bab ii tinjauan pustaka 2.1. ruang lingkup sanitasi …repository.sari-mutiara.ac.id/43/4/chapter...

31
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ruang Lingkup Sanitasi Lingkungan Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor resiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Kesehatan Lingkungan diselenggarakan melalui upaya Penyehatan, Pengamanan, dan Pengendalian (Perpres, 2014). Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu usaha yang mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup. Sanitasi lingkungan pada hakekatnya adalah kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap status kesehatan yang optimum pula (Isnaini, 2014). Ruang lingkup dari kesehatan lingkungan meliputi (Slamet, 2009): a. Program/kegiatan penyediaan air minum b. Pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas, dan padat c. Mencegah kebisingan d. Mencegah kecelakaan e. Mencegah penyebaran penyakit bawaan air, udara, dan makanan UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Upload: dinhdien

Post on 20-Apr-2019

235 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ruang Lingkup Sanitasi Lingkungan

Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan

kesehatan dari faktor resiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang

sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Kesehatan Lingkungan

diselenggarakan melalui upaya Penyehatan, Pengamanan, dan Pengendalian (Perpres,

2014).

Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu usaha yang

mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia

terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik,

kesehatan, dan kelangsungan hidup. Sanitasi lingkungan pada hakekatnya adalah

kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif

terhadap status kesehatan yang optimum pula (Isnaini, 2014).

Ruang lingkup dari kesehatan lingkungan meliputi (Slamet, 2009):

a. Program/kegiatan penyediaan air minum

b. Pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas, dan padat

c. Mencegah kebisingan

d. Mencegah kecelakaan

e. Mencegah penyebaran penyakit bawaan air, udara, dan makanan

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

8

f. Pengendalian vektor

g. Pengelolaan kualitas lingkungan air, udara, makanan, pemukiman, dan bahan

berbahaya

h. Pengelolaan keamanan dan sanitasi transportasi

i. Kepariwisataan dan tempat umum

j. Pencegahan kecelakaan

k. Pengelolaan lingkungan kerja

Dari ruang lingkup sanitasi lingkungan di atas tempat-tempat umum perlu

mendapat pengawasan dan pemeriksaan guna melindungi kesehatan masyarakat dari

kemungkinan penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya (Santoso, 2015).

2.2. Pengertian Sanitasi Tempat-tempat Umum

Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan

penyakit, pencemaran lingkungan ataupun gangguan kesehatan lainnya. Pengawasan

atau pemeriksaan sanitasi terhadap tempat-tempat umum yang bersih guna

melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit dan

gangguan kesehatan lainnya (Santoso, 2015).

Tempat atau sarana umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan

antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara komersial, tempat

yang memfasilitasi terjadinya penularan penyakit atau tempat layanan umum yang

intensitas jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat umum semacam itu

meliputi hotel, terminal angkutan umum, pasar tradisional atau swalayan/pertokoan,

bioskop, salon kecantikan atau tempat pangkas rambut, panti pijat, taman hiburan,

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

9

gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah, objek wisata dan lain-lain

(Slamet, 2009).

Tujuan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, antara lain (Santoso, 2015) :

a. Untuk memantau sanitasi tempat-tempat umum secara berkala.

b. Untuk membina dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam

menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat ditempat-tempat umum.

c. Mencegah berbagai macam penyakit menular (communicable diseases) dan

penyakit akibat kerja (occupational diseases).

Kriteria tempat-tempat umum adalah sebagai berikut:

a. Diperuntukkan bagi masyarakat umum bukan masyarakat khusus.

b. Ada tempat dan kegiatan permanen.

c. Terdapat kegiatan atau aktivitas yang dapat menimbulkan terjadinya

penularan penyakit, penyakit akibat kerja, dan kecelakaan.

d. Terdapat fasilitas atau perlengkapan yang dapat menimbulkan penyakit atau

kecelakaan.

Usaha pengawasan dan peningkatan Sanitasi tempat-tempat umum di dalam

pelaksanaannya perlu mempertimbangkan beberapa aspek pendekatan agar program

yang direncanakan dapat berjalan dengan baik. Aspek pendekatan yang dipergunakan

sehubungan dengan penyelenggaraan tersebut mencakup; (a) aspek teknis, (b) aspek

sosial ekonomi, dan (c) aspek administrasi manajemen.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

10

2.3. Sanitasi Dasar

Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakan

lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang menitikberatkan pada

pengawasan sebagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan

manusia. Sanitasi dasar meliputi sarana penyediaan air bersih, sarana kamar mandi

dan toilet ,sarana pembuangan sampah, dan saluran pembuangan air limbah (Datau,

2012).

2.3.1. Sarana Penyediaan Air Bersih

Air merupakan sanyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan mahluk

hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa

lain.Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah senagai air

minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu

sendiri. Menurut Notoatmodjo (2003), sekitar 55-60% berat badan orang dewasa

terdiri dari air,untuk anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80% (Mulia,

2005).

Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber

yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut,

antara lain (Zafirah, 2011) :

- Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit.

- Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun.

- Tidak berasa dan tidak berbau.

- Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

11

- Memenuhi standart minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen

Kesehatan RI.

Penyediaan air bersih harus memenuhi dua syarat yaitu kuantitas dan kualitas

(Isnaini, 2014).

1. Syarat Kuantitas

Syarat kuantitas adalah jumlah air yang dibutuhkan setiap hari tergantung

kepada aktifitas dan tingkat kebutuhan. Makin banyak aktifitas yang dilakukan maka

kebutuhan air akan semakin besar. Secara kuantitas di Indonesia diperkirakan

dibutuhkan air sebanyak 138,5 liter/orang/hari dengan perincian yaitu untuk mandi,

cuci kakus 12 liter, minum 2 liter, cuci pakaian 10,7 liter, kebersihan rumah 31,4 liter.

2. Syarat Kualitas

Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia, mikrobiologis dan

radioaktivitas yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri kesehatan

RI Nomor416/Menkes/Per /IX/1990 tentang Syarat-syarat dan pengawasan Kualitas

Air sebagai berikut :

a. Parameter Fisik

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 416/Menkes/per/IX/1990,

menyatakan bahwa air yang layak pakai sebagai sumber air bersih antara lain

harus memenuhi persyaratan secara fisik yaitu, tidak berbau, tidak berasa,

tidak keruh (jernih) dan tidak berwarna.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

12

b. Parameter Kimia

Air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat

kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain Air raksa (Hg), Aluminium

(Al), Arsen (As), Barium (Ba), Besi (Fe), Flourida (F), Calsium (Ca), Derajat

keasaman (pH) dan zat-zat kimia lainnya. Kandungan zat kimia dalam air

bersih yang digunakan sehari-hari hendaknya tidak melebihi kadar maksimum

yang diperbolehkan seperti tercantum dalam Permenkes RI No. 416 Tahun

1990. Penggunaan air yang mengandung bahan kimia beracun dan zat-zat

kimia yang melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan berakibat tidak

baik lagi bagi kesehatan dan material yang digunakan manusia, contohnya pH

air sebaiknya netral. pH yang dianjurkan untuk air bersih adalah 6,5-9.

c. Parameter Mikrobiologis

Parameter Mikrobiologis menurut Entjang yaitu, air tidak boleh mengandung

suatu bibit penyakit. Sebagai indikator bateriologik adalah basil koli

(Escherichiacoli). Apabila dijumpai basil koli dalam jumlah tertentu

menunjukkan air telah tercemar kotoran manusia maupun binatang.

d. Parameter Radioaktif

Persyaratan radioaktif sering juga dimasukkan sebagai bagian persyaratan

fisik, namun sering dipisahkan karena jenis pemeriksaannya sangat berbeda,

dan pada wilayah tertentu menjadi sangat serius seperti disekitar reaktor

nuklir.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

13

2.3.1.1. Sumber Air

Mengingat pentingnya peran air, sangat diperlukan adanya sumber air yang

dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Di Indonesia,

umumnya sumber air minum berasal dari air permukaan (surface water), air tanah

(ground water), dan air hujan.Termasuk air permukaan adalah air sungai dan air

danau, sedangkan air tanah dapat berupa air sumur dangkal, air sumur dalam maupun

mata air. Perbedaan sumber air minum akan menyebabkan perbedaan komposisi air

yang dihasilkannya (Mulia, 2005).

Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber.

Berdasarkan letak sumbernya air dapat dibagi menjadi (Isnaini, 2014):

1. Air Angkasa (Hujan)

Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walau

merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami pencemaran

ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung di atmosfer itu dapat

disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya karbondioksida,

nitrogen, dan amoniak.

2. Air Permukaan

Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai, danau, telaga,

waduk, rawa, air terjun, dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air hujan

yang jatuh ke permukaan bumi.

3. Air Tanah

Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan

bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

14

mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses - proses yang telah dialami air hujan

tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih

murni dibandingkan air permukaan.

2.3.1.2. Pengaruh Air Terhadap Kesehatan

Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dapat

menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut dapat

berupa penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Penyakit menular

umumnya disebabkan oleh mahluk hidup, sedangkan penyakit tidak menular

umumnya bukan disebabkan oleh mahluk hidup (Mulia, 2005).

Sementara itu, penyakit - penyakit yang berhubungan dengan air dapat dibagi

dalam kelompok – kelompok berdasarkan cara penularannya. Mekanisme penularan

penyakit sendiri terbagi menjadi empat, yaitu (Isnaini, 2014):

1. Waterborne Mechanism

Di dalam mekanisme ini, kuman patogen dalam air yang dapat meyebabkan

penyakit pada manusia ditularkan kepada manusia melalui mulut atau sistem

pencernaan. Contoh penyakit yang ditularkan melalui mekanisme ini antara

lain kolera, tifoid, hepatitis viral, disentri basiler, dan poliomielitis.

