jawab.
- SE strukturorganisasi, Uraianjabatan
26) Pegawai yang diberi wewenang telah memahami bahwa wewenang dan tanggung jawab yangditerimanya terkait pihak lain dalam instansi yang bersangkutan yang diatur dalam uraian tugas setiaptingkatan manajemen dan dievaluasi kinerjanya.
- SE strukturorganisasi, Uraianjabatan
5
27) Pegawai telah memahami bahwa pelaksanaan wewenang dan tanggung jawabnya dalam penerapanSPIP:- diberdayakan untuk mengatasi masalah atau melakukan perbaikan,- keseimbangan antara pendelegasian tersebut dengan keterlibatan pimpinan yang lebih tinggi.
- SE strukturorganisasi,
- Uraian jabatan
6. Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia
28) Instansi telah melaksanakan kebijakan dan prosedur pembinaan SDM, sejak rekrutmen sampai denganpemberhentian pegawai, yang mengutamakan kompetensi, etika dan integritas, serta mendorongtercapainya kinerja.
- Dokumen formasiberbasiskompetensi/jabatan,
- SOP PenerimaanPegawai / rekrutmen
- Uraian Jabatan- SOP pengelolaan
pegawai (promosi,mutasi, remunerasi,dll)
- Panduan, penilaian,dan pelatihan
- SK pemberhentian29) Instansi telah menerapkan kebijakan penelusuran latar belakang calon pegawai yang memadai dalam
proses rekruitmen.(mencakup investigasi terhadap calon pegawai sehubungan adanya catatan kriminal, konfirmasi atasatasan calon pegawai di tempat kerja sebelumnya, dan konfirmasi ijazah pendidikan dan sertifikasiprofesi)
30) Instansi telah menerapkan supervisi periodik atas SDM yang memadai.(dengan memberikan panduan, penilaian, dan pelatihan di tempat kerja, dan pimpinan memastikanbahwa pegawai memahami tugas, tanggung jawabnya)
7. Perwujudan Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Efektif
6
31) Terdapat mekanisme untuk memberikan keyakinan memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi danefektifitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah, melalui:- Independensi APIP yang didukung oleh komitmen dari pimpinan tertinggi- APIP menyusun laporan hasil pengawasan, yang memberikan keyakinan memadai pencapaian tujuan
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.- Dilakukan telaahan sejawat secara berkala, untuk menjaga mutu hasil pemeriksaan APIP
- Piagam Audit, StrukturOrganisasi APIP,
- Standar Kerja/StandarProfesi,
- PKPT, Laporan hasilpengawasan,
- SOP/Pemantauantindak lanjut
32) Terdapat mekanisme peringatan dini dan peningkatan efektivitas manajemen risiko ataspenyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah
- PKPT,- Pedoman audit, reviu,
bimtek, dll,- Laporan hasil
pengawasan dengansasaran perbaikanefektivitasmanajemen risiko
33) Terdapat peran APIP independen dan profesional dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitastata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
- Laporan hasilpengawasan dengansasaran perbaikantata kelola
8. Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait
34) Instansi telah melakukan hubungan kerja yang baik dengan IP yang mengelola anggaran, akuntansi danperbendaharaan, dan yang mekasanakan tanggung jawab pengendalian lintas instansi, sehingga terciptamekanisme saling uji dan saling berkoordinasi.(misal rekonsiliasi data keuangan, pembahasan secara berkala tentang pelaporan keuangan dananggaran dengan Departemen Keuangan, pengendalian intern dan kinerja, serta musyawarahperencanaan pembangunan sesuai ketentuan yang berlaku, rapat koordinasi dengan instansi eksternalyang bertanggung jawab atas fungsi pengendalian lintas instansi (inspektorat, BPKP, dan BPK).
- MOU Koordinasi
7
URAIAN Dokumen Terkait
II. PENILAIAN RISIKO1. Penetapan Tujuan Instansi Pemerintah Secara Keseluruhan
35) Pimpinan IP sudah menetapkan tujuan Instansi pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan sepertitercantum dalam Renstra dan Renja tahunan, Memenuhi persyaratan program yang ditetapkan dengan peraturandan memenuhi kriteria SMART serta dikomunikasikan dengan seluruh pegawai
Renstra dan Renja tahunan
36) Pimpinan IP menetapkan strategi operasional yang konsisten dengan renstra dan rencana penilaian risiko,dengan mempertimbangkan sistem penganggaran (antara lain alokasi, prioritas, rancangan secara rinci, asumsidasar renstra dan anggaran konsisten saat ini dan sebelumnya.)
