bab ii tinjauan pustaka a. landasan penelitian...

15
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Alat Analisis Hasil Penelitian 1. Rijuna Dewi (2006) Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pada PT. Ecogreen Oleochemicals Medan Plant (X1) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X2) Lingkungan Kerja (Y) Kinerja Karyawan Regresi Linier Berganda Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Kerja berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan dan keselamatan kerja berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan. 2. Nia Indriasari (2008) Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Karyawan Bagian Produksi PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas (X) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Y) Produktivitas Kerja karyawan Regresi Linier Berganda Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Variabel keselamatan kerja berpengaruh dominan terhadap produktivitas kerja. 3. Aditya Risna Cahya (2015) Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Bagian Pabrikasi PT. Pabrik Gula Krebet Baru Malang) (X) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Y) Kinerja Karyawan Regresi Linier Berganda Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan secara bersama-sama dan sendiri dan Keselamatan kerja memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan kesehatan kerja

Upload: others

Post on 18-Jan-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38389/3/jiptummpp-gdl-azariarisp-50106-3-babii.pdf · yang dicapai dari pekerjaan tersebut karena pekerjaan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Penelitian Terdahulu

No.

Nama

Peneliti

Judul Penelitian

Variabel

Alat

Analisis

Hasil Penelitian

1. Rijuna

Dewi

(2006)

Pengaruh

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

(K3), Lingkungan

Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan

Pada Pada PT.

Ecogreen

Oleochemicals

Medan Plant

(X1) Keselamatan

dan Kesehatan

Kerja

(X2) Lingkungan

Kerja

(Y) Kinerja

Karyawan

Regresi

Linier

Berganda

Variabel Keselamatan

dan Kesehatan Kerja

serta Lingkungan Kerja

berpengaruh positif

terhadap Kinerja

Karyawan dan

keselamatan kerja

berpengaruh dominan

terhadap kinerja

karyawan.

2. Nia

Indriasari

(2008)

Pengaruh

Kesehatan dan

Keselamatan Kerja

Terhadap Kinerja

Karyawan Pada

Karyawan Bagian

Produksi PT.

Surabaya Agung

Industri Pulp &

Kertas

(X) Keselamatan

dan Kesehatan

Kerja

(Y) Produktivitas

Kerja karyawan

Regresi

Linier

Berganda

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3)

berpengaruh positif

terhadap kinerja

karyawan. Variabel

keselamatan kerja

berpengaruh dominan

terhadap produktivitas

kerja.

3. Aditya

Risna

Cahya

(2015)

Pengaruh

Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja

Terhadap Kinerja

Karyawan (Studi

Pada Karyawan

Bagian Pabrikasi

PT. Pabrik Gula

Krebet Baru

Malang)

(X) Keselamatan

dan Kesehatan

Kerja

(Y) Kinerja

Karyawan

Regresi

Linier

Berganda

Dari penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa

variabel bebas

mempunyai pengaruh

yang signifikan

terhadap kinerja

karyawan secara

bersama-sama dan

sendiri dan

Keselamatan kerja

memiliki pengaruh yang

lebih besar

dibandingkan kesehatan

kerja

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38389/3/jiptummpp-gdl-azariarisp-50106-3-babii.pdf · yang dicapai dari pekerjaan tersebut karena pekerjaan

11

4. Rizkya

Haerani

(2014)

Pengaruh

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

Terhdap Kinerja

Karyawan (Studi

Pada Karyawan

Tetap

PT.Perkebunan

Nusantara X

(Persero) Pabrik

Gula Toelangan

Sidoarjo)

(X) Keselamatan

dan Kesehatan

Kerja

(Y) Kinerja

Karyawan

Regresi

Linier

Berganda

Hasil analisis regresi

linier berganda

menunjukkan bahwa

secara simultan dan

parsial variabel

Keselamatan Kerja dan

Kesehatan Kerja

mempunyai pengaruh

yang signifikan

terhadap Kinerja

Karyawan. Hasil uji

parsial variabel

Kesehatan Kerja (X2)

mempunyai koefisien

beta tertinggi

5. Ade Elvita

(2015)

Pengaruh Program

Keselamatan &

Kesehatan Kerja

(K3) dan Disiplin

Kerja Terhadap

Produktivitas

Karyawan Bagian

Pengolahan Kakao

Pada PT. Tri Bakti

Sarimas Kecamatan

Pucuk Rantau

Kabupaten Kuantan

Singingi

(X1) Keselamatan

Kesehatan Kerja

(X2) Disiplin Kerja

(Y) Produktivitas

Karyawan

Regresi

Linier

Berganda

Variabel Keselamatan

& Kesehatan Kerja

secara simultan

mempunyai pengaruh

yang signifikan

terhadap produktivitas

kerja karyawan bagian

pengolahan kakao PT.

