bab ii landasan teori 2.1 kualitas produk 2.1.1 definisi ... · bab ii landasan teori 2.1 kualitas...
TRANSCRIPT
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kualitas Produk
2.1.1 Definisi Kualitas Produk
Kualitas merupakan faktor pemuas kebutuhan yang tidak lepas dari produk
atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Kualitas produk merupakan pemahaman
bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak
dimiliki oleh produk pesaing.
Menurut Kotler dalam (Roisah & Riana, 2016) menyatakan bahwa, “Kualitas
produk merupakan kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal
tersebut termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan,
pengoprasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya”.
Menurut Tjiptono dalam (Kuspriyono, 2016) “Kualitas produk adalah
kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan; kualitas
mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan; kualitas merupakan
kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan kualitas saat
ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang)”.
Menurut Kotler dalam (Melyani, 2016) mengatakan “Kualitas produk
merupakan keseluruhan ciri atas sifat barang dan jasa yang berpengaruh pada
kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, maka akan
8
berusaha membuat produk yang berkualitas yang ditampilkan baik dari ciri-ciri luar
(design) produk maupun inti (core) produk itu sendiri”.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Kualitas suatu produk
merupakan kadar atau tingkat baik buruknya sesuatu yang terdiri dari semua faktor
yang melekat pada barang atau jasa, sehingga produk tersebut memiliki kemampuan
untuk dipergunakan sebagaimana mana yang diinginkan oleh konsumen.
2.1.2 Tujuan Kualitas Produk
Menurut Kotler dalam (Aisah, 2015) adapun tujuan kualitas produk adalah sebagai
berikut :
1. Mengusahakan agar barang hasil produksi dapat mencapai standar yang telah
ditetapkan.
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
3. Mengusahan agar biaya desain dari produksi tertentu menjadi sekecil mungkin.
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin
2.1.3 Unsur-Unsur Kualitas Produk
Menurut (Wijaya, 2018) “Pengukuran secara langsung sifat-sifat kualitas
yang dihendaki tidaklah mudah sehingga diterapkan sifat-sifat kualitas lain, yang
disebut kualitas pengganti. Sifat pengganti juga harus mencerminkan tuntutan-
tuntutan konsumen”. Unsur-unsur kualitas produk yang diterapkan sebagai sifat
pengganti adalah sebagai berikut :
1. Harga yang wajar, sebuah produk belum tentu secara mutlak memiliki kualitas
yang baik. Yang terpenting adalah produk tersebut memenuhi tuntutan
9
konsumen. Karena selain sifat fisik, konsumen juga harus mencari harga yang
wajar, maka produsen perlu memperhatikan harga. Jadi, kesesuaian harga
dengan kualitas bersifat linier.
2. Ekonomis, konsumen mencari sifat ekonom seperti kebutuhan energi yang
sekecil mungkin, kerusakan sedikit mungkin, pemeliharaan dan biaya
pengamanan sekecil mugkin, namun penggunaannya luas.
3. Awet, pemakai mengharapkan agar produk terbuat dari bahan yang awet dan
tahan terhadap perubahan yang drastis sepanjang waktu.
4. Aman, sebuah produk diharapkan aman untuk digunakan dan tidak
membahayakan kehidupan. Beberapa produk telah menimbulkan masalah.
5. Mudah digunakan, umumnya produk dirancang bagi rata-rata konsumen pada
umumnya, yang penggunaanya tanpa memerlukan latihan khusus terlebih
dahulu. Konsumen berharap dapat menggunakan produk itu segera, terus
menerus, dan tanpa kesulitan.
6. Mudah dibuat, hal ini berkaitan dengan biaya produksi. Produksi harus dibuat
dari bahan-bahan yang mudah diperoleh, mudah disimpan, dan proses
produksinya tidak membutuhkan proses dan keterampilan khusus tertentu.
