bab ii

14
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tugas Dan Tanggung Jawab Personil Sekolah Dalam Program Bimbingan Dan Konseling Keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, tidak lepas dari peranan berbagai pihak di sekolah. Selain Guru Pembimbing atau Konselor sebagai pelaksana utama, penyelenggaraan Bimbingan dan konseling di sekolah, juga perlu melibatkan kepala sekolah, guru mata pelajaran dan wali kelas. Tugas masing masing personil tersebut khususnya dalam kaitannya dengan pelayanan bimbingan konseling adalah sebagai berikut : 1. Kepala Sekolah Keberhasilan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak hanya ditentukan oleh keahlian dan ketrampilan para petugas bimbingan dan konseling itu sendiri, namun juga sangat ditentukan oleh komitmen dan keterampilan seluruh staf sekolah, terutama dari kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor. Sebagai administrator, kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan seluruh program sekolah, khususnya program layanan bimbingan dan konseling di sekolah yang dipimpinnya. Karena posisinya yang sentral, kepala sekolah adalah orang yang paling berpengaruh dalam pengembangan atau peningkatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolahnya. Sebagai supervisor, kepala sekolah bertanggung jawab dalam melaksanakan program-program 1

Upload: iya-willya

Post on 25-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Tugas Dan Tanggung Jawab Personil Sekolah Dalam Program Bimbingan Dan

Konseling

Keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, tidak lepas dari peranan

berbagai pihak di sekolah. Selain Guru Pembimbing atau Konselor sebagai pelaksana utama,

penyelenggaraan Bimbingan dan konseling di sekolah, juga perlu melibatkan kepala sekolah,

guru mata pelajaran dan wali kelas. Tugas masing masing personil tersebut khususnya dalam

kaitannya dengan pelayanan bimbingan konseling adalah sebagai berikut :

1.      Kepala Sekolah

Keberhasilan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak hanya ditentukan

oleh keahlian dan ketrampilan para petugas bimbingan dan konseling itu sendiri, namun juga

sangat ditentukan oleh komitmen dan keterampilan seluruh staf sekolah, terutama dari kepala

sekolah sebagai administrator dan supervisor. Sebagai administrator, kepala sekolah

bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan seluruh program sekolah, khususnya

program layanan bimbingan dan konseling di sekolah yang dipimpinnya. Karena posisinya

yang sentral, kepala sekolah adalah orang yang paling berpengaruh dalam pengembangan

atau peningkatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolahnya. Sebagai supervisor,

kepala sekolah bertanggung jawab dalam melaksanakan program-program penilaian,

penelitian dan perbaikan atau peningkatan layanan bimbingan dan konseling. Ia membantu

mengembangkan kebijakan dan prosedur-prosedur bagi pelaksanaan program bimbingan dan

konseling di sekolahnya.

Secara lebih terperinci, Dinmeyer dan Caldwell (dalam Kusmintardjo, 1992) menguraikan

peranan dan tanggung jawab kepala sekolah dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di

sekolah, sebagai berikut:

a.       Memberikan support administratif, memberikan dorongan dan pimpinan untuk seluruh

program bimbingan dan konseling;

b.      Menentukan staf yang memadai, baik segi profesinya maupun jumlahnya menurut

keperluannya;

c.       Ikut serta dalam menetapkan dan menjelaskan peranan anggota-anggota stafnya;

1

Page 2: BAB II

d.      Mendelegasikan tanggung jawab kepada “guidance specialist” atau konselor dalam hal

pengembangan program bimbingan dan konseling;

e.       Berusaha membentuk dan menjalin hubungan kerja yang kooperatif dan saling

membantu antara para konselor, guru dan pihak lain yang berkepentingan dengan layanan

bimbingan dan konseling;

f.      Menyediakan fasilitas dan material yang cukup untuk pelaksanaan bimbingan dan

konseling;

g.      Memberikan dorongan untuk pengembangan lingkungan yang dapat meningkatkan

hubungan antar manusia untuk menggalang proses bimbingan dan konseling yang efektif

(dalam hal ini berarti kepala sekolah hendaknya menyadari bahwa bimbingan dan konseling

terjadi dalam lingkungan secara global, termasuk hubungan antara staf dan suasana dalam

kelas);

h.        Memberikan penjelasan kepada semua staf tentang program bimbingan dan konseling

dan penyelenggaraan “in-service education” bagi seluruh staf sekolah;

i.        Memberikan dorongan dan semangat dalam hal pengembangan dan penggunaan waktu

belajar untuk pengalaman-pengalaman bimbingan dan konseling, baik klasikal, kelompok

maupun individual;

j.      Penanggung jawab dan pemegang disiplin di sekolah dengan memberdayakan para

konselor dalam mengembangkan tingkah laku siswa, namun bukan sebagai penegak disiplin.

