bab ii tinjauan pustaka a. 1. pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... ·...

35
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Fungsi, dan Kewenangan Dinas Pekerjaan Umum 1. Pengertian Pengertian dari objek ini bila ditinjau dari etimologi kata dapat diartikan sebagai berikut: Redesain : Berasal dari bahasa Inggris “Redesign” yang berarti Perancangan kembali atau dirancang ulang, dimulai dari awal ...kembali. (http://kamusbahasainggris.org ). Gedung : Bangunan atau tembok yg berukuran besar sbg tempat kegiatan. (http://kamusbahasaindonesia.org ). Utama : Terpenting; pokok. (http://kamusbahasaindonesia.org ). Dinas : Badan kepemerintahan. (http://kamusbahasaindonesia.org ). Pekerjaan : Melakuakan sesuatu atau mengerjakan suatu hal yang sering dikerjakan. (http://kamusbahasaindonesia.org ). Umum : Secara menyeluruh, tidak menyangkut yg khusus (tertentu) saja. (http://kamusbahasaindonesia.org . Provinsi : Wilayah atau daerah yg dikepalai oleh gubernur. ..(http://kamusbahasaindonesia.org ).

Upload: hoangcong

Post on 03-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Fungsi, dan Kewenangan Dinas Pekerjaan Umum

1. Pengertian

Pengertian dari objek ini bila ditinjau dari etimologi kata dapat diartikan

sebagai berikut:

Redesain : Berasal dari bahasa Inggris “Redesign” yang berarti Perancangan

kembali atau dirancang ulang, dimulai dari awal ...kembali.

(http://kamusbahasainggris.org).

Gedung : Bangunan atau tembok yg berukuran besar sbg tempat kegiatan.

(http://kamusbahasaindonesia.org).

Utama : Terpenting; pokok. (http://kamusbahasaindonesia.org).

Dinas : Badan kepemerintahan. (http://kamusbahasaindonesia.org).

Pekerjaan : Melakuakan sesuatu atau mengerjakan suatu hal yang sering

dikerjakan. (http://kamusbahasaindonesia.org).

Umum : Secara menyeluruh, tidak menyangkut yg khusus (tertentu) saja.

(http://kamusbahasaindonesia.org.

Provinsi : Wilayah atau daerah yg dikepalai oleh gubernur.

..(http://kamusbahasaindonesia.org).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

2

Gorontalo : Nama Sebuah Provinsi termuda yang ada di Pulau Sulawesi.

Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa “Redesain

Gedung Utama Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo” adalah

merancang kembali bangunan terpenting dari sebuah badan kepemerintahan yang

bergerak dalam bidang pekerjaan pembangunan secara menyeluruh yang

merupakan sarana penunjang terselenggaranya suatu proses pemerintahan ataupun

kemasyarakatan ditiap lingkungan daerah yang ada di dalam wilayah Provinsi

Gorontalo.

2. Fungsi Objek

Adapun fungsi dari kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi adalah sebagai

wadah dalam memberikan pelayanan pada masyarakat dan pemerintah khususnya

dalam hal pembangunan. Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi juga berfungsi

sebagai wadah untuk memperlancar penyelenggaraan pemerintah serta

meningkatkan kenyamanan, efesiensi, efektifitas, dan produktifitas masyarakat

serta meningkatkan kualitas produktifitas kerja pegawai pemerintah dalam

melayani masyarakat.

3. Manfaat Objek

Manfaat dari objek adalah memberikan nilai tambah bagi pihak-pihak

yang berhubungan dengan kehadiran objek rancangan, antara lain :

o Pemerintah Provinsi Gorontalo

Merupakan suatu lambang kebanggan bagi pemerintah Gorontlao

yang dapat memacu semangat kerja dan rasa lebih memiliki, sehingga

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

3

dapat meningkatkan efisiensi dan efiktifitas kerja sehingga dapat

melayani masyarakat dengan baik.

o Masyarakat Provinsi Gorontalo

Secara umum kehadiran kantor ini dapat menjadi kebanggan

masyarakat Provinsi Gorontalo. Dalam masalah fungsi, keberdaan

objek ini dapat mendukung pelayanan administrasi dan informasi yang

lebih cepat dan lebih mudah dalam hal pembangunan.

4. Lingkup Pelayanan Objek

Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo merupakan pusat

kegiatan daerah dalam hal pembangunan di Provinsi Gorontalo dalam

menyelnggarakan roda pemerintahan untuk memperlancar pelaksanaan

pembangunan dan pelayanan masyarakat yang ada di Provinsi Gorontalo. Adapun

yang menjadi ruang lingkup objek ini yaitu Pemerintah Provinsi Gorontalo,

wilayah yang tercatat sebagai bagian dari wilayah Provinsi Gorontalo dan

masyarakat yang ada di Provinsi Gorontalo.

B. Tinjauan Umum

1. Sejarah

Departemen Pekerjaan Umum adalah lembaga pemerintah departemen

yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, Departemen

Pekerjaan Umum sempat bernama "Departemen Permukiman dan Pengembangan

Wilayah" (1999-2000) dan "Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah"

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

4

(2000-2004), adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi

urusan pekerjaan umum. Kementerian PU dipimpin oleh seorang Menteri. Istilah

"Pekerjaan Umum" adalah terjemahan dari istilah bahasa Belanda Openbare

Werken yang pada zaman Hindia Belanda disebut Waterstaat swerken.