7. Mudah dibuang/ didaur ulang, pada lingkungan sekarang yang pada populasinya,
produk yang sudah habis kegunaannya diharapkan bisa dibuang begitu saja
dengan mudah. Barang yang sudah tidak berguna menjadi barang yang terbukti
mengganggu dan terkadang merugikan. Sifat produk mudah dibuang bukan
berarti dibuang disembarang tempat, tetapi dibuang pada tempatnya tanpa
membutuhkan biaya tambahan. Produk yang sudah habis manfaatnya ini dapat
didaur ulang untuk menghindari pencemaran lingkungan dan tetap menjaga
kelestarian sumber daya alam.
10
2.1.4 Dimensi Kualitas Produk
Menurut Garvin dalam (Laksana, 2019) menemukan 8 dimensi kualitas
produk yang terdiri dari :
1. Performance ( performansi) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk itu
dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika
ingin membeli suatu produk, yaitu meliputi Faster (lebih cepat) berkaitan
dengan dimensi waktu yang menggambarkan kecepatan dan kemudahan atau
bagaimana untuk memperoleh produk ini, dan aspek Cheaper (lebih murah)
berkaitan dengan dimensi biaya yang menggambarkan harga atau ongkos dari
suatu produk yang harus dibayarkan oleh pelanggan.
2. Feature ( keistimewaan tambahan) merupakan aspek kedua dari performasi yang
menambah fungsi dasar berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya.
3. Reliability (kehandalan) berkaitan dengan tingkat probabilitas atau periode
waktu tertentu, dengan demikian kehandalan merupakan karakteristik yang
mereflesikan kemungkinan atau probabilitas tingkat keberhasilan dalam
penggunaan produk ini.
4. Conformance (konformasi) berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan,
konformasi merefleksikan derajat dimana karakteristik desain produk dan
karakteristik operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan, serta sering
didefinisikan sebagai konformasi terhadap kebutuhan (Comformance to
Requierements).
5. Durability (daya tahan) merupakan ukuran masa pakai suatu produk
karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan produk itu.
11
6. Service Ability (kemampuan pelayanan) merupakan karakteristik yang berkaitan
dengan kecepatan, keramahan/kesopanan, kompetensi, kemudahan serta akurasi
dalam perbaikan.
7. Aesthetics (estetika) merupakan karakterisistik yang bersifat subyektif sehingga
berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan referensi atau pilihan individual.
Dengan demikian estetika dari suatu produk lebih banyak berkaitan dengan
perasaan pribadi dan mencakup karkteristik tertentu.
8. Perceived Quality (kualitas yang dirasakan) bersifat subyektif berkaitan dengan
perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk.
2.2 Keputusan Pembelian
2.2.1 Definisi Keputusan Pembelian
keputusan pembelian adalah proses dimana seseorang mengambil keputusan
untuk membeli atau tidaknya suatu produk dan jasa perusahaan dengan segala
pertimbangan yang telah dilakukan.
Menurut Kotler & Armstrong dalam (Kuspriyono, 2016) “Keputusan
pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana
konsumen benar-benar membeli. Konsumen bebas memilih produk yang diinginkan
sesuai dengan kebutuhannya, memutuskan tempat pembelian, bagaimana caranya,
banyak pembelian, kapan membeli, dan mengapa harus membeli”.
Menurut Assauri dalam (Al rasyid & Tri Indah, 2015) “Keputusan pembelian
merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup
penentuan apa yang akan dibeli atau tidak, melakukan pembelian dan keputusan itu
diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya”.
12
Menurut Sutisna dalam (Al rasyid & Tri Indah, 2015) “Keputusan pembelian
merupakan pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian
suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan
keinginan yang oleh Assael disebut need arausal”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah
tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk.
pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan
salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang
nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian dapat
menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.
