bab ii landasan teori a. minat 1. pengertian minat ii.pdflandasan teori. a. minat . 1. pengertian...
TRANSCRIPT
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Minat
1. Pengertian Minat
Menurut Slameto (2010: 180), “minat adalah rasa suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat
pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu di luar diri”. Wina Sanjaya (2005: 7), mengemukakan “minat
(interest) yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau
perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari dan memperdalam materi
pelajaran”. Sedangkan menurut Crow and Crow (1989) yang dikutip dari
Djaali (2007: 121), “minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong
seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan,
pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri”.
Berdasarkan teori minat yang diuraikan di atas dapat dijelaskan bahwa
timbulnya minat seseorang terhadap suatu objek dapat dilihat dari timbulnya
keinginan untuk terlibat secara langsung serta merasa tertarik atau senang
terhadap satu objek. Jadi, minat dapat dinyatakan melalui pernyataan yang
menunjukkan bahwa seseorang lebih cenderung menyukai terhadap suatu hal
daripada hal yang lainnya disertai perasaan senang, adanya perhatian dan fokus
melakukan kegiatannya suatu hal yang menjadi sasaran dengan tujuan untuk
mencapai suatu hal yang yang dicita-citakan. Hal ini menggambarkan bahwa
10
seseorang tidak akan mencapai tujuan yang di cita-citakan apabila di dalam diri
orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan untuk mencapai tujuan yang
dicita-citakannya itu. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh
kemudian (Djaali, 2007:121).
Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Pasal 1 (2005: 2): “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 330), Guru diartikan sebagai “Orang
yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar”.
Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan
sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi,
dan/atau distribusi. Luasnya ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang
tersedia membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dibatasi dan
difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar peserta
didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi
disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang
lebih baik. (www.rinofeunp. wordpress.com)
Minat Menjadi Guru Ekonomi adalah pemusatan pikiran, perasaan,
kemauan atau perhatian yang lebih seseorang terhadap profesi Guru Ekonomi.
Demikian pula Minat Menjadi Guru Ekonomi dapat timbul berdasarkan respon
11
positif diri, pengalaman dan keberadaan profesi Guru dipandang dari sudut
pribadi seseorang. Elemen Minat Menjadi Guru bisa dimulai dari pengetahuan
dan informasi mengenai profesi guru, perasaan senang dan ketertarikan
terhadap profesi guru, perhatian yang lebih besar terhadap profesi guru serta
kemauan dan hasrat untuk menjadi guru.
2. Indikator Minat
Adanya minat yang tinggi terhadap suatu objek akan melahirkan perhatian
dengan spontan sehingga memungkinkan terciptanya konsentrasi untuk waktu
yang lama. Di samping itu, minat di mulai dari kesadaran sampai pada pilihan
nilai. Jika minat dikaitkan dengan bidang kerja, minat adalah kecenderungan
keinginan atau hasrat yang tinggi terhadap suatu hal. Sehingga minat memiliki
unsur perhatian, kesaadaran sampai pilihan nilai, perasaan, seleksi dan hasrat.
Minat terbagi menjadi 3 aspek menurut Hurlock (2010: 117), yaitu:
a) Aspek Kognitif
Minat didasarkan atas pengalaman pribadi dan hal yang pernah dipelajari
baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta berbagai jenis media massa.
b) Aspek Afektif
Aspek afektif merupakan konsep yang membangun aspek kognitif. Minat
dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan dan
berkembang berdasarkan pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting
yaitu orang tua, guru, dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam
berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.
12
c) Aspek Psikomotor
Pada aspek psikomotorik, minat berjalan dengan lancar tanpa perlu
pemikiran lagi dan dengan urutan yang tepat.
Suhartini (2001: 23) menganalisa beberapa hal yang menjadi indikator dari
minat :
a. Keinginan untuk mengetahui/memiliki sesuatu
b. Objek-objek atau kegiatan yang di senangi
c. Jenis kegiatan untuk mencapai hal yang disenangi
d. Usaha untuk merealisasikan keinginan atau rasa senang terhadap sesuatu
Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Slameto dalam (Djamarah,
2002:157) bahwa: ”Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan
yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal
lainnya, dapat pula dimanipestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.
