bab ii kajian pustaka kajian pustaka a. - portal...
TRANSCRIPT
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.1. Kajian Pustaka
A. Judul
Desain Interior Rumah Budaya Korea di Yogyakarta dengan Atmosfer “K-pop”.
B. Definisi Judul
Devinisi judul Desain Interior Rumah Budaya Korea di Yogyakarta dengan Atmosfer K-
pop bila dijelaskan secara umum tiap suku kata yang ada adalah:
Desain : Adalah Suatu sistem yang berlaku untuk segala macam jenis perancangan
dimana titik beratnya adalah melihat sesuatu persoalan tidak secara terpisah
atau tersendiri melainkan sebagai suatu kesatuan dimana satu masalah
dengan lainnya saling kait mengait. (Setiawan, Eka. 2014. Pengertian
Desain. Situs internet
https://www.academia.edu//5337431/PENGERTIAN_DESAIN_kk_yeti ,
diakses 27/02/2016)
Interior : Adalah bagian dalam suatu ruangan atau tatanan perabot di dalam ruang
gedung dan sebagainya. (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Dilengkapi
Dengan Ejaan Yang Disempurnakan : Drs. Ahmad A.K. Muda, 2006 : 271)
Rumah : Adalah bangunan untuk tempat tinggal; bangunan pada umumnya (seperti
gedung). (http://kbbi.web.id/rumah. Diakses pada 20/09/2016 : 11:30).
Budaya : Adalah pikiran; akal budi; adat istiadat; sesuatu mengenai kebudayaan yang
sudah berkembang (beradab, maju); sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan
yang sudah sukar diubah (http://kbbi.web.id/budaya. Diakses pada
20/09/2016 : 11:35).
Korea : Adalah sebuah semenanjung yang di Asia Timur (di antara Tiongkok dan
Jepang). Korea terbagi menjadi dua negara, yakni Repubik Korea (Korea
Selatan) dan Republik Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara) setelah
perang dunia II pada tahun 1945. (Wikipedia)
Yogyakarta : Adalah ibu kota dan pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta,
Indonesia. Kota Yogyakarta adalah kediaman bagi Sultan Hamengkubawana
dan Adipati Paku Alam. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota
terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga di wilayah Pulau Jawa bagian
selatan setelah Bandung dan Malang menurut jumlah penduduk. (wikipedia).
K-pop : Merupakan kepanjangan dari Korean Pop (musik pop korea). Adalah jenis
musik populer yang berasal dari Korea Selatan. Banyak artis dan kelompok
musik pop Korea yang menembus batas dalam negeri dan populer di
mancanegara. Kegandrungan akan musik Korea merupakan bagian yang tak
terpisahkan daripada Deman Korea (Korean Wave) di berbagai negara.
(wikipedia)
1.2. Tinjauan Umum Tentang Korea
Gambar II.1 Peta Korea
(Sumber : http://nanilaie.info/?p=1278 )
Korea adalah sebuah semenanjung di Asia Timur (di antara Tiongkok dan Jepang). Korea
terbagi menjadi dua negara, yakni Republik Korea (Korea Selatan) dan Republik Rakyat
Demokratik Korea (Korea Utara) setelah Perang Dunia II pada tahun 1945.Korea Selatan kemudian
berkembang menjadi negara demokratis sementara Korea Utara berhaluan komunis. Bendera
Persatuan Korea sering digunakan untuk merepresentasikan Korea pada ajang olahraga
internasional, namun bendera tersebut bukan merupakan bendera resmi kedua negara.Karena
zaman dinasti-dinasti bersejarah sudah berakhir, istilah Korea saat ini didefinisikan berdasarkan
gabungan 2 identitas yang terbagi oleh Garis Demarkasi Militer pararel 38, yakni Korea Utara, dan
Korea Selatan. Semenanjung Korea di sebelah utara dibatasi oleh Republik Rakyat Tiongkok, dan
Rusia di sebelah timur laut, serta Jepang di sebelah tenggara yang dipisahkan dengan Selat Korea.
Sebutan "Korea" diambil dari nama dinasti Korea yang terkenal, yaitu Goryeo (935-1392).
Goryeo sendiri menamai negerinya dari kependekan nama salah satu Tiga Kerajaan Korea,
Goguryeo (37 SM-668 M). Dalam bahasa Tionghoa dilafalkan "Gao-li" dan penyebutan itu
menyebar ke para pedagang Timur Tengah, dan lama kelamaan menjadi "Korea". Kata "Korea"
secara umum di dunia internasional saat ini digunakan untuk menunjuk kedua negara Korea. Dalam
Bahasa Korea di Korea Selatan, "Korea" berarti "Han-Guk" (Korea Selatan; kependekan dari "Dae
Han Min Guk") sedangkan "Chosŏn" digunakan oleh Korea Utara untuk menyebut nama negara
mereka. (http://id.wikipedia.org/wiki/Korea)
1. Letak Geografis Korea
Korea terletak di Semenanjung Korea, yang membentang sepanjang 1.100 kilometer
dari utara ke selatan. Semenanjung Korea berada di timur laut benua Asia, di mana perairan
Korea bertemu dengan bagan paling barat Samudra Pasifik. Semenanjung ini berbatasan dengan
Cina dan Rusia di sebelah utara. Di sebelah timur terdapat Laut Timur, di mana Jepang terletak
diseberangnya. Di bagian barat terdapat Laut Kuning dan di samping daratan utama, wilayah
Korea juga mencakup kira-kira 3.200 pulau.
Wilayah Korea secara keseluruhan mencakup 223.098 kilometer persegi, hampir seluas
Inggris atau Ghana. Pegunungan Taebaeksan terbentang sepanjang pantai timur,di mana
deburan ombak telah menciptakan tebing-tebing curam dan pulau-pulau kecil yang berbatu-
batu. Lereng-lereng barat dan selatan yang pegunungan ini tidak terlalu curam, yang
membentuk daratan-daratan serta pulau-pulau di tepi pantai yang dikelilingi oleh teluk-teluk
kecil.
Daerah perbatasan Korea meliputi Yuwonjin, Propinsi Hamgyeongbuk-do disebelah
utara dengan titik koordinat 43⁰ 00‟42” N. Pulau Marado, Propinsi Otonomi khusus Jeju di
sebelah selatan dengan titik koordinat 33⁰ 06‟43” N. Pulau Dokdo, Propinsi Gyeongsangbuk-do
di sebelah timur dengan titik koordinat 131⁰ 52‟21” E. Dan Pulau Maando, Propinsi
Pyeonganbuk-do di sebelah barat dengan titik koordinat 124⁰ 11‟04” E.
2. Iklim
Korea memiliki empat musim yang berbeda. Musim semi dan musim gugur berlangsung
cukup pendek, Musim panas memiliki udara panas dan lembab, sedangkan pada musim dingin
udara terasa dingin dan kering dengan jumlah salju yang sangat banyak, terutama di daerah
pegunungan, namun tidak di sepanjang pantai selatan.
Suhu udara berbeda cukup jauh antara satu daerah dengan daerah lainnya di Korea,
dengan suhu rata-rata antara 6⁰C (43⁰F) da 16⁰C (61⁰F). Pada awal musim semi, angin dari
Siberia membawa serta debu kuning dari gurun-gurun pasir yang saljunya mencair di Cina serta
membawanya ke Semenanjung Korea dan Jepang. Sedangkan di musim gugur, dengan udaranya
yang kering namun segar serta langit berwarna biru kristal, merupakan musim yang disukai oleh
sebagian besar rakyat Korea.
3. Jumlah Penduduk
Pada akhir tahun 2007, jumlah penduduk Korea Selatan secara keseluruhan dperkirakan
mencapai 48.456.369 juta jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 498 jiwa per kilometer
persegi. Jumlah penduduk Korea Utara diperkirakan 23.200.238 juta jiwa. Jumlah penduduk
Korea mengalami peningkatan per tahun rata-rata sejumlah 3% sepanjang dekade 1960-an,
namun jumlah ini menurun hingga 2% pada dekade selanjutnya. Pada tahun 2005 tingkat
pertumbuhan penduduk berada pada titik 0,21% dan diperkirakan akan terus menurun hingga
0,02% pada tahun 2020.
4. Bahasa
Seluruh rakyat Korea berbicara dan menulis dalam bahasa yang sama, yang menjadi
faktor penentu dalam pembentukan identitas nasional. Bahasa Korea memiliki beberapa dialek
di samping dialek umum yang digunakan di Seoul. Hanya dialek dari Propinsi Jejudo saja yang
begitu berbeda sehingga sulit dipahami oleh penduduk dari propinsi lain.
Studi-studi linguistik dan etnologi telah mengklasifikasikan bahasa Korea dalam
keluarga bahasa Altaic, yang mencakup bahasa Turki, Mongol, dan Tungus-Manchu. Raja
Agung Sejong mempersiapkan serta membantu menciptakan alfabet Korea Hangeul pada abad
ke-15. Sebelum alfabet ini terbentuk, prosentasi jumlah penduduk Korea yang bisa membaca
relatif kecil. Hanya sedikit rakyat Korea yang mampu menguasai huruf-huruf Cina yang sulit,
yang digunakan oleh kaum kelas atas.
