bab ii tinjauan teori a. pengertian -...

49
7 BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Diabetes melitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk didalam hati dari makanan yang dikonsumsi (Smeltzer, 2002). Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskopik elektron ( Mansjoer, 2001). Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara genetic dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat ( price, 2000). Dari beberapa definisi diatas tentang DM dapat diambil kesimpulanbahwa DM adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kelainan hormonal (dalam hal ini adalah hormone insulin yang dihasilkan oleh pankreas) dan melibatkan metabolisme karbhidrat dimana seseorang tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi dengan baik, karena proses autommune, dipengaruhi secara

Upload: vutruc

Post on 11-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

Diabetes melitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai

oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara

normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk

didalam hati dari makanan yang dikonsumsi (Smeltzer, 2002).

Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai berbagai

kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai

komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi

pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskopik elektron (

Mansjoer, 2001).

Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara genetic dan klinis

termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi

karbohidrat ( price, 2000).

Dari beberapa definisi diatas tentang DM dapat diambil

kesimpulanbahwa DM adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kelainan

hormonal (dalam hal ini adalah hormone insulin yang dihasilkan oleh

pankreas) dan melibatkan metabolisme karbhidrat dimana seseorang tidak

dapat memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang

diproduksi dengan baik, karena proses autommune, dipengaruhi secara

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

8

genetic dengan gejala yang pada akhirnya menuju tahap perusakan imunologi

sel – sel yang memproduksi insulin.

B. ANATOMI FISIOLOGI

1.1 Gambar Pankreas

www.Gambar Anatomi Fisiologi Pankreas. com

2.2 Gambar Pankreas

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

9

Terdapat dibelakang didepan vertebra lumbalis 1 dan 2 terdiri dari sel – sel alpha dan

beta.Sel alpha menghasilkan hormone glukagon dan sel beta menghasilkan hormone

insulin. Hormon yang digunkan dalam pengobatan diabetes adalah hormone insulin

yang merupakan sebuah protein yang turut dicernakan oleh enzim pencernaan protein.

Fungsi hormone insulin adalah menghasilkan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai

pengobatan adalah mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai

pengobatan adalah memperbaiki sel tubuh untuk mengmati penggunaan glukosa dan

lemak.

Orang dengan metabolisme yang normal mampu mempertahankan kadar glukosa darah

antara 70-110 mg/dl dalam kondisi asupan makanan yang berbeda-beda. Pada orang non

diabetik, kadar glukosa darah dapat meningkat antara 120 – 140 mg/dl setelah makan

(post pradinal), namun keadaan ini akan kembali menjadi normal dengan cepat,

sedangkan kelebihan glukosa darah diambil dari darah dan disimpan sebagai glikogen

dalam hati dan sel – sel otot (glikogenesis), dan glukosa yang baru dibentuk dari asam

amino, laktat dan gliserol yang berasal dari trigliserida (glukogenesis). Normalisasi

glukosa darah diatur oleh hormon-hormon. Selain itu juga terdapat pulau langerhans

yang berbentuk oval yang tersebar diseluruh tubuh pankreas dan terbanyak pada bagian

kedua pankreas. Fungsi dari pulau langerhans adalah sebagai unit sekresi dalam

pengeluaran homeostati knutrisi, menghambat sekresi insulin, glikogen dan polipetida

pankreas serta menghambat sekresi glikogen.

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

10

C. ETIOLOGI

1. Diabetes Melitus tipe 1 / Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)

Diabetes Melitus tipe 1 adalah penyakit autoimun yang ditentukan

secara genetik dengan gejala – gejala yang pada akhirnya menuju proses

bertahap kerusakan imunologik sel – sel yang meproduksi insulin. Pada

tubuh yang sehat sel – sel beta pankreas manghasilkan hormon insulin

yang bertugas mengangkut gula melalui darah ke otot – otot dan jaringan

lain untuk memasok energi. Sedangkan pada orang yang menderita DM

tipe 1 sel – sel beta dipulau langerhans telah mengalami kerusakan

sehingga pankreas berhenti memproduksi insulin.

DM tipe 1 ditandai oleh penghancuran sel – sel beta pancreas, faktor

genetik , immunologi, dan mungkin juga lingkungan ( virus ) diperkirakan

turut menimbulkan distruksi sel beta.

a. Faktor genetik

Penderita DM tipe 1 mewarisi kecenderungan genetic kearah DM tipe

II, kecenderungan ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe HLA

(Human Leucocyt Antigen) tertentu. Resiko meningkat 20x pada

individu yang memiliki tipe HLA DR3 atau DR4.

b. Faktor Immunologi

Respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh,

dimana jaringan tubuh yang normal dianggap jaringan asing.

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

11

c. Faktor lingkungan

Virus atau toksin tertentu dapat memacu proses yang dapat

menimbulkan destruksi sel beta.

2. DM tipe II / Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM)

DM tipe II terjadi jika insulin hasil pankreas tidak cukup atau sel

lemah dan otot tubuh mejadi kebal terhadap insulin. Sehingga terjadi

gangguan pengiriman gula ke sel darah. Mekanisme yang tepat

menyebabkan resistensi insulin dan sekresi insulin pada DM tipe II masih

belum diketahui. Faktor resiko yang berhubungan adalah obesitas, riwayat

keluarga, usia ( resistensi insulin cenderung meningkat pada usia >65

tahun ( Smeltzer, 2002).

D. PATOFISIOLOGI

Diabetes Melitus mengalami defisiensi insulin menyebabkan glukagon

meningkat sehingga menyebabkan terjadinya pemecahan gula baru

(Glukoneogenesis) yang menyebabkan metabolisme lemak meningkat

kemudian terjadi proses pembentukan keton ( ketogenesis ). Terjadinya

peningkatan keton didalam plasma akan menyebabkan ketonuria ( keton

dalam urin) dan kadar natrium menurun serta PH serum menurun yang

menyebabkan asidosis.

Definisi insulin menyebabakan pengunaan glukosa oleh sel manjadi

menurun sehingga kadar glukosa darah dalam plasma tinggi ( hiperglikemia).

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

12

Jika hiperglikemia parah dan melebihi ambang ginjal maka timbul

glukosuria.

Glukosuria ini akan menyebabkan deuresis asmotic yang meningkatkan

pengeluaran kemih (poliuria) dan timbil rasa haus (polidipsi) sehingga terjadi

dehidrasi. Glukosuria menyebabkan keseimbangan kalori negative sehingga

menimbulkan rasa lapar (polifagi). Penggunaan glukosa oleh sel menurun

mengakibatkan produksi metabolisme energi menjadi menurun sehingga

tubuh menjadi lemah.

Hiperglikemia dapat mempengaruhi pembuluh darah kecil (arteri kecil)

sehingga suplai makanan dan oksigen ke perifer menjadi berkurang yang

akan menyebabkan luka tidak sembuh – sembuh. Karena suplai makan dan

oksigen tidak adekuat yang menyebabkan terjadinya infeksi dan terjadi

ganggren atau ulkus.

Gangguan pembuluh darah menyebabkan aliran darah menurun

sehingga suplai makanan dan oksigen berkurang, akibatnya terjadi kerusakan

mata.

