bab ii tinjauan umum tentang thaghut a. pengertian 1....

26
1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. pengertian Secara Etimologi Menurut Ibnu Manzur yang mengutip pendapat Ibn Syayidah, thaghut berasal dari kata dasar tagha ( ) yang memiliki arti melampaui batas dan berlebih–lebihan dalam hal kekafiran. Tidak hanya itu saja, Ibnu Manzur juga memberikan pengertian lain bahwa kata tagha ( ) mempunyai makna melampaui batas dalam hal kemaksiatan. 1 Pendapat yang sama dengan penjelasan terakhir dikemukakan oleh al–Raqhib al–Asfahani dalam kitabnya Mu’jam Mufradat Al faz al–Qur’an. Seperti halnya dengan Ibnu Manzur, al- Raqhib al–Asfahani mengatakan bahwa kata tagha ( ) mempunyai makna melampaui batas dalam hal kemaksiatan. 2 Mengenai proses pembentukan kata thaghut dari kata dasarnya Ibnu Manzur menjelaskan bahwa wazan yang diikuti oleh kata tagha ( ) dalam proses perubahannya menuju kata thaghut ( ) adalah fa’alut ( ) sehingga berbunyi thaghayut ( ). Pada kata tersebut, ya ‘( ) didahulukan sebelum ghain ( ) maka menjadi tayaghut ( ). Perpindahan tersebut dilakukan dengan alasan untuk memisahkan huruf ya’ ( ) dari bersambungnya secara langsung dengan huruf illat lainnya, yakni huruf wawu ( ) sedangkan pertemuan dua huruf illat dalam bahasa Arab itu tidak lazim. Oleh karena itu, jika terjadi persambungan dua huruf illat maka 1 . Ibnu Manzur, Lisan al – arab, ( Beirut : Dar al-fikr, 1994 ), juz XV, hlm. 9 2 . Al-Raqhib al-Asfahani, Mu’jam Mufradat Al Faz Al-Qur’an, ( Beirut : Dar al-Fikr, tt ), hlm. 314

Upload: lethu

Post on 10-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

1

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT

A. Pengertian

1. pengertian Secara Etimologi

Menurut Ibnu Manzur yang mengutip pendapat Ibn Syayidah, thaghut

berasal dari kata dasar tagha ( ) yang memiliki arti melampaui batas dan

berlebih–lebihan dalam hal kekafiran. Tidak hanya itu saja, Ibnu Manzur juga

memberikan pengertian lain bahwa kata tagha ( ) mempunyai makna

melampaui batas dalam hal kemaksiatan.1

Pendapat yang sama dengan penjelasan terakhir dikemukakan oleh

al–Raqhib al–Asfahani dalam kitabnya Mu’jam Mufradat Al faz al–Qur’an.

Seperti halnya dengan Ibnu Manzur, al- Raqhib al–Asfahani mengatakan

bahwa kata tagha ( ) mempunyai makna melampaui batas dalam hal

kemaksiatan.2

Mengenai proses pembentukan kata thaghut dari kata dasarnya Ibnu

Manzur menjelaskan bahwa wazan yang diikuti oleh kata tagha ( ) dalam

proses perubahannya menuju kata thaghut ( ) adalah fa’alut

( ) sehingga berbunyi thaghayut ( ). Pada kata tersebut, ya

‘( ) didahulukan sebelum ghain ( ) maka menjadi tayaghut ( ).

Perpindahan tersebut dilakukan dengan alasan untuk memisahkan huruf ya’

( ) dari bersambungnya secara langsung dengan huruf illat lainnya, yakni

huruf wawu ( ) sedangkan pertemuan dua huruf illat dalam bahasa Arab itu

tidak lazim. Oleh karena itu, jika terjadi persambungan dua huruf illat maka

1. Ibnu Manzur, Lisan al – arab, ( Beirut : Dar al-fikr, 1994 ), juz XV, hlm. 9 2. Al-Raqhib al-Asfahani, Mu’jam Mufradat Al Faz Al-Qur’an, ( Beirut : Dar al-Fikr, tt ), hlm. 314