2. Waterwashed Mechanism

Mekanisme penularan semacam ini berkaitan dengan kebersihan umum dan

perseorangan. Pada mekanisme ini terdapat tiga cara penularan, yaitu :

a. Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-anak.

b. Infeksi melalui kulit dan mata, seperti scabies dan trachoma.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

15

c. Penularan melalui binatang pengerat seperti pada penyakit leptospirosis.

3. Water-based Mechanism

Penyakit yang ditularkan dengan mekanisme ini memiliki agen penyebab

yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagai

intermediate host yang hidup di dalam air. Contohnya schistomiasis, dan

penyakit akibat Dracunculus medinensis.

4. Water- related Insect Vector Mechanism

Agen penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak di

dalam air. Contoh penyakit dengan mekanisme penularan semacam ini adalah

filariasis, dengue, malaria , dan yellow fever.

2.3.2. Sarana Kamar Mandi dan Toilet

Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui

anus sebagai sisa dari proses pencernaan (tractusdigestifus). Dalam ilmu kesehatan

lingkungan dari berbagai jenis kotoran manusia, yang lebih dipentingkan adalah tinja

(feces) dan air seni (urine) karena kedua bahan buangan ini memiliki karakteristik

tersendiri dan dapat menjadi sumber penyebab timbulnya berbagai macam penyakit

saluran pencernaan. Ditinjau dari sudut kesehatan, kotoran manusia merupakan

masalah yang sangat penting, karena jika pembuangannya tidak baik maka dapat

mencemari lingkungan dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan manusi.

Penyebaran penyakit yang bersumber pada kotoran manusia (feces) dapat melalui

berbagai macam cara. Disamping dapat langsung mengkontaminasi makanan,

minuman, sayuran, air, tanah, serangga (lalat, kecoa, dan sebagainya), dan bagian-

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

16

bagian tubuh kita dapat terkontaminasi oleh tinja dari seseorang yang sudah

menderita suatu penyakit tertentu merupakan penyebab penyakit bagi orang lain.

Kurangnya perhatian terhadap pengelolaan tinja disertai dengan cepatnya

pertambahan penduduk, akan mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang

ditularkan lewat tinja. Penyakit-penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia

antara lain tipus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (cacing gelang, cacing

kremi, cacing tambang, cacing pita), schistosomiasis, dan sebagainya (Zafirah, 2011).

Untuk mencegah atau mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan,

maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya

pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Beberapa

penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain tipus, disentri, kolera,

bermacam-macam cacing, dan sebagainya (Isnaini, 2014).

2.3.2.1. Pengertian Jamban

Jamban menurut Depkes RI (1995), adalah suatu bangunan yang digunakan

untuk membuang dan mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu,

sehingga kotoran tersebut tidak menjadi penyebab penyakit dan mengotori

lingkungan pemukiman (Zafirah, 2011).

Membangun dan menggunakan jamban dapat memberikan manfaat berikut

ini, yaitu (Yusuf, 2014) :

1. Peningkatan martabat dan hak pribadi

2. Lingkungan yang lebih bersih

3. Bau berkurang, sanitasi dan kesehatan meningkat

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

17

4. Keselamatan lebih baik (tidak perlu lagi ke ladang di malam hari)

5. Menghemat waktu dan uang, menghasilkan kompos pupuk dan biogas untuk

energi

6. Memutus siklus penyebaran penyakit yang terkait dengan sanitasi

Tinja harus dibuang dalam jamban yang sehat sebelum dikelola. Menurut

Notoatmodjo (2003), suatu jamban disebut sehat apabila memenuhi persyaratan

sebagai berikut (Mulia, 2005):

a. Tidak mengotori permukaan tanah disekeliling jamban

b. Tidak mengotori air permukaan disekitarnya

c. Tidak mengotori air tanah disekitarnya

d. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat, kecoa, dan binatang

lainnya

e. Tidak menimbulkan bau

f. Mudah digunakan dan dipelihara

g. Sederhana desainnya

h. Murah

i. Dapat diterima oleh pemakainya

Sementara menurut Depkes RI, 2004 ada beberapa ketentuan jamban yang

memenuhi syarat kesehatan, yaitu (Isnaini, 2014):

a. Kotoran tidak mencemari permukaan tanah, air tanah, dan air permukaan,

b. Jarak jamban dengan sumber air bersih tidak kurang dari 10 meter,

c. Konstruksi kuat,

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

18

d. Pencahayaan minimal 100 lux (Kepmenkes No.519 tahun 2008),

e. Tidak menjadi sarang serangga (nyamuk, lalat, kecoa),

f. Dibersihkan minimal 2x dalam sebulan,

g. Ventilasi 20% dari luas lantai,

h. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna

terang,

i. Murah

j. Memiliki saluran dan pembuangan akhir yang baik yaitu lubang selain

tertutup juga harus disemen agar tidak mencemari lingkungannya.

