bab ii tinjauan pustaka a. kajian teori 1. kompetensi …
TRANSCRIPT
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kompetensi Dosen
a. Definisi kompetensi dosen
1) Kompetensi
Kompetensi secara umum berasal dari bahasa Inggris Competence
yang mengandung arti the ability to do some thing, yaitu kemampuan untuk
mengerjakan sesuatu (Samani, 2004 ; Samani, 2006 dalam Trianto, 2010).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
mengemukakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (Himpunan
Peraturan Perundang-undangan, 2011).
Kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh tanggung
jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
melaksanakan tugas-tugas dalam bidang tertentu (Majid, 2009).
Berdasarkan pengertian kompetensi di atas, dapat disimpulkan bahwa
kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku
yang harus dimiliki seseorang dalam melaksanakan tugasnya dibidang
tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2) Dosen
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 37 tahun 2009 pasal
1 tentang dosen menyatakan bahwa : dosen adalah pendidik profesional dan
ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Himpunan Peraturan
Perundang-undangan, 2011).
Dosen adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Dosen adalah orang yang
berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya
dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas (Djamarah,
2010).
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa dosen adalah tenaga
pendidik yang mempunyai tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni kepada peserta didik melalui pendidikan.
Kedudukan dosen sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran
dosen sebagai agen pembelajaran, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni, serta pengabdi kepada masyarakat berfungsi untuk meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
mutu pendidikan nasional (Himpunan Peraturan Perundang-undangan,
2011).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 45
mengemukakan bahwa dosen wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi
kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat
bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
14 Tahun 2005 Pasal 60, dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dosen
berkewajiban (Himpunan Peraturan Perundang-undangan, 2011) :
1) Melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
2) Merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran.
3) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
4) Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan
jenis kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar
belakang sosioekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
5) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode
etik, serta nilai-nilai agama dan etika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
6) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
3) Kompetensi dosen
Kompetensi dosen adalah seperangkat kemampuan pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik melalui bidang pendidikan (Djamarah, 2010 ;
Majid, 2009 ; Trianto, 2010 ; Himpunan Peraturan perundang-undangan,
2011).
Kompetensi dosen merupakan kebulatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Sebagai agen pembelajaran
maka dosen dituntut untuk kreatif dalam mnenyiapkan metode dan strategi
yang cocok untuk kondisi peserta didiknya, memilih dan menentukan sebuah
metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Menurut
Budiada (2012) seorang dosen yang memiliki kompetensi yang memadai,
tentunya akan berpengaruh positif terhadap potensi peserta didik.
b. Macam-macam kompetensi dosen
Seiring dengan dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yang menyatakan
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dosen, yaitu meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi
(Himpunan Peraturan Perundang-undangan, 2011).
1) Kompetensi Pedagogik
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 dalam
Himpunan Peraturan Perundang-undangan (2011) menyatakan bahwa
kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya, yaitu meliputi :
a) Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik
Dosen memiliki pemahaman akan psikologi perkembangan peserta
didik, sehingga mengetahui dengan benar pendekatan yang tepat untuk
dilakukan pada peserta didiknya. Dosen dapat membimbing peserta
didik melewati masa-masa sulit dalam usia yang dialami peserta didik.
Selain itu, dosen memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap latar
belakang pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-
problem yang dihadapi peserta didik serta menentukan solusi dan
pendekatan yang tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
b) Kemampuan mengelola pembelajaran
Dalam mengelola program belajar mengajar, tugas seorang dosen
(Sunhaji, 2009) :
(1) Merumuskan tujuan instruksional atau pembelajaran atau indikator
pencapaian, tujuan inilah yang dapat dijadikan ukuran atau
patokan tentang sejauh mana kegiatan belajar mengajar itu akan
dibawa. Tujuan pembelajaran ini adalah rumusan tingkah laku
yang diharapkan dari peserta didik setelah selesai proses belajar
mengajar, atau merupakan hasil belajar mahasiswa yang
diharapkan.
(2) Mengenal dan dapat menggunakan desain instruksional. Seorang
dosen sebelum mengajar membuat persiapan secara tertulis dalam
bentuk kurikulum atau silabus dan prencanaan pembelajaran
sebagai persiapan mengajar.
(3) Melaksanakan program belajar mengajar.
Dalam kegiatan ini, dosen berturut-turut melakukan kegiatan pre-
tes, menyampaikan materi pelajaran, mengadakan prost-tes, dan
mengadakan remedial.
(4) Merencanakan dan melaksanakan program remedial. Suatu proses
belajar mengajar yang ideal mengandung dua macam kegiatan
yakni pengayaan mahasiswa yang sudah berhasil menguasai suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
satuan pelajaran di satu pihak dan perbaikan bagi yang belum
berhasil di pihak lain.
c) Kemampuan merancang pembelajaran secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang luas bagi peserta
didik untuk dapat mengeksplor potensi dan kemampuannya sehingga
dapat dilatih dan dikembangkan serta kemandirian sesuai dengan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
d) Pemanfaatan teknologi pembelajaran.
Dalam menyelenggarakan pembelajaran, dosen menggunakan
teknologi sebagai media. Menyediakan bahan belajar dan
mengadministrasikan dengan menggunakan teknologi informasi.
