bab ii kajian pustaka a. landasan teori -...

12
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pengertian IPA IPA adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah. IPA dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk dapat mengamati sesuatu, dalam hal ini adalah dunia. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Sains adalah suatu cara atau metode untuk mendapatkan pengetahuan dengan mengamati sesuatu yang ada di dunia ini dan pengetahuan yang diperoleh tersebut dapat diuji kembali kebenarannya melalui metode ilmiah. Untuk memahami IPA haruslah melalui berbagai pemahaman, yaitu: IPA sebagai institusi diartikan sebagai suatu kelembagaan imajiner, kelembagaan dari bidang profesi tertentu seperti: bidang profesi hukum, bidang kedokteran, bidang pendidikan dan sebagainya. IPA sebagai suatu metode yaitu sebagai suatu proses yang masih terus berkembang/berubah. Metode IPA terdiri dari sejumlah kegiatan baik mental muapun manual, termasuk observasi, eksperimen, klasifikasi, pengukuran dan sebagainya. IPA sebagai kumpulan pengetahuan: Pengetahuan IPA merupakan kumpulan kebenaran yang tidak mutlak dan jumlahnyapun selalu berkembang karena kebenarannya dapat diperiksa setiap saat oleh orang lain ataupun diulang observasinya. IPA sebagai faktor pengembang produksi. IPA sebagai salah satu faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan dan sikap. Pengertian IPA ternyata mengalami perkemangan dari zaman ke zaman. Pada mulanya IPA merupakan pengetahuan biasa, lambat laun pengertiannya berubah menjadi pengetahuan yang rasional lepas dari takhayul, dan 5

Upload: phamdien

Post on 17-Jun-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1714/3/T1_282009031_BAB II.pdf · Landasan Teori . 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pengertian IPA

IPA adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode

ilmiah. IPA dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk dapat mengamati

sesuatu, dalam hal ini adalah dunia. Dari kedua pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa Sains adalah suatu cara atau metode untuk mendapatkan

pengetahuan dengan mengamati sesuatu yang ada di dunia ini dan

pengetahuan yang diperoleh tersebut dapat diuji kembali kebenarannya

melalui metode ilmiah.

Untuk memahami IPA haruslah melalui berbagai pemahaman, yaitu:

IPA sebagai institusi diartikan sebagai suatu kelembagaan imajiner,

kelembagaan dari bidang profesi tertentu seperti: bidang profesi hukum,

bidang kedokteran, bidang pendidikan dan sebagainya.

IPA sebagai suatu metode yaitu sebagai suatu proses yang masih terus

berkembang/berubah. Metode IPA terdiri dari sejumlah kegiatan baik mental

muapun manual, termasuk observasi, eksperimen, klasifikasi, pengukuran dan

sebagainya.

IPA sebagai kumpulan pengetahuan:

Pengetahuan IPA merupakan kumpulan kebenaran yang tidak mutlak

dan jumlahnyapun selalu berkembang karena kebenarannya dapat diperiksa

setiap saat oleh orang lain ataupun diulang observasinya.

IPA sebagai faktor pengembang produksi.

IPA sebagai salah satu faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan

dan sikap.

Pengertian IPA ternyata mengalami perkemangan dari zaman ke zaman.

Pada mulanya IPA merupakan pengetahuan biasa, lambat laun pengertiannya

berubah menjadi pengetahuan yang rasional lepas dari takhayul, dan

5

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1714/3/T1_282009031_BAB II.pdf · Landasan Teori . 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan

6

kepercayaan seperti pada zaman Yunani, kemudian berkembang lagi menjadi

pengetahuan yang didapat dari metode ilmiah. Namun metode ilmiah itupun

nampaknya bekembang pula pengertiannya. Pada mulanya dikatakan ilmiah

asalkan berkembanya pula pengertiannya. Pada mulanya dikatakan ilmiah

asalkan yang masuk akal (rasional) dan sesuai dengan obyeknya. Namun

kemudian persyaratannya bertambah yaitu syarat kuantitatif bahkan pada

zaman sekarang persyaratan itu ditambah lagi yaitu haruslah bersifat

pragmatis.