Anak didik yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk
memberi perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut”.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
Minat Menjadi Guru Ekonomi dapat timbul karena adanya pengetahuan dan
informasi mengenai profesi guru yang diikuti dengan perasaan senang dan
ketertarikan terhadap profesi guru sehingga timbul keinginan dan kemaun
untuk melakukan suatu kegiatan, dalam hal ini adalah keinginan dan kemauan
untuk menjadi Guru Ekonomi. Maka Minat Menjadi Guru Ekonomi dapat
13
diukur melalui komponen-komponen antara lain adanya pengetahuan dan
informasi yang memadai, adanya perasaan senang dan ketertarikan, adanya
perhatian yang lebih besar, serta adanya keinginan dan kemauan menjadi Guru
Ekonomi.
3. Macam-macam Minat
Menurut Moch. Surya (2004 :122) bahwa macam-macam minat adalah
sebagai berikut:
a. Minat Volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa
adanya pengaruh dari luar.
b. Minat Involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa dengan
adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru.
c. Minat Nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa secara
paksa atau dihapuskan.
Krapp, et. Al (dalam Tri Setia, 2003:18) mengkategorikan minat menjadi 3
yaitu:
a. Minat Personal, yaitu minat yang permanen dan stabil yang mengarah
pada minat khusus mata pelajaran tertentu. Suatu bentuk rasa senang
ataupun tidak senang, tertarik dan tidak tertarik terhadap mata pelajaran
tertentu.
b. Minat Situasional, yaitu minat yang tidak permanen dan relatif berganti -
ganti, tergantung rangsangan eksternal. Misalnya cara mengajar guru,
suasana kelas, dorongan keluarga. Jika berkelanjutan secara jangka
panjang, minat situasional akan berubah menjadi minat personal atau
14
minat psikologis siswa, tergantung pada dorongan atau rangsangan yang
ada.
c. Minat Psikologikal, minat yang erat kaitannya dengan adanya interaksi
antara minat personal dengan minat situasional yang terus menerus dan
berkesinambungan. Jika siswa memiliki pengetahuan yang cukup tentang
suatu mata pelajaran, dan dia memiliki peluang untuk mendalaminya
dalam aktivitas yang terstruktur dikelas atau pribadi (di luar kelas) serta
mempunyai penilaian yang tinggi atas mata pelajaran tersebut maka dapat
dinyatakan bahwa siswa memiliki minat psikologikal.
Menurut Super dan Krites (dalam Ari, 2008 :25) mengklasifikasikan minat
menjadi 4 jenis:
a. Expressed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal yang
menunjukkan apakah seseorang itu menyukai atau tidak menyukai suatu
objek atau aktivitas.
b. Manifest interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu
pada suatu kegiatan tertentu.
c. Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau
keterampilan dalam suatu kegiatan.
d. Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat atau
daftar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan.
Dari pernyataan diatas dapat disimpukan minat permanen yang muncul
dari seseorang dalam satu objek tertentu maka akan menunjukkan yang
mengarah pada minat objek khusus. Suatu bentuk rasa senang dan tertarik pada
15
satu objek tanpa adanya pengaruh dari orang lain, minat yang timbul tanpa ada
paksaan.
4. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat
Minat atau pemusatan perhatian terhadap suatu objek dalam hal menjadi
Guru Ekonomi sangat penting. Baik yang berasal dari dalam diri Mahasiswa
(faktor intern) maupun yang berasal dari luar Mahasiswa (faktor ekstern). Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi minat, menurut Slameto (2010:54)
menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi minat
seseorang diantaranya:
1. Faktor intern
a. Faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh
b.Faktor psikologi, seperti intelegensi perhatian, bakat, kematangan,
motif, dan kesiapan.
2. Faktor ekstern
a. Faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang
tua dan latar belakang kebudayaan.
b. Faktor sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar penilaian di atas ukuran, keadaan
gedung, metode mengajar dan tugas rumah.
Berkaitan dengan pengertian dapat diuraikan bahwa minat merupakan
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan suatu obyek atau mengulang
16
beberapa aktivitas yang dianggap menarik bagi seseorang, diperhatikan terus –
menerus dan melibatkan pengalaman, emosi serta perasaan dan dari situ
diperoleh kepuasan.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi minat tersebut seperti yang
disampaikan oleh Crow & Crow dalam bangsaku (2008) adalah :
a. Dorongan dari dalam diri individu, misalnya dorongan umtuk makan,
keingintahuan, pengalaman dan lain sebagainya
b. Motif sosial, motif ini menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk
melakukan suatu aktivitas tertentu karena ingin mendapatkan perhatian
atau penghargaan dari orang lain atau masyarakat
c. Faktor emosional. Minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi.
Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan
menimbulkan persaan senang dan hal tersebut akan memperkuat minat
pada aktivitas yang akan dilakukan, sebaliknya suatu kegagaln akan
menghilangkan minat terhadap aktivitas yang dilakukan.
Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa
perkembangan minat seseorang pada dasarnya akan berubah secara konstan
dan perubahan itu dipengaruhi oleh sifat, jenis minatnya dan berbagai macam
faktor yang diantaranya adalah individu, motif sosial dan emosional.
Sedangkan faktor penyebab munculnya minat ada dua faktor yaitu faktor
individu dan faktor sosial seperti yang dikemukakan oleh Dewa Ketut Sukardi
dalam Krisnadi (2006:7) yaitu :
17
a. Faktor pembawaan.
Merupakan pengaruh yang muncul dalam diri siswa secara alami,
misalnya diakibatkan karena kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi
dan sifat pribadi.
b. Faktor sosial
Merupakan pengaruh yang muncul diluar individu, misalnya
diakibatkan karena kondisi keluarga, lingkungan, pendidikan, kondisi
sosialdan ekonomi.
5. Fungsi Minat
Hendra Surya (2003: 6) mengemukakan mengenai fungsi minat, sebagai
berikut:
a. Sebagai sebab, yaitu tenaga pendorong yang merangsangseseorang
memperhatikan objek tertentu lebih dari objek-objek lainnya.
b. Sebagai akibat, yaitu berupa pengalaman perasaan yang menyenangkan
yang timbul sebagai akibat dari kehadiran seseorang atau objek tertentu
atau sebagai hasil dari partisipasi seseorang di dalam suatu bentuk
kegiatan.
Fungsi minat yang dinyatakan Whitherington, (1999:136) adalah sebagai
berikut: “Minat sangat berfungsi bagi manusia karena dapat mengarahkan
seseorang untuk mencapai tujuan hidupnya, sehingga dapat membawa manusia
pada hal-hal yang dianggap tidak perlu menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam
dirinya karena timbulnya kesadaran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
18
tanpa membebani orang lain. Selain itu minat juga dapat memberikan
pandangan hidup seseorang atau seluruh perbendaharaan seseorang”.
Berkaitan dengan pengertian dapat disimpulkan bahwa minat dapat
berfungsi bagi manusia karena dapat mengarahkan tujuan hidup seseorang.
Tanpa memiliki tujuan dalam hidupnya tidak dapat dikatakan sebagai manusia
normal. Fungsi Minat Menjadi Guru Ekonomi pada mahasiswa adalah ia akan
memberikan perhatian yang lebih besar untuk memahami dan mempelajari
mengenai profesi keguruan, yaitu pekerjaan dalam bidang pendidikan dan
pengajaran. Selanjutnya mahasiswa tersebut akan melakukan kegiatan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dasar mengajar menuju
kompetensi guru yang diharapkan sesuai dengan misi pendidikan.
B. Lingkungan Keluarga
1. Pengertian Lingkungan Keluarga
Pengertian lingkungan keluarga berasal dari kata lingkungan dan keluarga.
Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulus yang diterima oleh
individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu
dapat berupa sifat, interaksi, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat,
kebutuhan, kemauan, emosi, dan kapasitas intelektual yang dikemukakan oleh
Dalyono (2005: 129). Lingkungan selalu mengitari manusia dari waktu
dilahirkan sampai meninggalnya, sehingga antara lingkungan dan manusia
terdapat hubungan timbal balik dalam artian lingkungan mempengaruhi
manusia dan manusia mempengaruhi lingkungan. Menurut Sartain dalam
19
Dalyono (2005: 132) bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan
(environment) ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia yang dalam
cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,
perkembangan atau life process kita kecuali gen-gen, dan bahkan gen-gen
dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain.
