bab ii sekolah basket
DESCRIPTION
sekolah basket Elite Baskteball Academy di DenpasarTRANSCRIPT
BAB IIPEMAHAMAN TERHADAP
KAFE AGROWISATA KOPI
2.1 Pemahaman Tentang Kopi
Pemahaman tentang kopi membahas pengertian dan berbagai jenis olahan kopi.
2.1.1. Pengertian Kopi
Pengertian kopi ditinjau dari etimologi definisinya dapat dibedakan menjadi, pengertian biji
kopi, tanaman kopi dan kopi sebagai minuman.
1. Pengertian biji kopi
Biji kopi merupakan biji yang diperoleh dari hasil pemetikan buah kopi, yang kemudian
melalui beberapa tahapan pengupasan buah kopi hingaa menjadi suatu biji kopi yang
utuh.
2. Pengertian tanaman kopi
Tanaman kopi merupakan salah satu jenis tanaman tropis yang tumbuh pada dataran
tinggi. Tanaman Kopi digolongkan ke dalam famili Rubiaceae dengan genus Coffea.
Secara umum kopi hanya memiliki dua spesies yaitu Coffea arabica dan Coffearobusta
(Saputra E., 2008).
3. Pengetian kopi sebagai minuman
Kopi merupakan sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji tanaman kopi.
6
2.1.2. Jenis-Jenis Kopi
Dari etimologi pengertian kopi, jenis – jenis kopi dibedakan menurut :
1. Jenis – jenis Biji Kopi
Ditinjau dari segi jenis biji kopinya, kopi dapat dibedakan menjadi;
a. Biji Kopi Organik
Merupakan jenis biji kopi biasa, baik yang berasal dari jenis Arabika maupun jenis
Robusta. Biji kopi organik diperoleh secara langsung melalui tanaman kopi kemudian
melewati proses-proses hingga buah kopi tersebut dapat diolah menjadi suatu biji
kopi.
b. Biji Kopi luwak
Kopi luwak merupakan kopi dengan harga jual tertinggi di dunia. Proses terbentuknya
dan rasanya yang sangat unik menjadi alasan utama tingginya harga jual kopi jenis
ini. Pada dasarnya, kopi ini merupakan kopi jenis arabika. Biji kopi ini kemudian
dimakan oleh luwak atau sejenis musang. Akan tetapi, tidak semua bagian biji kopi ini
dapat dicerna oleh hewan ini. Bagian dalam biji ini kemudian akan keluar bersama
kotorannya. Karena telah bertahan lama di dalam saluran pencernaan luwak, biji kopi
ini telah mengalami fermentasi singkat oleh bakteri alami di dalam perutnya yang
memberikan cita rasa tambahan yang unik.
c. Biji Kopi Lanang
Merupakan jenis biji kopi yang paling bagus kualitasnya. Biji kopi Lanang juga
merupakan subvarietas dari tanaman kopi, dengan ciri – ciri biji kopi nya tidak
terbelah. Biji kopi lanang terdapat pada tanaman kopi jenis Arabika, dengan
kemungkinan hanya 10 biji kopi lanang yang terdapat dalam satu pohon. Biji kopi
lanang kini mulai terkenal dan menjadi jenis kopi termahal karena biji kopi lanang ini
di percaya mampu mengobati penyakit.
2. Jenis Tanaman Kopi
Tanaman Kopi digolongkan ke dalam famili Rubiaceae dengan genus Coffea. Secara
umum kopi hanya memiliki dua spesies yaitu Coffea arabica dan Coffearobusta (Saputra
E., 2008). Berikut adalah penjelasan mengenai tanaman kopi.
a. Kopi arabika
Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa terbaik. Sebagian besar
kopi yang ada dibuat dengan menggunakan biji kopi jenis ini. Kopi ini berasal dari
Etiopia dan sekarang telah dibudidayakan di berbagai belahan dunia, mulai dari
7
Amerika Latin, Afrika Tengah, Afrika Timur, India, dan Indonesia. Secara umum,
kopi ini tumbuh di negara-negara beriklim tropis atau subtropis. Kopi arabika tumbuh
pada ketinggian 600-2000 m di atas permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh
hingga 3 meter bila kondisi lingkungannya baik.Suhu tumbuh optimalnya adalah 18-
26 oC. Biji kopi yang dihasilkan berukuran cukup kecil dan berwarna hijau hingga
merah gelap (Saputra E., 2008).
b. Kopi robusta
Kopi robusta pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898. Kopi robusta dapat
dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam, dan
mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu, cakupan daerah
tumbuh kopi robusta lebih luas daripada kopi arabika yang harus ditumbuhkan pada
ketinggian tertentu. Kopi robusta dapat ditumbuhkan dengan ketinggian 800 m di atas
permuakaan laut. Selain itu, kopi jenis ini lebih resisten terhadap serangan hama dan
penyakit. Hal ini menjadikan kopi robusta lebih murah. (Saputra E., 2008).
3. Proses pengolahan kopi
Berdasarkan survey pada salah satu fasilitas sejenis, proses pengolahan kopi meliputi
langkah-langkah berikut :
a. Pengolahan secara basah harus dimulai dengan pemetikan yang benar. Panen harus
dilakukan dengan cara berhati-hati dan secara manual yaitu pemetikan dengan tangan.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan minimal 95% biji yang berwarna merah,
maksimal 5% biji yang berwarna kuning, namun sama sekali tanpa biji yang berwarna
hijau atau hitam.
b. Kopi yang sudah dipetik kemudian dilepaskan kulit arinya dengan cara dimasukkan
ke dalam mesin pengelupas.
c. Setelah proses pengelupasan, langkah yang selanjutnya adalah proses fermentasi.
Fermentasi dilakukan secara alamiah dengan cara merendam biji kopi selama 12 jam
d. Proses yang dilakukan selanjutnya adalah proses pengeringan biji kopi yang sudah di
fermentasi. Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara dijemur
selama 14 hari atau digoreng pada suhu 200oC. Tujuannya adalah untuk mencapai
kandungan air dalam biji kopi sekitar 12%, sehingga biji tidak dalam kondisi yang
lembab dan tidak cepat rusak.
e. Setelah proses pengeringan kopi disimpan didalam tempat karung, dan hindarkan dari
tempat yang lembab untuk mencegah timbulnya jamur dan kerusakan pada biji kopi.
8
f. Untuk membuat kopi yang siap dikonsumsi dalam bentuk bubuk diolah dengan
menggunakan mesin Huller atau mesin Espresso.
4. Jenis-jenis olahan kopi
Menurut Suputro, 2010. Jenis – jenis kopi ditinjau dari segi hasil olahan kopi dapat
dibedakan menjadi :
a. Irish Coffee
Irish Coffee klasik terdiri dari hot coffee yang dicampur dengan Irish whiskey, gula,
dan double cream yang mengambang diatasnya. Ada juga yang menyebut irish coffee
dengan royal coffee. Campurannya kurang lebih sama: kopi, gula, susu/krim dan
sedikit whiskey.
b. Kopi Moccacino
Moccacino yang berarti Caffee Latte dicampur coklat. Nama mocha sendiri
sebenarnya adalah sebuah nama varietas kopi dari daerah Mocha, Yaman. Meskipun
dibuat tanpa campuran coklat, tapi kopi mocha asli Yaman seperti ada rasa coklat
didalamnya.
c. Kopi Espresso
Espresso adalah kopi pekat dengan tingkat konsentrasi dan rasa yang kuat, untuk
membuat espresso dibutuhkan mesin espresso. Espresso sendiri dalam bahasa Italia
berarti kopi. Espresso murni tanpa campuran apapun dan disajikan dalam gelas kecil
disebut shot. Satu gelas shot setara dengan 44 mililiter cairan. Komponen espresso
yang terpenting adalah cream, yakni busa keemasan yang mengambang di permukaan
kopi, di dalamnya terkandung minyak, protein, dan gula.
d. Coffee Latte
Latte dalam bahasa Italia sebenarnya berarti susu, dimana Coffee Latte gaya Amerika
mempunyai kombinasi sepertiga espresso dan dua pertiga susu, sehingga rasa susunya
lebih dominan.
9
2.2. Pemahaman Kafe
Pemahaman kafe membahas tentang pengertian, sejarah, jenis, fasilitas dan fungsi
dari sebuah kafe.
