bab ii landasan teori ii.1. pengertian dan tinjauan teori...

28
9 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori II.1.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu instrumen yang sangat penting untuk menilai kinerja keuangan perusahaan maupun intansi tertentu dalam satu periode akuntansi. Laporan keuangan berisi informasi-informasi yang berkaitan dengan kinerja keuangan, pengungkapan non keuangan, serta informasi lainnya yang bernilai bagi pengguna laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan nomor 1 per 1 Oktober 2004 menjelaskan bahwa: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. (h: 2). Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa laporan keuangan merupakan salah satu bagian dari pelaporan keuangan. Dalam laporan keuangan, selain isi laporan yaitu neraca, laporan laba rugi, perubahan posisi keuangan, juga terdapat catatan penjelas atas kejadian tertentu, serta informasi-informasi lain yang bersifat material untuk diungkapkan.

Upload: truongbao

Post on 19-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

9

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori

II.1.1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu instrumen yang sangat penting untuk

menilai kinerja keuangan perusahaan maupun intansi tertentu dalam satu periode

akuntansi. Laporan keuangan berisi informasi-informasi yang berkaitan dengan kinerja

keuangan, pengungkapan non keuangan, serta informasi lainnya yang bernilai bagi

pengguna laporan keuangan.

Standar Akuntansi Keuangan nomor 1 per 1 Oktober 2004 menjelaskan bahwa:

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. (h: 2).

Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa laporan keuangan merupakan

salah satu bagian dari pelaporan keuangan. Dalam laporan keuangan, selain isi laporan

yaitu neraca, laporan laba rugi, perubahan posisi keuangan, juga terdapat catatan

penjelas atas kejadian tertentu, serta informasi-informasi lain yang bersifat material

untuk diungkapkan.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

10

II.1.2. Tujuan Laporan Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan nomor 1 per 1 Oktober 2004 menjelaskan:

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. (h.2).

Dari pernyataan di atas, dapat diambil tiga kesimpulan mengenai tujuan laporan

keuangan. Pertama, laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kinerja

keuangan perusahaan kepada pemakai laporan keuangan. Kedua, laporan keuangan tidak

mengungkapkan seluruh informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan

dan dalam pelaporan keuangan perusahaan tidak diwajibkan untuk mengungkapkan

informasi nonkeuangan. Terakhir, laporan keuangan juga mengungkapkan kinerja

manjemen yang dapat digunakan untuk menilai performa manajemen.

II.1.3. Pengguna Laporan Keuangan

Pengguna laporan keuangan perusahaan tentu saja adalah mereka yang memiliki

kepentingan terhadap perusahaan atau dapat disebut juga dengan stakeholder. Para

pengguna laporan keuangan dapat berasal dari pihak internal perusahaan maupun pihak

eksternal perusahaan.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan nomer 1 per 1 Oktober 2004 dijelaskan:

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

11

Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memnuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. (h.2).

Penjelasan di atas semakin memperjelas mengenai siapa saja pihak yang

menggunakan laporan keuangan. Penggunaan informasi dalam laporan keuangan pun

berbeda-beda sesuai siapa yang menggunakan dan untuk tujuan apa mereka

menggunakan laporan keuangan.

II.1.4. Laman Perusahaan

Laman perusahaan (corporate website) merupakan sebuah situs yang terdapat

pada internet yang berisikan segala informasi tentang suatu perusahaan. Informasi-

informasi yang dimaksud diantaranya adalah profil perusahaan, sejarah perusahaan,

produk yang ditawarkan, pengungkapan performa keuangan, dan sebagainya.

Sebuah artikel yang disusun oleh Razalie (2006). Diakses tanggal 30 Januari

2009. Menjelaskan corporate website sebagai berikut:

Website perusahaan atau corporate website dapat diartikan sebagai suatu website yang memuat segala informasi resmi mengenai perusahaan. Informasi tersebut umumnya bersifat statis alias tidak akan terlalu sering diupdate dan hanya untuk dikomunikasikan satu arah; seperti informasi tentang visi-misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, jenis jasa dan produk yang ditawarkan, alamat usaha dan sejenisnya. Namun pada website perusahaan terdapat juga informasi-informasi yang lebih dinamis dan semestinya diperbaharui secara berkala, minimal setidaknya satu kali dalam periode satu bulan; misalnya informasi tentang berita perusahaan (news), topik aktual (highlights), artikel ataupun promosi produk dan jasa perusahaan. Informasi-informasi seperti inilah yang sebenarnya bisa membuat pengunjung datang secara rutin ke website perusahaan anda.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

12

II.1.5. Laporan Keuangan Berbasis Internet

Media informasi yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan

teknologi, membawa perubahan pada dunia akuntansi. Salah satunya adalah

pengungkapan laporan keuangan dengan media internet (internet financial report). IFR

adalah suatu aplikasi internet baru yang bertujuan memasarkan sekaligus

mempromosikan performa keuangan perusahaan kepada para pemegang saham maupun

kepada para investor. Sebagaimana definisi IFR yang tercantum dalam abstrak penelitian

yang dilakukan oleh Poon, Li, dan Yu (2003) dengan definisi IFR sebagai berikut

“IFR refers to the use of the firms' web sites to disseminate information about the

financial performance of the corporations. In this new approach, firms are using

the Internet to market their companies to shareholders and investors”.

Pada dasarnya pelaporan keuangan lewat media internet tidak jauh berbeda

dengan pelaporan keuangan biasa. Hanya saja pengungkapan laporan keuangan ini

menggunakan media internet (Poon et al 2003).

II.1.6. Keuntungan Menggunakan IFR

Budisusetyo dan Almilia (2008) memaparkan keuntungan dari pelaporan

keuangan dengan media teknologi informasi internet diantaranya adalah penghematan

biaya, akses yang mudah, dapat memberikan penjelasan keuangan dengan lebih mudah,

dapat memonitor penggunaan situs untuk keperluan peningkatan kualitas laman

keuangan perusahan, dan dapat memberikan informasi terbaru dengan sangat cepat.

