bab ii tinjauan pustaka a. lingkungan 1. pengertian …repository.ump.ac.id/9641/3/ryan erwiyanto...

26
Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan 1. Pengertian Lingkungan Menurut WHO, sehat dapat diartikan sebagai suatu keadaan sempurna baik jasmani, rohani maupun kesejahteraan seseorang yang bukan semata- mata bebas dari penyakit dan cacat atau kelemahan. Menurut Pasal 1 butir 1 Undang-Undang No 36 Tahun 2009, yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual yang memungkinkan setiap orang untuk produktif secara sosial dan ekonomi (Yustina, 2014). Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimal sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal. Ruang lingkup kesehatan antara lain mencakup: perumahan, pembuangan sampah, pembuangan air limbah, rumah hewan ternak dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Kondisi lingkungan sekitar rumah yang menjadi masalah adalah dari kebiasaan masyarakat seperti memiliki jenis dinding yang tidak rapat, tidak memiliki langit-langit rumah, tidak memakai kawat kasa pada ventilasi, tidak memakai obat nyamuk, terdapat semak-semak dan 8

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lingkungan

1. Pengertian Lingkungan

Menurut WHO, sehat dapat diartikan sebagai suatu keadaan sempurna

baik jasmani, rohani maupun kesejahteraan seseorang yang bukan semata-

mata bebas dari penyakit dan cacat atau kelemahan. Menurut Pasal 1 butir

1 Undang-Undang No 36 Tahun 2009, yang dimaksud dengan kesehatan

adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual yang

memungkinkan setiap orang untuk produktif secara sosial dan ekonomi

(Yustina, 2014).

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau

keadaan lingkungan yang optimal sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimal. Ruang lingkup kesehatan

antara lain mencakup: perumahan, pembuangan sampah, pembuangan air

limbah, rumah hewan ternak dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012).

Kondisi lingkungan sekitar rumah yang menjadi masalah adalah dari

kebiasaan masyarakat seperti memiliki jenis dinding yang tidak rapat,

tidak memiliki langit-langit rumah, tidak memakai kawat kasa pada

ventilasi, tidak memakai obat nyamuk, terdapat semak-semak dan

8

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

9

pepohonan di sekitar rumah serta terdapat kandang ternak yang kurang

terurus (Wowor, Dantje dan Nancy,2013)

Lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan hereditas selain

berpengaruh kepada kesehatan, juga saling berpengaruh satu sama

lainnya. Status kesehatan akan tercapai optimal, apabila keempat faktor

tersebut bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal (Notoatmodjo,

2012).

Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi ketetapan dan

ketentuan teknis kesehatan yang harus dipenuhi dalam rangka melindungi

penghuni rumah dari bahaya atau gangguan kesehatan, sehingga dapat

memungkinkan penghuni untuk memperoleh derajat kesehatan yang

optimal. Rumah sederhana adalah tempat tinggal yang layak dihuni dan

harganya dapat terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah atau

sedang. Rumah sehat sederhana adalah tempat tinggal yang layak dihuni

dan harganya dapat terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah

atau sedang, berupa bangunan yang luas lantai dan luas kavlingnya juga

memadai dengan jumlah penghuninya serta memenuhi persyaratan

kesehatan tempat tinggal (Kristiana, 2011).

2. Syarat – syarat Rumah Sehat

Adapun persyaratan rumah tinggal yang memenuhi ketentuan

Keputusan Menteri Kesehatan No. 829/MENKES/SK/VII/1999 antara

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

10

lain: pertama, bahan bangunan yang baik untuk pembangunan rumah sehat

adalah yang tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang

nantinya akan membahayakan kesehatan dan juga tidak terbuat dari bahan

yang dapat menjadi tempat tumbuh serta berkembangnya mikroorganisme

patogen (Suparto, 2015).

Kedua, komponen dan penataan ruangannya seperti lantai harus kedap

air dan mudah dibersihkan, dinding rumah harus memiliki ventilasi, kamar

mandi kedap air dan mudah dibersihkan, diadakannya penangkal petir,

ruangannya juga ditata sesuai dengan fungsinya dan dapurnya harus

memiliki sarana pembuangan asap (Suparto, 2015).