2.2.1. Pengertian Kafe
Kafe memiliki arti yang harfiah yaitu suatu restoran dalam ringkup luang yang kecil,
yang di dalamnya terdapat aktifitas menjual makanan dan minuman, dengan jenis makanan
dan minuman yang disajikan tidak sekompleks restoran. Makanan yang disediakan di kafe
tergolong makanan fast food dan jenis minuman yang disediakan pada umumnya yaitu kopi
dan teh, serta berbagai macam olahannya. Kafe merupakan tempat bersantai dan
berkumpulnya orang–orang di saat waktu senggang untuk saling berkomunikasi. Pengunjung
kafe dominan lebih ramai di bandingkan pengunjuang restoran, karena rata – rata orang
berkunjung ke kafe bukan sekedar ingin makan atau minum melainkan ingin bersantai dan
menikmati suasana.
Etimologi istilah kafe, tentunya memiliki perbedaan dengan restoran dan bar,
meskipun pada sisi yang lain antara ketiga jenis fasilitas tersebut nampak memiliki kesamaan.
Dalam fasilitasnya antara kafe dan restoran sama-sama menghidangkan makanan dan
minuman bagi pengunjung, namun perbedaannya terletak dari jenis makanan yang disajikan.
Makanan yang disajikan di restoran lebih kompleks dibandingkan makanan pada kafe yang
tergolong dalam jenis makanan cepat saji. Kafe juga memiliki kesamaan dengan Bar, yaitu
menyediakan makanan yang cepat saji. Namun perbedaannya terletak pada pelayanannya.
Kafe menyediakan pelayanan pada breakfast, lunch sampai dinner, sedangkan bar pada
umumnya menyediakan pelayanan pada dinner saja.
Galindo, 2012 : 7 menyatakan;
“Coffee Houses have always been more than simply a place to drink coffee – They are
places of social interaction where information can be exchanged, ideas disseminated
and the latest fashions paraded.”
Kafe bukanlah sekedar tempat menikmati kopi, namun kafe juga merupakan tempat
dimana terjadinya interaksi sosial untuk bertukar informasi, menyebarkan suatu ide dan
membawa suatu gaya baru.
10
2.2.2.Perencanaan Dasar Kafe
Dalam mendesain suatu kafe kita memerlukan sebuah perencanaan dasar yang
mengacu pada desain foodservice sebagai langkah awal dalam mendesain suatu kafe. Karena
dalam mendesain foodservice mencangkup segala fasilitas termasuk kafe. Menurut
Littlefield,, (2008 : 17), perencanaan dasar tersebut terdiri dari 3 yaitu pelayanan dan
penyajian makanan, dapur, dan fastfood outlet meliputi :
1. Pelayanan dan Penyajian Makanan
Semua jasa pelayanan makanan melibatkan tiga proses yang saling berkaitan yaitu :
produksi, pelayanan dan serve area. Setiap area akan memiliki persyaratan tertentu yang
bervariasi tergantung pada sifat dan skala operasionalnya. Syarat tersebut adalah :
a. Produksi
- Pengiriman dan pemeriksaan bahan makanan, minuman dan lain-lain.
- Penyimpanan : untuk sayuran/buah, dingin dan makanan beku.
- Memasak : Dengan skala besar yang dikelompokkan secara terpusat.
- Makanan yang dipesan : siap untuk disajikan atau dengan pendingin.
- Perabotan untuk mencuci piring dan peralatan makan dan pembuangan dari
sampah padat.
b. Pelayanan
- Self-service dengan menyediakan konter yang dapat diakses oleh pelanggan
- Para waiter/waiters membawa makanan dari meja penyajian sampai ke meja
pelanggan.
- Pengumpulan piring-piring kotor, dan dibawa kembali ke dapur
- Side table dan penyimpanan digunakan sebagai tempat untuk menyimpan
perlengkapan, bumbu, peralatan dan furniture.
11
Sirkulasi dari perencanaan food serving dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1 Sirculation of Food Service Planing
(Sumber : Littlefield, 2008)c. Fasilitas pelanggan :
- Lokasi: lingkungan, karakter, batas-batas site, dan parkir.
- Entrance dengan ruang ganti, toilet, resepsionis dan bar jika diperlukan.
- Seating Areas : Desain interior untuk mencerminkan konsep dan profil
pelanggan.
- Fasilitas pembayaran.
2. Dapur
Dalam sebuah foodservice, pada dapur biasanya terdapat dua tahap produksi: persiapan
dalam jumlah yang besar dan kecepatan dalam memasak yang diimbangi dengan
pendinginan makanan untuk dimasak kemudian, yang diperlukan jika letaknya dekat
dengan lokasi pelayanan. Sistem yang digunakan adalah sistem Cook – Freeze, dimana
sistem ini dilakukan dengan cara mendinginkan makanan sampai 20º C (dengan jangka
waktu hingga 1 bulan), sementara itu peralatan cook - chill memiliki kemampuan untuk
menurunkan suhu makanan dengan cepat sampai 1-3º C dalam kulkas penyimpanan,
dalam jangka waku 3-5 hari (Littlefield, 2008 : 17).
12
3. Fast food outlet
Fast food outlet menggunakan pengembangan sistem yang tinggi dengan cara memasak
dan peralatan masak yang didesain khusus dalam menyediakan sebuah pelayanan yang
cepat, dengan jumlah menu yang terbatas dalam pemesanannya. Sistem cook-freeze
digunakan untuk mensuplai makanan dengan mudah, sistem ini biasanya digunakan untuk
restoran, pesawat, dan dalam jangkauan pemesanan di luar restoran, sedangkan sistem
cook-chill lebih cocok untuk persiapan makanan dalam waktu yang singkat yang biasa
digunakan dalam jamuan dan beberapa fungsi lainnya (Littlefield, 2008 : 17).
2.2.3. Studi standar ukuran dan kapasitas pengunjung
Untuk makanan yang disajikan kita harus memperhatikan ; jumlah pengunjung
maksimal yang ditentukan oleh jumlah kursi sebagai penghitungan kapasitas, waktu
penyediaan makanan dan pergantian pengunjung. Berikut merupakan studi standar ukuran
dan kapasitas pengunjung yang meliputi gambaran ukuran dan sirkulasi pada serve area dan
dapur.
1. Gambaran ukuran dan sirkulasi serve area
Littlefield, (2008 : 17) menjelaskan bahwa kepadatan pengunjung (dalam satuan m² per
meja) tergantung dari besaran ruang, metode pelayanan, ukuran meja dan kursi,
pengaturan tempat duduk dalam suatu ruangan. Persyaratan ruang dapat dilihat pada tabel
2.1 berikut ;
Tabel 2.1 Persyaratan Ruang
Type of restaurant or service Example Area per seat (m2) Service add (m2)
Fine diningTraditional 80 seats 2.0–2.4 table service
Food speciality or ethnicHigh standard 80 seats 1.6–1.8 table service
Mid-market restaurantLimited menu 100 seats 1.5–1.7 counter 0.2
Kafeteria 140 seatsSingle line counter 1.4–1.5 servery 0.4
Popular chain restaurantLimited menu 100 seats 1.2–1.4 table service
Fast food/takeawaySet menu range 50 seats 0.8–1.0 counter 0.6
Pub bar (25% seating) Including counter 0.6–0.9
Bar lounge (50% seating) Including counter 1.1–1.4
Banquet hall dining area200 seats 0.9–1.2 pantry 0.2
Employee kafeteria200 seats 1.1–1.2 servery 0.2
13(Sumber : Littlefield, 2008)
Gambar mengenai berbagai jenis ukuran tipikal dan pengaturan meja pada kafe dapat
dilihat pada gambar 2.2 dibawah. Dimana pada tiap tipikal jenis meja memiliki luas
tersendiri sehingga, kepadatan area per seat memiliki kepadatan yang berbeda pula.
Circular tables, diagonal layout, density 0.82
14
Square tables, square layout, local density 1.4 (in m² per diner)
Banquette seating in booths, density0.8
Counter service, density 1.26. (Dimensions A and B are increased where more than one waiter is employed)
eatingwaiterwoman getting upSittingdown
Gambar 2.2 Layout Meja pada Kafe
(Sumber : Littlefield, 2008)
Sirkulasi ruang pada serve area memiliki peran penting bagi penataan seating
area,agar ruang-ruang yang terbentuk memberikan suatu keharmonisan dan
kenyamanan. Ukuran berbagai jenis meja memiiki standar tersendiri untuk
memaksimalkan kenyamanan aktivitas dan sirkulasi. Berikut adalah gambar standar
ukuran meja dan ruang sirkulasi yang ditunjukkan oleh gambar 2.3.
