bab ii landasan teori 2.1 umum 2.1.1. pengertian public ... · baru (2017) dikemukakan secara garis...
TRANSCRIPT
13
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Umum
2.1.1. Pengertian Public Relations
Menurut Elvinaro dalam bukunya HandBook of PR (2014:2) menjelaskan
bahwa Humas adalah padanan kata dari PR, yang banyak digunakan institusi-
institusi pemerintah di Indonesia, seperti Biro Humas Kementerian Dalam Negeri,
Bagian Humas Provinsi. Secara etimologis, istilah Public yang diterjemahkan
menjadi masyarakat, kurang tepat karena yang tepat padanan katanya, yaitu publik
atau khalayak. Sedangkan masyarakat yang diterjemahkan ke dalam Bahasa
Inggris menjadi society atau general public, pengertiannya lebih luas dari public
itu sendiri. Sementara, dalam setiap kegiatan PR yang menjadi target publiknya
bukan society atau general public, melainkan public, di mana public adalah
bagian dari society atau general public.
Menurut Cutlip et al dalam Elvinaro (2014:8), definisi PR, yakni:
Public Relations is the management function which eveluate public
attitudes, identifies the policies and procedures of an individual or an
organization with the public interest, and plans and excutes a program of
action to earn public understanding an acceptances (Public Relations
adalah fungsi manajemen yang menilai sikap-sikap publik,
mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dari individu
atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan rencana
kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan publik).
14
Sedangkan menurut Jefkins dalam bukunya Public Relations in Word
Marketing dalam Ardianto (2014:10) mengatakan bahwa “PR adalah suatu sistem
komunikasi untuk menciptakan kemauan baik”.
Menurut Ardianto (2014:1) PR adalah sebuah ilmu dalam rumpun ilmu
sosial, dan menjadi bagian ilmu dari induknya ilmu komunikasi.
Menurut Frank Jefkins dalam Mukarom (2015:46) menjelaskan:
“...Public Relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan
komunikasi yang terencana, baik ke dalan maupun ke luar, antara suatu organisasi
dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang
berlandaskan pada saling pengertian.”
2.1.2. Peran Public Relations
Peran hubungan masyarakat sangat erat kaitannya dengan fungsi humas,
yang menurut F. Rachmadi dalam Mukarom (2015:56) adalah sebagai berikut.
“...fungsi utama humas adalah menumbuhkan dan mengembangkan
hubungan baik antara lembaga/organisasi dengan publiknya, internal maupun
eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi, dan
partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang
menguntungkan lembaga atau organisasi.”
Selanjutnya, Ruslan (2005:10) dalam Mukarom (2015:56) menjelaskan
secara terperinci empat peran utama humas adalah sebagai berikut:
“...1) Sebagai Communicator atau penghubung antara organisasi atau
lembaga yang diwakili dengan publik. 2) Membina Relationship, yaitu berupaya
membina hubungan positif dan saling menguntungkan dengan pihak publik. 3)
Peranan back up pariwisata, yaitu sebagai pendukung dalam fungsi pariwisata
organisasi atau perusahaan. 4) Membentuk corporate image, artinya pernanan
humas berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya.”
15
Menurut Dozier dan Broom dalam Mukarom (2015:56), adalah sebagai
berikut:
a. Penasehat Ahli (Expert Prescriber)
b. Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator)
c. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process
Fasilitator)
d. Teknisi Komunikasi (Communication Technician)
Sesuai dengan hasil penelitian Sulistyoningsih yang berjudul Strategi
Humas Dan Protokol Terhadap Publikasi Kegiatan DPRD DIY (2017) bahwa
dasar pemikiran humas dalam pemerintahan pada dua fakta dasar. Pertama,
masayarakat mempunyai hak untuk mengetahui karena itu, pejabat pemerintah
mempunyai tanggung jawab guna memberi penjelasan kepada masayarakat.
Kedua, ada kebutuhan bagi para pejabat untuk menerima masukan dari
masyarakat tentang persoalan baru dan tekanan sosial, untuk memperoleh
partisipasi dan dukungan masyarakat. Hanya dengan proses komunikasi
demikianlah dan para pemilih dapat mencapai kesatuan yang positif (Moore,
2004:189).
2.1.3. Fungsi Public Relations
Menurut Canfield dalam Mukarom (2015:55), mengemukakan Humas
berfungsi :
1. Mengabdi kepentingan public.
2. Memelihara komunikasi yang baik.
3. Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik.
16
Menurut Kriyantono (2012) dalam jurnal ilmiah (Komunikasi et al., 2017)
berjudul Strategi Humas Politeknik Negeri Jakarta Dalam Penerimaan Mahasiswa
Baru (2017) dikemukakan secara garis besar bahwa fungsi Public Relations
adalah:
1. Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan
publiknya (maintain good communication).
