bab i wajah pendidikan indonesia paska alokasi … · gambar 4. sebaran anggaran pendidikan melalui...

19
1 Tinjauan Kritis Atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan Melalui APBN BAB I WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI ANGGARAN 20 PERSEN UNTUK PENDIDIKAN Olanie Vabiola Bangun, SIP.,M.M. 1 , Robby Alexander Sirait, M.E. 2 PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan penting bagi setiap aspek kehidupan bernegara, mulai dari pembentukan akhlak seorang individu hingga proses penanaman nilai-nilai individu yang merupakan investasi jangka panjang bagi sebuah negara. Melalui pendidikan, negara akan mampu menciptakan sumber daya manusia (SDM) berkualitas, yang nantinya akan memberikan dampak positif terhadap pembangunan. Oleh karena itu, konstitusi telah mengatur dengan tegas kewajiban negara dalam menyediakan pendidikan bagi warga negaranya. Dalam Pasal 31 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dinyatakan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan serta wajib mengikuti Pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Selanjutnya, pada ayat 4 disebutkan bahwa “Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional”. Perintah konstitusi tersebut lebih diperjelas dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Indonesia (UU Sisdiknas) yang menyebutkan bahwa pemerintah wajib mengalokasikan anggaran sebesar dua puluh persen untuk dana 1 Analis APBN di Pusat Kajian Anggaran DPR RI. e-mail: [email protected] 2 Analis APBN di Pusat Kajian Anggaran DPR RI. e-mail: [email protected]

Upload: others

Post on 10-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI … · Gambar 4. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Kementerian/Lembaga Tahun 2009 – 2019 (Persentase)7 Sumber : Nota Keuangan dan

1 Tinjauan Kritis Atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan Melalui APBN

BAB I

WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI ANGGARAN

20 PERSEN UNTUK PENDIDIKAN

Olanie Vabiola Bangun, SIP.,M.M.1, Robby Alexander Sirait, M.E.2

PENDAHULUAN

Pendidikan memegang peranan penting bagi setiap aspek

kehidupan bernegara, mulai dari pembentukan akhlak seorang

individu hingga proses penanaman nilai-nilai individu yang

merupakan investasi jangka panjang bagi sebuah negara. Melalui

pendidikan, negara akan mampu menciptakan sumber daya manusia

(SDM) berkualitas, yang nantinya akan memberikan dampak positif

terhadap pembangunan. Oleh karena itu, konstitusi telah mengatur

dengan tegas kewajiban negara dalam menyediakan pendidikan bagi

warga negaranya. Dalam Pasal 31 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia 1945 dinyatakan bahwa “Setiap warga

negara berhak mendapatkan pendidikan serta wajib mengikuti

Pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”.

Selanjutnya, pada ayat 4 disebutkan bahwa “Negara

memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua

puluh persen dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN)

serta dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) untuk

memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional”.

Perintah konstitusi tersebut lebih diperjelas dalam Undang-Undang

No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Indonesia (UU

Sisdiknas) yang menyebutkan bahwa pemerintah wajib

mengalokasikan anggaran sebesar dua puluh persen untuk dana

1Analis APBN di Pusat Kajian Anggaran DPR RI. e-mail: [email protected] 2Analis APBN di Pusat Kajian Anggaran DPR RI. e-mail: [email protected]

Page 2: BAB I WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI … · Gambar 4. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Kementerian/Lembaga Tahun 2009 – 2019 (Persentase)7 Sumber : Nota Keuangan dan

2 Tinjauan Kritis Atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan Melalui APBN

pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan

dalam APBN.

Sejak 2009, alokasi anggaran pendidikan 20 persen dalam

APBN (sesuai dengan mandat konstitusi) telah dipenuhi oleh

pemerintah. Pemenuhan mandat ini berimplikasi pada peningkatan

anggaran pendidikan yang besar sebagai anggaran rutin. Dalam

kurun waktu 2009–2014, alokasi anggaran pendidikan merupakan

belanja terbesar kedua, setelah belanja subsidi. Sedangkan sejak

2015, anggaran pendidikan merupakan belanja pemerintah terbesar

dalam APBN. Namun, yang menjadi pertanyaan mendasar adalah

apakah anggaran besar yang telah digelontorkan pemerintah telah

sesuai dengan kualitas pendidikan yang dibangun? Beberapa kajian

menyatakan bahwa efektivitas dan efisiensi belanja pendidikan perlu

dikaji ulang, karena nilainya telah meningkat secara substansial

selama satu dasawarsa terakhir. Namun, sebagian besar dari hasilnya

belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Berdasarkan latar

belakang di atas, tulisan ini hendak menganalisis perkembangan

wajah pendidikan Indonesia paska penerapan anggaran pendidikan

20 persen.