Gambar 2.3 Standar ukuran dan ruang sirkulasi area makan
(Sumber : Littlefield, 2008)
Furniture pada restoran dan food service lainnya haruslah kuat, tahan lama dan tidak
mudah kotor. Berdasarkan jenis operasinya, furniture ini meliputi (Littlefield, 2008 : 17);
- Meja makan yang memiliki kaki meja dengan tipe jenis kursi yang memiliki kaki.
- Dilengkapi dengan counter dan bar.
- Meja dan kursi yang dapat berpindah atau moveable.
- Meja dan kursi yang dapat dibawa dengan akses menuju ruang penyimpanan
- Side Table dengan troli desain untuk membawa makanan menuju meja servis.
- Resepsionis dan loket pembayaran dengan beberapa terminal, layar, mesin uang dan
15
peralatan lainnya.
Desain meja haruslah memiliki kecocokan dengan konsep dan gaya keseluruhan dalam
suatu operasional. Dengan memperhitungkan kualitas kelas tinggi yang memerlukan linen
berkualitas, barang pecah belah dan perak agar mudah dibersihkan dengan permukaan
yang dilaminasi dengan bahan yang tahan lama dan peralatan yang terbuat dari stainless
stell.
Pada servis area harus memperhatikan pada penggunaan perabotan yang membutuhkan
pembersihan setiap saat dan melalukan pergantian. Karpet biasanya digunakan untuk
menyamarkan adanya kerusakan atau lecet, serta memberikan kesan warna. Furniture dan
peralat an yang ada harus tahan lama dan memperhatikan sosok maupun ketahanan dari
siklus penggunaannya. Flesksibilitas diperlukan untuk beradapatasi dengan kebutuhan
dan perubahan cara dalam memberikan suatu pelayanan (Littlefield, 2008 : 17). Mengenai
ukuran standar dari berbagai macam meja bar counter dapat dilihat pada gambar 2.4
berikut.
16
High-density counter service
Bar stool spacing
Medium-height bar stool
High bar stool
Medium-density counter service
Gambar 2.4 Fasilitas pada counter
(Sumber : Littlefield, 2008)
2. Gambaran ukuran dan sirkulasi dapur
Food production area ini meliputi dapur, peralatan memasak dan area penyimpanan bahan
makanan. Secara umum area ini memiliki fungsi untuk memasak makanan dan minuman
yang akan disajikan. Oleh karena itu dalam merancang suatu dapur pada restoran atau
food service lainnya perlu memperhatikan beberapa hal yaitu (Littlefield, 2008 : 17) :
a. Jenis dan ukuran; jenis dan ukuran dapur tergantung pada jumlah dan kapasitas
pengunjung yang datang.
b. Akses bahan; berikut adalah akses bahan yang terdapat pada dapur yang berupa bahan
kering, makanan beku, buah dan sayur, dan bahan makanan yang tidak terpakai atau
sampah.
c. Penyimpanan bahan makanan ; area penyimpanan bahan dan peralatan tergantung dari
frekuensi pengiriman bahan. Area penyimpanan bahan berupa ruangan pendingin atau
kulkas.
d. Dapur ; dapur merupakan area persiapan dan terjadinya proses memasak, jenis dan
ukuran dapur tergantung dari pada jenis dan ukuran peralatan serta area kerja dan
sirkulasi. Mengenai ukuran standar dari berbagai macam jenis tipikal dapur dapat
dilihat pada gambar 2.5 berikut.
Separate rooms
17
Open plan kitchen
Gambar 2.5 Jenis tipikal dapur(Sumber : Littlefield, 2008)
Untuk ukuran standar dari besaran ruang minimal dan sirkulasi pada dapur dapat dilihat
pada gambar 2.6 berikut.
Gambar 2.6 Besaran ruang minimal antara peralatan untuk bekerja dan sirkulasi di dapur
(Sumber : Littlefield, 2008)
2.3 Pemahaman Agrowisata Kopi
Pemahaman agrowisata membahas tentang pengertian dan fungsi dari sebuah
agrowisata.
2.3.1 Pengertian Agrowisata Secara Umum
Sesuai dengan pernyataan Departemen Pertanian, 2005 menjelaskan bahwa
pengertian agrowisata dapat dijelaskan dari dua persepektif yaitu pertanian dan pariwisata.
Dari persepektif pertanian, agrowisata merupakan ;
Salah satu usaha bisnis dibidang pertanian dengan menekankan kepada penjualan jasa
kepada konsumen. Bentuk jasa tersebut dapat berupa keindahan, kenyamanan, ketentraman
dan pendidikan. Pengembangan usaha wisata agro membutuhkan manajemen yang prima
diantara sub-sistem, yaitu antara ketersediaan sarana dan prasarana sarana wisata, objek yang
dijual promosi dan pelayanannya.
Dari persepektif pariwisata agrowisata merupakan ;
Sementara agrowisata bagi wisatawan adalah mendidikan wisatawan untuk
memahami kehidupan nyata tentang pertanian dan memberikan pemahaman kepada
wisatawan bahwa kehidupan bertani adalah pekerjaan yang amat mulia karena kehidupan
18
manusia lainnya sangat tergantung pada pertanian. Keuntungan lain bagi wisatawan adalah
mereka dapat menikmati alam yang sehat dan alamiah bebas dari polusi kota, mendapatkan
produk pertanian yang benar-benar segar dan bahkan organik atau green product, agrowisata
memberikan pengalaman perjalanan wisata yang unik, agrowisata adalah perjalan wisata
yang relatif murah jika dibandingkan dengan wisata lainnya (Utama, 2012 : 26).
2.3.2 Pendekatan Pengembangan Kawasan Agrowisata
Menurut Sastrayuda, (2010 : 5), pendekatan pengembangan agrowisata, meliputi :
1. Pengembangan berbasis konservasi, dimaksudkan pola pembinaan yang tetap
mempertahankan keaslian agro-ekosistem dengan mengupayakan kelestarian sumber
daya alam lingkungan hidup, sejarah, budaya, dan rekreasi.
2. Pengembangan berbasis masyarakat, dimaksudkan pola pembinaan masyarakat yang
menempatkan agrowisata sebagai pemberdayaan masyarakat petani untuk dapat
memperoleh nilai tambah baik dari sisi hasil pertanian maupun dari kunjungan wisatawan
dan efek ganda dari penyerapan hasil pertanian oleh usaha pariwisata dan pengembang.
3. Penetapan wilayah/darah agro wisata sebagai daerah/wilayah pembinaan.
4. Inventarisasi kekuatan agrowisata
5. Peranan lembaga pariwisata dan lembaga pertanian dalam pembinaan agrowisata
2.3.3 Pengelolaan Obyek dan Daya Tarik Agrowisata
Menurut Sastrayuda, (2010 : 5), dalam pengelolaan agrowisata, perlu
mempertimbangkan secara seksama beberapa aspek yang akan melatar belakangi
keberhasilan pengelolaan agrowisata, seperti :
1. Aspek sumber daya manusia
Sumber daya manusia, adalah merupakan pengelolaan objek agro wisata, oleh karena
SDM yang dibutuhkan di samping harus memiliki latar belakang pendidikan di bidangnya,
harus pula memiliki pengalaman yang luas dalam mengelola pekerjaannya. Tata cara
pengelolaan komoditas usaha pertanian yang disajikan sebagai komoditi daya tarik wisata
pengelolaannya berbeda dengan hasil produksi pertanian pada umumnya..
2. Aspek keuangan
Pada umumnya investasi dan permodalan usaha agrowisata, lebih dikaitkan dengan usaha
pertanian, peternakan, perikanan, holtikultura mengingat jenis usaha pertanian tersebut
lebih banyak dikelola dengan bantuan dana pemerintah sebagai kegiatan yang berkaitan
19
dengan peningkatan produksi hasil pertanian. Namun telah banyak pula pengusaha
agrowisata yang dikelola pihak swasta, yang secara mandiri mengembangkan usaha
dibidang agro wisata dengan investasi modal yang cukup besar.
