bab ii tinjauan pustakakc.umn.ac.id/10358/4/bab_ii.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan...

34
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buku Teks Berilustrasi 2.1.1. Buku Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), buku adalah kumpulan dari beberapa helai kertas yang dijilid agar tidak tercerai berai dan berisi tulisan, gambar atau tidak memiliki isi agar dapat ditulis. Pada umumnya buku digunakan untuk menyampaikan informasi. Buku menurut Ikegami (2009, hlm. 3), harus menggunakan elemen yang esensial seperti sistem penulisan untuk merekam segala hal dengan menggunakan kertas, teknologi percetakan, dan desain buku yang memiliki style tersendiri. Proses Perkembangan Buku Buku menurut Ikegami (2009, hlm. 3-4) berawal dari buku yang bersifat gulungan atau disebut juga dengan scroll books yang dipakai sebelum periode Heian (794 – 1185). Scroll books memiliki kelemahan dalam sistem penyimpanan dan pencarian tulisan-tulisan tertentu di mana pembaca harus membuka gulungan terlebih dahulu. Setelah itu, jenis buku berkembang dan yang paling mudah saat itu adalah jenis buku accordion di mana kertas dilipat ke belakang dan ke depan sehingga membentuk suatu tumpukan kertas. Lalu, terdapat inovasi untuk membuat sampul buku yang kemudian diaplikasikan pada buku accordion,

Upload: others

Post on 18-May-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Buku Teks Berilustrasi

2.1.1. Buku

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), buku adalah kumpulan dari

beberapa helai kertas yang dijilid agar tidak tercerai berai dan berisi tulisan, gambar

atau tidak memiliki isi agar dapat ditulis. Pada umumnya buku digunakan untuk

menyampaikan informasi.

Buku menurut Ikegami (2009, hlm. 3), harus menggunakan elemen yang

esensial seperti sistem penulisan untuk merekam segala hal dengan menggunakan

kertas, teknologi percetakan, dan desain buku yang memiliki style tersendiri.

Proses Perkembangan Buku

Buku menurut Ikegami (2009, hlm. 3-4) berawal dari buku yang bersifat

gulungan atau disebut juga dengan scroll books yang dipakai sebelum

periode Heian (794 – 1185). Scroll books memiliki kelemahan dalam sistem

penyimpanan dan pencarian tulisan-tulisan tertentu di mana pembaca harus

membuka gulungan terlebih dahulu.

Setelah itu, jenis buku berkembang dan yang paling mudah saat itu

adalah jenis buku accordion di mana kertas dilipat ke belakang dan ke depan

sehingga membentuk suatu tumpukan kertas. Lalu, terdapat inovasi untuk

membuat sampul buku yang kemudian diaplikasikan pada buku accordion,

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

7

namun terjadi kesulitan dalam membaca dan pada akhirnya hanya memakai

satu sisi kertas saja sehingga pemanfaatan kertas tidak maksimal.

Butterfly book dianggap lebih radikal dalam proses penjilidan dan

pemanfaatan kertas lebih maksimal dari pada buku accordion. Butterfly

book ini kemudian diinovasikan lagi oleh budaya barat dengan

menggunakan hard cover.

Anatomi Buku

Menurut Ikegami (2009, hlm. 6-7), bagian-bagian buku terdiri dari

punggung buku yang biasanya dijahit atau diberi perekat agar menyatu. Tiga

sisi lainnya seperti fore-edge adalah lawan bagian punggung buku,

sedangkan top edge adalah kepala buku dan bottom edge adalah kaki buku

atau disebut juga “bottom of the rules”.

Gambar 2.1 Anatomi Buku

(Japanese Book-Binding, Kojiro Ikegami, 2009)

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

8

Bagian-Bagian Buku

Menurut Lupton dalam buku Indie Publishing (2008), bagian- bagian buku

terdiri dari:

1. Pengantar Buku (Front Matter)

Pada bagian pertama terdapat bagian judul buku yang di mana judul

dapat digambarkan untuk setengah halaman, kemudian diikuti dengan

judul lengkap buku atau kata-kata yang mengungkapkan isi buku yang

dapat berupa kalimat persuasif.

Lembaran berikutnya meliputi judul buku, judul buku secara

lengkap, nama penulis, penerbit, dan kota tempat dipublikasi. Setelah

itu terdapat halaman copyright yang meliputi; penulis, copyright, tahun

dipublikasikan, ISBN, alamat penerbit, dan credits. Lalu, diikuti

dengan daftar isi yang berisikan materi pembahasan yang ada didalam

buku.

2. Inti Buku (Main Content)

Biasanya pada halaman pertama konten terdapat ilustrasi sebagai

pembuka bab dan pada main content harus meliputi nomor halaman

yang terletak pada posisi pojok kanan dan dihalaman sebaliknya

terletak dipojok kiri.

3. Penutup Buku (Back Matter)

Penutup buku dapat meliputi glossaries, index, biografi penulis, atau

kronologi. Pada bagian ini dapat juga ditambah dengan bagian

colophon yaitu; bagian informasi untuk menyampaikan proses

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

9

pembuatan buku, font apa yang dipergunakan, atau hal yang berkaitan

dengan buku yang dirancang.

