bab ii kajian kepustakaan a. penelitian terdahulu 1....
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Terdahulu
Pada penelitian ini peneliti akan mencantumkan hasil penelitian
terdahulu yang terkait dengan yang akan dilakukan. Dalam hal ini, peneliti
mencantumkan beberapa peneliti terdahulu antara lain:
Penelitian yang pertama berjudul “Teknik Wawancara Reporter
Harian Jogja Dalam Mencari Berita (Tokoh Hari Ini)”. Skripsi dari Hindun
Hindawati, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2009.1 Hasil dari penelitian ini
ialah memberi gambaran tentang teknik wawancara yang dilakukan oleh
reporter harian jogja meliputi dua tahapan yaitu tahap persiapan untuk
melakukan wawancara dan pelaksanaan dalam melakukan wawancara.
Disini Hindun dalam metode penelitiannya menggunakan metode
kualitatif deskriptif yaitu menggambarkan atau menguraikan sesuatu yang
menurut apa adanya. Subyek penelitiannya adalah reporter Harian Jogja,
sedangkan yang menjadi objek dalam penelitinnya adalah teknik
wawawncara. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observaasi,
wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan deskriptif
interpretatif.
Persamaannya adalah sama-sama membahas tentang teknik wawancara
yang dilakukan oleh reporter dalam mencari berita. Dan perbedaanya pada
1 Teknik Wawancara Reporter Harian Jogja Dalam Mencari Berita Tohok Hari ini,
http://www.google.co.id/ html (10 2015).
13
![Page 2: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/2.jpg)
14
14
berita yang dicari. Yaitu kalau skripsi Hindun beritanya tentang Tokoh Hari
ini. Sedangkan punya peneliti yaitu tentang berita Investigatif.
Penelitian yang kedua berjudul “Teknik Pencarian dan Penulisan
Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi dari
Arief Budiman, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2008.2 Dari penelitian ini
diperoleh hasil yang cukup signifikan untuk para pembaca sebagai wawasan
juga pengetahuan. Teknik pencarian dan penulisan berita yang digunakan
oleh reporter Berita Kebumen memiliki kesamaan dengan teori yang ada.
Teknik pencarian berita yang digunakan reporter Berita Kebumen adalah
teknik wawancara, observasi dilapangan dan riset dokumen. Teknik
wawancara digunakan untuk memperoleh informasi dari pihak yang
terkaitdengan peristiwa. Teknik observasi digunakan oleh reporter Berita
Kebumen dengan tujuan mengetahui gambaran secara real dari peristiwa yang
tengah terjadi dilapangan (TKP). Sedangkan teknik riset dokumen digunakan
untuk mendapatkan informasi dari dokumen yang terkait dengan peristiwa
yang terjadi.
Dalam penulisan skripsi, Arif menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan pencarian datanya menggunakan metode interview,
observasi, dan dokumentasi. Metode interview (wawancara) digunakan untuk
mengetahui gambaran secara umum dari reporter dan pihak yang
berkompeten dalam program Berita Kebumen mengetahui teknik yang
digunakan dalam pencarian dan penulisan beritanya. Metode observasi
bertujuan untuk mengetahui secara langsung penerapan dari teori tentang
2 Teknik Pencarian dan Penulisan Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen,
http://www.google.co.id/ html (10 2015 ).
![Page 3: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/3.jpg)
15
15
teknik pencarian dan penulisan berita. Selain itu metode ini juga bertujuan
bahan evaluasi untuk menghindari perbedaan informasi terhadap data yang
diperoleh dari hasil interview dengan reporter Berita Kebumen. Sedangkan
metode dokementasi bertujuan untuk menggali informasi dari dokumen milik
program Berita Kebumen mengenai teknik pencarian dan penulisan berita
yang dijalankan.
Persamaanya dengan peneliti adalah sama-sama meneliti teknik
mencari berita yang di butuhkan. Dan perbedaannya adalah kalau skripsi Arif
Budiman tentang berita yang dimuat ditelevisi. Sedangkan milik peneliti
yaitu mencari berita yang dimuat dimedia cetak. Yaitu disurat kabar (koran)
Radar Jember.
B. Kajian Teori
1. Definisi Teknik Wawancara
Detak jantung jurnalisme terletak pada sumber berita dan keberhasilan
wartawan dalam mengorek informasi dari sumber berita. Di antara keduanya
terletak pula kemampuan wartawan dalam menggunakan teknik wawancara.
Sebelum membahas lebih jauh, perlu kita ketahui terlebih dahulu
pengertian teknik. Teknik itu sendiri, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah metode atau sistem untuk mengerjakan sesuatu.3
Wawancara merupakan kegiatan komunikasi melalui proses pertukaran
informasi antara reporter dengan narasumber.4 Menurut Widodo, wawancara
didefinisikan sebagai operasi mencari berita dengan cara menghubungi
3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 1989), 915. 4 Asep Saeful Muhtadi, Junalistik Pendekatan Teori dan Praktek, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1999), 212
![Page 4: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/4.jpg)
16
16
narasumber, baik langsung (face to face) maupun tidak langsung seperti via
telepon atau tertulis.5 Wawancara sendiri bisa dikatakan sebagai tulang
punggung pekerjaan seorang wartawan atau reporter, karena hampir tidak ada
satu jenis pun pekerjaan wartawan atau reporter yang dilakukan tanpa
mewawancarai seseorang untuk dimintai keterangan atau informasi tentang
suatu peristiwa.
Wawancara (interview) merupakan percakapan antara dua orang atau
lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara untuk
mendapatkan informasi terkait peristiwa itu sendiri.
Wawancara sendiri sebenarnya hanyalah obrolan biasa, namun
mempunyai tema atau topik pembicaraan tertenu. Dalam obrolan itu, ada
pihak bertanya (wartawan yang bertindak sebagai pewawancara) pihak yang
menjawab, atau memberi informasi (narasumber).6
Jadi teknik wawancara adalah metode pengumpulan data atau berita
dengan dialog, baik secara langsung maupun tidak langsung oleh
pewawancara kepada terwawancara untuk memperoleh informasi, data atau
pun berita.
Dalam melakukan wawancara, ada tiga landasan yang harus dipegang
wartawan, yaitu:7
a. Landasan Sosiologis
Berupa pengumpulan data, angka, atau informasi, yang hanya bisa
didapatkan dengan menggalinya, yaitu bertanya kepada yang tahu
5 Widodo, Teknik Wartawan Menulis Berita di Surat Kabar dan Majalah, (Surabaya: Indah), 54.
6 Eni setiati, Ragam Jurnalistik Baru Dalam Pemberitaan, (Yokyakarta : CV Andi Offest, 2005),
24 7 Ibid.,25.
![Page 5: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/5.jpg)
17
17
(narasumber). Tugas wartawan, utamanya adalah bertanya, menggali, dan
melaporkan kepada pembaca atau pendengar. Disini, wawancara
merupakan salah satu bentuk hubungan atau interaksi sosial yang terjadi
untuk melakukan tukar pengalaman, pemikiran, atau perkenalan dan juga
nberbagai pengetahuan.
b. Landasan Historis
Sebelum melakukan wawancara, hendaknya wartawan mencari data atau
informasi tentang narasumber. Atau jika melakukan tugas liputan
kedaerah, melalui kenali dahulu potensi atau medan yang akan dikunjungi.
