bab i pendahuluan - repository.upnvj.ac.idrepository.upnvj.ac.id/4677/3/bab i.pdf · 8 67%unit...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Setiap Kepolisian Negara Republik Indonesia khususnya Polsek
Parung Bogor Jawa Barat harus profesional dalam mengelola sumber daya
manusia di intansi. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aspek
terpenting dalam instansi diantara sumber daya lainnya. Di dalam suatu
intansi pemerintah tidak luput dari persoalan organisasi, yang berhubungan
dengan manusia. Seperti kompetensi, disiplin kerja, dan kinerja pegawai.
Sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi kerja polisi
dalam pandangan masyarakat.
Permasalahan yang ada di kepolisian polsek parung bogor jawa barat
yaitu prestasi kerja karyawan yang rendah dan belum di tingkatkan, penting
nya prestasi kerja untuk penilaian pencapaian target dan sasaran kerja setiap
PNS polri atau personil polisi dalam pengambilan suatu keputusan yang
berkenaan dengan promosi, pelatihan,kompensasi, serta kenaikan jabatan.
Tabel 1. Pencapaian Prestasi Kerja Personil Polsek Parung Bogor
No
Unit Kerja
Pencapaian Kinerja 2014 2015 2016
1 Unit Provos 89% 90% 70%
2 SIUM 93% 102% 78%
3 SIHUMAS 94% 87% 75% 4 SPKT 106% 101% 80% 5 Unit Intelkam 101% 110% 78% 6 Unit Reskrim 82% 100% 79% 7 Unit Binmas 89% 80,% 77% 8 Unit Sabhara 125% 98,% 67% 9 Unit Lantas 96% 85% 72% 10 Unit Binmas 110% 90% 87% 11 Unit Sabhara 99% 115% 84%
Total Rata 2x 99% 80% 77%
Sumber: Pencapaian Prestasi Kerja Polsek Parung Bogor 2016
UPN "VETERAN" JAKARTA
2
Pencapaian prestasi kerja personil Polsek Parung 2014 sebesar 99%;
terjadi penurunan ke tahun 2015 menjadi 80% dan di tahun 2016 sebesar
77%. Terjadinya penurunan prestasi kerja tersebut tidak terlepas dari kerja
pegawai masih belum seperti yang diharapkan. Indikasi prestasi kerja
pegawai PNS dan personil polisi yang belum optimal ini antara lain terlihat
masih adanya tugas-tugas yang dilakukan pegawai tidak sesuai dengan
kelas jabatannya, ada juga penyelesaian tugas tidak sesuai dengan target
yang telah ditetapkan. Misalnya, pelaksanaan tugas dan pekerjaan kadang
terjadi tumpang tindih dan tertunda penyelesaiannya dikarenakan kurang
ada komunikasi dan koordinasi diantara sesame pegawai dalam
menjalankan tugas.
Berdasarkan observasi permasalahan saat ini di kepolisian Polsek
Parung yang masih di rasakan menyangkut prestasi kerja PNS Polri dan
personil polisi mencakup : kurangnya kompetensi berupa pengalaman dan
latar belakang pendidikan dari sumber daya manusia (SDM) yang di
butuhkan, rendah motivasi dari PNS Polri atau personil polisi untuk
meningkatkan kompetensi, rendahnya absensi pegawai PNS Polri atau
personil polisi. Dalam suatu organisasi, SDM mempunyai peranan dan
posisi yang sangat penting dan strategis mengingat kinerja organisasi
sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM yang dimilikinya. SDM (pegawai)
akan menjalankan semua hal (aktivitas) yang menjadi tujuan bagi
organisasi. Instansi yang sukses adalah instansi yang mampu menciptakan
kinerja yang terbaik. Dalam upaya mencapai kinerja terbaik,diperlukan
pegawai yang mempunyai daya kerja tinggi untuk mengantisipasi peluang
dan tantangan perubahan lingkungan yang dinamis dalam pencapaian
tujuan organisasi,maka pengelolaan SDM harus diarahkan untuk menjadi
pemikir dan penentu jalannya instansi. Instansi harus memperhatikan,
mengelola ,dan mengembangkan SDM yang ada dengan baik.Adanya SDM
yang memiliki kemampuan dan potensi yang baik didalam organisasi serta
selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi akan
menentukan apakah akan tercapainya tujuan dari organisasi atau tidak.
