bab i psnx

56
LEMBAR PERSETUJUAN Laporan Hasil Diagnosis dan Intervensi dengan judul “PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PERSALINAN YANG DIBANTU OLEH DUKUN DI RT 002 RW 04 DESA TANJUNG PASIR KECAMATAN TELUK NAGA KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN, PERIODE 3 AGUSTUS – 4 SEPTEMBER” telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. Jakarta, Agustus 2015 Pembimbing, dr. Dini Widianti, MKK

Upload: ririk-riyanti

Post on 15-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

xm,x

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PSNx

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Hasil Diagnosis dan Intervensi dengan judul “PERILAKU

MASYARAKAT TERHADAP PERSALINAN YANG DIBANTU OLEH

DUKUN DI RT 002 RW 04 DESA TANJUNG PASIR KECAMATAN TELUK

NAGA KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN, PERIODE 3

AGUSTUS – 4 SEPTEMBER” telah disetujui oleh pembimbing untuk

dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Agustus 2015

Pembimbing,

dr. Dini Widianti, MKK

Page 2: BAB I PSNx

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji dan syukur kami senantiasa kami ucapkan

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada tim

penulis sehingga Laporan Diagnosis dan Intervensi Komunitas yang berjudul

“PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PERSALINAN YANG DIBANTU

OLEH DUKUN DI RT 002 RW 04 DESA TANJUNG PASIR KECAMATAN

TELUK NAGA KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN, PERIODE

3 AGUSTUS 2015 – 4 SEPTEMBER 2015” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas

kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran

Universitas YARSI, periode 3 Agustus – 4 September 2015. Selain itu, tujuan

lainnya adalah sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama

pengetahuan mengenai Ilmu Kesehatan Masyarakat, sehingga dapat memberikan

manfaat.

Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing,

staf pengajar, serta orang-orang sekitar yang terkait. Oleh karena itu, kami ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Dini Widianti, MKK, selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Komunitas yang telah membimbing dan memberi masukan

yang bermanfaat dan juga selaku Koordinator Bagian Ilmu Kesehatan

Masyarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

2. Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku Kepala Bagian Ilmu

Kesehatan Masyarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

3. Ibu Rifda Wulansari SP., M.Kes selaku koordinator Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

4. Dr. Erlina Wijayanti, MPH selaku sekretaris Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Page 3: BAB I PSNx

5. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, MKes, dekan dan staf pengajar

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran

Universitas YARSI

6. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, Dr. Dian Mardhiyah, M.KK Dr.

Citra Dewi, M.Kes, Dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH, Dr. Yusnita,

M.Kes, selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

7. Dr. Taufit Wirawan selaku Kepala Puskesmas Tegal Angus

8. Drg. Dewi Puji L.; dan seluruh staf & tenaga kesehatan Puskesmas

Tegal Angus yang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis

untuk kelancaran proses penulisan laporan ini.

9. Seluruh Rekan Sejawat Fakultas Kedokteran YARSI yang telah bekerja

sama dalam menyusun laporan ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan

Diagnosis dan Intervensi Komunitas ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan

saran yang membangun sebagai perbaikan. Kami mengharapkan laporan ini dapat

memberikan manfaat bagi seluruh pihak terkait.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Agustus 2015

Tim Penulis

Page 4: BAB I PSNx

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Gambaran Desa Secara Geografis

1.1.1 Situasi Keadaan Umum

Desa Tanjung Pasir dengan luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 Km dari ibu

kota kabupaten Tangerang dan merupakan daerah daratan rendah dengan

ketinggian dari permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30°-37°C. Desa ini

memiliki enam Kepala Dusun, 14 Rukun Warga, dan 34 Rukun Tetangga.

(Kartikawatie, 2012)

Gambar 1.1 Peta Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012)

A. Batas Wilayah

Batas – batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada

gambar adalah sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa

2. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung

3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara

4. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo dan

Pangkalan

4

Page 5: BAB I PSNx

Gambar 1.2 Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir

1.2 Gambaran umum desa secara demografi

1.2.1 Situasi Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Tanjung Pasir sampai dengan tahun 2012 tercatat

sebanyak 9.513 jiwa, terdiri dari laki-laki 4884 jiwa dan perempuan 4629

jiwa. Secara rinci klasifikasi penduduk menurut kelompok umur sebagai

berikut (Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012) :

Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan

No. Warga Negara Laki – laki Perempuan

1 Warga Negara Indonesia

(WNI)

4884orang 4629orang

2 Warga Negara Asing

( WNA)

- orang - orang

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

5

Page 6: BAB I PSNx

No. Umur Jumlah Penduduk

1. 0 – 4 tahun 920 orang

2. 5 – 14 tahun 1880 orang

4. 15 – 44 tahun 5139 orang

10. 45 – 64 tahun 1273 orang

12. >65 tahun 301 orang

1.2.2 Keadaan Sosial Ekonomi

Potensi adalah sumber daya yang berada pada suatu wilayah yang dapat

digali dan dimanfaat atau dikembangkan. Potensi ini dibagi menjadi dua

kategori yaitu :

a. Potensi umum

Sumber daya material yang dapat dimanfaatkan secara bersama atau

umum oleh masyarakat.

b. Potensi khusus

Semua sumber daya material dan non material yang dimiliki secara

pribadi oleh masyarakat.

Adapun potensi yang dimiliki oleh Desa Tanjung Pasir adalah (Kartikawatie,

2012) :

1. Potensi Sumber Daya Alam (SDA)

1.1 Luas Desa Tanjung Pasir (luas pemukiman 72 Ha, perempangan 334

Ha, TPU 7000 M dan pesawahan 83 Ha).

1.2 Kondisi udara tercemar ringan walaupun tidak memiliki taman kota.

2. Potensi Sumber Daya Manusia (SDM)

Usia produktif 7.654 jiwa

Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

6

Page 7: BAB I PSNx

Tabel 1.4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok

No. Mata Pencaharian Pokok Jumlah Penduduk

1. Buruh/swasta 65 orang

2. Dokter/Bidan 6 orang

3. Montir 25 orang

4. Nelayan 2.331 orang

5. Pedagang 1.213 orang

6. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 15 orang

7. Pengemudi Becak 43 orang

7

No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk

1 Belum Sekolah 1.976 jiwa

2 Usia 7-45 th tidak sekolah 145 jiwa

3 Tidak tamat SD/Sederajat 234 jiwa

4 Tamat SD/Sederajat 3.789 jiwa

5 Tamat SLTP/Sederajat 1.653 jiwa

6 Tamat SLTA/Sederajat 954 jiwa

7 Sarjana/D1-D3 41 jiwa

8 Pasca Sarjana/S2-S3 -

Page 8: BAB I PSNx

8. Pengrajin 5 orang

9. Pengusaha 8 orang

10. Penjahit 24 orang

11. Petani 176 orang

12. Peternak 6 orang

13. Supir 30 orang

14. TNI / POLRI 6 orang

15. Tukang Batu 42 orang

1.2.3 Keadaan Sosial Budaya

Kondisi suasana kehidupan beragama bagi masyarakat Desa Tanjung

Pasir cukup baik, rukun, tenang, tentram, saling menghormati, dan tolong

menolong dalam menghadapi permasalahan yang timbul ataupun dalam

menghadapi musibah dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai contoh:

musibah kematian dan sebagainya, serta kegiatan sesuai dengan agama dan

kepercayaan masing-masing.

Tabel 1.5. Sarana Peribadatan yang Tersedia

di Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012)

No. Agama Jumlah Penduduk

1. Mesjid 6 Unit

2. Musholla 30 Unit

3. Majelis Taklim 4 Unit

4. Gereja - Unit

5. Pura - Unit

1.2.4 Kesehatan

Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal

ini, antara lain :

1 Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

kepada balita yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan

kepada ibu hamil.

8

Page 9: BAB I PSNx

2 Pencegahan penyakit, vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi Polio

bagi balita, pemberian vitamin A.

3 Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah

Dengue, Flu Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.

