bab ii landasan pustaka a. kajian teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/bab ii.pdf · contohnya,...

24
BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengembangan Perangkat Pembelajaran a. Pengertian Penelitian dan Pengembangan Pengertian penelitian dan pengembangan yang diungkapkan oleh Borg and Gall (Sugiyono, 2015: 28) adalah proses atau metode yang digunakan untuk memvalidasi dan mengembangkan produk. Pengertian lain yang dijelaskan oleh Sugiyono (2015: 28) penelitian dan pengembangan berfungsi untuk memvalidasi dan mengembangkan produk. Memvalidasi produk berarti produk itu telah ada, dan peneliti hanya menguji efektivitas atau validitas produk tersebut. Mengembangkan produk dalam arti luas dapat berupa memperbarui produk yang telah ada sehingga menjadi lebih praktis, efektif, dan efisien atau menciptakan produk baru yang sebelumnya belum pernah ada. Kesimpulan dari pengertian penelitian dan pengembangan adalah suatu kegiatan dalam membuat sebuah produk, baik produk tersebut sudah pernah ada maupun belum pernah ada. Pembuatan produk tersebut bertujuan untuk memperbaiki produk yang sebelumnya ataupun menciptakan produk yang belum pernah ada Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Upload: vothu

Post on 04-Jun-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

BAB II

LANDASAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengembangan Perangkat Pembelajaran

a. Pengertian Penelitian dan Pengembangan

Pengertian penelitian dan pengembangan yang

diungkapkan oleh Borg and Gall (Sugiyono, 2015: 28) adalah

proses atau metode yang digunakan untuk memvalidasi dan

mengembangkan produk. Pengertian lain yang dijelaskan oleh

Sugiyono (2015: 28) penelitian dan pengembangan berfungsi untuk

memvalidasi dan mengembangkan produk. Memvalidasi produk

berarti produk itu telah ada, dan peneliti hanya menguji efektivitas

atau validitas produk tersebut. Mengembangkan produk dalam arti

luas dapat berupa memperbarui produk yang telah ada sehingga

menjadi lebih praktis, efektif, dan efisien atau menciptakan produk

baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Kesimpulan dari pengertian penelitian dan pengembangan

adalah suatu kegiatan dalam membuat sebuah produk, baik produk

tersebut sudah pernah ada maupun belum pernah ada. Pembuatan

produk tersebut bertujuan untuk memperbaiki produk yang

sebelumnya ataupun menciptakan produk yang belum pernah ada

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 2: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

menjadi ada, kemudian produk tersebut divalidasi sehingga

menghasilkan produk yang lebih praktis, efektif, dan efisien.

b. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan

Banyak ahli yang mengungkapkan mengenai langkah-

langkah penelitian, salah satu ahli tersebut adalah Borg and Gall.

Adapun langkah penelitian menurut Borg and Gall (Sugiyono,

2015: 35) adalah sebagai berikut:

1) Penelitian dan pengumpulan informasi

Penelitian dan pengumpulan informasi meliputi

analisis kebutuhan, review literatur, penelitian dalam skala

kecil, dan persiapan membuat laporan yang terkini.

2) Perencanaan

Melakukan perencanaan, yang meliputi pendefinisian

keterampilan yang harus dipelajari, perumusan tujuan,

penentuan urutan pembelajaran, dan uji coba kelayakan (dalam

skala kecil).

3) Pengembangan produk awal

Pengembangan produk awal yang meliputi penyiapan

materi pelajaran, prosedur atau penyusunan buku pegangan,

dan instrumen evaluasi.

4) Uji lapangan awal

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 3: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

Pengujian lapangan awal dilakukan pada 1 sampai 3

sekolah, menggunakan 6 sampai dengan 12 subjek.

Pengumpulan data dengan wawancara, observasi, kuisioner,

dan hasilnya hasilnya dianalisis.

5) Melakukan revisi utama

Melakukan revisi utama pada produk yang didasarkan

pada saran pada uji coba.

