bab ii sekolah basket

58
BAB II PEMAHAMAN TERHADAP KAFE AGROWISATA KOPI 2.1 Pemahaman Tentang Kopi Pemahaman tentang kopi membahas pengertian dan berbagai jenis olahan kopi. 2.1.1. Pengertian Kopi Pengertian kopi ditinjau dari etimologi definisinya dapat dibedakan menjadi, pengertian biji kopi, tanaman kopi dan kopi sebagai minuman. 1. Pengertian biji kopi Biji kopi merupakan biji yang diperoleh dari hasil pemetikan buah kopi, yang kemudian melalui beberapa tahapan pengupasan buah kopi hingaa menjadi suatu biji kopi yang utuh. 2. Pengertian tanaman kopi 6

Upload: cokorda-widhiyani-pemayun

Post on 19-Feb-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sekolah basket Elite Baskteball Academy di Denpasar

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II sekolah basket

BAB IIPEMAHAMAN TERHADAP

KAFE AGROWISATA KOPI

2.1 Pemahaman Tentang Kopi

Pemahaman tentang kopi membahas pengertian dan berbagai jenis olahan kopi.

2.1.1. Pengertian Kopi

Pengertian kopi ditinjau dari etimologi definisinya dapat dibedakan menjadi, pengertian biji

kopi, tanaman kopi dan kopi sebagai minuman.

1. Pengertian biji kopi

Biji kopi merupakan biji yang diperoleh dari hasil pemetikan buah kopi, yang kemudian

melalui beberapa tahapan pengupasan buah kopi hingaa menjadi suatu biji kopi yang

utuh.

2. Pengertian tanaman kopi

Tanaman kopi merupakan salah satu jenis tanaman tropis yang tumbuh pada dataran

tinggi. Tanaman Kopi digolongkan ke dalam famili Rubiaceae dengan genus Coffea.

Secara umum kopi hanya memiliki dua spesies yaitu Coffea arabica dan Coffearobusta

(Saputra E., 2008).

3. Pengetian kopi sebagai minuman

Kopi merupakan sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji tanaman kopi.

6

Page 2: BAB II sekolah basket

2.1.2. Jenis-Jenis Kopi

Dari etimologi pengertian kopi, jenis – jenis kopi dibedakan menurut :

1. Jenis – jenis Biji Kopi

Ditinjau dari segi jenis biji kopinya, kopi dapat dibedakan menjadi;

a. Biji Kopi Organik

Merupakan jenis biji kopi biasa, baik yang berasal dari jenis Arabika maupun jenis

Robusta. Biji kopi organik diperoleh secara langsung melalui tanaman kopi kemudian

melewati proses-proses hingga buah kopi tersebut dapat diolah menjadi suatu biji

kopi.

b. Biji Kopi luwak

Kopi luwak merupakan kopi dengan harga jual tertinggi di dunia. Proses terbentuknya

dan rasanya yang sangat unik menjadi alasan utama tingginya harga jual kopi jenis

ini. Pada dasarnya, kopi ini merupakan kopi jenis arabika. Biji kopi ini kemudian

dimakan oleh luwak atau sejenis musang. Akan tetapi, tidak semua bagian biji kopi ini

dapat dicerna oleh hewan ini. Bagian dalam biji ini kemudian akan keluar bersama

kotorannya. Karena telah bertahan lama di dalam saluran pencernaan luwak, biji kopi

ini telah mengalami fermentasi singkat oleh bakteri alami di dalam perutnya yang

memberikan cita rasa tambahan yang unik.

c. Biji Kopi Lanang

Merupakan jenis biji kopi yang paling bagus kualitasnya. Biji kopi Lanang juga

merupakan subvarietas dari tanaman kopi, dengan ciri – ciri biji kopi nya tidak

terbelah. Biji kopi lanang terdapat pada tanaman kopi jenis Arabika, dengan

kemungkinan hanya 10 biji kopi lanang yang terdapat dalam satu pohon. Biji kopi

lanang kini mulai terkenal dan menjadi jenis kopi termahal karena biji kopi lanang ini

di percaya mampu mengobati penyakit.

2. Jenis Tanaman Kopi

Tanaman Kopi digolongkan ke dalam famili Rubiaceae dengan genus Coffea. Secara

umum kopi hanya memiliki dua spesies yaitu Coffea arabica dan Coffearobusta (Saputra

E., 2008). Berikut adalah penjelasan mengenai tanaman kopi.

a. Kopi arabika

Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa terbaik. Sebagian besar

kopi yang ada dibuat dengan menggunakan biji kopi jenis ini. Kopi ini berasal dari

Etiopia dan sekarang telah dibudidayakan di berbagai belahan dunia, mulai dari

7

Page 3: BAB II sekolah basket

Amerika Latin, Afrika Tengah, Afrika Timur, India, dan Indonesia. Secara umum,

kopi ini tumbuh di negara-negara beriklim tropis atau subtropis. Kopi arabika tumbuh

pada ketinggian 600-2000 m di atas permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh

hingga 3 meter bila kondisi lingkungannya baik.Suhu tumbuh optimalnya adalah 18-

26 oC. Biji kopi yang dihasilkan berukuran cukup kecil dan berwarna hijau hingga

merah gelap (Saputra E., 2008).

b. Kopi robusta

Kopi robusta pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898. Kopi robusta dapat

dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam, dan

mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu, cakupan daerah

tumbuh kopi robusta lebih luas daripada kopi arabika yang harus ditumbuhkan pada

ketinggian tertentu. Kopi robusta dapat ditumbuhkan dengan ketinggian 800 m di atas

permuakaan laut. Selain itu, kopi jenis ini lebih resisten terhadap serangan hama dan

penyakit. Hal ini menjadikan kopi robusta lebih murah. (Saputra E., 2008).

3. Proses pengolahan kopi

Berdasarkan survey pada salah satu fasilitas sejenis, proses pengolahan kopi meliputi

langkah-langkah berikut :

a. Pengolahan secara basah harus dimulai dengan pemetikan yang benar. Panen harus

dilakukan dengan cara berhati-hati dan secara manual yaitu pemetikan dengan tangan.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan minimal 95% biji yang berwarna merah,

maksimal 5% biji yang berwarna kuning, namun sama sekali tanpa biji yang berwarna

hijau atau hitam.

b. Kopi yang sudah dipetik kemudian dilepaskan kulit arinya dengan cara dimasukkan

ke dalam mesin pengelupas.

c. Setelah proses pengelupasan, langkah yang selanjutnya adalah proses fermentasi.

Fermentasi dilakukan secara alamiah dengan cara merendam biji kopi selama 12 jam

d. Proses yang dilakukan selanjutnya adalah proses pengeringan biji kopi yang sudah di

fermentasi. Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara dijemur

selama 14 hari atau digoreng pada suhu 200oC. Tujuannya adalah untuk mencapai

kandungan air dalam biji kopi sekitar 12%, sehingga biji tidak dalam kondisi yang

lembab dan tidak cepat rusak.

e. Setelah proses pengeringan kopi disimpan didalam tempat karung, dan hindarkan dari

tempat yang lembab untuk mencegah timbulnya jamur dan kerusakan pada biji kopi.

8

Page 4: BAB II sekolah basket

f. Untuk membuat kopi yang siap dikonsumsi dalam bentuk bubuk diolah dengan

menggunakan mesin Huller atau mesin Espresso.

4. Jenis-jenis olahan kopi

Menurut Suputro, 2010. Jenis – jenis kopi ditinjau dari segi hasil olahan kopi dapat

dibedakan menjadi :

a. Irish Coffee

Irish Coffee klasik terdiri dari hot coffee yang dicampur dengan Irish whiskey, gula,

dan double cream yang mengambang diatasnya. Ada juga yang menyebut irish coffee

dengan royal coffee. Campurannya kurang lebih sama: kopi, gula, susu/krim dan

sedikit whiskey.

b. Kopi Moccacino

Moccacino yang berarti Caffee Latte dicampur coklat. Nama mocha sendiri

sebenarnya adalah sebuah nama varietas kopi dari daerah Mocha, Yaman. Meskipun

dibuat tanpa campuran coklat, tapi kopi mocha asli Yaman seperti ada rasa coklat

didalamnya.

c. Kopi Espresso

Espresso adalah kopi pekat dengan tingkat konsentrasi dan rasa yang kuat, untuk

membuat espresso dibutuhkan mesin espresso. Espresso sendiri dalam bahasa Italia

berarti kopi. Espresso murni tanpa campuran apapun dan disajikan dalam gelas kecil

disebut shot. Satu gelas shot setara dengan 44 mililiter cairan. Komponen espresso

yang terpenting adalah cream, yakni busa keemasan yang mengambang di permukaan

kopi, di dalamnya terkandung minyak, protein, dan gula.

d. Coffee Latte

Latte dalam bahasa Italia sebenarnya berarti susu, dimana Coffee Latte gaya Amerika

mempunyai kombinasi sepertiga espresso dan dua pertiga susu, sehingga rasa susunya

lebih dominan.

