bab ii kajian pustaka a. kedudukan guru dalam pendidikan 1 ...eprints.umm.ac.id/55138/17/bab ii...
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedudukan Guru dalam Pendidikan 1 ...eprints.umm.ac.id/55138/17/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · mengupayakan diri menjadiaprofesional. Profesionalismeaguru](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052810/607e81e3119e79037b128dca/html5/thumbnails/1.jpg)
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kedudukan Guru dalam Pendidikan
1. Kedudukan Guru dalam Pendidikan Islam
Guruwidentik denganaungkapan pahlawanatanpa tanda jasa, namun
kenyataannyaagurulah yang palingabanyak memberi jasa dalam kehidupan
manusia, karenaajasa guru banyakamanusia menjadi orangamulia dan
terhormat. Itulah kenapa Islamamenempatkan guru padaaposisi sangat
mulia.
Guru memiliki maknaauniversal, tidak sebatasayang ada di sekolah
formal tetapiwguru bermakna seseorangayang mengajarkan ilmuadan
menuntunakepada kebaikan sepertiaguru ngaji, guru les, guruasilat, ustadz,
dosen, kiai atauaulama dan sebagainya.
Guru memilikiabanyak keutamaan sepertiamenurut sebuah hadis yang
menyebutkan, "SesungguhnyaaAllah, para malaikatadan semuaamakhluk
yang ada dialangit dan di bumi, sampaiasemut yang adaadi liangnya dan
juga ikanabesar, semuanyawbershalawat kepadawmuallim (orangayang
berilmu danamengajarkannya) yang mengajarkan kebaikanakepada
manusia (HR. Tirmidzi).
Guru diposisikanasebagai profesi yangabegitu muliaakarena guru
adalah seseorangayang dikaruniai ilmuaoleh Allah Swt dan dengan
ilmunya itu dia menjadiaperantara manusia yang lainauntuk mendapatkan,
![Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedudukan Guru dalam Pendidikan 1 ...eprints.umm.ac.id/55138/17/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · mengupayakan diri menjadiaprofesional. Profesionalismeaguru](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052810/607e81e3119e79037b128dca/html5/thumbnails/2.jpg)
12
memperolehaserta menuju kebaikan baik di dunia ataupunadi akhirat.
Selain itu, guru tidak hanyaabertugas menyampaikan ilmu, tetapi juga
mendidik muridnya untukamenjadi manusia beradab.
Sebagai orang yangamengemban tugas muliaatentunya guru harus
bersungguh-sungguh dalamamenjalankan tugasnya,wtidak serta merta
mengajar seadanya, apalagi menjadi guruahanya untuk tujuanakarier.
Profesi guruabukanlah profesi main-main, artinyaasekali seseorang
memilih profesiaguru maka ia harus bertanggungajawab untuk mendidik
muridnyaadengan baik. Karenawitu guru haruswprofesional atau
mengupayakan diri menjadiaprofesional.
Profesionalismeaguru telah diatur diadalamaUndang-UndangaNomor
14 Tahuna2005 tentang GuruadanaDosen. Pasaapasal 1 ayat 1 dinyatakan,
guruaadalah pendidik profesionaladengan tugas utamaamendidik,
mengajar, membimbing,amengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
pesertaadidik padaapendidikan anak usiaadini jalurapendidikanaformal,
pendidikanadasar danapendidikanamenengah.
Istilahaprofesional dalamadefinisi guru menunjukapadaapekerjaan
atau kegiatanayang dilakukanaseseorang danamenjadi sumberapenghasilan
kehidupanayang memerlukanakeahlian, kemahiranaatau kecakapan
memenuhiastandar mutuadan normaatertentu serta memerlukan pendidikan
profesi (UU No. 14aTahun 2005, dalamaKosim, 2008).
Al-Ghazaliamenjelaskanatentang tugasapendidik yangautama adalah
menyempurnakan,aamembersihkan,aaamenyucikan,aaasertaaaaamengajak
![Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedudukan Guru dalam Pendidikan 1 ...eprints.umm.ac.id/55138/17/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · mengupayakan diri menjadiaprofesional. Profesionalismeaguru](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052810/607e81e3119e79037b128dca/html5/thumbnails/3.jpg)
13
mendekatkan diri kepada Allah SWT, karena tujuan pendidikan Islam yang
utamaaadalah upayaauntuk mendekatkanadiriakepada-Nya 9 Seorang
pendidikabukanlahabertugas memindahkan atau mentrasfer ilmunya
kepada orang lain atau kepada anak didiknya, tetapi pendidikajuga
bertanggungjawabaatasapengelolaan, pengarah fasilitator dan perencanaan.