Salah satu akibat utama dari perubahan mikrovaskuler adalah perubahan

pada struktur dan fungsi ginjal sehingga menjadi nefropati.

Diabetes mempengaruhi saraf-saraf perifer, system saraf otonom dan

saraf system saraf pusat sehingga menyebabkan neuropati (price,2000).

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

13

E. MANIFESTASI KLINIK

Menurut Mansjoer, 2001 Diabetes Melitus awalnya diperkirakan

dengan adanya tanda-tanda sebagai beriku :

a. Poliuria (banyak dan sering kencing)

b. Polidipsi (banyak minum)

c. Polifagi (banyak makan)

d. Lemas

e. Berat badan menurun

f. Kesemutan

g. Mata kabur

h. Impotensi pada pria

i. Pruritus pada vulva

F. KOMPLIKASI

Komplikasi DM terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut dan

komplikasi kronik.

1. Komplikasi akut

Komplikasi akut pada DM yang penting dan berhubungan dengan

keseimbangan kadar glukosa darah dalam jangka pendek, ketiga

komplikasi tersebut adalah:

a. Diabetik Ketoasidosis (DKA)

Ketoasidosis Diabetik merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari

suatu perjalanan penykit DM. Diabetik Ketoasidosis disebabkan oleh

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

14

tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata

(Smeltzer, 2002).

b. Koma Hiperosmolar Nonketonik (KHHN)

Koma Hiperosmolar Nonketonik merupakan keadaan yang didominasi

oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia disertai perubahan tingkat

kesadaran. Salah satu perubahan utamanya dengan DKA adalah tidak

tepatnya ketosis dan asidosis pada KHHN (Smeltzer, 2000).

c. Hiperglikemia

Hiperglikemia terjadi apabila kadar gula dalam darah turun dibawah 50-

60 mg/dl keadaan ini terjadi akibat pemberian preparat insulin atau

preparat oral berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu

sedikit(Smeltzer, 2000).

2. Komplikasi Kronik

Diabetes Melitus pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah

diseluruh bagian tubuh (Angiopati Diabetik) dibagi menjdi 2 :

a. Mikrovaskuler

1) Penyakit Ginjal

Salah satu akibat dari peubahan-perubahan mikrovaskuler adalah

perubahan pada structural dan fungsi ginjal. Bila kadar glukosa

dalam darah meningkat, maka mekanisme filtrasi ginjal akan

menglami stress yang menyebabkan kebocoran protein darah dalam

urine (Smeltzer, 2000).

2) Penyakit Mata

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

15

Penderita DM akan mengalami gejala gangguan penglihatan

sampai kebutaan. Keluhan penglihatan kabur tidak selalu

disebabkan neuropati. Penyakit katarak disebabkan karena

hiperglikemia yang berkepanjangan menyebabkan pambekakan

lensa dan kerusakan lensa (Long, 1999).

3) Neuropati

Diabetes dapat mempengaruhi sarf-saraf perifer, system saraf

otonom medulla spinalis atau system saraf pusat. Akumulasi

sorbitol dan perubahan-perubahan metabolic lain dalam fungsi

sintesa fungsi myelin yang dikaitkan dengan hiperglikemia dapat

menimbulkan perubahan kondisi saraf.

3. Makrovaskuler

a. Penyakit Jantung Koroner

Akibat kelainan fungsi jantung yang disebabkan oleh diabetes akan

mengakibatkan penurunan kerja jantung untuk memompakan darahnya

keseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan naik. Lemak yang

menumpuk dalam pembuluh darah menyebabkan mengerasnya arteri

(artoriosclerosis) dengan resiko penderita penyakit jantung koroner

atau stroke.

b. Pembuluh Darah Kaki

Timbul karena adanya anethesia fungsi saraf sensorik, keadaan ini

berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak terdeteksinya infeksi

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

16

yang menyebabkan ganggren. Infeksi dimulai dari celah-celah kulit

yang menglami hipertrofi, pada sel-sel kuku kaki yang menebal dan

kalus demikian juga pada daerah - daerah yang terkena trauma.

c. Pembuluh Darah ke Otak

Pada pembuluh darah otak dapat mengalami penyumbatan sehingga

suplai darah keotak menurun, ini juga merupakan factor predisposisi

terjadinya stroke (Long, 1999).

G. PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan sacara medis

a. Obat Hipoglikemik Oral

1) Golongan Sulfonilurea / sulfonyl urea

Obat ini paling banyak digunakan dan dapat dikombinasikan

dengan obat golongan lain, yaitu biguanid inhibitor alfa

glukosidase atau insulin. Obat golongan ini mempunyai efek utama

meningkatkan produksi insulin oleh sel beta pancreas, karena itu

menjadi pilihan utama para penderita DM tipe II dengan berat

baadan berlebihan.

2) Golongan Biguanad / metformin

Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa hati,

memperbaiki pengambilan glukoa dari jaringan (glukosa perifer)

dianjurkan sebagai obat tinggal pada pasien kelebihan berat badan.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

17

3) Golongan Inhibitor alfa glokiosidasi

Mempunyai efek utama menghabat penyerapan gula disaluran

pencernaan sehingga dapat menurunkan kadar gula setelah makan.

Bermanfaat bagi pasien yang mempunyai kadar gula darah puasa

yang masih normal.

b. Insulin

1) Indikasi Insulin

Pada DM tipe I yang Human Monocomponent Insulin (40 UI dan

100 UI/ml injeksi) yang beredar adalah actrapid.

Injeksi insulin dapat diberikan pada penderita DM tipe II yang

kehilangan berat badan secara drastis. Yang tidak berhasil dengan

penggunaan obat-obatan anti DM dengan dosis maksimal atau

mengalami kontra indikasi dengan obat-obatan tersebut. Bila

mengalami ketoasidosis, hiperosmolar asidosis laktat, stress berat

karena infeksi sistemik, pasien operasi berat, wanita hamil dengan

gejala DM yang tidak dapat dikontrol dengan pengendalian diit.

2) Jenis Insulin

a) Insulin kerja cepat

Jenisnya adalah regular insulin, critalin zinc, dan semilente.

b) Insulin kerja sedang

Jenisnya adalah NPH (Netral Protamin Hagerdon).

c) Insulin kerja lambat

Jenisnya adalah PZI (Protamine Zinc Insulin).

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

18

2. Penatalaksanaan Secara Keperawatan

a. Diit

Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan makanan

walaupun telah mendapat penyuluhan perencanaan makanan, lebih dari

50% pasien tidak melaksanakannya. Penderita DM sebaiknya

mempertahankan menu yang seimbang dengan komposisi idealnya

sekitar 68% karbohidrat, 20% lemak dan 122% protein. Karena itu diit

yang tepat untuk mengendalikan dan mencegah agar berat badan ideal

dengan cara :

1) Kurangi kalori

2) Kurangi lemak

3) Kurangi karbohidrat komplek

4) Hindari makanan manis

5) Perbanyak konsumsi serat

b. Olahraga

Olahraga selain dapat mengurangi / mengontrol kadar gula darah karena

memuat insulin bekerja lebih efektif. Olaraga juga membantu

menurunkan berat badan, memperkuat jantung dan mengurangi stress.