9

Page 5: BAB II sekolah basket

2.2. Pemahaman Kafe

Pemahaman kafe membahas tentang pengertian, sejarah, jenis, fasilitas dan fungsi

dari sebuah kafe.

2.2.1. Pengertian Kafe

Kafe memiliki arti yang harfiah yaitu suatu restoran dalam ringkup luang yang kecil,

yang di dalamnya terdapat aktifitas menjual makanan dan minuman, dengan jenis makanan

dan minuman yang disajikan tidak sekompleks restoran. Makanan yang disediakan di kafe

tergolong makanan fast food dan jenis minuman yang disediakan pada umumnya yaitu kopi

dan teh, serta berbagai macam olahannya. Kafe merupakan tempat bersantai dan

berkumpulnya orang–orang di saat waktu senggang untuk saling berkomunikasi. Pengunjung

kafe dominan lebih ramai di bandingkan pengunjuang restoran, karena rata – rata orang

berkunjung ke kafe bukan sekedar ingin makan atau minum melainkan ingin bersantai dan

menikmati suasana.

Etimologi istilah kafe, tentunya memiliki perbedaan dengan restoran dan bar,

meskipun pada sisi yang lain antara ketiga jenis fasilitas tersebut nampak memiliki kesamaan.

Dalam fasilitasnya antara kafe dan restoran sama-sama menghidangkan makanan dan

minuman bagi pengunjung, namun perbedaannya terletak dari jenis makanan yang disajikan.

Makanan yang disajikan di restoran lebih kompleks dibandingkan makanan pada kafe yang

tergolong dalam jenis makanan cepat saji. Kafe juga memiliki kesamaan dengan Bar, yaitu

menyediakan makanan yang cepat saji. Namun perbedaannya terletak pada pelayanannya.

Kafe menyediakan pelayanan pada breakfast, lunch sampai dinner, sedangkan bar pada

umumnya menyediakan pelayanan pada dinner saja.

Galindo, 2012 : 7 menyatakan;

“Coffee Houses have always been more than simply a place to drink coffee – They are

places of social interaction where information can be exchanged, ideas disseminated

and the latest fashions paraded.”

Kafe bukanlah sekedar tempat menikmati kopi, namun kafe juga merupakan tempat

dimana terjadinya interaksi sosial untuk bertukar informasi, menyebarkan suatu ide dan

membawa suatu gaya baru.

10

Page 6: BAB II sekolah basket

2.2.2.Perencanaan Dasar Kafe

Dalam mendesain suatu kafe kita memerlukan sebuah perencanaan dasar yang

mengacu pada desain foodservice sebagai langkah awal dalam mendesain suatu kafe. Karena

dalam mendesain foodservice mencangkup segala fasilitas termasuk kafe. Menurut

Littlefield,, (2008 : 17), perencanaan dasar tersebut terdiri dari 3 yaitu pelayanan dan

penyajian makanan, dapur, dan fastfood outlet meliputi :

1. Pelayanan dan Penyajian Makanan

Semua jasa pelayanan makanan melibatkan tiga proses yang saling berkaitan yaitu :

produksi, pelayanan dan serve area. Setiap area akan memiliki persyaratan tertentu yang

bervariasi tergantung pada sifat dan skala operasionalnya. Syarat tersebut adalah :

a. Produksi

- Pengiriman dan pemeriksaan bahan makanan, minuman dan lain-lain.

- Penyimpanan : untuk sayuran/buah, dingin dan makanan beku.

- Memasak : Dengan skala besar yang dikelompokkan secara terpusat.

- Makanan yang dipesan : siap untuk disajikan atau dengan pendingin.

- Perabotan untuk mencuci piring dan peralatan makan dan pembuangan dari

sampah padat.

b. Pelayanan

- Self-service dengan menyediakan konter yang dapat diakses oleh pelanggan

- Para waiter/waiters membawa makanan dari meja penyajian sampai ke meja

pelanggan.

- Pengumpulan piring-piring kotor, dan dibawa kembali ke dapur

- Side table dan penyimpanan digunakan sebagai tempat untuk menyimpan

perlengkapan, bumbu, peralatan dan furniture.

11

Page 7: BAB II sekolah basket

Sirkulasi dari perencanaan food serving dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Sirculation of Food Service Planing

(Sumber : Littlefield, 2008)c. Fasilitas pelanggan :

- Lokasi: lingkungan, karakter, batas-batas site, dan parkir.

- Entrance dengan ruang ganti, toilet, resepsionis dan bar jika diperlukan.

- Seating Areas : Desain interior untuk mencerminkan konsep dan profil

pelanggan.

- Fasilitas pembayaran.

2. Dapur

Dalam sebuah foodservice, pada dapur biasanya terdapat dua tahap produksi: persiapan

dalam jumlah yang besar dan kecepatan dalam memasak yang diimbangi dengan

pendinginan makanan untuk dimasak kemudian, yang diperlukan jika letaknya dekat

dengan lokasi pelayanan. Sistem yang digunakan adalah sistem Cook – Freeze, dimana

sistem ini dilakukan dengan cara mendinginkan makanan sampai 20º C (dengan jangka

waktu hingga 1 bulan), sementara itu peralatan cook - chill memiliki kemampuan untuk

menurunkan suhu makanan dengan cepat sampai 1-3º C dalam kulkas penyimpanan,

dalam jangka waku 3-5 hari (Littlefield, 2008 : 17).

12

Page 8: BAB II sekolah basket

3. Fast food outlet

Fast food outlet menggunakan pengembangan sistem yang tinggi dengan cara memasak

dan peralatan masak yang didesain khusus dalam menyediakan sebuah pelayanan yang

cepat, dengan jumlah menu yang terbatas dalam pemesanannya. Sistem cook-freeze

digunakan untuk mensuplai makanan dengan mudah, sistem ini biasanya digunakan untuk

restoran, pesawat, dan dalam jangkauan pemesanan di luar restoran, sedangkan sistem

cook-chill lebih cocok untuk persiapan makanan dalam waktu yang singkat yang biasa

digunakan dalam jamuan dan beberapa fungsi lainnya (Littlefield, 2008 : 17).

2.2.3. Studi standar ukuran dan kapasitas pengunjung

Untuk makanan yang disajikan kita harus memperhatikan ; jumlah pengunjung

maksimal yang ditentukan oleh jumlah kursi sebagai penghitungan kapasitas, waktu

penyediaan makanan dan pergantian pengunjung. Berikut merupakan studi standar ukuran

dan kapasitas pengunjung yang meliputi gambaran ukuran dan sirkulasi pada serve area dan

dapur.

1. Gambaran ukuran dan sirkulasi serve area

Littlefield, (2008 : 17) menjelaskan bahwa kepadatan pengunjung (dalam satuan m² per

meja) tergantung dari besaran ruang, metode pelayanan, ukuran meja dan kursi,

pengaturan tempat duduk dalam suatu ruangan. Persyaratan ruang dapat dilihat pada tabel

2.1 berikut ;

Tabel 2.1 Persyaratan Ruang

Type of restaurant or service Example Area per seat (m2) Service add (m2)

Fine diningTraditional 80 seats 2.0–2.4 table service

Food speciality or ethnicHigh standard 80 seats 1.6–1.8 table service

Mid-market restaurantLimited menu 100 seats 1.5–1.7 counter 0.2

Kafeteria 140 seatsSingle line counter 1.4–1.5 servery 0.4

Popular chain restaurantLimited menu 100 seats 1.2–1.4 table service

Fast food/takeawaySet menu range 50 seats 0.8–1.0 counter 0.6

Pub bar (25% seating) Including counter 0.6–0.9

Bar lounge (50% seating) Including counter 1.1–1.4

Banquet hall dining area200 seats 0.9–1.2 pantry 0.2

Employee kafeteria200 seats 1.1–1.2 servery 0.2

13(Sumber : Littlefield, 2008)

Page 9: BAB II sekolah basket

Gambar mengenai berbagai jenis ukuran tipikal dan pengaturan meja pada kafe dapat

dilihat pada gambar 2.2 dibawah. Dimana pada tiap tipikal jenis meja memiliki luas

tersendiri sehingga, kepadatan area per seat memiliki kepadatan yang berbeda pula.