5. Bendera Nasional
Gambar II.2 Bendera Korea
(sumber : https://kioslambang.wordpress.com/tag/arti-bendera-korea-selatan/ )
Bendera kebangsaan Korea disebut Taegeukgi. Rancangan bendera ini melambangkan
prinsip-prinsip yin dan yang dalam filsafat Asia. Lingkaran di tengah bendera dibagi menjadi
dua bagian yang sama besar. Bagian atas yang berwarna merah melambangkan kekuatan
kosmik yang bersifat proaktif. Sebaliknya, bagian bawah yang berwarna biru melambangkan
kekuatan-kekuatan yin yang bersifat responsif.
Kedua kekuatan ini membentuk konsep mengenai gerakan yang terus-menerus,
keseimbangan, serta harmoni yang menjadi ciri dari dunia tak terbatas. Lingkaran ini dikelilingi
oleh empat trigram, yakni atu trigram pada masing-masing sudutnya. Tiap trigram
melambangkan satu dari empat unsur alam semesta: langit, bumi, api, dan air.
6. Lagu Kebangsaan
Lagu kebangsaan Korea disebut Aegukga yang memiliki arti lagu yang mencintai
negara. Lirik Aegukga mulai digunakan pada tahun 1907, pada saat kedaulatan Korea dalam
keadaan darurat karena adanya serangan dari musuh luar negeri. Setelah pemerintah Korea
dibentuk, dimulai dari tahun 1948 lagu Aegukga yang dikomposisi oleh seorang musikus
bernama Ahn Ik-tae, Aegukga mulai digunakan pada acara-acara resmi pemerintah Korea dan
diperkenalkan dengancara dimuat di buku-buku pelajaran SD, SMP, SMU Korea. Lagu
Aegukga selalu dinyanyikan dengan sepenuh hati dan pada saat Aegukga diperdengarkan, para
pendengar akan berdiri.
7. Bunga Nasional
Gambar II.3 Bunga Nasional
(sumber : http://idekreati.blogspot.co.id/2012_05_01_archive.html)
Bunga Nasional Korea adalah Mugunghwa atau Bunga Mawar dari Sharon.
Mugunghwa melambangkan Korea dan mempunyai arti “bunga yang tidak pernah berhenti
berkembang” jika melihat dokumen lama, Bangsa Korea sangat menyayangi Mugunghwa. Di
dalam lagu kebangsaan “Aegukga” terdapat lirik “Mugunghwa yang berkembang di tanah air
sepanjang 1,000Km”. Setelah merdeka, Mugunghwa dinobatkan secara langsung untuk menjadi
bunga nasional Korea. Mugunghwa mempunyai daya tahan yang kuat terhadap polusi, oleh
karena itu Mugunghwa sungguh melambangkan keinginan bangsa Korea untuk berjaya
selamanya.
8. Agama
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2005, separuh penduduk Korea menjalankan
ibadah agama secara aktif. Diantaranya, yaitu Budha (10.726.463 jiwa), Protestan (8.616.438
jiwa), dan Katolik (5.146.147 jiwa). Undang-undang dasar Korea menjamin kebebasan berfikir,
kebebasan nurani, serta kebebasan beragama. (Pelayanan Kebudayaan dan Informasi Korea.
2008. Fakta-Fakta Tentang Korea. Terj. Bayu Kristianto, M.A. Seoul : Kementrian
Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata)
1.3. Budaya dan Seni Korea
1. Pakaian Adat
Gambar II.4 Pakaian Adat Korea
(sumber http://alakorsel.blogspot.co.id/2015/11/hanbok-pakaian-tradisional-korea.html )
Rakyat Korea menenun kain dengan rami dan tanaman ararut (arrowroot) serta
beternak ulat sutera untuk menghasilkan kain sutera. Pada jaman tiga kerajaan, laki-laki
memakai jeogori (semacam jas), baji (celana panjang), dan durumagi (mantel luar) dengan
topi, ika pinggang, dan sepasang sepatu. Para wanita memaki jeogori (semacam jas pendek)
dengan dua pita panjang diikat untuk membentuk otgoreum (simpul), rok dengan panjang dari
pinggang sampai ke bawah yang menutupi sekelilng tubuh bernama chima, sebah durumagi,
beoseon (kaos kaki katun warna putih), dan sepatu berbentuk seperti perahu. Pakaian ini,
dikenal dengan nama Hanbok, telah diturunkan selama ratusan tahun dengan bentuk yang
hampi tidak pernah berubah baik untuk laki-laki maupun perempuan, kecuali dalam hal
panjang jeogori dan chima.
2. Makanan Khas
Gambar II.5 Makanan Khas Korea
(sumber : http://www.lovethatkimchi.com/ )
Nasi merupakan makanan pokok bagi sebagian besar rakyat Korea. Nasi biasanya
disertai berbagai macam makanan sampingan, terutama sayur-sayuran dengan banyak bumbu,
sop, sayuran berkuah, dan daging. Makanan tradisional Korea tidak lengkap tanpa kimchi,
yakni campuran bermacam sayuran beracar seperti kubis cina, lobak,bawang hijau, dan
ketimun.
Jenis-jenis kimchi tertentu sengaja dibuat pedas dengan tambahan bubuk cabe merah,
sedangkan jenis yang lain dimasak tanpa bubuk cabe merah atau dimasukkan ke dalam cairan
gurih. Meski demikian, bawang putih selalu digunakan untuk memasak kimchi untuk
menambah kelezatan.
Selain kimchi, doengjang (pasta kedelai), dengan unsur-unsurnya yang mampu
melawan kanker, telah menarik perhatian para ahli gizi masa kini. Masyarakat korea pada jaman
dahulu biasa membuat doengjang di rumah dengan merebus buncis warna kuning,
mengeringkannya di tempat teduh, memasukannnya ke dalam air garam, dan mengawetkan
dengan menaruhnya di bawah sinar matahari. Akan tetapi, hanya sediit keluarga yang masih
menerapkan proses pembuatan seperti ini, sebagian besar cukup membeli doengjang buatan
pabrik. Di antara makanan-makanan berdaging, bulgogi (biasanya daging sapi) yang telah
dibumbui dan galgi (iga sapi atau babi) merupakan yang paling disukai baik oleh masyarakat
Kore sendiri maupun orang asing.
3. Perayaan
Gambar II.6 Perayaan Korea
(sumber : http://downloadramkor.blogspot.co.id/2015/04/hari-perayaan-di-korea.html )
Di masa lampau, perayaan adalah upacara keagamaan yang mewah. Bahkan sebelum
masa Tiga Kerajaan, upacara ucapan syukur atas keberhasilan panen mulai dilaksanakan secara
resmi di kerajaan-kerajaan konfederasi yang lebih kecil. Upacara-upacara ini meliputi yeonggo
(upacara memanggil roh dengan menabuh genderang) dari Kerajaan Buyeo, dongmaeng
(pemujaan pada pendiri kerajaan) dari Kerajaan Goguryeo, dan Muncheon (Tarian Surga) dari
Kerajaan Dongye. Umumnya, perayaan-perayaan ini diselenggarakan pada bulan sepuluh,
menurut kalender bulan, setelah semua panen selesai.
Tradisi menikmati masa panen di musim gugur dan menyambut tahun baru dalam
kegembiraan terus berlanjut sampai masa kerajaan-kerajaan dan dinasti-dinasti berikutnya, dan
tiap kerajaan atau dinasti meakukan beberapa perubahan tertentu. Disebabkan oleh laju
kehidupan yang amat cepat, Korea pada masa kini telah banyak kehilangan libur tradisionalnya.
Amun beberapa hari libur masih tetap diperingati dengan penuh semangat. Salah satunya Seollal
(hari pertama dari tahun bulan yang baru), Daeboreum (bulan purnama pertama sesudah
Seollal), Damo (hari kelima pada bulan kelima tahun bulan), Chuseok (hari bulan purnama di
musim gugur yang jatuh pda hari ke-15 bulan delapan kalender bulan, dan merupakan hari raya
yang paling ditunggu bagi rakyat Korea masa kini) dan ari Kelahiran Sang Budha, yang jatuh
pada hari kedelapan pada bulan keempat kalender bulan, serta Hari Natal yang dirayakan tidak
hanya oleh umat Kristen namun juga sebagian anak muda. (Pelayanan Kebudayaan dan
Informasi Korea. 2008. Fakta-Fakta Tentang Korea. Terj. Bayu Kristianto, M.A. Seoul :
Kementrian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata)
4. Seni Rupa
Meski manusia mulai mendiami semenanjung Korea pada Zaman Paleolitikum,
peninggalan-peninggalan yang ada menunjukkan bahwa asal-usul seni rupa Korea mulai
mengacu pada Zaman Neolitikum (kira-kira 6.000 sampai 1.000 SM). Pahatan-pahatan batu
pada tebing di sisi sungai, yang disebut Bangudae di Ulsan di pantai tenggara Korea
memberikan deskripsi yang jelas mengenai binatang-binatang yang hidup di situ dan merupakan
seni yang menonjol dari Zaman Prasejarah. Nilai estetika masa ini juga bisa ditemui pada
makam dan pola berbentuk terung pada barang-barang tembikar untuk keperluan sehari-hari.
pada Zaman Perunggu (kira-kira 1.000-300 SM), berbagai macam barang dari perunggu
termasuk cermin, lonceng, dan anting-anting dihasilkan, yang sebagian besar bertujuan
menunjukkan kekuasaan raja atau dibuat untuk tujuan-tujuan keagamaan serta untuk
menimbulkan kekaguman.