6) Melakukan uji coba lapangan utama

Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan pada 5

sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai 100 subjek. Data

kuantitatif tentang performance subjek sebelum dan sesudah

pelatihan dianalisis. Hasil dinilai sesuai dengan tujuan

pelatihan dan dibandingkan dengan data dan kelompok kontrol

bila mungkin.

7) Revisi produk operasional

Melakukan revisi terhadap produk yang siap

dioperasionalkan, berdasarkan saran-saran dari uji coba.

8) Melakukan uji coba lapangan operasional

Melakukan uji lapangan operasional, dilakukan pada

10 sampai 30 sekolah dengan 40 sampai dengan 400 subjek.

Data wawancara, observasi, dan kuesioner dikumpukan dan

dianalisis.

9) Revisi produk akhir

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 4: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

Revisi produk akhir dilakukan berdasarkan saran dari

uji lapangan.

10) Desiminasi dan implementasi

Desiminasi adalah suatu kegiatan yang ditujukan

kepada kelompok target atau individu agar memperoleh hasil.

Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk

maksudnya membuat laporan mengenai produk pada

pertemuan profesional dan pada jurnal. Bekerjasama dengan

penerbit untuk melakukan distribusi secara komersial,

memonitor produk yang telah didistribusikan guna membantu

kendali mutu.

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan (R&D)

menurut Borg ang Gall dapat digambarkan seperti berikut:

Main Product Revision

Research and Information

Collecting

Preliminary Field Testing

Develop Preliminary Form a Product

Planning

Main Field Testing

Dissemination and

Implementation

Final Product Revision

Operational Field Testing

Operational Product

Revision

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 5: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan

menurut Borg and Gall (2003)

2. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran

merupakan pengertian dari bahan ajar. Menurut Prastowo (2014:

17) adalah segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang

disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari

kompetensi yang akan dikuasai siswa dan digunakan dalam proses

pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan

implementasi pembelajaran.

Banyak juga ahli yang mengungkapkan pengertian bahan

ajar, seperti yang dituliskan Daryanto (2014: 171) bahan ajar

adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik

tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan atau suasana

yang memungkinkan siswa untuk belajar. Pendapat lain yang

mengemukakan tentang pengertian bahan ajar adalah Akbar (2013:

33) menggunakan istilah bahan ajar dengan buku ajar dan

menyatakan bahwa buku ajar adalah buku teks yang digunakan

sebagai rujukan standar pada mata pelajaran tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 6: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

secara sistematis yang digunakan oleh guru dan siswa sebagai

referensi ataupun pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Bahan ajar juga dapat menjadikan suasana yang memungkinkan

dalam proses pembelajaran.

b. Fungsi Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki beberapa fungsi. Menurut Prastowo

(2014: 24) fungsi bahan ajar diuraikan menjadi:

1) Fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan

ajar

Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar,

fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi dua macam. Kedua

fungsi tersebut yaitu fungsi bagi guru dan siswa.

a) Fungsi bahan ajar bagi guru

(1) Menghemat waktu guru dalam mengajar.

(2) Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi

fasilitator.

(3) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih

efektif dan interaktif.

(4) Sebagai pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan

semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan

merupakan substansi kompetensi yang senantiasa

diajarkan kepada siswa.

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 7: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

(5) Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil

pembelajaran.

b) Fungsi bahan ajar bagi siswa

(1) Siswa dapat belajar tanpa harus ada guru atau teman

siswa yang lain.

(2) Siswa dapat belajar kapan saja dan di mana saja ia

kehendaki.

(3) Siswa dapat belajar sesuai kecepatannya masing-

masing.

(4) Siswa dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya

sendiri.

(5) Membantu potensi siswa untuk menjadi pelajar atau

mahasiswa mandiri.

(6) Sebagai pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan

semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan

merupakan substansi kompetensi yang seharusnya

dipelajari atau dikuasai.

2) Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelajaran yang

digunakan

Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan,

fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 8: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

fungsi dalam pembelajaran klasikal, fungsi dalam

pembelajaran individual, dan fungsi dalam pembelajaran

kelompok. Ketiga fungsi tersebut diuraikan sebagai berikut:

a) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara

lain:

(1) Sebagai satu-satunya informasi serta pengawas dan

pengendali proses pembelajaran (dalam hal ini, siswa

bersifat pasif dan belajar sesuai kecepatan guru dalam

mengajar.

(2) Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang

diselenggarakan.

b) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, antara

lain:

(1) Sebagai media utama dalam proses pembelajaran.

(2) Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan

mengawasi proses siswa dalam memperoleh informasi.

(3) Sebagai penunjang media pembelajaran individual

lainnya.

c) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, antara

lain:

(1) Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar

kelompok, dengan cara memberikan informasi tentang

latar belakang materi, informasi tentang peran orang

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 9: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

yang terlibat dalam belajar kelompok, serta petunjuk

tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri.

(2) Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, dan

apabila dirancang sedemikian rupa, maka dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa.

c. Tujuan Bahan Ajar

Pembuatan bahan ajar memiliki beberapa tujuan. Tujuan

bahan ajar yang diungkapkan Daryanto (2014: 171) setidaknya

terdapat tiga hal pokok yang melingkupinya, yaitu:

1) Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan

kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa,

yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting

atau lingkungan sosial siswa.

2) Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di

samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

3) Memudahkan guru dalam melakukan pembelajaran.

d. Manfaat Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki banyak manfaat, baik bagi guru

maupun bagi siswa. Manfaat atau kegunaan bahan ajar menurut

Daryanto (2014: 172) dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1) Kegunaan bagi guru

Bahan ajar berguna bagi guru. Keguanaan pembuatan

bahan ajar bagi guru ada tiga, diantaranya:

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 10: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

a) Diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan

kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

b) Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkandung

sulit diperoleh.

c) Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan

berbagai referensi.

d) Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru

dalam menulis bahan ajar.

e) Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara

guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih

percaya kepada gurunya.

f) Menambah angka kredit DUPAK (Daftar Usulan

Pengusulan Angka Kredit) jika dikumpulkan menjadi

buku dan diterbitkan.

2) Kegunaan bagi siswa

Bahan ajar yang bervariasi, inovatif, dan menarik

memiliki tiga kegunaan bagi siswa, diantaranya:

a) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

b) Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi

ketergantungan terhadap kehadiran guru.

c) Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap

kompetensi yang harus dikuasainya.

e. Klasifikasi Bahan Ajar

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 11: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

Bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran

terdiri dari beberapa jenis bahan ajar. Pendapat beberapa ahli

(Prastowo, 2014: 39-43) menjelaskan beberapa kriteria yang

menjadi acuan dalam membuat klasifikasi tersebut yaitu

berdasarkan bentuknya, cara kerjanya, dan sifatnya.

1) Bahan ajar menurut bentuk

Bahan ajar menurut bentuknya dibedakan menjadi

empat macam, yaitu bahan cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar

pandang dengar, dan bahan ajar interaktif.

a) Bahan cetak (printed), yaitu sejumlah bahan yang

disiapkan dalam bentuk kertas, yang dapat berfungsi untuk

keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi.

Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan

model atau maket.

b) Bahan ajar dengar atau program audio, yaitu semua sistem

yang menggunakan sinyal radio secara langsung, yang

dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang atau

sekelompok orang. Contohnya, radio, kaset, piringan

hitam, dan compact disk audio.

c) Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), yaitu segala

sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat

dikombinasikan dengan gambar bergerak secara

sekuensial. Contohnya, video compact disk dan film.

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 12: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

d) Bahan ajar interaktif (interactive teachng material),

kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik,

gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunaanya

dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan

suatu perintah dan atau perilaku alami dari suatu prestasi.