Circular tables, diagonal layout, density 0.82

14

Square tables, square layout, local density 1.4 (in m² per diner)

Banquette seating in booths, density0.8

Counter service, density 1.26. (Dimensions A and B are increased where more than one waiter is employed)

Page 10: BAB II sekolah basket

eatingwaiterwoman getting upSittingdown

Gambar 2.2 Layout Meja pada Kafe

(Sumber : Littlefield, 2008)

Sirkulasi ruang pada serve area memiliki peran penting bagi penataan seating

area,agar ruang-ruang yang terbentuk memberikan suatu keharmonisan dan

kenyamanan. Ukuran berbagai jenis meja memiiki standar tersendiri untuk

memaksimalkan kenyamanan aktivitas dan sirkulasi. Berikut adalah gambar standar

ukuran meja dan ruang sirkulasi yang ditunjukkan oleh gambar 2.3.

Gambar 2.3 Standar ukuran dan ruang sirkulasi area makan

(Sumber : Littlefield, 2008)

Furniture pada restoran dan food service lainnya haruslah kuat, tahan lama dan tidak

mudah kotor. Berdasarkan jenis operasinya, furniture ini meliputi (Littlefield, 2008 : 17);

- Meja makan yang memiliki kaki meja dengan tipe jenis kursi yang memiliki kaki.

- Dilengkapi dengan counter dan bar.

- Meja dan kursi yang dapat berpindah atau moveable.

- Meja dan kursi yang dapat dibawa dengan akses menuju ruang penyimpanan

- Side Table dengan troli desain untuk membawa makanan menuju meja servis.

- Resepsionis dan loket pembayaran dengan beberapa terminal, layar, mesin uang dan

15

Page 11: BAB II sekolah basket

peralatan lainnya.

Desain meja haruslah memiliki kecocokan dengan konsep dan gaya keseluruhan dalam

suatu operasional. Dengan memperhitungkan kualitas kelas tinggi yang memerlukan linen

berkualitas, barang pecah belah dan perak agar mudah dibersihkan dengan permukaan

yang dilaminasi dengan bahan yang tahan lama dan peralatan yang terbuat dari stainless

stell.

Pada servis area harus memperhatikan pada penggunaan perabotan yang membutuhkan

pembersihan setiap saat dan melalukan pergantian. Karpet biasanya digunakan untuk

menyamarkan adanya kerusakan atau lecet, serta memberikan kesan warna. Furniture dan

peralat an yang ada harus tahan lama dan memperhatikan sosok maupun ketahanan dari

siklus penggunaannya. Flesksibilitas diperlukan untuk beradapatasi dengan kebutuhan

dan perubahan cara dalam memberikan suatu pelayanan (Littlefield, 2008 : 17). Mengenai

ukuran standar dari berbagai macam meja bar counter dapat dilihat pada gambar 2.4

berikut.

16

High-density counter service

Bar stool spacing

Medium-height bar stool

High bar stool

Page 12: BAB II sekolah basket

Medium-density counter service

Gambar 2.4 Fasilitas pada counter

(Sumber : Littlefield, 2008)

2. Gambaran ukuran dan sirkulasi dapur

Food production area ini meliputi dapur, peralatan memasak dan area penyimpanan bahan

makanan. Secara umum area ini memiliki fungsi untuk memasak makanan dan minuman

yang akan disajikan. Oleh karena itu dalam merancang suatu dapur pada restoran atau

food service lainnya perlu memperhatikan beberapa hal yaitu (Littlefield, 2008 : 17) :

a. Jenis dan ukuran; jenis dan ukuran dapur tergantung pada jumlah dan kapasitas

pengunjung yang datang.

b. Akses bahan; berikut adalah akses bahan yang terdapat pada dapur yang berupa bahan

kering, makanan beku, buah dan sayur, dan bahan makanan yang tidak terpakai atau

sampah.

c. Penyimpanan bahan makanan ; area penyimpanan bahan dan peralatan tergantung dari

frekuensi pengiriman bahan. Area penyimpanan bahan berupa ruangan pendingin atau

kulkas.

d. Dapur ; dapur merupakan area persiapan dan terjadinya proses memasak, jenis dan

ukuran dapur tergantung dari pada jenis dan ukuran peralatan serta area kerja dan

sirkulasi. Mengenai ukuran standar dari berbagai macam jenis tipikal dapur dapat

dilihat pada gambar 2.5 berikut.

Separate rooms

17

Page 13: BAB II sekolah basket

Open plan kitchen

Gambar 2.5 Jenis tipikal dapur(Sumber : Littlefield, 2008)

Untuk ukuran standar dari besaran ruang minimal dan sirkulasi pada dapur dapat dilihat

pada gambar 2.6 berikut.

Gambar 2.6 Besaran ruang minimal antara peralatan untuk bekerja dan sirkulasi di dapur

(Sumber : Littlefield, 2008)

2.3 Pemahaman Agrowisata Kopi

Pemahaman agrowisata membahas tentang pengertian dan fungsi dari sebuah

agrowisata.

2.3.1 Pengertian Agrowisata Secara Umum

Sesuai dengan pernyataan Departemen Pertanian, 2005 menjelaskan bahwa

pengertian agrowisata dapat dijelaskan dari dua persepektif yaitu pertanian dan pariwisata.

Dari persepektif pertanian, agrowisata merupakan ;

Salah satu usaha bisnis dibidang pertanian dengan menekankan kepada penjualan jasa

kepada konsumen. Bentuk jasa tersebut dapat berupa keindahan, kenyamanan, ketentraman

dan pendidikan. Pengembangan usaha wisata agro membutuhkan manajemen yang prima

diantara sub-sistem, yaitu antara ketersediaan sarana dan prasarana sarana wisata, objek yang

dijual promosi dan pelayanannya.

Dari persepektif pariwisata agrowisata merupakan ;

Sementara agrowisata bagi wisatawan adalah mendidikan wisatawan untuk

memahami kehidupan nyata tentang pertanian dan memberikan pemahaman kepada

wisatawan bahwa kehidupan bertani adalah pekerjaan yang amat mulia karena kehidupan

18

Page 14: BAB II sekolah basket

manusia lainnya sangat tergantung pada pertanian. Keuntungan lain bagi wisatawan adalah

mereka dapat menikmati alam yang sehat dan alamiah bebas dari polusi kota, mendapatkan

produk pertanian yang benar-benar segar dan bahkan organik atau green product, agrowisata

memberikan pengalaman perjalanan wisata yang unik, agrowisata adalah perjalan wisata

yang relatif murah jika dibandingkan dengan wisata lainnya (Utama, 2012 : 26).

2.3.2 Pendekatan Pengembangan Kawasan Agrowisata

Menurut Sastrayuda, (2010 : 5), pendekatan pengembangan agrowisata, meliputi :

1. Pengembangan berbasis konservasi, dimaksudkan pola pembinaan yang tetap

mempertahankan keaslian agro-ekosistem dengan mengupayakan kelestarian sumber

daya alam lingkungan hidup, sejarah, budaya, dan rekreasi.

2. Pengembangan berbasis masyarakat, dimaksudkan pola pembinaan masyarakat yang

menempatkan agrowisata sebagai pemberdayaan masyarakat petani untuk dapat

memperoleh nilai tambah baik dari sisi hasil pertanian maupun dari kunjungan wisatawan

dan efek ganda dari penyerapan hasil pertanian oleh usaha pariwisata dan pengembang.

3. Penetapan wilayah/darah agro wisata sebagai daerah/wilayah pembinaan.

4. Inventarisasi kekuatan agrowisata

5. Peranan lembaga pariwisata dan lembaga pertanian dalam pembinaan agrowisata

2.3.3 Pengelolaan Obyek dan Daya Tarik Agrowisata

Menurut Sastrayuda, (2010 : 5), dalam pengelolaan agrowisata, perlu

mempertimbangkan secara seksama beberapa aspek yang akan melatar belakangi

keberhasilan pengelolaan agrowisata, seperti :

1. Aspek sumber daya manusia

Sumber daya manusia, adalah merupakan pengelolaan objek agro wisata, oleh karena

SDM yang dibutuhkan di samping harus memiliki latar belakang pendidikan di bidangnya,

harus pula memiliki pengalaman yang luas dalam mengelola pekerjaannya. Tata cara

pengelolaan komoditas usaha pertanian yang disajikan sebagai komoditi daya tarik wisata

pengelolaannya berbeda dengan hasil produksi pertanian pada umumnya..

2. Aspek keuangan

Pada umumnya investasi dan permodalan usaha agrowisata, lebih dikaitkan dengan usaha

pertanian, peternakan, perikanan, holtikultura mengingat jenis usaha pertanian tersebut

lebih banyak dikelola dengan bantuan dana pemerintah sebagai kegiatan yang berkaitan

19

Page 15: BAB II sekolah basket

dengan peningkatan produksi hasil pertanian. Namun telah banyak pula pengusaha

agrowisata yang dikelola pihak swasta, yang secara mandiri mengembangkan usaha

dibidang agro wisata dengan investasi modal yang cukup besar.

