bab i pendahuluan (w ho) apabila usia nya berada diatas …

23
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Seseorang dinyatakan masuk dalam kategori usia lanjut menurut World Health Organization (WHO) apabila usia nya berada diatas 50 tahun. 1 Indonesia termasuk dalam negara yang memiliki angka persentase lansia yang cukup tinggi, hal ini terlihat dari persentase penduduk lansia tahun 2008, 2009 dan 2012 yang telah mencapai di atas 7% dari keseluruhan penduduk. Persentase penduduk lansia yang paling tinggi berada di Provinsi DI Yogyakarta (13,04%), Jawa Timur (10,40%) dan Jawa Tengah (10,34%). Berdasarkan survey kesehatan nasional tahun 2012 yang dilihat dari jenis kelamin, jumlah lansia perempuan lebih banyak (8,2%) dibandingkan dengan laki-laki (6,9%). Sedangkan menurut data lansia tahun 2013 di Sumatera Utara, kelompok usia 0-14 tahun dan 15-49 tahun mengalami penurunan, sedangkan kelompok usia 60 tahun keatas terus mengalami peningkatan yaitu 5,90 %. 2 Usia lanjut sering dikaitkan dengan proses penuaan. Dimana proses penuaan yang terjadi pada usia lanjut, dapat mengakibatkan beberapa perubahan pada sistem organ tertentu, terutama pada kulit. Perubahan pada kulit seseorang saat memasuki usia lanjut, umumnya mulai timbul keriput, kulit kering (hidrasi kurang), perubahan pada elastisitas kulit, dan hilangnya fungsi sensoris yang dapat menurunkan rangsang taktil atau penurunan sensasi yang dapat menyebabkan peningkatan risiko trauma termal atau lainnya. 3,4,5 Penilaian fungsi sensoris dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya yaitu, menggunakan tes diskriminasi dua titik (uji Two-Point Discrimination), dimana tes diskriminasi dua titik ini digunakan untuk menilai rangsang taktil pada kulit. Jarak normal seseorang dapat mendeteksi adanya

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang

Seseorang dinyatakan masuk dalam kategori usia lanjut menurut

World Health Organization (WHO) apabila usia nya berada diatas 50 tahun.1

Indonesia termasuk dalam negara yang memiliki angka persentase lansia

yang cukup tinggi, hal ini terlihat dari persentase penduduk lansia tahun 2008,

2009 dan 2012 yang telah mencapai di atas 7% dari keseluruhan penduduk.

Persentase penduduk lansia yang paling tinggi berada di Provinsi DI

Yogyakarta (13,04%), Jawa Timur (10,40%) dan Jawa Tengah (10,34%).