Contohnya, compact disk interactive.

2) Bahan ajar menurut cara kerja

Bahan ajar menurut cara kerjanya dibedakan menjadi

lima macam, yaitu bahan ajar yang tidak diproyeksikan, bahan

ajar yang diproyeksikan, bahan ajar audio, bahan ajar video,

dan bahan ajar komputer.

a) Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yakni bahan ajar

yang tidak memerlukan perangkat proyektor untuk

memproyeksikan isi di dalamnya, sehingga siswa dapat

langsung mempergunakan (membaca, melihat, dan

mengamati) bahan ajar tersebut. Contohnya, foto, diagram,

display, model, dan lain sebagainya.

b) Bahan ajar yang diproyeksikan, yakni bahan ajar yang

memerlukan proyektor agar bisa dimanfaatkan dan atau

dipelajari siswa. Contohnya slide, filmstrips, overhead

transparencies, dan proyeksi komputer.

c) Bahan ajar audio, yakni bahan ajar yang berupa sinyal

audio yang direkam dalam suatu media rekam. Untuk

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 13: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

memainkannya memerlukan alat pemain (player) media

rekam tersebut, seperti tape compo, CD player, VCD

player, multimedia player, dan lain sebagainya. Contoh

bahan ajar seperti ini adalah kaset, CD, flash disk, dan

lain-lain.

d) Bahan ajar video, yakni bahan ajar yang memerlukan

pemutar yang biasanya berbentuk video tape player, VCD

player, DVD player, dan sebagainya. Bahan ajar ini

hampir mirip dengan bahan ajar audio, maka bahan ajar ini

juga memerlukan media rekam. Hanya saja bahan ajar ini

dilengkapi dengan gambar. Jadi, dalam tampilan, dapat

diperoleh sebuah sajian gambar dan suara secara

bersamaan. Contohnya video, film, dan lain sebagainya.

e) Bahan ajar (media) komputer, yakni berbagai jenis bahan

ajar noncetak yang membutuhkan komputer untuk

menayangkan sesuatu untuk belajar. Contohnya, computer

mediated intruction dan computer based multimedia atau

hypermedia.

3) Bahan ajar menurut sifat

Bahan ajar menurut sifatnya dibedakan menjadi empat

macam. Belawati (Prastowo, 2014: 42-43) menjelaskan

keempat macam bahan ajar tersebut sebagai berikut:

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 14: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

a) Bahan ajar yang berdasarkan cetak, misalnya buku,

famplet, panduan belajar, bahan tutorial, buku kerja siswa,

peta, charts, foto bahan dari majalah serta koran, dan lain

sebagainya.

b) Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, misalnya audio

cassette, siaran radio, slide, filmstrips, film, video cassetes,

siaran televisi, video interaktif, computer based tutorial,

dan multimedia.

c) Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek,

misalnya kit sains, lembar observasi, lembar wawancara,

dan lain sebagainya.

d) Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi

manusia (terutama untuk keperluan pendidikan jarak

jauh), misalnya telepon, hand phone, video conferencing,

dan lain sebagainya.

f. Karakteristik Bahan Ajar yang Baik

Bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran

harus memiliki karakteristik bahan ajar yang baik. Karakteristik

bahan ajar yang baik (Prastowo, 2014: 17) adalah bahan ajar harus

disusun dengan sistematis, menampilkan sosok utuh dari

kompetensi yang akan dikuasai oleh siswa. Daryanto (2014: 171)

menjelaskan bahwa bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang

sesuai dengan kurikulum, dan mempertimbangkan kebutuhan siswa

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 15: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

artinya bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa dan

lingkungan sosial siswa.

Bahan ajar harus disusun dengan bervarisi, inofatif, dan

menarik agar motivasi siswa untuk melakukan pembelajaran lebih

meningkat, selain itu bahan ajar harus dikembangkan dengan

menggunakan berbagai referensi (Daryanto, 2014: 172).

