bab ii tinjauan pustaka a. landasan teori a. minat

22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori a. Minat berwirausaha a. Minat Menurut Slamento (2010) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh atau suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk melakukan apa yang diinginkan. Seseorang yang berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas tersebut secara konsisten dan rasa senang. Menurut Crow & Strong (dalam Tristinawati, 2013) minat adalah suatu kesadaran individu terhadap suatu hal yang bersangkut paut dengan dorongan sehingga individu memusatkan seluruh perhatiannya terhadap obyek tertentu dengan hati senang dalam melakukan aktivitas yang berhubungan dengan obyek. Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa minat merupakan suatu keinginan atau ketertarikan terhadap suatu hal yang ingin dilakukan tanpa ada unsur paksaan dan atas dasar keinginan sendiri. Secara sadar atau tidak, minat akan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diingikan. Seseorang yang memiliki minat dalam dunia wirausaha maka orang tersebut akan mendalami dan mempelajari tentang kewirausahaan. Dengan demikian, jika seseorang memiliki minat berwirausaha yang tinggi tentunya akan 9

Upload: others

Post on 23-Mar-2022

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

a. Minat berwirausaha

a. Minat

Menurut Slamento (2010) minat adalah suatu rasa lebih suka dan

rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

menyuruh atau suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk

melakukan apa yang diinginkan. Seseorang yang berminat terhadap

aktivitas akan memperhatikan aktivitas tersebut secara konsisten dan

rasa senang.

Menurut Crow & Strong (dalam Tristinawati, 2013) minat adalah

suatu kesadaran individu terhadap suatu hal yang bersangkut paut

dengan dorongan sehingga individu memusatkan seluruh perhatiannya

terhadap obyek tertentu dengan hati senang dalam melakukan aktivitas

yang berhubungan dengan obyek.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa minat

merupakan suatu keinginan atau ketertarikan terhadap suatu hal yang

ingin dilakukan tanpa ada unsur paksaan dan atas dasar keinginan

sendiri. Secara sadar atau tidak, minat akan mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diingikan. Seseorang

yang memiliki minat dalam dunia wirausaha maka orang tersebut akan

mendalami dan mempelajari tentang kewirausahaan. Dengan demikian,

jika seseorang memiliki minat berwirausaha yang tinggi tentunya akan

9

10

melakukan dan mendalami sesuatu yang berkaitan dengan wirausaha

karena dorongan sebuah minat.

b. Wirausaha

Menurut Kasmir (2013) wirausaha adalah orang yang berjiwa

berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai

kesempatan. Maksut dari berani mengambil resiko yaitu tidak

mempunya rasa takut kehilangan modal yang dikeluarkan untuk

berwirausaha.

Yuyus (2013) menyatakan bahwa wirausaha merupakan

seseorang yang memiliki kreativitas dan inovatif sehingga mampu

menggali dan menemukan peluang dan mewujudkan menjadi usaha

yang menghasilkan nilai atau laba.

Berdasarkan definisi wirausaha tersebut, dapat diketahui bahwa

wirausaha adalah proses seseorang untuk bisa memanfaatkan peluang

dalam berbisnis. Proses yang dilakukan harus diimbangi dengan sikap

kreatif dan inovatif dalam mengambil peluang. Wirausaha adalah

oraang yang memiliki jiwa berani dalam mengambil resiko dan

memanfaatkan peluang untuk menciptakan bisnis dan mempeoleh

keuntungan.

c. Minat Berwirausaha

Menurut (Djammarah, Syaiful Bahri, 2016) minat berwirausaha

adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan untuk bekerja keras

atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya

dan menciptakan usaha baru tanpa merasa takut dengan resiko yang

11

akan terjadi serta senantiasa belajar dari kegagalan dalam

berwirausaha.

Menurut Tarmudji (dalam Ginting dan Yuliawan, 2015)

menyatakan bahwa minat berwirausaha merupakan pemusatan

perhatian pada wirausaha karena adanya rasa suka dan disertai

keinginan mempelajari lebih lanjut terhadap wirausaha, lebih lanjutnya

dinyatakan bahwa minat seseorang dapat dieskpresikan melalui

pernyataan yang menunjukan seseorang lebih tertarik pada suatu

obyek.

