bab ii pembahasan
TRANSCRIPT
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Epidemiologi
2.1.1. Definisi Epidemiologi
Dewasa ini telah terjadi pergeseran epidemiologi yang dulunya lebih
menekankan kepada penyakit menular ke arah masalah-masalah kesehatan dengan
ruang lingkup yang sangat luas. Keadaan ini terjadi karena transisi pola penyakit
yang terjadi pada masyarakat, pergeseran pola hidup, peningkatan sosial ekonomi
masyarakat dan semakin luasnya jangkauan kesehatan masyarakat.
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu epi=pada,
demos=penduduk dan logos=ilmu. Jadi epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari hal-hal yang terjadi pada penduduk.
W.H. Welch
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan dan
pencegahan penyakit terutama infeksi menular.
Mausner dan Kramer
Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan
kecelakaan pada populasi manusia.
Last
Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang
berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi untuk
menanggulangi masalah.
Mac Mahon dan Pugh
Epidemiologi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit
dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.
2
Omran
Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan
kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya
dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
W.H. Frost
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya penyakit, distribusi
dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat.
Azrul Anwar
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan. 1
Epidemiologi juga memiliki ruang lingkup. Menurut Sekidjo Notoadmojo
ruang lingkup epidemiologi adalah sebagai berikut :
1. mencakup semua penyakit (infeksi/noninfeksi) bahkan kegiatan pelayanan
kesehatan.
2. Populasi yaitu distribusi penyakit pada masyarakat.
3. Pendekatan ekologi, epidemiologi dikaji dari latar belakang lingkungan
manusia. 2
Sedangkan menurut Chandra Budiman ruang lingkup epidemiologi adalah sebagai
berikut :
1. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi.
Tidak hanya masalah penyakit tapi juga masalah KB, kesehatan
lingkungan, pengadaan tenaga kerja dan saranan kesehatan.
2. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia.
Epidemiologi akan memanfaatkan data hasil pengkajian terhadap
sekelompok manusia. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya,
dilakukan upaya-upaya penanggulangan tindak lanjut.
3
3. Pemanfaatan data frekuensi dan distribusi masalah kesehatan dalam
merumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.
Epidemiologi akan mengetahui masalah kesehatan dan penyebabnya
dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan distribusi masalah
kesehatan pada masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan dan uji
statistik maka dapat dirumuskan penyebab masalah kesehatan. 3
Epidemiologi juga memiliki manfaat dan peranannya, yaitu :
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit
dan masalah kesehatan dalam masyarakat.
2. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan
diambil keputusan.
3. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang
atau telah dilakukan.
4. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit
dalam upaya mengatasinya.
5. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah
yang perlu dipecahkan. 3
2.1.2. Metode Epidemiologi
1. Epidemiologi Deskriptif
Disebut epidemiologi deskriptif apabila hanya mempelajari tentang
frekuensi dan penyebaran suatu masalah saja, tanpa memandang perlu mencarikan
jawaban terhadap faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi frekuensi,
penyebaran dan munculnya masalah kesehatan tersebut.
Keterangan tentang frekuensi menunjuk kepada besarnya masalah
kesehatan yang ditemukan dimasyarakat, sedangkan keterangan tentang
penyebaran lazimnya dibedakan menurut ciri-ciri manusia, tempat ataupun waktu
terjadinya suatu masalah kesehatan.
4
a. Orang (person)
Disini akan dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial,
pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur
keluarga dan paritas.
- Umur yaitu variable yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan-
penyelidikan epidemiologi.
- Jenis kelamin.
- Kelas sosial yaitu variabel yang sering dilihat hubungannya dengan
angka kesakitan atau kematian, variabel ini menggambarkan tingkat
kehidupan seseorang. Kelas sosial ditentukan dari tingkat pendidikan,
pekerjaan, penghasilan dan tempat tinggal.
- Jenis pekerjaan.
- Penghasilan yaitu menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan.
- Golongan etnik, dengan memberikan keterangan pengaruh lingkungan
terhadap timbulnya penyakit.
- Status perkawinan.
- Besarnya keluarga.
- Struktur keluarga.
- Paritas.
b. Tempat(place)
Variasi geografis pada terjadinya beberapa penyakit atau keadaan lain
mungkin berhubungan satu sama lain dalam beberapa faktor yaitu :
- Lingkungan fisis, kemis, biologis, sosial dan ekonomi yang berbeda-
beda dari satu tempat dengan tempat lain.