2.2.2 Proses Keputusan Pembelian
Menurut Sangadji & Sopiah dalam (Sudaryono, 2016) mengatakan bahwa
keputusan membeli atau mengonsumsi suatu produk dengan merek tertentu akan
diawali dengan langkah-langkah berikut:
1. Pengenalan Kebutuhan
Pengenalan akan kebutuhan akan muncul ketika konsumen menghadapi suatu
masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang
diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi.
2. Waktu
Berlalunya waktu akan menyebabkan teraktifkannya kebutuhan fisiologi
seseorang. Waktu juga akan mendorong pengenalan kebutuhan lain yang
diinginkan oleh konsumen.
13
3. Perubahan Situasi
Perubahan situasi akan mengaktifkan kebutuhan. Konsumen yang masih lajang
mungkin akan menghabiskan sebagian besar pengeluarannya untuk hiburan. Jika
sudah menikah konsumen tersebut akan mengenali banyak kebutuhan lainnya.
4. Kepemilikan Produk
Kepemilikan sebuah produk sering kali mengaktifkan kebutuhan lain. Seorang
konsumen yang membeli mobil baru akan menyadari perlunya produk lain. Dia
membutuhkan sampo mobil, lap kanebo, peralatan untuk membersihkan mobil,
bahkan juga orang lain yang bisa membantunya mencuci mobil.
5. Konsumsi Produk
Jika persediaan buah-buahan dikulkas habis, konsumen akan terpicu untuk
membeli lagi buah-buahan untuk kebutuhan konsumsinya. Habisnya persediaan
makanan dirumah seringkali mendorong konsumen untuk menyadari
kebutuhannya dan segera membelinya.
6. Perbedaan Individu
Konsumen membeli mobil baru karena mobil lama sering mogok. Kebutuhan
mobil baru timbul karena konsumen merasakan keadaan yang sesungguhnya
(actual state), yaitu bahwa mobil lamanya tidak berfungsi dengan baik. Namun,
ada juga konsumen yang berbeda. Kebutuhan mobil baru muncul karena mobil
lama tidak berfungsi dengan baik, namun karena konsumen ingin selalu trendi,
ingin memiliki mobil model terbaru, walaupun mobil lamanya baru berusia satu
tahun dan masih berfungsi dengan baik.
7. Pengaruh pemasaran
14
Produk baru muncul hampir setiap hari dan diiklankan atau dikomunikasikan
melalui berbagai media oleh pembuatnya. Program pemasaran tersebut akan
mempengaruhi konsumen untuk menyadari kebutuhannya.
8. Pencarian informasi
Pencarian informasi mulai dikakukan ketika kondumen memandang bahwa
suatu kebutuhan busa dipenugi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu
produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimoan didalam ingatannya
(pencarian internal) dan mencari dari luar (pencarian eksternal). Konsumen kan
mencari informasi tentang berbagai jenis barang yang dibutuhkan, banyaknya
merek yang ada, harga, tempat pembelian, dan cara pembayaran yang sesuai.
9. Pencarian Internal
Langkah pertama yang dilakukan konsumen adalah mengingat kembali semua
informasi yang ada di dalam ingatan (memory). Informasi yang dicari meliputi
berbagai produk dan merek yang dianggap bisa memecahkan masalah atau
memenuhi kebutuhan.
10. Pencarian Eksternal
Konsumen mungkin akan berhenti pada tahap pencarian internal jika apa yang
dicari telah dipenuhi. Namun jika tidak, konsumen akan lanjut ketahap pencarian
eksternal. Konsumen mungkin juga mengkombinasikan pencarian internal dan
eksternal agar informasi mengenai produk dan merek yang diperolehnya menjadi
sempurna dan meyakinkan.
2.2.3 Dimensi Keputusan Pembelian
Menurut Abdullah & Tantri dalam (Sudaryono, 2016) mengatakan bahwa,
konsumen sebelum mengambil keputusan pembelian biasanya melalui lima tahapan:
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian,
15
dan perilaku setelah pembelian. Adalah jelas bahwa proses pembelian dimulai jauh
sebelum pembelian aktual dan mempunyai konsekuensi lama setelah pembelian.