2.1.2. Perancangan Buku

Pada perancangan buku terdapat unsur-unsur buku yang harus diperhatikan agar

dapat menjadi satu kesatuan, yakni (Lupton, 2008):

Tipografi Pada Buku

Berdasarkan Lupton (2008, hlm. 35), memilih typefaces dan menyusunnya

ke halaman buku adalah langkah yang paling esensial dalam menciptakan

atmosfer yang tepat dan mengundang pada buku. Sekarang ini sudah banyak

pilihan typeface yang dapat digunakan.

Dalam penyusunan teks, penjajaran (alignment) merupakan langkah

yang selalu ada dalam perancangan buku. Pada umumnya hanya terdapat

justified (rata kiri dan kanan), rata kiri, rata kanan, dan rata tengah.

Penjajaran yang paling sering digunakan adalah justified dan banyak

terdapat pada bacaan berat seperti buku novel karena penjajaran justified

lebih efisien untuk buku yang memiliki banyak teks. Sedangkan puisi lebih

banyak menggunakan rata kiri yang memberi ruang untuk setiap baris kata

memiliki jeda sesuai dengan penulisan.

Pada buku ilustrasi tidak memiliki penjajaran yang tetap, lebih baik

bereksperimen dengan alignment untuk mengetahui apa yang cocok untuk

konten dan sudut pandang yang ingin disampaikan. Adapun jenis-jenis font

yang didesain sesuai dengan jenis buku (hlm. 38); yakni sebagai berikut:

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

10

1. Historical Book Faces

Banyak typeface yang diciptakan untuk digunakan dalam buku, termasuk

font tradisional seperti Garamond, Caslon, dan Jenson, yang sampai saat ini

masih digunakan dan telah didesain untuk merefleksikan sumber sejarah

yang ingin disampaikan buku. Buku jenis ini juga dapat menggunakan sans

serif seperti Futura dan Helvetica.

2. Contemporary Book Faces

Ketika memilih typeface untuk buku kontemporer yang baru, carilah fitur-

fitur yang berorientasi pada buku yang diharapkan dari font klasik, seperti

huruf capital yang kecil dan non-lining numerals atau angka yang tidak

sepenuhnya sejajar (old style figures).

Gambar 2.2 Garamond Typeface

(Indie Publishing, Ellen Lupton, 2008)

Gambar 2.3 Dolly Typeface

(Indie Publishing, Ellen Lupton, 2008)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

11

3. Display Faces

Selain typeface yang hanya digunakan untuk body text, captions, sub

judul dan lain-lain, terdapat font yang memiliki ukuran yang cukup besar

untuk digunakan sebagai judul, headlines, logo atau pengaplikasian

manapun yang tidak mengandung kata-kata panjang. Font inilah yang

disebut dengan display font.

Menurut Bonneville (2010), terdapat prinsip-prinsip dalam membuat

kombinasi font. Dalam mengkombinasikan font ada metode dan prinsip,

tetapi tidak ada yang permanen. Prinsip ini hanya membantu dalam

menggali ide dan mengkombinasikan font sesuai dengan konsep desainer.

1. Kombinasi serif dan sans serif untuk memberi kesan kontras bukan

harmonisasi. Font yang terlalu serupa akan tidak terlihat bagus jika

dikombinasikan. Lebih baik mengkombinasikan dengan tujuan

harmonisasi atau kontras dan hindari jalur tengah (middle ground).

2. Hindari dua serif atau dua sans serif untuk membuat kombinasi. Kecuali

keduanya sangat berbeda satu sama lain.

Gambar 2.4 Vinyl Typeface

(Indie Publishing, Ellen Lupton, 2008)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

12

3. Hindari memilih typeface dari kategori yang sama seperti script atau

slab. Memilih dari kategori yang sama akan mengurangi kontras seperti

pencampuran Clarendon dengan Rockwell.

4. Perbedaan ukuran yang cukup untuk memperlihatkan kontras.

5. Menetapkan peran yang berbeda untuk tiap font dan berkomitmen

terhadap peran tanpa memvariasikannya.

6. Temukan font dari kategori yang berbeda yang memiliki x-heights dan

glyph widths yang serupa. Contohnya seperti Futura dan Times New

Roman yang tidak cocok untuk dikombinasikan karena kontras yang

terlalu besar dari tinggi dan lebarnya.

7. Temukan hubungan antara bentuk dasar dari font seperti huruf O baik

upper dan lower case. Huruf O yang bulat dan O yang oval tidak cocok

ketika dipasangkan.

8. Bandingkan berat keseluruhan font. Didot dan Rockwell tidak cocok

satu sama lain karena memiliki keberadaan yang cukup berat dan tidak

harmonis bila dikombinasikan.

9. Jika arah mata tidak fokus, berarti ada sesuatu yang salah.

10. Membuat warna tipografi yang berbeda.

11. Adanya kemungkinan menggunakan font yang berbeda dari typeface

yang sama dapat dikombinasikan seperti Helvetica Black dan Helvetica

normal untuk body.