PERKEMBANGAN ALOKASI ANGGARAN PENDIDIKAN 20 PERSEN

Dalam UU APBN, anggaran pendidikan didefinisikan sebagai

alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui

Kementerian Negara/Lembaga3, alokasi anggaran pendidikan melalui

transfer ke daerah dan dana desa4, dan alokasi anggaran pendidikan

3Alokasi anggaran yang dialokasikan kepada Kementerian/Lembaga yang menyelenggarakan fungsi Pendidikan. 4Anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah merupakan alokasi anggaran pendidikan yang disalurkan melalui transfer ke daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.

Page 3: BAB I WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI … · Gambar 4. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Kementerian/Lembaga Tahun 2009 – 2019 (Persentase)7 Sumber : Nota Keuangan dan

3 Tinjauan Kritis Atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan Melalui APBN

melalui pengeluaran pembiayaan5, termasuk gaji pendidik, tetapi

tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan dan semuanya

merupakan tanggung jawab pemerintah pusat (UU APBN 2019). Gambar 1. Postur Anggaran Pendidikan Dalam APBN

Sumber : Nota keuangan APBN

Adapun arah kebijakan pembangunan pendidikan yang

diharapkan melalui alokasi anggaran tersebut adalah untuk

melaksanakan program Wajib Belajar 12 tahun (pendidikan dasar

dan menengah) yang berkualitas; peningkatan kualitas pembelajaran,

akses dan kualitas layanan pendidikan dini hingga pendidikan tinggi;

peningkatan kualitas pendidikan karakter, budi pekerti,

kewarganegaraan dan pendidikan agama; peningkatan pemerataan

pendidikan; peningkatan kualitas, profesionalisme, dan penempatan

guru yang merata; serta peningkatan kapasitas pendidikan tinggi

sebagai pusat ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi dalam

mendorong pembangunan.

5Anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaan merupakan anggaran pendidikan yang bersumber dari komponen pembiayaan APBN berupa pengembangan pendidikan nasional yaitu dana cadangan Pendidikan, dana abadi Pendidikan, serta dana abadi penelitian.

Page 4: BAB I WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI … · Gambar 4. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Kementerian/Lembaga Tahun 2009 – 2019 (Persentase)7 Sumber : Nota Keuangan dan

4 Tinjauan Kritis Atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan Melalui APBN

Dalam kurun waktu 2009-2019, anggaran pendidikan yang

sudah dialokasikan oleh pemerintah melalui APBN mencapai

Rp3.920,45 triliun. Selama periode waktu tersebut, jumlah anggaran

pendidikan mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun

(Gambar 2). Gambar 2. Anggaran Pendidikan Tahun 2009 – 2019 (Triliun Rp)

Sumber : Nota Keuangan dan Bappenas, diolah.

Jika melihat sebaran alokasi anggaran pendidikan dalam

kurun waktu yang sama, arah kebijakan pemerintah pada periode

2009–2014 lebih mendorong alokasi anggaran pendidikan melalui

transfer ke daerah dan pembiayaan pendidikan. Hal ini terlihat dari

proporsi keduanya yang mengalami tren peningkatan dari tahun ke

tahun (Gambar 3). Sedangkan pada periode 2015-2019, anggaran

pendidikan melalui pembiayaan merupakan salah satu fokus utama

pemerintah, yang terlihat dari porsi alokasi yang mengalami kenaikan

setiap tahunnya.

Page 5: BAB I WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI … · Gambar 4. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Kementerian/Lembaga Tahun 2009 – 2019 (Persentase)7 Sumber : Nota Keuangan dan

5 Tinjauan Kritis Atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan Melalui APBN

Gambar 3. Sebaran Anggaran Pendidikan Tahun 2009 – 2019 (Persentase)6

Sumber : Nota Keuangan dan Ditjen Anggaran Kemenkeu RI, diolah.

Untuk alokasi melalui belanja pemerintah pusat pada

Kementerian/Lembaga (K/L), mayoritas alokasi anggaran

dianggarkan pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, dan

Kementerian Agama (Gambar 4). Jika melihat periode 2015-2019,

arah kebijakan anggaran pendidikan K/L sedikit melakukan

pergeseran yang cukup signifikan, di mana porsi anggaran untuk

Kementerian Lain mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Bahkan pada tahun 2019, porsinya sudah mencapai 16,66 persen. Hal

ini guna mendukung kualitas dan relevansi pendidikan vokasi yang

dilakukan melalui standarisasi mekanisme link and match demi

menciptakan kualifikasi SDM dalam menghadapi dunia kerja.