Dilain pihak, perubahan kondisi lingkungan (baik internal maupun) yang
UPN "VETERAN" JAKARTA
3
begitu dinamis telah dihadapi setiap organisasi. Instansi dituntut untuk
mampu beradaptasi dan bergerak cepat dengan perubahan lingkungan.
Perubahan struktur instansi perlu dilakukan agar instansi dapat segera
merespon segala bentuk perubahan yang terjadi. Jadi prestasi kerja
merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang untuk
mengetahui sejauhmana seseorang mencapai yang diukur atau dinilai.
Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh karyawan atau
perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan peranannya dalam
organisasi. Dengan demikian hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya merupakan Prestasi kerja. Prestasi kerja
dapat dipengaruhi oleh kompetensi, disiplin kerja, dan kinerja pegawai.
Dalam rangka membentuk sosok personil polisi dan pegawai PNS
yang profesional, integritas, berkualitas, pemerintah telah mengeluarkan
kebijakan yang mengarah kepada tujuan di atas, salah satunya program
diklat untuk pengingkatan kompetensi. Diklat merupakan suatu proses
pembelajaran dalam organisasi yang mengarah pada perubahan sikap dan
perilaku pegawai guna memenuhi harapan kualifikasi kerja dan tuntutan
perkembangan organisasi baik internal maupun eksternal.
Tabel 2. Peningkatan Kompetensi Pegawai Setelah Diklat Tahun 2015 dan
2016
No Unit Kerja 2015 2016
1 Kompetensi dibidang kepemimpinan
dan manajemen 20% 20%
2 Kompetensi dibidang teknis 20% 20%
3 Kompetensi dibidang fungsional 40% 30%
Total 80% 70%
Program peningkatan kompetensi juga dimaksudkan untuk
memantapkan sikap dan semangat pengabdian berorientasi pada pelayanan,
pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat, serta menciptakan kesamaan
visi dan dinamika pola. Dengan demikian, setiap PNS dan personil polisi
dituntut untuk selalu meningkatkan kapasitas dirinya dengan mengikuti
program peningkatan kompetensi. Selain itu, adanya pegawai yang
UPN "VETERAN" JAKARTA
4
terlambat masuk kerja, pulang kerja lebih awal, dan bahkan mangkir kerja
juga menunjukkan bahwa pelaksanaan diklat belum memberikan dampak
positif pada perubahan sikap dan perilaku pegawai. Hasil pengukuran yang
dilakukan tim evaluasi provost personil Polsek Parung Bogor menunjukkan
tingkat persentase pegawai yang meningkat kompetensinya setelah
mengikuti program diklat peningkatan kompetensi periode tahun 2015
sebasar 80% sedangkan 2016 sebesar 70%. Artinya, terdapat 10% PNS dan
personil Polisi yang tidak meningkat kompetensinya meskipun telah
mengikuti diklat. Hal ini kemungkinan terjadi karena program diklat yang
diikuti pegawai tidak sesuai dengan bidang tugas dan jabatan yang
diembannya. Jika dilihat dari sisi materi diklat kemungkinan memang sulit
untuk diaplikasikan dalam pelaksanaan tugas. Tidak sedikit PNS dan
personil Polisi belum mampu mentransfer hasil diklat yang telah diikutinya
dengan baik ke dalam pelaksanaan tugasnya.
Kompetensi dapat dimaknai kemampuan setiap individu mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja sesuai dengan
standar yang ditetapkan. Hal itu menunjukan kompetensi mencakup tugas,
keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh PNS dan
personil polisi maupun pimpinan untuk dapat melaksanakan tugas-tugas
pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu. Intansi akan
berkembang dan mampu bertahan dalam lingkungan persaingan yang
kompetitif apabila didukung oleh PNS dan personil polisi yang
berkompetensi dibidangnya. Kompetensi dapat digunakan untuk
memprediksi prestasi kerja, yaitu siapa yang berkinerja baik dan kurang
baik tergantung kompetensi yang dimiliki, diukur dari kinerja atau
standar yang digunakan. Peningkatan kompetensi diperlukan dalam
rangka mendukung kemampuan kerja sekaligus menentukan tingkat
prestasi kerja pegawai. Semakin tinggi kompetensi, maka prestasi kerja
pegawai akan semakin optimal.