Dengan begitu, seorang wartawan sudah memilki bekal sebelum
melakukan wawancara dengan narasumber. Persiapkan segala sesuatu
yang berkaitan dengan daftar pertanyaan yang akan diajukan.
c. Landasan Yuridis
Dalam Undang-undang nomor 40 tahun 1999 tentang pres, wartawan
mendapatkan kebebasan untuk mencari dan menggali informasi, serta
menyebarluaskannya.
Bagi reporter atau wartawan, wawancara merupakan teknik dasar
didalam usaha memanfaatkan sumber berita. Karena itu reporter atau
wartawan harus menguasai teknik wawancara dengan baik. Apalagi pada
umumnya wawancara adalah suatu pertemuan yang dikehendaki atau diminta
oleh reporter.
![Page 6: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/6.jpg)
18
18
Menurut Patmono SK dalam teknik wawancara ada dua tahapan agar
wawancara bisa berjalan dengan baik dan lancar yaitu tahap persiapan dan
tahap pelakasanaan.8
a. Tahap persiapan wawancara
Menggali keterangan atau informasi dari seseorang, wawancara yang
diperlukan tidak sekedar sambil lalu, tetapi memerlukan kekhususan.
Dalam jurnalistik, wawancara khusus itu mempunyai nilai tambah. Oleh
karena itu pewawancara harus melakukan persiapan. Persiapan wawancara
tersebut adalah sebagai berikut:9
1. Menentukan topik yang akan dipercakapkan.
Patut diperhatikan, wawanacara yang baik tidak berangkat
dengan kepala kosong. Dengan demikian, pewawancara harus
memahami permasalahan yang ada seputar topik tersebut.10
Oleh karena
itu, reporter kalau perlu membuat daftar pertanyaan dari yang bersifat
umum sampai detail atau yang tepat dan tertib. Dengan demikian,
ketika wawancara berlangsung ia sudah memiliki kerangka wawancara
dan alur pertanyaan yang menarik serta tidak berbelit-belit dalam
melontarkan pertanyaan. Selama melakukan wawancara, wartawan
menggunakan naluri untuk membedakan mana informasi yang benar
dan mana informasi yang bohong.
8 Patmono SK, Teknik Jurnalistik, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1996), 38.
9Ibid.,38-39. 10
Asep Syamsul M, Romli, Jurnalistik Praktis, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA,
2001),39.
![Page 7: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/7.jpg)
19
19
2. Menentukan arah permasalahan
Sesudah pokok persoalan atau materi dikuasai, reporter harus
menentukan arah, informasi apa saja yang di butuhkan dari orang yang
akan diwawancarai itu. Hal ini perlu dilakukan agar dalam wawancara
tersebut tidak terjadi percakapan yang berkepanjangan yang tidak tentu
arahnya. Dalam hal ini prinsip efisiensi, bukan saja menyangkut waktu,
tetapi juga materi perlu ditaati.11
3. Menetapkan orang yang akan diwawancarai
Dalam hal ini harus jelas kriterianya, mengapa untuk masalah itu
kita harus mewawancarai orang tersebut. Ada beberapa kriteria dari
orang yang akan diwawancarai, yaitu mempunyai otoritas tentang
sesuatu hal atau mempunyai human interest yang tinggi.12
4. Mengenali sifat narasumber
Untuk mengenali narasumber tersebut perlu mencari informasi
yang selengkap mungkin bisa bertanya kepada orang lain yang tahu
atau dekat dengan narasumber mengenai karier, kepentingan-
kepentingan, keluarganya, hobi-hobi, dan kesukaan lainnya.13
5. Menghubungi narasumber
Membuat janji mengenai pelaksanaan wawancara. Cara ini bisa
ditempuh melalui telepon, namun yang perlu diketahui mengenai hal
11
Patmono SK, Teknik Jurnalistik, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1996), 39-40. 12
Ibid., 40. 13
SK Bonar, Tekinik Wawancara, (Jakarta:Bina Aksara, 1981), 41.
![Page 8: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/8.jpg)
20
20
ini, perjanjian tersebut dibuat apabila wawancara yang akan
dilaksanakan adalah wawancara khusus.14
6. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan
Untuk melakukan wawancara tidak boleh lupa untuk membawa
alat tulis yang diperlukan.
Ada beberapa peralatan yang harus dipersiapkan dalam
wawacara yaitu sebagai berikut :15
a. Alat tulis atau pena.
Alat tulis ini penting untuk mencatat pernyataan sumber berita yang
diwawancarai. Memang tidak bisa dicatat semua ucapan, karena
umumnya orang berbicara lebih cepat, sehingga tidak mampu diikuti
kemampuan untuk menulis. Untuk itu poin-poin penting dari
pernyataan sumber berita yang harus dicatat selebihnya tergantung
keterampilan wartawan memainkan kata-kata menjadi kalimat yang
menarik. Dari poin-poin penting yang sudah dicatat itu kemudian
dirangkai menjadi kalimat berdasarkan ingatan wartawan saat
berbicara dengan sumber berita. Seorang wartawan idealnya
memiliki daya ingat yang tinggi untuk merekonstruksi berbagai
kejadian yang dihadapi.
b. Buku.
Perlengkapan ini penting untuk bahan mencatat pertanyaan, dan hasil
jawaban narasumber.
14Patmono SK, Teknik Jurnalistik, 40. 15
Husnun N Djuraid, Panduan : Menulis Berita,(Malang: PT Universitas Muhammadiyah
Malang,2007), 125-126.
![Page 9: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/9.jpg)
21
21
c. Alat perekam (tape recorder).
Alat ini sekarang banyak dipakai oleh wartawan untuk menjalankan
tugas, karena lebih praktis dan akurat. Selain untuk mendapatkan
pernyataan yang akurat dari sumber berita, alat perekam ini bisa
dipakai untuk alat bukti bila ada sumber berita yang tidak mengakui
wawancara yang dilakukan sebelumnya.
d. Kamera.
Idealnya seorang wartawan selain berkemampuan menulis juga
punya kemampuan memotret, meskipun dengan hasil yang standart..
b. Tahap pelaksanaan wawancara
Ketika tiba waktunya untuk mengadakan wawancara, seorang
pewawancara perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:16
1. Menjaga suasana
Menjaga suasana ini sangat penting didalam pelaksanaan
wawancara agar hal-hal yang ingin kita peroleh dapat kita gali dari
orang yang bersangkutan. Untuk menciptakan suasana yang baik, kita
memang memerlukan waktu dan pendekatan seperti tanyakan dulu soal
kesenangan-kesenangan atau hobi-hobi seseorang. Jika dia sudah asyik
bicara, baru hubungkan dengan persoalan-persoalan yang menjadi topik
pewawancara. Namun kita harus mengetahui secara tepat apakah orang
tersebut memiliki waktu yang panjang atau tidak. Kalau tidak,
sebaiknya kita langsung pada materi yang akan dipertanyakan.17
16
Patmono SK, Teknik Jurnalistik, 40. 17
Ibid., 41.
![Page 10: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/10.jpg)
22
22
Dalam menjaga suasana itu, ada hal-hal yang patut diperhatikan
yaitu sebagai berikut:
a. Jangan membuat orang yang diwawancarai marah atau tersinggung
sehingga percakapan langsung diputuskan.18
b. Hal-hal yang ditanyakan pada pendahuluan itu sebaiknya adalah hal-
hal yang menarik minat subjek.
c. Pertanyaan tidak bersifat introgatif atau terkesan memojokkan
narasumber sebagai terdakwa, dan hindari sebisa mungkin perkataan
yang cenderung menggurui.19
d. Pada pelaksanaan wawancara, pewawancara jangan menunjukkan
sikap tidak percaya terhadap dan kurang menghargai jawaban yang
diberikan subjek dan jangan menunjukkan sikap yang tergesa-gesa.
