bab ii landasan pustaka a. kajian teori 1.repository.ump.ac.id/4826/3/bab ii.pdf · contohnya,...
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
a. Pengertian Penelitian dan Pengembangan
Pengertian penelitian dan pengembangan yang
diungkapkan oleh Borg and Gall (Sugiyono, 2015: 28) adalah
proses atau metode yang digunakan untuk memvalidasi dan
mengembangkan produk. Pengertian lain yang dijelaskan oleh
Sugiyono (2015: 28) penelitian dan pengembangan berfungsi untuk
memvalidasi dan mengembangkan produk. Memvalidasi produk
berarti produk itu telah ada, dan peneliti hanya menguji efektivitas
atau validitas produk tersebut. Mengembangkan produk dalam arti
luas dapat berupa memperbarui produk yang telah ada sehingga
menjadi lebih praktis, efektif, dan efisien atau menciptakan produk
baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Kesimpulan dari pengertian penelitian dan pengembangan
adalah suatu kegiatan dalam membuat sebuah produk, baik produk
tersebut sudah pernah ada maupun belum pernah ada. Pembuatan
produk tersebut bertujuan untuk memperbaiki produk yang
sebelumnya ataupun menciptakan produk yang belum pernah ada
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
menjadi ada, kemudian produk tersebut divalidasi sehingga
menghasilkan produk yang lebih praktis, efektif, dan efisien.
b. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
Banyak ahli yang mengungkapkan mengenai langkah-
langkah penelitian, salah satu ahli tersebut adalah Borg and Gall.
Adapun langkah penelitian menurut Borg and Gall (Sugiyono,
2015: 35) adalah sebagai berikut:
1) Penelitian dan pengumpulan informasi
Penelitian dan pengumpulan informasi meliputi
analisis kebutuhan, review literatur, penelitian dalam skala
kecil, dan persiapan membuat laporan yang terkini.
2) Perencanaan
Melakukan perencanaan, yang meliputi pendefinisian
keterampilan yang harus dipelajari, perumusan tujuan,
penentuan urutan pembelajaran, dan uji coba kelayakan (dalam
skala kecil).
3) Pengembangan produk awal
Pengembangan produk awal yang meliputi penyiapan
materi pelajaran, prosedur atau penyusunan buku pegangan,
dan instrumen evaluasi.
4) Uji lapangan awal
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
Pengujian lapangan awal dilakukan pada 1 sampai 3
sekolah, menggunakan 6 sampai dengan 12 subjek.
Pengumpulan data dengan wawancara, observasi, kuisioner,
dan hasilnya hasilnya dianalisis.
5) Melakukan revisi utama
Melakukan revisi utama pada produk yang didasarkan
pada saran pada uji coba.
6) Melakukan uji coba lapangan utama
Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan pada 5
sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai 100 subjek. Data
kuantitatif tentang performance subjek sebelum dan sesudah
pelatihan dianalisis. Hasil dinilai sesuai dengan tujuan
pelatihan dan dibandingkan dengan data dan kelompok kontrol
bila mungkin.
7) Revisi produk operasional
Melakukan revisi terhadap produk yang siap
dioperasionalkan, berdasarkan saran-saran dari uji coba.
8) Melakukan uji coba lapangan operasional
Melakukan uji lapangan operasional, dilakukan pada
10 sampai 30 sekolah dengan 40 sampai dengan 400 subjek.
Data wawancara, observasi, dan kuesioner dikumpukan dan
dianalisis.
9) Revisi produk akhir
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
Revisi produk akhir dilakukan berdasarkan saran dari
uji lapangan.
10) Desiminasi dan implementasi
Desiminasi adalah suatu kegiatan yang ditujukan
kepada kelompok target atau individu agar memperoleh hasil.
Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk
maksudnya membuat laporan mengenai produk pada
pertemuan profesional dan pada jurnal. Bekerjasama dengan
penerbit untuk melakukan distribusi secara komersial,
memonitor produk yang telah didistribusikan guna membantu
kendali mutu.