UPN "VETERAN" JAKARTA
5
Namun realitanya, upaya meningkatkan kompetensi personil Polsek
Parung Bogor, terutama melalui program peningkatan belum membuahkan
hasil sesuai yang diharapkan. Jadi kompetensi merupakan karakter sikap
dan perilaku, atau kemauan dan kemampuan individual yang relatif stabil
ketika menghadapi situasi dan tempat kerja yang terbentuk dari sinergi
antara watak, konsep diri, motivasi internal, serta kapasitas pengetahuan
konseptual. Kompetensi merupakan kemampuan seseorang dalam
menghadapi situasi dan keadaan di dalam pekerjaannya. Kompetensi
seseorang dapat dilihat dari tingkat kreativitas yang dimilikinya serta
inovasi-inovasi yang diciptakan dan kemampuannya dalam menyelesaikan
suatu masalah. Penetapan kompetensi dalam organisasi dapat memperjelas
standar kerja dan tujuan yang ingin dicapai serta dapat
mengomunikasikan nilai dan hal-hal yang harus menjadi fokus kerja
karyawan. Terlebih selama ini banyak instansi pemerintah yang belum
mempunyai pegawai dengan kompetensi yang memadai, ini dibuktikan
dengan rendahnya disiplin pegawai.
Untuk menciptakan displin kerja PNS dan personil Polisi diperlukan
pendekatan-pendekatan terhadap pegawai dalam suatu organisasi, baik dari
sisi aturan kedisiplinan maupun pendekatan yang bersifat kemanusiaan,
sehingga terjalin keharmonisan antar sesama pegawai, bawahan dan atasan.
Keharmonisan akan menimbulkan kesadaran tugas dan tanggung jawab
setiap individu agar kinerja pegawai mencapai hasil yang optimal. Disiplin
kerja pegawai di Polsek Parung Bogor Jawa Barat di rasa masih kurang
dilihat dari adanya pegawai yang tidak taat terhadap aturan, misalnya tingkat
kehadiran masih belum sesuai dengan waktu yang ditentukan, kurangnya
mematuhi jam masuk kerja, belum sepenuhnya melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan perintah atasan, dan tidak jarang beberapa pegawai yang tidak
berada pada dinas jam kantor. Semestinya PNS dan personil Polisi bekerja
dengan mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan kepentingan
pribadi atau golongan, serta memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
masyarakat sebagai abdi negara. Selain disiplin kerja, prestasi kerja pegawai
dipengaruh oleh kinerja.
UPN "VETERAN" JAKARTA
6
Tabel 3. Kehadiran Kerja Pegawai Tahun 2015-2016
No
Uraian
2015
2016
Pegawai
Persentas
e
Pegawai Persentas
e 1 Kehadiran kerja 40 82% 80 78%
2 Ketidakhadiran
kerja
15 18% 2
0
22%
Total 55 100% 10
0
100% Sumber: Data Kinerja Personil Polsek Parung Bogor (2016)
Data kehadiran kerja pegawai tahun personil Polsek Parung Bogor
menunjukkan tingkat kehadiran kerja pegawai tahun 2015-2016 belum
optimal, dapat dilihat dari tingkat ketidak hadiran kerja (absensi) PNS dan
personil Polisi yang mengalami peningkatan. Tingkat absensi pegawai
yang tidak hadir dari tahun sebelumnya (2015), yaitu 18%. pada tahun 2016
sebesar 22% meningkat sebesar 12% ketidak hadiran pegawai pns dan
personil polisi
Baik buruknya kinerja dapat dipengaruhi banyak faktor antara lain
displin pegawai yang rendah, motivasi yang rendah, pelayanan yang tidak
memuaskan, lingkungan kerja yang kurang nyaman, dan kompensasi yang
belum dirasa adil oleh pegawai. Kinerja yang baik adalah kinerja yang
optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi, dan dikatakan buruk
jika sebaliknya. Kinerja pegawai erat kaitannya dengan penilaian kinerja,
untuk penilaian kinerja pegawai perlu dilakukan oleh suatu organisasi.