Tri Bakti Sarimas.

6. Azaria

Rispandita

(2013)

Pengaruh

Kesehatan dan

Keselamatan Kerja

Terhadap Kinerja

Karyawan PG.

Kebon Agung

Malang

(X) Kesehatan dan

Keselamatan Kerja

(Y) Kinerja

Karyawan

Rentang

Skala

Regresi

Linier

Berganda

Perbedaan penelitian terdahulu dengan sekarang dilihat dari objek

penelitian terdahulu pada Pada PT. Ecogreen Oleochemicals Medan Plant, PT.

Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas, PT. Pabrik Gula Krebet Baru Malang),

PT.Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Toelangan Sidoarjo) dan PT.

Tri Bakti Sarimas Kecamatan Pucuk Rantau Kabupaten Kuantan Singingi,

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38389/3/jiptummpp-gdl-azariarisp-50106-3-babii.pdf · yang dicapai dari pekerjaan tersebut karena pekerjaan

12

sedangkan penelitian sekarang dilakukan pada PG. Kebon Agung Malang. Dilihat

dari variabel penelitian, untuk penelitian terdahulu menggunakan Kesehatan dan

Keselamatan Kerja sebagai variabel bebas pertama (X1), Lingkungan Kerja

sebagai variabel bebas kedua (X2), dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat

(Y). Sedangkan penelitian sekarang, Kesehatan Kerja sebagai variabel bebas

pertama (X1), Keselamatan Kerja sebagai variabel bebas kedua (X2) dan kinerja

karyawan sebagai variabel terikat (Y). Secara teknis analisis penelitian terdahulu

menggunakan analisi regresi liner berganda, sedangkan penelitian sekarang

menggunakan rentang skala dan analisis regresi linier berganda.

B. Tinjauan Teori dan Studi Pustaka

1. Pengertian Kinerja Karyawan

Menurut Mathis dan Jackson (2001) kinerja merupakan hasil kerja yang

dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi dalam rangka

mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Menurut Rivai (2004)

kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi

kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.

Kemudian menurut Mangkunegara (2000) kinerja karyawan adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Pendapat dari ahli lain Wibowo (2011) Kinerja merupakan salah satu hal

penting yang dimiliki oleh semua karyawan dalam pencapaian dalam bekerja,

kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan

strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38389/3/jiptummpp-gdl-azariarisp-50106-3-babii.pdf · yang dicapai dari pekerjaan tersebut karena pekerjaan

13

ekonomi, dengan demikian kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil

yang dicapai dari pekerjaan tersebut karena pekerjaan adalah tentang apa yang

dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Mathis & Jackson (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja karyawan individual, yaitu :

1. Kemampuan individual, seperti : bakat, minat, dan faktor kepribadian

2. Tingkat usaha yang dicurahkan, seperti : motivasi, etika kerja, kehadiran,

rancangan tugas.

3. Dukungan organisasi yang diterimanya, seperti : pelatihan dan pengembangan,

peralatan dan teknologi, standar kinerja, manajemen dan rekan kerja.

Berdasarkan pengertian diatas, maka kinerja merupakan kualitas dan

kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu

aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang

diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.

Kinerja (performance) dapat dipengaruhi oleh dua faktor menurut Keith

Davis dalam Mangkunegara (2006), yaitu :

1. Faktor Kemampuan (Ability)

Secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan

kemampuan reality, artinya pimpinan dan karyawan yang memiliki IQ diatas

rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil

dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38389/3/jiptummpp-gdl-azariarisp-50106-3-babii.pdf · yang dicapai dari pekerjaan tersebut karena pekerjaan

14

kinerja maksimal kerja respek dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas

kerja yang relatif memadai.

