bab ii kajian teori 1. minat a. pengertian minatrepository.ump.ac.id/1980/3/bab ii.pdf · adanya...
TRANSCRIPT
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Minat
a. Pengertian Minat
Setiap manusia memiliki karakteristik yang berbeda. Manusia
dilahirkan bagai secarik kertas putih yang masih kosong. Sehingga tidak
dapat dipungkiri bahwa pengalaman belajar dan faktor lingkungan sekitar
yang akan menentukan perkembangan anak. Pada dasarnya setiap manusia
memiliki ketertarikan dengan sesuatu hal. Ketertarikan itulah yang
nantinya akan menumbuhkan minat. Minat merupakan sesuatu yang
muncul dalam diri setiap manusia pada ketertatikannya dengan sesuatu.
Mengarah pada definisi tentang minat, banyak tokoh yang menyatakan
definisi spesifik tentang minat. Hal senada juga diungkapkan oleh Hurlock
(2007: 114) menyatakan bahwa “minat merupakan sumber motivasi yang
mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka
bebas memilih”. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan,
mereka merasa berminat. Ini kemudian membawa kepuasan. Bila
kepuasan berkurang, minatpun berkurang. Setiap minat memuaskan suatu
kebutuhan dalam kehidupan anak, walaupun kebutuhan ini mungkin tidak
segera tampak bagi orang dewasa. Semakin kuat kebutuhan ini, semakin
kuat dan bertahan pada minat tersebut. Sepanjang masa kanak-kanak,
minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar.
Definisi minat juga diungkapkan oleh Slameto (2010: 180) yang
menyatakan bahwa “minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
9
9
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, semakin besar minat. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek
tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap
subjek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh
kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar
selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat
terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar
selanjutnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Sutarno (2006: 27) yang
menjelaskan bahwa:
Minat seseorang terhadap sesuatu adalah kecenderungan hati yang
tinggi, gairah atau keinginan seseorang tersebut terhadap sesuatu.
Minat baca seseorang dapat diartikan sebagai kecenderungan hati
yang tinggi orang tersebut kepada suatu sumber bacaan tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah rasa
ketertarikan yang lebih pada suatu hal tertentu, yang dilakukan tanpa
adanya paksaan. Minat seseorang tidak dibawa sejak lahir. Minat tumbuh
dan berkembang karena adanya proses belajar dan pengalaman seseorang.
b. Ciri-ciri Minat
Minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi dan adanya rasa
ketertarikan dengan sesuatu hal tanpa adanya paksaan. Seseorang yang
memiliki minat atau mempunyai minat terhadap sesuatu hal akan memiliki
ciri-ciri yang terlihat.
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
10
10
Seperti yang diungkapkan oleh para ahli, salah satunya yakni Hurlock
(2007: 115) menyatakan bahwa ciri-ciri minat anak antara lain:
1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan
mental, minat disemua bidang berubah selama terjadi
perubahan fisik dan mental.
2) Minat tergantung pada kesiapan belajar, anak-anak tidak dapat
mempunyai mereka siap secara fisik dan mental.
3) Minat tergantung pada kesiapan belajar, kesempatan untuk
belajar tergantung pada lingkungan dan minat, baik anak-anak
maupun dewasa, yang mejadi bagian dari lingkungan anak.
4) Perkembangan minat mungkin terbatas, ketidakmampuan fisik
dan mental serta pengalaman sosial yang terbatas membatasi
minat anak.
5) Minat dipengaruhi pengaruh budaya, anak-anak mendapatkan
kesempatan dari orangtua, guru, dan orang dewasa lain untuk
belajar mengenai apa saja yang oleh kelompok budaya mereka
dianggap minat yang sesuai dan mereka tidak diberi
kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai
bagi mereka oleh kelompok budaya mereka.
6) Minat berbobot emosional, bobot emosional yang tidak
menyenangkan melemahkan minat, dan bobot emosional yang
menyenangkan memperkuatnya.
7) Minat itu egosentris, sepanjang masa kanak-kanak, minat itu
egosentris.
Berdasarkan paparan para ahli, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
minat antara lain minat dapat tumbuh sesuai dengan perkembangan
anak, minat dipengaruhi oleh kesiapan anak dalam belajar, minat
tergantung pada kesiapan belajar yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, perkembangan minat terbatas, minat dapat dipengaruhi
oleh budaya, minat berbobot emosional,dan minat itu egosentris.
c. Faktor yang Mempengaruhi Minat
Minat seseorang terhadap sesuatu juga tidak terlepas dari adanya
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
11
11
perkembangan minat anak menurut Crawley dan Mountain (1995) dalam
(Rahim, 2007: 28) terdiri atas:
a. Pengalaman sebelumnya, siswa tidak akan mengembangkan
minatnya terhadap sesuatu jika mereka belum pernah
mengalaminya.