Membiasakan peserta didik berinteraksi dengan menggunakan
teknologi.
e) Kemampuan mengevaluasi dan menilai peserta didik. Dosen
memiliki kemampuan untuk mengevaluasi pembelajaran yang
dilakukan meliputi perencanaan, respon peserta didik, hasil belajar
peserta didik, metode dan pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi,
dosen harus mampu merencanakan penilaian yang tepat, melakukan
pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan dan solusi secara
akurat. Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
belajar mahasiswa dalam kelas dan menentukan tingkat atau rangking
tertentu untuk menilai kemajuan hasil belajarnya.
2) Kompetensi kepribadian
Dosen sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki
karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yang mantap dari
sosok seorang dosen akan memberikan teladan yang baik terhadap anak
didik maupun masyarakatnya, sehingga dosen akan tampil sebagai sosok
yang patut “digugu” (ditaati nasehat atau ucapan atau perintahnya) dan
“ditiru” (dicontoh sikap dan perilakunya). Kepribadian dosen merupakan
faktor terpenting bagi keberhasilan belajar peserta didik. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
mengemukakan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan
kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta
menjadi teladan peserta didik (Himpunan Peraturan Perundang-undangan,
2011). Sedangkan Surya, (2003) menyebut kompetensi kepribadian ini
sebagai kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang dosen
yang diperlukan agar dapat menjadi dosen yang baik.
a) Mampu bertindak secara konsisten yang sesuai dengan norma
agama, hukum ,sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
b) Mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil,
dewasa arif, jujur, berwibawa, dan berakhlak mulia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
c) Mempunyai rasa bangga menjadi dosen, dapat bekerja mandiri,
mempunyai etos kerja, rasa percaya diri, dan tanggung jawab yang
tinggi.
d) Mampu bersikap dan berprilaku yang disegani.
e) Mampu menjunjung tinggi kode etik profesi dosen.
3) Kompetensi Sosial
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
mengemukakan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan dosen untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Kompetensi sosial dosen tersebut meliputi (Himpunan
Peraturan Perundang-undangan, 2011) :
a) Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.
Dalam menggunakan ketiga alat komunikasi ini, dosen dapat
memberikan teladan yang baik. Artinya komunikasi yang dibangun
berisi hal-hal yang positif seperti memotivasi, menasehati, memberi
arahan dan sejenisnya, bukan hal-hal yang negatif seperti marah,
mencela, menjelekkan, membuka aib orang lain, memfitnah dan hal-
hal yang dilarang agama yang dapat membuat ketidakharmonisan
sosial (Setiawati, 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
b) Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional.
Teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan pesat,
misalnya hand phone, face book, e-mail, twitter dan lain-lain. Seorang
dosen harus memanfaatkan teknologi ini untuk kepentingan
pembelajaran, bermasyarakat dan berorganisasi dengan banyak orang.
Kecepatan di era globalisasi ini, dibutuhkan ketangkasan dan
kepiawaian seorang dosen dalam menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi yang sudah membanjiri kehidupan pribadi manusia.
Oleh sebab itu, belajar dan mengikuti perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi sangat penting bagi dosen untuk menambah
wawasan, meningkatkan kepercayaan diri, dan menggunakannya
dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang dan kebutuhannya
(Setiawati, 2011).
c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua atau wali peserta didik dan bergaul secara
santun dengan masyarakat sekitar.
4) Kompetensi Profesional
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
mengemukakan bahwa kompetensi profesional merupakan kemampuan
dosen dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi
penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran yang diampunya
(Himpunan Peraturan Perundang-undangan, 2011). Sebagaimana tugas
dosen pada umumnya bahwa dosen dituntut untuk mempelajari materi
pelajaran yang akan di ajarkannya kepada peserta didik. Dengan modal
menguasai bahan, maka dosen akan dapat menyampaikan materi secara
dinamis. Yang dimaksud menguasai bahan dalam hal ini tidak hanya
menguasai bahan bidang studi yang akan diajarkannya yang tercantum
dalam kurikulum atau silabus, namun juga dituntut menguasai bahan
pengayaan atau penunjang bidang studi tersebut (Sunhaji, 2009).
Ke empat kompetensi tersebut terintregrasi dalam kinerja dosen artinya
bahwa dalam diri dosen harus terdapat semua kompetensi yang
dipersyaratkan. Jika ada satu kompetensi yang kurang, maka dosen belum
dapat dikatakan sebagai dosen yang profesional (Mustika, Ridho dan
Wahidmuri, 2010).
Adapun indikator kompetensi dosen dalam penelitian ini adalah
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional.
c. Persepsi mahasiswa tentang kompetensi dosen
Persepsi merupakan suatu proses diterimanya rangsangan melalui
penginderaan selanjutnya seseorang menyeleksi, mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-
pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
keseluruhan gambaran yang berarti (Bruce, Kotler, Norman, Philip,
Shawchuck, and Wrenn, 2010 ; Sunaryo, 2002).