Fungsiadanatugasapendidikadalamapendidikan dapat disimpulkan menjadi
tiga bagian, yaitu:10
1. Sebagai instruksional (pengajar), yang bertugas merencanakan program
pengajaranadanamelaksanakanaprogram yang telahadisusunaserta
mengakhiri dengan pelaksanaan penilaianasetelahaprogramadilakukan.
2. Sebagaiaeducatora(pendidik),ayangamengarahkan pesertaadidik pada
tingkatakedewasaan dan berkepribadianakamila (sempurna) aseiring
denganatujuanaAllahaSWTamenciptakannya.
3. Sebagaiamanageriala (pemimpin), ayangamemimpin, amengendalikan
kepadaadiriasendiri,apeserta didikadan masyarakat yangaterkait,
terhadapaberbagaiamasalahayang menyangkutaupaya pengarahan,
pengawasan, apengorganisasian, apengontrolanadanapartisipasi atas
programapendidikanayangadilakukan.
Syarat-syarataseperti disebutadi atasamemangatidakamudah dipenuhi
olehasetiap orang karenaa"mendidik" tidakahanya butuhakeluasan ilmu,
tetapiajugaamemilikiatitik tekanapada jiwa. Artinya, aseseorang yangaakan
9 Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Ihya ‘Ulum al-Din, Terj. Ismail Ya’qub, (Semarang:
Faizan, 1979), hal. 65, 68, 70. 10 Roestiyah NK, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1982), hal. 86.
![Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedudukan Guru dalam Pendidikan 1 ...eprints.umm.ac.id/55138/17/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · mengupayakan diri menjadiaprofesional. Profesionalismeaguru](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052810/607e81e3119e79037b128dca/html5/thumbnails/4.jpg)
14
memilihaprofesi guruaharusaberangkat dariajiwanya, bukan karena
keterpaksaanaapalagiapelarianakarier.
Islamamenempatkanaguruapada posisiasangatamulia karenaapada sisi
yangaberbedaaIslam jugaamenyuruh umatnyaamenuntut ilmuasejak dalam
buaianasampai padaaliang lahat, sehinggaalogikanya jika tidakaada peran
guru harus keamana umat Islamamenuntut ilmu.
Itulahasebabnya setiapaguru harusaamanah, apalagi saat ini
pemerintah telahamengangkat kesejahteraanaguru dengan adanya
tunjanganaprofesiaguru. Guruaseharusnya mampuamencontohametode
RasulullahaSawadalamamemberikanapengajaran danapendidikan, yaitu
denganaketeladanan.
Metodeadan teknikayang dicontohkanaRasulullah SAW sebagaimana
dikutifaoleh Dr. M. aSyafi'i Antonio, M. Ec. dalamabukunya Muhammad
SAW The Super Leader Super Manageramenuliskan 20 metodeadan teknik
pengajaranasebagai "Holistic learning methods" yang diambil dari sirah
RasullahaSAW. yaitu:
1. Learningaconditioning, (meminta diamauntukamengingatkan, menyeru
secaraalangsung danaperintahauntukamenyimak danadiamadengan
caraatidakalangsung);
2. Activeainteracetion. (interaksiapendengeran: ateknik berbicara, atidak
bertele-teleapadaaucapan dan tidakaterlalu bernadaapuitis,
memperhatikanaintonasi, adiam sebentaraditengah-tengahapenjelasan;
![Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedudukan Guru dalam Pendidikan 1 ...eprints.umm.ac.id/55138/17/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · mengupayakan diri menjadiaprofesional. Profesionalismeaguru](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052810/607e81e3119e79037b128dca/html5/thumbnails/5.jpg)
15
interaksiapandangan: aeye contactadalam mengajar, amemanfaatkan
ekspresiawajah, atersenyum);
3. Applied-learning, (metodeapraktikum yangaditerapkanaolehaguru dan
yangadilakukanaolehasiswa);
4. Scanningaandalevelling, (memahami siswaasecaraaindividuasesuai
tingkatakecerdasannya);
5. Discussionaand feed-back, (metodeayangalogisadalamamemberikan
jawabanadanamembuatacontohasederhanaayangamudah dipahami);
6. Storyatellinga (bercerita);
7. Analogyaandacaseastudy, (memberikanaperumpamaanadan studi kasus
nyataadisekitarakehidupan);