Dalam penelitian Sriram dan Laksmana (2006) juga dijelaskan bahwa dengan

penggunaan internet, perusahaan dapat menghemat biaya, menghilangkan batasan ruang,

dan memberikan akses informasi keuangan kepada seluruh investor diberbagai tempat.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

13

Penggunaan IFR juga dapat menjadi strategi perusahaan untuk

mengkomunikasikan dan mempromosikan diri kepada masyarakat, konsumen, dan

stakeholder lainnya. Hal ini sejalan dengan pernyataan dalam penelitian Asbough,

Johnstone, dan Warfield (1999).

Dari penelitian-penelitian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dengan

laporan keuangan berbasis internet, perusahaan dapat selangkah lebih maju dalam hal

berkompetisi dengan pesaing untuk mempromosikan diri sekaligus berkomunikasi

dengan para stakeholder. Karena informasi yang disampaikan lewat internet akan

dengan cepat dapat ditangkap oleh siapa saja yang mengakses internet. Selain itu,

dengan pengungkapan yang unik lewat internet, perusahaan dapat mendorong para

stakeholder untuk bertindak sesuai harapan perusahaan. Misalkan untuk menarik

investor, perusahaan akan memunculkan informasi lebih mengenai penjualan, performa

saham, dan informasi mengenai deviden. Ketiga, perusahaan bisa mengurangi biaya-

biaya tambahan seperti biaya pengawasan kinerja manajemen. Karena lewat internet,

kinerja manajemen juga dapat secara langsung dipantau oleh masyarakat umum.

Perusahaan juga dapat mengurangi biaya yang harus di bayarkan kepada negara.

Misalkan dengan mengungkapkan laporan sosial, perusahaan dapat menerima

pemotongan pajak.

II.1.7. Agency Theory

Dalam suatu perusahaan, tentunya terdiri dari pemilik (principal) dan pihak

managemen (agent) yang masing-masing memilki tugas dan peranan. Hendriksen dan

Michaelf (2001) menjelaskan secara umum peranan dari pemilik dan managemen

sebagai berikut:

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

14

“The agent contracts to perform certain duties for the principal; the principal

contracts to reward the agent.” (Hal : 207)

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa managemen bertugas untuk

melaksanakan keinginan pemilik. Di sisi lain, pemilik harus memberikan penghargaan

yang cukup atas prestasi yang dapat dicapai pihak managemen. Namun dalam

kenyataannya, tidak semua keinginan pemilik sejalan dengan kepentingan dan keinginan

managemen. Dapat terjadi suatu kondisi di mana managemen bertindak hanya untuk

kepentingannya sendiri tanpa memperhatikan keinginan pemilik. Begitu pula pemilik,

hanya mementingkan keinginan sendiri tanpa memperhatikan kemampuan dan kapasitas

managemen. Kondisi seperti inilah yang dimaksud dengan agency theory, penjelasan ini

sejalan dengan Godsfrey, Hodgson, Holmes, dan Tarca (2007) yang menjelaskan agency

theory sebagai berikut:

“a theory developed to explain and predict the actions of agents (e.g.managers) and pricipals (e.g. shareholders or lenders). The theory assumes that both the agent and the principal are utility maximizers (i.e. they seek to maximise their returns) whose interest are not necessarily aligned. As a result, an agency relationship has agency cost.” (Hal: 665)

II.1.8. Agency Cost

Sebagai konsekuensi adanya konflik kepentingan antara pemilik dengan

managemen, maka muncul biaya tambahan yang disebut agency cost. Jensen dan

Meckling dalam buku Godsfrey, Hodgson, Holmes, dan Tarca (2007) menjelaskan

agency cost terdiri dari monitoring cost, bonding cost, dan residual loss.

“Monitoring cost are the cost of monitoring the agent’s behaviour. They are

expenditure by the principal to measure, observe, and control the agent’s

behaviour.”(Hal : 302)

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

15

Biaya-biaya monitoring yang dimaksud seperti jasa auditor managemen, biaya

kompensasi untuk managemen, anggaran biaya untuk operasional, dan sebagainya.

Dengan biaya-biaya tambahan ini diharapkan konflik kepentingan antara pemilik dengan

managemen dapat dikurangi. Selanjutnya penjelasan Godsfrey, Hodgson, Holmes, dan

Tarca (2007) tentang bonding cost adalah:

“cost incured by agents when they establish mechanism to signal to principals

that they will behave (or have been behaving) in the interests of the principals, or

that they will compnestate the principals if they fail to act in the principals’

interest.” (Hal : 665).

Dapat disimpulkan dari pernyataan di atas bahwa bonding cost adalah seluruh

biaya tambahan yang muncul dari suatu mekanisme yang menjamin managemen

bertindak sesuai keinginan dan kepentingan pemilik. Misalkan seperti pengungkapan

informasi tertentu pada laporan keuangan atau kerahasiaan yang harus dijaga

managemen dari kompetitor. Untuk residual loss, Godsfrey, Hodgson, Holmes, dan

Tarca (2007) menjelaskan sebagai berikut:

“monitoring and bonding activities cannot completly align pricipals’ and agents’

interest because it is not cost-effective to do so. Therefore the cost associated

with the continuing difference are known as a residual loss.” (Hal : 671).

Residual cost ini muncul setelah kondisi montoring dan bonding masih belum

menjamin adanya konflik kepentingan antara managemen dengan pemilik. Contohnya

seperti kinerja managemen yang tidak sejalan dengan keinginan dari pemilik karena

managemen tidak berusaha penuh menjalankan suatu tugas tententu.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

16

II.1.9. Signalling Theory

Untuk mensosialisasikan diri, perusahaan berhubungan dengan pihak eksternal

dengan cara berkomunikasi. Komunikasi perusahan dapat dilakukan satu arah maupun

dua arah. Komunikasi perusahaan ini bertujuan untuk menyampaikan informasi dari

perusahaan ke luar perusahaan. Informasi yang dimaksud bisa saja informasi yang

memang ingin diungkapkan oleh perusahaan, diwajibkan oleh pihak tertentu, maupun

informasi yang diminta oleh pihak eksternal. Perusahaan mengungkapkan suatu

informasi kepada pihak eksternal tentunya bertujuan untuk memberitahu suatu hal

kepada pihak eksternal. Kondisi ini disebut kondisi signalling, dimana perusahaan

berusaha memberi tanda-tanda tertentu pada pihak eksternal. Teori yang menjelaskan

fenomena ini disebut signalling theory. Menurut Godsfrey, Hodgson, Holmes, dan Tarca

