bab ii tinjauan pustaka 2.1 botani tanaman mentimun...
TRANSCRIPT
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)
Mentimun hibrida tergolong sayuran murah dan mudah didapat sepanjang
musim. Mentimun merupakan suatu jenis tanaman merambat yang buahnya
terutama dimakan sebagai lalap dan sayur. Tanaman ini termasuk dalam anggota
suku labu-labuan. Mentimun diduga berasal dari daerah pegunungan Himalaya di
India Utara. Manfaatnya sangat beragam mulai dari sebagai obat alami, untuk
kecantikan, bahkan untuk mempertahankan hama dan membersihkan rumah.
Sebagai obat herbal antara lain menyembuhkan hipertensi atau tekanan darah
tinggi, peluruh racun atau detoks, pelangsing badan, atasi selulit, obat diare,
sariawan, thypus, dan lain-lain (Amin 2003).
2.1.1 Klasifikasi Tanaman:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Species : Cucumis sativus L. Gambar 1 Tanaman Mentimun
5
2.1.2 Morfologi Tanaman
Mentimun (Cucumis sativus L) merupakan tanaman semusim yang bersifat
menjalar atau memanjat dengan perantaraan alat pemegang berbentuk pilin atau
spiral. Bagian yang dimakan dari sayuran ini adalah buahnya. Biasanya buah
mentimun dimakan mentah sebagai lalap dalam hidangan makanan dan juga
disajikan dalam bentuk buah segar (Sugito, 1992).
Tanaman mentimun memiliki batang yang berwarna hijau, berbulu dengan
panjang yang bisa mencapai 1,5 m dan umumnya batang mentimun mengandung
air dan lunak. Mentimun mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di
sisi tangkai daun. Sulur mentimun adalah batang yang termodifikasi dan ujungnya
peka sentuhan. Bila menyentuh galah sulur akan mulai melingkarinya. Dalam 14
jam sulur itu telah melekat kuat pada galah/ajir (Sunarjono, 2007).
Serbuk simplisia mentimun berwarna hijau. Fragmen pengenal adalah
fragmen parenkim dengan berkas pembuluh penebalan tangga, sel-sel epidermis
dengan stomata dan rambut penutup serta rambut kelenjar, terdapat suatu jaringan
basis rambut dengan sel epidermis, serta fragmen rambut penutup yang bebas.
Bunga mentimun berwarna kuning dan berbentuk terompet, tanaman ini berumah
satu artinya, bunga jantan dan bunga betinah terpisah, tetapi masih dalam satu
pohon. Bunga betina mempunyai bakal buah berbentuk lonjong yang
membengkak, sedangkan bunga jantan tidak. Letak bakal buah tersebut di bawah
mahkota bunga (Sunarjono, 2007).
6
2.1.3 Cucumidis Semen (biji mentimun)
Pada penampang melintang biji, tampak kulit biji terdiri dari lapisan
kutikula tebal dan jernih. Dibawahnya terdapat lapisan sel berbentuk silindrik
serupa dengan jaringan palisade dengan dinding berkelok-kelok, dan parenkim
termampatkan. Dibawah jaringan parenkim terdapat lapisan sel batu, lumen jelas
dan tersusun tegak. Jaringan berikutnya terdiri dari sel parenkim yang bentuknya
tidak beraturan, dan dinding sel yang tebal berwarna bening. Keping biji terdiri
dari epidermis keping biji berbentuk segi empat memanjang. Parenkim keping biji
berdinding tebal berisi aleuron dan minyak. Serbuk simplisia biji mentimun
berwarna putih kecoklatan. Fragmen pengenal adalah fragmen kulit biji serupa
jaringan palisade, sel batu parenkim, parenkim keping biji dengan tetes minyak
dan butir aleuron (Rasi, 2012).
2.1.4 Buah Mentimun
Tanaman mentimun mempunyai buah yang bulat panjang, tumbuh
menggantung, warnanya hijau, berlilin putih dan setelah tua, warnya kuning kotor.
