bab ii tinjauan pustakakc.umn.ac.id/10358/4/bab_ii.pdfdigunakan untuk menyusun ruang kosong dan...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Buku Teks Berilustrasi
2.1.1. Buku
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), buku adalah kumpulan dari
beberapa helai kertas yang dijilid agar tidak tercerai berai dan berisi tulisan, gambar
atau tidak memiliki isi agar dapat ditulis. Pada umumnya buku digunakan untuk
menyampaikan informasi.
Buku menurut Ikegami (2009, hlm. 3), harus menggunakan elemen yang
esensial seperti sistem penulisan untuk merekam segala hal dengan menggunakan
kertas, teknologi percetakan, dan desain buku yang memiliki style tersendiri.
Proses Perkembangan Buku
Buku menurut Ikegami (2009, hlm. 3-4) berawal dari buku yang bersifat
gulungan atau disebut juga dengan scroll books yang dipakai sebelum
periode Heian (794 – 1185). Scroll books memiliki kelemahan dalam sistem
penyimpanan dan pencarian tulisan-tulisan tertentu di mana pembaca harus
membuka gulungan terlebih dahulu.
Setelah itu, jenis buku berkembang dan yang paling mudah saat itu
adalah jenis buku accordion di mana kertas dilipat ke belakang dan ke depan
sehingga membentuk suatu tumpukan kertas. Lalu, terdapat inovasi untuk
membuat sampul buku yang kemudian diaplikasikan pada buku accordion,
7
namun terjadi kesulitan dalam membaca dan pada akhirnya hanya memakai
satu sisi kertas saja sehingga pemanfaatan kertas tidak maksimal.
Butterfly book dianggap lebih radikal dalam proses penjilidan dan
pemanfaatan kertas lebih maksimal dari pada buku accordion. Butterfly
book ini kemudian diinovasikan lagi oleh budaya barat dengan
menggunakan hard cover.
Anatomi Buku
Menurut Ikegami (2009, hlm. 6-7), bagian-bagian buku terdiri dari
punggung buku yang biasanya dijahit atau diberi perekat agar menyatu. Tiga
sisi lainnya seperti fore-edge adalah lawan bagian punggung buku,
sedangkan top edge adalah kepala buku dan bottom edge adalah kaki buku
atau disebut juga “bottom of the rules”.
Gambar 2.1 Anatomi Buku
(Japanese Book-Binding, Kojiro Ikegami, 2009)
8
Bagian-Bagian Buku
Menurut Lupton dalam buku Indie Publishing (2008), bagian- bagian buku
terdiri dari:
1. Pengantar Buku (Front Matter)
Pada bagian pertama terdapat bagian judul buku yang di mana judul
dapat digambarkan untuk setengah halaman, kemudian diikuti dengan
judul lengkap buku atau kata-kata yang mengungkapkan isi buku yang
dapat berupa kalimat persuasif.
Lembaran berikutnya meliputi judul buku, judul buku secara
lengkap, nama penulis, penerbit, dan kota tempat dipublikasi. Setelah
itu terdapat halaman copyright yang meliputi; penulis, copyright, tahun
dipublikasikan, ISBN, alamat penerbit, dan credits. Lalu, diikuti
dengan daftar isi yang berisikan materi pembahasan yang ada didalam
buku.
2. Inti Buku (Main Content)
Biasanya pada halaman pertama konten terdapat ilustrasi sebagai
pembuka bab dan pada main content harus meliputi nomor halaman
yang terletak pada posisi pojok kanan dan dihalaman sebaliknya
terletak dipojok kiri.
3. Penutup Buku (Back Matter)
Penutup buku dapat meliputi glossaries, index, biografi penulis, atau
kronologi. Pada bagian ini dapat juga ditambah dengan bagian
colophon yaitu; bagian informasi untuk menyampaikan proses
9
pembuatan buku, font apa yang dipergunakan, atau hal yang berkaitan
dengan buku yang dirancang.
2.1.2. Perancangan Buku
Pada perancangan buku terdapat unsur-unsur buku yang harus diperhatikan agar
dapat menjadi satu kesatuan, yakni (Lupton, 2008):
Tipografi Pada Buku
Berdasarkan Lupton (2008, hlm. 35), memilih typefaces dan menyusunnya
ke halaman buku adalah langkah yang paling esensial dalam menciptakan
atmosfer yang tepat dan mengundang pada buku. Sekarang ini sudah banyak
pilihan typeface yang dapat digunakan.
Dalam penyusunan teks, penjajaran (alignment) merupakan langkah
yang selalu ada dalam perancangan buku. Pada umumnya hanya terdapat
justified (rata kiri dan kanan), rata kiri, rata kanan, dan rata tengah.
Penjajaran yang paling sering digunakan adalah justified dan banyak
terdapat pada bacaan berat seperti buku novel karena penjajaran justified
lebih efisien untuk buku yang memiliki banyak teks. Sedangkan puisi lebih
banyak menggunakan rata kiri yang memberi ruang untuk setiap baris kata
memiliki jeda sesuai dengan penulisan.