Kreatifitas guru saat melakukan pengemabngan bahan ajar atau

membuat bahan ajar sebelum melakukan pembelajaran dapat

meingkat, artinya semakin sering guru membuat bahan ajar maka

kreatifitas guru akan semakin bertambah.

3. Cerita Bergambar

Cerita bergambar terdiri dari kata cerita dan gambar. Cerita

adalah kumpulan kalimat yang mempunyai alur, sedangkan gambar

adalah goresan yang membentuk suatu benda atau orang. Cerita

menurut Kamus Bahasa Indonesia (Hizair, 2013: 128) adalah tuturan

yang membentangkan terjadinya suatu peristiwa, kegiatan, dan lain

sebagainya, sedangkan gambar adalah tiruan barang (orang, binatang,

tumbuhan) yang dibuat dengan coretan pensil dan sebangainya pada

kertas. Smaldino (Anitah, 2009: 8) mengatakan bahwa gambar atau

fotografi dapat memberikan gambaran tentang segala sesuatu seperti,

binatang, orang, tempat, atau peristiwa. Gambar diam pada umumnya

digunakan dalam pembelajaran yaitu potret, kartu, ilustrasi dari buku,

katalog, dan gambar cetak. Ide-ide abstrak dalam bentuk realistik dapat

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 16: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

diterjemahkan melalui gambar. Edgar Dale (Anitah, 2009: 8)

mengatakan bahwa gambar dapat mengalihkan pengalaman belajar

dari taraf belajar dengan lambang kata-kata ke taraf yang lebih konkrit

(pengalaman langsung).

Cerita bergambar adalah sebuah cerita yang dilengkapi dengan

gambar. Gambar dalam cerita dapat dikatakan sebagai suatu pengantar.

Michel (dalam Faizah: 2009) mengatakan “Picture storybooks are

books in which the picture and text are tightly intertwined. Neither the

picture nor the words are selfsufficient; they need each other to tell the

story”. Pernyataan tersebut memiliki makna bahwa cerita bergambar

adalah buku yang di dalamnya terdapat gambar dan kata-kata. Gambar

dan kata-kata tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling

bergantung agar menjadi sebuah kesatuan cerita. Cerita bergambar

adalah sebuah cerita yang ditulis dengan gaya bahasa yang ringan,

cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang

merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan fakta atau

gagasan tertentu (Faizah: 2009).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa cerita bergambar merupakan sebuah cerita dengan gaya bahasa

obrolan dan dilengkapi dengan beberapa gambar sebagai pengantar

dan penegas dari suatu cerita tersebut. Gambar dalam sebuah cerita

juga dapat menyampaikan suatu gagasan tertentu. Jadi, pembaca akan

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 17: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

dapat membayangkan atau menafsirkan isi cerita dari sebuah gambar

yang ada.

4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Sekolah Dasar

a. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu

Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari Bahasa Inggris

“science”. Kata “science” berasal dari Bahasa Latin “scientia”

yang berarti saya tahu. Menurut Wahyana (Trianto, 2010:136)

mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang

tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaanya secara umum

terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya

ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode

ilmiah dan sikap ilmiah. IPA merupakan suatu kumpulan teoritis

yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-

gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti

observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa

ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.

b. Hakikat IPA

IPA dalam Bahasa Inggris adalah “science” kemudian

dibahasa Indonesiakan menjadi sains. Sains menurut Mariana dan

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 18: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

Wandy (2009: 18) merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum,

dan teori yang dibentuk melalui proses kreatif yang sistematis

melalui inkuari yang dilanjutkan dengan proses observasi (empiris)

secara terus menerus merupakan suatu upaya manusia yang

meliputi operasi mental, keterampilan, dan strategi memanipulasi

dan menghitung, yang dapat diuji kembali kebenarannya yang

dilandasi dengan sikap keingintahuan, keteguhan hati, ketekunan

yang dilakukan oleh individu untuk menyingkap rahasia alam

semesta.