Seorang dosen yang akan melakukan kegiatan pembelajaran harus
memiliki kompetensi dosen yaitu kompetensi padagogik, kepribadian,
social, dan profesional. Semua kompetensi dosen tersebut harus dilakukan
dengan optimal saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, baik itu didalam
kelas maupun diluar kelas. Jika kompetensi dosen dapat terlaksana dengan
optimal, maka mahasiswa akan mengikuti proses belajar mengajar dengan
aktif. Dengan demikian, bila persepsi mahasiswa tentang kompetensi dosen
baik, maka mahasiswa juga akan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
baik atau ikut berpartisipasi aktif sehingga prestasi belajar yang dicapai akan
meningkat.
Persepsi mahasiswa tentang kompetensi dosen adalah kesanggupan
atau kemampuan seorang dosen dalam menyampaikan ilmu pengetahuan
kepada peserta didik dalam lingkup kegiatan belajar mengajar sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi dosen
Kompetensi dosen dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dengan mengadopsi
pendapat Sutermeister (1976) faktor yang mempengaruhi kerja karyawan, maka
kompetensi dosen dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal adalah faktor dari dalam diri individu dosen meliputi: latar belakang
pendidikan, pengalaman mengajar dosen, etos kerja dosen. Sedangkan faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
eksternal adalah faktor dari luar meliputi faktor situasioner yaitu: iklim dan
kebijakan organisasi, lingkungan kerja, sarana dan prasarana, gaji, lingkungan
sosial dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi dan
mempengaruhi kompetensi dosen dalam mengajar (Budiada, 2012).
2. Motivasi Belajar
a. Definisi
Motivasi adalah dorongan, hasrat dan keinginan seseorang untuk berbuat
sesuatu dalam rangka mencapai suatu tujuan (Sobur, 2010 ; Uno, 2011).
Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi.
Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri.
Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita.
Sementara motivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita
(Uno, 2011).
Belajar merupakan suatu proses usaha dimana aspek organisme dan
tingkah laku pribadi seseorang mengalami perubahan sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto
(2003) dalam Hamdani, 2011. ; Gage (1984) dalam Sagala, 2011 ; Sardiman,
2010).
Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan
belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar
sebaik mungkin (Clayton Alderfer dalam Nashar, 2004).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Berdasarkan pengertian motivasi dan belajar diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak atau
dorongan dari luar maupun dari dalam diri seseorang untuk mengadakan
perubahan tingkah laku dan kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki dapat tercapai. Hal itu mempunyai peranan besar dalam
keberhasilan belajar seseorang.
Motivasi belajar merupakan hasrat untuk belajar dari seseorang individu.
Seorang mahasiswa dapat belajar secara lebih efesien apabila berusaha untuk
belajar secara maksimal. Artinya mahasiswa memotivasi dirinya sendiri.
Motivasi belajar dapat dibangkitkan, ditingkatkan, dan dipelihara oleh
kondisi-kondisi luar, seperti penyajian pelajaran oleh dosen dengan media
bervariasi, metode yang tepat, komunikasi yang dinamis, dan sebagainya
(Hamdani, 2011).
Adapun unsur-unsur yang dijadikan indikator motivasi belajar dalam
penelitian ini adalah (Ridwan, 2006) :
1) Tekun dalam belajar
2) Ulet dalam menghadapi kesulitan belajar
3) Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar
4) Keinginan untuk berprestasi lebih baik dalam belajar
5) Mandiri dalam belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
b. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Fungsi motivasi yang berkenaan dengan proses belajar mengajar, sebagai
berikut (Hamdani, 2011) :
1) Fungsi penggerak dalam motivasi
Penggerak motivasi untuk mahasiswa dapat dilakukan melalui
berbagai cara, antara lain :
a) Metode penemuan (Burner)
Metode ini dimaksudkan agar mahasiswa memberi stimulan terhadap
dirinya sendiri sehingga dapat melakukan fungsi penggerak
motivasinya.
b) Motivasi kompetensi (Robert White)
Motivasi kompetensi menggerakkan tindakan-tindakan, seperti
menyelidiki, memerhatikan, berbicara, penalaran, dan memanipulasi.
c) Belajar terpogram (Bert Kersh)
Kelompok belajar secara terbimbing berisi serangkaian pertanyaan dan
jawaban, yang disusun secara bertahap sampai pada penyelesaian
masalah.
d) Prosedur brainstorming (Torrance)
Prosedur ini dimaksudkan agar mahasiswa mampu memproduksi ide-
ide yang berbobot tinggi, melalui diskusi dan kritik. Istilah lain dari
prosedur adalah urun pendapat. Keuntungan prosedur adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
menghasilkan ide-ide lebih banyak dibandingkan dengan cara lain,
seperti penghargaan, janji atau hadiah.