Pada buku ilustrasi tidak memiliki penjajaran yang tetap, lebih baik
bereksperimen dengan alignment untuk mengetahui apa yang cocok untuk
konten dan sudut pandang yang ingin disampaikan. Adapun jenis-jenis font
yang didesain sesuai dengan jenis buku (hlm. 38); yakni sebagai berikut:
10
1. Historical Book Faces
Banyak typeface yang diciptakan untuk digunakan dalam buku, termasuk
font tradisional seperti Garamond, Caslon, dan Jenson, yang sampai saat ini
masih digunakan dan telah didesain untuk merefleksikan sumber sejarah
yang ingin disampaikan buku. Buku jenis ini juga dapat menggunakan sans
serif seperti Futura dan Helvetica.
2. Contemporary Book Faces
Ketika memilih typeface untuk buku kontemporer yang baru, carilah fitur-
fitur yang berorientasi pada buku yang diharapkan dari font klasik, seperti
huruf capital yang kecil dan non-lining numerals atau angka yang tidak
sepenuhnya sejajar (old style figures).
Gambar 2.2 Garamond Typeface
(Indie Publishing, Ellen Lupton, 2008)
Gambar 2.3 Dolly Typeface
(Indie Publishing, Ellen Lupton, 2008)
11
3. Display Faces
Selain typeface yang hanya digunakan untuk body text, captions, sub
judul dan lain-lain, terdapat font yang memiliki ukuran yang cukup besar
untuk digunakan sebagai judul, headlines, logo atau pengaplikasian
manapun yang tidak mengandung kata-kata panjang. Font inilah yang
disebut dengan display font.
Menurut Bonneville (2010), terdapat prinsip-prinsip dalam membuat
kombinasi font. Dalam mengkombinasikan font ada metode dan prinsip,
tetapi tidak ada yang permanen. Prinsip ini hanya membantu dalam
menggali ide dan mengkombinasikan font sesuai dengan konsep desainer.
1. Kombinasi serif dan sans serif untuk memberi kesan kontras bukan
harmonisasi. Font yang terlalu serupa akan tidak terlihat bagus jika
dikombinasikan. Lebih baik mengkombinasikan dengan tujuan
harmonisasi atau kontras dan hindari jalur tengah (middle ground).
2. Hindari dua serif atau dua sans serif untuk membuat kombinasi. Kecuali
keduanya sangat berbeda satu sama lain.
Gambar 2.4 Vinyl Typeface
(Indie Publishing, Ellen Lupton, 2008)
12
3. Hindari memilih typeface dari kategori yang sama seperti script atau
slab. Memilih dari kategori yang sama akan mengurangi kontras seperti
pencampuran Clarendon dengan Rockwell.
4. Perbedaan ukuran yang cukup untuk memperlihatkan kontras.
5. Menetapkan peran yang berbeda untuk tiap font dan berkomitmen
terhadap peran tanpa memvariasikannya.
6. Temukan font dari kategori yang berbeda yang memiliki x-heights dan
glyph widths yang serupa. Contohnya seperti Futura dan Times New
Roman yang tidak cocok untuk dikombinasikan karena kontras yang
terlalu besar dari tinggi dan lebarnya.
7. Temukan hubungan antara bentuk dasar dari font seperti huruf O baik
upper dan lower case. Huruf O yang bulat dan O yang oval tidak cocok
ketika dipasangkan.
8. Bandingkan berat keseluruhan font. Didot dan Rockwell tidak cocok
satu sama lain karena memiliki keberadaan yang cukup berat dan tidak
harmonis bila dikombinasikan.
9. Jika arah mata tidak fokus, berarti ada sesuatu yang salah.
10. Membuat warna tipografi yang berbeda.
11. Adanya kemungkinan menggunakan font yang berbeda dari typeface
yang sama dapat dikombinasikan seperti Helvetica Black dan Helvetica
normal untuk body.
12. Hanya menggunakan 2 typeface, tapi gunakan natural font dari typeface
tersebut.
13
Desain Sampul Buku
Apabila buku yang dirancang merupakan buku yang dipublikasikan atau
dijual, sampul buku atau sampul buku adalah alat marketing yang esensial
layaknya advertisement. Sampul buku harus terlihat bagus di toko buku dan
ketika dipajang di lemari buku serta harus terlihat bagus ketika dipakai
sebagai thumbnail pada toko online (Lupton, 2018, hlm. 42). Untuk
mendesain sampul buku berikut langkah-langkah yang harus dilalui:
1. Merumuskan masalah
Deskripsikan apa yang ingin disampaikan dan kepada siapa buku ini
ditujukan, point utama dalam buku, sikap apa yang ingin dipakai dalam
buku seperti; formal, relaxed, profesional, atau sesuai gaya bahasa
penulis.
2. Research
Carilah buku yang serupa dengan buku yang ingin dirancang oleh
penulis dan analisis yang menjadi point of interest dan strategi desain
dari buku tersebut. Sampul buku terdiri dari beberapa tipe; menampilkan
fotografi atau ilustrasi, beberapa sampul buku ada juga yang tenang atau
lantang (loud).
3. Brainstorm
Tulis berbagai macam ide sebanyak mungkin tanpa memperhatikan baik
buruknya ide tersebut.
14
4. Prioritas
Tentukan ide yang sesuai dengan buku yang akan dirancang dan
tentukan ide yang cocok untuk dimasukkan dalam proses produksi.
Lakukan studi terhadap buku referensi seperti ilustrasi atau foto yang
ada di dalam buku tersebut.
5. Mencoba
Cobalah berkolaborasi dengan desainer, illustrator atau fotografer
untuk merancang buku. Cari stock image dan foto yang dipublikasikan
dalam situs umum serta selalu menggunakan foto atau gambar yang
memiliki resolusi tunggu untuk kepentingan percetakan.
6. Test
Tampilkan desain yang telah dirancang untuk melihat reaksi pembaca.
Evaluasi setiap desain; keterbacaan judul, pentingnya gambar untuk
menarik perhatian terhadap judul yang disampaikan, relevansi gambar
atau desain dalam menyampaikan hal yang dimaksud.
Jenis dekorasi sampul pada buku menurut Lupton (2008), yaitu:
1. Endpaper
Endpaper adalah selembar kertas yang ditempel pada bagian dalam
sampul buku. Endpaper merupakan dekorasi fungsional dan umumnya
menggunakan warna dan motif untuk menimbulkan kesan atau mood,
15
menyambut pembaca dan merupakan hadiah pembuka dari buku yang
dirancang.
2. Dust Jacket
Tujuan digunakannya dust jacket adalah melindungi buku pada saat
pemakaian dan dari kemungkinan robek pada kertas serta dapat
membantu untuk mempromosikan buku dengan menyediakan media
lainnya untuk berekspresi.
Gambar 2.5 Endpaper
(Indie Publishing, Ellen Lupton, 2008)
Gambar 2.6 Dust Jacket
(Indie Publishing, Ellen Lupton, 2008)
16
Layout
Dalam penyusunan layout, hal yang paling esensial adalah grid. Grid
digunakan untuk menyusun ruang kosong dan informasi kepada pembaca,
grid juga merupakan tahap awal dalam merancang keseluruhan proyek
(Tondreau, 2009). Dalam menyusun layout terdapat beberapa tahap, yakni
1. Mengetahui Komponen
Komponen utama dalam grid adalah margins, penanda halaman, kolom,
flowlines, spatial zones, dan modul.
a. Margins (Pinggiran)
Batasan pada layout yang terletak pada keempat sisi sebagai
penyangga atau batas wilayah konten. Margin juga dapat digunakan
sebagai tempat memberi informasi sekunder seperti footnote.
b. Kolom
Merupakan wadah gambar atau kalimat yang berbentuk vertikal.
Lebar pada kolom dapat berubah sesuai kebutuhan konten yang ingin
disampaikan.
Gambar 2.7 Komponen Grid
(Layout Essentials, Tondreau, 2009)
17
c. Modul
Berupa divisi individual yang dipisah oleh ruang kosong (space) yang
konsisten. Menggabungkan beberapa modul dapat membentuk kolom
dan baris.
d. Spatial Zones
Gabungan dari modul atau kolom yang membentuk suatu area spesifik
untuk iklan, gambar, atau informasi lainnya.
e. Flowlines
Merupakan metode garis yang memberi ruang kosong dan digunakan
untuk mengarahkan arah bacaan kepada pembaca.
f. Penanda Halaman
Berguna untuk membantu pembaca dalam mencari halaman tertentu.
Penanda halaman (markers) ini dapat menggunakan angka halaman
atau ikon.
2. Struktur Dasar
Gambar 2.8 Struktur Dasar
(Layout Essentials, Tondreau, 2009)
18
a. Single-Column Grids
Umumnya digunakan untuk halaman yang penuh dengan text, seperti
essays, laporan, atau buku. Kolom ini komponen utamanya hanya
teks. Satu kolom yang hanya berisikan teks akan terlihat tidak terlalu
penuh dan berkesan lebih mewah daripada multiple columns, hal ini
yang membuatnya juga cocok digunakan untuk katalog atau art books.
b. Two-Column Grids
Dapat digunakan untuk mengkontrol banyaknya teks atau untuk
mempresentasikan jenis informasi yang berbeda dengan
menggunakan kolom yang berbeda pula. Dua kolom ini dapat diubah
lebarnya sesuai dengan grid.
c. Multicolumn Grids
Kolom jenis ini lebih fleksibel daripada single-column atau two-
column grids karena terdiri dari beberapa kolom yang dapat
digabungkan sesuai keperluan. Kolom jenis ini cocok untuk majalah
dan websites
d. Modular Grids
Jenis grid terbaik untuk mengkontrol informasi yang kompleks seperti
koran, kalender, dan table. Grid jenis ini mengkombinasikan kolom
vertikal dan horizontal yang menghasilkan struktur yang lebih kecil.
e. Hierarchical Grids
Struktur ini membagi halaman menjadi beberapa bagian dan biasanya
menggunakan kolom horizontal. Stuktur ini biasanya digunakan pada
websites untuk mempermudah pembaca dalam menelusuri websites.
19
2.1.3. Ilustrasi
Secara etimologi kata ilustrasi berasal dari bahasa latin yaitu illustrare yang berarti
menjelaskan atau menerangkan sesuatu seperti cerita ataupun artikel. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2007), ilustrasi adalah gambar berupa foto atau lukisan
yang dibuat untuk membantu memberi gambaran atau memperjelas isi buku,
karangan, dan sebagainya.
Menurut Museum Ilustrasi Nasional di Pulau Rhode, Amerika Serikat, yang
tercantum pada Zeegen (2005), Ilustrasi merupakan kombinasi ekspresi personal
yang dipresentasikan melalui gambar untuk mengungkap ide atau gagasan,
Selain itu, ilustrasi menurut Male (2007) merupakan salah satu media
komunikasi dalam bentuk visual yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dalam bentuk cerita yang bersifat menghibur. Selain itu, ilustrasi dapat
dikelompokkan berdasarkan konteks seperti informasi, narasi, fiksi, persuasi dan
komentar. Menurut Zeegen (2005), ilustrasi juga hadir untuk membantu merasakan
dunia layaknya merekam dengan menggambar ilustrasi.
Peran Ilustrasi
Ilustrasi sesuai dengan konteksnya memiliki peran sesuai dengan buku yang
berada dalam proses perancangan. Menurut Witabora (2012), peran ilustrasi
terdiri dari beberapa bagian, yakni:
20
1. Ilustrasi sebagai alat informasi
Berawal dari abad 19 di mana ilmu pengetahuan berkembang pesat,
ilustrasi digunakan dalam bidang kedokteran untuk menggambarkan
anatomi baik manusia, tanaman maupun hewan untuk merekam
informasi yang telah didapat melalui penelitian. Ilustrasi jenis ini
biasanya disebut scientific illustration, bentuk seni yang digunakan
sebagai ilmu pengetahuan atau informasi. Dari memanfaatkan ilustrasi
dalam ilmu pengetahuan, maka diketahui bahwa ilustrasi dapat
menggambarkan sesuatu yang sederhana hingga pada hal yang
kompleks.
2. Ilustrasi opini
Gambar 2.9 Ilustrasi Sebagai Informasi
(Behance.net, Washko, 2012)
Gambar 2.10 Ilustrasi Sebagai Opini
(Indopos.co.id, 2018)
21
Ilustrasi opini biasa digunakan dalam opini-opini terhadap politik
yang menggunakan karikatur. Kritik yang disampaikan melalui
ilustrasi bertujuan untuk menghibur audiens.
3. Ilustrasi sebagai alat bercerita
Ilustrasi digunakan sebagai pendamping teks cerita dan hal yang harus
diperhatikan adalah keseimbangan antar teks dan ilustrasi sehingga
mampu menciptakan narasi yang menarik bagi audiens.
4. Ilustrasi sebagai persuasi
Ilustrasi banyak digunakan dalam media advertising yang bertujuan
untuk menarik perhatian pelanggan dan juga digunakan sebagai alat
propaganda, ilustrasi menjadi sarana efektif untuk menyebarkan
pesan.
Gambar 2.11 Ilustrasi Sebagai Alat Bercerita
22
5. Ilustrasi sebagai identitas
Peran ilustrasi juga digunakan sebagai media pengenalan suatu
perusahaan. Illustrator dan desainer grafis bekerjasama untuk
merancang identitas suatu brand. Ilustrasi juga dapat digunakan untuk
merancang sampul buku atau segala hal yang membutuhkan
‘keseragaman’ sehingga terciptalah suatu identitas.
6. Ilustrasi sebagai desain
Ilustrasi banyak digunakan dalam desain seperti ilustrasi dengan tema
fashion diaplikasikan pada produk untuk dijual dan ilustrasi juga
menjadi dasar dalam mendesain.
Teknik Ilustrasi
Dalam proses pembuatan ilustrasi, ada beberapa teknik yang dapat
digunakan (Bilyana. (2017). Types of illustration – styles and technique.
Diambil dari https://graphicmama.com/), yakni;
Gambar 2.12 Ilustrasi Sebagai Identitas
23
1. Teknik Tradisional
a. Pensil
Ilustrasi menggunakan pensil merupakan teknik yang paling
populer dan pelukis dapat dengan mudah menggambar bayangan
halus dengan garis yang akurat. Pensil dapat berupa pensil
monochrome dan pensil warna.
b. Charcoal Illustration
Melukis menggunakan arang tidak seakurat seperti menggunakan
pensil. Biasanya charcoal illustration digunakan untuk melukis
secara cepat. Menggunakan arang dapat membentuk bayangan
yang lebih halus dari pada pensil.
Gambar 2.13 Media Pensil
(Graphic Mama, Bilyana, 2017)
Gambar 2.14 Media Charcoal
(Graphic Mama, Bilyana, 2017)
24
c. Watercolor Illustration
Dalam menggunakan cat air, hal yang paling utama adalah
penggunakan warna untuk menciptakan transparansi yang
berbeda-beda dengan menggunakan air. Kesan yang ditimbulkan
ilustrasi cat air adalah halus, memiliki ruang kosong dan juga
kedalaman.
d. Gouache Illustration
Teknik ini menyerupai teknik cat air, namun lebih tebal, gelap dan
kaya akan warna. Teknik ini sering digunakan dalam poster,
komik, dan desain lainnya.
2. Teknik Modern
a. Freehand Digital Illustrations
Gambar 2.15 Media Cat Air
(Graphic Mama, Bilyana, 2017)
Gambar 2.16 Media Digital Painting
(Graphic Mama, Bilyana, 2017)
25
Dengan menggunakan media digital, pelukis dapat menciptakan
transisi dari cahaya terang ke cahaya gelap menjadi lebih halus
dan kompleks. Karena ada fitur memperbesar dan memperkecil
tampilan, pelukis juga dapat dengan mudah membuat detail
dalam ilustrasi.
b. Vector Graphics
Ilustrasi menggunakan vector lebih mengarah kepada warna yang
flat dan populer digunakan sebagai ilustrasi web. Vector graphics
memiliki outline dan bentuk yang jelas serta dapat diperbesar atau
diperkecil tanpa mengganggu kualitas karya.
Gaya Ilustrasi
Dalam proses pembuatan ilustrasi, ada beberapa gaya atau style yang dapat
digunakan (Bilyana. (2017). Types of illustration – styles and technique.
Diambil dari https://graphicmama.com/), yakni;
1. Concept Art
Suatu bentuk ilustrasi yang memiliki tujuan untuk merepresentasikan
ide yang digunakan pada film, video game, animasi dan sering disebut
Gambar 2.17 Vector
(Graphic Mama, Bilyana, 2017)
26
dengan entertainment design. Dalam ilustrasi konsep, illustrator
menciptakan beberapa interpretasi mereka terhadap tema tertentu.
2. Komik
Komik merupakan media yang digunakan untuk mengekspresikan ide
dengan gambar yang sering dikombinasikan dengan teks atau informasi
visual lainnya. Pada umumnya komik terbentuk dari beberapa panel
gambar dan menggunakan teks berupa speech balloon, captions, narasi,
dialog, efek suara dan informasi lain.
3. Publikasi atau Buku
Ilustrasi buku dapat digambarkan sesuai dengan kebutuhan buku dan
tidak memiliki keteraturan tersendiri, bergantung pada bagaimana
pembuat buku mengvisualisasi bukkkunya dan interaksinya terhadap
elemen lain. Fokus dari gaya ilustrasi ini adalah untuk membuat suatu
komitmen kepada pembaca untuk tetap memperhatikan buku.
Gaya ilustrasi ini banyak digunakan untuk mendukung konten buku
atau artikel disampaikan secara visual tentang emosi dan pesan yang
ingin disampaikan secara casual.
4. Periklanan
Ilustrasi periklanan dirancang untuk menarik perhatian dan
meninggalkan impresi atau kesan. Penonton diharapkan untuk
mengingat suatu brand secara spontan ketika melihat ilustrasi tersebut.
27
5. Packaging
Ilustrasi ini digunakan untuk membedakan suatu produk dengan produk
lainnya. Gaya ilustrasi graphic ini menyediakan penampilan personal
untuk suatu produk.
6. Branding
Gaya ilustrasi untuk branding atau membuat logo merupakan gaya yang
spesifik seperti logo yang dirancang agar mudah dikenal dan tetap
terlihat dalam ukuran kecil. Oleh karena itu, illustrator harus
merencanakan ilustrasi logo secara detail.
Terkadang perusahaan membutuhkan lebih dari ilustrasi logo
seperti, maskot, versi kartun dari pekerja mereka atau suatu produk yang
membentuk identitas perusahaan.
Ilustrasi dan Elemen Garis
Menurut University of Houdston, garis merupakan perpanjangan dari titik,
hubungan antara dua titik, dan efek dari ujung sebuah objek. Garis juga
dianalisis berdasarkan 9 aspek, yakni; jalur, ketebalan, keseimbangan,
keberlanjutan, ketajaman, hubungan dengan bentuk, konsistensi, panjang,
dan arah. Disamping itu, garis juga memiliki efek psikologis dan ekspresif
dalam desain maupun ilustrasi, seperti:
1. Arah garis merupakan aspek paling kuat dalam efek psikologis karena
arah garis memandu mata dan menciptakan fokus.
a. Garis vertikal; sadar, waspada, melawan arah gravitasi, stabil,
kuat dan kokoh.