Lima tahapan tersebut secara lengkap diuraikan sebagai berikut:
1. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan dia yang nyata
dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan ini dapat dipicu oleh stimulasi
internal atau eksternal. Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu
suatu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah
konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi stimulasi yang paling sering
menimbulkan minat pada suatu kategori produk tertentu. Pemasar kemudian
dapat mengembangkan strategi berbagai strategi pemasaran yang memicu minat
konsumen.
2. Pencarian Informasi
Seorang yang tergerak oleh stimulasi akan berusaha untuk lebih banyak mencari
informasi. Seberapa banyak pencarian yang dilakukan seseorang tergantung
kekuatan dorongannya, jumlah informasi yang telah dimiliki, kemudahan dalam
memperoleh informasi tambahan, dan kepuasan yang dia peroleh dari pencarian.
Menurut (Kotler & Armstrong, 2001)Kotler & Armstrong dalam (Sudaryono,
2016) sumber-sumber informasi terdiri dari empat kelompok:
a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.
b. Sumber komersial :iklan, tenaga penjual, pedagang, perantara, dan
pengemasan.
c. Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, dan pengguna produk.
d. Sumber publik : media masaa, organisasi, dan rating konsumen.
16
3. Evaluasi Alternatif
Para pembeli berupaya untuk mengurangi perasaan tidak pasti. Mereka mungkin
akan membaca berbagai iklan. Pencarian informasi dapat bersifat internal
maupun eksternal. Pencarian internal merupakan aktivitas kognitig yang
berkaitan dengan upaya mengeluarkan informasi yang tersimpan didalam
ingatan, sedangkan pencarian eksternal adalah pengumpulan informasi dari
sumber-sumber diluar ingatan, yang mungkin memerlukan waktu, upaya dan
uang. Evaluasi ini dimulai sewaktu informasi yang diperoleh telah menjelaskan
atau mengidentifikasi sejumlah pemecahan potensial bagi problem yang
dihadapi konsumen.
4. Keputusan Pembelian
Seorang calon pembeli harus mengambil keputusan pembelian. Keputusan
tersebut mugkin dapat berupa tidak memilih salah satu alternatif yang tersedia.
5. Perilaku Pascapembelian
Dengan asumsi bahwa pengambilan keputusan juga sekaligus merupakan
pemakai maka persoalan kepuasan pembelian atau ketidakpuasan pembelian
tetap akan ada. Sikap puas atau tidak puas hanya terjadi setelah produk yang
dibeli dikonsumsi.
2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia
membeli barang dan jasa perusahaan (disamping barang lain) pada saat mereka
membutuhkan. Menurut (Swastha, 2017) Faktor yang mempengaruhi keputusan
membeli adalah berbeda-beda untuk masing-masing pembeli, disamping produk
yang dibeli dan saat pembeliannya berbeda. Faktor-faktor tersebut adalah:
17
1. Kebudayaan
Menurut Stanton dalam (Swastha, 2017) "kebudayaan adalah simbul dan fakta
yang komplek, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke
generasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat
yang ada”. Simbul tersebut dapat bersidat tidak kentara (seperti : sikap,
pendapat, kepercayaan, nilai, bahasa, agama) atau dapat pula bersifat kentara
(seperti : alat-alat, perumahan, produk, karya seni dan sebagainya). Jadi, dalam
kenyataan memang banyak perilaku manusia yang ditentukan oleh kebudayaan,
dan pengaruhnya akan selalu berubah setiap waktu sesuai dengan
kemajuan/perkembangan jaman dari masyarakat tertentu.