Sartain membagi lingkungan menjadi 3 bagian (Dalyono, 2005:133):
a. Lingkungan alam/luar, ialah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini
yang bukan manusia, seperti rumah, tumbuhan, air, iklim, hewan, dan
sebagainya.
b. Lingkungan dalam, yaitu segala sesuatu yang termasuk lingkungan di
luar alam.
c. Lingkungan sosial/masyarakat, adalah semua orang/manusia lain yang
mempengaruhi kita.
Ki Hajar Dewantara dalam Dwi Siswoyo, dkk (2008: 139) membedakan
lingkungan pendidikan berdasar pada kelembagaannya, yaitu:
a. Lingkungan keluarga
b. Lingkungan perguruan/sekolah, dan
c. Lingkungan pergerakan/organisasi pemuda. Lingkungan tersebut dikenal
dengan istilah Tri Pusat Pendidikan
Seorang anak mengalami proses sosialisasi untuk pertama kalinya didalam
keluarga, di mana dalam proses ini anak dikenalkan dan diajarkan berbagai
nilai kehidupan yang sangat berguna dan menentukan bagi perkembangan anak
di masa depan. Menurut ahli psikologi, lingkungan yang sangat berpengaruh
20
dalam perkembangan kepribadian seorang anak adalah lingkungan keluarga.
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan primer yang kuat pengaruhnya
kepada individu dibanding lingkungan sekunder. Adapun arti dari keluarga
yaitu satu kesatuan masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah,ibu dan anak-
anaknya.
Hal ini sesuai dengan Abu Ahmadi (2007:108), mengemukakan : Keluarga
adalah wadah yang sangat penting diantara individu atau grup, dan merupakan
kelompok sosial pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya. Keluargalah
pertama menjadi tempat untuk mengadakan sosialisasi kehidupan anak-anak.
Ibu, ayah, dan saudara-saudara serta keluarga yang lain adalah orang yang
pertama di mana anak-anak mengadakan kontak dan yang pertama pula untuk
mengajar anak-anak itu sebagaimana dia hidup dengan orang lain. Sampai
anak-anak memasuki sekolah, mereka itu menghabiskan seluruh waktunya di
dalam unit keluarga. Hingga sampai ditaksir menghabiskan ½ waktunya dalam
keluarga. Dimaksud dalam pernyataan bahwa keluarga merupakan kelompok
sosial pertama dimana anak-anak berinteraksi dan menjadi anggotanya yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Keluarga inilah yang dikenal oleh
anak sebagai kesatuan hidup bersama yang dikenal oleh anak.
Menurut Hasbullah (2005: 38) berpendapat bahwa lingkungan keluarga
merupakan lingkungan pendidikan bagi anak yang pertama karena di dalam
keluarga inilah anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan bimbingan.
Menurut Abu Ahmadi (2007: 167) dapat dirumuskan pengertian keluarga
berdasarkan beberapa definisi, yaitu:
21
a. Keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas
ayah, ibu, dan anak.
b. Hubungan antar anggota keluarga dijiwai oleh suasana afeksi dan rasa
tanggung jawab.
c. Hubungan sosial di antara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan
atas ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi.
d. Fungsi keluarga ialah memelihara, merawat, dan melindungi anak dalam
rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa
sosial.
Berdasarkan beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa lingkungan
keluarga adalah kelompok sosial kecil yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak
yang mempunyai hubungan sosial relatif tetap karena adanya ikatan darah,
perkawinan dan atau adopsi dengan semua kondisi yang ada di dalam ruang
yang ditempati.
2. Fungsi dan Peranan Keluarga
Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan
perilaku seseorang dan juga berpengaruh terhadap mahahasiswa sendiri.
Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-
nilai kehidupan baik agama maupun social budaya yang diberikannya
merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anggota masyarakat
yang sehat. Menurut Syamsu Yusuf (2008:37) mengatakan “Peran keluarga
sebagai institusi (lembaga) yang dapat memenuhi kebutuhan insani
22
(manusiawi), terutama kebutuhan bagi pengembangan kepribadiannya dan
pengembangan rasa manusia.”