b. Konsepsi tentang diri, siswa akan menolak informasi yang dirasa
mengancamnya, sebaliknya siswa akan menerima jika informasi itu
dipandang berguna dan membantu meningkatkan dirinya.
c. Nilai-nilai, minat siswa timbul jika sebuah mata pelajaran disajikan
oleh orang yang berwibawa.
d. Mata pelajaran yang bermakna, informasi yang mudah dipahami
oleh anak akan menarik minat mereka.
e. Tingkat keterlibatan tekanan, jika siswa merasa dirinya mempunyai
beberapa tingkat pilihan dan kurang tekanan, minat membaca
mereka mungkin akan lebih tinggi.
f. Kekompleksitasan materi pelajaran, siswa yang lebih mampu
secara intelektual dan fleksibel secara psikologis lebih tertarik
kepada hal yang lebih kompleks.
Berdasarkan perkembangan minat yang telah dikemukakan oleh para
ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi minat
seseorang terhadap sesuatu antara lain: 1) pengalaman sebelumnya, 2)
konsepsi tentang diri, 3) nilai-nilai, 4) mata pelajaran yang bermakna, 5)
tingkat keterlibatan tekanan, 6) kekompleksitasan materi pelajaran.
2. Membaca
a. Pengertian Membaca
Membaca adalah bagian paling penting dalam proses pendidikan. Kita
mendapat ilmu pengetahuan dari membaca buku. Informasi atau ilmu
apapun dapat kita peroleh dari membaca buku. Tanpa membaca, proses
pembelajaran dan pendidikan tidak akan dapat berlangsung. Menurut
Tarigan (2008: 7) “membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
12
12
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis”.
Sedangkan menurut Jazin Burhan dalam (Saddhono dan Salamet, 2012:
64) menyatakan bahwa “membaca adalah perbuatan yang dilaksanakan
berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yakni mengamati,
memahami, dan memikirkan”. Hal demikian juga disampaikan oleh
Crawley dan Mountain dalam (Rahim, 2007: 2) menyatakan bahwa
“membaca pada hakikatnya adalah sesuatu yang rumit yang melibatkan
banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan
aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif”.
Iskandarwassid (2009: 245) menyatakan bahwa “membaca merupakan
kemampuan yang sangat unik serta berperan penting bagi pengembangan
pengetahuan”. Unik karena tidak semua manusia, walaupun telah memiliki
keterampilan membaca, mampu mengembangkannya menjadi alat untuk
memperdayakan dirinya atau bahkan menjadikan budaya bagi dirinya
sendiri. Penting bagi pengembangan pengetahuan karena presentase
transfer ilmu pengetahuan terbanyak dilakukan melalui membaca.
Menurut Abdurrahman (2009: 200) membaca merupakan aktivitas
kompleks yang mencakup fisik dan mental. Aktivitas mental mencakup
ingatan dan pemahaman, misalnya orang dapat membaca dengan baik jika
mampu melihat huruf dengan jelas serta memiliki penalaran yang cukup
untuk memahami bacaan.
Menurut Prasetyono (2008: 57), “membaca merupakan serangkaian
kegiatan pikiran yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memahami
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
13
13
suatu informasi melalui indra penglihatan dalam bentuk simbol-simbol
yang rumit, yang disusun sedemikian rupa sehingga mempunyai arti dan
makna”. Membaca merupakan proses komunikasi. Didalam kata
“membaca” terdapat aktivitas atau proses penangkapan dan pemahaman
sejumlah pesan (informasi) dalam bentuk tulisan. Melalui membaca,
seseorang dapat merangsang otaknya untuk berpikir kreatif dan sistematis,
dapat memperluas dan memperkaya wawasan, serta dapat membentuk
kepribadian yang unggul dan kompetitif.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
pengertian dari membaca adalah kegiatan yang dilakukan guna
memperoleh informasi yang tersirat dan tersurat yang disampaikan oleh
penulis. Membaca merupakan salah satu dari kemampuan berbahasa yang
dilakukan secara sengaja yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan
diri sendiri dan juga orang lain. Membaca merupakan proses berpikir dari
kegiatan yang kompleks untuk memahami makna tertulis secara
keseluruhan, akan tetapi membaca juga merupakan suatu yang rumit
karena didalam aktivitas membaca terlibat beberapa hal seperti mental dan
mempunyai pola pikir untuk memiliki penalaran dan pemahaman yang
tinggi di dalam proses membaca. Melalui membaca, dapat merangsang
otak untuk berpikir lebih kreatif karena didalam bacaan terdapat ilmu
pengetahuan yang dapat menambah wawasan serta dapat menambah ilmu
pengetahuan yang luas.
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
14
14
b. Fungsi Membaca
Menurut Saddhono dan Slamet (2012: 65) menjelaskan bahwa ada
beberapa fungsi dari kegiatan membaca, antara lain:
1) Fungsi intelektual, dengan banyak membaca kita dapat
meningkatkan kadar intelektualitas, membina daya nalar kita.