Bagi pasien DM melakukan olahraga dengan teratur akan lebih baik

tetapi jangan melakukan olahraga terlalu berat.

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

19

H. PENGKAJIAN

1. Aktivitas dan istirahat

Gejala : lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, penurunan

tonus otot, gangguan tidur/istirahat.

Tanda : takhikardi dan thakipnea pada keadaan istirahat / dengan

aktifitas letargi /disorientasi, koma.

2. Sirkulasi

Gejala : adanya riwayat hipertensi, kebas, keseimbangan pada

ekstremitas ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.

Tanda : takhikardi, penurunan nadi, kulit panas, kering dan

kemerahan, bola mata cekung.

3. Integritas ego

Gejala : stress, tergantung pada orang lain.

Tanda : ansietas, peka rangsang.

4. Eliminasi

Gejala : poliuri, nokturia, resi tekan abdomen, diare.

Tanda : urine pucat kuning poliuria (dapat berkembang menjadi

oliguria / anuria jika terjadi hipovolemi berat), urine

berkabut, bau buruk (infark), abdomen keras, asites, bising

usus lemah dan hiperaktif (diare).

5. Makanan / cairan

Gejala : hilang nafsu makan, mual/muntah, penurunan berat badan,

haus.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

20

Tanda : kulit kering/bersisik, turgor jelek, kekakuan/distensi

abdomen, muntah.

6. Neurosensor

Gejala : pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada

otot, parastesi.

Tanda : disorientasi, mengantuk, letrgi, stupor/koma.

7. Nyeri kenyamanan

Gejala : abdomen tegang/nyeri.

Tanda : wajah meringis tampak dengan palpitasi.

8. Pernafasan

Gejala : merasa kurang O2, batuk dengan atau tanpa sputum.

Tanda : lapar udara, frekuensi pernafasan cepat.

9. Keamanan

Gejala : kulit kering, gatal, ulkus kulit.

Tanda : demam, diaforesis, kulit rusak, lesi/laserasi, paralysis otot.

10. Seksualitas

Gejala : rubor vagina (cenderung infeksi).

Tanda : masalah impotent pada pria, kesullitan orgasme pada

wanita.

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Mansjoer, 1999 mengatakan bahwa pemeriksaan penunjang sangat

penting dilakukan pada penderita DM untuk menegakan diagnosa kelompok

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

21

risiko DM yaitu kelompok usia dewasa ( lebih dari 40 tahun ), obesitas,

hipertensi, riwayat keluarga DM, riwayat kehamilan dengan berat bayi lebih

dari 4000 gram, riwayat DM selama kehamilan.

Pemeriksaan dilakukan dengan pemeriksaan gula darah sewaktu

kemudian dapat diikuti dengan tes toleransi glukosa oral. Untuk kelompok

risiko yang hasil pemeriksaanya negative, perlu pemeriksaan ulang setiap

tahunnya.

Pada periksaan dengan DM, diperiksaan akan didapatkan hasil gula

darah puasa > 140 mg/dl pada dua kali pemeriksaan dan gula darah post

prandial > 200 mg/dl.

Selain itu dapat dilakukan periksaan diantaranya:

1. Aseton plasma (keton): positif secara mencolok

2. Terdapat asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat

3. Elektrolit : natrium naik turun, kalium naik turun, fosfor turun

4. Gas darah arteri : menujukan PH menurun Hco3 menurun (asidosis

metabolik) dangan kompensasi alkalosis repiratorik.

5. Urin : gula dan aseton positif (berat jenis dan osmolaritas meningkat

6. Kultur dan sensitifitas : kemungkinan ada infeksi pada saluran kemih,

infeksi saluran saluran pernafasan, dan infeksi pada luka.

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

22

J. PATHWAY

Hiperglikemia

Penyerapan glukosa

Oleh sel menurun

Glukosuri Diuresis

osmotik

Pankreas rusak (sel beta)Definisi insulin

Gangguan sirkulasi

dalam darah

poliuri

Dehidrasi Polidipsi

MikrovaskulerMakrovaskuler

Gangguan

prefusi jaringan

prefier

Nefropati

Devisit

volume

cairan

Neuropati

Retinopati

Risiko

cidera

Pandangan kabur

Terganggunya aliran

darah ke kaki

Penurunan asupan

nutrisi dan O2

Perubahan persepsi

sensori pengliatanTrauma Ikemia

NyeriLuka sulit sembuh

UlkusRisiko infeksi

GangrenKerusakan

integritas jaringan

Nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

Ketonuria

natrium

glukoneogenesis

Glukagon

Metabolisme lemank

Meningkat

ketogenesis

Ketonemia

nefropati

PH serum menurun

Mual, muntah,

Nafsu makan menurn

Produksi energimenurun

Metabolisme fisik

menurun

Kelemahan

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

23

K. FOKUS INTERVENSI DAN RASIONAL

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik,

hiperglikemia

Tujuan : kekurangan volume cairan tidak terjadi

KH : TTV stabil

Turgor kulit baik

Capillari refil kurang dari 2 detik

Intervensi :

a. Pemantauan TTV, catat adanya perubahan osmotic

Rasional : hipovolemia dapat dianivfestasikan oleh

hipotensidan takhikardi

b. Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, membran mukosa

Rasional : merupakan indikator dari tingkat dehidrasi atau

volume sirkulasi yang adekuat

c. Pantau masukan dan pengeluaran, catat berat jenis urine

Rasional : memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan

pengganti, fungsi ginjal dan keefektifan dari terapi

yang diberikan

d. Kolaborasi pemberian cairan terapi sesuai indikasi

Rasional : tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat

kekurangan cairan dari respon pasien secara

individual

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

24

2. Nyeri berhubungan dengan kerusakan integrias jaringan, diskontinuitas

jaringan.

Tujuan : nyeri berkurang atau hilang

KH : pasien tenang

TTV dalam batas normal

Intervensi :

a. Kaji tanda-tanda vital

Rasional : nyeri dapat menyebabkan nadi dan tekanan darah

meningkat

b. Kaji karakteristik nyeri

Rasional : mengetahui dan menentukan intervensi secara

tepat

c. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi

Rasional : mengurangi rasa nyeri

d. Kolaborasi pemberian analgesik

Rasional : analgetik membantu menguangi rasa nyeri

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan defisiensi

insulin, penurunan intake oral

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

KH : berat badan stabil

Nafsu makan meningkat

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

25

Intervensi :

a. Timbang BB tiap hari

Rasional : mengkaji pemasukan makanan yang adekuat

b. Auskultasi bunyi usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung,

mual, muntah

Rasional : hiperglikemi dan gangguan keseimbangan cairan,

elektrolit dapat menurunkan metabolitas/fungsi

jantung

c. Libatkan keluarga pasien pada perencanaan ssesuai indikasi

Rasional : memberikan informasi pada keluarga untuk

memahami kebutuhan nutrisi klien

d. Kolaborasi dengan ahli gizi

Rasional : sangat bermanfaat dalam perhitungan dan

penyesuaian diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

klien

4. Resiko infeksi berhubungan dengan hiperglikemi, penurunan fungsi

leokosit, perubahan sirkulasi darah.

