bab i tesis bahasa indonesia
DESCRIPTION
pasca sarjana bahasa indonesiaTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu berkomunikasi dengan orang
lain, baik secara lisan maupun secara tertulis. Surat merupakan salah satu alat
komunikasi secara tertulis. Dengan demikian surat memiliki peranan yang sangat
penting untuk menyampaikan pesan kepada pihak lain. Hal ini seperti yang
disampaikan oleh Soedjito (2010:1) bahwa surat merupakan sarana komunikasi
tulis untuk meyampaikan informasi kepada pihak lain.
Surat akan menjadi sarana komunikasi yang efektif jika ditulis dengan
bahasa yang bisa dipahami oleh penerimanya. Bahasa yang terdapat dalam surat
harus bisa mewakili apa yang ingin disampaikan oleh penulis surat. Surat yang
ditulis dengan jelas, tidak akan menimbulkan salah tafsir. Oleh karena itu, isi surat
harus dinyatakan secara jelas, lugas, ringkas, dan eksplisit (Soedjito, 2010:1).
Agar isi surat bisa dipahami orang lain, surat harus ditulis dengan bahasa
yang baik dan benar. Dalam menulis surat harus memperhatikan kaidah bahasa
yang berlaku. Seperti dalam pemilihan dan penulisan kata yang tepat, penggunaan
ejaan yang benar, serta struktur kalimat yang tepat. Menurut Sulastri dalam
Warsiman (2010:73), dalam menulis surat harus memilih kata, gaya, dan
pemakaian ejaan yang benar. Hal senada juga disampaikan oleh Soedjito (2010:1),
bahwa surat harus ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik sesuai dengan
santun bahasa dan benar sesuai dengan kaidah bahasa, yang meliputi ejaan,
pemilihan kata, bentuk kata, dan struktur kalimat.
2
Selain itu, Sugono (2003:91) juga menyatakan bahwa dalam menulis surat,
penulis harus mempertimbangkan beberapa faktor agar dapat dapat dipahami oleh
pembaca atau penerima surat. Beberapa faktor tersebut adalah kesederhanaan,
kesantunan bahasa, kelugasan kalimat, kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan
kata dan struktur kalimat. Selain itu, faktor kelaziman juga perlu diperhatikan.
Oleh karena itu, surat yang dibuat harus dilakukan penyuntingan terlebih
dahulu sebelum diedarkan. Menyunting merupakan kegiatan memperbaiki
karangan (surat) berdasarkan beberapa pertimbangan berkaitan dengan kaidah
penulisan yang benar, yang meliputi ejaan, tanda baca, pilihan kata, penggunaan
kalimat efektif, keterpaduan paragraf (Anindyarini dkk, 2008:28).
Menyunting ejaan maksudnya menyunting surat sesuai dengan EYD
(Ejaan Yang Disempurnakan). Penyuntingan terhadap ketepatan penggunaan dan
penempatan tanda baca, seperti tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik dua (:),
tanda petik dua (“…”), dan sebagainya. Penyuntingan terhadap diksi atau pilihan
kata dilakukan agar sesuai dengan konteks kalimat. Penyuntingan kalimat
maksudnya menyunting terhadap penggunaan kalimat agar efektif, serta
penyuntingan paragraf, yaitu keterpaduan dan keruntutan paragraf.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak surat yang
ditulis secara tidak cermat. Ketidakcermatan tersebut bisa terletak pada penulisan
kata, ejaan, maupun penggunaan bahasa yang efektif. Hal ini bisa diketahui dalam
surat-surat resmi yang ditulis oleh lembaga atau instansi. Hal ini seperti yang
dikemukakan oleh Soedjito (2010:1) bahwa dalam pratiknya masih terdapat
ketidakcermatan dalam penulisan surat, seperti penggunaan ejaan, pilihan kata,
3
bentuk kata dan struktur kalimat. Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan
oleh Warsiman (2010:73), bahwa dalam kehidupan sehari-hari masih dijumpai
banyak kekeliruan orang dalam menggunakan bahasa tulis yang tertuang dalam
bentuk surat.