4 Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu

dan makanan yang bernutrisi.

5 Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara

lingkungan dengan membersihkan rumah masing-masing dan

lingkungan sekitarnya.

6 Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman

Obat Keluarga (TOGA), Tabulapot dan Tabulakar.

7 Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya

program senam LANSIA dan POSBINDU

Tabel 1.6. Sarana Pelayanan Kesehatan

No Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah

1 Poskesdes 1 Unit

2 Pos KB Keluarga -

3 Posyandu 6 Unit

4 Pos Mandiri -

5 Klinik Bersalin/ BKIA -

6 Praktek Dokter/ Bidan 4 Unit

7 Praktek Bidan 4 Unit

8 Paraji 4 Orang

9 Keluarga Berencana

a. Jumlah Pos/ Klinik KB : -

b. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) : 334

Pasang

c. Jumlah Akseptor KB :

1) Pil : 127 orang

2) IUD : 14 orang

3) Kondom : - orang

- Unit

9

Page 10: BAB I PSNx

4) Suntik : 190 orang

5) Implan : 13 orang

1.2.5 Transportasi

Sarana transportasi manyarakat desa tanjung pasir lebih banyak

menggunakan angkutan umum, ojek, motor, becak serta sepeda

(Pusksmas Tegal Angus, 2011)

1.3 Gambaran kader jumantik

1.3.1 Keluarga Tn. Ade

Keluarga kader jumantik pertama adalah keluarga Tn. Kamang yang

memiliki empat orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah.

Keenam anggota keluarga tersebut adalah:

Tabel 1.12. Tabel Keluarga Tn. Kamang

No Nama Status Keluarga

Jenis Kelamin

Usia Pendidik-an

Pekerjaan Penghasilan

1 Tn. Kamang

Suami Laki – laki 40 Tidak sekolah

Nelayan Rp 1,6 juta / bulan

2 Ny. Wati Istri Perempuan 38 Tidak sekolah

Ibu Rumah Tangga

-

3 Tn. Iwan Anak Laki-laki 25 Tamat SD Buruh Rp 1,2 juta/bulan

4 Ny. Darini

Anak Perempuan 23 Tamat SD Ibu Rumah Tangga

-

5 Ny. Nunung

Menantu Perempuan 23 Tamat SD Ibu Rumah Tangga

-

6 Tn. Ana Menantu Perempuan 25 Tamat SD Buruh Rp 1,2 juta/bulan

7 Rizky Cucu Laki-laki 2 - - -

8 Siti Hasanah

Cucu Perempuan 9 bulan

- - -

10

Page 11: BAB I PSNx

Keluarga Tn. Kamang tinggal di Kampung Telaga Sukmana, Desa

Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga RT 002/001. Keluarga ini terdiri dari

sepasang suami istri, dua orang anak, dua orang menantu dan dua orang cucu

yang tinggal serumah. Tn. Kamang sebagai kepala keluarga berusia 40 tahun

dengan latar belakang tidak pernah bersekolah. Ny. Wati sebagai istri berusia 38

tahun dengan latar latar belakang tidak pernah bersekolah. Tn. Kamang dan Ny.

Wati memiliki dua orang anak, satu laki-laki dan satu perempuan. Anak pertama

laki-laki bernama Tn. Iwan berusia 25 tahun dengan latar belakang pendidikan

tamat sekolah dasar dan sekarang bekerja sebagai buruh. Tn. Iwan memiliki

seorang istri bernama Ny. Nunung dengan latar belakang pendidikan tamat

sekolah dasar dan tidak bekerja, hanya sebagai ibu rumah tangga. Tn. Iwan dan

Ny. Nunung memiliki satu orang anak laki-laki bernama An. Rizky yang berumur

2 tahun. An. Rizky mendapat ASI hingga usia 1 tahun dan mulai mendapat

makanan tambahan seperti bubur biskuit dan buah. Setelah usia satu tahun, An.

Rizky mulai mengonsumsi susu kental manis dan makanan biasa. An. Rizky

pernah menderita diare saat usianya 7 bulan. An. Rizky sering menderita batuk

sejak usianya 1 tahun. Namun, orang tuanya belum pernah memeriksakannya ke

dokter spesialis anak. Ibu An. Rizky sering membawa anaknya untuk menimbang

berat badanya di puskesmas dan posyandu. Anak kedua perempuan bernama Ny.

Darini berusia 23 tahun dengan latar belakang pendidikan tamat sekolah dasar

dan tidak bekerja, hanya sebagai ibu rumah tangga. Ny. Darini memiliki seorang

suami bernama Ana dengan latar belakang pendidikan tamat sekolah dasar dan

bekerja sebagai buruh. Ny. Darini dan Tn. Ana memiliki satu orang anak

perempuan bernama An. Siti Hasanah yang berumur 9 bulan. An. Siti Hasanah

masih mendapat ASI hingga sekarang dan mulai mendapat makanan tambahan

sejak usia 6 bulan berupa bubur biscuit dan buah yang dihaluskan. Sejak usia 7

bulan An. Siti Hasanah mulai mengonsumsi makanan tambahan dan bubur nasi

dan makanan biasa. Namun, ia hanya mau makan sedikit-sedikit. An. Siti

Hasanah tidak pernah mendapat susu formula dengan alas an keluarganya tidak

mampu membelinya. An. Siti Hasanah pernah menderita diare pada usia 6 bulan

saat mulai mendapat makanan tambahan dan diare terjadi lagi satu bulan yang

lalu selama 2 minggu. An. Siti Hasanah juga sering menderita batuk pilek. Batuk

11

Page 12: BAB I PSNx

terutama sering muncul selama beberapa bulan terakhir, namun sekarang sedang

tidak batuk. Ibu An. Rizky sering membawa anaknya untuk menimbang berat

badanya di puskesmas dan posyandu.

Tn. Kamang berprofesi sebagai penjaga nelayan dengan pendapatan Rp

1.600.000,- tiap bulan. Tn. Iwan bekerja sebagai buruh, dengan penghasilan Rp

1.200.000,- tiap bulan. Tn. Ana bekerja sebagai buruh, dengan penghasilan Rp

1.200.000,- tiap bulan.

Keluarga Tn. Kamang tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen

diatas tanah seluas 12 x 14 m2. Sebagian besar dinding rumah terbuat dari semen

dan batu bata, bagian dapur dan kamar mandi terbuat dari papan dan anyaman.

Lantainya sebagian besar menggunakan keramik, sedangkan bagian dapur dan

kamar mandi menggunakan semen. Sebagian besar atap rumah menggunakan

genteng dan terdapat plafon, namun pada bagian dapur dan kamar mandi masih

menggunakan anyaman. Rumah Tn. Kamang terdiri dari sebuah ruang tamu, dua

kamar tidur, satu ruang keluarga, satu dapur, satu kamar mandi, teras depan

rumah dan halaman belakang tempat memelihara ayam, serta jamban yang

langsung berhubungan dengan kali di belakang rumah. Ruang tamu berukuran 3

x 2 m2 beralaskan keramik, terdapat TV dan merupakan tempat biasanya keluarga

berkumpul, di ruangan tersebut terdapat jendela yang dapat dilewati cahaya

matahari dan kadang dibuka pada pagi hari. Kedua kamar tidur berukuran sama,

2x2 m2 dan masing-masing memiliki jendela.

Di rumah Tn. Kamang terdapat jamban buatan yang berhubungan

langsung dengan kali di belakang rumahnya dan hanya terdapar dapur dan kamar

mandi. Dapur Tn. Kamang menggunakan kompor gas. Sumber air bersih

didapatkan dari membeli air PAM yang dijual dengan harga Rp. 2.000/ jerigen.

Air bersih tersebut di gunakan untuk mandi, masak dan minum.

Keluarga Tn. Kamang mengatakan bahwa tidak terbiasa melakukan cuci

tangan sebelum makan atau sesudah beraktivitas seperti memberi makan ayam,

pulang menangkap ikan, maupun setelah selesai memberikan penyuluhan di

rumah-rumah dan hanya sesekali saja menggunakan sabun, kemudian apabila

12

Page 13: BAB I PSNx

selesai makan, keluarga Tn. Kamang terbiasa mencuci tangan menggunakan air

cuci tangan yang di taruh di dalam mangkuk kecil setelah selesai makan.