Tujuan : tidak terjadi infeksi setelah dilakukan tindakan

keperawatan

KH : tanda-tanda vital dalam batas normal

Intervensi :

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

26

a. Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan, seperti demam,

kemerahan, adanya pus pada luka, urine warna merah atau berkabut.

Rasional : pasien dapat mengalami infeksi nosokomial atau

terinfeksi dengan bakteri/virus yang menyebabkan

ketoasidosis.

b. Pertahankan tehnik aseptic pada prosedur invasive (seperti pemasangan

infus, kateter, dll)

Rasional : kadar glukosa tinggi dalam darah akan menjadi

media terbaik bagi pertumbuhan kimia.

c. Tingkatkan kebersihan dalam segala hal yang berhubungan dengan

pasien, termasuk pasien itu sendirimisalnya cuci tangan sebelum dan

d. sesudah tindakan.

Rasional : mencegah timbulnya infeksi silang (infeksi

nasikomial)

e. Kolaborasi pemberian antibiotik yang sesuai.

Rasional : penanganan awal dapat menimbulkan sepsis.

5. Resiko perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan zat

kimia andogen, ketidakseimbangan elektrolit, glukosa dan insulin.

Tujuan : tidak terjadi perubahan persepsi sensori setelah

tidakan keperwatan

KH : tidak terjadi cidera

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

27

Intervensi :

a. Observasi tanda-tanda vital dan status mental

Rasional : untuk membandingkan temuan abnormal, seperti :

suhu meningkat dapat mempengaruhi fungsi mental.

b. Evakuasi lapang pandang penglihatan sesuai dengan indikasi.

Rasional : edema / lepasnya retina, hemoragic, katarak /

paralysisotot ekstra okuler sementara mengganggu

penglihatan yang memerlukan terapi

korektif/perawatan penyokong.

c. Pelihara aktivitas rutin pasien sekonsisten mungkin, dorong ntuk

melakukan kegiatan sehari-hari sesuai dengan kemampuan.

Rasional : membantu memelihara pasien tetap berhubungan

dengan realitas dan mempertahankan orientasi pada

lingkungan.

d. Pantau nilai laboratorium, seperti : glukosa darah, Hb/Ht, ureum,

kreatinin

Rasional : ketiakseimbangan nilai laborarorium dapat

menurunkan fungsi mental.

6. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran

darah vena atau arteri, edema jaringan.

Tujuan : tidak terjadi gangguan perfusi jaringan

KH : tanda-tanda vital stabil

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

28

Capillary refill kurang dari 2 detik

Intervensi :

a. Catat penurunan nadi dan pengisian kapiler lambat

Rasional : perubahan ini menunjukkan kemajuan atau proses

kronis.

b. Evaluasi sensasi bagian yang sakit, contoh : tangan, lutut panas, dingin.

Rasional : sensasi sering menurun selama serangan/kronis

pada penyakit tahap lanjut.

c. Lihat dan kaji kulit yang terjadi laserasi, lesi, dan area ganggren.

Rasional : lesi dapat terjadi dari ukuran jarum peniti sampai

melibatkan seluruh ujung jari dan dapat

mengakibatkan infeksi/kerusakan atau kehilangan

jaringan serius.

d. Dorong pemasukan nutrisi dan vitamin yang tepat

Rasional : keseimbangan diet yang baik meliputi protein dan

hidrasi yang adekuat, perlu untukpenyembuhan dan

regenerasi jaringan.

7. Kelemahan berhubungan dengan penurunan produksi metabolisme energi,

defisiensi insulin dan peningkatan kebutuhan energi.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan aktivitas dan latihan

pasien tidak terganggu dan tidak mudah lelah.

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

29

KH : pasien mengungkapkan peningkatan tingkat energi, menunjukkan

perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang

diinginkan.

Intervensi :

a. Diskusikan kebutuhan aktivitas pasien, btuat jadwal perencanaan

dengan pasien dan identivikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan.

Rasional : mempermudah pasien untuk melakukan aktivitas.

b. Berikan aktivitas alternatif dengan periodic istirahat yang cukup tanpa

diganggu.

Rasional : mencegah kebosanan dalam melakukan aktivitas.

c. Pemantau tanda-tanda vital sebelum dan sesudah melakukan aktivitas.

Rasional : untuk memantau keadaan umum pasien.

d. Ajarkan cara menghemat energi aktivitas.

Rasional : untuk mengetahui seberapa kalori tubuh yang

diperlukan.

e. Tingkatkan partisipasi klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari

sesuai toleransi.

Rasional : meningkatkan perasaan dan kondisi pasien dalam

beraktivitas.

8. Ketidak berdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang atau

progesif yang tidak dapat diobati, ketergantungan dengan orang lain

(Doengoes, 2000).

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

30

Tujuan : setelah dilakukan tindakan pasien tidak putus asa,

mempunyai semangat lagi.

KH :pasien mengikuti perasaan putus asa,

mengidentifikasi cara-cara sehat menghadapi

perasaan, membantu dalam merencanakan

perawatan sendiri dan secara mandiri mengambil

tanggung jawab untuk aktivitas perawatan diri.

Intervensi :

a. Anjurkan pasien atau keluarga untuk mengekspresikan perasaannya

tentang perawatan dirumah sakit dan penyakitnya.

Rasional : mengidentifikasi perhatiannya dan mempermudah

cara pemecahan masalah.

b. Kaji bagaimana telah menangani masa lalunya.

Rasional : pengetahuan gaya individu membantu untuk

menentukan kebutuhannya terhadap tujuan

penanganan.

c. Tentukan tujuan dan harapan dari pasien atau keluarga.

Rasional : harapan yang realitas dari orang lain atau diri

sendiri dapat mengakibatkan frustasi atau kehilangan

kemampuan koping.

d. Anjurkan pasien untuk membuat keputusan sehubungan dengan

perawatannya.

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

31

Rasional : mengkomunikasikan pada pasien bahwa beberapa

pengendalian dapat dilatih pada saat perawatan dilakukan.

e. Berikan dukungan pada pasien untuk ikut serta dalam perawatan diri

sendiri.

Rasional : meningkatkan peraaan control terhadap situasi.

9. Resiko tinggi cidera berhubungan dengan pandangan kabur (Doengoes,

2000).

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak

terjadi cidera.

KH : cidera tidak terjadi, pasien dapat

mendemonstrasikan cara mencegah terjadinya

cidera.

Intervensi :

a. Kaji tingkat persepsi sensori mata.

Rasional : mengetahui ketajaman atau lapang pandang pada

mata.

b. Orientasikan pasien terhadap lingkungan sekitar.

Rasional : membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari.

c. Berikan penerangan lampu yang cukup.

Rasional : mempermudah mengenali lingkungan.

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

32

d. Jauhkan benda-benda yang dapat menyebabkan cidera.

Rasional : mengurangi terjdinya peristiwa yang

membahayakan jiwa.

10. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan hiperglikemi,

penurunan darah dan nutrisi ke jaringan .