2. Bersikap wajar
Dalam mengadakan wawancara, kadang-kadang kita berhadapan
dengan orang-orang yang pandai, tetapi tidak jarang kita menghadapi
orang yang bodoh. Apabila berhadapan dengan orang yang pandai, kita
merasa rendah diri dan kita harus bisa mengimbanginya. Oleh karena
itu ditekankan dalam persiapan perlu mempelajari materi atau pokok
persoalan sebelum mengadakan wawancara. Sebaiknya apabila yang
kita hadapi orang yang bodoh, kita harus dapat mengarahkan tanpa
18Ibid., 42. 19
Asep Syamsul M, Romli, Jurnalistik Praktis, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2001),
41.
![Page 11: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/11.jpg)
23
23
harus mengguruinya. Dengan demikian orang tersebut dapat memahami
persoalan yang akan kita gali.20
3. Memelihara situasi
Secara sadar kadang-kadang kita terbawa emosi sehingga lupa
bahwa kita sedang mengadakan wawancara. Oleh karena itu dalam
wawancara, memelihara situasi amat penting. Sebagai orang yang
sedang berupaya untuk mendapatkan bahan atau pendapat, kita tidak
boleh terjebak dalam situasi perdebatan dengan orang yang sedang kita
wawancarai atau menjurus kearah interogasi apalagi menghakimi.
4. Tangkas dalam menarik kesimpulan
Pada waktu mengadakan wawancara, kita dituntut untuk tetap
setia mengikuti setiap kata yang diucapkan orang yang kita wawancarai.
Oleh karena itu juga harus menyimpulkan pokok-pokok persoalan yang
disampaikan secara tepat. Sebab dengan kesimpulan yang tepat kita
dapat melanjutkan wawancara secara lancar.
5. Menjaga pokok persoalan
Menjaga pokok persoalan sangat penting dalam kita mengadakan
wawancara, supaya apa yang kita inginkan dari wawancara tersebut bisa
kita dapatkan dan kita bisa menggali informasi sebanyak mungkin.
Tetapi tidak jarang kita temui orang yang secara sadar dapat lari dari
persoalan pokok yang dibicarakan.21
20
Patmono SK, Teknik Jurnalistik, 42. 21
Ibid., 42-44.
![Page 12: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/12.jpg)
24
24
6. Kritis
Dalam melakukan wawancara kita dituntut untuk jeli menangkap
persoalan yang kita percakapkan. Kekritisan tersebut tidak hanya
menyangkut pokok persoalan atau isi wawancara tetapi juga gerakan-
gerakan orang-orang yang kita waancarai. Tentang pokok persoalan,
dengan kekritisan kita dapat meluruskan data apabila orang yang kita
wawancarai salah mengungkapkannya.22
7. Sopan santun
Dalam menghadapi orang yang akan kita wawancarai, kita tidak
boleh bersikap sembarangan, sombong, atau seenaknya. Hal-hal praktis
yang berkaitan dengan sopan santun dalam mengadakan wawancara
dapat kita daftarkan sebagai berikut:23
a. Jangan gusar apabila orang yang akan kita wawancarai menolak
dengan alasan sibuk. Kita harus mencobanya terus meminta waktu
dan membuat perjanjian.
b. Untuk membuat perjanjian kita bisa menelpon atau mendatanginya
langsung ke rumah atau kantornya.
c. Jangan datang terlambat pada saat melakukan wawancara. Lebih
baik kita datang lebih awal.
d. Jangan salah mengeja nama orang yang kita wawancarai.
e. Jangan lupa membawa peralatan tulis
22
Ibid., 45. 23
Ibid., 47-48.
![Page 13: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/13.jpg)
25
25
f. Sebutkan alasan melakukan wawancara dengan tempat kerja kita,
sehingga orang yang kita wawancarai mengerti betul maksud
wawancara itu.
g. Jangan janjikan orang yang diwawancarai bahwa hasil wawancara
pasti dimuat. Namun, berikan keyakinan pada orang tersebut
mengenai kegunaan wawancara itu.
a. Wawancara Langsung
Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan oleh
wartawan atau reporter secara langsung atau tatap muka dengan
narasumber dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dari kejadian
atau peristiwa yang sedang hangat dibicarakan.
Wawancara langsung atau wawancara tatap muka ini adalah salah
satu bentuk wawancara yang dilakukan secara berhadap-hadapan yang
sangat banyak memberikan kemungkinan panggilan informasi lebih dalam
dan luas karena sebelumnya dilakukan berjanjian lebih dulu dengan
narasumber, topiknya atau fokusnya sudah dirancang lebih dulu dan dalam
hal kesempatannya pun lebih khusus, baik tempat maupun waktu yang
disediakan.
1. Tujuan Wawancara
Menurut Yunaldi, wawancara bertujuan untuk menggali
sebanyak mungkin informasi, untuk mendapatkan jawaban yang
bernilai penting, menarik dan secara psikologis berkaitan dengan
manusia.24
Lebih khusus lagi, wawancara bertujuan untuk
24
Yunaldi, Kiat Praktis Jurnalistik, (Padang: Angkasa Raya, 1992), 69.
![Page 14: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/14.jpg)
26
26
mengumpulkan fakta yang berupa informasi, opini, pendapat,
wawasan, gagasan, motivasi, pemikiran, ide-ide, tanggapan atau kisah
pengalaman.
Didalam berwawancara di butuhkan seorang reporter atau
wartawan untuk mencari berita dilapangan. Menurut Yanuar Abdullah
reporter atau wartawan adalah manusia yang melakukan kegiatan
sehari-hari sebagai pencari berita, penyiar berita, pengontrol, serta
penghibur melalui bahasa tulisan atau lisan sebagai medianya.Untuk
menjadi reporter atau wartawan yang professional perlu persyaratan
utama yang harus dipenuhi. Simbolon, menyebutkan menjadi seorang
reporter bukan pertama-tama karena kecantikana dan kegagahan,
bukan karena ingin tahu, bukan juga karena pengetahuan luas dan
dalam, melainkan karena ketekunan, kegigihan dan vitalitas.25
Pekerjaan reporter atau wartawan adalah mengumpulkan
informasi, mencari berita, menyusun data yang sudah terkumpul untuk
dijadikan berita, dan menyebarkan berita itu untuk membantu
masayarakat memahami berbagai kejadian yang mempengaruhi
kehidupan mereka.
Ada dua kategori dari tujuan wawancara yaitu lain sebagai
berikut:26
a. Wawancara untuk membuat berita kutipan (quote story) yang
disebut juga talking news. Berita kutipan ini adalah berita yang
25
Ermanto, Menjadi wartawan handal dan professional, (Yogyakarta : cinta pena, 2005), 128-129. 26
Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik : Teori dan Praktik, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2012),190-191.
![Page 15: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/15.jpg)
27
27
berisi pernyataan-pernyataan yang diucapkan seseorang atau
beberapa narasumber yang bidang keahliannya, pengetahuannya,
atau keadaan pribadinya memberikan makna pada pernyataan-
pernyataannya itu.
b. Membuat berita didasarkan pada wawancara adalah berita-berita
yang fakta-faktanya dikumpulkan melalui proses wawancara.
Dalam hal ini, wartawan bertanya dan narasumber atau sumber
berita menjawab.