8. Teaching andamotivating (meningkatkanagairahabelajaradan rasa
keingintahuanayangatinggi);
9. Bodyalanguage, (membuatapeyampaiannyaabertambahaterang, lebih
pastiadan jelas; menarikaperhatianapendengar danamembuat makna
yangadimaksudamelekatapada pikiran; mempersingkatawaktu);
10. Picture and graph technology, (penjelasan diperkuat dengan gambar
atau tulisan);
11. Reasoningaand argumentation, (memngungkapkan alasan akan
memperjelasasesuatuayang sulitadan berataagar dipahamiaoleh siswa);
12. Selfareflection, (memberiakesempatanakepadaasiswaauntuk mnjawab
sendiriasuatuapertanyaan agarasiswa dapatamengoptimalkan kerja otak
danamengasahapikiran);
![Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedudukan Guru dalam Pendidikan 1 ...eprints.umm.ac.id/55138/17/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · mengupayakan diri menjadiaprofesional. Profesionalismeaguru](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052810/607e81e3119e79037b128dca/html5/thumbnails/6.jpg)
16
13. Affirmationaandarepetition, (pengulanganakalimat danaucapananama);
14. Focusaandapoint basis, (menggunakanateknikaberdasarkanarumusan-
rumusanabesaraatauapoinaakanamembantu siswa dalam menyerap
ilmuadanamenjaganyaadarialupa);
15. Question andaanswer method, (teknikabertanya untuk menarik
perhatianapendengar danamembuatapendengarasiapaterhadap apa yang
akanadisampaikanakepada);
16. Guessingawithaquestion, (pentingauntukamemperkuat pemahaman dan
memperbesarakeingintahuan);
17. Encuragingastudent to ask, (guruamemberikan kesempatanadan
motivasiakepada siswaauntukaberani mengajukan pertanyaan: bertanya
dapatamenghapusakebodohanaserta memperbaikiapemahaman dan
pemikiranamenjadiaalataevaluasi guruaatas cara penyampaian
pelajarannya);
18. Wisdom in answering question, (menyikapiaorang-orang yang
mengajukanapertanyaanaasesuaiaadengan tingkataapengetahuannya;
meyikapiasiapetanyaadenganasikapayangabermanfaatabaginya);
19. Commenting on studentaanswer, (memberikanakomentaraterhadap
jawabanasiswa);
20. Honesty, (seorangaguruaharus menanamkanasikapamulia berani
mengakuiaketidaktahuanakedalamadiriasiswanya. Ucapan "akuatidak
tahu"aadalahabagianadariailmu).
![Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedudukan Guru dalam Pendidikan 1 ...eprints.umm.ac.id/55138/17/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · mengupayakan diri menjadiaprofesional. Profesionalismeaguru](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052810/607e81e3119e79037b128dca/html5/thumbnails/7.jpg)
17
2. Kedudukan Guru dalam Pendidikan Nasional
a. Undang-UndangwNomorw14wTahuna2005 tentangaGuruadan Dosen,
menyebutkan bahwawGuruamempunyaiwkedudukanasebagaiatenaga
profesionalapadaajenjang pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan
anakausiaadiniapadaajalurapendidikanaformal (TK).
b. Sebagaiaseorang profesional, aguru harus menguasai kompetensi yang
dipersyaratkanauntuk profesi tersebut. Kompetensi adalahaseperangkat
pengetahuan, aketerampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dan dikuasaiwolehaguru atauwdosen dalamamelaksanakanwtugas
keprofesionalan.
c. Paling tidakaterdapat 4 (empat) amacam kompetensiayang harus
dikuasaiwolehwguru, yaitu : kompetensiwpedagogik, kompetensi
kepribadian, akompetensiasosial, danakompetensiaprofessional.
1) Kompetensiapedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan
pesertaadidikayang meliputi: (a) pemahamanawawasan atau
landasanakependidikan; (b) pemahamanaterhadap peserta didik; (c)
pengembanganakurikulum/ silabus; (d) perancangan pembelajaran;
(e) pelaksanaanapembelajaranayangamendidikadanadialogis; (f)
evaluasiahasilabelajar; dan (g) pengembanganapesertaadidikauntuk
mengaktualisasikanaberbagai potensi yang dimilikinya.