Ketiga, pencahayaan di rumah baik yang alami dan/atau yang buatan

secara langsung maupun tidak langsung harus dapat menerangi seluruh

ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak

menyilaukan mata. Sinar matahari langsung seharusnya dapat masuk ke

ruangan minimum 1 (satu) jam setiap harinya dan cahaya yang efektif

dapat diperoleh dari jam 08.00 sampai dengan 16.00 (Kristiana, 2011).

Keempat, kualitas suhu udara juga harus ideal seperti suhu udara yang

nyaman yaitu 18-30ºC dan kelembaban udara 40-70%. Untuk mengatur

supaya suhu udara dan kelembaban udara yang normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya, maka perlu memperhatikan

keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan yang

keluar. Untuk memudahkan udara masuk kerumah maka lubang

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

11

ventilasinya juga harus sesuai yaitu minimal 10% luas lantai kemudian

udara yang masuk juga bukan yang berasal dari asap dapur atau bau dari

kamar mandi/WC (Rahmah, 2015).

Kelima, untuk menghindari vektor penyakit maka keadaan di rumah

harus dijaga kebersihan lingkungannya dengan tidak adanya lalat, nyamuk

ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah yang nantinya dapat

menimbulkan penyakit. Keenam, penyediaan air harus bersih dan tersedia

dengan kapasitas minimal 60 liter/orang/hari, kualitas air juga harus

memenuhi kesehatan air bersih menurut Permenkes No. 416 tahun 1990

dan Kepmenkes No. 907 tahun 2002. Pembuangan limbah cair dan padat

juga harus dipisahkan dan dibuang pada tempatnya yang sesuai supaya

tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan juga tidak

mencemari permukaan tanah dan air tanah. Untuk mencegah terjadinya

kepadatan hunian maka dengan kamar tidur yang luasnya minimal 8 m2

tidak dianjurkan untuk lebih dari 2 orang yang tidur atau menempatinya

dalam satu ruangan tersebut (Dinas Kesehatan Purbalingga, 2015).

Adapun faktor-faktor kebutuhan yang perlu diperhatikan dan dipenuhi,

seperti kebutuhan fisiologis, kebutuhan psikologis, bebas dari bahaya

kecelakaan atau kebakaran dan kebutuhan lingkungan. Di dalam

kebutuhan fisiologis, terdapat beberapa variabel yang harus diperhatikan

yang berkaitan dengan perumahan, di antaranya dinding, atap, ventilasi,

penerangan, lantai, air, pembuangan kotoran manusia, sampah, air limbah,

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

12

kegaduhan dan kebisingan, kepadatan hunian ruang tidur dan tersedianya

tempat bermain untuk anak (Evierni, Zaidan dan Tan, 2012).

Dalam struktur bangunan seperti dinding, atap, ventilasi dan lantai

mempunyai kebutuhan masing-masing dalam perumahan. Dinding yang

baik adalah yang terbuat dari tembok. Kemudian, atap rumah yang terbuat

dari genteng, umum dipakai di daerah perkotaan ataupun pedesaan. Atap

seng ataupun asbes tidak cocok untuk di daerah pedesaan dikarenakan

mahal dan juga dapat menimbulkan suhu panas di dalam rumah (Suparto,

2015).

Ventilasi mempunyai beberapa fungsi, antara lain: untuk menjaga agar

aliran udara di dalam rumah tetap segar. Selain itu, untuk membebaskan

udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena

terjadi aliran udara yang terus menerus. Luas penghawaan atau ventilasi

ilmiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai. Ada 2 macam

ventilasi, antara lain: ventilasi alamiah dimana aliran udara di dalam

ruangan tersebut terjadi secara alamiah, melalui jendela, pintu, lubang

angin dan sebagainya. Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan

alat-alat khusus untuk mengalirkan udara tersebut, misalnya dari kipas

angin dan mesin penghisap udara. Selain itu, lantai juga harus terbuat dari

ubin atau semen. Syarat yang penting adalah lantainya tidak berdebu pada

saat musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan (Evierni, Zaidan

dan Tan, 2012).

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

13

Rumah yang sehat memerlukan penerangan atau pencahayaan yang

cukup. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah selain kurang

nyaman juga dapat menjadi media atau tempat untuk hidup dan

berkembangnya bibit-bibit penyakit. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2

macam, yaitu: cahaya alamiah yang bersumber dari cahaya matahari yang

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah. Sedangkan

cahaya buatan menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah,

misalnya lampu, minyak tanah, listrik, api dan sebagainya. Selain

penerangan, air juga sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia.