2.3.2.2. Jenis-jenis Jamban

Menurut konstruksi dan cara mempergunakannya, dikenal bermacam-macam

tempat pembuangan kotoran/jamban, yaitu (Yusuf , 2014) :

1. Jamban Cemplung

Bentuk kakus inilah adalah paling sederhana yang dapat dianjurkan kepada

masyarakat. Nama ini digunakan karena bila orang mempergunakan kakus

macam ini, maka kotorannya langsung masuk jatuh kedalam tempat

penampungan. Jamban cemplung yaitu jamban yang penampungannya berupa

lubang yang berfungsi menyimpan kotoran/tinja ke dalam tanah dan

mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada

penutup agar tidak berbau.

2. Jamban Plengsengan

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

19

Plengsengan juga berasal dari bahasa Jawa “Melengseng” yang berarti

miring.Nama ini digunakan karena dari lubang tempat jongkok ke tempat

penampungan kotoran dihubungkan oleh suatu saluran yang miring. Jadi, tempat

jongkok dari kakus ini tidak dibuat persis di atas tempat penampungan, tapi agak

jauh.

3. Jamban Bor

Dinamakan demikian karena tempat penampungan kotorannya dibuat dengan

mempergunakan bor. Bor yang dipergunakan adalah bor tangan yang disebut

“Bor Auger” dengan diameter antara 30-40 cm. Sudah barang tentu lubang yang

dibuat harus jauh lebih dalam dibandingkan dengan lubang yang digali seperti

pada jamban cemplung dan kakus plengsengan, karena diameter jamban bor jauh

lebih kecil.

4. Angsa Latrine (Water Seal Latrine)

Jamban ini dibawah tempat jongkoknya ditempatkan atau dipasang suatu alat

yang berbentuk seperti leher angsa yang disebut bowl. Bowl berfungsi mencegah

timbulnya bau. Kotoran yang berada di tempat penampungan tidak tercium

baunya karena terhalang oleh air yang selalu terdapat dalam bagian yang

melengkung.

5. Jamban Di atas Balong (Empang)

Membuat jamban diatas balong (yang kotorannya dialirkan ke balong) adalah

cara pembuangan kotoran yang tidak dianjurkan, tetapi sulit untuk

menghilangkannya, terutama di daerah yang terdapat banyak balong.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

20

6. Jamban Septic Tank

Jamban septic tank berasal dari kata septic, yang berarti pembusukan secara

anaerobik. Kita pergunakan nama septic tank karena dalam pembuangan kotoran

terjadi proses pembusukan oleh kuman-kuman pembusuk yang sifatnya anerobik.

2.3.3. Sarana Pembuangan Sampah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor :18 tahun 2008 tentang

Pengelolaan sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau

proses alam yang berbentuk padat, sementara menurut Kamus Istilah Lingkungan

(1994), sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk

maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang rusak atau

bercacat dalam pembuatan manufaktur atau materi berkelebihan atau materi

berlebihan atau ditolak atau buangan (Suwerda, 2012).

Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas

berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas

keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi.Pengelolaan sampah bertujuan

untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan

sampah sebagai sumber daya (Perpres, 2008).

1. Sumber-sumber sampah (Suwerda, 2012)

a. Sampah dari rumah tangga

Sampah ini terdiri dari sisa hasil pengolahan makanan, barang bekas dari

perlengkapan rumah tangga seperti kertas, kardus, gelas, kain, tas bekas,

sampah dari kebun dan sebagainya.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

21

b. Sampah dari pertanian

Sampah ini berasal dari kegiatan pertanian. Pada umumnya berupa sampah

yang mudah membusuk seperti rerumputan dan jerami.

c. Sampah sisa bangunan

Sampah ini berasal dari pembangunan gedung-gedung yang dilakukan seperti

pemotongan kayu, triplek, bambu, pecahan ubin/keramik, pecahan

gedung/bangunan dan sebagainya.

d. Sampah dari perdagangan dan perkantoran

Sampah ini berasal dari kegiatan pasar tradisional, warung, toko maupun

perkantoran yang menghasilkan sampah seperti sisa makanan, kertas, kaleng,

alat perkantoran dan sebagainya.

e. Sampah Industri

Sampah ini berasal dari kegiatan industri tergantung dari bahan baku yang

digunakan dalam proses produksi dan out produk yang dihasilkan.

2. Jenis-jenis sampah

a. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak dapat didegradasi atau diuraikan

secara sempurna melalui proses biologi baik secara anaerob maupun secara

aerob, seperti plastik, kertas bekas, pecahan gelas dan sebagainya.

b. Sampah organik, yaitu sampah yang dapat didegradasi atau diuraikan secara

sempurna melalui proses biologi baik secara aerob maupun anaerob.

