bab ii permasalahan kanguru australia dan ... ii.pdfkedatangan bangsa eropa mendiami daratan...
TRANSCRIPT
31
BAB II
PERMASALAHAN KANGURU AUSTRALIA DAN KETERLIBATAN
VIVA! SAVE THE KANGAROO
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai permasalahan kanguru Australia dan
peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah Australia terhadap hewan
kanguru. Selanjutnya di bab ini juga akan menjelaskan gambaran umum mengenai
Viva! Save the Kangaroo sebagai kelompok perlindungan hewan dan vegan dalam
menyuarakan penolakan atas pembunuhan kanguru di Australia.
2.1 Gambaran Permasalahan Kanguru Australia
Beberapa tahun terakhir, kanguru menjadi perbincangan hangat kelompok-
kelompok yang bergerak diperlindungan hewan terutama kelompok satwa liar
Australia. Para kelompok satwa liar tersebut, menentang aturan pemerintah
Australia terhadap kanguru. Adapun aturan yang dikeluarkan pemerintah Australia
yakni pembunuhan kanguru untuk mengatasi permasalahan yang akan dan
ditimbulkan dari terus naiknya populasi kanguru. Pembunuhan kanguru atau yang
disebut oleh pemerintah sebagai pemanenan merupakan cara pemerintah
memanfaatkan kanguru sebagai sumber daya yang dimiliki Australia serta
memberikan kesejahteraan kepada hewan itu sendiri. Akan tetapi, menurut
kelompok perlindungan hewan pembunuhan kanguru merupakan penyiksaan pada
kanguru. Kelompok satwa liar di Australia terus berupaya menentang aktivitas
pembunuhan kanguru, mereka juga membawa isu tersebut keluar negara agar dapat
direspon oleh internasional terutama kelompok perlindungan hewan. Viva! menjadi
32
salah satu kelompok perlindungan hewan yang merespon isu kanguru di Australia
tersebut.
2.1.1 Sejarah Kanguru Australia
Salah satu satwa asli yang dimiliki dan masih ada di Australia sampai saat adalah
hewan kanguru. Kanguru merupakan hewan endemik Australia. Hewan endemik
adalah hewan yang hanya ada disatu wilayah geografis. Kanguru atau
macropodoide (superfamily) pertama kali berevolusi di daratan Australia sekitar
20-25 juta tahun yang lalu.34 Hewan kanguru dikenal sebagai lambang dari negara
Australia. Secara resmi pengakuan kanguru ditetapkan dalam lambang Australia
yaitu pada tahun 1908, namun kanguru sudah digunakan sebagai simbol/ logo sejak
federasi pada tahun 1901 seperti di mata uang Australia, perangko, maskapai
penerbangan nasional Australia (yaitu Qantas), tourism Australia, Australia
Grown, Roundel Royal Australian Air Force, Kapal Perang Australia dan sebagai
maskot di acara olahraga.35 Kanguru ditetapkan dalam lambang Australia bersama
dengan enam lencana negara bagian Australia, Golden Wattle atau bunga nasional
Australia, dan juga burung Emu36 yang merupakan hewan asli Australia selain
kanguru.
34 Boom, Op. Cit., hal. 33 35 Symbols of Australia Kangaroo, National Museum Australia, diakses dala
https://www.nma.gov.au/exhibitions/symbols-australia/kangaroo (13/01/2020, 17:17 WIB) 36 Australia’s National Symbols, Department of Foreign Affairs and Trade, diakses dalam
https://dfat.gov.au/about-australia/land-its-people/pages/australias-national-symbols.aspx
(13/01/2020, 18:06 WIB)
33
Gambar 2.1 Koin dan Lambang Negara Australia
Sumber: Australia’s National Symbols
Nama “Kanguru” adalah istilah yang secara umum merujuk pada spesies
dari genus Macropus, dari family Macropodidae, keluarga besar dari 65 spesies
macropod yang ditemukan di Australia dan New Guinea.37 Kanguru merupakan
mamalia berkantung yang berarti melahirkan dan menempatkan anaknya didalam
kantung serta dibawa oleh induknya selama berbulan-bulan. Ada empat spesies
kanguru di Australia diantaranya Kanguru Merah atau Macropus rufus, Kanguru
Abu-abu Timur atau Macropus giganteus, Kanguru Abu-abu Barat atau Macropus
fuliginosus, dan Kanguru Antilopine atau Macropus antilopinus.38 Pada tahun 2019
jumlah dari seluruh kanguru yang ada di empat negara bagian seperti New South
Wales, Queensland, South Australia, dan Western Australia yaitu 38, 070,595
juta.39 Kanguru paling banyak ditemukan diwilayah dengan tanah yang cukup subur
37 Grant, Op. Cit., hal. 6 38 Bejamin Elisha Sawa, How Many Species of Kangaroos are there?, Worldatlas, diakses dalam
https://www.worldatlas.com/articles/how-many-species-of-kangaroos-are-there.html
(13/01/2020, 18:39 WIB) 39 Australia Government, Population, Quota and Harvest Statistics for NSW, QLD, SA and WA
Commercial Harvest Areas, Department of the Environment and Energy, diakese dalam
34
dan sangat jarang ada di tanah-tanah yang gersang.40 Seperti savanna, dimana
banyak ditumbuhi rerumputan dan semak belukar serta tidak terlalu banyak
pepohonan tumbuh disitu.
2.1.2 Permasalahan Kanguru di Australia
Kanguru merupakan sumber daya berlimpah yang hidup di benua Australia dan
menjadi salah satu lambang dari negara Australia. Beberapa tahun terakhir hewan
kanguru menjadi sangat sensitif dibahas di negara yang juga disebut oleh banyak
orang sebagai negara kanguru. Hal ini karena adanya pertentangan antara
pemerintah Australia dengan kelompok-kelompok yang bergerak dibidang
perlindungan hewan dan sebagian masyarakat Australia mengenai cara mengatasi
populasi kanguru. Populasi kanguru di Australia terus mengalami kenaikan yang
sangat signifikan, kenaikan tersebut terjadi karena banyak faktor yang mendukung.
Untuk mengatasi banyaknya populasi kanguru, pemerintah Australia melakukan
pembunuhan kanguru atau yang disebut oleh pemerintah sebagai pemanenan
kanguru.
Jika dilihat dari sejarah, maka permasalahan kanguru seharusnya bukan
masalah baru di Australia. Beberapa tahun belakangan ini dan sampai saat ini,
kelompok perlindungan hewan mulai menyoroti kesejahteraan dari hewan kanguru
di Australia. Sesuai dengan tujuan dari kelompok perlindungan hewan baik itu
http://www.environment.gov.au/system/files/pages/ee20f301-6c6c-44e4-aa24-
62a32d412de5/files/kangaroo-statistics-states-2018.pdf (14/01/2020, 13:06 WIB) 40 Kangaroos, Wallabies, Pademelons, Bettongs and Potoroos, NSW Government, diakses dalam
https://www.environment.nsw.gov.au/topics/animals-and-plants/native-animals/native-animal-
facts/kangaroos-and-wallabies (14/01/2020, 14:25 WIB)
35
animal welfare atau animal right yang pasti kesejahteraan hewan merupakan tujuan
utama dari keberadaan kelompok perlindungan hewan. Menurut kelompok
perlindungan hewan, aktivitas yang dilakukan oleh pemerintah Australia terhadap
kanguru hanya memberikan penderitaan bagi kanguru tidak sesuai dengan
tujuannya memberikan kesejahteraan. Menurut Pat O’Brien seorang Aktivis
Perlindungan Kanguru di Queensland, ia menolak argumen pemerintah mengenai
pembunuhan kanguru, menurutnya itu hanya alasan saja untuk membenarkan
membunuh kanguru.41 Oleh karena itu, pada penjelasan selanjutnya akan dijelaskan
mengenai awal mula kanguru menjadi sebuah masalah di Australia.
Sejak suku amborigin datang ke benua Australia yakni suku pertama yang
mendiami daratan Australia, kanguru telah menjadi hewan yang diburu oleh suku
tersebut. Kedatangan suku amborigin sekitar 40.000 tahun yang lalu menyebabkan
kanguru dianggap penting bagi budaya mereka.42 Kanguru dan makropoda lainnya
telah menjadi hewan paling penting dalam makanan suku amborigin. Namun selain
diburu untuk menjadi makanan mereka, suku amborigin juga memburu kanguru
untuk alasan lain. Turnbridge mengatakan alasan kanguru dahulu diburu adalah
untuk diambil daging, kulit, urat, dan bagian lainnya yang menurut mereka dapat
digunakan untuk alat, perkakas, pakaian, dan hiasan.43
Kanguru sudah diburu sejak amborigin datang ke Australia, tetapi itu bukan
merupakan awal permasalahan kanguru di Australia. Bahkan pada saat itu, cara
41 NBC News. 5/14/2007. Australia Officials Wants to Kill 3.000 Kangaroos. [online]
http://www.nbcnews.com/id/18656748/ns/world_news-asia_pasific/t/australia-officials-wants-
kill-kangaroos/ (20/01/2020, 20:25 WIB) 42 Grant, Op. Cit., hal. 6 43 Boom, et. al, Op. Cit., hal. 20-21
36
suku amborigin memburu kanguru dapat dikatakan kejam seperti memburu kanguru
menggunakan anjing, tombak, menyergap, dikepung, membuat jebakan hingga
menggunakan api.44 Namun pada saat itu, Australia belum menjadi sebuah negara,
dan populasi kanguru masih seimbang dengan populasi satwa lainnya karena benua
Australia masih memiliki banyak populasi dingo yang merupakan satwa pemangsa
kanguru. Tetapi sesuai dengan penelitian ini, beberapa tahun terakhir populasi
kanguru menjadi permasalahan penting bagi Australia. Kenaikan tersebut dapat
dikatakan sebagai sebab akibat dari yang terjadi sejak bangsa Eropa datang ke
benua Australia.