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan (R&D)
menurut Borg ang Gall dapat digambarkan seperti berikut:
Main Product Revision
Research and Information
Collecting
Preliminary Field Testing
Develop Preliminary Form a Product
Planning
Main Field Testing
Dissemination and
Implementation
Final Product Revision
Operational Field Testing
Operational Product
Revision
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
menurut Borg and Gall (2003)
2. Bahan Ajar
a. Pengertian Bahan Ajar
Bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran
merupakan pengertian dari bahan ajar. Menurut Prastowo (2014:
17) adalah segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang
disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai siswa dan digunakan dalam proses
pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran.
Banyak juga ahli yang mengungkapkan pengertian bahan
ajar, seperti yang dituliskan Daryanto (2014: 171) bahan ajar
adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik
tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan atau suasana
yang memungkinkan siswa untuk belajar. Pendapat lain yang
mengemukakan tentang pengertian bahan ajar adalah Akbar (2013:
33) menggunakan istilah bahan ajar dengan buku ajar dan
menyatakan bahwa buku ajar adalah buku teks yang digunakan
sebagai rujukan standar pada mata pelajaran tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
secara sistematis yang digunakan oleh guru dan siswa sebagai
referensi ataupun pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Bahan ajar juga dapat menjadikan suasana yang memungkinkan
dalam proses pembelajaran.
b. Fungsi Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki beberapa fungsi. Menurut Prastowo
(2014: 24) fungsi bahan ajar diuraikan menjadi:
1) Fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan
ajar
Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar,
fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi dua macam. Kedua
fungsi tersebut yaitu fungsi bagi guru dan siswa.
a) Fungsi bahan ajar bagi guru
(1) Menghemat waktu guru dalam mengajar.
(2) Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi
fasilitator.
(3) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih
efektif dan interaktif.
(4) Sebagai pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan
semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan
merupakan substansi kompetensi yang senantiasa
diajarkan kepada siswa.
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
(5) Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil
pembelajaran.
b) Fungsi bahan ajar bagi siswa
(1) Siswa dapat belajar tanpa harus ada guru atau teman
siswa yang lain.
(2) Siswa dapat belajar kapan saja dan di mana saja ia
kehendaki.
(3) Siswa dapat belajar sesuai kecepatannya masing-
masing.
(4) Siswa dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya
sendiri.
(5) Membantu potensi siswa untuk menjadi pelajar atau
mahasiswa mandiri.
(6) Sebagai pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan
semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan
merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
dipelajari atau dikuasai.
2) Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelajaran yang
digunakan
Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan,
fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
fungsi dalam pembelajaran klasikal, fungsi dalam
pembelajaran individual, dan fungsi dalam pembelajaran
kelompok. Ketiga fungsi tersebut diuraikan sebagai berikut:
a) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara
lain:
(1) Sebagai satu-satunya informasi serta pengawas dan
pengendali proses pembelajaran (dalam hal ini, siswa
bersifat pasif dan belajar sesuai kecepatan guru dalam
mengajar.
(2) Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang
diselenggarakan.
b) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, antara
lain:
(1) Sebagai media utama dalam proses pembelajaran.
(2) Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan
mengawasi proses siswa dalam memperoleh informasi.
(3) Sebagai penunjang media pembelajaran individual
lainnya.
c) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, antara
lain:
(1) Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar
kelompok, dengan cara memberikan informasi tentang
latar belakang materi, informasi tentang peran orang
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
yang terlibat dalam belajar kelompok, serta petunjuk
tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri.
(2) Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, dan
apabila dirancang sedemikian rupa, maka dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
c. Tujuan Bahan Ajar
Pembuatan bahan ajar memiliki beberapa tujuan. Tujuan
bahan ajar yang diungkapkan Daryanto (2014: 171) setidaknya
terdapat tiga hal pokok yang melingkupinya, yaitu:
1) Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa,
yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting
atau lingkungan sosial siswa.
2) Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di
samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
3) Memudahkan guru dalam melakukan pembelajaran.
d. Manfaat Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki banyak manfaat, baik bagi guru
maupun bagi siswa. Manfaat atau kegunaan bahan ajar menurut
Daryanto (2014: 172) dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Kegunaan bagi guru
Bahan ajar berguna bagi guru. Keguanaan pembuatan
bahan ajar bagi guru ada tiga, diantaranya:
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
a) Diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
b) Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkandung
sulit diperoleh.
c) Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan
berbagai referensi.
d) Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru
dalam menulis bahan ajar.
e) Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara
guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih
percaya kepada gurunya.
f) Menambah angka kredit DUPAK (Daftar Usulan
Pengusulan Angka Kredit) jika dikumpulkan menjadi
buku dan diterbitkan.