Keluarga Tn. Kamang juga mengatakan bahwa keluarganya sering

menderita batuk-batuk, namun riwayat penyakit paru tidak diketahui karena

mereka tidak pernah memeriksakan dirinya ke dokter. Ayah Tn. Kamang pernah

menderita penyakit paru dan meninggal karena penyakit paru.

Tn. Kamang selain bekerja sebagai nelayan, ia juga memiliki kegiatan

lain sebagai juru memantau jentik. Kegiatan ini telah ia lakukan selama satu

tahun terakhir. Tn. Kamang tertarik menjadi seorang jumantik dikarenakan

keprihatinannya terhadap angka kejadian DBD di sekitar lingkungannya yang

tinggi. Sebelum terjun ke lapangan, Tn. Kamang telah mendapatkan pembekalan

dari petugas puskesmas mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Tn. Kamang

mengeluhkan jarangnya pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh petugas

puskesmas guna meningkatkan pengetahuan para kader jumantik.

Rumah keluarga Tn. Kamang terletak di daerah yang padat penduduk

dengan jarak antar rumah kurang dari 0,5 meter disebelah kanan dan kiri, maupun

di depannya. Di belakang rumahnya terdapat empang yang hanya berjarak 1

meter. Keluarga Tn. Kamang memiliki kebiasaan membuang sampah di empang

atau sesekali membuang ke tempat pembuangan yang berjarak + 20 meter dari

rumahnya.

13

Page 14: BAB I PSNx

Gambar 1.4 Denah rumah keluarga Tn. Kamang

Keluarga Tn. Kamang memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari.

Biasanya menu yang biasa dimakan adalah sayur asem, tahu, tempe, telur dan

ikan goreang atau ikan asin. Tn. Kamang sudah satu tahun berhenti merokok

sejak ayahnya meninggal karena penyakit paru. Tn. Iwan dan Tn. Ana memiliki

kebiasaan merokok di teras, di kamar mandi dan di tempat kerja sejak remaja,

namun merka tidak pernah merokok di dalam rumah karena ada anak-anak.

Keluarga Tn. Kamang mengaku jarang sekali mencuci tangan sebelum dan

sesudah makan, maupun sesudah selesai aktivitas. Keluarga Tn. Kamang

mengaku hampir tidak pernah melakukan olahraga. Keluarga Tn. Kamang

mengetahui tentang mencuci tangan yang baik dan benar, akan tetapi jarang

sekali melakukannya, bahkan jika dilakukan tidak dengan cara yang baik dan

benar. Keluarga Tn. Kamang tidak memiliki masalah kesehatan dalam sebulan

terakhir ini, penyakit yang sering dialami oleh anggota keluarganya adalah diare,

sakit kulit dan batuk-batuk. Biasanya apabila sakit mereka berobat dengan obat

dari warung dan apabila sakit tambah parah mereka berobat ke mantri.

Tabel 1.13 Faktor Internal Keluarga Tn. Kamang

No Faktor Internal Permasalahan

14

Ruang Tamu

Page 15: BAB I PSNx

1 Kebiasaan Merokok Tn. Kamang sudah berhenti merokok sejak 1 tahun yang lalu. Tn. Iwan dan Tn. Ana memiliki kebiasaan merokok sejak remaja dan biasa merokok 8-10 batang sehari.

2 Olah raga Keluarga Tn. Kamang tidak ada yang memiliki kebiasaan berolahraga. Bahkan hampir tidak pernah melakukan olahraga.

3 Pola Makan Ny. Wati memasak sendiri untuk makan keluarga, menu makanan yang sering dimakan adalah sayur asem, tahu, tempe, telur dan ikan asin

4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka membeli obat warung. Apabila tidak sembuh, mereka berobat ke mantri atau bidan desa.

5 Menabung Keluarga Tn. Kamang tidak memiliki kebiasaan menabung

6 Aktivitas sehari-hari a. Tn. Kamang bekerja menangkap ikan di laut setiap hari. Ia berangkat jam 21.00 WIB dan pulang pada pukul 05.00 WIB

b. Tn. Iwan bekerja sebagai buruh dari hari senin hingga sabtu. Ia berangkat jam 09.00 WIB dan pulang pada pukul 17.00 WIB

c. Tn. Ana bekerja sebagai buruh dari hari senin hingga sabtu. Ia berangkat jam 09.00 WIB dan pulang pada pukul 17.00 WIB

7 Perilaku mencuci tangan Keluarga Tn.Kamang memiliki pengetahuan tentang mencuci tangan yang baik, akan tetapi tidak melakukannya dengan benar.

Tabel 1.14 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Kamang

No Kriteria Permasalahan

1. Luas Bangunan Luas rumah 12 x 14 m2

2. Ruangan dalam

rumah

Dalam rumah terdapat ruang tamu, dua kamar tidur, satu ruang keluarga, satu gudang, satu dapur, dan satu kamar mandi.

15

Page 16: BAB I PSNx

3. Ventilasi Tidak terdapat ventilasi pada sisi rumah, ventilasi hanya terdapat pada depan rumah.

4. Pencahayaan a. Terdapat jendela pada ruang tamu, tetapi jarang

dibuka.

b. Terdapat jendela pada kamar, tetapi selalu ditutupi

dengan kain dan tidak bisa dibuka.

c. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 3 berwarna

putih. Lampu terdapat di ruang keluarga, kamar tidur

dan ruang tamu.

5. MCK Terdapat tempat untuk mandi dan cuci piring, serta buang

air besar, namun langsung berhubungan ke empang

6. Sumber Air Dalam kesehariannya keluarga Tn. Kamang membeli air

jerigen

7. Saluran

pembuangan

limbah

Air Limbah rumah tangga di buang ke parit buatan sendiri yang di alirkan ke kolam empang di belakang rumah

8. Tempat

pembuangan

sampah

Sampah rumah tangga di kumpulkan dibelakang rumah dan dibuang ke empang. Kadang, sampah dibuang ke tempat pembuangan sampah yang berjarak + 20 meter dari rumah.

9. Lingkungan

sekitar rumah

Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Tn. Kamang masih banyak sampah yang berserakan dikarenakan penduduk sekitar kurang peduli dengan lingkungannya.

Setelah dilakukan presurvey menggunakan observasi dan wawancara,

didapatkan hasil skor 3 pada Tn. Kamang (perilaku mencuci tangan yang tidak

baik dan tidak benar), skor 4 pada Ny. Wati (perilaku mencuci tangan yang tidak

baik dan tidak benar), skor 4 pada Ny. Nunung (perilaku mencuci tangan yang

tidak baik dan tidak benar), skor 4 pada Ny. Darini (perilaku mencuci tangan

yang tidak baik dan tidak benar), skor 3 pada Tn. Iwan (perilaku mencuci tangan

16

Page 17: BAB I PSNx

yang tidak baik dan tidak benar), dan skor 3 pada Tn. Ana (perilaku mencuci

tangan yang tidak baik dan tidak benar).