Fungsi keluarga sebagai tempat perlindungan bagi anak dan juga sebagai
tempat pemenuhan kebutuhan dasar. Fungsi dasar keluarga adalah memberikan
rasa aman, rasa memiliki, kasih sayang dan mengembangkan hubungan yang
baik diantara anggota keluarga. Menurut Ngalim Purwanto (2010:170)
mengemukakan fungsi keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi edukasi
Keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak, melalui keluarga anak akan
mengenal nilai dan norma yang berlaku dilingkungan keluarga dan
masyarakat.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga mempunyai tugas sebagai penghubung anak dengan kehidupan
sosial dan norma-norma sosial yang meliputi penerapan,penyaringan dan
penafsiran ke dalam bahasa yang dimengerti oleh anak.
c. Fungsi proteksi atau perlindungan
Dalam pelaksanaannya orangtua bertindak sebagai pemberi pelayanan atau
bantuan kepada anak, sedangkan dari pihak anak diperlukan kesediaan
untuk menerimanya.
d. Fungsi afeksi
Fungsi ini memberikan peranan penting terutama ketika anak masih
kecilimana pada waktu itu fungsi afeksinya memengang peranan dalam
berkomunikasi dengan orangtuanya.
23
e. Fungsi religius
Keluarga berkewajiban memperkenalkan nilai-nilai agama kepada anak -
anak dan anggota keluarga terutama kepada remaja, karena masa remaja
merupakan masa dimana mulai timbul keraguan terhadap kaidah akhlak dan
ketentuan agama
f. Fungsi ekonomi
Membina rumah tangga membutuhkan pembiyaan. Hal ini berhubungan
dengan bagaimana mencari nafkah, merencanakan dan membelajaran
sesuatu sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
Berdasarkan pernyataan dapat disimpulkan bahwa fungsi edukasi,
sosialisasi, perlindungan, afeksi, religius dan ekonomi memiliki arti tersendiri.
Yang intinya keluarga pemberi rasa aman bagi anak, sumber pemenuh
kebutuhan, sumber kasih sayang, dan pembentukan perilaku anak.
Menurut Hasbullah (2005: 39-43) fungsi dan peranan keluarga adalah:
a. Pengalaman pertama masa kanak-kanak
b. Menjamin kehidupan emosional anak
c. Menanamkan dasar pendidikan moral
d. Memberikan dasar pendidikan moral
e. Memberikan dasar pendidikan sosial
f. Peletakan dasar-dasar keagamaan
Menurut Slameto (2010: 60-64) pengaruh keluarga terhadap anak berupa:
a. Cara orang tua mendidik
b. Relasi antara anggota keluarga
24
c. Suasana rumah tangga
d. Keadaan ekonomi keluarga
e. Pengertian orang tua
f. Latar belakang kebudayaan
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar dapat diartikan sebagai penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran, lazimnya ditunjukan
dengan nilai test atau angka yang diberikan guru atau dosen. Kata prestasi
belajar mengandung dua kata yakni kata “prestasi” dan kata “belajar” yang
mempunyai arti yang berbeda. Prestasi merupakan perkembangan atau
kemajuan setelah mengalami suatu kegiatan, sedangkan belajar proses
perubahan tingkah laku.
Prestasi belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku
dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun
keterampilan motorik. Menurut Ngalim Purwanto (2002: 5), “Prestasi belajar
adalah hasil yang menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajar”. Sumadi Suryabrata
(2002: 297), mengemukakan bahwa: “Prestasi belajar itu dapat dikelompokkan
ke dalam prestasi seluruh bidang studi dan bidang tertentu. Prestasi belajar
siswa dapat ditentukan dengan pengukuran yang kemudian sebagai hasil
akhirnya dilaporkan dalam bentuk rapor, dimana rapor merupakan perumusan
25
tes akhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi belajar
siswa selama masa tertentu (4 atau 6 bulan)”.
Berdasar pendapat di atas, prestasi belajar dapat diartikan sebagai tingkat
kemampuan aktual siswa yang diukur berupa penguasaan pengetahuan,
kemampuan, kebiasaan dan keterampilan, sikap sebagai hasil dari proses
belajar yang dibuktikan melalui tes yang dilaporkan dalam bentuk raport,
NEM, maupun dalam IPK. Prestasi sangat dibutuhkan seseorang untuk
mengetahui kemampuannya setelah seseorang tersebut melakukan suatu
kegiatan yang disebut belajar. Proses belajar yang dilaksanakan di sekolah
maupun perguruan tinggi didasarkan pada kurikulum yang sudah ditetapkan.
