bab ii kajian pustaka a. kajian teori 1. keterlibatan siswarepository.ump.ac.id/6406/3/shinta...
TRANSCRIPT
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Keterlibatan Siswa
Dalam proses pembelajaran diperlukan keterlibatan siswa secara aktif
di dalamnya, khususnya dalam proses pembelajaran geografi. Keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen yaitu
guru, siswa, materi, metode dan media. Hal-hal tersebut mempengaruhi
apakah siswa akan secara aktif ikut terlibat dalam proses pembelajaran atau
tidak. Sebagai contoh, siswa akan terlibat aktif apabila ada kemauan atau
motivasi dari siswa itu sendiri, materi yang menarik dan mendukung
pembelajaran, penyampaian guru yang menarik dan kreatif, dan media yang
dipakai guru untuk membuat siswa terlibat aktif dan mandiri.
(http://eone87.wordpress.com/2010/04/01/upaya - meningkatkan - keterlibatan
- siswa - dalam - proses - pembelajaran). Keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran dipengaruhi komponen sebagai berikut :
a. Guru
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk
mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk
mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala
8
Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012
9
sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan
siswa (Slameto, 2003 : 97).
b. Siswa
Siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya
beraneka ragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang sedang
berkembang. Di dalam dirinya terdapat prinsip aktif, keinginan untuk
berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif inilah yang mengendalikan
tingkah laku siswa. Pendidikan perlu mengarahkan tingkah laku dan
perbuatan itu menuju ke tingkat perkembangan yang diharapkan (Hamalik,
2011 : 170).
c. Materi
Materi yaitu isi kurikulum yang berupa topik atau pokok bahasan
dan subtopik atau subpokok bahasan beserta perinciannya dalam setiap
bidang studi atau mata pelajaran. Isi kurikulum tersebut memiliki tiga
unsur yaitu : logika, etika, dan estetika. Materi pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi enam jenis yaitu : fakta, konsep/teori, prinsip,
proses, nilai, dan ketrampilan.
d. Metode
Metode yaitu cara guru menyampaikan materi pelajaran, seperti
metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pemecahan masalah, dan
sebagainya. Kriteria yang digunakan antara lain : kesesuaiannya dengan
Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012
10
kompetensi dasar dan hasil belajar, kesesuaiannya dengan kondisi
kelas/sekolah, kesesuainnya dengan tingkat perkembangan siswa,
kemampuan guru dalam menggunakan metode dan waktu yang tersedia.
e. Media
Media yaitu alat-alat yang membantu untuk mempermudah guru
dalam menyampaikan materi pelajaran. Media dapat dibagi tiga kelompok,
yaitu media audio, media visual, dan media audiovisual. Krietria yang
diguanakan sama seperti komponen metode (Arifin, 2009 : 24).
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.
Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil
usaha”. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek
pengetahuan, kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan
kegiatan antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan khususnya
pembelajaran.
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial
dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya
manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-
masing. Prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama yaitu :
Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012
11
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai oleh siswa.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli
psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan
(couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa
dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, dan berperan
sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4) Perstasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) siswa.
Dalam proses pembelajaran, siswa menjadi fokus utama yang harus
diperhatikan, karena siswalah yang diharapkan dapat menyerap seluruh
materi pelajaran (Arifin, 2009 : 12-13).
Menurut Poerwadarminta (2001 : 891) menyatakan bahwa prestasi
adalah hasil yang telah dicapai dari hasil pekerjaan yang menyenangkan
hati yang diperoleh dengan keuletan kerja.
Pakar lain S. Nasution (1996 : 17) dalam Andri (2011 : 15)
menyajikan bahwa Prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai
seseorang dalam berfikir, merasa, dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan
Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012
12
sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni : kognitif, afektif, dan
psikomotorik, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika belum
mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Slameto ( 2003 : 54-72 ) faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor
ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar
individu. Di dalam faktor intern dibagi menjadi tiga faktor yaitu : faktor
jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor ekstern yang
berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor
yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Didalam
faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup :
1) Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di
dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan
mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar
yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang
persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut
menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau
terhadap mata pelajaran itu sendiri kurang baik, sehingga siswa kurang
Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012
13
senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk
belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar
harus diusahakan yang setepat, efisien, dan efektif mungkin.