Alasan mengapa populasi kanguru terus melonjak di Australia dapat
ditandai sejak kedatangan bangsa Eropa ke benua Australia. Awal mula bangsa
Eropa datang menginvasi Australia, sama halnya dengan suku amborigin, bangsa
Eropa juga menganggap kanguru sebagai sumber daya dan menjadikannya daging
pokok. Dimana daging kanguru menjadi makanan untuk kebutuhan daging bangsa
Eropa yang menginvasi benua Australia. Namun, antara tahun 1880-an kanguru
sudah jarang di konsumsi oleh orang Eropa.45 Hal tersebut terjadi karena, bangsa
Eropa pada saat itu mulai mengimpor dan memelihara hewan ternak seperti domba
dan sapi.46
Selain karena tidak lagi dikonsumsinya daging kanguru oleh bangsa Eropa,
meningkatnya populasi kanguru juga dikarenakan hilangnya populasi dingo yang
44 Ibid. 45 Grant, Op. Cit., hal 6-7 46 Ibid., hal. 7
37
merupakan predator untuk kanguru. Dingo merupakan anjing liar Australia tetapi
bentuk tubuhnya menyerupai antara srigala dan anjing yang menyebabkan hewan
tersebut menjadi hewan mamalia karnivora terbesar di Australia. Dingo sudah ada
di Australia sejak 3.500 tahun yang lalu.47 Dingo merupakan predator alami
kanguru selain manusia (suku amborigin dan bangsa barat), burung elang (Wedge-
tailed Eagles yaitu burung pemangsa terbesar di Australia), serta sebelum punah
juga ada harimau Tasmania sebagai predator alami kanguru.48
Menurut Archer49, cara terbaik untuk memastikan kelangsungan hidup
habitat dan spesies adalah dengan membiarkannya hidup sendiri dan melindungi
sepenuhnya dari manusia. Membiarkan hewan hidup sendiri berarti sama halnya
dengan membiarkan terseleksinya hewan secara alami atau sesuai dengan rantai
makanan. Namun, sejak invasi bangsa Eropa ke Australia, mereka tidak hanya
menggusur suku amborigin, tetapi juga mengurangi populasi dingo, sehingga
membatasi predator alami kanguru dibeberapa tempat.50 Mengurangi populasi
dingo merupakan upaya bangsa Eropa untuk melindungi daerah perternakan.
Sehingga pada saat itu dingo sebagian besar sudah tidak ada di beberapa negara
bagian seperti New South Wales, Victoria, sepertiga tenggara South Australia dan
dari ujung selatan Western Australia.51 Namun berkurangnya populasi dingo ini
47 Dingo, Australian Museum, diakses dalam
https://australianmuseum.net.au/learn/animals/mammals/dingo/ (22/02/2020, 20:44 WIB) 48 Kangaroo, Bush Heritage Australia, diakses dalam
https://www.bushheritage.org.au/species/kangaroos (22/02/2020, 21:10 WIB) 49 M. Archer, Confronting Crisis in Conservation: A Talk on the Wild Side, A Zoological Revolution:
Using Native Fauna to Assist in its Own Survival, Dalam Grant, Op. Cit., hal. 6 50 Ibid., hal. 7 51 Dingo, Loc. Cit.
38
menyebabkan kurangnya predator yang akan memangsa kanguru, yang akhirnya
berdampak pada naiknya populasi kanguru.
Australia merupakan negara yang memiliki musim cukup ekstrim. Dimana
Australia dapat mengalami musim kemarau yang cukup panjang begitu juga dengan
musim hujan. Musim kemarau yang panjang sebenarnya berdampak pada satwa
darat di Australia. Hal tersebut terjadi sebab dimusim kemarau sungai-sungai kecil
yang menjadi penompang hidup hewan akan mengering sehingga menyebabkan
banyak satwa liar mati dikarenakan kekurangan air. Seperti misalnya daerah
savanna yang memiliki sedikit tempat air dipermukaan.52 Fenomena alam tersebut
sebenarnya juga membuat pupolasi kanguru berkurang. Namun seiring
perkembangan zaman disertai dengan invasi bangsa Eropa di Australia dan
mendirikan negara Australia, banyak cara-cara yang dilakukan oleh pemerintah
untuk mengatasi musim kemarau panjang di Australia. Salah satunya dengan
membuat tempat-tempat air yang dapat menunjang hidup satwa liar saat musim
kemarau.
Kedatangan bangsa Eropa mendiami daratan Australia sebenarnya juga
membawa dampak baik bagi satwa di Australia. Hal ini karena adanya peningkatan
air. Menurut pemerintah New South Wales53, tidak semua perkembangan sejak
kedatangan Eropa berdampak buruk, beberapa spesies telah meningkat pesat
dibagian pedalaman sejak pemukiman eropa, salah satu alasannya karena tersedia
air untuk kanguru atau hewan lainnya ditempat-tempat yang sebelumnya tidak
52 Kelly, Op. Cit., hal. 3 53 NSW Government, Loc. Cit.
39
dapat dihuni seperti savanna. Sebelum permukiman Eropa, daerah tersebut hanya
memiliki sedikit tempat air dipermukaan tempat hewan minum.54 Tetapi efek
berkelanjutan dari tempat-tempat persedian air ternyata menjadi salah satu alasan
mengapa populasi kanguru terus naik.55 Secara histori, adanya perburuan Aborigin,
kekeringan, dan pemangsa seperti dingo dapat mengendalikan populasi kanguru.56
Tetapi dengan hilangnya kontrol tersebut, mendukung berkembangnya kanguru
secara tidak terkontrol. Ditambah lagi dengan tersedianya air yang mendukung
pertumbuhan kanguru.
Sampai saat ini populasi kanguru terus mengalami kenaikan hingga menurut
data dari otoritas taman nasional di Australia melebihi jumlah penduduk Australia.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya faktor-faktor tersebut yang mendukung
naiknya populasi kanguru. Pemerintah Australia melihat bahwa banyaknya
populasi ini jika tidak diatasi dapat menjadi masalah baik terhadap kanguru ataupun
satwa lainnya serta masyarakat Australia. Menurut Archer, konservasi melalui
penggunaan berkelanjutan adalah cara yang jauh lebih baik dan praktis untuk
memastikan kesehatan ekosistem.57 Upaya pemerintah Australia untuk mengatasi
kanguru adalah dengan melakukan penggunaan kanguru seperti memanfaatkan
daging dan kulit kanguru sebagai industri. Pemerintah Australia menyebutnya
dengan pemanenan kanguru. Pemanenan kanguru dilakukan oleh pemerintah
54 John Kelly, Kangaroo Industry Background, Kangaroo Industries Association of Australia (2016),
hal. 3, diakses dalam https://www.kangarooindustry.com/wp-
content/uploads/2018/KangarooIndustryBackground.pdf (19/01/2020, 16:51 WIB) 55 Ibid. 56 Brett Howland, New Evidanc: Culling Kangaroos could Help the Environment, The Conversation,
diakses dalam http://theconversation.com/new-evidence-culling-kangaroos-could-help-the-
environment-30795 (26/01/2020, 18:36 WIB) 57 Grant, Op. Cit., hal. 6
40
karena tanpa panen, sumber daya alam yang ada di Australia seperti misalnya
tumbuh-tumbuhan yang merupakan makanan dari kanguru tidak akan dapat
mendukung jumlah kanguru yang secara artifisial tinggi.58 Archer juga
menambahkan bahwa pemanenan kanguru yang terkendali adalah contoh sempurna
dari strategi penggunaan berkelajutan.59 Oleh karena itu, pemanenan kanguru juga
diatur oleh pemerintah sehingga populasi kanguru tetap terjaga pada tingkat yang
telah ditentukan.
Tabel 2.1 Jumlah Kanguru dan Walabi Tahun 2011 - 2019
Tahun Total Kanguru
Tahun 2011 25.158.026
Tahun 2012 34.303.677
Tahun 2013 39.410.480
Tahun 2014 53.198.517
Tahun 2015 49.313.027
Tahun 2016 48.993.435
Tahun 2017 47.226.027
Tahun 2018 46.109.264
Tahun 2019 42.188.970
Sumber: Department of the Environment and Energy
Sebagian masyarakat Australia melihat bahwa pemanenan kanguru
merupakan hal yang baik dan sangat didukung terutama oleh para petani pemilik
tanah yang disebut penggembala. Banyaknya kanguru yang melebihi orang di
Australia, menurut angka resmi pemerintah, menyebabkan banyak orang Australia
58 Grant, Op. Cit., hal. 10 59 Archer, Op. Cit.
41
menganggapnya sebagai hama terutama bagi petani dan pengguna jalan. Menurut
Mitchell Clapham, ketua Komite Pengelolahan Konservasi Sumber Daya di NSW
mengatakan bahwa kanguru menyebabkan masalah besar bagi petani.60 Selain itu
kanguru juga sering merusak properti publik dan menyebabkan kecelakaan bagi
pengguna jalan raya. Seperti yang dikemukakan oleh pemerintah Victoria bahwa
dengan banyaknya populasi kanguru dapat mengalami beberapa masalah seperti:61
(a) Kecelakaan lalu lintas; (b) Kerusakan pada padang rumput, tanaman, kebun dan
pagar yang disebabkan oleh kanguru; (c) Dampak negatif pada vegetasi asli yang
rentan atau daerah yang mengalami revegetasi karena penggembalaan kanguru; (d)
kompetisi untuk merumput dengan ternak di properti pertanian; (e) kanguru
menjadi agresif terhadap manusia, biasanya ketika hewan individu memiliki kontak
teratur dengan manusia (misal menjadi terbiasa diberi makan oleh manusia).
2.1.3 Peraturan Pemerintah Australia Pada Hewan Kanguru
Dahulu membunuh, membeli, atau memiliki seekor kanguru di Australia adalah
ilegal.62 Namun sebagai tanggapan terhadap pertumbuhan populasi kangguru,
pemerintah Australia mengizinkan pemegang lisensi untuk 'memusnahkan' atau
menembak kanguru. Kenaikan populasi kanguru terjadi akibat dari hilangnya
dingo, kanguru tidak lagi dikonsumsi, dan tersedianya air saat musim kemarau.