12. Hanya menggunakan 2 typeface, tapi gunakan natural font dari typeface

tersebut.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

13

Desain Sampul Buku

Apabila buku yang dirancang merupakan buku yang dipublikasikan atau

dijual, sampul buku atau sampul buku adalah alat marketing yang esensial

layaknya advertisement. Sampul buku harus terlihat bagus di toko buku dan

ketika dipajang di lemari buku serta harus terlihat bagus ketika dipakai

sebagai thumbnail pada toko online (Lupton, 2018, hlm. 42). Untuk

mendesain sampul buku berikut langkah-langkah yang harus dilalui:

1. Merumuskan masalah

Deskripsikan apa yang ingin disampaikan dan kepada siapa buku ini

ditujukan, point utama dalam buku, sikap apa yang ingin dipakai dalam

buku seperti; formal, relaxed, profesional, atau sesuai gaya bahasa

penulis.

2. Research

Carilah buku yang serupa dengan buku yang ingin dirancang oleh

penulis dan analisis yang menjadi point of interest dan strategi desain

dari buku tersebut. Sampul buku terdiri dari beberapa tipe; menampilkan

fotografi atau ilustrasi, beberapa sampul buku ada juga yang tenang atau

lantang (loud).

3. Brainstorm

Tulis berbagai macam ide sebanyak mungkin tanpa memperhatikan baik

buruknya ide tersebut.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

14

4. Prioritas

Tentukan ide yang sesuai dengan buku yang akan dirancang dan

tentukan ide yang cocok untuk dimasukkan dalam proses produksi.

Lakukan studi terhadap buku referensi seperti ilustrasi atau foto yang

ada di dalam buku tersebut.

5. Mencoba

Cobalah berkolaborasi dengan desainer, illustrator atau fotografer

untuk merancang buku. Cari stock image dan foto yang dipublikasikan

dalam situs umum serta selalu menggunakan foto atau gambar yang

memiliki resolusi tunggu untuk kepentingan percetakan.

6. Test

Tampilkan desain yang telah dirancang untuk melihat reaksi pembaca.

Evaluasi setiap desain; keterbacaan judul, pentingnya gambar untuk

menarik perhatian terhadap judul yang disampaikan, relevansi gambar

atau desain dalam menyampaikan hal yang dimaksud.

Jenis dekorasi sampul pada buku menurut Lupton (2008), yaitu:

1. Endpaper

Endpaper adalah selembar kertas yang ditempel pada bagian dalam

sampul buku. Endpaper merupakan dekorasi fungsional dan umumnya

menggunakan warna dan motif untuk menimbulkan kesan atau mood,

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

15

menyambut pembaca dan merupakan hadiah pembuka dari buku yang

dirancang.

2. Dust Jacket

Tujuan digunakannya dust jacket adalah melindungi buku pada saat

pemakaian dan dari kemungkinan robek pada kertas serta dapat

membantu untuk mempromosikan buku dengan menyediakan media

lainnya untuk berekspresi.

Gambar 2.5 Endpaper

(Indie Publishing, Ellen Lupton, 2008)

Gambar 2.6 Dust Jacket

(Indie Publishing, Ellen Lupton, 2008)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

16

Layout

Dalam penyusunan layout, hal yang paling esensial adalah grid. Grid

digunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca,

grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan proyek

(Tondreau, 2009). Dalam menyusun layout terdapat beberapa tahap, yakni

1. Mengetahui Komponen

Komponen utama dalam grid adalah margins, penanda halaman, kolom,

flowlines, spatial zones, dan modul.

a. Margins (Pinggiran)

Batasan pada layout yang terletak pada keempat sisi sebagai

penyangga atau batas wilayah konten. Margin juga dapat digunakan

sebagai tempat memberi informasi sekunder seperti footnote.

b. Kolom

Merupakan wadah gambar atau kalimat yang berbentuk vertikal.

Lebar pada kolom dapat berubah sesuai kebutuhan konten yang ingin

disampaikan.

Gambar 2.7 Komponen Grid

(Layout Essentials, Tondreau, 2009)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

17

c. Modul

Berupa divisi individual yang dipisah oleh ruang kosong (space) yang

konsisten. Menggabungkan beberapa modul dapat membentuk kolom

dan baris.

d. Spatial Zones

Gabungan dari modul atau kolom yang membentuk suatu area spesifik

untuk iklan, gambar, atau informasi lainnya.

e. Flowlines

Merupakan metode garis yang memberi ruang kosong dan digunakan

untuk mengarahkan arah bacaan kepada pembaca.

f. Penanda Halaman

Berguna untuk membantu pembaca dalam mencari halaman tertentu.

Penanda halaman (markers) ini dapat menggunakan angka halaman

atau ikon.