Adapun syarat-syarat air yang sehat, yaitu: persyaratan fisik untuk air

minum yang sehat adalah tidak berwarna, tidak berasa, suhu di bawah

suhu udara diluarnya. Syarat bakteriologis, air minum yang sehat harus

bebas dari segala bakteri terutama bakteri patogen (Budiman, 2007).

Sistem pembuangan kotoran manusia dan air limbah erat kaitannya

dengan kondisi lingkungan dan resiko penularan penyakit. Untuk

mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan, maka pembuangan

kotoran manusia harus dikelola dengan baik, yaitu harus di suatu tempat

tertentu atau jamban yang sehat (Dinas Kesehatan Purbalingga, 2015).

Adapun syarat-syarat untuk jamban yang sehat, yaitu: tidak mengotori

air dipermukaan sekitarnya, tidak dapat terjangkau oleh serangga misalnya

seperti lalat, kecoa dan binatang-binatang lainnya, tidak menimbulkan

bau, mudah digunakan dan dipelihara, sederhana desainnya dan murah.

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

14

Teknologi pembuangan kotoran manusia secara sederhana, yaitu : jamban

cemplung dan kakus (pit latrine). Namun masih sering dijumpai jamban

cemplung yang kurang sempurna, misalnya tanpa rumah jamban dan tanpa

penutup, sehingga memudahkan serangga untuk masuk dan bau tidak bisa

dihindari (Budiman, 2007).

Adapun cara-cara pengolahan sampah yang baik, yaitu : pertama,

pengumpulan dan pengangkutan sampah yang sudah menjadi tanggung

jawab dari masing-masing rumah tangga yang menghasilkan sampah.

Kedua, pemusnahan dan pengelolaan sampah yang dapat dilakukan

dengan berbagai cara, antara lain: ditanam, yaitu pemusnahan sampah

dengan membuat lubang di tanah kemudian sampah tersebut ditanam dan

ditutup dengan tanah. Dibakar, yaitu sampah dimusnahkan dengan dibakar

di dalam tungku pembakaran. Dijadikan pupuk, yaitu dengan mengolah

sampah menjadi pupuk, khususnyaa untuk sampah organik daun-daunan,

sisa makanan dan sampah lain yang dapat membusuk. Dengan demikian,

masalah sampah akan teratasi dan berkurang (Fadhilah, Heri dan Satria

dkk, 2011).

Supaya tidak terjadi kegaduhan dan kebisingan di rumah maka harus

mengikuti tingkat kebisingan yang ideal di perumahan adalah 40 dBA

sampai 45 dBA dan dampak jika sampai terjadi kebisingan akan

menimbulkan gangguan kurang nyaman, gangguan aktivitas dan keluhan

stres. Untuk menghindari terjadinya kepadatan di ruang tidur, maka

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

15

dengan luas ruang tidur minimal 8 meter dan tidak dianjurkan untuk

dihuni oleh lebih dari 2 orang dalam satu ruang tidur, kecuali anak umur

di bawah 5 tahun. Selain itu, kesempatan bermain yang leluasa di rumah

dan halaman lingkungan rumah dapat menjadi kesempatan untuk

berkembang, baik jasmani maupun rohani dalam pertumbuhannya. Selain

itu, kandang ternak di daerah pedesaan sebaiknya kandang ternak terpisah

dari rumah dan jangan di simpan di bawah kolom rumah atau pun di

pekarangan (Suparto, 2015).

Selain kebutuhan fisiologis, adapula kebutuhan psikologis yang harus

dipenuhi dan perhatikan dalam sanitasi rumah, antara lain: kebebasan

(privacy), keamanan (security), perlindungan (safety), kenyamanan

(comfort) dan ketenangan (relax). Rumah harus memberikan kebebasan

bagi penghuninya, sehingga dapat bebas melakukan kegiatan sehari-hari.

Setiap rumah juga harus menjamin keamanan terhadap penghuninya dari

segala faktor-faktor yang dapat mengganggu. Selain itu, rumah harus

memberikan perlindungan terhadap penghuninya, supaya merasa

terlindungi dari lingkungannya. Sebuah rumah harus memberikan

kesenangan dan kebahagiaan bagi penghuninya, sehingga akan merasa

nikmat, senang serta bahagia dalam mengarungi hidup sehari-harinya.