Demikian juga dari hasil pembelajaran surat dinas di sekolah, siswa masih
banyak melakukan kesalahan dalam menulis surat. Meskipun siswa sudah
diajarkan materi surat dinas, namun siswa masih kurang cermat dalam menulis
surat dinas.
Banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa ini disebabkan oleh banyak
faktor. Diantaranya adalah dalam pembelajaran guru tidak langsung memberikan
koreksi terhadap kesalahan penulisan yang dilakukan oleh siswa. Selain itu, guru
hanya memberikan penjelasan saja tentang materi menyunting surat dan kurang
memberikan latihan secara intensif kepada siswa. Akibatnya kemampuan siswa
dalam menyunting sangat rendah.
Pembelajaran menyunting surat ini perlu menggunakan langkah khusus.
Hal ini perlu dilakukan mengingat kegiatan menyunting sangat penting karena
menyangkut penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Agar siswa dapat
melakukan kegiatan menyunting surat, guru perlu menggunakan model
pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan
efektif. Peneliti perlu meggunakan model pembelajaran yang dapat melibatkan
semua siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang lebih efektif dan memperoleh hasil yang maksimal.
4
Menurut Hamalik dalam Suwandi (2012:1412), “Guru dituntut memiliki
kemampuan mendesain programnya dan sekaligus menentukan strategi
instruksional yang harus ditempuh.” Dengan demikian, guru harus memiliki
kemampuan untuk menyusun rencana pembelajarannya dengan memilih strategi
pembelajaran yang efektif sesuai dengan materi yang disampaikannya.
Untuk itu, peneliti menerapkan pendekatan yang bisa mendorong siswa
untuk memahami dan melakukan penyuntingan surat dengan benar. Peneliti
mengembangkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Dipilihnya model
pembelajaran kooperatif ini, karena siswa akan belajar dengan melakukan kerja
sama bersama dengan teman. Dengan demikian, siswa yang lebih mampu dapat
menolong yang lemah dan setiap anggota tetap memberikan kontribusi kepada
kelompoknya, serta siswa dapat belajar bersosialisasi (Suryanti dkk, 2008).
Dengan belajar bersama dengan anggota kelompoknya, hasilnya akan lebih baik
jika dibandingkan dengan belajar sendiri. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh
Gordon Alport dalam Suryanti dkk, (2008:14) bahwa hasil belajar siswa akan
lebih baik karena melakukan kerja sama dan bekerja dalam kelompok.
Peneliti mengembangkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw bertujuan
agar siswa bekerja dalam kelompok dan melakukan kerja sama dengan
anggotanya. Dengan struktur tim yang heterogen antara 5-6 anggota, siswa belajar
dalam kelompok “asal” dan kelompok “ahli”. Siswa mempelajari materi dalam
kelompok “ahli” kemudian membantu anggota kelompok asal mempelajari materi
tersebut. Dengan begitu, semua siswa memiliki tanggung jawab untuk
mempelajari dan memahami materi yang menjadi bagiannya di kelompok ahli.
5
Pembelajaran yang dilakukan dengan sistem seperti ini, menjadikan pengetahuan
yang diperoleh siswa akan lebih mendalam dan bermakna karena ia bisa
menyampaikan apa yang telah dipelajari kepada seluruh anggota kelompok asal.
Pengetahuan yang diperoleh siswa melalui kelompok “ahli” membuat mereka
lebih paham karena pengetahuan yang diperoleh itu harus diberikan kepada
anggotanya sehingga pemahaman siswa lebih mendalam. Selain itu, ilmu yang
diberikan kepada orang lain akan lebih dipahami siswa dalam jangka panjang.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Apakah pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan menyunting surat dinas
siswa kelas VIII-A SMP Negeri 1 Trucuk?”
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan menyunting surat dinas siswa kelas VIII-A SMP
Negeri 1 Trucuk melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru maupun sekolah.
1. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam
usaha meningkatkan kinerja guru dalam melakukan pembelajaran di kelas,
khususnya dalam memberikan materi pembelajaran menyunting.
2. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi sekolah dalam
menyusun kebijakan.
6
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah tafsir atau salah persepsi terhadap judul, perlu
adanya penegasan terhadap konsep sebagai batasan operasional.
1. Menyunting adalah menyempurnakan atau memperbaiki naskah atau
karangan secara keseluruhan dengan cara mengidentifikasi kesalahan dan
memperbaikinya baik dari segi bahasa, isi, maupun penulisannya.
2. Surat dinas adalah semua komunikasi tertulis yang menyangkut
kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi yang dikirim dari instansi
kepada instansi lain maupun kepada perorangan.
3. Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang melibatkan
siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6
anak sehingga setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab untuk
keberhasilan kelompoknya.
4. Jigsaw adalah salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dirancang
dengan menggunakan kelompok ahli. Langkah-langkah pembelajaran tipe
Jigsaw yang diterapkan dalam penelitian ini adalah:
a. Orientasi.
b. Pembentukan kelompok asal.
c. Pembentukan kelompok ahli.
d. Diskusi kelompok ahli.
e. Diskusi kelompok asal (Induk).
f. Pemajangan hasil kelompok.
g. Pemberian tes.
7
h. Pemberian penghargaan kelompok.
F. Kajian Pustaka
Banyak peneliti dari kalangan pendidik yang telah melakukan penelitian
tentang penggunaan model Jigsaw. Diantaranya adalah artikel hasil penelitian
Suwandi (2012) yang dimuat dalam JRPP dengan judul Meningkatkan Prestasi
Belajar Fisika Peserta Didik SMP Negeri 1 Gedangan dengan Model
Pembelajaran Jigsaw. Dalam simpulannya Suwandi menyatakan bahwa dengan
diterapkannya model Jigsaw dalam pembelajaran selama tiga siklus, prestasi
belajar peserta didik meningkat rata-rata 3,6% setiap siklus. Selain itu, Suwandi
juga menyatakan bahwa teknik Jigsaw dapat dilakukan pada semua pelajaran.
Demikian juga Supriyono (2012) dalam penelitiannya yang berjudul
Peningkatan Prestasi Belajar IPS Ekonomi KD Peranan Badan Usaha dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw di SMP Negeri 2 Benjeng yang
dimuat dalam JRPP. Dalam kesimpulannya, peneliti juga menyatakan bahwa hasil
pembelajaran siswa yang dilakukan sebanyak tiga siklus, pembelajaran dengan
model Jigsaw pada materi pelajaran memiliki dampak positif dalam meningkatkan
prestasi belajar yang ditandai dengan ketuntasan belajar siswa mencapai 100%.
Lebih lanjut Supriyono mengingatkan bahwa untuk melaksanakan model
pembelajaran model Jigsaw diperlukan persiapan yang matang. Jadi guru harus
memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model Jigsaw.
Selain itu, ada beberapa penelitian yang dilakukan terhadap kegiatan
menyunting. Diantaranya adalah Restituta Estin Ami Wardani melakukan
penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Menyunting pada Siswa Kelas
8
IX-A SMP Negeri 1 Kalasan Menggunakan “Smart Editing. Selain itu, Johan
Wahyudi juga melakukan penelitian tentang menyunting dengan judul
“Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan Menyunting
Karangan pada Siswa Kelas IX-B SMPN 2 Kalijambe.
Dari beberapa penelitian tersebut diketahui bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi
siswa dan dapat diterapkan dalam materi pelajaran apa pun. Demikian juga ada
beberapa peneliti yang melakukan penelitian tentang menyunting. Namun peneliti
belum menemukan penelitian tentang menyunting surat dinas dengan
menggunakan model Jigsaw. Dengan demikian, diketahui bahwa penelitian
tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk
meningkatkan kemampuan menyunting surat dinas belum pernah dilakukan. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan kemampuan
menyunting surat dinas di kelas VIII SMP Negeri 1 Trucuk.