bab ii tinjauan pustaka a. hakekat pendidikan ...repository.ump.ac.id/5859/3/tasirahwati_bab...

34
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Penjelasan Pasal 37 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Berdasarkan naskah Penguatan Kurikulum Mata Pelajaran PPKn terbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud 2012 dinyatakan bahwa mata pelajaran PKn disesuaikan menjadi mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Untuk mengakomodasikan perkembangan baru dan mewujudkan pendidikan sebagai bagian utuh dari proses pencerdasan kehidupan bangsa, maka nama mata pelajaran PKn beserta ruang lingkup dan proses pembelajarannya disesuaikan menjadi PPKn, yang bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dikenal dengan “empat pilar kebangsaan”. Menurut Permendiknas No 22 Tahun 2006 ( dalam Winarno 2013 :18), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diartikan sebagai mata 7 Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan

    1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

    Penjelasan Pasal 37 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

    20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan

    Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi

    manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Berdasarkan

    naskah Penguatan Kurikulum Mata Pelajaran PPKn terbitan Pusat

    Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud 2012 dinyatakan bahwa mata

    pelajaran PKn disesuaikan menjadi mata pelajaran Pendidikan Pancasila

    dan Kewarganegaraan (PPKn). Untuk mengakomodasikan

    perkembangan baru dan mewujudkan pendidikan sebagai bagian utuh

    dari proses pencerdasan kehidupan bangsa, maka nama mata pelajaran

    PKn beserta ruang lingkup dan proses pembelajarannya disesuaikan

    menjadi PPKn, yang bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi

    manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai

    oleh nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Negara Republik Indonesia

    Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara

    Kesatuan Republik Indonesia, yang dikenal dengan “empat pilar

    kebangsaan”.

    Menurut Permendiknas No 22 Tahun 2006 ( dalam Winarno 2013

    :18), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diartikan sebagai mata

    7

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 8

    pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang

    memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

    menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter

    yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

    Pendidikan Kewarganegaraan merupakan terjemahan dari dua

    istilah teknis dalam kepustakaan asing, yakni civic education dan

    citizenship education. Civics diterjemahkan sebagai ilmu

    kewarganegaraan yang isinya antara lain mempelajari hubungan antar

    warga Negara dan hubungan antara warga negara dengan negara. Secara

    terminologis, civics adalah suatu studi yang berkaitan dengan tugas

    pemerintah dan hak serta kewajiban warga negara.Civics merupakan

    cabang ilmu politik yang berkaitan dengan hak dan kewajiban warga

    negara. Apabila civics( Ilmu Kewarganegaraan ) merupakan bentuk dari

    disiplin ilmu, maka civics education atau pendidikan kewarganegaraan

    merupakan program pendidikan yang materi pokoknya adalah demokrasi

    politik yangditujukan kepada peserta didik atau warga negara yang

    bersangkutan. Pendidikan kewarganegaraan (civic education) dinyatakan

    sebagai upaya menerapkan civics (Ilmu Kewarganegaraan) dalam proses

    pendidikan (Winarno,2013 : 2).

    John J. Cogan (dalamWinarno, 2013 : 4) mengartikan :

    Civic education sebagai “the foundational course work in school

    designed to prepare young citizens for an active role in their

    communities in their adult lives”. Civic education adalah suatu

    mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk

    mempersiapkan warga negara muda, agar kelak setelah dewasa

    dapat berperan aktif dalam masyarakatnya.

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 9

    Berdasarkan dari beberapa pengertian Pendidikan

    Kewarganegaraan di atas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran

    Pendidikan Kewarganegaraan yang ada dalam sekolah ditujukan untuk

    membentuk peserta didik agar menjadi warga negara yang baik yang tahu

    akan hak-hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan memiliki rasa

    kebangsaan dan cinta tanah air dan tidak melupakan 4 pilar negara yang

    ada di Indonesia, yaitu Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang

    Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan

    komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    2. Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila

    Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata

    pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang

    memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

    menjadi warga negara yang baik, cerdas, terampil, dan berkarakter yang

    diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.Pendidikan kewarganegaraan

    yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa

    tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai dengan perilaku

    yang :

    1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta

    menghayati nilai-nilai bangsa.

    2) Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa

    dan bernegara.

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 10

    3) Rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga

    negara.

    4) Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela bangsa.

    5) Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk

    kepentingan kemanusiaan, bangsa dan negara.

    Adapun kompetensi-kompetensi yang diharapkan dari pendidikan

    kewarganegaraan yaitu :

    1) Hakikat pendidikan kewarganegaraan yang dimaksudkan agar kita

    sadar bernegara untuk bela negara dan cinta tanah air berdasarkan

    Pancasila.

    2) Pembekalan IPTEKS yang berlandaskan Pancasila, nilai-nilai

    keagamaan, dan nilai perjuangan bangsa untuk mengantisipasi

    perkembangan masa depan negara.

    3) Menumbuhkan wawasan warga negara dalam hal persahabatan,

    pengertian antarbangsa, perdamaian dunia, kesadaran bela negara,

    dan sikap berdasarkan nilai bangsa.

    4) Mampu meningkatkan kecerdasan, serta harkat martabat bangsa.

    Pendidikan nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan dan

    menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri siswa. Pendidikan

    Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang berfungsi sebagai

    pendidikan nilai karena mensosialisasikan dan menginternalisasikan nila-

    nilai Pancasila atau budaya bangsa melalui pembelajaran yang di lakukan

    dalam lingkup sekolah.Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, maupun

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 11

    bernegara, nilai Pancasila merupakan standar hidup bangsa yang

    berideologi Pancasila dan dianjurkan disekolah-sekolah. Secara historis,

    nilai Pancasila digali dari puncak-puncak kebudayaan, nilai agama, dan

    adat istiadat bangsa Indonesia sendiri, bukan dibeli dari negara lain. Nilai

    ini sudah ada sejak bangsa Indonesia lahir.