IPA mempunyai banyak nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai-

nilai yang terkandung dalam sains adalah sebagai berikut; nilai-nilai sosial

dari sains terdiri dari nilai etika dan estika, nilai moral, humanoria, nilai

ekonomi.

Nilai-nilai pedagogik/psikologis dari IPA terdiri dari sikap mencintai

kebenaran, sikap tidak purbasangka, menyadari kebenaran ilmu tidak mutlak,

keyakinan bahwa tatanan alam bersifat teratur, bersifat toleran terhadap orang

lain, bersikap ulet, sikap teliti dan hati-hati, sikap ingin tahu, sikap optimis.

2. Hakikat Belajar

Ada beberapa konsep tentang belajar yang didefinisikan oleh para pakar

psikologi, antara lain:

a. Menurut Gagne and Berliner (1989:255) dalam Anni, Tri Catharina

(2004:2) belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah

perilakunya karena hasil dari pengalaman.

b. Menurut Morgan et.al. (1986: 140) dalam Anni, Tri Catharina (2004:2)

belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil

praktik atau pengalaman.

c. Menurut Slavin (1994: 152) dalam Anni, Tri Catharina (2004:2) belajar

merupakan perubahan invidu yang disebabkan oleh pengalaman.

d. Menurut Gagne (1977: 3) dalam Anni, Tri Catharina (2004: 2) belajar

merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia, yang berlangsung

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1714/3/T1_282009031_BAB II.pdf · Landasan Teori . 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan

7

selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari

proses pertumbuhan.

Konsep tentang belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu:

a. Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku.

b. Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.

c. Perubahan perilaku terjadi karena belajar bersifat relatif permanen.

Jadi, belajar (learning) mengacu pada perubahan perilaku yang terjadi

sebagai akibat dari interaksi antara individu dengan lingkungannya.

Perubahan perilaku yang dimaksud dapat berbentuk perubahan kognitif,

afektif, maupun psikomotorik (Anni, Tri Catharina, 2004: 3). Benyamin S.

Bloom (Gay, 1985: 72 – 76; Gagne dan Berliner, 1984: 57 – 56) dalam Anni,

Tri Catharina (2004: 6) mengusulkan tiga taksonomi yang disebut dengan

ranah belajar, yaitu:

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan,

dan kemahiran intelektual yang mencakup kategori: pengetahuan/ingatan,

pemahaman, penerapan/aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian.

b. Ranah Afektif

Taksonomi tujuan pembelajaran afektif, dikembangkan oleh Krathwohl

dkk, merupakan hasil belajar yang paling sukar diukur. Tujuan

pembelajaran ini berhubungan dengan sikap, minat, dan nlai. Kategori

tujuan pembelajaran ini mencerminkan hierarki yang berentengan dari

keinginan untuk menerima sampai dengan pembentukan pola hidup.

c. Ranah Psikomotorik

Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya

kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi

objek, dan koordinasi syaraf. Penjabaran ranah psikomotorik ini sangat

sukar karena seringkali tumpang tindih dengan ranah kognitif dan afektif.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1714/3/T1_282009031_BAB II.pdf · Landasan Teori . 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan

8

Maka ranah-ranah tersebut harus selalu diperhatikan karena satu sama

lain saling menunjang dalam kegiatan pembelajaran.

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah nilai sebagai rumusan akhir yang diberikan

oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi belajar siswa selama masa

tertentu (http://ridwan202). Prestasi belajar diartikan sebagai bukti usaha

yang dicapai. Dalam hal ini prestasi belajar adalah keberhasilan usaha

mencapai hasil belajar yang merupakan suatu kemampuan internal yang

telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan seseorang

melakukan sesuatu. Berdasarkan uraian pendapat tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu perolehan atau perubahan

tingkah laku yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Prestasi belajar merupakan hasil evaluasi belajar yang diperoleh

atau dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam

kurun waktu tertentu. Bentuk konkrit prestasi belajar adalah dalam bentuk

skor akhir dari evaluasi yang dimasukkan dalam nilai raport. Untuk

mengetahui prestasi belajar siswa, dilakukan evaluasi. Prestasi belajar

merupakan wujud yang menggambarkan usaha belajar yang melibatkan

interaksi antara guru dan siswa, ataupun orang lain dan lingkungannya.

