bab ii imunitas.doc

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem imunitas atau sistem kekebalan tubuh adalah mekanisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis kuman patogen dari luar, maupun sel kanker yang terjadi di dalam tubuh. Kesehatan kita dipengaruhi langsung oleh sistem imun. Sistem imun adalah sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit,. sebuah sistem dalam tubuh kita yang memiliki peran vital bagi kelangsungan hidup kita. B. Batasan Masalah Pembahasan makalah ini dibatasi pada Sistem Imun terutama pada Hewan serta mekanisme yang berkaitan dengan Sistem Imun. C. Tujuan Penulisan 1. Mempelajari lebih terinci mengenai Sistem Imun serta yang berhubungan dengan dengannya. 2. Sebagai syarat dalam memenuhi tugas makalah dan diskusi pada mata kuliyah Struktur Hewan D. Manfaat Penulisan 1

Upload: wenny

Post on 04-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II imunitas.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem imunitas atau sistem kekebalan tubuh adalah mekanisme yang melindungi

tubuh terhadap pengaruh biologis kuman patogen dari luar, maupun sel kanker yang terjadi di

dalam tubuh. Kesehatan kita dipengaruhi langsung oleh sistem imun. Sistem imun adalah

sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit,. sebuah sistem dalam tubuh kita yang memiliki

peran vital bagi kelangsungan hidup kita.

B. Batasan Masalah

Pembahasan makalah ini dibatasi pada Sistem Imun terutama pada Hewan serta

mekanisme yang berkaitan dengan Sistem Imun.

C. Tujuan Penulisan

1. Mempelajari lebih terinci mengenai Sistem Imun serta yang berhubungan dengan

dengannya.

2. Sebagai syarat dalam memenuhi tugas makalah dan diskusi pada mata kuliyah

Struktur Hewan

D. Manfaat Penulisan

Melalui tulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi Ilmiah tentang Sistem

Imun terutama pada hewan.

1

Page 2: BAB II imunitas.doc

BAB II

PEMBAHASAN

SISTEM IMUN

Di dalam tubuh terdapat suatu mekanisme menakjubkan yang bekerja untuk

mempertahankan kesehatan Anda yang disebut sistem imun tubuh. Sistem ini bekerja untuk

melawan mikroba (bakteri, virus, parasit, jamur) dan toksin atau racun yang menyerang tubuh

Anda. Sistem imun tubuh melawan banyak mikroorganisme dan toksin setiap harinya.

Sistem imunitas atau sistem kekebalan tubuh adalah mekanisme yang melindungi tubuh

terhadap pengaruh biologis kuman patogen dari luar, maupun sel kanker yang terjadi di

dalam tubuh.

Fungsi Sistem Imun

Kesehatan kita dipengaruhi langsung oleh sistem imun. Sistem imun adalah sistem

pertahanan tubuh terhadap penyakit,. sebuah sistem dalam tubuh kita yang memiliki peran

vital bagi kelangsungan hidup kita.

Ada tiga fungsi penting di sistem imun yang sehat

1. Kemampuannya untuk mengenali benda-benda asing seperti bakteri, virus, parasit,

jamu, dll. Fungsi ini sangat penting, karena harus bisa membedakan mana kawan

( bakteri yang menguntungkan dan sel tubuh yang baik ) mana lawan ( virus, bakteri

jahat, jamur, parasit, radikal bebas dan sel-sel yang bermutasi yang bisa menjadi

tumor/kanker )

2

Page 3: BAB II imunitas.doc

2. Bisa bertindak secara khusus untuk menghadapi serangan masing-masing benda asing

itu

3. Sistem imun mengingat penyerang-penyerang asing itu dan dengan cepat menolak

serangan ulang di masa depan.

Sistem imun yang sehat adalah sistem imun yang seimbang yang bisa meningkatkan

kemampuan tubuh dalam melawan penyakit.

A. Gambaran sistem imunitas tubuh secara umum.

Sistem imun adalah Semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan

keutuhan tubuh, sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai

bahan pada lingkungan hidup. Berikut adalah bagan sistem imun berdasarkan pembagiannya

pada sistem spesifik dan nonspesifik :

Imunitas adalah keadaan seseorang yang terlindung dari pembentukan penyakit.

Imunitas terbagi dalam dua bagian :

1. Imunitas Non-Spesifik

Terdiri dari Imunitas Inheren yaitu imunitas yang terjadi karena resistensi alami

organisme. Imunitas inheren mencakup terhadap infeksi yang dihasilkan oleh kulit, asam

lambung, air mata serta oleh mediator peradangan yang non-spesifik.