6Data yang digunakan adalah data APBN-P setiap tahun dari Nota Keuangan. Penggunaan data ini disebabkan tidak adanya data realisasi yang dirilis pemerintah

Page 6: BAB I WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI … · Gambar 4. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Kementerian/Lembaga Tahun 2009 – 2019 (Persentase)7 Sumber : Nota Keuangan dan

6 Tinjauan Kritis Atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan Melalui APBN

Gambar 4. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Kementerian/Lembaga Tahun 2009 – 2019 (Persentase)7

Sumber : Nota Keuangan dan Ditjen Anggaran Kemenkeu RI, diolah.

Untuk alokasi melalui transfer ke daerah dan dana desa,

mayoritas alokasi anggaran pendidikan periode 2009-2019

dilokasikan melalui Dana Alokasi Umum (DAU). Akan tetapi

mengalami tren yang menurun. Sama halnya dengan alokasi Dana

Alokasi Khusus Fisik (DAK Fisik) yang juga mengalami penurunan

dalam kurun waktu 2009-2016. Alokasi DAK Fisik kembali

mengalami peningkatan pada periode 2017-2019. Sedangkan porsi

DAK Non Fisik yang didominasi untuk tunjangan profesi guru dan

bantuan operasional sekolah (BOS) mengalami tren meningkat setiap

tahunnya pada periode 2009-2016 dan mulai menurun pada periode

2017-2019 (Gambar 5).

7Data yang digunakan adalah data APBN-P setiap tahun dari Nota Keuangan. Penggunaan data ini disebabkan tidak adanya data realisasi yang dirilis pemerintah. Untuk tahun 2009-2014, Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi masih di bawah Kementerian Pendidikan Nasional.

Page 7: BAB I WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI … · Gambar 4. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Kementerian/Lembaga Tahun 2009 – 2019 (Persentase)7 Sumber : Nota Keuangan dan

7 Tinjauan Kritis Atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan Melalui APBN

Gambar 5. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Transfer Ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2009 – 2019 (Persentase)8

Sumber : Nota Keuangan dan Ditjen Anggaran Kemenkeu RI, diolah WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA SAAT INI

Pendanaan pendidikan melalui APBN bertujuan untuk

meningkatkan mutu atau kualitas manusia Indonesia saat ini dan di

masa mendatang. Peningkatan mutu tersebut, sekurang-kurangnya

sangat ditentukan oleh seberapa besar kemampuan atau aksesibilitas

masyarakat untuk mengenyam pendidikan (kusususnya pendidikan

dasar) secara terus menerus ke jenjang yang lebih tinggi, ketersedian

sarana dan prasarana pendukung proses pendidikan yang mumpuni,

kuantitas dan kualitas tenaga pendidik yang mumpuni dan

pengelolaan sistem pendidikan yang mampu beradaptasi dengan

perkembangan zaman. Dengan demikian, arah kebijakan

penganggaran pendidikan dalam APBN seharusnya diarahkan untuk

mencapai hal-hal tersebut. Peningkatan mutu manusia, aksesibilitas,

8Data yang digunakan adalah data APBN-P setiap tahun dari Nota Keuangan. Penggunaan data ini disebabkan tidak adanya data realisasi yang dirilis pemerintah

Page 8: BAB I WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI … · Gambar 4. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Kementerian/Lembaga Tahun 2009 – 2019 (Persentase)7 Sumber : Nota Keuangan dan

8 Tinjauan Kritis Atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan Melalui APBN

sarana dan prasarana pendidikan, kualitas dan kuantitas tenaga

pendidik, serta kemampuan adaptasi sistem pendidikan terhadap

perubahan zaman merupakan parameter yang dapat dijadikan

sebagai ukuran keberhasilan anggaran pendidikan selama satu

dekade terakhir. Selain itu, anggaran pendidikan juga diarahkan

untuk menciptakan pemerataan kesempatan pendidikan bagi

masyarakat Indonesia. Artinya, keberhasilan anggaran pendidikan

juga dapat dilihat dari sejauh mana pengalokasian selama ini mampu

menciptakan pemerataan kesempatan pendidikan di Indonesia.