3. Aspek fasilitas, sarana, dan prasarana

Hasil komoditas berbagai usaha pertanian yang dimanfaatkan sebagai obyek kunjungan

bagi wisatawan, perlu ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana seperti jalan menuju

ke objek agro, banyak yang kurang terpelihara, mengingat lokasi agrowisata kadang-

kadang jauh ke pedalaman atau berada di lembah pegunungan dan bukit. Kadang-kadang

jalan tersebut rusak, sehingga mengakibatkan sulit untuk pengunjung menjangkau lokasi

agrowisata, disamping prasarana jalan, yang sering menjadi kendala untuk berkembangnya

objek agrowisata adalah listrik, air bersih dan telekomunikasi juga keberadaannya cukup

terbatas dan sulit untuk diakses. Sarana yang dibutuhkan untuk menunjang pelayanan

kepada wisatawan antara lain seperti fasilitas umum (toilet), restaurant, ruang informasi,

sarana transportasi di dalam lokasi agrowisata atau sarana transportasi menuju ke lokasi

areal penjualan aneka hasil agrowisata. Disamping itu, bagi pengelola agro wisata,

penyediaan sarana rekreasi untuk anak-anak adalah merupakan perpaduan fasilitas yang

harmonis antara kebutuhan orang tua/dewasa dengan kebutuhan anak-anak. Pengelola

objek agrowisata, sewajarnya tetap berpikiran bahwa agro harus dapat dilayani dengan

berbagai fasilitas yang memungkinkan wisata/pengunjung betah, tinggal lama di tempat

tersebut dan mampu menyeimbangkan kebutuhan berbagai karakteristik wisatawan.

4. Aspek pemilihan lokasi agrowisata

Perpaduan antara kekayaan komoditas pertanian dengan keindahan alam, dan kehidupan

masyarakat di pedesaan pada dasarnya memberikan nuansa kenyamanan dan kenangan,

dan pada gilirannya dapat mendorong kekayaan objek di berbagai daerah. Untuk

menentukan lokasi agrowisata perlu adanya identifikasi terhadap wilayah pertanian yang

akan dijadikan objek/kawasan agrowisata dengan mempertimbangkan beberapa faktor

dominan seperti prasarana dasar, sarana, transportasi dan komunikasi dan yang terpenting

adalah identifikasi terhadap peran serta masyarakat lainnya yang dapat menjadi pendorong

berkembangnya agro wisata.

2.3.4 Pengertian Agrowisata Kopi

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa agrowisata merupakan

kegiatan wisata yang berbasiskan pertanian untuk bertujuan untuk memperoleh wawasan,

20

Page 16: BAB II sekolah basket

rekreasi dan dalam usaha peningkatan bidang pertanian. Sedangkan agrowisata kopi

merupakan jenis wisata yang melibatkan tanaman kopi sebagai objek pertaniannya dengan

tujuan untuk memperoleh wawasan, baik mengenai tanaman maupun proses pengolahannya

yang dengan cara berrekreasi berkeliling kawasan perkebunan kopi.

2.3.5 Pengelolaan Lahan Agrowisata Kopi

Dalam pengelolaan lahan agrowisata kopi, terdapat beberapa syarat dan pertimbangan

baik dalam tata letak, maupun panduan mengenai proses pemanenan biji kopi, berikut adalah

standar-standar dalam pengelolaan lahan agrowisata kopi (Desa-catur.blogspot.com).

1. Lahan dan Persiapan Lahan

a. Lahan di dataran tinggi hampir seluruhnya potensial ditanami kopi Arabika dan

Robusta. Untuk daerah-daerah yang miring sebagai fungsi konservasi bisa dibuatin

terasering. Pada umumnya untuk kemiringan yang dibawah 300 telah dibuatin teras

dalam bentuk sabuk gunung, sedangkan pada kemiringan diatas 300 telah dibuatkan

teras individu, dimana pada masing-masing teras ini ditanam satu macam tanaman

saja.

b. Jarak tanam yang minimum untuk pohon kopi ini ditentukan 2,5 x 2,5 m. dengan lain

kata, kerapatan maksimumnya adalah 1.600 pohon/ha.

c. Pohon kopi ini harus ditanam di lubang-lubang yang harus dibuat setiap 2 atau 2,5m

dengan kedalaman 40 cm. Dan pada waktu penanaman dan penutupan lubang itu,

tanah dicampur dengan pupuk kandang. Di lubang-lubang lahan, tanah alami di

campur dengan kompos ketika waktu tiba untuk menanam pohon kopi-pohon kopi

muda.

d. Penaung tetap ditanam diantara perdu (pohon) kopi. Kerapatan tanaman penaung

adalah sekitar 25 % dari total populasi kopi.

2.   Pemeliharaan Tanaman

a. Pemupukan tanaman dilaksanakan 1 (satu) tahun 2x dengan menggunakan pupuk

kandang yang berasal dari kotoran sapi yang diternakan oleh petani sendiri atau dibeli.

Dengan demikian kesuburan tanah tetap stabil karena tidak terjadi perubahan tekstur

dan struktur tanah. Diperkenankan penggunaan kompos tanaman sayur.

b. Pemangkasan kopi dilakukan melalui pangkasan bentuk berbatang tunggal dengan

ketinggian sekitar 180 cm. disamping awal pangkasan bentuk, secara rutin juga

diadakan pangkas lepas panen, wiwil kasar dan wiwil halus.

21

Page 17: BAB II sekolah basket

c. Pengendalian hama penyakit penting. Hama penyakit penting yang terdapat pada kopi

adalah: Nematoda, penggerek buah kopi dan penggerek cabang. Pengendalian

hama/penyakit dilakukan melalui sistem PHT (Pengendalian Hama/penyakit secara

Terpadu) dengan memanfaatkan musuh-musuh alami dan agensia hayati, tanpa

penggunaan pestisida.

d. Pengaturan penaung

Kopi di tanam di bawah pohon penaung. Penaung yang paling banyak digunakan

adalah dadab, karena dadab mudah ditanam melalui stek, mudah dipangkas dan

merupakan sumber makanan bagi ternak sapi peliharaan petani.

e. Diversifikasi Tanaman

Karena pemilikan yang tidak begitu luas, perkebunan kopi biasanya melakukan

diversifikasi horizontal, baik dengan tanaman lain sperti jeruk maupun ternak

utamanya yaitu sapi. Upaya diversifikasi seperti ini disamping mampu meningkatkan

pendapatan petani persatuan luas juga dapat menyediakan pupuk organik dari kotoran

dan sampah kandang sapi untuk tanaman kopi, yang bisa mendorong pengelolaan

secara organic terhadap tanaman kopi.

f. Di pagar tanaman kopi, rumput bisa ditanami. Ini akan menambah sumber pakan sapi,

disamping daun-daunan dari pohon penaung misalnya dadap. Namun di antara pohon-

pohon kopi ini rumput liar harus dibersihkan.

2.3.6 Agrowisata Sebagai Landscape Design

Agrowisata erat kaitannya dengan keberadaan ruang luar, oleh karena itu diperlukan

pengaturan elemen – elemen desain di dalamnya. Hal ini nertujuan memberikan suatu kesan

komposisi yang paling ideal di dalam suatu perancangan ruang luar yang diinginkan.

2.3.6.1 Elemen Ruang

Elemen-elemen perancangan secara visual yang menonjol untuk mendukung

peracangan ruang luar atau desain lansekap dapat dikategorikan menjadi 4 bagian, yaitu

(Gunadarma.ac.id) :

1. Skala untuk ruang luar

Skala ruang luar biasanya sukar dipastikan dan tidak begitu jelas. Oleh karena itu

diperlukan perasaan yang tajam untuk merancang ruang luar dengan memilihi skala yang

tepat.

“Modul – 21 meter” adalah suatu metode untuk merancang ruang luar dengan

menggunakan metode 21 – 24 meter. Ruang luar tidak memiliki daya meruang, 22

Page 18: BAB II sekolah basket

cenderung menjadi tidak jelas dan kabur. Oleh karena itu pada setiap jarak 21 – 24 meter

harus diadakan perubahan dan pergantian suasana secara kontinyu dalam irama, tekstur

dan tinggi permukaan lantainya agar suasana lebih hidup. Berikut adalah gambar jenis-

jenis skala bagi pembentukan ruang luar (Gunadarma.ac.id).