3. Aspek fasilitas, sarana, dan prasarana
Hasil komoditas berbagai usaha pertanian yang dimanfaatkan sebagai obyek kunjungan
bagi wisatawan, perlu ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana seperti jalan menuju
ke objek agro, banyak yang kurang terpelihara, mengingat lokasi agrowisata kadang-
kadang jauh ke pedalaman atau berada di lembah pegunungan dan bukit. Kadang-kadang
jalan tersebut rusak, sehingga mengakibatkan sulit untuk pengunjung menjangkau lokasi
agrowisata, disamping prasarana jalan, yang sering menjadi kendala untuk berkembangnya
objek agrowisata adalah listrik, air bersih dan telekomunikasi juga keberadaannya cukup
terbatas dan sulit untuk diakses. Sarana yang dibutuhkan untuk menunjang pelayanan
kepada wisatawan antara lain seperti fasilitas umum (toilet), restaurant, ruang informasi,
sarana transportasi di dalam lokasi agrowisata atau sarana transportasi menuju ke lokasi
areal penjualan aneka hasil agrowisata. Disamping itu, bagi pengelola agro wisata,
penyediaan sarana rekreasi untuk anak-anak adalah merupakan perpaduan fasilitas yang
harmonis antara kebutuhan orang tua/dewasa dengan kebutuhan anak-anak. Pengelola
objek agrowisata, sewajarnya tetap berpikiran bahwa agro harus dapat dilayani dengan
berbagai fasilitas yang memungkinkan wisata/pengunjung betah, tinggal lama di tempat
tersebut dan mampu menyeimbangkan kebutuhan berbagai karakteristik wisatawan.
4. Aspek pemilihan lokasi agrowisata
Perpaduan antara kekayaan komoditas pertanian dengan keindahan alam, dan kehidupan
masyarakat di pedesaan pada dasarnya memberikan nuansa kenyamanan dan kenangan,
dan pada gilirannya dapat mendorong kekayaan objek di berbagai daerah. Untuk
menentukan lokasi agrowisata perlu adanya identifikasi terhadap wilayah pertanian yang
akan dijadikan objek/kawasan agrowisata dengan mempertimbangkan beberapa faktor
dominan seperti prasarana dasar, sarana, transportasi dan komunikasi dan yang terpenting
adalah identifikasi terhadap peran serta masyarakat lainnya yang dapat menjadi pendorong
berkembangnya agro wisata.
2.3.4 Pengertian Agrowisata Kopi
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa agrowisata merupakan
kegiatan wisata yang berbasiskan pertanian untuk bertujuan untuk memperoleh wawasan,
20
rekreasi dan dalam usaha peningkatan bidang pertanian. Sedangkan agrowisata kopi
merupakan jenis wisata yang melibatkan tanaman kopi sebagai objek pertaniannya dengan
tujuan untuk memperoleh wawasan, baik mengenai tanaman maupun proses pengolahannya
yang dengan cara berrekreasi berkeliling kawasan perkebunan kopi.
2.3.5 Pengelolaan Lahan Agrowisata Kopi
Dalam pengelolaan lahan agrowisata kopi, terdapat beberapa syarat dan pertimbangan
baik dalam tata letak, maupun panduan mengenai proses pemanenan biji kopi, berikut adalah
standar-standar dalam pengelolaan lahan agrowisata kopi (Desa-catur.blogspot.com).
1. Lahan dan Persiapan Lahan
a. Lahan di dataran tinggi hampir seluruhnya potensial ditanami kopi Arabika dan
Robusta. Untuk daerah-daerah yang miring sebagai fungsi konservasi bisa dibuatin
terasering. Pada umumnya untuk kemiringan yang dibawah 300 telah dibuatin teras
dalam bentuk sabuk gunung, sedangkan pada kemiringan diatas 300 telah dibuatkan
teras individu, dimana pada masing-masing teras ini ditanam satu macam tanaman
saja.
b. Jarak tanam yang minimum untuk pohon kopi ini ditentukan 2,5 x 2,5 m. dengan lain
kata, kerapatan maksimumnya adalah 1.600 pohon/ha.
c. Pohon kopi ini harus ditanam di lubang-lubang yang harus dibuat setiap 2 atau 2,5m
dengan kedalaman 40 cm. Dan pada waktu penanaman dan penutupan lubang itu,
tanah dicampur dengan pupuk kandang. Di lubang-lubang lahan, tanah alami di
campur dengan kompos ketika waktu tiba untuk menanam pohon kopi-pohon kopi
muda.
d. Penaung tetap ditanam diantara perdu (pohon) kopi. Kerapatan tanaman penaung
adalah sekitar 25 % dari total populasi kopi.
2. Pemeliharaan Tanaman
a. Pemupukan tanaman dilaksanakan 1 (satu) tahun 2x dengan menggunakan pupuk
kandang yang berasal dari kotoran sapi yang diternakan oleh petani sendiri atau dibeli.
Dengan demikian kesuburan tanah tetap stabil karena tidak terjadi perubahan tekstur
dan struktur tanah. Diperkenankan penggunaan kompos tanaman sayur.
b. Pemangkasan kopi dilakukan melalui pangkasan bentuk berbatang tunggal dengan
ketinggian sekitar 180 cm. disamping awal pangkasan bentuk, secara rutin juga
diadakan pangkas lepas panen, wiwil kasar dan wiwil halus.
21
c. Pengendalian hama penyakit penting. Hama penyakit penting yang terdapat pada kopi
adalah: Nematoda, penggerek buah kopi dan penggerek cabang. Pengendalian
hama/penyakit dilakukan melalui sistem PHT (Pengendalian Hama/penyakit secara
Terpadu) dengan memanfaatkan musuh-musuh alami dan agensia hayati, tanpa
penggunaan pestisida.
d. Pengaturan penaung
Kopi di tanam di bawah pohon penaung. Penaung yang paling banyak digunakan
adalah dadab, karena dadab mudah ditanam melalui stek, mudah dipangkas dan
merupakan sumber makanan bagi ternak sapi peliharaan petani.
e. Diversifikasi Tanaman
Karena pemilikan yang tidak begitu luas, perkebunan kopi biasanya melakukan
diversifikasi horizontal, baik dengan tanaman lain sperti jeruk maupun ternak
utamanya yaitu sapi. Upaya diversifikasi seperti ini disamping mampu meningkatkan
pendapatan petani persatuan luas juga dapat menyediakan pupuk organik dari kotoran
dan sampah kandang sapi untuk tanaman kopi, yang bisa mendorong pengelolaan
secara organic terhadap tanaman kopi.
f. Di pagar tanaman kopi, rumput bisa ditanami. Ini akan menambah sumber pakan sapi,
disamping daun-daunan dari pohon penaung misalnya dadap. Namun di antara pohon-
pohon kopi ini rumput liar harus dibersihkan.
2.3.6 Agrowisata Sebagai Landscape Design
Agrowisata erat kaitannya dengan keberadaan ruang luar, oleh karena itu diperlukan
pengaturan elemen – elemen desain di dalamnya. Hal ini nertujuan memberikan suatu kesan
komposisi yang paling ideal di dalam suatu perancangan ruang luar yang diinginkan.
2.3.6.1 Elemen Ruang
Elemen-elemen perancangan secara visual yang menonjol untuk mendukung
peracangan ruang luar atau desain lansekap dapat dikategorikan menjadi 4 bagian, yaitu
(Gunadarma.ac.id) :
1. Skala untuk ruang luar
Skala ruang luar biasanya sukar dipastikan dan tidak begitu jelas. Oleh karena itu
diperlukan perasaan yang tajam untuk merancang ruang luar dengan memilihi skala yang
tepat.
“Modul – 21 meter” adalah suatu metode untuk merancang ruang luar dengan
menggunakan metode 21 – 24 meter. Ruang luar tidak memiliki daya meruang, 22
cenderung menjadi tidak jelas dan kabur. Oleh karena itu pada setiap jarak 21 – 24 meter
harus diadakan perubahan dan pergantian suasana secara kontinyu dalam irama, tekstur
dan tinggi permukaan lantainya agar suasana lebih hidup. Berikut adalah gambar jenis-
jenis skala bagi pembentukan ruang luar (Gunadarma.ac.id).
(a) (b)
Gambar 2.7 Taman kecil dengan skala intim (kiri) dan Plaza dengan skala perkotaan (kanan)
(Sumber : Gunadarma.ac.id)
2. Tekstur
Tekstur pada suatu ruang luar sangat erat hubungannya dengan jarak pandang atau jarak
penglihatan. Pada suatu jarak tertentu, tekstur dari bahan itu sendiri tidak akan berperan
lagi, sehingga bahan tersebut akan kelihatan polos. Pengolahan tekstur pada perancangan
ruang luar dapat dilakukan pula untuk lantai. Perbedaan tekstur lantai dengolahan tekstur
pada perancangan ruang luar dapat dilakukan pula untuk lantai. Perbedaan tekstur lantai
dapat digunakan untuk menunjukkan arah sirkulasi dan dapat membedakan antara ruang
gerak dan ruang statis serta untuk memberikan kesan rekreatif bagi tuang tersebut seperti
yang ditunjukkan pada gambar 2.8. (Gunadarma.ac.id).
