bab ii batuan beku oceanic

29
Laboratorium Geologi Praktikum Petrologi LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI BATUAN BEKU OCEANIC ABIBA HUMAIDA NAINGGOLAN 1301139 II LABORATORIUM PETROLOGI JURUSAN S1- TEKNIK PERMINYAKAN KONSENTRASI TEKNIK GEOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI BALIKPAPAN 2015 Abiba Humaida Nainggolan 1301139 Page 5

Upload: bale

Post on 10-Nov-2015

257 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

batudan beku

TRANSCRIPT

Praktikum Petrologi

Laboratorium Geologi

Praktikum Petrologi

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI

BATUAN BEKU OCEANIC

ABIBA HUMAIDA NAINGGOLAN

1301139

II

LABORATORIUM PETROLOGIJURUSAN S1- TEKNIK PERMINYAKAN

KONSENTRASI TEKNIK GEOLOGISEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI BALIKPAPAN

2015BAB II

BATUAN BEKU

2.1Teori Dasar2.1.1.Pengertian Batuan BekuBatuan bekuataubatuan igneus(dariBahasa Latin:Ignis, "api") adalah jenisbatuanyang terbentuk darimagmayang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proseskristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuanintrusif(plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuanekstrusif (vulkanik).

Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500o2.500oC dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.

Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowens Reaction Series.

Gambar 2.1. Bowens Reaction SeriesDalam mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku. Dalam membicarakan masalah sifat fisik batuan beku tidak akan lepas dari.

2.1.2.Klasifikasi Batuan Beku1. Berdasarkan Genetik ( Tempat terjadinya )Penggolongan ini berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dari batuan beku, pembagian batuan beku ini merupakan pembagian awal sebelum dilakukan penggolongan batuan lebih lanjut. Pembagian genetik batuan beku adalah sebagai berikut :1. Batuan Beku Intrusif

Batuan ini terbentuk dibawah permukaan bumi, sering juga disebut batuan beku dalam atau batuan beku plutonik. Batuan beku intrusif mempunyai karakteristik diantaranya, pendinginannya sangat lambat (dapat sampai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusif.

Tubuh batuan beku intrusif sendiri mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya,strukturtubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.

2.BatuanBeku Ekstrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. 2. Berdasarkan Genetik

Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang mengandung gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan beku terbagi menjadi 3 kelompok yaitu:a. Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur holohialin). contoh :Granit, Granodiorit, dan Gabro.b. Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung api. Proses pendinginannya berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur porfiritik. Contoh batuan ini dalah Granit porfir dan Diorit porfir.c. Batuan beku luar (efusif),terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf. Contohnya Obsidian, Riolit dan Batuapung.Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua, yaitu mineral mafic (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotik, dan mineral felsic (terang) seperti Feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspatoid.3. Berdasarkan Komposisi MineralnyaBatuan beku disusun oleh senyawa-senyawa kimia yang membentuk mineral penyusun batuan beku. Salah satu klasifikasi batuan beku dari kimia adalah dari senyawa oksidanya, sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, H2O+, P2O5, dari persentase setiap senyawa kimia dapat mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan meineral.

Analisa kimia batuan dapat dipergunakan untuk penentuan jenis magma asal, pendugaan temperatur pembentukan magma, kedalaman magma asal, dan banyak lagi kegunaan lainya. Dalam analisis kimia batuan beku, diasumsikan bahwa batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang sama dengan magma sebagai pembentukannya. Batuan beku yang telah mengalaimi ubahan atau pelapukan akan mempunyai komposisi kimia yang berbeda. Karena itu batuan yang akan dianalisa harusla batuan yang sangat segar dan belum mengalami ubahan. Namun begitu sebagai catatanpengelompokan yang didasarkan kepada susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini disebabkan disamping prosesnya lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui analisa kimiawi.

Pembagian Kimia Batuan Beku (asam & basa)Berdasarkan kandungan kimia oksida

Contohnya pada tabel berikut ini :

OKSIDAGRANITDIORITGABROPERIDOTIT

SiO272,0851,8648,3643,54

TiO20,371,501,320,81

Al2O313,8616,4016,843,99

Fe2O30,862,732,552,51

FeO1,726,977,929,8

MnO0,060,180,180,21

MgO0,526,218,0634,02

CaO1,333,4011,073,46

Na2O3,083,362,260,56

K2O0,461,330,560,25

H2O+0,530,800,640,76

P2O50,180,350,240,05

Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan beku yang terdapat pada tabel di atas, hanya batuan intrusi saja. Dari sini terlihat perbedaan presentase dari setiap senyawa oksida, salah satu contoh ialah dari oksida SiO2 jumlah terbanyak dimiliki oleh batuan granit dan semakin menurun ke batuan peridotit (batuan ultra basa). Sedangkan MgO dari batuan granit (batuan asam) semakin bertambah kandungannya kearah batuan peridotit (ultra basa).