2) Kegunaan bagi siswa
Bahan ajar yang bervariasi, inovatif, dan menarik
memiliki tiga kegunaan bagi siswa, diantaranya:
a) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
b) Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi
ketergantungan terhadap kehadiran guru.
c) Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap
kompetensi yang harus dikuasainya.
e. Klasifikasi Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
Bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran
terdiri dari beberapa jenis bahan ajar. Pendapat beberapa ahli
(Prastowo, 2014: 39-43) menjelaskan beberapa kriteria yang
menjadi acuan dalam membuat klasifikasi tersebut yaitu
berdasarkan bentuknya, cara kerjanya, dan sifatnya.
1) Bahan ajar menurut bentuk
Bahan ajar menurut bentuknya dibedakan menjadi
empat macam, yaitu bahan cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar
pandang dengar, dan bahan ajar interaktif.
a) Bahan cetak (printed), yaitu sejumlah bahan yang
disiapkan dalam bentuk kertas, yang dapat berfungsi untuk
keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi.
Contohnya, handout, buku, modul, foto atau gambar, dan
model atau maket.
b) Bahan ajar dengar atau program audio, yaitu semua sistem
yang menggunakan sinyal radio secara langsung, yang
dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang atau
sekelompok orang. Contohnya, radio, kaset, piringan
hitam, dan compact disk audio.
c) Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), yaitu segala
sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat
dikombinasikan dengan gambar bergerak secara
sekuensial. Contohnya, video compact disk dan film.
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
d) Bahan ajar interaktif (interactive teachng material),
kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik,
gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunaanya
dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan
suatu perintah dan atau perilaku alami dari suatu prestasi.
Contohnya, compact disk interactive.
2) Bahan ajar menurut cara kerja
Bahan ajar menurut cara kerjanya dibedakan menjadi
lima macam, yaitu bahan ajar yang tidak diproyeksikan, bahan
ajar yang diproyeksikan, bahan ajar audio, bahan ajar video,
dan bahan ajar komputer.
a) Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yakni bahan ajar
yang tidak memerlukan perangkat proyektor untuk
memproyeksikan isi di dalamnya, sehingga siswa dapat
langsung mempergunakan (membaca, melihat, dan
mengamati) bahan ajar tersebut. Contohnya, foto, diagram,
display, model, dan lain sebagainya.
b) Bahan ajar yang diproyeksikan, yakni bahan ajar yang
memerlukan proyektor agar bisa dimanfaatkan dan atau
dipelajari siswa. Contohnya slide, filmstrips, overhead
transparencies, dan proyeksi komputer.
c) Bahan ajar audio, yakni bahan ajar yang berupa sinyal
audio yang direkam dalam suatu media rekam. Untuk
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
memainkannya memerlukan alat pemain (player) media
rekam tersebut, seperti tape compo, CD player, VCD
player, multimedia player, dan lain sebagainya. Contoh
bahan ajar seperti ini adalah kaset, CD, flash disk, dan
lain-lain.
d) Bahan ajar video, yakni bahan ajar yang memerlukan
pemutar yang biasanya berbentuk video tape player, VCD
player, DVD player, dan sebagainya. Bahan ajar ini
hampir mirip dengan bahan ajar audio, maka bahan ajar ini
juga memerlukan media rekam. Hanya saja bahan ajar ini
dilengkapi dengan gambar. Jadi, dalam tampilan, dapat
diperoleh sebuah sajian gambar dan suara secara
bersamaan. Contohnya video, film, dan lain sebagainya.
e) Bahan ajar (media) komputer, yakni berbagai jenis bahan
ajar noncetak yang membutuhkan komputer untuk
menayangkan sesuatu untuk belajar. Contohnya, computer
mediated intruction dan computer based multimedia atau
hypermedia.