2. Faktor Motivasi (Motivation)

Motivasi diartikan suatu sikap pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja

di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif terhadap situasi

kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka

bersikap negatif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja

yang rendah. Fasilitas atau pelaksanan kesehatan dan keselamatan kerja

menjadi salah satu faktor motivasi yang mempengaruhi pencapaian kinerja.

Menurut Suma’mur (1996:67) bahwa dalam pencapaian kinerja

karyawan diperlukan program keselamatan dan kesehatan kerja, dengan fungsi

: (1) melindungi karyawan terhadap kondisi yang membahayakan keselamatan

dan kesehatan kerja, (2) membantu penyesuaian mental/fisik karyawan

sehingga karyawan sehat dan produktif, (3) membantu tercapainya dan

terpeliharanya derajat kesehatan fisik dan mental serta kinerja karyawan

setinggi-tingginya. Dapat disimpulkan bahwa dengan diperhatikannya

kesehatan karyawan selama bekerja merupakan salah satu faktor penting dan

memiliki pengaruh yang positif yang mendukung agar kinerja karyawan

meningkat.

3. Pengukuran Kinerja

Banyak cara yang dilakukan dalam mengukur kinerja karyawan, sebab

kinerja karyawan yang umum untuk kebanyakan suau pekerjaan. Kinerja dapat

diukur melalui kuantitas dari hasil, kualitas dari hasil, ketepatan waktu dari hasil

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38389/3/jiptummpp-gdl-azariarisp-50106-3-babii.pdf · yang dicapai dari pekerjaan tersebut karena pekerjaan

15

(Mathis & Jackson, 2001). Adapun ukuran-ukuran yang dipakai dalam penilaian

kinerja seseorang adalah :

a. Kualitas pekerjaan, yaitu hasil kegiatan yang dilakukan mendekati

sempurna dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan

kegiatan dalam memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu kegiatan.

b. Kuantitas pekerjaan, yaitu kemampuan menyelesaian pekerjaan yang

ditugaskan termaksud menyelesaikan pekerjaan melebihi yang ditugaskan.

c. Ketepatan waktu, yaitu aktivitas yang diselesaikan pada waktu awal yang

diinginkan dilihat dari sudut koordinasi dari hasil output serta

memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

4. Pengertian Kesehatan Kerja

Prabu Mangkunegara (2001) mendefinisikan kesehatan kerja adalah

kondisi bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan

lingkungan kerja. Menurut Lalu Husni (2005) kesehatan kerja adalah bagian dari

ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan

yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial. Menurut T. Hani Handoko

(2000) Kesehatan kerja yaitu lingkungan yang sehat yang terjadi didalam

perusahaan atau organisasi dengan mewujudkan suatu kondisi kerja yang lebih

aman dan sehat.

Dari teori yang dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa kesehatan

kerja lebih merujuk pada penghindaran dari timbulnya penyakit yang bisa diderita

oleh karyawan selama melakukan pekerjaan, dengan lingkungan kerja yang sehat

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38389/3/jiptummpp-gdl-azariarisp-50106-3-babii.pdf · yang dicapai dari pekerjaan tersebut karena pekerjaan

16

secara tidak langsung akan mempertahankan atau bahkan meningkatkan

produktivitas. Penyakit kerja adalah kondisi abnormal atau penyakit yang

disebabkan oleh kerentanan terhadap faktor lingkungan yang terkait dengan

pekerjaan. Hal ini meliputi penyakit akut dan kronis yang disebakan oleh

pernafasan, penyerapan, pencernaan, atau kontak langsung dengan bahan kimia

beracun atau pengantar yang berbahaya (Dessler, 2007).

5. Pengertian Keselamatan Kerja

Menurut Sumakmur dalam Abdul Khakim (2003) mengatakan bahwa

keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat alat

kerja, bahan dan proses pengelolaannya, landasan tempat kerja dan

lingkungannya, serta melakukan cara-cara pekerjaan. Menurut T. Hani Handoko

(2000) Keselamatan kerja yaitu kondisi aman untuk mengurangi kecelakaan-

kecelakaan yang terjadi didalam perusahaan atau organisasi serta menjadi lebih

bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan terutama

yang memiliki tingkat kecelakaan dan resiko yang tinggi.