Penilaian kinerja (performance evaluation) yaitu proses untuk mengukur
atau mengevaluasi hasil pekerjaan yang dilakukan seseorang atau
sekelompok orang dalam organisasi. Dengan kata lain penilaian kinerja
ditentukan oleh hasil kegiatan sumber daya manusia dengan standar kinerja
yang telah ditetapkan organisasi sebelumnya. Kinerja pegawai Kepolisian di
(Polsek Parung Bogor Jawa Barat) masih belum optimal dalam menjalankan
tugas pokok dan fungsi sehari-hari, sehingga tentunya dapat menghambat
tujuan organisasi.
UPN "VETERAN" JAKARTA
7
Hal yang tidak dapat diabaikan adalah perbaikan pola perekrutan
terhadap calon anggota Polri. Bukan rahasia umum, apabila sejak masa
perekrutan lalu lintas uang disinyalir sudah banyak berbicara dalam proses
penentuan kelulusan bagi para pelamar, belum lagi pada saat penentuan
jabatan (mutasi atau promosi). Karena itu, perubahan metode, prosedur, dan
proses pembinaan personal polisi harus jelas sehingga dapat menghasilkan
polisi yang berkarakter profesional. Indikatornya, masyarakat akan
merasakan kualitas perlindungan dan pengayoman yang diberikan oleh
anggota Polri ketika masyarakat membutuhkan pelayanan.
Untuk itu, kerja sama antara polisi dengan masyarakat untuk
menumpas “musuh” bersama tersebut diharapkan dapat lebih optimal.
Konsep perpolisian masyarakat sudah terbukti mampu meningkatkan citra
polisi sekaligus menekan angka kejahatan, sejatinya harus terus
dikembangkan. Polisi harus mengedepankan pendekatan humanis dalam
menangani setiap persoalan Kamtibmas. Sikap angkuh dan anarkis yang
sering ditampilkan dalam menyelesaikan persoalan harus segera dihentikan.
Sebagai gantinya, penyelesaian persoalan Kamtibmas dengan pedoman
menghargai hak asasi manusia (HAM) perlu dikedepankan. Melalui cara
demikian, otomatis kedekatan Polri dan masyarakat dapat tercipta.
Selanjutnya, citra Polri di mata publik pun akan dapat terwujud dengan
sendirinya. Berdasarkan penjelasan di atas, ada banyak faktor yang dapat
diukur untuk mempengaruhi prestasi kerja pegawai di dalam organisasi pada
instansi Polsek Parung, diantaranya kompetensi, displin kerja dan kinerja
pegawai,motivasi kerja,karakteristik kepribadian,tanggung jawab. Bagi
organisasi yang memberikan pelayanan kepada publik atau masyarakat,
tentu saja prestasi kerja pegawai dapat dilihat dari organisasi tersebut dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
UPN "VETERAN" JAKARTA
8
Gambar 1. Struktur Organisasi Polsek Parung Bogor
Sumber : Polsek Parung Bogor, 2016
Maka budaya organisasi yang kuat mempunyai peranan
kelangsungan hidup organisasi yang lebih baik. Setiap pegawai harus
menghayati nilai-nilai, norma-norma organisasi, kesepakatan terhadap
strukrisasi dan peraturan perundang – undangan yang ada. Mewujudkan visi