2. Klas Sosial
Faktor sosial-kebudayaan lain yang dapat mempengaruhi pandangan dan tingkah
laku pembeli adalah klas sosial. Pada pokoknya, masyarakat kita ini dapat
dikelompokan ke dalam tiga golongan yaitu :
a. Golongan Atas
Yang termasuk dalam khas golongan ini antara lain : pengusaha-pengusaha
kaya, pejabat-pejabat tinggi.
b. Golongan Menengah
Yang termasuk dalam klas golongan ini anatra lain : karyawan instansi
pemerintahan, pengusaha menengah.
c. Golongan Rendah
Yang termasuk dalam klas golongan ini antara lain : buruh-buruh pabrik,
pegawai rendah, tukang becak, dan pedagang kecil. Pembagian masyarakat ke
dalam tiga golongan diatas bersifat relatif karena sulit untuk dikuantitatifkan
secara pasti. Dasar yang dipakai dalam penggolongan ini adalah tingkat
18
pendapatan, macam perumahan, dan lokasi tempat tinggal. Dalam
kenyataannya, masing-masing klas mempunyai tingkat kebahagiaan sendiri-
sendiri. Oleh karena itu menejemen tidak dapat selalu menganggap bahwa
klas bawah atau klas atas lebih bahagia atau lebih superior dari pada klas
menengah dan klas rendah.
3. Kelompok Referensi Kecil
Kelompok referensi kecil ini juga mempengaruhi perilaku seseorang dalam
pembeliannya, dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah
laku. Oleh karena itu, konsumen selalu mengawasi kelompok tersebut baik
tingkah laku fisik maupun mentalnya. Termasuk kelompok referensi kecil antara
lain : serikat buruh, tim atletik, perkumpuln agama, lingkungan tetangga, dan
sebagainya.
4. Keluarga
Dalam keluarga, masing-masing anggota dapat berbuat hal yang berbeda untuk
membeli sesuatu. Setiap anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang
berbeda. Oleh karena itu, manajer pemasaran perlu mengetahui sebenarnya :
a. Siapa yang mempengaruhi keputusan untuk membeli.
b. Siapa yang membuat keputusan untuk membeli.
c. Siapa yang melakukan pembelian.
d. Siapa pemakai produknya.
Keempat hal tersebut dapat dilakukan oleh yang yang berbeda, atau dapat pula
dilakukan oleh satu atau beberapa orang. Suatu saat seorang anggota keluarga
dapat berfungsi sebagai pengambil keputusan, tetapi pada saat yang berlainan ia
dapat berbuat sebagai pembelinya.
19
5. Pengalaman
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku.
Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatannya dimasa lalu atau dapat
pula dipelajari, sebab dengan belajar seseorang dapat memperoleh pengalaman.
Penafsiran dan pengalaman proses belajar konsumen merupakan kunci untuk
mengetahui perilaku pembeliannya.
6. Kepribadian
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pla sifat individu yang dapat
menentukan tanggapan untuk bertingkah laku. Sebenarnta, pengaruh sifat
kepribadian konsumen terhadap pandangan dan perilaku pembelianya adalah
sangat umum; dan usaha-usaha untuk menghubungkan norma kepribadian
dengan berbagai macam tindakan pembelian konsumen umumnya tidak berhasil.
Namun para ahli tetap percaya bahwa kepribadian itu juga mempengaruhi
perilaku pembelian seseorang. Adapun variabel yang dapat mencerminkan
kepribadian seseorang adalah:
a. Aktivitas
b. Minat
c. Opini
Dengan variabel-variabel tersebut kita dapat mempengaruhi kepribadian
seseorang; dan untuk mengetahuinya dapat diadakan riset motivasi.
7. Sikap dan Kepercayaan
Sikap dan kepercayaan merupakan faktor yang ikut mempengaruhi pandangan
dan perilaku pembelian konsumen. Sikap itu sendiri mempengaruhi
kepercayaan, dan kepercayaan juga mempengaruhi sikap.
20
8. Konsep Diri
Faktor lain yang ikut menentukan tingkah laku pembeli adalah konsep diri.
Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri, dan
pada saat yang sama ia mempunyai gambarang tentang diri orang lain. Beberapa
psikholog membedakan konsep diri ini kedalam : (a) Konsep diri sesunguhnya,
dan (b) Konsep diri yang ideal (cara yang dicita-citakan untuk melihat dirinya
sendiri).