Megginson dalam Mangkunegara (2004) keselamatan kerja didefinisikan

sebagai berikut “Keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau selamat

dari penderitaan kerusakan atau kerugian di tempat kerja”

Dari uraian di atas dapat dapat diketahui bahwa lingkungan kerja tidak

diperoleh begitu saja melainkan harus diciptakan dimana tenaga kerja merasa

aman dan nyaman karena kondisi lingkungan akan berpengaruh pada kualitas

kerja. Perasaan nyaman mulai dari dalam diri tenaga kerja, apakah dia nyaman

dengan peralatan keselamatan kerja, peralatan yang dipergunakan, tata letak ruang

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38389/3/jiptummpp-gdl-azariarisp-50106-3-babii.pdf · yang dicapai dari pekerjaan tersebut karena pekerjaan

17

kerja dan beban kerja yang didapat selama bekerja. Menurut Roy Erickson (2009)

membagi unsur-unsur penunjang keselamatan kerja sebagai berikut:

a. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang dijelaskan

sebelumnya.

b. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.

c. Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan

kesehatan kerja.

d. Teliti dalam bekerja.

6. Tujuan dan Manfaat Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Menurut Mangkunegara (2002) bahwa tujuan dan manfaat dari

keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja yang

baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya

seselektif mungkin.

3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi

pegawai.

5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.

6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau

kondisi kerja.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38389/3/jiptummpp-gdl-azariarisp-50106-3-babii.pdf · yang dicapai dari pekerjaan tersebut karena pekerjaan

18

7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Tujuan dan manfaat dari keselamatan dan kesehatan kerja ini tidak dapat

terwujud dan dirasakan manfaatnya, jika hanya bertopang pada peran tenaga kerja

saja tetapi juga perlu peran dari pimpinan.

7. Penyebab Utama Kecelakaan Kerja

Menurut Marwansyah (2010) Kecelakaan kerja (occupatioal accident)

adalah sebuah kejadian atau peristiwa yang berasal dari atau terjadi dalam

rangkaian pekerjaan yang berakibat cidera fatal atau tidak fatal. Joint Industrial

Safety Council-ILO mengatakan bahwa ada tiga faktor utama yang berkontribusi

terhadap kecelakaan kerja, yaitu :

a. Peralatan Teknis

Contoh : peralatan tidak memadai atau salah rancangannya yang dapat

menimbulkan kejadian yang tidak diharapkan yang pada akhirnya

menimbulkan kecelakaan.

b. Kondisi Kerja

Kondisi kerja dapat mempengaruhi pekerja secara tidak langsung dan oleh

karena itu dapat juga menyebabkan terjadinya kecelakaan. Faktor itu antara

lain kesemrawutan tempat kerja, kebisingan, temperatur, ventilasi dan

pencahayaan.

c. Manusia

Kinerja para karyawan dapat meningkatnya risiko terjadinya kecelakaan.

Konsekuensinya, semua pekerjaan harus direncanakan dengan memperhatikan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38389/3/jiptummpp-gdl-azariarisp-50106-3-babii.pdf · yang dicapai dari pekerjaan tersebut karena pekerjaan

19

sudut pandang pekerja. Pengusaha atau pemimpin unit kerja adalah

penanggungjawab utama dalam perencanaan dan penataan tempat kerja.

Berkaitan dengan faktor manusia dalam kecelakaan kerja, faktor-faktor penting

yang harus diperhatikan oleh manajemen antara lain :

1. Pengalaman kerja. Tahap-tahap awal dalam pekerjaan baru atau prosedur

baru merupakan saat-saat yang paling kritis. Kondisi yang sama bila seorang

pekerja berganti pekerjaan.

2. Informasi dan instruksi tentang metode kerja dan risiko yang mungkin

terjadi.

3. Usia. Pekerja yang usia tua lebih mudah terluka, misalnya bila terjatuh.

Secara umum penglihatan dan pendengaran akan menurun kemampuannya

seiring dengan bertambahnya usia.