Sebagian besar sampah yang dihasilkan Indonesia pada umumnya merupakan

sampah basah, yaitu mencakup 60-70% dari total volume sampah. Menurut Undang-

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

22

Undang Republik Indonesia Nomor :18 tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah,

sampah yang dikelola terdiri atas:

- Sampah rumah tangga, yaitu sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari

dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.

- Sampah sejenis sampah rumah tangga, yaitu sampah yang berasal dari

kawasan komersial (pusat perdagangan, pasar, pertokoan, tempat hiburan),

kawasan industri, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan fasilitas lainnya.

- Sampah spesifik, yaitu sampah yang mengandung B3 (Bahan Berbahaya dan

Beracun), seperti limbah B3, sampah akibat bencana, sampah yang belum

dapat diolah, dan/atau sampah yang timbul secara tidak periodik.

3. Pengelolaan sampah.

Pengelolaan sampah menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang

Pengelolaan Sampah terdiri dari (Perpres, 2008):

4. Penanganan Sampah

Penanganan sampah meliputi kegiatan :

a. Pemilahan

- Dilakukan melalui kegiatan pengelompokkan sampah menjadi paling

sedikit 5 jenis sampah

- Dilakukan setiap orang pada sumbernya

- Memenuhi persyaratan sarana pemilahan dan pewadahan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

23

Tangga, Pemilahan dilakukan oleh setiap orang pada sumbernya yang terdiri

dari kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan

khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya dan pemerintah

kabupaten/kota. Sampah yang dipilah paling sedikit terdiri dari lima (5) jenis

yaitu :

- Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta limbah

bahan berbahaya dna beracun

- Sampah yang mudah terurai

- Sampah yang dapat digunakan kembali

- Sampah yang dapat didaur ulang

- Sampah lainnya

b. Pengumpulan

- Pengumpulan sampah tidak boleh dicampur kembali setelah dilakukan

pemilahan dan pewadahan

- Pengumpulan meliputi pola ; individual langsung, individual tidak

langsung, komunal langsung, komunal tidak langsung dan penyapuan

jalan

- Pengumpulan sampah melalui jadwal pengumpulan, penyediaan sarana

pengumpul sampah terpilah dalam pengumpulan sampah diwajibkan

menyediakan TPS, TPS 3R atau alat pengumpul untuk sampah

terpilah.Tempat penampungan sementara (TPS) adalah tempat sebelum

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

24

sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat

pengolahan sampah terpadu.

- TPS yang dimaksud harus memenuhi kriteria :

a. Luas TPS sampai dengan 200 m2;

b. Tersedia sarana untuk mengelompokkan sampah menjadi paling

sedikit 5 (lima) jenis sampah;

c. Jenis pembangunan penampung sampah sementara bukan merupakan

wadah permanen;

d. Luas lokasi dan kapasitas sesuai kebutuhan;

e. Lokasinya mudah diakses;

f. Tidak mencemari lingkungan;

g. Penempatan tidak mengganggu estetika dan lalu lintas; dan

h. Memiliki jadwal pengumpulan dan pengangkutan.

c. Pengangkutan

Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) tidak

boleh dicampur setelah dilakukan pemilahan. Pengangkutan sampah

dilaksanakan dengan ketentuan:

- Memaksimalkan kapasitas kendaraan angkut yang digunakan

- Rute pengangkutan sependek mungkin dengan hambatan sekecil mungkin

- Frekuensi pengangkutan dari TPS ke TPA dilakukan sesuai dengan

jumlah sampah yang ada

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

25

- Ritasi dilakukan dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas

pengangkutan

- Operasional pengangkutan sampah harus memperhatikan pola

pengangkutan, sarana pengangkutan dan rute pengangkutan

- Sarana pengangkutan sampah sebagaimana dimaksud dapat berupa :

a. Dump truck/tipper truck

b. Armroll truck

c. Compactor truck

d. Street sweeper vehicle

e. Trailer

- Pemilihan sarana pengangkutan sampah harus mempertimbangkan:

a. Umur teknis peralatan

b. Kondisi jalan daerah operasi

c. Jarak tempuh

d. Karakteristik sampah

e. Daya dukung fasilitas pemeliharaan

- Pengangkutan dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota dengan

menyediakan alat angkut sampah ke TPA .