(a) (b)

Gambar 2.7 Taman kecil dengan skala intim (kiri) dan Plaza dengan skala perkotaan (kanan)

(Sumber : Gunadarma.ac.id)

2. Tekstur

Tekstur pada suatu ruang luar sangat erat hubungannya dengan jarak pandang atau jarak

penglihatan. Pada suatu jarak tertentu, tekstur dari bahan itu sendiri tidak akan berperan

lagi, sehingga bahan tersebut akan kelihatan polos. Pengolahan tekstur pada perancangan

ruang luar dapat dilakukan pula untuk lantai. Perbedaan tekstur lantai dengolahan tekstur

pada perancangan ruang luar dapat dilakukan pula untuk lantai. Perbedaan tekstur lantai

dapat digunakan untuk menunjukkan arah sirkulasi dan dapat membedakan antara ruang

gerak dan ruang statis serta untuk memberikan kesan rekreatif bagi tuang tersebut seperti

yang ditunjukkan pada gambar 2.8. (Gunadarma.ac.id).

Gambar 2.8 Aplikasi tekstur bagi perancangan ruang luar

23

Page 19: BAB II sekolah basket

(Sumber : Gunadarma.ac.id)

3. Bentuk

Dalam mendesain atau merencanakan suatu ruang luar yang idel dikatakan “Form Follow

Function”. Pernyataan ini sebenarnya telah timbul jauh sebelumnya daripada yang

diperkirakan dan juga mempunyai arti yang lebih dalam. Meskipun demikian hal ini

masih tetap terbuka bagi beberapa argument terkecuali bagi pemikiran estetis yang telah

kita terima sebagai salah satu bagian dari fungsi. Arti yang sebenarnya adalah bahwa

setiap obyek atau benda harus direncakan dan didesain sebaik mungjun dan menjadi alat

yang seefektif mungkin, baik dalam bentuk, bahan, ataupun finishingnya.

(Gunadarma.ac.id)

4. Warna

Didalam arsitektur lansekap yang ruang lingkupnya mengatur ruang dan massa di alam

terbuka, warna memegang peranana penting. Karena dalam pengaturan ruang itu

menggunakan unsure yang alami dan buatan manusia serta detail – detailnya, maka dalam

pemilihan dan mengkomposisikan warna dari massa-massa itu harus tepat yang

berdasarkan teori serta prinsip warna agar tercapai hasil karya yang mempunyai kesan

menyatu dengan alam (Gunadarma.ac.id). Tabel dibawah memperlihatkan sebuah contoh

matriks warna dalam hubunggannya dengan ekspresi yang ditimbulkan.

Tabel 2.2 Matriks warna dalam hubungannya dengan ekspresi yang ditimbulkan

Warna Persepsi Waktu Ukuran Berat Volume

Hangat

Waktu melebihi perkiraan.

Warna hangat lebih

menyengkan untuk area

dimana manusia tidak diburu

waktu

Benda-benda

kelihatan lebih

panjang dan besar

Terlihat lebih

berat.

Ukuran ruang

tampak lebih

kecil.

Dingin

Waktu di bawah perkiraan.

Pengunaan warna dingin

untuk area dimana dilakukan

pekerjaan rutin atau

monoton.

Benda-benda

kelihatan lebih

pendek dan kecil

Terlihat lebih

ringan.

Ukuran ruang

tampak lebih

luas.

(Sumber : Gunadarma.ac.id)

Sedangkan elemen-elemen lingkungan yang harus dipertimbangkan dalam perancangan

ruang luar, diantaranya adalah :

24

Page 20: BAB II sekolah basket

1. Pembatas Ruang

Ruang selalu terbentuk oleh 3 elemen pembentuk ruang, yaitu :

a. Lantai ; Permukaan lantaipada ruang luar dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

- Bahan keras, jenisnya seperti : batu, kerikil, pasir, beton dan sebagaianya.

- Bahan Lunak, jenisnya seperti rumput, tanah dan sebagainya.

Untuk memberikan kesan berbeda pada lantai dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

dengan pengaruh perbedaan bahan dan pengaruh perbedaan level ketinggian. Yang

ditunjukkan oleh gambar 2.9 berikut.

(a) (b)

Gambar 2.9 Bidang alas dengan bahan berbeda (kiri) dan Bidang alas dengan perbedaan ketinggian (kanan)

(Sumber : Gunadarma.ac.id)

b. Dinding ; sebagai pembatas ruang luar yang dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam,

yaitu :

- Dinding Masif, dapat berupa permukaan tanah yang miring atau vertical, atau dapat

pula berupa pasangan batu bata, beton dan sebagainya. Sifat dinding ini sangat kuat

dalam pembentukan ruang.

- Dinding transparan, terdiri dari bidang yang transparan, seperti : pagar bamboo,

logam, kayu yang ditata rapat ataupun berupa pohon-pohon dan semak yang

renggang.

- Dinding semu, merupakan dinding yang dibentuk oleh perasaan pengam setelah

mengamati suatu obyek atau keadaan. Dinding ini dapat terbentuk oleh garis-garis

batas yang bersifat semu

Berikut adalah gambaran tentang pengaplikasian dinding pada landscape design.

25

Page 21: BAB II sekolah basket

(a) Dinding Masif (b) Dinding Transparan

Gambar 2.10 Dinding sebagai pembatas ruang

(Sumber : Gunadarma.ac.id)

-

2. Sirkulasi

Sistem sirkulasi erat hubungannnya dengan pola penempatan aktivitas dan pola

penggunaan tanah sehingga merupakan jalur pergerakan dari ruang yang satu ke ruang

yang lain. Jenis sirkulasi ditinjau dari segi civitasnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu

sirkulasi kendaraan dan sirkulasi manusia.

- Sirkulasi kendaraan ; dibedakan menjadi dua jalur yaitu jalur distribusi dan jalur

akses.

- Sirkulasi manusia ; hal-jhal yang perlu diperhatikan berupa lebar jalan, penambahan

estetis, fasilitas penyebrangan dan lain-lain.

Dalam pencapaiannya, sirkulasi memiliki berbagai macam pola sirkulasi yang

ditunjukkan oleh gambar 2.12 berikut.

Gambar 2.11 Pola sirkulasi dalam pencapaian ruang

(Sumber : Gunadarma.ac.id)

3. Tata Hijau

26

Page 22: BAB II sekolah basket

Dalam kaitannya dengan perencanaan lahan, Planting Design atau tata hijau menjadi

suatu hal yang penting, mencakup fungsi tanaman, perletakan tanaman, habitus tanaman

dan prinsip planting design. Pengaruh tanaman terhadap bangunan berupa :

- Sebagai ruang luar

Tanaman dapat dipakai sebagai dinding, atap, dan lantai. Dinding dapat dibentuk

dengan border. Atap dapat dibentuk oleh pohon yang membentuk kanopi atau oleh

tanaman merambat pada pergola.

Gambar 2.12 Tanaman dalam ruang luar

(Sumber : Gunadarma.ac.id)

- Privacy

Tanaman digunakan untuk membentuk kesan privacy yang dibutuhkan manusia.

Gambar 2.13 Tanaman memberikan kesan privacy

(Sumber : Gunadarma.ac.id)

- Green screenDapat pula digunakan sebagai penghalang terhadap hal-hal yang tidak menyenangkan

untuk dilihat seperti : sampah, galian, pembangunan dan sebagainya.

27

Page 23: BAB II sekolah basket

Gambar 2.14 Green screen

(Sumber : Gunadarma.ac.id)

2.3.6.2 Penyusunan Komposisi Tanaman

Dalam penyusunan komposisi tanaman, yang penting adalah untuk mengetahui bahwa

tiap-tiap tanamanmempunyai peranan, ada kerjasama antara warna dan teksturnya sehingga

tidak hanya merupakan suatu kumpulan tanaman. Berikut ini 5 (lima) ketentuan untuk

menyusun suatu komposisi tanaman (Gunadarma.ac.id) :

1. Jangan menggunakan terlalu banyak jenis tanaman. Tiga jenis biasanya lebih efektif (The

Law of simplicity).

2. Satu jenis harus mendominasi kelompok, tanaman lain sebagai pembantu (The Law of

dominance).

3. Jenis-jenis yang dipilih harus serasi, terutama dalam warna, bentuk dan sifat pertumbuhan

(The Law of harmony).

4. Jenis-jenis tanaman ini harus tidak saling bertentangan akan kebutuhan hidupnya (The

Law of ecology).

5. Tanaman-tanaman terpilih harus sesuai dengan keadaan setempat, mengenai tanamannya,

drainase, cahaya matahari dan lain-lain (The Law of adaptation).

2.4 Studi Banding Objek Sejenis

Studi Banding dibagi menjadi dua, yaitu studi banding dan literatur untuk kafe dan studi

banding untuk agrowisata.

1. Studi banding untuk kafe dilakukan di :

a. Kafe Lotus di Ubud

Alasan terpilih : merupakan kafe yang terdapat fasilitas pertunjukkan di dalamnya.

Dan banyak dikunjungi oleh wisatawan di Ubud.