9. Pengamatan
Pengamatan adalah suatu proses dengan mana pembeli menyadari dan
menginterpretasikan aspek lingkungan. Seseorang akan mempunyai suatu
pandangan terhadap sebuah produk bilamana ia mengetahui bahwa produk
tersebut ditawarkan. Sumber informasinya dapat berasal dari salesman, teman,
iklan, dan sebagainya. Dalam kenyataannya, perbedaan pandangan tersebut akan
menciptakan tingkah laku pembelian yang berbeda pula.
2.2.5 Struktur Keputusan Pembelian
Menurut (Swastha, 2017) “Keputusan untuk membeli yang diambil oleh
pembeli itu sebenernya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap
keputusannya membeli mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh komponen yaitu” :
1. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah radio atau
menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus
memusatkan perhatiannnya kepada orang-orang yang berminat membeli radio
serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.
21
2. Keputusan tentang bentu produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk radio tertentu.
Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu suara, corak dan sebagainya.
Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui
kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimumkan
daya tarik menarik.
3. Keputusan tentang merk
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merk mana yang akan dibeli.
Setiap merk memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan
harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk.
4. Keputusan tentang penjualnya
Konsumen harus mengambil keputusan dimana radio tersebut akan dibeli,
apakah pada toko serba ada, toko alat-alat listrik, toko khusus radio, atau toko
lain. Dalam hal ini, produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui
bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang
akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari
satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk
sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.
6. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan
pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang untuk membeli
radio. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembeliannya.
22
Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan
pemasarannya.
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran
produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut
akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembelinya. Dalam
hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara
pembayarannya. Dalam suatu pembelian barang, keputusan yang harus diambil
tidak selalu berurutan seperti yang dimuka, pada situasi pembelian seperti
penyelesaian masalah ekstensif, keputusan yang diambil dapat bermula dari
keputusan tentang penjual karena penjual dapat membantu merumuskan
perbedaan-perbedaan diantara bentuk-bentuk dan merk produk. Ia juga dapat
mengambil keputusan tentang saat dan kuantitas secara lebih awal. Yang
penting, penjual perlu menyusun struktur keputusan membeli secara keseluruhan
untuk membantu konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembeliannya.
2.3 Konsep Dasar Operasional dan Perhitungan
2.3.1 Kisi-kisi Operasional Variabel
Konsep dasar operasional berisi dimensi-dimensi, dalam dimensi tersebut
diuraikan indikator-indikator yang dapat dijadikan pernyataan-pernyataan kuisioner
dalam penelitian tugas akhir. Dimensi-dimensi tersebut diambil berdasarkan
pendapat para ahli yang ada didalam buku-buku untuk dijadiakn pedoman sesuai
dengan materi dan bahan yang bersangkutan dengan variabel kualitas produk dan
keputusan pembelian.
23
Berikut ini adalah tabel yang berisi konsep dasar operasional variabel kualitas
produk (X) dari variabel keputusan pembelian (Y) yang dijadikan sebagai pernyataan
kuisioner, adalah :
Tabel II. 1
Konsep Dasar Operasional Variabel Kualitas Produk (X)
Variabel
Penelitian
Dimensi Indikator Nomor
Butir
Kualitas
produk (X)
Performance/ performansi Memenuhi kebutuhan 1
Features/keistimewaan
tambahan
Produk membuat konsumen
menjadi lebih fashionable dan
modelnya trendy
2,3
Reliability/kehandalan Menggunakan jasa pelayanan
yang tepat waktu
4
Durability/daya tahan Produk berkualitas bagus 5,6
Serviceability/ kemampuan
pelayanan
Pelayanan yang memuaskan
konsumen
7,8,9
Aesthetics/estetika Produk memiliki berbagai jenis
model yang berkualitas
10
Perceived Quality/ kualitas
yang dirasakan
Produk memuaskan konsumen 11,12
Sumber : Garvin dalam (Laksana, 2019) & (Lestari, 2016)
24
Tabel II. 2
Konsep Dasar Operasional Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Sumber : Abdullah & Tantri dalam (Sudaryono, 2016) & (Lestari, 2016)
2.3.2 Uji Instrumen Penelitian
Uji instrumen penelitian mencakup cara untuk menentukan uji validitas dan
uji realibilitas. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan aplikasi SPSS
versi 16 untuk menguji validitas dan realibilitas.