60 Kangaroo Management Fails Farmers as Roo Numbers Hit Record Levels, ABS News, diakses
dalam http://www.abc.net.au/news/rural/2017-09-29/kangaroo-management-fails-farmers-in-
record-ro-numbers/8993148 (07/01/2020, 13:23 WIB) 61 Our Wildlife: Kangaroo, State Government Victoria, diakses dalam
https://www.wildlife.vic.gov.au/our-wildlife/kangaroos (04/02/2020, 22:58 WIB) 62 Jordan Sosnowski, 2013, Overview of Laws Governing Kangaroo Culling in Australia, diakses
dalam http://www.animallaw.info/article/overview-laws-governing-kangaroo-culling-australia
(07/01/2020, 13.32 WIB)
42
Oleh karena itu populasi kanguru menjadi naik sehingga timbul persepsi bahwa
kanguru adalah hama di masyarakat Australia. Menanggapi hal ini, pada tahun
1880-an semua negara bagian mengeluarkan undang-undang untuk pemusnahan
kanguru.63 Tetapi agar pemusnahan tersebut tidak sia-sia, maka Australia
memanfaatkan kanguru untuk kegiatan industri.
Seperti yang dijelaskan pada sub bab sebelumnya bahwa kanguru menjadi
salah satu permasalahan di Australia. Dimana populasi kanguru terus naik hingga
melebihi populasi penduduk Australia. Salah satu solusi untuk mengatasi naiknya
populasi kanguru, pemerintah melakukan pemanenan berkelanjutan. Pemanenan
berkelanjutan merupakan kegiatan dari industri komersial Australia dimana
kanguru dibunuh untuk pemanfaatan dari sumber daya yang dimiliki. Ada empat
spesies macropoda yang dipanen secara legal oleh industri komersial, tiga
diantaranya yaitu kanguru dan satu spesies walabi. Kanguru yang dapat dipanen
ialah kanguru merah, kanguru abu-abu timur, dan kanguru abu-abu barat. Saat ini,
pemanenan kanguru telah diatur oleh pemerintah untuk menjaga agar tingkat
populasi tetap terjaga.
Tujuan utama dari pemanenan yang diakui oleh pemerintah yaitu untuk
memastikan konservasi semua spesies yang dipanen dan mempertahankannya pada
rentan alami mereka.64 Adapun tujuan lain yakni mengurangi kerusakan yang
63 Boom, et. al, Op. Cit., hal. 23 64 Penny Olsen and Mike Braysher, Situation Analysis Report: Current State of Scientific Knowledge
on Kangaroos in the Environment, Including Ecological and Economic Impact and Effect of
Culling, Kangaroo Management Advisory Committee, (2002), hal. 6, diakses dalam
https://www.environment.nsw.gov.au/-/media/OEH/Corporate-Site/Documents/Animals-and-
plants/Wildlife-management/Kangaroo-management/current-state-of-scientific-knowledge-on-
43
ditimbulkan pada produksi pedesaan dan memastikan penggunaan sumber daya
berkelanjutan.65 Untuk mendukung jalannya industri kanguru dan tetap menjaga
populasi kanguru agar stabil, pemerintah Australia baik persemakmuran maupun
negara bagian mengeluarkan peraturan-peraturan yang harus diterapkan dalam
pemanenan kanguru.
Namun beberapa tahun terakhir pemerintah juga melakukan pembunuhan
kanguru tetapi bukan untuk kegiatan industri, melainkan untuk kegiatan non-
komersial. Pada kegiatan komersial, pemerintah menyebut pembunahan kanguru
sebagai ‘panen’ sedangkan kegiatan non-komersil pemerintah menyebut dengan
‘pemusnahan’.66 Pemanenan berarti mengacu pada pemindahan hewan yang hidup
dalam populasi liar untuk penggunaan langsung. Sehingga pemanenan di Australia
juga merujuk pada pembunuhan komersial kanguru baik untuk daging atau kulit
kanguru. Sedangkan pada pemusnahan digunakan untuk merujuk pada
pembunuhan non-komersial baik oleh lembaga pemerintah, petani atau
penggembala.
Adanya dua kegiatan tersebut merupakan aturan resmi yang dikeluarkan
oleh pemerintah Australia yang artinya dikeluarkan dan disetujui baik oleh
pemerintah persemakmuran dan pemerintah negara bagian. Untuk menjalankan dua
kegiatan itu, pemerintah persemakmuran mengeluarkan Kode Etik Nasional untuk
kangaroos.pdf?la=en&hash=8682E2B449EBDE55091335BB5B48A63FCE515A18
(22/01/2020, 10:42 WIB) 65 Ibid. 66 Dror Ben Ami and Keely Boom, Shooting Our Wildlife: an Analysis of the Law and Policy
Governing of the Killing of Kangaroos, THINKK The Kangaroo Think Tank, University of
Technology Sydney, diakses dalam https://core.ac.uk/download/pdf/30681761.pdf (01/02/2020,
11:51 WIB)
44
penembakan komersial dan non-komersial terhadap kanguru dan walabi. Kode Etik
Nasional tersebut secara umum berisi mengenai syarat dan aturan yang harus
dipenuhi dan dilakukan dalam melakukan penembakan kanguru untuk komersial
dan non-komersial. Dengan adanya dua kegiatan pembunuhan kanguru, penulis
melihat penting untuk mengetahui bagaimana sebenarnya peraturan mengenai
satwa liar di Australia khususnya kanguru.
2.1.3.1 Peraturan Pemerintah Persemakmuran pada Kanguru
Kekuatan pada pembuatan hukum di Australia terbagi antara pemerintah
persemakmuran dan pemerintah negara bagian. Pemerintah federal/persemakmuran
tidak memiliki kekuatan legislatif yang jelas untuk menangani masalah lingkungan
dan hewan.67 Semua permasalahan mengenai lingkungan dan hewan merupakan
tanggung jawab masing-masing pemerintah negara bagian untuk mengelolanya.
Namun pemerintah persemakmuran tetap mengontrol setiap kegiatan yang
dilakukan oleh negara bagian dalam mengelola sumber daya alam yang dimiliki
termasuk didalamnya hewan dan lingkungan. Salah satu kontrol dari pemerintah
persemakmuran mengenai pengelolaan sumber daya alam yang dilakukan oleh
negara bagian misalnya pada hewan kanguru.
Pada tahun 1950-an dan 1960-an pemerintah Australia memberlakukan
undang-undang untuk pengendalian kanguru.68 Peraturan pengendalian kanguru
diberlakukan, karena sejak akhir abad ke-19 kanguru diidentifikasikan sebagai
67 Law, THINKK the Think Tank for Kangaroos, Sydney: University of Technology, diakses dalam
http://thinkkangaroos.uts.edu.au/law.html (06/01/2020, 09:02 WIB) 68 N.B. Spiegel and P.C. Wynn, Promoting Kangaroo as a Sustainable Option for Meat Production
on the Rangelands of Australia, Animal Prontiers, Vol. 4, Issue 4 (2014), hal. 38
45
hama bagi industri pastoral. Dikatakan kanguru sebagai hama karena hewan
tersebut telah menjadi sangat banyak dibeberapa daerah Australia daripada saat
bangsa Eropa pertama kali datang menginvasi. Misalnya pada New South Wales,
pada tahun 1870-an keluhan diajukan kepada dewan legislatif bahwa kanguru
berada dalam jumlah sangat besar. Namun, peraturan tersebut dikeluarkan juga
untuk menghindari protes yang muncul dari publik mengenai perlindungan
kanguru. Adanya undang-undang pengendalian kanguru bukan untuk mendorong
penghancuran pada kanguru ataupun walabi, tetapi sebagai bentuk perlindungan
terhadap kanguru sehingga populasi kanguru tetap terjaga.
Pada dasarnya, pemerintah persemakmuran memiliki wewenang yang dapat
ditemukan dibagian 51 dan 52 konstitusi. Wewenang pemerintah persemakmuran
umumnya terdapat pada kekuatan urusan luar, kekuatan perdagangan, dan kekuatan
karantina.69 Misalnya pada kekuatan perdagangan (pasal 51 (i) memberi pemerintah
persemakmuran wewenang untuk membuat undang-undang terkait dengan ekspor
dan impor dari satwa liar). Sebagian besar daging dan kulit kanguru diekspor ke
pasar luar negeri, yang berarti bahwa pemerintah persemakmuran memiliki peran
penting terhadap kegiatan perdagangan kanguru tersebut.
Pada tingkat persemakmuran, undang-undang yang paling signifikan yang
dapat mengatur permasalahan kanguru yaitu Undang-Undang Perlindungan Satwa
Liar 1982 (WPA), Undang-Undang Perlindungan Lingkungan dan Konservasi
Keanekaragaman Hayati 1999 (Act EPBC) dan Undang-Undang Kontrol Ekspor
69 Ami, Op. Cit., hal. 17-19
46
1982.70 UU Perlindungan Satwa Liar bertujuan untuk melindungi semua spesies
fauna asli, yang mencakup kontrol pada ekspor dan impor satwa liar ataupun produk
turunan satwa liar. Dilanjutkan dengan UU Kontrol Ekspor 1982 bertujuan
memberikan persyaratan lebih lanjut untuk ekspor produk kanguru. Dalam hal ini,
pemerintah persemakmuran mengeluarkan aturan terkait ekspor produk kanguru
yaitu kegiatan ekspor kanguru yang dilakukan oleh setiap negara bagian harus
sesuai dengan aturan yang telah dikeluarkan dan atas persetujuan persemakmuran.
