bab ii landasan teori · 8 bab ii landasan teori 2.1 konsep dasar web pada bab ini penulis mencoba...
TRANSCRIPT
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Web
Pada bab ini penulis mencoba mengemukakan beberapa teori yang diambil
dalam berbagai buku sebagai pembuatan desain web dan pemograman website. Namun
teori-teori tersebut tidak dijelaskan secara keseluruhan, melainkan hanya bagian
tertentu tidak dijelaskan secara keseluruhan, melainkan hanya bagian tertentu yang ada
kaitannya serta mendukung dalamn pelaksanaan pembuatan desain web dan
pemograman website ini.
A. Website
Menurut Marisa,( 2017:1) Website dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-
halaman yang digunakan untuk mempubliksikan informasi berupa teks, gambar,
dan program multimedia lainnya berupa animasi (gambar gerak,tulisan gerak),
suara, dana atau gabungan dari semua itu baik yang bersifat statis maupun dinamis
yang membentuk suatu rangkaian bangunan yang paling terkait antara satu halaman
dengan halaman lain yang sering disebut hyperlink.
Menurut Iqbal (2019:4) “Website merupakan halaman yang menampilkan
informasi data teks, gambar, suara, video, atau gabungan dari semuanya, baik yang
bersifat statis maupun dinamis. Halaman pertama sebuah website disebut Homepage ,
sedangkan halaman demi halaman secara mandiri disebut web page”.
Website dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Website Statis
Website Statis adalah website yang berisi informasi-informasi yang bersifat statis
(tetap) sehingga inormasi yang terdapat didalamnya tidak up to date.
9
Web Statis memiliki ciri-ciri
A. Informasi tetap
B. Jarang berubah
C. Tidak bergubungan dengan database
D. Tidak dibutuhkan Bahasa pemograman
E. Tidak terdapat campur tangan pengunjung
2. Web Dinamis
Website dinamis adalah website yang menampilkan informasi-informasi yang
besifat dinamis (berubah-ubah) dan dapat berinteraksi dengan user. Website dinamis
biasanya dilengkapi dengan animasi gambar yang membuat tampilan lebih menarik
dan juga berinteraksi dengan database.
Web dinamis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
A. Informasi selalu berubah-ubah
B. Memiliki database
C. Biasanya memiliki bahasa program
D. Adanya campur tangan pengunjung
3. Internet
Menurut Iskandar (2018:233) internet merupakan singkatan dari interconcection-
networking yang merupakan sistem jaringan yang menghubungkan tiap-tiap
komputer secara global-global Transmission Control Protocol/Internet Protocol
Suite (TCP/IP) sebagai protocol pertukaran paket (packet switching communication
protocol) untuk melayani miliaran pengguna diseluruh dunia.
10
4. Web Server
Menurut Kurniawan dalam (Sagita & Sugiarto, 2016) mengemukakan bahwa
“Server Web adalah sebuah perangkat lunak yang berfungsi menerima permintaan http
atau https dari klien yang dikenal dengan web browser dan mengirimkan kembali
hasilnya dalam bentuk halaman-halaman web yang umumnya berbentuk dokumen
html”. Server web yang terkenal diantaranya adalah Appache dan Microsoft Internet
Information Servise.
5. Web Browser
“Web browser adalah sebuah perangkat lunak atau software yang berfungsi untuk
menampilkan dan melakukan interaksi dengan dokumen-dokumen yang disediakan
oleh server web” (Hastanti, Purnama, & Wardati, 2015)
B. Bahasa Pemograman
Menurut Nugroho dalam (Fridayanthie, 2015) “Bahasa Pemograman merupakan
notasi untuk memberikan perintah secara tepat program komputer. Berbeda dengan
bahasa, misalkan Bahasa Indonesia dan Inggris yang merupakan bahasa alamiah
(natural language), sintaksis dan semantik bahasa pemograman komputer ditentukan
secara jelas dan terstruktur, sehingga Bahasa pemograman juga disebut sebagai Bahasa
formal (formal language)”.
11
1. HTML (Heypertext markup Language)
Menurut Winarno dalam (Kusniawan & Sardirianto, 2016) menjelaskan bahwa
“HTML merupakan singkatan dari Hypertxt Markup Language, artinya bahasa
ini adalah bahasa markup untuk menformat konten halaman web. Atau dengan
kata lain, bahasa untuk mengatur bagaimana penampilan dan performatan
konten yang ada diweb”.
2. PHP (Personal Home Page)
Menurut Sidik (2017:4) PHP merupakan secara umum dikenal sebagai Bahasa
pemograman script-script yang membuat HTML, secara on the fly yang
dieksekusi di sever web, dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi
bukan dokumen HTML, yang dibuat dengan menggunakan editor teks atau
editor HTML. dikenal juga sebagai bahasa pemograman server side.
