bab ii tinjauan pustaka a. beban kerja 1. pengertianrepository.ump.ac.id/5983/3/anisa kharismawati...
TRANSCRIPT
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Beban Kerja
1. Pengertian
Everly dkk (dalam Munandar, 2001) mengatakan bahwa beban
kerja adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang
harus diselesaikan pada waktu tertentu. Kategori lain dari beban kerja
adalah kombinasi dari beban kerja kuantitatif dan beban kerja
kualitatif. Beban kerja kuantitatif, yaitu timbul sebagai akibat dari
tugas-tugas yang terlalu banyak atau sedikit diberikan kepada tenaga
kerja untuk diselesaikan dalam waktu tertentu, sedangkan beban kerja
kualitatif jika pekerja tidak mampu melakukan tugas atau tugas tidak
menggunakan ketrampilan atau potensi dari tenaga kerja. Beban kerja
fisikal atau mental yang harus melakukan terlalu banyak hal,
merupakan kemungkinan sumber stress kerja.
Tubuh manusia dirancang untuk melakukan aktivitas pekerjaan
sehari-hari. Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, beban-
beban tersebut tergantung bagaimana seseorang tersebut bekerja
sehingga disebut beban kerja, jadi definisi beban kerja adalah
kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Sudut pandang
ergonomic melihat setiap beban kerja yang diterima seseorang harus
sesuai dan seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan
kognitif maupun keterbatasan manusia yang meneruma beban tersebut.
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
16
Beban dapat berupa beban fisik dan mental. Beban kerja fisik dapat
berupa beratnya pekerjaan seperti mengangkat, mengangkut, merawat,
mendorong. Sedangkan beban kerja mental dapat berupa sejauh mana
tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan
individu lainya (Manuaba, 2000)
Beban kerja adalah proses untuk menerapkan jumlah jam kerja
orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dalam waktu tertentu (Simamora, 1995). Perawat adalah
seseorang yang telah lulus pendidikan formal dalam bidang
keperawatan, yang program pendidikanya telah disyahkan oleh
pemerintah. Perawat profesional adalah perawat yang mengikuti
pendidikan tinggi keperawatan sekurang-kurangnya D3 keperawatan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa beban
kerja perawat adalah frekuensi kegiatan rata-rata dari seseorang yang
secara konsisten selama 24 jam sehari menjalin kontak dengan pasien
dan harus menyelesaikan pekerjaanya dalam jangka waktu tertentu.
2. Kelebihan Beban Kerja
Pengelolaan tenaga kerja yang tidak direncanakan dengan baik
dapat menyebabkan keluhan yang subyektif, beban kerja semakin
berat, tidak efektif dan tidak efisien yang memungkinkan
ketidakpuasan bekerja yang pada akhirnya mengakibatkan turunnya
kinerja dan produktivitas serta mutu pelayanan yang merosot (Bina
Diknakes, 2001).
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
17
Menurut (French dan Caplan, 1973) dalam Shanley &
Abraham (1997), kelebihan beban kerja (beban kerja berat) yang
dirasakan oleh perawat meliputi:
a. Harus melakukan observasi pasien secara ketat selama jam kerja.
b. Terlalu banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan demi kesehatan
dan keselamatan pasien.
c. Beragamnya jenis pekerjaan yang harus dilakukan demi kesehatan
dan keselamatan pasien.
d. Kontak langsung perawat klien secara terus menerus selama 24
jam.
e. Kurangnya tenaga perawat dibanding jumlah pasien.
f. Pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki tidak mampu
mengimbangi sulitnya pekerjaan
g. Harapan pimpinan rumah sakit terhadap pelayanan yang
berkualitas
h. Tuntutan keluarga untuk keselamatan dan kesehatan pasien
i. Setiap saat diharapkan pada pengambilan keputusan yang tepat
j. Tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan asuhan
keperawatan klien di ruangan
k. Menghadapi pasien dengan karakteristik tidak berdaya, koma dan
kondisi terminal
l. Setiap saat melaksanakan tugas delegasi dari dokter ( memberikan
obat-obatan secara intensif)
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
18
m. Tindakan untuk selalu menyelamatkan pesien
Pengelolaan tenaga kerja yang tidak direncanakan dengan baik
dapat menyebabkan keluhan yang subyektif, beban kerja semakin berat,
tidak efektif dan tidak efisien yang memungkinkan ketidakpuasan bekerja
yang pada akhirnya mengakibatkan turunnya kinerja dan produktivitas
serta mutu pelayanan yang merosot (Bina Diknakes, 2001).