Sedangkan pada UU EPBC bertujuan untuk menyediakan kerangka kerja
menyeluruh untuk perlindungan lingkungan. Lebih detail lagi Undang-undang ini
bertujuan untuk:71 (1) Memastikan Australia mematuhi kewajibannya dibawah The
Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and
Fauna (CITES) dan The Convention on Biological Diversity (CBD); (2) Melindungi
satwa liar yang mungkin terkena dampak negatif dari perdagangan; (3)
Mempromosikan konservasi keanekaragman hayati di Australia dan negara-negara
lain; (4) Memastikan bahwa setiap penggunaan komersial satwa liar asli Australia
untuk tujuan ekspor dikelola dengan cara yang berkelajutan secara ekologis; (5)
Mempromosikan perlakuan manusiawi terhadap satwa liar; (6) Memastikan
perilaku etis selama penelitian yang terkait dengan penggunaan satwa liar; dan (7)
Memastikan bahwa prinsip kehati-hatian diperhitungkan dalam membuat
keputusan yang berkaitan dengan penggunaan satwa liar.
70 Ibid. 71 Australian Native Plants and Animals, Department of Agriculture, Water and the Environment,
diakses dalam https://www.environment.gov.au/biodiversity/wildlife-trade/natives (04/02/2020,
21:38 WIB)
47
Pada bagian 13A di dalam UU EPBC diatur mengenai pergerakan
internasional terhadap satwa liar dan pada bagian 303DD dalam UU EPBC
menetapkan bahwa merupakan pelanggaran untuk mengekspor tanpa izin, dan
bahwa izin tersebut dapat dikeluarkan apabila ekspor sesuai dengan rencana yang
disetujui. Selanjutnya pada bagian 303DD pasal 3 diatur mengenai persetujuan
rencana pengelolahan perdagangan satwa liar. Rencana pengelolaan perdagangan
satwa liar harus konsisten dengan objek dari bagian 13A dan tidak boleh
menyebabkan kerusakan pada spesies yang tercakup dalam rencana pengelolaan.
Pada kanguru, rencana pengelolaan kanguru dibuat oleh negara bagian tetapi harus
disetujui oleh persemakmuran.
Berdasarkan peraturan pemerintah persemakmuran Australia yakni UU
EPBC 1999 bagian 303DD yang berisi tentang kegiatan ekspor produk satwa liar
harus berdasarkan persetujuan dari pemerintah persemakmuran. Oleh karenanya,
agar kanguru dapat dipanen maka setiap Otoritas Taman Nasional Negara Bagian
harus memiliki Rencana Pengelolahan atau Management Plan. Rencana
pengelolahan nantinya akan diajukan ke Departmen Konservasi Federal untuk
menunggu persetujuan.72 Isi dari rencana pengelolahan harus dibuat terperinci
dengan merinci kontrol pemantauan populasi, kontrol pengaturan kuota, dan
kontrol atas pengambilan/ panen. Rencana pengelolahan memiliki jangka hanya
lima tahun dan setelah itu setiap Otoritas Taman Nasional Negara Bagian harus
membuat rencana pengelolahan untuk diajukan kembali.
72 Kelly, Op. Cit., hal. 4
48
‘Rencana Pengelolaan Nasional untuk kanguru’ memberikan panduan
untuk rencana pengelolaan kanguru oleh negara bagian. Rencana Pengelolaan
Nasional ini telah disetujui oleh Dewan Menteri Konservasi Alam (CONCOM)
sejak Mei 1985 yang menggantikan pedoman sebelumnya yaitu ‘Program
Manajemen Kanguru Nasional’.Ada tiga tujuan dari pengelolaan kanguru
sebagaimana diatur dalam Rencana Pengelolaam Nasional yaitu:73
1. Untuk mempertahankan populasi kanguru diatas rentang alami mereka;
2. Kanguru menyebabkan efek merusak pada praktik pengelolaan lahan
lainnya; dan
3. Bila memungkinkan, untuk memelihara spesies kanguru sebagai sumber
daya alam yang terbarukan dengan menyediakan konservasi spesies tidak
terganggu.
Dalam hal ini, pengendalian kanguru sebagai bentuk perlindungan pada
kanguru menjadi tanggung jawab pemerintah persemakmuran. Pemerintah
persemakmuran memegang kontrol atas pengendalian hewan tersebut. Seperti
misalnya menetapkan kuota hingga mengatur cara pemanenan yang harus
dilakukan oleh setiap negara bagian. Dalam Conservation and Land Management
Act 1984, kanguru tidak dapat diburu pada daerah seperti taman nasional, cagar
alam, dan hutan milik negara.74 Kanguru hanya dapat diburu untuk kegiatan industri
komersial seperti disabana (padang rumput yang ada pepohononannya). Sampai
73 Ami, Op. Cit., hal. 21 74 Management Plan, Op. Cit.,
49
saat ini pemanenan kanguru untuk industri komersial dilakukan oleh Queensland,
New South Wales, South Australia, Western Australia, dan Tasmania.75
Berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah federal maka,
industri kanguru didasarkan pada panen yang diatur melalui sistem kuota,
sebagimana diatur oleh Undang-Undang Perlindungan Lingkungan dan Konservasi
Keanekaragaman Hayati Australia tahun 1999.76 Sistem kouta tersebut harus
diterapkan oleh setiap negara bagian yang akan melakukan pemanenan kanguru.
Jumlah kanguru dihitung melalui udara dengan menggunakan helikopter ketinggian
rendah yaitu 2.300 meter.77 Setelah menemukan jumlah yang pasti, maka kuota
panen akan ditetapkan. Namun penetapan kuota tidak hanya ditentukan
berdasarkan jumlah kanguru tetapi juga menurut tren dan pola curah hujan termasuk
prediksi iklim jangka panjang. Penetapan sistem kuota dilakukan agar populasi
kanguru tetap terjaga. Kuota panen kanguru ditetapkan berdasarkan total populasi
masing-masing spesies kanguru, biasanya 10-15%.78 Kuota bisa bertambah hingga
20% tergantung keadaan dan banyaknya populasi kanguru pada tahun yang akan
dilaksanakan panen.
Pemerintah federal juga mengeluarkan kode praktik yang disebut Kode Etik
Nasional dimana mengatur mengenai penembakan kanguru untuk kegiatan
komersial dan non-komersial. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, beberapa
tahun belakangan pemerintah juga melaksanakan kegiatan pemanenan kanguru
75 Boom, et. al., Op. Cit., hal. 18 76 Spiegel, Op. Cit., hal. 41 77 Kelly, Op. Cit., hal. 2 78 Grant, Op. Cit., hal. 10
50
untuk non-komersial. Penembakan non-komersial merupakan penembakan
kanguru yang sah dengan tujuan konservasi tanpa menjual daging atau kulit
kanguru untuk keuntungan.79 Maksudnya ialah pemerintah melakukan pemanenan
bukan untuk memanfaatkan kanguru sebagai sumber daya tetapi hanya untuk
mengurangi populasi kanguru tanpa menggunakannya untuk kegiatan komersial.
Namun alasan pemerintah melakukan penembakan non-komersial adalah untuk
menjaga lingkungan Australia, karena beberapa tahun belakangan ini populasi
kanguru sangat meningkat drastis hingga melebihi jumlah penduduk Australia.
Negara bagian yang melakukan kegiatan penembakan kanguru non-komersial
adalah Victoria dan Queensland.
Pemerintah Victoria telah mengeluarkan ijin kepada para pemilik tanah di
Victoria yang disebut ATCWS atau otoritas untuk mengendalikan sistem
margasatwa.80 Sehingga para pemilik tanah di Victoria memiliki ijin untuk
menembak kanguru yang dianggap menggangu aktivitas mereka. Begitu juga
dengan Queensland, pada tahun 2014 pemerintah Queensland mengeluarkan ijin
yang disebut ‘Fast-Tracked’ yaitu pemilik tanah dapat menembak hingga 1.000
kanguru per-properti dan hal tersebut dapat dilakukan tanpa persyaratan untuk
inpeksi lapangan terlebih dahulu.81
Kode Etik Nasional untuk penembakan kanguru sebenarnya sudah dibuat
sejak 1985 untuk edisi pertamanya dengan judul Code of Paractice for the Humane
79 Kangaroos, Voiceless the Animal Protection Institute, diakses dalam
https://www.voiceless.org.au/hot-topics/kangaroos (24/02/2020, 08:09 WIB) 80 Kangaroo Shooting, Animals Australia, diakses dalam
http://www.animalsaustralia.org/issues/kangaroo_shooting.php (22/01/2020, 09:36 WIB) 81 Ibid,
51
Shooting of Kangaroos dan edisi kedua diterbitkan kembali pada tahun 1990.
Namun pada tahun 2008 diterbitkan ulang dengan mengubah beberapa isi dokumen
salah satunya yakni ikut mengatur mengenai penembakan terhadap walabi. Untuk
lebih jelas mengenai isi yang dimuat dalam Kode Etik Nasional mengenai
penembakan kanguru komersial dan non-komersial adalah sebagai berikut:
1. Kode Etik Nasional Penembakan Kanguru Komersial
Kode Etik Nasional penembakan kanguru untuk keperluan komersial dikeluarkan
untuk menetapkan standar perilaku manusiawi yang dapat dicapai dan merupakan
persyaratan minimum bagi orang yang menembak kanguru dan walabi. Kode Etik
ini diterapkan melalui pendidikan dan kebijakan otoritas pemerintah terkait.
Dijelaskan pada isi dokumen tersebut yang berjudul National Code of Practice for
the Humane Shooting of Kangaroos and Wallabies for Commercial Purpose bahwa
Kode Etik Nasional tersebut merupakan pengganti dari Kode Praktik sebelumnya
yang diterbitkan pada tahun 1985 dan disahkan oleh Dewan Menteri Konservasi
Alam (CONCOM). Sedangkan Kode Etik Nasional yang terbaru yaitu yang
diterbitkan pada tahun 2008 dibuat dan ditetapkan oleh Dewan Menteri Manajemen
Sumber Daya Alam (NRMMC) yang disahkan pada tanggal 7 November 2008.
Dalam hal ini, untuk membuat isi dokumen Kode Etik Nasional tersebut NRMMC
membentuk kelompok kerja yang terdiri perwakilan dari otoritas setiap negara
bagian dan teritori yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan kesejahteraan
kanguru, pemilik industri kanguru, RSPCA, dan Animal Australia.