3. Casading Style Sheet(CSS)
Menurut sibero dalam (Afifah nur isty & Supriyanta, 2018) “Cascading Style
Sheet memiliki arti gaya menata halaman bertingkat , yang berarti setiap satu
elemen yang telah diformat, maka anak dari elemen tersebut secara otomatis
mengikuti format elemen induknya”.
4. JavaScript
Menurut Wahana komputer dalam (Imaniawan Dwi Fandi & Elsa Maelani,
2017) ”Java Script meruapakan skrip yang paling banyak digunakan dalam
pemograman web pada sisi client dewasa ini. Dengan adanya Java Script sebuah
web akan menjadi lebih hidup, cepat, dan tampil lebih menawan dengan sebuah
animasi”.
12
5. JQuery
Menurut Wahana dalam (Tasiati & Corie Mei Hellyana, 2017) ”JQuery
merupakan pustaka Java Script yang dibangun untuk mempercepat dan
memperingkas serta menyederhanakan manipulasi dokumen HTML,
penanganan event, animasi dan interaksi Ajax untuk untuk mempercepat
pengembangan web”.
C. Basis Data
Berikut ini adalah beberapa definisi basis data menurut Fathansyah dalam
(Sagita & Sugiarto, 2016) :
1. Himpunan kelompok data atau arsip yang saling berhubungan yang diorganisasi
sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cara cepat dan
mudah.
2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama dengan
sedemikian rupa dan tanpa pengulangan yang tidak perlu, untuk memenuhi
berbagai kebutuhan.
3. Kumpulan file atau arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media
penyimpanan elektronis.
1. MySQL dan PHP My Admin
Menurut Sadeli dalam (Afifah nur isty & Supriyanta, 2018) “MySQL adalah
database yang menghubungkan script php menggunakan perintah query dan
escaps character yang sama dengan PHP. MySQL mempunyai tampilan client
yang mempermudah dalam mengakses database dengan kata sandi untuk
menginjinkan proses yang bisa anda lakukan”.
13
PhpMyadmin adalah sebuah software yang berbentuk seperti halaman situs yang
terdapat pada web server.
2. Xampp
Menurut Edy & Zaki, (2014:1) “Xampp adalah software webserver yang biasa
dipakai untuk mengakomodasi sistem operasi yang anda pakai (X), Apache(A),
MySQL(M), PHP(P) dan Perl(P).
D. Model Pengembangan Perangkat Lunak
Menurut (Shalahuddin & Sukamto Ariani, 2018) “Model SDLC air terjun
(waterfall) sering juga disebut model sekuensial linier (sequential linier) atau
akhir hidup klasik (classic lifecycle). Model air terjun menyediakan pendekatan
alur hidup.perangkat lunak secara sekuensial atau terutut dimulai dari analisis
desain,pengodean,pengujian dan tahap pendukung (support).
Berikut adalah gambar model air terjun :
Sumber:Soekamto dan shalahudin
Gambar II.1
Ilustrasi model Waterfall
14
1. Analisa kebutuhan perangkat lunak
Proses pengumpulan data dilakukan secara instensif untuk mespesifikasikan
kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang
dibutuhkan user. Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak pada tahap ini perlu
untuk didokumentasikan.
2. Desain
Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada desain
pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data,arsitektur perangkat
lunak representasi antar muka,dan prosedur pengkodean.
3. Pembuatan kode program
Desain harus ditranslasikan kedalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap
ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap
desain.
4. Pengujian
Penguji fokus pada perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional dan
memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir kesalahan (eror) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai
dengan yang diinginkan.
5. Pendukung (support) atau pemeliharaan (maintance)
Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan
ketika sudah dikirim ke user. Perubahan bias terjadi karena adanya kesalahan
yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau perangkat lunak harus
beradaptasi dengan lingkungan baru.
15
2.2. Teori Pendukung
A. Struktur Navigasi
Menurut Ardiansyah dalam (Imaniawan & Wati, 2017) ”Struktur Navigasi dapat
diartikan sebagai alur suatu program yang menggambarkan rancangan hubungan antar
area yang berbeda sehingga memudahkan proses pengorganisasian seluruh elemen
website.
Macam-macam struktur navigasi antara lain:
1. Linear Navigation Model
Linear Navigation Model digunakan oleh sebagian besar Website. Informasi
diberikan secara sekuensial dimulai dari satu halaman. Beberapa desainer
menggunakan satu laman untuk masuk atau keluar website.