Angka Partisipasi Murni Terus Meningkat

Salah satu ukuran aksesibilitas pendidikan adalah Angka

Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Sekolah (APS), di

mana nilai APM dan APS merepresentasikan seberapa banyak anak-

anak pada usia jenjang pendidikan tertentu berangkat ke sekolah

untuk mengenyam pendidikan. Terhitung dari 2009, APM dan APS

sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), Sekolah

Menengah (SM) dan perguruan tinggi (PT) terus mengalami

peningkatan. Dari rata-rata pertumbuhan tahunan, rerata

pertumbuhan paska anggaran pendidikan 20 persen diterapkan

(2009–2017) lebih tinggi dibandingkan periode sebelum 20 persen

(2003-2009), khususnya untuk perguruan tinggi (tabel 1). Tabel 1. Pertumbuhan APM dan Anggaran Pendidikan

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

URAIAN

RERATA

2003-2009

(%)

RERATA

2010-2017

(%)

PERTUMBUHAN

2009 ke 2017

(%)

Pertumbuhan Anggaran Pendidikan 9,52 104,86

Pertumbuhan APM SD 0,26 0,38 2,93

Pertumbuhan APM SMP 1,29 1,91 16,18

Pertumbuhan APM SMP 2,45 3,74 33,58

Pertumbuhan APM PT 3,55 8,40 80,75

APS 7-12 th 0,27 0,14 1,15

APS 13-15 th 1,09 1,34 11,18

APS 16-18 th 1,47 3,32 29,33

APS 19-24 th 1,31 8,94 94,88

Page 9: BAB I WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI … · Gambar 4. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Kementerian/Lembaga Tahun 2009 – 2019 (Persentase)7 Sumber : Nota Keuangan dan

9 Tinjauan Kritis Atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan Melalui APBN

Rerata pertumbuhan yang tinggi ini menunjukkan bahwa

anggaran pendidikan 20 persen berimplikasi positif terhadap

peningkatan aksesibilitas masyarakat Indonesia terhadap

pendidikan. Akan tetapi, pencapaian ini belum maksimal. Hal ini

terlihat dari rerata pertumbuhan APM dan APS semua jenjang

pendidikan yang lebih rendah dibandingkan rerata pertumbuhan

anggaran pendidikan, pertumbuhan anggaran pendidikan per 2017

terhadap 2009 yang jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan

APMnya, APM SMP (78,30) dan SM (60,19) yang masih di bawah 80

persen, serta APM PT yang masih di bawah 20 persen per tahun 2017

(Tabel 1). Masih rendahnya APM dan APS tersebut disebabkan oleh

masih terdapatnya kesenjangan antara perkotaan dan perdesaan

maupun daerah barat dan timur (Statistik Pendidikan, 2018).

Kesenjangan tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor. UNFPA

(2014) menyatakan bahwa daerah perdesaan dan daerah terpencil

(remote area) sulit dalam mengakses pendidikan. Hal lainnya adalah

masalah perekonomian yang menghambat jalannya proses

pendidikan (Kemendikbud, 2018). Mutu Keluaran Pendidikan Masih Rendah

Mutu keluaran pendidikan Indonesia saat ini masih rendah.

Hal ini terlihat dari rata-rata literasi membaca, matematika dan sains

Indonesia menurut hasil Programme for International Students

Assessment (PISA) yang dilaksanakan oleh Organization for Economic

Cooperation and Development (OECD). Nilai skor kemampuan

membaca, matematika, dan sains Indonesia pada 2015 masih berada

dibawah nilai median yang sebesar 500 dan masih terpaut jauh dari

rata-rata total OECD (tabel 2).

Page 10: BAB I WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI … · Gambar 4. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Kementerian/Lembaga Tahun 2009 – 2019 (Persentase)7 Sumber : Nota Keuangan dan

10 Tinjauan Kritis Atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan Melalui APBN

Tabel 2. Nilai PISA Indonesia, OECD, Singapura, Thailand dan Vietnam

Sumber : Institute of Education Sciences, 2019, diolah

Dibanding dengan Singapura, Thailand dan Vietnam, capaian

Indonesia juga lebih rendah (tabel 2). Masih rendahnya mutu

keluaran pendidikan juga terlihat dari masih rendahnya rerata nilai

ujian nasional di tingkat SMP, SMA dan SMK, bahkan cenderung

mengalami penurunan (gambar 6). Gambar 6. Rerata Nilai Ujian Nasional Menurut Jenjang Pendidikan dan Jurusan Tahun 2015-