Setelah Belanda menyerah dalam perang pasifik pada tahun 1942 kepada

Jepang, maka daerah Indonesia ini dibagi oleh Jepang dalam 3 wilayah

pemerintahan, yaitu Jawa/Madura, Sumatera dan Indonesia Timur dan tidak ada

Pusat Pemerintahan tertinggi di Indonesia yang menguasai ke 3 wilayah

pemerintahan tersebut.

Dibidang Pekerjaan Umum pada tiap-tiap wilayah organisasi

Pemerintahan Militer Jepang tersebut diatas, diperlukan organisasi zaman Hindia

Belanda dan disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dari fihak jepang. Kantor

pusat "V & W". di Bandung, dinamakan "Kotubu Bunsitsu", sejak saat itu istilah

"Pekerjaan Oemoem" (P.O), Oeroesan Pekerdjaan Oemoem (O.P.O), "Pekerjaan

Umum" (PU), disampinmg "Doboku" lazim dipergunakan.

Sesudah Pemerintahan Indonesia membentuk Kabinet yang pertama, maka

para Menteri mulai menyusun organisasi serta sifatnya. Pekerjaan Umum pada

waktu itu (1945) berpusat di Bandung, dengan mengambil tempat bekas gedung

V.&W. (dikenal dengan nama "Gedung Sate").

Setelah peristiwa G.30S PKI Pemerintah segera menyempurnakan Kabinet

Dwikora dengan menunjuk Ir.Soetami, sebagai menteri PUT untuk memimpin

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

5

Kompartemen PUT. Kabinet yang disempurnakan itu tidak dapat lama

dipertahankan.

Kabinet Ampera, sebagai Kabinet pertama dalam masa Orde Baru.

Kembali organisasi PUT dibentuk dengan Ir.Soetami, sebagai Menteri. Dengan

Surat Keputusan Menteri PUT tertanggal 17 Juni 1968 N0.3/PRT/1968 dan

dirobah dengan Peraturan Menteri PUT tertanggal 1 Juni 1970 Nomor

4/PRT/1970. Departemen PUT telah memiliki suatu susunan struktur Organisasi.

Sebagai gambaran lebih jauh pembagian tugas-tugas dalam lingkungan

Dep. PUT, maka pada waktu itu azas tugas-tugas PU telah diserahkan pada

kewenangan daerah itu sendiri (sumber www.pu.go.id).

Pembentukan Dinas PU Provinsi Gorontalo sendiri, sesuai dengan Surat

Keputusan Gubernur Gorontalo Nomor XX Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan

Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan

Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo.

Dinas Pekerjaan Umum adalah unsur pelaksana dan penunjang dibidang

Pekerjaan Umum yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas

Pemerintahan dan pembangunan di bidang Pekerjaan Umum, Permukiman dan

Prasarana Wilayah yang diserahkan (desentralisasi) dan yang dilimpahkan

(dekonsentrasi) kepada Daerah Provinsi Gorontalo, sesuai ketentuan Perundang-

undangan yang berlaku. Pembangunan di bidang PU, meliputi :

Perencanaan Pengembangan Infrastruktur PU (Subdin Perencanaan)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

6

Pengembangan Sumber Daya Air (Subdin PSDA)

Pengembangan Prasarana jalan (Subdin Bina Marga)

Tata Ruang dan Permukiman (Subdin Cipta Karya)

2. Fungsi Dinas Pekerjaan Umum

Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001

Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata

Kerja Departemen Pasal 36 Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah

menyelenggarakan fungsi:

a. Melaksanakan urusan pemerintahan dibidang permukiman dan

prasarana wilayah termasuk pengembangan konstruksi ;

b. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas, serta pelayanan

administrasi Departemen ;

c. Pelaksanaan dan penelitiandan bidang permukiman pengembangan

terapan serta pendidikan dan pelatihan tertentu dalam rangka

mendukung kebijakan di dan prasarana wilayah ;

d. Pelaksanaan pengawasan fungsional.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Gorontalo nomor 15 tahun 2006, tentang

perubahan atas Peraturan Daerah nomor 7 tahun 2002, tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Pemukiman Provinsi

Gorontalo, Bab II, pasal 2 tentang kedudukan Dinas PU Provinsi Gorontalo,

bahwa Dinas Pekerjaan Umum adalah unsur pelaksana dan penunjang dibidang

Pekerjaan Umum, Pemukiman dan Prasarana Wilayah.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

7

Dijelaskan pula dalam Peraturan Gubernur tersebut pada Bab II, pasal 3

bahwa Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas

pemerintahan dan pembangunan dibidang Pekerjaan Umum, Pemukiman dan

Prasarana Wilayah yang diserahkan (desentralisais) dan yang dilimpahkan

(dekonsentrasi) kepada Daerah Provinsi Gorontalo, sesuai ketentuan perundang-

undangan.

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,

Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo mempunyai fungsi yang dijelaskan

pada pasal 4, yaitu:

a. Menyusun kebijakan teknis dibidang Pekerjaan Umum,

Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Gorontalo;

b. Penyajian dan pelaksanaan pelayanan umum Kabupaten dan Kota

dibidang Pekerjaan Umum, Pemukiman dan Prasarana Wilayah;

c. Pembinaan teknis dibidang Pekerjaan Umum, Pemukiman dan

Prasarana Wilayah;

d. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);

e. Pelaksana urusan Tata Usaha Dinas.

Dasar hukum lain yang menjelaskan tentang tugas dan fungsi Dinas

Pekerjaan Umum adalah Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo nomor 6 tahun

2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah

Provinsi Gorontalo, dimana pada Bab VI pasal 34 dijelaskan bahwa Dinas

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

8

Pekerjaan Umum mempunyai tugas sebagai pelaksana kewenangan pemerintah

daerah dibidanga Pekerjaan Umum, kewenangan dekonsentrasi serta tugas

[embantuan yang diberikan oleh pemerintah. Serta pada pasal 35, yaitu Untuk

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 34 Dinas Pekerjaan

Umum mempunyai fungsi menyusun program dibidang Pekerjaan Umum sesuai

dengan rencana Pemerintah Daerah.

3. Kewenangan Dinas Pekerjaan Umum

Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001

Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata

Kerja Departemen Pasal 36 Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah

memiliki kewenangan:

Penetapan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan

secara makro;

Penetapan pedoman untuk menentukan standar pelayanan minimal

yang wajib dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota di bidangnya;

Penetapan kriteria penentuan dan perubahan fungsi ruang

kawasan/lahan wilayah dalam rangka penyusunan tata ruang di

bidangnya;

Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi

tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya;

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

9

Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah

yang meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan

supervisi di bidangnya;

Pengaturan penerapan perjanjian atau persetujuan internasional yang

disahkan atas nama negara di bidangnya;

Penetapan standar pemberian izin oleh Daerah di bidangnya;

Penanggulangan bencana yang berskala nasional di bidangnya;

Penetapan kebijakan sistem informasi nasional di bidangnya;

Pengaturan sistem lembaga perekonomian negara di bidangnya;

Penyelesaian perselisihan antar Propinsi di bidangnya;

Penetapan persyaratan untuk penentuan status dan fungsi jalan;

Pengaturan dan penetapan status jalan nasional;

Penetapan pedoman konservasi arsitektur bangunan dan pelestarian

kawasan bangunan bersejarah serta pedoman teknis pengelolaan fisik

gedung dan rumah negara;

Penetapan standar prasarana dan sarana kawasan terbangun dan sistem

manajemen konstruksi;

Penetapan standar pengembangan konstruksi bangunan sipil dan

arsitektur;

Penetapan tata ruang nasional berdasarkan tata ruang Kabupaten/Kota

dan Propinsi;

Pasilitasi kerjasama penataan ruang lintas Propinsi;

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

10

kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, yaitu :

Penetapan pedoman perencanaan, pengembangan, pengawasan dan

pengendalian pembangunan perumahan dan pemukiman;

Penetapan kriteria penataan perwilayahan ekosistem

daerah/kawasan tangkapan air pada daerah aliran sungai dan

pedoman pengelolaan sumber daya air;

Penetapan standar prasarana dan sarana wilayah di bidang sumber

daya air dan jaringan jalan;

Perencanaan makro dan pedoman pengelolaan jaringan jalan bebas

hambatan;

Penyelenggaraan dan pemberian izin pengelolaan sumber daya air

lintas propinsi;

Penetapan standar prasarana dan sarana perkotaan dan perdesaan;

Penetapan pedoman perizinan penyelenggaraan jalan bebas

hambatan lintas propinsi;

Penetapan kebijakan dan pembinaan pengembangan bidang

konstruksi nasional;

Pembangunan dan pemeliharaan jaringan jalan nasional serta

prasarana dan sarana sumber daya air lintas Propinsi atau yang

strategis nasional sesuai kesepakatan dengan Daerah.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

11

4. Visi dan Misi

Adapun visi dan misi Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo adalah

sebagai berikut:

Visi :

"Infrastruktur PU yang bermanfaat, berkelanjutan dan berbasis tata

ruang untuk mendukung provinsi inovatif".

Misi :

“Menyediakan sarana dan prasarana dasar yang bernilai strategis bagi

masyarakat Gorontalo”.

Penjelasan dari Visi dan Misi Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo

di atas adalah sebagai berikut :

1) Infrastruktur PU adalah :

Wujud bangunan fisik untuk kepentingan umum dan keselamatan

umum seperti jalan, irigasi, air bersih, sanitasi, dan berbagai bangunan

pelengkap kegiatan permukiman lainnya, yang merupakan prasyarat

agar berbagai aktivitas masyarakat dapat berlangsung dengan baik.

2) Bermanfaat adalah :

Memiliki tingkat kegunaan yang tinggi bagi masyarakat dengan

prinsip 3E yaitu Ekonomis, Efisien dan Efektif dimana :

Ekonomis artinya Harga dan Input sekecil-kecilnya menghasilkan

Output yang besar.

Efisien adalah berkaitan dengan kemaksimalan Output.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

12

Efektivitas adalah bekerja dan berfungsinya Output dengan baik

dan produktif (Output yg tdk berfungsi dengan baik berarti tidak

efektif).

3) Berkelanjutan adalah :

Mengakomodasi pendekatan keterpaduan lintas sektoral serta

memiliki derajat kelayakan tinggi secara ekonomis, sosial, kultural

dan environmental.

4) Tata Ruang adalah :

Pedoman Akademik dan Normatif yang mengatur peruntukan

kegiatan pembangunan untuk mewujudkan keterpaduan, keterkaitan,

keharmonian dan keberlanjutan pembangunan antar wilayah dan

sektor.

5) Inovatif adalah :

Memiliki sikap mental yang kuat untuk senantiasa pro terhadap

pembaruan atau perubahan yang lebih baik serta berorientasi nilai

tambah (value added).

6) Strategis adalah :

Menempati skala prioritas dan bernilai tambah tinggi bagi pemenuhan

”kebutuhan dan kepentingan mendasar”.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

13

C. Tinjauan Khusus

1. Kondisi Existing Site

Gedung kantor Dinas Pekerjaan Provinsi Gorontalo berlokasi di

Kelurahan Wongkaditi Kecamatan Kota Utara tepatnya di Jalan Prof. Dr. Aloe

Saboe no.62. Dengan kondisi dan letak yang ada sekarang ini, kantor Dinas

Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo sangat memudahkan dalam pencapaian.

Gambar 2.1 Kawasan Kantor Dinas PU Prov. Gorontalo

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

14

Gedung PIP2B Gedung Musholah

Parkir

Jalur Keluar

Jalan Raya

Jalur Masuk

Parkir

Gedung Utama Lahan Kosong

Gudang

Gedung UPTD Lab. Lahan kosong di depannya

Gambar 2.2 Kondisi Existing Site

Gedung Dharma Wanita

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

15

2. Kondisi Fisik

Kondisi fisik kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo saati ini

belum efektif dan efisien. Hal ini disebabkan oleh karena gedung ini belum dapat

menampung seluruh aktifitas penyelenggaraan administrasi pemerintahan,

pembangunan, dan pelayanan pada masyarakat. Hal tersebut ditinjau dari segi

penataan ruang, pola hubungan ruang, besaran ruang dan sirkulasi serta beberapa

fasilitas penunjang lainnya.

- Tampak Bangunan

Tampak bangunan terlihat megah, tetapi kurang menarik dan tidak terlalu

menunjukan karakternya sebagai salah satu kantor pemerintah yang ada di

provinsi Gorontalo. Hal ini jelas mempengaruhi keindahan dari penampilan

bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang

monoton dengan warna datar tanpa ada unsur-unsur karakteristik yang khas, yang

bisa mempertegas simbol kegiatan dari bangunan itu sendiri.

Gambar 2.3 Tampak Bangunan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

16

- Struktur Bangunan

Struktur bangunan merupakan hal yang sangat penting dan mendasar

dalam perancangan sebuah bangunan. Hal ini menjadi alasan bagi setiap

perancang bangunan untuk mengutamakan perancangan struktur dengan

mengerjakannya dengan teliti . karena jika terjadi kesalahan sedikit saja, tak

jarang mengakibatkan ketidak seimbangan dan kerusakan yang cukup berarti

dikemudian hari. Struktur pada bangunan Kantor Dinas PU Provinsi Gorontalo

menggunakan struktur beton dan kayu. Berdasarkan pengamatan struktur

bangunan yang telah kami lakukan, tidak dijumpai masalah struktur bangunan

yang begitu berarti.

- Utilitas Bangunan

Dalam gedung utama Dinas PU Provinsi Gorontalo, sistem utilitas

bangunan masih belum teratur dan perlu direncanakan kembali. Misalnya pipa air

yang terlihat tidak teratur dan terletak di luar dinding bangunan, hal ini

mengisyaratkan bahwa perancang gedung ini tidak memaksimalkan shaft.

Demikian pula dengan jumlah kamar mandi/wc yang dirasa masih kurang oleh

para pegawai, hal ini terjadi karena jumlah kamar mandi tidak disesuaikan dengan

jumlah pegawai dimasing-masing bagian. Pencahayaan alami dari cahaya

matahari juga terkesan tidak dimaksimalakan pada gedung ini, hal itu dapat

dilihat dari banyaknya lemari ,rak buku dan dinding sekat yang menghalangi

cahaya masuk, terutama pada ruang staff. Sehingga walaupun disiang hari, para

pegawai tetap menyalakan lampu. Tidak maksimalnya fungsi jendela juga dapat

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

17

dilihat dari banyaknya jumlah jendela, tetapi hanya sedikit yang didesain untuk

dapat di buka. Demikian pula dengan sistem penghawaan alami yang tidak terlihat

pada gedung ini. Ventilasi hanya di buat dibagian atas gedung, yang berarti udara

yang masuk hanya berkonsentrasi pada bagian atas plafond, bukan pada ruang-

ruang kerja. Terlihat bahwa gedung ini hanya mamaksimalkan sistem penghawaan

dan pencahayaan buatan saja yang berarti pemborosan energi.

Gambar 2.4 Pipa di luar dinding

Gambar 2.5 Ventilasi dan jendela

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

18

- Hubungan Ruang

Pola hubungan ruang yang ada pada gedung utama Kantor Dinas PU Prov.

Gorontalo ini trerlihat belum teratur. Hal ini dapat dilihat dari sirkulasi dalam

bangunan yang belum teratur, hal ini berpengaruh terhadap pencapaian antar

ruang yang terlihat agak terhambat.

- Area Parkir dan Sirkulasi

Mengingat fungsi gedung sebagai salah satu saran vital pemerintahan yang

ada di Provinsi Gorontalo yang digunakan untuk melayani masyarakat, maka

dirasa perlu untuk memaksimalkan areal parkir yang terlihat belum teratur untuk

memperoleh kenyamanan baik untuk pegawai maupun pengunjung. Selain terlihat

sempit dan tidak dapat menampung kendaraan yang parkir, contoh lain dari

belum effisiennya kondisi areal parkir dari gedung ini adalah, belum tersedianya

lahan parkir yang memadai. Hal ini dapat terlihat pada gambar.2.6 . Terlihat

bahwa parkir kendaraan roda dua dan roda empat sangat tidak teratur. Bahkan

bagian depan dari bangunan gedung utama dijadikan tempat parkir baik kendaraan

roda dua ataupun roda empat. Hal ini sangat mengganggu sirkulasi dari gedung

utama.

Gambar 2.6 Area parkir yang belum teratur

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

19

Kondisi sirkulasi luar bangunan menjadi hal lain yang menjadi

permasalahan. Hal ini dapat dilihat dari jalur masuk dan jalur keluar kendaraan

yang terlihat sempit karena jalur tersebut digunakan untuk parkir, terutama

kedaraan bentor. Hal ini jelas mengganggu sirkulasi kendaraan baik itu kendaraan

yang masuk ataupun yang keluar. Permasalahan lain dalam hal sirkulasi adalah,

tidak adanya sidewalks baik untuk masuk ataupun keluar site untuk pejalan kaki.

Pejalan kaki menggunakan jalan masuk dan keluar kendaraan sebagai sirkulasi.

Gambar 2.7 Jalur sirkulasi kendaraan yang digunakan untuk parkir bentor

- Eksterior dan Interior

Untuk eksterior dan interior bangunan, terlihat beberapa hal yang perlu

dirancang kembali sesuai dengan standar arsitektural untuk memaksimalkan

aktivitas dan kegiatan yang ada. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kesan

kenyamanan dalam bekerja sehingga tercipta suasana kerja yang baik untuk

memajukan kinerja Dinas PU Prov. Gorontalo sebagai instansi pemerintah yang

bergerak dibidang pembangunan.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

20

3. Aspek Non Fisik

Kondisi yang ada dalam gedung terlihat belum teratur. Hal ini dapat dilihat

dari daya tampung ruang terhadap jumlah personilnya. Ditambah lagi dengan

perabot/peralatan kantor serta sirkulasi yang sangat padat. Ruangan-ruangan yang

ada dalam gedung utama Kantor Dinas PU Prov. Gorontalo ini rata-rata bersifat

agak darurat dan belum memenuhi standar sesuai dengan fungsi kegiatan yang

ada di dalamnya, menyebabkan aktivitas karyawan agak sedikit terganggu dan

tidak terfokus.

Untuk menjawab semua kebutuhan ruang sesuai dengan fungsi

kegiatannya, maka perlu diadakan penambahan ruangan dan penataan ruang luar

yang dapat memberikan kenyamanan bagi pelaku kegiatan, diantaranya staff,

pengelola, pengunjung serta masyarakat umum yang sewaktu-waktu datang ke

kantor Dinas PU Prov. Gorontalo.

Gambar 2.8 Kondisi eksterior dan interior

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

21

Tabel 2.1 Jumlah pegawai

No Nama Ruangan Jumlah Karyawan

1 R. Kepala Dinas 1 Orang

2 R. Sespri 1 Orang

3 R. Sekretaris Dinas 1 Orang

4 R. Sespri 1 Orang

5 R. Kasubag Kepegawaian 1 Orang

6 R. Kasubag Umum & Perlengkapan 1 Orang

7 R. Staff 50 Orang

8 R. Kepala Bagian Keuangan 1 Orang

9 R. Sespri 1 Orang

10 R. Kasubag Anggaran 1 Orang

11 R. Kasubag Perbendaharaan 1 Orang

12 R. Kasubag Akuntansi 1 Orang

13 R. Staff 44 Orang

14 R. Kepala Sub Dinas Perencanaan 1 Orang

15 R. Sespri 1 Orang

16 R. Kasiei Survey dan Pendataan 1 Orang

17 R. Kasiei Penyusunan Program 1 Orang

18 R. Kasiei Evaluasi dan Pengadilan 1 Orang

19 R. Staff 103 Orang

Gambar 2.9 Salah satu ruang kerja Dinas PU Prov. Gorontalo

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

22

20 R. Kepala Sub Dinas Sumber Daya Air 1 Orang

21 R. Sespri 1 Orang

22 R. Kasiei Tenaga Sumber Daya Air 1 Orang

23 R. Kasiei Irigasi, Operasional dan Pemeliharaan 1 Orang

24 R. Kasiei Pengolahan Sungai, Rawa, Pantai dan Rawa 1 Orang

25 R. Staff 121 Orang

26 R. Kepala Sub Dinas Bina Marga 1 Orang

27 R. Sespri 1 Orang

28 R. Kasiei Teknis Bina Marga 1 Orang

29 R. Kasiei Pengembangan Jalan dan Jembatan 1 Orang

30 R. Kasiei Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 1 Orang

31 R. Staff 103 Orang

32 R. Kepala Sub Dinas Cipta Karya 1 Orang

33 R. Sespri 1 Orang

34 R. Kasiei Teknis Cipta Karya 1 Orang

35 R. Kasiei Tata Ruang dan Perumahan 1 Orang

36 R. Kasie iAir Bersih dan Prasarana Lingkungan 1 Orang

37 R. Staff 109 Orang

4. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo nomor 6 tahun 2007

tentang pembentukan organisasi dan tata kerja dinas-dinas daerah Provinsi

Gorontalo, Bab VI, pasal 36 sampai pasal 42, bahwa susunan organisasi Dinas

Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo adalah:

Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari:

a. Kepala Dinas;

b. Sekretaris;

c. Bagian Keuangan;

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

23

d. Sub Dinas Perencanaan;

e. Sub Dinas Sumber Daya Air;

f. Sub Dinas Bina Marga;

g. Sub Dinas Cipta Karya;

h. Unit Pelaksana Teknis Dinas;

i. Kolompok Jabatan Fungsional.

Struktur Organisasi Dinas sebagaimana tercantum pada lampiran dan

merupakan bagian tak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Sekretaris terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum dan perlengkapan;

b. Sub Bagian Kepegawaian.

Bagian Keuangan terdiri dari :

a. Sub Bagian Anggaran;

b. Sub Bagian Perbendaharaan;

c. Sub Bagian Akuntansi.

Sub Dinas Perencanaan terdiri dari :

a. Seksi Survey dan Pendataan;

b. Seksi Penyusunan Program;

c. Seksi Evaluasi dan Pengendalian.

Sub Dinas Sumber Daya Air terdiri dari :

a. Seksi Tenaga Sumber Daya Air;

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

24

b. Seksi Irigasi, Operasional dan Pemeliharaan;

c. Seksi Pengelolaan Sungai, Rawa, Pantai dan Danau.

Sub Dinas Bina Marga terdiri dari :

a. Seksi Teknis Bina Marga;

b. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan;

c. Seksi Pemeliharaan jalan dan Jembatan.

Sub Dinas Cipta Karya terdiri dari :

a. Seksi Teknis Cipta Karya;

b. Seksi Tata Ruang dan Perumahan;

c. Seksi Air Bersih dan Prasarana Lingkungan.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

25

Gambar 2.10 Struktur Organisasi Dinas PU Provinsi Gorontalo

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

26

D. Studi Komparasi

1. Dinas PU Provinsi Kalimantan Timur

o Konsep Bangunan

Tampilan bangunan dari kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi

Kalimantan Timur ini terkesan sederhana, desain arsitekturnya mencerminkan

arsitektur modern cultural. Hal ini sesuai dengan keadaan masyarakat setempat

yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya. Walaupun demikian konsep arsitektur

dari kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur tidak sama

dengan konsep arsitektur pada bangunan-bangunan lain yang ada di Provinsi

Kalimantan Timur. Biasanya bangunan perkantoran di Provinsi Kalimantan Timur

sangat kental dengan konsep tradisional yang menggunakan unsur religius sebagai

ciri khas gedung seperti kecenderungan menggunakan motif tempat peribadatan,

rumah adat atau sejenisnya. Tetapi di Gedung ini konsep dan motif tersebut tidak

begitu kental. Hal ini mencerminkan bahwa Kalimantan Timur memiliki

keterbukaan, dan toleransi terhadap setiap pengunjung yang datang. Konsep

tradisional yang dipertegas hanyalah motif yang ada di atap bagian depan serta

bentuknya yang bersusun.

Gambar 2.11 Bangunan Kantor Dinas PU Kaltim

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

27

o Struktur Bangunan

Sistem struktur dari bangunan Kantor Dinas PU Prov. Kalimantan Timur

ini menggunakan struktur beton dan kayu.

o Utilitas Bangunan

Sistem utilitas Bangunan Kantor Dinas PU Prov. Kalimantan Timur

terlihat sudah teratur. Misalnya jumlah bukaan jendela yang banyak sehingga

pencahayaan dan penghawaan di dalam bangunan tersebut tidak bergantung pada

pencahayaan dan penghawaan buatan. Demikian pula dengan pipa yang tidak

terlihat pada bagian luar bangunan. ini menujukan bahwa gedung ini

memaksimalkan fungsi shaft.

o Hubungan Ruang

Pola hubungan ruang dan kapasitas ruang pada bangunan Kantor Dinas PU

Prov. Kalimantan Timur terlihat sudah sesuai dengan standar dan fungsi

bangunan. Hal ini dapat dilihat dari tampak dan luasan dari bangunan.

o Area Parkir

Area parkir pada kantor Dinas PU Prov. Kalimantan Timur terlihat sudah

teratur dengan baik, dimana untuk kendaraan beroda dua dan beroda empat

mempunyai area parkir tersendiri, sehingga kendaraan dapat keluar masuk dengan

baik dalam lingkungan kantor.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

28

o Aspek Non Fisik

Kondisi yang ada di gedung Kantor Dinas PU Pro. Kalimantan Timur

terlihat sudah teratur ditinjau dari luasan bangunan yang ada. Bangunan yang luas

memperlihatkan bahwa daya tampung ruang terhadap jumlah personil yang ada

sudah sesuai dengan standarisasi sebuah bangunan kantor Dinas PU Provinsi.

Ruangan-ruangan yang ada dalam gedung sudah teratur sehingga dapat

memaksimalkan seluruh kegiatan yang ada dalam bangunan kantor tersebut.

2. Dinas PU Provinsi Sumatera Barat

o Konsep Bangunan

Tampilan bangunan dari kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera

Barat ini sangat sederhana, yaitu mencerminkan arsitektur tradisional. Hal ini

sesuai dengan keadaan masyarakat setempat yang menjunjung tinggi nilai-nilai

budaya. Akan tetapi berkat atapnya, yang berupa atap bersusun dan dipadukan

dengan kolom-kolomnya yang menonjol sehingga menimbulkan kesan sedikit

megah dan tetap tegas. Adapun jika dilihat dari segi warna bangunan ini,

mencerminkan visi dan misi serta kebudayaan daerah setempat. Hal ini dapat

dilihat dari atap berwarna merah gelap kecoklatan dan bersusun yang

melambangkan persaudaraan sedarah walaupun terdiri dari berbagai suku.

Demikian pula dengan dinding yang berwarna kecoklatan mencerminkan

kedamaian dan ketentraman.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

29

Gambar 2.12 Bangunan Kantor Dinas PU Sumatera Barat

o Struktur Bangunan

Pada banguan Kantor Dinas PU Prov. Sumatera Barat, struktur bangunan

yang digunakan adalah struktur beton dan kayu, seperti terliahat pada gambar 3.5.

o Utilitas Bangunan

Sistem utilitas pada Bangunan Kantor Dinas PU Prov. Sumatera Barat

terlihat sudah teratur dan telah memenuhi standar. Hal ini dapat dilihat Pada

gambar 3.5, antara lain bukaan jendela yang ada dalam bangunan terlihat banyak,

sehingga penghawaan dan pencahayaan dalam bangunan terlihat maksimal.

o Hubungan Ruang

Pola hubungan ruang dan kapasitas ruang pada bangunan Kantor Dinas PU

Prov. Sumatera Barat terlihat sudah sesuai dengan standar dan fungsi bangunan.

Hal ini dapat dilihat dari tampak dan luasan dari bangunan.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

30

o Area Parkir

Area parkir pada kantor Dinas PU Prov. Sumatera Barat terlihat telah

tertata dengan baik. Area parkir kendaraan beroda dua dan beroda empat

dirancang terpisah, sehingga kendaraan dapat keluar masuk dengan baik dalam

lingkungan kantor.

o Aspek Non Fisik

Kondisi yang ada di gedung Kantor Dinas PU Prov. Sumatera Barat

terlihat sudah teratur dengan baik ditinjau dari luasan bangunan yang ada. Hal ini

dapat kita lihat pada tampak bangunan yang luas, ini memperlihatkan bahwa daya

tampung ruang terhadap jumlah personil yang ada sudah sesuai dengan

standarisasi sebuah bangunan kantor Dinas PU Provinsi. Ruangan-ruangan yang

ada dalam gedung sudah teratur sehingga dapat memaksimalkan seluruh kegiatan

yang ada dalam bangunan kantor tersebut.

3. Kesimpulan Studi komparasi

Dari uraian studi komparasi yang diperoleh dari beberapa daerah diatas,

kami berkesimpulan bahwa perancangan bangunan kantor yang disesuaikan

dengan jumlah pegawai dan pengelola agar dapat menciptakan kenyamanan dalam

bekerja sehingga dapat meningkatkan kinerja dari para pegawai dalam melayani

masyarakat. Demikian pula dengan struktur bangunan, sistem utilitas, pola

hubungan ruang, serta area parkir yang ditata dengan baik dan teratur serta sesuai

dengan fungsi kebutuhan dan jumlah pengguna, menjadikan kantor menjadi

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

31

tempat yang dirasa layak bagi para pegawai untuk melaksanakan tugas demi

memenuhi pelayanan terhadap masyarakat terutama dalam bidang pembangunan.

Konsep bangunan yang disesuaikan dengan pemahaman budaya dan adat daerah

menjadikan bangunan terlihat istimewa dan menjadi kebanggan masyarakat

setempat.

E. Tinjauan Arsitektural

1. Konsep Dasar Arsitektur

Pendekatan konsep dasar terhadap elemen-elemen arsitektur pada

bangunan akan terwujud dalam bentukan-bentukan baik itu bersifat nyata (fisik),

maupun sesuatu yang abstrak, seperti citra visual bangunan tersebut.

Walaupun nantinya konsep yang akan digunakan adalah konsep modren

minimalis, tetapi konsep ini nantinya akan disesuaikan dengan konsep dasar yang

menginspirasi bangunan perkantoran, maka pendekatan dan penerapan ke dalam

elemen-elemen arsitekturnya akan mengikuti sifat dan jenis kegiatan dari objek

serta lokasi objek, yaitu di Provinsi Gorontalo yang memiliki tingkat kebudayaan

yang sangat tinggi dan menjunjung tinggi kehidupan beragama yang melandasi

sistem kehidupan masyarakat di daerah ini. Semua itu tak jarang diaplikasikan

dalam konsep suatu bangunan, khususnya bangunan perkantoran yang ada di

Provinsi Gorontalo. Untuk memberikan kenyamanan, maka konsep desain

bangunan perlu disesuaikan dengan iklim daerah tersebut.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

32

2. Latar Belakang Arsitektur Cultural Modern dan Religius

Pada mulanya masyarakat Gorontalo menghuni daerah gunung Kabila.

Meskipun terbentuk dalam lima kerajaan, namun suku-suku yang tercakup di

bawah kekuasaan mereka terdiri dari 17 macam, yaitu Holontaloangi, Hungina,

Lupoyo, Humuntie, atau Bilinggata, Wabu, Lahengo, Biau, Padengo,

Huangobotu-alaala, Tapu, Lahuonu, Toto, Ilotidea, Panteengo, Penggula,

Huangobotu-albini dan Emboo.

Masyarakat Gorontalo pada zaman dulu hidup secara berpindah-pindah.

Dalam sejarah diketahui rumah di Gorontalo adalah sebuah segi empat besar, luas

serta beratap tinggi. Adapun bentuk tempat tinggal dari masyarakat Gorontalo ini

pada umumnya mengalami beberapa perubahan, diantaranya yaitu:

Wombohe : Rumah yang menggunakan dahan pohon sebagai

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,tempat tinggal.

Bele Huta-huta : Rumah yang telah memiliki tiang namun masih

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,beralaskan tanah.

Bele Tolatahu : Rumah yang menggunakan bahan dari bambu yang

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,dibelah.

Selanjutnya dengan adanya perubahan dari peradaban/perkembangan

zaman maka tempat tinggal mereka diganti dengan menggunakan bahan dari

papan, yaitu Bele Yilandengo, Bele Kenji, Bele Dupi, Bele Li Tidulu, Banthayo

Pobo’ide dan Yiladia.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

33

Salah satu rumah adat tradisional Gorontalo adalah Banthayo Po Bo’ide

(rumah tempat musyawarah). Awalnya bangunan ini terbuat dari papan dan atap

rumbia, namun sejak memasuki abad ke 20 telah beberapa kali mengalami

perbahan. Dalam bangunan ini terdapat berbagai ragam hias/ornamen-ornamen

tersendiri.

Masyarakat Gorontalo pada umumnya memegang teguh syariat Islam.

Oleh karena itu dalam memperdalam argumen-argumen historis dan normatif dari

falsafah “Adat bersendikan syara, Syara bersendikan Kitabullah” (ASQ)

merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat Gorontalo (Amin Basri, Gorontalo

Kesaksian & Harapan Masa Depan). Hal tersebut juga diperlihatkan dari segi

arsitektur bangunannya, baik dari zaman dulu hingga sekarang.

Identitas kota tidaklah identik dengan arsitektur yang serba baru seperti

bangunan-bangunan megah dan berbagai gaya serta bentuk dari tempat lain. Akan

tetapi jika dilihat deri segi perkembangan zaman sebuah kota memang selalu

membutuhkan sentuhan-sentuhan arsitektural yang besar dan sungguh-sungguh.

Dalam hal ini dibutuhkan warisan budaya dan penghayatan kehidupan dan

peradaban dalam kalangan pemimpin, perencana kota, para arsitek, pekerja-

pekerja kreatif dan kelompok masyarakat lainnya. Salah satu cara yang terbaik

yang bisa dilakukan adalah “mengumpulkan” dan “mensimulasi” seluruh ide-ide

terbaik, baik yang oroginal maupun replikatif menyangkut rancang-bangun lokasi-

lokasi “kunci” pada sebuah kota yang hendak diimajinasikan untuk di-memorize

dan kemudian diarahkan untuk “hidup” berdasarkan spirit cultural masyarakat

setempat.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

34

3. Prinsip Dasar Perancangan Arsitektur Minimalis

Di Indonesia arsitektur minimalis berkembang pesat melalui kelompok

Arsitek Muda Indonesia akibat penguasaan teknik presentasi desain melalui alat

bantu teknologi komputer. Satu terobosan penting dalam bidang sajian gambar

yang praktis dan nyata. Sistem modul, akurasi dimensi, pilihan warna,

pencahayaan dan tekstur tersedia sedemikian rupa oleh teknologi informasi yang

sedang berkembang. Desain arsitektur hadir melalui konfigurasi pilihan referensi

yang telah disediakan teknologi informasi dengan cepat.Secara substantif

minimalis merupakan satu bentuk pilihan keputusan dalam desain bangunan

akibat intervensi budaya sebagai satu pola pikir, aktifitas dan gaya hidup. Sebuah

cara pandang yang merefleksikan gaya hidup masyarakat masa kini yang

cenderung cepat, praktis, efisien dan efektif dalam berbagai bidang. Hal ini juga

dapat dilihat pada pola makan, pakaian, komunikasi dan sebagainya. Hukum

ekonomi yang menekankan pada usaha yang sesedikit mungkin untuk pencapaian

yang maksimal merupakan landasan penting dalam gaya hidup minimalis. Paham

yang dianut adalah siapa cepat dia dapat dan waktu adalah uang. Tidak ada lagi

jargon masyarakat Jawa alon-alon waton kelakon (pelan asal tercapai) atau biar

lambat asal selamat. Karena setiap aktifitas pencapaian hidup diukur dan

berorientasi pada waktu, persaingan dan keterbatasan sumber daya dan energi.

Keterlambatan adalah awal kekalahan.

Konsep minimalis dalam arsitektur merupakan satu pendekatan estetik

yang menekankan pada hal-hal yang bersifat esensial dan fungsional baik dalam

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertianeprints.ung.ac.id/4986/5/2012-1-23401-551305040-bab2... · bangunan itu sendiri. Yang selalu dijumpai adalah tampilan bangunan yang monoton

35

estetika spatial, bentuk dan struktural. Secara spatial ruang-ruang spesifik disusun

sedemikain rupa agar memiliki tingkat fleksibelitas yang tinggi dalam

ketersusunan dan kemudahan fungsinya. Bentuk-bentuk geometris elementer yang

praktis tanpa ornamen merupakan karakter utama yang mendominasi permukaan

dan massa bangunan. Inovasi berbagai material seperti baja, beton, dan kaca,

standardisasi dan efisiensi memberi tantangan baru dalam teknologi dunia rancang

bangun. Prinsipnya semakin sederhana, maka kualitas sebuah desain, fungsi ruang

yang ada, dan penyelesaian sistem struktur akan semakin lebih baik. Minimum

adalah tujuan sekaligus nilai dari estetika itu sendiri. Kontinuitas rancangan sejak

gagasan penentuan garis lurus, bidang datar dan pertemuan bidang serba siku

tegak lurus, konstruksi volumetrik dan gubahan massa, kejujuran material, olahan

cahaya dan udara, perulangan modul, sirkulasi ringkas, ruang multifungsi dan

berurut serta kejelasan sistem struktur merupakan ciri utama konsep arsitektur

minimalis.

Minimalis juga tampak pada sikap dan perilaku perancang dalam

berargumentasi, mengenali dan menuntun klien agar menyadari dan berseda

mereduksi berbagai kebutuhan yang tidak penting. Hanya fungsi esensial yang

dipertahankan sehingga bangunan disebut minimalis karena hasil sebuah proses

untuk mendapatkan ruang yang betul-betul termanfaatkan. Minimalis tidak

ditampilkan sekadar tujuan akhir bentuk tetapi juga keberhasilan dalam

memurnikan fungsi itu sendiri. Arsitektur minimalis adalah ekspresi masyarakat

urban kontemporer yang kompetitif melalui sebuah cara hidup jujur, praktis dan

sederhana secara total.