bab ii tinjauan pustaka - sinta.unud.ac.id. bab ii.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan...

23
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beban Kerja 2.1.1 Pengertian Beban Kerja Beban kerja adalah frekuensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu, dimana dalam memperkirakan beban kerja dapat dilakukan berdasarkan perhitungan beban kerja (Peraturan Pemerintah RI Nomor 97 tahun 2000). Beban kerja secara umum menurut Groenewegen dan Hutten (1991) adalah keseluruhan waktu yang digunakan dalam melakukan aktivitas atau kegiatan dalam kerja. Menurut Finkler dan Koyner (2000), beban kerja diartikan sebagai volume kerja dari suatu unit atau departemen. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa beban kerja adalah keseluruhan waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan di suatu unit atau departemen. Sedangkan beban kerja perawat menurut Hubber (2000) adalah pengukuran dari aktifitas kerja perawat dan ketergantungan klien terhadap asuhan keperawatan. Beban kerja perawat di rumah sakit terkait dengan dua fungsi variabel, yaitu jumlah harian klien dan waktu asuhan keperawatan setiap klien per hari (Kirby dan Wiczai, 1985; dalam Hubber, 2000).

Upload: lydieu

Post on 30-Jan-2018

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beban Kerja

2.1.1 Pengertian Beban Kerja

Beban kerja adalah frekuensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan

dalam jangka waktu tertentu, dimana dalam memperkirakan beban kerja

dapat dilakukan berdasarkan perhitungan beban kerja (Peraturan

Pemerintah RI Nomor 97 tahun 2000). Beban kerja secara umum menurut

Groenewegen dan Hutten (1991) adalah keseluruhan waktu yang

digunakan dalam melakukan aktivitas atau kegiatan dalam kerja. Menurut

Finkler dan Koyner (2000), beban kerja diartikan sebagai volume kerja

dari suatu unit atau departemen. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa beban kerja adalah keseluruhan waktu yang digunakan

untuk melakukan kegiatan di suatu unit atau departemen. Sedangkan beban

kerja perawat menurut Hubber (2000) adalah pengukuran dari aktifitas

kerja perawat dan ketergantungan klien terhadap asuhan keperawatan.

Beban kerja perawat di rumah sakit terkait dengan dua fungsi variabel,

yaitu jumlah harian klien dan waktu asuhan keperawatan setiap klien per

hari (Kirby dan Wiczai, 1985; dalam Hubber, 2000).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

9

Berdasarkan beberapa literatur diatas, telah banyak pula dilakukan

penelitian tentang beban kerja pada perawat di bangsal rawat inap antara

lain oleh Irwandy dan Astuti, yang menyatakan bahwa beban kerja yang

berlebihan yang dialami oleh perawat terjadi karena adanya tuntutan kerja

yang bervariasi dalam pekerjaan, selain itu adanya tugas tambahan lain

dan sering melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya, misalnya 78,8%

perawat melaksanakan tugas kebersihan, 63,6% melakukan tugas

administrasi dan lebih dari 90% melakukan tugas non keperawatan

(misalnya : menetapkan diagnose penyakit, membuat resep, mengambil

obat ke apotik dan melakukan tindakan pengobatan) dan hanya 50% yang

melakukan asuhan keperawatan yang sesuai dengan fungsinya (Depkes &

UI, 2005).

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Beban Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya beban kerja seorang perawat

diruangan, antara lain sebagai berikut (Irwandy, 2007):

1. Perawat melakukan observasi secara terus menerus terhadap

perkembangan kondisi pasien selama shift berlangsung.

2. Jumlah pasien yang banyak pada saat shift membuat tindakan

keperawatan yang harus dilakukan oleh perawat lebih banyak

sehingga perawat kurang puas dengan tindakan yang dilakukan.

3. Jumlah pasien yang tidak menentu setiap harinya, mempengaruhi

kinerja perawat.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

10

4. Rasa takut dan khawatir yang muncul ketika perkembangan kondisi

pasien yang dirawat mengalami perubahan yang tidak diharapkan.

5. Banyaknya tindakan keperawatan langsung maupun tidak langsung

yang dilakukan perawat saat shift dan dikerjakan berulang setiap

harinya membuat perawat bosan.