- Konstitusi genetis dan etnis dari penduduk yang berbeda,bervariasi
seperti karakteristik demografi.
- Variasi kultral terjadi dalam kebiasaan, pekerjaan, keluarga, praktik
higeine perorangan dan bahkan persepsi tentang sakit dan sehat.
- Variasi administratif termasuk faktor-faktor seperti tersedianya dan
efisiensi pelayanan medis, program sanitasi, dll.
5
c. Waktu (time)
Melihatnya terjadinya waktu dimana terjadi perubahan angka kesakitan
maka dibedakan :
- Fluktuasi jangka pendek, dimana perubahan angka kesakitan
berlangsung beberapa jam, hari, minggu dan bulan.
- Perubahan-perubahan secara siklus, dimana perubahan-perubahan
angka kesakitan terjadi secara berulang-ulang dengan antara beberapa
hari, beberapa bulan(musiman), tahunan dan beberapa tahun.
- Perubahan-perubahan angka kesakotan yang berlangsung dalam
periode yang panjang, bertahun-tahun atau puluhan tahun yang disebut
secular trends.
2. Epidemiologi Analitik
Disebut epidemiologi analitik bila telah mencakup pencarian jawatan
terhadap penyebab terjadinya frekuensi, penyebaran serta munculnya suatu
masalah kesehatan. Ada tiga studi tentang epidemiologi analitik yaitu sebagai
berikut :
a. Studi riwayat kasus (case history studies). Dalam studi ini akan
dibandingkan antara dua kelompok orang, yakni kelompok yang terkena
penyakit dengan kelompok orang yang tidak terkena penyakit.
Contoh : ada hipotesis yang mengatakan bahwa penyebab utama kanker
paru-paru adalah rokok. Untuk menguji hipotesis ini diambil sekelompok
orang penderita kanker paru-paru. Kepada penderita ini ditanyakan tentang
kebiasaan merokok.
Dari jawaban pertanyaan tersebut akan terdapat dua kelompok, yakni
penderita yang mempunyai kebiasaan merokok dan penderita yang tidak
merokok. Kemudian kedua kelompok ini diuji dengan uji statistik, apakah
ada perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok tersebut.
b. Studi kohort (kohort studies). Dalam studi ini sekelompok orang
diapaparkan(exposed) pada suatu penyebab penyakit (agent). Kemudian,
6
diambil sekelompok orang lain tetapi tidak diaparkan pada penyebab
penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol. Setelah beberapa
saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari
perbedaan antara kedua kelompok tersebut bermakna atau tidak.
Contoh : untuk membuktikan bahwa merokok merupakan faktor utama
penyebab kanker paru-paru, diambil dua kelompok orang yang satu
kelompok terdiri dari orang-orang yang merokok dan satu kelompok lagi
terdiri dari orang-orang yang tidak merokok. Kemudian, diperiksa apakah
ada perbedaan pengidap kanker paru-paru antara kelompok perokok
dengan non perokok.
3.Epidemiologi Ekspeimen
Studi dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan) kepada
kelompok subjek, kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak
dikenakan percobaan). Contoh : untuk menguji keampuhan suatu vaksin, dapat
diambil suatu kelompok anak kemudian diberikan vaksin tersebut. 4
2.1.3. Pengukuran Epidemiologi
Dalam hubungan dengan kesakitan akan dibicarakan incidance rate,
prevalence rate (point period prevalence rate), attack rate dan dalam hubungan
dengan kematian akan dibicarakan crude death rate, disease specific rate dan
adjusted death rate. Sebelum membicarakan masing-masing tersebut perlu
dikemukakan beberapa hal yaitu sebagai berikut :
- Untuk penyusunan rate dibutuhkan tiga elemen yakni a) jumlah orang
yang terserang penyakit atau yang meninggal, b) jumlah penduduk dari
mana penderita berasal (reference population) dan c) wakut atau
periode dimana orang tersebut terserang penyakit.
- Apabila pembilang terbatas pada umur, seks atau golongan tertentu
maka penyebut juga harus terbatas pada umur, seks atau golongan
tertentu.
7
- Bila penyebut terbatas pada mereka yang terserang penyakit maka
penyebut tersebut dinamakan populasi yang mempunya resiko
(population at risk).
1. Incidence Rate
Incidence rate adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu ( biasanya satu tahun )
dibandingkan dengan populasi yang mungkin terkena penyakit tersebut
dalam persen.