Salah satu cara untuk mengurangi beban kerja perawat yang terlalu
tinggi adalah dengan menyediakan tenaga kerja yang cukup baik kuantitas
maupun kualitasnya sesuai dengan tuntutan kerja. Semakin banyak pasien
yang ditangani seorang perawat selama periode waktu tertentu, maka
semakin berat atau besar beban kerja perawat tersebut. Pelayanan
keperawatan yang bermutu dapat dicapai salah satunya tergantung pada
seimbangnya antara jumlah tenaga perawat dengan beban kerjanya di
suatu rumah sakit.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja
Manuaba (2000) menyatakan bahwa beban kerja dipengaruhi
faktor-faktor sebagai berikut :
a. Faktor eksternal yaitu beban kerja yang berasal dari luar tubuh
pekerja, seperti:
1.) Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti stasiun
kerja, tata ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja,
sikap kerja, sedangkan tugas-tugas yang bersifat mental seperti
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
19
kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan pekerjaan, tanggung
jawab pekerjaan.
2.) Organisasi kerja seperti lamanya waktu kerja, waktu istirahat,
kerja bergilir, kerja malam, sistem pengupahan, model struktur
organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang
3.) Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan
kimiawi, lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja
psikologis.
Ketiga aspek ini sering disebut sebagai stressor
b. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh
itu sendiri akibat dari reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh
disebut strain, berat ringanya strain dapat dinilai baik secara
objektif maupun subyektif. Faktor internal meliputi faktor somatis
(jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan),
faktor psikis (motivasi, presepsi, kepercayaan, keinginan dan
kepuasan).
4. Dampak Beban Kerja
Akibat beban kerja yang terlalu berat atau terlalu sedikit dapat
mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit
akibat kerja. Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan
kelelahan fisik atau mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit
kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
20
beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena
pengulangan gerak akan menimbulkan kebosanan, rasa monoton.
Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau
pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian
pada pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja.
Beban kerja yang berlebihan atau rendah dapat menimblkan stress
kerja (Manuaba, 2000)
5. Pengukuran Beban kerja
Untuk mengetahui beban kerja, suatu pekerjaan dapat
dilakukan pengukuran kerja. Pengukuran beban kerja adalah penerapan
teknik yang dirancang untuk menetapkan bagi seorang pekerja yang
memenuhi syarat untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.
Pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur
beban kerja diantaranya yaitu:
a. Work Sampling
Teknik ini untuk melihat beban kerja personil pada suatu
unit, bidang, ataupun jenis tenaga kerja tertentu. Pada pengamatan
dengan pendekatan work sampling dapat diamati:
1.) Aktivitas apa yang sedang dilakukan personil pada waktu jam
kerja
2.) Apakah aktivitas personil berkaitan dengan fungsi dan tugas
pada waktu jam kerja
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
21
3.) Proporsi waktu kerja untuk kegiatan produktif / kegiatan
langsung atau tidak langsung
4.) Pola beban kerja personil dikaitkan dengan waktu dan skedul
jam kerja
Untuk mendapatkan informasi tersebut dilakukan survey terhadap
personil tertentu misalnya : tenaga perawat. Pada work sampling
yang menjadi pengamatan adalah aktivitas keperawatan yang
dilaksanakan perawat dalam menjalankan tugasnya sehari-hari
diruang kerjanya.
Langkah-langkah pengamatan beban kerja dengan metode
work sampling yaitu:
1.) Ditentuka personil yang akan diteliti
2.) Bila jenis personil jumlahnya banyak dilakukan pemilihan
sampel sebagai subyek yang akan diamati. Pada tahap ini dapat
menggunakan simpel random sampling untuk mendapatkan
personel sebagai representasi populasi perawat yang akan
diamati.
3.) Membuat formulir daftar kegiatan perawat yang dapat
diklasifikasikan sebagai kegiatan produktif atau tidak produktif
dapat juga kegiatan langsung atau tidak langsung.
4.) Petugas pelaksana sebaiknya mempunyai latar belakang
pendidikan yang sejenis dengan subjek yang akan diamati.
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
22
5.) Pengamatan kegiatan perawat dilakukan dengan interval 2-15
menit atau tergantung kebutuhan peneliti, makin pendek jarak
waktu pengamatan makin banyak sampel pengamatan yang bisa
diamati oleh peneliti. Personil yang diamati tidaklah penting
tetapi apa yang dikerjakan yang jadi pengamatan.
b. Time And Motion
Pada teknik ini peneliti mengamati dengan cermat tentang
kegiatan yang dilakukan oleh personil yang sedang kita amati.
Pelaksana pengamatan untuk pengambilan data ini haruslah
seorang yang mengetahui secara benar tentang kompetensi dan
fungsi. Pengamatan dapat dilakukan selama 3 sift dan pengamatan
bisa dihentikan bila pengamatan telah memenuhi standar
kompetensi penelitian.
Time study atau studi waktu adalah sebuah metode
pengukuran waktu kerja dari suatu sampel penelitian kerja, para
pekerja dan penggunaanya untuk menetapkan standar waktu kerja.
Langkah-langkahnya:
1.) Mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan yang akan diamati
2.) Membagi jenis-jenis kerjaan yang akan diamati kedalam
elemen-elemen kerja
3.) Masing-masing elemen harus mempunyai titik awal dan titik
akhir yang pasti untuk memudahkan pengukuran
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
23
4.) Menentukan berapa kali pengukuran atau pengamatan akan
dilakukan terhadap elemen-elemen kerja tersebut (berapa
sampel yang diperlukan)
5.) Mengamati dan mengukur waktu tiap elemen kerja dari titik
akhir sebanyak sampel yang telah ditentukan dan mencatat
hasil pengukuran tersebut
6.) Menghitung jumlah waktu untuk pekerjaan yang ditelah
diamati
c. Pencatatan kegitan sendiri (daily log)
Merupakan bentuk sederhana dari work sampling dimana
orang yang diteliti menuliskan sendiri kegiatan dan waktu yang
akan digunakan untuk suatu kegiatan. Penggunaan teknik ini sangat
bergantung terhadap kerjasama dan kejujuran dari personil yang
sedang diteliti. Peneliti biasanya membuat pedoman dan formulir
isian yang dapat dipelajari dan diisi sendiri oleh subyek personil
yang diteliti. Sebelum dilakukan penelitian perlu diberi penjelasan
dan pengisian formulir. Dengan menggunakan formulir kegiatan
dapat dicatat jenis kegiatan, waktu dan lamanya kegiatan
dilakukan. Kegiatan mulai masuk kerja sampai pulang, pencatatan
dilakukan oleh informan sendiri.
Hasil analisis dapat digunakan untuk pola beban kerja,
kapan beban kerja tinggi, apa jenis kerjaan yang membutuhkan
waktu banyak, sangat membutuhkan kerjasama karyawan yang
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
24
diteliti untuk menghasilkan perhitungan yang baik. Lama waktu
mengerjakan setiap jenis pekerjaan juga penting untuk melihat
beban kerja perlu waktu dan jumlah produksi, karena produktifitas
dapat diukur dengan jumlah produksi dibagi dengan waktu. Dengan
demikian dapat diketahui satu unit membutuhkan waktu berapa
lama, oleh karena itu perhitungan waktu menjadi penting
Menurut Budiono (2003), kesehatan dan kinerja seseorang
pekerja sangat dipengaruhi oleh beban kerja. Setiap pekerjaan
merupakan beban bagi pelakunya. Beban tersebut dapat berupa
beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan pekerja
yang sesuai dengan kemampuanya perlu diperhatikan.
6. Tugas Pokok Perawat
Tugas pokok perawat adalah melaksanakan asuhan
keperawatan kepada pasien dan secara administratif fungsional
bertanggung jawab kepada kepala ruang, secara teknis medis
operaional bertanggung jawab kepada dokter ruang rawat atau dokter
penanggung jawab ruangan. (Djojodibroto, 1997)
Nursing Job antara lain:
a. Melaksanakan perawatan sesuai renpra yang dibuat katim
b. Memberikan perawatan total/komprehensif pada sejumlah pasien
c. Bertanggung jawab atas keputusan keperawatan selama katim tidak
ada di tempat
d. Berkontribusi terhadap perawatan
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
25
e. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungan
f. Menerima pasien baru sesuai prosedur rumah sakit
g. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu siap pakai
h. Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan
dan lingkungan
i. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan
keluarga
j. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien sesuai batas
kemampuannya termasuk mengamati keadaan pasien dan
melaksanakan anamnesa
k. Menyusun rencana keperawatan sesuai kemampuannya
l. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai
kebutuhan antaralain: melaksanakan tindakan pengobatan,
memberikan penyuluhan kesehatan
m. Berperan serta melaksanakan latihan mobilisasi pada pasien agar
segera mandiri
n. Memantau dan memelihara kondisi pasien, selanjutnya melakukan
tindakan
o. Menciptakan, memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan
tim kesehatan
p. Berperan serata dengan tim kesehatan membahas kasus dan upaya
meningkatkan mutu asuhan keperawatan
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
26
q. Menciptakan, memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan
tim kesehatan
r. Berperan serata dengan tim kesehatan membahas kasus dan upaya
meningkatkan mutu asuhan keperawatan
s. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan libur secara bergilir
t. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruangan
u. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang
tepat, benar
v. Melaksanakan serah terima tugas shif jaga secara lisan maupun
tertulis
Non nursing job antara lain
a. membuat perincian pasien pulang
b. kebersihan ruangan
c. kebersihan alat2 makan pasien
d. mengikuti rakor
e. tugas luar ruangan/rumah sakit
f. isoma
B. Personal Hygiene
1. Pengertian
Dalam kehidupan sehari-hari, kebersihan merupakan hal yang
sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan
mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
27
sangat dipengeruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang
sangat berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga,
pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat
perkembangan.
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang
diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah
kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan
terus-menerus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani, yaitu personal
yang artinya perorangan dan hygiene yang berarti sehat. Kebersihan
perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto &
Wartonah, 2011)
Kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan adalah bagian dari
kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan kebersihan diri atau dikenal
dengan personal hygiene merupakan kebutuhan perawatan diri sendiri
atau perseorangan yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan
baik secara fisik maupun psikologis ( Alimul Aziz & Musrifatul
Uliyah, 2012)
Kata personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu
personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi
personal hygiene (kebersihan seseorang) adalah suatu tindakan untuk
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
28
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikis (Sujono, 2012)
2. Macam – macam dan jenis Personal Hygiene
Menurut Sujono (2012), macam-macam personal hygiene yaitu
ada 5 macam:
a. Perawatan kulit kepala dan rambut
b. Perawatan mata
c. Perawatan hidung
d. Perawatan telinga
e. Perawatan kuku kaki dan tangan
Menurut Tarwoto, 2011, macam-macam personal hygiene yaitu
ada 8 macam :
a. Perawatan kulit kepala dan rambut
b. Perawatan mata
c. Perawatan hidung
d. Perawatan telinga
e. Perawatan kuku kaki dan tangan
f. Perawatan genetalia
g. Perawatan kulit seluruh tubuh
h. Perawatan tubuh secara keseluruhan
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
29
Menurut Sujono, 2012 jenis perawatan diri berdasarkan waktu :
a. Perawatan pagi hari, eliminasi BAB / BAK, mandi, cuci rambut,
perawatan kulit, pemijatan punggung, memebersihkan kuku,
rambut, merapikan tempat tidur.
b. Perawatan siang hari, dilakukan setelah tindakan pengobatan atau
pemeriksaan dan setelah makan siang, mencuci tangan, muka,
mulut, merapikan tempat tidur.
c. Perawatan menjelang tidur, pada saat sebelum tidur agar pasien
dapat tidur atau istirahat dengan tenang.
d. Perawatan dini hari, dilakukan pada waktu bangun tidur, tindakan
perapian dalam pengambilan bahan pemeriksaan urin dan feses,
persiapan pasien dalam melakukan makan pagi, cuci muka atau
mulut.
Menurut Alimul Aziz & Musrifatul Uliyah 2012 Personal Hygiene
dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Berdasarkan waktu pelaksanaan
Berdasarkan waktu pelaksanaan, personal hygiene dapat
dibagi menjadi 4 jenis, diantaranya : pertama, perawatan dini hari,
merupakan perawatan diri yang dilakukan pada waktu bangun
tidur, untuk melakukan tindakan, seperti persiapan dalam
pengambilan bahan pemeriksaan. Kedua, perawatan pagi hari,
perawatan yang dilakukan setelah melakukan makan pagi dengan
melakukan perawatan diri, seperti melakukan pertolongan dalam
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
30
pemenuhan kebutuhan eliminasi (buang air besar dan kecil).