Sementara itu, Allen dan Christensen (dalam Kusmintardjo, 1992), mengemukakan

peranan dan tanggung jawab kepala sekolah dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di

sekolah sebagai berikut:

a.       Menyediakan fasilitas untuk keperluan penyelenggaraan bimbingan dan konseling;

b.      Memilih dan menentukan para konselor;

c.       Mengembangkan sikap-sikap yang favorable di antara para guru, murid, dan orang tua

murid/masyarakat terhadap program bimbingan dan konseling;

d.      Mengadakan pembagian tugas untuk keperluan bimbingan dan konseling, misalnya para

petugas untuk membina perpustakaan bimbingan, para petugas penyelenggara testing, dan

sebagainya;

e.       Menyusun rencana untuk mengumpulkan dan menyebarluaskan infomasi tentang

pekerjaan/jabatan;

f.       Merencanakan waktu (jadwal) untuk kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling;

2

Page 3: BAB II

g.      Merencanakan program untuk mewawancarai murid dengan tidak mengganggu

jalannya jadwal pelajaran sehari-sehari.

Dari uraian di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa tugas kepala sekolah dalam

pengembangan program bimbingan dan konseling di sekolah ádalah sebagai berikut:

a.       Staff selection. Memilih staf yang mempunyai kepribadian dan pendidikan yang cocok

untuk melaksanakan tugasnya. Termasuk disini mengadakan analisa untuk mengetahui

apakah diantara staf yang ada terdapat orang yang sanggup melakukan tugas yang lebih

spesialis.

b.      Description of staff roles. Menentukan tugas dan peranan dari anggota staf, dan

membagi tanggung jawab. Untuk menentukan tugas-tugas ini kepala sekolah dapat meminta

bantuan kepada anggota staf yang lain.

c.       Time and facilities. Mengusahakan dan mengalokasikan dana, waktu dan fasilitas untuk

kepentingan program bimbingan dan konseling di sekolahnya.

d.      Interpretation of program. Menginterpretasikan program bimbingan dan konseling

kepada murid-murid yang diberi pelayanan, kepada masyarakat yang membantu program

bimbingan dan konseling. Dalam menginterpretasikan program bimbingan dan konseling

mungkin perlu bantuan dari staf bimbingan dan konseling, tetapi tanggung jawab terletak

pada kepala sekolah sebagai administrator. (R.N. Hatch dan B. Stefflre, dalam Kusmintardjo,

1992)

Wakil Kepala Sekolah

Wakil kepala sekolah sebagi pembantu kepala sekolah, membantu kepala sekolah dalam

melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah dalam hal:

a.       Mengkoordinasikan pelaksanaan  layanan bimbingan dan konseling kepada semua

personil sekolah

b.      Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah sekolah terutama dalam pelaksanaan

layanan bimbungan dan konseling

c.       Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 75 siswa, bagi wakil kepala

sekolah yang berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling.

2. Guru Pembimbing

Guru pembimbing sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli, guru pembimbing bertugas :

a.       Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling.

3

Page 4: BAB II

b.      Merancanakan program bimbingan dan konseling.

c.       Melaksanakan segenap program satuan layanan bimbingan dan konseling.

d.      Melaksanakan segenap program satuan kegiatan pendukung bimbingan konseling.

e.       Menilai program dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung

bimbingan konseling.

f.       Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan

pendukung bimbingan dan konseling.

g.      Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan yang

dilaksanakan nya.

h.      Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan

konseling secara menyeluruh kepala coordinator BK serta Kepala Sekolah.

3. Guru Mata Pelajaran dan Guru Praktik

Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan

pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti sama sekali lepas dengan kegiatan

pelayanan bimbingan dan konseling.

Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan

efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-

batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya. Wina Senjaya (2006)

menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan

untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang

dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan

konseling, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam

melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah,

mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat.