Buah ini panjangnya 10-30 cm dan bagian pangkalnya berbintil. Daging buah
mentimun mengandung banyak air yang berwarna putih atau kekuningan. Di
dalam buah terdapat banyak biji yang bentuknya lonjong meruncing pipih dan
warnanya putih kotor. Buah mentimun bila ditinjau dari sudut susunannya tidak
jauh berbeda dengan buah buni. Biasanya kulit buah yang di bagian luar lebih
tebal dan lebih kaku, ruangan buah selain berisi biji-biji dalam jumlah yang besar
masih mempunyai bagian yang kosong. Buah mentimun terjadi dari tiga daun
buah yang tepinya melipat ke dalam dan merupakan sekat-sekat sejati, tetapi
7
ujung daun-daun buah itu melipat lagi ke arah dinding buah, sehingga ruang-
ruang yang telah terjadi dari tengah-tengah buah terbagi lagi oleh sekat-sekat yang
tidak sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa buah mentimun pada mulanya
mempunyai tiga ruangan, yang masing-masing terbagi dua lagi oleh sekat yang
tidak sempurna. Jika buah telah masak, sekat-sekat lenyap, hingga buah hanya
mempunyai satu ruangan saja dengan rongga yang kosong ditengahnya
(Rukmana, 1995).
2.2 Hama Tanaman Mentimun
2.2.1 Kutu Daun, Aphis Gossypii Clover (Hemiptera: Aphididae)
Aphis gossypii merupakan hama yang tersebar hampir di seluruh dunia.
Kutu daun merupakan hama utama pada tanaman kapas dan timun-timunan
(Famili Cucurbitaseae), dan merupakan hama pada berbagai tanaman lain seperti
bawang, okra, tembakau, kakao, dan lain lain (CABI 2005). A. gossypii berukuran
1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam.
Gejala yang ditimbulkan kutu daun ini adalah daun keriput, keritting dan
menggulung.
Pengendalian A. gossypii dapat dilakukan dengan pemanfaatan musuh
alami antara lain serangga dari Famili Coccinellidae, Syrphidae, Chrysopidae,
Hemerobidae, serta beberapa jenis laba-laba predator (Mossler et al, 2007). Selain
pemanfaatan musuh alami, dapat juga dengan cara menggunakan tanaman resisten
dan penggunaan insektisida. Jenis insektisida yang dapat digunakan antara lain
aldicarb, bifenthrin, chlorpyrifos, deltamethrin, diazinon, endosulfan dan
malathion (CABI 2005).
8
2.2.2 Kutu Kebul, Trialeurodes Vaporariorum Westwood (Hemiptera:
Aleyrodidae)
Trialeurodes vaporariorum merupakan hama yang menjadi permasalahan
utama di rumah kaca. Hama ini menyerang tanaman tomat, sawi, mentimun dan
lain lain (Wintermantel, 2004). Kutu kebul menyebabkan kerusakan pada
tanaman akibat menghisap cairan daun serta dapat menjadi vektor virus. Beberapa
virus penting yang dapat ditularkan antara lain Beet Pseudo-Yellows
Closterovirus (BPYV) pada mentimun, melon, lettuces dan sugarbeet, Tomato
Infectious Chlorosis Virus (TICV) dan Lettuce Infectious Yellow Closterovirus
(LIYV) (CABI 2005).
Pengendalian kutu kebul dapat dilakukan dengan pemanfaatan musuh
alaminya yaitu Encarsia formosa Gahan (Hymenoptera: Aphelinidae), yang
merupakan jenis parasitoid T. vaporariorum (Osborne dan Landa 1992).
Pengendalian kimia banyak yang sudah tidak efektif yang disebabkan oleh
resistensi kutu kebul terhadap beberapa jenis pestisida. Penggunaan pestisida
hanya efektif pada imago, dan aplikasi pestisida harus diulang tiap 3-5 hari
(Hayasi 1996 dalam CABI 2005).
2.2.3 Kumbang daun, Aulacophora similis Oliver (Coleoptera :
Chrysomelidae)
Aulacophora similis tersebar luas di kawasan Asia dan Pasifik, terutama
Asia Selatan, Asia tenggara dan Asia Timur. Aulocophora sp. merupakan hama
utama pada tanaman Famili Cucurbitaceae, seperti mentimun, semangka, dan
melon (CABI 2005). A. similis berukuran 1 cm dengan elitron berwarna kuning
9
polos. Gejala kerusakan yang ditimbulkan adalah adanya daun yang berlubang
akibat aktifitas makan kumbang, pada serangan berat dapat menyebabkan banyak
lubang pada daun dan terkadang hanya meninggalkan tulang daunnya, selain itu
larva juga dapat menyerang tanaman dengan menggerek akar dan batang
(Kalshoven, 1981).