52
Kode Etik Nasional untuk komersial ini memiliki tujuan yaitu memastikan
bahwa semua orang yang bermaksud menembak kanguru ataupun walabi yang
hidup di alam bebas untuk tujuan komersial melakukan penembakan sehingga
hewan tersebut dibunuh dengan cara yang meminimalkan rasa sakit dan
penderitaan. Kode Etik Nasional untuk Komersial tersebut juga menetapkan bahwa
yang melakukan kegiatan penembakan adalah penembak yang sudah memiliki
lisensi. Untuk mendapatkan lisensi, mereka (penembak) harus menjalani pelatihan
yang diberikan oleh lembaga yang terakreditasi pemerintah dan disetujui oleh
Lembaga TAFE Australia (Tertiary and Further Education).82 Setelah menjalani
pelatihan maka penembak akan mendapatkan lisensi dan dapat membeli tag yang
dikeluarkan oleh pihak berwenang. Pada dasarnya, persyaratan yang ditetapkan
dalam Kode Etik Nasional untuk Komersial adalah bahwa kanguru harus ditembak
dikepala dan bayi kanguru (joeys) juga harus ditembak sesuai dengan metode yang
ditentukan.83
Dalam isi dokumen mengenai Kode Etik Nasional untuk Komersial
tersebut, secara ringkas selain membahas mengenai syarat bagi orang yang boleh
melakukan penembakan atau pembunuhan terhadap kanguru, juga membahas
mengenai alat yang digunakan oleh penembak nantinya. Secara singkat dokumen
tersebut mengatur mengenai spesifikasi senjata dan prosedur teknis yang harus
diperhatikan oleh si penembak.
82 Kelly, Op. Cit., hal. 4-5 83 Lihat National Code of Practice for the Humane Shooting of Kangaroo and Wallabi for
Commercial Purpose.
53
Kode Etik Nasional Pembunuhan Kanguru untuk Komersial ini ditujukan
bahwa pengambilan hewan (kanguru) digunakan sebagai produk untuk dijual di
Australia dan di luar negeri.84 Dalam artian bahwa pembunuhan komersia tersebut
harus sesuai dengan tujuan pemerintah yaitu pemanfaatan kanguru sebagai sumber
daya alam. Pembunuhan komersial sudah lama dilakukan hal ini dapat dilihat dari
Kode Praktik tahun 1985 yang sebelumnya juga mengatur mengenai pembunuhan
kanguru. Penembakan ini telah dilegalkan oleh pemerintah Australia karena
merupakan pemanfaatan kanguru sebagai sumber daya. Pemanfaatan itu berupa
kegiatan industri kanguru yang telah mencapai skala ekspor. Ekspor tersebut
meliputi daging dan kulit kanguru. Pasar dari daging kanguru ialah supermarket-
supermarket serta industri pembuatan makanan hewan seperti di Amerika, Eropa,
dan Asia. Sedangkan pasar dari kulit kanguru ialah industri pembuatan sepatu
seperti misalnya Adidas, Nike, Puma dan Umbro.
2. Kode Etik Nasional Penembakan Kanguru Non-komersial
Penembakan kanguru untuk kegiatan non-komersial juga diatur dalam Kode Etik
Nasional yang isinya tidak jauh berbeda dengan Kode Etik Nasional untuk
Komersial. Dalam hal ini, Kode Etik Nasional untuk Non-Komersial dibuat untuk
menetapkan standar perilaku manusiawi yang dapat dicapai dan merupakan
persyaratan minimum bagi orang yang menembak kanguru dan walabi untuk alasan
selain penggunaan komersial produk kanguru (kulit dan daging).
84 Sosnowski, Loc. Cit.,
54
Pembuatan isi dari dokumen Kode Etik Nasional untuk Non-Komersial ini
juga sama dengan Kode Etik Nasional untuk Komersial yaitu pengganti dari Kode
Praktik sebelumnya. Dimana isi dokumen ini dibuat oleh NRMMC dan disahkan
pada tanggal 7 November 2008. Sama halnya dengan Kode Etik Nasional untuk
Komersial, dalam pembuatan isi dokumen Kode Etik Nasional untuk Non-
Komersial, NRMMC selaku dewan yang bertanggung jawab terhadap sumber daya
alam juga membentuk kelompok kerja dalam membuat isi dokumen tersebut.
Adapun kelompok kerja tersebut diantaranya yaitu perwakilan dari otoritas
pemerintah Austalia, Negara Bagian dan Teritori yang bertanggung jawab atas
manajemen dan kesejahteraan kanguru, Pemilik industri kanguru, RSPCA, dan
Animal Australia.
Adapun tujuan dari Kode Etik Nasional untuk Non-Komersial ini yaitu
memastikan bahwa semua orang yang bermaksud menembak kanguru atau walabi
yang hidup di alam bebas untuk tujuan non-komersial melakukan penembakan
sehingga hewan tersebut dibunuh dengan cara yang menimalkan rasa sakit dan
penderitaan. 85 Dalam hal ini tujuan dari pembunuhan non-komersial adalah dimana
tangkapan hewan (kanguru atau walabi) tidak digunakan sebagai produk untuk
dijual di Australia ataupun di luar negeri yang artinya tidak untuk kepentingan
komersial. Hal ini karena, adanya penembakan non-komersial adalah untuk
melestarikan lingkungan terutama padang rumput, mengendalikan populasi
kanguru, agar tidak bersaing dengan hewan ternak, dll. Kode etik non-komersial
85 Lihat national Code of Practice for the Humane Shooting of Kangaroo and Wallabi for Non-
Commercial Purpose.
55
mengatur bahwa setiap penembak boleh menembak lebih dari satu kanguru asalkan
sudah memastikan bahwa kanguru yang ditembak sebelumnya telah mati. Selain
itu, penembak juga harus mengikuti aturan bidikan yang telah ditetapkan dalam
kode etik. Penembak juga harus menghindar daerah kantong dari anak kanguru
sehingga joeys tidak mati karena tertembak.86
Secara singkat isi dari dokumen Kode Etik Nasional untu Non-Komersial
menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh penembak kanguru. Seperti
misalnya lisensi. Dalam hal ini, penembak yang melakukan kegiatan non-komersial
harus memiliki lisensi dan dilakukan hingga kuota terpenuhi. Selain itu isi dokumen
tersebut juga menetapkan mengenai spesifikasi dan prosedur teknis yang harus
diterapakn oleh penembak non-komersial.
2.1.3.2 Peraturan Pemerintah Negara Bagian pada Kanguru
Pada tingkat negara bagian, semua negara bagian memiliki undang-undang sendiri
mengenai satwa liar. Di Australia, pemerintah negara bagian dan teritori memiliki
tanggung jawab utama untuk pengelolaan satwa liar asli yang dimiliki, termasuk
kanguru. Semua negara bagian dan teritori telah menetapkan bahwa kanguru dapat
diambil untuk mengurangi dampak signifikan dari populasi kangguru yang terlalu
banyak terhadap pertanian dan lingkungan alami Australia. Beberapa negara juga
mengizinkan panen komersial kanguru berdasarkan prinsip-prinsip manajemen
berkelanjutan. Sampai saat ini negara bagian yang diizinkan panen komersial
berdasarkan UU EPBC yakni New South Wales, Queensland, South Australia, dan
86 Ibid.
56
Western Australia. Victoria baru-baru ini juga disetujui berdasarkan UU EPBC
untuk melakukan panen komersial skala kecil.
Undang-undang negara bagian dan teritori menyatakan bahwa kanguru dan
satwa liar lainnya adalah ‘fauna yang dilindungi’ dan merupakan pelanggaran untuk
membunuh atau melukai mereka.87 Oleh karena itu, adanya rencana pengelolaan
kanguru untuk kegiatan komersial dan non-komersial maka setiap penembak harus
mendapatkan lisensi terlebih dahulu untuk melakukannya.
Tabel 2.2 Peraturan Negara Bagian terhadap Kanguru
STATE LEGISLATION RELEVANT SECTION
New South Wales UU Taman Nasional
dan Satwa Liar 1974
(NSW)
Bagian 98 merupakan pelanggaran
untuk menyakiti fauna yang
dilindungi tanpa lisensi.
‘Menyakiti’ didefinisikan
termasuk berburu, menembak,
meracuni, mengejar, menangkap,
melukai atau membunuh.
Bagian 72 mengijinkan persiapan
rencana pengelolaan.
Bagian 120 dan 123 mengijinkan
untuk lisensi diberikan.
Peraturan Taman
Nasional dan
Margasatwa 2009
Bagian 6 divisi 1 mengatur
peneribitan lisensi.
Queensland UU Konservasi Alam
1992
Bagian 88 merupakan pelanggaran
bagi orang yang tidak berwenang
untuk ‘mengambil’ hewan yang
dilindungi.
Bagian 88 (2) ‘mengambil’
termasik membunuh, melukai,
atau menyakiti hewan.
Peraturan Konservasi
Alam 2006
Dibawah bagian 4 divisi 2, ‘izin
kerusakan mitigasi’ dapat
87 Ami, Op. Cit., hal. 20
57
(Pengelolaan
Margasatwa)
diberikan yang memungkinkan
pembunuhan hewan yang
dilindungi yang menyebabkan
(atau dapat menyebabkan)
kerusakan properti atau mewakili
‘ancaman’ terhadap kesehatn
manusia dan kesejahteraan.
Dibawah peraturan ini, kanguru
merah, kanguru abu-abu timur,
kanguru abu-abu barat, dan walaro
adalah ‘spesies yang palingtidak
mempedulikan’ kehidupan liar dan
dapat dikenakan masa panen yang
dinyatakan.
Peraturan Konservasi
Alam 2006
(Administrasi)
Peraturan 11 mengatur bahwa izin
pemanenan satwa liar komersial
dapat diberikan untuk hewan
selain dikawasan lindung.