Lebih jauh, Abin Syamsuddin (2003) menyebutkan bahwa guru sebagai pembimbing

dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam

belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas kewenangannya, harus

membantu pemecahannya (remedial teaching). Berkenaan dengan upaya membantu

mengatasi kesulitan atau masalah siswa, peran guru tentu berbeda dengan peran yang

dijalankan oleh konselor profesional.

4

Page 5: BAB II

Sofyan S. Willis (2004) mengemukakan tingkatan masalah siswa yang mungkin bisa

dibimbing oleh guru yaitu masalah yang termasuk kategori ringan, seperti: membolos, malas,

kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar, minum

minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan. Dalam konteks organisasi

layanan Bimbingan dan Konseling, di sekolah, peran dan konstribusi guru sangat diharapkan

guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.

 Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran

dalam bimbingan dan konseling adalah:

a.       Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan

bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.

b.      Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.

c.       Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling

kepada konselor.

d.      Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang menuntut konselor

memerlukan pelayanan khusus, seperti pengajaran/latihan perbaikan, dan program

pengayaan.

e.       Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan gurusiswa dan hubungan siswa-

siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.

f.       Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan

layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang

dimaksudkan itu.

g.      Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi

kasus.

h.      Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan

bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.

4. Peranan Wali Kelas

Wali kelas sebagai pengelola kelas tertentu dalam pelayanan bimbingan dan konseling

mempuyai peranan :

a.       Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya di kelas yang

menjadi tanggung jawab nya.

b.      Membantu guru mata pelajaran melaksanakan peranannya dalam pelayanan bimbingan

dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

5

Page 6: BAB II

c.       Membantu memberikan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang menjadi

tangung jawabnya, untuk mengikuti/menjalani kegiatan bimbingan dan konseling.

d.      Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling seperti konferensi

kasus.

e.       Mengali tangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada

guru pembimbing.

5. Peranan Pengawasan Bimbingan dan Konseling

a. Penyusunan Program Pengawasan Bimbingan dan Konseling

1. Setiap pengawas baik secara berkelompok maupun secara perorangan wajib

menyusun rencana program pengawasan. Program pengawasan terdiri atas (1) program

pengawasan tahunan, (2) program pengawasan semester, dan (3) rencana kepengawasan

akademik (RKA).

2. Program pengawasan tahunan pengawas disusun oleh kelompok pengawas di

kabupaten/kota melalui diskusi terprogram. Kegiatan penyusunan program tahunan ini

diperkirakan berlangsung selama 1 (satu) minggu.

3. Program pengawasan semester adalah perencanaan teknis operasional kegiatan yang

dilakukan oleh setiap pengawas pada setiap sekolah tempat guru binaannya berada. Program

tersebut disusun sebagai penjabaran atas program pengawasan tahunan di tingkat

kabupaten/kota. Kegiatan penyusunan program semester oleh setiap pengawas ini

diperkirakan berlangsung selama 1 (satu) minggu.

4. Rencana Kepengawasan Bimbingan dan Konseling (RKBK) merupakan penjabaran

dari program semester yang lebih rinci dan sistematis sesuai dengan aspek/masalah prioritas

yang harus segera dilakukan kegiatan supervisi. Penyusunan RKBK ini diperkirakan

berlangsung 1 (satu) minggu.

5. Program tahunan, program semester, dan RKBK sekurang-kurangnya memuat

aspek/masalah, tujuan, indikator keberhasilan, strategi/metode kerja (teknik supervisi),

skenario kegiatan, sumberdaya yang diperlukan, penilaian dan instrumen pengawasan.

b. Melaksanakan Pembinaan, Pemantauan dan Penilaian

6

Page 7: BAB II

1. Kegiatan supervisi bimbingan dan konseling meliputi pembinaan dan pemantauan

pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan kegiatan dimana terjadi interaksi

langsung antara pengawas dengan guru binaanya,

2. Melaksanakan penilaian adalah menilai kinerja guru dalam merencanakan,

melaksanakan dan menilai proses pembimbingan.

3. Kegiatan ini dilakukan di sekolah binaan, sesuai dengan uraian kegiatan dan jadwal

yang tercantum dalam RKBK yang telah disusun.

c. Menyusun Laporan Pelaksanaan Program Pengawasan

1. Setiap pengawas membuat laporan dalam bentuk laporan per sekolah dari seluruh

sekolah binaan. Laporan ini lebih ditekankan kepada pencapaian tujuan dari setiap butir

kegiatan pengawasan sekolah yang telah dilaksanakan pada setiap sekolah binaan,

2. Penyusunan laporan oleh pengawas merupakan upaya untuk mengkomunikasikan

hasil kegiatan atau keterlaksanaan program yang telah direncanakan,

3. Menyusun laporan pelaksanaan program pengawasan dilakukan oleh setiap pengawas

sekolah dengan segera setelah melaksanakan pembinaan, pemantauan atau penilaian.

d. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru BK.

1. Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru BK dilaksanakan paling

sedikit 3 (tiga) kali dalam satu semester secara berkelompok di Musyawarah Guru

Pembimbing (MGP).

2. Kegiatan dilaksanakan terjadwal baik waktu maupun jumlah jam yang diperlukan

untuk setiap kegiatan sesuai dengan tema atau jenis keterampilan dan kompetensi yang akan

ditingkatkan.

3. Dalam pelatihan diperkenalkan kepada guru cara-cara baru yang lebih sesuai dalam

melaksanakan suatu proses pembimbingan. Kegiatan pembimbingan dan pelatihan

profesionalitas guru BK ini dapat dilakukan melalui workshop, seminar, observasi, individual

dan group conference.

6.   Kerjasama antar Personil Sekolah dan Pelayanan BK

Pelaksanaan tugas pokok guru dalam proses belajar pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari

proses bimbingan. Ada beberapa pendapat mengenai hal ini yaitu :

7

Page 8: BAB II

Proses belajar menjadi sangat efektif apabila bahan yang dipelajari dikaitkan langsung

dengan tujuan pribadi siswa.

Guru memahami siswa dan masalah-masalah yang dihadapinya lebih peka terhadapa

hal-hal yang dapat memperlancar dan mengganggu kelancaran kegiatan kelas.

Guru dapat memperhatikan perkembangan masalah/kesulitan secara lebih nyata.

Guru pembimbing mempunyai keterbatasan dalam hal yang berkaitan dengan:

Kurangnya waktu untuk bertatap muka dengan siswa dalam hal ini karena tenaga

pembimbing masih sangat terbatas, sehingga pelayanan siswa dalam jumlah yang cukup

banyak tidak bisa dilakukan secara intensif.

Batasan keterlibatan guru pembimbing sehingga tidak mungkin dapat memberikan

semua bentuk pelayanan seperti memberikann pengajaran perbaikan untuk bidang studi

tertentu

Dilain pihak, guru juga mempunyai beberapa ketentuan menurut Koestoer Pratowisastro

(1982). Keterbatasan-keterbatasan guru tersebut antara lain :

Guru tidak mungkin lagi menangani masalah siswa yang bermacam-macam, karena

guru tidak terlatih untuk melakukan semua tugas.

Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi ditambah

tugas yang lebih banyak untuk memecahkan berbagai macam masalah.

8

Page 9: BAB II

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Penyelenggara pendidikan di sekolah merupakan suatu sistem, dimana setiap komponen

saling bekerja sama dalam mencapai tujuan instruksional dan kurikuler. Dalam pelayanan

bimbingan konseling, setiap komponen (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, walikelas

dan guru mata pelajaran/praktik) telah memiliki tugas dan perannannya masing masing.

Setaip perencanaan, pelaksanaan kegiatan diperlukan adanya penilaian dan pembinaan

melalui arahan, bimbingan, contoh dan saran yang dilakukan oleh pengawas dari dalam

dan luar sekolah yang disebut dengan Pengawas Sekolah Bidang Bimbingan dan

Konseling.

Untuk itu Guru Pembimbing harus selalu mempersiapkan berbagai laporan sesuai dengan

tugasnya yaitu perencanaan pelayanan, pelaksanaan pelayanan, analisis hasil evaluasi dan

tindak lanjut pelayanan. Semuanya akan terlihat dalam program harian, bulanan, semester

dan tahunan.

B.     SARAN

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling semua pihak yang terkait dituntut untuk

mampu bekerjasama dengan baik dalam penyelesaian masalah yang dihadapi.

9

Page 10: BAB II

DAFTAR PUSTAKA

Syahril. 2008. Bahan Ajar Profesi Pendidkan. Padang :UNP Press 

http://sanlombok.blogspot.com/2013/01/kerjasama-guru-bk-dengan-guru-mata.html

http://amikorniawati.blogspot.com/2013/02/peranan-personil-sekolah-dan-guru-mata.html

http://umarkoto.blogspot.com/2013/10/peranan-dan-kerjasama-personil-sekolah.html

10