5. Kesusastraan
Kesusastraan Korea lazimnya dibagi secara kronologis menjadi periode klasik dan
modern. Kesusastraan klasik Korea berkembang dengan latar belakang kepercayaan-
kepercayaan tradisional rakyat. Kesusastraan Korea juga dipengaruhi oleh Taoisme,
Konfusianisme, dan Budhisme. Di antara ajaran-ajaran ini, agama Budha memiliki pengaruh
paling besar, diikuti oleh pengaruh-pengaruh Konfusianisme selama berkuasanya Dinasti
Joseon.
Kesusastraan modern berkembang sebagai hasil persentuhan dengan budaya Barat, yang
menyusul proses modernisasi. Tidak hanya pemikiran-pemkiran Kristen, namun juga berbagai
macam kecenderungan dan pengaruh artistik diimpor dari Barat. Seiring dengan perkembangan
“Pendidikan Baru” dan “Gerakan Bahasa dan Kesusastraan Nasional”, sistem penulisan huruf
Cina, yang telah lama merepresentasikan budaya kelas dominan, kehilangan fungsi sosio-
kultural yang selama ini dinikmatinya.
6. Seni Lukis
Gambar II.7 Lukisan Korea
(sumber : http://www.wikiwand.com/id/Lukisan_Korea )
Pelukis-pelukis Korea menunjukkan tingkat keterampilan tertentu yang terakumulasi
sejak masa Tiga Kerajaan, sebagian besar lukisan yang dibuat telah musnah karena dilukis di
atas kertas. Akibatnya, hanya mungkin bagi kita untuk mengapresiasi lukisan-lukisan dari masa
itu dengan jumlah sangat terbatas, seperti misalnya lukisan-lukisan pada dinding makam. Selain
lukisan-lukisan dinding Goguryeo, ubin-ubin lanskap Baekje dan Lukisan Kda Terbang dari
kerajaan Silla menjadi bukti kekhasan dan kualitas lukisan-lukisan dari masa Tiga Kerajaan.
Karya-karya ini menunjukkan garis-garis penuh energi dan berani serta koposisi yang sangat
teratur, yang merupakan ciri-ciri khusus periode ini.
Sedikit lukisan Kerajaan Silla Bersatu yang tersisa. Meski demikian, ilustrasi ajaran-
ajaran Avatamsaka yang dilukis menjadi saksi meningkatnya kualitas lukisan pada periode ini.
Garis-garis yang sangat halus dan hidup menjadi ciri lukisan-lukisan ilustrasi ini.
Lukisan-lukisan dekoratif maupun lukisan-lukisan agama Budha mencapai puncaknya
pada masa Dinasti Goryeo. Dalam eriode ini, bermacam jenis lukisan dibuat. Lukisan-lukisan
dari periode ini yang masih ada sampai sekarang terutama lukisan-ukisan agama Budha dari
abad ke-13 dan 14. Ciri-ciri utama lukisan ini meliputi sikap badan yang elegan, lipatan-lipatan
baju yang halus dan indah dengan warna-warna lebih lembut, yang kesemuanya menunjukkan
sedang berkembangnya ajaran agama Budha dalam kurun waktu ini.
7. Musik dan Tarian
Gambar II.8 Musik dan Tarian Korea
(sumber : http://cezzsykoreanophile.blogspot.co.id/2015/10/cheoyongmu.html )
Musik dan tarian merupakan sara beribadah, dan tradisi ini berlanjut terus selama
periode Tiga Kerajaan. Lebih dari 30 alat musik digunakan dalam periode ini, dan satu
khususnya patut dicatat adalah hyeonhakguem (sitar berbentuk seperti burung bangau berwarna
hitam), yang diciptakan oleh Wang San-ak dai Goguryeo dengan mengubah sitar bersenar tujuh
dari dinasti Jin dari Cina. Hal lain yang perlu dicatat adalah gayageum, sitar yang digunakan di
Kerajaan Gaya (42-562 M). Alat musik gayageum yang terdiri dari 12 senar masih dimainkan di
Korea Modern.
Goryeo mengikuti tradisi musik Silla pada tahun-tahun awalnya, namun selanjutnya
Goryeo mwmilki aliran-aliran yang lebih beragam ada tiga jenis musik di Goryeo-Dangak, yang
berarti musik dari Dinasti Tang di Cina, Hyangak atau musik pedesaan, dan Aak atau musik
istana. Beberapa jenis musik Goryeo merupakan Warisan dari Dinasti Joseon dan masih
digunakan dalam upacara-upacara masa ini, erutama upacara-upacara yang melibatkan
pemujaan nenek moyang.
Pengaruh-pengaruh Konfusius dan Budha sangat menonjol pada tarian tradisional.
Pengaruh Konfusianisme bersifat represif. Sedangkan pengaruh Budha mengijinkan sikap yang
lebih toleran seperti ditunjukan pada tarian-tarian istana yang sangat indah serta tarian-tarian
syaman yang ditunjukkan bagi orang yang telah meninggal.
Cheoyongmu (Tari Topeng) dari Kerajaan Silla, Hakchum (Tari Bangau) dari Kerajaan
Goryeo, dan Chunaengjeon (Tarian Brung Bulbul di Musim Semi) dari Dinasti Joseon – seluruh
trian ini telah dianggap sebagai “Kepemilikan Budaya Non-Material” oleh pemerintah sebagai
upaya untuk mendukung keberlangsungan hidupnya. Para penari profesional telah memperoleh
gelar “Harta Milik Budaya Manusia”. Gelar tertinggi yang diberikan kepada para pakar seni dan
kerajinan tradisional. (Pelayanan Kebudayaan dan Informasi Korea. 2008. Fakta-Fakta Tentang
Korea. Terj. Bayu Kristianto, M.A. Seoul : Kementrian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata).
8. Olahraga
Gambar II.9 Taekwondo
(sumber : http://www.betterfamilies.com/15-fun-facts-about-tae-kwon-do/ )
Olahraga tradisional Korea yang mendapat perhatian dunia internasional seperti
Taekwondo, telah berakar dari zaman Tiga Kerajaan Korea. Sekarang terdapat lebih dari 50 juta
orang yang mempraktekkannya. Selain Taekwondo, banyak olahraga tradisional Korea masih
dipraktekkan seperti ssireum (bergulat), memanah dan taekkyeon. Dasar dari olahraga
tradisional ini membuat atlet-atlet Korea diakui dalam cabang-cabang olahraga internasional
seperti memanah, berkuda, ataupun gulat. Pesatnya prestasi atlet-atlet Korea juga dalam
olahraga musim dingin seperti skating, tenis meja, renang, sepak bola, basket, angkat besi, dan
voli. Korea Selatan selalu menempati peringkat 10 besar dalam Olimpiade Musim Panas
maupun musim dingin. ( wikipedia ).
1.4. Sejarah K-Pop di Korea Selatan
Musik pop Korea pra-modern sendiri pertama kali muncul pada tahun 1930-an akibat
masuknya musik pop Jepang yang juga turut memengaruhi unsur-unsur awal musik pop di Korea.
Penjajahan Jepang atas Korea juga membuat genre musik Korea tidak bisa berkembang dan hanya
mengikuti perkembangan budaya pop Jepang pada saat itu. Pada tahun 1950-an dan 1960-an Sejarah
K-Pop di Korea Selatan pun berlanjut. Kala itu pengaruh musik pop barat mulai masuk dengan
banyaknya pertunjukkan musik yang diadakan oleh pangkalan militer Amerika Serikat di Korea
Selatan. Musik Pop Korea pada awalnya terbagi menjadi genre yang berbeda-beda, yaitu genre
“oldies” yang dipengaruhi musik barat dan populer di era 60-an. Pada tahun 1970-an, musik rock
diperkenalkan dengan pionirnya adalah Cho Yong-pil. Dan yang ketiga adalah genre yang cukup
digemari adalah musik Trot yang dipengaruhi gaya musik enka dari Jepang.
Mulai saat itu Sejarah K-Pop di Korea Selatan mulai mengalami perubahan yang cukup
banyak. Musik yang dirasa oleh anak muda sangat indah dan pas ditelinga mereka mulai
digandrungi. Kemudian naiknya popularitas musik ini semakin menjadi dan melahirkan para bintang
K-Pop di industri musik Korea. Dengan gaya yang sedikit berbeda dari zaman dulu, musik K-Pop
pun semakin booming.