Pemberitahuan
Konservasi Alam
2009 (Periode Panen
Macropod 2010)
Memperhatikan penetapan periode
panen, area minimum untuk kulit
kanguru yang dipanen (hanya
kulit), dan bobot minimum untuk
bangkai yang hanya diambil
dagingnya atau untuk daging dan
kulitnya.
Rencan Konservasi
Alam 2005
(Macropod)
Peraturan 9 mengatur bahwa
pemegang lisensi pemanen
macropod berwenang untuk
mengambil macropod dibawah
lisensi hanya selama periode
panen untuk macropod.
South Australia UU Taman Nasional
dan Satwa Liar 1972
Bagian 68 (1a) merupakan
pelanggaran untuk mengganggu,
melecehkan, atau menganiaya
hewan yang dilindungi tanpa
wewenang legislatif atau izin.
Bagian 68 (1b) merupakan
pelanggaran untuk melakukan atau
melanjutkan atau bertindak atau
kegiatan yang, atau kemungkinan
58
besar, merugikan kesejahteraan
hewan yang dilindungi setelah
diarahkan oleh sipir untuk tidak
melakukan atau menghentikan,
tindakan atau kegiatan tersebut.
Bagian 53 menetapkan bahwa
Menteri dapat memberikan izin
yang memungkinkan pembunuhan
hewan yang dilindungi. Alasannya
termasuk untuk perusakan atau
kerusakan pada lingkungan, stok
dan makanan.
Bagian 60 (j) Menteri dapat
memberikan izin untuk memanen
spesies yang dilindungi dan
penjualan atau penggunaan
bangkai.
Peraturan Taman
Nasional dan Satwa
Liar 2003 (Pemanenan
Kanguru)
Bagian 3 mengatur dan
menyediakan ketentuan untuk izin
yang diberikan berdasarkan bagian
60 j.
Western Australia UU Konservasi
Margasatwa 1950
Bagian 16 menyatakan bahwa
membunuh fauna yang dilindungi
tanpa izin yang sesuai merupakan
pelanggaran.
Peraturan Konservasi
Margasatwa 1970
Peraturan 5 mengatur tentang
masalah lisensi untuk membunuh
fauna yang dilindungi dimana
hewan menyebabkan kerusakan
pada properti.
Peraturan 6 mengijinkan untuk
lisensi yang memungkinkan
pembunuhan komersial kanguru.
Tasmania UU Konservasi Alam
2002
Bagian 4 mengatur konservasi
flora dan fauna.
Bagian 30 menetapkan bahwa
Menteri dapat menentukan musim
terbuka untuk satwa liar yang
dilindungi.
59
Peraturan Margasatwa
1999
Dibawah peraturan 15 hingga 17
merupakan pelanggaran untuk
membunuh satwa liar yang
dilindungi atau sebagian
dilindungi secara khusus tanpa izin
yang sesuai.
Peraturan 6 memungkinkan untuk
penerbitan lisensi untuk
pembunuhan walabi.
Peraturan 13 mengatur masalah
izin membunuh satwa liar untuk
mencegah perusakan atau
kerusakan pada tanaman atau
persedia.
Victoria UU Margasatwa 1975 Bagian 41 dan 43 merupakan
pelanggaran untuk membunuh
hewan ‘terancam punah’,
‘terkenal’ atau ‘satwa liar yang
dilindungi’.
Peraturan Margasatwa
2004 (Perburuan)
Peraturan Margasatwa
2001
Lisensi dan kontrol pembunuhan
komersial.
Northern
Territory
UU Konservasi
Taman dan
Margasatwa 1997
Bagian 66 merupakan pelanggaran
untuk membunuh satwa liar yang
dilindungi tanpa izin.
Bagian 55 mengatur bahwa izin
dapat diberikan untuk
pembunuhan satwa liar yang
dilindungi termasuk untuk tujuan
komersial.
Australian Capital
Territory
UU Konservasi Alam
1980
Bagian 44 dan 45 melarang
pembunuhan dan pengambilan
satwa liar.
Sumber: https://core.ac.uk/download/pdf/30681761.pdf
60
2.1.3.3 Kebijakan Lingkungan dan Kesejahteran Hewan Australia
Dalam upaya pemerintah Australia mengatasi populasi kanguru sebenarnya selain
dengan dikeluarkan peraturan-peraturan hukum, pemerintah Australia juga sudah
mengeluarkan kebijakan lingkungan yang beberapa diantaranya dapat dikatakan
sesuai dengan alasan pemerintah melakukan pembunuhan kanguru. Kebijakan
lingkungan yang dikeluarkan oleh pemerintah Australia yang paling relevan
mendukung kegiatan pembunuhan kanguru diantaranya:88
1. Startegi Nasional untuk Konservasi Keanekaragaman Hayati Australia
(Strategi Biologis). Kebijakan ini meyediakan ‘kerangkan kerja strategis
dan kebijakan yang luas, yang olehnya pemerintah persemakmuran dan
semua pemerintah negara bagian dan teritori telah menyetujui langkah-
langkah untuk melindungi keanekaragaman hayati Australia dan menjaga
proses dan sistem ekologi’. Untuk mencapai tujuan tersebut maka setiap
negara bagian dan teritori harus mengadopsi praktik pengelolaan satwa liar
yang berkelanjutan secara ekologis yang telah ditetapkan oleh pemerintah
persemakmuran. Pada kanguru, kebijakan lingkungan ini dianggap relevan
dengan pembunuhan kanguru karena kegiatan tersebut berkaitan dengan
penciptaan dan pengembangan industri kanguru komersial.
2. Strategi Nasional untuk Pengembangan Berkelanjutan secara Ekologis
(NSESD). Kebijakan ini dimaksudkan untuk menyediakan ‘kerangka kerja
strategis dan kebijakan yang luas dimana semua pemerintah
88 Ibid., hal. 22
61
persemakmuran, negara bagian dan teritori telah sepakat untuk mengejar
pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan di Australia’.
Pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan yakni adalah
pembunuhan kanguru.
3. Prinsip dan Pedoman Nasional untuk Manajemen Rangeland (Pedoman
Rangeland). Panduan ini ‘dibangun dan memungkinkan untuk integrasi
strategi-strategi ini dalam konteks rangeland’.
Selain kebijakan lingkungan, Australia juga memiliki lembaga
kesejahteraan hewan yaitu The National Australian Animal Welfare Strategy
(AAWS). Lembaga ini secara umum menyatakan bahwa visinya untuk
mempromosikan kesejahteraan hewan di Australia meluas ke ‘kepedulian,
penggunaan, dan dampak langsung atau tidak langsung dari aktivitas manusia pada
semua spesies makhluk hidup. AAWS didirkan oleh pemerintah persemakmuran
dibawah naungan Departemen Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (DAFF). Ada
enam perwakilan yang berada di komite penasehat AAWS yakni perwakilan
pemerintah persemakmuran, perwakilan negara bagian dan teritori, perwakilan
kelompok kesejahteraan hewan, perwakilan pertanian, perwakilan pengajar
veteriner, dan perwakilan organisasi penelitian.
2.1.4 Permasalahan Kanguru di Eropa
Pasar dari industri komersial kanguru Australia salah satu adalah negara-negara di
benua Eropa. Industri kanguru ini setidaknya bernilai lebih dari 200 juta USD
62
pertahun untuk ekonomi Australia dan memperkerjakan lebih dari 2000 orang.89
Eropa adalah importir utama daging dan kulit kanguru.90 Namun selain negara-
negara di Eropa, beberapa negara di benua Asia juga mengimpor daging kanguru
Australia tetapi berskala lebih kecil jika dibandingkan dengan negara-negara di
Eropa. Menurut data Australia, importir utama daging kanguru di Eropa adalah
Belgia, Jerman, Belanda dan Perancis, sementara volume yang lebih rendah dikirim
ke Inggris. Sedangakan untuk kulit kanguru, beberapa importir utama kulit kanguru
yang ada di Eropa seperti Italia dan Jerman, dan pada tingkat yang lebih kecil yaitu
seperti Austria, Republik Ceko, Yunani, Slovakia, Spanyol, Portugal, Inggris,
Belanda, Swedia dan Krosia.
Daging kanguru yang diimpor dari Australia umunya digunakan untuk
konsumsi manusia sama halnya seperti daging sapi ataupun domba. Oleh karena
itu, daging kanguru dapat ditemui di supermarket-supermarket di Eropa. Selain itu
juga digunakan untuk campuran dari pembuatan makanan hewan seperti makanan
anjing dan kucing. Sedangkan untuk kulit kanguru umunya digunakan untuk bahan
utama dari pembuatan sepatu dan bola. Beberapa perusahaan sepatu seperti Adidas,
Nike, Umbro dan Puma.
Beberapa tahun terakhir industri kanguru telah disoroti oleh kelompok-
kelompok yang bergerak diperlindungan hewan. Bukan hanya kelompok
perlindungan hewan yang ada di Australia saja yang menyoroti kegiatan
89 John Kelly, Op. Cit., hal.1 90 With the EU the Biggest Market for Kangaroo Meat and Skins its Citezens are Calling for a Ban
on Import, Eurogroup for Animals, diakses dalam https://www.eurogroupforanimals.org/with-the-
eu-the-biggest-market-for-kangaroo-meat-and-skins-its-citizens-are-calling-for-a-ban-on-imports
(06/02/2020, 10:11 WIB)
63
pembunuhan tersebut. Kelompok perlindungan hewan di Eropa juga menyoroti
pembunuhan kanguru untuk kegiatan industri Australia. Hal ini juga dikarenakan
pasar ekspor kegiatan industri kanguru Australia salah satunya yaitu Eropa.
Kelompok perlindungan hewan di Eropa mulai mengajak masyarakat disana untuk
tidak lagi mengkonsumsi daging kanguru. Begitu juga dengan perusahaan yang
menggunakan kulit kanguru.