2) Fungsi harapan
Cara-cara yang dapat dilaksanakan untuk memenuhi fungsi harapan
adalah :
a) Merumuskan tujuan instruksional sekhusus mungkin
Tujuan-tujuannya spesifik, operasional, dan dapat diamati akan lebih
mendorong mahasiswa untuk mencapainya. Dalam hubungan ini telah
terkandung harapan-harapan yang yang di inginkan mahasiswa.
b) Tujuan instruksional hendaknya terbagi atas tiga kategori, yaitu tujuan
instruksional yang langsung, intermediate, dan jangka panjang.
c) Perubahan-perubahan harapan
Harapan adalah produk dari pengalaman masa lampa. Keberhasilan atau
kegagalan pada masa lampau merupakan unsur utama untuk meramalkan
keberhasilan dan kegagalan yang mungkin terjadi pada masa yang akan
datang.
d) Tingkat aspirasi
Tingkat aspirasi dimaksudkan sebagai pembangkit motivasi dengan
berpedoman bahwa keberhasilan masa lampau mengondisikan
mahasiswa untuk menambah harapan-harapan mereka. Sedangkan
kegagalan masa lampau menyebabkan mahasiswa memperendah
harapannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
c. Macam-macam motivasi belajar
Motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (Muhibbin, 2011) :
1) Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri
mahasiswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan
belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik mahasiswa adalah perasaan
menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya
untuk kehidupan masa depan mahasiswa yang bersangkutan.
2) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang dating dari luar
individu mahasiswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan
belajar. Pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, suri teladan
orang tua, dosen, dan seterusnya merupakan contoh-contoh konktret
motivasi ekstrinsik yang dapat menolong mahasiswa untuk belajar.
Kekurangan atau ketidakadaan motivasi, akan menyebabkan kurang
bersemangatnya mahasiswa dalam melakukan proses belajar materi-
materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.
d. Peranan Motivasi dalam Belajar
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan
menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang
belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar (Uno,
2011) :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
1) Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak
yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan
pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang
pernah dilaluinya.
2) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan
kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang
dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati
manfaatnya bagi anak.
3) Motivasi menentukan ketekunan belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan
berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan
memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi
untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila
seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia
tidak tahan lama belajar.
e. Teknik-teknik motivasi
Keberhasilan belajar pada dasarnya terletak pada tangan mahasiswa sendiri,
dan factor motivasi belajar memegang peranan penting di dalam menciptakan
efektivitas kegiatan belajar mengajar. Dosen harus memotivasi mahasiswa agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
mereka aktif belajar, terlibat, dan berperan serta dalam setiap pelaksanaan
proses belajar mengajar dikelas. Beberapa teknik atau pendekatan untuk
memotivasi mahasiswa agar memiliki gairah dalam belajar, sebagai berikut
(Hamdani, 2011) :
1) Berikan pada mahasiswa rasa puas untuk keberhasilan lebih lanjut
2) Ciptakanlah suasana kelas yang menyenangkan
3) Aturlah tempat duduk mahasiswa yang bervariasi
4) Pakailah metode penyampaian yang bervariasi sesuai dengan materi
yang disajikan
5) Kembangkan pengertian para mahasiswa secara wajar
6) Berikan komentar terhadap pekerjaan mahasiswa
3. Prestasi Belajar
a. Definisi
Prestasi belajar adalah suatu hasil usaha yang telah dicapai mahasiswa
dari aktivitas kegiatan belajar dimana penilaiannya diwujudkan dalam
bentuk nilai atau angka yang disertai dengan perubahan tingkah laku
mahasiswa dalam ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sifat) dan
psikomotor (keterampilan) (Blom dalam Arikunto, 2003 ; Hamdani, 2011 ;
Surya, 2004).
Prestasi belajar mahasiswa dapat ditunjukkan dalam bentuk nilai yang
berupa angka atau simbol huruf sebagai bukti sejauh mana mahasiswa dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
menyerap atau menerima materi pelajaran dan ilmu pengetahuan yang telah
diberikan oleh dosen selama proses belajar mengajar. Prestasi belajar
mahasiswa dapat diketahui setelah diadakan tes atau evaluasi. Hasil dari
evaluasi tersebut dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya
prestasi belajar mahasiswa (Hamdani, 2011 ; Agustina dan Hamdu, 2011).
b. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Sunaryo, (2004) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dapat di kelompokkan menjadi :
1) Faktor internal atau endogen
Faktor ini berasal dari dalam diri individu terdiri dari:
a) Faktor fisiologis:
(1) Kematangan fisik
Fisik yang sudah matang atau siap untuk belajar akan
memperlancar proses belajar atau sebaliknya.
(2) Keadaan indra
Keadaan indra yang sehat atau normal, terutama penglihatan dan
pendengaran akan memperlancar dan mendukung proses belajar.
(3) Keadaan kesehatan
Kondisi badan yang tidak sehat termasuk kecacatan ataupun
kelemahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b) Faktor psikologis
(1) Motivasi
Belajar yang dilandasi motivasi yang kuat dan berasal dari dalam
diri individu akan memperlancar proses belajar begitupun
sebaliknya.
(2) Emosi
Emosi adalah suatu keadaan perasaan yang telah melampaui
batas sehingga untuk mengadakan hubungan dengan sekitarnya
mungkin terganggu (Walgito, (1989) dalam Sunaryo, 2004).
Sebagai contoh: ketakutan, kecemasan, depresi dan kegembiraan.
(3) Sikap
Dalam diri mahasiswa harus ada sikap yang positif (menerima)
kepada sesama atau kepada dosennya. Sikap positif ini akan
menggerakkannya untuk belajar. Adapun mahasiswa yang
sikapnya negatif (menolak) kepada sesama mahasiswa dan
dosennya tidak akan mempunyai kemauan untuk belajar
(Hamdani, 2011).