Sehingga dapat ditarik kesimpulannya bahwa minat

berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesedian untuk

bekerja keras atau berkemauan keras dengan adanya pemusatan

perhatian untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa harus

merasa takut dengan resiko yang terjadi, senantiasa belajar dari

kegagalan dalam berwirausaha.

1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha

Minat berkaitan erat dengan perhatian, oleh karna itu minat

merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam setiap usaha.

Minat tidak dibawa sejak lahir, namun minat tumbuh dan

berkembang sesuai dengan faktor yang mempengaruhinya

(Nurchotim, 2012). Secara garis besar ada 2 faktor yang

mempengaruhi minat berwirausaha yaitu:

12

1. Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik adalah faktor – faktor yang timbul karena

pengaruh rangsangan dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor –

faktor intrinsik yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha

antara lain :

a. Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri adalah keyakinan terhadap diri sendiri

yang berani mengambil resiko dalam suatu tantangan.

Kepercayaan diri merupakan landasan yang kuat untuk

memulai usaha dengan kemampuan sendiri.

b. Motif Berprestasi

Motif berprestasi adalah keinginan untuk menjadi orang

yang lebih baik dari orang lain. Motif berprestasi menjadi

motivasi seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan yang

lebih baik.

c. Harga Diri

Harga diri adalah kebutuhan perkembangan, dengan

berwirausaha diharapkan dapat meningkatkan harga diri tidak

lagi bergantung kepada orang lain.

d. Perasaan Senang

Perasaan senang akan menimbulkan minat yang

diperkuat adanya sikap positif sebab perasaan senang

merupakan suatu keadaan jiwa akibat adanya peristiwa yang

datang pada subyek bersangkutan.

13

2. Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik adalah faktor – faktor yang timbul karena

rangsangan atau dorongan dari luar individu atau lingkungan.

Faktor faktor ekstrinsik yang mempengaruhi minat berwirausaha

yaitu :

a. Lingkungan keluarga

Orang tua adalah pihak yang bertanggung jawab penuh

dalam proses ini. Anak harus dianjurkan untuk memotivasi diri

untuk bekerja keras, diberi kesempatan untuk bertanggung

jawab atas apa yang dilakukan salah satu unsur kepribadian

adalah minat. Minat berwirausaha akan terbentuk karena sikap

dan aktifitas sesama anggota keluarga saling mempengaruhi.

b. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat juga mempunyai peran dalam

mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha, dengan

hidup bermasyarakat seseorang dapat memanfaatkan peluang

yang timbul karena kebutuhan di masyarakat.

c. Peluang

Peluang yang ada dihadapan seseorang untuk menjadi

sukses bagi orang yang mempunyai semangat maju, tergantung

bagaimana individu tersebut dapat memanfaatkan peluang

tersebut untuk meraih sukses.

14

1.2 Indikator Minat Berwirausaha

Indikator minat berwirausaha menurut Susanto (dalam Farida,

2016) yaitu:

1 Perasaan senang

Seseorang yang memiliki perasaan senang akan dunia bisnis

maka orang tersebut akan terus mempelajari ilmu bisnis tanpa

ada keterpaksaan.

2 Ketertarikan

Ketertarikan seseorang terhadap berbagai informasi bisnis yang

diperoleh akan mendorong minat seseorang untuk kemudian

mempraktikan ilmu bisnisnya menjadi suatu usaha.

3 Keinginan

Keinginan merupakan suatu harapan yang dapat terjadi atau

suatu yang belum terwujud agar dapat tercapai. Maka dalam

berwirausaha harus mempunyai harapan agar usaha yang

dijalakan dapat berjalan sesuai yang diinginkan.

4 Motivasi

Motivasi berwirausaaha merupakan dorongan dalam diri

seseorang dalam usahanya untuk memenuhi keinginan.

b. Self Efficacy

Menurut Greogory (2011) mendefinisikan bahwa self efficacy sebagai

keyakinan diri untuk mengetahui kemampuannya sehingga dapat melakukan

suatu bentuk kontrol terhadap manfaat orang itu sendiri dan kejadian dalam

lingkungan sekitarnya.

15

Menurut Wolfok (dalam Chomzana Kinta Marini dan Siti Hamidah,

2014) menyatakan bahwa self efficacy merupakan penilaian seseorang

terhadap dirinya sendiri atau tingkat keyakinan mengenai seberapa besar

kemampuannya dalam mengerjakan tugas tertentu untuk mecapai hasil yang

maksimal.