yang diakui sebagai instansi Polri Polsek Parung perlu meningkatkan
kompetensi, displin kerja dan kinerja pegawai yang dipengaruhi langsung
oleh prestasi kerja pegawai dengan visi yang sesuai fungsi dan tugas
struktural organisasi di instansi Polri. Dengan visinya yang kuat akan
mendorong seluruh pegawai dengan kuat pula untuk berprestasi tinggi,
secara bersama-sama, selalu berbuat dan berpikir positif dan inovatif dan
juga dengan baiknya melayani masyarakat
KAPOLSEK
WAKAPOLSEK UNSUR PIMPINAN
UNIT PROVOS
POLSUBSEKTOR
UNSUR PENGAWAS
SIUM
URRENMIN URTAUD
SIHUMAS
URTAHTI
UNIT
INTELKAM
SENTRA
PELAYANAN
KEPOLISIAN
TERPADU
UNIT
RESKRIM
UNSUR PELAYANAN DAN PEMBANTU PIMPINAN
UNIT
BINMAS
UNIT
SABHARA
UNIT
LANTAS
UNSUR PELAKSANA TUGAS POKOK
UPN "VETERAN" JAKARTA
9
Tabel 4. Rekapitulasi Daftar Susunan Personil Polsek Parung Bogor
No
Unsur Unit
Organisasi
dan Jabatan
POLRI PNS
Jml Keterangan KBP AKBP KP AKP IP BA Jml IV III II/I Jml
1. Pimpinan - - - 1 1 - 2 - - - 0 2 Pembentukan
disesuaikan
dengan
Kebutuhan
dan
ditetapkan
dengan
keputusan
Kapolri
2. Unit Provos - - - - 1 2 3 - - - 0 3
3. SIUM - - - - 1 3 4 - - 3 3 7
4. SIHUMAS - - - - 1 4 5 - - - 0 3
5. SPKT - - - - 3 3 6 - - - 0 6
6. Unit
Intelkam - - - - 1 14 15 - - - 0 15
7. Unit Reskrim - - - - 1 16 16 - - - 0 16
8. Unit Binmas - - - - 1 14 15 - - 2 2 17
9. Unit Sabhara - - - - 1 15 16 - - - 0 16
10. Unit Lantas - - - - 15 15 - - - 0 15
Jumlah 0 0 0 1 11 88 99 0 0 5 5 100
Sumber : Polsek Parung Bogor, 2016
Tabel 5. Rekapitulasi Daftar Polsek dan Jumlah Personil
dalam Wilayah Polres Bogor No. Nama Polsek Jumlah Personil
1 Jasinga 29
2 Cigudeg 34
3 Parung Panjang 36
4 Lewiliang 42
5 Cibungbulang 42
6 Ciampea 44
7 Rumpin 37
8 Ciomas 41
9 Kemang 45
10 Sukaraja 54
11 Gunung Sindur 39
12 Parung 100
13 Cibinong 69
14 Citeureup 71
15 Gunung Puteri 76
16 Cisarua 55
17 Ciawi 64
18 Cijeruk 42
19 Jonggol 35
20 Cileungsi 74
21 Cariu 29
22 Caringin 39
23 Nanggung 32
24 Mega Mendung 43
25 Babakan Madang 54
26 Klapanunggal 38
27 Dramaga 36
28 Taman Sari 25
29 Tanjung Sari 14
30 Suka Makmur 16
31 Ranca Bungur 17
UPN "VETERAN" JAKARTA
10
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, pemaparan mengenai
kompetensi, displin kerja, dan kinerja pegawai terhadap prestasi kerja,
menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian mengenai prestasi
kerja PNS dan Personil Polisi Polsek Parung terhadap instansi kepolisian
jika diukur melalui faktor kompetensi, displin kerja dan kinerja karyawan.
Oleh karena itu penulis mengangkat judul penelitian “Analisis Faktor
Kompetensi, Disiplin Kerja, dan Kinerja Pegawai sebagai Variabel
Intervening terhadap Prestasi Kerja pada Pegawai Polsek Parung
Bogor Provinsi Jawa Barat”.