(2007) signalling theory adalah:

“assumption that managers of all firms have insentives (albeit different) to maintain their credibility with the market through reorting the firm’s performance. Therefore, signalling theory predicts that firms will disclose more information than is demanded. Signalling theory goes on to predict what information firms will signal, how and when.” (Hal: 671)

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa signalling theory akan berlaku

ketika manager perusahaan memiliki insentif untuk menjaga kredibilitas mereka lewat

laporan performa perusahaan. Sehingga managemen termotivasi untuk menyampaikan

informasi lebih banyak agar mencapai target yang diinginkan. Penyampaian informasi

ini juga dimaksudkan agar penerima informasi bertindak sejalan dengan harapan

perusahaan, dalam hal ini pihak managemen.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

17

II.1.10. Political Cost

Selain berhubungan dengan pesaing, pemasok, distributor, dan konsumen, suatu

perusahaan juga tidak akan terlepas dari hubungan dengan pemerintah. Tentunya banyak

peraturan pemerintah yang wajib dipatuhi dan dijalankan oleh perusahaan. Selain itu,

hubungan antar perusahaan dengan pemerintah juga dapat memunculkan beban untuk

perusahaan. Misalkan saja pemerintah mewajibkan setiap perusahaan yang terbuka

untuk menggunkan standar akuntansi tertentu, adanya kewajiban sosial, dan yang paling

jelas adalah kewajiban pajak. Beban seperti ini yang biasanya ingin dikurangi oleh

perusahaan, terutama perusahaan besar serta keterkaitannya dengan pajak. Belkaoui

(2004) menyatakan suatu hipotesis mengenai political cost sebagai berikut:

“The political cost hypothesis maintains that large firm rather than small firm

are more likely to use accounting choices that reduce reported profits.” (Hal :

448)

Dari penjelasan Belkaoui (2004) dapat terlihat bahwa perusahaan besar berusaha

mengurangi political cost berupa pajak penghasilan, karena perusahaan menggunakan

standar akuntansi tertentu untuk memperkecil laporan keuntungan. Sedangkan Godsfrey,

Hodgson, Holmes, dan Tarca (2007) mengartikan political cost sebagai berikut:

“wealth transfer away from a firm due to its polotical exposure. The amount of

the transfer is often related to the size and/or visibility of the firm.” (Hal: 670)

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa sebenarnya political cost tidak hanya

berhubungan dengan standar akuntansi dan penurunan tingkat keuntungan. Namun dapat

mencakup ruang lingkup yang lebih luas, selama terjadi perpindahan kemakmuran

perusahaan kepada pihak pemerintah. Misalkan selain penggunaan standar akuntansi

tertentu, perusahaan bisa saja memberikan sumbangan sosial yang diperbolehkan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

18

Departemen Perpajakan untuk dapat mengurangi pajak penghasilan. Hal ini

mengakibatkan perusahaan tidak perlu memindahkan kekayaannya dalam jumlah

tertentu yang diperbolehkan kepada negara.

II.2. Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai pelaporan keuangan berbasis internet, telah banyak

dilakukan. Pada umumnya, penelitian-penelitian ini memiliki kriteria pengukuran yang

serupa untuk menilai tingkat pengungkapan informasi keuangan pada laman sebuah

perusahaan. Intinya, kriteria pengukuran ini terbagi dua yaitu bagaimana cara informasi

disajikan dalam laman perusahaan dan informasi apa saja yang diungkapkan dalam

laman perusahaan.

Penelitian Asbough et al (1999) memiliki tiga kondisi untuk menilai kelengkapan

informasi yang diungkapkan dalam laman perusahaan yaitu: laporan keuangan,

penghubung informasi keuangan di luar laman perusahaan, dan penghubung ke laman

SEC (Security and Exchange Comission’s). Penelitian ini juga menilai rentang waktu

informasi, kemudahaan akses informasi, dan kegunaan informasi yang disajikan.

Keunggulan penelitian ini adalah peneliti berkomunikasi dengan perusahaan

lewat laman perusahaan yang diteliti. Dalam hal ini, peneliti bertindak seolah-olah

sebagai pengguna laman lalu memberikan umpan balik kepada perusahaan. Selain itu,

peneliti juga menilai kebiasaan pengguna informasi dalam menggunakan laman

perusahaan dengan memantau bagian apa saja yang sering dikunjungi pada laman suatu

perusahaan.

Simpulan penelitian ini menyatakan bahwa terdapat variasi dalam tiap penyajian

laporan keuangan berbasis internet pada tiap perusahaan. Kemudian, perusahaan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

19

melakukan pengungkapan secara sukarela karena tidak ada aturan khusus dalam

pengungkapan laporan keuangan berbasis internet. Selain itu, pengungkapan laporan

keuangan berbasis internet dinilai dapat mengurangi asimetri informasi (information

asymmetry) jika pihak regulator (pemerintah) mampu membuat aturan yang baik

sehingga aturan tersebut dapat diikuti oleh perusahaan. Keterbatasan dalam penelitian ini

adalah dari 290 sampel penelitian yang ada, hanya 87% yang memiliki laman

perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menggunakan laporan keuangan berbasis

internet hanya 70% dari perusahaan yang memiliki laman. Hal ini mengakibatkan tidak

semua sampel dapat diuji tingkat pengungkapan laporan keuangan berbasis internetnya.

Penelitian selanjutnya adalah Wagenhofer (2003) yang meneliti bagaimana

dampak pengungkapan laporan keuangan berbasis internet secara ekonomi. Dalam

penelitiannya, terdapat dua dampak ekonomi yang ditimbulkan internet terhadap

akuntansi dan pengungkapan keuangan yaitu biaya yang digunakan dalam

pengungkapan laporan keuangan berbasis internet dan standar yang diperlukan untuk

menyajikan laporan keuangan berbasis internet. Standar yang dimaksud adalah XBRL

(Extensible Business Reporting Language). Penelitian ini berlanjut untuk membahas

kualitas dari pelaporan keuangan berbasis internet. Penelitian ini menyimpulkan bahwa

tidak ada perbedaan pada informasi yang diungkapkan secara tradisional dengan

informasi yang diungkapkan lewat internet. Namun internet telah menghilangkan

batasan yang dimiliki laporan keuangan tradisional dan memberikan kesempatan baru

dalam hal memaksimalkan biaya pengungkapan informasi keuangan.