Berdasarkan survey kesehatan nasional tahun 2012 yang dilihat dari jenis

kelamin, jumlah lansia perempuan lebih banyak (8,2%) dibandingkan dengan

laki-laki (6,9%). Sedangkan menurut data lansia tahun 2013 di Sumatera

Utara, kelompok usia 0-14 tahun dan 15-49 tahun mengalami penurunan,

sedangkan kelompok usia 60 tahun keatas terus mengalami peningkatan yaitu

5,90 %.2

Usia lanjut sering dikaitkan dengan proses penuaan. Dimana proses

penuaan yang terjadi pada usia lanjut, dapat mengakibatkan beberapa

perubahan pada sistem organ tertentu, terutama pada kulit. Perubahan pada

kulit seseorang saat memasuki usia lanjut, umumnya mulai timbul keriput,

kulit kering (hidrasi kurang), perubahan pada elastisitas kulit, dan hilangnya

fungsi sensoris yang dapat menurunkan rangsang taktil atau penurunan

sensasi yang dapat menyebabkan peningkatan risiko trauma termal atau

lainnya. 3,4,5

Penilaian fungsi sensoris dapat dilakukan dengan beberapa cara salah

satunya yaitu, menggunakan tes diskriminasi dua titik (uji Two-Point

Discrimination), dimana tes diskriminasi dua titik ini digunakan untuk menilai

rangsang taktil pada kulit. Jarak normal seseorang dapat mendeteksi adanya

Page 2: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

2

dua titik rangsangan berkisar 2-4 mm, namun apabila seseorang tetap

menganggap hanya ada satu titik rangsangan saja dalam rentang jarak

tersebut, maka hal itu menandakan ujung-ujung jangka menempel pada

permukaan kulit merangsang satu medan reseptif yang sama atau merangsang

medan reseptif yang sudah tidak berfungsi. 6,7,8

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tamura, Y pada tahun 2003,

tentang tes diskriminasi dua titik, pada 11 subjek normal dengan

menggunakan puls elektrik didapati bahwa subjek dapat merasakan

rangsangan pada jarak lebih panjang, hal ini menunjukkan bahwa proses

diskriminasi dua titik bergantung pada jarak, dimana normal jarak berkisar

antara 2-4 mm.9

Sementara itu, pelembap dapat digunakan untuk memperbaiki

tampilan dan fungsi kulit pada lansia. Ahli dermatologis menyarankan

penggunaan pelembab sebagai dasar dalam perawatan kulit, karena pelembab

dapat menyebabkan perbaikan pada barier kulit, mempertahankan hidrasi

kulit, menutupi fisura kecil di kulit, dan mempertahankan integritas kulit,

yang dapat memperbaiki turgor pada kulit. Perbaikan ini akan terjadi setelah

penggunaan 3 minggu hingga penggunaan 21 minggu.10,11

Pada penelitian yang dilakukan oleh Fitriana, tentang pengaruh

pengguanan pelembab terhadap hasil uji diskriminasi dua titik pada penghuni

panti Wredha Abiyoso Yogyakarta, dengan jumlah subjek sebanyak 32 orang,

selama ± 6 minggu terdapat perbedaan hasil tes diskriminasi dua titik yang

dilakukan pada lansia antara kelompok control dan kelompok eksperimen.

Hasil analisis pada kelompok eksperimen memberikan nilai p=0,007 atau

secara statistik bermakna (bermakna apabila p<0,05).12

Berdasarkan latar belakang diatas, dan penelitian serupa belum pernah

dilakukan di daerah Medan, serta pada penelitian sebelumnya jumlah sampel

yang sangat kurang, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai hubungan

penggunaan pelembab kulit dengan hasil tes diskriminasi dua titik (Uji Two-

Page 3: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

3

Point Discrimination) pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia

Wilayah Binjai-Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh penggunaan pelembab dengan hasil uji

diskriminasi dua titik (two-point discrimination) pada lansia di UPT

Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah Binjai-Medan.

1.3. Hipotesa

H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil uji diskriminasi dua titik antara sebelum

dan sesudah pemberian pelembab.

Ha : Terdapat perbedaan hasil uji diskriminasi dua titik antara sebelum dan

sesudah pemberian pelembab.

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1.Tujuan Umum

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh hasil tes diskriminasi dua

titik pada lansia sebelum dan sesudah pemberian pelembab.

1.4.2.Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran hasil tes diskriminasi dua titik pada lansia di

UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah Binjai-Medan.

2. Untuk mengetahui gambaran penggunaan pelembab pada lansia di UPT

Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah Binjai-Medan.

3. Untuk mengetahui gambaran hasil tes diskriminasi dua titik pada lansia di

UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah Binjai-Medan berdasarkan

jenis kelamin.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

4

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Kesehatan, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan untuk

mempertimbangkan pemberian pelembab pada lansia.

2. Bagi Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen, hasil

penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi di

perpustakaan kampus mengenai penggunaan pelembab pada lansia.

3. Bagi Peneliti menambah pengetahuan dan wawasan baru mengenai topic

pengaruh pemberian pelembab pada lansia terhadap hasil tes diskriminasi

dua titik.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kulit

2.1.1.Definisi

Kulit merupakan organ istimewa pada manusia. Kulit merupakan

organ terbesar pada tubuh manusia, luasnya sekitar 2 m2. Kulit merupakan

permukaan luar organisme untuk membatasi lingkungan dalam tubuh dan

dengan lingkungan luar. Kulit juga merupakan salah satu alat indra yaitu indra

peraba karena diseluruh kulit tubuh terdapat saraf.13,14

2.1.2.Anatomi Kulit

Kulit terbagi menjadi 3 bagian yaitu :