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

2

salah satu dari keduannya harus dipindahkan dan tidak boleh dihilangkan

begitu saja tanpa ada tandanya. Selanjutnya huruf ya’ ( ) pada kata

tayaghut ( ) diganti dengan alif karena huruf ya ‘( ) tersebut

mempunyai harakat dan huruf sebelumnya, yakni tha’ ( ) berharakat

fathah, karena itu tayaghut berubah menjadi kata thaghut ( ).3

Ibnu Manzur juga mengemukakan pendapat lain yang mengatakan bahwa

kata thaghut berasal dari kata tagha ( ) dengan mengikuti wazan lahut

( ) maka kata tagha ( ) tersebut menjadi kata thaghut ( )

dengan adanya perubahan. Adapun kata lahut ( ) itu sendiri tidak

mengalami perubahan karena kata dasarnya adalah lahu ( ) seperti juga

yang terjadi pada kata al–raghabut ( ) dan al–rahabut

( ).4

Sedangkan perubahan yang terjadi pada kata thaghut ( ) adalah

perpindahan huruf ya’ ( ) pada tempat sebelum huruf ghain ( ). Huruf ya’

ini dipindahkan dengan alasan untuk memisahkannya dari huruf illat lainnya,

yakni huruf wawu ( ) sehingga keberadaannya tetap terjaga. Huruf ya’ ( )

yang dipindahkan tersebut kemudian diganti dengan huruf alif ( ) dengan

alasan adanya harakat pada huruf ya’ ( ) tersebut dan huruf sebelumnya yang

berharakat fathah. Sementara menurut al–Raqhib al–Asfahani, wazan kata

thaghut adalah fa’alut maka kata aslinya menjadi thaghawut ( ) tapi

lam fi’ilnya mengalami perubahan sehingga Tawaghut ( ) seperti

perubahan lam fi’il kata sa’iqah ( ) menjadi saqi’ah ( ).

Pada kata tawaghut ( ), huruf wawu ( ) diganti dengan huruf alif (

) karena ia berharakat dan juga huruf sebelumnya berharakat fathah.5 Menurut

Madzab Sibaweh, bahwa kata thaghut ( ) adalah isim mudzakar

mufrad (kata benda yang menunjukkan nama yang berjenis jantan ) dan

3. Ibnu Manzur, op.cit, hlm.9 4. Ibid 5. Al-Raqhib al-Ashafani, op.cit, hlm. 314

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

3

berbentuk tunggal, seakan–akan nama untuk semua jenis, baik sedikit maupun

banyak. Ulama lain berpendapat bahwa kata thaghut ( ) itu

berbentuk muannats ( kata benda yang menunjukkan nama yang berjenis

betina ) dari kata–kata “thaghaa–yathghaa“ atau “ thaghaa-yathyhaa “ yang

menurut riwayat Imam Thabary ra, artinya kata thaghut adalah melampui

batas, wazannya adalah fa’alut ( ).

Sedangkan Madzhab Abu Ally ( salah seorang pakar nahwu atau tata

bahasa Arab ) mengatakan bahwa kata thaghut itu masdar dari akar kata

seperti kata “rahabut” ( ) dan “ jabaruut “ ( ) yaitu yang

menjadi sifat untuk jenis tunggal atau pun jamak “ lam fi’il “ ( huruf yang

ketiga dalam bentuk fi’il mandhi ) yang menunjukkan kepada pekerjaan yang

telah dikerjakannya. Berubah kepada “ ain fi’il ( huruf yang keduanya dalam

bentuk fi’il mandhi) seperti kata – kata “ jabadza “ ( ) menjadi “

jadzaba “ ( ) lalu huruf wawu ( ) pada kata–kata thawagha ( )

berubah menjadi alif, yaitu thaghawa menjadi “ thaghaa “ ( ) karena ia

berharakat dan huruf ya sebelumnya pun berharakat sehingga akhirnya

menjadi kata “ thaghut “( ).6

2. Pengertian Secara Terminologi

Kata thaghut kebanyakan dalam al–Qur’an bermakna sesembahan selain

Allah. Oleh karena itu, kata ini sering diterjemahkan juga sebagai “ berhala “

atau “ syetan “.7 Kata thaghut menurut pandangan Muhammad Qutub adalah

unsur yang durhaka, biang keladi yang menyesatkan manusia dari jalan yang

benar menuju pada jalan yang sesat. Syetan juga dikatakan thaghut karena

syetan merupakan satu– satunya makhluk Allah yang paling ingkar dan

6. Syekh Ahmad Al-Qathan Muhammad Zein, Thaghut, ( Yogyakarta : Al-Kautsar, 1989 ), hlm. 20-21 7. Kata Thaghut disebut sebanyak delapan kali dalam Al-Qur’an, ini tidak meliputi kata jadiannya, Lihat pada CD. Holy Qur’an ( t. tp : Sakar, 1997 ), Versi 6-5