2. Struktur Dasar

Gambar 2.8 Struktur Dasar

(Layout Essentials, Tondreau, 2009)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

18

a. Single-Column Grids

Umumnya digunakan untuk halaman yang penuh dengan text, seperti

essays, laporan, atau buku. Kolom ini komponen utamanya hanya

teks. Satu kolom yang hanya berisikan teks akan terlihat tidak terlalu

penuh dan berkesan lebih mewah daripada multiple columns, hal ini

yang membuatnya juga cocok digunakan untuk katalog atau art books.

b. Two-Column Grids

Dapat digunakan untuk mengkontrol banyaknya teks atau untuk

mempresentasikan jenis informasi yang berbeda dengan

menggunakan kolom yang berbeda pula. Dua kolom ini dapat diubah

lebarnya sesuai dengan grid.

c. Multicolumn Grids

Kolom jenis ini lebih fleksibel daripada single-column atau two-

column grids karena terdiri dari beberapa kolom yang dapat

digabungkan sesuai keperluan. Kolom jenis ini cocok untuk majalah

dan websites

d. Modular Grids

Jenis grid terbaik untuk mengkontrol informasi yang kompleks seperti

koran, kalender, dan table. Grid jenis ini mengkombinasikan kolom

vertikal dan horizontal yang menghasilkan struktur yang lebih kecil.

e. Hierarchical Grids

Struktur ini membagi halaman menjadi beberapa bagian dan biasanya

menggunakan kolom horizontal. Stuktur ini biasanya digunakan pada

websites untuk mempermudah pembaca dalam menelusuri websites.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

19

2.1.3. Ilustrasi

Secara etimologi kata ilustrasi berasal dari bahasa latin yaitu illustrare yang berarti

menjelaskan atau menerangkan sesuatu seperti cerita ataupun artikel. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (2007), ilustrasi adalah gambar berupa foto atau lukisan

yang dibuat untuk membantu memberi gambaran atau memperjelas isi buku,

karangan, dan sebagainya.

Menurut Museum Ilustrasi Nasional di Pulau Rhode, Amerika Serikat, yang

tercantum pada Zeegen (2005), Ilustrasi merupakan kombinasi ekspresi personal

yang dipresentasikan melalui gambar untuk mengungkap ide atau gagasan,

Selain itu, ilustrasi menurut Male (2007) merupakan salah satu media

komunikasi dalam bentuk visual yang digunakan untuk menyampaikan pesan

dalam bentuk cerita yang bersifat menghibur. Selain itu, ilustrasi dapat

dikelompokkan berdasarkan konteks seperti informasi, narasi, fiksi, persuasi dan

komentar. Menurut Zeegen (2005), ilustrasi juga hadir untuk membantu merasakan

dunia layaknya merekam dengan menggambar ilustrasi.

Peran Ilustrasi

Ilustrasi sesuai dengan konteksnya memiliki peran sesuai dengan buku yang

berada dalam proses perancangan. Menurut Witabora (2012), peran ilustrasi

terdiri dari beberapa bagian, yakni:

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

20

1. Ilustrasi sebagai alat informasi

Berawal dari abad 19 di mana ilmu pengetahuan berkembang pesat,

ilustrasi digunakan dalam bidang kedokteran untuk menggambarkan

anatomi baik manusia, tanaman maupun hewan untuk merekam

informasi yang telah didapat melalui penelitian. Ilustrasi jenis ini

biasanya disebut scientific illustration, bentuk seni yang digunakan

sebagai ilmu pengetahuan atau informasi. Dari memanfaatkan ilustrasi

dalam ilmu pengetahuan, maka diketahui bahwa ilustrasi dapat

menggambarkan sesuatu yang sederhana hingga pada hal yang

kompleks.

2. Ilustrasi opini

Gambar 2.9 Ilustrasi Sebagai Informasi

(Behance.net, Washko, 2012)

Gambar 2.10 Ilustrasi Sebagai Opini

(Indopos.co.id, 2018)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

21

Ilustrasi opini biasa digunakan dalam opini-opini terhadap politik

yang menggunakan karikatur. Kritik yang disampaikan melalui

ilustrasi bertujuan untuk menghibur audiens.

3. Ilustrasi sebagai alat bercerita

Ilustrasi digunakan sebagai pendamping teks cerita dan hal yang harus

diperhatikan adalah keseimbangan antar teks dan ilustrasi sehingga

mampu menciptakan narasi yang menarik bagi audiens.

4. Ilustrasi sebagai persuasi

Ilustrasi banyak digunakan dalam media advertising yang bertujuan

untuk menarik perhatian pelanggan dan juga digunakan sebagai alat

propaganda, ilustrasi menjadi sarana efektif untuk menyebarkan

pesan.

Gambar 2.11 Ilustrasi Sebagai Alat Bercerita

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

22

5. Ilustrasi sebagai identitas

Peran ilustrasi juga digunakan sebagai media pengenalan suatu

perusahaan. Illustrator dan desainer grafis bekerjasama untuk

merancang identitas suatu brand. Ilustrasi juga dapat digunakan untuk

merancang sampul buku atau segala hal yang membutuhkan

‘keseragaman’ sehingga terciptalah suatu identitas.

6. Ilustrasi sebagai desain

Ilustrasi banyak digunakan dalam desain seperti ilustrasi dengan tema

fashion diaplikasikan pada produk untuk dijual dan ilustrasi juga

menjadi dasar dalam mendesain.

Teknik Ilustrasi

Dalam proses pembuatan ilustrasi, ada beberapa teknik yang dapat

digunakan (Bilyana. (2017). Types of illustration – styles and technique.

Diambil dari https://graphicmama.com/), yakni;

Gambar 2.12 Ilustrasi Sebagai Identitas

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

23

1. Teknik Tradisional

a. Pensil

Ilustrasi menggunakan pensil merupakan teknik yang paling

populer dan pelukis dapat dengan mudah menggambar bayangan

halus dengan garis yang akurat. Pensil dapat berupa pensil

monochrome dan pensil warna.

b. Charcoal Illustration

Melukis menggunakan arang tidak seakurat seperti menggunakan

pensil. Biasanya charcoal illustration digunakan untuk melukis

secara cepat. Menggunakan arang dapat membentuk bayangan

yang lebih halus dari pada pensil.

Gambar 2.13 Media Pensil

(Graphic Mama, Bilyana, 2017)

Gambar 2.14 Media Charcoal

(Graphic Mama, Bilyana, 2017)

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

24

c. Watercolor Illustration

Dalam menggunakan cat air, hal yang paling utama adalah

penggunakan warna untuk menciptakan transparansi yang

berbeda-beda dengan menggunakan air. Kesan yang ditimbulkan

ilustrasi cat air adalah halus, memiliki ruang kosong dan juga

kedalaman.

d. Gouache Illustration

Teknik ini menyerupai teknik cat air, namun lebih tebal, gelap dan

kaya akan warna. Teknik ini sering digunakan dalam poster,

komik, dan desain lainnya.

2. Teknik Modern

a. Freehand Digital Illustrations

Gambar 2.15 Media Cat Air

(Graphic Mama, Bilyana, 2017)

Gambar 2.16 Media Digital Painting

(Graphic Mama, Bilyana, 2017)

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

25

Dengan menggunakan media digital, pelukis dapat menciptakan

transisi dari cahaya terang ke cahaya gelap menjadi lebih halus

dan kompleks. Karena ada fitur memperbesar dan memperkecil

tampilan, pelukis juga dapat dengan mudah membuat detail

dalam ilustrasi.

b. Vector Graphics

Ilustrasi menggunakan vector lebih mengarah kepada warna yang

flat dan populer digunakan sebagai ilustrasi web. Vector graphics

memiliki outline dan bentuk yang jelas serta dapat diperbesar atau

diperkecil tanpa mengganggu kualitas karya.

Gaya Ilustrasi

Dalam proses pembuatan ilustrasi, ada beberapa gaya atau style yang dapat

digunakan (Bilyana. (2017). Types of illustration – styles and technique.

Diambil dari https://graphicmama.com/), yakni;

1. Concept Art

Suatu bentuk ilustrasi yang memiliki tujuan untuk merepresentasikan

ide yang digunakan pada film, video game, animasi dan sering disebut

Gambar 2.17 Vector

(Graphic Mama, Bilyana, 2017)

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

26

dengan entertainment design. Dalam ilustrasi konsep, illustrator

menciptakan beberapa interpretasi mereka terhadap tema tertentu.

2. Komik

Komik merupakan media yang digunakan untuk mengekspresikan ide

dengan gambar yang sering dikombinasikan dengan teks atau informasi

visual lainnya. Pada umumnya komik terbentuk dari beberapa panel

gambar dan menggunakan teks berupa speech balloon, captions, narasi,

dialog, efek suara dan informasi lain.

3. Publikasi atau Buku

Ilustrasi buku dapat digambarkan sesuai dengan kebutuhan buku dan

tidak memiliki keteraturan tersendiri, bergantung pada bagaimana

pembuat buku mengvisualisasi bukkkunya dan interaksinya terhadap

elemen lain. Fokus dari gaya ilustrasi ini adalah untuk membuat suatu

komitmen kepada pembaca untuk tetap memperhatikan buku.

Gaya ilustrasi ini banyak digunakan untuk mendukung konten buku

atau artikel disampaikan secara visual tentang emosi dan pesan yang

ingin disampaikan secara casual.

4. Periklanan

Ilustrasi periklanan dirancang untuk menarik perhatian dan

meninggalkan impresi atau kesan. Penonton diharapkan untuk

mengingat suatu brand secara spontan ketika melihat ilustrasi tersebut.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

27

5. Packaging

Ilustrasi ini digunakan untuk membedakan suatu produk dengan produk

lainnya. Gaya ilustrasi graphic ini menyediakan penampilan personal

untuk suatu produk.

6. Branding

Gaya ilustrasi untuk branding atau membuat logo merupakan gaya yang

spesifik seperti logo yang dirancang agar mudah dikenal dan tetap

terlihat dalam ukuran kecil. Oleh karena itu, illustrator harus

merencanakan ilustrasi logo secara detail.

Terkadang perusahaan membutuhkan lebih dari ilustrasi logo

seperti, maskot, versi kartun dari pekerja mereka atau suatu produk yang

membentuk identitas perusahaan.