Hakikat IPA merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi.

Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan,

sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA

merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek

studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains.

Sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang

dapat memberi kemudahan bagi kehidupan (Trianto, 2010: 137).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

IPA memiliki hakihat yaitu sebagai suatu produk, proses, dan

aplikasi. Contoh produk ini adalah sebuah pengetahuan. Sebuah

pengetahuan akan dapat diaplikasikan melalui sebuah proses.

Proses dapat mempengaruhi suatu aplikasi. Apabila suatu proses

dilakukan dengan tidak baik maka aplikasi yang dilahirkan akan

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 19: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

tidak baik pula, sedangkan apabila suatu proses dijalankan dengan

baik maka aplikasi dalam kehidupan juga akan baik.

c. Tujuan IPA

Tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi

Depdiknas 2003 (Trianto, 2010: 138) adalah sebagai berikut:

1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.

3) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains

dan teknologi.

4) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan

melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Mustikan (2013) yang berjudul

“Penggunaan Bahan Ajar Komik untuk Meningkatkan Minat Belajar IPA”

menunjukan hasil bahwa penggunaan bahan ajar yang lebih kreatif dalam

hal ini adalah komik pembelajaran IPA dapat meningkatkan minat belajar

siswa, sehingga hasil belajar yang dicapai menjadi semakin baik. Ini

terbukti dengan persentase dari dua siklus yang dilakukan. Siklus pertama

kriteria hasil belajar tuntas mencapai 65% sedangkan tidak tuntas

mencapai 35%. Pada siklus kedua kriteria hasil belajar tuntas mencapai

85% sedangkan tidak tuntas 15%.

Ary Nur Wahyuningsih (2011) telah melakukan penelitian dengan

judul “Pengembangan Media Komik Bergambar Materi Sistem Saraf

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 20: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

untuk Pembelajaran yang Menggunakan Strategi PQ4R”. Hasil

pengembangan berupa komik tersebut dapat menumbuhkan sikap positif,

meningkatnya minat baca, aktivitas, hasil belajar siswa secara klasikal

serta dapat menjadi media pembelajaran alternatif.

Berdasarkan dua penelitian di atas dapat dijelaskan bahwa

pengembangan bahan ajar atau bahan ajar yang dibuat langsung oleh guru

dan disesuaikan dengan kebutuhan dapat meningkatkan hasil belajar.

Pengembangan bahan ajar yang akan dilakukan yaitu berupa cerita

bergambar untuk materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit

pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan desain penelitian R&D.

C. Kerangka Pikir

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata

pelajaran yang membutuhkan pemahaman yang konkret, sehingga siswa

harus mempunyai keterampilan yang baik dan menarik dalam melakukan

pembelajaran. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas

pembelajarn di dalam kelas adalah bahan ajar. Bahan ajar yang sering

digunakan di sekolah hanyalah buku teks pelajaran dan Lembar Kerja

Siswa (LKS) yang didapatkan dari hasil membeli, sehingga isi dari buku

atau LKS tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan siswa.

Upaya yang dapat dilakukan agar pembelajaran di kelas lebih

menarik dan dapat dijadikan stimulus untuk belajar yaitu dengan

mengembangkan bahan ajar menjadi lebih menarik yaitu berupa cerita

bergambar materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit mata

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 21: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

pelajaran IPA di kelas IV. Pengembangan bahan ajar ini berisi materi

pembelajaran dan gambar yang di desain menarik agar dapat

menumbuhkan semangat siswa dalam mempelajari suatu materi

pembelajaran IPA. Melalui pengembangan bahan ajar ini diharapkan guru

mendapat inovasi dalam melakukan pembelajarannya di dalam kelas, agar

dapat belajar dengan baik dan mendapatkan prestasi yang baik pula.