6. Kondisi dan status medis pasien di unit perawatan berbeda-beda

sehingga rata-rata waktu yang diperlukan untuk melakukan tindakan

keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama,

yang mempengaruhi waktu jaga.

7. Jumlah pasien tidak sebanding dengan jumlah perawat yang berjaga di

ruangan mengakibatkan tugas yang dikerjakan berlebih.

8. Partner atau rekan kerja dalam satu tim tidak dapat membantu

pekerjaan saat shift dan bersikap acuh terhadap pekerjaan menjadikan

rekan perawat lainnya dalam satu tim merasa terbebani.

9. Caring kepada pasien kurang optimal dilakukan diakibatkan pekerjaan

yang dilakukan lebih banyak.

10. Waktu pendokumentasian berkurang, karena tugas keperawatan yang

berlebih sehingga hasil yang didokumentasikan sedikit dan tidak

lengkap.

11. Keluarga pasien yang melakukan complaint tentang kondisi pasien

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

11

12. Format dokumentasi yang berubah-ubah yang membuat pengerjaan

pendokumentasian semakin sulit

13. Fasilitas di ruangan yang tidak mendukung dari kegiatan keperawatan

yang dilakukan

Hal serupa juga disampaikan oleh Kusmiati (2003), yang menyatakan

bahwa yang mempengaruhi beban kerja perawat adalah kondisi pasien

yang selalu berubah, jumlah rata-rata jam perawatan yang di butuhkan

untuk memberikan pelayanan langsung pada pasien, serta banyaknya tugas

tambahan yang harus dikerjakan oleh seorang perawat sehingga dapat

menganggu penampilan kerja dari perawat tersebut. Disamping tugas

tambahan, beban kerja seorang perawat juga sangat dipengaruhi oleh

waktu kerjanya. Apabila waktu kerja yang harus ditanggung oleh perawat

melebihi dari kapasitasnya, seperti banyaknya waktu lembur, akan

berdampak buruk bagi produktifitas perawat tersebut (Syaer, 2010).

2.1.3 Aspek-aspek Beban Kerja

Beban kerja (Irwandy, 2007) meliputi beban kerja fisik, psikologis/mental dan

waktu kerja.

a. Aspek fisik

Beban kerja fisik merupakan beban kerja yang timbul akibat aktivitas

fisik pekerja. Misalnya pada perawat, beban kerja fisik perawat

meliputi mengangkat pasien, memandikan pasien, membantu pasien ke

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

12

kamar mandi, mendorong peralatan kesehatan, merapikan tempat tidur

pasien, mendorong brankart pasien dan sebagainya

b. Aspek psikologis / Mental

Beban kerja mental (mental workload) merupakan beban kerja yang

timbul dan terlihat dari pekerjaan yang dilakukan, beban kerja mental

terbentuk secara kognitif (pikiran). Misalnya pada perawat, beban kerja

mental yang dialami perawat, diantaranya bekerja shift atau bergiliran,

melakukan pengecekan keadaan pasien setiap beberapa jam, hubungan

perawat dengan perawat dan membuat laporan asuhan keperawatan

pasien sesuai dengan ketentuan masing-masing Rumah Sakit.

c. Aspek waktu

Lebih mempertimbangkan pada aspek pengunaan waktu untuk bekerja,

yaitu sebagai alokasi penggunaan waktu guna peningkatan pelayanan

keperawatan terhadap pasien. Waktu kerja berkaitan dengan waktu yang

digunakan untuk mengerjakan tugasnya sesuai dengan jam kerja yang

berlangsung setiap hari .

2.1.4 Dampak Beban Kerja

Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik

atau mental dan reaksi–reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan

pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu

sedikit di mana pekerjaan yang terjadi karena pengulangan gerak akan

menimbulkan kebosanan, rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

13

hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan

kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan

pekerja. Beban kerja yang berlebihan atau rendah dapat menimbulkan stress

kerja (Suyanto, 2008). Efek psikologis yang paling sederhana dan jelas dari

kelebihan beban kerja adalah stress kerja yang mengakibatkan menurunnya

motivasi kerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. (Rusman,

2006).