Bandura (dalam Flora Puspatinangsih, 2016) self efficacy merupakan

penilaian terhadap dirinya sendiri atau tingkat keyakinan mengenai seberapa

besar kemampuannya dalam melaksanakan sejumlah tingkah laku yang sesuai

dengan ujuk keras.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa self efficacy

merupakan keyakinan dalam diri sendiri untuk dapat menjalankan dan

mengelola suatu tugas dan untuk mencapai hasil yang maksimal dan

keberhasilan seseorang.

2.1 Sumber Self Efficacy

Menurut Bandura (dalam Arif Mustofa, 2014) empat sumber efikasi diri

sebagai berikut :

1. Pengalaman Menguasai Sesuatu

Pengalaman menguasai sesuatu adalah sumber informasi yang

paling berpengaruh dalam efikasi diri. Ini merupakan pengalaman

langsung kita sehingga kesuksesan akan menaikan efikasi atau

keyakinan, dan kegagalan akan menurunkan efikasi atau keyakinan.

16

2. Pengalaman Vikarius

Pengalaman vikarius merupakan pengalaman dari orang lain

yang memberi contoh penyelesaian. Efikasi diri akan meningkat

pada saat kita mengamati pencapaian orang lain yang mempunyai

kompetensi yang sama atau seimbang, namun akan berkurang pada

saat kita melihat teman kita gagal.

3. Persuasi Sosial

Persuasi sosial disebut juga dengan imbal balik spesifik atas

kinerja. Persuasi sendiri dapat membuat orang menyerahkan usaha,

menguapayakan strategi – strategi baru, dan berusaha cukup keras

untuk mencapai kesuksesan.

4. Kondisi Fisik dan Emosional

Kondisi fisik dan emosional itu maksutnya arousal

mempengaruhi efikasi diri,tergantung arosual itu diintrepretasikan

pada saat orang menghadapi tugas tertentu, apakah individu merasa

cemas dan khawtir atau passion menaikan efikasi.

2.2 Komponen Self Efficacy

Perbedaan self efficacy pada setiap individu terletak pada 3 komponen,

yaitu magnitude, strenght, dan generality. Zimmeman (dalam Flora

Puspitaningsih, 2016) menyatakan bahwa masing– masing mempunyai

implikasi penting didalam performasi, secara lebih jelas dapat di uraikan

di bawah ini:

17

1. Magnitude

Dimensi ini bekaitan dengan kesulitan tugas dimana individu

merasa mampu atau tidak mampunya untuk melakukannya, sebab

kemampuan diri individu berbeda – beda. Konsep dalam dimensi ini

terletak pada keyakinan individu atas kemampuannya terhadap tingkat

kesulitan tugas. Jika individu dihadapkan pada tugas – tugas yang

disusun menurut tingkat kesulitannya, maka keyakinan individu akan

terbatas pada tugas – tugas yang mudah, kemudian sedang hingga

tugas – tugas yang paling sulit, sesuai dengan batas kemampuanya

yang dirasakan untuk memenuhi tuntunan perilaku yang dibutuhkan

pada masing – masing tingkat. Makin tinggi taraf kesulitan tugas,

makin lemah keyakinan yang dirasakan untuk menyelesaikannya.

2. Strenght

Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kekuatan dan keyakinan

atau pengaharapan individu mengenai kemampuannya. Pengharapan

yang lemah mudah digoyahlan oleh pengalaman-pengalaman yang

tidak mendungkung. Sebaliknya, pengharapan yang mantap akan

mendorong individu untuk tetap bertahan dalam usahanya. Meskipun

mungkin ditemukan pengalaman yang kurang mendukung. Dimensi

ini biasanya berkaitan dengan langsung dengan dimensi level, yaitu

semakin tinggi taraf kesulitan tugas makin lemah keyakinan yang

dirasakan untuk menyelesaikannya.

18

3. Generality

Dimensi ini berkaitan dengan keyakinan individu atas

kemampuannya melaksanakan tugas di berbagai aktivitas.