Menurut Budyatna yang dikutip Hikmat Kusumaningrat dan
Purnama Kusumaningrat ada bermacam-macam jenis wawancara,
sedangkan wawancara yang termasuk dalam kategori wawancara berita
memiliki ciri utama sebagai berikut :
a. Masalah yang menjadi pokok wawancara berasal dari topik yang
sedang hangat dibicarakan atau diberitakan.
b. Sumber berita dan narasumber yang diwawancarai, memenuhi
syarat untuk menjelaskan, untuk memberikan keterangan bahwa
fakta-fakta saja belum cukup untuk mengungkapkan kejelasannya.
c. Hasil wawancara dapat menambah pengetahuan atau pemahaman
khalayak. Hasil wawancara ini diharapkan mampu menjelaskan,
meluaskan wawasan, menghilangkan prasangka, memberikan
pandangan dengan kegelisahan atau optimisme.
2. Kiat wawancara
Para praktisi jurnalisme umumnya sependapat, tidak ada kiat
mutlak mewawancarai seseorang. Setiap wartawan pada dasarnya
![Page 16: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/16.jpg)
28
28
memiliki kiat-kiat tersendiri guna menemui dan memancing seseorang
(narasumber) untuk berbicara atau berkomentar tentang suatu hal.27
Namun demikian, hal umum yang harus diingat adalah pada
dasarnya, wawancara bisa berjalan baik melalui kecerdikan
mengajukan pertanyaan atau kepekaan mendengarkan atau mencerna
jawaban. Dari sini, bobot atau muatan suatu wawancara akan
tergantung pada sejauh mana kecerdikan pewawancara mengajukan
pertanyaan.
3. Sikap-sikap yang harus dimiliki pewawancara
Sikap-sikap yang harus dimiliki seorang pewawancara adalah
sebagai berikut:
a. Netral artinya pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju
terhadap informasi yang diutarakan oleh responden karena
tugasnya adalah merekam seluruh keterangan dari responden, baik
yang menyenangkan atau tidak.
b. Ramah dalam sikap dan ucapan artinya pewawancara menciptakan
suasana yang mampu menarik minat si responden.
c. Wartawan harus memperhatikan penampilannya. Dengan kata lain
harus berpakaian rapi.
d. Adil artinya pewawancara harus bisa memperlakukan semua
responden dengan sama.
e. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua
responden bagaimanapun keberadaannya.
27
Asep Saiful M Romli, Jurnalistik Praktis, 38.
![Page 17: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/17.jpg)
29
29
f. Hindari ketegangan artinya, pewawancara harus dapat menghindari
ketegangan, jangan sampai responden sedang dihakimi atau diuji.
4. Bentuk-bentuk wawancara
Ada 3 macam bentuk-bentuk dalam proses wawancara yaitu
sebagai beriktu:
a. Wawancara berita (news interview)
Wawancara berita ini adalah wawancara dengan seseorang
untuk mendapatkan tanggapan tentang sesuatu permasalahan yang
sedang hangat dibicarakan. Komentar sumber berita ini sangat
diperlukan untuk menambah kelengkapan berita, baik komentar
yang mendukung maupun menentang. Sumber berita ini tentu saja
bukan sembarang orang tapi sumber yang terpilih.
b. Wawancara profil pribadi (personality interview)
Wawancara profil pribadi adalah wawancara untuk
memperoleh data tentang diri pribadi. Berita yang dihasilkannya
berupa profil nara sumber, meliputi identitas diri, perjalanan hidup,
dan pandangan-pandangannya mengenai berbagai masalah,
biasanya berkaitan dengan masalah aktual atau masalah yang
terkait dengan profesinya. Yang tujuannya adalah memberikan
kesempatan kepada sosok yang diwawancarai untuk
mengungkapkan kepribadiaanya melalui kata-katanya sendiri. Pada
umumnya wawancara profil pribadi dilakukan dengan tokoh
terkenal atau selebriti.
![Page 18: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/18.jpg)
30
30
c. Wawancara kelompok (symposium interview)
Wawancara kelompok dimana pandangan atau sikap
sejumlah responden, yang kadang-kadang besar jumlahnya,
diangkat menjadi berita. Wawancara kelompok adalah wawancara
yang tidak dilakukan dengan satu atau dua narasumber saja, tetapi
dengan banyak narasumber karena tujuannya untuk mndapatkan
keterangan dari berbagai sumber.
Narasumber yang diwawancarai untuk berita wawancara
kelompok ini bukan orang-orang penting atau orang-orang yang
mempunyai otoritas disuatu bidang keahlian, tetapi orang-orang
biasa yang memiliki pandangan-pandangan atau tanggapan-
tanggapan yang sifatnya khas. Pendapat salah seorang diantara
mereka, jika diambil sendirian, sudah tentu tidak mempunyai nilai
berita. Disini nilai itu terletak pada bobot komulatif dari semua
hasil wawancara dijadikan satu.
5. Macam-macam wawancara menurut suasana
Di dunia jurnalistik dikenal beberapa macam wawancara
menurut suasana antara lain sebagai berikut:28
a. Wawancara eksklusif yaitu wawancara yang dilakukan seorang
wartawan atau lebih (tetapi berasal dari satu media) secara khusus
dengan narasumber, berkaitan dengan masalah tertentu ditempat
yang telah disepakati bersama oleh wartawan dan narasumber.
28
Husnun N Djuraid, Panduan Menulis Berita.144-148.
![Page 19: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/19.jpg)
31
31
b. Jumpa pres yaitu wawancara yang dilakukan dalam kegiatan
pemberian keterangan kepada wartawan oleh sumber berita
ditempat dan waktu yang sudah ditentukan ketika sumber berita
bertemu langsung dengan wartawan dalam suasana yang terbuka.
Sumber berita bisa menyampaikan penjelasan secara lengkap
dalam suasana lebih baik, tidak dikejar-kejar oleh wartawan.
Dalam kegiatan ini, ada waktu cukup bagi sumber berita untuk
menjelaskan masalahnya secara lengkap. Sedangkan bagi
wartawan, kegiatan ini memberi keleluasaan mengajukan berbagai
pertanyaan seputar masalah yang disampaikan sumber berita.
c. Wawancara insidentil yaitu wawancara yang dilakukan tidak secara
khusus, berlangsung secara kebetulan, tidak ada perjanjian atau
kesepakatan terlebih dahulu dengan narasumber. Karena wartawan
bertemu sumber berita secara mendadak. Dalam sebuah acara, tiba-
tiba muncul tokoh yang kebetulan menjadi bahan pembicaraan
masyarakat.
d. Wawancara keliling atau jalanan yaitu wawancara yang dilakukan
seorang wartawan dengan menghubungi berbagai narasumber
secara terpisah, yang satu sama yang lain berkaitan dengan
masalah atau berita yang akan dtulis.
e. Wawancara telepon adalah wawancara antara wartawan dengan
narasumber melalui pesawat telepon untuk mendapatkan informasi
penunjang yang cepat dan mendesak.
![Page 20: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/20.jpg)
32
32
b. Wawancara Tidak Langsung
Wawancara tidak langsung adalah wawancara yang dilakukan
oleh seorang reporter yang tidak terjun langsung ke lapangan melainkan
wawancaranya melalui telepon, internet (email) dan riset dokumen
mengenai peristiwa itu sendiri.
Wawancara melalui telepon ini biasanya dilakukan utuk
mengkonfirmasi dan mengejar deadline. Sebab itu, dalam wawancara
melalui telepon ini percakapannya pun singkat dan umumnya
narasumber seringkali menolak untuk menjelaskan setiap pertanyaan
secara panjang lebar, kecuali narasumbernya sudah akrab dan bisa
menjadi narasumber si pewawancara. Di bandingkan dengan
wawancara tatap muka, wawancara telepon lebih terbatas.