Kandungan senyawa kimia batuan ekstrusi identik dengan batuan intrusinya, asalkan dalam satu kelompok. Hal ini hanya berbeda tempat terbentuknya saja, sehingga menimbulkan pula perbedaan didalam besar butir dari setiap jenis mineral.Batuan IntrusiBatuan Ekstrusi

GranitRiolit

SyenitTrahkit

DioritAndesit

TonalitDasit

MonsonitLatit

GabroBasal

Dasar pembagian ini biasanya adalah kandungan oksida tertentu dalam batuan seperti kandungan silika dan kandungan mineral mafik (Thorpe & Brown, 1985).

Pembagian batuan beku menurut kandungan SiO2 (silika) pada tabel di bawah :

Nama BatuanKandungan Silika

Batuan AsamLebih besar 66 %

Batuan Menengah52 66 %

Batuan basa45 52 %

Batuan Ultra basaLebih kecil 15 %

Penamaan batuan berdasarkan kandungan mineral mafik pada tabel di bawah:

Nama BatuanKandungan Silika

Leucocratic0 33 %

Mesocratic34 66 %

Melanocratic67 100 %

Berdasarkan kandungan kuarsa, alkali feldspar dan feldspatoid :

A. Batuan Felsik : Dominan felsik mineral, biasanya berwarna cerah.

B. Batuan Mafik : Dominan mineral mafik, biasanya berwarna gelap.

C. Batuan Ultramafik : 90% terdiri dari mineral mafik.

Komposisi kimia dapat pula digunakan untuk mengetahui beberapa aspek yang sangat erat hubungannya dengan terbentuknya batuan beku, seperti untuk mengetahui jenis magma, tahapan diferensiasi selama perjalanan magma ke permukaan dan kedalaman zona Benioff.4. Berdasarkan Mineralogi

Analisis batuan beku pada umumnya memakan waktu, maka sebagian besar batuan beku didasarkan atas susunan mineral dari batuan itu. Mineral-mineral yang biasanya dipergunakan adalah mineral kuarsa, plagioklas, potassium feldspar dan foid untuk mineral felsik. Sedangkan untuk mafik mineral biasanya mineral amphibol, piroksen dan olovin.

Gambar 2.2. Klasifikasi berdasarkan komposisi mineral

Gambar 2.3. Klasifikasi berdasarkan tekstur

Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat mencrminkan sejarah pembentukan batuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular member arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan pembekuan yang cepat.

Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi:

a)Batuan Dalam

Batuan Dalam bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.

b)Batuan Gang

Batuan Gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.

c)Batuan Gang

Batuan Gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.

d)Batuan Lelehan

Batuan Lelehan bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.

Menurut Heinrich (1956) batuan beku dapat diklasifikasikan menjadi beberapa keluarga atau kelompok yaitu :

Keluarga granit riolit: bersifat felsik, mineral utama kuarsa, alkali felsparnya melebihi plagioklas.

Keluarga granodiorit qz latit: felsik, mineral utama kuarsa, Na Plagioklas dalam komposisi yang berimbang atau lebih banyak dari K Felspar

Keluarga syenit trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid tidak dominant tapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi Na-Plagioklas, kadang plagioklas juga tidak hadir

Keluarga monzonit latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid hadir dalam jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau melebihi K-Felspar

Keluarga syenit fonolit foid: felsik, mineral utama felspatoid, K-Felspar melebihi plagioklas

Keluarga tonalit dasit: felsik hingga intermediet, mineral utama kuarsa dan plagioklas (asam) sedikit/tidak ada K-Felspar

Keluarga diorite andesit: intermediet, sedikit kuarsa, sedikit K-Felspar, plagioklas melimpah

Keluarga gabbro basalt: intermediet-mafik, mineral utama plagioklas (Ca), sedikit Qz dan K-felspar

Keluarga gabbro basalt foid: intermediet hingga mafik, mineral utama felspatoid (nefelin, leusit, dkk), plagioklas (Ca) bisa melimpah ataupun tidak hadir

Keluarga peridotit: ultramafik, dominan mineral mafik (ol,px,hbl), plagioklas (Ca) sangat sedikit atau absen.2.1.3.Tekstur Batuan Beku

Pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum, dan sesudah kristalisasi. Pengamatan tekstur meliputi :1. Tingkat kristalisasi

Tingkat kristalisasi batuan beku dibagi menjadi :

~ Holokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan semua berbentuk kristal-kristal.

~ Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal dan sebagian lagi berupa mineral gelas.

~ Holohialin, jika seluruhnya terdiri dari gelas.2. Ukuran butir Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhmya tersusun oleh mineral-mineral yang berukuran kasar.Kristal faneritik dapat dibedakan menjadi ukuran-ukuran :

Halus, apabila ukuran diameter rata rata kristal individu < 1 mm.

Sedang, apabila ukuran diameter kristal antara 1 mm 5 mm.

Kasar, apabila ukurannya berkisar antara 5 mm 30 mm.

Sangat kasar apabila ukurannya > 30 mm.

Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral berukuran halus.

3. Bentuk kristal

Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama kali biasanya berbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya mengisi ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna.

Bentuk mineral yang terlihat melalui pengamatan mikroskop yaitu:

Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna

Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna

Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.4. Berdasarkan Granularitasada batuan beku non fragmental tingkat granularitas dapat dibagi menjadi beberapamacam yaitu:

a) EquigranulritasDisebut equigranularitas apabila memiliki ukuran kristal yang seragam. Tekstur ini dibagi menjadi :

Unidiomorf (Automorf), yaitu sebagian besar kristalnya dibatasi oleh bidang kristal atau bentuk kristal euhedral (sempurna)

Hypidiomorf (Hypautomorf), yaitu sebagian besar kristalnya berbentuk euhedral dan subhedral.

Allotriomorf (Xenomorf), sebagian besar penyusunnya merupakan kristal yang berbentuk anhedral.

b) InequigranularApabila ukuran kristal tidak seragam. Tekstur ini dapat dibagi lagi menjadi :

~ Faneroporfiritikbila kristal yang besar dikelilingi oleh kristal-kristal yang kecil dan dapat dikenali dengan mata telanjang.

~ Porfiroafinitik,bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar yang tidak dapat dikenali dengan mata telanjang.

c) Gelasan (glassy)Batuan beku dikatakan memilimki tekstur gelasan apabila semuanya tersusun atas gelas.

Sifat Batuan Beku dibagi menjadi 3 antara lain :

1. Asam (Felsik) Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik.

2. Intermediet Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku intermediet diman jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak.

3.Basa (Mafik) Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.

4. Ultrabasa (Ultramafik )

Batuan beku yang berwarna kehijauan dan berwarna hitam pekat dimana tersusun oleh mineral mineral mafic seperti olivin.2.1.4. Komposisi Mineral

Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi 4 yaitu:

a) Kelompok Granit Riolit Berasal dari magma yang bersifat asam,terutama tersusun oleh mineral-mineral kuarsa ortoklas, plaglioklas Na, kadang terdapat hornblende,biotit,muskovit dalam jumlah yang kecil.

b) Kelompok Diorit Andesit Berasal dari magma yang bersifat intermediet,terutama tersusun atas mineral-mineral plaglioklas, Hornblande, piroksen dan kuarsa biotit,orthoklas dalam jumlah kecil.

c) Kelompok Gabro Basalt Tersusun dari magma yang bersifat basa dan terdiri dari mineral-mineral olivine,plaglioklas Ca,piroksen dan hornblende.

d) Kelompok Ultra BasaTersusun oleh olivin dan piroksen.mineral lain yang mungkin adalah plagliokals Ca dalam jumlah kecil.2.1.5. Struktur Batuan Beku

Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku ekstrusif dan intrusif. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur masing-masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai struktur batuan beku.1. Struktur Batuan Beku Ekstrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:

Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam.

Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.

Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.

Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.

Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.

Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolitg. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran.

Autobrecia, stuktur yang terdapat pada lava yang memperlihatkan fregmen dari lava-lava itu sendiri.

Xenolith, struktur yang memperlihatkan adanya fregmen batuan yang masuk atau tertanam kedalam batuan beku, ini terbentuk akibat peleburan tidak sempurna dari batuan samping didalam magma yang menerobos.

Vesikuler merupakan struktur yang ditandai dengan adanya lubang lubang gas dengan arah tertentu.

Skoria seperti vesikuler tetapi tidak menunjukan arah yang teratur.2. Struktur Batuan Beku Intrusif

Intrusive Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.1. Konkordan

Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu :

Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan disekitarnya.

Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), akibat penerobosan tubuh batuan, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.

Lopolith, yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter mencapai puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.

Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer.2. Diskordan

Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:

Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil2.1.6. Klasifikasi dan Penamaan Batuan BekuBatuan beku di alam sangat banyak jenisnya, oleh karena itu untuk memudahkan batuan beku perlu dikelompokan/diklasifikasikan. Batuan beku ada yang diklasifikasikan berdasarkan kandungan SiO2, indeks warna, alumina saturation, silica saturation, dan lain-lain, tetapi terutama diklasifikasikan berdasarkan komposisi mineral dan teksturnya. Macam-macam klasifikasi batuan beku yaitu :

Klasifikasi batuan beku secara megaskopis menurut IUGS (1973)

Secara megaskopik batuan beku dapat dibagi atas 2 kelompok besar yaitu :

A. Golongan Fanerik

Batuan bertekstur fanerik, dapat teramati secara megaskopik (mata biasa), berbutir sedang-kasar (lebih besar dari 1 mm). Golongan fanerik dapat dibagi atas beberapa jenis batuan, seperti terlihat pada diagram segitiga Gambar 2.3a, 2.3b, dan 2.3c. Dasar pembagiannya adalah kandungan mineral kuarsa (Q), atau mineral felspatoid (F), felsfar alkali (A), serta kandungan mineral plagioklas (P). Cara menentukan nama batuandihitung dengan menganggap jumlah ketiga mineral utama (Q+A+P atau F+A+P) adalah 100%.

Contoh : suatu batuan beku diketahui Q = 50%, A = 30%, P = 10% dan muskovit dan biotit = 10%. Jadi jumlah masing-masing mineral Q, A, dan P yang dihitung kembali untuk diplot di diagram adalah sebagai berikut :

Jumlah mineral Q + A + P = 50% + 30% + 10% = 100% 10% (jumlah mineral mika) = 90%, maka :

Mineral Q = 50/90 x 100% = 55,55%

Mineral A = 30/90 x 100% = 33,33%

Mineral P = 100% - (Q + A) = 100% - 88,88% = 11,12%

Bila diplot pada diagram 7a, hasilnya adalah batuan granitoid.

Gambar 2.4.Diagram Klasifikasi Batuan Beku Fanerik (IUGS, 1973)

(a)Klasifikasi umum, (b)Batuan ultramafik, gabroik & anortosit, (c)Batuan ultramafik

I. Granitoid; II. Syenitoid; III. Dioritoid; IV. Gabroid; V. Foid Syenitoid; VI. Foid Dioritoid & Gabroid; VII. Foidolit; VIII. Anortosit; IX. Peridotit; X. Piroksenit; XI. Hornblendit; II-IV. The Qualifier Foid-Bearing, digunakan bila feldspatoid hadir; IX-XI. Batuan Ultramafik.B. Golongan Afanitik

Batuan beku bertekstur afanitik, mineral-mineralnya tidak dapat dibedakan dengan mata biasa atau menggunakan loupe, umumnya berbutir halus (< 1 mm), sehingga batuan beku jenis ini tidak dapat ditentukan prosentase mineraloginya secara megaskopik. Salah satu cara terbaik untuk memperkirakan komposisi mineralnya adalah didasarkan atas warna batuan, karena warna batuan umumnya mencerminkan proporsi mineral yang dikandung, dalam hal ini proporsi mineral felsik (berwarna terang) dan mineral mafik (berwarna gelap). Semakin banyak mineral mafik, semakin gelap warna batuannya.

Penentuan nama/jenis batuan beku afanitik masih dapat dilakukan bagi batuan yang bertekstur porfiritik atau vitrofirik, dimana fenokrisnya masih dapat terlihat dan dapat dibedakan, sehingga dapat ditentukan jenis batuannya. Dengan menghitung prosentase mineral yang hadir sebagai fenokris, serta didasarkan pada warna batuan/mineral, maka dapat diperkirakan prosentase masing-masing mineral Q/F,A P, maka nama batuan dapat ditentukan. (Gambar 2.4).Gambar 2.5. Diagram Klasifikasi Batuan Beku Afanitik

Q. Kuarsa; A. Alkali Felspar (termasuk ortoklas, sanidin, pertit dan anortoklas);P. Plagioklas; F. Felspatoid; Mel. Melilit; Ol. Olivin; Px. Piroksen; M. Mineral mafik.I. Rhyolitoid; II. Dacitoid; III. Trachytoid; IV. Andesitoid, Basaltoid;V. Phonolitoid; VI. Tephritoid; VII. Foiditoid; VIII. UltramafititAbiba Humaida Nainggolan

1301139Page 5