    Pendidikan nilai memiliki dimensi pedagogis praktis yang jauh

    lebih kompleks dari pada dimensi teoritisnya karena terkait dengan

    konteks sosio-kultur dimana pendidikan nilai itu dilaksanakan.Oleh

    karena itu, sudah sepantasnya jika Pancasila mendapat predikat sebagai

    jiwa bangsa.Adapun hubungan antara Pancasila dengan pendidikan

    bahwa bagi bangsa Indonesia berkeyakinan atau pandangan hidup

    bangsa, dasar negara Republik Indonesia ialah Pancasila. Karenanya

    system pendidikan nasional wajarlah dijiwai, didasari, dan

    mencerminkan identitas Pancasila itu. Sistem pendidikan nasional dan

    system filsafat pendidikan Pancasila adalah sub system dari system

    negara Pancasila. Dengan kata lain system negara Pancasila wajar

    tercermin dan dilaksanakan di dalam berbagai subsistem kehidupan

    nasional bangsa Indonesia secara keseluruhan. Tegasnya tiada system

    pendidikan nasional tanpa filsafat pendidikan. Jadi, jelas bahwa tidak

    mungkin system pendidikan nasional Pancasila dijiwai dan didasari oleh

    system pendidikan yang lain, kecuali Filsafat Pendidikan Pancasila

    (dalam http://anisachy.weebly.com/makalah-pendidikan-

    kewarganegaraan.html).

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

    http://anisachy.weebly.com/makalah-pendidikan-kewarganegaraan.htmlhttp://anisachy.weebly.com/makalah-pendidikan-kewarganegaraan.html

  • 12

    3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

    Winataputra (2007:87), mengemukakan bahwa pada saat

    “kewarganegaraan” (civics) disiapkan sebagai suatu mata pelajaran pada

    sekolah menengah pada tahun 1970, Kementrian Pendidikan

    menggambarkan tujuan inti Pendidikan Kewarganegaraan sebagai

    berikut:

    a. Untuk mengembangkan kesadaran dan pemahaman tentang Jepang

    sebagai sebuah bangsa dan prinsip kedaulatan (to develop an

    awareness and understanding of Japan as a nation the principle of

    sovereignty).

    b. Untuk mengembangkan suatu konsep tentang masyarakat lokal dan

    negara serta cara bagaimana setiap individu dapat berkontribusi

    dalam satu pekerjaan di masyarakat dan negara (to develop a concept

    of local community and the state and ways in which the individual

    can contribute to the work of the community and the state).

    c. Untuk menghargai hak dan tanggungjawab serta tugas dari individu

    dalam suatu komunitas dan masyarakat yang lebih luas (to

    appreciate right and responsibilities and duties of the individual in

    the community and wider society).

    d. Untuk mengembangkan kemampuan bertindak secara positif dalam

    hubungan antara hak dan kewajiban (to develop an ability to act

    positively in relation to rights and duties).

    Tujuan mata pelajaran PPKn kurikulum baru (dalam Winarno,

    2013) adalah sebagai berikut :

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 13

    a. Tujuan PPKn tidak bisa dipisahkan dari fungsi dan tujuan

    pendidikan nasional yang termaktub dalam Pasal 3 Undang-Undang

    No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

    berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

    kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

    dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

    berkembangnya potensi peserta didikagar menjadi manusia yang

    beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

    mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri dan menjadi warga

    negara yang demokratis sertabertanggung jawab”.

    b. PPKn bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia

    yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh

    nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan

    komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Menurut Winataputra dan Budimansyah (2012:104) mata

    pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan jenjang pendidikan dasar dan

    menengah yang diberikan selama 2 jam pelajaran per minggu

    mempunyai tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

    berikut :

    a. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

    kewarganegaraan.

    b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak

    secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan

    bernegara.

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 14

    c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

    berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat

    hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

    d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia

    secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi

    informasi dan komunikasi.

    Pendidikan Kewarganegaraan memiliki dan sejalan dengan tiga

    fungsi pokok pendidikan kewarganegaraan sebagai wahana

    pengembangan warga negara yang demokratis, yakni mengembangkan

    kecerdasan warga negara ( civic intellegence ), membina tanggung jawab

    warga negara (civic responsibility) dan mendorong partisipasi warga

    negara (civic participation). Menurut Branson (dalam Winarno 2013 :

    29), tiga kompetensi warga negara ini sejalan dengan tiga komponen

    pendidikan kewarganegaraan yang baik, yaitu pengetahuan

    kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan

    (civic skills) dan karakter kewarganegaraan (civic disposition).

    4. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

    Permendiknas No. 22 Tahun 2006 (dalam Winarno,2013:19)yang

    menjadi sandaran yuridis pemberlakuan mata pelajaran Pendidikan

    Kewarganegaraan tingkat sekolah ini berdasar pada Peraturan

    Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

    Sedangkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 bersumber pada

    Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 15

    Pendidikan Nasional.Jika dicarikan rujukan dasarnya, yaitu Undang-

    Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa

    Pendidikan Kewarganegaraan sebagai sesuatu yang wajib dalam

    kurikulum pendidikan nasional dimaksudkan untuk membentuk peserta

    didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah

    air (penjelasan atas Pasal 37).

    Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran tidak

    sekedar memiliki misi mengembangkan semangat kebangsaan dan cinta

    tanah air, tetapi juga suatu program pendidikan yang berperan dalam

    mencapai salah satu tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya

    potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

    kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

    kreatif, mandiri dan menjadi warga Negarayang demokratis serta

    bertanggung jawab (Pasal 3).Landasan PKn adalah Pancasila dan UUD

    1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional

    Indonesia, tanggap pada tuntutan perubahan zaman, serta Undang

    Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

    5. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

    Ruang lingkup dari Pendidikan Kewarganegaraan menurut

    Winataputra dan Budimansyah (2012:118) antara lain sebagai berikut :

    a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi Hidup rukun dalam

    perbedaan, Cinta Lingkungan, Kebanggaan sebagai Bangsa

    Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 16

    Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan Negara, sikap positif

    terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan

    jaminan keadilan.

    b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi Tertib dalam kehidupan

    keluarga, Tata Tertib di Sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat,

    Peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan

    berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan Nasional,

    hukum dan peradilan internasional.

    c. Hak Asasi Manusia, meliputi Hak dan Kewajiban anak, Hak dan

    Kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan

    Internasional HAM, Pemajuan, Penghormatan dan Perlindungan

    HAM.

    d. Kebutuhan warga negara, meliputi hidup gotong royong, harga diri

    sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan

    mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi

    diri, persamaan kedudukan warga negara.

    e. Konstitusi Negara, meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

    pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,

    Hubungan dasar negara dengan konstitusi.

    f. Kekuasaan dan Politik, meliputi Pemerintahan Desa dan kecamatan,

    Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintahan pusat, Demokrasi

    dan sistem politik, Budaya Politik, Budaya demokrasi menuju

    masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat

    demokrasi.

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 17

    g. Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

    Ideologi, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,

    Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,

    Pancasila sebagai ideologi terbuka.

    h. Globalisasi meliputi globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri

    Indonesia di era globalisasi, Dampak Globalisasi, Hubungan

    Internasional dan organisasi internasional serta mengevaluasi

    globalisasi.

    Ruang lingkup PPKn kurikulum baru 2013 (dalam Winarno

    2013:38) meliputi:

    a. Pancasila, sebagai dasar negara, pandangan hidup dan ideologi

    nasional Indonesia serta etika dalam pergaulan Internasional.

    b. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

    sebagai hukum dasar yang menjadi landasan konstitusional

    kehidupan bermasyarakat, berbangsadan bernegara.

    c. Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud komitmen keberagaman

    kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang utuh dan

    kohesif secara nasional dan harmonis dalam pergaulan antarbangsa.

    d. Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai bentuk final Negara

    Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa dan tanah

    tumpah darah Indonesia.

    Mata pelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) di sekolah

    merupakan mata pelajaran pembaruan dari PPKn kurikulum 1994.

    Perubahan yang terjadi sebenarnya bukan sekedar masalah nama, tetapi

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 18

    menyangkut perubahan dengan aspek yang mendasar, yaitu reorientasi

    visi dan misi, revitalisasi fungsi dan peranan hinggaretrukturisasi

    kurikulum dan materi pelajaran pendidikan kewarganegaraan (civics

    education). Materi dalam mata pelajaran PKn merupakan bidang kajian

    yang bersifat interdisipliner, artinya materinya dijabarkan dari beberapa

    disiplin ilmu, antara lain ilmu politik, ilmu negara, ilmu hukum tata

    negara, hukum, sejarah, ekonomi, moral dan filsafat. Sedangkan untuk

    kepentingan pembelajaran, materi tersebut diorganisasikan secara

    psikologis dan ilmiah (Winarno, 2013 : 29).

    6. Visi dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan

    Winarno (2013:21) mengemukakan bahwa Pendidikan

    Kewarganegaraan di sekolah memiliki misi sebagai pendidikan politik

    demokrasi di Indonesia. Hal itu tersirat kalimat-kalimat sebagai berikut :

    “Indonesia harus menghindari system pemerintahan otoriter yang memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan dan organisasi-organisasi non-pemerintahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi.Selain itu perlu pula ditanamkan kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi dan nepotisme”.

    Menyimak lebih jauh pada bagian Pendahuluan Standar Isi

    Pendidikan Kewarganegaraan dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006

    (dalam Winarno, 2013:20) maka Pendidikan Kewarganegaraan sekolah

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 19

    memiliki misi sebagai pendidikan kebangsaan Indonesia. Hal itu seperti

    tersirat dari kalimat-kalimat sebagai berikut :

    “Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, perlu ditingkatkan secara terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang NKRI.Secara historis, negara Indonesia telah diciptakan sebagai NKRI dengan bentuk Republik. Dalam perkembangannyasejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai dengan penghujung abad ke-20, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai peristiwa yang mengancam keutuhan negara. Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendalam dan komitmen yang kuat serta konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945.Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.”