Aktivitasyang bervariasi menuntut individu yakin atas kemampuannya

pada banyak bidang atau hanya bidang tertentu. Jadi generality

berkaitan dengan tingkah laku dimana individu merasa yakin terhadap

kemampuannya. Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan

dirinya, tergantung pemahaman kemampuan dirinya terbatas pada

suatu aktivitas dan situasi tertentu atau pada serangkain aktivitas dan

situasi yang luas dan bervariasi

2.3 Dimensi dan Indikator Self Efficacy

Keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugas dapat

meningkatkan efikasi diri. Tingkat efikasi diri yang dimiliki individu

dapat dilihat dari dimensi efikasi diri. Efikasi diri yang dimiliki

seseorang berbeda – beda, dapat dilihat berdasarkan dimensi yang

mempunyai implikasi penting pada perilaku. Menurut Bandura (2013)

ada 3 dimensi dalam efikasi diri yaitu :

1 Magnitude, dimensi ini berkaitan dengan kesulitan tugas. Apabila

tugas – tugas yang dibebankan pada individu menurut tingkat

kesulitanya, maka perbedaan efikasi diri secara individual mungkin

terdapat tugas – tugas yang sederhana, menengah, atau tinggi.

Individu akan melakukan tindakan yang dirasakan mampu untuk

dilakasanakan.

19

2 Strenght, dimensi ini berkaitan dengan tingkat kekuatan atau

kemampuan seseorang terhadap keyakinan. Tingkat efikasi diri

yang rendah mudah digoyahkan oleh pengalaman – pengalaman

yang memperlemahkanya, sedangkan seseorang yang memiliki

efikasi yang tinggi akan meningkatkan usahanya meskipun

dijumpai pengalaman yang memperlemahkanya.

3 Generality, dimensi ini berhubungan dengan luas bidang tugas atau

tingkah laku. Beberapa pengalaman berangsur–angsur

menimbulkan penguasaan terhadap pengharapan pada bidang dan

tingkah laku khusus sedangkan pengalaman lain membangkitkan

keyakinan yang meliputi berbagai tugas.

c. Need For Achievement

Menurut McCleland dalam Mangkunegara (2014) menyatakan

bahwa ketika muncul suatu kebutuhan yang kuat di dalam diri seseorang,

kebutuhan tersebut memotivasi dirinya untuk menggunakan perilaku yang

dapat mendatangkan kepuasannya. Sebagai contoh, memiliki kebutuhan akan

pencapaian yang tinggi mendorong seorang individu untuk menetapkan

tujuan yang menantang, untuk bekerja keras demi mencapai tujuan.

Menurut Grifin & Moorhead (2013) need for achievement juga

diartikan sebagai keinginan untuk menyelesaikan suatu tugas dengan secara

lebih efektif, individu yang mempunyai need for achievement yang tinggi

akan cenderung menetapkan sasaran yang cukup sulit dan mengambil

keputusan yang lebih resiko.

20

Berdasarkan uarain diatas dapat disimpulkan bahwa need for

achievement adalah suatu dorongan untuk mencapai suatu keberhasilan

dengan tantangan yang sulit, memiliki sasaran yang tepat dalam mengambil

keputusan yang lebih resiko.

3.1 KarakteristikNeed For Achievement

Ada beberapa karakteristik dari individu yang memiliki need for

achievement yang tinggi menurut Mc. Cleland dalam Mangkunegara

(2014) :

a. Inovatif

Orang yang memiliki memiliki need for achievement adalah orang

yang aktif dan menghindari rutinitas. Mereka lebih suka mencari

informasi untuk menemukan cara yang lebih baik ketika melakukan

atau mengerjakan suatu tugas. Orang yang memiliki need for

achievement yang tinggi, ini dikarenakan merasa lebih menyukai

tugas yang sulit, cendurung mencari sesuatu yang lebih menantang.