28

Page 24: BAB II sekolah basket

Stage Area

Lotus Pond

Lesehan Area

Shop & Retail

Dapur

b. Kafe Terazo di Ubud

Alasan terpilih : kafe yang memiliki nuansa berbeda dari kafe lainnya sehingga

menarik untuk di jadikan objek studi.

2. Studi Literatur untuk kafe :

a. Cafe Trussardi di Milan, Italia

Alasan terpilih : kafe yang memiliki konsep yang unik dengan memadukan kaca dan

roof garden.

b. Intelligentsia Coffee

Alasan terpilih : kafe ini terletak di negara Amerika tepatnya Venice, sebagai negara

tempat kafe pertama kali berdiri.

c. Zmianatematu

Alasan terpilih : kafe ini memiliki keunikan pada Desainnya, dengan biaya yang

minim, kafe ini menghadirkan suasana interior yang unik.

3. Studi banding agrowisata dilakukan di :

a. Agrowisata kopi luwak di Desa landih, Kintamani

Alasan terpilih : agrowisata ini merupakan agrowisata kopi yang menjadi bahasan

utama dalam penyusunan tugas seminar.

b. Agrowisata Bali Pulina di Tegal Alang, Ubud.

Alasan terpilih : letak agrowisata ini berdekatan dengan lokasi tujuan perancangan

yaitu di Payangan, melalui agrowisata di Ubud akan dilakukan proses pengumpulan

data yang berkaitan dengan pengadaan agrowisata.

2.4.1. Kafe Lotus di Ubud

Kafe lotus merupakan sebuah kafe yang terletak di Ubud tepatnya pada jalan Raya

Ubud, dimana pada sebelah kiri terhadap restoran dan di sebalah kanan terdapat Starbuck

Ubud. Kafe Lotus memiliki denah sebagai berikut seperti yang ditunjukkan gambar 2.15

berikut.

29

Page 25: BAB II sekolah basket

Kafe ini didirikan pada tahun 1983 oleh seorang turis dari Australia. Pada awalnya

kafe ini hanya sebuah kafe yang kecil, kemudian dengan bekerja sama dengan pemilik tanah

dari Ubud, kafe ini berkembang menjadi kafe yang besar dengan kapasitas 50 seat. Pada

tahun 1990 kafe ini berpindah tangan ke investor yang berasal dari Italia yang sampai

sekarang mengembangkan kafe Lotus ini hingga 150 seat. Berikut adalah penjabaran

mengenai fasilitas, aktivitas, dan data pengunjung kafe Lotus.

1. Fasilitas Kafe

Kafe Lotus pada umumnya sama seperti dengan kebanyakan kafe pada umumnya. Namun

kelebihannya yaitu pada fasilitasnya yang berupa tempat duduk lesehan, dinning area,

kolam teratai dan pertunjukkan sendratari yang ditunjukkan pada gambar-gambar berikut.

2. Aktifitas Kafe

30

(c) Lesehan Area (b) Lotus Pond (a) Dinning Area

Gambar 2.16 Fasilitas pada Kafe Lotus

(Sumber : Survey, 26 Oktober 2013)

Gambar 2.15 Denah Kafe Lotus

(Sumber : Survey, 26 Oktober 2013)

Page 26: BAB II sekolah basket

Kamar mandi

Area Makan lantai 2

Bar

Area Makan lantai 1

Kasir

ENTRANCE

Dapur berada pada basement

Kafe Lotus ini buka pada 08.30 – 23.00 Wita dan hanya tutup pada hari raya. Untuk

aktifitas yang berlangsung pada kafe terdiri dari :

a. Kegiatan penyediaan dan pengolahan makanan

b. Makan dan minum

c. Berjalan – jalan mengitari kolam teratai

d. Mengobrol

e. Bar kafe

f. Menonon sendra tari pada pukul 18.30 Wita dengan durasi 80 menit, yang

berlangsung selama enam kali seminggu.

3. Jumlah Pengunjung

Jumlah pengunjung rata – rata yang mengunjungi kafe ini tiap harinya adalah ±300 orang.

Dengan rata – rata waktu orang berkunjung yaitu 1-2 jam.

2.4.2 Kafe Terazo

Kafe ini didirikan oleh seorang yang berasal dari Ubud yang bernama Ida Bagus

Suarsana pada tanggal 11 januari 2000. Lokasi kafe Terazo yaitu terletak di sebelah Puri

Ubud dengan jarak sekitar 50 meter setelah puri.

Kafe Terazo memiliki denah sebagai berikut seperti yang ditunjukkan gambar 2.16 berikut.

31

Page 27: BAB II sekolah basket

(a) Meja makan type satu (b) Meja makan type dua

1. Fasilitas Kafe

Kafe ini memiliki fasilitas yang sama dengan kafe pada umumnya, seperti;

- Resepsionis, area makan dan meja bar pada lantai satu.

- Area makan lantai dua dengan dua jenis kursi yang berbeda yaitu kursi memanjang

dan kursi biasa.

- Dapur yang terletak pada basement

- Tipe penataan meja dan kursi pada kafe Terazo, terdiri dari dua jenis yang

ditunjukkan pada gambar berikut :

32

Gambar 2.17 Denah Kafe Terazo

(Sumber : Survey, 26 Oktober 2013)

Gambar 2.18 Fasilitas pada Kafe Terazo

(Sumber : Survey, 26 Oktober 2013)

(a) Bar dan area makan lantai satu (b) Area makan lantai dua (c) Dapur pada basement

Gambar 2.19 Tipe meja pada kafe Terazo

(Sumber : Survey, 26 Oktober 2013)

Page 28: BAB II sekolah basket

2. Aktifitas Kafe

Dari segi aktifitas yang terjadi kafe ini hanya berlangsung aktifitas makan dan minum.

Kemudian aktifitas bar kafe dimana pengunjung dapat memesan minuman yang

mengandung alkohol pada fasilitas bar nya.

3. Jumlah Pengunjung

Jumlah pengunjung rata – rata yang mengunjungi kafe ini tiap harinya adalah ±50 orang.

Dengan rata – rata waktu orang berkunjung yaitu satu jam.

2.4.2. Studi Literatur Objek Kafe Trussardi

Kafe Trussardi terletak pada level groundfloor dari sebuah rumah fashion, yang

menyediakan terobosan baru dalam arsitektur. Bergaya layaknya sebuah gelas kopi, teras

barunya didominasi oleh sebuah hanging garden yang terletak pada atap. Sebuah hasil

arsitektur yang mengherankan dari Mur Vegetal yang ditemukan oleh French Botanish Patric

Blanc. 120 jenis tanaman yang berbeda spesies diletakkan pada struktur pendukung yang

tipis, membuat efek yang dramatis seperti awan hijau yang melayang di angkasa,

memberikan nafas kehidupan didalam kafe. Pengunjung seperti terhisap ke dalam suatu dunia

organik, dimana arsitek memberikan suatu jalan tentang keindahan alam (Galindo, 2012 :

65). Berikut adalah gambar tampilan interior dan eksterior dari kafe Trussardi.

Gambar 2.20 Gambar interior kafe Trussardi (Sumber : Galindo, 2012)

33

Page 29: BAB II sekolah basket

Gambar 2.21 Gambar eksterior kafe Trussardi

(Sumber : Galindo, 2012)

2.4.3. Intelligentsia Coffee

Intelligentsia coffee hadir sebagai sebuah persembahan arsitek dengan sebuah

permintaan yang sederhana yaitu sebuah kafe yang memperlihatkan proses pembuatan kopi

tanpa menggunakan standar – standar pada perancangan tempat produksi kopi. Arsitek

bangunan ini menghilangkan counter bar, menjadi sebuah stasiun yang memperlihatkan

proses pembuatan kopi, sehingga falam membuat sekaligus menyajikan terasa lebih spesial

dan fleksibel. Tiga bahan dasar yaitu metal, kayu, dan kaca menjadi bahan utama dari

pengadaan interior dari proses persiapan, penyajian dan area mekanikal. Sesungguhnya ini

bukanlah kafe melainkan sebuah pabrik kopi, dimana suatu kreasi kemenangan arsitektural

(Galindo, 2012 : 113). Gambaran mengenai Intelligentsia Coffee ditunjukkan pada gambar

berikut.