2) Kompetensiakepribadian merupakan kemampuanakepribadian
yang: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif danabijaksana; (e)
berwibawa; (f) berakhlakamulia; (g) menjadiateladan bagi peserta
![Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedudukan Guru dalam Pendidikan 1 ...eprints.umm.ac.id/55138/17/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · mengupayakan diri menjadiaprofesional. Profesionalismeaguru](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052810/607e81e3119e79037b128dca/html5/thumbnails/8.jpg)
18
didik danamasyarakat; (h) mengevaluasiakinerja sendiri; dan (i)
mengembangkanadiri secaraaberkelanjutan.
3) Kompetensi sosial merupakanakemampuan pendidik sebagai
bagian dariamasyarakatauntuk : (a) berkomunikasi lisan dan tulisan;
(b) menggunakanateknologiakomunikasi danainformasiasecara
fungsional; (c) bergaulasecara efektifadenganapesertaadidik,
sesamaapendidik, tenagaakependidikan, orangtua/wali peserta
didik; dan (d) bergaulasecara santunadenganamasyarakat sekitar.
4) Kompetensiaprofesional merupakanakemampuan penguasaan
materi pembelajaranasecara luas dan mendalamayang meliputi: (a)
konsep, struktur, adanametoda keilmuan/ teknologi/ seniayang
menaungi/akoheren denganamateri ajar; (b) materiaajarayang ada
dalamakurikulumasekolah; (c) hubunganakonsep antar mata
pelajaranaterkait; (d) apenerapanakonsep-konsepakeilmuan dalam
kehidupanasehari-hari; dan (e) kompetisiasecara profesional dalam
konteks globaladengan tetap melestarikananilai dan budaya
nasional.
Perlu dilakukan uji kompetensiamelalui sertifikasiakompetensi untuk
mengetahui sejauh manaatingkatakompetensi guru. Sertifikasiakompetensi
adalahaproses pemerolehan sertifikat kompetensi guru, dengan tujuan untuk
memberikanabukti tertulisaterhadap kinerja (performance) melaksanakan
tugas guru sebagai perwujudanakompetensi yangadimiliki telah sesuai
dengan standar kompetensiaguru yang dipersyaratkan.
![Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedudukan Guru dalam Pendidikan 1 ...eprints.umm.ac.id/55138/17/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · mengupayakan diri menjadiaprofesional. Profesionalismeaguru](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052810/607e81e3119e79037b128dca/html5/thumbnails/9.jpg)
19
Sertifikasi merupakanajawaban terhadapaadanya kebutuhan untuk
meningkatkan kompetensiaguru, oleh sebab itu proses sertifikasi
kompetensiadipadangasebagai bagian esensialadalam memperoleh sertifikat
kompetensiayang diperlukan.
3. Kedudukan Guru dalam Pendidikan Menurut Para Ahli
Guruamerupakan salahasatu komponenaduniawi dalam proses belajar
mengajarayang memilikiaperananabesaradalamamembentukasumber daya
manusia, dalamahalainiaguru berperan sebagaiapengajara (transfer of
knowledge), pendidika (transfer of values) sekaligusasebagai pembimbing,
mengarahkanasertaamenuntun siswa dalam belajar.11
Mengingatasentralnya kedudukanaguru, beberapaaahli pendidikan
mengemukakanapandangannyaatentang kedudukan guru antara lain :
a. Prey Katz menggambarkanakedudukan guruasebagaiakomunikator,
sahabatayang dapat memberikananasihat-nasihat, motivatorasebagai
pemberiainspirasi danadorongan, apembimbingadalam pengembangan
sikap dan tingkahlakuasertaanilai-nilai, oranagayang menguasai bahan
yang diaajarkan.
b. Havighurstamenjelaskan bahwaakedudukanaguru di sekolahasebagai
pegawaia (employee) dalamahubunganakedinasan, sebagaiabawahan
(subordinate) terhadapaatasannya, sebagai kolega dalam hubungannya
11 Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar dan Mengajar, (Jakarta: CV. Rasjawali,
1986), hal. 125.
![Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedudukan Guru dalam Pendidikan 1 ...eprints.umm.ac.id/55138/17/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · mengupayakan diri menjadiaprofesional. Profesionalismeaguru](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052810/607e81e3119e79037b128dca/html5/thumbnails/10.jpg)
20
denganateman sejawat, sebagaiamediator dalamahubungannya dengan
anakadidik, sebagaiapengaturadisiplin, aevaluatoradan pengganti orang
tua.
c. James W. Brown, mengemukakanabahwaatugasadanaperanan guru
antaraalain: menguasaiwdan mengembangkanwmateri pelajaran,
merencanaadanamempersiapkanapelajaran sehari-hari, mengontrol dan
mengevaluasiakegiatanasiswa.