Salah satu grup yang cukup berpengaruh pada musik K-Pop adalah Seo Taiji and Boys. Pada
tahun 1992, mereka memulai debut penampilannya. Debut tersebut pun menjadi penanda dari awal
mula musik pop moderen di Korea yang memberi warna baru dengan aliran musik rap, rock, techno
Amerika. Awal yang baik dari grup Seo Taiji and Boys ternyata menularkan kesuksesan kepada grup
yang lainnya. Beberapa grup tersebut adalah Panic, dan Deux.
Sejarah K-Pop di Korea Selatan ini semakin berkembang dengan masuknya musik K-Pop
beraliran dance dan hip hop. Hal ini memang terasa wajar jika mengingat pasar utama dari musik ini
adalah kaum remaja. Seiring berjalannya waktu, mulai muncul grup “teen idol” yang sangat digilai
seperti CLON, H.O.T, Sechs Kies, S.E.S, dan g.o.d. Kebanyakan dari kelompok musik ini sudah
bubar dan anggotanya memilih untuk bersolo-karier.
1.5. Sejarah K-Pop di Indonesia
a. Masuknya K-Pop ke Indonesia
Berawal pada tahun 2002, drama Korea diperkenalkan di Indonesia lewat televisi-
televisi swasta. Salah satu judul yang sangat digandrungi saat itu yaitu „Endless Love‟, setelah
itu, tak kurang dari 50 judul drama Korea memenuhi industri hiburan di tanah air. Populernya
drama Korea tersebut membuat segala sesuatu berbau Korea diminati di Indonesia, salah satunya
dalam bidang musik. Tidak sedikit juga artis drama Korea yang turut berprofesi sebagai
penyanyi, karena pada umumnya drama-drama Korea menghadirkan original soundtrack,
bahkan dinyanyikan oleh si aktor atau aktrisnya sendiri. Kedinamisan musik Korea dengan
dramanya inilah yang menciptakan ketertarikan sehingga musik Korea juga diminati. Terlebih,
perpaduan antara cerita dalam drama dan musik sebagai latarnya, membuat penonton semakin
terhanyut dalam cerita.
Berangkat dari sinilah musik K-Pop merambah di Indonesia, kemudian ditambah dengan
artis-artis Korea yang memiliki fisik istimewa, tentu saja ini menambah histeria penggemarnya.
Boyband dan Girlband Korea umumnya memiliki jumlah personil yang banyak sehingga
penggemar lebih variatif memilih idolanya, dance yang kompak dipadu dengan wardrobe yang
berkonsep pun menjadikan K-Pop suatu suguhan musik yang tidak pernah membosankan.
b. Dampak Masuknya K-Pop di Indonesia
Budaya Korea ke Indonesia menimbulkan banyak pengaruh di Indonesia. Banyak
remaja Indonesia yang mengikuti genre musik Korea, sehingga banyak industri musik
Indonesia membuat boyband dan girlband yang mirip seperti boyband dan girlband asal Korea.
Contoh boyband dan girlband di Indonesia adalah Smash, Dragon boys, Hits, XO IX,
Cherrybell, 7 icons, dan masih banyak lainnya. Masuknya K-Pop ke Indonesia membuat
pergeseran musik melayu dan dangdut Indonesia. Perlahan namun pasti, “musik melayu”
seperti ST 12, Wali, Kangen Band, Hijau Daun, D‟Bagindas, dan Armada, mulai tergerus oleh
kehadiran boyband dan girlband yang mulai menjamur sejak pertengahan 2011 lalu.
1.6. Fasilitas Besaran Ruang
Ruangan- ruangan yang akan dipakai dalam perencanaan ini adalah.
1.6.1. Lobby
Lobby adalah ruang peralihan atau menghubungkan pintu masuk gedung
bioskop, hotel, atau apartemen, dengan ruangruang di dalamnya. Fungsinya sebagai
ruang tunggu atau tempat lalu lalang. Loby bisa juga merupakan ruangan peralihan yang
terbuka untuk umum dengan menghubungkan tempat-tempat pertemuan di dalam
bangunan tersebut. (“Pengertian Lobi”, 2014, http://arti-definisi-
pengertian.info/pengertian-lobi-lobbyinggris/, diakses pada 27/02/2016)
Gambar II.10 Meja Resepsionis
(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang
Interior. 2003 : 189)
Gambar II.11 Ergonomi Stool di Lobby
(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang
Interior. 2003 : 128)
a. Fasilitas lobby
Di dalam area lobby terdapat fasilitas sebagai berikut.
1. Area tempat duduk, yang berfungsi sebagai ruang duduk dan ruang tunggu.
2. Area komunikasi.
3. Area resepsionis.
Lokasi dari harus dapat segera dilihat oleh pengunjung yang masuk dan staf
resepsionis harus dapat melihat dan mengontrol arah masuk pengunjung.
1.6.2. Art Shop
Art Shop adalah suatu tempat jual beli suatu barang dimana menjual barang-
barang khusus untuk mendukung suatu bangunan dengan luas area yang tidak terlalu
besar. Oleh karena itu dengan keterbatasan lahan biasanya retail shop memiliki desain
yang ergonomis agar pembeli merasa nyaman saat melakukan aktifitas belanja.
Gambar II.12 Hubungan Display/Visual
(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang
Interior. 2003 : 200)
Gambar II.13 Lebar Lintasan Publik Utama dan Kedua
(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang
Interior. 2003 : 201)
Gambar II.14 Standar Posisi Konter
(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang
Interior. 2003 : 202)
Gambar II.15 Standar Posisi Konter
(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang
Interior. 2003 : 203)
Gambar II.16 Area Penjualan Tipikal
(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang
Interior. 2003 : 203)
Gambar II.17 Area Penjualan Tipikal
(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang
Interior. 2003 : 204)
1.6.2.1. Sistem pelayanan
1. Self Service
Adalah sistem pelayanan dimana pengunjung bebas memilih dan
mengambil produk yang mereka inginkan, kemudian membawanya ke kasir
untuk pembayaran.
2. Self Selection
Adalah jenis sistem pelayanan dimana pengunjung juga dapat
memilih dan mengambil produk yang mereka inginkan, kemudian dengan
dibantu oleh pramuniaga, produk dibawa ke bagian kasir untuk pembayaran.
3. Personal
Adalah jenis sistem pelayanan tertutup dimana segala segala bentuk
pembelian dilayani oleh pramuniaga, baik memilih maupun pengambilan
produk.
1.6.2.2. Sistem display
1. Serambi Pamer
Untuk menarik perhatian, pada Area Penjualan biasanya dilengkapi
dengan serambi pamer. Pemilihan barang yang dipajang dengan
mempertimbangkan musim atau gaya. Suatu serambi pamer dapat
memberikan kesan yang efektif, kesan tersebut tentu saja berhubungan
dengan berbagai ide dan harga.
2. Display Interior
Menurut Delbert J. Duncan dan Stanley D. Hollander
mengelompokkan display interior menjadi :
c. Merchandise Display, meliputi :
Open Display
Merupakan bentuk display yang memberikan kemungkinan pada
pembeli untuk mengamati barang dagangan tanpa bantuan
pelayan toko.
Closed Display
Berisi barang dagangan yang diperlihatkan dalam almari dinding
(wall case). Keuntungan utamnya adalah terjaganya barang
dagangan dari pencurian dan menjaga kondidi siap jual.
Architectural Display
Display ini memerlukan ketepatan penyusunan guna
menunjukkan bermacam-macam barang dagangan sesuai dengan
bangunan, seperti model bangunan perumahan, dapur, kamar
mandi secara menyeluruh. Keuntungan utamanya adalah dapat
memberikan gambaran yang utuh dan nyata lewat peragaan
dalam display ini.
d. Vendor Display
Terkenal sebagai bentuk display untuk pengiklanan tempat
penjualan. Terdiri dari tulisan, spanduk dan rak pajang.
e. Store Sign and Decorations
Istilah Store Sign meliputi tanda pembayaran, kartu
hadiah/harga, hiasan tergantung, poster, bendera, spanduk dan alat
serupa. ( Delbert J. Duncan & Stanley D Hollander, 1977 : 468 ).
1.6.2.3. Perlengkapan Display
Dalam area penjualan sebagian besar pendisplayannya berupa etalase dan
showroom. Macam-macam Etalase :
1. Etalase Sistem Terbuka. Etalase tanpa pembatas antara ruang display dengan
ruang pemasaran sehingga dari luar akan terlihat keseluruhan interior ruang
dalamnya. Penataan display tidak ada penghalang kasat mata dan arah
pandangan kurang terfokus.
2. Etalase Sistem tertutup Etalase mempunyai pembatas antara ruang display
dengan ruang pemasaran. Interior area penjualan tidak terlihat, dan
mempunyai pandangan visual lebih terfokus.