Menurut Simanjuntak (2011) kecelakaan kerja dapat mengakibatkan

korban manusia, kehancuran atau kerusakan alat-alat produksi, kerusakan

bangunan dan aset lainnya. Faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit

kerja, antara lain karena :

1. Pekerja yang bersangkutan tidak terampil atau tidak mengetahui cara

mengoperasikan alat-alat tersebut;

2. Pekerja tidak hati-hati, lalai, dalam kondisi yang terlalu lelah atau dalam

keadaan sakit;

3. Tidak tersedia alat-alat pengaman;

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38389/3/jiptummpp-gdl-azariarisp-50106-3-babii.pdf · yang dicapai dari pekerjaan tersebut karena pekerjaan

20

4. Alat kerja atau alat produksi yang digunakan dalam keadaan tidak baik atau

tidak layak lagi

8. Hubungan Kesehatan Kerja Dengan Kinerja Karyawan

Menurut Mangkunegara (2010) istilah kesehatan kerja mencakup dua

istilah yaitu resiko kesehatan. Dalam kepegawaian, istilah tersebut dibedakan.

Kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari fisik, mental, emosi

atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Dari penjelasan mengenai

pengertian keselamatan dan kesehatan kerja yang telah disebutkan di atas maka

dapat disimpulkan bahwa pengertian keselamatan dan kesehatan kerja merupakan

salah satu cara untuk melindungi para karyawan dari bahaya atau ancaman

kecelakaan kerja selama bekerja yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan

kerja yang aman dan sehat yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

Dari uraian tersebut maka kesehatan karyawan mencakup fisik dan mental,

kesehatan pekerja bisa terganggu karena penyakit, stres maupun kecelakaan.

Program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja secara materil,

karena mereka akan lebih jarang mangkir dan dapat bekerja dalam lingkungan

yang lebih nyaman, sehingga secara keseluruhan mereka akan mampu bekerja

lebih lama, dengan kata lain para pekerja akan dapat bekerja secara lebih

produktif . Menurut Rivai (2005) kesehatan kerja merujuk kepada kondisi-kondisi

fisiologis-fiskal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan

kerja yang disediakan oleh perusahaan dan pada akhirnya dapat mempengaruhi

pencapaian kinerja para karyawan.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38389/3/jiptummpp-gdl-azariarisp-50106-3-babii.pdf · yang dicapai dari pekerjaan tersebut karena pekerjaan

21

9. Hubungan Keselamatan Kerja Dengan Kinerja Karyawan

Penyakit akibat kerja apabila tidak ditangani secara sungguh-sungguh dan

terpadu, dapat menjadi bumerang bagi para pekerja dan perusahaan di tempat

mana mereka bekerja. Bagi tenaga kerja, penyakit akibat kerja dapat menurunkan

kinerja sekaligus menurunkan pendapatan yang mereka terima. Sedangkan bagi

perusahaan berakibat menurunnya jumlah produksi serta memberikan citra yang

kurang baik terhadap kualitas dan kapasitas perusahaan. Pekerja bukanlah

sebagai robot, untuk itu pertimbangan ekonomi secara nyata tidak baik, maka

perlu untuk “memanusiakan pekerjaan” atau membuat suasana kerja lebih

manusiawi. Pekerja yang kesejahteraannya buruk tidak hanya menyebabkan rasa

kecil hati tetapi produktivitas mereka akan menurun.

Lebih lanjut mereka tidak menaruh minat, apatis dalam melakukan

pekerjaan dan loyalitas mereka terhadap perusahaan akan berkurang pula.

Menurut Swasto (2011) “keselamatan kerja menyangkut segenap proses

perlindungan tenaga kerja terhadap kemungkinan adanya bahaya yang timbul

dalam lingkungan pekerjaan yang mempengaruhi pencapaian kinerja para

karyawan”

10. Hubungan Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja Dengan Kinerja

Karyawan

Menurunnya jumlah produksi pada perusahaan serta memberikan citra

yang kurang baik terhadap kualitas dan kapasitas perusahaan. Pekerja bukanlah

sebagai robot, untuk itu pertimbangan ekonomi secara murni mungkin tidak baik

maka perlu untuk “memanusiakan pekerjaan” atau membuat suasana kerja lebih

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38389/3/jiptummpp-gdl-azariarisp-50106-3-babii.pdf · yang dicapai dari pekerjaan tersebut karena pekerjaan