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

4

menyesatkan manusia dari hal yang bijak menuju pada hal yang jelek atau

yang sesat.8

Seorang tokoh cendikiawan muslim Indonesia, Imaduddin Abdurrahim

seperti yang dikutip oleh Dawan Rahardja, mempunyai penafsiran khusus

mengenai kata thaghut .9 Dia mengatakan bahwa sesuatu yang mampu

menguasai manusia itu adalah thaghut, yang berarti harfiyah adalah berhala.

Menurutnya manusia yang menyerahkan diri untuk dikuasai oleh sesuatu

berarti menjadikan sesuatu yang menguasai dirinya itu sebagai thaghut.

Dalam al– Qur’an surat An– Nahl ayat 75, dijelasakan “ Allah membuat

perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki dan tidak mampu

bertidak terhadap sesuatu pun...”. Dari ayat inilah, dapat kita ketahui

mengenai definisi seorang budak yaitu seorang yang dikuasai dan tidak

mampu bertindak atas namanya sendiri terhadap sesuatu, secara hiasan,

seorang yang tidak mampu melepaskan dirinya dari ketergantungan minum–

minuman keras, kokoin atau rokok, maka orang sering juga mengatakan ia

adalah “ budak rokok “. Umpamanya, karena pada kenyataan ia memang

diperbudak oleh rokok itu bagi pecandunya adalah thaghut.10

Masih dalam penjelasan Dawan Rahardja, para pemimpin rohani yang

bernama pendeta, rahib atau ulama bisa diangkat dan dianggap sebagai Tuhan

yang arti kongkretnya adalah pemegang kekuasaan keTuhanan atau mewakili

Tuhan.11 Dari situlah, berkembang sistem ruhbuniyyah yang dewasa ini

dikenal dengan nama teakrasi atau pemerintahan pemimpin rohani. Sistem ini

dalam pandangan al-Qur’an adalah thaghut, yaitu sistem kepemimpinan atau

kekuasaan yang membawa pada kesesatan. Dalam al–Qur’an disebutkan “

Mengabdilah hanya kepada Allah semata dan tinggalkanlah “ thaghut “ ( surat 8. Muhammad Qutb, Jahiliyah Abad Dua Puluh,, terjemahan dari Jahiliyah Al-Qur’an al’Isyrin, oleh Muhammad Tahir dan Abu Laila, ( Bandung : Mizan, 1993 ), cetakan. VI, hlm. 64 9. Muhammad Dawan Rahardjo, Ensiklopedia Al-Qur’an, Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep Kunci, ( Jakarta : Paramadina dan Jurnal Ulum Qur’an, 1996 ), hlm. 187 10.Ibid, hlm. 180 11. Ibid, hlm. 680

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

5

An – Nahl ayat 36 ). Dalam ayat ini pengakuan sebagai Rabb ( Tuhan )

merupakan pembebasan dari segala sistem thaghut yang bisa berbentuk apa

saja yang dipuja dan ditaati sebagaimana memuja dan mentaati Allah SW.