Keterbatasan dalam penelitian Wagenhofer (2003) adalah tidak adanya teori

ekonomi yang dapat mendukung penelitian yang dilakukannya sehingga hasil penelitian

tidak bisa disimpulkan secara mendetail.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

20

Penelitian yang dilakukan Allam & Laymer (2003) merupakan penelitian

lanjutan dalam pelaporan keuangan berbasis internet yang telah dipantau sejak tahun

1990. Penelitian ini menggunakan data 250 perusahaan dari lima negara berbeda yaitu

Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, dan Hong Kong. Adapun permasalahan

yang diangkat dalam penelitian ini adalah pengaruh besar perusahaan dengan informasi

keuangan yang dilaporkan dalam laman perusahaan dan perbedaan praktik

pengungkapan informasi laporan keuangan berbasis internet dari lima negara di atas.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengungkapan

laporan keuangan berbasis internet di tiap negara. Namun tidak ada hubungan signifikan

antara besar perusahaan dengan informasi yang diungkapkan dalam laman perusahaan.

Terdapat juga satu permasalahan penting yang muncul dalam kesimpulan yaitu

bagaimana memisahkan laporan keuangan yang sudah diaudit dengan yang belum

diaudit agar tidak terjadi kesalahan interpretasi informasi yang diberikan.

Terdapat dua keterbatasan dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data dari

laman bergantung pada kemampuan dan pengalaman peneliti dalam mencari informasi

lewat internet. Kedua adalah metode yang digunakan dalam membentuk kriteria

penilaian laporan keuangan berbasis internet yang hanya didasari pada penelitian

sebelumnya.

Marston (2003) melakukan penelitian laporan keuangan berbasis internet atas 99

perusahaan teratas di Jepang yang memiliki empat variabel yaitu besar perusahaan,

tingkat keuntungan, kelompok industri, dan saham yang terdaftar di bursa efek asing.

Dari penelitian ini terbukti bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi keberadaan laporan

keuangan dalam laman perusahaan namun tidak ada pengaruh besar perusahaan dengan

informasi yang disajikan dalam laman perusahaan. Lebih lanjut, tidak ada pengaruh

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

21

signifikan antara tingkat keuntungan, kelompok industri, dan saham yang terdaftar di

bursa efek asing dengan pengungkapan informasi laporan keuangan pada laman

perusahaan.

Keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah penelitian hanya

mencakup 99 perusahaan teratas di Jepang. Kemudian, hanya empat variabel yang

diujicobakan sementara terdapat faktor lain yang dapat mengukur tingkat pengungkapan

laporan keuangan berbasis internet. Terakhir, sebagian besar perusahaan hanya

menyediakan laman berbahasa Jepang sehingga informasi tidak dapat diterima

masayarakat internasional secara sempurna.

Berikutnya adalah penelitian Poon et al (2003) yang membandingkan pelaporan

keuangan berbasis internet antar negara Amerika, Inggris, Irlandia, dan Hong Kong.

Konsentrasi penelitian ini adalah bagaimana pihak menejemen dan auditor internal

bersikap terhadap pelaporan keuangan berbasis internet. Penelitian ini juga bermaksud

untuk mengembangkan diskusi lebih lanjut mengenai laporan keuangan berbasis

internet. Sejalan dengan kesimpulannya bahwa praktik IFR semakin berkembang di

dunia dengan diindikasikan dari perkembangan yang terjadi di Amerika, Inggris,

Irlandia, dan Hong Kong, pihak managemen dan auditor internal harus lebih peduli

dalam memperhatikan informasi keuangan pada laman perusahaan serta harus memiliki

keahlian lebih dalam menyajikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pengguna

laman.

Keterbatasan penelitian ini adalah penelitian merupakan penelitian sekunder

sehingga peneliti mungkin tidak mengetahui informasi terbaru yang terjadi saat

penelitian dilakukan.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

22

Xiao et al (2004) juga melakukan penelitian mengenai laporan keuangan berbasis

internet di China. Hal yang menarik dari penelitian ini adalah lingkungan ekonomi

China, terutama mengenai kepemilikan saham. Saham di China terbagi menjadi tiga,

yaitu saham untuk diedarkan di masyarakat domestik, investor asing, dan campuran dari

keduanya. Kemudian saham tersebut dibedakan lagi menjadi saham yang dimiliki oleh

perseorangan ataupun dimiliki oleh pemerintah. Selain saham, terdapat variabel lain

dalam penelitian ini diantaranya direktur yang independen, penggunaan auditor dari 5

Kantor Akuntan Publik terbesar, dan perbedaan pada industri informasi teknologi

dengan industri non informasi teknologi. Kriteria penilaian tingkat pengungkapan

informasi keuangan pada laman perusahaan dikembangkan berdasarkan penelitian oleh

Debrency et. al. (2001). Kriteria pengukuran ini terdiri dari 82 kriteria dengan 52 kriteria

pengungkapan dan 24 format presentasi.

Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa perusahaan yang sahamnya dimiliki

oleh perseorangan dengan porsi lebih besar, cenderung mengungkapkan informasi

keuangan lebih banyak dari pada kepemilikan saham oleh pemerintah. Terdapat juga

temuan yang positif atas tingkat pengungkapan laporan keuangan berbasis internet

dengan penggunaan 5 Kantor Akuntan Publik terbesar, proporsi direktur yang

independen, dan perusahaan yang termasuk dalam industri teknologi informasi dengan

informasi keuangan yang diungkapkan dalam laman perusahaan.

Terdapat empat keterbatasan yang terdapat dalam penelitian Xiao et al (2003).

Pertama adalah penelitian-penelitian sebelumnya yang dijadikan rujukan sebagai dasar

penelitian hanya menggali korelasi antar variabel independen dengan variabel dependen

tanpa mencari hubungan yang saling mempengaruhi antar variabel yang satu dengan

yang lain. Kedua, profil perusahaan di negara China yang unik mengakibatkan hasil

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

23

penelitian tidak dapat digeneralisasi untuk negara lain. Keterbatasan ketiga berhubungan

dengan model regresi yang digunakan. Angka R-squares, cukup rendah yaitu 0,05-0,18

yang berarti masih ada faktor lain yang mempengaruhi laporan keuangan berbasis

internet selain variabel penelitian yang digunakan. Keterbatasan yang keempat adalah

tidak adanya ujicoba langsung terhadap manfaat pengungkapan informasi laporan

keuangan terhadap nilai tambah perusahaan pada pasar modal.