2. Melayani kepentingan publik dengan baik (serve public’s interest).
3. Memelihara perilaku dan moralitas perusahan dengan baik
(mantain good morals & manners).
Adapun kegiatan Public Relations pada akhirnya merupakan bagian dari
teknik kegiatan berkomunikasi (Technique Of Communication) dengan ciri khas
komunikasi dua arah (Two Way Traffic Communication) antara lembaga atau
kelompok yang diwakilinya dengan publiknya. Sesuai dengan jurnal ilmiah
(Syarah, Sarwoprasodjo, & Lumintang, 2014) yang berjudul Peran Komunikasi
Kesehatan pada Kalangan Masyarakat Miskin bahwa di dalam pendekatan
komunikasi partisipatori pemahaman bersama terhadap pesan dibangun melalui
proses komunikasi dua arah dan dialogis dengan prinsip penghargaan dan
kesetaraan (Rahim, 2004: Mefalopulos dan Tufte, 2009; Nair & White, 2004).
Mefalopulos dan Tufte (2009) dalam multi-track model membagi pendekatan
komunikasi pembangunan ke dalam dua kategori dasar atau jalur yakni
komunikasi monologis dan komunikasi dialogis. Setelah melakukan kegiatan
komunikasi tersebut, pihak Public Relations mendeteksi untuk mengetahui efek
atau feedback, apakah berpengaruh baik terhadap citra, atau sebaliknya menjadi
17
negatif atau kurang menguntungkan posisi organisasi atau lembaga bersangkutan
di lingkungan masyarakat.
2.1.4. Tujuan Public Relations
Menurut Kusumastuti dalam Mukarom (2015:55) menyebutkan tujuan
humas, yaitu sebagai berikut:
a. Terpeliharanya saling pengertian
b. Menjaga dan membentuk saling percaya
c. Memelihara dan menciptakan kerja sama
Dengan demikian, tujuan humas pada intinya adalah mewujudkan dan
memelihara hubungan saling percaya dengan publik dalam rangka menjalin kerja
sama yang baik.
2.1.5. Ruang Lingkup Public Relations
Ruang lingkup pekerjaan Public Relations, sebagaimana dikemukakan
Cutlip dkk. dalam Mukarom (2015:57), dapat dikelompokan dalam berbagai
bidang pekerjaan, yaitu:
1. Publisitas
2. Pemasaran
3. Public Affairs
4. Manajemen isu
5. Lobi
6. Hubungan investor
18
2.2. Studi Literatur
2.2.1. Strategi Public Relations
Menurut Quinn dalam Mukarom (2015:221) menjelaskan bahwa: strategi
sebagai “pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan pokok, kebijakan, dan
kerangkaian tindakan sebuah organisasi kedalam satu kesatuan yang kohesif”.
Sedangkan menurut Mukarom (2015:221) “strategi dapat didefinisilkan
sebagai penentuan tujuan dan sasaran usaha jangka panjang dan adopsi, upaya
pelaksanaan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut”.
Dalam jurnal ilmiah (Yeni Retna D, 2014) yang berjudul Strategi Humas
Dinas Perhubungan Darat DKI Jakarta Dalam Mengatasi Kemacetan Lalu-Lintas
Di Ibukota (2014). Adnanputra, dalam Ruslan Pakar humas dalam naskah
workshop berjudul Humas Strategy, memberikan batasan pengertian tentang
Humas adalah: Alternatif optimal yang di pilih untuk di tempuh guna Humas
(Public Relations Plan) Strategi humas selalu dirancang untuk mencapai tujuan.
Lalu tujuan tersebut diarahkan terhadap pihak ekstern untuk memberikan
informasi mengenai kegiatan perusahaan.
2.2.2. Marketing Public Relations
Peranan Marketing Public Relations yang terfokus pada upaya
membangkitkan minat pihak ketiga agar mau menceritakan tentang kebaikan
merek. Ujung-ujungnya, tentu saja untuk membangun loyalitas dan keinginan
membeli konsumen. Disini Public Relations harus memiliki napas yang sama
19
dengan pemasaran ketika melakukan aktivitas pencitraan. Apa yang dilakukan PT.
Asuransi Mega Pratama merupakan salah satu contoh yang kuat bagaimana kerja
Public Relations dan pemasaran memiliki kesinambungan yang kuat. Dengan
demikian, Public Relations mengalami perluasan dalam peran eksternalnya. Ada
beberapa hal yang tengah berkembang di Indonesia, mereka adalah :
1. Financial Public Relations
2. Marketing Public Relations
3. Trade Public Relations
2.2.3. Perbedaan Marketing Public Relations dan Corporate Public
Relations
Marketing Public Relations Corporate Public Relations
1. Memberikan Edukasi Kepada
Konsumen.
