bab iii metodologi penelitian -...

22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian Penelitian ini menggunakan material ADC 12 dalam bentuk batangan yang diperoleh dari pasaran. Jumlah dari spesimen pengujian adalah 2 untuk pengujian komposisi, 2 untuk pengujian kekerasan Portabel Hardnes (Brinell), dan 2 untuk pengujian strukturmikro dan porositas. Seperti terlihat pada Gambar 3.1. dan Gambar 3.2. dibawah ini : Gambar 3.1. ADC 12 Sebelum Remelting Gambar 3.2. ADC 12 setelah Remelting 29

Upload: vubao

Post on 08-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Bahan dan Alat Penelitian

3.1.1. Bahan Penelitian

Penelitian ini menggunakan material ADC 12 dalam bentuk

batangan yang diperoleh dari pasaran. Jumlah dari spesimen pengujian

adalah 2 untuk pengujian komposisi, 2 untuk pengujian kekerasan Portabel

Hardnes (Brinell), dan 2 untuk pengujian strukturmikro dan porositas.

Seperti terlihat pada Gambar 3.1. dan Gambar 3.2. dibawah ini :

Gambar 3.1. ADC 12 Sebelum Remelting

Gambar 3.2. ADC 12 setelah Remelting

29

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

30

3.1.2. Alat Penelitian

3.1.2.1. Tungku Pengecoran

Tungku pengecoran berfungsi untuk meletakkan kowi yang akan

di sembur api dengan 2 kompor, yaitu kompor bawah dan kompor atas.

Oleh karena itu tungku dibuat dengan semen tahan api dan pelat besi

agar bisa tahan terhadap panas dari api yang disemburkan oleh kedua

kompor tersebut dengan suhu kurang lebih 700-800 . Tungku

pengecoran ini mempunyai tinggi 60 cm, diameter luar 50 cm dan

diameter dalam 23.5 cm, seperti terlihat pada Gambar 3.3

Co

Gambar 3.3. Tungku Pengecoran

3.1.2.2. Cetakan

Cetakan terbuat dari bahan pasir yang terdiri dari dua bagian

yaitu cup dan drug yang bagian dalamnya berongga. Cetakan berguna

sebagai tempat untuk mencetak aluminium yang sudah dilebur. Pada

cetakan atas (cup) terdapat lubang saluran turun untuk tempat masuknya

logam cair kedalam rongga cetakan, seperti terlihat pada Gambar 3.4.

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

31

Gambar 3.4. Skema Cetakan Pasir.

3.1.2.3. Kompor Atas

Kompor atas adalah kompor utama yang digunakan untuk proses

peleburan. Karena semburan api dari kompor atas langsung kontak

dengan aluminium, maka aluminium akan cepat meleleh. Gambar 3.5.

menunjukkan gambar kompor atas yang digunakan dalam penelitian.

Gambar 3.5. Kompor Atas.

3.1.2.4. Kompor Bawah

Kompor bawah berfungsi untuk menyemburkan api kedalam

tungku yang mengenai bagian bawah kowi. Kompor bawah hanya

bertugas untuk menyetabilkan panas dari bagian bawah kowi yang

menyemburkan api kedalam tungku pengecoran. Pada kompor bawah

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

32

diberi roda pada bagian bawahnya agar kompor dapat dimaju dan

mundurkan dari tungku, seperti terlihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6. Kompor Bawah.

3.1.2.5. Rel Kompor Bawah

Rel berfungsi untuk mempermudah proses pembakaran pada

tungku, yaitu untuk memaju-mundurkan kompor bawah dalam proses

pencairan alumunium. Karena kompor bawah tidak bisa menyembur

dengan sempurna sebelum spuyer panas Gambar 3.7. menunnjukkan

gambar rel Kompor Bawah.

Gambar 3.7. Rel Kompor Bawah.

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

33

3.1.2.6. Kowi

Kowi, yang berfungsi untuk meletakkan aluminium yang akan

dilebur. Oleh karena itu kowi harus terbuat dari bahan yang tahan

terhadap semburan api dari kedua kompor tersebut dan tidak bocor agar

alumunium yang sudah meleleh tidak tumpah kedalam tungku. Kowi

yang digunakan berukuran kecil dengan volume ± 1 kg, seperti terlihat

pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8. Kowi.