2. Imunitas Spesifik

a. Imunitas Pasif

Mengacu pada imunitas yang diberikan seseorang melalui transfer antibodi dari orang

lain atau pemberian antitoksin yang telah dipersiapkan. Antitoksin adalah antibodi yang

diproduksi secara spesifik terhadap toksin bakteri tertentu. Ex : antitoksin difteri.

b. Imunitas Aktif

Adalah proses imun seluler dan humoral yang dibentuk seseorang yang telah secara

bermakna terpajan ke suatu mikrorganisme atau toksin. Pajanan dapat terjadi dalam bentuk

3

Page 4: BAB II imunitas.doc

proses penyakit atau akibat imunisasi. Imunitas aktif ditandai oleh memori baik di sel T

maupun sel B, dan pembentukan sel T dan antibodi spesifik.

B. Mekanisme Pengenalan Antigen Pada Respon Imunitas Bawaan

Pathogen dapat masuk ke dalam tubuh melalui lapisan mucosal (jalan pernapasan,

sal.pencernaan, sal.reproduksi) dan eksternal epithelial (kulit, melalui luka dan gigitan

serangga). Akan tetapi tubuh memiliki barier/pertahanan awal. Yaitu secara Mekanikal (sel

epitel, silia), Kimiawi (asam lemak, PH rendah, enzyme) dan secara Mikroblial (flora normal

pd kulit dan pencernaan). Semuanya berfungsi agar pathogen tidak masuk. Biasanya

pathogen masuk, menempel dan membentuk koloni. Barier diatas untuk mencegah patogen

membentuk koloni. Bilamana pathogen bisa melewati barier-barier tersebut, maka tubuh

memiliki pertahanan yang berikut yaitu pathogen akan berhadapan dengan Makrofag,

Dendritic sel, Complement System dan Natural Killer Cell. Masing-masing akan mengenali

pathogen yang berbeda.

Stimulasi antigenik menginduksi respons imun yang dilakukan sistem seluler secara

bersama-sama diperankan oleh makrofag, limfosit B, dan limfosit T. Makrofag memproses

antigen dan menyerahkannya kepada limfosit. Limfosit B, yang berperan sebagai mediator

imunitas humoral, yang mengalami transformasi menjadi sel plasma dan memproduksi

antibodi. Limfosit T mengambil peran pada imunitas seluler dan mengalami diferensiasi

fungsi yang berbeda sebagai subpopulasi.

Antigen eksogen masuk ke dalam tubuh melalui endosistosis atau fagositosis.

Antigen-presenting cell (APC) yaitu makrofag, sel dendrit, dan limfosit B merombak antigen

eksogen menjadi fragmen peptida melalui jalan endositosis. Limfosit T mengeluarkan

subsetnya, yaitu CD4, untuk mengenal antigen bekerja sama dengan Mayor

Hystocompatablity Complex (MHC) kelas II dan dikatakan sebagai MHC kelas II restriksi.

Antigen endogen dihasilkan oleh tubuh inang. Sebagai contoh adalah protein yang disintesis

virus dan protein yang disintesis oleh sel kanker. Antigen endogen dirombak menjadi fraksi

peptida yang selanjutnya berikatan dengan MHC kelas I pada retikulum endoplasma.

Limfosit T mengeluarkan subsetnya, yaitu CD8, mengenali antigen endogen untuk berikatan

dengan MHC kelas I, dan ini dikatakan sebagai MHC kelas I restriksi

4

Page 5: BAB II imunitas.doc

Limfosit adalah sel yang ada di dalam tubuh hewan yang mampu mengenal dan

menghancurkan bebagai determinan antigenik yang memiliki dua sifat pada respons imun

khusus, yaitu spesifitas dan memori. Limfosit memiliki beberapa subset yang memiliki

perbedaan fungsi dan jenis protein yang diproduksi, namun morfologinya sulit dibedakan.

Limfosit berperan dalam respons imun spesifik karena setiap individu limfosit dewasa

memiliki sisi ikatan khusus sebagai varian dari prototipe reseptor antigen. Reseptor antigen

pada limfosit B adalah bagian membran yang berikatan dengan antibodi yang disekresikan

setelah limfosit B yang mengalami diferensiasi menjadi sel fungsional, yaitu sel plasma yang

disebut juga sebagai membran imunoglobulin. Reseptor antigen pada limfosit T bekerja

mendeteksi bagian protein asing atau patogen asing yang masuk sel inang.

Sel limfosit B berasal dari sumsum tulang belakang dan mengalami pendewasaan

pada jaringan ekivalen bursa. Jumlah sel limfosit B dalam keadaan normal berkisar antara 10

dan 15%. Setiap limfosit B memiliki 105 B cell receptor (BCR), dan setiap BCR memiliki

dua tempat pengikatan yang identik. Antigen yang umum bagi sel B adalah protein yang

memiliki struktur tiga dimensi. BCR dan antibodi mengikat antigen dalam bentuk aslinya.

Hal ini membedakan antara sel B dan sel T, yang mengikat antigen yang sudah terproses

dalam sel. Jajaran ketiga sel limfoid adalah natural killer cells (sel NK) yang tidak memiliki

reseptor antigen spesifik dan merupakan bagian dari sistem imun nonspesifik. Sel ini beredar

dalam darah sebagai limfosit besar yang khusus memiliki granula spesifik yang memiliki

kemampuan mengenal dan membunuh sel abnormal, seperti sel tumor dan sel yang terinfeksi

oleh virus. Sel NK berperan penting dalam imunitas nonspesifik pada patogen intraseluler.

Antibodi diproduksi oleh sistem imun spesifik primer pada pemulihan pada infeksi

virus dan pertahanan pada serangan infeksi virus. Sel T lebih berperan pada pemulihan

infeksi virus. Sitotoksik sel T (CTLs) atau CD8 berperan pada respons imun terhadap antigen

virus pada sel yang diinfeksi dengan cara membunuh sel yang terinfeksi untuk mencegah

penyebaran infeksi virus. Sel T helper (CD4) adalah subset sel T yang berperan membantu

sel B untuk memproduksi antibodi. Limfokin disekresikan oleh sel T untuk mempengaruhi

dan mengaktivasi makrofag dan sel NK sehingga meningkat secara nyata pada penyerangan

virus.

Patogen yang mampu dijangkau oleh antibodi adalah hanya antigen yang berada pada

peredaran darah dan di luar sel, padahal beberapa bakteri patogen, parasit, dan virus

5

Page 6: BAB II imunitas.doc

perkembangan replikasinya berada di dalam sel sehingga tidak dapat dideteksi oleh antibodi.

Penghancuran patogen ini membutuhkan peran limfosit T sebagai imunitas yang diperantarai

oleh sel. Limfosit T mengenal sel yang terinfeksi virus, virus yang menginfeksi sel

bereplikasi di dalam sel dengan memanfaatkan sistem biosintesis sel inang. Derivat antigen

dari replikasi virus dikenal oleh limfosit T sitotoksik. Sel tersebut mampu mengontrol sel

yang terinfeksi sebelum replikasi virus dilangsungkan secara lengkap. Sel T sitotoksik

merupakan ekspresi dari molekul CD8 pada permukaannya.

Sel –sel efektor pada sistem imun : Leukosit ttd :

Neutrofil, Sel fagositik yang dapat memakan dan menghancurkan bahan bahan yang

tidak perlu

Eosinofil, Mengeluarkan zat zat kimiawi yang menghancurkan cacing parasit dan

berperan dalam manifestasi alergi

Limfosit

Limfosit B, Berubah menjadi sel plasma yang mengeluarkan antibodi yang

secara tidak langsung menyebabkan destruksi zat asing.

Limfosit T, Berperan dalam imunitas selular dengan destruksi langsung

melalui cara nonfagosit

Monosit, Berubah menjadi makrofag

C. Kapan Defesiensi Imunitas Terjadi Dalam Tubuh?

Defesiensi imunitas merupakan penurunan atau gagalnya fungsi dari salah satu atau

lebih komponen sistem imun. Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya

defesiensi imunitas dalam tubuh dibagi dalam 2 bentuk;

1. Primer

Diakibatkan oleh adanya defek (cacat) respon imun bawaan , yaitu kelainan dalam

sistem fagosit dan atau komplemen, atau defek dalam proses maturasi (pematangan) dan

fungsi (aktivasi) limfosit. Contoh penyakitnya :

6

Page 7: BAB II imunitas.doc

a. Severe combine immunodeficiency disease (SCID)

Penyakit “bubble boy” anak yang menghabiskan sisa umurnya dalam suatu ruang

isolasi untuk berlindung dari kuman.

2. Sekunder

a. Proses penuaan

Infeksi meningkat, penurunan respon terhadap vaksinasi, penurunan respon sel T dan

sel B serta perubahan dalam kualitas respon

b. Malnutrisi

Malnutrisi protein kalori, vitamin A & kekurangan elemen gizi tertentu (besi, zinc)

c. Mikroba imunosuspresif

co: malaria, virus, campak, terutama HIV mekanismenya melibatkan penurunan

fungsi sel T dan APC

d. Iradiasi

Obat yang digunakan banyak terhadap tumor, juga membunuh sel penting dari sel

imun termasuk stem cells, progenitor neutrofil dan limfosit yang cepat membelah dalam

organ limfoid

e. Kurang Olahraga

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa olahraga yang dilakukan rutin,seperti

berjalan kaki. selama 30 menit setiap hari, meningkatkan kadar leukosit, sel sistem imunitas

yang bertugas memerangi infeksi.

f. Mengkonsumsi makanan dengan kadar gula dan lemak yang tinggi.

Terlalu banyak zat gula dapat menekan sel sistem imunitas yang berfungsi untuk

memerangi bakteri. Bahkan mengonsumsi larutan gula sebanyak 75 atau 100 gram (kurang

7

Page 8: BAB II imunitas.doc

lebih sama dengan dua takaran minuman bersoda berberat 12 ons) dapat mengurangi

kemampuan sel darah putih untuk mengalahkan dan menghancurkan bakteri. Pengaruh itu

terlihat beberapa jam setelah mengonsumsi minuman yang mengandung gula.

g. Stres Berlarut.

Stres untuk jangka waktu yang singkat justru dapat memperkuat sistem imunitas-

tubuh akan memproduksi kortisol dalam jumlah lebih banyak untuk melawan dan menangkal

stres. Namun stres kronis memiliki pengaruh berkebalikan. Hal itu dapat membuat anda

rentan penyakit. Stres kronis membuat hormon dan adrenalin turun yang akhirnya menekan

sistem imunitas.

h. Tumor

Efek langsung dari tumor terhadap sistim imun melalui penglepasan molekul

imonoregulatori imunosupersif (TNF-) β.

i. Trauma

Infeksi meningkat, diduga berhubungan dengan pelepasan molekul imunosuspresif

seperti glukokortikoid

D. Peran Zat Gizi Dalam Meningkatkan Dan Mempetahankan Imunitas Tubuh.

Zat gizi sangat berperan dalam meningkatkan dan mempetahankan imunitas tubuh,

sehingga asupan zat-zat gizi harus seimbang. Zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk

meningkatkan daya tahan tubuh adalah protein, vitamin A,C,E, sedangkan mineral berupa

selenium, zat besi dan seng.

1. Protein

Kemampuan tubuh dalam memerangi infeksi bergantung pada kemampuannya untuk

memperoduksi antibodi teradap organisme yang menyebabkan infeksi tertentu atau terhadap

bahan-bahan asing yang memasuki tubuh. Kemampuan tubuh untuk melakukan detoksifikasi

terhadap bahan-bahan racun dikontrol oleh enzim-enzim yang terutama terdapat di dalam

hati. Dalam keadaan kekurangan protein kemampuan tubuh untuk menghalangi pengaruh

8

Page 9: BAB II imunitas.doc

toksik bahan-bahan beracun ini berkurang. Seseorang yang menderita kekurangan protein

lebih rentan terhadap bahan-bahan beracun dan obat-obatan.

2. Vit A

Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh. Retinol tampaknya

berpengaruh terhadap pertmbuhan dan diferensiasi limposit B. disamping itu kekurangan

vitamin A menurunkan respon anti bodi yang bergantung pada sel T. sebaliknya infeksi dapat

memperburuk kekurangan vitamin A. dalam kaitan vitamin A dan fungsi kekebalan

ditemukan bahwa : (1) ada hubungan kuat antara status vitamin A dan resiko terhadap

penyakit infeksi pernafasan; (2) hubungan antara vitamin A dan diare belum begitu jelas; (3)

kekuranga vitamin A pada campak cenderung menimbulkan komplikasi yang dapat berakibat

kematian.

3. Vit C

Pemeliharaan terhadap membran mukosa Fungsi vitamin C à vitamin C meningkatkan

daya tahan terhadap infeksi, kemungkinan karena pemeliharaan terhadap membran mukosa

atau pengaruh terhadap fungsi kekebalan. Dosis vitamin C yang tinggi dapat mencegah dan

menyembuhkan pilek, namun belum dapat dibuktikan. Selain itu vitamin C juga dapat

mencegah dan menyembuhkan kangker. Hal ini dikarenakan vitamin C dapat mencegah

pembentukan nitrosamin yang bersifat karsinogenik. Disamping itu peranan vitamin C

sebagai antioksida dapat mempengaruhi pembentukan sel-sel tumor.

4. Vit E

Sebagai anti oksidan (radikal bebas) Fungsi vitamin E à fungsi utama vitamin E

adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan mudah memberikan hidrogen dari

gugus hidroksil (OH) pada struktur cincin ke radikal bebas. Radikal bebas adalah moleku-

molekul reaktif dan dapat merusak, yang mempunyai elektron tidak berpasangan. Bila

menerima hidrogen, radikal bebas menjadi tidak reaktif. Pembentukan radikal bebas terjadi

dalam tubuh pada proses metabilisme aerobik normal pada waktu oksigen secara bertahap

diredksi menjadi air. Radikal bebas yang dapat merusak itu juga diperoleh tubuh dari benda-

benda polusi, ozon, dan asap rokok. Vitamin E berada di dalam lapisan fosfolipida membran

9

Page 10: BAB II imunitas.doc

sel dan memegang peranan biologik utama dalam melindungi asam lemak-jenuh ganda dan

komponen membran sel lain dari oksidasi radikal bebas.

5. Selenium

Selenium tidak diproduksi oleh tubuh. Selenium berperan serta dalam sistem enzim

yang mencegah terjadinya radikal bebas dengan menurunkan konsentrasi peroksida dalam

sel, sedangkan vitamin E menghalagi bekerjanya radikal bebas setelah terbentuk. Dengan

demikian konsumsi selesium dalam jumlah cukup menghemat penggunaan vitamin E.

selenium dan vitamin E melindungi membran sel dari kerusakan oksidatif, membantu reaksi

oksigen dan hidrogen pada akhir rantai metabolisme, memindahkan ion melalui membran sel

dan membantu sintesis imunoglobulin dan ubikinon. Glutation peroksidase bereran di dalam

sitosol dan mitokondria sel, sedangkan vtamin E di dalam membran sel. Selenuim juga

mempunyai pottensi untuk mencegah penyakit kanker dan penyakit degeneratif lain.

Selenium juga diketahui memerbaiki fungsi kelenjar tiroid.

6. Zat besi

Sel T terganggu karena berkurangnya pembentukan sel-sel tersebut, yang

kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya sintesis DNA. Berkurangnya sintesis DNA

disebabkan oleh gangguan enzim reduktase ribonukleotida yang membutuhkan besi untuk

dapat berfungsi. Disamping itu sel darah putih yang menghancurkan bakteri tidak dapat

bekerja secara efektif dalam keadaan tubuh kekurangan besi. Enzim lain yang berperan dalam

sistem kekebalan adalah mieloperoksidase yang juga terganggu fungsinya pada difesiensi

besi. Disamping itu dua protein pengikat-besi trsnsferin dan laktoferin mencegah terjadnya

infeksi dengan cara memisahkan besi dari mikroorgnisme yang membutuhkannya untuk

perkembangbiakan.

7. Seng

Fungsi seng (Zn) dalam fungsi sel T dan dalam pembentukan antibody oleh sel B.

seng (Zn) juga berperan dalam metabolism tulang, transport oksigen, dan pemunahan radikal

bebas, pembentukan struktur dan fungsi membrane serta proses penggumpalan darah

10

Page 11: BAB II imunitas.doc

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Sistem imun tubuh melawan banyak mikroorganisme dan toksin setiap harinya.

Sistem imunitas atau sistem kekebalan tubuh adalah mekanisme yang melindungi tubuh

terhadap pengaruh biologis kuman patogen dari luar, maupun sel kanker yang terjadi di

dalam tubuh.

Ada tiga fungsi penting di sistem imun yang sehat

1. Kemampuannya untuk mengenali benda-benda asing seperti bakteri, virus, parasit,

jamu, dll. Fungsi ini sangat penting, karena harus bisa membedakan mana kawan

( bakteri yang menguntungkan dan sel tubuh yang baik ) mana lawan ( virus, bakteri

jahat, jamur, parasit, radikal bebas dan sel-sel yang bermutasi yang bisa menjadi

tumor/kanker )

2. Bisa bertindak secara khusus untuk menghadapi serangan masing-masing benda asing

itu

3. Sistem imun mengingat penyerang-penyerang asing itu dan dengan cepat menolak

serangan ulang di masa depan.

Peran Zat Gizi Dalam Meningkatkan Dan Mempetahankan Imunitas Tubuh.

Zat gizi sangat berperan dalam meningkatkan dan mempetahankan imunitas tubuh,

sehingga asupan zat-zat gizi harus seimbang. Zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk

meningkatkan daya tahan tubuh adalah protein, vitamin A,C,E, sedangkan mineral berupa

selenium, zat besi dan seng.

11