1) Edukasi mengenai
penggunaan Produk yang sudah
diluncurkan.
2) Edukasi tentang produk
yang akan diluncurkan.
3) Edukasi manfaat produk.
1. Membangun hubungan baik
dengan pemerintah.
1) Lobi kebijakan
pemerintah agar sesuai
dengan tujuan
perusahaan.
2) Mempercepat proses
perizinan.
3) Perluasan usaha.
4) Keringanan pajak
investasi.
2. Meluncurkan Merek dan atau 2. Mengembangkan Komunitas.
20
Produk.
1) Meluncurkan kembali
merek-merek lama.
2) Meluncurkan produk baru
sebelum iklan komersial.
3) Meluncurkan produk saat
tidak ada anggaran untuk
iklan.
4) Melakukan peluncuran
ulang atas produk-produk
yang sudah ada.
5) Melakukan peluncuran
khusus untuk wartawan
(Press Launching).
1) Membantu program
pendidikan
2) Mengembangkan fasilitas-
fasilitas sosial.
3) Memberikan alternatif
penyelesaian masalah sosial.
4) Mengentaskan kemiskinan
yang terjadi dalam
komunitas.
3. Membangun Event Merek. 3. Hubungan baik dengan Media
Massa.
1) Pertemuan rutin dengan
setiap tingkatan redaktur.
2) Press Conference.
3) Kunjungan media.
4) Pelatihan media agar
memahami aktivitas
bisnis per usahaan.
4. Mengembangkan Pelayanan 4. Menjalin Kontak regular dengan
21
Publik Kepada Konsumen.
1) Mengembangkan akses
informasi konsumen ke
perusahaan.
2) Menindaklanjuti keluhan,
baik langsung maupun
dari surat pembaca
para pembentuk opini publik,
baik dari kalangan akademisi
maupun praktisi.
1) Diskusi mengenai
perkembangan industri
dan bisnis di mana
perusahaan bergerak.
2) Memberikan data-data
untuk menunjang aktivitas
kognitif pembentuk opini
publik.
3) Menjalin kerja sama
penelitian.
5. Membantu media melakukan tes
produk.
1) Memberi edukasi kepada
media mengenai produk.
2) Memberi pemahaman
terhadap cara-cara
penggunaan produk dan
kelebihannya.
5. Mengembangkan kepercayaan
karyawan internal.
1) Memberikan informasi
rencana perusahaan.
2) Memberikan akses ke
tingkat manajemen.
3) Diskusi rutin.
6. Mengajak media dan
masyarakat untuk melihat
proses pembuatan produk.
6. Hubungan dengan pemegang
Saham.
1) Laporan rutin tahunan.
22
1) Melakukan kunjungan
pabrik untuk media dan
masyarakat.
2) Melakukan kunjungan ke
media atau tempat-tempat
publik untuk
mensosialisasikan fungsi
dan kelebihan produk.
3) Memberikan kesempatan
media dan masyarakat
untuk mengetes sendiri
kehebatan produk.
2) Laporan rapat umum
pemegang saham.
3) Informasi rapat umum
pemegang saham luar
biasa.
7. Mengumumkan penggunaan
teknologi baru yang digunakan
oleh produk.
1) Memberikan harapan pada
konsumen mengenai
fungsi teknologi terhadap
merek.
2) Menjelaskan komitmen
produk untuk
menggunakan teknologi
tersebut.
23
2.2.4. Citra Perusahaan
Citra adalah bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan,
seseorang, suatu komite atau suatu aktivitas. Tugas perusahaan dalam membentuk
citranya adalah dengan mengidentifikasi citra seperti apa yang ingin dibentuk di
mata publik atau masyarakatnya. Menurut Siswanto Sutojo yang dikutip dalam
buku Handbook of Public Relation (2014:63) “citra perusahaan dianggap sebagai
persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan atau organisasi”.
Dalam Jurnal ilmiah (Manajemen, 2017) yang berjudul Pengaruh Kualitas
Pelayanan Dan Citra Perusahaan Terhadap Loyalitas Pelanggan Indihome PT.
Telkom Indonesia Di Banda Aceh Dengan Kepuasan Dan Kepercayaan Pelanggan
Sebagai Variabel Mediasi menjelaskan bahwa Citra atau Image adalah sudut
asosiasi yang mencerminkan campuran karakteristik produk (Arshad, 2016). Dari
perspektif organisasi, citra adalah serangkaian hubungan (links) yang datang
kembali kepikiran setelah pelanggan mendengar nama perusahaan (Flavian et al.,
2004; Nguyen dan Leclerc, 2011). Dalam penelitian ini, citra mengacu pada
akumulasi sikap yang diarahkan pada perusahaan. Citra perusahaan sebagian
dibuat sebagai hasil dari komunikasi perusahaan, dalam bentuk iklan dan
hubungan masyarakat, yang membantu membentuk citra pelanggan internal yang
mewakili sikap atau kesan seseorang.