1. Uji Validitas
Menurut Priyatno dalam (Widiyanti & Fitriani, 2017) “uji validitas item
digunakan untuk mengetahui seberapa cermat suatu item dalam mengukur
objeknya”. Item dikatakan valid jika ada kolerasi dengan skor total. Pengujian
validitas item dalam SPSS menggunakan dua metode analisis, yaitu korelasi pearson
atau corrected item total correlation. Teknik uji validitas item dengan korelasi person
dilakukan dengan cara mengkorelasi skor item dengan skor total item, kemudian
pengujian signifikasi dilakukan dengan kriteria r tabel pada tingkat signifikansi 0,05
Variabel
Penelitian
Dimensi Indikator Nomor
Butir
Keputusan
Pembelian
(Y)
Pengenalan Kebutuhan
Memenuhi kebutuhan dalam
berpenampilan
1,2
Pencarian Informasi
Mencari informasi produk dari
berbagai sumber
3,4,5
Evaluasi Alternatif
Mengevaluasi dengan produk
lain
6,7
Keputusan Pembelian Memutuskan membeli karena
produk berkualitas bagus dan
memiliki berbagai jenis model
8,9,10
Perilaku Pascapembelian
Konsumen puas dengan produk
Mayoutfit
11,12
25
dengan uji 2 sisi. Jika nilai positif dan r hitung ≥ r tabel, maka item dapat dinyatakan
valid (demikian pula sebaliknya).
2. Uji Realibilitas
Menurut (Sugiyono, 2016) “Uji Reabilitas digunakan untuk mengetahui
konsisten alat ukur pada kuisioner. Metode yang sering digunakan dalam penelitian
untuk mengukur skala rentangan (seperti skala likert 1-5) adalah Cronboach Alpa.
Uji realibilitas merupakan kelanjutan dari item yang valid saja. Untuk menentukan
apakah instrumen relibel atau tidak, gunakan batasan 0,6”.
Tabel II.3
Skala Alpha Cronboach
Nilai Alpha Cronboach’s Keterangan
0,00 – 0,20 kurang relibel
0,21 – 0,40 Agak relibel
0,41 – 0,60 Cukup relibel
0,61 – 0,80 Relibel
0,81 – 1,00 Sangat relibel
Sumber : Sujianto dalam (Widiyanti & Fitriani, 2017)
2.3.3 Konsep Dasar Perhitungan
Konsep dasar perhitungan yang digunakan oleh peneliti adalah perhitungan
dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16 serta
perhitungan menggunakan Microsoft Excel 2010. Untuk menentukan nilai pada tabel
penolong, analisis data dilakukan untuk dapat menjelaskan tentang masalah yang
diselidiki dalam tugas akhir ini yaitu masalah kualitas produk sebagai variabel bebas
26
atau Independent (X) dan keputusan pembelian sebagai variabel terkait Dependent
(Y) serta pengaruh variabel X terhadap variabel Y melalui analisis berikut :
1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Menurut (Abdurahman, Maman & Ali, 2017) Populasi (population atau
universe) merupakan keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang
memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau
menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan). Dengan demikian, populasi
tidak terbatas pada sekelompok orang, tetapi apa saja yang menjadi perhatian kita.
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen MayOutfit Depok.