B. Etika, Moral dan Akhlak
1. Pengertian Etika, Moral dan Akhlak
Etika menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak).12 Etikaadalam Islamadisebut akhlakaberasal dariabahasa
Arabaal-akhlak yang merupakanabentuk jamak dari al-khuluq yang berarti
budiapekerti, tabiataatau watak yangatercantumadalam al-qur’anasebagai
konsideranw(pertimbanganayg menjadi dasarwpenetapan keputusan,
peraturan). Etika merupakanailmu pengetahuan yang berhubungan dengan
upaya menentukanaperbuatan yang di lakukanamanusia untuk dikatakan
baik atauaburuk, denganakata lain aturanaatau pola tingkahalaku yang
dihasilkanaolehaakalamanusia.
12 KBBI V 0.2.1 Beta (21), CD program yang diproduksi oleh Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016
![Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedudukan Guru dalam Pendidikan 1 ...eprints.umm.ac.id/55138/17/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · mengupayakan diri menjadiaprofesional. Profesionalismeaguru](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052810/607e81e3119e79037b128dca/html5/thumbnails/11.jpg)
21
Etika secaraaetimologi berasaladariabahasa Yunani ethos, yang
berartiaadatakebiasaan. Dalam KamusaUmum BahasaaIndonesia, etika
diartikanailmu pengetahuanatentang asas-asasaakhlak. Ahmad Amin
menegaskanaetika ialah ilmuayang menjelaskan artiabaik dan buruk,
menjelaskanaapa yangaseharusnyaadilakukanaoleh manusia.
Moralasecara etimologisaberasaladariabahasaalatinaMores, bentuk
pluraladari Mosayangaberartiakesusilaan, tabiataatau kelakuan. Dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia, dari W.J.S Poerwodarmintoadijelaskan
bahwaamoral adalah ajaranatentang baik-buruk dari perbuatan.
Moral secaraaterminologisaadalahasuatu istilah yang digunakan
untukamenentukanabatas-batasadari sifat, perangai, akehendak, pendapat
atauaperbuatanayangasecara layakadapat dikatakanabenar atau salah, baik
atauaburuk.
Kataaakhlakamerupakan bentukajamak dariakataakhuluq, artinya
tingkahalaku, perangai, tabi’at. Sedangkanamenurutaistilah, akhlak adalah
dayaakekuatan jiwaayang mendorongaperbuatan dengan mudah dan
spontan tanpa dipikir danadirenung lagi. Akhlak adalah sikap yang
melekat pada diri seseorangasecaraaspontanadiwujudkan dalam tingkah
laku atau perbuatan.
Ibnu Maskawaihamenyatakan akhlakaialah keadaan jiwa seseorang
yang mendorongnya untuk melakukanaperbuatan-perbuatan tanpa melalui
pertimbangan. Abdullah Dirroz dalamaTatapangarsa (1984) menegaskan“
Akhlak adalahasuatu kekuatan dalamakehendak yang mantap, kekuatan
![Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedudukan Guru dalam Pendidikan 1 ...eprints.umm.ac.id/55138/17/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · mengupayakan diri menjadiaprofesional. Profesionalismeaguru](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052810/607e81e3119e79037b128dca/html5/thumbnails/12.jpg)
22
dan kehendak manaaberkombinasiamembawa kecenderungan pada
pemilihanapihak yang benar ( dalam halaakhlak baik ) atau pihak
yang ajahat ( dalam halaakhlak yang atidak baik ). Imam Ghozali
menyatakanaakhlak ialahasuatu sifatayang tertanamadalam jiwa yang
darinyaatimbul perbuatan-perbuatanadengan mudahatanpa memerlukan
pertimbanganapikiran.
2. Konsep Etika, Moral Dan Akhlak
Secara substansialaetika, moral dan akhlakaadalah sama, yaituaajaran
tentangabaik dan burukaperilakuamanusia dalamahubungan nya dengan
Allah, sesamaamanusia dan hubunganadenganaalam. Yang membedakan
satu dengan yang lainnya adalah dasar atauaukuran baikadanaburuk itu
sendiri.