37) Tujuan IP secara menyeluruh mempertimbangkan risiko ekstern dan intern, serta struktur pengendalianpenanganan risiko
2. Penetapan tujuan pada tingkat kegiatan
38) Penetapan tujuan pada tingkat kegiatan dengan memperhatikan metode yang lazim, diantaranya adanya tujuandan renstra IP (entitas), keterkaitan, relevansi,kriteria pengukuran, sumber daya yang cukup dan partisipasiseluruh tingkatan pimpinan.
3. Identifikasi Risiko
39) Pimpinan IP menggunakan metodologi identifikasi risiko, baik metode kualitatif maupun kuantitatif yang sesuaidengan tujuan IP dan tujuan kegiatan dengan ditandai : mempertimbangkan prakiraan rencana jangka pendek dan jangka panjang serta renstra mempertimbangkan hasil dari temuan audit, hasil evaluasi atau penilaian lainnya, risiko yang ada pada tingkat pegawai dan pimpinan tingkat menengah menjadi perhatian pimpinan yang
lebih tinggi.
8
URAIAN Dokumen Terkait
II. PENILAIAN RISIKO Risiko IP secara keseluruhan dan pada setiap tingkatan kegiatan penting
40) Penggunaan metodologi tersebut harus dikomunikasikan dengan pegawai yang berkepentingan dan dibahasdengan jajaran pimpinan,
41) Risiko telah diidentifikasi dengan menggunakan mekanisme yang memadai, dengan mempertimbangkanperubahan lingkungan strategis eksternal dan internal (eksternal seperti perubahan peraturan, teknologi,bencana alam, dan internal seperti perubahan kebutuhan, pengurangan pegawai, kecurangan).
42) Penilaian atas faktor lain, yang dapat meningkatkan risiko telah dilaksanakan dengan mempertimbangkanfaktor-faktor yang terjadi di masa lalu (seperti kegagalan pencapaian misi, tujuan dan sasaran, pelanggaranpenggunaan dana dan peraturan), serta risiko melekat pada misi dan program
Kertas Kerja IdentifikasiRisiko
4. Analisis Risiko
43) Analisis risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak risiko terhadap pencapaian tujuan IP denganmemperhatikan metode, proses dan hasil:
Metode analisis risiko yang relevan dipergunakan (ada kriteria klasifikasi, melibatkan pimpinan danpegawai yang berkepentingan, menetapkan peringkat atau level
Pimpinan IP menetapkan proses formal dan informal untuk menganalisis risiko berdasarkan kegiatansehari-hari
Risiko relevan dengan tujuan
Kertas Kerja Analisis Risiko
44) Pimpinan IP menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menentukan tingkat risiko yang dapat diterima.5. Pengelolaan Risiko Selama Perubahan
45) IP memiliki mekanisme antisipasi, identifikasi, dan reaksi terhadap perubahan-perubahan dalam pemerintahan,ekonomi, industri, peraturan, operasional, atau kondisi lain yang dapat mempengaruhi tercapainya maksud dantujuan IP secara keseluruhan dan tujuan kegiatan.
9
URAIAN Dokumen Terkait/Infrastruktur yang tersedia
III. KEGIATAN PENGENDALIAN
1. Penerapan Umum Kegiatan Pengendalian
46) Terdapat kegiatan pengendalian yang diselenggarakan oleh Pimpinan Instansi Pemerintah sesuai denganukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan. (Not fits for all,setiap instansi memiliki kegiatan pengendalian yang tidak bisa disamaratakan dengan instansi lainnya)
Renstra, Renja, RKT,Peraturan per-uu-ansebagai landasan hukuminstansi.
47) Penyelenggaraan kegiatan pengendalian telah diarahkan pada karakteristik sebagai berikut:
- kegiatan pokok (core business) Instansi Pemerintah;- melalui proses penilaian risiko;- sifat khusus (specific) Instansi Pemerintah;- kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis (terdapat dokumentasi);- prosedur dilaksanakan sesuai yang ditetapkan secara tertulis (terdapat proses internalisasi dan
implementasi di instansi yang bersangkutan); dan- kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut masih sesuai
dan berfungsi seperti yang diharapkan
Peraturan per-uu-ansebagai landasan hukuminstansi, SOP, NotulenRapat, Laporan Monitoringdan Evaluasi Kegiatanmasing-masing instansi.
2. Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan
48) Terdapat reviu atas kinerja Instansi Pemerintah dilaksanakan dengan membandingkan kinerja dengan tolokukur kinerja yang ditetapkan pada level instansi, aktivitas/ kegiatan; dengan menggunakan alat berupa target,anggaran, prakiraan, dan kinerja periode yang lalu; atau alat lainnya yang sesuai dengan kebutuhan.
Renstra, Renja, Lakip, DIPA,Laporan Bulanan/Triwulanan/ Semester/Tahunan RealisasiPencapaian Target Instansi,
10
URAIAN Dokumen Terkait/Infrastruktur yang tersedia
III. KEGIATAN PENGENDALIAN
Notulen Rapat.
3. Pembinaan Sumber Daya Manusia
49) Terdapat pembinaan sumber daya manusia oleh Pimpinan Instansi Pemerintah dengan cakupan:
- mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi instansi kepada pegawai;- membuat strategi perencanaan dan pembinaan sumber daya manusia yang mendukung pencapaian visi
dan misi; dan- membuat uraian jabatan, prosedur rekrutmen, program pendidikan dan pelatihan pegawai, sistem
kompensasi, program kesejahteraan dan fasilitas pegawai, ketentuan disiplin pegawai, sistem penilaiankinerja, serta rencana pengembangan karir.
Buletin, Leaflet, Kartupos,Amplop, Spanduk, Web,Renstra, Renja, StrategiPengembangan SDM, SOPKepegawaian
4. Pengendalian atas Pengelolaan Sistem Informasi
50) Terdapat kegiatan pengendalian umum pengamanan sistem informasi untuk memastikan akurasi dankelengkapan informasi yang memperhatikan :
a. penilaian risiko yang komprehensif,b. pengembangan rencana yang jelas,c. penetapan organisasi untuk implementasi,d. penguraian tanggung jawab pengamanan yang jelas,e. implementasi kebijakan yang efektif,f. dan pemantauan efektivitas program pengamanan.
51) Terdapat kegiatan pengendalian umum pengamanan pengendalian atas akses untuk memastikan akurasidan kelengkapan informasi dengan memperhatikan :
Desain Infrastruktur IT,Kebijakan PengembanganIT (Propriotary vs OpenSource), SDLC (SistemDevelopment Life Cycle),UAT (User AcceptanceTest), DBMS (DatabaseManajemen System),Prosedur Data Konversi,Dokumen Integrasi Data,SOP PengembanganSistem Informasi, StandarKeamanan SI, Integrasi
11
URAIAN Dokumen Terkait/Infrastruktur yang tersedia
III. KEGIATAN PENGENDALIAN
a. klasifikasi sumber daya sistem informasi, identifikasi pengguna yang berhak dan otorisasi akses ke informasisecara formal,
b. pengendalian fisik dan pengendalian logik untuk mencegah dan mendeteksi akses yang tidak diotorisasi,c. pemantauan atas akses ke sistem informasi, investigasi atas pelanggaran, serta tindakan perbaikan dan
penegakan disiplin.
52) Terdapat kegiatan pengendalian umum pengamanan pengendalian atas pengembangan dan perubahanperangkat lunak aplikasi untuk memastikan akurasi dan kelengkapan informasi meliputi :a. otorisasi atas fitur pemrosesan sistem informasi dan modifikasi program,b. pengujian dan persetujuan atas seluruh perangkat lunak yang baru dan yang dimutakhirkan,c. dan penetapan prosedur untuk memastikan terselenggaranya pengendalian atas kepustakaan perangkat
lunak.
53) Terdapat kegiatan pengendalian umum pengamanan pengendalian atas perangkat lunak sistem meliputi :a. pembatasan akses ke perangkat lunak sistem berdasarkan tanggung jawab pekerjaan dan dokumentasi
atas otorisasi akses,b. pengendalian dan pemantauan atas akses dan penggunaan perangkat lunak sistem,c. dan pengendalian atas perubahan yang dilakukan terhadap perangkat lunak sistem
54) Terdapat kegiatan pengendalian umum pengamanan pemisahan tugas meliputi :a. identifikasi tugas yang tidak dapat digabungkan dan penetapan kebijakan untuk memisahkan tugas tersebut,b. penetapan pengendalian akses untuk pelaksanaan pemisahan tugas,c. dan pengendalian atas kegiatan pegawai melalui penggunaan prosedur, supervisi, dan reviu.