2. Hierarki Model
Hierarki Model diadaptasi dari top-down design. Konsep navigasi ini dimulai dari
satu node yang menjadi home page. Dari home page dapat dibuat beberapa cabang
kehalaman-halaman utama. Apabila di perlukan, dari tiap halaman utama dapat
dikembangkan menjadi beberapa cabang lagi. Hal ini seperti struktur organisai
dalam perusahaan.
3. Spoke-and-hub model
Spoke and hub model hanya menggunakan satu node untuk berhubungan dengan
node lain. Pada model ini hanya terdapat dua macam link,yaitu dari home page
kehalaman tertentu , dan dari halaman tersebut kembali ke home page.
16
4. Full Web Model
Full Web Model memberikan kemampuan hyperlink yang banyak. Full web model
banyak digunakan karena user dapat mengakses semua topik dengan sub topik
dengan cepat. Namun kelemahan dari model ini, yaitu dapat berakibat user
kehilangan cara untuk kembali ke topik sebelumnya.
Menurut Binanto dalam (Afifah nur isty & Supriyanta, 2018) “Ada 4 struktur dasar
yang digunakan yaitu linear, hierarkis,nonlinear,dan composite”.
1. Linear
Pengguna akan melakukan navigasi secara berurutan dari frame atau byte informasi
yang satu ke yang lainnya.
Sumber: (Binanto, 2013)
Gambar II.2
Struktur Navigasi Linear
2. Hierarki
Struktur dasar disebut juga struktur ”linear dengan percabangan”karena pengguna
melakukan navigasi disepanjang cabang pohon struktur yang terbentuk oleh logika
isi.
Sumber: (Binanto, 2013)
Gambar II.3
Struktur Navigasi Hierarki
17
3. Non Linear
Pengguna akan melakukan navigasi dengan bebas melalui isi proyek dengan
tidak terkait dengan jalur yang sudah ditentukan sebelumnya.
Sumber: (Binanto, 2013)
Gambar II.4
Struktur Navigasi Non Linear
4. Komposit
Pengguna akan melakukan navigasi dengan bebas(secara nonlinear) tetapi
terkadang dibatasi presentasi linear film atau informasi penting dan atau pada
data yang paling terorganisasi secara logis pada suatu hierarki.
Sumber: (Binanto, 2013)
Gambar II.5
Struktur Navigasi Composite
18
B. ERD (Entity Relationship Diagram)
Menurut Al-Bahra dalam (Rahmayu, 2016) ”Entitiy Relationship Diagram (ERD)
adalah diagram yang menunjukan informasi dibuat, disimpan, dan digunakan dalam
sistem bisnis”. Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan gambaran data yang
dimodelkan dalam suatu diagram yang digunakan untuk mendokumentasikan data
dengan cara menentukan apa saja yang terdapat tiap entity dan bagaimana hubungan
antara entity satu dengan lainnya.
Menurut Al-Bahra dalam (Rahmayu, 2016) terdapat beberapa komponen
penyusun ERD:
1. Entitas ( Entity )
Suatu kumpulan objek atau sesuatu yang dapat dibedakan atau dapat didefinisikan.
Pada ERD, Entitas digambarkan dengan sebuah bentuk persegi panjang. Contoh:
Tempat (ruang, bangunan, kantor, lapangan, kampus)
2. Relasi ( Relationship )
Hubungan yang terjadi antara satu entitas atau lebih. Relasi diberi nama dengan
kata kerja dasar. Sehingga memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya
(bias dengan kalimat aktif atau pasif). Pada ERD, Relasi digambarkan dengan
sebuah bentuk belah ketupat. Contoh : Mahasiswa mengambil Mata Kuliah dan
Orang Mengendarai Mobil.
3. Derajat Relasi ( Relationship Degree)
Menurut Al-Bahra dalam (Rahmayu, 2016) “ Relationship dagree atau derajat relasi
adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam satu relasi”. Derajat relasi yang sering
dipakai di dalam ERD:
19
a. Unary Relationship
Unary Relationship adalah model relasi yang terjadi diantara entity yang berasal dari
entity set yang sama. Sering juga disebut sebagai recursive relationship atau relective
relationship.
b. Binary Relationship
Binary Relationship adalah model relasi antara instansi-instansi ( instances ) dari
suatu tipe entitas ( dua entity yang berasal dari entity yang sama). Relationship ini
paling umum digunakan dalam pembuatan model data.
c. Ternary Relationship
Termary Relationship merupakam relationship antara instansi-instansi dari tiga tipe
entitas secara sepihak. Masing-masing entitas mungkin berpartisipasi satu atau
banyak dalam suatu relationship ternary tidak sama dengan tiga relationship binary.
d. Atribut ( Attribute )
Atribut merupakan karakteristik dari entitas atau relationship yang menyediakan
penjelasan detail entitas atau relation.Ada dua jenis atribut:
1) Identifier (key)
digunakan untuk menentukan suatu entitas secara unik (primary key)
2) Descriptor (non key attribute)
digunakan untuk menspesifikasikan karakteristik dari suatu entitas yang tidak unik.