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan berupa

perawatan luka diharapkan integritas jaringan

kembali ke keadaan sebelum sakit.

KH : berkurangnya radang dan jaringan nekrose disekitar

luka, luka bebas dari pus dan warna kulit sama

dengan ektremitas yang tidak luka, luka tidak

berbau.

Intervensi :

a. Kaji kedalam luka dan proses penyembuhannya.

Rasional : untuk mengetahui seberapa luas dan karusakan

jaringan.

b. Melakukan perawatan luka dengan teknik stirilisasi.

Rasional : mengurangi terjadinya resiko infeksi.

c. Jaga kebersihan luka dari lingkungan sekitar luka.

Rasional : kebersihan luka mempercepat proses penyembuhan

luka.

d. Kolaborasi dengan medis pemberian antibiotik.

Rasional : pemberian antibiotik mencegah terjadinya proses infeksi.

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

33

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S

DENGAN DM DIRUANG LCI AL-FAT RSI KENDAL 2011

Pengkajian dilakukan pada hari jumat, 01 April 2011 pukul 08.00 WIB diruang

ICI penyakit dalam RS. Islam Kendal

A. PENGKAJIAN

1. Biodata

a. Identitas Pasien

Nama : Tn S.

Umur : 48 Tahun

Alamat : Gempol Sewo

Pekerjaan : Wiraswasta ( Tukang)

No. Reg. : 61.858

Tanggal Masuk : 31 Maret 2011 , jam 22.00

Tanggal Pengkajian : 01 April 2011, jam 08.00

Diagnosa medik : DM, Ulkus DM

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. K

Umur : 42 tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

34

Hub. Dengan Pasien : Istri pasien

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Klien Mengatakan cekot-cekot diluka pergelangan kaki kiri, luka tidak

sembuh.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Kurang lebih satu minggu sebelum masuk rumah sakit klien mengatakan

habis jatuh dari tempat tidur dan terdapat luka gores ± 5 sentimeter. Luka

tidak sembuh-sembuh makin lama makin melebar, terasa nyeri, keluar

nanah dari luka tersebut akhir-akhir ini. Klien sering merasa lemas dan

pusing. Klien juga mengatakan kedua kakinya sering merasa kesemutan.

c. Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien sebelumnya pernah dirawat selama 6 (enam) kali di Rumah Sakit

Islam Kendal karena sakit yang sama pada :

a. Tanggal 20 Oktober 2008

b. Tanggal 22 Juli 2010

c. Tanggal 3 agustus 2010

d. Tanggal 15 Oktober 2010

e. Tanggal 9 November 2010

f. Tanggal 8 desember 2010

Klien juga mempunyai riwayat hipertensi

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

35

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien tidak ada yang mempunyai riwayat Diabetus Militus

maupun Hipertensi

3. Pola Kesehatan Fungsional

a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

Klien mengatakan kesehatan adalah hal yang sangat penting. Apabila ada

keluarga ataupun dirinya sakit, maka keluarga pasien membawa ke

pelayanan kesehatan, klinik ataupun puskesmas. Selama ini klien

mengetahui kalau dirinya menderita penyakit Diabetus Militus.

b. Data Nutrisi dan Metabolik

Klien mengatakan sebelum sakit biasa makan 3 kali sehari dan habis satu

porsi, Klien sudah mengetahui kalau menderita DM, namun klien kurang

tau cara perawatan penyakitnya. Selama sakit klien tidak mengalami

gangguan dalam nafsu makan. Klien makan 3 kali sehari dan habis 1 porsi

yang sudah disediakan oleh Rumah Sakit dan klien dan lien tidak makan

makanan yang lain selain makanan dari Rumah Sakit.

c. Pola Cairan dan Metabolisme

Sebelum sakit dan dibawa kerumah sakit klien banyak minum air putih

(kira-kira 1500 ml/hari). Selama sakit klien jadi jarang minum (kira-kira

1000 ml/hari), klie tidak pernah minum kopi.

d. Pola Istirahat dan Tidur

Klien mengatakan pola tidur tidak tentu. Kalau siang hari setiap merasa

ngantuk langsung tidur, begitupun juga dimalam hari stiap habis shalat

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

36

isya klien tidur tapi jam 12 malam kadang klien bangun dan melaksanakan

shalat malam.

e. Pola Aktivitas dan Latihan

Sebelum masuk Rumah Sakit klien bekerja sebagai tukang. Selama sakit

dan kaki klien ada luka dan klien sering merasa lemas sehingga klien lebih

sering tiduran karena kaki klien terasa sakit jika digunakan untuk gerak.

f. Pola Eliminasi

Sebelum dirawat di Rumah Sakit klien biasa BAK ± 5-6 kali sehari dan

buang air besar 1 kali sehari. Selama sakit frekuensi BAK berkurang

menjadi 4-5 kali sehari. Klien mengatakan sudah BAB 1kali hari ini. BAB

sebelum sakit berwarna kecoklatan lembek berbentuk.

g. Pola Persaepsi dan Kognitif

Klien tidak mengalami gangguan sensorik seperti pendengaran,

pengecapan maupun penghidung. Gangguan sedikit terjadi pada indra

peraba yaitu terjadi di pergelangan kaki dekat ulkus. Indra peraba kurang

peka bila ada sensor dari luar. Klien merasakan nyeri dan cekot-cekot di

ulkus pergelangan kaki kiri. Adapun karakter nyeri yang dirasakan klien

yaitu :

P : Ulkus Diabetus Militus dipergelangan kaki kiri

Q : Nyeri hilang timbul, tetapi sakit bertambah jika digunakan untuk

bergerak

R : Nyeri Terjadi di sekitar ulkus, disekitar pergelangan kaki kiri

S : Drajat nyeri antara 5-6

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

37

T : Nyeri sering dirasakan waktu malam hari, lamanya sekitar kurang

lebih 10 menit hilang dan timbul lagi. Tapi klien merasa nyeri

berkurang setiap kali selesai dirawat

h. Pola reproduksi dan sesual

Klien adalah seorang ayah dengan 3 orang anak, anak pertama sudah

menikah, anak ke dua dan ke tiga belum menikah. Istri klien hanya sebagai

ibu rumah tangga. Sebelum sakit klien masih melakukan hubungan seksual

namun selama sakit klien tidak melakukan hubungan seksual lagi.

i. Pola Persepsi dan Konsep Diri

Klien mengatakan saat ini klien ingin cepat sembuh dan lukanya cepat

mongering dan tidak menjalar kemana-mana. Dengan kondisi yang

sekarang ini klien tidak putus asa. Klien optimis akan hidupnya

j. Pola Mekanisme Koping

Klien sangat dekat dengan istrinya. Setiap kali klien mempunyai masalah

selalu mendiskusikan dengan istrinya.

k. Pola Nilai dan Kepercayaan

Klien maupun keluarga klien beragama islam. Mereka selalu menjalankan

ibadah shalat 5 waktu. Klien percaya bahwa segala sesuatu berawal dari

Allah SWT. Dan akan kembali lagi kepada-Nya. Selama sakit klien tidak

pernah menjalankan shalat 5 waktu.

4. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan klien : klien lemah

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

38

2. Kesadaran klien : Compor Mentis

3. Pemeriksaan tanda-tanda vital :

a. Tekanan darah : 140/90 mmhg

b. Suhu Tubuh : 36,2 ºC

c. Respirasi : 20 X /menit

d. Nadi : 84 X /menit

b. Pengukuran Antropometri

a. BB : 50 kg

b. TB : 154 cm

Dari Pengukuran

Kriteria : Under weight bila 1MT < 20

Normal weight bila 1MT = 20-22

Over weight bila 1MT > 22

c. Kepala : Bentuk meshosepal, tidak ada luka

d. Rambut : Rambut klien hitam dan campur putih

e. Mata : Skiera tidak Ikterik, Konjungtiva tidak anemis,

mata bersih dalam pemeriksaan visus dapatkan

visus 2/60

f. Hidung : Bersih, simetrik, tidak ada polip, tidak ada

napas cuping hidung

g. Telinga : Bersih, tidak ada serumen, tidak

BB 50 b 50──── = ──── = ──── = 21,082 (Normal)(TB)² (1,54) 2,3716

Page 33: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

39

mengalami penurunan pendengaran

h. Mulut : Mukasa bibir lembab, mulut sedikit kotor,

gigi kotor dan sebagian gigi sudah ompong.

i. leher : simetris, tidak ada pembengkakan kelenjar

tiroid, tidak ada luka ataupun benjolan

j. Dada : Simetris, tidak ada alat bantu pernapasan

k. Perut : Bersih, tidak ada massa

l. Genetalia : Bersih, tidak mengalmi gangguan, tidak

terpasang kateter

m. Ekstermitas atas : Kedua tangan masih bisa bergerak secara

normal. Terpasang infus tanggal31 Maret

2011 jam 22.00 WIB. dengan cairan

infusNaCl 0,9 % 40 tetes per menit. Infus

terpasang di tangan kiri

n. Ekstermis bawah : Kaki kiri terdapat ulkus di pergelangan

kaki dengan grade: 3 luas 1 X 5 cm. Ulkus

klien terdapat pus basah. Daerah sekitar luka

/ ulkus tampak kehitaman. Kaki kanan normal,

klien mengalami gangguan dalam aktivitas, karna

kaki terasa sakit bila digerakan.

o. Kulit : Kulit pasien kering warna sawo matang.

Tidak terdapat edema, kulit sekitar edema

menghitam.

Page 34: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

40

5. Pemeriksaan Penunjang

1. Hematologi (Laboratorium 31 Maret 2011)

Jenis Hasil Normal

Hemoglobin 12,07 gr % 12.00 - 15.00 gr %

Hemotoklit 36,70% 35.00 - 47.00 %

Trombosit 213.000 mm3 150.000 - 400.000 mm³

Lekosit 7.800 mm3 4.000 - 10.000 mm³

Eritrosit 2,76 mm3 4,5 - 6 juta / mm³

GDS 479 mg/dl < 200 mg/dl

Ureum 40 mg/dl 20 - 40 mg/dl

Creatinin 20 mg/dl 20 - 40 mg/dl

SGOT 30 gr/dl s.d 37 gr/dl

SGPT 16 gr/dl s.d 37 gr/dl

Asam Urat 5,7 mg/dl 2,5 - 6,5 mg/dl

Cholesterol 375 < 200

Trigliserida 327 < 200

2. Therapy

a. Terapi Parental

- Infus NaCl 40 tetes per menit

- Clidamicin 2x150 mg

- Vit B kompleks 3x1 tab

- Captopril 3x12,5 mg

- Aspilet 1x80 mg

- Diit rendah Garam

- Rawat luka tiap hari

Page 35: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

41

B. PENGELOMPOKAN DATA

Ds : - Klien mengatakan cekot-cekot pada pergelangan kaki kiri

- Klien mengatakan luka tidak sembuh-sembuh

- Klien menyatakan sering merasa lemes dan kakinya tambah sakit jika

digerakan

- Klien mengatakan kedua kakinya sering merasa kesemutan

- Klien mengatakan kurang tau tentang cara perawatan penyakitnya

- Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat 6 X di Rumah Sakit

karena sakit yang sama

Do: - Terdapat ulkus di pergelangan kaki kiri ukuran 1 X 5 cm

- Luka basah dan ada pus

- Daerah sekitar ulkus kehitaman, bila kaki digerakan terasa nyeri

- Karakteristik nyeri :

P :Ulkus diabetus militus di pergelangan kaka kiri, ulkus klien terdapat

pus,basah.

Q :Nyeri hilang timbul tetapi sakit bertambah, jika digunakan untuk

bergerak.

R :Nyeri terjadi disekitar ulkus, disekitar pergelangan kaki kiri

S :Drajat nyeri diantara 5-6

T :Nyeri sering dirasakan waktu malam hari , lamanya sekitar kurang

lebih 10 menit, hilang dan timbul lagi

- Klien hanya tiduran ditempat tidur

- GDS : 479 g /dl

- Trigliserida : 327

Page 36: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

42

C. ANALISA DATA

Nama : Tn S

No. Reg : 61.858

No. Data (Ds dan Do) Problem Etiologi

1

2

Ds : Klien mengatakan cekot-cekot

pada luka di pergelangan kaki

kiri

Do : P:Ulkus diabetus militus di

pergelangan kaka kiri, ulkus

klien terdapat pus,basah.

Q:Nyeri hilang timbul tetapi

sakit bertambah, jika

digunakan untuk bergerak.

R:Nyeri terjadi disekitar ulkus,

disekitar pergelangan kaki kiri

S:Drajat nyeri diantara 5-6

T:Nyeri sering dirasakan waktu

malam hari , lamanya sekitar

kurang lebih 10 menit, hilang

dan timbul lagi.

Ds: Klien sering mengatakan sering

kesemutan

Do: Terdapat ulkus dipergelangan

kaki kiri. Ukuran 1x5 cm,

Ulkus klien terdapat pus,

basah.Daerah sekitar ulkus

kehitaman.

Gangguan rasa

nyaman dan nyeri

Gangguan perfusi

jaringan perifer

Diskontinuitas

jaringan

Penurunan aliran

darah vena-arteri

Page 37: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

43

3

4

5

6

Ds: Klien mengatakan luka tidak

sembuh-sembuh.

Do: Terdapat uklus di pergelengan

kaki kiri dengan ukuran 1x5 cm

Ds: Klien mengatakan sering

merasa lemas

Do: Klien hanya tiduran di tempat

tidur

- GDS : 479 g/dl

- Trigliserida : 327

Ds: Klien mengatakan lukanya

tidak sembuh-sembuh

Do: Terdapat ulkus dipergelangan

kaki kiri. Ukuran 1x5 cm,

Ulkus klien terdapat pus,

basah.Daerah sekitar ulkus

kehitaman.

Lekosit: 7800 mm3

Ds: Klien mengatkan kurang tahu

tentang cara perawatan

penyakitnya.

Klien mengatakan sebelumnya

pernah dirawat 6 kali di RS.

