bab ii 123

Upload: amel-siregar

Post on 10-Mar-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bahan belajar

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANMastoiditis adalah proses pradangan sel udara tulang mastoid pada tulang temporal. Hampir sstiap anak atau orang dewasa dengan otitis media akut (OMA) dan otitis media Kronis disertai dengan mastoiditis.1,2,3,4Seperti proses infeksi pada umunya, faktor host dan mikro perlu diperhatikan dalam mengevaluasi mastoiditis. Mastoiditis akut merupakan komplikasi dari otitis media akut. Berbagai bakteri yang meyebabkan infeksi tersebut adalah pseudomonas aeruginosa, enterobakteriaceae, staphylococus aureus, dan bakteri anaerobik.1,2,4Bakteri anaerobic yang paling sering dijumpai adalah peptostreptococus species, anaerobic gram-negatif (mis: prevotella berpigmen, porphyromonas, dan bacteroides) dan fusobacterium species.1,2,4Mastoiditis akut atau kronis saat ini sudah jarang ditemukan. Sebelum ditemukan antibiotik, mastoiditis relative sering ditemukan. Mastoiditis ditemukan pada 5-10% anak-anak dengan otitis media akut (OMA), dengan angka kematian 2 per 100.000 anak. Tidak ada predileksi dari jenis kelamin yang diketahui.1,2,5Komplikasi mastoiditis dapat terjadi akibat proses didalam mastoid itu sendiri maupun disekitar mastoid.1,2Terapi awal yang digunakan adalah antibiotic spectrum luas, diberikan secara intravena dosis tinggi. Tindakan pembedahan berupa mastoidektomi timpanoplasti, disarankan jika ditemuakan, mastoid osteiti, komplikasi intracranial, pembentukan abses, kolesteatoma, tidak dapat diperbaiki setelah pemberian antibiotik.5

BAB IIANATOMI DAN FISIOLOGI2.1 Anatomi Telinga Telinga adalah suatu organ kompleks dengan komponen-komponen fungsional penting apparatus pendengaran mekanisme kesemimbangan yang terdapat didalam tengkorak manusia. Secara umum telinga dibagi menjadi 3 bagian yaitu: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.6,7,8

Gambar 1. Anatomi telinga10Rongga telinga tengah berasal dari cela brankial pertama ondoderm. Rongga berisi udara ini meluas kedalam prosesus tubotimpanikus yang selanjutnya meluas di sekitar tulang-tulang dan saraf dari telinga tengah dan meluar kurang lebih ke daerah mastoid. Osikula berasal dari rawan arkus brankialis.6,7,8Untuk mempermudah pemikiran ini maleus dapat dianggap berasal dari rawan arkus brankialis pertama (kartilago meckel), sedangkan incus dan stapes dari rawan arkus brankialis kedua(kartilago reichert). Saraf kordan timpani berasal dari arkus kedua (facialis) menuju saraf pada arkus pertama (mandibularis-lingualis).6,7,8Saraf timpanikus (dari jacobson) berasal dari saraf arkus brankialis ketiga (glosofaringeus) menuju saraf facialis. Kedua saraf ini terletak dalam rongga telinga tengah. Otot-otot telinga tengah berasal dari otot-otot arcus brakialis.6,7,8Otot tensor timpani yang melekat pada maleus, berasal dari arkus pertama dan di persarafi oleh saraf mandibularis (saraf kranialis kelima). Otot stapedius berasal dari arkus kedua, dipersarafi oleh suatu cabang saraf ketujuh.6,7,8

Gambar 2. Anatomi telinga tengah.8Telinga tengah yang berisi udara dapat dibayangkan sebagai suatu kotak dengan enam sisi. Dinding posteriornya lebih luar daripada dinding anterior sehingga kotak tersebut berbentuk biji. Promontorium pada dinding medial meluas kelateral ke arah umbo dari membran timpani sehingga kotak tersebut lebih sempit pada bagian tengah.6,7,8Dinding superior telinga tengah berbatasan dengan lantai fossa keranii media. Pada bagian atas dinding posterior terdapat aditus ad antrum tulang mastoid dan dibawahnya adalah saraf facialis. Otot stapedius timbul pada daerah saraf facialis dan tendonnya menumbus melalui suatu piramid tulang menuju ke leher stapes.6,7,8 Saraf korda timpani timbul dari saraf facialis dibawah stapedius dan berjalan kelateral depan menuju inkus tetapi di medial maleus, untuk keluar dari telinga tengah lewat sutura petrotimpanika.6,7,8,9 Korda timpani kemuadia bergabung dengan saraf linguinalis dan menghantarkan serabut-serabut sekretomotorik ke ganglion submandibularis dan serabut-serabut pengecap dari dua pertiga anterior lidah.6,7,8,9