2018

Sumber : kemendikbud, diolah

Sarana dan Prasarana Pendidikan Belum Memadai

Sarana dan prasarana yang memadai dan berkualitas menjadi

salah satu pilar untuk menciptakan proses pembelajaran yang

kondusif. Satu dekade paska penerapan 20 persen anggaran

Indikator Tahun 2009 Tahun 2015

Jarak dari

Rerata OECD

2009

Jarak dari

Rerata OECD

2015

Membaca 402 397 91 96

Matematika 371 386 125 104

Sains 383 403 118 90

Indikator Indonesia Singapura Thailand Vietnam

Membaca 402 535 409 487

Matematika 371 564 415 495

Sains 383 556 421 525

Perbandingan Dengan Negara Lain Tahun 2015

Page 11: BAB I WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI … · Gambar 4. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Kementerian/Lembaga Tahun 2009 – 2019 (Persentase)7 Sumber : Nota Keuangan dan

11 Tinjauan Kritis Atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan Melalui APBN

pendidikan, persentase kondisi ruang kelas yang berada dalam

kondisi baik menurun jumlahnya pada setiap jenjang pendidikan dan

kondisi ruang kelas dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat

mengalami peningkatan pada semua jenjang pendidikan (gambar 7). Gambar 7. Kondisi Ruang Kelas Tahun 2008/2009 dan 2017/2018

Sumber : Kemendikbud, diolah

Kondisi ini menunjukkan bahwa alokasi anggaran 20 persen

belum efektif dalam penyedian sarana dan prasarana yang memadai.

Hal ini sesuai dengan Laporan Ikhtisar Hasil Pemerikasaan (IHPS)

BPK dari tahun 2008–2016 yang menyatakan bahwa kinerja

pendidikan Indonesia khususnya pada penyediaan sarana dan

prasarana belum sepenuhnya efektif9. Kondisi ini juga menunjukkan

bahwa pemerintah daerah tidak menjalankan kewajibannya secara

optimal terkait dengan urusan bidang pendidikan yang merupakan

urusan kewajiban daerah menurut Undang-Undang Pemerintahan

Daerah.

9Pada IHPS 2016 masih ditemukan sekolah menggunakan ruang perpustakaan, ruang laboratorium, koridor, tempat ibadah dan rumah dinas guru sebagai ruang kelas. Selain itu, masih terdapat sekolah yang melakukan penyekatan dalam satu ruang kelas.

Page 12: BAB I WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI … · Gambar 4. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Kementerian/Lembaga Tahun 2009 – 2019 (Persentase)7 Sumber : Nota Keuangan dan

12 Tinjauan Kritis Atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan Melalui APBN

Selain kondisi ruang kelas, ketersediaan ruang kelas per

rombongan belajar (rombel) juga menjadi salah satu pilar dalam

menciptakan pembelajaran yang kondusif dan berkualitas. Dibanding

2009, rasio rombel per kelas pada 2017 mengalami penurunan (tabel

3) atau mengalami perbaikan. Tabel 3. Rasio Rombel Per Kelas

Sumber : Kemendikbud, diolah

Akan tetapi, untuk SD dan SM masih di atas 1 (yakni 1,04

untuk SD dan SM). Rasio yang masih di atas 1 tersebut menunjukkan

bahwa kelas yang tersedia tidak mampu menampung jumlah rombel

yang ada untuk melaksanakan proses pembelajaran di waktu yang

sama. Dengan kata lain, masih ada rombel tertentu di SD dan SM yang

jam pembelajarannya dilaksanakan pada sesi siang/sore. Ketersediaan kelas yang tidak mampu menampung rombel pada satu

waktu pembelajaran yang sama, akan berpotensi pada banyaknya

jumlah anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung pada sebuah

sekolah. Dengan asumsi batas ideal maksimal per rombel menurut

Kementerian Pendidikan10 dan estimasi jumlah penduduk usia

sekolah SD hingga SM, ketersedian ruang kelas saat ini juga belum

mampu menampung seluruh anak usia sekolah. Ada sekitar 1,7 jiwa

anak usia SD, 2,4 juta jiwa anak usia SMP dan 2,4 jiwa anak usia SM

yang berpotensi tidak tertampung dalam ruang kelas yang tersedia.

Ketersedian Tenaga Pendidik Belum Memadai

Ketersediaan tenaga pendidik, baik kualitas maupun

kuantitas, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

10Untuk SD sebesar 28 siswa/rombel, SMP sebesar 32 siswa/rombel dan SM sebesar 36 siswa/rombel.