2) Fungsi pemacu kreativitas, hasil membaca kita dapat mendorong,
menggerakkan diri kita untuk berkarya, didukung oleh keleluasaan
wawasan dan pemilihan kosakata.
3) Fungsi praktis, kegiatan membaca dilaksanakan untuk
memperoleh pengetahuan praktis dalam kehidupan.
4) Fungsi rekreatif, membaca digunakan sebagai upaya menghibur
hati, mengadakan tamasya yang mengasikan. Contohnya bacaan-
bacaan ringan, novel, fabel, dan sebagainya.
5) Fungsi informatif, dengan banyak membaca informatif seperti
surat kabar, majalah, dan lain-lain dapat memperoleh berbagai
informasi yang sangat kita perlukan dalam kehidupan.
6) Fungsi religius, membaca dapat digunakan untuk membina dan
meningkatkan keimanan, memperluas budi, dan meningkatkan diri
kepada Tuhan.
7) Fungsi sosial, kegiatan membaca memiliki fungsi sosial yang
tinggi manakala dilaksanakan secara lisan atau nyaring. Dengan
demikian kegiatan membaca tersebut langsung dapat dimanfaatkan
oleh orang lain mengarahkan sikap berucap, berbuat, dan berpikir.
8) Fungsi pembunuh sepi, kegiatan membaca dapat juga dilakukan
untuk sekedar merintang-rintang waktu dan mengisi waktu luang.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi membaca
terdiri atas: fungsi intelektual, fungsi pemicu kreativitas, fungsi praktis,
fungsi rekreatif, fungsi informatif, fungsi religius, fungsi sosial dan fungsi
pembunuh sepi.
c. Manfaat Membaca
Saddhono dan Slamet (2012: 66) menjelaskan bahwa manfaat
membaca antara lain: Memperoleh banyak pengalaman hidup,
memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang
sangat berguna bagi kehidupan, mengerahui berbagai peristiwa besar
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
15
15
dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia, dapat
mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan pikir,
meningkatkan taraf hidup dan budaya keluarga, masyarakat, nusa dan
bangsa, dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat
mengantarkan seseorang menjadi cerdik dan pandai, dapat memperkaya
perbendaharaan kata, ungkapan, istilah, dan lain-lain yang sangat
menunjang keterampilan menyimak, berbicara dan menulis, mempertinggi
potensialitas setiap pribadi dan mempermantap eksistensi dan lain-lain.
d. Tujuan Membaca
Menurut Blanton, dkk. Dan Irwin dalam Burns dkk (1996) dalam
Rahim (2007: 11) menyatakan bahwa tujuan membaca mencakup beberapa
hal, diantaranya: Kesenangan, menyempurnakan membaca nyaring,
menggunakan strategi tertentu, memperbaharui pengetahuannya tentang
suatu topik, mengkaitkan informasi baru dengan informasi yang telah
diketahuinya, memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis,
mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, menampilkan suatu
eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks
dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
Menurut Tarigan (2008 : 9-10) menyatakan bahwa tujuan utama
dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi.
Sedangkan tujuan membaca lainnya yakni, membaca untuk memperoleh
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
16
16
perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facst),
membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas),
membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita
(reading for sequence or organization), membaca untuk menyimpulkan,
membaca inferensi (reading for inference), membaca untuk
mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasi (reading to classify),
membaca untuk menilai, membaca untuk mengevaluasi (reading to
evaluate), membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan
(reading to compare or contrast).
Menurut Prasetyono (2008: 59-60) menyatakan bahwa tujuan aktivitas
membaca antara lain: 1) Membaca sebagai suatu kesenangan tidak
melibatkan proses pemikiran yang rumit. Aktivitas ini biasanya dilakukan
untuk mengisi waktu senggang. Aktivitas yang termasuk dalam kategori
ini adalah membaca novel, surat kabar, majalah atau komik. 2) Membaca
untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan, seperti membaca buku
pelajaran atau buku ilmiah. 3) Membaca untuk dapat melakukan suatu
pekerjaan atau profesi. Misalnya, membaca buku keterampilan teknis yang
praktis atau buku pengetahuan umum (ilmiah populer).
Berdasarkan uraian para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan
membaca antara lain: untuk memperoleh informasi tentang suatu bacaan
atau sumber, menambah wawasan dan pengetahuan dari sumber bacaan,
sebagai salah satu sarana hiburan, serta memperkaya kosakata dan
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
17
17
perbendaharaan kata yang dapat berfungsi untuk meningkatkan
kemampuan dalam berbicara serta menulis.