2.2 Dokumentasi Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengertian Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Dokumentasi keperawatan merupakan suatu bukti pelayanan

keperawatan profesional yang mencakup pengkajian, diagnosis

keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan dan evaluasi,

sehingga menggambarkan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan

(Hidayat, 2001). Dokumentasi asuhan keperawatan menjadi hal yang

penting sebagai alat bukti tanggung jawab dan tanggung gugat dari

perawat dalam menjalankan tugasnya hal ini sangat penting karena

menyangkut aspek legal tindakan keperawatan, perawat bertanggung

jawab dan bertanggung gugat dalam pencatatan asuhan keperawatan

yang telah diberikan dan juga untuk berkomunikasi dengan internal tim

perawat sendiri dan tim kesehatan lainnya (Asmadi, 2008).

Hal ini dimaksudkan untuk menghindari miscommunication antar perawat.

Untuk itu, dalam suatu dokumentasi keperawatan harus terdapat catatan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

14

yang jelas, lengkap, objektif, waktu harus tertulis dengan jelas (hari,

tanggal, bulan, tahun dan jam), dan ditandatangani oleh petugas kesehatan

yang melakuka interaksi terapeutik dengan klien (dokter, perawat atau

petugas lainnya) (Asmadi, 2008). Artinya intervensi keperawatan yang

diberikan kepada klien harus dihindarkan terjadinya kesalahan-kesalahan

(negligence) dengan melakukan pendekatan proses keperawatan dan

pendokumentasian yang akurat dan benar (Nursalam, 2009). Kelengkapan

pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan bagian dari kualitas

pelayanan keperawatan di rumah sakit.

2.2.2 Tujuan Pendokumentasian Keperawatan

Dokumentasi keperawatan yang lengkap adalah prasyarat dalam

melaksanakan perawatan yang baik dan untuk efesiensi dari kerjasama dan

komunikasi antar profesi kesehatan dalam pelayanan kesehatan

professional (Asmadi, 2008) dan tujuan pencatatan dokumentasi asuhan

keperawatan yakni :

a Mengidentifikasi status kesehatan klien (pasien) dalam rangka

mencatat kebutuhan klien, merencanakan, melaksanakan tindakan

asuhan keperawatan, dan mengevaluasi tindakan.

b Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum, dan etika. Hal ini

juga menyediakan:

- Bukti kualitas asuhan keperawatan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

15

- Bukti legal dokumentasi sebagai pertanggungjawaban kepada

klien.

- Informasi terhadap perlindungan individu.

- Bukti aplikasi standar praktik keperawatan.

- Dokumentasi untuk tenaga profesional dan tanggungjawab etik dan

mempertahankan kerahasiaan informasi klien.

- Data perencanaan pelayanan kesehatan dimasa datang.

2.2.3 Manfaat Pendokumentasian Keperawatan

Manfaat dokumentasi asuhan keperawatan menurut Nursalam (2008),

dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut berikut :

a. Aspek hukum

Dokumentasi keperawatan yang dibuat merupakan aspek legal

didepan hukum. Dokumentasi merupakan bukti catatan dari tindakan

yang diberikan dan sebagai dasar untuk melindungi pasien, perawat

dan institusi.

b. Kualitas pelayanan, komunikasi

Melalui audit keperawatan dokumentasi keperawatan dijadikan alat

untuk mengukur dalam membandingkan antara tindakan yang

diberikan dengan standar yang dijadikan rujukan. Dengan demikian

dapat diketahui apakah dalam bekerja telah sesuai dengan standar

yang ditetapkan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

16

c. Keuangan

Dokumentasi yang baik dan teliti akan menjadi bukti bahwa tindakan

telah dilakukan oleh perawat dan dengan dokumentasi ini maka

besarnya jasa yang diberikan akan diberikan sesuai dengan aturan

yang ditetapkan ditempat masing-masing.

d. Pendidikan

Dokumentasi keperawatan dapat dijadikan sebagai rujukan bagi

mahasiswa perawat dalam membuat asuhan keperawatan yang benar

sesuai dengan kondisi real pasien di lapangan.

e. Penelitian

Penelitian keperawatan dengan menggunakan data-data sekunder akan

sangat bergantung dengan kualitas dari dokumentasi keperawatan

yang dibuat.