Sedangkan, orang yang memiliki need for achievement rendah akan

cenderung menetap di tempat yang sama, lebih menyukai pekerjaan

sesuai dengan prosedur.

b. Membutuhkan Feedback

Orang yang memiliki need for achievement yang tinggi akan

menyukai situasi pekerjaan dimana mereka mendakan feedback

tentang bagaimana pekerjaan yang dikerjakan. Karena mereka ingin

mengetahui sebaik apa mereka dalam menyelesaiakan masalah. Dan

sedangkan orang yang memiliki need for achivement yang rendah

21

akan cenderung akan menghindari masalah dan tanggung jawab

karena mereka lebih menyukai tugas yang mudah.

c. Persistence

Orang yang memiliki need for achievement akan bertahan lebih

lama pada setiap tugas yang sulit. Mereka tidak menyerah saat

melakukan tugas yang sulit dan terus berusaha untuk dapat

memecahkan masalah hingga waktu yang di tentukan. Sedangkan

orang yang memiliki need for achievement yang rendah mempunyai

ketakutan untuk bertahan saat mengerjakan tugas yang sulit dan

sering banyak lebih menyerah saat menghadapi tugas.

d. Memiliki tanggung jawab

Orang yang memiliki need for achievement yang tinggi akan

bertanggung jawab secara personal dengan hasil dari kinerja

mereka, karena dengan melakukan hal yang baik dan benar mereka

akan mendapatkan kepuasaan. Sebaliknya orang yang memiliki

need for achievement yang rendah akan lebih menghindar situasi

yang penuh resiko

e. Menyukai Tantangan Yang sulit

Orang yang memiliki need for achievement yang tinggi akan dorong

untuk mengerjakan tugas yang memiliki resiko yang tinggi,

menantang dan berjuang untuk sukses pada tugas yang sulit,

sedangkan orang yang memiliki need for achievement akan memilih

lebih menghindari masalah.

22

3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Need For Achievement

Mc. Clelland dalam Mangkunegara (2014), mengumukakan faktor

faktor yang mempengaruhi need for achievement sebagai berikut :

a. Faktor internal :

1. Jenis kelamin

Mc. Clelland dalam Mangkunegara (2014) menyatakan bahwa

jenis kelamin juga merupakan faktor internal yang dapat

mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang.

2. Usia

Kualitas need for achievement akan berubah seiring dengan

bertambahnya umur. Motivasi berprestasi tertinggi dijumpai pada

usia 20 – 30 tahun dan mengalami penurunan setelah usia

dewasa.

3. Kepribadian

Individu yang menganggap keberhasilan adalah karena dalam

dirinya akan memiliki motivasi berprestasi yang berbeda pula

dengan individu yang menganggap keberhasilan hanya karena

sesuatu diluar dirinya atau karena keberuntungan saja.

b. Faktor Ekternal

1 Tingkat Kesulitan Dan Resiko Tugas Yang Menengah

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi akan menganggap

tugas dengan kesulitan tinggi dan resiko yang terlalu mudah atau

terlalu sulit tidak akan memberi pengaruh pada motivasi individu

untuk berprestasi.

23

2 Organisasi

Faktor eksternal lainnya adalah organisasi dimana seseorang

bekerja, orang yang mempunyai peraturan yang jelas dan

kosisten, serta mendapatkan masukan yang berguna mereka akan

mengetahui apa saja yang telah mereka kerjakan

3.3 Indikator Need For Achievement

Kebutuhan berprestasi wirausaha (nac-h) terlihat dalam bentuk

tindakan untuk melakukan suatu yang lebih baik dan efisien dibanding

sebelumnya serta berusaha atau berjuang untuk meningkatkan

kemampuan (Suryana, 2011). Berikut dimensi dan indikator need for

achievementdalamMeri Rahmania, (2016) :

1 Mandiri

Seseorang yang mandiri dalam berwirausaha adalah seseorang

yang berani berusaha secara mandiri dengan cara melakukan

keinginannya dengan baik tanpa ketergantungan dengan orang

lain dalam mengambil keputusan.

2 Tanggung jawab

Bertanggung jawab atas hal yang dilakukan dalam kegiatan

berwirausaha.

3 Berani mengambil resiko

Seorang wirausaha mampu mengambil resiko yang terjadi dalam

berwirausaha saat mengalami kegagalan dalam usahanya.

24

4 Memiliki rasa percaya diri

Dalam berwirausaha harus memiliki rasa percaya diri pada

dirinya sendiri bahwa akan dapat menjalakan bisnisnya.

d. Sosio Demografi

Achille Guillard (dalam Iskandar, 2012) Demografi berasal dari

bahasa Yunani yang merupakan gabungan dua kata, yaitu demos dan grafein

yang artinya rakyat dan tulisan. Demografi adalah setiap tulisan atau

gambaran tentang rakyat tau penduduk. Definisi demografi kemudian

berkembang seiring dengan perkembangan zaman serta kebutuhan

kependudukan.