3. Minat Baca
a. Pengertian Minat Baca
Membaca merupakan aktivitas yang dilakukan setiap hari. Melalui
membaca, manusia akan memperoleh informasi yang terkait dengan isi
bacaan itu sendiri, namun untuk membaca suatu sumber bacaan,
diperlukan adanya minat baca. Minat merupakan ketertarikan akan sesuatu
hal. Salah satu bagian dari minat ialah ketertarikan dengan suatu bacaan
tertentu atau yang lebih dikenal dengan minat baca. Minat baca merupakan
minat dengan bacaan tertentu. Hal ini juga diungkapkan oleh ahli yang
menyatakan bahwa minat baca seseorang diartikan sebagai kecenderungan
hati yang tinggi terhadap suatu sumber bacaan tertentu (Sutarno, 2006:
27). Hal senada juga diungkapkan oleh Rahim (2007: 28) yang
menyatakan bahwa minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-
usaha seseorang untuk membaca.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat baca adalah
kecenderungan hati yang tinggi serta keinginan yang kuat terhadap suatu
bacaan tertentu.
b. Faktor Pendorong Minat Baca
Membaca suatu risalah atau bacaan membutuhkan suatu faktor yang
dapat mendorong adanya minat baca, seperti yang diungkapkan Sutarno
(2006: 27) faktor yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
18
18
ialah (1) ketertarikan, (2) kegemaran dan hobi membaca, dan (3)
pendorong tumbuhnya kebiasaan membaca adalah kemauan dan
kemampuan membaca.
c. Rendahnya Minat Membaca pada Anak
Membaca sangat penting bagi kehidupan manusia. Kenyataan yang
terjadi bahwa banyak orang dewasa dan anak-anak yang belum
menjadikan membaca sebagai suatu kebiasaan. Rendahnya minat
membaca berkaitan dengan kemampuan berbahasa yang meliputi aspek
mendengarkan, membaca, menulis, berbicara dan tingkat pemahaman.
Adanya berbagai faktor yang menjadikan rendahnya minat baca siswa.
Seperti yang diungkapkan oleh Masjidi (2007: 103) menjelaskan
bahwasanya ada beberapa faktor yang menghambat minat baca pada anak,
antara lain:
1) Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh
pada minat baca siswa. Faktor penghambat minat baca siswa di dalam
lingkungan keluarga terdiri atas: a) Orang tua tidak suka membaca dan
tidak memberi contoh. b) Kurangnya waktu orang tua bersama anak.
c) Televisi dan video game. d) Temperamen orang tua yang keras.
2) Lingkungan di Luar Keluarga
Faktor penghambat minat baca anak juga dapat berasal dari luar
lingkungan keluarga. Lingkungan di luar keluarga juga sangat
berperan bagi tumbuh kembang anak dalam menumbuhkan minat baca
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
19
19
anak. Faktor lingkungan di luar keluarga diantaranya: a) Lingkungan
pergaulan anak. Lingkungan di luar keluarga juga dapat
mempengaruhi perkembangan minat baca pada anak. Anak yang
tinggal di dalam lingkungan masyarakat yang tidak ada aktivitas
membacanya, akan cenderung mempunyai minat baca yang rendah
atau tidak ada minat sama sekali. b) Sekolah yang tidak mendukung.
Sekolah yang semata-mata hanya terfokus pada perolehan nilai yang
tinggi cenderung lebih membuat siswa mengalami penurunan pada
minat membaca. c) Harga buku yang mahal. Memang tidak dipungkiri
bahwa harga buku yang mahal telah membuat orang tua malas untuk
membeli buku, apalagi bagi mereka yang ekonominya biasa-biasa
saja.
Faktor rendahnya minat baca pada anak juga diungkapkan oleh
Prasetyono (2008: 28) yang menyatakan bahwa rendahnya minat baca
pada anak terdiri dari faktor antara lain: a) Faktor Internal yang terdiri atas
intelegensi, usia, jenis kelamin, kemampuan membaca, sikap, serta
kebutuhan psikologis. b) Faktor eksternal seperti belum tersedianya bahan
bacaan yang sesuai, status sosial, ekonomi, kelompok etnis, pengaruh
teman sebaya, orang tua, guru, televisi, serta film.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa faktor rendahnya minat baca pada anak terdiri atas
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas diri anak itu
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
20
20
sendiri. Adapun faktor eksternal terdiri atas lingkungan keluarga dan
lingkungan di luar keluarga.
4. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolah dasar
a. Pengertian Perkembangan
Pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang
lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.
Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak
dapat diputar kembali (Werner, 1969). Perkembangan juga berkaitan
dengan belajar khususnya mengenai isi proses perkembangan. Disamping
itu juga bagaimana hal sesuatu dipelajari, misalnya apakah melalui
memorisasi (menghafalkan) atau mengerti hubungan, ikut menentukan
perkembangan (Knoers, 1985). Berdasarkan demikian, perkembangan
dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah
suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan
pertumbuhan, pemasakan dan belajar (Monks, 2006: 2).