    Secara berturut-turut Pendidikan Kewarganegaraan sekolah juga

    mengembangkan misi sebagai pendidikan bela negara, pendidikan HAM,

    pendidikan multikultural, pendidikan lingkungan hidup, pendidikan

    hukum dan pendidikan anti korupsi.Sebagai pendidikan bela negara,

    Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu bentuk keikutsertaan

    warga negara dalam upaya bela negara. Sebagai pendidikan HAM,

    Pendidikan Kewarganegaraan adalah proses menyiapkan peserta didik

    untuk menghormati dan menegakan hak asasi manusia sebagai sarana

    mencapai kesejahteraan hidup.Sebagai pendidikan multikultural,

    Pendidikan Kewarganegaraan bertugas membina peserta didik agar

    memiliki kesadaran akankemajemukan sosial bangsa Indonesia. Sebagai

    pendidikan lingkungan hidup, Pendidikan Kewarganegaaan menanamkan

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 20

    kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan sebagai daya dukung

    kehidupan. Sebagai pendidikan hukum, Pendidikan Kewarganegaraan

    menanamkan kesadaran untuk taat pada hukum dan menyiapkan warga

    negara yang taat membayar pajak.Sebagai pendidikan anti korupsi,

    Pendidikan Kewarganegaraan menanamkan pentingnya kesadaran untuk

    tidak bersikap dan bertindak korupsi, kolusi dan nepotisme di kehidupan

    berbangsa dan bernegara.Citizenship education memiliki visi sosio-

    pedagogis mendidik warga negara yang demokratis dalam konteks yang

    lebih luas, yang mencakup konteks pendidikan formal dan pendidikan

    non-formal(Winarno,2013:22).

    Menurut Winarno (2013:23), Pendidikan Kewarganegaraan atau

    Civic Education (CE) sebagaiintegrated knowledge system bisa dimaknai

    bahwa Pendidikan Kewarganegaraan sebagai kajian ilmu termasuk dalam

    kategori system pengetahuan yang terintegrasi atau terpadu. Ini

    merupakan epistemology dari Pendidikan Kewarganegaraan sebagai

    kajian keilmuan. Kajian keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan bisa

    menggunakan pendekatan yang bersifat interdisipliner (memanfaatkan isi

    disiplin ilmu social lain yang relevan), multidisipliner (memanfaatkan

    berbagai disiplin ilmu lain termasuk di luar ilmu social untuk membantu

    mengkaji suatu objek), kosdisipliner (menggunakan berbagai disiplin

    ilmu lain untuk pembahasan khusus) dan transdisipliner (memanfaatkan

    keserbanekaan wawasan dan pendekatan dari disiplin ilmu lain).

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 21

    7. Komponen Pembelajaran dalam Pendidikan Kewarganegaraan

    Menurut Branson ( dalam Winataputra, 2012 : 199 ) terdapat tiga

    komponen utama dalam PKn yaitu :

    a. Pengetahuan Kewarganegaraan (civic knowledge)

    Civic knowledge berkaitan dengan isi atau apa yang harus

    diketahui oleh warga Negara

    b. Keterampilan kewarganegaraan (civic skills)

    Civicskiils merupakan keterampilan apa yang seharusnya

    dimiliki oleh warga negara yang mencakup keterampilan intelektual

    dan keterampilan partisipasi.

    c. Sikap kewarganegaraan (civic disposition)

    Civic disposition berkaitan dengan karakter privat dan public

    dari warga negara yang dipelihara dan ditingkatkan dalam demokrasi

    konstitusional.

    Ketiga komponen Pendidikan Kewarganegaraan berkaitan

    erat dengan sasaran pembentukan pribadi warga negara. Warga

    negara yang memiliki pengetahuan dan sikap kewarganegaraan akan

    mejadi warga negara yang percaya diri (civic confidence), warga

    negara yang memiliki pengetahuan dan keterampilan

    kewarganegaraan akan menjadi warga negara yang mampu (civic

    competence), warga negara yang memiliki sikap dan keterampilan

    kewarganegaraan akan menjadi warga negara yang komitmen (civic

    commitment) dan pada akhirnya warga negara yang memiliki

    pengetahuan, sikap dan keterampilan kewarganegaraan akan menjadi

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 22

    warga negara yang cerdas dan baik (smart and good citizenship)

    (Winarno, 2013:26).

    B. Nilai – Nilai Pancasila

    1. Pengertian Nilai

    Nilai atau „value‟ (dalam bahasa Inggris) termasuk pengertian

    filsafat. Filsafat sering diartikan sebagai ilmu tentang nilai-nilai. Istilah

    nilai di dalam bidang filsafat dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak

    yang artinya „keberhargaan‟ (worth) atau „kebaikan‟ (goodness) dan kata

    kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan dalam menilai atau

    melakukan penilaian (Frankena dalam Kaelan, 2000:174).

    2. Macam – Macam Nilai

    Max Scheler (dalam Rahayu Sri, 2013:20) mengemukakan bahwa

    nilai-nilai yang ada, tidak sama luhurnya dan sama tingginya. Nilai-nilai

    itu secara senyatanya ada yang lebih tinggi dan ada yang yang lebih

    rendah dibandingkan dengan nilai-nilai lainnya. Menurut tinggi

    rendahnya, nilai-nilai dapat dikelompokkan dalam tingkatan sebagai

    berikut :

    a. Nilai-nilai kenikmatan, dalam tingkatan ini terdapat deretan nilai-

    nilai yang mengenakkan dan tidak mengenakkan (die Wertreihe des

    Angenehmen und Unangehmen), yang menyebabkan orang senang

    atau menderita tidak enak.

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 23

    b. Nila-nilai kehidupan, dalam tingkat ini terdapatlah nilai-nilai yang

    penting bagi kehidupan (Werte des vitalen Fuhlens) misalnya

    kesehatan, kesegaran jasmani dan kesejahteraan umum.

    c. Nilai-nilai kejiwaan, dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai kejiwaan

    (geistige werte) yang sama sekali tidak tergantung dari keadaan

    jasmani maupun lingkungan.

    d. Nilai-nilai kerohanian, dalam tingkat ini terdapatlah modalitas nilai

    dari yang suci dan tidak suci.