Sedangkan syarat kesehatan Tempat Pengumpulan sampah Sementara

(Mubarak dan Chayatin, 2009) :

a. Terdapat dua pintu : untuk masuk dan untuk keluar

b. Lamanya sampah di bak maksimal tiga hari

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

26

c. Tidak terletak pada daerah rawan banjir

d. Volume tempat penampungan sampah sementara mampu menampung

sampah untuk tiga hari.

e. Ada lubang ventilasi tertutup kasa untuk mencegah masuknya lalat.

f. Harus ada kran air untuk membersihkan.

g. Tidak menjadi perindukan vektor.

h. Mudah di jangkau oleh masyarakat/ dan kendaraan pengangkut.

d. Pengolahan sampah

- Pengolahan sampah meliputi kegiatan pemadatan, pengomposan, daur

ulang materi dan mengubah sampah menjadi sumber energi

- Pengolahan sampah mempertimbangkan karakteristik sampah, teknologi

pengolahan yang ramah lingkungan, keselamatan kerja dan kondisi

sosial masyarakat

- Pengolahan sampah dilakukan di sumbernya dan setiap orang wajib

melakukannya

e. Pemrosesan akhir sampah

Tempat pemrosesan akhir adalah tempat untuk memroses dan

mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia

dan lingkungan

- Sampah yang boleh masuk ke TPA adalah sampah rumah tangga,

sampah sejenis sampah rumah tangga dan residu

- Limbah cair, limbah beracun dan limbah medis dilarang masuk ke TPA

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

27

- Penentuan luas lahan dan kapasitas TPA harus mempertimbangkan

timbulan sampah, tingkat pelayanan dna kegiatan yang akan dilakukan

di dalam TPA

- Umur teknis TPA paling sedikit 10 tahun

2.3.4. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Limbah adalah zat atau buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi,

baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat tertentu tidak

dikehendaki lingkungan karena dapat menurunkan kualitas lingkungan (Zulkifli,

2014).

1. Karakteristik limbah

Adapun karakteristik limbah secara umum adalah sebagai berikut :

a. Berukuran mikro, maksudnya ukurannya terdiri atas partikel-partikel kecil.

b. Dinamis, artinya limbah tidak diam di tempat, selalu bergerak dan berubah

sesuai dengan kondisi lingkungan.

c. Penyebarannya berdampak luas, artinya lingkungan yang terkena limbah tidak

hanya pada wilayah tertentu melainkan berdampak pada faktor lainnya.

d. Berdampak jangka panjang.

Karakteristik limbah secara khusus meliputi:

a. Karakteristik fisik: zat padat, bau, suhu, warna dan kekeruhan

b. Karakteristik kimia: bahan organic, BOD (Biologycal Oxygen Demand), DO

(Dessolved Oxygen), COD (Chemical Oxygen Demand), pH (Puissance

d’Hydrogen Scale), dan logam berat.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

28

c. Karakteristik biologi: Karakteritik biologi digunakan untuk mengukur kualitas

air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih.

2. Sumber air limbah

Air limbah berasal dari berbagai sumber:

a. Air limbah yang bersumber dari rumah tangga yaitu air limbah yang berasal

dari pemukiman dan aktifitas penduduk, seperti air bekas cucian dapur, air

bekas mandi, tinja, air seni dan lain-lain.

b. Air limbah yang bersumber dari industri yaitu air limbah yang berasal dari

berbagai jenis industri, nitrogen, zat pewarna, mineral, zat pelarut dan

sebagainya.

c. Air limbah kotapraja yaitu air buangan yang berasal dari daerah perkantoran,

hotel, tempat-tempat umum. Jenis air limbah ini hampir sama dengan air

limbah rumah tangga.

3. Parameter air limbah

Beberapa parameter yang dapat digunakan berkaitan dengan air limbah yaitu:

a. Fisik: zat padat, bau, suhu, warna, dan kekeruhan

b. Kimia: bahan organic, BOD (Biological Oxygen Demand), DO (Dessolved

Oxygen), COD (Chemical Oxygen Demand), pH (Puissance d’Hydrogen

Scale), dan logam berat

c. Biologi: yaitu yang digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang

dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih (Zulkifli, 2014).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

29

4. Pengelolaan air limbah

Tujuan pengolahan air limbah adalah untuk menghilangkan bahan-bahan

tersuspensi dan terapung, pengolahan bahan organik biodegradable serta mengurangi

organisme patogen. Namun sejalan dengan perkembangannya, tujuan pengelolaan air

limbah sekarang ini juga terkait dengan estetika dan lingkungan (Mulia, 2005).

Pengolahan air buangan dengan cara sederhana antara lain (Zulkifli, 2014):

a. Pengenceran atau Dilution

Air limbah diencerkan sampai tahap konsentrasi yang cukup rendah kemudian

dibuang ke badan-badan air. Akibatnya air yang digunakan untuk

pengenceran semakin banyak pula.Tetapi pengenceran mempunyai efek

samping yaitu bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air, kemudian terjadi

pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-

badan air.Pendangkalan dapat menyebabkan kapasitas badan air semakin

berkurang untuk menampung air hujan yang turun sehingga menimbulkan

banjir.

b. Kolam oksidasi atau Oxidation Ponds

Pengolahan ini memanfaatkan sinar matahari, ganggang, bakteri dan oksigen

untuk pembersih alamiah.Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar

berbentuk segiempat dengan kedalaman sekitar 1-2 meter.Dinding dan dasar

kolam tidak perlu diberi lapisan apapun.Lokasi kolam harus jauh dari daerah

pemukiman, dan di daerah terbuka, sehingga memungkinkan sirkulasi angin

yang baik.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

30

c. Irigasi (irrigation)

Air limbah dialirkan ke parit terbuka yang digali, dan air akan merembes

masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit tersebut. Dalam

keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang

pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini

terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan

susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainya dimana kandungan zat-zat

organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tumbuhan.