1.3.2 Keluarga Ny. Temi

Kader jumantik adalah keluarga Ny. Temi yang memiliki empat orang

anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keempat anggota keluarga

tersebut adalah:

Tabel 1.15. Tabel Keluarga Ny. Temi

No Nama Status Keluarga

Jenis Kelamin

Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

1 Ny. Temi

Ibu Perempuan 60 Tidak sekolah

Ibu rumah Tangga

-

2 Tn. Budi Suami Anak

Laki – laki 35 SD Pabrik Bangunan

Rp 1,2 juta / bulan

3 Ny. Ami Anak Perempuan 30 SD Ibu Rumah Tangga

-

4 Ayu Cucu Perempuan 2,5 - - -

Keluarga Ny. Temi tinggal di Kampung Telaga Sukmana, Desa Tanjung

Pasir, Kecamatan Teluk Naga RT 002/001. Keluarga ini terdiri dari seorang

nenek dengan anaknya yang telah berkeluarga, dan satu orang cucu yang tinggal

serumah. Ny. Temi telah ditinggal meninggal oleh suaminya sejak 5 tahun yang

lalu. Ny. Temi sebagai pemilik rumah, berpekerjaan ibu rumah tangga,

sedangkan Tn. Budi sebagai kepala keluarga berusia 35 tahun dengan latar

belakang pendidikan terakhir sekolah dasar. Ny. Ami sebagai istri berusia 30

tahun dengan latar pendidikan sekolah dasar. Tn. Budi dan Ny. Ami memiliki

satu orang anak perempuan. Anaknya bernama Ayu saat ini berusia 2,5 tahun,

belum bersekolah. An. Ayu diberikan ASI Ekslusif sampai berumur 1 tahun,

setelah itu mulai diberikan makanan seperti nasi, lauk pauk, dan buah. Pada umur

1,5 tahun, An. Ayu pernah menderita batuk lama selama 3 bulan, namun tidak

diperiksakan ke dokter spesialis anak ataupun berobat ke balai pengobatan

lainnya hanya diberikan obat dari warung. Saat 1 bulan yang lalu An. Ayu juga

menderita diare selama 2 hari, dan dibawa ke mantri oleh ibunya Ny. Ami.

17

Page 18: BAB I PSNx

Tn. Budi berprofesi sebagai tukang pabrik bangunan dengan pendapatan

Rp 1.200.000,- tiap bulan. Ny. Temi dan Ny. Ami bekerja sebagai ibu rumah

tangga.

Keluarga Ny. Temi tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen

diatas tanah seluas 10 x 10 m2. Dinding rumah terbuat dari kayu, rotan dan batu

bata, lantai menggunakan semen. Atap rumah menggunakan genteng dan terdapat

plafon. Rumah Ny. Temi terdiri dari sebuah ruang tamu, dua kamar tidur, satu

ruang keluarga, satu ruang makan, satu dapur, dan satu kamar mandi. Ruang

tamu berukuran 2 x 2 m2 beralaskan semen dan terdapat kursi plastik sebanyak 4

buah. Ditengah terdapat ruang keluarga, dimana terdapat TV, diruangan tersebut

terdapat jendela yang dapat dilewati cahaya matahari pada sisi rumah Ny. Temi

terdapat adanya ventilasi udara yang kurang cukup. Pada ruang tidur tidak

terdapat ventilasi dan lembab.

Di rumah Ny. Temi terdapat WC ( jamban ) dan hanya terdapar dapur dan

kamar mandi. Dapur Ny. Temi menggunakan kompor minyak. Untuk sumber air

bersih sulit didapatkan, karena kurangnya ketersediaan dalam mendapatkan air

bersih, Ny. Temi mengatakan bahwa mendapatkan sumber air harus dengan

membeli seharga Rp.2000/jerigen.

Ny. Temi merupakan salah seorang kader jumantik senior. Ny. Temi telah

menjadi seorang kader selama lima tahun. Ny. Temi bersama dengan kader lain

sering melakukan kegiatan pemantauan jentik setiap bulannnya terlebih lagi

kegiatan ini akan lebih sering dilakukan pada saat DBD mewabah tetapi

terkadang kegiatan ini sulit untuk dilaksanakan karena terbentur jadwal masing-

masing kader. Kegiatan yang ia lakukan seperti pemeriksaan jentik di dalam

rumah ataupun di luar rumah. Pemeriksaan jentik ini dilakukan dengan cara

melihat ada atau tidaknya jentik pada tempat-tempat penampungan air tanpa

menggunakan alat penerangan yang cukup.

Rumah keluarga Ny. Temi terletak di daerah yang padat penduduk dengan

jarak antar rumah 0,5 meter disebelah kanan dan kiri dan di depan terdapat

18

Page 19: BAB I PSNx

empang yang berjarak 100 meter dari rumahnya. Keluarga Ny. Temi memiliki

kebiasaan membuang sampah di tempat sampah, lalu dibakar di belakang rumah.

Gambar 1.5 Denah keluarga Ny. Temi

Keluarga Ny. Temi memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari.

Biasanya menu yang biasa dimakan adalah tahu, tempe, dan telur. Tn. Budi tidak

memiliki kebiasaan merokok. Keluarga Ny. Temi mengaku tidak melakukan

mencuci tangan sebelum makan. Seluruh anggota keluarga mengaku jarang

melakukan olahraga. Ny. Temi dan seluruh anggota keluarga tidak mengetahui

tentang mencuci tangan yang baik dan benar, sehingga mereka hanya melakukan

cuci tangan dengan air bersih saja. Ny. Temi tidak memiliki masalah kesehatan

dalam sebulan terakhir ini.

Tabel 1.16 Faktor Internal Keluarga Ny. Temi

No Faktor Internal Permasalahan

1 Kebiasaan Merokok Tidak ada yang merokok

2 Olah raga Keluarga Ny. Temi tidak ada yang memiliki kebiasaan berolahraga. Bahkan hampir tidak pernah melakukan olahraga.

3 Pola Makan Ny. Temi memasak sendiri untuk makan keluarga, menu makanan yang sering dimakan adalah tahu, tempe, dan telur.

19

Page 20: BAB I PSNx

4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka membeli obat warung. Apabila tidak sembuh, mereka berobat ke mantri untuk minta obat.

5 Menabung Keluarga Ny. Temi tidak memiliki kebiasaan menabung

6 Aktivitas sehari-hari Tn. Budi bekerja di pabrik bangunan, Ia berangkat jam

08.00 WIB dan pulang pada pukul 16.00 WIB

7 Perilaku mencuci tangan Keluarga Ny. Temi tidak memiliki pengetahuan cuci

tangan yang baik dan benar

Tabel 1.17 Faktor Eksternal Keluarga Ny. Temi

No Kriteria Permasalahan

1. Luas Bangunan Luas rumah 10 x 10 m2

2. Ruangan dalam

rumah

Dalam rumah terdapat ruang tamu, dua kamar tidur, satu ruang keluarga, satu dapur, dan satu kamar mandi.

3. Ventilasi Tidak terdapat ventilasi pada sisi rumah, ventilasi hanya terdapat pada depan rumah. Tiap kamar tidak terdapat ventilasi.

4. Pencahayaan d. Terdapat jendela pada kamar, tetapi selalu ditutupi dengan kain dan

tidak bisa dibuka.

e. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 3 berwarna putih. Lampu

terdapat di ruang keluarga, kamar tidur dan ruang tamu.

5. MCK Terdapat tempat untuk mandi, buang aur besar, dan cuci piring.

6. Sumber Air Dalam kesehariannya Ny. Temi mendapatkan sumber air bersih dengan

membelinya seharga Rp.2000/drigen (sekitar 1 liter)

7. SPL Air Limbah rumah tangga di buang ke parit buatan sendiri yang di alirkan ke kolam empang di belakang rumah

8. TPS Sampah rumah tangga di kumpulkan dibelakang rumah. Sampah ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup banyak lalu dibakar.

9. Lingkungan

sekitar rumah

Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Ny. Temi masih banyak sampah yang berserakan dikarenakan penduduk sekitar kurang peduli dengan lingkungannya.

1.3.3. Kader jumantik Tn. Masa

Kader jumantik adalah keluarga Tn. Masa yang memiliki tiga orang

anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Ketiga anggota keluarga

tersebut adalah:

Tabel 1.18 Data Keluaga Tn. Masa

20

Page 21: BAB I PSNx

No Nama Status

Keluarga

Jenis

Kelamin

Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

1 Tn. Masa Suami Laki-laki 65th SD Pedagang Rp. 2.000.000, 00

2 Ny. Rumsi Istri Perempuan 60th SD Ikut Suami

3 An. Siti Anak

Kandung

Perempuan 25th SMA Mahasiswa

Kader jumantik ini beralamat di Kampung Telaga Sukamana Desa

Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga RT 002/001, Kabupaten Tangerang

Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri yang menikah 45 tahun yang lalu

dan memiliki 8 orang anak. Keluarga ini terdiri dari seorang kepala keluarga yang

bernama Tn. Masa, 65 tahun. Ia memiliki istri bernama Ny. Rumsi yang berusia

60 tahun. Keluarga ini memiliki penghasilan dari hasil jualannya di warung

miliknya yang berada di rumahnya dengan rata-rata pendapatan Rp.2.000.000

tiap bulan.