55) Terdapat kegiatan pengendalian umum pengamanan kontinuitas pelayanan meliputi :
- penilaian, pemberian prioritas, dan pengidentifikasian sumber daya pendukung atas kegiatan komputerisasiyang kritis dan sensitif;
- langkah-langkah pencegahan dan minimalisasi potensi kerusakan dan terhentinya operasi komputer;- pengembangan dan pendokumentasian rencana komprehensif untuk mengatasi kejadian tidak terduga; dan- pengujian secara berkala atas rencana untuk mengatasi kejadian tidak terduga dan melakukan
penyesuaian jika diperlukan.
(DBMS, TPS, MIS, EIS)
12
URAIAN Dokumen Terkait/Infrastruktur yang tersedia
III. KEGIATAN PENGENDALIAN
56) Terdapat kegiatan pengendalian aplikasi pengamanan pengendalian otorisasi meliputi:
a. pengendalian terhadap dokumen sumber;b. pengesahan atas dokumen sumber;c. pembatasan akses ke terminal entri data; dand. penggunaan file induk dan laporan khusus untuk memastikan bahwa seluruh data yang diproses telah
diotorisasi
57) Terdapat kegiatan pengendalian aplikasi pengendalian kelengkapan meliputi :
- pengentrian dan pemrosesan seluruh transaksi yang telah diotorisasi ke dalam komputer; dan- pelaksanaan rekonsiliasi data untuk memverifikasi kelengkapan data.
58) Terdapat kegiatan pengendalian aplikasi pengendalian akurasi; dan
- penggunaan desain entri data untuk mendukung akurasi data;- pelaksanaan validasi data untuk mengidentifikasi data yang salah;- pencatatan, pelaporan, investigasi, dan perbaikan data yang salah dengan segera; dan- reviu atas laporan keluaran untuk mempertahankan akurasi dan validitas data.
59) Terdapat kegiatan pengendalian aplikasi pengendalian terhadap keandalan pemrosesan dan file data meliputi :
- penggunaan prosedur yang memastikan bahwa hanya program dan file data versi terkini digunakan selamapemrosesan;
- penggunaan program yang memiliki prosedur untuk memverifikasi bahwa versi file komputer yang sesuaidigunakan selama pemrosesan;
- penggunaan program yang memiliki prosedur untuk mengecek internal file header labels sebelumpemrosesan; dan
- penggunaan aplikasi yang mencegah perubahan file secara bersamaan.
13
URAIAN Dokumen Terkait/Infrastruktur yang tersedia
III. KEGIATAN PENGENDALIAN
5. Pengendalian Fisik atas Aset
60) Terdapat pengendalian fisik atas aset yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Instansi Pemerintahdiimplementasikan dan dikomunikasikan kepada seluruh pegawai:
- rencana identifikasi, kebijakan, dan prosedur pengamanan fisik; dan- rencana pemulihan setelah bencana
SOP Procurement, SOPPenerimaan/ Pencatatan,SOP Pemeliharaan Aset,SOP Mutasi Aset, SOPPenghapusan Aset,Laporan Bulanan/Triwulanan/ Semester/Tahunan Aset.
Infrastruktur: Brankas,Gudang, Garasi dan bentukbangunan lain yang sesuai.
6. Penetapan dan Reviu Indikator dan Ukuran Kinerja
61) Terdapat reviu indikator dan ukuran kinerja yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah mencakup:
- penetapan ukuran dan indikator kinerja;- reviu dan validasi secara periodik atas ketetapan dan keandalan ukuran dan indikator kinerja;- evaluasi faktor penilaian pengukuran kinerja; dan- membandingkan secara terus-menerus data capaian kinerja dengan sasaran yang ditetapkan dan selisihnya
dianalisis lebih lanjut.
Surat KeputusanPenerapan ManajemenKinerja, Renstra, DokumenAnggaran, RencanaKinerja, Struktur Organisasi,Uraian Jabatan, SuratKetetapan PembagianTugas, Standar KinerjaIndividu, LAKIP, DP3,Angka Kredit
7. Pemisahan Fungsi
14
URAIAN Dokumen Terkait/Infrastruktur yang tersedia
III. KEGIATAN PENGENDALIAN
62) Terdapat pemisahan fungsi yang menjamin bahwa seluruh aspek utama transaksi atau kejadian tidakdikendalikan oleh 1 (satu) orang yang ditandai dengan pemisahan tanggung jawab dan tugas atas transaksi ataukejadian terkait dengan otorisasi, persetujuan, pemrosesan dan pencatatan, pembayaran atau pemerimaan dana,reviu dan audit, serta fungsi-fungsi penyimpanan dan penanganan aset.