3) Bahan ajar menurut sifat
Bahan ajar menurut sifatnya dibedakan menjadi empat
macam. Belawati (Prastowo, 2014: 42-43) menjelaskan
keempat macam bahan ajar tersebut sebagai berikut:
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
a) Bahan ajar yang berdasarkan cetak, misalnya buku,
famplet, panduan belajar, bahan tutorial, buku kerja siswa,
peta, charts, foto bahan dari majalah serta koran, dan lain
sebagainya.
b) Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, misalnya audio
cassette, siaran radio, slide, filmstrips, film, video cassetes,
siaran televisi, video interaktif, computer based tutorial,
dan multimedia.
c) Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek,
misalnya kit sains, lembar observasi, lembar wawancara,
dan lain sebagainya.
d) Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi
manusia (terutama untuk keperluan pendidikan jarak
jauh), misalnya telepon, hand phone, video conferencing,
dan lain sebagainya.
f. Karakteristik Bahan Ajar yang Baik
Bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran
harus memiliki karakteristik bahan ajar yang baik. Karakteristik
bahan ajar yang baik (Prastowo, 2014: 17) adalah bahan ajar harus
disusun dengan sistematis, menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai oleh siswa. Daryanto (2014: 171)
menjelaskan bahwa bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang
sesuai dengan kurikulum, dan mempertimbangkan kebutuhan siswa
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
artinya bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa dan
lingkungan sosial siswa.
Bahan ajar harus disusun dengan bervarisi, inofatif, dan
menarik agar motivasi siswa untuk melakukan pembelajaran lebih
meningkat, selain itu bahan ajar harus dikembangkan dengan
menggunakan berbagai referensi (Daryanto, 2014: 172).
Kreatifitas guru saat melakukan pengemabngan bahan ajar atau
membuat bahan ajar sebelum melakukan pembelajaran dapat
meingkat, artinya semakin sering guru membuat bahan ajar maka
kreatifitas guru akan semakin bertambah.
3. Cerita Bergambar
Cerita bergambar terdiri dari kata cerita dan gambar. Cerita
adalah kumpulan kalimat yang mempunyai alur, sedangkan gambar
adalah goresan yang membentuk suatu benda atau orang. Cerita
menurut Kamus Bahasa Indonesia (Hizair, 2013: 128) adalah tuturan
yang membentangkan terjadinya suatu peristiwa, kegiatan, dan lain
sebagainya, sedangkan gambar adalah tiruan barang (orang, binatang,
tumbuhan) yang dibuat dengan coretan pensil dan sebangainya pada
kertas. Smaldino (Anitah, 2009: 8) mengatakan bahwa gambar atau
fotografi dapat memberikan gambaran tentang segala sesuatu seperti,
binatang, orang, tempat, atau peristiwa. Gambar diam pada umumnya
digunakan dalam pembelajaran yaitu potret, kartu, ilustrasi dari buku,
katalog, dan gambar cetak. Ide-ide abstrak dalam bentuk realistik dapat
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
diterjemahkan melalui gambar. Edgar Dale (Anitah, 2009: 8)
mengatakan bahwa gambar dapat mengalihkan pengalaman belajar
dari taraf belajar dengan lambang kata-kata ke taraf yang lebih konkrit
(pengalaman langsung).
Cerita bergambar adalah sebuah cerita yang dilengkapi dengan
gambar. Gambar dalam cerita dapat dikatakan sebagai suatu pengantar.
Michel (dalam Faizah: 2009) mengatakan “Picture storybooks are
books in which the picture and text are tightly intertwined. Neither the
picture nor the words are selfsufficient; they need each other to tell the
story”. Pernyataan tersebut memiliki makna bahwa cerita bergambar
adalah buku yang di dalamnya terdapat gambar dan kata-kata. Gambar
dan kata-kata tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling
bergantung agar menjadi sebuah kesatuan cerita. Cerita bergambar
adalah sebuah cerita yang ditulis dengan gaya bahasa yang ringan,
cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang
merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan fakta atau
gagasan tertentu (Faizah: 2009).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa cerita bergambar merupakan sebuah cerita dengan gaya bahasa
obrolan dan dilengkapi dengan beberapa gambar sebagai pengantar
dan penegas dari suatu cerita tersebut. Gambar dalam sebuah cerita
juga dapat menyampaikan suatu gagasan tertentu. Jadi, pembaca akan
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
dapat membayangkan atau menafsirkan isi cerita dari sebuah gambar
yang ada.