Ketiga, perawatan siang hari, perawatan diri yang dilakukan
setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan
dan setelah makan siang. Keempat, perawatan menjelang tidur,
perawatan diri yang dilakukan pada saat menjelang tidur yang
dilakukan untuk mempersiapkan istirahat dan tidur malam atau
istirahat dalam keadaan tenang.
b. Berdasarkan tempat
Personal hygiene pada kulit. Kulit merupakan salah satu
bagian penting dari tubuh yang dapat melindungi tubuh dari
berbagai kuman atau trauma, untuk itu diperlukan perawatan yang
adekuat (cukup) dalam mempertahankan fungsinya, diantaranya :
1.) Melindungi tubuh dari berbagai masuknya kuman atau
trauma jaringan bagian dalam yang juga dapat menjaga dari
keutuhan kulit.
2.) Mengatur keseimbangan temperatur tubuh dan membantu
dalam produksi keringat dan penguapan
3.) Sebagai alat peraba yang dapat membantu tubuh untuk
menerima rangsangan dari luar melalui rasa sakit, sentuhan,
tekanan, dan temperature.
4.) Mengekresikan keringat melalui pengeluaran air, garam dan
nitrogen.
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
31
5.) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang bertugas
mencegah pengeluaran caran tubuh secara berlebihan.
6.) Memproduksi dan menyerap vitamin D sebagai penghubung
atau pemberi vitamin D dan sinar ultraviolet yang datang
dari sinar matahari.
3. Tujuan dilakukanya personal hygiene
Menurut Sujono, (2012) tujuan dilakukannya personal hygiene yaitu:
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
d. Mencegah penyakit
e. Menciptakan keindahan
f. Meningkatkan rasa percaya diri
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
Perubahan dan keutuhan pada kulit dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor diantaranya umur, jaringan kulit dan kondisi atau
keadaan lingkungan. Umur yang relatif masih muda, kondisi kulitnya
sangat rawan terjadi berbagai trauma atau masuknya kuman. Jaringan
kulit rusak maka terjadi perubahan pada struktur kulit. Beberapa
keadaan lingkungan atau kondisi yang dapat mempengaruhi keadaan
kulit secara utuh, diantaranya keadaan panas, adanya nyeri sentuhan
dan tekanan. (Alimul Aziz & Musrifatul Uliyah, 2012)
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
32
Menurut Tarwoto & Wartonah, 2011 faktor-faktor yang
mempengaruhi personal hygiene yaitu:
a. Citra tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri. Misalnya karena adanya perubahan fisik, sehingga
individu tidak peduli terhadap kebersihanya.
b. Praktik Sosial
Pada anak-anak biasanya selalu dimanja dalam hal kebersihan
diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosioekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakanya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatan kesehatan. Misalnya pada
pasien penderita DM yang harus selalu menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Pada sebagian masyarakat, jika ada individu yang sakit tertentu
maka tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri, seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
33
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tentu kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukanya.
5. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene
Menurut Tarwoto (2011), dampak yang sering timbul pada
masalah personal hygiene yaitu:
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan
fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan
membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan
gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencitai kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan
interaksi sosial.
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
34
C. Kerangka Teori
Gambar 2.1. Kerangka Teori Penelitian
Sumber: Modifikasi Manuaba (2000), Tarwoto (2011) dan A. Aziz (2012)
Faktor Internal
- Somatis ( jenis
kelamin, umur, ukuran
tubuh, status gizi,
kondisi kesehatan)
- Psikis (motivasi,
persepsi, kepercayaan,
keinginan dan
kepuasan)
Faktor Eksternal
- Tugas yang
dilakukan
- Organisasi
kerja
- Lingkungan
kerja
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
- Umur
- Jaringan kulit
- Kondisi
- Keadaan lingkungan
BEBAN KERJA
PERSONAL HYGIENE
Macam-macam personal hygiene
a. Perawatan kulit kepala dan rambut
b. Perawatan mata, hidung, telinga
c. Perawatan kuku kaki dan tangan
d. Perawatan genetalia
e. Perawatan kulit seluruh tubuh
f. Perawatan tubuh secara keseluruhan
Macam-macam
- Kuantitatif (akibat
dari tugas-tugas
yang terlalu
banyak)
- Kualitatif (tidak
mampu
mengerjakan
tugas)
Nursing job Non Nursing Job
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
35
D. Kerangka Konsep
Variabel bebas Variabel Terikat
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
E. Hipotesis
Hipotesa dalam penelitian ini adalah :
a. Ho : Tidak ada hubungan antara beban kerja perawat dengan
pelayanan personal hygiene
b. Ha : Ada hubungan antara beban kerja perawat dengan pelayanan
personal hygiene
Beban kerja perawat Pelayanan Personal Hygiene
Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013