Hal senada juga diungkapkan oleh Santrock (1996) menjelaskan
pengertian perkembangan sebagai berikut:
Development is the pattern of change that begins at conception and
continues through the life span. Most development involves growth,
although it includes decay (as in death and dying). The pattern of
movement is complex because it is product of several processes –
biological, cognitive, and socioemotional.
Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa perkembangan adalah pola
perubahan yang dimulai pada konsepsi dan terus melalui rentang hidup.
Perkembangan lebih banyak melibatkan pertumbuhan, meskipun termasuk
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
21
21
pembusukan (seperti dalam kematian dan sekarat). Pola pergerakan yang
kompleks kerena merupakan produk dari beberapa proses – biologis,
kognitif, dan sosioemosional.
Hal ini diungkapkan pula oleh Yusuf dan Sugandhi (2011: 1)
menjelaskan perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan
kuantitatif dan kualitatif individu dalam rentan kehidupannya, mulai dari
masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja,
sampai masa dewasa. Perkembangan dapat diartikan juga sebagai suatu
proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik
(jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau
kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan. Menurut Djaali (2008: 21) menyatakan bahwa
perkembangan manusia tidak terpisahkan dari pertumbuhannya.
Pertumbuhan adalah sesuatu yang menyangkut materi jasmaniah yang
dapat menumbuhkan fungsi dan bahkan perubahan fungsi pada materi
jasmaniah.
Desmita (2011: 9) menjelaskan bahwa perkembangan adalah bukan
hanya sebatas pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di
dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung
secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan
rohaniyah yang diliki individu menuju ke tahap kematangan melalui
pertumbuhan, pemasukan, dan belajar.
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
22
22
Menurut Syah dalam Djamarah (2008: 121) menyatakan bahwa
perkembangan ialah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu
fungsi organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniah, bukan
organ-organ jasmaniah itu sendiri. Dengan kata lain, penekanan arti
perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang
disandang oleh organ-organ fisik. Menurut Djamarah (2008: 121)
menyatakan bahwa perkembangan merupakan perkembangan kepribadian
anak sebagai perubahan kualitatif dari setiap fungsi kepribadian akibat dari
pertumbuhan dan belajar.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwasannya
pertumbuhan merupakan perubahan secara kuantitatif dan kualitatif
sebagai proses perubahan menuju tingkat kedewasaan.
b. Ciri-ciri Perkembangan
Menurut Yusuf dan Sugandhi (2011: 3) menyatakan bahwa ciri-ciri
perkembangan adalah:
1) Terjadinya perubahan ukuran dalam (a) aspek fisik: perubahan
tinggi dan berat badan serta organ-organ tubuh lainnya, dan (b)
aspek psikis: semakin bertambahnya perbendaharaan kata dan
matangnya kemampuan berpikir, mengingat, serta menggunakan
imajinasi kreatif.
2) Terjadinya perubahan proporsi dalam (a) aspek fisik: proporsi
tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya, dan
pada usia remaja proporsi tubuh anak mendekati proporsi tubuh
usia dewasa; dan (b) aspek psikis: perubahan imajinasi dari yang
fantasi ke realitas, dan perubahan perhatiannya dari yang tertuju
kepada dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada orang lain
(khususnya teman sebaya).
3) Lenyapnya tanda-tanda lama dalam (a) aspek fisik: lenyapnya
kelenjar thymus (kelenjar kanak-kanak) yang terletak pada bagian
dada, rambut halus, dan gigi susu; dan (b) aspek psikis: lenyapnya
masa mengoceh (meraban), bentuk gerak-gerik kanak-kanak
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
23
23
(seperti merangkak) dan perilaku impulsif (melakukan sesuatu
sebelum berpikir).
4) Munculnya tanda-tanda baru dalam (a) aspek fisik: tumbuh dan
pergantian gigi dan matangnya organ-organ seksual pada usia
remaja, baik primer (menstruasi pada wanita dan mimpi basah
pada pria) maupun sekunder (membesarnya pinggul dan buah
dada pada wanita, dan tumbuhnya kumis serta perubahan suara
pada pria); dan (b) aspek psikis: berkembangnya rasa ingin tahu,
terutama yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan,
lingkungan alam, nilai-nilai moral, dan agama.
Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
perkembangan adalah dapat terlihat dari perubahan ukuran, perubahan
proporsi, lenyapnya tanda-tanda lama, dan munculnya tanda-tanda baru.
Perubahan yang terjadi meliputi aspek fisik dan psikis.
c. Prinsip-prinsip Perkembangan
Untuk lebih memahami perkembangan manusia secara menyeluruh
perlu dilandasi dengan adanya pengetahuan tentang fakta dasar yang
berhubungan dengan perkembangan yang sering disebut prinsip-prinsip
perkembangan. Prinsip perkembangan tersebut menunjuk adanya beberapa
pemikiran yang perlu dipedomani dalam usaha memahami perkembangan.