IR= Jumlahkasus baru suatu penyakit selama periode tertentuPopulasi yang mempunyairesiko
X 100 %
2. Attack Rate
Attack rate adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada satu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mengkin
terkana penyakit tersebut pada saat yang sama dalam persen.
Attack Rate= Jumlahkasus selama epiemiologPopulasi yangmempunyai resiko
X 100 %
3. Prevelence RatePrevelence rate mengukur jumlah orang dikalangan penduduk yang menderita suatu penyakit pada satu titik waktu.
PR= Jumlah kasus−kasus penyakit yangada pada satu waktujumlah penduduk seluruhnya
X 100 %
4. Period PrevelencePeriod prevelence ialah jumlah penduduk penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumalh penduduk rata-rata dalam persen.
PP= Jumlahkasus penyakit selama periodpenduduk rata−rata dari periode tersebut
X 100 %
5. Crude Death RateCrude Death Rate atau angka kematian kasar adalah jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu dibandingkan dengan jumlah penduduk rata-rata dalam persen.
8
CDR= jumlahkematian di kalangan penduduk di suatu daerahdalam satutahunjumlah penduduk rata−rata
X 100 %
6. Age Specific Death Rate (Angka Kematian pada Umur Tertentu)Age speceific death rate adalah jumlah seluruh kematian karena suatu penyebab dalam satu jangka waktu yang sama dibandingkan dengan jumlah penduduk dalam persen. Misalnya kematian umur 20-30 tahun.
ASDR= jumlahkematian antaraumur 20−30 tahun di suatu daerahdalam waktu satutahunjumlah penduduk antara umur 20−30tahun pada daerah dan tahun yang sama
X 100 %
5
2.1.4. Peran Epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat
Peran epidemiologi dalam kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasikan faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya
penyakit atau masalah kesehatan dalam masyarakat.
2. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan
pengambilan keputusan.
3. Membantu melakukan evaluasi tentang program kesehatan yang sedang
atau telah dilakukan.
4. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit
dalam upaya untuk mengatasinya.
5. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah
yang perlu dipecahkan.
Dalam melakukan peranannya epidemiologinya tidak dapat melepaskan
diri dari keterkaitannya dengan bidang-bidang disiplin kesehatan masyarakat lain
seperti administrasi kesehatan, bistatistik, kesehatan lingkungan dan pendidikan
kesehatan/ilmu perilaku peranan epidemiologi dalam proses perencanaan
kesehatan.
Tampak bahwa epidemiologi digunakan dalam proses perencanaan yang
meliputi identifikasi masalah, memilih prioritas, menyususn objektif dan
menerangkan kegiatan koordinasi dan evaluasi. 6
9
2.2. Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
2.2.1. Definisi P2M
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat di tularkan (berpindah dari
orang yang satu ke orang lain,baik secara langsung maupun perantara).penyakit
menular inii ditandai dengan adanya ( agent ) atau penyebab penyakit yang dapat
berpindah.2
Penyakit menular adalah keluhan gangguan kesehatan(illness) yang
disebabkan organisme infeksi,melalui agen/bahan perantara pada pejamu yang
rentan secara langsung atau tidak langsung.secara lansung berarti agen di
hantarkan melalui perantara binatang(vektor).alat rumah
tangga,makanan,minuman dan lainnya.7
Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari
orang atau hewan sakit,dari resevior ataupun dari benda-benda yang mengandung
bibit penyakit lainnya ke manusia –manusia sehat. 8
2.2.2. Faktor Penyebab Penyakit Menular
Pada proses perjalanan penyakit menular di dala masyarakat,maka di
kenal adanya beberapa faktor yang memegang peranan penting antara lain adanya
beberapa faktor penyebab(agent) yakni organisme penyebab penyakit,adanya
sumber penularan khusus(mode of tranmision.
Yang merupakan penyebab kausal(agent) penyakit menular adalah unsur
biologis,yang berfariasi mulai dari partikel virus yang paling sederhana sampai
organisme multiseluler yang cukup kompleks yang dapat menyebabkan penyakit
pada manusia,unsur penyebab itu dapat di kelompokkan dalam beberapa
kelompok,yakni :
- Kelompok pada antropoda (serangga) seperti pada penyakit
scabies,pediculosis.
10
- Kelompok cacing baik cacing darah,perut dan lainnya.