Pewawancara tidak bisa melihat langsung mimik lawan bicaranya,
padahal dari mimik bicara kita bisa membaca bahasa tubuh seseorang
tentang kebenaran keterangan yang diucapkannya.29
Ada beberapa kelemahan dalam wawancara telepon yaitu antara
lain sebagai berikut:30
a. Narasumber tidak bisa menuangkan pernyataan secara bebas, karena
terbentur ruang dan waktu. Tentu tidak sama, saat berbicara
langsung dengan bicara melalui telepon.
b. Secara teknis, muncul gangguan penerimaan suara yang
menyebabkan wartawan tidak bisa mendengar dengan baik. Dan
begitu sebalinya.
29
Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik : Teori dan Praktiki.190. 30
Husnun N Djuraid, Panduan Menulis Berita.148.
![Page 21: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/21.jpg)
33
33
c. Soal akurasi dan dampak yang ditimbulkan terutama bila
menyangkut masalah penting
2. Definisi Teknik Mencari Berita
Sebelum membahas tentang berita, kita harus tahu pengertian teknik.
Teknik itu sendiri, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah metode
atau sistem untuk mengerjakan sesuatu.31
Bagi seorang reporter atau wartawan, khususnya media elektronik, baik
radio maupun televisi dinilai perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan
berita sebab tugas pokok dari seorang reporter atau wartawan adalah mencari
berita, menulis atau menyusun berita kemudian mengirimkan ke media
tempat wartawan atau reporter tersebut bekerja meskipun yang menentukan
tayang atau tidaknya karya atau berita yang dibuat tersebut sepenuhnya
merupakan kewenangan redaktur.
Pakar lain seperti Dean M, Lyle Spenser, Willard C. Bleyer, William S.
Maulsby, dan Eric C. Hepwood, seperti dikutip Dja’far H. Assegaff (1983:5),
sama-sama menekankan unsure “menarik perhatian” dalam definisi berita
yang mereka buat. Mereka mengatakan : Berita adalah laporan tentang suatu
kejadian yang dapat menarik perhatian pembaca.
Micthel V. Charnley mengemukakan pengertian berita yang lebih
lengkap dan untuk keperluan praktis, layak dijadikan acuan. Ia mengatakan :
berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual,
penting, dan menarik dari sebagian besar pembaca, serta menyangkut
kepentingan mereka.
31
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 1989), 915.
![Page 22: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/22.jpg)
34
34
Berita itu adalah sesuatu yang nyata ”news is real”. Wartawan adalah
pencari fakta. Fakta yang dilengkapi dengan benar akan sama dengan
kebenaran itu sendiri. Rem Rieder, editor American Jurnalism Riview,
berkata:fakta adalah fakta, fiksi adalah fiksi. Jika ingin mengarang (fiksi),
tulislah novel. Berita adalah juga peristiwa yang segar, yang baru saja
terjadi.32
Berita itu sendiri adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang
penting atau menarik minat, atau kedua-duanya bagi sejumlah orang.33
Sedangkan pengertian mencari berita (news hunting, news getting, atau
gathering), disebut juga meliput bahan berita adalah salah satu tahap proses
penyusunan naskah berita (news processing), selain proses perencanaan
berita, proses penulisan naskah (news writing), dan proses penyuntingan
naskah (news editing).34
Jadi teknik mencari berita adalah suatu yang digunakan oleh reporter atau
wartawan dalam mendapatkan informasi mengenai peristiwa yang sedang
ataupun sudah terjadi ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Hal ini
dibutuhkan agar mempermudah kinerja reporter atau wartawan dalam
mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Sedangkan berita yang diliput adalah berita tentang investigatif.
Peliputan investigasi pada umumnya adalah upaya untuk membongkar sebuah
kasus yang ditutup-tutupi atau permasalahan lain yang menyangkut
kepentingan umum yang tidak transparan. Goenawan Mohamad menyebut
32
Luwi Iswara, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar,(Jakarta:PT Kompas Media Nusantara, 2008),
52. 33
Onong Uchjana Effendi, Radio Siaran: Teori dan Praktek, (Bandung: Bandar Maju, 1990), 78. 34
Asep Syamsul M Romly, Jurnalistik Praktis, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001), 35.
![Page 23: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/23.jpg)
35
35
pekerjaan investigasi yang dilakukan wartawan adalah pekerjaan
membongkar kejahatan. Sebuah peliputan investigasi dilakukan melalui
perencanaan yang matang, terutama menyangkut pertimbangan biaya, waktu,
mekanisme kerja, tenaga dan masalah logistik lainnya. Peliputan model ini
umumnya melibatkan sebuah tim yang antara lain terdiri dari sejumlah
wartawan senior. Mereka terdiri dari para wartawan yang ulet dan tekun,
memiliki akses ke berbagai kalangan, memiliki keterampilan jurnalistik
tinggi, serta wawasan yang baik.35
Robert Greene dari news day memberikan devinisi bahwa investigasi
adalah karya sesorang atau tim untuk menguak sesuatu yang disembunyikan
dari publik demi kepentingan masyarakat. Kegiatan investigasi sendiri
memiliki tiga elemen dasar. Pertama, kegiatan ini merupakan ide orisinil dari
investigatornya, bukan merupakan hasil investigasi orang lain yang
dilanjutkan oleh sebuah media. Kedua, subjek investigasi merupakan
kepentingan bersama yang mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. Serta
yang ketiga adalah bahwa ada pihak-pihak yang mencoba menyembunyikan
kasus tersebut dari publik.
Berita investigatif ini membutuhkan waktu lama. Karena berita
penyelidikan maka tidak mudah mengungkapkan berita atau kasus itu. Maka
ia memiliki rentan waktu yang lebih lama sehingga ada ada kebebasan
mengembangkan bahan-bahan yang sudah diperoleh. Ia harus menelusuri
kasus tersebut dengan tuntas seta membuat masyarakat mengetahui akan
kebenaran dari kasus tersebut.
35
https://catatancalonwartawan.wordpress.com. Rangkuman-Buku-Laporan investigasi untuk-
Media-Cetak-dan-Siaran. (2009 03 11)
![Page 24: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/24.jpg)
36
36
Berbagai kasus investigasi meliputi permasalahan, antara lain: hal-hal
yang memalukan, penyalahgunaaan kekuasaan, dasar faktual dari hal-hal
aktual yang tengah menjadi pembicaraan publik, keadilan yang korupsi,
manipulasi laporan keuangan, bagaimana hukum dilanggar, perbedaan antara
profesi dan praktisi, hal-hal yang sengaja disembunyikan, dan lain-lain.
Wartawan investigasi mencoba mendapatkan kebenaran yang tidak jelas,
samar, atau tidak pasti. Topik-topik investigasi mereka mengukur moralitas
benar atau salah, dengan pembuktian tak memihak yang didapat melalui riset.
Bukan sekedar menolak kesepakatan, tetapi menyatakan apakah sesuatu yang
terjadi itu sesuai dengan moral atau tidak.
Adapun ciri-ciri dari liputan investigasi adalah :36
a. Liputan investigasi harus mengungkapkan fakta baru yaitu suatu fakta
yang menjadi pertanyaan publik dalam suatu peristiwa.
b. Jurnalisme investigasi umumnya adalah laporan yang mendalam karena
dibangun dari hasil riset dan reportase yang panjang. Reportase
investigasi terkadang memakan waktu yang lama.
c. Liputan investigasi selalu mencari bukti tertulis dengan menggunakan
metode pelacakan dokumen (paper trail). Liputan ini juga memiliki ciri
wawancara dengan orang-orang yang terlibat (human trail) secara
ekstensif dan intensif. Selain itu, metode pelacakan elektronik (e-trail)
terkadang juga menonjol dalam liputan investigasi.