2.2.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pendokumentasian

Baik tidaknya mutu dokumentasi proses keperawatan sangat dipengaruhi

oleh berikut ini:

a. Tingkat Pendidikan

Penyebab kurang baiknya dokumentasi asuhan keperawatan adalah

pengetahuan dan pemahaman perawat yang kurang, perawat lebih

memprioritaskan tindakan langsung dan kekurangan tenaga

keperawatan. Perawat dengan tingkat pendidikan yang berbeda

mempunyai kualitas dokumentasi yang dikerjakan berbeda pula

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

17

karena semakin tinggi tingkat pendidikannya maka kemampuan secara

kognitif dan keterampilan akan meningkat (Capenito, 2006).

b. Format Dokumentasi.

Menurut Capernito (2006) bahwa format dokumentasi masih banyak

ragamnya, dalam pencatatan perawat merasa rumit dan banyak

memakan waktu. Maka dalam pelaksanaan dokumentasi proses

keperawatan diperlukan sistem dokumentasi yang efisien,

komprehensif dapat mendokumentasikan lebih banyak data dalam

waktu yang lebih sedikit dan sesuai standar yang berlaku.

c. Waktu

Faktor waktu atau lama pelaksanaan pendokumentasian yang

dibutuhkan perawat mempunyai pengaruh yang signifikan. Waktu

pendokumentasian yang sedikit akan membuat perawat tidak

maksimal dalam mendokumentasikan kegiatan dan perkembangan

pasien saat shift, sehingga beberapa pendokumentasian yang hanya

diisikan secara sembarangan (Carpenito, 2006).

2.2.5 Hal-Hal Yang Diperhatikan Dalam Pendokumentasian Asuhan

Keperawatan

Menurut Asmadi, 2008 , terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan, sebagai berikut:

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

18

1. Isi

Informasi yang ditulis harus lengkap , akurat, jelas, mengandung fakta

(obyektif) dan tidak menggunakan istilah atau singkatan yang tidak

umum. Informasi mengenai klien dan tindakan yang diberikan harus

sesuai dengan kondisi pasien sesungguhnya.

2. Waktu

Dokumentasikan waktu setiap melakukan intervensi keperawatan. Up

to date, laporan yang terlambat merupakan suatu kelalaian yang serius

dan penyebab kelambatan dalam memberikan suatu tindakan.

Misalnya kesalahan dalam melaporkan penurunan tekanan darah dapat

memperlambat pemberian obat yang diperlukan. Pendokumentasian ini

mencakup :

- vital sign

- penatalaksanaan medis

- persiapan dilakukan diagnostic test dan pembedahan

- perubahan status

- waktu masuk, pindah, pulang atau kematian klien

- penatalaksanaan untuk perubahan status yang tiba-tiba.

3. Format

Gunakan format yang telah ada sesuai dengan kebijaksanaan institusi

pelayanan kesehatan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

19

4. Kerahasiaan

Komunikasi yang rahasia adalah informasi yang diberikan oleh

seseorang kepada orang lain yang dipercaya dan merahasiakan bahwa

beberapa informasi itu tidak akan diungkapkan. Pasien mempunyai

hak untuk memastikan bahwa informasi yang ada dalam catatan

kesehatannya terjaga kerahasiaannya.

5. Akuntabilitas

Berikan nama dan tanda tangan setiap melakukan intervensi

keperawatan. jangan menggunakan penghapus atau tip-ex bila

melakukan kesalahan dalam penulisan.

Selain itu, menurut Potter and Perry, 2005, beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan adalah

sebagai berikut :

a. Jangan menghapus menggunakan tip-ex atau mencatat tulisan yang

salah ketika mencatat cara yang benar menggunakan garis pada tulisan

yang salah, kata salah lalu di paraf kemudian tulis catatan yang benar.

b. Jangan menulis komentar yang bersifat mengkritik klien maupun

tenaga kesehatan lain. Karena bisa menunjukkan perilaku yang tidak

profesional atau asuhan keperawatan yang tidak bermutu.

c. Koreksi semua kesalahan sesegera mungkin karena kesalahan menulis

diikuti kesalahan tindakan.