4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Sekolah Dasar
a. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu
Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari Bahasa Inggris
“science”. Kata “science” berasal dari Bahasa Latin “scientia”
yang berarti saya tahu. Menurut Wahyana (Trianto, 2010:136)
mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaanya secara umum
terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya
ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode
ilmiah dan sikap ilmiah. IPA merupakan suatu kumpulan teoritis
yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-
gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti
observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa
ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.
b. Hakikat IPA
IPA dalam Bahasa Inggris adalah “science” kemudian
dibahasa Indonesiakan menjadi sains. Sains menurut Mariana dan
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
Wandy (2009: 18) merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum,
dan teori yang dibentuk melalui proses kreatif yang sistematis
melalui inkuari yang dilanjutkan dengan proses observasi (empiris)
secara terus menerus merupakan suatu upaya manusia yang
meliputi operasi mental, keterampilan, dan strategi memanipulasi
dan menghitung, yang dapat diuji kembali kebenarannya yang
dilandasi dengan sikap keingintahuan, keteguhan hati, ketekunan
yang dilakukan oleh individu untuk menyingkap rahasia alam
semesta.
Hakikat IPA merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi.
Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan,
sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA
merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek
studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains.
Sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang
dapat memberi kemudahan bagi kehidupan (Trianto, 2010: 137).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
IPA memiliki hakihat yaitu sebagai suatu produk, proses, dan
aplikasi. Contoh produk ini adalah sebuah pengetahuan. Sebuah
pengetahuan akan dapat diaplikasikan melalui sebuah proses.
Proses dapat mempengaruhi suatu aplikasi. Apabila suatu proses
dilakukan dengan tidak baik maka aplikasi yang dilahirkan akan
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
tidak baik pula, sedangkan apabila suatu proses dijalankan dengan
baik maka aplikasi dalam kehidupan juga akan baik.
c. Tujuan IPA
Tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi
Depdiknas 2003 (Trianto, 2010: 138) adalah sebagai berikut:
1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.
3) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains
dan teknologi.
4) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan
melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Mustikan (2013) yang berjudul
“Penggunaan Bahan Ajar Komik untuk Meningkatkan Minat Belajar IPA”
menunjukan hasil bahwa penggunaan bahan ajar yang lebih kreatif dalam
hal ini adalah komik pembelajaran IPA dapat meningkatkan minat belajar
siswa, sehingga hasil belajar yang dicapai menjadi semakin baik. Ini
terbukti dengan persentase dari dua siklus yang dilakukan. Siklus pertama
kriteria hasil belajar tuntas mencapai 65% sedangkan tidak tuntas
mencapai 35%. Pada siklus kedua kriteria hasil belajar tuntas mencapai
85% sedangkan tidak tuntas 15%.
Ary Nur Wahyuningsih (2011) telah melakukan penelitian dengan
judul “Pengembangan Media Komik Bergambar Materi Sistem Saraf
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
untuk Pembelajaran yang Menggunakan Strategi PQ4R”. Hasil
pengembangan berupa komik tersebut dapat menumbuhkan sikap positif,
meningkatnya minat baca, aktivitas, hasil belajar siswa secara klasikal
serta dapat menjadi media pembelajaran alternatif.
Berdasarkan dua penelitian di atas dapat dijelaskan bahwa
pengembangan bahan ajar atau bahan ajar yang dibuat langsung oleh guru
dan disesuaikan dengan kebutuhan dapat meningkatkan hasil belajar.
Pengembangan bahan ajar yang akan dilakukan yaitu berupa cerita
bergambar untuk materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit
pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan desain penelitian R&D.
C. Kerangka Pikir
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata
pelajaran yang membutuhkan pemahaman yang konkret, sehingga siswa
harus mempunyai keterampilan yang baik dan menarik dalam melakukan
pembelajaran. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
pembelajarn di dalam kelas adalah bahan ajar. Bahan ajar yang sering
digunakan di sekolah hanyalah buku teks pelajaran dan Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang didapatkan dari hasil membeli, sehingga isi dari buku
atau LKS tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan siswa.
Upaya yang dapat dilakukan agar pembelajaran di kelas lebih
menarik dan dapat dijadikan stimulus untuk belajar yaitu dengan
mengembangkan bahan ajar menjadi lebih menarik yaitu berupa cerita
bergambar materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit mata
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
pelajaran IPA di kelas IV. Pengembangan bahan ajar ini berisi materi
pembelajaran dan gambar yang di desain menarik agar dapat
menumbuhkan semangat siswa dalam mempelajari suatu materi
pembelajaran IPA. Melalui pengembangan bahan ajar ini diharapkan guru
mendapat inovasi dalam melakukan pembelajarannya di dalam kelas, agar
dapat belajar dengan baik dan mendapatkan prestasi yang baik pula.