36 http://arjaenim.blogspot.co.id. Perbedaan-Jurnalisme-Investigasi.html. (2013 01).
![Page 25: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/25.jpg)
37
37
d. Liputan investigasi tak jarang menggunakan cara-cara polisi untuk
membongkar kejahatan. Tujuannya adalah membongkar informasi jahat
yang merugikan masyarakat yang selama ini dirahasiakan dari publik.
Dari segi substansi atau jenis peristiwa, mencari berita bisa dilakukan
dengan dua cara, yaitu beat system dan follow up system, yaitu sebagai
berikut:
a. Beat system adalah sistem pencarian dan pembuatan bahan berita yang
mengacu pada beat (bidang liputan), yakni meliput peristiwa dengan
mendatangi secara teratur instansi pemerintah atau swasta, atau tempat-
tempat yang memungkinkan munculnya peristiwa, informasi, atau ha-hal
yang bisa menjadi bahan berita.
b. Follow up system adalah teknik meliput bahan berita dengan cara
menindaklanjuti (follow up) berita yang sudah muncul. Sumber utama dari
mana berita, diperoleh melalui:
1. Wartawan dilapangan mengerti betul bagaimana meliput peristiwa,
informasi penting dan kemana mengumpulkan informasi.
2. Kontak atau hubungan dengan pusat informasi.
Petugas kepolisian, staf rumah sakit, sipir penjara, preman, petugas
pengawas bandara adalah pusat-pusat informasi penting.
3. Internet
Internet berguna untuk memperoleh bahan rujukan atau referensi bagi
wartawan guna melengkapi beritanya. Internet dapat dipakai juga
sebagai sumber langsung pemberitaan dengan menggunakan berita
![Page 26: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/26.jpg)
38
38
yang diproduksi oleh kantor berita on line yang melakukan up dating
berita secara berskala dan cepat.
4. Saksi mata.
Saksi mata diupayakan untuk mendapatkan saksi mata lebih dari satu
orang supaya mendapatkan akurasi setinggi-tingginya.
5. pendengar.
Seringkali pendengar menyampaikan keadian yang memang layak
untuk ditindaklanjuti menjadi sebuah berita.
Bangunan atau konstruksi berita terdiri atas tiga unsur, yakni judul berita
(headline), teras berita (lead), serta kelengkapan atau penjelasan berita
(body). Berita langsung (straight news) biasanya menggunakan bangunan
seperti piramida terbalik. Berita yang menggunakan bangunan atau metode
piramida terbalik mendahulukan penyampaian informasi yang sangat penting,
kemudian diikuti informasi-informasi yang penting, agak penting, kurang
penting, hingga tidak penting.
Dan unsur-unsur berita itu dikenal dengan 5W+1H, kependekan diri :
What (apa yang terjadi), Whare (dimana hal itu terjadi), when (kapan
peristiwa itu terjadi), who (siapa yang terlibat dalam kejadian itu), why
(kenapa hal itu terjadi), dan how ( bagaimana peristiwa itu terjadi).
1. Nilai Berita
Tidak semua peristiwa yang terjadi dimasyarakat dapat diangkat
menjadi sebuah berita. Hanya peristiwa atau kejadian yang mempunyai
news value (nilai berita) yang bisa diangkat menjadi sebuah berita.37
Hal
37
M. Budyatna, Jurnalistik:Teory dan Praktek, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2003), 76.
![Page 27: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/27.jpg)
39
39
ini disebabkan karena news value mampu memberikan daya tarik terhadap
berita sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti pesan yang
disampaikan.
Ada empat unsur dalam berita yang layak muat dimedia cetak
maupun elektronik,ini pula yang dikenal dengan nilai-nilai berita (news
values) atau nilai jurnalistik yaitu :38
a. Cepat, yaitu aktual atau ketepatan waktu. Dalam unsur ini terkandung
makna harfiah berita (news), yakni sesuatu yang baru, dengan kata lain
berita itu selalu baru, selalu hangat. Wartawan harus memiliki kehati-
hatian sangat tinggi dimulai dari kecermatan terhadap ejaan nama,
angka, tanggal, dan usia serta disiplin dari senantiasa melakukan
periksa ulang atas keterangan dan fakta yang ditemuinya. Salah satu ciri
bisnis media massa adalah terpacu dengan waktu. Koran harian saling
terpacu paling cepat sampai ditangan pembacanya. Salah satu modal
untuk memenangkan persaingan bisnis koran adalah kecepatan, baik
kecepatan sampai ditangan pembaca maupun kecepatan penyajian
berita. Kecepatan penyampaian koran kepada pembaca terkait dengan
masalah percetakan dan distribusi. Bagaimana koran bisa dicetak lebih
awal dan melalui distribusi sampai akhirnya tiba ketangan pembaca.
Kecepatan ini juga tidak lepas dari kerja redaksi dalam menyelesaikan
seluruh proses pembuatan berita (deadline). Redaksi harus memiliki
deadline yang ketat untuk menjamin kelancaran proses selanjutnya.
Bila deadline tidak tepat, maka akan berpengaruh pada proses pracetak,
38
Asep Syamsul M Romly, Jurnalistik Praktis, (Bandung :PT REMAJA ROSDAKARYA,2012),5.
![Page 28: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/28.jpg)
40
40
cetak, distribusi, dan pemasaran. Kedatangan koran pada pihak agen
sangat mempengaruhi distribusinya disuatu daerah. Apabila
kedatangannya lebih lambat dibanding yang lain, maka koran tersebut
terancam tidak bisa diedarkan.39
b. Nyata (faktual), yakni informasi tentang sebuah fakta, bukan fiksi atau
karangan. Fakta dalam dunia jurnalistik terdiri dari kejadian nyata (real
event), pendapat (opinion), dalam pernyataan (statement) sumber berita.
Dalam unsur ini terkandung pula pengertian berita harus merupakan
informasi tentang sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya atau
laporan mengenai fakta sebagaimana adanya.
c. Penting, artinya menyangkut kepentingan orang banyak. Salah satu
pedoman wartawan dalam menulis berita adalah beritanya akan dibaca
banyak orang, maka dia harus berpikir bahwa beritanya bisa
merangsang orang untuk membacanya. Ketertarikan itu bisa karena
adanya kepentingan masyarakat yang ada dalam berita itu.40
d. Menarik atau keanehan artinya mengundang orang untuk membaca
berita yang kita tulis. Berita yang biasanya menarik perhatian pembaca,
disamping yang aktual dan faktual serta menyangkut kepentingan orang
banyak, juga berita yang bersifat menghibur (lucu), mengandung
keganjilan atau keanehan, atau berita human interest (menyentuh emosi,
menggugah perasaan).
39
Husnun N Djuraid, Panduan Menulis Berita,(Malang: PT UMM,2006), 16. 40
Ibid., 24.