Struktur kurikulum Program Studi Pendidikan Ekonomi yang diatur
berdasarkan peraturan akademik Universitas Kristen Satya Wacana adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Struktur kurikulum Program Studi Pendidikan Ekonomi
Universitas Fakultas Program Studi Jml
SKS Jml MK Jml
SKS
Jml MK Jml
SKS
Jml MK Jml
SKS
5 15 35 105 8 24 144 Sumber : Data dokumentasi katalog Program Studi Pendidikan Ekonomi
2. Indikator Prestasi Belajar
Mengetahui tingkat kecakapan mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari
hasil belajar atau prestasi belajarnya. Prestasi belajar yang diperoleh melalui
tes atau evaluasi memberikan gambaran yang lebih umum tentang kemajuan
kegiatan di suatu sekolah. Prestasi dapat digunakan untuk mengetahui kesulitan
26
belajar dan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar.
Menurut Muhibbin Syah (2008 : 141) “Evaluasi adalah penilaian terhadap
tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
sebuah progam”. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana perubahan yang telah
terjadi melalui kegiatan belajar mengajar. Pengajaran harus mengetahui sejauh
mana mahasiswa akan mengerti bahan yang akan diajarkan. Penilaian member
informasi tentang hasil pengajaran yang telah disajikan. Pengukuran prestasi
belajar tersebut dapat menggunakan suatu alat untuk mengevaluasi yaitu test.
Test dipakai untuk menulai hasil belajar siswa dan hasil belajar mengajar dari
pendidik.
Menurut Muhibbin Syah (2008 : 142) : Untuk mengetahui prestasi belajar
siswa dapat dilakukan dengan cara member penilaian atau evaluasi yaitu untuk
memeriksa kesesuian antara apa yang diharapkan dan apa yang tercapai, hasil
penelitian tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki dan mendekatkan
tujuan yang diinginkan Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa pengukuran prestasi belajar dapat dilakukan dengan cara
memberi penilaian atau evaluasi. Penilaian atau evaluasi yang dilakukan dapat
diketahui dengan menggunakan suatu test tertulis atau test lisan yang
mencakup semua materi yang diajarkan dalam jangka waktu tertentu.
Penelitian ini, penulis menggunakan data dokumentasi berupa nilai raport pada
mata kuliah yang dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh dari proses
belajar selama satu semester.
27
Hasil belajar mahasiswa dalam penelitian ini terutama dinilai dengan
menggunakan Pedoman Acuan Patokan (PAP). PAP adalah penilaian dengan
cara membandingkan skor yang diperoleh mahasiswa dengan suatu standar
mutlak. Penilain hasil belajar mahasiswa dapat dilihat dari arti nilai sebagai
berikut:
Tabel 2.2 Arti Nilai
Rentang
Angka
Nilai Huruf Arti Nilai
> 85 – 100 A Baik sekali
> 80 – 85 AB Lebih dari baik
> 70 – 80 B Baik
> 65 – 70 BC Lebih dari cukup
> 60 – 65 C Cukup
> 55 – 60 CD Kurang dari cukup
> 50 – 55 D Kurang
< 50 E Gagal (tidak lulus) Sumber : Data dokumentasi katalog Program Studi Pendidikan Ekonomi
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor
yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar, yaitu berasal dari dalam diri
orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya.
Menurut Slameto (2010: 54) terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar seseorang, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Kedua faktor
tersebut terdiri dari:
a. Faktor intern, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi
faktor jasmani (kesehatan dan cacat tubuh), factor psikologis (intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesepian), dan faktor
28
kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani atau yang bersifat
psikis).
b. Faktor ekstern, yaitu faktor yang ada di luar individu meliputi faktor
keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana
rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga), faktor sekolah (metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan
gedung, metode belajar, dan tugas rumah), dan faktor masyarakat.
Menurut Muhibbin Syah (2006: 144) bahwa prestasi belajar siswa
dipengaruhi oleh setidaknya tiga faktor yakni
a. Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar, faktor intern terdiri dari:
1. Faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh
2. Faktor psikologis yang meliputi tingkat inteligensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan dan kesiapan
3. Faktor kelelahan.
b. Faktor eksternal yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:
1. Faktor keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang
tua, dan latar belakang kebudayaan
2. Faktor dari lingkungan sekolah yaitu metode mengajar guru, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
29
pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung,
metode belajar dan tugas rumah
3. Faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,
teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
D. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir menurut Purwanto (2007:81) adalah argumentasi dalam
merumuskan hipotesis yang merupakan jawaban yang bersifat sementara
dengan masalah yang diajukan. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan
secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Kerangka befikir
merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek
permasalahan.