d. Catatan harus akurat teliti dan reliabel, pastikan apa yang ditulis adalah

fakta, jangan berspekulatif atau menulis perkiraan saja.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

20

e. Jangan biarkan bagian kosong pada akhir catatan perawat, karena

dapat menambahkan informasi yang tidak benar pada bagian yang

kosong tadi, untuk itu buat garis horisontal sepanjang area yang

kosong dan bubuhkan tanda tangan dibawahnya.

f. Semua catatan harus bisa dibaca dan ditulis dengan tinta dan

menggunakan bahasa yang jelas.

g. Jika perawat mengatakan sesuatu instruksi, catat bahwa perawat

sedang mengklarifikasikan, karena jika perawat melakukan tindakan di

luar batas kewenangannya dapat di tuntut.

h. Tulis hanya untuk diri sendiri karena perawat bertanggung jawab dan

bertanggung gugat atas informasi yang ditulisnya.

i. Hindari penggunaan tulisan yang bersifat umum (kurang spesifik) ,

karena informasi yang spesifik tentang kondisi klien atas kasus bisa

secara tidak sengaja terhapus jika informasi bersifat terlalu umum.

Oleh karena itu tulisan harus lengkap, singkat, padat dan obyektif.

j. Pastikan urutan kejadian dicatat dengan benar dan ditandatangani

setiap selesai menulis dokumentasi. Dengan demikian dokumentasi

keperawatan harus obyektif, konfrehensif, akurat dan menggambarkan

keadaan klien serta apa yang terjadi pada dirinya.

2.2.6 Tahapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Tahapan Dokumenatasi Asuhan Keperawatan (Asmadi, 2008) dimulai dari

perawat melakukan pengkajian lengkap tentang keadaan klien, dilanjutkan

dengan penentuan diagnosa keperawatan terhadap masalah yang dialami

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

21

klien, setelah itu dilanjutkan dengan membuat perencanaan mengenai

tindakan yang akan dilakukan untuk klien dan rasionalnya, kemudian

dilakukan implementasi terhadap perencanaan tindakan tersebut, dan

diakhiri dengan evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan. Berikut

penjelasan lengkap mengenai tahapan dokumentasi asuhan keperawatan :

a. Pengkajian Asuhan Keperawatan

Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan

dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan

diketahui berbagai permasalahan yang ada. Tahap pengkajian terdiri

dari pengumpulan data, validasi data dan identifikasi pola atau

masalah (Asmadi, 2008). Sedangkan menurut Nursalam (2009)

pengkajian adalah tahap awal proses keperawatan dan merupakan

suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber

untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.

Tujuan dari pangkajian adalah menetapkan dasar tentang kebutuhan,

masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik kesehatan,

tinjauan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien (Potter, 2005).

Kriteria pengkajian meliputi:

- Pengumpulan data dilakukan secara anamnesa, observasi,

pemeriksaan fisik serta dari pemeriksaan penunjang.

- Sumber data adalah klien, keluarga dan orang yang terkait, tim

kesehatan, rekam medis dan catatan lainnya.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

22

b. Diagnosa Asuhan Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan

respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari

individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat

mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk

menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah, dan

merubah (Nursalam, 2009). Tujuan diagnosia keperawatan yaitu untuk

mengidentifikasi masalah dimana adanya respon klien terhadap status

kesehatan atau penyakit, faktor-faktor yang menunjang atau

menyebabkan suatu masalah, serta kemampuan klien untuk mencegah

atau menyelesaikan masalah (Nursalam, 2009). Dalam merumuskan

suatu diagnosa, terdapat tiga komponen yang merujuk pada hasil

analisa data, yaitu:

- Problem (masalah), adalah gambaran keadaan klien dimana

tindakan keperawatan dapat diberikan karena adanya kesenjangan

atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak

terjadi.

- Etiology (penyebab), adalah keadaan yang menunjukkan

penyebab terjadinya problem (masalah).