![Page 29: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/29.jpg)
41
41
2. Macam-macam berita
Saat ini, berita jurnalistik terbagi kedalam tiga jenis yang masing-
masing memiliki karakter tersendiri. Ketiga jenis berita jurnalistik terebut
adalah:41
a. Straight News (berita langsung) adalah tentang peristiwa yang dianggap
penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok, maupun
organisasi. Secara umum pada straight news, data masih mudah untuk
diperoleh, karena semuanya masih bisa transparan walaupun dalam
beberapa kasus juga dialami oleh reporter untuk menggali data yang
sebenarnya.
b. Soft News ( berita ringan) seringkali juga disebut dengan feature yaitu
berita yang tidak terikat dengan aktualitas namun lebih menitik
beratkan pada hal-hal yang dapat menakjubkan atau mengherankan dan
memiliki daya tarik tinggi bagi pemirsanya. Kalau bagi media televisi,
soft news sangat diperlukan dalam setiap penyajian program berita,
karena berita ringan juga berfungsi sebagai selingan diantara berita-
berita berat yang disiarkan dari awal siaran. Secara psikologis, pemirsa
yang mendapatkan sajian berita berat dari awal hingga akhir akan
merasakan ketegangan yang tinggi sehingga perlu adanya suatu
intermezo.
c. Investigative Report
Investigative Report atau disebut juga laporan penyelidikan
(investigasi) adalah jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa
41
Dedy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005), 40.
![Page 30: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/30.jpg)
42
42
diperoleh dipermukaan saja, tetapi juga harus dilakukan berdasarkan
penyelidikan. Sehingga penyajian berita seperti ini membutuhkan
waktu yang lama dan tentu akan menghabiskan energi reporternya.
Berita penyelidikan ini sangat menarik karena cara mengungkapkannya
pun tidak mudah. Seorang reporter untuk dapat melakukan tugas ini
harus memiliki banyak sumber orang-orang dalam yang mendapat
jaminan untuk tidak terekspos karena keselamatan diri mereka.
3. Bentuk-bentuk berita
Biasanya isi pokok dari surat kabar itu berupa berita. Seperti yang
dikutip oleh Mondry, menurut Romli berita adalah laporan peristiwa yang
memiliki nilai berita yang aktual, faktual, penting, dan menarik. Berita
khususnya dalam media cetak seperti surat kabar mempunyai beberapa
bentuk.
Menurut Assegaff dan Supriyanto, ada beberapa bentuk berita
meliputi sebagai berikut:
a. Spot news (berita singkat), merupakan berita yang ditulis secara singkat
karena tidak besar daya tarik berita atau tidak besar dampak berita itu
bagi masyarakat.
b. straight news (berita langsung), merupakan berita yang ditulis secara
singkat, dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar atau yang
menjadi berita utama (headline) merupakan berita jenis ini.
c. Stop press (berita mendadak), merupakan berita yang diperoleh
mendadak, namun penting sehingga diberitakan secara khusus.
![Page 31: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/31.jpg)
43
43
Penulisannya pendek saja dan pada pemberitaan (penerbitan)
berikutnya diungkap lebih lengkap.
d. Stopper (berita penutup), merupakan berita yang hanya ditulis pendek
karena dari data yang diperoleh memang sudah tidak mungkin
dikembangkan lagi dan biasanya digunakan sebagai penutup halaman.
e. Dept news (berita mendalam), merupakan berita yang ditulis secara
lengkap dan mendalam.
f. Analysis news (berita analisis), merupakan berita yang penulisannya
dilengkapi dengan analisis dari redaksi media tersebut atau orang luar
redaksi (pakar media terebut).
g. Feature berupa berita, bisa juga berupa karangan, tetapi dengan syarat-
syarat tertentu. Jika berupa berita, ia bukanlah berita dalam arti yang
biasa, bukan sekedar berita faktual, melainkan berita yang dimuat
menarik dengan dibubuhi unsur sentuhan perasaan manusia. Ini artinya
berita tersebut diolah sedemikian rupa. Berita-berita atau tulisan-tulisan
feature bisa mengenai kejadian-kejadian apa saja yang penting tetapi
menarik. Cara penulisan yang dilakukan dalam feature ini ditekankan
pada maksud menghibur, menimbulkan rasaheran, geli, takjub, cemas,
terharu, mendidik, menambah pengetahuan, menimbulkan rasa
keindahan dan sebagainya.
a. Observasi
Wartawan yang baik menceritakan dan mengembangkan atas
dasar observasi dan pengumpulan detail dengan menggunakan
inderanya: penglihatan, pendengaran, penciuman, dan terkadang juga
![Page 32: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/32.jpg)
44
44
dengan rasa dan sentuhan. Observasi tidak hanya terbatas untuk untuk
cerita-cerita tragedi atau kehidupan suram saja. Kekuatan observasi ini
bisa digunakan untuk setiap peristiwa, mulai dari kebakaran sampai
keramaian sebuah pasar malam.
Dalam mencari berita, seorang reporter mendapatkan informasi
dari berbagai sumber. Namun, semua itu tidaklah cukup untuk dijadikan
sebagai berita. Reporter harus terjun langsung ke lokasi terjadinya suatu
peristiwa atau lebih dikenal dengan observasi. Hal ini bertujuan agar
informasi yang diperoleh benar-benar valid sesuai dengan peristiwa
yang sedang berlangsung atau terjadi.
Observasi merupakan teknik pencarian berita dengan
mengandalkan keberadaan jurnalis dilapangan, indra penglihatan,
pendengaran, serta penciuman menjadi alat yang sangat vital dalam
menggunakan teknik ini. Jurnalis dituntut benar-benar mengandalkan
panca indranya dalam melaporkan sebuah peristiwa maupun
menyampaikan kutipan berdasarkan penyataan narasumber.
Observasi dilakukan reporter dilapangan untuk mengumpulkan
fakta. Fakta disini dapat diartikan sebagai kejadian sesungguhnya,
benar-benar terjadi dalam realita hidup masyarakat, yang merupakan
bahan utama dalam jurnalitistik. Observasi semacam ini dapat
dilakukan jika reporter berada ditempat terjadinya peristiwa. Dengan
kemampuan yang dimiliki dan dengan tangkapan inderawinya, reporter
harus mencatat berbagai peristiwa yang dilihat, didengar,serta
dirasakannya, dan benar-benar dialami sendiri oleh reporter.
![Page 33: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/33.jpg)
45
45
Ada beberapa jenis teknik pengamatan atau observasi reporter
dilapangan, antara lain adalah:
1. Pengamatan Langsung
Artinya pengamatan dilakukan langsung ke obyek-obyek
yang diharapkan dapat memberikan informasi selengkap mungkin.
Misalnya, reporter hidup dan tinggal bersama dengan pengungsi
korban banjir, melihat dan merasakan sendiri bagaimana kehidupan
dan penderitaan mereka.
Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat
keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau pengamatan
langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.
Disini ada beberapa kebaikan dalam observasi atau
pengamatan antara lain adalah sebagai berikut :
a. Data yang dikumpulkan melalui observasi dilakukan untuk
mengecek validitas dari data yang telah diperoleh sebelumnya
dari individu-individu.
b. Dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan, pekerjaan-
pekerjaan yang rumit kadang-kadang sulit untuk diterangkan.
c. Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan, dalam hal waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit pekerjaaan tertentu.
Sedangkan kekurangannya didalam observasi atau
pengamatan ini adalah sebagai berikut :
![Page 34: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/34.jpg)
46
46
a. Umumnya orang yang diamati merasa terganggu atau tidak
nyaman, sehingga akan melakukan pekerjaannya dengan tidak
semestinya.
b. Pekerjaan yang sedang diamati mungkin tidak mewakili suatu
tingkat kesulitan pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan khusus
yang tidak selalu dilakukan atau volume-volume kegiatan
tertentu.
c. Dapat mengganggu proses yang sedang diamati.
d. Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan
lebih baik dari biasanya dan sering menutup-nutupi kejelekan-
kejelekannya.