Gambar 3. Anatomi tulang temporalDasar telingah tengah adalah atap bulbus jugularis yang disebelah superolateral menjadi sinus sigmodeus dan lebih ketengah menjadi sinus transversus. Keduanya adalah aliran vena terutama rongga tengkorak. Cabang auricularis saraf vagus masuk ketelingah tengah dari dasarnya. Bagian bawah dinding anterior adalah kanalis karotikus,diatas kanalis ini, muara tuba eustakius dan otot tensor timpani yang berinsersi pada leher maleus.6,7,8,9Dinding lateral dari telinga tengah adalah dinding tulang epitimpanum dibagian atas, membran timpani, dan dinding tulang hipotimpanum dibagian bawah. Bagian yang paling menonjol pada dinding medial adalah promontorium yang menutup lingkaran koklea yang pertama. Saraf timpanikus berjalan melintasi promontorium ini.6,7,8,9Fenestra rotundum terletak di posteroinferior dari promotorium, sedangkan kaki stapes terletak penestra ovalis pada batas posterosuperior promotorium. Kanalis falopii bertulang yang dilalui saraf fasialis terletak diatas fenestra ovalis mulai dari prosesus kokleariformis di anterior hingga piramid stapedius di posterior.6,7,8,9Rongga matoid terbentuk seperti piramid bersisi tiga dengan puncak mengarah ke caudal. Atap mastoid adalah fossa krinii media. Dinding medial adalah dinding lateral fossa karinii posterior. Pada dinding anterior mastoid terdapat aditus ad antrum.6,7,8,9Dibawah kedua patokan ini berjalan saraf fasialis dalam kanalis tulangnya untuk keluar dari tulang temporal melalui foramen stilomastoideus diujung anterior krista yang berbentuk oleh insersio otot digrastikus. Dinding lateral mastoid adalah tulang subkutan yang dengan mudah dapat dipalpasi diposterior aurikula.6,7,8,9Selulae matoideus seluruhnya berhubungan kavum timpani. Dekat atrum sel-selnya kecil, makin ke perifer sel-selnya bertambah besar oleh karena itu bila terjadi radang pada sel-sel mastoid, drainase tidak begitu baik hingga mudah terjadi radang pada mastoid (mastoiditis).92.2 Topografi MastoidDinding anterior mastoid merupakan dinding posterior dari cavum timpani dan meatus akustikus eksterna. Antrum mastoid dan cavum timpani dihubungkan lewat aditus ad antrum.18Dinding atas antrum mastoid disebut tegmen antri, merupakan dinding tipis seperti juga pada tegmen timpani dan merupakan batas-batas antara mastoid dengan fosa cranii media.18 Dinding posterior dan medial merupakan dinding tulang tipis membatasi mastoid dengan sinus sigmoid, keadaan ini meyebabkan suatu peradangan dalam mastoid dapat meluas ke endokranium dan kesinus sigmoid sehingga dapat menimbulkan peradangan di otak maupun tromboflebitis.18

Gambar 4. Antrum Mastoid.17

2.3 Fisiologi PendengaranProses pendengaran diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara tulang ke koklea. Getaran tersebut menghantarkan membran timpani diteruskan ketelinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian pendengaran luas membrane timpani yang tingkap lonjong.8,9Energi getar yang telah diamolifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada sekala vestibule bergerak.8,9Getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relative antara membran basilaris dan membrane tektoria.8,9Proses ini merupakan rangsang mekanik yang meyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel.8,9Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neorutransmitter kedalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.8,9

Gambar 6.Fisiologi pendengaran.16