Beberapa alasan yang digunakan oleh kelompok perlindungan hewan di
Eropa untuk mengentikan penggunaan daging dan kulit kanguru. Pertama, daging
dan kulit kanguru yang diekspor Australia ke beberapa negara di Eropa merupakan
hasil dari pembunuhan yang kejam. Menurut Viva! ekspor daging dan kulit kanguru
yang dilakukan Australia merupakan hasil dari pembunuhan yang tidak manusiawi,
dimana pelaku penembakan kanguru sering tidak mematuhi kode etik nasional yang
telah diterbitkan. Kode etik nasional yang dikeluarkan oleh pemerintah
persemakmuran merupakan sebuah peraturan yang tidak dapat ditegakkan secara
hukum maupun terkait dengan undang-undang pencegahan kekejaman terhadap
hewan Australia.91 Sehingga pembunuhan kanguru hanya memberikan penderitaan
pada hewan tersebeut.
Selain kekejaman perburuan, daging kanguru Australia juga mengalami
permasalahan dalam segi kebersihan. Menurut Eurogroup, impor daging kanguru
tidak boleh disahkan karena masalah kesehatan dan keamanan pangan seperti
kontominasi timbal dari peluru, serta kondisi tidak sehat dalam mengangkut
91 Background: About the Campaign, Loc. Cit.,
64
bangkai.92 Dr David Obendorf, Ahli Patologi Satwa Liar, dengan 20 tahun
pengalaman dalam parasit dan penyakit fauna Australia mengatakan:93 "Kanguru
dan walabi dapat menampung berbagai penyakit bakteri, jamur, dan virus parasit
dan sebagian besar infeksi tidak jelas (yaitu hewan yang terinfekdi akan tetap
terlihat normal). Bahkan prosedur inspeksi daging tidak mungkin mendeteksi
beberapa infeksi kecuali jika luka pada hewan terlihat kotor atau sampel diambil
untuk pengujian. Speare, dkk94 dengan rapi merangkum masalah kesehatan pada
daging kanguru yaitu kedua spesies kanguru abu-abu dapat terinfeksi 30.000
nematoda dari 20 spesies berbeda. Cacing nematoda banyak ditemukan di
Queensland yang telah menginfeksi 18% dari M. gigantus, 6% dari M. rufus dan
22% dari M. Robustus.
Permasalahan lain juga ditemukan pada tempat industri komersial kanguru.
Sebuah laporan hasil penyelidikan New South Wales Food Authority menemukan
banyak kegagalan dalam kebersihan dari industri daging kanguru di Australia.
Sehingga sangat tidak menutup kemungkinan bahwa daging kanguru akan
terkontaminasi dengan bakteri-bakteri lainnya. Hal ini terbukti pada tahun 2012
kelompok hak-hak hewan seperti Animal Liberation dan Voiceless menemukan
bahwa daging kanguru yang diekpor ke Eropa terdeteksi mengandung bakteri
salmonella dan E.coli yang cukup tinggi dan dapat menyebabkan keracunan
makanan bagi yang mengkonsumsi. Dimana daging kanguru tersebut digunakan
92 Eurogroup for Animals, Loc. Cit., 93 Ibid 94 Parasite in Kangaroo Meat, Viva!, diakses dalam https://www.viva.org.uk/under-fire/parasites-
kangaroo-meat (06/02/2020, 10:10 WIB)
65
untuk konsumsi manusia dan bahan pembuatan makanan dari hewan peliharaan
seperti Anjing. Rusia juga menemukan bahwa daging kanguru yang diimpor dari
Australia untuk yang ketiga kalinya telah terbukti terkontaminasi bakteri E.coli
sehingga pemerintah Rusia melarang impor daging kanguru dari Australia pada
bulan Agustus 2009 karena kekhawatiran kesehatan konsumen.95
Untuk mengakhiri ekspolitasi kanguru dan mencegah masyarakat
terkontaminasi bakteri dari daging kanguru, kelompok-kelompok yang bergerak
dibidang perlindungan hewan di Eropa bekerjasama dengan kelompok satwa liar di
Australia. Melalui serangkaian tindakan di seluruh Eropa, kelompok perlindungan
hewan Eropa mendukung kampanye yang dilakukan oleh kelompok satwa liar
Australia seperti Voiceless, Animal Australia, dll.96
2.2 Gambaran Umum Viva!
Salah satu kelompok hak-hak hewan di Eropa yang berusaha mengakhiri
eksploitasi kanguru dan mendukung kelompok perlindungan hewan di Australia
adalah Viva!. Beberapa waktu setelah kelompok ini berdiri, Viva! juga mulai ikut
mendukung kelompok-kelompok satwa liar di Australia yang menyuarakan
penolakan terhadap pembunuhan kanguru. Viva! juga melakukan kampanye di
Inggris dan beberapa tempat lainnya sebagai salah satu bentuk dukungan untuk
mengakhiri pembunuhan pada kanguru.
95 Sosnowski, Loc. Cit. 96 Eurogroup for Animals, Loc. Cit.
66
2.2.1. Profil Viva!
Vegetarians International Voice for Animals atau disingkat dengan Viva!
merupakan salah satu kelompok hak-hak hewan dan vegan yang berada di Inggris
tepatnya berpusat di 8 York Court, Wilder Street, Bristol. Sampai saat ini Viva!
telah mempunyai dua kantor cabang yaitu di Polandia dan California97. Viva!
adalah sebuah kelompok amal non-profit yang bergerak pada dua bidang yaitu
vegan dan hak-hak hewan dimana berkampanye untuk mengakhiri penderitaan
hewan, meningkatkan kesehatan manusia, melindungi lingkungan dan membantu
orang-orang berhenti memakan hewan dan produk hewani.98
Viva! berdiri dengan misi untuk mengakhiri kekejaman terhadap hewan dan
bekerja untuk masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan. Melalui penelitian
mendalam, penyingkapan yang tersembunyi dan keterampilan media profesional,
Viva! menghadirkan realitas pertanian modern ke rumah-rumah penduduk.99 Cara
yang dilakukan oleh Viva! untuk mencapai tujuannya adalah dengan melakukan
kampanye. Setidaknya sampai saat ini, Viva! telah melakukan 25 kampanye yang
ditujukan untuk hewan, lingkungan, dan aktivitas manusia.100 Kampanye tersebut
diantaranya seperti kampanye untuk musang, telur ayam, daging ayam, daging sapi,
susu sapi, buaya, ikan, kambing, kuda, angsa, kanguru, lobster, burung unta, babi,
97 Jerold D. Friedman, Op. Cit., hal. 3 98 Viva! Vegan Charity, About Viva!, Youtube Channel Viva!, diakses dalam
https://www.youtube.com/user/vivaorg/about (19/01/2020, 15:38 WIB) 99 Description Viva!, Facebook Viva!, diakses dalam
https://www.facebook.com/pg/vivavegancharity/about/?ref=page_internal (23/02/2020, 22:17
WIB) 100 Current Viva! Campaigns, Viva!, diakses dalam https://www.viva.org.uk/campaigns
(19/01/2020, 15:19 WIB)
67
domba, rusa kutub, tupai, kalkun, penyu, babi hutan, dan kulit/bulu/sutra/wol yang
diperoleh dari hewan. Viva! juga ikut mengkampanyekan lingkungan hidup dan
melakukan kampanye menolak atas aktivitas manusia seperti perburuan dan
pembantaian baik pada hewan ataupun kekayaan alam lainnya.
Sebagai kelompok nirlaba, Viva! memperoleh dana melalui donasi,
Viva!Health, dan Viva!Shop. Donasi diperoleh dari masyarakat sukarelawan di
seluruh dunia, dana Viva!Health diperoleh dari pedukung vegan yang tergabung
dalam Viva!, sedangkan Viva!Shop merupakan cara Viva! memperoleh dana dari
penjualan barang-barang yang identik dengan Viva! seperti kaos, aksesoris, bahan
makanan vegan, dll. Dana inilah yang digunakan oleh Viva! untuk melakukan
aktivitasnya seperti melakukan investigasi hingga kampanye. Kegiatan yang
dilakukan oleh Viva! tidak sendiri, dalam hal ini Viva! memiliki sumber daya
manusia yaitu volenter yang mendukung aktivitasnya seperti kampanye. Selain itu
Viva! juga didukung oleh beberapa fasilitas seperti akun media sosial yang mereka
miliki. Viva! juga menjalin kerjasama dengan kelompok lokal di Inggris yang
bergerak di perlindungan hewan ataupun vegan serta kelompok satwa liar di luar
Inggris seperti AWPC (Australian Wildlife Protection Council).
Dijelaskan sebelumnya bahwa Viva! bergerak pada dua bidang yaitu diet
vegan dan hak-hak hewan. Oleh karena itu pada sub bab selanjutnya akan dijelaskan
lebih jauh mengenai tujuan Viva! pada vegan dan hak-hak hewan.
1. Viva! Dalam Mempromosikan Diet Vegan
68
Awalnya Viva! didirikan sebagai badan amal oleh Juliet Gellatley pada tahun 1994.
Dimana Viva! berkampanye untuk dunia vegan dan menyikap penyalahgunaan
pada peternakan. Oleh karena itu Viva! kemudian berganti nama menjadi
Vegetarian and Vegan Foundation (VVF)101 yang menggambarkan kelompok ini
sebagai kelompok vegan. Nama Viva! tetap dipakai tetapi untuk mengatasnamakan
kampanye dari sebuah kelompok nirlaba / non-profit yang aktif berkampanye untuk
hewan. Maksudnya ialah kelompok ini mengkampanyekan hewan sebagai upaya
memberikan hak-hak kepada hewan dan mendorong masyarakat untuk diet vegan.
Namun nama VVF tidak berlangsung lama dipakai karena diubah kembali menjadi
Viva! dan tetap berkampanye dengan cara yang sama seperti awal yaitu
mengkampanyekan hak-hak hewan dan mempromosikan vegan. Nama VVF
dihilangkan tetapi pekerjaannya dalam mempromosikan vegan tetap dilakukan oleh
Viva! yaitu dengan mengusung nama Viva!Health. Tugas dari Viva!Health adalah
untuk mempromosikan vegan.
Viva! merupakan kelompok vegan terbesar di Eropa. Diet Vegan
dipromosikan Viva! sebagai solusi untuk mengakhiri penderitaan pada hewan.