Jenjang

PendidikanTahun 2009 Tahun 2017

SD 1,1 1,04

SMP 1,01 0,99

SM 1 1,04

Page 13: BAB I WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI … · Gambar 4. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Kementerian/Lembaga Tahun 2009 – 2019 (Persentase)7 Sumber : Nota Keuangan dan

13 Tinjauan Kritis Atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan Melalui APBN

capaian mutu pendidikan masyarakat Indonesia. Dibanding dengan

2011, ketersediaan guru secara kuantitas masih menjadi masalah bagi

pendidikan dasar dan menengah di Indonesia hingga saat ini. Rasio

rombel/kelas per guru pada 2017 masih berada di atas angka 1 baik

SD, SMP maupun SM, yang berarti bahwa satu guru harus mengampu

lebih dari 1 kelas/rombel. Kondisi 2017 tidak jauh berbeda dengan

2011 (tabel 4). Tabel 4. Rata-Rata Rasio Rombel/Kelas Per Guru

Sumber : Kemendikbud, diolah

Dari sisi kualitas, ketersediaan guru yang berkualitas juga

masih menjadi kendala. Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang

dilakukan Ditjen GTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada

2015 cenderung memperlihatkan kondisi kompetensi guru yang

kurang memuaskan, yakni mencatat angka rata-rata di bawah

ketetapan standar kompetensi minimal (SKM) sebesar 55. Persoalan

kuantitas dan kualitas ini juga ditemukan dalam Laporan Ikhtisar

Hasil Pemeriksaan (IHPS) BPK dari tahun 2008–2016 yang

menyatakan bahwa tenaga pengajar di Indonesia masih belum efektif

dari sisi kualitas dan kuantitas.11

Pemerataan Pendidikan Membaik, Tapi Belum Maksimal

Salah satu tujuan sistem pendidikan nasional (konsideran

menimbang huruf c UU Sisdiknas) dan pengalokasian anggaran 20

persen adalah menjamin dan mewujudkan pemerataan kesempatan

11IHPS 2015 menemukan bahwa rasio dosen tetap terhadap mahasiswa yang melebihi standar. Selain itu, terdapat guru PNS yang belum memenuhi kualifikasi pendidikan minimal S1/ D-IV dan belum memiliki sertifikasi dan masih terdapat guru yang mengajar tidak sesuai kompetensinya.

Jenjang Pendidikan Tahun 2011 Tahun 2017

SD 1,58 1,33

SMP 1,90 1,76

SM 1,72 1,77

Page 14: BAB I WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI … · Gambar 4. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Kementerian/Lembaga Tahun 2009 – 2019 (Persentase)7 Sumber : Nota Keuangan dan

14 Tinjauan Kritis Atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan Melalui APBN

pendidikan, termasuk pemerataan mutu pendidikan. Aditomo &

Felicia (2018) menemukan bahwa adanya kesenjangan mutu

pendidikan sekolah menengah di Indonesia. Siswa yang berasal dari

golongan ekonomi tinggi mendapatkan mutu pendidikan yang lebih

tinggi dibanding siswa yang berasal dari golongan ekonomi rendah.

Dari sisi geografis, kesenjangan pendidikan antar wilayah juga

masih menjadi persoalan besar wajah pendidikan Indonesia. Salah

satunya terlihat dari kesenjangan APM. Rata-rata partisipasi murni

anak-anak berusia sekolah di Sumatera, Jawa & Bali lebih tinggi

dibandingkan anak-anak di kawasan Kalimantan & Sulawesi dan

Maluku, Nusa Tenggara & Papua (tabel 5). Sedangkan perbandingan

antara anak di Kalimantan & Sulawesi dengan Maluku, Nusa Tenggara

& Papua, anak-anak di wilayah Kalimantan & Sulawesi lebih tinggi

angka partisipasi murninya. Tabel 5. Selisih rata-rata APM SD, SMP dan SM Menurut Wilayah (%)

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Data ini menunjukkan bahwa partisipasi sekolah anak-anak