    Notonagoro (dalam Rahayu Sri, 2013:21) membagi nilai

    menjadi 3 macam, yaitu :

    1) Nilai materiil, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan

    jasmani manusia atau kebutuhan materil ragawi manusia.

    2) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia

    untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.

    3) Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani

    manusia. Nilai kerohanian terbagi lagi menjadi 4 macam, yaitu :

    a) Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal (ratio, budi,

    cipta) manusia.

    b) Nilai keindahan atau nilai estetis, yang bersumber pada

    unsur perasaan (aesthetis, gevoel, rasa) manusia.

    c) Nilai kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada unsur

    kehendak (will, Wollen, karsa) manusia.

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 24

    d) Nilai religius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi

    dan mutlak. Nilai religius bersumber dari kepercayaan atau

    keyakinan manusia.

    Notonagoro (dalam Kaelan, 2000:177) berpendapat bahwa

    nilai-nilai Pancasila tergolong dalam nilai-nilai kerohanian, tetapi

    nilai-nilai kerohanian yang mengakui adanya nilai materiil dan nialai

    vital. Nilai-nilai Pancasila yang tergolong nilai kerohanian juga

    mengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis, baik nilai

    materiil, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan atau nilai estetis,

    nilai kebaikan atau nilai moral, maupun nilai kesucian yang

    sistematik-hirarkhis, yang dimulai dari sila Ketuhanan Yang Maha

    Esa sebagai „dasar‟ sampai dengan sila Keadilan Sosial bagi seluruh

    rakyat Indonesia sebagai „tujuan‟ (Darmodiharjo dalam Kaelan,

    2000:178).

    3. Pengertian Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

    Secara harfiah Pancasila dijabarkan dalam dua kata, yaitu Panca

    yang berarti Lima, dan Sila berarti Dasar. Jadi Pancasila mempunyai arti

    Lima Dasar. Istilah “sila” juga dapat diartikan sebagai aturan yang

    melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa, kelakuan atau

    perbuatan yang menurut adab (sopan santun), akhlak dan moral.

    Pandangan Hidup Bangsa dapat didefinisikan sebagai segenap prinsip

    dasar yang dipegang teguh oleh suatu bangsa guna memecahkan berbagai

    persoalan kehidupan yang dihadapinya.

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 25

    Pancasila disebut sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia,

    karena nilai-nilai yang terkandung dalam sila-silanya dari waktu ke

    waktu dan secara tetap telah menjadi bagian yang terpisahkan dari

    kehidupan Bangsa Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa

    Indonesia, maka Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari

    hari dan digunakan sebagai penunjuk arah semua kegiatan di dalam

    segala bidang. Pancasila mempunyai kedudukan yang tinggi, yakni

    sebagai cita-cita dan Pandangan Hidup Bangsa dan Negara RI.

    Sedangkan fungsi utama dari Pancasila adalah sebagai Dasar Negara

    Republik Indonesia (Kaelan : 2000).

    4. Nilai-Nilai Pancasila

    Menurut Kaelan (2000:181) nilai-nilai Pancasila dibagi menjadi :

    a. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara

    Republik Indonesia

    Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat

    hidup bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai

    yang bersifat sistematis. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara

    Republik Indonesia, mengandung makna bahwa dalam setiap aspek

    kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan serta kenegaraan harus

    berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,

    Kerakyatan dan Keadilan. Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif dan

    juga subjektif. Artinya essensi nilai-nilai Pancasila adalah bersifat

    universal yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan

    Keadilan. Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif yaitu antara lain :

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 26

    1) Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri sebenarnya hakikat

    maknanya yang terdalam menunjukkan adanya sifat-sifat yang

    umum universal dan abstrak, karena merupakan suatu nilai.

    2) Inti dari nilai-nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa

    dalam kehidupan bangsa Indonesia dan mungkin juga pada

    bangsa lain baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan

    maupun dalam kehidupan keagamaan.

    3) Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945,

    menurut ilmu hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah

    negara yang fundamental negara sehingga merupakan suatu

    sumber hukum positif di Indonesia. Jika nilai-nilai Pancasila

    yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 diubah maka

    sama halnya dengan pembubaran negara Proklamasi 1945,

    sebagaimana terkandung dalam ketetapan MPRS

    No.XX/MPRS/1966, diperkuat Tap No.V/MPR/1973, jo. Tap

    No.IX/MPR/1978 ( Kaelan, 2000:182).

    Menurut Rahayu Sri (2013:28), sebaliknya nilai-nilai

    subjektif Pancasila dapat diartikan bahwa keberadaan nilai-nilai

    Pancasila itu bergantung atau terletak pada bangsa Indonesia sendiri.

    1) Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga

    bangsa Indonesia sebagai kausa materialis. Nilai-nilai tersebut

    sebagai hasil pemikiran, penilaian kritis, serta hasil refleksi

    filosofis bangsa Indonesia.

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 27

    2) Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup)

    bangsa Indonesia sehingga merupakan jati diri bangsa, yang

    diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, kebaikan, keadilan

    dan kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan

    bernegara.

    3) Nilai-nilai Pancasila di dalamnya terkandung ketujuh nilai-nilai

    kerokhanian yaitu nilai kebenaran, kebaikan, kebijaksanaan,

    etis, estetis dan nilai religius yang manifestasinya sesuai dengan

    hati nurani bangsa Indonesia karena bersumber pada kepribadian

    bangsa Indonesia (Darmodihardjo dalam Rahayu Sri, 2013:28).