Pada umumnya atribut merupakan karakteristik dari entitas untuk relasi yang
menyediakan penjelasan detail tentang entitas atau relasi tersebut.
20
e. Kardinalitas
Menurut Simarmata dalam (Rahmayu, 2016) “Kardinalitas suatu hubungan
menyatakan sejumlah kejadian terkait untuk masing-masing dua entitas”.
Kardinalitas mendefinisikan jumlah kemunculan baik minimum maupun maksimum
satu entitas yang dapat dihubungkan dengan kemunculan tunggal entitas lain. Jenis
Derajat Kardinalitas:
1) One to one (1:1)
Hubungan satu ke satu (1:1) terjadi jika sebanyak satu kejadian dari suatu entitas
A dihubungkan dengan kejadian entitas B.
2) One to Many (1:M)
Tingkat hubungan satu ke banyak (1:M) adalah sama dengan banyak ke-satu
(M:1). Tergantung dari arah mana hubungan tersebut dilihat. Untuk satu kejadian
pada entitas A dapat mempunyai banyak hubungan dengan kejadian entitas B.
Sebaliknya satu kejadian pada entitas B hanya dapat mempunyai satu hubungan.
3) Many to Many (M:M)
Hubungan banyak ke banyak (M:M) mempunyai arti setiap entitas pada
himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan B,
dan demikian juga sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas B
berhubungan banyak entitas pada himpunan entitas A.
21
C. LRS (Logical Record Structure)
“Logical Record Structure dibentuk dengan nomor tipe recode. Beberapa tipe
record digambarkan oleh kotak empat persegi panjangan dan dengan nama yang unik”
(Tabrani, 2014)
Dalam pembuatan Logical Record Stucture (LRS) terdapat tiga hal yang dapat
mempengaruhi,yaitu:
a. Jika tingkat hubungan (cardinality) satu pada satu (one-to-one),maka digabungkan
dengan entitas yang lebih kuat (strong entity),atau digabungkan dengan entitas yang
memiliki atribut yang lebih sedikit.
b. Jika tingkat hubungan (cardinality) satu pada banyak (one-to-many),maka
hubungan relasi atau gabungkan dengan entitas yang tingkat hubungannya banyak.
c. Jika tingkat hubungan (cardinality) banyak pada banyak (many-to-many),maka
hubungan relasi tidak akan digabungkan dengan entitas manapun, melainkan
menjadi sebuah LRS.
D. Pengkodean
Menurut Suparto dalam (Sukamaindrayana & Rahman Sidik, 2017)
mengemukakan bahwa ”Pengkodean (Coding) adalah suatu kegiatan pemberian
kode atau symbol pada keterangan-keterangan tertentu, kalua pengolahan akan
dilakukan dengan komputer elektronik”.
22
E. Implementasi dan Penguji Web
Implementasi merupakan tahap menerjemahkan perancangan berdasarkan hasil
analisis. Sedangkan uuntuk menjamin kualitas suatu web,dibutuhkan adanya
pengujian. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi cacat dan masalah
yang ada diweb tersebut. Berikut penjelasan mengenai dua hal tersebut menurut para
ahli:
1. Implementasi
Menurut (Mardiani, 2014) ” Tujuan implementasi adalah untuk
mengkonfirmasikan modul program perancangan pada para pelaku sistem sehingga
user dapat memberikan masukan kepada pengembanag sistem”.
2. Pengujian (Black Box Testing)
Menurut Sommerville dalam (Mulyana, 2014) menulis bahwa ”Pengujian
fungsional atau pengujian kotak hitam (black box testing) merupakan pendekatan
pengujian yang ujinya diturunkan dari spesifikasi program atau komponen”. Sistem
merupakan kotak hitam yang perilakunya hanya dapat ditentukan dengan
mempelajari input dan output yang berkaitan. Nama lain untuk cara ini adalah
pengujian fungsional karena penguji hanya berkepentingan dengan fungsionalitas
dan bukan implementasi perangkat lunak. Penguji memberikan input kepada
komponen atau sistem dan meneliti output yang dihasilkan. Jika output bukan
merupakan yang diramalkan berarti uji tersebut telah dengan berhasil mendeteksi
masalah dengan perangkat lunak tersebut.