Anak pertama Tn. Masa dan Ny. Rumsi bernama Tn.Boris yang sekarang

berusia 38 tahun dulu lahir dibantu oleh dukun beranak. Anak ke dua bernama

Ny.Noni yang usianya sekarang 35 tahun lahir dibantu oleh dukun beranak. Anak

ke tiga bernama Ny.Siti sekarang berusia 33 tahun lahir dibantu oleh dukun

beranak. Anak ke empat bernama Ny. Mumun yang sekarang berusia 31 tahun

lahir dibantu oleh dukun beranak. Anak ke lima bernama Ny. Nopi yang sekarang

berusia 30 tahun lahir dibantu oleh dukun beranak. Anak ke enam bernama Ny.Iis

berusia 28 tahun lahir di bantu oleh bidan desa. Anak ke tujuh bernama Ny. Rusti

yang sekarang berusia 27 tahun lahir dibantu oleh bidan desa. Dan yang terakhir

bernama Ny.Ayu yang sekarang berusia 25 tahun lahir dibantu oleh bidan desa.

Semua anak dari pasangan Tn. Masa dan Ny. Rusmi sudah menikah dan

memiliki keturunan. Anak pertama sampai anak ke tujuh sudah berkeluarga dan

21

Page 22: BAB I PSNx

tinggal terpisah. Anak terakhirnya masih tinggal bersamanya walaupun sudah

menikah namun belum memiliki keturunan.

Tn. Masa mengaku memiliki penyakit kencing manis, ia mengetahui

penyakitnya sejak 5 tahun yang lalu ketika ia sedang berobat di klinik di

kcamatan Kampung Melayu. Ia mengaku sampai saat ini selalu memeriksakan

penyakitnya di dokter dan mengkonsumsi obat untuk menurunkan gula darahnya.

Sekitar 7 bulan yang lalu Tn. Masa mengaku pernah mengalami mencret-

mencret sebanyak 5-7 kali yang dirasakannya selama 3 hari, namun ia tidak

berobat kedokter, karena ia hanya meminum obat warung dan gejala hilang. Dua

minggu kemudian keluhan juga dirasakan oleh Ny. Rusmi. Ia merasakan

mencret-mencret sehari 3-5 kali yang dirasakan selama 2 hari dan sembuh dengan

minum obat warung.

Selain itu Tn. Masa dan Ny. Rumsi mengeluh sering batuk-batuk yang

dirasakan sampai lebih dari dua minggu baru sembuh. Batuk berdahak dan

disertai dengan pilek. Selama keluhan ini ada pasien tidak pernah berobat ke

puskesmas atau dokter. Mereka selalu membeli obat-obat warung.

Tn. Masa merupakan salah satu kader jumantik di lingkungan rumahnya.

Tn. Masa seorang kader jumantik yang baru bergabung selama tiga bulan

terakhir. Menurut Tn. Masa kegiatan ini kurang mendapatkan perhatian dari

petugas puskesams. Selain jarangnya dilakukan pelatihan tiap-tiap kader yang

ada, juga tidak pernah mendapatkan bekal peralatan yang memadai. Tn. Masa

baru mendapatkan pelatihan sebanyak satu kali sehingga penhgetahuan akan

penyakit DBD serta cara pemberantasan dan pencegahannya kurang. Tn. Masa

hanya mengetahui tentang program 3M.

Keluarga Tn. Masa tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas

10 x 7,5 m dan tidak memiliki pekarangan. Rumah terdiri dari satu buah ruang

keluarga, dua kamar tidur, dan dapur sekaligus tempat untuk mandi, buang air

kecil sekaligus mencuci baju dan piring .Seluruh lantai rumah terbuat dari

keramik. Dinding rumah terbuat dari tembok yang tidak dicat. Atap rumah

terbuat dari genteng tanpa plafon. Di halaman rumah terdapat warung untuk

22

Page 23: BAB I PSNx

mereka usaha. Ventilasi di rumah ini tidak cukup baik. Hanya ada terdapat 2

jendela di ruang tamu yang tidak pernah dibuka, dan satu jendela di dapur yang

tidak dapat dibuka.

Gambar 1.6 Denah keluarga Tn. Masa

Tabel. 1.19. Faktor Internal Keluarga Tn. Masa

No Faktor Internal Permasalahan

1 Kebiasaan Merokok Semenjak mengetahui memiliki penyakit

kencing manis Tn. Masa tidak merokok.

2 Olah raga Tn. Masa dan Ny. Rumsi tidak suka

memiliki kebiasaan olahraga.

3 Pola Makan Tn. Masa dan Ny. Rumsi makan 3x/hari.

Setiap hari selalu makan makanan yang

dibuat sendiri dengan komposisi

makanan nasi, sayur, tahu/tempe,

telor/ikan. Mengkonsumsi daging ayam

jarang, 3x/bulan. Makan buah-buahan

jarang.

4 Pola Pencarian Apabila sakit, mereka mencoba membeli

23

WARUNG

Kamar tidur

Kamar tidu

r

WC

Ruang tamu

dapur

Ruang

keluarga

teras

10 M

7,5 M

Page 24: BAB I PSNx

Pengobatan obat di warung jika tidak ada perbaikan s

pergi ke puskesmas

5 Menabung Tn. Masa tidak memiliki tabungan.

6 Mencuci tangan Tn. Masa dan Ny. Rumsi jarang

mencuci tangan sebelum dan sesudah

makan menggunakan air bersih yang

mengalir. Mereka memiliki kebiasaan

mencuci tangan menggunakan air

kobokan dan tidak menggunakan sabun.

Mereka juga tidak mengetahui cara

mencuci tangan yang baik dan benar itu

seperti apa.

7 Aktivitas sehari-hari Tn. Masa dan Ny. Rumsi memiliki

aktivitas sehari-hari menjaga warung.

Tabel 1.20. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Masa

No Kriteria Permasalahan

1. Luas Bangunan Luas rumah ± 10 x 7,5 m dengan lantai keramik.

2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang keluarga berukuran

3 x 2,5 m, dua kamar tidur yang masing-masing

berukuran3 x 3 m. Juga terdapat dapur yang

berukuran 2,5 x 1,5 m mencakup tempat mandi,

mencuci dan buang air kecil.

3. Ventilasi Terdapat dua buah ventilasi di ruang tamu

berukuran 100 x 50 cm yang jarang terbuka, 1

jendela di dpur yang tidak bisa dibuka berukuran

30 x 50 cm.

4. Pencahayaan Hanya terdapat 1 buah lampu dimasing-masing

bagian rumah. Total lampu yang ada di rumah 8

buah.

5. MCK a. Memiliki kamar mandi berukuran 2 x 1

24

Page 25: BAB I PSNx

m beralaskan semen terdapat bak mandi

dan WC.

b. Tempat cuci piring dan baju terdapat

tepat di luar kamar mandi.

c. Air membeli sehari 5-6 derigen.

6. Sumber Air a. Tidak memiliki sumber air di rumahnya,

sehingga harus membeli air pam di

warung.

7. Saluran pembuangan limbah Limbah rumah tangga cair di buang ke empang

yang berjarak 7 m dari rumahnya.

8. Tempat pembuangan sampah Sampah dibuang di dekat empang, sampah ini

ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian dibakar

oleh siapapun warga sekitar sekitar 2 hari sekali.

9. Lingkungan sekitar rumah Sebelah rumah Tn Masa adalah rumah anaknya

yang pertama beserta anak dan istrinya.