(4) Minat
Bahan pelajaran yang menarik minat akan mempermudah individu
untuk mempelajari dengan sebaik-baiknya atau sebaliknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
(5) Bakat
Seseorang yang tidak berbakat pada bidang tertentu, apabila
memasuki jurusan atau mengikuti pelajaran yang tidak sesuai
bakatnya akan menimbulkan hambatan dalam proses belajar atau
sebaliknya.
(6) Kecerdasan
Diantara berbagai faktor yang dapat mempengaruhi belajar, faktor
kecerdasan sangat besar pengaruhnya dalam proses dan kemajuan
belajar individu. Apabila individu memiliki intelijensi rendah,
sulit memperoleh hasil belajar yang baik.
(7) Kreativitas
Individu yang memiliki kreativitas ada usaha untuk memperbaiki
kegagalan sehingga akan merasa aman bila menghadapi pelajaran.
2) Faktor eksternal atau eksogen
Faktor ini berasal dari luar individu, yang terdiri dari (Hamdani, 2011) :
a) Keadaan keluarga atau orang tua
Orang tua yang mampu mendidik dengan baik, mampu
berkomunikasi dengan baik, penuh perhatian terhadap anak, tahu
kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi anak, berpengaruh besar
terhadap keberhasilan belajar anak tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
b) Keadaan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan belajar mahasiswa. Oleh
karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong
mahasiswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah meliputi cara
penyajian pelajaran, hubungan dosen dengan mahasiswa, alat-alat
pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara dosen dan mahasiswa
yang kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
c) Lingkungan masyarakat
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
hasil belajar mahasiswa dalam proses pelaksanaan pendidikan.
Lingkungan masyarakat ini meliputi kegiatan mahasiswa dalam
masyarakat, teman bergaul dan bentuk kehidupan dalam masyarakat.
c. Penilaian prestasi belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Estu Utomo
Boyolali
1) Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali menggunakan sistem
penilaian gabungan antara PAN dan PAP. Penilaian Acuan Normatif
(PAN) untuk menilai kedudukan mahasiswa didalam kelas. Penilaian
Acuan Patokan (PAP) untuk mengukur penguasaan mahasiswa pada tiap
mata kuliah.
2) Penilaian dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis, tes lisan, maupun tes
perbuatan (keterampilan) dan tes sikap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
3) Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan tes harian (formatif),
ujian tengah semester (semi sumatif atau mid semester), ujian akhir
semester (sumatif) dan penilaian tugas akhir.
a) Tes harian (formatif)
Tes ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan, kesulitan, atau
hambatan yang dihadapi oleh peserta didik dan dosen dalam
melaksanakan proses belajar mengajar.
b) Ujian tengah semester (semi sumatif atau mid semester)
Ujian tengah semester ini diadakan setelah kurang lebih delapan
minggu tatap muka.bentuk ujian tengah semester ini dapat berupa
suatu tes atau penilaian partisipasi dalam kelas.
c) Ujian akhir semester (sumatif)
Ujian akhir semester ini merupakan alat terpenting untuk
mengevaluasi keberhasilan mahasiswa, termasuk keberhasilan
pengajarnya dalam satu semester.
d) Penilaian tugas akhir
Aspek yang dinilai mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan
sikap.
4) Keberhasilan studi mahasiswa untuk setiap mata kuliah menggunakan
PAN (Penilaian Acuan Normatif) berdasar nilai rata-rata (mean),
standart deviasi (SD), dan PAP (Penilaian Acuan Patokan) atau
gabungan keduanya yang merupakan nilai kumulatif dari nilai tes harian,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
nilai ujian tengah semester, nilai ujian akhir semester dan penilaian tugas
lainnya.
Tabel 2.1. Standar Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
Akademi Estu Utomo Boyolali
LAMBANG BOBOT KETERANGAN KELULUSAN
A 4 Baik sekali Lulus
B 3 Baik Lulus
C 2 Cukup Lulus
D 1 Kurang Tidak lulus
E 0 Kurang sekali Tidak lulus
(Sumber : AKBID Estu Utomo Boyolali)
d. Standar nilai Indeks Prestasi (IP) mahasiswa di Akademi Kebidanan Estu
Utomo Boyolali.
Tabel 2.2. Standar Nilai Indeks Prestasi (IP) Mahasiswa
Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali
NO PREDIKAT INDEKS PRESTASI
1. Dengan Pujian 3,50 – 4,00
2. Sangat Memuaskan 3,00 – 3,49
3. Memuaskan 2,00 – 2,99
4. Kurang 1,00 – 1,99
5. Kurang Sekali/Gagal 0,00 – 0,99
(Sumber : AKBID Estu Utomo Boyolali)
Untuk dapat melanjutkan ke semester berikutnya, mahasiswa harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Lulus 60 % dari jumlah SKS yang diambil pada semester yang lalu.