3.1.2.7. Tabung Minyak Tanah

Tabung minyak tanah berfungsi untuk menaruh minyak tanah,

setelah dipompakan melalui sepentil yang ada pada tabung maka didalam

tabung antara minyak tanah dan udara akan bercampur dengan

sendirinya. Dan setelah minyak dan udara tercampur maka kita tinggal

mengalirkan minyak tersebut melalui spiral yang disambungkan dengan

selang ke kedua kompor dengan cara membuka keran minyak yang ada

pada tabung minyak. Gambar 3.9. menunjukkan gambar tabung minyak

tanah.

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

34

Gambar 3.9. Tabung Minyak Tanah.

3.1.2.8. Pipa Spiral

Spiral terbuat dari tembaga yang berfungsi untuk menyambung

selang dengan tabung maupun kompor dan juga berfungsi sedikit lebih

menguraikan minyak dan udara yang ada pada tabung. Pipa spiral adalah

pipa yang digulung berbentuk spiral seperti terlihat pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10. Pipa spiral.

3.1.2.9. Selang Minyak Tanah

Selang minyak tanah berfungsi untuk mengalirkan campuran

antara minyak tanah dan oksigen dari tabung minyak kepada kedua

kompor yang dihubungkan melalui spiral di kedua sisinya. Panjang

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

35

selang yang dibutuhkan sekitar 4 meter, seperti terlihat pada Gambar

3.11.

Gambar 3.11. Selang minyak tanah.

3.1.2.10. Kompresor atau Pompa Manual

Pompa berfungsi untuk memaksa masuk udara dari luar kedalam

tabung minyak melalui sepentil yang ada pada tabung minyak tanah.

Jenis pompa yang digunakan adalah pompa manual seperti terlihat

pada Gambar 3.12. namun selain pompa manual juga bisa digunakan

kompresor.

Gambar 3.12. Kompresor/Pompa Manual

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

36

3.1.2.11. Digital Thermometer

Digital thermometer berfungsi untuk mengukur suhu aluminium

dan cetakan agar bisa kita dapatkan suhu yang sesuai dengan keinginan.

Digital thermometer yang digunakan adalah thermometer bermerk

“KRISBOW” dan memiliki kemampuan baca pada temperatur -50

sampai dengan 1500 , seperti terlihat pada Gambar 3.13.

Co

Co

Gambar 3.13. Digital thermometer.

3.1.2.12. Ladel

Ladel digunakan untuk menyendok (mengambil) cairan

aluminium dan menuangkannya kedalam cetakan. Karena dalam

penelitian ini menggunakan kowi yang kecil maka ladel diganti dengan

penjepit yang bisa mengangkat langsung kowi dari dalam tungku.

Gambar 3.14. menunjukkan gambar ladel.

Gambar 3.14. Ladel

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

37

3.1.2.13. Sarung Tangan

Digunakan untuk keamanan dalam proses pencairan dan

pencetakkan aluminium. Sarung tangan terbuat dari kain atau kulit

seperti terlihat pada Gambar 3.15.

Gambar 3.15. Sarung tangan.

3.1.2.14. Penjepit

Penjepit berfungsi untuk menjepit cetakan logam agar tidak

membuka dengan sendirinya sebelum aluminium dalam cetakan dingin

dan mengeras. Gambar 3.16 adalah gambar penjepit yang

dipergunakan untuk mengangkat kowi dari dalam tungku.

Gambar 3.16. Penjepit.

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

38

3.1.2.15. Alat Uji Komposisi Kimia

Uji komposisi dilakukan untuk mengetahui komposisi kimia yang

terkandung dalam bahan spesimen atau prosentase dari tiap unsur

pembentuk bahan spesimen misalnya C, Si, Fe, Cu, Mg, Al dan unsur

lainnya. Alat yang digunakan adalah Merek Metal scan buatan inggris.

Seperti terlihat pada Gambar 3.17

Gambar 3.17 Alat Uji Komposisi

3.1.2.16. Alat Pengujian Kekerasan

Alat uji kekerasan berfungsi untuk melakukan pengujian

kekerasan pada spesimen yang telah dibuat, Alat uji yang digunakan

adalah Hardnes Tester Merk AFFRI buatan Italy. Gambar 3.18 adalah

gambar alat uji kekerasan yang dipakai untuk pengujian kekerasan.