Struktur Organisasi, UraianJabatan, Surat KetetapanPembagian Tugas
8. Otorisasi atas Transaksi dan Kejadian yang Penting
63) Terdapat otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintahdan dikomunikasikan kepada seluruh pegawai, yang ditandai dengan :
- hanya transaksi dan kejadian signifikan yang dientri adalah yang telah diotorisasi dan dilaksanakan hanyaoleh pegawai sesuai lingkup otoritasnya
- persyaratan otorisasi yang sejalan dengan arahan dan dalam batasan yang ditetapkan oleh ketentuanperaturan perundang-undangan dan ketentuan pimpinan Instansi Pemerintah.
SOP untuk kegiatantersebut, Peraturan per-uu-an yang berlaku danketentuan pimpinan instansipemerintah yang terkait
9. Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu atas Transaksi dan Kejadian
64) Terdapat pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian dengan mempertimbangkan:
- transaksi dan kejadian diklasifikasikan dengan tepat dan dicatat segera; dan- klasifikasi dan pencatatan yang tepat dilaksanakan dalam seluruh siklus transaksi atau kejadian.
Manual Akuntansi, BaganAkun Standar, Buku Besar/Buku Pembantu, BuktiTransaksi, SPJ, LaporanBulanan/ Triwulanan/Semester/ TahunanTransaksi
10.Pembatasan Akses atas Sumber Daya dan Pencatatannya
15
URAIAN Dokumen Terkait/Infrastruktur yang tersedia
III. KEGIATAN PENGENDALIAN
65) Terdapat pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya, akses hanya diberikan kepada pegawaiyang berwenang dan pimpinan Instansi Pemerintah melakukan reviu atas pembatasan tersebut secara berkaladengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti nilai aset, kemudahan dipindahkan, kemudahan ditukarkan.
Aturan pembatasan akses,Daftar risiko, StrukturOrganisasi, Uraian Jabatan,Surat KetetapanPembagian Tugas, SOPuntuk kegiatan tersebut
11.Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya
66) Terdapat penetapan akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya dengan menunjuk petugas yangbertanggung jawab terhadap penyimpanan sumber daya dan pencatatannya, pimpinan Instansi Pemerintahmelakukan reviu atas penugasan tersebut secara berkala.
Struktur Organisasi, UraianJabatan, Surat KetetapanPembagian Tugas
12.Dokumentasi yang Baik atas Sistem Pengendalian Intern Serta Transaksi dan Kejadian Penting
67) Terdapat dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta transaksi dan kejadian penting, yangdiwujudkan dengan cara memiliki, mengelola, memelihara, dan secara berkala memutakhirkan dokumentasitersebut.
SOP untuk kegiatantersebut, PedomanAkuntansi
16
URAIANDokumen Terkait
IV. INFORMASI DAN KOMUNIKASI1. Informasi
68) Informasi dari sumber internal dan eksternal yang relevan dengan tugas dan fungsi telah diperoleh dandisampaikan kepada Pimpinan IP
Notulen rapat staf Laporan bulanan
69) Informasi terkait sudah diidentifikasi, diperoleh, dan didistribusikan kepada berbagai pihak yang memerlukan,dalam bentuk dan waktu yang tepat
Agenda surat Surat pengantar Memo
2. Komunikasi
70) Pimpinan IP memastikan terjalinnya komunikasi internal yang efektif, baik formal maupun informal Notulen rapat Memo Dokumentasi coffee
morning71) Pimpinan IP memastikan terjalinnya komunikasi eksternal yang efektif, yaitu untuk mengetahui berfungsinya
pengendalian intern dan meninformasikan mengenai kode etik yang berlaku Korespondensi dgn
pihak regulator Pamflet ttg kode etik
3 . Bentuk dan sarana komunikasi
72) Pimpinan IP menggunakan berbagai bentuk dan sarana dalam mengkomunikasikan informasi penting, antara lainberupa buku pedoman kebijakan, prosedur, surat edaran, memorandum, papan pengumuman, situs internet danintranet, rekaman video, e-mail dan arahan lisan kepada pegawai dan lainnya
Buku pedomanMemoPapan pengumumanSitusJaringan intranetRekaman videoEmailNotulen rapat yang berisiarahan pimpinan
73) IP mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi untuk meningkatkan kegunaan dan keandalan Rencana strategis/blue