Sedangkan kata thaghut menurut Fazhur Rahman dalam bukunya

Tema–tema Pokok Al–Qur’an adalah syetan dan kejahatan. Menurutnya kata

thaghut memiliki makna yang mengandung kejahatan atau kekafiran. Thaghut

lebih merupakan prinsip kekafiran yang umum dari pada yang “ person “. Kita

mungkin berpendapat bahwa kejahatan adalah kekuatan atau prinsip dari

kekafiran dan hal–hal yang buruk, tetapi ketika berhubungan atau

mempengaruhi seorang individu, ia mengalami “ personalisasi “. Pendapat itu

lebih menjelasakan tentang cukupan thaghut.12

Menurut al– Jauhary ra bahwa thaghut adalah dukun ( tukang tenung )

dan syetan. Imam Qurtuby berpandangan bahwa arti thaghut adalah setiap

yang disembah selain Allah., seperti syetan, tukang tenung ( dukun ), berhala

dan setiap yang mengajak serta mengandung kepada kesesatan. Sementara itu

Abu Aliyah berpendapat bahwa arti thaghut itu adalah tukang sihir, begitu

juga Said bin Juber berkata arti thaghut adalah tukang tenung ( dukun ).

Imam Abu Ja’far at Thabary berpandangan bahwa thaghut ialah setiap

sesuatu yang punya sifat melampaui batas, lancang terhadap Allah, sehingga

kemudian orang –orang mengabdi dan menyembah kepadanya dan taat, baik

secara dipaksa maupun tidak, baik yang disembah tersebut manusia ataupun

berhala.

Syehk Muhammad bin Abdul Wahab berkomentar bahwa kata thaghut itu

pengertian umumnya adalah setiap apa yang disembah selain Allah SWT, dan

ia ridha untuk itu, baik disembah ( diibadati ), diikuti ataupun ditaati yang

12. Fazlur Rahman, Tema-tema Pokok Al-Qur’an, ( Mayor Themes of The Qur’an ), Terjemahan Anas Mahyuddin, ( Bandung : Pustaka, 1996 ), hlm. 192

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

6

bukan dalam ketaatan kepada Allah dan RasulNya.13 Bahwa Manusia tidak

menjadi mukmin kepada Allah, kecuali ia kafir kepada thaghut berdasarkan

firman Allah dalam surat al- Baqarah ayat 256 sebagai berikut:

“ Maka barang siapa yang kafir terhadap thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesunggunhnya dia berpegang teguh dengan tali ( pengikat ) yang kuat yang tidak ada putusnya dan Allah maha mendengar dan lagi maha mengetahui.14

Menurut pandangan Sayyid Qutub bahwa kata thaghut adalah bentuk dari

kata thughayaan yang mengandung arti setiap apa saja yang melampaui

batas–batas hukum yang digariskan oleh Allah untuk para hambaNya di muka

bumi ini. Ia mempunyai kendali aqidah ( iman ) kepada Allah dan syari’at

Islam. Thughayaan juga mengandung arti sistem yang tidak bersandar pada

wahyu. Bisa juga berarti, setiap kekuasaan yang tidak bersumber pada

kekuatan dan kekuasaan Allah. Bisa berarti setiap hukum yang tidak berdiri di

atas syari’at Allah ataupun setiap permusuhan dan penetapannya terhadap haq

( kebenaran ), pembangkang kepada pemimpinan Allah.

Pendapat lainnya adalah variasi kata dari thughayaan, yang berarti segala

sesuatu yang melampaui batas kesadaran, melanggar kebenaran, dan

melampaui batas yang telah ditetapkan oleh Allah bagi hamba–hambaNya,

tidak berpedoman kepada aqidah Allah, dan tidak berpedoman pada syari’at

yang ditetapkan oleh Allah. Termasuk dalam kategori kata thaghut adalah

juga setiap manhajitatanan, sistem yang tidak berpijak pada peraturan Allah,

13. Syekh Ahmad Al-Qathan, op.cit, hlm. 20-21 14. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, ( Semarang : Tanjung Mas, 1992 ), hlm. 63