1. Epidermis

Lapisan epidermis adalah lapisan kulit dinamis,senantiasa

beregenerasi,berespons terhadap rangsangan diluar maupun dalam tubuh

manusia. Tebalnya bervariasi antara 0,4 mm – 1,5 mm. Yang paling tebal

letaknya pada telapak kaki dan tangan, sedangkan yang paling tipis

letaknya pada kelopak mata ,pipi, dahi, dan perut.15

Epidermis terbagi menjadi beberapa lapisan keratinosit :16

a. Stratum Corneum (lapisan tanduk)

Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang pipih, mati,

tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak

berwarna dan sangat sedikit mengandung air.

b. Stratum Lucidum (lapisan jernih)

Lapisan ini terletak tepat di bawah stratum corneum,

merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung eleidin, sangat

tampak jelas pada telapak tangan dan kaki.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

6

c. Stratum Granulosum (lapisan berbutir-butir)

Lapisan ini tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk

poligonal, berbutir kasar, berinti mengkerut.

d. Strarum Spinosum atau Malphigi layer (lapisan malphigi)

Lapisan ini memiliki sel yang berbentuk kubus dan seperti

berduri.Intinya besar dan oval.Setiap sel berisi filamen-filamen kecil

yang terdiri atas serabut protein.

e. Stratum Germinativum atau Membran Basalis (lapisan basal)

Dalam stratum germinativum terdapat sel-sel melanosit, yaitu

sel-sel yang tidak mengalami keratinisasi dan fungsinya hanya

membentuk pigmen melanin dan memberikannya kepada sel-sel

keratinosit melalui dendrit-dendritnya.

2. Dermis

Dermis merupakan jaringan dibawah epidermis yang juga

memberi ketahanan pada kulit, termoregulasi, perlindungan

imunologik, dan ekskresi.Serabut kolagen (collagen bundles)

membentuk sebagian besar dermis, bersama-sama serabut elastik

memberikan kulit kekuatan dan elastisitasnya. Keduanya tertanam

dalam matriks yang disebut ground substance yang terbentuk dari

proteoglikans (PG) dan glikosaminoglikans (GAG). PG dan GAG

dapat menyerap dan mempertahankan air dalam jumlah besar sehingga

berperan dalam pengaturan cairan dalam kulit dan mempertahankan

growth factors dalam jumlah besar.Fibroblas, makrofag, dan sel mast

rutin di temukan pada dermis.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

7

3. Subkutis

Subkutis yang terdiri atas jaringan lemak mampu mempertahankan

suhu tubuh, dan merupakan cadangan energi, juga menyediakan bantalan

yang meredam trauma melalui permukaan kulit.Deposisi lemak

menyebabkan terbentuknya lekuk tubuh yang memberikan efek kosmetis.

Sel-sel lemak terbagi-bagi dalam lobus, satu sama lain dipisahkan oleh

septa.

Gambar 2.1. Struktur Kulit. 17

2.1.3.Fisiologi Kulit.