5. Dampak buruk air limbah

Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak

buruk bagi mahluk hidup dan lingkungannya, antara lain (Mulia, 2005) :

a. Gangguan kesehatan

b. Penurunan kualitas lingkungan

c. Gangguan terhadap keindahan

d. Gangguan terhadap kerusakan benda

2.4. Pasar

2.4.1. Pengertian Pasar

Dalam pengertian sederhana, pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan

penjual untuk melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Pengertian pasar

berkaitan dengan kegiatannya bukan tempatnya. Ciri khas sebuah pasar adalah

adanya kegiatan transaksi atau jual beli. Para konsumen datang ke pasar untuk

berbelanja dengan membawa uang untuk membayar harganya. Stanton,

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

31

mengemukakan pengertian pasar yang lebih luas. Pasar dikatakannya merupakan

orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan

kemauan untuk membelanjakannya (Arief, 2013).

Pasar sebagai tempat transaksi jual beli antara pedagang dan pembeli dapat

terbentuk dengan adanya syarat-syarat sebagai berikut :

1. Adanya penjual.

2. Adanya pembeli.

3. Tersedianya barang yang diperjualbelikan.

4. Terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli.

2.4.2. Klasifikasi Pasar

Pasar menurut sifat atau jenis barang yang diperjualbelikan disebut juga pasar

konkrit. Pasar konkrit (pasar nyata) adalah tempat di mana pembeli dan penjual

bertemu secara langsung untuk memperjualbelikan barang dan jasa. Barang-barang

yang diperjualbelikan di pasar konkrit terdiri atas berbagai jenis barang yang ada di

tempat tersebut. Contoh pasar konkrit yaitu pasar tradisional, supermarket, dan

swalayan. Namun ada juga pasar konkrit yang menjual satu jenis barang.Misalnya

pasar buah hanya menjual buah-buahan, pasar hewan hanya melayani jual beli hewan,

pasar sayur hanya menjual sayur-mayur. Pasar konkrit pada kenyataannya dapat

dikelompokkan menjadi berbagai bentuk yaitu pasar konkrit berdasarkan manajemen

pengelolaan, manajemen pelayanan, jumlah barang yang dijual, banyak sedikit

barang yang dijual, dan ragam barang yang dijual (Datau, 2012).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

32

1. Berdasarkan manajemen pengelolaan

a. Pasar tradisional (Permendagri, 2012).

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta

ditandai dengan adanya transaksi secara langsung dan biasanya ada proses

tawar menawar. Bangunan pasar biasanya terdiri atas kios-kios atau gerai, los

dan dasaran terbuka yang disediakan oleh penjual maupun suatu pengelola

pasar.

Kriteria pasar tradisional antara lain:

1) Dimiliki, dibangun dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah;

2) Transaksi dilakukan secara tawar menawar;

3) Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama; dan

4) Sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan baku lokal.

a. Fasilitas bangunan dan tata letak pasar tradisional antara lain:

5) Bangunan toko/kios/los dibuat dengan ukuran standar ruang tertentu;

6) Petak atau blok dengan akses jalan pengunjung ke segala arah;

7) Pencahayaan dan sirkulasi udara yang cukup;

8) Penataan toko/kios/los berdasarkan jenis barang dagangan; dan

9) Bentuk bangunan pasar tradisional selaras dengan karakteristik budaya

daerah.

b. Pasar modern

Pasar modern adalah pasar yang dibangun oleh pihak pemerintah, swasta, dan

koperasi yang dikelola secara modern dengan fasilitas yang lebih baik dari

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

33

pasar tradisional. Pasar modern memiliki fasilitas parkir yang luas, ruang ber-

AC, kasir yang berjajar, bersih, dan luas.. Modal usaha yang dikelola oleh

pedagang jumlahnya besar dan biasanya penjual memasang label harga pada

setiap barang. Contoh pasar modern yaitu plaza, supermarket, hipermart, dan

Shopping Centre (Zafirah, 2011).

2. Berdasarkan manajemen pelayanan pasar terbagi (Zafirah, 2011):

a. Pasar swalayan (supermarket).

Pasar swalayan adalah pasar yang menyediakan barang-barang kebutuhan

masyarakat, pembeli bisa memilih barang secara langsung dan melayani diri

sendiri barang yang diinginkan. Biasanya barangbarang yang dijual barang

kebutuhan sehari-hari sampai elektronik, Seperti sayuran, beras, daging,

perlengkapan mandi sampai radio dan televisi.

b. Pertokoan (Shopping Centre).