28
b. Garis horizontal; istirahat, menyerah pada gravitasi, sunyi, pasif
dan ketenangan.
c. Garis diagonal; tidak stabil, sibuk, aktif, dinamis, dramatis.
d. Garis horizontal dikombinasikan dengan garis vertikal
menciptakan keheningan, statis, equilibrium. Contohnya seperti
cabang dari pohon.
2. Mood juga dapat dimanipulasi yang bergantung dengan bagaimana
aspek-aspek garis digunakan, seperti:
a. Mood yang asertif dapat diciptakan dengan garis lurus, solid,
tajam, tebal, seimbang, halus, tebal, atau garis vertikal.
b. Mood yang lembut dan rapuh menggunakan garis kurva, tipis, atau
garis yang bersambung kembali.
c. Mood casual menggunakan garis zigzag, lembut, hancur, tajam,
tipis, atau berporos.
3. Efek psikologis berdasarkan jenis garis:
a. Garis putus-putus menekankan terhadap iregularitas, terganggu,
casual, dan playful.
b. Garis berdasarkan ketajaman;
• Tajam menggambarkan kejelasan, keras.
• Fuzzy menggambarkan ketidakpastian dan sugestif.
Ilustrasi dan Ruang Spasial
Menurut University of Houdston, ruang spasial dapat berupa area yang datar
atau memiliki volume. Ruang yang tertutup biasa disebut dengan bentuk
sedangkan ruang yang terbuka disebut sebagai ruang spasial, namun kedua
29
ruang tersebut memiliki hubungan yang komplementer. Kedua ruang
tersebut dapat menciptakan kedalaman dari foreground dan background.
Ruang spasial menunjukkan efek dari fisiologis dan psikologis.
Secara psikologis, ruang spasial berkontribusi terhadap ilusi dari ukuran.
Ruang spasial yang tidak terputus adalah ruang yang dramatis, canggih,
tegas, tenang, percaya diri, terbuka dan sederhana. Sedangkan ruang spasial
yang kecil dan terputus-putus menggambarkan kehalusan dan kompleksitas.
Warna Pada Ilustrasi
Warna merupakan suatu elemen desain yang mampu mengevokasi perasaan
seseorang dan hal yang sama bisa mendapat reaksi berbeda dari orang yang
lainnya dikarenakan kebudayaan atau hanya preferensi yang berbeda untuk
tiap orang (Chapman. (2010). Color theory for designers. Diambil dari
https://www.smashingmagazine.com/).
Warna dapat menggugah perasaan yang berbeda-beda hanya dengan
mengubah hue atau saturasi. Warna juga memiliki beberapa kombinasi
untuk mewujudkan kesan yang ingin disampaikan, seperti:
Gambar 2.18 Warm and Cool Colors
(Tiger Color, 2017)
30
Warm colors memberi kesan jelas, cerah, penuh energi, dan
cenderung mencolok pada suatu ruangan. Sedangkan cool colors memberi
kesan tenang dan menyejukkan.
Terdapat beberapa teknik untuk menciptakan color harmony, yakni
sebagai berikut:
1. Complementary
Kedua warna yang terletak secara berlawanan pada color wheel. Kontras
yang tinggi dari warna komplementer menciptakan tampilan yang terang
atau mencolok terutama ketika digunakan dengan saturasi. Warna
komplementer sulit untuk digunakan dalam jumlah yang banyak, namun
bekerja dengan baik untuk membuat sesuatu menjadi menonjol. Warna
komplenter juga tidak baik untuk menyusun teks.
Gambar 2.19 Complementary
(Tiger Color, 2017)
31
2. Analogous
Analogous color schemes menggunakan warna yang bersebelahan pada
color wheel. Pada umumnya warna ini cocok untuk menciptakan suasana
tenang dan nyaman pada desain. Skema warna ini sering ditemukan pada
alam dan warna ini bersifat harmonis dan nyaman untuk dipandang.
Pastikan untuk memiliki kontras yang cukup ketika memilih warna
analogous. Untuk skema warna ini, pilih satu warna yang mendominasi
gambar dan warna kedua untuk warna pendukung. Warna ketiga
(campuran dari hitam, putih atau abu-abu) digunakan sebagai aksen.
3. Split Complementary
Gambar 2.20 Analogous
(Tiger Color, 2017)
Gambar 2.21 Split Complementary
(Tiger Color, 2017)
32
Skema warna ini merupakan variasi dari skema warna komplementer.
Tambahan dari warna dasar, skema ini menggunakan warna yang
berdekatan dengan lawan warnanya.
Skema warna ini memiliki kontras visual yang sama kuatnya
dengan skema warna komplementer, tapi tekanannya lebih kurang dari
komplementer biasa. Skema warna ini merupakan pilihan warna yang
sesuai untuk pemula karena sulit untuk tidak terorganisir.