Lingkungan sekitar Tn. Masa adalah masyarakat

yang bertempat tinggal di kecamatan tanjung

pasir.

1.3.4 Kader jumantik Tn.Boris

Kader jumantik adalah keluarga Tn. Boris yang memiliki tiga orang

anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Ketiga anggota keluarga

tersebut adalah:

Tabel 1.21. Data Keluaga Tn.Boris

No Nama Status

Keluarga

Jenis

Kelamin

Usia Pendidi

k-an

Pekerja-

an

Penghasil-an

1Tn. Boris Ayah Laki-laki 39th Tamat

SMA

Nelayan Rp.1.000.000/

bulan

2 Ny. Irna Ibu Perempuan 34th Tamat

SD

Nelayan Rp 600.000/

bulan

25

Page 26: BAB I PSNx

3 An. Basit Anak Laki-laki 3th - - -

Kader jumantik ini beralamat di Kampung Telaga Sukamana Desa

Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga RT 002/001 , Kabupaten Tangerang

Keluarga ini terdiri dari keluarga kecil 1 ayah 1 ibu dan 1 anak. Seorang kepala

keluarga yang bernama Tn. Boris,39 tahun. Ia berprofesi sebagai nelayan dengan

rata-rata pendapatan Rp.1.000.000 tiap bulan dibantu oleh istrinya, Ny. Irna yang

juga bekerja sebagai nelayan dengan pendapatan Rp. 600.000/bulan. Mereka

berangkat ke tempat kerja pukul 2 subuh hingga pukul 4 sore tergantung hasil

tangkapan yang mereka dapatkan.

Tn.Boris dan Ny. Irna memiliki seorang anak laki laki yang bernama An.

Basit berusia 3 tahun. An.Basit belum bersekolah, setiap hari ketika kedua orang

tua pergi bekerja an.basit dititipkan pada orang tua Ny.Irna yang tinggal tidak

jauh dari rumah mereka. Ia diberikan ASI hanya sampai umur tiga bulan. Karena

alesan pekerjaan ibunya yang tidak bisa ditinggal, ia tidak diberikan ASI lagi dan

diberikan susu formula sampai umur sekarang. Awalnya ia diberikan susu

formula SGM, tetapi semenjak minum susu SGM ia diare lama, kemudian ia

berobat ke dokter dan disaran kan dokter untuk mengganti susunya. Neneknya

kemudian memberikan ia berupa susu Lactogen. Menurut neneknya semenjak

meminum susu lactogen ia tidak diare lagi. Ia sering dibawa neneknya ke

puskesmas untuk imunisasi. Dan rajin sekali menimbang berat badanya di

puskesmas dan posyandu.

Tn. Boris selain bekerja sebagai nelayan, ia juga ikut serta dalam program

PSN sebagai juru memantau jentik. Kegiatan ini sudah dilakukan semenjak tiga

tahun. Berdasarkan pengalamannya selama ini menurut Tn. Boris kurangnya

koordinasi dari petugas puskesmas dalam hal pengarahan rencana kerja serta

pembagian wilayah kerja. Hal ini berdampak pada sulitnya pengaturan jadwal

dalam kegiatan PSN. Tn. Boris juga mengeluhkan kurangnya evaluasi dari

petugas puskesmas sehingga mempengaruhi kinerja mereka.

26

Page 27: BAB I PSNx

Keluarga Tn. Boris tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah ±6x5

m. Rumah terdiri dari satu buah ruang tamu, satu kamar tidur, dan satu dapur

yang bersatu dengan tempat mencuci baju. Lantai rumah sebagian terbuat dari

semen dan sebagian lagi dari ubin. Dinding rumah terbuat dari semen dan untuk

atap rumah terbuat dari genting dengan plafon..

Rumah keluarga Tn.Boris tidak terdapat kamar mandi. Kegiatan mencuci

piring keluarga Tn.Boris dilakukan di daerah tempat mencuci pakaian. Piring –

piring kotor ditumpuk di lantai ruang cuci tersebut, tanpa alas apapun. Piring –

piring yang telah dibersihkan, dikeringkan di rak piring yang berada di dapur

yang terletak tidak jauh dari cuci pakaian. Kegiatan mencuci tangan di tiap

anggota keluarga sedikit kurang baik dikarenakan air bersih yang mengalir ke

rumah mereka terbatas dan kurangnya pengetahuan prilaku yang benar akan

mencuci tangan sebelum beraktifitas ataupun sebelum makan. Masing-masing

tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan tetapi tidak menggunakan sabun.

Kebiasaan ini juga biasa dilakukan oleh anak mereka yang tidak terlatih untuk

melakukan hal tersebut.

Gambar 1.7 Denah Rumah Keluarga Tn.Boris

27

Ruang Dapur

Kamar Tidur

Ruang Tamu

Ruang cuci pakaian5 m

6 m

Page 28: BAB I PSNx

Tabel 1.22. Faktor Internal Keluarga Tn. Boris

No Faktor Internal Permasalahan

1 Kebiasaan Merokok Tn. Boris merokok sekitar satu bungkus

dalam satu hari, biasanya kebiasaan

merokok ini dilakukan didalam rumah

dan di luar rumah.

2 Olah raga Keluarga Tn. Boris tidak ada yang

memiliki kebiasaan berolahraga

3 Pola Makan Ny.Irna terkadang memasak sendiri

dengan komposisi makanan nasi, tahu,

tempe, ikan, sayur. Jarang sekali makan

daging sapi atau ayam dan buah-buahan.

Keluarga ini jarang beli makanan di luar.

No Faktor Internal Permasalahan

4 Pola Pencarian

Pengobatan

Apabila sakit, mereka pergi ke bidan dan

dokter klinik terdekat dan membeli obat

di apotek dan terkadang membeli di

warung. Mereka juga sering untuk

berobat ke puskesmas.

5 Menabung Ny. Irna terkadang menabung uang dari

hasil melayar ia dan suaminya dijadikan

untuk biaya basit dan untuk kebutuhan

sehari-hari.

6 Aktivitas sehari-hari a. Tn, Boris bekerja sebagai nelayan,

berangkat pukul 3 subuh

28

Page 29: BAB I PSNx

kemudian pulang pukul 4 sore.

b. Ny. Darmi Tn, Boris bekerja

sebagai nelayan, berangkat pukul

3 subuh kemudian pulang pukul 4

sore.

6 Prilaku Cuci tangan a. Semua anggota keluarga memiliki

prilaku cuci tangan yang tidak

baik dan tidak benar. Mereka

tidak pernah melakukan cuci

tangan Kebiasaan ini juga

dilakukan ketika mereka setelah

makan.

Tabel 1.23 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Boris

No Kriteria Permasalahan

1. Luas Bangunan Luas rumah ± 6x5 m dengan lantai semen dan ubin

2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran3x2 m,

satu kamar tidur yang masing-masing berukuran 2x2m.

Juga terdapat dapur disertai kamar cuci pakaian yang

berukuran 3x2m dan ruangan ini tidak disertai dengan

adanya tempat pembuangan asap dan ventilasi baik.

3. Ventilasi Tidak terdapat ventilasi sama sekali yang seharusnya

luas ventilasi kurang dari 10% dari lantai rumah.

4. Pencahayaan Tidak terdapat jendela pada ruang tamu rumah

Tidak terdapat jendela di kedua kamar

Hanya terdapat 3 buah lampu di dalam rumah yang

berwarna putih untuk ruang tengah dan dapur

5. MCK a. Tidak memiliki jamban, jika ingin buang air

besar mereka pergi ke jamban umum yang

berada di pinggir empang.

b. Tersedia air bersih yang kurang untuk buang

air kecil di tempat umum.

6. Sumber Air a. Sumber Air berasal dari PAM yang dijual di

29

Page 30: BAB I PSNx

warung tetangga. Mereka menghabiskan 4-5

drum air seharga Rp.500,- per drum.

b. Anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan

mencuci tangan. Kebiasaan ini juga biasa

dilakukan ketika mereka setelah makan.