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

7

begitu juga setiap pandangan, perundang–undangan, peraturan, kesopanan,

atau tradisi yang tidak berpijak pada peraturan dan syari’at Allah. Oleh karena

itu, barang siapa yang mengingkari semua ini dalam segala bentuk dan

modelnya, dan beriman kepada Allah dan berpijak pada peraturan Allah saja

niscaya dia akan selamat, keselamatanya itu terlukis di dalam “ Berpegang

pada tali yang amat kuat dan tidak akan putus “.15

Kata thaghut menurut pendapat Muhammad Quraish Shihab adalah

melampui batas. Maksud melampui batas di sini adalah melampui batas dalam

segala macam kebatilan, baik dalam bentuk berhala, ide–ide yang sesat,

manusia durhaka atau siapa pun yang mengajak kepada pebuatan yang

menyesatkan. Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah tokok

Yahudi Ka’ab ibn Al Araf dimana salah seorang munafik yang berselisih

dengan seorang Yahudi enggan merujuk kepada Nabi Muhammad Saw untuk

menyelesaikan perselisihannya, walau lawannya yang Yahudi itu telah

menerima, sang munafik justru mengusulkan agar yang menjadi hakim adalah

Ka’ab ibn Al Asyraf. Ada lagi yang memahami kata thaghut dalam arti

hukum–hukum yang berlaku pada masa jahiliyah, yang telah dibatalkan

dengan kehadiran Islam.16 Sebagaimana dalam surat an– Nisa ayat 60

sebagai berikut :

15. Sayyid Qutub, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an,,( Beirut : Darusy Syuruq, 1992 ) , jilid. II, hlm.. 220 16. Muhammad Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, ( Jakarta Lentera Hati, 2000 ), jilid II, hlm. 465

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

8

“ Apakah engkau tidak melihat kepada orang – orang yang mengaku bahwa mereka telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan apa yang diturunkan kepada yang sebelummu, mereka hendak berhakim kepada Thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari Thaghut itu. Dan syetan bermaksud menyesatkan mereka kepada penyesatan yang sejauh – jauhnya”.17

Dalam pandangan Ahmad Mustofa al–Maraghi kata thaghut adalah

syetan. Penyembahan kepada patung–patung disebut ibadah kepada syetan,

apabila syetan itu menyuruh menyembah patung –patung dan membuat

penyembahan kepada patung–patung sebagai sesuatu yang baik.18

sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Az-Zumar ayat 17 di bawah

ini:

“ Dan orang–orang yang menjauhi thaghut ( yaitu ) tidak menyembah dan kembali kepada Allah “.19

Menurut pendapat Ibnu Qayim bahwa kata thaghut adalah apa–apa

yang menyebabkan seorang hamba itu melewati batas dari yang diikuti atau

melewati batas yang ditaati, maka kata thaghut dari suatu golongan ialah

seorang figur tempat dimana orang–orang yang berhukum kepada selain

Allah, atau mereka mengikutinya tanpa pengetahuan dari Allah, atau mereka

mentaatinya dalam perkara –perkara yang tidak mengetahui dia taat kepada

Allah.

B. Beberapa Istilah-istilah Yang Semakna Dengan Kata Thaghut

1. Syetan

17. Depag RI, op. cit, hlm.128 18. Musthofa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, ( Semarang : Toha Putra, 1998 ), jilid XXIII, hlm. 287 19. Depag RI, op. cit, hlm. 407

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

9

Kata syetan berasal dari kata benda syathana yang mempunyai arti

ba’uda ( jauh ), yaitu jauh dari pada haq, jauh dari pada kebenaran. Juga

syathana berarti khalafa yang artinya adalah menyalahi yaitu menyalahi hal–

hal yang benar. Syathana juga memiliki arti dakhala, yang artinya masuk,

yaitu yang suka masuk ke dalam jiwa manusia untuk menggoda dan

mempengaruhi manusia supaya mau, ikut akan perbuatan dan jejak langkah

syetan itu.20 Sebagaimana bangsa manusia, syetan dan jin juga terdiri dari dua

jenis yaitu jenis laki–laki dan jenis perempuan.21 Bahwa di dalam al-Qur’an

kata syetan tidak hanya digunakan dengan arti syetan saja, tetapi

sesungguhnya syetan juga merupakan jenis makhluk halus yang merupakan

person, dengan arti syetan manusia yaitu berupa sifat yang dimiliki syetan

dengan menjalankan laku perbuatan yang meniru jejak langkah syetan. Dalam

firman Allah surat al An ‘am ayat 112-113 dijelasakan sebagai berikut :

“ Dan demikianlah kami jadikan bagi tiap– tiap nabi itu musuh, yaitu Syetan – syetan ( dari jenis ) manusia dan ( dari jenis ) jin, sebagaimana mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan– perkataan yang indah– indah untuk menipu ( manusia ) jika kalau Tuhan mu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakanya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada– adakan.” ( 112 )