Etikaaadalah ajaran yang membicarakanatentang baik dan buruk,
yang menjadi ukuran nya adalah akal, karenaaetika merupakanabagian
dari filsafat. Moralaadalah segala tingkah laku manusia yangamencangkup
sikap baik danaburuk, yang menjadiaukurannyaaadalah tradisi yang
berlaku di suatuamasyarakat. Akhlak adalah ajaranayang membicarakan
baikadanaburuk, yang menjadiaukurannyaaadalah wahyu Allah yang
bersifatauniversal. ManurutaIbnuaMiskawaih, akhlakaadalah keadaan
jiwaaseseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-
perbuatan tanpa melaluiapertimbangan pikiranaterlebihadahulu.
![Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedudukan Guru dalam Pendidikan 1 ...eprints.umm.ac.id/55138/17/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · mengupayakan diri menjadiaprofesional. Profesionalismeaguru](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052810/607e81e3119e79037b128dca/html5/thumbnails/13.jpg)
23
3. Perbedaan Antara Akhlak, Moral Dan Etika
Perbedaanaantaraaakhlak dengan moraladan etika dapatadilihat dari
dasarapenentuanaatau standaraukuranbaik dan buruk yangadigunakannya.
Standar baik danaburuk akhlakaberdasarkan Al-Qur’an danSunnah Rasul,
sedangkan moral danaetikaaberdasarkanaadat istiadataatauakesepakatan
yang dibuataolehasuatuamasyarakat jika masyarakatamenganggapasuatu
perbuatanaituabaikamakaabaikapulalahanilaiaperbuatanaitu.
Standaranilai moraladanaetikaabersifat lokal dan temporal, sedangkan
standaraakhlak bersifatauniversal danaabadi. Akhlakamenurut pandangan
Islamamerupakanacermin dari apa yang adaadalam jiwa seseorang, karena
itu akhlak yang baikamerupakan dorongan dariakeimanan seseorang,
sebab keimanan harusaditampilkan dalam perilakuanyata sehari-hari.
Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasulasebagaimanaadisabdakannya:
“Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.”(Hadits
riwayat Ahmad).
C. Elemen-elemen dalam Lembaga Pendidikan Islam
Lembaga pendidikan Islam mempunyai banyak sekali elemen-elemen
yang harus dipenuhi agar tercapai suatu tujuan pendidikan, diantaranya adalah:
1. Pesantren
Keberadaanapesantrenasebagai lembagaapendidikan dan penyiaran
agamaaIslam sangatabesar peranan dan kontribusinya dalam pembangunan
bangsa, terutama dalamamenciptakan kader-kader bangsa yang tidak hanya
![Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedudukan Guru dalam Pendidikan 1 ...eprints.umm.ac.id/55138/17/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · mengupayakan diri menjadiaprofesional. Profesionalismeaguru](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052810/607e81e3119e79037b128dca/html5/thumbnails/14.jpg)
24
memiliki kesadaranareligiusayangatinggi tetapiasekaligus mempunyai
wawasanakebangsaanayang memadai. Kemajuanakeadaan pesantrenaini
telahamengalami perkembanganaseiring denganaperkembangan dan
perubahan zaman, walaupun padaaintinya tetapaberadaapadaafungsinya
yang asli.
Terkait aperananadan kontribusiapondokapesantren yang telah
penulis jelaskan di atas, maka penulis akan mencoba paparkan elemen-
elemen pokok pesantren. Adapun elemen-elemen pondok pesantren itu
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Pondok
Sebuah pondokapadaadasarnyaamerupakan sebuah asrama
pendidikanaIslam tradisionaladi manaaparaasiswanya (santri) tinggal
bersamaadi bawahabimbingan seorang ataualebih guruayang lebih
dikenal dengan Kyai.13 Istilah pondokapesantren dimaksudkan sebagai
suatuabentukapendidikan ke-Islamanayangamelembaga di Indonesia.
Pondokaatau asramaamerupakanatempatayang sudah disediakan untuk
kegiatan bagi para santri. Adanyaapondok ini banyak menunjang segala
kegiatanayangaada. Halainiadidasarkanajarakapondokadenganasarana
pondokayangalainabiasanyaaberdekatan sehinggaamemudahkan untuk
komunikasiaantara Kyaiadan santri, danaantara satu santri dengan
santri yangalain.
13 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya
mengenai Masa Depan Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 1982), hal. 49
![Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedudukan Guru dalam Pendidikan 1 ...eprints.umm.ac.id/55138/17/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · mengupayakan diri menjadiaprofesional. Profesionalismeaguru](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052810/607e81e3119e79037b128dca/html5/thumbnails/15.jpg)
25
b) Masjid
Masjidamerupakanaelemenayangatak dapat dipisahkan dengan
pesantrenadanadianggap sebagai tempatayang paling tepat untuk
mendidikapara santri, terutamaadalamapraktekaibadah lima waktu,
khutbahadanashalataJum’at dan pengajaranakitab-kitab Islam klasik.