Gambar 3.18. Alat uji kekerasan

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

39

3.1.2.17. Alat Uji Strukturmikro

Langkah sebelum melakukan pengujian foto mikro adalah

pemolesan. Pemolesan dilakukan baik pada raw materials ataupun

spesimen yang di remelting dengan menggunakan ampelas mulai dari

ampelas no. 800 sampai no.2000 kemudian diberi autosol agar lebih

halus dan mengkilap. Setelah pemolesan selesai, baru melaksanakan

foto mikro terhadap bahan tersebut dengan mesin foto strukturmikro.

Seperti terlihat pada Gambar 3.19

Gambar 3.19. Mesin Foto Strukturmikro

3.1.2.17. Pengujian porositas

Alat uji porositas yang digunakan adalah berupa timbangan

dengan merek Satorius (Gambar 3.20) digunakan untuk mendapatkan

data % porositas dari material ADC 12.

Gambar 3.20 Alat uji porositas

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

40

3.2. Diagram Alir

Alur kegiatan yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada

diagram alir Gambar 3.21 :

Start

Uji komposisi Kimia Uji Kekerasan Uji Strukturmikro Uji Porositas

Pengujian

Analisa hasil komparasi

Kesimpulan

Komparasi karakteristik material hasil remelting I terhadap karakteristik material paduan alumunium Non remelting

Studi pustaka

Remelting I

Karakteristik material paduan Alumunium ADC 12

Karakteristik material paduan Alumunium ADC 12

Uji komposisi Kimia Uji Kekerasan Uji Strukturmikro Uji Porositas

Pengujian

finish

Gambar 3.21. Digram Alir Penelitian.

3.3. Jalannya Penelitian

3.3.1. Pembuatan Cetakan

Cetakan dibuat dengan menggunakan Pasir dengan jalan

memadatkan pasir yang sudah diayak terlebih dahulu untuk mendapatkan

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

41

komposisi yang seragam. Cara pembuatan Cetakan pasir adalah sebagai

berikut:

a. Papan cetakan diletakkan pada lantai yang rata dengan pasir yang

tersebar mendatar.

b. Pola dan rangka cetak diletakkan diatas papan cetakan. Rangka

cetak harus lebar agar tebal pasir kira-kira 30 mm sampai 50 mm.

c. Pasir muka yang telah diayak ditaburkan untuk menutupi

permukaan pola dalam rangka cetakan. Pasir cetak ditaburkan

diatasnya dan dipadatkan.

d. Cetakan untuk drug dibalik dan setengah dari pola lainya bersama

rangka cup diletakkan di atasnya, dan bahan pemisah ditaburkan

diatasnya.

e. Batang saluran turun dipasang didalam cetakan, kemudian pasir

muka dan pasir cetak ditaburkan kedalam rangka cetak dan

dipadatkan. Cetakan harus dikasih penanda agar tidak keliru

dalam peletakannya. Selanjutnya cup dibuka dan dipisahkan dari

drug.

f. Pola kemudian diambil, kemudian cup ditutup, dan pembuatan

cetakan siap untuk dipakai.

3.3.2. Proses Peleburan Aluminium

Peleburan aluminium dilakukan dengan cara meletakan aluminium

kedalam kowi dan meletakkan kowi dalam tungku pengecoran. Setelah

kowi yang berisikan aluminium diletakkan dalam tungku pengecoran

selanjutnya menyalakan kompor atas dan bawah. Tunggu sampai

aluminium meleleh, atau kira-kira 20 menit. Kemudian ukur temperatur

pada aluminium yang telah meleleh dengan menggunakan thermoneter

digital sampai temperatur aluminium sekitar 700 setelah suhu tercapai

aluminium siap untuk dituang.

C0

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

42

3.3.3. Penuangan Aluminium

Setelah aluminium dilebur kemudian aluminium dituang ke dalam

cetakan yang teleh disiapkan terlebih dahulu. Penuangan dilakukan

dengan cara mengambil aluminium yang telah lebur dari dalam kowi yang

masih dipanasi di atas tungku. Aluminium cair diambil menggunakan

ladel dan dituang ke dalam cetakan melalui saluran yang telah dibuat.

Sisa dari aluminium yang telah dilebur tadi di tuang ketempat lain yang

telah disediakan untuk nanti dituang lagi pada penuangan berikutnya.

Setelah beberapa menit kemudian cetakan dibuka dan produk diambil dari

dalam cetakan.

3.3.4. Pembuatan Spesimen

Sepesimen dibuat dari Raw Material dan hasil pengecoran ulang I.

Sepesimen yang telah dibuat melalui proses pengecoran yang masing-

masing berjumlah 1 buah untuk setiap pengecorannya kemudian

dilakukan proses finishing dengan menggunakan amplas atau dengan

menggunakan permesinan.

3.3.5. Pengujian Spesimen.

a. Pengujian Komposisi Kimia

Pengujian komposisi dilakukan pada spesimen menggunakan

mesin uji komposisi. Spesimen pengujian diberi kode A1 untuk raw

material yang terdiri dari 1 spesimen dan diberi kode yang diambil

secara acak. Untuk pengecoran ulang I diberi kode B1 juga terdiri dari

1 spesimen yaituseperti terlihat pada Gambar 3.22

1

3 1

Gambar 3.22. Spesimen Uji Komposisi.

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

43

Langkah-langkah pengujian komposisi Kimia Metalscan adalah

sebagai berikut :

1. Nyalakan semua peralatan pendukung dan sambungkan dengan

arus listrik (Argon, printer, dan lain-lain).

2. Tunggu beberapa saat sampai spectrometer siap dilakukan

pengujian

(kurang lebih 60 menit).

3. Setelah ada keterangan spektro Ready (Temperatur OK) pilih

program yang akan diuji (Al, Al-SI-Cu, atau Gun Metal) sesuai

barang yang akan diuji.

4. Lakukan standarisasi alat uji.

5. Setelah selesai standarisasi lakukan pengujian pada sempel uji

(sempel uji sebelumnya harus dipreparasi Al dengan dibubut dan

Gun Metal dengan digerinda).

6. Lakukan analisa sempel uji :

• Letakkan sempel pada kedudukan kerja.

• Tekan start pada alat dimana analisa sempel mulai dilakukan,

penekanan tombol start jangan dilepas sampai bunyi spark

terdengar.

• Lakukan penembakan minimal 3 kali pada tempat yang

berbeda.

• Setiap selesai penembakan lakukan pembersihan pada pin

penembakan.

• Print hasil uji yang didapatkan.

7. Proses analisa selesai.

b. Pengujian Kekerasan

Pengujian kekerasan dilakukan pada spesimen menggunakan

mesin uji Portable Hardnes (Brinell) dengan penetrator 10 mm pada

pembebanan 3000 kg. Spesimen pengujian diberi kode A2 untuk raw

material yang terdiri dari 1 spesimen dan diberi kode yang diambil

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

44

secara acak. Untuk pengecoran ulang I diberi kode B2 juga terdiri dari

1 spesimen. Seperti terlihat pada Gambar 3.23

1

3 1

Gambar 3.23. Spesimen Uji Kekerasan.

Langkah-langkah pengujian Kekerasan Portabel Hardness adalah

sebagai berikut :

1. Lakukan standarisasi Portable Harness (Brinell):

• Siapkan semua peralatan.

• Tekan atau uji block standart alat uji.

• Jika sudah sesuai dengan nilai standart lakukan pengujian pada

sempel uji.

2. Langkah pengujian :

• Preparasi sempel yang akan diuji (sempel uji harus rata).

• Tempatkan sempel uji pada tempat yang rata dan kuat

terhindar dari getaran dan goncangan.

• Siapkan alat uji kemudian letakkan diatas sempel uji sdengan

posisi tegak lurus pada benda uji.

• Tekan alat uji dengan kekuatan tangan sampai maksimum.

• Lepaskan alat uji dan ukur diameter bekas penekanan alat uji

dengan mikroskop kecil.

• Konversikan hasil pengamatan diameter tersebeut pada table

konversi yang sudah dipersiapkan.

• Lakukan kegiatan diatas minimal 3 kali pada setiap sampel uji.

• Proses pengujian selasai.