3. Etalase Khusus
a. Etalase Sudut
Etalase yang dimiliki bangunan yang terletak di persimpangan jalan dan
posisinya tepat di sudut.
b. Etalase Atas
Etalase yang terletak diatas lantai dasar dari bangunan bertingkat.
Etalase ini berfungsi sebagai papan reklame.
c. Benam
Merupakan Etalase yang memiliki lantai lebih rendah daripada lantai
disekitarnya.
f. Etalase bertingkat
Etalase penggabungan antara etalase atas dan etalase benam dan lebih
lagi dengan sistem etalase terbuka. Sudut pandang kurang sesuai dengan
sudut pandang pengamat.
g. Etalase Arcade
Etalase menjorok ke dalam ruang akibat bangunan yang memanjang ke
belakang dengan bagian muka yang sempit, sehingga ada ruang yang
kurang efisien.
1.6.2.4. Prinsip Desain Sarana Penjualan
Desain sarana penjualan harus disederhanakan dan tak dipaksakan.
Maksudnya adalah dalam mendisplay materi, jika perlengkapannya lebih
menarik perhatian ini akan mengurangi daya tarik materi koleksi dan
melemahkan penjualan. (William P. Spence, 1979 : 412)
Sistem display pada ruang pamer menyangkut beberapa hal,
diantaranya:
1. Faktor Penglihatan
Penampilan materi selain dipengaruhi faktor teknis, juga dipengaruhi faktor
penglihatan yaitu mudah tidaknya materi dapat dilihat/dinikmati. Hal ini
dipengaruhi oleh :
a. Ukuran barang detail krisisnya
b. Kontras benda-benda dengan latar belakangnya dan kontras sekitarnya
c. Penerangan dan kecerahan benda tersebut.
d. Warna cahaya yang menerangi benda tersebut
e. Waktu saat melihat. (Ahmad Natahamijaya, 1979:24)
2. Sistem Penyajian Materi Koleksi dan Penjualan
Pengelompokan benda-benda menurut jenis dan bentuknya dapat
mempermudah pemilihan sistem penyimpanan yang sesuai. Kelompok yang
ada misalnya : foto/lukisan, film/video kaset dan lain-lain. Berapa banyak
yang perlu untuk setiap kelompok tergantung dari jumlah benda yang ada
atau yang akan ada.
1.6.3. Perpustakaan
Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk
menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan
tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual ( Sulistyo, Basuki ; 1991 ).
Ada dua unsur utama dalam perpustakaan, yaitu buku dan ruangan. Namun, di
zaman sekarang, koleksi sebuah perpustakaan tidak hanya terbatas berupa buku-buku,
tetapi bisa berupa film, slide, atau lainnya, yang dapat diterima di perpustakaan sebagai
sumber informasi. Kemudian semua sumber informasi itu diorganisir, disusun teratur,
sehingga ketika kita membutuhkan suatu informasi, kita dengan mudah dapat
menemukannya.
Memperhatikan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah
suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara
sistematis dan dapat digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi. ( Sugiyanto )
Menurut RUU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah
institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan
cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui
beragam cara interaksi pengetahuan.
Perpustakaan adalah fasilitas atau tempat menyediakan sarana bahan bacaan.
Tujuan dari perpustakaan sendiri, khususnya perpustakaan perguruan tinggi adalah
memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian
masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Wiranto
dkk,1997).
Secara umum dapat kami simpulkan bahwa pengertian perustakaan adalah suatu
institusi unit kerja yang menyimpan koleksi bahan pustaka secara sistematis dan
mengelolanya dengan cara khusus sebagai sumber informasi dan dapat digunakan oleh
pemakainya.
Gambar II.18 Toko Buku / Area Display
(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang
Interior. 2003 : 205)
1.6.4. Resto
Menurut Suarthana (2006 : 23) restoran adalah: ”tempat usaha yang komersial yang
ruang lingkup kegiatannya menyediakan pelayanan makanan dan minuman untuk umum
di tempat usahanya”.
Menurut Sihite (2000 : 16) restoran adalah: “suatu tempat dimana seseorang yang
datang menjadi tamu yang akan mendapatkan pelayanan untuk menikmati makanan, baik
pagi, siang, ataupun malam sesuai dengan jam bukanya dan oleh tamu yang menikmati
hidangan itu harus membayar sesuai dengan harga yang ditentukan sesuai daftar yang
disediakan di restoran itu”.
Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa restoran adalah tempat usaha yang
melayani tamu yang datang dengan ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan
dan minuman yang bersifat komersial.
Gambar II.19 Standart Bar
(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang
Interior. 2003 : 218)
Gambar II.20 Gambar Standar Meja Cocktail
(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang
Interior. 2003 : 219)
Gambar II.21 Jarak Bersih Untuk Pelayanan Pramusaji dan Sirkulasi pada
Tempat Makan
(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang
Interior. 2003 : 228)
Gambar II.22 Jarak Antar Meja
(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang
Interior. 2003 : 229)
Gambar II.23 Tempat Duduk Stan dan Jarak Bersih Sirkulasi
(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang
Interior. 2003 : 232)
a. Sistem Pelayanan
Table Service
Konsumen langsung memesan makanan pada waiters, setelah waiters
menghidangkan dan konsumen tersebut menikmati hidangan tersebut,
konsumen langsung membayar sendiri pada cashier atau melalui waiters.
Counter Service
Pelaksana counter service pada counter bar, dimana konsumen menikmati
hidangan langsung dihadapan counter.
Tray Service
Penyajian makanan dan minuman dengan menggunakan nampan/baki, dimana
konsumen memesan langsung kepada pelayan di counter, dan pelayan
menyajikan langsung pesanannya.
b. Jenis Menu Menurut Waktu Penyajian
Ala Carter Menu
Daftar hidangan terdiridari berbagai pilihan makanan dengan harga masing-
masing. Makanan yang dipilih disajikan ke meja sesuai dengan urutan
penyajian.
Table D‟hote menu/Set Menu
Daftar hidangan yang terdiri dari satu paket makanan dengan harga
keseluruhan, disajikan satu demi satu.
Blue Plate Menu
Daftar hidangan terdiri dari satu paket makanan dengan pilihan soft drink.
Harga keseluruhan, semua disajikan di atas meja tamu.
Buffet Menu
Daftar beberapa paket untuk dipilih. Makanan disajikan di atas meja panjang
yang didesain semenarik mungkin, pengunjung tinggal memilih sendiri
hidangan yang akan dinikmati sesuai dengan selera masing-masing. (Soekrisno,
1996:70-71)
1.6.5. Ruang Audio Visual
Secara harfiah Audio berarti pendengaran atau penerimaan bunyi (kata benda),
visual adalah gambar atau yang dapat dilihat (kata keterangan). Audio Visual itu sendiri
adalah sebagai alat komunikasi yang dapat didengar dan dilihat. Perangkat yang
digunakan sebagai alat audio visual meliputi radio, televisi, telekomunikasi.
Audio Visual sebagai bentuk komunikasi massa yang dikelola sebagai komoditi
agar tersebar luas sesuai dengan sasaran yang dituju, dikemas adalam bentuk berbagai
komunikasi seperti TV Comercial, Video Clip, Video profile, Film ataupun animation
dan slide to slide.
Gambar bergerak dan bersuara atau yang lebih dikenal dengan nama film,
merupakan suatu bentuk komunikasi massa yang didalamnya terdiri dari produser,
pemain hingga seperangkat kesenian lain yang sangat mendukung seperti musik, seni
rupa, teater, dan seni suara. Semua unsur tersebut terkumpul menjadi komunikator dan
bertindak sebagai agen transformasi budaya.
Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 90) dinyatakan
bahwa pelayanan audio visual adalah kegiatan melayankan bahan multimedia kepada
pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya di dalam peprustakaan,
misalny film dengan proyektornya. Untuk keperluan kelompok, misalnya untuk mengajar
atau seminar, pustaka dan perlengkapannya dapat dipinjamkan keluar gedung
perpustakaan.
Pelayanan pandang dengar bertujuan dengan.
1. Menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan
rekreasi.
2. Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas perpustakaan.
3. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan.
4. Meningkatkan daya ingat pengguna melalui pustaka pandag dengar disamping lewat
bacaan.
Gambar II.24 Jarak duduk dan sirkulasi pada tempat audio visual
(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang
Interior. 2003 : 298)
Gambar II.25 Jarak duduk dan sirkulasi pada tempat audio visual
(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan Ruang
Interior. 2003 : 299)
1.7. Organisasi Ruang
1.7.1. Sirkulasi Ruang
Sirkulasi ruang terdapat lima macam, yaitu :
a. Sirkulasi Linier
Gambar II.26 Sirkulasi Linier
(Sumber : D.K.Ching, Francis, 2000: 265)
Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang.