- Sign/symptom (tanda/ gejala), adalah ciri, tanda atau gejala

relevan yang muncul sebagai akibat adanya masalah.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

23

c. Perencanaan Asuhan Keperawatan

Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk

pencegahan, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang

diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Tahap ini dimulai setelah

menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana

dokumentasi (Nursalam, 2009). Tahap perencanaan memiliki

beberapa tujuan yaitu sebagai alat komunikasi antar sesama perawat,

meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan bagi klien, serta

mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan keperawatan

yang ingin dicapai. Berikut tahapan dalam pembuatan rencana

keperawatan :

1. Membuat Prioritas Urutan Diagnosis Keperawatan

Setelah menentukan diagnosis yang muncul pada klien,

selanjutnya dibuatkan urutan prioritas diagnosis tersebut dari

diagnosa skala prioritas tertinggi sampai prioritas terendah. Ini

dilakukan dengan mengurutkan diagnosis keperawatan yang

dianggap paling mengancam kehidupan (missal: Gangguan

bersihan jalan nafas) sampai diagnosis yang tidak terlalu

mengancam kehidupan. Cara lainnya yang dapat digunakan untuk

mengurutkan diagnosis keperawatan antara lain menurut

kebutuhan dasar Maslow yang terdiri dari lima tingkatan yaitu

kebutuhan fisiologis; kebutuhan keselamatan dan keamanan;

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

24

kebutuhan mencintai dan memiliki;kebutuhan harga diri dan

kebutuhan aktualisasi diri.

2. Merumuskan Tujuan

Setelah menyusun diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas,

selanjutnya perlu untuk menyusun atau merumuskan tujuan untuk

masing-masing diagnosis. Tujuan dirumuskan dengan

berpedoman pada NOC (Nursing Outcome Classification),

dengan melihat label dari diagnosa yang muncul. Dalam

merumuskan tujuan dari diagnosa yang muncul, disini juga perlu

ditentukan waktu yang dibutuhkan perawat dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

3. Merumuskan Intervensi Keperawatan

Setelah menyusun tujuan yang diharapkan untuk masing- masing

diagnose yang muncul, selanjutnya perlu untuk menyusun atau

merumuskan intervensi atau rencana tindakan yang akan

dilakukan. Intervensi Keperawatan berpedoman pada NIC

(Nursing Intervention Classification), dengan melihat label dari

diagnosa keperawatan yang muncul

d. Implementasi Asuhan Keperawatan

Tahap implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun dan

ditujukan pada nursing order untuk membantu klien mencapai tujuan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

25

yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik

dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

masalah kesehatan klien (Asmadi, 2008). Hal-hal yang perlu

didokumentasikan pada tahap implementasi :

- Mencatat waktu dan tanggal pelaksanaan.

- Mencatat diagnosa keperawatan nomor berapa yang dilakukan

intervensi tersebut.

- Mencatat semua jenis intervensi keperawatan termasuk hasilnya.

- Berikan tanda tangan dan nama jelas perawat satu tim kesehatan

yang telah melakukan intervensi.

e. Evaluasi Asuhan Keperawatan

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,

rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Tujuan

dari evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai

tujuan. Hal ini biasa dilaksanakan dengan menggandakan hubungan

dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan

yang diberikan (Asmadi, 2008). Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu

formatif dan sumatif. Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses

keperawatan dan hasil tindakan keperawatan, ini dilakukan setelah

selesai mengimplementasikan rencana keperawatan. Perumusan

evaluasi formatif meliputi empat komponen yang dikenal dengan

istilah SOAP yakni subjektif (data berupa keluhan klien), objektif

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

26

(data hasil pemeriksaan), analisa data (pembandingan data dengan

teori), dan perencanaan. Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang

dilakukan setelah semua aktivitas proses keperawatan selesai

dilakukan, ini bertujuan untuk menilai dan memonitor kualitas asuhan

keperawatan yang telah diberikan. Metode yang digunakan untuk

mendapatkan hasil evaluasi dilakukan dengan wawancara pada akhir

layanan, menanyakan respon klien dan keluarga, dan mengadakan

pertemuan pada akhir layanan. Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi

yang terkait dengan pencapaian tujuan keperawatan, yaitu :

a. Tujuan Tercapai

Jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang

telah ditentukan.

b. Tujuan tercapai sebagian

Jika klien menunjukkan perubahan pada sebagian kriteria yang

telah ditetapkan.

c. Tujuan tidak tercapai

Jika klien hanya menunjukkan sedikit perubahan dan tidak ada

kemajuan sama sekali serta dapat timbul masalah baru.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

27

2.2.7 Skala Pengukuran Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan

Keperawatan

Berdasarkan Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan

di Rumah Sakit (Departemen Kesehatan, 2005), penilaian terhadap

kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan dapat dilihat dari

beberapa aspek, yaitu:

a. Pengkajian

- Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian.