Citra adalah perusahaan di mata publik. Citra adalah sebuah cerminan dari
identitas sebuah organisasi atau perusahaan. Sebuah organisasi atau perusahaan
dapat memiliki beberapa citra yang berbeda-beda di mata publik yang berbeda-
beda pula.
24
2.2.5. Jenis-jenis Citra
Menurut Lippman dalam Ardianto (2014:63), membagi citra dalam
beberapa jenis, antara lain:
a. Citra bayangan (Mirror Image) citra yang melekat pada orang atau
anggota-anggota organisasi, dan citra yang dianut oleh orang
dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra
bayangan itu hampir selalu tidak tepat, atau tidak sesuai dengan
kenyataan yang sesungguhnya.
b. Citra yang berlaku (Current Image) adalah kebalikan dari citra dari
citra bayangan atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar
mengenai suatu organisasi.
c. Citra yang diharapkan (Wish Image) adalah suatu citra yang
diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan
citra yang sebenarnya. Biasanya, citra yang diharapkan itu lebih
baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada.
d. Citra Lembaga (Corporate Image) adalah citra dari suatu
organisasi secara keseluruhan. Suatu badan usaha yang memiliki
citra perusahaan positif lebih mudah menjual produk atau jasanya.
e. Citra Majemuk (Multiple Image) banyaknya jumlah pegawai
(individu), cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau
organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama
dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.
Variasi citra tersebut harus ditekan seminimal mungkin dan citra
perusahaan harus ditegakkan secara keseluruhan.
25
2.2.6. Media atau Alat-alat Public Relations
Menurut Jefkins dalam Mukarom (2015:53) Media atau alat-alat public
relations, antara lain:
a. Iklan
b. Pameran
c. Media Internal
d. Media Internet / Website
e. Fotografi
f. Film
g. Pers
2.2.7. Pengertian Website
Dalam Jurnal (Hastanti, Purnama, & Wardati, 2015) yang berjudul Sistem
Penjualan Berbasis Web (E-Commerce) Pada Tata Distro Kabupaten Pacitan.
Bahwa Website merupakan kumpulan halaman-halaman yang berisi informasi
yang disimpan diinternet yang bisa diakses atau dilihat melalui jaringan internet
pada perangkat-perangkat yang bisa mengakses internet itu sendiri seperti
komputer. Definisi kata web adalah Web sebenarnya penyederhanaan dari sebuah
istilah dalam dunia komputer yaitu WORLD WIDE WEB yang merupakan bagian
dari tekhnologi Internet.
World wide Web atau disingkat dengan nama www, merupakan sebuah
sistem jaringan berbasis Client-Server yang mempergunakan protokol HTTP
(Hyperteks Transfer Protocol) dan TCP/IP (Transmisson Control Protocol
26
/Internet Protocol) sebagai medianya. Karena kedua sistem ini mempunyai
hubungan yang sangat erat, maka untuk saat ini sulit untuk membedakan antara
HTTP dengan WWW.
Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer yang luas dan besar
yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari negara ke negara
di seluruh dunia. Pada awalnya Internet atau WEB hanya dipergunakan untuk
kepentingan Militer yaitu suatu tekhnologi yang dipergunakan untuk mengirimkan
pesan melalui satelit. Akan tetapi lama kelamaan teknologi tersebut akhirnya
meluas, dan bahkan Internet pada saat ini sudah sama populernya dengan
Telephone. Informasi yang dikirimkan lewat Internet dapat diakses keseluruh
dunia hanya dalam hitungan menit bahkan detik.
Teknologi yang digunakan menjadi sangat populer dan cepat sekali
perkembangannya. Saat ini Internet sudah tidak menjadi istilah yang asing lagi.
Suatu Informasi yang dikirimkan lewat Internet dapat berupa Teks, gambar
maupun multimedia sehingga Internet juga dimanfaatkan oleh perusahaan-
perusahaan untuk mempromosikan Produk-produknya dengan cepat dan mudah.
2.2.8 Pengertian Mitra dan Calon Mitra
1. Mitra
Mitra merupakan upaya yang melibatkan berbagai sektor, kelompok
masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerjasama
dalam mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran
masing-masing, dengan demikian untuk membangun kemitraan harus memenuhi
bebrapa persyaratan yaitu persamaan perhatian, saling percaya dan saling
27
menghormati, harus saling menyadari pentingnya kemitraan, harus ada
kesepakatan misi, visi, tujuan dan nilai yang sama, harus berpijak pada landasan
yang sama, kesediaan untuk berkorban.
2. Calon Mitra
Calon Mitra adalah calon nasabah untuk bekerjasama dalam mencapai
suatu tujuan bersama berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran masing-masing.