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

45

c. Pengujian Strukturmikro

Pengujian strukturmikro dilakukan pada spesimen

menggunakan mesin uji strukturmikro. Spesimen pengujian diberi

kode A3 untuk raw material yang terdiri dari 1 spesimen dan diberi

kode yang diambil secara acak. Untuk pengecoran ulang I diberi kode

B3 juga terdiri dari 1 spesimen seperti terlihat pada Gambar 3.24

.

1

3 1

Gambar 3.24. Spesimen Uji Strukturmikro.

Langkah-langkah pengujian Metalografi adalah sebagai berikut :

1. Persiapan material :

a) Tentukan bidang pengujian, kemudian bidang tersebut

digerinda kasar dengan gerinda meja, Chamber sisi-sisi tajam.

Untuk menghindari panas benda uji dicelupkan ke wadah air

secara periodic selama proses penggerindaan.

b) Lakukan pengamplasan kering (No amplas 60), gunakan air

untuk pendingin benda uji, sampai didapatkan alur goresan

segaris dan alur hasil gerinda sebelumnya hilang.

c) Lakukan proses pengamplasan basah, yaitu mulai amplas no

120 s/d no 1000, dan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

Aliran air untuk pendingin harus kontinyu dan cukup.

Tekan benda sehingga terasa memotong dan memakan

bidang benda uji.

Arah alur minimum 2 kali berubah.

Sebelum ganti amplas biarkan dulu air mengalir pada

kertas amplas dan benda uji cuci dengan air lalu keringkan.

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

46

Kertas amplas diganti setelah alur sisa amplas sebelumnya

sudah hilang.

d) Ganti piringan untuk amplas dengan piringan poleshing,

lakukan poleshing sampai didapatkan permukaan benda uji

yang rata mengkilat, tidak ada bekas amplas dan yang harus

diperhatikan adalah :

Polishing dilakukan tanpa air mengakir.

Media polesh yang digunakan Alumna/ Autosol dan cukup

diberikan sedikit (secukupnya).

Setelah permukan benda uji halus dan mengkilat tanpa

goresan, bersihkan permukaan benda uji dengan alcohol ,

kemudian dengan aseton.

e) Keringkan permukaan benda uji dengan pengering, jangan

disentuh dengan tangan karena lemak dari tangan dapat

menempel / mengotori permukaan benda uji.

2. Posisi pengambilan spesimen :

a) Pengambilan dilakukan dengan gerinda potong dengan hati-

hati supaya :

Tidak terjadi perubahan struktur akibat panas yang timbul

saat pemotongan.

Tidak terjadi perubahan bentuk specimen akibat beban alat

potong.

b) Untuk arah pemotongan specimen yaitu arah memanjang ,

menyilang dan sejajar.

c) Buat benda uji dengan ukuran cukup idealnya 15 x 15 x 10

mm.

d) Jika benda uji kecil maka dapat dilakukan pembingkaian

specimen dengan resin.

3. Pengetsaan spesimen :

a) Pembuatan bahan etsa yatu Netal :

Siapkan larutan HNO3 : 98% sebanyak besarnya % Nital

yang akan digunakan (2%, 3%, 4%, dll).

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

47

Siapkan alcohol/aquadest sebagai pencampur larutan

HNO3 sebanyak 100% HNO3 (missal : 100 - 3 = 97).

Campurkan kedua larutan tersebut dan gunakan untuk etsa.

b) Bahan etsa yang dipakai yaitu Nital :

Untuk besi cor, besi cor nodular dietsa pada setengah

permukaan.

c) Proses pengetsaan specimen :

Bersihkan specimen / dilap dengan tissue setelah specimen

dipoles.

Celupkan specimen kedalam larutan Nital dengan

konsentrasi tertentu selama ± 5-10 detik.

Cuci specimen dengan air bersih / aquadest.

Bersihkan specimen dengan mengusap specimen dengan

kapas yang telah dibasahi dengan alcohol atau aseton.

Keringkan specimen dengan hair hair dryer.

Lihat struktur mikro specimen pada mikroskop

metalografi.