Hurlock (1997) dalam Hartinah (2011: 27) menjelaskan bahwa prinsip-
prinsip perkembangan tersebut meliputi:
1) Perkembangan melibatkan adanya perubahan. Perkembangan
selalu ditandai adanya perubahan yang bersifat progresif yang
bertujuan agar manusia dapat menyesuaikan diri dengan
tuntutan lingkungan dengan cara realisasi diri dan pencapaian
kemampuan genetik.
2) Perkembangan awal lebih kritis dari perkembangan selanjutnya.
Perkembangan merupakan proses kontinum, dimana
perkembangan selanjutnya akan mempengaruhi perkembangan
selanjutnya.
3) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Dalam kehidupan sering sulit dibedakan perubahan yang
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
24
24
merupakan hasil belajar dengan perubahan karena kematangan.
Hasil antara keduanya sering terintegrasi, hanya dapat ditandai
bahwa perubahan karena belajar diperoleh dengan usaha
sadaratau latihan.
Menurut Yusuf dan Sugandhi (2011: 4) menyatakan bahwa prinsip-
prinsip perkembangan antara lain:
1) Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti
(never ending process), perkembangan baik fisik maupun psikis
berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai
mencapai kematangan atau masa tua.
2) Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi, setiap aspek
perkembangan individu, baik fisik, intelektual, emosi, sosial,
maupun moral-spiritual, satu sama lainnya saling
mempengaruhi.
3) Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu, perkembangan
terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap
tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan tahap
sebelumnya, dan merupakan prasyarat bagi perkembangan
selanjutnya.
4) Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan,
perkembangan fisik dan psikis mencapai kematangannya terjadi
pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada
yang lambat).
5) Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.
6) Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan atau fase
perkembangan, prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani
kehidupannya yang normal dan berusia panjang, individu akan
mengalami masa atau fase perkembangan.
Menurut Djaali (2008: 21) menyatakan bahwa prinsip-prinsip
perkembangan terdiri atas: 1) Perkembangan merupakan fungsi jasmaniah
dan kejiwaan yang berlangsung dalam proses satu kesatuan yang
menyeluruh (integrated). 2) Setiap individu mempunyai kecepatan
perkembangan. 3) Perkembangan seseorang, baik secara keseluruhan
maupun setiap aspek tidak konstan melainkan berirama. 4) Proses
perkembangan dengan pola tertentu. 5) Proses perkembangan berlangsung
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
25
25
secara berkesinambungan. 6) Antara aspek perkembangan yang satu
dengan aspek yang lain saling berkaitan atau berkorelasi secara signifikan.
7) Perkembangan berlangsung dari pola yang bersifat umum ke khusus. 8)
Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan. 9) Memiliki
fungsi kepribadian yang bersifat jasmaniah.
Berdasarkan uraian para ahli dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip
perkembangan meliputi: a) perkembangan merupakan proses yang terjadi
secara contiue atau berkelanjutan. b) perkembangan melibatkan adanya
perubahan pada setiap aspeknya, dimana setiap aspeknya saling berkaitan.
c) perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan.
d. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar
Peserta didik pada jenjang SD merupakan individu yang sudah
memasuki usia matang untuk sekolah atau pada usia ini dapat dikatakan
awal dari peserta didik memperoleh pendidikan secara formal, selain itu
pada usia tersebut merupakan dapat juga dikatakan usia matang seorang
individu untuk sekolah. Dikatakan matang untuk sekolah, karena anak
sudah menginginkan kecakapan-kecakapan baru yang dapat diberikan
sekolah.
Pada umumnya di Indonesia anak memasuki masa SD pada usia 7
tahun dan pada usia 12 atau 13 tahun, karena pada masa tersebut dapat
dikatakan masa matang seorang anak memperoleh pengetahuan yang lebih
luas dan siap memasuki pendidikan formal, kondisi tersebut didukung
dengan teori Piaget (Desmita, 2011: 101) bahwa memasuki usia yaitu 7
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
26
26
tahun sampai 11 tahun anak berada pada tahap perkembangan
praoprasional kongkrit yang meliputi pembentukan konsep-konsep yang
tetap, penalaran mental, penonjolan sikap egosentris, dan pembentukan
sistem-sistem keyakinan gaib. Peserta didik memasuki usia 11 tahun cara
berpikir mulai berubah kearah yang lebih abstrak, konkrit, logis, dan lebih
idealistik.
Secara lebih mendalam pada usia sekolah dasar, seorang peserta didik
memiliki tugas dan fase tersendiri, hal itu sesuai dengan pendapat
Djamarah (2008: 124) menyatakan bahwa karakteristik anak terdiri atas
dua fase, yaitu: (1) masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira umur
6 atau 7 sampai umur 9 atau 10 tahun dan (2) masa kelas-kelas tinggi
sekolah dasar, kira-kira umur 9 atau 10 sampai kira-kira umur 12 atau 13
tahun.