Kulit berfungsi tidak hanya sebagai sawar mekanis antara lingkungan

eksternal dan jaringan dibawahnya tetapi juga secara dinamis terlibat dalam

mekanisme pertahanan dan fungsi lain.18

a. Epidermis

Sel-sel epidermis disatukan oleh dermosom, yang berhubungan

dengan filament keratin intrasel untuk membentuk lapisan penutup

kohesif yang kuat. Sewaktu sel penghasil keratin ini mengalami

pematangan, filament-filamen keratin secara progresif menumpuk dan

membentuk ikatan-silang satu sama lain di sitosol. Sewaktu sel lapisan

luar mati, protein keratin fibrosa ini tertinggal, membentuk skuama

gepeng keras yang membentuk lapisan tanduk (berkeratin) protektif yang

kuat. Bila skuama lapisan tanduk paling luar terkelupas akibat abrasi,

Page 8: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

8

maka lapisan ini diganti dengan cara pembelahan sel di lapisan epidermis

yang lebih dalam. Kecepatan pembelahan sel, dan karena itu ketebalan

lapisan berkeratin ini, bervariasi sesuai bagian tubuh.14,18

Lapisan berkeratin ini bersifat kedap udara, cukup kedap air, dan

tidak dapat ditembus oleh sebagian besar bahan.Lapisan ini menahan

lewatnya segala sesuatu yang lewat dalam dua arah antara tubuh dan

lingkungan eksternal.Demikian juga, sawar kulit menghambat masuknya

sebagian besar bahan yang berkontak dengan permukaan tubuh ke dalam

tubuh, termasuk bakteri dan bahan kimia toksik.Pada banyak kasus kulit

memodifikasi senyawa yang berkontak dengannya.Sebagai contoh,

enzim-enzim epidermis dapat mengubah banyak karsinogen potensial

menjadi senyawa tak berbahaya. Namun bahan larut lemak, dapat

menembus kulit utuh melalui lapis ganda lemak membran plasma sel

epidermis.18

b. Dermis

Di bawah epidermis terdapat dermis, suatu lapisan jaringan ikat

yang mengandung banyak serat elastin (untuk peregangan) dan serat

kolagen (untuk kekuatan) , serta banyak pembuluh darah dan ujung saraf

khusus. Pembuluh darah dermis tidak saja memasok dermis dan

epidermis tetapi juga berperan besar mengatur suhu tubuh.Kaliber

pembuluh-pembuluh ini, dan kerenanya volume darah yang mengalir

melaluinya, dapat dikendalikan sehingga jumlah pertukaran panas antara

pembuluh darah permukaan kulit dan lingkungan eksternal dapat diubah-

ubah. Reseptor di ujung perifer serat aferen di dermis mendeteksi

tekanan, suhu, nyeri dan input somatosensorik lain.Ujung saraf eferen di

dermis mengontrol kaliber pembuluh darah, ereksi rambut, dan sekresi

kelenjar eksokrin kulit.14,18

Page 9: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

9

c. Kelenjar Eksokrin Kulit dan Folikel Rambut

Lipatan-lipatan epidermis yang masuk ke dermis di bawahnya

membentuk kelenjar eksokrin kulit - kelenjar keringat dan kelenjar

sebasea serta folikel rambut. Kelenjar keringat, yang tersebar di hampir

seluruh tubuh, mengeluarkan larutan garam encer melalui lubang-lubang

kecil, pori keringat, ke permukaan kulit. Penguapan keringat ini

mendinginkan kulit dan penting dalam mengatur suhu.18

Sel-sel kelenjar sebasea menghasilkan sebum, suatu sekresi

berminyak yang dikeluarkan ke dalam folikel rambut.Dari sini sebum

mengalir ke permukaan kulit, meminyaki rambut dan lapisan kulit luar

yang berkeratin, membantu sifat kedap air dan mencegah kulit kering dan

retak.Tangan atau bibir yang pecah-pecah menunjukkan kurangnya

proteksi oleh sebum. Kelenjar sebasea sangat aktif selama remaja,

menyebabkan kulit remaja sering berminyak.18

Setiap folikel dilapisi oleh penghasil keratin khusus, yang

menghasilkan keratin dan protein lain yang membentuk batang rambut.