Sedangkan Sampel menurut (Abdurahman, Maman & Ali, 2017) adalah
bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga
dapat mewakili populasinya. Kerja statistik melalui sampel dimungkinkan dengan
alasan: keterbatasan biaya, waktu dan tenaga. Banyaknya anggota suatu sampel
disebut ukuran sampel, sedangkan suatu nilai yang menggambarkan ciri atau
karakteristik dari sampel disebut statistik.
Menrut (Sugiyono, 2016) Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan
sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat
berbagai teknik sampling yang digunakan. Cara menentukan teknik pengambilan
sampel tugas akhir ini ialah teknik convinience sampling (sampling kemudahan).
Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 52 konsumen pada
MayOutfir Depok.
2. Convinience Sampling
Menurut (Abdurahman, Maman & Ali, 2017) pada convinience sampling
(sampling kemudahan), sampel diambil berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa
27
saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan
karakteristiknya, maka orang tersebut dapat dijadikan sampel. Dengan kata lain
sampel diambil/terpilih karena ada di tempat dan waktu yang tepat. Tanpa kriteria,
peneliti bebas memilih siapa saja yang ditemuinya untuk dijadikan sampel.
3. Skala Likert
Menurut (Sugiyono, 2016) “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti,
yang selanjutnya disebut sevagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang
dapat berupa pernyataan atau pertanyaan”. Berikut contoh tabel skala likert.
Tabel II.4
Tabel Skala Likert
Skor atau Bobot Alternatif Jawaban Kode
5 Sangat setuju SS
4 Setuju S
3 Ragu-ragu RR
2 Tidak setuju TS
1 Sangat tidak setuju STS
Sumber : (Sugiyono, 2016)
4. Uji Koefisien Korelasi
Menurut (Siregar, 2014) “Koefesien korelasi adalah bilangan yang
menyatakan kekuatan hubungan anatar dua variabel atau lebih atau juga menentukan
arah dari kedua variabel”.
28
Rumus untuk mencari Uji Koefesien Korelasi adalah :
r = (∑ ) (∑ ∑ )
√ ∑ (∑ ) ) √( ∑ (∑ ) )
Keterangan :
r = Koefisien Korelasi
n = Total responden
∑ = Total jumlah dari variabel x
∑ = Total jumlah dari variabel y
∑ = Kuadrat dari total jumlah dari variabel x
∑ = Kuadrat dari total jumlah variabel y
∑ = Hasil perkalian dari total jumlah variabel x dan y
Tabel II. 5
Pedoman Untuk Mengukur Hubungan Kedua Variabel
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : (Siregar, 2014)
5. Uji Koefisien Determinasi
Menurut (Siregar, 2014) adalah angka yang menyatakan atau digunakan
untuk mengetahui konstribusi atau sumbangan yang diberikan sebuah variabel atau
lebih X (bebas) terhadap variabel Y (terikat).
Rumus untuk mencari Koefisien Determinasi :
KD = 𝑟 𝑥 100%
29
Keterangan :
KD = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Relasi
6. Regresi Linear Sederhana
Menurut (Siregar, 2014) adalah salah satu alat yang dapat digunakan dalam
memprediksi permintaan dimasa akan datang berdasarkan masa lalu atau untuk
mengetahui pengaruh satu variabel bebas (independent) terhadap variabel tak bebas
(dependent).
Dimana :
Y = Variabel Terikat
X = Variabel Bebas
a dan b = Konstanta
Untuk mencari nilai konstanta a dan b dapat menggunakan rumus berikut ini :
a = (∑ )(∑ ) (∑ )(∑ )
∑ (∑ )
b = ∑ (∑ )(∑ )
∑ (∑ )
Keterangan :
a = Harga Y ketika harga X =0 (harga konstan).
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun
penurunan variabel dependent yang didasarkan pada variabel independent.
Y = Subjek dalam variabel; dependent yang di prediksi.
X = Subjek pada variabel independent yang mempunya nilai tertentu.
Y = a + bX
====[===
Type equation here
30