Karena sakit yang sama

Do: GDS :479

Kerusakan integritas

kulit

Kelemahan

Resiko infeksi

Kurang pengetahuan

Penurunan aliran

darah dan nutrisi

ke jantung

Penurunan

metabolisme

energy

Perubahan

sikulasi darah

Kurangnya

informasi tentang

penyakit DM

Page 38: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

44

D. PATHWAY KASUS

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan diskontinuitas jaringan

2. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran

darah vena dan arteri

3. Gangguan integritas kilit berhubungan dengan penurunan aliran darah dan

nutrisi ke jaringan

4. Kelemahan berhubungan dengan perubahan sirkulasi darah

5. Resiko infeksi berhubungan dengan perubahansirkulasi darah

6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

penyakit.

Prankeas rusak ( sel beta )

Defisiensi insulin

Penyerapan glukosa oleh sel

Produksi energi

Metabolism fisik

Kelemahan

Hiperglikemia

Gangguan sirkulasi

pembuluh darah

Suplai darahke jaringan perifer

Iskemia

NyeriLuka tidak sembuh

Gangguan perfusi

jaringan perifer

Kerusakan integritas

jaringan

Resiko infeksiUlkus /gangren

Diit tidak sesuai

Hiperglikemia/hipoglikemia

Kurang

pengetahuan

Page 39: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

45

F. RENCANA TINDAKAN DAN RASIONAL

No.Dx Hari/Tgl/Jam Tujuan dan KH Intervensi Rasional

1

Jum’at 01-

Minggu 03

April 2011

Jam 08.00

Nyeri pada klien dapat

berkurang setelah

dilakukan tindakan

selama 3x24 jam

dengan KH:

- Klien tenang

- Skala nyeri 4

- klien dapat

istirahat

1. Kaji keadaan umum

klien

2. Berikan posisi

senyaman mungkin

pada klien

3. Ajarkan teknik

distraksi dalam

relaksasi

4. Rawat luka dengan

ganti balut

5. Kolaborasi

pemberian obat anti

nyeri.

1. Mengetahui

keadaan

sebenarnya

pada pasien.

2. Mengurangi

rasa nyeri pada

klien

3. Mengurangi

rasa nyeri

4. Memberikan

rasa nyaman

5. Mengurangi

rasa nyeri.

Page 40: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

46

2Jum’at 01-

Minggu 03

April 2011

Jam 08.00

WiB

Gangguan perfusi

jarinag perifer tidak

terjadi setelah

dilakukan tindakan

pertama 3x24 jam

dengan KH:

- Tanda vital stabil

- Capilary refill time

kurang dari 2

detik.

- Sensasi jaringan

perifer normal.

1. Catat penurunan

nadi pengisian

kapiler lambat.

2. Evaluasi sensasi

bagian yang sakit

(pada daerah

parifer).

3. Lihat dan kaji kulit,

lesi,area ulkus.

4. Movitasi klien

untuk

mengkonsumsi

nutrisi dan vitamin

yang tepat.

1. Menunjukkan

kemajuan/pros

es kronis

2. Sensasi sering

menurun

selama

serangan/kroni

s pada

penyakit tahap

lanjut.

3. Lesi dapat

terjadi dari

ukuran jarum

peniti sampai

seluruh bagian

kaki.

4. Keseimbangan

diet yang baik

perlu untuk

penyembuhan

regenerasi

jaringan.

3

Jum’at 01-

minggu 03

April 2011

Jam 08.00

Integritas kembali

keadaan sebelum sakit

setelah dilakukan

tindakan 3x24 jam

dengan KH:

- Berkurangnya

radang dan

1. Kaji kedalaman

luka dan proses

penyembuhan

2. Lakukan perawatan

luka dengan teknik

aseptic

3. Jaga kebersihan

1. Mengetahui

seberapa luas

dan kerrusakan

jaringan.

2. mengurangi

resiko

terjadinya

Page 41: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

47

jaringan nekrosis.

- Tidak ada pus dan

tidak berbau

- Warna kulit sama

dengan kulit yang

sehat.

luka dalam aktivitas

klien

4. Kolaborasi dengan

pemberian

antibiotic.

infeksi.

3. Membantu

memenuhi

kebutuhan.

4. Mencegah

terjadinya

infeksi.

4Jum’at 01-

minggu 03

April 2011

Jam 08.00

WIB

Setelah dilakukan

tindakan selama 1x24

jam tidak terjadi

tanda-tanda infeksi

dengan KH:

- TTV stabil.

- Luka tidak meluas.

1. Observasi tanda-

tanda peradangan

seperti demam,

kemerahan, dll.

2. Pertahankan

tekhnik aseptik saat

tindakan invasife.

3. Jaka kebersihan

luka dan sekitar

luka.

4. Beri pendkes

tentang manfaat

kebersihan.

5. Kolaborasi

pemberian anti

biotic yang sesuai.

1. Infeksi

nosokomial

dapat terjadi.

2. Mengurangi

resiko

terjadinya

infeksi.

3. Mengurari

resiko infeksi.

4. Mencegah

timbulnya

infeksi silang.

5. Penanganan

awal

mencegah

timbulnya

infeksi.

Page 42: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

48

5

Jum’at 01-

minggu 03

April 2011

Jam 08.00

WIB

Setelah dilakukan

tindakan kep selama

1x24 jam tidak terjadi

kelemahan dengan

KH:

- Klien mengatakan

ada peningkatan

energi.

- Ada perbaikan

dalam aktivitas.

1. Pantau TTV.

2. Identifikasi

aktivitas yang

menimbulkan

kelelahan.

3. Libatkan keluarga

dalam aktivitas

klien.

4. Anjurkan pada

klien untuk

menghemat energi.

1. Memantau KU

pasien.

2. Mempermudah

klien untuk

melakukan

aktivitas.

3. Membantu

memenuhi

kebutuhan.

4. Menghemat

energi tubuh.

6 Jum’at 01-

minggu 03

April 2011

Jam 08.00

WIB

Setelah dilakukan

tindakan kep selama

1x24 jam tidak terjadi

kelemahan dengan

KH:

- Klien tahu lebih

banyak tentang

bagaimana cara

perawatan

penyakitnya.

1. Kaji jenis DM.

2. Beri pendkes

tentang penyakit

DM.

3. Berikan motivasi

pada hidup

bersihbdan sehat.

1. Menentukan

intervensi

secara tepat.

2. Memberikan

informasi yang

sesuai.

3. Mengurangi

resiko

komplikasi.

Page 43: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

49

G. IMPLEMENTASI

Tgl/Jam No. Dx Implementasi Respon

Jum’at

01 april

2011/

08.00

WIB

08.15

WIB

08.30

WIB

09.20

WIB

09.40

WIB

11.00

WIB

1

1

I,III,V

I, III

II

IV

- Mengkaji keadaan umum

klien.

- Mengajarkan tekhnik

relaksasi.

- Mengkaji keadaan luka.

- Merawat luka dan ganti

balut klien.

- Mengevaluasi sensasi bagian

yang sakit.

- Memonitor TTV

S:Klien mengatakan luka terasa

cekot-cekot.

O:Klien tampak lemah.