Ada pula hal-hal yang perlu dilakukan dalam observasi
dilapangan adalah sebagai berikut:
a. Rencanakan terlebih dahulu observasi yang akan dilakukan,
meliputi: apa yang akan diobservasi, dimana letak lokasi
observasi, kapan observasi akan dilakukan, siapa yang akan
melaksanakan observasi tersebut, siapa yang akan diobservasi,
bagaimana melaksanakan observasi tersebut.
b. Mintalah ijin terlebih dahulu dari manajer dan atau pegawai yang
terlibat
c. Bertindaklah dengan rendah hati (low profile)
d. Lengkapilah dengan catatan selama observasi
e. Kaji ulang hasil observasi dengan individu-individu yang terlibat.
![Page 35: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/35.jpg)
47
47
Sedangkan yang tidak boleh dilakukan dalam observasi
adalah sebagai berikut:
a. Menggangu kerja individu yang diobservasi maupun individu
lainnya.
b. Terlalu menekankan pada pekerjaan-pekerjaan yang tidak penting
dan jangan membuat asumsi-asumsi.
2. Pengamatan Tidak Langsung
Artinya pengamatan bisa dilakukan dengan perantara.
Misalnya melalui wawancara dengan pihak yang terkait. Atau bisa
juga dilakukan melalui koresponden atau yang lebih dikenal dengan
nama reporter pembantu, yaitu seseorang yang berdomisili disuatu
daerah, diangkat dan diberi tugas untuk menjalankan tugas
selayaknya reporter, yaitu memberikan laporan secara continue
tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi didaerahnya.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara sangat penting dalam tugas jurnalistik wartawan
karena merupakan sarana atau teknik pengumpulan data dan informasi.
Setiap peliputan hampir selalu membutuhkan wawancara dengan
sumber informasi.
Wawancara adalah teknik meliput, selain terjun langsung
kelapangan atau tempat kejadian peristiwa dan studi literatur
(kepustakaan). Oleh karena itu, seorang reporter harus memiliki sikap
total professionalism. Sebelum mewawancarai, wartawan harus bisa
melakukan pendekatan yang baik saat melakuan lobi demi memperoleh
![Page 36: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/36.jpg)
48
48
waktu wawancara, dan kejelasan substansi yng akan dibicarakan.
Wartawan harus bersikap obyektif. Ia juga dituntut untuk bisa
mendalami permasalahan yang ingin ia ketahui, mempelajari latar
belakang tokoh yang akan diwawancarai, serta melemparkan
pertanyaan yang tajam dalam melumpuhkan narasumbernya.
Salah satu metode pengumpulan data adalah dengan jalan
wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya
langsung kepada responden. Cara inilah yang banyak dilakukan di
Indonesia belakangan ini. Wawancara merupakan salah satu bagian
terpenting dari setiap survey. Tanpa wawancara, peneliti akan
kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya
langsung kepada responden. Data semacam itu merupakan tulang
punggung suatu penelitian survey.
Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi
semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.42
Dalam
pengertian lain, wawancara merupakan kegiatan komunikasi melalui
proses pertukaran informasi antara reporter dengan narasumber.43
Sebagai keuntungan wawancara dikemukakan antara lain hal-hal
sebagai berikut:
a. Dengan wawancara kita dapat memperoleh keterangan yang
sedalam-dalamnya tentang suatu masalah, khusus yang berkenaan
dengan pribadi seorang.
42
Prof. Dr. S. Nasution, Metode Research: Pnelitian Ilmiah,(Jakarta:PT Bumi Aksara, 2011), 113 43
Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik:Pendekatan Teori dan Praktek,(Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1999), 212
![Page 37: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/37.jpg)
49
49
b. Dengan wawancara peneliti dapat dengan cepat memperoleh
informasi yang diinginkannya
c. Dengan wawancara peneliti dapat memastikan bahwa respondenlah
yang memberi jawaban
d. Dengan wawancara peneliti dapat berusaha agar pertanyaan benar
dipahami oleh responden
Adapun syarat-syarat yang diharus dimiliki oleh seorang
pewawancara (interviewer) adalah:
a. Pewawancara harus mengetahui secara pasti tujuan yang ingin
dicapai.
b. Pewawancara adalah wakil dari audience, maka dari itu ia harus
mempersiapkan pertanyaan yang kira-kira dapat mewakili
kepentingan masyarakat.
c. Pewawancara harus dapat menciptkan suasana bersahabat, sehingga
membuat semua narasumber merasa santai dan dapat mengeluarkan
semua informasi yang dibutuhkan tanpa ada paksaan ataupun
tekanan.
d. Pewawancara harus perpengetahuan luas. Atau setidaknya mampu
membuat dirinya menjadi orang yang ahli dalam bidang yang akan
dijadikan topik wawancara.
e. Mempunyai kemampuan intelektual, setidanya dalam bidang yang
dipertnyakan. Dengan kata lain ia harus mampu menjadikan dirinya
sebagai seorang ahli dalam waktu seketika dalam topik yang
dibicarakan.
![Page 38: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/38.jpg)
50
50
f. Mempunyai kemampuan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
singkat tetapi padat, sesuai dengan bidang yang narasumber ikut
terlibat didalamnya
g. Mempunyai kemampuan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
bisa menggali latar belakang suatu persoalan, sehingga pembaca atau
masyarakat mendapatkan informasi yang relatif luas tentang hal
yang dipermasalahkan.
c. Riset Dokumen
Riset dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara
mengalir atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi,
administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini
dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari
lembaga yang di teliti yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat, majalah dan sebagainya.
Riset dokumen atau informasi tertulis adalah sumber bahan
berita yang akan melengkapi data dan fakta suatu kejadian. Riset
dokumen ini, bisa berupa surat keputusan, surat tugas, data-data tertulis,
siaran pers, surat penghargaan, buku, dokumen-dokumen tertulis
lainnya.
Seorang wartawan investigasi memerlukan bukti untuk suatu
tuduhan dan berusaha mencari berkas resmi terbaiknya. Definisi
dokumen dapat diperluas untuk mencakup informasi yang dipahat,
ditulis atau dicetak. Jika semua petujuk yang mungkin dari sebuah TKP
pembunuhan dikumpulkan dan dibawa ke kantor polisi, polisi akan
![Page 39: BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu 1. …digilib.iain-jember.ac.id/128/5/BAB_2.pdf · 2017. 10. 12. · Berita Pada Program Berita Kebumen Di Ratih TV Kebumen”. Skripsi](https://reader034.vdocuments.pub/reader034/viewer/2022052314/6081152a01841f17c3173c03/html5/thumbnails/39.jpg)
51
51
mencatatnya dalam sebuah daftar inventaris dan menandatanganinya .
Benda-benda itu sendiri merupakan bukti, sedangkan daftar inventaris
adalah dokumen.
Dokumen punya kelemahan. Wartawan tidak bisa bertanya
kepada dokumen. Mereka harus menemukan orang yang menyediakan
informasi dalam dokumen itu sehingga mereka bisa mengajukan
pertanyaan. Sebuah dokumen berdiri sendiri tanpa narasumbernya harus
ditafsirkan dengan benar.
Dokumen-dokumen utama yang dipakai wartawan adalah yang
merupakan arsip publik, termasuk kasus pengadilan, notulen rapat
publik, perubahan pemilikan tanah, kontrak publik, dan izin profesi