20. Umar Hasyim, Syetan, ( Surabaya : Bina Ilmu, 1975 ), hlm. 42 21. Ibid, hlm. 451

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

10

“ Dan (juga ) agar hati kecil orang– orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadannya dan supaya mereka mengerjakannya apa yang mereka ( Syetan ) kerjakan”. ( 113 )22

Tujuan utama yang ingin dicapai syetan tidak lain adalah menjebloskan

manusia ke dalam neraka serta mencegah manusia untuk mendapatkan

surga.23 Cara syetan menggelincirkan manusia yaitu, ia sangat berhasrat

untuk melakukan kejahatan yang telah dia tekadkan, tanpa pernah lelah.

Dalam sebuah hadis dikatakan, syetan berkata, “Demi keagungan dan

kebesaran Mu, aku akan terus menyesatkan hambaMu selagi arwah mereka

masih berada dalam tubuhnya. Tuhan berkata : Demi keagungan dan

kesabaranKu. Aku akan terus mengampuni mereka selagi mereka memohon

ampun kepadaKu “ ( HR. Ahmad dan al-Hakim ). Manusia digiring oleh

syetan kearah perbuatan–perbuatan maksiyat yang dikemas dalam bentuk

yang indah–indah dan mengairahkan seperti berzina, minum–minuman

keras, berjudi dan sebagainya.24

Keserupaan ( semaknanya ) syetan dengan thaghut terletak pada

pengertian yaitu pengingkaran terhadap hal-hal yang telah ditetapkan oleh

Allah, atau tidak mau taat dan tunduk pada apa yang telah diperintahkan

oleh Allah.

2. Syirik

Kata syirik mempunyai arti menyekutukan Tuhan Allah SWT dengan

makhluk yang diciptakanNya, baik secara langsung maupun tidak langsung,

22. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, ( Semarang : Toha Putra, 1989 ), hlm. 206 23. “ Bagaimana Syetan Memperdaya Manusia “, Majalah Hidayah, Edisi XXXIX, 977, ( Oktober, 2004 ), hlm.35 24. Ibid, hlm. 36

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

11

secara nyata atau tidak nyata.25 Dalam al–Qur’an kata syirik tidak mesti

berarti beriman kepada dua atau lebih Tuhan. Kata syirik dalam al–Qur’an

juga bisa bermakna menggantikan Allah dengan sesuatu lainnya, karena

semua makhluk diperintah untuk beribadah kepada Allah semata, maka

menggantikan Allah dengan sesuatu atau seseorang berarti menyakini ada

sekutu bagi Allah.26 Dilihat dari sifat dan tingkat sanksinya syirik dapat dibagi

menjadi dua bagian yaitu :

a. Syirik Besar

Syirik besar adalah syirik yang dilakukan secara terang–terangan.

Maksudnya adalah syirik yang telah menyekutukan Allah, contohnya

seperti menyembah kepada selain Allah. Dalam al–Qur’an syirik besar ini

sering sekali disoroti khususnya dalam bentuk berhala. Syirik dalam

bentuk berhala ini sebenarnya telah lama muncul di kalangan umat

manusia. Dari penuturan al–Qur’an diketahui bahwa jauh sebelum

datangnya Nabi Muhammad SAW, paham berhala ini telah dianut oleh

manusia. Rasul–rasul yang diutus ke dunia ini, sejak Nabi–Nuh AS

sampai pada Nabi Muhammad SAW pada umumnya bertemu dengan

masyarakat penganut paham keberhalaan atau paganisme, karena itu

dakwah mereka yang pertama dan utama adalah menanamkan aqidah

tauhid dan mengkikis habis paham keberhalaan itu.27 sebagaimana yang

dijelaskan dalam al– Qur’an ayat 25 dari surat al- Anbiyaa’ sebagai

berikut :

25. Drs. H. Yunahar Ilyas LC. Kuliyah Aqidah Islam, ( Yogyakarta : Lembaga Pengkajian dan Pengalaman Islam ( LPPI ), 1993 ), hlm. 135-137 26. Murtadha Muthahhari, Tafsir Surat-surat Pilihan, ( Jakarta : Pustaka Hidayah 1992 ), hlm. 89 27. Dr. Harifuddin Cawidu, Konsep Kufr Dalam Al-Qur’an, ( Jakarta : Bulan Bintang, 1991 ), hlm. 135-137