7. Tempat pembuangan

sampah

Sampah dibuang di pekarangan belakang rumah,

sampah ini ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian

dibakar oleh keluarga ssehingga banyak lalat yang

menghinggapi tumpukan sampah tersebut, dan

menimbulkan bau. Keluarga biasa membakar 1 minggu

sekali.

9. Lingkungan sekitar

rumah

Depan rumah Tn. Boris terdapat halaman. Samping

kanan rumah bersebelahan langsung dengan warung

tetangga yang msaih satu keluarga.

Setelah dilakukan presurvey menggunakan observasi dan wawancara,

didapatkan hasil skor 3 pada Tn. Boris (perilaku mencuci tangan yang tidak baik

dan tidak benar) dan 3 pada Ny. Irna (perilaku mencuci tangan yang tidak baik

dan tidak benar).

1.3.5 Kader jumantik Tn. Ipah

Kader jumantik adalah keluarga Tn. Ipah yang memiliki lima orang

anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Kelima anggota keluarga

tersebut adalah:

Tabel 1.24. Data Keluarga Tn. Ipah

No Nama Status

Keluarga

Jenis

Kelamin

Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

(per bulan)

1 Tn. Ipah Suami Laki-laki 45th Tidak sekolah Berlayar 1.200.000/bulan

30

Page 31: BAB I PSNx

2 Ny. Ipah Istri Perempuan 42th Tidak sekolah Pedagang 700.000/bulan

3 An asep Anak

Kandung

Laki-laki 18th SMA Pelajar -

4 An.

Minah

Anak

Kandung

Perempuan 15th SMP Pelajar -

5 Nn.

Bintang

Anak

Kandung

Perempuan 8th SD Pelajar -

Kader jumantik ini beralamat di Kampung Telaga Sukamana

DesaTanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga RT 007/006. Keluarga ini terdiri dari

sepasang suami istri yang menikah 20 tahun yang lalu dan memiliki 3 orang

anak. Anak pertama sekolah SMA tinggal bersama orang tua, anak kedua

sekolah SMP dan tinggal bersama kedua orangtua, anak ketiga berumur 3 tahun

dan belum sekolah.

Keluarga ini terdiri dari seorang kepala keluarga yang bernama Tn.. Ipah,

45 tahun yang berkerja seagai pelayar atau nelayan. Sehari-hari, Tn. Ipah berlayar

jam malam dan pulang pada pagi hari, Setelah kembali dari laut, Tn. Ipah

menghabiskan waktunya dengan menonton televisi di rumah dengan istri, atau

merawat dan menjaga anaknya di rumah. Ia memiliki kebiasaan merokok dua

bungkus per hari, dan lebih sering merokok di dalam rumah.

Tn. Ipah memiliki seorang istri yang bernama Ny. Ipah berusia 42 tahun.

Ny. Ipah bekerja sebagai pedagang ikan dengan penghasilan Rp.50.000 per hari.

Keseharian Ny. Ipah hanyalah berdagang dari pagi jam 5 hingga dagangannya

habis terjual. Setelah melakukan kegiatan sehari-harinya Ny. Ipah masak di siang

hari, lalu tidur sekitar jam 10 malam.

Semasa hidupnya Ny.Ipah hanya sering mengeluh nyeri perut di bagian

ulu hati. Keluhan sering muncul sebelum makan, akibat waktu makan Tn. Ipah

31

Page 32: BAB I PSNx

dan istri yang salah. Mereka hanya makan pada pagi dan siang hari. Namun

begitu Tn. Ipah jarang memeriksakan keadaannya, karena menurutnya rasa sakit

ini telah biasa dirasakannya. Namun begitu, Tn. Ipah selalu memeriksakan

keadaannya ke klinik dokter di Tegal Angus, jika mengalami sakit.

Ny. Ipah pun seringkali mengeluh sakit perut yang sama dengan Tn. Ipah.

Keluhan ini telah dirasakannya sejak 10 tahun yang lalu. Keluhan ini dirasakan

terakhir seminggu yang lalu, namun Ny. Ipah tidak berobat kemanapun karena

merasakan ini penyakit biasa. Ny. Ipah juga sering mengeluhkan lutut kirinya

sering sakit-sakitan, terutama pada pagi dan malam hari. Ia mengakui sering

mengangkat beban berat untuk memikul ikan dagangannya saat di pasar.

Anak pertama Ny. Ipah bernama asep yang kini berumur 18 tahun. Saat

dilahirkan di tolong oleh bidan. Alasan dilahirkan di bidan karena Ny. Ipah

terbiasa dengan kebiasaan orang-orang setempat yang melahirkan di bidan .

Semasa hamil Ny. Ipah selalu memeriksakan kandungan di bidan terdekat.

Semasa kecil, Ny. Ipah mengakui bahwaAasep mendapatkan imunisasi tetapi

tidak tahu apa saja. Saat iniAasep sebagai pelajar di SMA negeri.

Anak kedua Ny. Ipah bernama Ny. Minah, berusia 10 tahun. Saat

dilahirkan di tolong oleh bidan. Alasan dilahirkan di bidan juga sama dengan

alasan persalinan anak pertama. Semasa hamil Ny. Ipah selalu memeriksakan

kandungan di bidan terdekat. Imunisasi dasar diakui Ny. Ipah.juga di

dapatkanmya, saat ini anak kedua sedang bersekolah di SMP negri

Anak ketiga Ny. Ipah bernama bintang dan sekarang anak Ny.Ipah

berumur 3 tahun, dan dilahirkan melalui bidan langganan Ny. Ipah, dan

mendapatkan imunisasi yang lengkap.dan diberikan ASI eksklusif.

Tn. Ipah merupakan salah satu juru pemantau jentik. Tn. Ipah telah ikut

serta dalam kegiatan ini selama tiga bulan. Tn. Ipah awalnya diajak oleh Tn.

Masa untuk bergabung. Menurut Tn.Ipah kegiatan yang dilakukannya bersama

kader lain kurang mengajak secara aktif masyarakat untuk melakukan kegiatan

3M. Mereka hanya menjelaskan tanpa memberikan contoh nyata sehingga

32

Page 33: BAB I PSNx

masyarakat tidak memiliki gambaran nyata. Menurut Tn.Ipah hal ini dapat

dilakukan dengan memberikan program penyuluhan kelompok.

Keluarga Tn. Ipah tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas

80 m2dan pekarangan seluas 8 x 2 m .Rumah terdiri dari satu buah ruang keluarga

dua kamar tidur satu dapur dan satu kamar mandi yang tidak dilengkapi dengan

jamban serta terdapat tempat mencuci piring dan pakaian di sebelah kamar mandi

yang bersekatkan tembok.Lantai rumah sebagian terbuat dari keramik dan

sebagian lagi terbuat dari semen. Dinding rumah terbuat dari tembok yang

sebagian dicat putih dan sebagian lagi tidak dicat.Untuk atap rumah terbuat dari

genteng tanpa plafon, tetapi atap rumah ditutupi oleh plastik.

Pekarangan milik keluarga Tn. Ipah tidak dibatasi dengan pagaryang

terbuat dari bambu. Padabagian belakang tidak terdapat pekarangan, hanya

berada di depan rumah. Di sebelah rumah terdapat kandang ayam berukuran 2x1

m2, dengan tempat penampungan kotoran di bawahnya. Untuk persediaan air, Ny.

Ipah megaku bahwa selalu membeli persedian air bersih dari tukang jual air yang

berkeliling di sekitar rumahnya. Satu jerigen seharga Rp 500,-. Jumlah jerigen

yang dibutuhkan sebanyak 6 buah per hari. Air yang dibeli ini diakui terkadang

berwarna kekuningan namun air tetap digunakan untuk mandi, mencuci piring,

bahkan untuk kebutuhan minum.

Pada kamar mandi, aliran limbah mengalir ke selokan kecil di sebelah

rumah. Ny. Rami mengakui bahwa rumah mereka tidak dilengkapi dengan septic

tank, sehingga aliran kotoran dialirkan ke kali yang tidak jauh di belakang rumah

mereka.