17
URAIANDokumen Terkait
IV. INFORMASI DAN KOMUNIKASIkomunikasi informasi secara terus menerus print sistem informasi
Hasil evaluasikecukupan sisteminformasi
74) Dukungan pimpinan Instansi Pemerintah terhadap pengembangan teknologi informasi ditunjukkan dengankomitmennya dalam menyediakan pegawai dan pendanaan yang memadai terhadap upaya pengembangantersebut
Dokumen anggaran SK Pengelola Sistem
Informasi
URAIANDokumen Terkait
V. PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN
1. Penerapan Umum Pemantauan Berkelanjutan
75) Pimpinan Instansi Pemerintah memiliki strategi pemantauan berkelanjutan yang : Kebijakan dan prosedurterkait evaluasi ataupemantauan
Perencanaan evaluasi/pemantauan
Laporan hasil evaluasi/pemantauan
Notulen rapat evaluasi/pemantauan
a. Mampu menyediakan umpan balik rutin, pemantauan kinerja, dan mengendalikan pencapaian tujuan
b. Meliputi metode untuk menekankan pimpinan program bahwa mereka bertanggungjawab atas SPI danmemantau efektivitasnya
c. Mampu mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang memerlukan reviu dan evaluasi khusus
18
URAIANDokumen Terkait
V. PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN
d. Berisi perencanaan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan penting secara berkala
76) Dalam proses melaksanakan kegiatan rutin, pegawai Instansi Pemerintah mendapatkan informasi berfungsinyapengendalian intern secara efektif, berupa laporan kinerja dan keuangan (triwulanan),
Laporan Kinerjatriwulanan
Laporan keuangantrwulanan
77) Terdapat kebijakan untuk membandingkan hal-hal terkait:
- data dalam sistem dengan fisik secara berkala- informasi kegiatan yang didapat dari kegiatan sehari-hari dengan informasi yang didapat dari sistem informasi- upaya mengatasi masalah atau perbedaan yang dihadapi
BA Pemeriksaan fisikkas, BMN/D
Laporan kegiatan Laporan dari SAKPA/
SIMAKBMN Notulen Rapat Keputusan terkait
78) Adanya komunikasi dengan pihak eksternal (pengguna jasa dan regulator) yang dapat menguatkan data yangdihasilkan secara internal atau dapat mengindikasikan adanya masalah dalam pengendalian intern.
Laporan pengaduanmasyarakat
Surat/bukti penangananpengaduan masyarakat
Notulen rapat denganregulator (Rapat DengarPendapat)
Bukti/rencana tindaklanjut penyempurnaankebijakan atau prosedurterkait pengaduan danRDP
79) Struktur organisasi dan supervisi memadai dan dapat membantu mengawasi fungsi pengendalian intern, denganmenempatkan petugas verifikasi.
Struktur organisasi sampaitingkat staf
Uraian tugas
Hasil verifikasi
19
URAIANDokumen Terkait
V. PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN
80) Pimpinan Instansi Pemerintah mengambil langkah (dalam bentuk kebijakan, prosedur, dan pelaporan) untukmenindaklanjuti rekomendasi penyempurnaan pengendalian internal yang diberikan oleh aparat pengawasanintern pemerintah, auditor, dan evaluator lainnya.
Kebijakan penangananrekomendasi hasilaudit/evaluasi
Prosedur penangananrekomendasi hasilaudit/evaluasi
Pelapporan tindak lanjut81) Rapat dengan pegawai digunakan untuk meminta masukan tentang efektivitas pengendalian intern. Notulen hasil rapat
Bukti tindak lanjut hasilnotulen rapat
2. Evaluasi Terpisah
82) Ruang lingkup dan frekuensi evaluasi pengendalian intern secara terpisah telah memadai, yaitu berdasarkanhasil penilaian risiko, efektivitas pemantauan berkelanjutan, dan dilakukan saat terjadi reorganisasi instansipemerintah
Laporan hasil penilaianrisiko
Kebijakan dan pedomanaudit atau evaluasi
Kebijakan reorganisasi83) Metodologi evaluasi pengendalian intern Instansi Pemerintah haruslah logis dan memadai, yaitu adanya :
perencanaan secara menyeluruh, kriteria evaluasi yang disepakati dengan unit terkait, dokumentasi hasilevaluasi yang membandingkan rancangan pengendalaian intern dibandingkan dengan pelaksanaannya..