4. Proses pengujian :

a) Proses ini merupakan lanjutan dari proses persiapan benda uji

metalografi.

b) Siapkan benda uji dan pastikan benda uji bersih dan telah

dietsa.

c) Letakkan dan tempelkan benda uji pada malam yang berada

pada plat landasan agar benda uji berada pada posisi

horizontal.

d) Ratakan benda uji dengan perata sempel, lindungi permukaan

benda uji dengan tissue agar permukaan tidak tergores.

e) Letakkan benda uji dibawah lensa obyektif dari mikroskop.

f) Hidupkan lampu mikroskop.

g) Arahkan pandangan mikroskop pada bagian benda uji yang

akan diamati dengan cara memutar posisi maju – mundur dan

kanan – kiri.

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

48

h) Fokuskan pandangan sehingga struktur terlihat dengan jelas.

i) Lakukan pengamatan dan bandingkan dengan Tabel metal

handbook volume 7.

j) Lakukan pemotretan specimen.

5. Proses pemotretan specimen :

a) Cek baterai yang digunakan kamera (dengan menghidupkan

kamera).

b) Lepaskan kamera dengan menekan kunci pengencang dengan

diputar dan ditarik keatas.

c) Pasang negatife film (Fuji Asa 100 B & W).

d) Pasang kembali kamera pada tempat semula.

e) Hidupkan tustel.

f) Lakukan pengesetan tustel agar proses pemotretan dapat

berjalan lancer.

g) Fokuskan benda uji dibawah lensa obyektif.

h) Lakukan penekanan tombol untuk proses pemotretan sesuai

dwngan pwmbwsaran yang diinginkan.

i) Pada setiap pemotretan kembalikan tombol foto keposisi

semula.

j) Setelah negatife film habis untuk pemotretan lakukan

penggulungan film.

k) Cucikan negatife film.

l) Cetak negatife film.

m) Proses selesai dan kembalikan peralatan ketempat semula.

d. Pengujian Porositas

Pengujian Porositas dilakukan pada spesimen menggunakan

Alat Uji porositas. Spesimen pengujian diberi kode A4 untuk raw

material yang terdiri dari 1 spesimen dan diberi kode yang diambil

secara acak. Untuk pengecoran ulang I diberi kode B4 juga terdiri dari

1 spesimen. Seperti terlihat pada Gambar 3.25

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

49

1

3 1

Gambar 3.25. Spesimen Uji Porositas.

3.3.6. Teknik Pengambilan Data

Dalam pengambilan data, metode yang digunakan adalah metode

observasi yaitu mengamati dan mencatat langsung hasil penelitian dan

pengujian. Untuk mempermudah jalannya pengambilan data, sebelum

melakukan penelitian diperlukan lembar pengamatan. Lembar

pengamatan dalam penelitian ini seperti terlihat pada Tabel 3.1 dan Tabel

3.2 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1. Contoh format tabel pengujian kekerasan

No HR (HR- )2

1

2

3

4

5

Tabel 3.2 Contoh Lembar Pengamatan Pengujian Komposisi Kimia

Paduan Al Si Fe Cu Mn Mg Cr Ni Zn

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-yugohindra... · Alat Penelitian 3.1.2.1. Tungku Pengecoran Tungku pengecoran

50

HASIL UJI KEKERASAN

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

sesudahremelting

sebelumremelting

BH

N

3.3.6. Analisa Data

Analisa data adalah suatu tahapan yang dilakukan setelah selesai

melaksanakan penelitian. Analisis data yang dilakukan menggunakan

analisis deskriptif yaitu mengamati data hasil eksperimen kemudian

menyimpulkan dan menentukan hasil penelitian yang paling baik. Cara

menyimpulkan data yaitu dengan mengambil angka dari data-data yang

diperoleh kemudian ditabulasikan dalam bentuk diagram batang.

Analisa data dengan model mekanis yaitu mengambil angka dari

sata yang diperoleh kemudian dimasukkan kedalam progam komputer dan

hasilnya dalam bentuk grafik. Seperti pada Gambar 3.26 dan Gambar

3.27

Hasil uji porositas

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

ADC 12sebelumremelting

ADC 12setelah

remelting

%

Gambar 3.26 Grafik Hasil uji kekerasan Gambar 3.27 Grafik Hasil uji Porositas

3.3.7. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Pengecoran dilakukan di Ceper Klaten

2. Pembuatan spesimen dan pemolesan dilakukan di Laboratorium

Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Semarang.

3. Pengujian Kekerasan, Strukturmikro dan Komposisi Kimia

dilakukan di Laboratorium Logam Politeknik Manufaktur Ceper,

Klaten.