Rambut meningkatkan sensitivitas permukaan kulit terhadap rangsang

taktil (sentuh).18

d. Hipodermis

Dikenal sebagai jaringan subkutis, suatu lapisan jaringan ikat

longgar.Sebagian besar sel lemak terdapat di dalam hypodermis. Endapan

lemak diseluruh tubuh ini secara kolektif disebut sebagai jaringan

adiposa.18

Page 10: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

10

2.1.4. Fungsi Persepsi

Kulit mengandung ujung-ujung syaraf sensorik di dermis dan

subkutis.Rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan

subkutis, rangsangan dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak

di dermis.Sementara itu, badan taktil Meissner terletak di papilla dermis

berperan terhadap rabaan, demikian juga dengan badan Merkel Ranvier yang

terletak di epidermis. Untuk persepsi tekanan diperankan oleh badan Paccini di

epidermis.13

Hampir semua reseptor sensorik yang khusus, seperti badan Meissner,

reseptor berbentuk kubah iggo, reseptor rambut, badan paccini, dan ujung-

ujung Ruffini, menjalarkan sinyalnya melalui serabut saraf jenis Aβ yang

mempunyai kecepatan penjalaran 30 sampai 70 m / detik. Sebaliknya, reseptor

taktil ujung saraf bebas terutama menjalarkan sinyalnya melalui serabut saraf

kecil jenis Aδ bermielin yang mempunyai kecepatan penjalaran hanya 5 sampai

30 m / detik.19

Beberapa ujung saraf bebas (untuk rasa taktil) menjalarkan sinyalnya

melalui serabut saraf jenis C tak bermielin yang mempunyai kecepatan

penjalaran seperberapa meter sampai 2m / detik , serabut saraf ini mengirimkan

sinyal ke medulla spinalis dan batang otak bagian bawah, yang terutama

mungkin untuk menjalarkan sensasi gatal.19

Jadi, jenis sinyal sensorik yang sifatnya lebih kritis yakni yang

membantu menentukan tempat yang tepat di kulit, derajat intensitas yang

minim, atau perubahan intensitas sinyal sensoris yang cepat semuanya ini

dijalarkan melalui jenis serabut saraf sensorik yang penjalarannya cepat.

Sebaliknya, sinyal yang bersifat lebih kasar, seperti tekanan kasar, rasa raba

yang kurang dilokalisir tempat perabaannya, dan khusunya rasa gatal,

dijalarkan melalui serabut saraf sangat kecil yang jauh lebih lambat yang

membutuhkan ruang lebih sedikit dalam kumpulan saraf dibandingkan serabut

yang lebih cepat.19

Page 11: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

11

2.2. Penuaan Kulit

2.2.1.Definisi

Penuaan kulit merupakan suatu fenomena yang berkelanjutan dan

multifaktorial, dengan terjadinya pengurangan baik dalam ukuran maupun

jumlah sel-sel dan pengurangan kecepatan berbagai fungsi organik, baik pada

tingkat sel maupun molekul.20

2.2.2.Penggolongan Penuaan Kulit

Pada dasarnya penuaan kulit digolongkan menjadi dua, yaitu : 13,20,21

a. Penuaan alami (Intrinsic Skin Aging)

Perubahan karena proses penuaan alami yang disebut sebagai

chronological aging. Penuaan kulit adalah ekspresi alami dari seseorang

yang umurnya sudah tua. Faktor-faktor genetika yang berpengaruh:

Daya tahan kulit

Mekanisme hormonal

Ketebalan kulit (kulit yang tebal cenderung untuk sedikit

mengerut).

b. Perubahan Karena Lingkungan (Ekstrinsic Skin Aging)

Penuaan yang dissebabkan oleh faktor-faktor lingkungan, faktor

terpenting ialah paparan sinar matahari.