Program kerjaPemeriksaan Tahunan
Kesepakatan kriteriaevaluasi
Kertas kerjaAudit/evaluasi
Laporan hasilaudit/evaluasi
84) Aparat pengawasan intern pemerintah yang melaksanakan evaluasi terpisah memiliki sumber daya,kemampuan, dan independensi yang memadai (bertanggung jawab langsung ke pimpinan tertinggi di dalamInstansi Pemerintah)
Struktur organisasi APIP Uraian Tugas APIP Sertifikat JFA dari
auditor APIP
20
URAIANDokumen Terkait
V. PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN
3. Penyelesaian Audit
85) Instansi Pemerintah memiliki mekanisme untuk meyakinkan ditindaklanjutinya temuan audit atau reviu lainnyadengan segera, yaitu dengan menetapkan penanggung jawab dan batas waktu penyelesaian tindak lanjut.
Prosedur penanganantindak lanjut temuan
86) Pimpinan Instansi Pemerintah tanggap terhadap temuan dan rekomendasi audit dan reviu lainnya gunamemperkuat pengendalian intern, yaitu dengan adanya rencana tindak yang disusun untuk menindaklanjutirekomendasi perbaikan pengendalian intern.
Rencana tindak atas tindaklanjut temuan
87) Instansi Pemerintah menindaklanjuti temuan dan rekomendasi audit dan reviu lainnya dengan tepat, yangditandai dengan:.
Adanya daftar temuan dan rekomendasi yang diperbaharui secara realtime. log book entri datatemuan
Laporan/daftar saldotemuan
Secara berkala dilakukan evaluasi atas saldo temuan dan rekomendasi yang belum ditindaklanjuti. Notulen rapat evaluasisaldo temuan
Tindakan atas tindak lanjut temuan dan rekomendasi terkait dilaporkan kepada unit atasan dan instansipengawas bersangkutan
Laporan tindak lanjut
Secara berkala dilakukan pembahasan bersama antara instansi pemerintah dengan auditor/evaluatortentang kemajuan tindak lanjut
Notulen RapatPemutakhiran Data
Laporan hasil GelarPengawasan
Lampiran Pedoman Pemetaan : Format laporan
FORMAT LAPORAN
Format Laporan Hasil Pemetaan Penerapan SPIP adalah sebagai berikut:
LAPORAN HASIL PEMETAAN PENERAPAN SPIP
PADA INSTANSI ……… TAHUN 200X
SAMPUL DEPAN
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Dasar Penugasan
D. Ruang Lingkup Penugasan
BAB II GAMBARAN UMUM PEMETAAN
A. Struktur organisasi
B. Tugas Pokok dan Kegiatan
C. Metodologi dan Langkah Kerja
BAB III HASIL PEMETAAN PENERAPAN SPIP PADA INSTANSI XXX
A. KONDISI HASIL PEMETAAN PENERAPAN SPIP ORGANISASI PER
UNSUR
1. Kondisi Penerapan Lingkungan Pengendalian
2
2. Kondisi Penerapan Penilaian Risiko
3. Kondisi Penerapan Kegiatan Pengendalian
4. Kondisi Penerapan Informasi & Komunikasi
5. Kondisi Penerapan Pemantauan
B. KONDISI HASIL PEMETAAN PENERAPAN SPIP ORGANISASI
SECARA KESELURUHAN (KETERKAITAN ANTAR UNSUR SPIP)
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
B. Rekomendasi
LAMPIRAN
ISI LAPORAN
1. RINGKASAN EKSEKUTIF
Berisi pokok-pokok hasil pemetaan, simpulan dan rekomendasi yang perlu
disampaikan oleh penanggungjawab penugasan kepada pemberi tugas
(stakeholder). Istilah yang sering digunakan juga adalah Pengantar.
Ringkasan eksekutif disusun antara 1-2 halaman ditandatangi oleh
Penanggung jawab laporan.
2. BAB I - PENDAHULUAN
Pada BAB ini akan memuat latar belakang, tujuan, ruang lingkup serta
dasar penugasan.
a. Latar Belakang
Latar belakang memuat ringkasan tentang tupoksi Instansi
Pemerintah, pentingnya SPIP dalam membantu keberhasilan Instansi
pemerintah mencapai tujuan serta latar belakang penugasan.
3
b. Tujuan
Untuk memperoleh gambaran yang memadai atas penerapan SPIP di
Instansi Pemerintah.
c. Dasar Penugasan
Berisi dasar penugasan yang diberikan dapat berupa permintaan (by
request) dari Kementerian/ Lembaga/ Instansi Pemerintah atau
Memorandum of Understanding (MoU).
d. Ruang Lingkup Penugasan
Ruang lingkup disesuaikan dengan penugasan antara lain meliputi
periode pemetaan, lingkup penugasan dan keterbatasannya.