2) IP (Indeks Prestasi) dari mata kuliah yang lulus harus ≥ 2.00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
4. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)
1. Deskripsi mata kuliah
Mata kuliah ini memberikan kemampuan pada mahasiswa untuk
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal dengan bantuan,
didasari konsep-konsep sikap dan ketrampilan serta hasil evidence based
dalam praktik antenatal yang menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
dengan pokok-pokok konsep terjadinya kehamilan, adaptasi fisiologi dan
psikologi ibu hamil, faktor yang mempengaruhi ibu hamil, kebutuhan ibu
hamil, asuhan ibu hamil pada kunjungan awal dan ulang, deteksi terhadap
komplikasi ibu dan janin serta pendokumentasiannya.
2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dalam mata kuliah Asuhan Kebidanan I
(Kehamilan), antara lain :
1) Menjelaskan konsep dasar asuhan kehamilan
2) Menjelaskan proses adaptasi, fisiologi dan psikologi dalam kehamilan
3) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
4) Mengidentifikasi kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahap
perkembangannya
5) Melaksanakan asuhan kehamilan
6) Melaksanakan deteksi dini terhadap komplikasi ibu dan janin
7) Melakukan dokumentasi asuhan kehamilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
B. Penelitian Relevan
1. Arini, SKN, (2011) dengan judul Pengaruh Tingkat Intelegensi Dan Motivasi
Belajar Terhadap Prestasi Akademik Siswa Kelas Ii Sma Negeri 99 Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh tingkat intekegensi
dan motivasi belajar secara parsial maupun bersama terhadap prestasi akademik
siswa SMA. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang
bersifat pengaruh berganda,Subjek dalam penelitian ini adalah 180 siswa-siswi
kelas XI SMA Negeri.. Pengujian hipotesis menggunakan teknik regresi
berganda (multiple regression). Hasil penelitian : ada pengaruh secara signifikan
dari tingkat intelegensi dan motivasi belajar baik secara parsial maupun bersama
terhadap prestasi akademik.
2. Choosri, C and Intharaksa, U (2011) dengan judul Relationship between
Motivation and Students’ English Learning Achievement: A study of the Second
– year vocational certificate level Hatyai Technical College Students. Tujuan
penelitian ini adalahuntuk mengetahui tingkat motivasi pada siswa dengan
prestasi tinggi dan rendah, untuk mengetahui perbedaan dan kesamaan dalam
motivasi siswa dengan prestasi tinggi dan rendah dan untuk menganalisis
hubungan antara motivasi dan prestasi siswa. Subyek penelitian adalah 140 siswa
SMK program teknologi elektronik dan program pembangunan gedung, Hatyai
Technical College pada semester I Tahun Akademik 2010. Teknik pengumpulan
data menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam. Teknik analisis data
menggunakan t-test dan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
perbedaan yang signifikan antara kelompok motivasi berprestasi tinggi dan
rendah terhadap prestasi belajar. Terdapat hubungan yang signifikan antara
motivasi dan prestasi belajar bahasa Inggris.
3. Hamdu, G, dan Agustina, L, (2011) dengan judul Pengaruh Motivasi Belajar
Siswa Terhadap Pestasi Belajar Ipa Di Sekolah Dasar (Studi Kasus terhadap
Siswa Kelas IV SDN Tarumanagara Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya).
Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan level dari pengaruh motivasi
siswa terhadap prestasi belajar IPA. Metode penelitian kuantitatif. Sampel
sebanyak 26 orang siswa. Pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, uji
korelasi dan Uji Koefisien Determinasi. Hasil penelitian : diperoleh koefisien
korelasi (r) sebesar 0,693 artinya motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa
memiliki pengaruh yang signifikan, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA”.
4. Nababan, W, (2007) dengan judul Pengaruh Pengembangan Profesionalisme
Dan Kinerja Dosen Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Di FKIP Universitas
HKBP Nonmensen Pemantangsiantar. Tujuan penelitian sejauh mana pengaruh
pengembangan profesionalisme dan kinerja dosen terhadap prestasi belajar
mahasiswa. Sampel sejumlah 175 orang diambil menggunakan teknik stratified
random sampling. Uji statistik menggunakan cronbahc alpha dengan bantuan
komputer. Hasil penelitian : ada pengaruh antara pengembangan profesionalisme
dan kinerja dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa di FKIP Universitas
HKBP Nonmensen Pemantangsiantar sebesar 61,60%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
5. Rahman, T, (2006) dengan judul Hubungan Persepsi Siswa Tentang
Keterampilan Mengajar Guru Dan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Sejarah
Siswa Man Sp.Langkat Hulu. Metode yang digunakan adalah metode penelitian
korelasional. Sampel dalam penelitian 114 orang diambil menggunakan teknik
proporsional random sampling. Hasil penelitian terdapat hubungan yang positif
antara persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar
secara bersama-sama dengan hasil belajar sejarah, melalui koefisien korelasi
ganda Ry.12=0,578.