2.2.3.Perubahan Struktur dan Fisiologis Pada Kulit Lansia

Pada lansia terjadi penurunan fungsi kulit, namun hal ini tidak terlepas

dari perubahan histologis serta struktur dari kulit itu sendiri. Demikian pula,

kita tidak dapat menyingkirkan faktor-faktor lain yang bisa timbul bersamaan,

yaitu pengaruh lingkungan (sinar matahari) serta perubahan hormonal.20

Page 12: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

12

Tabel 2.1.Gambaran perubahan histologis kulit pada penuaan kulit.20

Epidermis Dermis ApendiksTaut epidermo-dermal

mendatarAtrofi (berkurangnya volume

dermis)Dispigmentasi

rambut

Tebal berkurang/variatif Fibroblas berkurangKonversi rambutterminal ke velus

Bentuk dan ukuran sel Pembuluh darah berkurangnail plateabnormal

Melanosit berkurang Sel mas berkurangkelenjar

berkurang

Sel langerhans berkurang Pemendekan capillary loop

Penuaan kulit terjadi akibat dari kemerosotan struktur kulit dan

menurunnya fungsi kulit. Perubahan-perubahan fisiologik yang terjadi pada

penuaan kulit kronologik, adalah penurunan fungsi barier, keratinisasi lambat

(turnovertime menurun), vaskularisasi yang buruk sekitar bulbus rambut dan

kelenjar.20

Tabel 2.2.Penurunan fungsi kulit pada lansia.20

Fungsi barrier Pergantian selChemical

clearance

DNA repair Hidrasi epidermalimmune

responsiveness

Proteksi mekanik Produksi sebumProduksi

keringat

Persepsi sensorik Regulasi termalVitamin D

production

Penyembuhan luka Reaktivitas vascular

Page 13: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

13

Secara umum gambaran klinis yang muncul karena perubahan struktur

dan fungsi kulit seiring dengan penuaan adalah atrofi, kerut, kering, kendur,

lemah, gangguan pigmentasi, perubahan kuku dan rambut.20

2.3. Pelembab

2.3.1.Definisi

Pelembab adalah bahan yang dioleskan dikulit, yang terdiri atas bahan

yang bersifat oklusif, humektan, emolien dan protein rejuvenator dengan tujuan

untuk menambah dan/atau mempertahankan kandungan air dalam lapisan

korneum, sehingga kulit akan terasa halus dan lembut. Karena efek inilah maka

pelembab merupakan salah satu produk perawatan kulit yang paling banyak

dipakai di masyarakat untuk mengatasi kulit kering.10

2.3.2.Fungsi Pelembab

Pemakaian pelembab ditujukan terutama bukan untuk hidrasi, tetapi

untuk memberi sawar buatan sambil menunggu perbaikan sawar secara

endogen sehingga efek iritasi pada ujung saraf dan TEWL (Trans Epidermal

Water Lose) dapat dikurangi. Walaupun demikian, secara otomatis pemakaian

pelembab yang optimal akan juga berefek hidrasi lapisan korneum, sehingga

lapisan korneum akan lebih elastik dan kulit terasa lebih lembut. Namun

terkadang pelembab menjadi tidak efektif karena digunakan dalam jumlah yang

kurang atau mengandung substansi yang merugikan.10

2.3.3.Komponen Pelembab Kulit

Pelembab yang baik pasti mengandung emolien/oklusiva dan

humektan. Emolien, oklusiva berupa lipid atau minyak yang mampu

menghidrasi dan meningkatkan penampilan kulit dengan berkontribusi terhadap

kelembutan kulit,peningkatan fleksibilitas dan kehalusan,sedangkan humektan

untuk meningkatkan kapasitas hidrasi lapisan korneum.10

Page 14: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

14

a. Emolien

Senyawa untuk perlindungan bagi kulit, khususnya sebagai

pencegah atau mengurangi kekeringan.Emolien bersifat menyejukkan,

menghaluskan serta melembabkan kulit.Contoh emolien adalah lanolin.

b. Oklusiva

Senyawa yang termasuk antara lain:

Lemak mineral seperti paraffin, petroleum dan ketomakrogol.

Senyawa –senyawa ini sangat efektif digunakan tetapi bersifat

lengket dan berpasir. Dianjurkan untuk orang yang memiliki kulit

yang sangat kering atau yang memiliki problem kesehatan kulit.

Lemak hewan, seperti lanolin, dan turunannya (berasal dari bulu

domba).

Lemak nabati seperti minyak zaitun, minyak gandum, minyak

kacang tanah, minyak samin dan lain-lain. Lemak jenis ini

memiliki efek oklusiva yang rendah.

c. Humektan

Humektan bersifat menyerap air. Berapa senyawa yang termasuk

dalam kelompok ini dapat berpenetrasi ke dalam lapisan keratin dan

meningkatkan kadar air lapisan keratin. Senyawa lain dari golongan ini

memiliki molekul besar yang tidak berpenetrasi melalui lapisan keratin,

tetapi membentuk lapisan higroskopis (penyerap air) pada kulit.