Maluku, Nusa Tenggara & Papua masih jauh tertinggal dibanding

wilayah lain. Meskipun demikian, kesenjangan ini relatif mengalami

perbaikan yang ditunjukkan dari standar deviasi APM per wilayah

yang mengalami penurunan pada 2017 dibanding 2011, kecuali

jenjang pendidikan SMP (tabel 5). Hal ini dapat dijadikan indikator

yang menunjukkan bahwa anggaran pendidikan 20 persen dapat

menciptakan pemerataan kesempatan pendidikan yang relatif

2011 2017 2011 2017 2011 2017

Delta Sumatera,Jawa & Bali Dengan Kalimantan &

Sulawesi 1,29 1,64 4,58 6,28 4,23 3,47

Delta Sumatera,Jawa & Bali Dengan Maluku, Nusa

Tenggara & Papua4,93 4,84 8,35 9,08 4,93 4,68

Delta Kalimantan & Sulawesi Dengan Maluku, Nusa

Tenggara & Papua3,64 3,20 3,77 2,80 0,70 1,20

Standar Deviasi Antar Wilayah 4,51 3,75 4,82 5,01 4,56 4,29

SD SMP SM

PERBANDINGAN APM ANTAR WILAYAH

Page 15: BAB I WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI … · Gambar 4. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Kementerian/Lembaga Tahun 2009 – 2019 (Persentase)7 Sumber : Nota Keuangan dan

15 Tinjauan Kritis Atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan Melalui APBN

membaik. Namun, belum maksimal. Hal ini dilihat dari standar deviasi

APM antar wilayah untuk SMP yang semakin meningkat dan delta

rata-rata APM antar wilayah masih relatif besar. SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dari ulasan pada bagian sebelumnya, aksesibilitas

masyarakat terhadap pendidikan dan pemerataan akses pendidikan

yang semakin membaik merupakan buah hasil dari peningkatan

alokasi anggaran pendidikan yang bersumber dari APBN. Akan tetapi,

kontribusi peningkatan alokasi anggaran tersebut belumlah optimal,

terlebih kontribusinya terhadap pemerataan, perbaikan mutu dan

sarana prasarana pendidikan. Hal ini terlihat dari kesenjangan

partisipasi sekolah antar wilayah yang masih relatif sangat besar

(khususnya SMP), meningkatnya jumlah ruang kelas dengan kondisi

tidak baik, ketersediaan kelas dan guru yang belum memadai, mutu

keluaran pendidikan yang masih rendah dan kurangnya kualitas

tenaga pendidik. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang dapat

dilakukan agar pendidikan Indonesia jauh lebih baik di masa

mendatang, baik dari aspek aksesibilitas, sarana dan prasarana

pendidikan, tenaga pendidikan, maupun mutu keluaran pendidikan

melalui intervensi anggaran 20 persen yang dilakukan pemerintah.

Pertama, melakukan evaluasi dan mengoptimalkan program-

program bantuan pendidikan yang selama ini telah dilakukan, seperti

BOS dan PIP, baik melalui perbaikan penetapan target sasaran,

pengawasan, maupun peningkatan nilai manfaat yang diberikan.

Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan angka partisipasi

sekolah, khususnya pendidikan SMP dan SM.

Kedua, meningkatkan mutu keluaran pendidikan melalui

pelatihan tenaga pendidik, peningkatan kesejahteraan guru dan

investasi pendidikan di mulai sejak usia dini. Peningkatan mutu

keluaran pendidikan di masa mendatang sangat ditentukan oleh

Page 16: BAB I WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI … · Gambar 4. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Kementerian/Lembaga Tahun 2009 – 2019 (Persentase)7 Sumber : Nota Keuangan dan

16 Tinjauan Kritis Atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan Melalui APBN

kualitas guru yang memadai. Peningkatan kualitas guru ini dapat

diwujudkan melalui pelatihan yang diarahkan untuk meningkatkan

penguasaan konten pembelajaran dan proses pembelajaran

(pedagogi). Upaya lain yang dapat ditempuh untuk meningkatkan

kualitas guru adalah melalui peningkatan kesejahteraan guru, baik

melalui kebijakan renumerasi maupun pengangkatan guru honorer

menjadi guru tetap. Kesejahteraan yang meningkat diharapkan

mampu mendorong peningkatan kualitas pembelajaran di ruang-

ruang kelas. Selain melalui peningkatan kualitas guru, upaya

mendorong mutu keluaran pendidikan yang lebih baik dapat

ditempuh melalui investasi pendidikan yang dimulai sejak usia dini.

Investasi sejak usia dini ini bertujuan untuk merangsang kemampuan

anak agar lebih mudah beradaptasi dengan pembelajaran di setiap

jenjang pendidikan dan kemampuan adaptasi tesebut diharapkan

berkolerasi positif dengan keluaran nilai ujian akhir yang baik pada

setiap jenjang pendidikan.