Dapat dikatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa

setelah melalui proses belajar yang ditunjukkan dalam bentuk angka, huruf

ataupun tindakan yang mencerminkan prestasi anak dalam periode tertentu

dalam belajar.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Belajar merupakan proses yang menimbulkan terjadinya perubahan

dalam tingkah laku atau kecepatan. Jadi berhasil tidaknya seseorang dalam

proses belajar tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Menurut (http:/ridwan202) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1714/3/T1_282009031_BAB II.pdf · Landasan Teori . 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan

9

belajar dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor

ekstern.

1) Faktor ekstern

Faktor intern adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang

berasal dari luar diri siswa. Faktor-faktor ekstern itu antara lain:

a) Latar belakang pendidikan orang tua.

Latar belakang pendidikan orang tua paling mempengaruhi prestasi

belajar. Semakin tinggi pendidikan orang tua, maka anak dituntut

harus lebih berprestasi dengan berbagai cara dalam pengembangan

prestasi belajar anak.

b) Status ekonomi sosial orang tua.

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak.

Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan

pokoknya. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan

pokok anak kuang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu,

belajar anak juga terganggu.

c) Ketersediaan sarana dan prasarana di rumah dan sekolah.

Sarana dan prasarana mempunyai arti penting dalam pendidikan dan

sebagai tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar

mengajar di sekolah. Sekolah harus mempunyai ruang kelas, ruang

guru, perpustakaan, halaman sekolah dan ruang kepalasekolah.

Sedangkan di rumah diperlukan tempat belajar dan bermain, agar

anak dapat berkreasi sesuai apa yang diinginkan. Semua tujuan

untuk memberikan kemudahan pelayanan anak didik.

d) Media yang dipakai guru

Media digunakan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan

pendidikan disekolah tergantung dari baik tidaknya media yang

digunakan dalam pendidikan yang dirancang. Bervariasi potensi

yang tersedia melahirkan media yang baik dalam pendidikan yang

berlainan untuk setiap sekolah.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1714/3/T1_282009031_BAB II.pdf · Landasan Teori . 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan

10

2) Faktor Intern

Adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari

dalam diri siswa. Faktor-faktor intern itu antara lain:

a) Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya

terhadap kemapuan belajar. Siswa yang kesehatannya baik akan

lebih mudah dalam belajar dibandingkan dengan siswa yang kondisi

kesehatannya kurang baik, sehingga hasil belajarnya juga akan lebih

naik.

b) Kecerdaarn/intelegensia

Kecerdasan/intelegensia besar pengaruhnya dalam menentukan

seseorang dalam mencapai keberhasilan. Seseorang yang memiliki

intelegensia yang tinggi akan lebih cepat dalam menghadapi dan

memecahkan masalah dibandingkan dengan orang yang memiliki

intelegensia rendah. Dengan demikian intelegensia memegang

peranan dalam keberhasilan seseorang untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Demikian pula dalam prestasi belajar, siswa yang

memiliki intelegensia tinggi prestasi belajarnya juga akan tinggi

sementara siswa yang memiliki intelegensia rendah maka prestasi

yang diperoleh juga akan rendah.

c) Cara belajar

Cara belajar seseorang mempengaruhi pencapaian hasil

belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor

fisiologis, psikologis dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil

yang kurang memuaskan.

d) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang

untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Siswa

yang belajar sesuai dengan bakatnya akan lebih berhasil

dibandingkan dengan orang yang belajar di luar bakatnya.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1714/3/T1_282009031_BAB II.pdf · Landasan Teori . 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan

11

e) Minat

Seseorang siswa yang belajar dengan minat tinggi maka hasil

yang akan dicapai lebih baik dibandingkan dengan siswa yang

kurang berminat dalam belajar.

f) Motivasi

Motivasi sebagai faktor intern berfungsi menimbulkan,

mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Dengan adanya

motivasi, maka siswa akan memiliki prestasi yang baik, begitu pula

sebaliknya.