Keluarga memegang peranan penting dalam memberikan pandangan
mengenai nilai-nilai dalam memilih pekerjaan. Keluarga merupakan lembaga
pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak
serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati. Orang tua bertanggung jawab
memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan
berkembang dengan baik. Nilai-nilai yang telah diterima dari keluarga akan
memunculkan minat dan pandangan seseorang terhadap profesi. Maka dapat
30
disimpulkan bahwa Lingkungan Keluarga mempengaruhi Minat Menjadi Guru
Ekonomi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi minat adalah faktor emosional.
Faktor emosional dinyatakan bahwa apabila suatu aktivitas yang dilaksanakan
individu mengalami keberhasilan maka keberhasilan tersebut akan
meningkatkan minat seseorang pada bidang tersebut atau hal-hal yang
berkaitan. Keberhasilan belajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang telah
dicapai mahasiswa. Indeks Prestasi (IP) adalah nilai rerata hasil belajar yang
menggambarkan kadar daya serap belajar untuk semester tertentu.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) menunjukkan penguasaan teori atau
pengetahuan materi kuliah dan IPK inilah yang digunakan untuk menilai
keberhasilan belajar. Apabila terjadi keberhasilan belajar yang ditunjukkan
dengan IPK mahasiswa yang tinggi, maka akan meningkatkan minat
mahasiswa pada profesi guru. Begitupun juga sebaliknya, jika terjadi
kegagalan dalam belajar atau dinyatakan dalam IPK yang rendah, maka akan
mengurangi atau menghilangkan minat pada bidang tersebut. Berdasarkan
pengertian yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa Prestasi Belajar
mempengaruhi Minat Menjadi Guru Ekonomi.
Masalah pekerjaan, minat seseorang terhadap suatu pekerjaan dapat
dipengaruhi oleh lingkungan keluarga yang merupakan tempat pertama dan
utama seseorang memperoleh pendidikan dan pengaruh yang besar. Selain itu
minat juga dipengaruhi oleh keberhasilan seseorang dalam menekuni
bidangnya yang ditunjukkan dengan prestasi belajar. Jadi minat mahasiswa
31
terhadap profesi guru juga dipengaruhi oleh prestasi belajar yang ditunjukkan
dengan IPK. Sehingga dengan demikian, dapat dikatakan bahwa minat
mahasiswa terhadap profesi guru ekonomi dipengaruhi oleh Lingkungan
Keluarga dan Prestasi Belajar.
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Keterangan :
X1 : Lingkungan Keluarga
X2 : Prestasi Belajar
Y : Minat Menjadi Guru Ekonomi
: Garis Regresi Ganda
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan Keluarga (X1)
Lingkungan Keluarga adalah lembaga pendidikan tertua, bersifat
informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga
pendidikan yang bersifat kodrati serta memberikan, perhatian, pengarahan,
dan dukungan yang tinggi untuk menjadi profesi guru ekonomi.
Lingkungan keluarga terhadap minat menjadi Guru Ekonomi dapat
dikategorikan menjadi 3 yaitu :
Y
X2
X1
32
Baik : Bila orang tua selalu memberikan perhatian, pengarahan,
dan dukungan yang baik kepada mahasiswa untuk menjadi
guru ekonomi maka diberi skor 3.
Cukup Baik : Bila orang tua kadang - kadang memberikan perhatian,
pengarahan, dan dukungan kepada mahasiswa untuk
menjadi guru ekonomi maka diberi skor 2.
Tidak Baik : Bila orang tua tidak baik memberikan perhatian,
pengarahan, dan dukungan kepada mahasiswa untuk
menjadi guru ekonomi maka diberi skor 1.