Ketiga, meningkatkan ketersedian (kuantitas) tenaga

pendidik. Dalam bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa ada

perbaikan positif terhadap jumlah ketersediaan guru, yang

ditunjukkan dari rata-rata rasio rombel dan guru yang menurun.

Akan tetapi, kondisi saat ini belumlah ideal dan memadai. Oleh karena

itu, penambahan kuantitas guru sangat dibutuhkan di masa

mendatang dengan tetap memperhatikan distribusi guru menurut

wilayah.

Keempat, meningkatkan kerjasama dan kolaborasi yang kuat

antara pemerintah pusat dengan masyarakat, publik (swasta) dan

pemerintah daerah. Membangun peradaban bangsa melalui

pembangunan pendidikan merupakan pekerjaan besar yang

membutuhkan dana yang besar dan keterlibatan setiap pihak. Dari

sisi pemerintah, baik pusat maupun daerah, keterbatasan fiskal atau

Page 17: BAB I WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI … · Gambar 4. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Kementerian/Lembaga Tahun 2009 – 2019 (Persentase)7 Sumber : Nota Keuangan dan

17 Tinjauan Kritis Atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan Melalui APBN

kemampuan negara merupakan tantangan dan sekaligus hambatan

bagi negara untuk mempercepat pembangunan di bidang pendidikan.

Oleh karena itu, peran serta masyarakat dan pihak swasta sangat

diperlukan. Keterlibatan swasta melalui peningkatan kerjasama

antara pemerintah dan swasta untuk pembangunan sarana dan

prasarana sekolah dengan mekanisme pemberian Corporate Social

Responsibility (CSR) perlu dilakukan. Selain itu, keterlibatan dan

kesadaran masyarakat untuk andil dalam pembiayaan pendidikan

sebagaimana diatur dalam UU Sisdiknas juga harus dilakukan.

Terakhir, seluruh kebijakan yang diarahkan untuk

meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pendidikan,

perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, serta perbaikan

ketersediaan dan kualitas tenaga pendidikan harus berdimensi dan

mempertimbangkan “pemerataan antar wilayah dan antar individu”.

Perlunya kebijakan berdimensi pemerataan ini didasarkan pada

ketimpangan aksesibilitas dan mutu keluaran pendidikan antar

wilayah (antara wilayah timur Indonesia dengan barat Indonesia) dan

antar individu (antara si kaya dengan si miskin) yang masih cukup

besar. Selain itu, dimensi ketimpangan ini diperlukan dalam konteks

menjalankan perintah UU Sisdiknas yang mengamanahkan untuk

menjamin dan mewujudkan pemerataan kesempatan pendidikan

bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Daftar Pustaka Aditomo, A & Felicia, N., 2018. Ketimpangan Mutu dan Akses

Pendidikan Indonesia (Potret Berdasarkan Survei PISA 2015). Jurnal Kilas Pendidikan, Edisi 17.

BPS. 2018. Potret Pendidikan Indonesia Statistik Pendidikan 2018. Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2017. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan

Semester II Tahun 2016.

Page 18: BAB I WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI … · Gambar 4. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Kementerian/Lembaga Tahun 2009 – 2019 (Persentase)7 Sumber : Nota Keuangan dan

18 Tinjauan Kritis Atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan Melalui APBN

Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2016. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2015.

Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2015. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2014.

Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2014. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2013.

Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2013. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2012.

Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2012. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2011.

Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2011. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2010.

Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2010. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2009.

Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2009. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2008.

Institute of Education Sciences. 2019. Digest of Education Statistics 2017 53rd Edition. Washington, DC: Institute of Education Sciences

Kememdikbud. 2015. Perkembangan Pendidikan Tahun 2008/2009 – 2013/2014.

Kemendikud. 2016. Potret Pendidikan Indonesia Statistik Pendidikan 2016.

Risalah Kebijakan Kemendikbud. 2018. Pendidikan Merata dan Berkualitas Untuk Papua (Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Tingkat Sekolah Dasar di Provini Papua dan Papua Barat).

Risalah Kebijakan Kemendikbud. 2018. Peningkatan Kompetensi Guru.

UNFPA. 2014. Indoesian Youth in The 21th Century. Jakarta : UNFPA Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah.

Page 19: BAB I WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA PASKA ALOKASI … · Gambar 4. Sebaran Anggaran Pendidikan Melalui Kementerian/Lembaga Tahun 2009 – 2019 (Persentase)7 Sumber : Nota Keuangan dan

19 Tinjauan Kritis Atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan Melalui APBN

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2019.