Fisher, Oyerele, dan Laswad (2004) melakukan penelitian atas pelaporan

keuangan berbasis internet dengan implikasinya terhadap profesi seorang auditor.

Penelitian ini berusaha membuktikan bahwa pelaporan keuangan berbasis internet dapat

membantu auditor untuk mengudit laporan keuangan. Penelitian ini menjelaskan

pembagian tanggung jawab antara auditor dengan pihak internal perusahaan dalam

menyajikan laporan keuangan di laman perusahaan. Selain itu juga disertakan

bagaimana seharusnya laporan keuangan yang sudah diaudit dapat dibedakan dengan

laporan keuangan yang belum diaudit.

Simpulan penelitian ini menyatakan bahwa praktik laporan keuangan berbasis

internet diidentifikasikan memberi dampak yang signifikan terhadap auditor. Namun,

beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah tidak adanya aturan dalam

pengungkapan informasi perusahaan lewat internet, resiko kesalahan konversi, resiko

diubahnya informasi akuntansi dengan akses tanpa otorisasi, cepatnya arus informasi

lewat internet, keterhubungan laman perusahaan dengan laman lain, kebutuhan

pengguna dalam hal ketepatan waktu informasi, luas informasi, dan kedalaman

informasi perusahaan dalam laman perusahaan. Dengan faktor-faktor di atas, maka perlu

dipisahkan antara tanggung jawab auditor dengan tanggung jawab managemen

perusahaan dalam laporan keuangan berbasis internet.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

24

Penelitian selanjutnya adalah Pervan (2005) yang melakukan penelitian IFR

terhadap 38 perusahaan Kroasia. Penelitian ini menyebutkan dari data empiris, terbukti

bahwa perusahaan dengan tingkat keuntungan tinggi, perusahaan yang lebih besar, dan

saham yang lebih aktif memiliki kecenderungan lebih untuk menggunakan laporan

keuangan berbasis internet.

Penelitian ini memiliki keterbatasan pada sampel penelitian yang digunakan.

Karena perusahaan di Kroasia yang terdaftar pada bursa efek tidak secara aktif

melakukan transaksi saham, sehingga sampel yang digunakan hanya 38 perusahaan dari

total 200 perusahaan yang ada.

Sriram & Laksmana (2006) dalam studinya terhadap 212 perusahaan di Amerika

ingin membuktikan apakah perusahaan yang menggunakan pelaporan keungan berbasis

internet telah mengungkapkan informasi terbaik. Kualitas informasi yang diungkapkan

di nilai berdasarkan gabungan antara rekomendasi Komite Jenkins (1994) dan Meek et

al (1995). Dalam penelitian ini disebutkan bahwa pelaporan keuangan berbasis internet

turut dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan seperti penggunaan informasi teknologi,

besar perusahaan, keberadaan aset tak berwujud, performa perusahaan, profil investor,

dan penawaran sekuritas.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa perusahaan yang dijadikan sampel

hanya mengikuti sebagian dari kriteria penilaian. Setelah dilakukan penelitian, hanya

46% kriteria terpenuhi. Rincian kriteria tersebut adalah rencana managemen terpenuhi

44,29%, kesempatan dan risiko terpenuhi 30,59%, peramalan terpenuhi 21,29%, faktor

sukses lainnya terpenuhi 8,68%, dan perbandingan antar perencanaan dengan kondisi

aktual hanya mencapai 2,74% . Maka dari itu, disarankan agar perusahaan

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

25

mengungkapkan informasi lebih banyak agar data pada laman perusahaan lebih bernilai,

relevan, dan berguna.

Keterbatasan pada penelitian ini adalah hanya meneliti laporan usaha secara

online tanpa adanya kriteria yang dapat mengukur tampilan dan kualitas laporan

keuangan berbasis internet.

Penelitian Abdelsalam, Bryant, dan Street (2007) dilakukan pada perusahaan

yang terdaftar di Bursa Saham London. Dengan menggunakan 143 kriteria pengukuran,

Abdelsalam et al (2007) meneliti kelengkapan dari laporan keuangan berbasis internet

dan faktor-faktor yang menentukan dengan lingkungan peraturan yang baru. Secara

umum, kriteria pengukuran ini terbagi tiga kelompok yaitu general content yang terdiri

dari 19 kriteria, credibility yang terdiri dari 55 kriteria, dan usability yang terdiri dari 69

kriteria. General content menjelaskan informasi secara umum mengenai perusahaan.

Credibility terdiri dari tiga komponen yaitu waktu presentasi informasi, corporate

governance, dan opini audit. Sedangkan usability terdiri dari presentasi dan desain

laman serta penilaian apakan laman cukup mudah untuk dijelajahi.

Variabel dalam penelitian ini terbagi dua yaitu variabel eksperimental dan

variabel kontrol. Variabel eksperimental diantaranya adalah major share holding,

director holding, independensi direktur, dualisme peranan pimpinan, dan sejumlah

analisa terhadap perusahaan. Sedangkan variabel kontrol adalah besar perusahaan,

tingkat keuntungan, dan jenis industri.

Simpulan dari penelitian ini adalah perlu adanya perbaikan dalam praktik laporan

keuangan berbasis internet bagi perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel di London.

Harus ada suatu aturan yang mewajibkan perusahaan di London untuk mengungkapkan

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

26

informasi yang dianggap perlu yang berkaitan dengan kredibilitas informasi,

ketergunaan informasi, dan ketepatan waktu informasi.

Namun demikian, terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian Abdelsalam et

al (2007). Pertama, hasil penelitian tidak mewakili perusahaan kecil karena sampel

penelitian diambil secara acak dari kuartil atas yang artinya perusahaan-perusahaan

besar. Kemudian terdapat masalah pengumpulan data, sebab tidak semua data yang

diinginkan tersedia pada laman perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Terakhir

adalah kesulitan yang dihadapi dalam membandingkan industri manufaktur dengan

nonmanufaktur.