Pengendalian kumbang daun dapat dilakukan secara kimia dapat
dilakukan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif malathion dan
endosulfan (CABI 2005).
Larva memakan daun, batang muda yang lunak dan menggerak buah.
Kerusakan yang paling merugikan adalah jika larva menyerang buah mentimun.
Pada buah yang terserang terlihat lubang pada permukaan buah, menyebabkan
buah menjadi tidak layak untuk dikonsumsi dan dijual serta menyebabkan buah
menjadi cepat busuk (CABI 2005).
2.3 Deskripsi Masing-masing Serangga Pada Tanaman Mentimun di Desa
Hulawa.
a. Ordo Orthoptera ( Bangsa belalang)
Menurut Arrizal (2010) Othoptera berarti bersayap lurus, serangga yang
tergolong dalam ordo ini melipatkan sayapnya pada saat istirahat secara lurus di
atas tubuhnya. Ukuran tubuh sedang sampai besar. Banyak diantaranya yang
menjadi hama tanaman pertanian, ada pula yang bersifat sebagai predator. Bentuk
tubuh bulat panjang dengan kepala hypognathus. Mata majemuk jelas dan besar
dengan dua atau tiga mata tunggal (ocelli) atau juga tanpa mata tunggal. Antena
relatif panjang dan banyak spesies yang antenanya melebihi panjang tubuhnya
10
dengan ruas yang banyak. Mulut bertipe penggigit pengunyah. Dada mengalami
pengerasan yang kuat. Pada Orthoptera, serangganya ada yang bersayap ada juga
yang tidak bersayap. Serangga yang bersayap terdiri dua pasang sayap. Sayap
depan memanjang mempunyai jejari (vena) sayap yang banyak dan teksturnya
menebal agak kaku disebut tegmina. Tekstur sayap belakang seperti selaput dan
lebar dengan banyak jejari. Tungkai belakang lebih besar dan panjang daripada
kedua tungkai yang depan. Tungkai tersebut dengan femur yang besar untuk
meloncat (tipe saltatorial). Terdapat pula dengan jenis dengan tungkai besar dan
lebar berfungsi untuk menggali (tipe fossorial) pada Gryllotalpidae. Jenis
serangga yang didapatkan dalam penelitian ini hanya 1 famili yaitu :
1. Famili Acrididae
Pada famili Acrididae diperoleh satu spesies, yakni Valanga nigrocornis,
serangga ini memiliki ciri-ciri warna tubuh hijau dengan ukuran tubuh betina
lebih besar dibandingkan dengan jenis jantan. Antena pendek, tarsi beruas 3 buah,
kaki belakang membesar (Pracaya, 2005). Famili ini sebagian besar berwarna
hijau dengan beberapa bercak pada tubuhnya serta memiliki dua pasang sayap.
Dari ciri-ciri ditemukan, maka klasifikasinya adalah ;
Phylum : Artropoda
Klas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Famili : Acrididae
Spesies : Valanga nigricornis Gambar 2 Belalang
11
b. Ordo Diptera (Bangsa lalat, nyamuk)
Rioardi (2009), Serangga anggota ordo Diptera meliputi serangga
pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid. Serangga dewasa
hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedang sayap belakang mereduksi
menjadi alat keseimbangan berbentuk gada dan disebut halter. Pada kepalanya
juga dijumpai adanya antenena dan mata facet. Tipe alat mulut bervariasi,
tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-pengisap,
pengisap, atau pencucuk pengisap. Famili yang ditemukan dalam pada penelitian ;
1. Conopidae
Conopidae adalah lalat ukuran bervariasi, berkisar antara 4 sampai 25 mm.
Beberapa dari mereka memiliki penampilan yang mirip tawon sementara yang
lain kemerahan atau keabu-abuan. Mereka dapat dikenali oleh karakter dalam
sayap: sel menyempit atau tertutup R5 dan adanya sel dubur panjang (kecuali
Dalmanniinae). Banyak spesies memiliki moncong memanjang, yang merupakan
tikungan bawah kepala. Conopidae dewasa pengumpan nektar, sedangkan larva
yang endoparasit dari kentang hitam terutama Hymenoptera (tawon sosial, lebah
dan lebah).