- Kelompok protozoa,seperti plasmodium amoba.
- Fungus(jamur) baik uni maupun uniseluler.
- Bakteri termasuk spirtochaeta maupun richketsi yang mtemiliki sifat
tersendiri.
- Virus sebagai kelompok penyebab yang paling sederhana. 9
2.2.3. Gejala dan Mekanisme Penyakit Menular
Mekanisme atau proses penularan penyakit menular meliputi cara unsure
penyebab dan meninggalkan reservoir.
a. Cara unsur penyebab keluar dari pejamu
1) Melalui konjungtif yang biasanya hanya dijumpai pada beberapa
penyakit mata tertentu.
2) Melalui saluran nafas (hidung dan tenggorokan) dalam bentuk
droplet sewaktu host.
3) Melalui pencernaan baik bersama ludah atau muntah maupun tinja,
seperti kolera.
4) Melalui saluran urugenitilia biasanya bersama urine, seperti
hepatitis.
5) Melalui luka pada kulit atau mukosa, seperti sifilis.
6) Melalui proses mekanik seperti dari suntikan atau gigitan.
b. Cara penularan
1) Penularan langsung
a) Penularan langsung dari orang ke orang
b) Penularan langsung dari binatang ke orang
c) Penularan dari tumbuhan ke orang
d) Penularan dari orang ke orang melalui kontak benda lain
2) Penularan tidak langsung
11
a) Penularan melalui udara dapat terjadi dalam bentuk dropet
nuklei (melalui mulut atau hidung) dan dust (berasal dari
tanah, pakaian, lantai, tempat tidur yang terkontaminasi)
b) Penularan melalui makanan/minuman dan benda lain, yaitu
bisa berasal dari air, makanan, dan vector yang
terkontaminasi. 10
2.2.4. Penanggulangan Penyakit Menular
Penanggulangan adalah upaya untuk menekan peristiwa penyakit menular dalam
masyarakat serendah mungkin sehingga tidak menjadi gangguan kesehatan
masyarakat tersebut. Cara penanggulangannya dikelompokkan dalam 2
sasaran utama, yaitu sbb:
a. Sasaran langsung pada penularan pejamu
1) Sumber penularan adaah binatang, dilakukan dengan
memusnahkan binatang yang terinfeksi.
2) Sumber penularan adalah manusia dapat dilakukan dengan cara
isolasi (menempatkan pasien ditempat yang khusus), karantina
(membatasi ruang gerak penderita), dan pengobatan.
b. Sasaran ditinjau pada cara penularan
1) Upaya pencegahan penularan melalui kontak langsung
dititikberatkan pada penyuluhan.
2) Upaya pencegahan penularan melalui udara dilakukan disinfeksi
udara dengan bahan kimia.
3) Upaya pencegahan penularan melalui makanan dan minuman
dengan memberantas bahan-bahan yang terkontaminasi.
4) Upaya pencegahan penularan melalui pemberantasan vektor
serangga.
12
c. Sasaran ditinjau pada pejamu potensial
Melindungi kelompok yang rentan yaitu bayi atau anak balita dan
lansia dengan memberikan peningkatan kekebalan khusus (imunisasi) dan
peningkatan kekebalan umum (perbaikan gizi keluarga). 10
2.2.5. Epidemiologi pada Penyakit Menular
Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain, ditentukan
oleh 3 faktor yakni:
a. Penyebab penyakit (Agent)
1) Golongan virus, misalnya influenza, cacar
2) Golongan riketsia, misalnya typhus
3) Golongan bakteri, misalnya disentri
4) Golongan protozoa, misalnya filariasis, malaria
5) Golongan jamur, misalnya panu, kurap
6) Golongan cacing, misalnya cacing kremi, cacing pita, dsb
Setiap bibit penyakit mempunyai habitat sendiri (reservoir) baik berupa
manusia (campak, cacar air), binatang (malaria, rabies, cacing pita), dan
benda-benda mati.
b. Sumber infeksi dan penyebaran penyakit (Route of transmission)
Yang dimaksud sumber infeksi adalah semua benda, termasuk orang
atau binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada orang. Mode
penularan adalah suatu mekanisme dimana agen tersebut ditularkan dari
orang ke orang lain atau dari reservoir kepada induk semang baru, melalui
berbagai cara antara lain:
1) Kontak, merupakan kontak langsung maupun tidak langsung dengan
benda-benda yang sudah terkontaminasi
2) Inhalasi yaitu penualaran melalui udara/pernapasan.