Dengan menempatkan rumah yang jauh dari jangkauan keributan yang

terjadi di sekitar rumah, akan memberikan ketenangan terhadap

penghuninya (Evierni, Zaidan dan Tan, 2012).

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

16

Rumah atau tempat tinggal yang buruk atau kumuh dapat mendukung

terjadinya penularan penyakit dan gangguan kesehatan, seperti: infeksi

saluran napas (common cold, tuberkulosis, influenza, campak, batuk rejan

(pertusis) dan lain sebagainya), infeksi pada kulit (skabies, ring worm,

impetigo dan lepra), infeksi akibat infestasi tikus (pes dan leptospirosis),

arthropoda (infeksi saluran pencernaan (vektor lalat), relapsing fever (kutu

busuk) dan dengue, malaria serta kaki gajah (vektor nyamuk), kecelakaan

(bangunan runtuh, terpeleset, patah tulang dan gagar otak), mental

(neurosis, gangguan kepribadian, psikosomatis dan ulkus peptikum)

(Budiman, 2007)

B. Malaria

1. Pengertian Malaria

Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa Italia yaitu mal

(buruk) dan area (udara) atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat

di daerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga

mempunyai nama lain, seperti demam roma, demam rawa, demam tropik,

demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme (Prabowo,

2008).

Malaria telah dikenal sejak tahun 1753 dan 1880. Parasit penyebab

penyakit malaria ditemukan oleh Laveran dalam darah seorang penderita

malaria. Tahun 1883, morfologi Plasmodium mulai dipelajari. Tahun

1885, Golgi menjelaskan siklus hidup Plasmodium yakni siklus skizogoni

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

17

eritrosik yang disebut siklus golgi. Tahun 1889, siklus parasit tersebut

dalam tubuh nyamuk dipelajari oleh Ross dan Bignami (Aliyah, 2016).

Manson membuktikan bahwa nyamuk sebagai vektor yang

menularkan penyakit malaria. Tahun 1954-1984, ditemukan bahwa

malaria pada manusia disebabkan oleh empat spesies Plasmodium, yaitu

Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, dan

Plasmodium malariae (Sorontou, 2013).

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit

(Plasmodium sp) yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah

(eritrosit) manusia ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles sp) betina,

dapat menyerang semua orang baik laki-laki ataupun perempuan pada

semua golongan umur dari bayi, anak-anak dan orang dewasa. Parasit ini

ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui gigitan nyamuk

Anopheles betina. Parasit harus melewati siklus hidup pada tubuh nyamuk

dan manusia sebelum ditularkan (Dirjen PP&PL, 2014).

Wilayah tropis merupakan daerah endemik malaria, meskipun

penyakit ini dapat dijumpai di daerah-daerah yang terletak diantara 40⁰

lintang Selatan dan 60⁰ Lintang Utara. Daerah persebaran Plasmodium

ovale lebih terbatas, yaitu Afrika Timur, Afrika Barat, Filipina, dan Irian

jaya (Zulkoni, 2010).

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

18

2. Determinan Epidemiologi Malaria

Menurut Dirjen PP & PL (2014) spektrum determinan

epidemiologi malaria sangat luas yaitu dari aspek faktor agen, riwayat

alamiah malaria, faktor lingkungan, faktor pencegahan dan pengobatan,

faktor rumah tangga, sosial ekonomi bahkan politik.

Menurut teori John Gordon, terjadinya penyakit di pengaruhi oleh 3

faktor, yakni faktor agen, faktor host, dan faktor lingkungan.

a. Faktor Agen (Penyebab)

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit (protozoa)

dari genus plasmodium sp. Terdapat empat spesies plasmodium

penyebab malaria pada manusia, yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium

falciparum, Plasmodium malariae, dan Plasmodium ovale.

b. Faktor Host (Manusia)

1) Manusia (host intermdiate)

Ras (Suku Bangsa) Penduduk dengan Hemoglobin (HbS) lebih

tahan terhadap akibat infeksi Plasmodium falciparum. Enzim

Kekurangan enzim tertentu, misalnya G6PD (glukosa 6 fosfat

dehidrogenase) juga memberi perlindungan terhadap

Plasmodium falciparum.

2) Kekebalan (imunitas)

Anti parasitic immunity adalah bentuk immunitas yang mampu

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

19

menekan pertumbuhan parasit dalam derajat sangat rendah namun

tidak sampai nol, hingga mencegah hiperparasitemia.