Ilustrasi dan Elemen Garis

Menurut University of Houdston, garis merupakan perpanjangan dari titik,

hubungan antara dua titik, dan efek dari ujung sebuah objek. Garis juga

dianalisis berdasarkan 9 aspek, yakni; jalur, ketebalan, keseimbangan,

keberlanjutan, ketajaman, hubungan dengan bentuk, konsistensi, panjang,

dan arah. Disamping itu, garis juga memiliki efek psikologis dan ekspresif

dalam desain maupun ilustrasi, seperti:

1. Arah garis merupakan aspek paling kuat dalam efek psikologis karena

arah garis memandu mata dan menciptakan fokus.

a. Garis vertikal; sadar, waspada, melawan arah gravitasi, stabil,

kuat dan kokoh.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

28

b. Garis horizontal; istirahat, menyerah pada gravitasi, sunyi, pasif

dan ketenangan.

c. Garis diagonal; tidak stabil, sibuk, aktif, dinamis, dramatis.

d. Garis horizontal dikombinasikan dengan garis vertikal

menciptakan keheningan, statis, equilibrium. Contohnya seperti

cabang dari pohon.

2. Mood juga dapat dimanipulasi yang bergantung dengan bagaimana

aspek-aspek garis digunakan, seperti:

a. Mood yang asertif dapat diciptakan dengan garis lurus, solid,

tajam, tebal, seimbang, halus, tebal, atau garis vertikal.

b. Mood yang lembut dan rapuh menggunakan garis kurva, tipis, atau

garis yang bersambung kembali.

c. Mood casual menggunakan garis zigzag, lembut, hancur, tajam,

tipis, atau berporos.

3. Efek psikologis berdasarkan jenis garis:

a. Garis putus-putus menekankan terhadap iregularitas, terganggu,

casual, dan playful.

b. Garis berdasarkan ketajaman;

• Tajam menggambarkan kejelasan, keras.

• Fuzzy menggambarkan ketidakpastian dan sugestif.

Ilustrasi dan Ruang Spasial

Menurut University of Houdston, ruang spasial dapat berupa area yang datar

atau memiliki volume. Ruang yang tertutup biasa disebut dengan bentuk

sedangkan ruang yang terbuka disebut sebagai ruang spasial, namun kedua

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

29

ruang tersebut memiliki hubungan yang komplementer. Kedua ruang

tersebut dapat menciptakan kedalaman dari foreground dan background.

Ruang spasial menunjukkan efek dari fisiologis dan psikologis.

Secara psikologis, ruang spasial berkontribusi terhadap ilusi dari ukuran.

Ruang spasial yang tidak terputus adalah ruang yang dramatis, canggih,

tegas, tenang, percaya diri, terbuka dan sederhana. Sedangkan ruang spasial

yang kecil dan terputus-putus menggambarkan kehalusan dan kompleksitas.

Warna Pada Ilustrasi

Warna merupakan suatu elemen desain yang mampu mengevokasi perasaan

seseorang dan hal yang sama bisa mendapat reaksi berbeda dari orang yang

lainnya dikarenakan kebudayaan atau hanya preferensi yang berbeda untuk

tiap orang (Chapman. (2010). Color theory for designers. Diambil dari

https://www.smashingmagazine.com/).

Warna dapat menggugah perasaan yang berbeda-beda hanya dengan

mengubah hue atau saturasi. Warna juga memiliki beberapa kombinasi

untuk mewujudkan kesan yang ingin disampaikan, seperti:

Gambar 2.18 Warm and Cool Colors

(Tiger Color, 2017)

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

30

Warm colors memberi kesan jelas, cerah, penuh energi, dan

cenderung mencolok pada suatu ruangan. Sedangkan cool colors memberi

kesan tenang dan menyejukkan.

Terdapat beberapa teknik untuk menciptakan color harmony, yakni

sebagai berikut:

1. Complementary

Kedua warna yang terletak secara berlawanan pada color wheel. Kontras

yang tinggi dari warna komplementer menciptakan tampilan yang terang

atau mencolok terutama ketika digunakan dengan saturasi. Warna

komplementer sulit untuk digunakan dalam jumlah yang banyak, namun

bekerja dengan baik untuk membuat sesuatu menjadi menonjol. Warna

komplenter juga tidak baik untuk menyusun teks.

Gambar 2.19 Complementary

(Tiger Color, 2017)

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

31

2. Analogous

Analogous color schemes menggunakan warna yang bersebelahan pada

color wheel. Pada umumnya warna ini cocok untuk menciptakan suasana

tenang dan nyaman pada desain. Skema warna ini sering ditemukan pada

alam dan warna ini bersifat harmonis dan nyaman untuk dipandang.

Pastikan untuk memiliki kontras yang cukup ketika memilih warna

analogous. Untuk skema warna ini, pilih satu warna yang mendominasi

gambar dan warna kedua untuk warna pendukung. Warna ketiga

(campuran dari hitam, putih atau abu-abu) digunakan sebagai aksen.

3. Split Complementary

Gambar 2.20 Analogous

(Tiger Color, 2017)

Gambar 2.21 Split Complementary

(Tiger Color, 2017)

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

32

Skema warna ini merupakan variasi dari skema warna komplementer.

Tambahan dari warna dasar, skema ini menggunakan warna yang

berdekatan dengan lawan warnanya.

Skema warna ini memiliki kontras visual yang sama kuatnya

dengan skema warna komplementer, tapi tekanannya lebih kurang dari

komplementer biasa. Skema warna ini merupakan pilihan warna yang

sesuai untuk pemula karena sulit untuk tidak terorganisir.