- Data dikelompokkan (bio-psiko-sosial-spiritual).

- Data dikaji sejak pasien masuk

b. Diagnosa

- Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah

dirumuskan.

- Diagnosa keperawatan mencerminkan PE (Problem Etiology)

/PES (Problem Etiology Symptom)

- Merumuskan diagnosa ke perawatan aktual/potensial.

c. Perencanaan

- Berdasarkan diagnosa keperawatan.

- Disusun menurut urutan prioritas.

- Rumusan tujuan mengandung komponen pasien/subyek,

perubahan, perilaku, kondisi pasien dan atau kriteria waktu.

- Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat

perintah, terinci dan jelas.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

28

- Rencana tindakan menggambarkan kerja sama dengan tim

kesehatan lain.

d. Implementasi (Tindakan)

- Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana keperawatan.

- Perawat mengobservasi respon klien terhadap tindakan

keperawatan.

- Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi.

- Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan

jelas.

e. Evaluasi

- Evaluasi mengacu pada tujuan.

- Hasil evaluasi dicatat.

Adapun cara penilaian penggunaan instrumen dalam penelitian ini adalah

bila aspek yang dinilai sesuai dengan Standar Asuhan keperawatan maka

diberi tanda “V” dan apabila aspek yang dinilai tidak sesuai dengan

Standar Asuhan keperawatan maka diberi tanda “O”. Analisis data

dilakukan secara manual yaitu berdasarkan skor atau hasil penjumlahan

jawaban nilai “V” yang didapat dengan perhitungan rumus sebagai

berikut:

Jumlah aspek yang dilakukan X 100

Total aspek yang diobservasi

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

29

Hasil akhir dari skor disajikan dalam bentuk tabel dan dihitung

presentasenya untuk masing-masing aspek sesuai kelengkapan

dokumentasi proses keperawatan pada rekam medik pasien dengan

ketentuan (Hartati, 2001) sebagai berikut :

1. Baik (93-100)

Bila terdapat beberapa komponen asuhan keperawatan yang telah ada

pada format (Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, Implementasi dan

Evaluasi) terisi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

2. Kurang (< 92 )

Bila terdapat komponen asuhan keperawatan yang telah ada pada

format (Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, Implementasi dan

Evaluasi) belum terisi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

2.3 Hubungan Beban Kerja Perawat dengan Kelengkapan

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Beban Kerja perawat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah

banyak dan bervariasinya kegiatan keperawatan yang harus dilakukan

selama shift berlangsung, tidak seimbangnya jumlah pasien yang dirawat

perhari dengan jumlah perawat yang ada dalam satu unit sehingga waktu

kerja yang dibutuhkan perawat lebih lama, hal ini akan berdampak pada

tingginya beban kerja. Beban kerja yang tinggi akibat banyaknya

pekerjaan yang harus dilakukan perawat selama shift, akan mengurangi

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id. BAB II.pdfdalam jangka waktu tertentu, ... keperawatan untuk setiap pasien membutuhkan waktu cukup lama, ... Format dokumentasi yang berubah-ubah

30

waktu perawat untuk melakukan pendokumentasian hasil kegiatan

keperawatannya, yang berdampak pada kurangnya kelengkapan

pendokumentasian keperawataannya (Gilles, 2000). Hal ini sejalan dengan

penelitian dari Putri Mastini (2013), “Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan

Beban Kerja Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan

Keperawatan Irna Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar” yang

menunjukkan bahwa responden dengan beban kerja ringan kelengkapan

pendokumentasiannya 90,4% sesuai dengan ketentuan yang ada,

sedangkan responden degan beban kerja sedang kelengkapan

pendokumentasiannya 95,8% yang sesuai dengan ketentuan yang ada, dan

disimpulkan bahwa beban kerja berhubungan dengan kelengkapan

pendokumentasian asuhan keperawatan (P< 0,05).