2.3.4.Pelembab Pada Kulit Usia Lanjut

Kekeringan kulit merupakan manifestasi klinis utama adanya

gangguan sawar epidermis. Beberapa faktor yang mempengaruhi keutuhan

sawar kulit antara lain penyakit, usia, dan lingkungan. Pada usia lanjut,

gangguan sawar kulit disebabkan karena terjadinya penurunan trans epidermal

water lose (TEWL) dan penurunan hidrasi kulit dibandingkan dengan kulit

Page 15: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

15

orang dewasa. Maka dari itu, pemberian pelembab pada kulit usia lanjut dapat

memberi efek perbaikan tampilan, kenyamanan dan mencegah akibat lanjut

proses penuaan.10

2.4. Tes Diskriminasi Dua Titik

2.4.1.Definisi

Tes ini digunakan untuk membedakan rangsangan kulit oleh satu

ujung benda dari dua titik.Setiap daerah tubuh bervariasi dalam kemampuan

membedakan dua titik pada tingkat derajat pemisahan ber-variasi. Normalnya

dua titik terpisah 2– 4 mm, dapat dibedakan pada ujung jari tangan,sementara

30-40mm dapat dibedakan pada dorsum pedis.7

Pada tahun 1982 Michael et al, dalam penelitiannya tentang uji

diskriminasi dua titik di ekstremitas atas dewasa muda dengan menggunakan

kompas jarum pada sebelas titik daerah kulit pada sisi dominan subjek, didapati

mean values pada lengan sekitar 30,7mm , untuk kulit diatas dorsal 21,0 mm,

dan pada ujung distal sebesar 2,6 mm.22

2.4.2.Metode Pengukuran Uji Diskriminasi Dua Titik.7

Pemeriksaan uji diskriminasi dua titik (Two-Point Discrimination)

dilakukan dengan menggunakan esthesiometer atau bisa juga dengan

menggunakan jangka sorong,dan dilakukan dengan cara :

1. Sebelum mengukur uji diskriminasi dua titik, setiap peserta diminta

mengisi tentang riwayat kesehatan kulit dan saraf perifer di tangan.

Mereka tidak memiliki defisit neurologis atau derma, kondisi tologikal,

seperti bekas luka, luka bakar, atau tato, yang mungkin mempengaruhi

kepekaan kulit. Sebagai tambahan, memeriksa kembali apakah subjek

memiliki gangguan yang mempengaruhi kemampuan sensorik, seperti

diabetes mellitus atau cedera sistem saraf pusat.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

16

2. Jangka sorong digunakan untuk menentukan uji diskriminasi dua titik dari

punggung tangan,dan lengan di kedua sisi (kanan dan kiri).

3. Peserta duduk di kursi dengan ekstremitas atas mereka diposisikan di atas

meja. Uji diskriminasi dua titik diukur dari bagian distal ke bagian

proksimal. Dengan menggunakan jangka sorong untuk memberi tekanan,

dilakukan pengukuran sebanyak dua kali, setiap detik titiknya

diperpanjang menjadi 0,5 mm dari 1.0 mm sampai subyek mampu

membedakan antara dua titik tersebut.

2.5. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Pelembab Uji diskriminasidua titik

Page 17: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik berpasangan,

dengan pendekatan eksperimental.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah

Binjai-Medan, pada bulan Oktober-November 2016.

3.3. Populasi Penelitian

3.3.1.Populasi Target

Populasi target penelitian ini adalah seluruh lansia di wilayah Binjai –

Medan.

3.3.2.PopulasiTerjangkau

Populasi terjangkau penelitian ini adalah seluruh lansia di UPT

Pelayanan Sosial Lanjut Usia umur 60tahun keatas tahun 2016.

3.4. Sampel dan Cara Pemilihan Sampel

3.4.1.Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah lansia di UPT Pelayanan Sosial

Lanjut Usia Wilayah Binjai-Medan usia 60 tahun keatas yang memenuhi

criteria inklusi dan eksklusi.

3.4.2.Cara pengambilan Sampel

Sampel pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik

Purposive Sampling.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

18

3.5. Estimasi Besar Sampel

(Zα+Zβ)s 2

n =(X1 - X2)

Dimana :

n = Jumlah sampel

Zα = 1,96 ( deviat baku α )

Zβ = 0,84 ( deviat baku β )

S = 0,87 (Simpang baku )23

X1 - X2 = 40 % ( ditentukan peneliti )

( 1,96 + 0,84 ) . 0,87 2

=

( 0,4 )

2,436 2

=

0,4

= (6,09)2

= 37,08

= 37

Jadi jumlah sampel dalam penelitian adalah sebanyak 37 orang.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

19

3.6. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.6.1.Kriteria Inklusi

a) Seluruh lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah Binjai-

Medan usia 60 tahun keatas.

b) Dapat berkomunikasi dengan baik.

3.6.2.Kriteria Eksklusi

a) Lansia yang memiliki riwayat penyakit kronis seperti, diabetes melitus,

stroke, atau cedera sistem saraf pusat.

b) Lesi kulit atau kalus, bekas luka, luka bakar, ataupun tato di lengan

bawah yang mungkin mempengaruhi kepekaan kulit.

c) Memakai pelembab setiap hari/memakai pelembab sejak kurang dari satu

bulan yang lalu.

d) Sering terpapar sinar matahari, terkait dengan pekerjaan ataupun

kegemaran yang diperoleh dari anamnesis.

e) Penderita tunanetra.