Menurut Johan Sussmilch (2011) berpendapatbahwa demografi

merupakan ilmu yang mempelajari hukum tuhan yang berhubungan dengan

perubahan – perubahan pada umat manusia yang terlihat dari kelahiran,

kematian, dan pertumbuhunannya.

Dapat di ambil kesimpulannya bahwa demografi adalah ilmu yang

mempelajari tentang bagaimana kependudukan yang menggambarkan

keadaan penduduk disekitar lingkungan.

4.1 Manfaat Sosio Demografi

Secara umum, gambaran penduduk atau stastisik data

kependudukan sangat diperlukan terutama oleh para pembuat kebijkan,

baik di kalangan masyarakat pemerintah maupun non- pemerintah. Data

tentang jumlah dan pertumbuhan penduduk.

25

Selain itu, data dan stastisik kependudukan dapat digunakan

untuk megetahui gambaran sosial dan ekonomi penduduk disuatu negara.

Dari segi ketenagakerjaan, misalnya keadaan penduduk dapat dilihat dari

persentasenya menurut bidang pekerjaannya.

4.2 Indikator Sosio Demografi

Ada beberapa indikator sosio demografi yang dikemukakan oleh

Nishanta (dalam Suharti 2011) yaitu :

1 Gender

2 Pengalaman berwirausaha

26

B. PENELITIAN TERDAHULU

Tabel 1

Penelitian Terdahulu

Variabel Hasil Sumber

Jurnal

Chomzana

Kinta

Marini, Siti

Hamidah

(2014)

Self Efficacy, Lingkungan

Keluarga,DanLingkungan

Sekolah Terhadap

MinatBerwirausaha Siswa

Smk Jasa Boga

Terdapat pengaruh positif dan

signifikanself efficacy, lingkungan

kerluarga dan lingkungan sekolah

terdapat minat berwirausaha siswa smk

jasa boga

Jurnal

Pendidik

an

Vokasi

Aji

Putra

Pamungkas

(2017)

Pengaruh Efikasi Diri Dan

Pengetahuan

Kewirausahaan Terhadap

Minat Berwirausaha Pada

Siswa Kelas XI SMK

Muhammadiyah Delanggu

Tahun Ajaran 2015/2016.

Efikasi diri dan pengetahuan

kewirausahaan secara parsial dan

silmutan berpengaruh secara positif

dan signifikan terhadap minat

berwirausaha pada siswa kelas XI

SMK muhammadiyah Delanggu.

4 Jurnal

Fakultas

Ekonom

i 2017

Dina

Arfianti

Siregar, Cut

Nizma

(2017)

Pengaruh Adversity,

Quotient, Need For

Achievement, dan Self

Efficacy Terhadap Minat

Berwirausaha Mahasiswa

Jurusan Akuntansi

Politeknik Negeri Medan

Hasil penelitian menunjukan bahwa

variabel adversity quotient, need for

achievement,dan self efficacy secara

silmutan berpengaruh terhadap minat

berwirausaha mahasiswa jurusan

akuntanasi politeknik negeri medan.

Secara parsial, variabel adversity

quotient, need for achievement dan self

efficacy berpengaruh signifikan

terhadap minat berwirausaha

mahasiswa jurusan akuntansi

politeknik negeri medan.

Profesio

nalisme

akuntan

menuju

sustaina

ble

business

practice

Bandung

, 20 Juli

2017

Tya Sakdiah

Putri,

R.Lestari

Garnasih,

SE.,MM,

Drs.Restu

Ibrahim,

M.Si (2014)

Pengaruh Sosio Demografi

Dan Kemampuan

Terhadap Minat

Berwirausaha

Dari hasil pengujian yang telah

dilakukan,uji regresi silmutan (uji f)

menunjukan bahwa variabel

independen yang diteliti, yaitu sosio

demografi dan kemampuan

kewirausahaan berdampak positif dan

signifikan terhadap variabel dependen

tersebut minat siswa dalam

kewirausahaan.

Jom

FEKOM

Vol.1

No 2

Oktober

2014

Diara

Fitri

Anita (2013)

Pengaruh Factor

Kontekstual, Dan Sosio

Demografi Terhadap

Minat Berwirausaha Pada

Mahasiswa Di Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Riau

Pekanbaru.