Selain itu, diet vegan menurut Viva! merupakan hidup yang paling sehat, karena
tidak mengkonsumsi daging dan produk hewani serta merubah pola makannya
dengan mengonsumsi produk-produk nabati, seperti buah-buahan, sayuran, biji-
bijian, dan kacang-kacangan yang sangat baik untuk tubuh. Ada tiga alasan umum
yang menjadi dasar seseorang memilih vegan diantaranya adalah untuk
101 Viva! Victory Adidas Drop Kangaroo Leather, Viva!Life, Viva Group, Issue 51 2012, hal. 5
69
menghormati hak hewan, lingkungan, dan untuk kesehatan.102 Sama halnya dengan
Viva! yang menganjurkan hidup vegan untuk ketiga alasan tersebut. Hal ini sesuai
dengan tujuan Viva! yakni mengakhiri penderitaan hewan, melindungi lingkungan,
dan menjaga kesehatan manusia dengan mengubah hidup menjadi vegan.103 Beralih
menjadi vegan berarti mendukung untuk mengakhiri penderitaan pada hewan.
Banyak cara yang dilakukan oleh Viva! untuk mempromosikan vegan.
Setiap program kampanye Viva! terhadap hewan berarti kelompok ini juga akan
memperkenalkan vegan sebagai solusi untuk mengakhiri penderitaan hewan
tersebut. Namun selain itu ada beberapa cara yang dilakukan Viva! untuk
mempromosika vegan. Seperti misalnya mengeluarkan website tentang vegan yaitu
Viva!Health. Website tersebut merupakan cara Viva! untuk memperkenalkan vegan
ke masyarakat luas. Viva!Health berisi mengenai cara-cara yang bisa diterapkan
untuk menuju seorang vegan. Beberapa program vegan yang dikeluarkan oleh
Viva! yang dapat diterapkan seperti ‘Program Vegan 30 Hari’, Resep Sebulan, dan
Tips Kesehatan.104 Selain itu Viva! juga mengeluarkan resep-resep yang dapat
digunakan oleh seorang diet vegan seperti panduan Vegan L-plate, panduan Every
Going Dairy-Free, dan ratusan resep di Vegan Recipe Club.105
102Veratamala, Seberapa Sehatkah Menjadi Seorang Vegan?, Hello Sehat, diakses dalam
https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/seberapa-sehatkah-menjadi-seorang-vegan/
(20/02/2020, 22:19 WIB) 103 About us, Loc. Cit., 104 How to go Vegan, Viva! Health, diakses dalam https://www.vivahealth.org.uk/how-go-vegan
(21/02/2020, 07:30 WIB) 105 Ibid
70
2. Viva! Dalam Memperjuangkan Hak-Hak Hewan
Viva! berdiri dengan tujuan untuk mengakhiri kekejaman terhadap hewan,
melindungi lingkungan dan kesehatan manusia. Selain mempromosikan diet vegan
sebagai hidup yang lebih sehat dan merupakan solusi untuk mengakhiri kekejaman
terhadap hewan. Viva! juga terus berusaha untuk memberikan hak-hak kepada
hewan seperti hak untuk hidup, hak untuk tidak mendapatkan penderitaan dan lain-
lain. Sesuai dengan pernyataan dari pendiri Viva! yaitu Juliet Gellatley bahwa
“Taking the life of an animal who does not want to die is a profoundly terrible act
and yet committed so casually in our culture”.
Hak-hak hewan merupakan kumpulan hak yang diberikan kepada hewan
yang berarti melindungi-nya dari penyalahgunaan, perburuan, pengujian dan
pelanggaran lainnya. Seperti misalnya pendapat dari Peter Singer dalam bukunya
Animal Liberation, ia berpendapat bahwa kepentingan manusia dan kepentingan
hewan harus diberi pertimbangan yang sama. Manusia memiliki kewajiban moral
untuk meminimalkan atau menghindari menyebabkan penderitaan terhadap hewan
sama seperti mereka memiliki kewajiban untuk meminimalkan atau menghindari
menyebabkan penderitaan kepada manusia lain.106
Viva! merupakan kelompok yang memperjuangkan hak-hak hewan dalam
hal ini berusaha untuk mengubah perilaku manusia untuk tidak memberikan
penderitaan pada hewan seperti misalnya menggunakan hewan untuk konsumsi,
untuk melengkapai kebutuhan manusia, dan lain sebagainya. Menurut Viva! setiap
106 Steven M. Wise, Animal Rights, Encyclopedia Britannica, diakses dalam
https://www.britannica.com/topic/animal-rights (20/02/2020, 17:08 WIB)
71
tahun di Inggris, lebih dari satu miliar hewan akan menghadapi pembantaian setelah
menghabiskan hidup dalam kurungan, rasa sakit dan kesengsaraan. Hewan-hewan
tersebut dibunuh untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti untuk konsumsi
ataupun kebutuhan lainnya untuk memenuhi hasrat manusia. Misalnya dibunuh
untuk diambil kulitnya yang digunakan sebagai pemenuhan atas kebutuhan tersier
manusia seperti tas, sepatu, dll.
Untuk menghentikan pembunuhan terhadap hewan, Viva! menyarankan
untuk diet vegan menjadi pilihan yang tepat. Dengan diet vegan, manusia tidak akan
lagi membunuh hewan untuk konsumsi ataupun untuk kebutuhan tersier. Hal ini
karena, diet vegan berarti tidak menggunakan hewan untuk kebutuhan apapun. Oleh
sebab itu mengubah hidup menjadi vegan berarti tidak lagi menjadi bagian dari
siklus kematian itu. Namun selain itu Viva! juga aktif melakukan kampanye untuk
memprotes perilaku-perilaku manusia yang masih memberikan penderitaan pada
hewan. Setidaknya sampai saat ini, Viva! telah melakukan 25 kampanye yang
ditujukan untuk hewan, lingkungan, dan aktivitas manusia.107 Dimana salah satu
kampanye tersebut ditujukan pada hewan kanguru yang akan dibahas lebih jauh
dalam penelitian ini. Upaya Viva! dalam mengakhiri penderitaan hewan kanguru
yakni mengkampanyekan “Viva! Save the Kangaroo”.
107 Current Viva! Campaigns, Viva!, diakses dalam https://www.viva.org.uk/campaigns
(19/01/2020, 15:19 WIB)
72
2.2.2 Viva! Save the Kangaroo
Gambar 2.2. Viva! Save the Kangaroo
Sumber: www.savethekangaroo.com
Viva! telah melakukan kampanye untuk berbagai macam hewan yang salah satu
adalah Kanguru. Dijelaskan sebelumnya bahwa Viva! awalnya berkampanye untuk
dunia vegan dan menyikap penyalahgunaan peternakan dengan cara melakukan
investigasi dan merekam kehidupan hewan ternak sehari-hari. Hal itu dilakukan
untuk membantu masyarakat lebih sadar dan dapat membuat keputusan yang lebih
terinformasi untuk merubah hidup menjadi vegan. Namun aktivitas Viva! berlanjut
tidak hanya menyikap hewan peternakan saja. Viva! berinisiatif untuk mempelopori
kampanye melawan perdagangan daging eksotis untuk membantu mengakhiri
penjualan daging seperti kanguru, burung unta, dan buaya.
Pada hewan kaguru, Viva! melakukan kampanye terhadap hewan tersebut
untuk mendukung kelompok satwa liar Australia dan aktivis individu yang bekerja
73
tanpa lelah untuk melindungi satwa liar asli mereka.108 Tidak lama setelah Viva
berdiri, tepatnya pada tahun 1995, ‘Save the Kangaroo’ diluncurkan oleh
Vegetarians International Voice of Animals (Viva!) sebagai salah satu program
Viva! untuk menentang “pembantaian satwa liar besar-besaran di dunia, yang
dilakukan oleh negara terhadap kanguru”109 untuk diambil kulit dan daging-nya.
Perhatian pertama Viva! Save the Kangaroo setelah diluncurkan ialah
rangkaian produk baru didalam pendingin daging di supermarket Tesco yang diberi
label ‘kangaroo steaks’.110 Menurut Viva! Save the Kangaroo, daging kanguru yang
dijual di supermarket Tesco merupakan hasil dari pembunuhan kejam. Sebuah
rekaman yang diperoleh Viva! memperlihatkan bahwa kanguru diburu pada malam
hari di pedalaman Australia dan ditembak mengenai kepala, tenggorokan, atau
bagian tubuh yang lain. Oleh karena itu untuk menghentikan kekejaman tersebut,
Viva! Save the Kangaroo menargetkan Tesco untuk menghentikan penjualan
terhadap daging kanguru.
Beberapa upaya dilakukan Viva! Save the Kangaroo untuk mencapai
tujuannya menghentikan penjualan daging kanguru di Tesco. Dengan menulis
materi khusus yang lalu dicetak dan diberikan kepada pelanggan Tesco,
mengorganisir ratusan kelompok lokal untuk demo di luar toko, dan membawa
informasi kepada media tentang pembunuhan kanguru. Akhirnya tepat pada 26
108 Viva! Save the Kangaro, diakses dalam https://www.savethekangaroo.com/ (19/01/2020, 20:09
WIB) 109 Friedman, Op. Cit. 110 Campaign History, Viva! Save the Kangaroo, diakses dalam
https://www.savethekangaroo.com/campaign-history (19/01/2020, 20:13 WIB)
74
September 1997111, Tesco menghentikan penjualan ‘Kangaroo Steak’. Hal tersebut
pun berlanjut ke supermarket-supermarket lainnya seperti Somerfield.
Selain itu, Viva! Save the Kangaroo menargetkan pada industri-industri
yang menggunakan kulit kanguru sebagai bahan produksinya. Seperti misalnya
Adidas, perusahan tersebut merupakan salah satu pelanggan terbesar industri kulit
kanguru. Selain itu protes juga ditujukan kepada perusahaan sepatu lainnya seperti
Nike, Puma, dan Umbro.
111 Ibid.