Sebagaimana pula Zamakhsyari Dhofir berpendapat bahwa:
“Kedudukanamasjid sebagaiasebagai pusat pendidikanadalam tradisi
pesantren merupakan manifestasi universalisme dari sistemapendidikan
Islam tradisional. Dengan kata lainakesinambunganasistemapendidikan
Islamayangaberpusat di masjidasejakamasjid Quba’ didirikan di dekat
Madinahapada masaaNabi Muhammad SAW. tetapaterpancar dalam
sistemapesantren. Sejakazaman Nabi, masjidatelah menjadi pusat
pendidikanaIslam”.14
c) Kyai
Kyai berkedudukanasebagaiatokohasentral dalamatata kehidupan
pesantren, sekaligus sebagai pemimpin pesantren, dalam kedudukan ini
nilaiakepesantrenannyaabanyakatergantungapada kepribadian Kyai
sebagaiasuriatauladan dan sekaligus pemegangakebijaksanaan mutlak
dalamatata nilai pesantren. M. Habib Chirzin mengatakanabahwa peran
kyai sangatabesar sekali dalamabidang penangananaiman, bimbingan
14 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya
mengenai Masa Depan Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 1982), hal. 49
![Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedudukan Guru dalam Pendidikan 1 ...eprints.umm.ac.id/55138/17/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · mengupayakan diri menjadiaprofesional. Profesionalismeaguru](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052810/607e81e3119e79037b128dca/html5/thumbnails/16.jpg)
26
amaliyah, penyebaranadan pewarisanailmu, pembinaan akhlak,
pendidikanaberamal danamemimpin sertaamenyelesaikan masalah
yang dihadapi oleh santri danamasyarakat, danadalamahalapemikiran
kyaialebih banyakaberupa terbentuknyaapola berfikir, sikap, jiwa serta
orientasi tertentuauntuk memimpinasesuai dengan latar belakang
kepribadian kyai.
d) Santri
Santriamerupakan sebutan bagi para siswa yang belajar mendalami
agamaadiapesantren. Biasanyaaparaasantri iniatinggal diapondok atau
asramaapesantrenayangatelahadisediakan, namunaada pulaasantri yang
tidak tinggal diatempat yangatelah disediakanatersebut yang biasa
disebutadenganasantriakalong.
MenurutaZamakhsyari Dhofiraberpendapat bahwa: “Santriayaitu
murid-muridayangatinggal di dalamapesantren untuk mengikuti
pelajaranakitab-kitabakuningaatau kitab-kitabaIslam klasikayang pada
umumnyaaterdiriadari duaakelompok santri yaitu:
- Santri Mukim yaituasantri atauamurid-murid yangaberasal dari jauh
yangatinggal atauamenetap di lingkunganapesantren.
- SantriaKalongayaitu santriayangaberasal dariadesa-desaasekitar
pesantrenayang merekaatidakamenetap di lingkunganakomplek
peantrenatetapiasetelahamengikutiapelajaranamerekaapulang.15
15 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya
mengenai Masa Depan Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 1982), hal. 51
![Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedudukan Guru dalam Pendidikan 1 ...eprints.umm.ac.id/55138/17/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · mengupayakan diri menjadiaprofesional. Profesionalismeaguru](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052810/607e81e3119e79037b128dca/html5/thumbnails/17.jpg)
27
Menjalaniakehidupan di pesantren, pada umumnyaamereka
mengurusasendiriakeperluan sehari-hari dan merekaamendapat fasilitas
yangasama antaraasantri yangasatu denganalainnya. Santriadiwajibkan
mentaatiaperaturanayang ditetapkanadi dalamapesantrenatersebut dan
apabila ada pelanggaranaakan dikenakanasanksi sesuaiadengan
pelanggaranayangadilakukan.
e) Kitab klasik
Kitab-kitabaIslam klasik adalahakepustakaanadan pegangan para
Kyai di pesantren. aKeberadaannya tidaklah dapatadipisahkan dengan
Kyai di pesantren. Kitab-kitab Islamaklasik merupakanamodifikasi
nilai-nilaiaajaran Islam, sedangkan Kyaiamerupakan personifikasiadari
nilai-nilaiaitu. Di sisi lain keharusanaKyai di sampingatumbuh
disebabkan kekuatan-kekuatan mistik yang juga karena kemampuannya
menguasaiakitab-kitabaIslamaklasik.