JjPenelitian yang ditemukan mengarah

pada hasil bahwa factor kontekstual dan

sosio demografi di pengaruhi secara

positif signifikan oleh minat

berwirausaha. sebuah f test dirumusukan

dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa variabel kontekstual dan sosio

demografi secara positif dan

signifikanterkait minat berwirausaha.

nDira Fitria

Anita /

Universit

as Riau

2013

27

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka pemikiran ini menguji pengaruh self efficacy, need for

achievement, gender dan pengalaman berwirausaha terhadap minat

berwirausaha tenaga kerja indonesia.

Gambar 1

Kerangka Pemikiran Konseptual

Gambar di atas merupakan kerangka konseptual dari penelitian yang berjudul

Pengaruh Self Efficacy, Need For Achievement, dan Sosio Demografi

Terhadap Minat Berwirausaha Tenaga Kerja Indonesia. Adapun keterangan

dari gambar kerangka pemikiran konseptual diatas sebagai berikut:

Y = minat berwirausaha

X1 = self efficacy

X2 = need for achievement

X3 = sosio demografi

Self Efficacy (X1)

Need For Achievement

(X2)

Sosio Demografi

(X3)

Minat Berwirausaha

(Y)

28

D. HIPOTESIS

Menurut Sugiyono (2017) hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian dimana rumusan masalah penelitian

telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.

a. Self Efficacy dengan Minat Berwirausaha

Menurut Wolfok (dalam Chomzana Kinta Marini dan Siti

Hamidah, 2014) menyatakan bahwa self efficacy merupakan penilaian

seseorang terhadap dirinya sendiri atau tingkat keyakinan mengenai

seberapa besar kemampuannya dalam mengerjakan tugas tertentu untuk

mencapai hasil yang maksimal.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Chomzana Kinta Marini dan

Siti Hamidah (2014) membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan self efficacy terhadap minat berwirausaha. Dengan demikian

dengan self efficacy akan meningkatkan minat berwirausaha.

Hasil penelitian Rudi Wahyu Saputra (2016) membuktikan bahwa

self efficacy dan pengetahuan kewirausahaan secara parsial dan silmutan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pada

siswa

H01 : Self efficacy tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha

tenaga kerja indonesia

Ha1 : Self efficacy berpengaruh terhadap minat berwirausaha tenaga

kerja Indonesia

29

b. Need For Achievement dengan Minat Berwirausaha

Menurut Grifin & Moorhead ( 2013 ) need for achievement juga

diartikan sebagai keinginan untuk menyelesaikan suatu tugas dengan

secara lebih efektif, individu yang mempunyai need for achievement yang

tinggi akan cenderung menetapkan sasaran yang cukup sulit dan

mengambil keputusan yang lebih resiko.

Hasil penelitian membuktikanyang dilakukan Dina Arfianti

Siregar, Cut Nizma (2017) bahwa variabel adversity, need

forachievement, dan self efficacy secara silmutan berpengaruh terhadap

minat berwirausaha mahasiswa jurusan akuntanasi politeknik negeri

medan. Secara parsial, variabel adversity quotient, need for achievement

dan self efficacy berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha

mahasiswa jurusan akuntansi politeknik negeri medan.

Ho2 : need for achievement tidak berpengaruh terhadap minat

berwirausaha tenaga kerja indonesia

Ha2 : need for achievement berpengaruh positif terhadap minat

berwirausaha tenaga kerja Indonesia

c. Sosio Demografi dengan Minat Berwirausaha

Achille Guillard (dalam Iskandar, 2012) Demografi berasal dari

bahasa Yunani yang merupakan gabungan dua kata, yaitu demos dan

grafein yang artinya rakyat dan tulisan. Demografi adalah setiap tulisan

atau gambaran tentang rakyat tau penduduk. Definisi demografi kemudian

berkembang seiring dengan perkembangan zaman serta kebutuhan

kependudukan.

30

Hasil penelitian Diara Fitri Anita (2013) membuktikan bahwa

faktor kontekstual dan sosio demografi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap minat berwirausaha terhadap minat berwirausaha di

sekolah tingi ilmu ekonomi Riau Pekanbaru.

Ho3 : sosio demografi tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha

tenaga kerja indonesia

Ha3 : sosio demografi berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha

tenaga kerja indonesia