2) Relasi guru dengan siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa.
Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu
sendiri. Jadi cara belajar siswa dipengaruhi oleh relasinya dengan guru.
Di dalam relasi guru (guru dan siswa) yang baik, siswa akan menyukai
gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya
sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Guru yang
kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses
belajar mengajar itu kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru,
maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
3. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu
sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Menurut Slavin (1985)
dalam Isjoni (2011 : 12), cooperative learning adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012
14
kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur
kelompok heterogen.
Pelaksanaan model cooperative learning membutuhkan partisipasi
dan kerjasama dalam kelompok pembelajaran. Cooperative learning dapat
meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong
menolong dalam beberapa perilaku sosial. Tujuan utama dalam penerapan
model belajar mengajar cooperative learning adalah agar siswa dapat
belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling
menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain
untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka
secara berkelompok.
Namun pada dasarnya model pembelajaran cooperative learning
dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran
penting yang dirangkum Ibrahim, et al. (2000) dalam Isjoni (2011 : 27).
1) Hasil belajar akademik
Dalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan
sosial, juga memperbaiki prestasi belajar siswa atau tugas-tugas
akademis penting lainnya. Banyak ahli berpendapat bahwa model ini
unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit.
Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012
15
2) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model cooperative learning adalah penerimaan secara luas
dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan, dan ketidakmampuannya.
3) Pengembangan ketrampilan sosial
Tujuan penting ketiga cooperative learning adalah mengajarkan kepada
siswa ketrampilan bekerja sama dan kolaborasi.
b. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization
Model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization
(TAI) adalah salah satu model pembelajaran yang bertujuan untuk
mengoptimalkan prestasi belajar siswa, mengingat kemampuan siswa di
dalam kelas berbeda-beda. Model pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) merupakan penggabungan pembelajaran kooperatif
dengan pengajaran yang individual.
Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
(TAI) dikembangkan oleh Slavin, Leavey, dan Madden (1986). Pada
awalnya, Team Assisted Individualization (TAI) dirancang khusus untuk
mengajarkan matematika atau ketrampilan menghitung kepada siswa-siswa
SD kelas 3-6. Akan tetapi, pada perkembangan berikutnya mulai
diterapkan pada materi pelajaran yang berbeda-beda. Team Assisted
Individualization (TAI) dirancang untuk sebuah pembelajaran kelompok
Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012
16
dengan cara mengatur para siswa belajar dalam kelompok-kelompok dan
bertanggung jawab dalam pengaturan dan pengecekan. Team Assisted
Individualization (TAI) melatih untuk bersosialisasi dengan baik, saling
membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi
(Miftahul, 2011 : 125) .
Ciri khas pada tipe Team Assisted Individualization (TAI) adalah
setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah
dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual didiskusikan di
kelompoknya masing-masing dan saling dibahas oleh anggota kelompok,
dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban
sebagai tanggung jawab bersama.
Menurut Suyitno (dalam Rosyadi, 2010) model pembelajaran
kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) memiliki 8
komponen. Kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut :
a. Teams yaitu pembentukan kelompok yang heterogen terdiri dari 4
sampai 5 siswa.
b. Placement Test yaitu pemberian pre test kepada siswa atau melihat rata-
rata nilai ulangan harian siswa.
c. Student Creative yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok
dengan menciptakan dimana keberhasilan individu ditentukan oleh
keberhasilan kelompoknya.
Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012
17
d. Team Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh
kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa
yang membutuhkannya.
e. Team Score and Team Recognition yaitu pemberian skor terhadap hasil
kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap
kelompok yang berhasil dan kelompok yang kurang berhasil dalam
menyelesaikan tugas.
f. Teaching Group yaitu pemberian materi secara singkat dari guru
menjelang pemberian tugas kelompok.
g. Fact Test yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang
diperoleh siswa.
h. Whole Class Unit yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhir
pembelajaran.