Penelitian terkahir adalah Budisusetyo dan Almilia (2008) yang mengambil

objek penelitian mengenai laporan keuangan berbasis internet di Indonesia. Penelitian

ini menitik beratkan pada teknologi internet dan presentasi informasi laporan keuangan

pada laman perusahaan. Hal ini dapat terlihat dari tujuan dalam penelitian yaitu untuk

mengukur kualitas laporan keuangan berbasis internet industri manufaktur dan bank

yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia). Pengembangan

kriteria pengukuran didasarkan pada penelitian Cheng et al (2000) serta Lymer et al

(1999). Isi dari kriteria ini terbagi menjadi empat bagian yaitu konten, waktu, teknologi,

dan bantuan pengguna.

Dalam simpulannya, penelitian ini menyebutkan bahwa terdapat perbedaan

pengungkapan informasi keuangan dari 19 Bank yang diteliti. Perbedaan ini berdasarkan

pada kebutuhan dan tujuan masing-masing Bank. Tidak semua bank menggunakan

teknologi internet secara maksimal. Terakhir, penelitian ini menyarankan agar

disusunnya suatu acuan sebagai standar yang dapat diikuti oleh perusahaan khususnya

bank dalam hal pengungkapan informasi laporan keuangan lewat internet.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

27

Adapun keterbatasan penelitian ini adalah sampel yang digunakan hanya

mencakup 19 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga hasil penelitian

tidak bisa digeneralisir pada sektor-sektor usaha yang lain.

II.3. Pengembangan Hipotesis

II.3.1. Pengaruh Jenis Industri dengan Praktik Laporan Keuangan Berbasis

Internet

Perusahan yang sudah terdaftar dalam suatu bursa efek, tentunya terdiri dari

berbagai jenis industri seperti industri pertanian, industri pertembangan, industri kimia,

industri barang konsumsi, dan sebagainya. Tiap-tiap industri ini tentunya memiliki

kepentingan masing-masing dalam penyampaian informasi. Sehingga sangat mungkin

adanya perbedaan hal-hal yang diungkapkan oleh perusahaan dari industri yang berbeda.

Selain kepentingan yang berbeda, tentunya sasaran penyampaian informasi juga berbeda

serta aturan yang digunakan juga berbeda.

Kondisi yang sama juga akan ditemukan dalam pengungkapan laporan keuangan

berbasis internet. Penelitian-penelitian terdahulu yang mendukung pernyataan ini adalah

penelitian Marston (2003), Xiao et al (2004), dan Abdelsalam (2007). Pada ketiga

penelitian ini, industri dibagi menjadi dua kelompok yaitu industri berteknologi tinggi

dan industri nonteknologi tinggi. Pembagian dua kelompok industri ini didasarkan pada

pemikiran bahwa industri dengan teknologi tinggi akan cenderung memiliki motivasi

lebih tinggi dalam kegiatan laporan keuangan berbasis internet. Selain itu, industri

dengan teknologi tinggi diperkirakan akan melakukan banyak pengungkapan berkenaan

dengan teknologi yang digunakan. Penelitian Xiao et al (2004) menjelaskan tiga alasan

mengapa industri dengan tingkat penggunaan teknologi tinggi memiliki motivasi lebih

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

28

besar dalam pengungkapan informasi laporan keuangan berbasis internet. Pertama

adalah keahlian dalam hal pemanfaatan media informasi lewat internet, sekaligus

pemanfaatan teknologi untuk melakukan pengembangan-pengembangan yang nantinya

dikomunikasikan lewat internet. Kedua, suatu industri dengan teknologi yang maju

cenderung ingin menjadi pemimpin dalam bidang teknologi. Bahkan terdapat beberapa

industri yang mengembangkan metode laporan keuangan berbasis internet yang lebih

dapat beradaptasi dengan tujuan komunikasi perusahaan. Terakhir adalah kecenderungan

industri dengan teknologi tinggi untuk turut menggunakan praktik laporan keuangan

berbasis internet seperti perusahaan lain yang juga sudah menggunakannya.

Namun pada skripsi ini, industri tidak hanya dikelompokkan berdasarkan

teknologi tinggi dan nonteknologi tinggi. Industri akan dikelompokan berdasarkan

industri nyata di mana suatu perusahaan berada. Sehingga dalam skripsi ini akan

dikembangkan tolok ukur baru dalam pengelompokan jenis industri yang berbeda

dengan penelitian sebelumnya. Pembagian kelompok industri dengan metode seperti ini

dimaksudkan agar dapat melihat kontribusi tiap-tiap industri yang menjadi sampel

penelitian. Dari penelitian ini akan dapat diketahui industri apa yang paling banyak

melakukan pengungkapan laporan keuangan pada laman perusahaan.

Dengan penjelasan-penjelasan di atas, maka jenis industri akan dijadikan sebagai

salah satu variabel penelitian dalam skripsi ini. Jenis industri akan diujicobakan untuk

melihat tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia yang menjadi sampel penelitian. Maka dari itu dapat dinyatakan

hipotesis pertama dalam bentuk hipotesis alternatif sebagai berikut:

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

29

1HA : Jenis industri berpengaruh terhadapat informasi laporan keuangan yang

diungkapkan pada laman perusahaan.

II.3.2. Pengaruh Ukuran Perusahaan dengan Praktik Laporan Keuangan Berbasis

Internet

Terdapat beberapa penelitian mengenai IFR sebelumnya yang menjadikan

ukuran perusahaan sebagai salah satu variabel penelitian yang turut menentukan luasnya

pengungkapan laporan keuangan berbasis internet. Di antaranya adalah Sriram dan

Laksmana (2006), Asbough et al (1999), Marston (2003), serta Allam dan Lymer

(2003). Kemungkinan adanya tingkat keluasan pengungkapan laporan keuangan berbasis

internet yang berbeda bila ditinjau dari ukuran perusahaan adalah kompleksitas yang

dimiliki perusahaan yang cendrung meningkat seiring semakin besarnya ukuran suatu

perusahaan. Beberapa kompleksitas yang dimaksud seperti target usaha yang semakin

tinggi sehingga membutuhkan kinerja yang lebih baik, persaingan usaha yang semakin

ketat sehingga perusahaan membutuhkan strategi bersaing yang lebih unggul, hubungan

dengan pemerintah serta pihak regulator terkait, dan sebagainya. Kompleksitas seperti

ini yang pada akhirnya akan mendorong perusahaan untuk mengungkapkan informasi

laporan keuangan yang lebih luas pada lamannya di internet.