Anti disease imunity adalah bentuk imunitas yang mampu

mencegah terjadinya gejala penyakit tanpa ada pengaruh terhadap

jumlah parasit.

Premunition adalah keadaan semi-imun dimana respon imun

mampu menekan pertumbuhan parasit dalam jumlah rendah namun

tidak sampai nol, mencegah hiperparasitemia dan menekan

virulensi parasit, hingga kasus tidak bergejala/sakit.

3) Umur dan jenis kelamin

Menurut Harijanto (2000) ibu hamil yang menderita malaria akan

mempunyai dampak terhadap bayi dan ibunya, dimana akan

terjadinya abortus, berat badan bayi lahir rendah, partus prematur

dan kematian janin intrauterine .

4) Nyamuk (host definitive)

Hanya nyamuk Anopheles betina yang menghisap darah, karena

diperlukan untuk pertumbuhan telurnya. Nyamuk betina hanya

kawin satu kali selama hidupnya dan terjadi setelah 24-48 jam dari

saat keluar dari kepompong. Nyamuk dewasa dapat terbang sampai

sejauh 1,5 km. Nyamuk jantan dewasa tidak berbahaya untuk

manusia, tetapi nyamuk betina berbahaya karena ia mengisap darah

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

20

untuk kelangsungan hidupnya. Nyamuk Anopheles suka menggigit

pada sore menjelang malam hari tempat-tempat yang gelap atau

yang terhindar/tertutup dari sinar matahari (Dirjen PP & PL,

2014).hingga menjelang pagi, namun pada siang hari di

c. Faktor Lingkungan (Environment)

Lingkungan adalah lokasi dimana manusia dan nyamuk berada.

Nyamuk berkembang biak dengan baik bila lingkungannya sesuai

dengan keadaan yang dibutuhkan. Faktor lingkungan dapat

dikelompokan dalam tiga kelompok, lingkungan fisik, biologi dan

sosial budaya (Depkes RI, 2003).

1) Lingkungan fisik manusia yang erat hubungannya dengan status

kesehatan adalah rumah sehat, karena dapat member pencegahan

dan perlindungan terhadap penularan penyakit. Menurut Harya

(2015), lingkungan fisik rumah meliputi:

a) Kawat kasa pada ventilasi

Tidak terpasangnya kawat kassa pada ventilasi dapat

mempermudah ntamuk masuk ke dalam rumah.

b) Kerapatan dinding

Kualitas dinding yang tidak rapat jika dinding rumah terbuat

dari anyaman bambu kasar ataupun kayu/papan yang terdapat

lubang lubang lebih dari 1,5 mm² akan mempermudah nyamuk

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

21

masuk ke dalam rumah.

c) Plafon/ Langit-langit

Langit-langit atau pembatas ruangan dinding bagian atas

dengan atap yang terbuat dari kayu, internit maupun anyaman

bambu halus sebagai penghalang masuknya nyamuk ke dalam

rumah di lihar dari ada tidaknya langit-langit pada semua atau

sebagian ruangan rumah.

2) Lingkungan fisik yang berhubungan dengan perkembangbiakan

nyamuk

a) Suhu

Masa inkubasi ekstrinsik/siklus sporogoni sangat di pengaruhi

oleh suhu udara. Semakin tinggi suhu semakin pendek masa

inkubasi ekstrinsik, dan sebaliknya semakin rendah inkubasi

ekstrinsik akan semakin panjang. Suhu optimum berkisar

antara 20°C dan 30°C. Pengaru suhu ini berbeda bagi setiap

spesies. Suhu air sangat berpengaruh pada perkembangbiakan

larva, pada umumnya larva lebih menyenangi tempat yang

hangat, itu sebabnya nyamuk Anopheles sp. lebih banyak di

jumpai di daerah tropis.

b) Kelembaban

Kelembaban mempengaruhi kecepatan berkembang biak,

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

22

kebiasaan menghisap darah, istirahat dan lain-lain dari

nyamuk. Kelembaban yang rendah memperpendek umur

nyamuk, meskipun tidak berpengaruh pada parasit.

Perkembangan nyamuk akan terhenti pada kelembaban udara

kurang dari 60%, hal ini disebabkan karena umur nyamuk

menjadi pendek sehingga tidak cukup untuk siklus

pertumbuhan parasit di dalam tubuh nyamuk. Hal ini

menujukkan bahwa meningkatnya kelembaban udara di atas

60% akan meningkatkan aktifitas Anopheles untuk menghisap

darah.

c) Pencahayaan

Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk

berbedabeda. Contohnya An. sundaicus lebih suka tempat yang

teduh sementara An. hyrcanus lebih suka tempat yang terbuka.

An. barbirostris dapat hidup baik di tempat yang teduh maupun

di tempat yang terbuka.

3) Lingkungan fisik yang berhubungan dengan nyamuk anopheles.

a) Rawa-rawa

Rawa adalah semua macam tanah berlumpur yang terbuat

secara alami, atau buatan manusia dengan mencampurkan air

tawar dan air laut, secara permanen atau sementara, termasuk

daerah laut yang dalam airnya kurang dari 6 m pada saat air

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

23

surut yakni rawa dan tanah pasang surut. Daerah yang penuh

dengan nyamuk, seperti rawa-rawa, telah lama memiliki

hubungan dengan tingginya angka serangan malaria (Thamrin,

2011). Tempat peridukan air payau terdapat muara-muara

sungai dan rawa-rawa yang tertutup hubungannya dengan laut

cocok untuk tempat peridukan Anopheles sundaicus dan

Anopheles subpictus (Rahardjo, 2012).

b) Parit

Parit atau selokan yang digunakan untuk pembuangan air

merupakan tempat berkembangbiak yang disenangi nyamuk

(Thamrin, 2011).

c) Semak – semak

Semak-semak di sekitar rumah memegang peranan penting

sebagai tempat peristirahatan (resting place) bagi nyamuk

pada siang hari (Sunarsih, 2009). Dengan adanya semak-

semak maka sinar matahari tidak dapat menembus tempat

istirahat nyamuk, sehingga sangat disukai oleh nyamuk

(Rahardjo, 2012).

d) Tambak

Adanya tambak udang dan ikan merupakan jenis habitat dari

larva nyamuk Anopheles spp, petani dalam mengelola tambak

udang dan ikan tidak terlepas adanya lahan yang terbengkalai

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

24

maupun dikelola akan mengundang nyamuk, untuk

berkembangbiak, karena tambak dengan rumput dan lumut

sebagai habitat Anopheles subpictus (Munif, 2010)

3. Lingkungan Biologi

Meliputi adanya lumut, bakau, ganggang, dan tumbuhan lain yang

dapat mempengaruhi kehidupan larva karena dapat menghalangi

sinar matahari masuk atau melindungi dari serangan makhluk

hidup lain; adanya berbagai jenis ikan pemakan larva seperti nila,

mujair,kepala timah yang dapat mempengaruhi populasi nyamuk;

adanya ternak seperti sapi, kerbau, atau ternak besar lainnya dapat

mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia jika kandang

ternak di tempatkan tidak jauh dari rumah.

4. Kimia

a) Kadar garam

Pengaruh kadar garam dari tempat perindukan nyamuk,

seperti Anopheles sundaicus tumbuh pada air payau (kadar

garam 12-18) dan tidak dapat bertahan pada kadar garam 40 ke

atas.

b) pH

Semakin mendekati batas kadar normal pH air, maka kepadatan

Anopheles akan meningkat demikian sebaliknya kepadatan

nyamuk akan rendah bila kadar pH air tidak normal.

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

25

5. Sosial budaya

a) Kebiasaan berada di luar rumah sampai larut malam, dimana

vektornya bersifat eksofilik dan eksofagik akan

memudahkan gigitan nyamuk

b) Tingkat kesadaran masyarakat tentang bahaya malaria akan

mempengaruhi kesediaan masyarakat untuk

menanggulangi malaria antara lain dengan menyehatkan

lingkungan, mengunakan kelambu, memasagn kawat kasa

pada rumah dan menggunakan obat nyamuk

c) Kegiatan manusia

Kegiatan manusia seperti pembuatan bendungan, pembuatan

jalan, pertambangan, dan pembuatan pemukiman baru,

parawisata dan perpindahan dari dan ke daerah endemik.

Transmigrasi sering mengakibatkan perubahan lingkungan

yang dapat menguntungkan penularan malaria.

3. Penularan Penyakit Malaria

Penyakit malaria di tularkan melalui gigitan nyamuk

Anophelesbetina. Jika nyamuk Anopheles menggigit manusia, maka

parasit akan masuk ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak.

Menurut Thamrin (2011) ada dua jenis cara penularan penyakit malaria,

yaitu penularan secara alamiah (natural infection) dan penularan secara

tidak alamiah.

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

26

a. Penularan secara alamiah (natural infection)

Penularan secara alamiah yaitu infeksi malaria melalui pemaparan

dengan gigitan nyamuk Anopheles betina yang infektif, yang

mengandung sporozoid. Langkah-langkah penularan secara alamiah

antara lain:

1) Orang sakit malaria digigit nyamuk (vektor) penular malaria.

Saat nyamuk menghisap darah orang yang sakit itu, maka

parasit akan terbawa bersamaan dengan darah orang sakit

malaria tersebut.

2) Nyamuk (vektor) yang menghisap darah orang sakit malaria

tadi akan terinfeksi parasit malaria. Dalam tuubuh nyamuk

akan terjadi siklus hidup parasit malaria (fase seksual).

3) Orang sehat yang digigit oleh nyamuk Anopheles yang sudah

terinfeksi plasmodium akan memasukkan parasit yang ada di

dalam tubuh nyamuk ke dalam darah manusia. Dalam darah

manusia terjadi siklus hidup parasit (aseksual).

4) Orang sehat yang sudah tergigit oleh nyamuk yang terinfeksi

parasit malaria akan menjadi sakit malaria.

b. Penularan secara tidak alamiah

Penularan secara tidak alamiah terbagi atas tiga kelompok:

1) Malaria bawaan (Congenital)

2) Secara mekanik

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

27

3) Secara oral (melalui mulut)

Tabel 2.1 Masa Inkubasi Penyakit Malaria

Plasmodium Masa Inkubasi (rata-rata)

P. falciparum 9 – 14 hari (12)

P. vivax 12 – 17 hari (15)

P. ovale 16 – 18 hari (17)

P. malariae 18 – 40 hari (28)

Sumber: Dirjen PP dan PL 2014

4. Stratifikasi Daerah Malaria

Stratifikasi daerah malaria dalam kegiatan pemberantasan malaria di

luar Jawa – Bali maka dapat dibuat sebagai berikut :

a) Daerah Bebas

Daerah bebas adalah desa yang terletak di wilayah Dati II tidak

reseptif, tidak ada penularan selama 3 tahun terakhir (tidak ada

potensial penularan).

b) Daerah Malaria

Daerah malaria adalah desa reseptif sehingga masih terjadi penularan

atau kondisi lingkungan masih memungkinkan terjadinya penularan.

Stratifikasi endemisitas malaria, didasarkan pada Annual Parasite

Incidence (API). Berdasarkan API, suatu daerah diklasifikasikan menjadi

3 tingkat endemisitas, yaitu (Kemenkes RI, 2010) :

a) High Case Incidence (HCI), kalau API > 5 per 1.000 penduduk.

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

28

b) Moderate Case Incidence (MCI), kalau API antara 1-5 1.000

penduduk.

c) Low Case Incidence (LCI), kalau API < 1 per 1.000 penduduk.

5. Pengendalian Malaria

a. Pengendalian Malaria Secara Biologi

Pengendalian biologi dapat berupa penebaran ikan dan Bacillus

thuringiensis serta predator larva lainnya (Kementrian Kesehatan).

Beberapa agent biologis yang digunakan seperti predator misalnya

ikan pemakan jentik seperti gambusia, guppy, dan panchax (ikan

kepala timah). Dengan memanfaatkan kembali tambak yang

terbengkalai dengan memelihara ikan pemakan jentik.

b. Pengelolaan lingkungan hidup yaitu dengan pengubahan lingkungan

hidup (modifikasi) sehingga larva nyamuk Anopheles tidak mungkin

hidup. Kegiatannya berupa penimbunan tempat perindukan nyamuk,

pengeringan dan pembuatan dam, pembersihan tanaman air atau

lumut, dan lain-lain.

c. Pengendalian malaria dengan pengaturan pola tanaman. Memperbaiki

pola tanaman adalah salah satu cara untuk menekan perkembangan

penyakit malaria. Dipilih pola tanam padi dan palawija, karena

ditinjau dari strategi pengadaan pangan/pakan dan usaha peningkatan

pendapatan petani merupakan alternatif terbaik, terutama dalam usaha

pengendalian vektor. Apabila kedua tanaman ini diselang-seling

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

29

dalam satu tahun musim tanam, akan menekan populasi hama dan

vektor malaria karena habitatnya tidak sesuai dengan perkembangan

populasi vektor malaria tersebut, apalagi bila ditunjang dengan cara

bercocok tanam dengan teknik yang baik.

1) Pengendalian Malaria Secara Fisik

a) Penimbunan tempat penampungan air dan sampah

b) Pengangkatan tumbuhan air

c) Pengeringan sawah secara berkala setidaknya dua minggu

sekali

d) Pemasangan kawat kasa pada jendela dan ventalasi rumah

e) Melestarikan tanaman bakau

f) Melancarkan aliran di got

2) Pengendalian Malaria Secara Kimia

untuk membunuh jentik dan nyamuk dewasa dapat dilakukan

beberapakan langkah, yaitu;

a) Penyemprotan rumah yang dilakukan di daerah endemis

malaria dengan menggunakan insekstida yang sesuai dua kali

setahun dengan interval waktu enam bulan sekali.

b) Larvaciding, merupakan kegiatan penyemprotan rawa-rawa

yang potensial sebagai tempat perindukan nyamuk malaria.

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

30

3. Pencegahan Penyakit Malaria

Pada daerah endemis malaria, upaya pencegahan penyakit malaria

atau upaya menghindari gigitan nyamuk sangat penting untuk dilakukan,

terutama untuk orang yang baru pertama kali datang atau melakukan

perjalanan ke daerah endemis malaria. Upaya pencegahan yang

dianjurkan, yaitu:

a. Memakai pakaian berlengan panjang dan celana panjang saat keluar

rumah, terutama di dalam malam hari;

b. Menggunakan kelambu saat tidur

c. Menggunakan minyak anti nyamuk (mosquito repellent)

d. Mengkonsumsi obat antimalaria (obat profilaksis) sesuai panduan

dokter.

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

31

C. Kerangka Teori

obat. Faktor agen yaitu faktor penyebab yang terdiri dari P. Faciparum, P. Vavix, P.

Ovale, dan P. Malariae. Sedangkan faktor environment yaitu faktor dari lingkungan

seperti keberadaan kawat kasa pada ventilasi, kerapatan dinding rumah, keberadaan

langit-langit, keberadaan semak-semak, keberadaan parit dan keberadaan tambak.

Pada penelitian ini, peneliti hanya fokus pada faktor lingkungan penyebab malaria.

Environment :

- Agen : Plasmodium

P. Faciparum

P. Vavix

P. Ovale

P. Malariae

Keberadaan kawat kasa pada ventilasi

- Kerapatan dinding rumah

- Keberadaan langit-langit

- Keberadaan semak-semak

- Keberadaan parit

- Keberadaan tambak

Gambar 2.2 Kerangka Teori Penelitian

Kejadian malaria dapat digambarkan dengan segitia epidemologi, dimana

malaria dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu host, agen dan environment. Faktor host

yaitu faktor yang ada pada dalam diri manusia seperti imunitas, resistensi terhadap

Host :

Imunitas Resistensi terhadap obat

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

32

Keberadaan plafon/langit –

langit rumah

Kejadian Malaria

Keberadaan semak - semak

Keberadaan parit

Keberadaan Tambak

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

Hipotesis penelitian

Ha : Ada perbedaan keberadaan kawat kasa ventilasi pada rumah yang

dihuni oleh orang yang pernah menderita malaria dan belum pernah

Keberadaan kawat kasa pada

ventilasi

D. Kerangka Konsep

menderita malaria.

2. Ha : Ada perbedaan kerapatan dinding pada rumah yang dihuni oleh orang

yang pernah menderita malaria dan belum pernah menderita malaria.

3. Ha : Ada perbedaan keberadaan langit - langit pada rumah yang dihuni

oleh orang yang pernah menderita malaria dan belum pernah menderita

Kerapatan dinding rumah

Perbedaan Beberapa Faktor ..., Ryan Erwiyanto, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

33

malaria.

4. Ha : Ada perbedaan keberadaan semak - semak pada lingkungan rumah

yang dihuni oleh orang yang pernah menderita malaria dan belum pernah

menderita malaria.

5. Ha : Ada perbedaan keberadaan parit pada lingkungan rumah yang dihuni

oleh orang yang pernah menderita malaria dan belum pernah menderita

malaria.

6. Ha : Ada perbedaan keberadaan tambak pada lingkungan rumah yang

dihuni oleh orang yang pernah menderita malaria dan belum pernah

menderita malaria.