3) Infeksi yaiyu penularan melalui tangan, makanan dan minuman.
4) Penetrasi pada kulit misalnya melalui gigitan vektor pada nyamuk
malaria atau melalui luka.
13
5) Infeksi melalui plasenta yaitu infeksi yang diperoleh melalui
plasenta dari ibu yang menderita penyakit pada waktu mengandung,
misalnya HIV/AIDS. Proses infeksi melalui plasenta ini ada
beberapa tahap yaitu sebagai berikut :
- Tahap pre patogenesa yaitu interaksi antara host dengan agen
bila masuk kedalam tubuh dan keadaan masih sehat.
- Tahap inkubasi adalah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh
penjamu, tetapi gejala-gejala belum tampak.
- Tahap penyakit dini dihitung dari munculnya gejala-gejala
penyakiy, pada tahap ini penjamu telah jatuh sakit tetapi masih
dalam ringan dan penjamu masih dapat melaksanakan aktifitas
harian.
- Tahap penyakit lanjut apabila penyakit penjamu bertambah
parah karena tidak diobati atau pengobatan tidak teratur dn
tidak memperhatikan anjuran-anjuran yang diberikan pada
tahap penyakit dini maka penyakit memasuki tahapan penyakit
lanjut.
- Tahap akhir penyakit dibagi dalam lima keadaan yaitu sembuh
sempurna, sembuh tapi cacat,kariei, kronis dan meninggal.
c. Faktor induk semang (Host)
Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan oleh
faktor-faktor yang ada pada induk semang itu sendiri atau kekebalan orang
yang bersangkutan. 11
2.3. Prinsip-Prinsip dasar Pencegahan Penyakit
2.3.1. Konsep Terjadinya Penyakit
Banyak teori yang dikemukakan para ahli mengenai timbulnya penyakit.
Dewasa ini dikenal tiga proses terjadinya penyakit, sebagai berikut :
14
1. Segitiga Epidemiologi ( The Epidemiologic Triangle )
Menurut model ini, apabila ada perubahan dari salah satu faktor, maka
akan terjadi perubahan keseimbangan diantara mereka, yang berakibat
akan bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan.
2. Jaring-Jaring Sebab Akibat ( The Web of Causation )
Menurut model ini, bahwa suatu penyakit tidak tergantung kepada suatu
sebab yang beridir sendiri, melainkan sebagai sebab akibat dari
serangkaian proses sebab akibat. Dengan demikian timbulnya penyakit
dapat dicegah atau dihentikan dengan memotong mata rantai diberbagai
faktor.
15
Host ( Penjamu )
Agent (penyebab penyakit) Environment (lingkungan)
FAKTOR 8
FAKTOR 9
FAKTOR 12
FAKTOR 11
FAKTOR 4FAKTOR 10
FAKTOR 3FAKTOR 1
FAKTOR 7
FAKTOR 5
FAKTOR 6
FAKTOR 2
PENYAKIT X
3. Model Roda
Dalam model ini diperlukan identifikasi dari berbagai faktor yang berperan
dalam timbulnya penyakit dengan tidak begitu mendekatkan kepada
pentingnya lingkungan hidupnya. Besarnya peranan masing-masing
lingkungan sangat bergantung dengan penyakit yang bersangkutan.
Sebagai contoh : peranan lingkungan sosial sangat berperanan dalam
menyebabkan stres mental, peranan lingkungan biologis akan lebih besar
dari yang lain dalam menimbulkan penyakit yang ditularkan dari vektor
dan pernanan lingkungan genetik akan lebih besar dalam menimbulkan
penyakit-penyakit keturunan. 12
3 faktor penyakit dapat menulardari satu orang ke orang lain yaitu sebagai
berikut :
1. Penjamu ( host )
Host adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat
mempengaruhi dan menimbulkan suatu perjalanan penyakit dalam tubuh.
16
Faktor-faktor penyebab timbulnya penyakit dalam host adalah :
- Daya tahan tubuh terhadap penyakit
- Genetik
- Umur
- Jenis kelamin
- Adat istiadat
- Ras
- Pekerjaan.
2. Agent
Agent adalah substansi yang keberadaanya atau ketidakberadaannya dapat
menimbulkan penyakit atau mempengaruhi perjalanan penyakit dalam
tubuh.