34

Architect : carlorattiassociati |walter nicolino & carlo rattiInterior Design: David DragoYear of completion: 2008Gross floor area : 60 m²

Page 30: BAB II sekolah basket

Gambar 2.22. Gambar interior dan aktifitas pengolahan kopi di Intelligentsia Coffee (Sumber : Galindo, 2012)

Gambar 2.23. Eksterior Intelligentsia Coffee

(Sumber : Galindo, 2012)

2.4.4. Zmianatematu

Dengan biaya yang sangat kecil, xm3 mengkreasikan sebuah ruang dengan potongan

kayu yang meliuk-liuk dengan sempurna. Desain yang kontemporer mencerminkan sebuah

aspirasi dan semangat jiwa muda di kota Lodz. Dengan Timber stalactites membuat suatu

perpaduan yang unik yang menghidupkan suasana interior. Dengan lampu yang sederhana

yang di gantung melalui sela – sela kayu dan rak yang terletak menjorok diantara kayu pada

dinding, dan sebuah tamplan visual yang bergelombang pada atapnya (Galindo, 2012 : 189).

Berikut adalah tampilan dari kafe Zmianatematu.

Gambar 2.24. Gambar bola lampu (kiri) dan Gambar rak whiskaey (kanan)(Sumber : Galindo, 2012)

35

Architect : MASS architectureYear of completion: 2009Gross floor area : 186 m²Matertial : Metal,wood, glass

Architect : xm3Year of completion: 2011Gross floor area : 104 m²Matertial : Plywood

Page 31: BAB II sekolah basket

Gambar 2.25 Gambar interior Zmianatematu(Sumber : Galindo, 2012)

2.4.5. Agrowisata kopi luwak di Kintamani

Kopi luwak di Kintamani terletak di desa Landih, Bangli, agrowisata ini merupakan

suatu bisnis yang dilakukan secara turun temurun oleh keluarga bapak I Wayan Jamin, yang

baru bergerak di bidang agrowisata sekitar 8 tahun yang lalu. Luas lahan agrowisata ini yaitu

sekitar 2Ha. Dimana 1Ha dugunakan sebagai tempat penangkaran luwak liar. Berikut adalah

gambaran denah lokasi dari berbagai fasilitas yang terdapat pada agrowisata kopi luwak, pada

Desa Landih.

36

Page 32: BAB II sekolah basket

Gambar 2.26 Denah Agrowisata Kopi Luwak Kintamani(Sumber : Survey, 26 Oktober 2013)

Panen kopi biasanya rutin terjadi pada bulan Mei sampai bulan September. Kopi yang

diproduksi di kebun di olah pada pabrik yang letaknya lumayan jauh dari lokasi agrowisata

untuk di jual ke luar daerah. Biji kopi yang diolah kebanyakan berasal dari para pengepul

kopi yang berada di sekitar kawasan Kintamani. Gambaran suasana kebun kopi pada

agrowisata Kopi Luwak Kintamani ditunjukkan pada gambar 2.32 berikut.

Gambar 2.27 Kebun kopi di Agrowisata Kopi Luwak Kintamani(Sumber : Survey, 10 Oktober 2013)

Uniknya di tempat ini terdapat suatu penangkaran luwak liar, dalam arti lain luwak liar

tersebut dilepaskan di alam bebas, sehingga luwak tersebut secara naluri memakan biji kopi.

Luwak liar berbeda dengan luwak yang terdapat pada kandang, menurut narasumber

kebanyakan para pengunjung tertipu dengan keaslian kopi luwak. Kopi yang berkualitas yaitu

kopi yang berasal dari luwak yang liar bukan dari luwak yang di dalam kandang, hal ini

dikarenakan luwak yang berada dalam kandang sudah jinak dan belum tentu memilih biji

kopi terbaik.

37

Page 33: BAB II sekolah basket

Jenis biji kopi yang diproduksi disini ada tiga yaitu ; kopi luwak, kopi organik dan kopi

lanang. Tentu ketiga kopi tersebut memiliki cita rasa yang berbeda. Kopi luwak memiliki cita

rasa yang asam, kopi organik memiliki rasa yang standar seperti kopi pada umumnya, dan

kopi lanang merupakan kopi yang memiliki cita rasa kualitas paling tinggi. Kopi lanang

tergolong mahal, hal ini disebabkan karena kopi lanang terbuat dari biji kopi pilihan, dimana

biji kopi tersebut unik dalam arti lain biji kopi nya tidak memiliki belahan dan hanya terdapat

8 – 10 buah yang tumbuh bersamaan dalam satu pohon. Kopi lanang ini terkenal memiliki

berbagai macam khasiat bagi kesehatan.

Penjelasan mengenai agrowisata Kopi Luwak Kintamani adalah sebagai berikut :

1. Lokasi Agrowisata

Agrowisata ini berada di Kintamani tepatnya pada Desa Landih, Objek wisata kopi luwak

ini terletak dekat dengan danau batur.

2. Kondisi Agrowisata

Objek agrowisata ini memiliki suhu sekitar 17ºC karena letaknya pada dataran tinggi.

Jalan kases agrowisata ini melalui areal hutan dan perkebunan atau bisa diakses melalui

jalan utamanya. Dengan tanah bertransis agrowisata ini dirancang dengan

memperlihatkan suasana dan pemandangan yang indah karena letaknya di atas tebing,

seperti yang ditunjukkan gambar 2.35 berikut.

Gambar 2.28 Rest area (kiri) dan Pemandangan dari kebun kopi (kanan)(Sumber : Survey, 10 Oktober 2013)

3. Aktifitas Agrowisata

Pada agrowisata kopi luwak di Kintamani ini terdapat berbagai aktifitas yaitu :

a. Pada saat datang berkunjung, para pengunjung disuguhkan sebuah sampel kopi

luwak atau Welcome Drink Coffee, seperti yang tunjukkan pada gambar 2.36 berikut.

38

Page 34: BAB II sekolah basket

Gambar 2.29 Welcome Drink Coffee(Sumber : Survey, 10 Oktober 2013)

b. Penelitian tentang kopi

c. Seminar tentang penyuluhan dan pengolahan kopi

d. Terdapat aktifitas pengolahan kopi secara konvensional dan modern

e. Treking mengitari kebun kopi organik dan pengolahan kopi

Gambar 2.30 Treking keliling kebun kopi(Sumber : Survey, 10 Oktober 2013)

Pengolahan kopi secara modern berlangsung pada sebuah ruangan khusus yang

digunakan untuk memproduksi dan pengolahan kopi seperti yang ditunjukkan pada

gambar 2.38 berikut.

Gambar 2.31 Pabrik kecil pengolahan kopi modern(Sumber : Survey, 10 Oktober 2013)

4. Fasilitas agrowisata

Agrowisata ini memiiki fasilitas seperti ;

a. Bale tempat menikmati kopi, yang tunjukkan pada gambar 2.39 berikut.

b. Kebun kopi organik

c. Kebun kopi luwak dengan luwak yang terlepas secara liar di kebun kopi.

d. Tempat pengolahan kopi luwak baik secara konvensional ataupun modern

e. Ruang pertemuan

f. Tempat penjemuran kopi, yang tunjukkan pada gambar 2.39 berikut.

39

Page 35: BAB II sekolah basket

Gambar 2.32 Penjemuran kopi

(Sumber : Survey, 10 Oktober 2013)

g. Ruangan Kafe ; ruangan kafe pada agrowisata ini merupakan ruangan khusus yang

diperuntukkan bagi pengunjung untuk menikmati kopi setelah berkeliling kebun kopi,

berikut adalah gambaran ruang kafe pada Agrowisata Kopi Luwak

Gambar 2.33 Ruang kafe (kiri) dan counter mesin esspreso (kanan)(Sumber : Survey, 10 Oktober 2013)

h. Shop and Retail agrowisata ; fasilitas shop dan retail, menjual produk-produk kopi

yang dihasilkan dari pengolahan kopi pada agrowisata ini, kopi tersebut dijual dalam

bentuk bubuk, gambaran ruangan shop and retail di tunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 2.34 Shop dan retail hasil olahan kopi(Sumber : Survey, 10 Oktober 2013)

2.4.6. Agrowisata Bali Pulina

40

Page 36: BAB II sekolah basket

Agrowisata Bali Pulina merupakan sebuah kawasan agrowisata yang terdapat di

Tegalalang, Ubud. Dengan luas tanah sekitar 90 are, lokasi yang awalnya berupa tebing ini

diubah menjadi sebuah kawasan agrowisata. Berikut adalah gambaran denah lokasi dari

berbagai fasilitas yang terdapat pada agrowisata Bali Pulina.

41

Page 37: BAB II sekolah basket

Gambar 2.35 Denah Agrowisata Bali Pulina(Sumber : Survey, 26 Oktober 2013)

Agrowisata di Ubud memiliki keunikan tersendiri yaitu sebuah konsep agrowisata yang

menekankan pada kopi dan teh. Namun dalam kawasan agrowisatanya, terdapat berbagai

jenis tanaman selain kopi dan teh, kebanyakan dari tanaman tersebut merupakan tanaman

yang terdapat di daerah Ubud. Gambaran aktivitas yang terdapat pada agrowisata kopi Bali

Pulina ditunjukkan oleh gambar 2.43 berikut.