Gambar 2.8 Aplikasi tekstur bagi perancangan ruang luar
23
(Sumber : Gunadarma.ac.id)
3. Bentuk
Dalam mendesain atau merencanakan suatu ruang luar yang idel dikatakan “Form Follow
Function”. Pernyataan ini sebenarnya telah timbul jauh sebelumnya daripada yang
diperkirakan dan juga mempunyai arti yang lebih dalam. Meskipun demikian hal ini
masih tetap terbuka bagi beberapa argument terkecuali bagi pemikiran estetis yang telah
kita terima sebagai salah satu bagian dari fungsi. Arti yang sebenarnya adalah bahwa
setiap obyek atau benda harus direncakan dan didesain sebaik mungjun dan menjadi alat
yang seefektif mungkin, baik dalam bentuk, bahan, ataupun finishingnya.
(Gunadarma.ac.id)
4. Warna
Didalam arsitektur lansekap yang ruang lingkupnya mengatur ruang dan massa di alam
terbuka, warna memegang peranana penting. Karena dalam pengaturan ruang itu
menggunakan unsure yang alami dan buatan manusia serta detail – detailnya, maka dalam
pemilihan dan mengkomposisikan warna dari massa-massa itu harus tepat yang
berdasarkan teori serta prinsip warna agar tercapai hasil karya yang mempunyai kesan
menyatu dengan alam (Gunadarma.ac.id). Tabel dibawah memperlihatkan sebuah contoh
matriks warna dalam hubunggannya dengan ekspresi yang ditimbulkan.
Tabel 2.2 Matriks warna dalam hubungannya dengan ekspresi yang ditimbulkan
Warna Persepsi Waktu Ukuran Berat Volume
Hangat
Waktu melebihi perkiraan.
Warna hangat lebih
menyengkan untuk area
dimana manusia tidak diburu
waktu
Benda-benda
kelihatan lebih
panjang dan besar
Terlihat lebih
berat.
Ukuran ruang
tampak lebih
kecil.
Dingin
Waktu di bawah perkiraan.
Pengunaan warna dingin
untuk area dimana dilakukan
pekerjaan rutin atau
monoton.
Benda-benda
kelihatan lebih
pendek dan kecil
Terlihat lebih
ringan.
Ukuran ruang
tampak lebih
luas.
(Sumber : Gunadarma.ac.id)
Sedangkan elemen-elemen lingkungan yang harus dipertimbangkan dalam perancangan
ruang luar, diantaranya adalah :
24
1. Pembatas Ruang
Ruang selalu terbentuk oleh 3 elemen pembentuk ruang, yaitu :
a. Lantai ; Permukaan lantaipada ruang luar dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
- Bahan keras, jenisnya seperti : batu, kerikil, pasir, beton dan sebagaianya.
- Bahan Lunak, jenisnya seperti rumput, tanah dan sebagainya.
Untuk memberikan kesan berbeda pada lantai dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan pengaruh perbedaan bahan dan pengaruh perbedaan level ketinggian. Yang
ditunjukkan oleh gambar 2.9 berikut.
(a) (b)
Gambar 2.9 Bidang alas dengan bahan berbeda (kiri) dan Bidang alas dengan perbedaan ketinggian (kanan)
(Sumber : Gunadarma.ac.id)
b. Dinding ; sebagai pembatas ruang luar yang dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam,
yaitu :
- Dinding Masif, dapat berupa permukaan tanah yang miring atau vertical, atau dapat
pula berupa pasangan batu bata, beton dan sebagainya. Sifat dinding ini sangat kuat
dalam pembentukan ruang.
- Dinding transparan, terdiri dari bidang yang transparan, seperti : pagar bamboo,
logam, kayu yang ditata rapat ataupun berupa pohon-pohon dan semak yang
renggang.
- Dinding semu, merupakan dinding yang dibentuk oleh perasaan pengam setelah
mengamati suatu obyek atau keadaan. Dinding ini dapat terbentuk oleh garis-garis
batas yang bersifat semu
Berikut adalah gambaran tentang pengaplikasian dinding pada landscape design.
25
(a) Dinding Masif (b) Dinding Transparan
Gambar 2.10 Dinding sebagai pembatas ruang
(Sumber : Gunadarma.ac.id)
-
2. Sirkulasi
Sistem sirkulasi erat hubungannnya dengan pola penempatan aktivitas dan pola
penggunaan tanah sehingga merupakan jalur pergerakan dari ruang yang satu ke ruang
yang lain. Jenis sirkulasi ditinjau dari segi civitasnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu
sirkulasi kendaraan dan sirkulasi manusia.
- Sirkulasi kendaraan ; dibedakan menjadi dua jalur yaitu jalur distribusi dan jalur
akses.
- Sirkulasi manusia ; hal-jhal yang perlu diperhatikan berupa lebar jalan, penambahan
estetis, fasilitas penyebrangan dan lain-lain.
Dalam pencapaiannya, sirkulasi memiliki berbagai macam pola sirkulasi yang
ditunjukkan oleh gambar 2.12 berikut.
Gambar 2.11 Pola sirkulasi dalam pencapaian ruang
(Sumber : Gunadarma.ac.id)
3. Tata Hijau
26
Dalam kaitannya dengan perencanaan lahan, Planting Design atau tata hijau menjadi
suatu hal yang penting, mencakup fungsi tanaman, perletakan tanaman, habitus tanaman
dan prinsip planting design. Pengaruh tanaman terhadap bangunan berupa :
- Sebagai ruang luar
Tanaman dapat dipakai sebagai dinding, atap, dan lantai. Dinding dapat dibentuk
dengan border. Atap dapat dibentuk oleh pohon yang membentuk kanopi atau oleh
tanaman merambat pada pergola.
Gambar 2.12 Tanaman dalam ruang luar
(Sumber : Gunadarma.ac.id)
- Privacy
Tanaman digunakan untuk membentuk kesan privacy yang dibutuhkan manusia.
Gambar 2.13 Tanaman memberikan kesan privacy
(Sumber : Gunadarma.ac.id)
- Green screenDapat pula digunakan sebagai penghalang terhadap hal-hal yang tidak menyenangkan
untuk dilihat seperti : sampah, galian, pembangunan dan sebagainya.
27
Gambar 2.14 Green screen
(Sumber : Gunadarma.ac.id)
2.3.6.2 Penyusunan Komposisi Tanaman
Dalam penyusunan komposisi tanaman, yang penting adalah untuk mengetahui bahwa
tiap-tiap tanamanmempunyai peranan, ada kerjasama antara warna dan teksturnya sehingga
tidak hanya merupakan suatu kumpulan tanaman. Berikut ini 5 (lima) ketentuan untuk
menyusun suatu komposisi tanaman (Gunadarma.ac.id) :
1. Jangan menggunakan terlalu banyak jenis tanaman. Tiga jenis biasanya lebih efektif (The
Law of simplicity).
2. Satu jenis harus mendominasi kelompok, tanaman lain sebagai pembantu (The Law of
dominance).
3. Jenis-jenis yang dipilih harus serasi, terutama dalam warna, bentuk dan sifat pertumbuhan
(The Law of harmony).
4. Jenis-jenis tanaman ini harus tidak saling bertentangan akan kebutuhan hidupnya (The
Law of ecology).
5. Tanaman-tanaman terpilih harus sesuai dengan keadaan setempat, mengenai tanamannya,
drainase, cahaya matahari dan lain-lain (The Law of adaptation).
2.4 Studi Banding Objek Sejenis
Studi Banding dibagi menjadi dua, yaitu studi banding dan literatur untuk kafe dan studi
banding untuk agrowisata.
1. Studi banding untuk kafe dilakukan di :
a. Kafe Lotus di Ubud
Alasan terpilih : merupakan kafe yang terdapat fasilitas pertunjukkan di dalamnya.
Dan banyak dikunjungi oleh wisatawan di Ubud.
28
Stage Area
Lotus Pond
Lesehan Area
Shop & Retail
Dapur
b. Kafe Terazo di Ubud
Alasan terpilih : kafe yang memiliki nuansa berbeda dari kafe lainnya sehingga
menarik untuk di jadikan objek studi.