2. Prestasi Belajar (X2)
Prestasi Belajar adalah hasil pengukuran tingkat kemampuan
aktual mahasiswa yang diukur berupa penguasaan pengetahuan,
kemampuan, kebiasaan dan keterampilan, sikap sebagai hasil dari
proses belajar yang dibuktikan melalui tes yang dilaporkan dalam
bentuk Indeks Prestasi (IP). Sehingga prestasi belajar dapat dikatakan
tinggi, sedang atau rendah dengan menggunakan pengukuran sebagai
berikut:
Prestasi belajar tinggi jika minat menjadi guru ekonomi tinggi dan
memperoleh Indeks Prestasi ( > 2,75)
Prestasi belajar sedang jika minat menjadi guru ekonomi tinggi dan
memperoleh Indeks Prestasi ( = 2,75)
Prestasi belajar rendah jika minat menjadi guru ekonomi tinggi dan
memperoleh Indeks Prestasi ( < 2,75)
33
3. Minat Menjadi Guru Ekonomi (Y)
Minat Menjadi Guru Ekonomi adalah suatu kondisi yang terjadi
dimana ketertarikan, perhatian yang lebih mahasiswa terhadap profesi
guru ekonomi yang ditunjukkan dengan adanya pemusatan pikiran,
perasaan senang.
Minat menjadi guru ekonomi pada mahasiwa tidak akan tercipta
tanpa adanya dari faktor lingkungan keluarga dan prestasi belajar.
Sehingga minat menjadi guru ekonomi dapat dikatakan tinggi, sedang
atau rendah dengan menggunakan pengukuran sebagai berikut:
Tinggi : Jika Lingkungan Keluarga Baik dan Prestasi Belajar
mahasiswa Tinggi, dengan persentase sebesar 100%.
Sedang : Jika Lingkungan Keluarga Cukup Baik dan Prestasi Belajar
mahasiswa Sedang, dengan persentase sebesar 66,66%.
Rendah : Jika Lingkungan Keluarga Tidak Baik dan Prestasi Belajar
mahasiswa Rendah, dengan persentase sebesar 33,33%.
Dengan perhitungan sebagai berikut:
- Tinggi :
- Sedang :
- Rendah :
Berdasarkan model hipotesis tersebut pengaruh variabel independen yang
diberi notasi (X) dan variabel dependen yang diberi notasi (Y) menggunakan
model regresi berganda. Menurut W.Gulö (2010:66) model ini terdapat
34
diantara dua variabel yang sama-sama ordinal, atau sama-sama interval, atau
sama-sama ratio, atau salah satu adalah ordinal dan interval.
Tabel 2.3 Tabel Skala pengukuran
No. Variabel Skala Pengukuran
Nominal Ordinal Interval Rasio
1. Minat menjadi guru
ekonomi
2. Lingkungan keluarga
3. Prestasi belajar
E. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2010 : 96), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis tersebut akan diuji
menggunakan pendekatan kuantitatif sehingga akan diketahui kebenarannya
secara empiris. Dengan mengacu pada rumusan masalah dan kerangka pemikiran
yang telah dibuat, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Minat Menjadi Guru Ekonomi
a. Hipotesis kerja 1
Minat menjadi guru ekonomi mahasiswa program studi pendidikan
ekonomi angkatan 2009- 2012 FKIP-UKSW Salatiga adalah sedang
sebesar 66,66%. Artinya minat menjadi guru ekonomi adalah sedang pada
mahasiswa program studi pendidikan ekonomi angkatan 2009- 2012 FKIP-
35
UKSW Salatiga, sehingga lingkungan keluarga dan prestasi belajar juga
sedang.
b. Hipotesis Statistik
H0 = 0,66
H1 0,66
2. Lingkungan Keluarga
a. Hipotesis kerja 2
Terdapat pengaruh positif antara lingkungan keluarga terhadap minat
menjadi guru ekonomi pada mahasiswa program studi pendidikan ekonomi
angkatan 2009-2012 FKIP-UKSW Salatiga, artinya makin baik lingkungan
keluarga makin tinggi minat menjadi guru ekonomi.
b. Hipotesis Statistik
H0 : ρx.1.y = 0
H1 : ρx.1.y > 0
3. Prestasi Belajar
a. Hipotesis kerja 3 :
Terdapat pengaruh positif antara prestasi belajar terhadap minat menjadi
guru ekonomi pada mahasiswa program studi pendidikan ekonomi
angkatan 2009- 2012 FKIP-UKSW Salatiga, artinya makin tinggi prestasi
belajar makin tinggi minat menjadi guru ekonomi.
b. Hipotesis Statistik
H0 : ρx.2.y = 0
H1 : ρx.2.y > 0