3. BAB II- GAMBARAN UMUM PEMETAAN
Berisi hal-hal penting yang dapat memberikan masukan kepada pembaca
mengenai gambaran umum yang ada di dalam Instansi Pemerintah,
antara lain mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Dasar Hukum, Tugas Pokok dan Fungsi Instansi
Untuk menggambarkan kegiatan utama Instansi Pemerintah.
b. Struktur Organisasi
Untuk menggambarkan struktur organisasi Instansi.
c. Metodologi Pemetaan
Berisi konsep dan teori yang mendasari penugasan serta langkah-
langkah kerja yang diperlukan untuk melaksanakan penugasan. Dalam
hal ini perlu diungkapkan mengenai alur pikir dan output yang
dihasilkan serta pengecualian yang terjadi saat penugasan.
4. BAB III - HASIL PEMETAAN SPIP
Bab ini menguraikan hasil pemetaan SPIP dengan metodologi yang
ditetapkan. Uraian dapat dikelompokkan dalam:
4
a. Kondisi pemetaan penerapan SPIP per unsur SPIP
(i) Kondisi Penerapan Lingkungan Pengendalian
Hasil pemetaan atas Kondisi Penerapan Lingkungan Pengendalian
menguraiakan bagaimana pemenuhan atas parameter sesuai
dengan metodologi yang yang digunakan. Uraian kondisi yang ada
harus sampai pada kesimpulan umum seberapa memadai
penerapan setiap sub unsur lingkungan pengendalian, serta
kondisi-kondisi yang memerlukan perbaikan.
(ii) Penerapan Penilaian Risiko
Hasil pemetaan atas Kondisi Penerapan Penilaian Risiko
menguraiakan bagaimana pemenuhan atas parameter sesuai
dengan metodologi yang yang digunakan. Uraian kondisi yang ada
harus sampai pada kesimpulan umum seberapa memadai
penerapan setiap sub unsur Penilaian Risiko, serta kondisi-kondisi
yang memerlukan perbaikan.
(iii) Penerapan Kegiatan pengendalian
Hasil pemetaan atas Kondisi Penerapan Kegiatan pengendalian
menguraiakan bagaimana pemenuhan atas parameter sesuai
dengan metodologi yang yang digunakan. Uraian kondisi yang ada
harus sampai pada kesimpulan umum seberapa memadai
penerapan setiap sub unsur Kegiatan pengendalian serta kondisi-
kondisi yang memerlukan perbaikan.
(iv) Penerapan Informasi Komunikasi
Hasil pemetaan atas Kondisi Penerapan Informasi Komunikasi
menguraiakan bagaimana pemenuhan atas parameter sesuai
dengan metodologi yang yang digunakan. Uraian kondisi yang ada
harus sampai pada kesimpulan umum seberapa memadai
penerapan setiap sub unsur Informasi Komunikasi, serta kondisi-
kondisi yang memerlukan perbaikan.
(v) Penerapan Pemantauan
5
Hasil pemetaan atas Kondisi Penerapan Pemantauan
menguraiakan bagaimana pemenuhan atas parameter sesuai
dengan metodologi yang yang digunakan. Uraian kondisi yang ada
harus sampai pada kesimpulan umum seberapa memadai
penerapan setiap sub unsur Pemantauan, serta kondisi-kondisi
yang memerlukan perbaikan.
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami materi dapat
disampaikan dalam bentuk deskripsi, tabel dan grafik.
b. Kondisi pemetaan penerapan SPIP secara menyeluruh (keterkaitan
antar unsur SPIP)
Simpulan kondisi SPIP organisasi secara keseluruhan dengan
membuat keterkaitan/hubungan antara unsur satu dengan unsur
lainnya. Laporan di bagian ini memberikan gambaran bagaimana
kondisi setiap unsur saling memiliki keterkaitan satu sama lain
sehingga dapat dilihat benang merah yang dapat menyajikan potret
kondisi penerapan SPIP secara keseluruhan.
5. SIMPULAN DAN SARAN
a. Simpulan menggambarkan pokok-pokok hasil pemetaan Penerapan
SPIP yang terdiri penerapan per sub unsur dan gambaran
keterintegrasian penerapan.
b. Rekomendasi berisi saran perbaikan yang harus dijalankan oleh
Instansi Pemerintah dalam rangka memperbaiki Penerapan SPIP serta
rekomendasi atas permasalahan yang ditemukan.