Penggunaan warna menurut Chapman (2010) mengekspresikan hal-hal
tertentu dan memberi kesan pada suatu perancangan, seperti:
1. Merah
Warna merah berasosiasi dengan kemarahan, kepentingan, bahaya,
kewaspadaan. Pada desain, warna merah dapat menjadi warna aksen
yang kuat dan memberikan efek yang berlebihan jika terlalu banyak
digunakan, terutama dalam warna yang asli,
Warna ini bagus digunakan untuk menampilkan kekuatan dan
passion. Warna merah terang memberi kesan yang bersemangat dan
warna merah gelap memberi kesan kuat dan elegan.
2. Orange
Warna orange merupakan warna yang terang dan penuh energi.
Warna ini bisa dikaitkan sebagai warna bumi dan warna musim gugur.
Karena warna ini memiliki keterkaitan dengan warna musim, orange
juga melambangkan kreativitas.
33
Orange juga merupakan warna dari buah yang memiliki nama yang
sama, maka warna ini juga berhubungan dengan kesehatan dan vitalitas.
Pada desain, warna ini menarik perhatian dan tidak sekuat warna merah.
Warna ini dipertimbangkan sebagai warna yang ramah dan
mengundang.
3. Kuning
Warna kuning merupakan warna yang paling terang dan
bersemangat pada kategori warm colors. Warna ini berkaitan dengan
kebahagiaan dan sinar matahari. Warna ini juga menandakan bahaya,
namun tidak sekuat warna merah.
Pada desain, warna kuning memberikan kesan kebahagiaan dan
kesenangan. Warna kuning muda biasanya digunakan untuk warna
netral pada bayi dan anak-anak. Selain itu, juga memberikan kesan
kesan kebahagiaan yang menenangkan. Warna kuning gelap dan
kuning emas memberi kesan antik dan permanen.
4. Hijau
Warna hijau melambangkan awal yang baru dan pertumbuhan.
Warna ini juga menandakan pembaharuan dan kelimpahan. Secara
alternatif, warna hijau juga merepresentasikan warna kecemburuan dan
kurang pengalaman.
Warna hijau memiliki kesan tenang yang sama dengan warna biru,
namun warna ini juga memiliki sebagian dari energi warna kuning.
Dalam desain, warna hijau memiliki efek untuk menyeimbangkan.
34
5. Biru
Warna biru dikaitkan dengan kesedihan, ketenangan, dan tanggung
jawab. Warna biru muda dapat memberi kesan menyejukkan dan ramah.
Warna biru gelap member kesan kuat dan dapat dipercaya. Selain itu,
warna biru diasosiasikan dengan kedamaian dan memiliki konotasi
spiritual pada berbagai kebudayaan.
Warna biru dapat memberi efek secara mental. Warna biru yang kuat
mengstimulasi pemikiran jernih dan biru muda menenangkan pikiran
dan menambah komunikasi. Warna ini juga melambangkan komunikasi
yang jelas.
Pada desain, warna biru muda memberi kesan santai dan
menenangkan. Warna biru terang memberi kesan penuh semangat dan
menyejukkan. Warna biru gelap, seperti navy, cocok untuk desain yang
dapat dipercaya dan memberi kesan penting.
2.2. Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar adalah kelainan pada otak yang menyebabkan perubahan mood
(alam perasaan), tingkat energi, pemikiran, dan tingkah laku yang tidak normal.
Suasana hati penderitanya dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar)
yang berlawanan yaitu kebahagiaan (manik) dan kesedihan (depresi) yang
berlebihan tanpa pola atau waktu yang pasti. Sementara masyarakat pada umumnya
memiliki mood yang baik dan buruk serta mampu merasakan amarah, namun
35
perasaan baik dan buruk yang dialami orang dengan gangguan bipolar tidak dapat
diprediksi, ekstrim, dan mampu melemahkan dirinya sendiri.
Pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Text Revision
edisi ke empat (DSM-IV-TR) menyatakan bahwa ada 4 tipe bipolar:
1. Bipolar I
Pada gangguan bipolar I, penderita akan mengalami episode manik dan
depresi secara bergantian disertai kesulitan yang bermakna dalam hal
pekerjaan, sekolah, atau dalam suatu hubungan. Tipe ini adalah yang
paling berat dan dapat berkembang menjadi lebih parah dan berbahaya.
2. Bipolar II
Pada gangguan bipolar II, penderita akan mengalami episode depresi
dan hipomania (bentuk manik yang lebih ringan) secara bergantian.
Periode depresi yang dialami biasanya akan bertahan lebih lama
daripada periode hipomania.
3. Bipolar Disorder Not Otherwise Specified (BP-NOS)
Pada tipe ini, penderita akan mengalami episode depresi dan manik
secara bersamaan atau pada urutan yang cepat.
4. Cyclothymic Disorder
Gangguan ini merupakan bentuk ringan dari gangguan bipolar. Pada
gangguan ini, hipomania dan depresi ringan saling bergantian selama
minimal 2 tahun.