Sriram dan Laksmana (2006) menyebutkan salah satu pengaruh keluasan laporan

keuangan yang berbeda seiring ukuran perusahaan yang semakin besar adalah adanya

indikasi mengenai agency theory. Perusahaan besar tentu memiliki target usaha yang

tinggi sesuai keinginan para pemilik (pemegang saham). Di saat yang bersamaan, pihak

managemen harus berusaha untuk memenuhi target tersebut. Tidak menutup

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

30

kemungkinan adanya ketidaksesuaian antara keinginan pemilik dengan performa

managemen. Managemen bisa saja memberikan informasi yang tidak sesuai dengan

kenyataan hanya untuk memenuhi target yang diinginkan oleh pemilik. Sehingga untuk

mengurangi kondisi agency theory ini, perusahaan harus mengeluarkan biaya yang

disebut agency cost. Menurut Sriram dan Laksmana (2006), agency cost dapat dikurangi

dengan adanya pengungkapan informasi laporan keuangan pada laman perusahaan.

Pendapat ini juga sejalan dengan penelitian Marston (2003) yang mengatakan bahwa

dengan tingkat keluasan informasi laporan keuangan yang lebih, perusahaan dapat

mengurangi agency cost. Mekanisme berkurangnya agency cost menurut Marston

(2003) adalah dengan adanya informasi lebih yang diungkapkan dalam laporan

keuangan berbasis internet, masyarakat umum juga dapat memantau kinerja

managemen. Sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk

menjamin informasi yang dilaporkan managemen tidak bersifat menyesatkan.

Berhubungan dengan persaingan dengan kompetitor lain, internet dapat menjadi

media yang baik bagi perusahaan untuk memberi informasi yang dapat memotivasi para

stakeholder untuk bertindak sesuai harapan perusahaan. Sehingga dalam hal komunikasi

dan promosi, perusahaan dapat selangkah lebih maju dari para pesaingnya. Kondisi ini

erat kaitanya dengan signalling theory, di mana perusahaan memberikan informasi

sebagai suatu tanda bahwa perusahaan menginginkan pihak yang menerima informasi

bertindak searah dengan keinginan perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian

Marston (2003) dan Asbough et al (1999) yang menyatakan bahwa perusahaan besar

cenderung memberikan informasi laporan keuangan secara lebih luas dalam lamannya

kepada masayarakat sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sehingga dari informasi

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

31

tersebut perusahaan secara tidak langsung dapat menggerakan pihak yang menerima

informasi untuk melakukan apa yang diinginkan oleh perusahaan.

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan tentu tidak terlepas dari berhubungan

dengan pemerintah maupun pihak regulator lainnya (di Indonesia seperti Departemen

Keuangan, Departemen Pajak, dan Bursa Efek Indonesia). Hubungan dengan pemerintah

ini pada akhirnya juga akan memunculkan biaya tambahan yang disebut political cost.

Misalkan pajak yang harus disetorkan kepada negara, biaya untuk memenuhi

persyaratan-persayaratan perusahaan yang terdaftar di bursa efek, maupun biaya untuk

mengikuti peraturan keuangan suatu negara. Menurut Sriram dan Laksmana

(2006),diharapkan biaya tambahan yang berupa political cost ini dapat berkurang

dengan mengungkapkan informasi laporan keuangan yang lebih luas pada laman

perusahaan.

Berdasarkan penjelasan di atas, ukuran perusahaan diperkirakan akan

memberikan kontribusi terhadap tingkat keluasan laporan keuangan berbasis internet.

Ukuran perusahaan akan diujicobakan dalam menentukan luasnya informasi laporan

keuangan yang dilaporkan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

laman masing-masing perusahaan. Maka dari itu dapat dinyatakan suatu hipotesis dalam

bentuk hipotesis aliternatif sebagai berikut:

2HA : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap informasi laporan keuangan yang

diungkapkan pada laman perusahaan.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

32

II.3.3. Pengaruh Tingkat Keuntungan Perusahaan dengan Praktik Laporan

Keuangan Berbasis Internet

Keuntungan merupakan salah satu unsur yang menarik untuk dianalisa dari

laporan keuangan. Para investor dan para pemegang saham tentunya memiliki perhatian

yang lebih terhadap laporan perusahaan atas keuntungan. Terutama jika keuntungan

perusahaan tersebut sebagain besar dialokasikan untuk pembagian deviden. Jika

pembagian deviden sejalan dengan semakin meningkatnya keuntungan, maka akan

banyak investor baru yang berusaha menanamkan modalnya pada perusahaan dan para

pemegang saham akan termotivasi untuk tetap menjaga kepemilikan sahamnya pada

perusahaan. Tentunya perusahaan yang membagikan deviden seperti ini adalah

perusahaan yang sudah terbuka (go public) dan terdaftar di Bursa Efek. Sehingga jika

keuntungan perusahaan meningkat kemudian terjadi pembagian deviden yang mungkin

saja turut meningkatkan harga saham, perusahaan harus mengungkapkan kejadian ini

sesuai dengan aturan dari Bursa Efek di mana perusahaan terdaftar.

Tidak hanya informasi mengenai kenaikan keuntungan, harga saham, dan

deviden saja yang diperlukan, tetapi dari mana sumber keuntungan berasal juga harus

diungkapkan kepada masyarakat agar kenaikan keuntungan perusahaan tidak merupakan

rekayasa semata. Inilah yang mengakibatkan mengapa tingkat keuntungan perusahaan

dapat berpengaruh dengan keluasan informasi laporan keuangan yang disampaikan

perusahaan dalam lamannya.