Memotong jalan lain, bercabang-cabang, atau membentuk putaran.
b. Sirkulasi Grid
Gambar II.27 Sirkulasi Radial
(Sumber : D.K.Ching, Francis, 2000: 265)
Konfigurasi Radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkembang dari sebuah
pusat bersama.
c. Sirkulasi Jaringan
Gambar II.28 Sirkulasi Jaringan
(Sumber :D.K.Ching, Francis, 2000: 265)
Konfigurasi yang terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu
dalam ruang.
d. Sirkulasi Grid
Gambar II.29 Sirkulasi Grid
(Sumber :D.K.Ching, Francis, 2000: 265)
Konfigurasi Grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang saling berpotongan
pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan ruang segi empat.
1.7.2. Pola Organisasi Ruang
Menurut Andie Wicaksono dan Endah Tisnawati (2014: 10-11) terdapat lima bentuk
organisasi ruang, yaitu:
a. Organisasi Terpusat
Gambar II.30 Organisasi Terpusat
(Sumber : Andie dan Endah, 2014: 11) 68
Organisasi terpusat merupakan komposisi terpusat dan stabil yang terdiri dari
sejumlah ruang sekunder, dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat yang luas
dan dominan. Ruang pusat sebagai ruang pemersatu dari organisasi terpusat, pada
umumnya berbentuk teratur dan ukurannya cukup besar untuk mengumpulkan sejumlah
ruang sekunder di sekitar bentuknya.
b. Organisasi Linier
Gambar II.31 Organisasi Linier
(Sumber : Andie dan Endah, 2014: 11)
Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang berulang mirip dalam
hal ukuran, bentuk dan fungsi. Dapat juga terdiri dari ruang-ruang linier yang
diorganisir menurut panjangnya sederetan ruang-ruang yang berbeda ukuran, bentuk
dan fungsi. Masing-masing ruangan berhubungan langsung. Bentuk ini biasanya
mengadaptasi adanya perubahan perubahan topografi. Bentuk dapat lurus, persegi atau
melengkung. Menurut Andie Wicaksono dan Endah Tisnawati (2014: 10), bentuk linier
terdiri atas bentuk-bentuk yang diatur dalam suatu deret dan berulang.
c. Organisasi Radial
Gambar II.32 Organisasi Radial
(Sumber : Andie dan Endah, 2014: 11)
Organisasi radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat maupun linier.
Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan dimana sejumlah organisasi-
organisasi linier berkembang seperti bentuk jari-jarinya. Dengan lengan-lengan
liniernya, bentuk ini dapat meluas dan menggabungkan dirinya pada unsur-unsur
tertentu atau benda-benda lapangan lainnya. Menurut Andie Wicaksono dan Endah
Tisnawati (2014: 10), bentuk radial merupakan komposisi-komposisi dari bentuk-
bentuk linier yang berkembang keluar dari bentuk berpusat searah dengan jari-jarinya.
d. Organisasi Cluster/Mengelompok
Gambar II.33 Organisasi Cluster/Mengelompok
(Sumber : Andie dan Endah, 2014: 11)
Organisasi cluster menggunakan pertimbangan penempatan peletakan sebagai
dasar untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya. Seringkali
penghubungnya berupa sel-sel ruang yang berulang dan memiliki fungsi-fungsi serupa
dan memiliki persamaan sifat visual seperti halnya bentuk dan orientasi. Bentuk
organisasi bersifat luwes dan dapat menerima pertumbuhan dan perubahan langsung
tanpa mempengaruhi karakternya.
e. Organisasi Grid
Gambar II.34 Organisasi Grid
(Sumber : Andie dan Endah, 2014: 11) 70
Terdiri dari beberapa ruang yang tersusun secara grid tiga dimensi atau bidang.
Organisasi grid membentuk hubungan antara ruang dari seluruh fungsi posisi dan
sirkulasi. Bentuk grid terdiri dari dua set jalan yang sejajar yang saling berpotongan
pada jarak yang sama dan menciptakan bujursangkar/ kawasan-kawasan segi empat.
Menurut Andie Wicaksono dan Endah Tisnawati (2014: 10), bentuk grid yaitu bentuk-
bentuk modular yang hubungannya satu sama lain diatur oleh grid-grid tiga dimensi
.
1.8. Furniture
Kata "furniture" berdasarkan Encyclopedia Americana adalah sebagai berikut : Furniture,
morable obyects in a room designated are that useful for men' activities (suatu obyek/benda didalam
ruangan yang didesain dengan tujuan untuk aktivitas manusia). Terdapat beberapa faktor keamanan
furniture pada anak yang perlu diperhatikan, diantaranya: i. Furniture dan elemen lain di dalam
kamar tidak mengandung benda tajam. ii. Memastikan furniture tidak terbalik dan sudut furniture
yang harus dibulatkan. iii. Menjauhkan furniture yang bisa dinaiki dari jendela. iv. Menghindari
peletakkan kontak dengan arus listrik yang mudah dijangkau. Tutup bagian depan stop kontak atau
menggantinya dengan model yang memunyai pengaman. (R.r Vicky, dkk, 2014: 12-13)
a. Sifat Perletakan
1. Bulit In : Jenis furniture yang perletakannya menempel pada dinding, misalnya almari, rak,
dan sebagainya.
2. Moveable : Jenis furniture yang bergerak bebas dan dapat dipindahkan.
b. Bentuk Furniture
1. Fungsional : Furniture yang didesain atas dasar kepentingan aman, pemanfaatan bahan, dan
teknik maksimal.
2. Tema : Kelompok furniture yang secara visual memberi suatu tema tertentu.
3. Khusus : Furniture yang direncanakan secara khusus guna suatu kepentingan, dalam hal ini
furniture dirancang khusus untuk anak-anak. Pemilihan furniture yang akan digunakan
untuk anak-anak hendaknya menghindari bentuk yang runcing atau tajam, berserat kasar,
dan memiliki elemen yang membahayakan.
c. Penyusunan Letak Furniture Penyusunan letak funiture berdasarkan pada penentuan daerah aktif
dan pasif. Daerah aktif adalah daerah dimana terjadi kegiatan dengan frekuensi tinggi dan
bersifat cepat.
1.9. Unsur Pembentuk Ruang
Elemen Pembentuk Ruang adalah struktur wadah ruang kegiatan diidentifikasikan sebagai
lantai, dinding, dan langit-langit/Plafond yang menjadi satu kesatuan struktur dalam sehari-hari.
Elemen pembentuk ruang terdiri dari.
a. Lantai
Selain berfungsi sebagai penutup ruang bagian bawah, lantai berfungsi sebagai
pendukung beban dan benda-benda yang ada diatasnya seperti perabot,manusia sebagai civitas
ruang, dengan demikian dituntut agar selalu memikul beban mati atau beban hidup berlalu
lalang diatasnya serta hal-hal lain yang ditumpahkan diatasnya.(Mangunwijaya, 1980 : 329).
Kelangsungan kegiatan, pemilihan jenis pelapis lantai akan ditinjau dari macam atau
jenis kegiatannya, dan pada umumnya dikenal beberapa klasifikasi dari penyelesaian lantai
seperti berikut: untuk lantai keras sifat pemakaian lebih baik dan banyak menguntungkan,
karena pembersihan yang mudah. Sedangkan lantai yang jenisnya medium lebih bersifat hati-
hati. Syarat-syarat bentuk lantai antara lain.
1. Kuat, lantai harus dapat menahan beban,
2. Mudah dibersihkan,
3. Fungsi utama lantai adalah sebagai penutup ruang bagian bawah. lainnya adalah untuk
mendukung beban-beban yang ada di dalam ruang. (Ching,1996)
Elemen horizontal bawah juga dapat divariasikan dengan
dinaikkanatauditenggelamkan. Semakin banyak beda ketinggian elemen horizontal bawah
dengan sekitarnya, 'rasa' keterpisahan ruangnya semakin kuat.
b. Dinding
Dinding bangunan dari segi fisika bangunan memiliki fungsi antara lain.
1. Fungsi pemikul beban di atasnya, dinding harus kuat bertahan terhadap 3 kekuatan
pokok yaitu tekanan horizotal, tekanan vertikal, beban vertikal dan daya tekuk akibat
beban vertikal tersebut.
2. Fungsi pembatas ruangan, pembatasan menyangkut penglihatan, sehingga manusia
terlindung dari pandangan langsung, biasanya berhubungan dengan kepentingan–
kepentingan pribadi atau khusus. (Mangunwijaya, 1980 : 339).
Warna dinding juga berpengaruh pada kesan ruang, warna-warna yang mengkilat lebih
banyak memantulkan sinar sebaliknya warna buram kurang memantulkan sinar. Warnawarna
yang terang memberikan kesan ringan dan luas pada suatu ruang, sedangkan warna gelap
memberikan kesan berat dan sempit (Suptandar, 1982; 46). Selain warna, dinding juga
merupakan bidang yang secara leluasa dapat dihias sesuai dengan selera. Cara menghias
dinding menurut Pamuji Suptandar (1985: 30);
1. Membuat motif-motif dekorsi dengan digambar, dicat, dicetak, diaplikasikan dan
dilukis secara langsung didinding.