Tahap-tahap model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) adalah sebagai berikut :
a. Guru memberikan pre test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai
ulangan harian siswa sebelum ditempatkan dalam kelompok belajar.
b. Guru memberikan materi secara singkat.
c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5
orang dengan kemampuan yang berbeda-beda.
Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012
18
d. Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru, dan guru memberikan
bantuan secara individual bagi yang memerlukannya.
e. Beberapa kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.
f. Guru memberikan soal kuis untuk dikerjakan secara individu.
g. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang
berhasil (jika ada) berdasarkan hasil belajar.
h. Guru memberikan ulasan materi diakhir pembelajaran.
Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan dengan
melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Menghitung skor Individu
Untuk memberikan poin kemajuan individu maka dapat dihitung seperti
pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Perhitungan Poin Kemajuan Skor Kuis Poin
• Lebih dari 10 poin di bawah skor awal • 10-1 poin di bawah skor awal • Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal • Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor
awal)
5 10 20 30
( Slavin, 2008 : 159)
b. Menghitung skor tim
Skor tim dihitung dengan membuat rata-rata poin kemajuan anggota
tim, yaitu dengan menjumlahkan semua poin kemajuan yang diperoleh
anggota tim dibagi dengan jumlah anggota tim.
Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012
19
c. Merekognisi Prestasi Tim
Ada tiga macam penghargaan yang didasarkan pada rata-rata skor tim
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Tingkat Penghargaan Tim Kriteria (Rata – rata Tim) Penghargaan
15 16 17
Tim Baik Tim Sangat Baik
Tim Super (Slavin, 2008 : 160)
Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
(TAI) mempunyai kelebihan dan kelemahan antara lain :
1) Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) adalah :
a) Guru akan terlibat secara minimal dalam pengetahuan dan
pengecekan rutin.
b) Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk
mengajar kelompok-kelompok kecil.
c) Siswa akan termotivasi pada hasil secara cepat dan akurat.
d) Pelaksanaan program sederhana.
e) Para siswa dapat mengecek suatu pekerjaan satu sama lain.
2) Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) adalah :
a) Bila interaksi dengan teman kurang terarah maka kelas menjadi
gaduh.
Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012
20
b) Pembahasan materi membutuhkan waktu yang relatif lebih lama.
c) Memerlukan kesabaran anggota lain dalam suatu kelompok untuk
membantu siswa yang lemah (Slavin, 2008 : 187-200).
4. Materi Atmosfer
a. Atmosfer
1) Pengertian Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang terdiri atas beberapa gas
yang dipertahankan oleh gravitasi bumi dan digunakan untuk
melindungi bumi dari serangan luar. Ilmu yang mempelajari atmosfer
yaitu lapisan udara yang menyelubungi bumi, disebut meteorologi.
Hal yang dipelajari meteorologi antara lain : awan, angin, guntur,
gejala cahaya, endapan air di udara, dan lain-lain.
2) Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan
tinggi ke daerah bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara
disebabkan perbedaan suhu udara. Bila suhu udara tinggi maka
tekanan udaranya rendah, begitu pula sebaliknya. Alat untuk
mengukur kecepatan angin dinamakan anemometer, sedangkan alat
untuk mengetahui arah angin ialah panah angin atau kantong angin.
Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012
21
3) Awan
Awan adalah kumpulan tetesan air (kristal-kristal es) di dalam
udara di atmosfer yang terjadi karena adanya pengembunan/
pemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah melampaui
keadaan jenuh.
4) Kelembaban Udara
Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang dikandung
oleh udara. Uap air yang berada di udara berasal dari hasil penguapan
air di permukaan bumi, air tanah atau air yang berasal dari penguapan
tumbuh-tumbuhan.
5) Curah hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu
daerah dalam waktu tertentu. Curah hujan diukur dalam harian,
bulanan, dan tahunan. Garis pada peta yang menghubungkan tempat-
tempat yang memiliki curah hujan yang sama disebut isohyet.
b. Klasifikasi Iklim
1) Klasifikasi iklim matahari
Iklim matahari didasarkan pada perbadaan intensitas sinar
matahari yang diterima permukaan bumi. Iklim matahari terdiri dari
iklim tropis, iklim subtropis, iklim sedang, iklim kutub.