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

12

“ Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: “ Bahwasannya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.28

Dan juga ada ayat yang lain yaitu ayat 36 dari surat An–Nahl sebagai berikut:

“ Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) : “ Sembahlah Allah ( saja ), jauhilah thaghut.29

b. Syirik Kecil

Syirik kecil disebut juga syirik tersembunyi, karena syirik ini melakukan

suatu perbuatan khususnya yang berkaitan dengan amalan–amalan

keagamaan, bukan atas dasar ikhlas untuk mencari ridha dari Allah, melainkan

karena tujuan–tujuan lain yang bersifat keduniaan. Maka dari itu syirik kecil

ini juga disebut sebagai syirik riya. Riya dikategorikan sebagai syirik

berdasarkan hadits Nabi yang mengatakan bahwa syirik tersembunyi adalah

seseorang melakukan suatu pekerjaan itu untuk dilihat dan dipuji oleh orang

lain. Demikian juga hadis lain yang menyatakan “ Barang siapa yang

mendirikan sholat karena ingin mendapatkan suatu pujian dari orang lain,

maka orang tersebut telah berbuat syirik kepada Allah.

Adapun dasar dari syirik kecil dalam artian riya ini telah dijelaskan dalam

surat al–Kahfi ayat 110 sebagai berikut :

28. Depag RI, op.cit, hlm. 498 29. Ibid, hlm. 407

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

13

Katakanlah , “ Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia sepertimu, yang diwahyukan kepadaku. Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Maha Esa, Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhan- Nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholeh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhan- Nya “.30

Syirik kepada Allah dibagi menjadi dua macam antara lain adalah :

1. Syirik dalam masalah Uluhiyyah, yaitu perasaan akan adanya

kekuasaan lain selain kekuasaan Allah SWT di belakang sebab–

sebab dan sunah– sunah alam.

2. Syirik dalam masalah rububiyyah, yaitu mengambil sebagian

hukum–hukum agama yang berupa penghalalan dan pengharaman

dari sebagian manusia dengan meninggalkan wahyu.31

Syirik dikatakan serupa ( semakna ) dengan thaghut, karena syirik

merupakan suatu perbuatan yang serupa dengan thaghut yaitu sama-sama

melakukan perbuatan yang menyimpang dari ketentuan Allah atau

menyekutukan Allah dengan makhluk lainnya baik secara langsung maupun

secara tidak langsung.

3. Kafir

30. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, ( Bandung : CV. Diponegoro, 2000 ), hlm. 243 31. Ahmad Mustofa Al-Maraghi, Tafsir Al- Maraghi, ( Semarang : Toha Putra, 1986 ), jilid V, hlm. 96

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

14

Kata kafir menurut bahasa adalah tertutup. Malam dikatakan kafir

( tertutup ), sebab gelapnya malam menutupi segala sesuatu. Kafir jamaknya

adalah Kuffaar, yang berarti petani, seperti firman Allah dibawah ini :

“ Bagaikan hujan yang tanaman–tanamannya mengkagumkan bagi para petani “

Maksudnya, para petani disebut kuffaar sebab mereka menutupi biji

dengan tanah Sedangkan kata kafir menurut istilah ( syara ) adalah kebalikan

dari iman, yaitu mengingkari ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

yang telah sampai kepada kita dengan jalan yang yakin dan pasti. Jadi orang

kafir ialah orang yang mengingkari ajaran Islam yang seharusnya di imani dan

dijalankan.

Kafir dibagi menjadi bermacam – macam antara lain :

a. Kafir Jahli ( kafir sebab kebodohan )

Maksud dari kafir ini adalah karena kelalai terhadap ayat–ayat al–

Qur’an yang menunjukkan adanya Allah serta keEsaanya dan berpaling

dari ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Contoh kafir ini

adalah seperti orang awam yang dikarenakan sibuk dengan urusan duniawi

sehingga lupa pada urusan akheratnya.