Penggunaan warna menurut Chapman (2010) mengekspresikan hal-hal

tertentu dan memberi kesan pada suatu perancangan, seperti:

1. Merah

Warna merah berasosiasi dengan kemarahan, kepentingan, bahaya,

kewaspadaan. Pada desain, warna merah dapat menjadi warna aksen

yang kuat dan memberikan efek yang berlebihan jika terlalu banyak

digunakan, terutama dalam warna yang asli,

Warna ini bagus digunakan untuk menampilkan kekuatan dan

passion. Warna merah terang memberi kesan yang bersemangat dan

warna merah gelap memberi kesan kuat dan elegan.

2. Orange

Warna orange merupakan warna yang terang dan penuh energi.

Warna ini bisa dikaitkan sebagai warna bumi dan warna musim gugur.

Karena warna ini memiliki keterkaitan dengan warna musim, orange

juga melambangkan kreativitas.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

33

Orange juga merupakan warna dari buah yang memiliki nama yang

sama, maka warna ini juga berhubungan dengan kesehatan dan vitalitas.

Pada desain, warna ini menarik perhatian dan tidak sekuat warna merah.

Warna ini dipertimbangkan sebagai warna yang ramah dan

mengundang.

3. Kuning

Warna kuning merupakan warna yang paling terang dan

bersemangat pada kategori warm colors. Warna ini berkaitan dengan

kebahagiaan dan sinar matahari. Warna ini juga menandakan bahaya,

namun tidak sekuat warna merah.

Pada desain, warna kuning memberikan kesan kebahagiaan dan

kesenangan. Warna kuning muda biasanya digunakan untuk warna

netral pada bayi dan anak-anak. Selain itu, juga memberikan kesan

kesan kebahagiaan yang menenangkan. Warna kuning gelap dan

kuning emas memberi kesan antik dan permanen.

4. Hijau

Warna hijau melambangkan awal yang baru dan pertumbuhan.

Warna ini juga menandakan pembaharuan dan kelimpahan. Secara

alternatif, warna hijau juga merepresentasikan warna kecemburuan dan

kurang pengalaman.

Warna hijau memiliki kesan tenang yang sama dengan warna biru,

namun warna ini juga memiliki sebagian dari energi warna kuning.

Dalam desain, warna hijau memiliki efek untuk menyeimbangkan.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

34

5. Biru

Warna biru dikaitkan dengan kesedihan, ketenangan, dan tanggung

jawab. Warna biru muda dapat memberi kesan menyejukkan dan ramah.

Warna biru gelap member kesan kuat dan dapat dipercaya. Selain itu,

warna biru diasosiasikan dengan kedamaian dan memiliki konotasi

spiritual pada berbagai kebudayaan.

Warna biru dapat memberi efek secara mental. Warna biru yang kuat

mengstimulasi pemikiran jernih dan biru muda menenangkan pikiran

dan menambah komunikasi. Warna ini juga melambangkan komunikasi

yang jelas.

Pada desain, warna biru muda memberi kesan santai dan

menenangkan. Warna biru terang memberi kesan penuh semangat dan

menyejukkan. Warna biru gelap, seperti navy, cocok untuk desain yang

dapat dipercaya dan memberi kesan penting.

2.2. Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar adalah kelainan pada otak yang menyebabkan perubahan mood

(alam perasaan), tingkat energi, pemikiran, dan tingkah laku yang tidak normal.

Suasana hati penderitanya dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar)

yang berlawanan yaitu kebahagiaan (manik) dan kesedihan (depresi) yang

berlebihan tanpa pola atau waktu yang pasti. Sementara masyarakat pada umumnya

memiliki mood yang baik dan buruk serta mampu merasakan amarah, namun

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

35

perasaan baik dan buruk yang dialami orang dengan gangguan bipolar tidak dapat

diprediksi, ekstrim, dan mampu melemahkan dirinya sendiri.

Pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Text Revision

edisi ke empat (DSM-IV-TR) menyatakan bahwa ada 4 tipe bipolar:

1. Bipolar I

Pada gangguan bipolar I, penderita akan mengalami episode manik dan

depresi secara bergantian disertai kesulitan yang bermakna dalam hal

pekerjaan, sekolah, atau dalam suatu hubungan. Tipe ini adalah yang

paling berat dan dapat berkembang menjadi lebih parah dan berbahaya.

2. Bipolar II

Pada gangguan bipolar II, penderita akan mengalami episode depresi

dan hipomania (bentuk manik yang lebih ringan) secara bergantian.

Periode depresi yang dialami biasanya akan bertahan lebih lama

daripada periode hipomania.

3. Bipolar Disorder Not Otherwise Specified (BP-NOS)

Pada tipe ini, penderita akan mengalami episode depresi dan manik

secara bersamaan atau pada urutan yang cepat.

4. Cyclothymic Disorder

Gangguan ini merupakan bentuk ringan dari gangguan bipolar. Pada

gangguan ini, hipomania dan depresi ringan saling bergantian selama

minimal 2 tahun.