2) Klasifikasi iklim menurut Koppen
Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012
22
Klasifikasi menurut Koppen didasarkan pada kombinasi antara
temperature udara dengan curah hujan. Koppen mengklasifikasi iklim
dunia menjadi lima yaitu : Tipe A, Tipe B, Tipe C, Tipe D,Tipe E.
3) Klasifikasi iklim menurut Junghun
Klasifikasi iklim menurut Junghun berdasarkan pada
ketinggian suatu tempat dan jenis tumbuhan yang cocok tumbuh di
suatu daerah. Iklim Junghuhn diklasifikasikan menjadi : Daerah
panas, daerah sedang, daerah sejuk, daerah dingin.
4) Klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson
Schmidt dan Ferguson mengklasifikasikan iklim dengan
berdasarkan pada jumlah curah hujan setiap bulan dalam satu tahun
yang dikenal sebagai rasio bulan basah dan bulan kering.
B. Penelitian yang relevan
Afriana Eka Vianata (2010) melakukan penelitian yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Keaktifan Siswa dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui Model Pembelajaran Tipe TAI (Team
Assisted Individualization) kelas VIII SMP Muhammadiyah Banjarnegara”.
Penelitian yang ditujukan bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi
belajar siswa menjadi meningkat dengan menggunakan model pembelajaran tipe
TAI (Team Assisted Individualization) pada kelas VIII D SMP Muhammadiyah
Banjarnegara. Metode yang digunakan adalah observasi dan tes. Hasil penelitian
Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012
23
yang menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) dapat meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa.
Ika Valianawati (2011) melakukan penelitian yang berjudul “
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VIII D melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) di MTS
Negeri Model Purwokerto”. Penelitian yang ditujukan bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi matematika dengan menggunakan model
pembelajaran tipe TAI (Team Assited Individualization) pada siswa kelas VIII D
MTS Negeri Model Purwokerto. Metode yang digunakan adalah Observasi dan
tes. Hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
matematika.
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan teori, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keterlibatan siswa dan prestasi belajar dalam proses belajar mengajar yang sangat
diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tetapi dalam kenyataan yang
ada, terdapat banyak proses belajar mengajar dikelas yang kurang adanya
keterlibatan siswa.
Untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan prestasi belajar dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif yang mendukung siswa aktif dalam belajar. Sebagai
Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012
24
contoh siswa aktif bertanya, mengeluarkan pendapat, membahas suatu masalah,
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mengembangkan
kepemimpinan berdiskusi. Model pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi
tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran tipe Team Assisted
Individualization (TAI) yang memberikan suatu alternative sehingga dapat
diterapkan di kelas.
Dengan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI)
dapat melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik, saling membantu
memecahkan masalah, mendapatkan pengalaman atas kesalahan yang siswa lain
perbuat dan dapat memberikan suatu kepercayaan diri dalam mengerjakan soal-
soal. Ketika berada di dalam kelas, siswa mendapatkan penguatan tentang
pemahaman konsep dan latihan soal yang dikerjakan sendiri terlebih dahulu,
setelah selesai maka mereka saling mengoreksi jawabannya dan hasil yang benar
dapat dilihat dari kunci jawaban yang diberikan oleh guru. Kemudian interaksi
antar siswa dapat terjadi ketika mereka membahas kesalahan yang dialami teman
mereka. Dengan Team Assisted Individualization (TAI) diharapkan dapat
membentuk individu yang tangguh tetapi juga dapat membentuk kelompok yang
tangguh.
Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012
25
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization
(TAI) dapat meningkatkan keterlibatan siswa pada materi Atmosfer kelas X4
SMA Negeri 1 Sokaraja.
2. Menggunakan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization
(TAI) dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa terhadap materi
Atmosfer kelas X4 SMA Negeri 1 Sokaraja.
Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012