Proses pengembangan diawali dengan pemerolehan data awal mengenai
bahan ajar yang digunakan guru dalam proses pembelajarannya. Guru
menjelaskan bahwa buku teks pelajaran dan LKS membuat siswa cepat
merasa bosan karena penampilannya yang kurang menarik. Pada proses
pengembangan ini juga dilakukan uji coba dan validasi dari ahli untuk
mendapatkan bahan ajar yang baik.
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
Analisis kebutuhan guru dan siswa
Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran merupakan bahan ajar
yang kurang menarik dan kurang memotivasi siswa, sehingga guru dan
siswa membutuhkan bahan ajar yang lebih menarik dan lebih
memotivasi siswa.
Pengembangan bahan ajar
Peneliti mengembangkan bahan ajar menjadi lebih menarik dan lebih
memotivasi siswa karena Wahyuningsih (2011) dalam penelitiannya
yang berjudul Pengembangan Media Komik Bergambar Materi Sistem
Saraf untuk Pembelajaran yang Menggunakan Strategi PQ4R
menjelaskan dalam penelitiannya bahwa pembelajaran dengan bahan
ajar yang kreatif dapat meningkatkan minat baca. Pengembangan yang
dilakukan berupa cerita bergambar dengan bahasa yang mudah
dipahami, desain gambar yang menarik dan warna yang bervariasi.
Melakukan validasi
Peneliti melakukan validasi kepada beberapa validator guna untuk
mendapatkan saran dan masukan terhadap cerita bergambar.
Layak Tidak layak
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Bagan di atas menjelaskan bahwa kegiatan awal adalah melakukan
analisis kebutuhan guru dan siswa, dari analisis tersebut dihasilkan sebuah
hasil analisis berupa kebutuhan bahan ajar yang lebih menarik dan lebih
memotivasi siswa untuk belajar. Oleh karena itu dilakukanlah sebuah
pengembangan bahan ajar menjadi lebih menarik khususnya untuk materi
Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam berupa cerita bergambar. Cerita bergambar itu akan
diuji validasi oleh beberapa validator, apabila cerita bergambar sudah
layak atau valid maka cerita bergambar tersebut akan digunakan dalam
penelitian.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian di atas,
maka hipotesis pada penelitian ini terdiri atas lima jenis hipotesis. Kelima
hipotesis tersebut diantaranya:
1. Kondisi awal bahan ajar materi Perubahan Kenampakan Bumi dan
Benda Langit pada Mata Pelajaran IPA kelas IV belum menarik dan
belum sesuai dengan kebutuhan siswa.
Uji coba produk
Peneliti melakukan uji coba cerita
bergambar pada kelas kontrol dan
kelas eskperimen.
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016
2. Bahan ajar yang dikembangkan berupa cerita bergambar materi
Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit Mata Pelajaran IPA
menarik dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
3. Bahan ajar yang dihasilkan berupa cerita bergambar yang layak untuk
digunakan dalam pembelajaran materi Perubahan Kenampakan Bumi
dan Benda Langit pada Mata Pelajaran IPA kelas IV.
4. Prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPA meningkat dengan bantuan
bahan ajar berupa cerita bergambar.
5. Respon yang diberikan guru terhadap pembelajaran IPA dengan
menggunakan bahan ajar berupa cerita bergambar adalah baik.
6. Siswa merespon baik terhadap pembelajaran IPA yang dilakukan
dengan menggunakan bahan ajar berupa cerita bergambar.
E. Produk yang Dihasilkan
Penelitian pengembangan yang dilakukan ini menghasilkan bahan
ajar berupa cerita bergambar materi Perubahan Kenampakan Bumi dan
Benda Langit yang digunakan untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Cerita
bergambar ini didesain dengan menarik dan warna yang beragam sehingga
peserta didik memiliki keinginan untuk mengetahui dan mempelajari isi
dari cerita bergambar tersebut.
Pengembangan Bahan Ajar..., Ade Nopita Komaladewi, FKIP, UMP, 2016