Sehubunganadengan hal ini, Moh. HasyimaMunifamengatakan
bahwa: “Ajaran-ajaranayang terkandung dalamakitab kuning tetap
merupakanapedoman hidup danakehidupan yangasah dan relevan. Sah
artinya ajaranaitu diyakini bersumberapada kitab Allah Al-Qur’anadan
sunnahaRasulullah (Al-Hadits), dan relevanaartinya ajaran-ajaranaitu
masihatetapacocok danabergunaakiniaatauananti”.
Penyebutanakitab-kitabaIslamaklasik di duniaapesantren lebih
populeradenganasebutan “kitab kuning”, tetapiaasal usulaistilah ini
belumadiketahuiasecaraapasti. Mungkinapenyebutanaistilahatersebut
![Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedudukan Guru dalam Pendidikan 1 ...eprints.umm.ac.id/55138/17/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · mengupayakan diri menjadiaprofesional. Profesionalismeaguru](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052810/607e81e3119e79037b128dca/html5/thumbnails/18.jpg)
28
gunaamembatasiadengan tahun karangan atau disebabkan warna kertas
dari kitab tersebut berwarna kuning, tetapi argumentasi ini kurang tepat
sebab padaasaataini kitab-kitabaIslamaklasikasudahabanyakadicetak
denganakertasaputih.
Pengajaran kitab-kitabaIslam klasik olehapengasuhapondok (Kyai)
atauaustadz biasanya denganamenggunakan sistemasorogan, wetonan,
danabandongan. Adapunakitab-kitabaIslamaklasik yangadiajarkan di
pesantrenamenurut Zamakhsyari Dhofiradapat digolongkan keadalam
8 kelompok, yaitu: (1) Nahwu (syntax) dan Sharaf (morfologi), (2)
Fiqih (hukum), (3) UshulaFiqh (yurispundensi), (4) Hadits, (5) Tafsir,
(6) Tauhid (theologi), (7) Tasawuf dan Etika, (8) Cabang-cabangalain
sepertiaTarikha (sejarah) adanaBalaghah”.16
2. Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ)
TamanaPendidikan Al-Qur’anayangadisingkat denganaTPA atau
TPQ adalahalembaga atauakelompokamasyarakat yang menyelenggarakan
pendidikananonformalajenis keagamaanaIslam yang bertujuanauntuk
memberikan pengajaranamembaca Al-Qur’an sejakausiaadini, serta
memahamiadasar-dasaradinul Islam padaaanak usiaataman kanak-kanak,
sekolahadasar dan atauamadrasahaibtidaiyah (SD/MI) atauabahkanayang
lebihatinggi. TamanaPendidikan Al-Qur'an (TPA/TPQ) setaraadengan RA
danataman kanak-kanak (TK), di manaakurikulumnyaaditekankan pada
16 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya
mengenai Masa Depan Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 1982), hal. 50
![Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedudukan Guru dalam Pendidikan 1 ...eprints.umm.ac.id/55138/17/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · mengupayakan diri menjadiaprofesional. Profesionalismeaguru](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052810/607e81e3119e79037b128dca/html5/thumbnails/19.jpg)
29
pemberianadasar-dasaramembaca Al-Qur'an serta membantu pertumbuhan
danaperkembanganarohaniaanak agaramemiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikanalebihalanjut.
Elemen-elemen yang mendasari berdirinya sebuah TPQ diantaranya
adalah adanya guru atau ustadz, santri, serta kurikulum atau metode yang
digunakan.
3. Madrasah
Madrasahamerupakanasebuah kata dalamabahasa Arab yang artinya
sekolah. Asalakatanya yaitu darasa (baca:adarosa) yangaartinya belajar. Di
Indonesia, madrasah dikhususkan sebagai sekolah (umum) yang
kurikulumnyaaterdapatapelajaran-pelajaranatentang keislaman. aMadrasah
Ibtidaiyah (MI) setara dengan Sekolah Dasar (SD), Madrasah Tsanawiyah
(MTs) setaraadenganaSekolahaMenengahaPertama (SMP), danaMadrasah
Aliyah (MA)asetaraadenganaSekolahaMenengahaAtas (SMA).
Elemen-elemen yang harus dipenuhi diantaranya gedung madrasah,
guru, siswa, serta kurikulum yang digunakan.