Shopping Centre (pertokoan) adalah bangunan pertokoan yang berderet-deret

di tepi jalan. Biasanya atas peran pemerintah ditetapkan sebagai wilayah

khusus pertokoan.Shopping Centre berbentuk ruko yaitu perumahan dan

pertokoan, sehingga dapat dijadikan tempat tinggal pemiliknya atau penyewa.

c. Mall/plaza/supermall.

Mall/plaza/supermall adalah tempat atau bangunan untuk usaha yang lebih

besar yang dimiliki/disewakan baik pada perorangan, kelompok tertentu

masyarakat, atau koperasi.Pasar ini biasanya dilengkapi sarana hiburan,

rekreasi, ruang pameran, gedung bioskop, dan seterusnya.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

34

3. Berdasarkan jumlah barang yang dijual (Zafirah, 2011).

a. Pasar eceran.

Pasar eceran adalah tempat kegiatan atau usaha perdagangan yang menjual

barang dalam partai kecil. Contoh toko-toko kelontong, pedagang kaki lima,

pedagang asongan, dan sebagainya.

b. Pasar grosir.

Pasar grosir adalah tempat kegiatan/usaha perdagangan yang menjual barang

dalam partai besar, misalnya lusinan, kodian, satu dos, satu karton, dan lain-

lain. Pasar grosir dimiliki oleh pedagang besar dan pembelinya pedagang

eceran. Contoh: pusat-pusat grosir, makro, dan sebagainya.

2.5. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Pasar

Persyaratan kesehatan lingkungan pasar menurut Kepmenkes No. 519 Tahun

2008 antara lain mencakup sanitasi dasar pasar, antara lain:

2.5.1. Sarana Penyediaan Air bersih

- Air bersih selalu tersedia dalam jumlah yang cukup (minimal 40 liter per

pedagang).

- Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan, sesuai Peraturan Menteri

Kesehatan RI No.416 Tahun 1990 Pasal 1 bahwa air bersih adalah air yang

digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat diminum apabila dimasak.

- Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah minimal 10 meter.

- Pengujian kualitas air bersih dilakukan 6 bulan sekali.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

35

2.5.2. Sarana Kamar Mandi dan Toilet

- Harus tersedia toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan, yang

dilengkapi dengan tanda/simbol yang jelas dengan proporsi sbb:

Tabel 2.1 Proporsi jumlah pedagang dengan jumlah kamar mandi dan toilet

No Jumlah Pedagang Jumlah Kamar Mandi Jumlah Toilet

1. s/d 25 1 1

2. 26 s/d 50 2 2

3. 51 s/d 100 3 3

Setiap penambahan 40-100 orang harus ditambah satu kamar mandi dan satu toilet

(Sumber : Kepmenkes, 2008)

- Tersedia bak dan air bersih dengan jumlah cukup dan bebas jentik.

- Toilet dengan jamban leher angsa, dan peturasan.

- Tersedia tempat cuci tangan dan sabun.

- Tersedia tempat sampah yang tertutup.

- Tersedia septik tank dengan lubang peresapan yang memenuhi syarat

kesehatan.

- Letak toilet minimal 10 meter dari tempat penjualan makanan dan bahan

pangan.

- Ventilasi minimal 20% dari luas lantai.

- Pencahayaan minimal 100 lux.

- Tersedia tempat sampah yang cukup.

2.5.3. Sarana Pembuangan sampah

- Setiap kios/lorong/los tersedia tempat sampah basah dan kering.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

36

- Tempat sampah terbuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah berkarat, kuat

tertutup dan mudah dibersihkan.

- Tersedia alat pengangkut sampah yang kuat dan mudah dibersihkan.

- Tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang kuat, kedap air,

mudah dibersihkan dan mudah dijangkau,

- TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang penular penyakit.

- TPS tidak berada di jalur utama pasar dan berjarak minimal 10 meter dari

bangunan pasar.

- Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam.

2.5.4. Drainase atau Saluran Pembuangan Air Limbah

- Tertutup dengan kisi-kisi, terbuat dari logam dan mudah dibersihkan.

- Limbah cair mengalir lancar.

- Limbah cair harus memenuhi baku mutu sesuai dalam Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Kualitas Air Limbah.

- Memiliki kemiringan yang cukup sesuai dengan ketentuan.

- Tidak ada bangunan di atas saluran.

- Pengujian kualitas limbah cair berkala setiap 6 bulan sekali.

2.6. Kerangka Teori Penelitian

Berikut adalah kerangka teori yang merupakan deskripsi singkat dari kajian

pustaka.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

37

Gambar 2.1. Kerangka Teori Penelitian

(Sumber : Djamil, 2012)

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA