bab ii tinjauan pustaka alkaloid imidazol

7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alkaloid Imidazol 2.1.1. Definisi Alkaloid golongan imidazol atau glioksalin merupakan alkaloid yang mengandung inti imidazol dalam struktur kimianya (Purba, D.M., 2011). Alkaloid imidazol berupa cincin karbon yang mengandung dua atom nitrogen dengan inti imidazol. Gambar 2.1. Struktur inti imidazol 2.1.2. Sifat Fisika Kimia Alkaloid imidazol mempunyai beberapa sifat fisikokimia, antara lain sebagai berikut: a. Bentuknya berupa serpihan kristal tanpa warna atau berwarna kuning pucat b. Mempunyai bau seperti bau amin c. Mempunyai pKa = 7,0 (mengandung banyak atom hydrogen, menyebabkan sifat basa kuat) dan pKa = 14,9 (mengandung lebih sedikit atom hydrogen, menyebabkan sifat asam lemah) d. Bersifat amfoter e. Bersifat polar f. Kelarutan dalam air: 663 g/L pada suhu 20ºC g. Titik leleh: 88,3-89,9ºC h. Titik didih: 267,8ºC

Upload: hana-rosanna

Post on 14-Jul-2016

440 views

Category:

Documents


112 download

DESCRIPTION

Tinjauan pustaka alkaloid imidazol

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Tinjauan Pustaka Alkaloid Imidazol

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Alkaloid Imidazol

2.1.1. Definisi

Alkaloid golongan imidazol atau glioksalin merupakan alkaloid yang mengandung

inti imidazol dalam struktur kimianya (Purba, D.M., 2011). Alkaloid imidazol berupa cincin

karbon yang mengandung dua atom nitrogen dengan inti imidazol.

Gambar 2.1. Struktur inti imidazol

2.1.2. Sifat Fisika Kimia

Alkaloid imidazol mempunyai beberapa sifat fisikokimia, antara lain sebagai berikut:

a. Bentuknya berupa serpihan kristal tanpa warna atau berwarna kuning pucat

b. Mempunyai bau seperti bau amin

c. Mempunyai pKa = 7,0 (mengandung banyak atom hydrogen, menyebabkan sifat basa

kuat) dan pKa = 14,9 (mengandung lebih sedikit atom hydrogen, menyebabkan sifat asam

lemah)

d. Bersifat amfoter

e. Bersifat polar

f. Kelarutan dalam air: 663 g/L pada suhu 20ºC

g. Titik leleh: 88,3-89,9ºC

h. Titik didih: 267,8ºC

i. Mempunyai cincin 5-planar

2.1.3. Sintesis Imidazol

Golongan alkaloid ini berasal dari senyawa prekursor L-histidine, yakni suatu asam

amino esensial (Gambar 2.2). Beberapa contoh alkaloid dari golongan imidazol ini antara

lain histamin, pilokarpin, dan pilosin (Aniszewski, T., 2007).

Page 2: BAB II Tinjauan Pustaka Alkaloid Imidazol

Gambar 2.2. L-histidine merupakan prekursor alkaloid imidazol.

Kelompok alkaloid ini merupakan pengecualian dalam proses transformasi struktur,

karena inti imidazol telah dibuat pada tahap prekursor, yaitu l-histidin, dan lebih dahulu

dikembangkan dalam proses dekarboksilasi oleh histidin dekarboksilase (HDC). Histamin

merupakan produk dari reaksi tersebut (Gambar 2.3) (Aniszewski, T., 2007).

Gambar 2.3. Sintesis Alkaloid Imidazol

2.1.4. Kegunaan

Page 3: BAB II Tinjauan Pustaka Alkaloid Imidazol

Imidazol adalah kelompok yang penting dari lima anggota heterosiklik nitrogen yang

telah menarik banyak perhatian karena partisipasinya dalam struktur molekul biologis aktif,

kegunaan imidazol ini diantaranya adalah senyawa yang berhubungan dengan inti imidazol

diketahui dapat menimbulkan efek anti edema dan anti inflamasi, analgesik, antihelmintik,

anti bakteri, anti tubercular, anti jamur, anti tumor, dan antivirus. Selain itu, banyak imidazol

yang tersubtitusi diaril diketahui berpotensi sebagai inhibitor p38 MAP kinase (Safari, J.,

Ravandi, S.G., Akbari, Z., 2012).

Berikut beberapa senyawa turunan alkaloid imidazol yang memiliki aktivitas biologis

untuk terapi:

Gambar 2.4 Senyawa Turunan Alkaloid Imidazol dan Fungsinya

2.1.5. Kandungan utama

Kandungan utama dari alkaloid imidazol adalah pilokarpin, histamin, dan pilosin.

Namun, kandungan yang paling penting dari golongan imidazol adalah pilokarpin yang

digunakan sebagai obat mata kolinergik. Senyawa ini dapat diperoleh dari tanaman Jaborandi

Page 4: BAB II Tinjauan Pustaka Alkaloid Imidazol

seperti Pilocarpus microphyllus, Pilocarpus jaborandi, dan Pilocarpus grandiflorus (Trease,

C.E., & Evan, V.C., 1959).

Gambar 2.4. Struktur kimia pilokarpin

Sifat fisika kimia dari pilokarpin, yaitu:

Berbentuk kristal padat , jernih tidak berwarna, higroskopis, fotosensitif ; tidak

berbau, rasa pahit

Titik didih : 392 OF (200 OC)

Titik leleh  : 93 OF

Sifat mudah menguap

Larut   : alkohol, kloroform, etanol

Sangat sedikit larut : benzen, eter

Praktis tidak larut dalam : eter minyak tanah

2.2. Identifikasi Alkaloid Imidazol

2.2.1. Identifikasi Pilokarpin

A. Pemerian

• Kristal putih, rasa pahit

B. Calomel Reduksi: Memberikan hasil (+)

• Zat kering digerus dengan calomel. Tiupkan uap air (napas hidung) abu-

abu

• Syarat: Zat harus bebas alkali, NH4OH, karena calomel & alkali

menyebabkan warna menjdi hitam

C. Reaksi Helch

• Lar + K2Cr2O7 +CHCl3, lalu + H2O2 5% dikocok, lapisan dari CHCl3 biru

ungu

• Pilokarpin berada dalam suasana basa dengan cepat membentuk senyawa

berwarna ungu.

D. K2Cr2O7 + H2SO4 pekat hijau

Page 5: BAB II Tinjauan Pustaka Alkaloid Imidazol

2.2.2. Identifikasi Kualitatif

A. Ekkert’s Colour Tests (Ashutosh, 2007)

• 1 ml 1% larutan pilocarpin hidroklorida + 1 ml larutan Na.nitroprusida 2% dan 1

ml NaOH 1N (diamkan 6-8 menit) + HCl (diasamkan) merah atau ungu. Jika

ditambahkan sedikit lar. Na. Tiosulfat 0,1N ungu

B. Berdasarkan Farmakope III, 498

• Kurang lebih 15 mg dilarutkan dalam 2 ml air + 2 tetes asam sulfat encer P + 2

mL Hidrogen peroksida encer P 1 mL benzen P. + 3 tetes larutan Kalium

bikromat P 0,35 % b/v, dikocok memisah, lapisan benzen bewarna violet,

lapisan air bewarna kuning.

2.2.3. Identifikasi Pilokarpin Nitrat

• Campur larutan pilokarpin 10% dalam air dengan larutan ferro sulfat sama

banyak, kemudian tambahkan 5 ml larutan H2S terbentuk cincin coklat di

tengah-tengah larutan.

2.3. Penetapan Kadar

2.3.1. Titrasi

2.3.1.1. Titrasi Bebas Air

2.3.1.2.Titrasi Asam Basa

2.3.2. Kromatografi

2.3.2.1 HPLC

2.3.2.2. HPLC-ESI-MS/MS

2.4. Ekstraksi dan Isolasi

2.4.1. Ekstraksi dan Isolasi Pilocarpus jaborandi

2.4.2. Ekstraksi dan Isolasi Pilocarpus micropyllus

2.4.3. Ekstraksi dan Isolasi Pilocarpus grandiflorus