Penjelasan di atas sejalan dengan pembentukan salah satu hipotesis dalam

penelitian Marston (2003). Marston (2003) menggunakan tingkat keuntungan sebagai

salah satu variabel penelitiannya dengan alasan tingkat keuntungan tinggi sangat

berpengaruh terhadap saham yang beredar di masyarakat sehingga dibutuhkan suatu

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

33

informasi yang lebih yang harus di sampaikan. Alasan kedua adalah perusahaan dengan

keuntungan tinggi memiliki banyak informasi yang seharusnya diungkapkan kepada

masyarakat. Informasi yang dimaksud tentunya adalah informasi yang berhubungan

dengan sumber-sumber keuntungan perusahaan.

Adapun penelitian lain yang juga menggunakan tingkat keuntungan sebagai salah

satu variabelnya adalah penelitian Asbough et al (1999), Pervan (2004), Sriram dan

Laksmana (2006), dan Abdelsalam et al (2007). Umumnya tingkat keuntungan pada

penelitian-penelitian tersebut diambil berdasarkan rasio ROA (Return on Asset) atau

tingkat pengembalian aset terhadap laba.

Sejalan dengan penjelasan di atas, skripsi ini juga akan menggunakan tingkat

keuntungan sebagai salah satu variabel dalam penelitian. Tingkat keuntungan ini

nantinya akan digunakan untuk menguji luasnya informasi laporan keuangan yang

diungkapkan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian

pernyataan untuk hipotesis ketiga dalam bentuk hipotesis alternatif adalah sebagai

berikut:

3HA : Tingkat keuntungan perusahaan berpengaruh terhadap informasi laporan

keuangan yang diungkapkan pada laman perusahaan.

II.3.4 Pengaruh Tingkat Pengungkit dengan Praktik Laporan Keuangan Berbasis

Internet

Dalam menjalankan usaha, perusahaan memerlukan modal baik modal berupa

kas maupun modal berbentuk pinjaman. Pada umumnya, modal perusahaan merupakan

kombinasi antara modal kas dengan modal yang berasal dari utang. Penggunaan modal

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

34

yang bersumber dari utang akan memicu pengawasan dan pemantauan dari para debitor

maupun pemegang saham. Akan muncul kekhawatiran debitor atau pemegang saham

atas posisi neraca tiap tahun perusahaan, terutama perusahaan dengan tingkat pengungkit

(leverage) yang besar. Pertanyaan yang akan selalu muncul adalah bagaimana tingkat

solvabilitas dan likuiditas perusahaan dengan tingkat pengungkit tertentu. Kemudian,

debitor akan berfikir apakah perusahaan mampu melunasi utang yang dipinjam. Sedang

bagi pemegang saham, apakah investasi yang ditanam dapat bertahan dengan aman atau

tidak. Maka dari itu, luas pengungkapan informasi laporan keuangan berbasis internet

ditinjau dari tingkat pengungkit perlu diujicoba lebih lanjut.

Xiao et al (2004) menggunakan tingkat pengungkit sebagai salah satu variabel

penelitiannya dalam meneliti laporan keuangan berbasis internet. Penelitian Xiao et al

(2004) menyatakan apabila tingkat pengungkit suatu perusahaan semakin tinggi, maka

para debitor dan pemegang saham akan termotivasi untuk meminta informasi lebih

tentang kesehatan dan keberlangsungan perusahaan.

Berdasar pernyataan Xiao et al (2004) tersebut, tingkat pengungkit juga akan

diujicobakan pada pengungkapan laporan keuangan berbasis internet perusahaan yang

terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Karena diperkirakan tingkat pengungkit juga akan

memberikan dampak pada luasnya pengungkapan informasi laporan keuangan pada

laman perusahaan. Maka dari itu dapat dinyatakan hipotesis alternatif keempat sebagai

berikut:

4HA : Tingkat pengungkit berpengaruh terhadap informasi laporan keuangan yang

diungkapkan pada laman perusahaan.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

35

II.3.5 Pengaruh Jenis Auditor dengan Praktik Laporan Keuangan Berbasis

Internet

Sudah menjadi salah satu persyaratan bahwa perusahaan yang terdaftar

sahamnya di Bursa Efek, harus menggunakan jasa auditor untuk menilai laporan

keungannya apakah telah disajikan secara wajar dan dapat diandalkan. Banyak Kantor

Akuntan Publik yang menawarkan jasa audit dan dapat memberikan opini audit atas

suatu laporan keuangan. Namun kualitas opini yang dihasilkan oleh tiap Kantor Akuntan

Publik tidaklah sama. Kantor Akuntan Publik besar terutama yang termasuk dalam big-4

(Pricehousewatercooper, Ernst&Young, Deloitte, dan KPMG, untuk di Indonesia) tentu

memiliki kualitas opini audit yang lebih dapat diandalkan sesuai dengan reputasi

keempat KAP tersebut. Semakin baik reputasi suatu KAP tentu opini yang dikeluarkan

semakin dipercaya dan dapat diandalkan. Sehubungan dengan pengungkapan laporan

keuangan berbasis internet, reputasi KAP dapat turut menjamin bahwa informasi yang

diungkapkan perusahaan berkaitan dengan laporan keuangan pada lamannya. Dengan

demikian, diperkirakan bahwa dengan penggunaan KAP tertentu, perusahaan dapat

memberikan informasi yang lebih luas mengenai laporan keuangan berbasis internet.

Penjelasan di atas sejalan dengan penelitian Xiao et al (2004) yang menyatakan

bahwa reputasi KAP besar dapat menjamin kebenaran informasi yang disampaikan

perusahaan berkenaan dengan laporan keuangan berbasis internet. Selain itu pada

penelitian Xiao et al (2004) juga dijelaskan bahwa KAP besar bisa saja memberikan

suatu standar yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam hal pengungkapan laporan

keuangan berbasis internet.

Variabel jenis auditor ini akan diujicobakan untuk perusahaan yang terdafatar di

Bursa Efek Indonesia. Jenis auditor akan menjadi salah satu variabel yang menentukan

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tinjauan Teori ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-200025-AK Bab 2.pdf... dan laporan lainnya serta materi penjelasan yang merupakan bagian

36

luas pengungkapan laporan keuangan berbasis internet dalam skripsi ini. Selanjutnya

dapat di bentuk hipotesis alternatif kelima sebagai berikut:

5HA : Jenis auditor (big-4 atau non big-4) berpengaruh terhadap informasi laporan

keuangan yang diungkapkan pada laman perusahaan.