6. Setiawan, R, (2010) dengan judul Analisis Pengaruh Faktor Kemampuan Dosen,
Motivasi Belajar Ekstrinsik dan Intrinsik Mahasiswa, Serta Lingkungan Belajar
Terhadap Semangat Belajar Mahasiswa Di Departemen Matakuliah Umum
Universitas Kristen Petra. Tujuan penelitian Mengungkapkan semangat belajar
mahasiswa Universitas Kristen Petra di kelas Mata Kuliah Umum,
mengungkapkan motivasi belajar mahasiswa pada kelas Mata Kuliah Umum, dan
mengungkapkan dampak kemampuan dosen di kelas terhadap semangat belajar
mahasiswa Departemen Matakuliah Umum Universitas Kristen Petra. Metode
penelitian korelasional berbentuk hubungan kausal. Sampel penelitian 200
mahasiswa dengan menggunakan random sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor kemampuan di kelas, motivasi ekstrinsik dan
intrinsik, dan lingkungan belajar memiliki pengaruh yang signifikan secara
simultan terhadap minat belajar siswa. Hasilnya tidak juga membuktikan bahwa
faktor kemampuan di kelas, motivasi ekstrinsik dan intrinsik, dan lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
belajar berpengaruh signifikan secara parsial terhadap minat belajar siswa di
Kursus Umum Departemen Universitas Kristen Petra Surabaya. Faktor dominan
terhadap semangat belajar siswa di Umum Program Departemen Universitas
Kristen Petra Surabaya adalah siswa motivasi ekstrinsik.
7. Setiawati, L, (2011) dengan judul Pengaruh Kompetensi Sosial Guru IPS
Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Di MTs Negeri Lawang Malang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara kompetensi
sosial guru IPS terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), untuk mengetahui pengaruh antara kompetensi
sosial guru IPS terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) serta untuk mengetahui pengaruh kompetensi
sosial terhadap motivasi belajar pada mata pelajaran yang tidak diminati siswa di
MTs Negeri Lawang. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan jenis penelitian korelasional. Pengumpulan data menggunakan
angket/kuesioner dan juga dokumentasi. Uji statistik menggunakan uji regresi
linier sederhana. Hasil penelitian : ada pengaruh signifikan antara kompetensi
sosial guru ips terhadap motivasi dan prestasi belajar belajar siswa kelas viii pada
mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) di mts negeri lawang malang.
8. Shih, CC and Gamon, J (2001), dengan judul Web-Based Learning:
Relationships Among Student Motivation, Attitude, Learning Styles, And
Achievement. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
motivasi siswa, sikap, dan gaya belajar mempengaruhi prestasi dalam program
berbasis web. Populasi dalam penelitian adalah siswa yang mengambil dua mata
kuliah biologi pengantar, Zoologi dan Biologi pada Fakultas Pertanian. Teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner secara online. Teknik analisis data t-
tes, korelasi Pearson, dan regresi. Tingkat alpha didirikan apriori pada tingkat .05
dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedan yang signifikan motivasi belajar, sikap dan prestasi belajar ditinjau
dari perilaku belajar. Ada hubungan antara prestasi siswa dengan, motivasi sikap
dan perilaku belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar
berpengaruh terhadap prestasi belajar sedangkan varaibel sikap dan perilaku
belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar.
9. Warmala (2013) dengan judul Teacher Competence And The Academic
Achievement Of Sixth Grade Students In Uganda. Tujuan penelitian ini adalah
untuk meneliti pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa kelas
enam di Uganda. Penelitian ini merupakan suravei dari 5.148 catatan siswa kelas
enam yang terdaftar di sekolah dasar di Uganda. Teknik pengambilan sampel
menggunakan proportional sampling untuk mendapatkan jumlah sekolah di
masing-masing daerah dan ukuran sekolah kemudian digunakan simple random
sampling untuk menentukan jumlah sampel siswa kelas enam. Teknik analisis
menggunakan regresi linier berganda dengan berdasarkan enam wilayah
geografis di Uganda yaitu timur, barat, selatan, utara, barat daya, dan timur laut.
Hasil penelitian menunjukkan prestasi siswa tinggi akademik dalam membaca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
dan berhitung secara bermakna dipengaruhi oleh dengan kompetensi guru yang
tinggi.
C. Kerangka Berfikir
1. Pengaruh kompetensi dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa pada mata
kuliah Askeb I (Kehamilan)
Kompetensi dosen adalah seperangkat kemampuan pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh dosen
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik melalui bidang pendidikan (Djamarah, 2005 ; Majid, 2009 ;
Trianto, 2010 ; Himpunan Peraturan Perundang-undangan, 2011).
Dalam kegiatan belajar mengajar, kompetensi dosen berperan sangat
penting dalam mencapai keberhasilan belajar mahasiswa. Kompetensi yang
dimiliki dosen menurut tersebut, diharapkan mahasiswa dapat menerima,
menguasai, dan lebih mengembangkan bahan pelajaran serta dapat berpartisipasi
aktif dalam proses belajar mengajar, sehingga prestasi belajar mahasiswa pun
akan meningkat. Adapun kompetensi dosen yang dimaksud adalah menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 yaitu meliputi
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional (Himpunan
Peraturan Perundang-undangan, 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Jika kompetensi dosen tersebut dapat di terapkan dengan optimal
khususnya pada perkuliahan Askeb I (kehamilan), maka mahasiswa akan ikut
berperan atau berpartisipasi aktif dalam mengikuti perkuliahan dan pada
akhirnya, mahasiswa akan mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Hal Ini
menunjukkan bahwa jika seorang dosen memiliki kompetensi yang optimal,
maka hasilnya dapat tercermin dari peningkatan prestasi belajar yang diraih
mahasiswanya.
2. Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah
Askeb I (Kehamilan)
Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan
belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar
sebaik mungkin (Clayton Alderfer dalam Nashar, 2004).
Jika motivasi belajar yang dimiliki mahasiswa tinggi maka proses belajar
akan lebih baik sehingga prestasi belajarnya juga akan baik atau memuaskan
begitupun sebaliknya. Ini bearti Motivasi belajar sangat berpengaruh terhadap
prestasi belajar mahasiswa khususnya pada mata kuliah Askeb I (kehamilan).
Adapun dorongan yang berasal dari dalam maupun luar diri mahasiswa
dalam belajar adalah tekun dalam belajar, ulet dalam menghadapi kesulitan
belajar, minat dan ketajaman perhatian dalam belajar, keinginan untuk
berprestasi dalam belajar dan mandiri dalam belajar (Ridwan, 2006).
3. Pengaruh kompetensi dosen dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
mahasiswa pada mata kuliah Askeb I (Kehamilan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada mata kuliah Askeb I
(kehamilan), kompetensi dosen dan motivasi mahasiswa sangat berperan dalam
mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Seorang dosen yang memiliki
kemampuan optimal dalam mengajar dan dapat menerapkannya kepada
mahasiswa, akan mendorong mahasiswa untuk belajar dan berpartisipasi aktif
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga prestasi belajar mahasiswa
juga akan meningkat.
Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi baik itu dari diri sendiri
ataupun dari luar, akan mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa terutama pada
mata kuliah Askeb I (kehamilan).
Prestasi belajar merupakan adanya perubahan tingkah laku mahasiswa
dalam ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sifat) dan psikomotor
(keterampilan) yang disertai dengan adanya hasil belajar yang diperoleh
mahasiswa selama mengikuti proses pembelajaran. Prestasi belajar dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal. Adapun faktor internal meliputi faktor
fisiologis (keadaan fisik) dan faktor psikologis (motivasi, emosi, minat, bakat,
sikap, dan kreatifitas). Sedangkan faktor eksternal meliputi keadaan keluarga
atau orang tua, keadaan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Penilaiannya
diwujudkan dalam bentuk nilai atau angka dan hasil belajar dapat diketahui dari
indeks prestasi mahasiswa melalui ujian tengah semester (semi sumatif atau mid
semester) pada mata kuliah Askeb I (kehamilan). Dari penjelasan diatas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
menunjukkan bahwa kompetensi dosen dan motivasi belajar secara bersama-
sama berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat digambarkan kerangka berfikir
penelitian :
PRESTASI
BELAJAR
MAHASISWA (Y)
MOTIVASI BELAJAR
(X2) :
1. Tekun dalam belajar
2. Ulet dalam
menghadapi kesulitan
3. Minat dan ketajaman
perhatian
4. Keinginan untuk
berprestasi
5. Mandiri dalam belajar
Faktor yang
mempengaruhi prestasi
belajar :
1. Faktor internal
a. Fisiologis
(keadaan fisik)
b. Psikologis
(motivasi, emosi,
minat, bakat,
sikap, kreativitas)
2. Faktor eksternal
a. Keadaan keluarga
atau orang tua
b. Keadaan sekolah
c. Lingkungan
masyarakat
1. Kompetensi Pedagogik
a. Kemampuan pemahaman
terhadap peserta didik
b. Kemampuan mengelola
pembelajaran
c. Kemampuan merancang
pembelajaran
d. Pemanfaatan teknologi
pembelajaran
e. Kemampuan mengevaluasi
dan menilai prestasi peserta
didik 2. Kompetensi Kepribadian
a. Kemampuan bertindak
secara konsisten
b. Kemampuan menampilkan
diri sebagai pribadi yang
baik
c. Mempunyai rasa bangga
menjadi dosen
d. Kemampuan menjadi teladan
bagi peserta didik
3. Kompetensi Sosial
a. Kemampuan berkomunikasi
b. Kemampuan menggunakan
teknologi komunikasi dan
informasi
c. Kemampuan bergaul secara
efektif dengan peserta didik
4. Kompetensi Profesional
a. Kemampuan menguasai
materi
KOMPETENSI
DOSEN (X1)
Faktor yang mempengaruhi kompetensi dosen :
1. Faktor internal :
a. Latar belakang pendidikan dosen
b. Pengalaman mengajar
c. Etos kerja dosen
2. Faktor eksternal :
a. Iklim dan kebijakan organisasi
b. Lingkungan kerja
c. Sarana dan prasarana
d. Gaji
e. Lingkungan sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Keterangan : = Diteliti
= Tidak Diteliti
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir pengaruh kompetensi dosen dan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar mahasiswa
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ada pengaruh positif kompetensi dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa
pada mata kuliah Askeb I (Kehamilan).
2. Ada pengaruh motivasi belajar positif terhadap prestasi belajar mahasiswa pada
mata kuliah Askeb I (Kehamilan).
3. Ada pengaruh positif antara kompetensi dosen dan motivasi belajar secara
bersama-sama terhadap prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Askeb I
(Kehamilan).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user