S:Klien mengatakan lebih rileks

dan nyeri sudah agak berkurang

setelah tarik nafas dalam..

O:Klien mepraktekkan apa yang

sudah diajarkan

S: - klien mengatakan luka

terasa nyeri.

O: - Saat dibuka balutan ulkus

ada pus, kotor dan banyak

yang nekrosis.

S: Klien mengatakan lebih

nyaman dan nyeri berkurang.

O: - luka terlihat bersih, tidak

ada pus, balutan kering.

S: - Klien mengatakan yang

terasa hanya nyeri saja.

O: - Klien terlihat meringis

menahan sakit.

S: - Klien menanyakan hasil dari

pemeriksaan TTV,” hasilnya

berapa mbk?”

Page 44: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

50

11.00

WIB

Sabtu 02

April

2011/

07.30

WIB

08.00

WIB

08.15

WIB

09.00

WIB

II, IV

I

II, IV

III, V

VI

- Memotivasi klien untuk

mengkonsumsi nutrisi dan

vitamin yang tepat

- Mengkaji keadaan umum

klien

- Mengkaji kedalaman dan

luas ulkus.

- Merawat luka dan ganti

balut.

- Menjelaskan pada klien

tentang kondisi luka yang

tidak sembuh – sembuh

O: - TD: 140/90 mmHg

- N: 84 x/ menit

- S : 36,5 C

- RR: 24 x/ menit

S:-Klien mengatakan hanya

makan makanan dari RS,

Klien menatakan takut makan

makanan yang amis (telur).

O:- klien terlihat mengangguk.

S:-Klien mengatakan sekarang

sudah jarang nyeri.

O:-Klien tampak tenang.

S: Klien mengatakan nyeri saat

balutannya dibuka.

O: -Kedalaman luka kurang

lebih 0,5 cm.luas kurang

lebih 1x5 cm.

S: - klien mengatakan lebih

nyaman setelah ganti balut.

O: - ulkus masih basah, ada pus,

dan kulit sekitar ulkus

tampak menghitam.

S: -Klien mengtakan “ ya mbak

O: -Klien dapat menyebutkan

Page 45: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

51

11.00

WIB

11.15

WIB

11.30

WIB

11.40

WIB

Minggu

03 April

2011

08.00

WIB

08.30

WIB

IV

IV

IV

VI

VI

IV

- Memantau TTV

- Mengidentifikasi aktifitas

yang menimbulkan

kelelahan

- Melibatkan keluarga dalam

aktivitas klien.

- Memberikan motivasi klien

untuk hidup bersih dan sehat

- Mengkaji keadaan umum

klien

- Memonitor TTV

kembali apa yang dijelaskan

mahasiswa.

S: - Klien menanyakan” hasilnya

berapa mbak?”

O: - TD: 130/90mmHg

- N: 80 x/ menit

- S: 36,2oC

S: - Klien mengatakan kalau

jalan – jalan dan kegiatan

mudah lelah tapi bisa turun

dari tempat tidur sendiri.

O: - Klien masih tampak lemes

S: - Klien mengatakan setiap

kali mau kekamar mandi

atau butuh apapun selalu

dibantu oleh istrinyanya.

O: - Klien kekamar mandi di

bantu oleh istrinya

S:Klien mengatakan iya mbk.

O:Klien menganggukkan kepala.

S: - Klien mengatakan kakinya

sudah mending , tidak nyeri

seperti kemarin

O: - Klien tampak tenang

S: - Klien menanyakan “hasilnya

berapa mbk?

Page 46: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

52

09.50

WIB

10.20

WIB

11.40

WIB

II,III,V

VI

II, VI

- Mengobservasi keadaan

ulkus

- Memberikan pendkes

tentang penyakit DM

- Menganjurkan pada klien

untuk latihan gerak ringan

misalnya dengan

menggerakan kedua tangan,

ujung jari kaki dan ujung jari

tangan.

O: - TD: 130/90 mmHg

- N:82 x/menit

- S:36,2

- RR:20 x/menit

S: - Klien mengatakan nyeri

berkurang

O: - Skala nyeri 3

- Ulkus masih basah, dan

ada pusnya, jaringan

sekitar ulkus masih

tampak kehitaman.

S: - Klien mengatakan sekarang

tahu tentang DM.

O: - Klien dapat menjelaskan

kembali tentang bagaimana

cara merawat luka DM

S: - Pasien mengatakan akan

mencoba.

O: - Pasien terlihat

mempraktikkan

menggerakan tangan dan

ujung jari

Page 47: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

53

H. EVALUASI

No.Ds Hari/ Tanggal/Jam Evaluasi TT

1

Minggu , 3

April,2011

14.00 WIB

S: Klien mengatakan nyeri sudah

mending, agak berkurang.

O: - Klien tampak tenang.

- Klien tampak rileks.

- klien bisa beristirahat.

-Skala nyeri menjadi 3.

A: Masalah terratasi sebagian.

P: Lanjutkan intervensi.

i. Berikan posisi yang nyaman

j .Merawat dan ganti balut secara rutin.

2

MInggu 3 April

2011, 14.20 WIB

S: Klien mengatakan pergelangan kakinya

masih kaku untuk bergerak.

O: Terdapat ulkus dipergelangan kaki

kiri,luas ulkus 1x5 cm,grade ulkus 4,ulkus

tidak melebar.

A: Masalah teratasi sebagian.

P: Lanjutkan intervensi.

l. Anjurkan pasien untuk terus latihan

gerak ringan yaitu dengan menggerak –

gerakan ujung jari kaki.

3

Minggu 3 April

2011, 15.25 WIB

S: Klien mengatakan lukanya masih

keluar nanah, dan lebih nyaman setelah

ganti balut.

O: - luka masih basah.

- balutan kering.

- daerah sekitar ulkus masih tampak

kehitaman

A: masalah

Page 48: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

54

P: Lanjutakan intervensi

o. Rawat luka dan ganti balut secara

rutin.

4Minggu 3 April

2011, 14.20 WIB

S: - Klien mengatakan setiap mau

kekamar mandi atau butuh apapun

selalu dibantu istrinya

- Klien mengatakan masih mudah lelah

tapi sudah bisa turun dari tempat

tidur

O: Klien terlihat hanya tiduran saja

A: Masalah teratasi sebagian.

P: Lanjutkan Intervensi

p. Melibatkan keluarga setiap kali

memenuhi kebutuhan pasien.

5

Minggu 3 April

2011, 14.20 WIB

S: - Klien mengatakan lukanya masih

keluar nanah

O: - Ulkus tidak melebar

- T D : 120/180 mmhg

- N : 82 X / menit

- S : 32 oC

- RR : 21 x / menit

A: Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi

q. Pertahankan tehnik aseptic pada

prosedur invasive

r. Jaga kebersihan luka dan sekitar

luka.

Page 49: BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-susihatini... · Diabetes Melitus adalah gangguan metabilisme secara

55

6

Minggu 3 April

2011, 14.50 WIB

S: Klien mengatakan sekarang tau tentang

penyakit DM

O: Klien dapat menjelaskan kembali

tentang bagaimana cara merawat luka

DM

A: Masalah teratasi.

P: Pertahankan intervensi.