2. Studi Literatur untuk kafe :
a. Cafe Trussardi di Milan, Italia
Alasan terpilih : kafe yang memiliki konsep yang unik dengan memadukan kaca dan
roof garden.
b. Intelligentsia Coffee
Alasan terpilih : kafe ini terletak di negara Amerika tepatnya Venice, sebagai negara
tempat kafe pertama kali berdiri.
c. Zmianatematu
Alasan terpilih : kafe ini memiliki keunikan pada Desainnya, dengan biaya yang
minim, kafe ini menghadirkan suasana interior yang unik.
3. Studi banding agrowisata dilakukan di :
a. Agrowisata kopi luwak di Desa landih, Kintamani
Alasan terpilih : agrowisata ini merupakan agrowisata kopi yang menjadi bahasan
utama dalam penyusunan tugas seminar.
b. Agrowisata Bali Pulina di Tegal Alang, Ubud.
Alasan terpilih : letak agrowisata ini berdekatan dengan lokasi tujuan perancangan
yaitu di Payangan, melalui agrowisata di Ubud akan dilakukan proses pengumpulan
data yang berkaitan dengan pengadaan agrowisata.
2.4.1. Kafe Lotus di Ubud
Kafe lotus merupakan sebuah kafe yang terletak di Ubud tepatnya pada jalan Raya
Ubud, dimana pada sebelah kiri terhadap restoran dan di sebalah kanan terdapat Starbuck
Ubud. Kafe Lotus memiliki denah sebagai berikut seperti yang ditunjukkan gambar 2.15
berikut.
29
Kafe ini didirikan pada tahun 1983 oleh seorang turis dari Australia. Pada awalnya
kafe ini hanya sebuah kafe yang kecil, kemudian dengan bekerja sama dengan pemilik tanah
dari Ubud, kafe ini berkembang menjadi kafe yang besar dengan kapasitas 50 seat. Pada
tahun 1990 kafe ini berpindah tangan ke investor yang berasal dari Italia yang sampai
sekarang mengembangkan kafe Lotus ini hingga 150 seat. Berikut adalah penjabaran
mengenai fasilitas, aktivitas, dan data pengunjung kafe Lotus.
1. Fasilitas Kafe
Kafe Lotus pada umumnya sama seperti dengan kebanyakan kafe pada umumnya. Namun
kelebihannya yaitu pada fasilitasnya yang berupa tempat duduk lesehan, dinning area,
kolam teratai dan pertunjukkan sendratari yang ditunjukkan pada gambar-gambar berikut.
2. Aktifitas Kafe
30
(c) Lesehan Area (b) Lotus Pond (a) Dinning Area
Gambar 2.16 Fasilitas pada Kafe Lotus
(Sumber : Survey, 26 Oktober 2013)
Gambar 2.15 Denah Kafe Lotus
(Sumber : Survey, 26 Oktober 2013)
Kamar mandi
Area Makan lantai 2
Bar
Area Makan lantai 1
Kasir
ENTRANCE
Dapur berada pada basement
Kafe Lotus ini buka pada 08.30 – 23.00 Wita dan hanya tutup pada hari raya. Untuk
aktifitas yang berlangsung pada kafe terdiri dari :
a. Kegiatan penyediaan dan pengolahan makanan
b. Makan dan minum
c. Berjalan – jalan mengitari kolam teratai
d. Mengobrol
e. Bar kafe
f. Menonon sendra tari pada pukul 18.30 Wita dengan durasi 80 menit, yang
berlangsung selama enam kali seminggu.
3. Jumlah Pengunjung
Jumlah pengunjung rata – rata yang mengunjungi kafe ini tiap harinya adalah ±300 orang.
Dengan rata – rata waktu orang berkunjung yaitu 1-2 jam.
2.4.2 Kafe Terazo
Kafe ini didirikan oleh seorang yang berasal dari Ubud yang bernama Ida Bagus
Suarsana pada tanggal 11 januari 2000. Lokasi kafe Terazo yaitu terletak di sebelah Puri
Ubud dengan jarak sekitar 50 meter setelah puri.
Kafe Terazo memiliki denah sebagai berikut seperti yang ditunjukkan gambar 2.16 berikut.
31
(a) Meja makan type satu (b) Meja makan type dua
1. Fasilitas Kafe
Kafe ini memiliki fasilitas yang sama dengan kafe pada umumnya, seperti;
- Resepsionis, area makan dan meja bar pada lantai satu.
- Area makan lantai dua dengan dua jenis kursi yang berbeda yaitu kursi memanjang
dan kursi biasa.
- Dapur yang terletak pada basement
- Tipe penataan meja dan kursi pada kafe Terazo, terdiri dari dua jenis yang
ditunjukkan pada gambar berikut :
32
Gambar 2.17 Denah Kafe Terazo
(Sumber : Survey, 26 Oktober 2013)
Gambar 2.18 Fasilitas pada Kafe Terazo
(Sumber : Survey, 26 Oktober 2013)
(a) Bar dan area makan lantai satu (b) Area makan lantai dua (c) Dapur pada basement
Gambar 2.19 Tipe meja pada kafe Terazo
(Sumber : Survey, 26 Oktober 2013)
2. Aktifitas Kafe
Dari segi aktifitas yang terjadi kafe ini hanya berlangsung aktifitas makan dan minum.
Kemudian aktifitas bar kafe dimana pengunjung dapat memesan minuman yang
mengandung alkohol pada fasilitas bar nya.
3. Jumlah Pengunjung
Jumlah pengunjung rata – rata yang mengunjungi kafe ini tiap harinya adalah ±50 orang.
Dengan rata – rata waktu orang berkunjung yaitu satu jam.
2.4.2. Studi Literatur Objek Kafe Trussardi
Kafe Trussardi terletak pada level groundfloor dari sebuah rumah fashion, yang
menyediakan terobosan baru dalam arsitektur. Bergaya layaknya sebuah gelas kopi, teras
barunya didominasi oleh sebuah hanging garden yang terletak pada atap. Sebuah hasil
arsitektur yang mengherankan dari Mur Vegetal yang ditemukan oleh French Botanish Patric
Blanc. 120 jenis tanaman yang berbeda spesies diletakkan pada struktur pendukung yang
tipis, membuat efek yang dramatis seperti awan hijau yang melayang di angkasa,
memberikan nafas kehidupan didalam kafe. Pengunjung seperti terhisap ke dalam suatu dunia
organik, dimana arsitek memberikan suatu jalan tentang keindahan alam (Galindo, 2012 :
65). Berikut adalah gambar tampilan interior dan eksterior dari kafe Trussardi.
Gambar 2.20 Gambar interior kafe Trussardi (Sumber : Galindo, 2012)
33
Gambar 2.21 Gambar eksterior kafe Trussardi
(Sumber : Galindo, 2012)
2.4.3. Intelligentsia Coffee
Intelligentsia coffee hadir sebagai sebuah persembahan arsitek dengan sebuah
permintaan yang sederhana yaitu sebuah kafe yang memperlihatkan proses pembuatan kopi
tanpa menggunakan standar – standar pada perancangan tempat produksi kopi. Arsitek
bangunan ini menghilangkan counter bar, menjadi sebuah stasiun yang memperlihatkan
proses pembuatan kopi, sehingga falam membuat sekaligus menyajikan terasa lebih spesial
dan fleksibel. Tiga bahan dasar yaitu metal, kayu, dan kaca menjadi bahan utama dari
pengadaan interior dari proses persiapan, penyajian dan area mekanikal. Sesungguhnya ini
bukanlah kafe melainkan sebuah pabrik kopi, dimana suatu kreasi kemenangan arsitektural
(Galindo, 2012 : 113). Gambaran mengenai Intelligentsia Coffee ditunjukkan pada gambar
berikut.
34
Architect : carlorattiassociati |walter nicolino & carlo rattiInterior Design: David DragoYear of completion: 2008Gross floor area : 60 m²
Gambar 2.22. Gambar interior dan aktifitas pengolahan kopi di Intelligentsia Coffee (Sumber : Galindo, 2012)
Gambar 2.23. Eksterior Intelligentsia Coffee
(Sumber : Galindo, 2012)
2.4.4. Zmianatematu
Dengan biaya yang sangat kecil, xm3 mengkreasikan sebuah ruang dengan potongan
kayu yang meliuk-liuk dengan sempurna. Desain yang kontemporer mencerminkan sebuah
aspirasi dan semangat jiwa muda di kota Lodz. Dengan Timber stalactites membuat suatu
perpaduan yang unik yang menghidupkan suasana interior. Dengan lampu yang sederhana
yang di gantung melalui sela – sela kayu dan rak yang terletak menjorok diantara kayu pada
dinding, dan sebuah tamplan visual yang bergelombang pada atapnya (Galindo, 2012 : 189).