Golongan yang dapat menimbulkan penyakit :
- Golongan biologik
- Golongan gizi
- Golongan fisik
- Golongan kimia
- Golongan mekanik.
3. Lingkungan ( environment )
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta
pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan manusia. Lingkungan ada 3 yaitu sebagai berikut :
- Lingkungan fisik yaitu lingkungan alamiah yang ada disekitar manusia.
Seperti cuaca, musim, keadaan geografis dan struktur biologi.
- Lingkungan non fisik yaitu lingkungan yang muncul akibat adanya
interaksi antar manusia. Contohnya seperti sosial, budaya, ekonomi,
norma-norma, adat istiadat,agama dll.
- Lingkungan biologi yaitu segala bentuk kehidupan yang berada disekitar
manusia. Contohnya seperti binatang, tumbuhan termasuk juga
mikroorganisme. 13
17
2.3.2. Tingkatan Pencegahan oleh Leavel and Clark
Leavel and Clark dalam bukunya ‘preventive medicine for the doctor in
his community’ membagi usaha pencegahan penyakit dalam lima tingat yang
dibagi menjadi dua bagian yaitu sebelum sakit dan saat sakit.
Masa sebelum sakit yaitu sebagai berikut :
- Mempertinggi nilai kesehatan
- Memberikan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit
Masa saat sakit yaitu sebagai berikut :
- Mengenal dan mengetahui jenis penyakit ditingkat awal serta adanya
pengobatan yang tepat dan segera.
- Pembatasan kecacatan
- Rehabilitasi 14
2.3.3. Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun yang artinya kebal atau resisten. Jadi
imunisasi adalah pemberian kekebalan.
Ada dua macam kekebalan terhadap suatu penyakit mneular yaitu :
a. Kekebalan tidak spesifik.
Adalah pertahanan tubuh pada manusia yang secara alamiah dapat
melindungi badan dari suatu penyakit, misalnya kulit, air mata,
adanya reflek-reflek tertentu, bersin dsb.
b. Kekebalan spesifik
Kekebalan spesifik dapat diperoleh dari dua sumber, yakni :
- Genetik, kekebalan yang bersumber dari genetik ini biasanya
berhubungan dengan ras (warna kulit) dan kelompok0kelompok
18
etnis, misalnya orang kulit hitam (negro) cenderung lebih resisten
terhadap penyakit malaria jenis vivax.
- Kekebalan yang diperoleh (acquired immunity), kekebalan ini
diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang bersangkutan.
Kekebalan ini dapat bersifat aktif maupun pasif. Kekebalan aktif
dapat diperoleh setelah orang sembuh dari penyakit tertentu dan
juga melalui imunisasi. Sedangkan kekebalan pasif diperoleh
dariibunya melalui plasenta. 15
TUJUAN IMUNISASI
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini
penyakit-penyakit tersebut adalah disentri, tetenus, batuk rejan (pertusis), campak
(measles), polio, dantubercoluse.
SASARAN IMUNISASI
Bayi dibawah umur 1 tahun (0-11 bulan)
Ibu hamil (awal kehamilan - 8)
Wanita usia subur (calon mempelai wanita)
Anak sekolah dasar kelas I dan VI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKEBALAN
Banyak faktor yang mempengaruhi kekebalan, antara lain :
1.Umur
Untuk beberapa penyakit tertentu pada bayi (anak balita), dan orang tua
lebih mudah terserang. Dengan kata lain orang pada usia sangat muda atau usia
tua lebihrentan, kurang kebal terhadap penyakit-penyakit menular tertentu. Hal ini
19
mungkin disebabkan karena kedua kelompok umur tersebut daya tahan tubuhnya
rendah.
2.Sex
Untuk penyakit-penyakit menular tertentu seperti polio dan diphteria lebih
parah terjadi pada wanita daripada pria.
3.Kehamilan
Wanita yang hamil pada umumnya lebih rentan terhadap penyakit-
penyakit menular tertentu misalnya penyakit polio,pnemonia, malaria serta
amubiasis. Sebaiknya untuk penyakittyphoid dan miningitis jarang terjadi pada
wanita hamil.
4.Gizi
Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi terhadap
penyakit-penyakit infeksi, tetapi sebaliknya kekurangan gizi berakibat kerentanan
seseorang terhadap penyakit infeksi.
5.Trauma
Stress adalah salah satu bentuk trauma yang merupakan penyebab
kerentanan seseoarng terhadap suatu penyakit infeksi tertentu. 11
20