Proses pengembangan diawali dengan pemerolehan data awal mengenai

bahan ajar yang digunakan guru dalam proses pembelajarannya. Guru

menjelaskan bahwa buku teks pelajaran dan LKS membuat siswa cepat

merasa bosan karena penampilannya yang kurang menarik. Pada proses

pengembangan ini juga dilakukan uji coba dan validasi dari ahli untuk

mendapatkan bahan ajar yang baik.

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 22: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

Analisis kebutuhan guru dan siswa

Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran merupakan bahan ajar

yang kurang menarik dan kurang memotivasi siswa, sehingga guru dan

siswa membutuhkan bahan ajar yang lebih menarik dan lebih

memotivasi siswa.

Pengembangan bahan ajar

Peneliti mengembangkan bahan ajar menjadi lebih menarik dan lebih

memotivasi siswa karena Wahyuningsih (2011) dalam penelitiannya

yang berjudul Pengembangan Media Komik Bergambar Materi Sistem

Saraf untuk Pembelajaran yang Menggunakan Strategi PQ4R

menjelaskan dalam penelitiannya bahwa pembelajaran dengan bahan

ajar yang kreatif dapat meningkatkan minat baca. Pengembangan yang

dilakukan berupa cerita bergambar dengan bahasa yang mudah

dipahami, desain gambar yang menarik dan warna yang bervariasi.

Melakukan validasi

Peneliti melakukan validasi kepada beberapa validator guna untuk

mendapatkan saran dan masukan terhadap cerita bergambar.

Layak Tidak layak

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 23: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Bagan di atas menjelaskan bahwa kegiatan awal adalah melakukan

analisis kebutuhan guru dan siswa, dari analisis tersebut dihasilkan sebuah

hasil analisis berupa kebutuhan bahan ajar yang lebih menarik dan lebih

memotivasi siswa untuk belajar. Oleh karena itu dilakukanlah sebuah

pengembangan bahan ajar menjadi lebih menarik khususnya untuk materi

Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam berupa cerita bergambar. Cerita bergambar itu akan

diuji validasi oleh beberapa validator, apabila cerita bergambar sudah

layak atau valid maka cerita bergambar tersebut akan digunakan dalam

penelitian.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian di atas,

maka hipotesis pada penelitian ini terdiri atas lima jenis hipotesis. Kelima

hipotesis tersebut diantaranya:

1. Kondisi awal bahan ajar materi Perubahan Kenampakan Bumi dan

Benda Langit pada Mata Pelajaran IPA kelas IV belum menarik dan

belum sesuai dengan kebutuhan siswa.

Uji coba produk

Peneliti melakukan uji coba cerita

bergambar pada kelas kontrol dan

kelas eskperimen.

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016

Page 24: BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/BAB II.pdf · Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan model atau maket. b) ... sesuatu yang memungkinkan

2. Bahan ajar yang dikembangkan berupa cerita bergambar materi

Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit Mata Pelajaran IPA

menarik dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

3. Bahan ajar yang dihasilkan berupa cerita bergambar yang layak untuk

digunakan dalam pembelajaran materi Perubahan Kenampakan Bumi

dan Benda Langit pada Mata Pelajaran IPA kelas IV.

4. Prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPA meningkat dengan bantuan

bahan ajar berupa cerita bergambar.

5. Respon yang diberikan guru terhadap pembelajaran IPA dengan

menggunakan bahan ajar berupa cerita bergambar adalah baik.

6. Siswa merespon baik terhadap pembelajaran IPA yang dilakukan

dengan menggunakan bahan ajar berupa cerita bergambar.

E. Produk yang Dihasilkan

Penelitian pengembangan yang dilakukan ini menghasilkan bahan

ajar berupa cerita bergambar materi Perubahan Kenampakan Bumi dan

Benda Langit yang digunakan untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Cerita

bergambar ini didesain dengan menarik dan warna yang beragam sehingga

peserta didik memiliki keinginan untuk mengetahui dan mempelajari isi

dari cerita bergambar tersebut.

Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016