22

manusiawi. Pekerja yang kesejahteraannya buruk tidak hanya menyebabkan rasa

kecil hati tetapi produktivitas mereka akan menurun. Lebih lanjut mereka tidak

menaruh minat, apatis dalam melakukan pekerjaan dan loyalitas mereka terhadap

perusahaan akan berkurang pula. Kondisi tersebut menjadikan pencegahan

penyakit akibat kerja dilakukan melalui pendekatan pekerja, pengusaha dan

pengaturan oleh pemerintah tentang norma-norma keselamatan dan kesehatan

kerja, seperti norma pengamanan kerja, norma memperlancar pekerjaan bongkar

muat dan penyimpanan barang, norma pencegahan aliran listrik dan sebagainya

sehingga mempengaruhi pencapaian produktivitas kerja para karyawan. (Bartos,

2001:150).

C. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana

landasan teori yang telah dijabarkan berhubungan secara logis dengan berbagai

faktor yabng diidentifikasikan sebagai masalah yang penting (Sekaran, 2006).

Sebuah model yang baik dapat menjelaskan hubungan antar variabel penelitian,

yakni variabel independen dan variabel dependen (Ferdinan, 2006).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38389/3/jiptummpp-gdl-azariarisp-50106-3-babii.pdf · yang dicapai dari pekerjaan tersebut karena pekerjaan

23

Gambar 2.1

Hubungan Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja Dengan Kinerja

Karyawan

Kerangka pikir dimaksudkan untuk mengetahui konsep pemikiran

penelitian dalam melakukan pembahasan. Kesehatan dan keselamatan kerja yang

diambil dari teori Handoko (2001) sangat berpengaruh dalam menentukan kinerja

karyawan PG. Kebon Agung, para karyawan hendaknya mentaati petunjuk

keselamatan kerja serta menjaga kebersihan lingkungan tempat mereka bekerja

untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja maka para karyawan dapat

memberikan kontribusinya kepada perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan

dengan maksimal sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas, kuantitas dan

ketepatan waktu (Mathis & Jackson, 2001). Serta teori yang menghubungkan

Keselamatan Kerja (X2)

a. Perlindungan kerja

b. Peralatan keamanan kerja

c. Memperbaiki kualitas kerja

d. Kondisi lingkungan kerja

Sumber:

T. Hani Handoko (2000)

Kesehatan Kerja (X1)

a. Pengawasan intensif

b. Petunjuk dalam bekerja

c. Pengobatan P3K

d. Jaminan kesehatan

Sumber:

T. Hani Handoko (2000)

Kinerja Karyawan (Y)

a. Kualitas kerja

b. Kuantitas kerja

c. Ketepatan waktu

Sumber:

Mathis & Jackson (2001)

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38389/3/jiptummpp-gdl-azariarisp-50106-3-babii.pdf · yang dicapai dari pekerjaan tersebut karena pekerjaan

24

antara variabel kesehatan dan kinerja karyawan menggunakan teori dari Rivai

(2005) Kesehatan kerja merujuk kepada kondisi-kondisi fisiologis-fiskal dan

psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan

oleh perusahaan dan pada akhirnya dapat mempengaruhi pencapaian kinerja para

karyawan, sedangkan teori yang menghubungkan antara variabel keselamatan

kerja dan kinerja karyawan menggunakan teori Swasto (2011) Keselamatan kerja

menyangkut segenap proses perlindungan tenaga kerja terhadap kemungkinan

adanya bahaya yang timbul dalam lingkungan pekerjaan yang mempengaruhi

pencapaian kinerja para karyawan.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan

teori penelitian terdahulu serta merupakan jawaban sementara terhadap masalah

yang sedang diteliti, dimana jawaban itu masih bersifat lemah dan perlu dilakukan

secara empiris kebenarannya. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

H1: Berdasarkan hasil penelitian Aditya Risna Cahya (2015) diduga variabel

keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap Kinerja

Karyawan PG. Kebon Agung”.

H2 : Variabel keselamatan berpengaruh dominan terhadap Kinerja Karyawan

PG. Kebon Agung Malang berdasarkan hasil penelitian Aditya Risna

Cahya (2015).