33

Ruang utama Kamar tidur 1

Kamar tidur 2

Kamar mandi+ tempat cuci piring dan memasak tidak ada jamban

Page 34: BAB I PSNx

Gambar 1.8 Denah Rumah Keluarga Tn. Ipah

Tabel. 1.25. Faktor Internal Keluarga Tn. Ipah

No Faktor Internal Permasalahan

1 Kebiasaan Merokok Tn. ipah merokok sekitar dua bungkus

dalam satu hari, biasanya kebiasaan

merokok ini dilakukan didalam dan

diluar rumah.

2 Olah raga Keluarga Tn. ipah tidak ada yang

memiliki kebiasaan berolahraga. Karena

menurut mereka perkerjaan mereka

sehari-hari sudah termasuk olahraga.

3 Pola Makan Ny.ipah memasak sendiri dengan

komposisi makanan nasi, tahu atau

tempe, ikan, serta lalapan. Jarang sekali

makan daging, dan buah. Ibu juga sering

jajan makanan untuk sarapan pagi hari

seperti nasi uduk, dan jarang sekali

makan malam.

No Faktor Internal Permasalahan

4 Pola Pencarian

Pengobatan

Apabila sakit, mereka pergi ke klinik

dokter terdekat atau ke puskesmas.

5 Menabung Ny. Ipah mengaku menabung,

dikarenakan penghasilan yang didapat

selalu habis untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari.

6 Kebiasaan mencuci

tangan

a. Tn. ipah dan Ny. ipah selalu

mencuci tangan setelah

34

Page 35: BAB I PSNx

berdagang, namun mereka jarang

mencuci tangan sebelum dan

sesudah makan.

b. Mencuci tangan hingga ke lengan

bawah, dan sela-sela jari.

c. Mencuci tangan tidak

menggunakan sabun.

d. Mencuci tangan tidak dengan air

mengalir.

7 Aktivitas sehari-hari a. Bapak berkerja nelayan berangakt

malam dan pulang pagi setelah

berlayar

b. Ibu bertindak sebagai pedagang

ikan di pasar. Ia seringkali

mengangkat beban berat saat

berjualan.

Tabel.1.26. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Ipah

No Kriteria Permasalahan

1. Luas Bangunan Luas rumah ± 8x10 m dengan lantai keramik

2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran 4x3m,

dua kamar tidur yang masing-masing berukuran 3x 2

m dan 4 x 3 m. Juga terdapat dapur yang berukuran

2x1m dan ruangan ini tidak disertai dengan adanya

tempat pembuangan asap.

3. Ventilasi Terdapat satu buah ventilasi di ruang tamu berukuran

0.5 m x 0,5 m dan 0,5 m x 0,5 m yang selalu ditutup.

Serta terdapat ventilasi di kamar utama yang

menghadap ke pekarangan, serta di dapur (namun

selalu ditutup). Hal ini tidak sesuai dengan luas lantai

rumah.(luas ventilasi kurang dari 10% dari lantai

rumah).

4. Pencahayaan a. Terdapat dua buah jendela berukuran 2x1 m

35

Page 36: BAB I PSNx

pada bagian depan rumah.

b. Hanya terdapat 4 buah lampu di dalam

rumah yang berwarna putihdan satu buah di

teras rumah sehingga penerangan kurang

baik.

5. MCK a. Tidak ada jamban di dalam kamar mandi

yang berukuran 0,5 x 0,5 m, berlantai semen.

b. Tempat buang air kecil di pekarangan ukuran

0,5 m x 0,5 m , berlantai semen

c. Tempat cuci piring dan baju di sebelah

kamar mandi yang bersekat tembok seluas 1

x 1 m.

d. Tersedia air yang cukup untuk atau mandi di

bak.

e. Tidak terlihat adanya jentik nyamuk pada

bak air kamar mandi.

6. Sumber Air a. Membeli air bersih sebanyak 6 jerigen sehari

b. Air ini digunakan untuk air minum digunakan

mencuci, mandi dan buang air kecil

c. Air berwarna kuning keruh, tidak berbau dan

rasa asin

No Kriteria Permasalahan

7. Saluran pembuangan

limbah

Limbah rumah tangga cair di selokan sebelah rumah

dan limbah padat di buang di kali belakang rumah.

Aliran limbah ini tidak lancar.

8. Tempat pembuangan

sampah

Sampah dibuang di empang depan rumah yang

berjarak 8 m dari rumah, sampah ini ditumpuk hingga

penuh, lalu kemudian dibakar oleh siapapun warga

sekitar sehingga banyak lalat yang menghinggapi

tumpukan sampah tersebut, dan menimbulkan bau.

9. Lingkungan sekitar

rumah

Belakang rumah dan samping kanan ipah langsung

menempel ke rumah tetangga tanpa pohon atau

pekarangan. Pekarangan rumah Tn.Ocit di depan yang

langsung berhadapan dengan jalan setapak dan

empang tempat pembuangan sampah.

36

Page 37: BAB I PSNx

1.4.1. Penjabaran Area Masalah Pada Kader jumantika. Keluarga Tn.

KamangMasalah Medis

1. Penyakit demam berdarah dengue 2. Batuk-batuk

Masalah Non Medis1. Kurangnya pengetahuan anggota keluarga terhadap pencegahan

demam berdarah dengue.2. Kurangnya peran anggota keluarga dalam progam Jumantik dalam

pelaksanaan PSN.3. Kurangnya pemahaman tentang rumah sehat.4. Kurangnya pemahaman tentang perilaku sehat.

1.4.2. Usulan Area Masalah

Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang telah kami lakukan

kepada masing-masing kader jumantik, didapatkan berbagai macam

permasalahan yaitu:

1. Terdapatnya penyakit Demam Berdarah Dengue pada kader

jumantik.

2. Kurangnya pengetahuan anggota keluarga terhadap pencegahan

Demam Berdarah Dengue.

3. Kurangnya peran anggota keluarga dalam progam Jumantik

dalam pelaksanaan PSN

4. Kurangnya pengetahuan pasien akan rumah sehat

5. Kurangnya pengetahuan pasien akan perilaku sehat

1.4.3 Penetapan Area Masalah

Dalam pengambilan sebuah masalah kelompok kami menggunakan

Metode Delphi. Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan

yang dibuat oleh suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli

atas masalah yang akan diputuskan. Proses penetapan Metode Delphi

dimulai degan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya

(Harold, et all, 1975 : 40-55).

37

Page 38: BAB I PSNx

1.5. Alasan Pemilihan Diagnosis Komunitas

1.5.1. Area Masalah Sebagai Diagnosis Komunitas

Dari sekian masalah yang ada pada kader jumantik, kami memutuskan

untuk mengangkat permasalahan “PENGETAHUAN KADER JUMANTIK

DALAM KEGIATAN PSN DI RT 002/001 KAMPUNG TELAGA

SUKAMANA, DESA TANJUNG PASIR, KECAMATAN TELUK

NAGA, KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN,

PERIODE 3 JUNI – 16 JUNI 2015”Alasan Pemilihan Diagnosis

Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai

pertimbangan yaitu :

1. Dari data “pemantauan status kesehatan pada penderita Demam

Berdarah Dengue di tingkat kecamatan atau puskesmas pada tahun

2012” dan tingginya angka penderita Demam Berdarah Dengue di

desa Tanjung Pasir kecamatan Teluk Naga tahun 2012.

38

Page 39: BAB I PSNx

2. Dari survey yang dilakukan dengan cara wawancara terhadap kader

jumantik di Desa Tanjung Pasir didapatkan informasi mengenai

kurangnya pengetahuan pada kader .

3. Dari data “Laporan PHBS di wilayah Puskesmas Tegal Angus pada

Tahun 2013” didapatkan informasi mengenai tingkat angka bebas

jentik yang rendah yaitu 47,6%.

4. Kurangnya pemberian pelatihan secara berkala oleh petugas

puskesmas kepada kader-kader jumantik.

39