    Nilai-nilai Pancasila bagi bangsa Indonesia menjadi landasan,

    dasar serta motivasi atas segala perbuatanbaik dalam kehidupan

    sehari-hari maupun dalam kehidupan kenegaraan. Nilai-nilai

    Pancasila merupakan das sollen atau cita-cita tentang kebaikan yang

    harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan atau des sein. Nilai-nilai

    Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya

    merupakan sumber dari segala sumber hukum dalam negara

    Indonesia. Sebagai suatu sumber dari segala sumber hukum secara

    objektif merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran, cita-cita

    hukum, serta cita-cita moral yang luhur yang meliputi suasana

    kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia, yang pada tanggal 18

    Agustus 1945 telah dipadatkan dan diabstraksikan oleh para pendiri

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 28

    negara menjadi lima sila ditetapkan secara yuridis formal menjadi

    dasar filsafat negara Republik Indonesia (Kaelan, 2000:183).

    Menurut Rahayu Sri (2013:29), nilai-nilai Pancasila yang

    terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 secara yuridis memiliki

    kedudukan sebagai pokok Kaidah Negara yang Fundamental.

    Adapun Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya memuat nilai-nilai

    Pancasila mengandung 4 pokok pikiran yang bilamana dianalisis

    makna yang terkandung di dalamnya tidak lain merupakan derivasi

    atau penjabaran dari nilai-nilai Pancasila. Empat pokok dari nilai-

    nilai Pancasila adalah sebagai berikut :

    1) Menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara persatuan,

    yaitu negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh

    tumpah darah Indonesia, mengatasi segala paham golongan

    maupun perseorangan. Pokok pikiran yang pertama ini

    merupakan penjabaran sila ketiga.

    2) Menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan suatu keadilan

    sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Negara berkewajiban

    mewujudkan kesejahteraan umum bagi seluruh warga negara,

    mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan

    ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan

    keadilan sosial. Pokok pikiran yang kedua merupakan

    penjabaran sila kelima.

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 29

    3) Menyatakan bahwa negara berkedaulatan rakyat berdasarkan

    atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan. Hal ini ini

    menunjukkan bahwa negara Indonesia adalah negara demokrasi

    yaitu kedaulatan ditangan rakyat. Pokok pikiran yang ketiga

    merupakan penjabaran dari sila keempat.

    4) Menyatakan bahwa negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang

    Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan berada. Hal

    ini mengandung arti bahwa negara Indonesia menjunjung tinggi

    keberadaban semua agama dalam pergaulan hidup negara.

    Pokok pikiran yang keempat penjabaran dari sila pertama dan

    kedua.

    Keempat pokok pikiran itu merupakan perwujudan dari sila-

    sila Pancasila. Pokok pikiran ini sebagai dasar fundamental dalam

    pendirian negara yang realisasi berikutnya perlu diwujudkan atau

    dijelmakan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945. Nilai-nilai

    Pancasila merupakan suatu landasan moral etik dalam kehidupan

    kenegaraan. Hal ini ditegaskan dalam pokok pikiran keempat yang

    menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa

    berdasar atas Kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini

    mengandung arti bahwa dalam kehidupan kenegaraan harus

    didasarkan pada moral etik yang bersumber pada nilai-nilai

    Ketuhanan Yang Maha Esa yang menjunjung moral kemanusiaan

    yang beradab (Rahayu Sri, 2013:30).

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 30

    b. Makna Nilai-nilai setiap Sila Pancasila

    Menurut Kaelan (2000:85), sila-sila Pancasila pada

    hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang sistematis. Nilai-nilai

    yang terkandung dalam setiap sila adalah sebagai berikut :

    1) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

    Sila Ketuhanan Yang Maha Esa nilai-nilainya menjiwai

    keempat sila lainnya. Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa

    terkandung nilai bahwa negara yang didirikan adalah sebagai

    pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang

    Maha Esa. Negara adalah mendasarkan pada hakikat kedudukan

    kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh

    karena itu nilai-nilai Ketuhanan merupakan nilai yang tertinggi

    dan bersifat mutlak. Kebebasan manusia harus diletakkan dalam

    kerangka kedudukan manusia sebagai makhluk Tuhan (Kaelan,

    2000:185).

    2) Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

    Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab secara

    sistematis didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha

    Esa, serta mendasari dan menjiwai ketiga sila berikutnya. Sila

    kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehidupan

    negara, kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan. Nilai

    kemanusiaan ini bersumber pada dasar filosofis antropologis

    bahwa hakikat manusia adalah susunan kodrat rokhani (jiwa)

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 31

    dan raga, sifat kodrat individu dan makhluk sosial, kedudukan

    kodrat makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk

    Tuhan Yang Maha Esa(Kaelan, 2000:186).

    Menurut Budiyono (2009:147), “Kemanusiaan

    Indonesia” seperti dalam sila kedua secara keseluruhan

    mempunyai arti bahwa sifat manusia (Indonesia) adalah

    memberlakukan manusia lain secara adil, tidak sewenang-

    wenang, perlakuan hanya bisa dilaksanakan karena telah

    mencapai peradaban yang sudah tinggal nilainya. Itulah

    sebabnya mengapa dalam sila Kemanusiaan yang adil dan

    beradab mewajibkan kepada manusia (Indonesia), untuk

    senantiasa menjunjung tinggi norma-norma hukum dan moral

    hingga memperlakukan sesama manusia, bahkan makhluk-

    makhluk hewani secara adil dan beradab.

    Sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara

    harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai

    makhluk yang beradab. Oleh karena itu dalam kehidupan

    kenegaraan terutama dalam peraturan perundang-undangan

    negara harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat

    dan martabat manusia, terutama hak-hak kodrat manusia sebagai

    hak dasar (hak asasi) harus dijamin dalam peraturan perundang-

    undangan negara. Kemanusiaan yang adil dan beradab

    mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 32

    manusia yang didasarkan pada potensi hati nurani manusia

    dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan. Nilai

    kemanusiaan yang beradab adalah perwujudan nilai

    kemanusiaan sebagai makhluk yang berbudaya, bermoral dan

    beragama (Kaelan, 2000:186).

    Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna

    bahwa hakikat manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan

    beradab harus berkodrat adil. Hakikat manusia harus adil dalam

    hubungan dengan diri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil

    terhadap masyarakat bangsa dan negara, adil terhadap

    lingkungannya serta adil terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

    Konsekuensinya nilai yang terkandung dalam Kemanusiaan

    yang adil dan beradab adalah menjunjung tinggi harkat dan

    martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,

    menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, menghargai atas

    kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, ras,

    keturunan, status sosial maupun agama, mengembangkan sikap

    saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa, tidak semena-

    mena terhadap sesama manusia, menjunjung tinggi nilai-nilai

    kemanusiaan dan berani membela keadilan dan kebenaran atas

    dasar kemanusiaan (Kaelan, 2000:187).

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 33

    3) Sila Persatuan Indonesia

    Sila Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila

    Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan

    Beradab serta mendasari dan menjiwai sila Kerakyatan yang

    dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

    Permusyawaratan/Perwakilan dan Keadilan Sosial bagi Seluruh

    Rakyat Indonesia. Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung

    nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat

    manusia monodualis yaitu manusia sebagai makhluk individu

    dan sebagai makhluk sosial. Negara merupakan suatu

    persekutuan hidup bersesama di antara elemen-elemen yang

    membentuk negara yang berupa suku, ras, kelompok, golongan

    maupun kelompok agama. Oleh karena itu perbedaan

    merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri

    khas elemen-elemen yang membentuk negara. Konsekuensinya

    negara adalah beraneka ragam tetapi satu, mengikat diri dalam

    suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu semboyan negara

    Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Perbedaan bukannya

    untuk diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan melainkan

    diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu

    persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan

    bersama (Kaelan, 2000:188).

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 34

    Nilai persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila

    Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan

    Beradab. Hal ini terkandung nilai bahwa nasionalisme Indonesia

    adalah naionalisme religius yaitu nasionalisme yang bermoral

    Ketuhanan Yang Maha Esa, nasionalisme yang humanistik yang

    menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai

    makhluk Tuhan (Kaelan, 2000:188).

    4) Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan

    dalam Permuyawaratan/Perwakilan

    Menurut Budiyono (2009:149) bahwa sila Kerakyatan

    ini merupakan sendi penting daripada azas kekeluargaan, karena

    Pancasila sendiri tidaklah lahir dari sumber asing, tetapi digali

    dari sifat kepribadian Indonesia, yaitu kekeluargaan yang

    harmonis, dimana terdapat adanya keseimbangan antara

    kepentingan individu dengan kepentingan keseluruhan atau

    masyarakat. Sila keempat ini menjadi azas/prinsip daripada

    demokrasi Pancasila, yang digambarkan sebagai suatu paham

    demokrasi yang berasal dari pandangan hidup bangsa

    Indonesiadan digali dari kepribadian bangsa Indonesia sendiri.

    Menurut Kaelan (2000:189), nilai filosofis yang

    terkandung di dalamnya bahwa hakikat negara adalah sebagai

    penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai individu dan makhluk

    sosial. Hakikat rakyat merupakan sekelompok manusia sebagai

    makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang bersatu yang bertujuan

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 35

    mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah

    negara. Rakyat adalah subjek pendukung pokok negara. Dalam

    sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak

    harus dilaksanakan dalam hidup negara, karena kekuasaan dari

    rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Nilai-nilai demokrasi yang

    terkandung dalam sila ke-4 adalah :

    a) Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung

    jawab baik terhadap masyarakat bangsa maupun secara

    moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

    b) Menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.

    c) Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam

    hidup bersama.

    d) Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, suku, ras,

    agama karena perbedaan adalah suatu bawaan kodrat

    manusia.

    e) Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap

    individu, kelompok, suku, ras maupun agama.

    f) Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama

    kemanusiaan yang beradab.

    g) Menjunjung tinggi asas musyawarah sebagai moral

    kemanusiaan yang beradab.

    h) Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam

    kehidupan sosial agar tercapainya tujuan bersama.

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 36

    5) Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

    Menurut Kaelan (2000:190),dalam sila Keadilan Sosial

    bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai-nilai keadilan

    yang merupakan tujuan negarayang harus terwujud dalam

    kehidupan bersama (kehidupan sosial). Keadilan itu didasari dan

    dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam

    hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan

    manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan

    negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya.

    Konsekuensi nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam

    hidup bersama meliputi:

    a) Keadilan distributif, yaitu suatu hubungan keadilan antara

    negara terhadap warganya, dalam arti pihak negaralah yang

    wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi,

    dalam bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi serta

    kesempatan dalam hidup bersama yang berdasarkan atas

    hak dan kewajiban.

    b) Keadilan legal (keadilan bertaat), yaitu suatu hubungan

    keadilan antara warga negara terhadap negara dan dalam

    masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan

    dalam bentuk mentaati peraturan perundang-undangan yang

    berlaku dalam negara.

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 37

    c) Keadilan komutatif, yaitu suatu hubungan keadilan antara

    warga yang satu dengan lainnya secara timbal balik.