2. Dinding ditutup atau dilapisi dengan bahan yang ornamentik atau dengan
memasang hiasan-hiasan yang ditempel pada dinding.
c. Plafond
Pengertian istilah ceiling/langit-langit/plafond, berasal dari kata “ceiling”, yang
berarti melindungi dengan suatu bidang penyekat sehingga terbentuk suatu ruang. Secara
umum dapat dikatakan: Ceiling adalah sebuh bidang (permukaan) yang terletak di atas garis
pandang normal manusia, berfungsi sebagai pelindung (penutup) lantai atau atap dan
sekaligus sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada dibawahnya. Fungsi ceiling
memiliki berbagai kegunaan yang lebih besar dibandingkan dengan unsur-unsur pembentuk
ruang (space) yang lain (seperti dinding atau lantai). antara lai.
1. Pelindung kegiatan manusia, dengan bentuknya yang palig sederhana, ceiling sekaligus
berfungsi sebagai atap.
2. Sebagai pembentuk ruang, ceiling bersama-sama dengan dinding dan lantai membentuk
suatu ruang dalam.
3. Sebagai skylight, di sini ceiling berfungsi untuk meneruskan cahaya alamiah kedalam
bangunan. Banyak digunakan pada plaza-plaza, gallery, sebagai penunjuk sirkulasi
menuju ke suatu tempat; atau pada hall suatu gedung. Pada dasarnya tempat-tempat
tersebut disediakan untuk membuat suasana, memberikan perasaan lega dan lapang dan
sebagai area transisi (peralihan) dari arah luar menuju ke dalam bangunan.
4. Untuk menonjolkan konstruksi pada gedung-gedung untuk dekorasi, ceiling mampu
mencerminkan struktur yang mendukung beban-beban.
5. Merupakan ruang atau rongga untuk pelindung berbagai instalasi, docting AC, kabel
listrik, gantungan armature, loudspeaker dan lain-lain. Di balik ceiling perlu ada rongga
guna kperluan pengontrolan-pengontrolan jika terjadi kerusakan pada instalasi-instalasi.
6. Sebagai bidang penempelan titik-titik lampu.
7. Sebagai penunjang unsur dekorasi ruang dalam, terutama pada bangunan-bangunan
umum: restaurant, hall/lobby hotel dan lain-lain.
8. Bentuk ceiling dalam suatu bangunan dapat memperlihatkan sifat/kesan ruang tertentu,
dengan membuat ketinggian atau garis-garis (material) serta struktur kesemuanya akan
dinikmati langsung oleh penghuni yang berada dibawanya.
Perbedaan tinggi dan bentuk ceiling dapat menunjukkan perbedaan visual atau zone-
zone dari ruang yang lebih luas, dan orang dapat merasakan adanya perbedaan aktivitas
dalam ruang tersebut.
1.10 Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang
a. Pintu
Menurut Ching (1996 : 220), pintu dan jalan masuk memungkinkan akses fisik untuk kita
sendiri, perabot, dan barang-barang untuk masuk dan keluar bangunan dan dari satu ruang ke
ruang lain dalam bangunan. Penempatan pintu berpengaruh pada sistem sirkulasi yang
dipergunakan, pengarahan atau pembimbingan jalan. Bukaan pintu yang terletak pada atau
berdekatan dengan sudut-sudut, dapat membuat jalur-jalur melintas disisi ruangan.
Menempatkan bukaan pintu beberapa kaki dari sudut memungkinkan perabot seperti unit
penyimpanan ditempatkan menempel di sepanjang dinding. Keberadaan pintu juga dapat
mengendalikan jalan keluar masuk cahaya, suara, udara, panas dan dingin. (Ching, 1996 :
112). Jalan masuk bisa dibuat lebar atau sempit. Itu tergantung dari kebijakan yang dianut
peritel. Kebijakan yang menganut “ingin menyenangkan dan melayani” akan mengatur lebar
jalan masuk yang membuat dua orang bisa berjalan beriringan masuk sambil berpapasan
dengan dua orang dari arah berlawanan yang juga berjalan beriringan. Sebaliknya, jika
kebijakannya adalah “melakukan efisiensi”, lebar jalan akan diatur cukup untuk dua orang
berjalan berpapasan secara pas-pasan. Jalan masuk yang lebar banyak dipakai oleh gerai kelas
atas, sementara jalan masuk yang sempit, banyak dipakai oleh gerai kelas menengah dan
bawah. (Ma‟ruf, 2005 : 206).
b. Jendela
Jendela dapat dilihat sebagai bagian yang terang pada dinding, jendela dapat
dikembangkan sampai ketaraf dimana jendela menjadi bidang dinding fisik. Jendela yang
transparan secara visual dapat menyatukan sebuah ruang interior dengan ruang luar atau
dengan ruang interior disebelahnya. (Ching, 1996 : 224). Jendela adalah salah satu bukaan
ruang yang berfungsi sebagai penghubung antara ruang dalam dan ruang luar baik secara
visual maupun sebagai sirkulasi udara dan cahaya pada ruang tersebut. Susunan jendela yang
kecil dan tinggi memberi kesan sesak mengakibatkan perasaan seakan-akan tersekap dalam sel
tahanan. Lain halnya dengan jendela yang berukuran besar dan ditempatkan rendah akan
memberikan perasaan bebas. (Wilkening, 1989: 43)
1.11 Warna
Setiap warna memiliki efek berbeda pada setiap orang. Warna kombinasi yang dipilih secara
benar akan menciptakan harmoni. Sebaliknya, warna yang tidak dipilih dengan benar akan
menghasilkan agresi, ketidaknyamanan, dan kelelahan. Selain itu, warna membentuk karakter yang
dapat membantu mengatasi kesulitan dengan mengalihkan perhatian dari emosi negatif.
Dalam dunia interior, pengaplikasian warna baik dalam ruang ataupun furniture sangatlah
penting. Menurut R.r Vicky, dkk (2014: 23-26), terdapat efek psikologis yang dapat ditimbulkan dari
warna, diantaranya :
Merah
Merah merupakan sumber energi dan kegembiraan, meningkatkan tekanan darah dan
membuat jantung berdetak lebih cepat. Warna cat merah sempurna dapat diapliaksikan untuk
ruang makan, kamar tidur orang dewasa, ruang bermain anak-anak, ruang kerja, dan benda
didalam ruang yang membutuhkan aktivitas fisik yang tinggi.
Kuning
Kuning adalah warna kebahagiaan, harapan, dan membangkitkan kreativitas. Warna kuning
ini dapat diaplikasikan pada kamar mandi utama, meja makan, ruang baca, ruang belajar,
ruang kerja, ruang pertemuan sosial, dan tempat dimana diperlukan pembicaraan. Jangan
gunakan warna ini pada ruang istirahat serta pada anak dan orang dewasa yang hiperaktif,
agresif atau memiliki kelaianan perilaku.
Orange
Orange merupakan personifikasi kegembiraan dan energi yang berpengaruh menyingkirkan
kesepian dan ketakutan, meningkatkan nafsu makan, memberikan kreativitas, membuka
pikiran, memberikan energi dan kehangatan. Warna ini baik digunakan pada area bermain,
ruang latihan, sanggar tari, dan ruang olahraga, dan jangan digunakan pada ruang istirahat
atau area bersantai lainnya.
Biru Muda
Biru Muda adalah warna yang dapat memperlambat denyut jantung, menurunkan suhu
tubuh, mengurangi rasa sakit, dan mengurangi stres otot. Biru membangkitkan perasaan
tenang dan dapat digunakan di kamar tidur, kamar mandi, ruang istirahat, klinik, ruangan
bagi mereka yang menderita insomnia dan mengalami syok.
Biru Tua
Biru tua adalah warna yang merangsang aktivitas hormonal di seluruh tubuh, proses-proses
yang tidak disadari, imajinasi, pemahaman, naluri, dan kemampuan psikis. Gunakan warna
ini untuk area meditasi. Jangan gunakan warna ini pada ruang bermain atau pusat aktivitas
fisik.
Hijau
Hijau merupakan warna yang memberi efek menenangkan, jiwa muda, kedamaian, relaksasi,
warna dingin, dan semangat. Warna ini baik digunakan pada ruang istirahat, ruang makan,
dan ruang membaca, Jangan gunakan warna ini pada laboratorium atau ruangan yang
memerlukan pemikiran analitis.
Pink
Pink merupakan warna yang identik dengan dunia mimpi, rasa nyaman, serta mengurangi
pikiran suram, melankolis, dan stres. Warna ini dapat melarutkan hal-hal negatif serta
menceritakan tentang cinta dan gairah.
Ungu
Ungu adalah warna yang mencerminkan kemewahan, romantis, merangsang aktivitas otak,
memberikan rasa sejuk, tenang, kreatifitas, estetika, artistik, dan cita-cita. Di sisi lain, ungu
dapat menyebabkan depresi dan isolasi. Gunakan warna ini pada ruangan dengan aktivitas
artistik, estetik, dan imajinatif, ruang teater, dan ruang kelas untuk anak-anak. Jangan
gunakan warna ini di dalam ruangan yang digunakan untuk hiburan atau dimana kita
menginginkan adanya percakapan, atau di ruangan yang ditinggali oleh mereka yang
memiliki gangguan mental.
Hitam
Hitam adalah warna yang kaya, menarik, dan dipertanyakan, agresif, sinyal suasana hati
yang pesimis. Warna ini dapat diaplikasikan hanya ssebagai aksen karena penggunaan yang
berlebihan dapat mengakibatkan depresi.
Abu-Abu
Abu-abu merupakan warna yang membangkitkan perasaan tenang di sebuah ruangan, warna
netral yang elegan, tetapi dapat menyebabkan depresi bagi sebagian orang.
Putih
Putih adalah warna yang netral dan mencerminkan semua cahaya dalam spektrum warna.
Putih memberikan efek ruang yang lebih luas, menenangkan, steril, dan terasa dingin. Warna
ini baik digunakan pada ruang yang berhubungan dengan profesi kesehatan, seperti ruang
praktik dokter, apotek, laundry, dan ruang kerja.
1.12 Interior sistem
c. Penghawaan
Penghawaan merupakan faktor penting dalam proses pergantian udara, udara kotor
dapat diganti dengan udara yang bersih melalui pintu maupun jendela. Tingkat kepuasan
penghawaan dapat dicapai dari proses mendinginkan udara mencapai temperatur dan
kelembaban distribusi udara dalam ruang dapat diperhatikan pada tingkat keadaan yang
diinginkan. Jenis penghawaan berdasarkan sumbernya, yaitu.
1. Penghawaan Alami : Penghawaan yang bersumber dari alam.
2. Penghawaan Buatan : Penghawaan buatan diperlukan pada ruang serba guna karena
tidak memungkinkan perlubangan yang dapat mengakibatkan kebocoran suara sehingga
tercipta kondisi akustik yang tidak baik. (Pamudji Suptandar, 1982: 85)
Adapun jenis-jenis sistem penghawaan buatan, yaitu.
1) AC Central
Sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan di
distribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan
ukuran ruangan dan isinya dengan menggunakan saluran udara / ducting AC.
2) AC Split
Kapasitas daerah pelayanannya kecil tetapi lebih besar dari AC Window dan
penempatannya pada dinding bagian dalam ruang biasanya digunakan pada ruang –
ruang kelas, ruang studio , ruang pengelola
3) Exhoust fan
Bekerja dengan cara mengeluarkan udara yang tidak diinginkan dalam ruangan seperti
udara panas dan bau.
d. Pencahayaan
Pencahayaan adalah suatu penerangan yang digunakan untuk menerangi bangunan
maupun ruangan. Perencanaan sistem pencahayaan harus disesuaikan dengan jenis bangunan atau
ruangan yang akan dibuat. Menurut R.r Vicky, dkk (2014: 104-118), sistem pencahayaan dibagi
menjadi 2, yaitu.
1. Pencahayaan alami
Proses menempatkan jendela, bukaan, dan permukaan rekletif lainnya sehingga
pada siang hari ruangan tersebut dapat menyediakan cahaya alami yang efektif ke dalam
ruangan. Perhatian khusus diberikan pada pencahayaan alami saat merancang bangunan
dengan tujuan untuk memaksimalkan kenyamanan visual atau untuk mengurangi
penggunaan energi. Penggunaan energi pencahayaan buatan dapat dikurangi dengan
mengurangi instalasi lampu atau dengann mode lampu listrik otomatis (daylight
harvesting).
Pencahayaan alami siang hari terutama di daerah tropis dapat dimanfaatkan mulai
sekitar pukul 06.00-18.00. Penggunaan cahaya alami siang hari ini bermanfaat untuk
mengurangi konsumsi energi listrik dalam ruangan dan memberikan kenyamanan
fisiologis serta psikologis bagi pengguna.
2. Pencahayaan Buatan
Sistem pencahayaan yang menggunakan sumber cahaya buatan, seperti lampu
(lampu lantai, lampu dinding, dan lampu plafon), armature dan peralatan yang
memendarkan cahaya. Pencahayaan buatan dalam ruangan terbagi menjadi pencahayaan
utama (general lighting), pencahayaan khusus (accent Lighting), pencahayaan tambahan
(task Lighting), dan pencahayaan yang bersifat dekoratif (decorative lighting). (Imelda
Akmal, 2006 : 22)
Pencahayaan buatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya.
a. Distribusi intensitas cahaya dari armatur.
b. Perbandingan antara keluaran cahaya dari lampu di dalam armatur.
c. Reflektansi cahaya dari langit-langit, dinding,dan lantai.
d. Pemasangan armatur (menempel atau digantung di plafon).
e. Dimensi atau ukuran luas ruangan.
Menurut sumbernya, cahaya dapat dibagi menjadi dua yaitu:
3. Cahaya langsung (direct lighting) yaitu cahaya yang bias sinarnya langsung mengarah
pada objek. Direct lighting biasanya digunakan agar ruangan berfungsi dengan baik
sehingga sangat bergantung pada intensitas cahayanya.
4. Cahaya tidak langsung (indirect lighting) yaitu cahaya yang bias sinarnya tidak langsung
mengarah pada objek. Indirect lighting biasanya digunakan untuk tujuan estetika dan
memfokuskan pada intensitas cahayanya. (R.r Vicky, dkk, 2014: 104111)
Pada sistem ini perlu diperhatikan ketidak nyamanan bagi pengguna antara lain:
1. Tidak menyebabkan keletihan pada mata
2. Tidak banyak membuang-buang sinar dengan percuma (efisien) dan sesuai kebutuhan
3. Sesuai dengan ruang tersebut dan suasana yang akan diciptakan
Untuk perhitungan instalasi penerangan suasana ruangan perlu diperhatikan pula refleksi
pencahayaan dari langit-langit dinding, mebel, lantai. Untuk keharmonisan ruangan dianjurkan
faktor refleksi lantai minimum 15 % langit-langit 60% dan dinding 30% serta mebel minimum
20% (Christina D, -dkk, 1991; 3)
c. Akustik
Menurut Satwiko (2004: 124), sistem akustik adalah ilmu yang mempelajari tentang mutu
suara dan bunyi yang dihasilkan. Akustik sendiri berhubungan dengan organ pendengar, suara,
atau ilmu bunyi. Sistem akustik dalam sebuah ruangan merupakan keadaan sebuah ruang yang
mempengaruhi mutu bunyi yang terjadi di dalamnya. Tujuan dari akustik yaitu.
1. Mengatur sistem tata suara agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan.
2. Mengurangi dan meniadakan bunyi yang sifatnya mengganggu.
3. Menjaga kontinuitas intensitas bunyi dan perambatan dalam ruang khusus yang
menghendaki sistem akustik yang spesifik.
4. Tingkat kebisingan disetiap kamar atau ruang.
d. Sistem Keamanan
1. Sistem Pengamanan Terhadap Kegiatan Rumah Budaya Korea ini menggunakan Security
dan CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor
suatu ruang melalui monitor yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang
pada setiap sudut ruangan yang diinginkan.
2. Sistem Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Rumah Budaya Korea ini menggunakan
smoke detektor yang bekerja bila suhu mencapai 700C, fire alarm system yang otomatis akan
berbunyi jika ada api atau panas pada suhu 1350C sampai 1600C, fire estinguisher, sprinkler
(Penempatan titik sprinkler harus disesuaikan dengan standar yang berlaku dalam kebakaran
ringan. Setiap sprinkler dapat melayani luas area 10-20 meter dengan ketinggian ruang 3
meter. Kepala sprinkler yang dipasang dekat dinding, harus mempunyai jarak tidak boleh
lebih dari 2,25 meter dari dinding), dan hidrant kebakaran sebagai sistem keamanan terhadap
bahaya kebakaran.
3. Sistem Pengamanan Terhadap Bahaya Asap Rumah Budaya Korea ini menggunakan
beberapa alat sebagai sistem keamanan terhadap bahaya asap, diantaranya:
a. Fire damper : Alat untuk menutup pipa ducting yang mengalirkan udara supaya asap
dan api tidak menjalar kemana-mana. Alat ini bekerja secara otomatis, kalau terjadi
kebakaran akan segera menutup pipa-pipa tersebut.
b. Smoke & heat ventilating : Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang
menghubungkan udara luar. Kalau terjadi kebakaran, asap yang timbul segera dapat
mengalir keluar, sehingga para petugas pemadam kebakaran akan terhindar dari asap-
asap tersebut.
c. Vent & exhaust : Alat ini dipasang di depan tangga kebakaran yang akan berfungsi
menghisap asap yang akan masuk pada tangga yang akan dibuka pintunya. Dapat pula
dipasang di dalam tangga, secara otomatis berfungsi memasukkan udara untuk
memberikan tekanan pada udara di dalam.