I.2 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
penulis dapat identifikasikan beberapa permasalahan faktor pengaruh
kompetensi, disiplin kerja, dan kinerja pegawai terhadap prestasi kerja pada
pegawai Polsek Parung Bogor Provinsi Jawa Barat sebagai berikut:
a) Masih rendahnya kinerja pegawai Polsek Parung Bogor Provinsi Jawa
Barat.
b) Kompetensi pegawai yang perlu ditingkatkan kembali.
c) Sikap oknum polisi yang masih terlihat arogan ketika memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
d) Kurang ramahnya oknum polisi dalam melayani masyarakat.
e) Sulitnya mengukur kinerja pegawai Polsek Parung Bogor.
f) Masih adanya praktek KKN dalam pelayanan pada masyarakat.
g) Sulitnya mengukur tingkat keberhasilan disiplin kerja pegawai yang
diterapkan.
h) Adanya oknum polisi yang sering terlambat kerja.
i) Kurang disiplinnya oknum polisi ketika waktu kerja.
j) Sulitnya mengukur tingkat kompetensi pegawai yang diterapkan.
k) Masih rendanya prestasi kerja pada pegawai Polsek Parung Bogor
Provinsi Jawa Barat dimata masyarakat.
UPN "VETERAN" JAKARTA
11
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi
pada :
a) Tingkat keberhasilan dari kompetensi yang telah diterapkan terhadap
prestasi kerja oleh Polsek Parung Bogor Provinsi Jawa Barat.
b) Tingkat keberhasilan dari disiplin kerja yang telah diterapkan terhadap
prestasi kerja Polsek Parung Bogor Provinsi Jawa Barat.
c) Pengaruh kompetensi dan disiplin kerja secara langsung terhadap kinerja
pegawai Polsek Parung Bogor Provinsi Jawa Barat.
d) Pengaruh kompetensi dan disiplin kerja secara langsung terhadap
prestasi kerja Polsek Parung Bogor Provinsi Jawa Barat.
e) Pengaruh kinerja pegawai secara langsung terhadap prestasi kerja Polsek
Parung Bogor Provinsi Jawa Barat.
Dengan demikian, variabel penelitian meliputi kompetensi, disiplin
kerja, dan kinerja pegawai terhadap prestasi kerja pada pegawai Polsek
Parung Bogor Provinsi Jawa Barat.
I.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan ruang lingkup
penelitian diatas, penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh
kompetensi, disiplin kerja dan kinerja pegawai terhadap prestasi kerja
sehingga masalah yang di teliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a) Apakah kompetensi berpengaruh langsung terhadap kinerja pegawai?
b) Apakah disiplin kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja pegawai?
c) Apakah kompetensi berpengaruh langsung terhadap prestasi kerja?
d) Apakah disiplin kerja berpengaruh langsung terhadap prestasi kerja?
e) Apakah kinerja pegawai berpengaruh langsung terhadap prestasi kerja?
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui pengaruh kompetensi terhadap kinerja pegawai
pada pegawai Polri Polsek Parung.
UPN "VETERAN" JAKARTA
12
2) Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai
pada pegawai Polri Polsek Parung.
3) Untuk mengetahui pengaruh kompetensi terhadap prestasi kerja pada
pegawai Polri Polsek Parung.
4) Untuk mengetahui pengaruh displin kerja terhadap prestasi kerja
pada pegawai Polri Polsek Parung.
5) Untuk mengetahui pengaruh kinerja pegawai terhadap prestasi kerja
pada pegawai Polri Polsek Parung.
b. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1) Manfaat Teoritis
Penelitiaan ini di harapkan dapat menambah pengetahuan kita dalam
pembahasan-pembahasan mengenai Manajemen Sumber Daya
Manusia. Di harapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
informasi yang berguna bagi masyarakat dan sebagai bahan referensi
yang mendukung bagi peneliti maupun pihak lain yang tertarik
dalam bidang penelitian yang sama.
2) Manfaat Praktis
a) Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi
literatur yang positif terhadap penelitian yang akan datang, serta
dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi
pimpinan Polsek Parung.
b) Sebagai saran bagi pimpinan Polsek Parung untuk semakin
meningkatkan kompetensi, displin kerja, dan kinerja pegawai
terhadap prestasi kerja di Polsek Parung.
c) Diharapkan juga dapat menambah wawasan dan aplikasi ilmu
pengetahuan bagi para pengembang sumber daya manusia
(praktisi) sehingga dapat menjadi acuan agar dapat meningkatan
sumber daya manusia baik yang positif yang diperoleh dari
pendidikan formal di UPN Veteran Jakarta.
UPN "VETERAN" JAKARTA