1) Masa Kelas-Kelas Rendah Sekolah Dasar
Beberapa sifat khas pada masa ini antara lain adalah seperti berikut
ini: a) Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan
pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah. b) Adanya sikap yang
cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan permainan yang
tradisional. c) Adanya kecenderungan memuji sendiri. d) Suka
membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain kalau hal itu
dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain. e) Kalau
tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya
tidak penting. f) Pada saat ini (terutama pada umur 6-8) anak
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
27
27
menghendaki nilai (angka rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah
prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
2) Masa Kelas-Kelas Tinggi Sekolah Dasar
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini adalah sebagai berikut:
a) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit,
hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan
pekerjaan-pekerjaan yang praktis. b) Amat realistik, ingin tahu, dan
ingin belajar. c) Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap
hal-hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli ditafsirkan
sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor. d) Sampai kira-kira umur 11
tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya. e)
Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok-kelompok
sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Didalam
permainan biasanya anak tidak lagi terkait pada aturan permainan
yang tradisional, mereka membuat peraturan sendiri.
Menurut Yusuf dan Sugandhi (2011: 59) menyatakan bahwa
karakteristik perkembangan anak usia sekolah terdiri atas:
1) Perkembangan Fisik-Motorik
Seiring dengan pertumbuhan fisiknya yang beranjak matang, maka
perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik.
Fase atau usia sekolah dasar (7 – 12 tahun) ditandai dengan gerak atau
aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
28
28
masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan
motorik, baik halus maupun kasar, dapat dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 2.1 Perkembangan Motorik Anak
Motorik Halus Motorik Kasar
1. Menulis
2. Menggambar atau melukis
3. Mengetik (komputer)
4. Merupa (seperti membuat
kerajinan dari tanah liat)
5. Menjahit
6. Membuat kerajinan dari
kertas
1. Baris-berbaris
2. Seni bela diri (seperti pencak
silat, dan karate)
3. Senam
4. Berenang
5. Atletik
6. Main sepak bola,dsb.
( Sumber: Yusuf dan Sugandhi , 2011: 59)
2) Perkembangan Intelektual
Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mereaksi rangsangan
intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut
kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti membaca,
menulis, dan berhitung atau calistung).
Dilihat dari aspek perkembangan kognitif menurut Piaget masa ini
berada pada tahap operasi konkret, yang ditandai dengan kemampuan (1)
mengklasifikasikan (mengelompokkan) benda-benda berdasarkan ciri
yang sama; (2) menyusun atau mengasosiasikan (menghubungkan atau
menghitung) angka-angka atau bilangan; dan (3) memecahkan masalah
(problem solving). Untuk mengembangkan daya nalarnya, daya cipta,
atau kreativitas anak, maka kepada anak perlu diberi peluang-peluang
untuk bertanya, berpendapat, atau menilai (memberikan kritik) tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan pelajaran, atau peristiwa yang terjadi
di lingkungannya.
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
29
29
3) Perkembangan Bahasa
Menurut Syamsuddin dalam Yusuf dan Sugandhi (2011: 62)
menyatakan bahwa usia sekolah dasar merupakan masa berkembang
pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata
(vocabulary). Pada awal masa ini anak sudah menguasai sekitar 2.500
kata, dan pada masa akhir (kira-kira usia 11-12 tahun) anak telah dapat
menguasai sekitar 5.000 kata. Dengan dikuasainya keterampilan
membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, anak sudah gemar
membaca atau mendengar cerita yang bersifat kritis (tentang
perjalanan/petualangan, atau riwayat kehidupan para pahlawan).
4) Perkembangan Emosi
Pada usia sekolah (khususnya kelas tinggi, kelas 4, 5, dan 6), anak
mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah
diterima, atau tidak disenangi oleh orang lain. Oleh karena itu, dia mulai
belajar untuk mengendalikan dan mengontrol akspresi emosinya.
Gambaran tentang karakteristik emosi anak itu dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.2 Karakteristik Emosi Anak
Karakteristik Emosi yang Stabil
(Sehat)
Karakteristik Emosi yang Tidak
Stabil (Tidak Sehat)
1. Menunjukkan wajah yang
ceria.
2. Mau bergaul dengan teman
secara baik.
3. Bergairah dalam belajar.
1. Menunjukkan wajah yang
murung.
2. Mudah tersinggung.
3. Tidak mau bergaul dengan
orang lain.
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
30
30
4. Dapat berkonsentrasi dalam
belajar.
5. Bersikap respek
(menghargai) terhadap diri
sendiri dan orang lain.