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Sciomyzoidea
Keluarga : Conopidae Gambar 3 Conopidae
12
2. Famili Nemestrinidae
Nemestrinidae atau kusut berurat lalat adalah keluarga dari lalat dalam
superfamili Nemestrinoidea , terkait erat dengan Acroceridae . Keluarga adalah
kecil tetapi terdistribusi di seluruh dunia, dengan sekitar 300 spesies dalam 34
genera . Larva endoparasitoids baik belalang (Trichopsideinae) atau scarab
kumbang (Hirmoneurinae). Beberapa dianggap penting dalam pengendalian
populasi belalang.
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Order : Diptera
Superfamili : Nemestrinoidea
Keluarga : Nemestridae Gambar 4 Nemestrinidae
c. Ordo Coleoptera (Bangsa kumbang)
Coleoptera adalah kelas serangga atau yang biasanya disebut sebagai
"Kumbang". Nama Coleoptera diambil dari bahasa Yunani koleos yang berarti
"pelindung" dan pteron yang berarti "sayap". Kumbang merupakan jenis serangga
paling unik di dunia. Mereka terdiri dari 450.000 lebih spesies dan mereka
mempunyai kemampuan spesial masing-masing (tergantung dari jenisnya). Gejala
Serangan daun muda seperti digunting berbentuk segi tiga atau huruf V Pelepah
daun kadang kadang dimakan sehingga patah (Bagus, 2012). Famili yang
ditemukan :
13
1.Famili Chrysomelidae
Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver) telur dari
serangga ini biasanya diletakkan di dalam tanah atau di daun, telur berbentuk
bolat lonjong berwarna putih. Larvanya umumnya berwarna abu-abu kehitaman,
agak gemuk dan memiliki duru-duri dipermukaan tubuhnya. Banyak dijumpai di
areal budidaya, larvanya ada yang hidup di tanah. Serangga ini membentuk pupa
di permukaan tanah. Serangga imagonya memiliki tubuh yang relative kecil,
pendek, dan gemuk. Memiliki warna yang cerah dan mengkilap polos. Kepalanya
tidak memenjang menjadi suatu moncong, ujung abdomennya tertutup elytra.
Antena pendek, kurang dari setengah panjang tubuhnya. Imagonya sering
menjatuhkan diri dari tanaman dan seolah-olah mati bila ada yang
mengganggu.Pada awal pengamatan hama ini sudah banyak di temukan pada
permukaan daun bila di pagi gari namun setelah terkenah sinar mata hari serangga
ini akan bersembunyi dibalik pohon untuk berkembang.
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Coleoptera
Family : Chrysomelidae
Genus : Aulocophora Gambar 5 Chrysomelidae
Species : Aulocophora similis Oliver
14
2. Famili Coccinelidae
Pada Famili Coccinelidae diperoleh 1 spesies, yakni Cooccinela sp,
serangga ini memiliki ciri-ciri warna cerah, dengan bentuk setengah bola atau
cembung, bagian ventral datar, kepalanya kecil. Kepalanya sebagian ditarik dalam
prothorax atau menutup di bawah pronotoum serta sayap mukanya (elytra)
menutupi badan, warna badannya ada yang merah, kuning, cokelat, hitam,
kelabu,ada yang mengkilat dan ada yang redup, biasanya bercak-bercak (Pracaya,
2005). Dari ciri-ciri yang ditemukan, maka klasifikasinya :
Phylum : Artropoda
Klas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Coccinelidae
Spesies : Coccinela sp Gambar 6 Coccinelidae
d. Ordo Odonata ( Bangsa capung)
Memiliki anggota yang cukup besar dan mudah dikenal. Sayap dua pasang
dan bersifat membranus. Pada capung besar dijumpai vena-vena yang jelas dan
pada kepala dijumpai adanya mata facet yang besar. Metamorfose tidak sempurna
(Hemimetabola), pada stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa
insang dan hidup di dalam air. Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada
beberapa jenis serangga keecil yang termasuk hama, seperti beberapa jenis trips,
wereng, kutu loncat serta ngengat penggerek batang padi (Rio, 2009). Jenis
serangga yang ditemukan yakni :
15
1. Famili Libellulidae
Pada famili Libellulidae diperoleh satu spesies, yakni Libellulidae
quadrimaculata. Serangga ini memiliki ciri-ciri mata majemuk yang besar dan
pada thoraxnya terdapat sayap belakang memanjang serta tepi sayap belakang