Menurut Institut Nasional Kesehatan Mental (NIMH), gangguan bipolar
biasanya berkembang pada masa remaja akhir atau dewasa awal. Namun, beberapa
36
orang mengalami gejala pertama mereka selama masa kanak-kanak, dan beberapa
mengembangkannya hingga akhir hidupnya.
2.2.1. Bipolar Treatment
Menurut American Psychriatic Association (2010), gangguan bipolar sampai
sekarang belum memiliki metode penyembuhan secara total, namun dengan
treatment dapat mengurangi sifat abnormal dan persentase kemungkinan terjadinya
kematian dari gangguan bipolar. Untuk tahap awal, psikiater harus mengevaluasi
tingkat keselamatan pasien dan menganalisis keputusan treatment yang akan
diambil.
Jenis Medikasi untuk Gangguan Bipolar
Menurut Tartakovsky (2017), medikasi yang digunakan penderita bipolar
adalah sebagai berikut:
1. Mood Stabilizers
Medikasi ini ditujukan untuk mengstabilisasi symptom ketika
mengalami masa maik, menunda gangguan kedepannya, dan
menurunkan resiko bunuh diri. Biasanya menggunakan lithium dan
terbukti efektif untuk orang yang mengalami episode manik.
2. Atypical Antipsychotics
Medikasi terbaru yang dikembangkan untuk mengobati symptom
schizophrenia dan juga membantu untuk mengkontrol mood swings.
37
3. Combination therapy
Ketika satu medikasi tidak bekerja, dokter akan memberikan dua jenis
obat mood stabilizer atau dicampur dengan medikasi yang menurunkan
anxiety, insomnia, hyperactivity. Antidepressants juga dianjurkan untuk
pasien dalam kondisi depresif, namun penelitian mengatakan bahwa hal
tersebut tidak efektif dan memicu munculnya episode manik jangka
panjang. Walaupun medikasi dianjurkan, semua obat ini memiliki efek
samping seperti penyakit kulit yang fatal; Steven-Johnson syndrome,
meskipun jarang terjadi dan bisa dihindari dengan tidak mengonsumsi
obat secara berlebihan.
Psikoterapi
Psikoterapi adalah komponen penanganan krusial dalam mengatasi
gangguan bipolar dalam waktu jangka panjang. Meskipun gangguan mood
dapat dikontrol, tetap penting bagi penderita bipolar untuk tetap berada
dalam treatment (Tartakovsky, 2017).
Berikut beberapa metode psikoterapi yang terbilang efektif dalam
menangani gangguan bipolar, yaitu:
1. Cognitive Behavioural Therapy (CBT)
Membantu penderita bipolar dalam mengembangkan strategi untuk
membiasakan diri terhadap symptom, mengubah pikiran dan tingkah
laku negatif, mengawasi mood, dan memprediksi mood untuk
menghindari kambuhnya mood swing.
38
2. Interpersonal dan Social Rytthm Therapy
Kominasi interpersonal therapy dengan CBT. Terapi ini membantu
untuk memulai dan mempertahankan rutinitas dan membangun
hubungan yang sehat dengan lingkungan sekitarnya
3. Psikoedukasi
Mendidik penderita gangguan bipolar atau keluarga terkait tentang
gangguan bipolar, treatment yang bisa diambil dan bagaimana
mengantisipasi gangguan mood. Psikoedukasi penting bagi anggota
keluarga karena penderita bipolar membutuhkan pemulihan jangka
panjang.
The National Institute for Health and Clinical Excellence and the
British Association of Psychopharmacology merekomendasikan untuk
mengintervensi psikologis gangguan bipolar melalui psikoedukasi
terutama pada keluarga sebagai caregiver utama penderita bipolar.
Psikoedukasi dapat menjadi kunci dalam menangani pasien secara
jangka panjang dan melalui penyaluran pengetahuan dan keterampilan
yang baik dapat membantu penderita bipolar menghadapi lingkungan
sosialnya (Collom, 2011).
Adapun keuntungan dari psikoedukasi terhadap keluarga (Raenares,
2004) adalah meningkatnya pengetahuan keluarga tentang gangguan
bipolar, meningkatkan pemahaman keluarga terhadap kondisi
psikologis pasien, dapat membantu dalam mengantisipasi symptom
39
penderita bipolar, meredakan emosi penderita dan dapat membantu
dalam pengobatan jangka panjang.
Selama proses penyembuhan penderita bipolar, psikiater akan
memberi jadwal mengenai pemberian terapi secara psikologis. Psikiater
juga harus mengawasi kondisi pasien, memberi pengetahuan seputar
gangguan bipolar kepada pasien atau mengedukasi pasien, meluruskan
jadwal aktivitas pasien bipolar seperti jam tidur karena pasien bipolar
cenderung memiliki insomnia (sulit untuk tidur) dan mengantisipasi
tingkat stress pasien bipolar. Semua ini dilakukan untuk meminimalisir
terjadinya mood swing drastis pada pasien bipolar. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa relasi dan komunikasi menjadi poin penting
dalam proses penyembuhan gangguan bipolar.