4. Suka marah-marah.
5. Suka mengganggu teman.
6. Tidak percaya diri.
( Sumber: Yusuf dan Sugandhi , 2011: 59)
5) Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial pada anak usia SD/MI ditandai dengan adanya
perluasan hubungan, disamping dengan anggota keluarga, juga dengan
teman sebaya (peer group), sehingga ruang gerak hubungan sosialnya
bertambah luas. Pada usia ini anak mulai memiliki kesanggupan
menyesuaikan diri dari sikap berpusat kepada diri sendiri (egosentris)
kepada sikap kerja sama (kooperatif) atau sosiosentris (mau
memperhatikan kepentingan orang lain). Anak mulai berminat terhadap
kegiatan-kegiatan teman sebaya, dan bertambah kuat keinginannya untuk
diterima menjadi anggota kelompok (gang), dan merasa tidak senang
apabila tidak diterima oleh kelompoknya.
6) Perkembangan Kesadaran Beragama
Pada masa ini kesadaran beragama anak ditandai dengan ciri-ciri
sebagai berikut: a) Setiap keagamaan anak masih bersifat represif namun
sudah disertai dengan pengertian. b) Pandangan dan paham ketuhanan
diperoleh secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang
berpedoman kepada indikator-indikator alam semesta sebagai manifestasi
dari keagungan-Nya. c) Penghayatan secara rohaniyah semakin
mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterimanya sebagai keharusan
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
31
31
moral. Pada usia kira-kira 10 tahun, ingatan anak masih bersifat mekanis,
sehingga kesadaran beragamanya hanya merupakan hasil sosialisasi
orang tua, guru, dan lingkungannya. Oleh karena itu, pengalaman
ibadahnya masih bersifat peniruan, belum dilandasi kesadarannya.
Pada usia 10 tahun ke atas, semakin bertambah kesadaran anak
akan fungsi agama baginya, yaitu fungsi moral dan sosial. Anak mulai
dapat menerima bahwa nilai-nilai agama lebih tinggi dari nilai-nilai
pribadi atau nilai-nilai keluarga.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dapat diambil kesimpulan
bahwa karakteristik perkembangan anak usia sekolah dasar terdiri dari
dua masa, yakni masa usia kelas rendah dan masa usia kelas tinggi.
Setiap tingkatan usia memiliki karakteristik yang berbeda pula. mulai
dari aspek kognitif, emosi, serta pola pikir. Karakteristik perkembangan
siswa sangat berpengaruh pada minat dan kemampuan baca. Siswa kelas
rendah akan berbeda dengan kelas tinggi dalam hal minat dan
kemampuan baca.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang peneliti anggap relevan dengan
penelitian minat baca siswa antara lain:
1. Penelitian tentang minat baca siswa kelas III oleh Sutini (2010)
tentang “Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas III Sekolah
Dasar” menunjukan hasil, bahwa minat baca siswa bukan tumbuh
karena ada faktor keluarga dan sekolah saja, namun juga adanya
faktor dari lingkungan masyarakat. Kendala yang dialami adalah
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
32
32
meskipun sekolah sudah menyediakan bahan bacaan dengan tema
yang digemari anak, guru sudah menunjukkan judul bacaan serta
contoh isi bacaan yang menarik, namun kemungkinan masih ada siswa
yang tidak timbul minatnya untuk membaca.
2. Penelitian tentang minat baca oleh Ansyori (2013) tentang
“Menumbuhkan Minat Baca Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas
Sumber Daya Manusia” menunjukkan hasil bahwa minat baca di
Indonesia khususnya anak-anak relatif rendah, anak-anak lebih suka
bermain daripada membaca, mereka lebih senang mencari hiburan di
acara TV, warnet, ataupun tempat hiburan lainnya dibandingkan
membaca buku diperpustakaan. Ini berarti bahwa kesadaran tentang
minat baca yang dimiliki oleh anak tergolong relatif rendah.
Kedua penelitian tersebut saling berhubungan dalam penelitian ini.
Penelitian oleh Sutini yang berkaitan dengan minat baca dapat
memberikan gambaran tentang faktor serta kendala yang dialami oleh
siswa. Kendala minat baca yang terbesar berasal dari siswa itu sendiri.
Motivasi dari dalam diri siswa mempengaruhi minat baca. Penelitian yang
telah dilakukan oleh Ansyori menunjukkan bahwa perkembangan zaman
serta kemajuan teknologi membuat siswa lebih senang untuk
menghabiskan waktu untuk mencari hiburan di TV ataupun internet
daripada untuk membaca. Sehingga dapat dikatakan bahwa minat baca
siswa rendah. Kedua penelitian tersebut saling berhubungan untuk
mengetahui dan menggali lebih dalam terkait faktor yang mempengaruhi
rendahnya minat baca, peran guru serta orang tua dalam meningkatkan
minat baca, serta strategi sekolah dalam membantu meningkatkan minat
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016
33
33
baca siswa, sehingga dapat ditemukan informasi akurat dalam membantu
meningkatkan minat baca siswa di sekolah dasar.
Strategi Meningkatkan Kemampuan…, Miftakhul Jannah, FKIP, UMP, 2016