Gambar 2.36 Tour guiding (kiri) dan Pembuatan kopi secara konvensional (kanan) (Sumber : Survey, 26 Oktober 2013)

Penjelasan mengenai agrowisata Bali Pulina adalah sebagai berikut :

1. Lokasi agrowisata

Agrowisata Bali Pulina terletak di Tegalalang, Ubud tepatnya berada pada akses jalan

utama Tegalalang. Dengan letak ketinggian sekitar 400 meter dari permukaan laut.

Daerahnya tergolong daerah yang sejuk dan sering hujan.

2. Aktifitas Agrowisata

Aktifitas yang terdapat pada lokasi agrowisata yaitu ;

a. Mencoba sampel jenis kopi dan teh, serta berbagai olahannya

b. Melihat kandang luwak,

c. Menikmati suasana minum teh ataupun kopi

d. Penjualan produk – produk hasil olahan kopi

3. Fasilitas agrowisata

Fasilitas yang menjadi keunikan yang terdapat pada lokasi agrowisata ini yaitu ;

a. Kegiatan mencoba sampel, penjelasan tour guide mengenai berbagai hasil perkebunan

pada agrowisata tersebut.

42

Page 38: BAB II sekolah basket

b. Fasilitas kafe dan restoran ; jadi para pengunjung dapat membeli makanan dan

minuman.

c. Treking area perkebunan

d. Tempat bersantai dengan view yang indah.

e. Shop and retail yang menjual berbagai olahan kopi. Berikut adalah contoh olahan kopi

dan teh pada agrowisata Bali Pulina.

Gambar 2.37 Berbagai macam olahan kopi dan teh(Sumber : Survey, 26 Oktober 2013)

Suasana interior pada tempat minum kopi Bali Pulina yaitu, menghadap view dan

bersifat terbuka, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.48 berikut.

Gambar 2.38 Interior Tempat Minum Kopi Bali Pulina(Sumber : Survey, 26 Oktober 2013)

2.5. Spesifikasi Umum Kafe Agrowisata Kopi

Spesifikasi umum Kafe Agrowisata Kopi membahas tentang pengertian, fungsi, tujuan,

kegiatan, klasifikasi, lingkup pelayanan, dan sistem pengelolaan dari Kafe Agrowisata Kopi

di Payangan, Gianyar.

1. Pengertian

Kafe merupakan suatu ruang yang didalamnya terdapat aktifitas makan dan minum, dan

berkumpul namun tidak sekompleks di restoran. Kafe kopi meruapakan suatu ruang yang

menekankan pada penjualan kopi sebagai bahan utama produk penjualan. Selain memiliki

43

Page 39: BAB II sekolah basket

aktifitas meminum kopi, kafe ini juga menyediakan fasilitas untuk rekreasi, mengadakan

pertemuan dan juga pendidikan untuk memperoleh wawasan tentang kopi dan olahannya.

Agrowisata merupakan suatu wisata alam yang memadukan unsur wisata dan pertanian

kopi dengan tujuan sebagai sarana rekreasi alam dan memperoleh wawasan khususnya

dalam bidang pertanian kopi baik dari cara penanamannya hingga proses pengolahan

kopi.

2. Fungsi

Kafe agrowisata memiliki tiga fungsi utama yaitu ; a). sebagai suatu kafe yang

menyediakan makanan dan minuman dengan komoditas unggulan berupa kopi. b). Sebagai

sebuah objek wisata alam yang bergerak dalam bidang agrowisata kopi, dan c) Sebagai

tempat memperoleh wawasan dan pengetahuan tentang penanaman kopi dan cara

pengolahannya.

3. Tujuan

Kafe agrowisata sebagai upaya menciptakan suatu konsep dan fungsi baru dari sebuah

kafe yang dipadukan dengan agrowisata. Dimana kafe sebagai fungsi utama yang

berorientasi pada agrowisata tentang tanaman dan pengolahan kopi

4. Kegiatan

Kegiatan yang diakomodasi pada Kafe dan Agrowisata Kopi Bali dapat dibagi ke dalam 4

kelompok, yaitu :

a. Kegiatan utama, meliputi kegiatan :

Menikmati makanan dan minuman berbagai olahan kopi

Kegiatan menyajikan makanan dan minuman

Berkeliling kebun dan tempat pengolahan kopi

b. Kegiatan penunjang, merupakan kelompok kegiatan yang mendukung kegiatan utama

c. Kegiatan pengelolaan dan Administrasi, merupakan kelompok kegiatan pengelolan

dan administrasi Kafe dan Agrowisata Kopi Bali.

d. Kegiatan servis, merupakan kelompok kegiatan pemeliharaan dan servis terhadap

sebuah fasilitas Kafe dan Agrowisata Kopi Bali.

5. Klasifikasi Fasilitas

Untuk mendukung Kafe dan Agrowisata Kopi Bali, maka fasilitas-fasilitas yang terdapat

di dalamnya dapat diklasifikasikan menjadi :

a. Fasilitas Utama, merupakan fasilitas yang mewadahi kegiatan utama, meliputi serving

area pada kafe, perkebunan kopi dan tempat pengolahan kopi.

44

Page 40: BAB II sekolah basket

b. Fasilitas penunjang, merupakan fasilitas pendukung kegiatan utama, meliputi fasilitas

workshop, wifi area, mini stage, lobby , toilet umum, tempat parkir, dan lain-lain.

c. Fasilitas pengelola, yaitu suatu fasilitas yang mewadahi aktifitas pengelolan

manajemen dan bangunan yang terdiri atas ruang manajer, ruang sekretaris, ruang

administrasi, ruang staff, ruang penerimaan tamu, ruang customer service dan lain-lain.

d. Fasilitas servis, merupakan fasilitas bagi pemeliharaan bangunan, meliputi ruang MEP,

gudang, ruang servis dan sebagainya.

6. Lingkup Pelayanan

a. Sasaran pengguna fasilitas ini adalah dengan mengutamakan para pengunjung dan

wisatawan yang ingin menikmati minum kopi dan berwisata keliling kebun kopi.

Kemudian pihak instansi pemerintah, peneliti, dan mahasiswa yang memerlukan

informasi dan pengetahuan tentang kopi dan pengolahannya.

b. Pelayanan fasilitas ini bersifat komersial, namun tidak menutup kemungkinan

mengakomodasi kegiatan kafe agrowisata sebagai kegiatan yang bersifat workshop dan

penelitian.

c. Adanya kerjasama dengan masyarakat sekitar, dalam upaya mempekerjakan petani

lokal untuk ikut serta dalam pengelolaan agrowisata.

7. Sistem Pengelolaan

Pengelolaan fasilitas ini sepenuhnya dilakukan oleh pihak swasta,namun tidak menutup

adanya keikut sertaan pemerintah dalam menjaga dan melestarikan kawasan kebun kopi.

Sistem pengelolaan ini meliputi pelayanan, pemasaran, penyewaan serta pemeliharaan

kawasan wisata.

a. Pelayanan

Sistem pelayanan fasilitas ini dilakukan dengan cara memanajemen proses pelayanan

terhadap pelanggan, yang mencakup cara proses penyajian dan finansial dari suatu

kafe. Proses manajemen yang dilakukan tentu dengan membagi pengaturan antara

pelayanan fasilitas pada kafe dan kebun kopi.

b. Pemasaran

Sistem pemasaran fasilitas memiliki beberapa wewenang yaitu mengatur proses

penjualan produk hasil olahan kopi ke luar daerah, dan sistem periklanan, yaitu

dengan melakukan advertising yang berkaitan dengan Kafe Agrowisata Kopi melalui

berbagai media baik, internet, brosur, koran, baliho serta berbagai media yang

bergerak di bidang pariwisata.

45

Page 41: BAB II sekolah basket

c. Penyewaan

Sistem penyewaan Kafe Agrowisata Kopi ini meliputi sistem sewa seperti ruangan

workshop dalam kepentingan pengadaan kegiatan – kegiatan yang berupa seminar dan

pertemuan dalam membahas kopi dan tentu saja tidak menutup kemungkinan untuk

pengadaan workshop dalam topik bahasan yang lain.

d. Pemeliharaan

Untuk sistem pemeliharan bangunan, dan fasilitas – fasilitas Kafe Agrowisata

dilakukan oleh pihak pengelola, baik dalam pengelolaan kafe maupun kawasan

agrowisata kopi, dalam pemeliharaan tidak menutup kemungkinan adanya keikut

sertaan pemerintah dalam menjaga kawasan wisata alam ini.

Sistem manajemen pengelolaan fasilitas ini dilakukan oleh manajer yang berada di

bawah perusahaan swasta yang menjadi pemilik fasilitas ini, yang dibantu oleh staf-

staf manajerial dan staf servis.

46