Berikut adalah tampilan dari kafe Zmianatematu.
Gambar 2.24. Gambar bola lampu (kiri) dan Gambar rak whiskaey (kanan)(Sumber : Galindo, 2012)
35
Architect : MASS architectureYear of completion: 2009Gross floor area : 186 m²Matertial : Metal,wood, glass
Architect : xm3Year of completion: 2011Gross floor area : 104 m²Matertial : Plywood
Gambar 2.25 Gambar interior Zmianatematu(Sumber : Galindo, 2012)
2.4.5. Agrowisata kopi luwak di Kintamani
Kopi luwak di Kintamani terletak di desa Landih, Bangli, agrowisata ini merupakan
suatu bisnis yang dilakukan secara turun temurun oleh keluarga bapak I Wayan Jamin, yang
baru bergerak di bidang agrowisata sekitar 8 tahun yang lalu. Luas lahan agrowisata ini yaitu
sekitar 2Ha. Dimana 1Ha dugunakan sebagai tempat penangkaran luwak liar. Berikut adalah
gambaran denah lokasi dari berbagai fasilitas yang terdapat pada agrowisata kopi luwak, pada
Desa Landih.
36
Gambar 2.26 Denah Agrowisata Kopi Luwak Kintamani(Sumber : Survey, 26 Oktober 2013)
Panen kopi biasanya rutin terjadi pada bulan Mei sampai bulan September. Kopi yang
diproduksi di kebun di olah pada pabrik yang letaknya lumayan jauh dari lokasi agrowisata
untuk di jual ke luar daerah. Biji kopi yang diolah kebanyakan berasal dari para pengepul
kopi yang berada di sekitar kawasan Kintamani. Gambaran suasana kebun kopi pada
agrowisata Kopi Luwak Kintamani ditunjukkan pada gambar 2.32 berikut.
Gambar 2.27 Kebun kopi di Agrowisata Kopi Luwak Kintamani(Sumber : Survey, 10 Oktober 2013)
Uniknya di tempat ini terdapat suatu penangkaran luwak liar, dalam arti lain luwak liar
tersebut dilepaskan di alam bebas, sehingga luwak tersebut secara naluri memakan biji kopi.
Luwak liar berbeda dengan luwak yang terdapat pada kandang, menurut narasumber
kebanyakan para pengunjung tertipu dengan keaslian kopi luwak. Kopi yang berkualitas yaitu
kopi yang berasal dari luwak yang liar bukan dari luwak yang di dalam kandang, hal ini
dikarenakan luwak yang berada dalam kandang sudah jinak dan belum tentu memilih biji
kopi terbaik.
37
Jenis biji kopi yang diproduksi disini ada tiga yaitu ; kopi luwak, kopi organik dan kopi
lanang. Tentu ketiga kopi tersebut memiliki cita rasa yang berbeda. Kopi luwak memiliki cita
rasa yang asam, kopi organik memiliki rasa yang standar seperti kopi pada umumnya, dan
kopi lanang merupakan kopi yang memiliki cita rasa kualitas paling tinggi. Kopi lanang
tergolong mahal, hal ini disebabkan karena kopi lanang terbuat dari biji kopi pilihan, dimana
biji kopi tersebut unik dalam arti lain biji kopi nya tidak memiliki belahan dan hanya terdapat
8 – 10 buah yang tumbuh bersamaan dalam satu pohon. Kopi lanang ini terkenal memiliki
berbagai macam khasiat bagi kesehatan.
Penjelasan mengenai agrowisata Kopi Luwak Kintamani adalah sebagai berikut :
1. Lokasi Agrowisata
Agrowisata ini berada di Kintamani tepatnya pada Desa Landih, Objek wisata kopi luwak
ini terletak dekat dengan danau batur.
2. Kondisi Agrowisata
Objek agrowisata ini memiliki suhu sekitar 17ºC karena letaknya pada dataran tinggi.
Jalan kases agrowisata ini melalui areal hutan dan perkebunan atau bisa diakses melalui
jalan utamanya. Dengan tanah bertransis agrowisata ini dirancang dengan
memperlihatkan suasana dan pemandangan yang indah karena letaknya di atas tebing,
seperti yang ditunjukkan gambar 2.35 berikut.
Gambar 2.28 Rest area (kiri) dan Pemandangan dari kebun kopi (kanan)(Sumber : Survey, 10 Oktober 2013)
3. Aktifitas Agrowisata
Pada agrowisata kopi luwak di Kintamani ini terdapat berbagai aktifitas yaitu :
a. Pada saat datang berkunjung, para pengunjung disuguhkan sebuah sampel kopi
luwak atau Welcome Drink Coffee, seperti yang tunjukkan pada gambar 2.36 berikut.
38
Gambar 2.29 Welcome Drink Coffee(Sumber : Survey, 10 Oktober 2013)
b. Penelitian tentang kopi
c. Seminar tentang penyuluhan dan pengolahan kopi
d. Terdapat aktifitas pengolahan kopi secara konvensional dan modern
e. Treking mengitari kebun kopi organik dan pengolahan kopi
Gambar 2.30 Treking keliling kebun kopi(Sumber : Survey, 10 Oktober 2013)
Pengolahan kopi secara modern berlangsung pada sebuah ruangan khusus yang
digunakan untuk memproduksi dan pengolahan kopi seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2.38 berikut.
Gambar 2.31 Pabrik kecil pengolahan kopi modern(Sumber : Survey, 10 Oktober 2013)
4. Fasilitas agrowisata
Agrowisata ini memiiki fasilitas seperti ;
a. Bale tempat menikmati kopi, yang tunjukkan pada gambar 2.39 berikut.
b. Kebun kopi organik
c. Kebun kopi luwak dengan luwak yang terlepas secara liar di kebun kopi.
d. Tempat pengolahan kopi luwak baik secara konvensional ataupun modern
e. Ruang pertemuan
f. Tempat penjemuran kopi, yang tunjukkan pada gambar 2.39 berikut.
39
Gambar 2.32 Penjemuran kopi
(Sumber : Survey, 10 Oktober 2013)
g. Ruangan Kafe ; ruangan kafe pada agrowisata ini merupakan ruangan khusus yang
diperuntukkan bagi pengunjung untuk menikmati kopi setelah berkeliling kebun kopi,
berikut adalah gambaran ruang kafe pada Agrowisata Kopi Luwak
Gambar 2.33 Ruang kafe (kiri) dan counter mesin esspreso (kanan)(Sumber : Survey, 10 Oktober 2013)
h. Shop and Retail agrowisata ; fasilitas shop dan retail, menjual produk-produk kopi
yang dihasilkan dari pengolahan kopi pada agrowisata ini, kopi tersebut dijual dalam
bentuk bubuk, gambaran ruangan shop and retail di tunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 2.34 Shop dan retail hasil olahan kopi(Sumber : Survey, 10 Oktober 2013)
2.4.6. Agrowisata Bali Pulina
40
Agrowisata Bali Pulina merupakan sebuah kawasan agrowisata yang terdapat di
Tegalalang, Ubud. Dengan luas tanah sekitar 90 are, lokasi yang awalnya berupa tebing ini
diubah menjadi sebuah kawasan agrowisata. Berikut adalah gambaran denah lokasi dari
berbagai fasilitas yang terdapat pada agrowisata Bali Pulina.
41
Gambar 2.35 Denah Agrowisata Bali Pulina(Sumber : Survey, 26 Oktober 2013)
Agrowisata di Ubud memiliki keunikan tersendiri yaitu sebuah konsep agrowisata yang
menekankan pada kopi dan teh. Namun dalam kawasan agrowisatanya, terdapat berbagai
jenis tanaman selain kopi dan teh, kebanyakan dari tanaman tersebut merupakan tanaman
yang terdapat di daerah Ubud. Gambaran aktivitas yang terdapat pada agrowisata kopi Bali
Pulina ditunjukkan oleh gambar 2.43 berikut.