    Nilai-nilai keadilan tersebut yang harus menjadi dasar

    yang harus diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk

    mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan kesejahteraan

    seluruh warganya serta melindungi seluruh warganya dan

    seluruh wilayahnya, mencerdaskan seluruh warganya (Kaelan,

    2000:190)

    C. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

    1. Pengertian Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

    Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah satu-satunya

    organisasi siswa yang ada di sekolah. OSIS di suatu sekolah tidak

    mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan

    tidak menjadi bagian atau alat dari organisasi lain yang ada di luar

    sekolah. OSIS sebagai suatu sistem merupakan tempat siswa

    bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. OSIS juga sebagai

    kumpulan siswa yang mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan

    suatu organisasi untuk mencapai tujuan (Gunawan, 2012:263).

    2. Peran Organisasi Siswa Intra sekolah (OSIS)

    Menurut Gunawan (2012:263), sebagai salah satu upaya

    pembinaan kesiswaan, OSIS berperan sebagai wadah, penggerak atau

    motivator dan bersifat preventif. Peran OSIS dapat dijelaskan sebagai

    berikut :

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 38

    a. OSIS sebagai Wadah Bagi Kegiatan Siswa

    Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya

    wadah kegiatan siswa di sekolah. Oleh sebab itu, OSIS dalam

    mewujudkan fungsinya sebagai wadah harus melakukan upaya-

    upaya bersama dengan kegiatan lain, misalnya dalam latihan

    kepemimpinan siswa. Tanpa saling bekerja sama dengan kegiatan

    lain, penanan OSIS sebagai wadah kegiatan kesiswaan tidak akan

    berlangsung.

    b. OSIS sebagai Penggerak atau Motivator

    Motivator adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya

    keinginan semangat para siswa untuk berbuat dan pendorong

    kegiatan bersama dalam mencapai tujuan. OSIS menjadi penggerak

    apabila pembina dan pengurus mampu membawa OSIS selalu

    membawa kebutuhan yang diharapkan, yaitu menghadapi perubahan,

    memiliki daya tangkap terhadap ancaman, memanfaatkan peluang

    dan perubahan dan memberikan kepuasan kepada anggota.

    c. Peranan yang bersifat Preventif

    Peran OSIS secara internal dapat menggerakkan sumber

    daya yang ada, secara eksternal mampu beradaptasi dengan

    lingkungan, misalnya menyelesaikan persoalan perilaku

    menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara

    preventif OSIS berhasil ikut mengamankan sekolah dari segala

    ancaman yang datang dari dalam maupun luar. Peranan preventif

    OSIS akan terwujud apabila peranan OSIS sebagai pendorong lebih

    dahulu harus dapat diwujudkan.

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 39

    3. Manfaat Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

    Menurut Gunawan (2012:264), manfaat dari OSIS adalah sebagai

    berikut :

    a. Meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara dan cinta tanah air.

    b. Meningkatkan kepribadian dan berbudi pekerti luhur.

    c. Meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan politik dan

    kepemimpinan.

    d. Meningkatkan keterampilan, kemandirian dan percaya diri.

    e. Menghargai dan menjiwai nilai-nilai seni, meningkatkan dan

    mengembangkan kreasi seni.

    MenurutGunawan (2012:264), beberapa contoh kegiatan

    pembinaan kesiswaan yang disebutkan dalam Permendiknas No 39

    Tahun 2008 yang dapat dilaksanakan OSIS bagi peserta didik

    diantaranya sebagai berikut :

    a. Memantapkan dan mengembangkan peran siswa di dalam OSIS

    sesuai dengan tugasnya masing-masing.

    b. Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (bakti sosial).

    c. Mengadakan lomba mata pelajaran atau program keahlian.

    d. Menyelenggarakan kegiatan ilmiah.

    e. Mengikuti kegiatan workshop, seminar, diskusi panel yang

    bernuansa ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

    f. Mengadakan studi banding dan kunjungan (studi wisata) ke tempat-

    tempat sumber belajar.

    g. Melaksanakan latihan kepemimpinan siswa.

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014

  • 40

    h. Melaksanakan kegiatan kelompok belajar, diskusi, debat dan pidato.

    i. Melaksanakan penghijauan dan perindangan lingkungan sekolah.

    j. Meningkatkan kreativitas dan keterampilan dalam menciptakan

    suatu barang menjadi lebih berguna.

    k. Meningkatkan kreativitas dan keterampilan di bidang barang dan

    jasa.

    l. Meningkatkan usaha koperasi siswa dan unit produksi.

    m. Melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) / praktek kerja industri

    (Prakerin).

    n. Meningkatkan kemampuan keterampilan siswa melalui sertifikasi

    kompetensi siswa berkebutuhan khusus.

    4. Tujuan Organisasi Siswa Intra Sekolah

    Melalui OSIS siswa di harapkan dapat mewujudkan dan

    menjalankan nilai-nilai sebagai berikut :

    a. Mempertebal ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

    b. Menjaga dan menciptakan sekolah agar terhindar dari usaha dan

    pengaruh yang bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional.

    c. Menumbuhkan daya tangkal pada diri siswa agar menjunjung tinggi

    kebudayaan nasional dan mampu menjaring pengaruh kebudayaan

    yang datang dari luar yang bertentangan dengan kepribadian

    Indonesia.

    d. Menumbuhkan dan membina sikap berbangsa dan bernegara.

    e. Meneruskan dan mengembangkan semangat serta nilai juang para

    pahlawan.

    Peran Pendidikan Kewarganegaraan..., Tasirahwati, FKIP UMP, 2014