4. Pembelajaran Kontekstual

a. Hakikat Pembelajaran Kontekstual

Dalam proses belajar mengajar diperlukan strategi pembelajaran yang

dilakukan oleh guru supaya siswa memiliki minat belajar yang tinggi

terhadap mata pelajaran yang diajarkan khususnya pelajaran IPA. Dengan

adanya minat belajar yang tinggi, diharapkan siswa memperoleh hasil

belajar yang optimal.

Strategi pembelajaran yang dimaksud adalah dengan menggunakan

pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL).

CTL adalah konsep belajar yang membantu guru dalam mengaitkan antara

pokok bahasan yang diajarkan dengan situasi nyata siswa dan mendorong

siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan

tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni:

1) Konstruktivisme (Constructivism)

Konstrukstivisme merupakan landasan berfikir pendekatan CTL,

yaitu bahwa pengetahuan manusia dibangun sedikit demi sedikit, yang

hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Sehingga, siswa harus

mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui

pengalaman nyata maupun keterlibatan aktif dalam proses belajar

mengajar.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1714/3/T1_282009031_BAB II.pdf · Landasan Teori . 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan

12

Dalam pandangan konstruktivisme, strategi memperoleh lebih

diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan

mengingat pengetahuan. Pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui

pengalaman. Pemahaman berkembang semakin dalam dan semakin kuat

apabila selalu diuji dengan pengalaman baru (Nurhadi, 2002: 10).

2) Bertanya (Questioning)

Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis

CTL. Menurut Nasution (2004: 161), bertanya dalam pembelajaran

dipandang sebagai kegiatan guru untuk:

a) Mendorong anak berfikir untuk memecahkan suatu soal.

b) Membangkitkan pengertian yang lama maupun yang baru.

c) Menyelidiki dan menilai penguasaan murid tentang bahan pelajaran.

d) Membangkitkan minat untuk sesuatu, sehingga timbul keinginan

untuk mempelajarinya.

e) Mendorong anak untuk menginterpretasi dan mengorganisasi

pengetahuan dan pengalamannya dalam bentuk prinsip/generalisasi

yang lebih luas.

f) Menyelidiki kepandaian, minat, kematangan, dan latar belajang

anak-anak.

g) Menarik perhatian anak atau kelas.

Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam

melaksanakan pembelajaran yang berbasis inkuri. Adapun

penerapannya dalam kelas, hampir semua aktivitas belajar, kegiatan

bertanya dapat diterapkan, antara siswa dengan siswa, antara guru

dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan orang lain

yang didatangkan ke kelas, dan sebagainya.

3) Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran

berbasis CTL (Nurhadi, 2002: 12). Pengetahuan dan keterampilan yang

diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1714/3/T1_282009031_BAB II.pdf · Landasan Teori . 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan

13

fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus merancang

kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan.

Adapun siklus dalam kegiatan inkuri adalah observasi, bertanya,

mengajukan dugaan, mengumpulkan data dan menyimpulkan. Adapun

langkah-langkah dalam keiatan inkuiri adalah:

a) Rumusan masalah hipotesis.

b) Mengamati atau melakukan observasi pengumpulan data.

c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan,

bagan, tabel, dan lain-lain.

d) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya kepada pembaca,

teman sekelas, guru atau audiens yang lain.

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep learning community menyarankan agar hasil

pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Metode

pembelajaran dengan teknik learning community sangat membantu

proses pembelajaran di kelas. Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu

melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa

dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen yaitu ada

yang pandai dan ada yang kurang pandai supaya dapat terjadi

komunikasi dua arah (Nurhadi, 2002: 15).

5) Permodelan (Modelling)

Permodelan adalah suatu kegiatan pembelajaran keterampilan atau

pengetahuan tertentu yang dalam pelaksanaannya terdapat model yang

bisa ditiru. Dalam pendekatan CTL, guru bukan satu-satunya model.

Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa, seseorang siswa dapat

ditunjuk untuk memberi contoh temannya tentang kegiatan yang akan

dilakukan. Ada kalanya siswa lebih paham apabila diberi contoh oleh

temannya (Nurhadi, 2002: 16).

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau

berfikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1714/3/T1_282009031_BAB II.pdf · Landasan Teori . 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan

14

Selain itu, refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau

pengetahuan yang baru diterima. Pengetahuan yang dimiliki oleh siswa

diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian diperluas

sedikit demi sedikit. Kunci dari semua itu adalah adalah bagaimana

pengetahuan itu mengendap di benak siswa. Pada kahir pembelajaran,

guru menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan refleksi

(Nurhadi, 2002: 18).

7) Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assesement)

Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberkan gambaran perkembangan belajar siswa. Data yang

dikumpulkan melalui kegiatan penilaian bukanlah mencari informasi

tentang belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu

diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami

proses pembelajaran yang benar. Pembelajaran yang benar memang

seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu

mempelajari bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin

informasi diakhir periode pembelajaran (Nurhadi, 2002: 19).

Menurut Nurhadi (2002: 10), sebuah kelas dikatakan

menggunakan pembelajaran CTL jika menerapkan komponen-

komponen tersebut di atas dalam pembelajarannya. Penerapan CTL

dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya adalah

sebagai berikut.

a) Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna

dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan

mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

b) Melaksanakan sejauh mungkin pengetahuan dan keterampilan

barunya

c) Mengembangkan sifat ingin tahun siswa dengan bertanya.

d) Menciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-

kelompok).

e) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1714/3/T1_282009031_BAB II.pdf · Landasan Teori . 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan

15

f) Melakukan refleksi di akhir pertemuan.

g) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran CTL

khususnya pada materi bagian-bagian tumbuhan bagi siswak kelas IV

dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPA, karena ilmu dan

pengalaman yang diperoleh siswa dari menemukan sendiri, siswa dapat

bertanya maupun mengajukan pendapat tentang materi yang diajarkan,

siswa dapat melakukan kerja kelompok melalui masyarakat belajar,

guru dapat melakukan permodelan, dan dilakukan penilaian yang

sebenarnya dari kegiatan yang sudah dilakukan siswa.

b. Penilaian Pembelajaran Kontekstual

Dalam pembelajaran kontekstual harus menggunakan penilaian yang

sebenarnya (Authentic Assesement). Assesement adalah proses

pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran

perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan siswa perlu

diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses

pembelajaran dengan benar.

Penilaian yang sebenarnya adalah kegiatan menilai siswa yang

menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil

berbagai instrumen penilaian.

Ciri-ciri penilaian autentik adalah:

1) Harus mengukur semua aspek pembelajaran, proses, kinerja dan

produk.

2) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.

3) Menggunakan berbagai cara dan sumber.

4) Tes hanya salah satu cara alat pengumpul data penilaian.

5) Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus mencerminkan bagian-

bagian kehidupan siswa yang nyata setiap hari, mereka harus dapat

menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap

hari.

6) Penilaian harus menekankan ke dalam pengetahuan dan keahlian siswa.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1714/3/T1_282009031_BAB II.pdf · Landasan Teori . 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan

16

Sementara itu karakteristik authentic assesement adalah sebagai berikut:

1) Dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran berlangsung.

2) Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif.

3) Yang diukur keterampilan dan performen, bukan mengingat fakta.

4) Berkesinambungan dan terintegrasi.

5) Dapat digunakan sebagai feed back.

Hal-hal yang dapat digunakan sebagai dasar menilai prestasi siswa adalah

sebagai berikut:

1) Proyek/kegiatan dan laporannya.

2) Hasil tes tertulis.

3) Portofolio (kumpulan karya siswa selama satu semester atau satu

tahun).

4) Pekerjaan rumah.

5) Kuis.

6) Karya tulis.

7) Presentasi atau penampilan siswa.

8) Demonstrasi.

9) Laporan.

10) Jurnal.

11) Kelompok diskusi.

12) Wawancara (Kunandar, 2007: 292 – 294).