Gambar 2.36 Tour guiding (kiri) dan Pembuatan kopi secara konvensional (kanan) (Sumber : Survey, 26 Oktober 2013)
Penjelasan mengenai agrowisata Bali Pulina adalah sebagai berikut :
1. Lokasi agrowisata
Agrowisata Bali Pulina terletak di Tegalalang, Ubud tepatnya berada pada akses jalan
utama Tegalalang. Dengan letak ketinggian sekitar 400 meter dari permukaan laut.
Daerahnya tergolong daerah yang sejuk dan sering hujan.
2. Aktifitas Agrowisata
Aktifitas yang terdapat pada lokasi agrowisata yaitu ;
a. Mencoba sampel jenis kopi dan teh, serta berbagai olahannya
b. Melihat kandang luwak,
c. Menikmati suasana minum teh ataupun kopi
d. Penjualan produk – produk hasil olahan kopi
3. Fasilitas agrowisata
Fasilitas yang menjadi keunikan yang terdapat pada lokasi agrowisata ini yaitu ;
a. Kegiatan mencoba sampel, penjelasan tour guide mengenai berbagai hasil perkebunan
pada agrowisata tersebut.
42
b. Fasilitas kafe dan restoran ; jadi para pengunjung dapat membeli makanan dan
minuman.
c. Treking area perkebunan
d. Tempat bersantai dengan view yang indah.
e. Shop and retail yang menjual berbagai olahan kopi. Berikut adalah contoh olahan kopi
dan teh pada agrowisata Bali Pulina.
Gambar 2.37 Berbagai macam olahan kopi dan teh(Sumber : Survey, 26 Oktober 2013)
Suasana interior pada tempat minum kopi Bali Pulina yaitu, menghadap view dan
bersifat terbuka, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.48 berikut.
Gambar 2.38 Interior Tempat Minum Kopi Bali Pulina(Sumber : Survey, 26 Oktober 2013)
2.5. Spesifikasi Umum Kafe Agrowisata Kopi
Spesifikasi umum Kafe Agrowisata Kopi membahas tentang pengertian, fungsi, tujuan,
kegiatan, klasifikasi, lingkup pelayanan, dan sistem pengelolaan dari Kafe Agrowisata Kopi
di Payangan, Gianyar.
1. Pengertian
Kafe merupakan suatu ruang yang didalamnya terdapat aktifitas makan dan minum, dan
berkumpul namun tidak sekompleks di restoran. Kafe kopi meruapakan suatu ruang yang
menekankan pada penjualan kopi sebagai bahan utama produk penjualan. Selain memiliki
43
aktifitas meminum kopi, kafe ini juga menyediakan fasilitas untuk rekreasi, mengadakan
pertemuan dan juga pendidikan untuk memperoleh wawasan tentang kopi dan olahannya.
Agrowisata merupakan suatu wisata alam yang memadukan unsur wisata dan pertanian
kopi dengan tujuan sebagai sarana rekreasi alam dan memperoleh wawasan khususnya
dalam bidang pertanian kopi baik dari cara penanamannya hingga proses pengolahan
kopi.
2. Fungsi
Kafe agrowisata memiliki tiga fungsi utama yaitu ; a). sebagai suatu kafe yang
menyediakan makanan dan minuman dengan komoditas unggulan berupa kopi. b). Sebagai
sebuah objek wisata alam yang bergerak dalam bidang agrowisata kopi, dan c) Sebagai
tempat memperoleh wawasan dan pengetahuan tentang penanaman kopi dan cara
pengolahannya.
3. Tujuan
Kafe agrowisata sebagai upaya menciptakan suatu konsep dan fungsi baru dari sebuah
kafe yang dipadukan dengan agrowisata. Dimana kafe sebagai fungsi utama yang
berorientasi pada agrowisata tentang tanaman dan pengolahan kopi
4. Kegiatan
Kegiatan yang diakomodasi pada Kafe dan Agrowisata Kopi Bali dapat dibagi ke dalam 4
kelompok, yaitu :
a. Kegiatan utama, meliputi kegiatan :
Menikmati makanan dan minuman berbagai olahan kopi
Kegiatan menyajikan makanan dan minuman
Berkeliling kebun dan tempat pengolahan kopi
b. Kegiatan penunjang, merupakan kelompok kegiatan yang mendukung kegiatan utama
c. Kegiatan pengelolaan dan Administrasi, merupakan kelompok kegiatan pengelolan
dan administrasi Kafe dan Agrowisata Kopi Bali.
d. Kegiatan servis, merupakan kelompok kegiatan pemeliharaan dan servis terhadap
sebuah fasilitas Kafe dan Agrowisata Kopi Bali.
5. Klasifikasi Fasilitas
Untuk mendukung Kafe dan Agrowisata Kopi Bali, maka fasilitas-fasilitas yang terdapat
di dalamnya dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Fasilitas Utama, merupakan fasilitas yang mewadahi kegiatan utama, meliputi serving
area pada kafe, perkebunan kopi dan tempat pengolahan kopi.
44
b. Fasilitas penunjang, merupakan fasilitas pendukung kegiatan utama, meliputi fasilitas
workshop, wifi area, mini stage, lobby , toilet umum, tempat parkir, dan lain-lain.
c. Fasilitas pengelola, yaitu suatu fasilitas yang mewadahi aktifitas pengelolan
manajemen dan bangunan yang terdiri atas ruang manajer, ruang sekretaris, ruang
administrasi, ruang staff, ruang penerimaan tamu, ruang customer service dan lain-lain.
d. Fasilitas servis, merupakan fasilitas bagi pemeliharaan bangunan, meliputi ruang MEP,
gudang, ruang servis dan sebagainya.
6. Lingkup Pelayanan
a. Sasaran pengguna fasilitas ini adalah dengan mengutamakan para pengunjung dan
wisatawan yang ingin menikmati minum kopi dan berwisata keliling kebun kopi.
Kemudian pihak instansi pemerintah, peneliti, dan mahasiswa yang memerlukan
informasi dan pengetahuan tentang kopi dan pengolahannya.
b. Pelayanan fasilitas ini bersifat komersial, namun tidak menutup kemungkinan
mengakomodasi kegiatan kafe agrowisata sebagai kegiatan yang bersifat workshop dan
penelitian.
c. Adanya kerjasama dengan masyarakat sekitar, dalam upaya mempekerjakan petani
lokal untuk ikut serta dalam pengelolaan agrowisata.
7. Sistem Pengelolaan
Pengelolaan fasilitas ini sepenuhnya dilakukan oleh pihak swasta,namun tidak menutup
adanya keikut sertaan pemerintah dalam menjaga dan melestarikan kawasan kebun kopi.
Sistem pengelolaan ini meliputi pelayanan, pemasaran, penyewaan serta pemeliharaan
kawasan wisata.
a. Pelayanan
Sistem pelayanan fasilitas ini dilakukan dengan cara memanajemen proses pelayanan
terhadap pelanggan, yang mencakup cara proses penyajian dan finansial dari suatu
kafe. Proses manajemen yang dilakukan tentu dengan membagi pengaturan antara
pelayanan fasilitas pada kafe dan kebun kopi.
b. Pemasaran
Sistem pemasaran fasilitas memiliki beberapa wewenang yaitu mengatur proses
penjualan produk hasil olahan kopi ke luar daerah, dan sistem periklanan, yaitu
dengan melakukan advertising yang berkaitan dengan Kafe Agrowisata Kopi melalui
berbagai media baik, internet, brosur, koran, baliho serta berbagai media yang
bergerak di bidang pariwisata.
45
c. Penyewaan
Sistem penyewaan Kafe Agrowisata Kopi ini meliputi sistem sewa seperti ruangan
workshop dalam kepentingan pengadaan kegiatan – kegiatan yang berupa seminar dan
pertemuan dalam membahas kopi dan tentu saja tidak menutup kemungkinan untuk
pengadaan workshop dalam topik bahasan yang lain.
d. Pemeliharaan
Untuk sistem pemeliharan bangunan, dan fasilitas – fasilitas Kafe Agrowisata
dilakukan oleh pihak pengelola, baik dalam pengelolaan kafe maupun kawasan
agrowisata kopi, dalam pemeliharaan tidak menutup kemungkinan adanya keikut
sertaan pemerintah dalam menjaga kawasan wisata alam ini.
Sistem manajemen pengelolaan fasilitas ini dilakukan oleh manajer yang berada di
bawah perusahaan swasta yang menjadi pemilik fasilitas ini, yang dibantu oleh staf-
staf manajerial dan staf servis.
46