Menurut Institut Nasional Kesehatan Mental (NIMH), gangguan bipolar

biasanya berkembang pada masa remaja akhir atau dewasa awal. Namun, beberapa

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

36

orang mengalami gejala pertama mereka selama masa kanak-kanak, dan beberapa

mengembangkannya hingga akhir hidupnya.

2.2.1. Bipolar Treatment

Menurut American Psychriatic Association (2010), gangguan bipolar sampai

sekarang belum memiliki metode penyembuhan secara total, namun dengan

treatment dapat mengurangi sifat abnormal dan persentase kemungkinan terjadinya

kematian dari gangguan bipolar. Untuk tahap awal, psikiater harus mengevaluasi

tingkat keselamatan pasien dan menganalisis keputusan treatment yang akan

diambil.

Jenis Medikasi untuk Gangguan Bipolar

Menurut Tartakovsky (2017), medikasi yang digunakan penderita bipolar

adalah sebagai berikut:

1. Mood Stabilizers

Medikasi ini ditujukan untuk mengstabilisasi symptom ketika

mengalami masa maik, menunda gangguan kedepannya, dan

menurunkan resiko bunuh diri. Biasanya menggunakan lithium dan

terbukti efektif untuk orang yang mengalami episode manik.

2. Atypical Antipsychotics

Medikasi terbaru yang dikembangkan untuk mengobati symptom

schizophrenia dan juga membantu untuk mengkontrol mood swings.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

37

3. Combination therapy

Ketika satu medikasi tidak bekerja, dokter akan memberikan dua jenis

obat mood stabilizer atau dicampur dengan medikasi yang menurunkan

anxiety, insomnia, hyperactivity. Antidepressants juga dianjurkan untuk

pasien dalam kondisi depresif, namun penelitian mengatakan bahwa hal

tersebut tidak efektif dan memicu munculnya episode manik jangka

panjang. Walaupun medikasi dianjurkan, semua obat ini memiliki efek

samping seperti penyakit kulit yang fatal; Steven-Johnson syndrome,

meskipun jarang terjadi dan bisa dihindari dengan tidak mengonsumsi

obat secara berlebihan.

Psikoterapi

Psikoterapi adalah komponen penanganan krusial dalam mengatasi

gangguan bipolar dalam waktu jangka panjang. Meskipun gangguan mood

dapat dikontrol, tetap penting bagi penderita bipolar untuk tetap berada

dalam treatment (Tartakovsky, 2017).

Berikut beberapa metode psikoterapi yang terbilang efektif dalam

menangani gangguan bipolar, yaitu:

1. Cognitive Behavioural Therapy (CBT)

Membantu penderita bipolar dalam mengembangkan strategi untuk

membiasakan diri terhadap symptom, mengubah pikiran dan tingkah

laku negatif, mengawasi mood, dan memprediksi mood untuk

menghindari kambuhnya mood swing.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

38

2. Interpersonal dan Social Rytthm Therapy

Kominasi interpersonal therapy dengan CBT. Terapi ini membantu

untuk memulai dan mempertahankan rutinitas dan membangun

hubungan yang sehat dengan lingkungan sekitarnya

3. Psikoedukasi

Mendidik penderita gangguan bipolar atau keluarga terkait tentang

gangguan bipolar, treatment yang bisa diambil dan bagaimana

mengantisipasi gangguan mood. Psikoedukasi penting bagi anggota

keluarga karena penderita bipolar membutuhkan pemulihan jangka

panjang.

The National Institute for Health and Clinical Excellence and the

British Association of Psychopharmacology merekomendasikan untuk

mengintervensi psikologis gangguan bipolar melalui psikoedukasi

terutama pada keluarga sebagai caregiver utama penderita bipolar.

Psikoedukasi dapat menjadi kunci dalam menangani pasien secara

jangka panjang dan melalui penyaluran pengetahuan dan keterampilan

yang baik dapat membantu penderita bipolar menghadapi lingkungan

sosialnya (Collom, 2011).

Adapun keuntungan dari psikoedukasi terhadap keluarga (Raenares,

2004) adalah meningkatnya pengetahuan keluarga tentang gangguan

bipolar, meningkatkan pemahaman keluarga terhadap kondisi

psikologis pasien, dapat membantu dalam mengantisipasi symptom

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKAkc.umn.ac.id/10358/4/BAB_II.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca, grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan

39

penderita bipolar, meredakan emosi penderita dan dapat membantu

dalam pengobatan jangka panjang.

Selama proses penyembuhan penderita bipolar, psikiater akan

memberi jadwal mengenai pemberian terapi secara psikologis. Psikiater

juga harus mengawasi kondisi pasien, memberi pengetahuan seputar

gangguan bipolar kepada pasien atau mengedukasi pasien, meluruskan

jadwal aktivitas pasien bipolar seperti jam tidur karena pasien bipolar

cenderung memiliki insomnia (sulit untuk tidur) dan mengantisipasi

tingkat stress pasien bipolar. Semua ini dilakukan untuk meminimalisir

terjadinya mood swing drastis pada pasien bipolar. Oleh karena itu,

dapat disimpulkan bahwa relasi dan komunikasi menjadi poin penting

dalam proses penyembuhan gangguan bipolar.