bulat. Ukuran tubuhnya sekitar 20-75 mm dengan warna sayap yang bervariasi
(Siwi, 1991). Klasifikasinya sebagai berikut :
Phylum : Artropoda
Klas : Insecta
Ordo : Odonata
Famili : Libellulidae
Spesies : Libellulidae quadrimaculata. Gambar 7 Libellulidae
e. Ordo Lepidoptera (Kupu-kupu)
Menurut Borror (1996) Serangga dewasa ini umumnnya sebagai pemakan
/pengisap madu atau nectar. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut bertipe
pengisap, sedang larvanya memiliki tipe penggigit. Serangga dewasa alat mulut
berupa tabung yang disebut proboscis. Palpus maxillaries dan mandibula biasanya
mereduksi , tetepi palpus labialis berkembang sempurna. Antena panjang,
ramping dan kadang-kadang plimose (banyak rambut) atau membonggol pada
ujungnya. Serangga ini mempunyai sepasang mata tunggal yang terletak diatas
permukaan atas kepala dekat dengan mata majemuk. Pada thorax terdapat 2
pasang sayap, sayap belakang sedikit lebih kecil dari sayap depan, sayap ditutupi
dengan bulu-bulu/sisik. Anggota Ordo Lepidoptera dalam perkembangannya
melakukan metamorphosis sempurna (Holometabola) dengan stadia telur—
16
kepompong—dewasa. Larva bertipe polipoda, memiliki kaki thoracal maupun
abdomonil, sedang pupanya bertipe obtekta. Jenis serangga ordo Lepidopera yang
didapati yaitu :
1. Famili Noctudiae
Famili Noctudiae papiolionidae diperoleh satu spesies, yakni spodoptera
maurita. Serrangga ini memiliki cirri-ciri caput berwarna coklat belang-belang.
Imago berwarna cokelat atau kuning tua dengan garis abu-abu dekat tepi ujung
sayap dengan warna sayap belakang putih. Dari ciri-ciri diatas ditemukan maka
klasifikasinya adalah :
Phylum : Artropoda
Klas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Spesies : Spodoptera mauritia. Gambar 8 Noctuidae
2. Famili Pieridae
Pada famili Pieridae diperoleh satu spesies, yakni Eurymus plilodice.
Serangga ini memiliki ciri-ciri bentuk sayap lebih lebar dari ukuran tubuhnya.
Kaki depannya ada yang normal tetapi ada yang mereduksi dan kaki menggarpu.
Serangga ini berukuran sedang, ada yang berwarna putih, kuning dan orange
denga bercak-bercak hitam (Borror, 1996). Dan ciri-ciri yang ditemukan,
klasifikasinya adalah :
17
Phylum : Arttopeda
Klas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Pieridae
Spesies : Eurymus plilodice Gambar 9 Pieridae
f. Ordo Hemiptera (Bangsa kepik)
Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar
anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago).
Namun beberapa di antaranya ada yang bersifat predator yang mengisap cairan
tubuh serangga lain. Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada
yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal (basal) dan pada
bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra. Sayap
belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian
kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat mulut
pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat
pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut
muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas
memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran,
yakni saluran makanan dan saluran ludah (Rio, 2009).
18
1. Famili Alididae
Pada famili Alydidae diperoleh satu spesies, yakni leptocorta acuts
serangga ini memiliki ciri-ciri bertubuh rampng dengan warna tubuh hijau
kecoklatan, kepala lebih pendek dan lebih sempit dari pada pronotum, thorax
memiliki membrane sayap depan dengan vena yang banyak. Serangga tungkai da
antenna relative panjang dan dapat terbang dengan baik serta tibiakaki belakang
melebar berbentuk daun. Mengeluarkan bau yang khas saat digannggu. Soemadi
(1997) mengatakan bahwa’’serangga ini aktif berterbangan malam hari dan
mudah tertarik pada cahaya lampu atau obor’’. Dari ciri-ciri yang ditemukan,
maka klasifikasinya adalah :
Phylum : Artropoda
Klas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Spesies : Leptocorixa acuts Gambar 10 Leptocorixa acuts