3.7. Prosedur Kerja

1. Meminta surat izin penelitian kekampus FK UHKBPN.

2. Meminta izin kekantor Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara.

3. Meminta surat Ethical Clearance ke Universitas Sumatera Utara.

4. Mengajukan surat izin penelitian ke UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia

Wilayah Binjai-Medan.

5. Memberikan informed consent kepada responden dan melakukan

penelitian.

6. Melakukan pre-test yaitu pengukuran diskriminasi dua titik dengan

jangka pada dua titik di lengan bawah, kemudian melakukan pencatatan

sebagai dokumentasi tempat pengukuran.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

20

7. Cara pengukurannya yaitu dengan menggnakan jangka sorong, diberikan

rangsangan berupa tekanan ringan dan cepat, kemudian menanyakan

subjek apakah ia dapat merasakan rangsangan titik tersebut dan dapatkah

ia mendeteksi berapa jumlah titik penekanan tersebut. Lalu setiap detik

jarak titik penekanan diperpanjang 0,5 mm dari jarak sebelumnya, hingga

subjek dapat mendeteksi adanya dua titik penekanan.

8. Pengukuran dilakukan pada dua tangan, namun data yang digunakan

untuk analisis data, hanya menggunakan satu tangan saja yang diketahui

oleh peneliti namun tidak diketahui subjek dan pengukur.

9. Menjelaskan kepada subjek penelitian cara penggunaan pelembab.

10. Kepada pengasuh, dijelaskan agar penggunaan pelembab dilakukan

secara rutin selama ± 3 minggu di tempat yang sama, dua kali sehari

setelah mandi.

11. Setelah ± 3 minggu, melakukan post-test diskriminasi dua titik ditempat

yang sama dengan yang dilaukan pada saat pre-test.

12. Mendokumentasikan kembali hasil pengukuran.

13. Analisis data.

14. Pelaporan penelitian.

3.8. Identivikasi Variabel

Variabel bebas : Pelembab

Variabel terikat : Uji diskriminasi dua titik

Page 21: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

21

3.9.Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Alatukur Hasil Ukur SkalaUkur

Pelembab Pelembab adalah bahanyang dioleskan dikulitdengan tujuan untukmenambah dan/ataumempertahankan kandunganair dalam lapisankorneum,sehingga kulit akanterasa halus dan lembut.Pada penelitian inidigunakan pelembab yangmengandung petroleum.

Satu ujungjari /setengahsendok teh(1-2,5 mm)

Ya : menggunakanpelembab

Tidak : tidakmenggunakanpelembab

SkalaNominal

Tesdiskriminasidua titik

Pemeriksaan yang dilakukanUntuk menilai fungsisensoris dan rangsang taktilpada kulit. Carapengukurannya yaitu denganmenggunakan jangkasorong, diberikanrangsangan berupa tekananringan (selembut mungkinsehingga tidak terjadiperlukaan / 5x1010mm) dancepat(<1 detik), kemudianmenanyakan subjek apakahia dapat merasakanrangsangan titik tersebut dandapatkah ia mendeteksiberapa jumlah titikpenekanan tersebut. Lalusetiap detik jarak titikpenekanan diperpanjang 0,5mm dari jarak sebelumnya,hingga subjek dapatmendeteksi adanya dua titikpenekanan.

JangkaSorong/jarum pentul

Jarak hasil tespada region Kulitlengan bagiandalam

skalaNumerik

Page 22: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

22

3.10. Analisis Data

3.10.1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk melihat karakteristik subjek

penelitian berdasarkan usia dan hasil uji diskriminasi dua titik.

3.10.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menguji hubungan antara masing-

masing variabel bebas yaitu pelembab dengan variable terikat yaitu uji

diskriminasi dua titik. Uji statistik yang digunakan dalam analisis ini adalah

Uji-t Dependen dengan tingkat kemaknaan α=0,05. Apabila syarat uji t-

Dependen tidak terpenuhi, makadilakukan uji alternatif yaitu uji Wilcoxon.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN (W HO) apabila usia nya berada diatas …

23