Kafir Jahli ini ada dua macam yaitu:

1. Kafir Basith ( sedang ), orang yang kafir jahli basith ini biasanya

bersifat seperti binatang, bahkan lebih hina dari pada binatang, cara

pengobatannya adalah dengan cara pendidikan dan pengajaran.

2. Kafir Murakkab ( Berlipat ), orang yang percaya sepenuh hati terhadap

ajaran yang bukan dari ajaran Islam.

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

15

b. Kafir Juhud

Maksudnya adalah orang yang kafir, lagi menentang terhadap ajaran

Islam, penyebabnya adalah karena kesombongan atau gengsi yang begitu

besar, seperti Fir’aun dan pedukung– pedukungnya. Sebagaimana firman

Allah dibawah ini :

“ Dan mereka mengingkari karena kezaliman dan kesombongan ( mereka ) padahal hati mereka menyakini ( kebenaran )nya “

Di antara sebab–sebab kafir macam ini ialah: Cinta akan kedudukan dan

takut tergeser dari kedudukan yang di tempatinya.

c. Kafir Hukmi ( Kafir Hukum )

Maksudnya adalah menurut ajaran Islam, sikap kafir hukmi adalah

sebagai bukti serta lambang kedustaan. Yang termasuk kafir hukmi adalah

orang–orang yang meremehkan syari’at ajaran Islam beserta ilmu–ilmunya,

seperti ilmu tauhid, tafsir, hadist dan fiqih dan lain sebagainya. Dan orang–

orang yang rela terhadap kekufuran dirinya maka dia berarti kafir secara

mutlak, dan orang yang mengingkari jasa baik orang lain kepada dirinya

adalah termasuk kafir.32

Kafir dikatakan semakna dengan thaghut, karena kafir adalah kebalikan

dari iman yaitu mengingkari ajaran–ajaran yang dibawa oleh nabi

Muhammad yang sampai pada kita dengan jalan yang yakin dan pasti,

seperti halnya thaghut yaitu melakukan penyimpangan atau penyelewengan

terhadap apa yang telah ditetapkan oleh Allah.

32. Ahmad Izzuddin Al-Bayanuni, Kafir dan Indikasinya, ( Surabaya: Bina Ilmu, 1989 ), hlm. 2-5

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

16

4. Sihir

Kata sihir menurut bahasa berarti merupakan suatu pekerjaan untuk

mendekati Syetan atau meminta suatu pertolongan terhadapnya ( syetan ).

Makna lain dari sihir adalah mengalihkan sesuatu dari wujud yang sebenarnya

kepada wujud yang lain ( yang tidak sebenarnya ). Sihir menurut pandangan

Fakhruddin al-Razi adalah merupakan bagian dari sesuatu yang penyebabnya

tidak terlihat ( samar ), terbayang dalam wujud yang bukan sebenarnya dan

berlangsung melalui pemutar balikan dan tipu daya. Menurut Ibnu Qudamah,

sihir adalah “Bundelan“ ( Buhul ), mantera–mantera dan ucapan yang

diucapkan atau ditulis, atau mengerjakan sesuatu yang menimbulkan pengaruh

pada badan, hati atau akal orang yang terkena sihir dengan tidak

menyentuhnya. Jadi kata sihir adalah kesepakatan atau perjanjian antara

tukang sihir dengan syetan, dengan syarat, tukang sihir harus melakukan

perbuatan–perbuatan haram atau syirik, sebagai imbalan dari bantuan dan

kepatuhan syetan kepadanya.33

Ada lima cara tukang sihir mendekati syetan antara lain sebagai berikut :

1. Memakai atau membungkus Mushaf ( al–Qur’an ) pada kedua telapak

kakinya, kemudian dibawanya masuk ke WC atau kamar mandi.

2. Menulis beberapa ayat al–Qur’an dengan kotoran.

3. Menulis beberapa ayat al–Qur’an dibawah telapak kakinya.

4. Menulis surat al–Fatihah secara terbalik

5. Menyembelih hewan tanpa menyebut nama Allah dan dipersembahkan

kepada syetan, dengan cara meletakkannya di suatu tempat yang telah

ditetapkan oleh syetan.

33. Wahid Abdussalim Baly, Ilmu Sihir dan Penangkalnya, ( Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1995 ), cetakan I, hlm. 1

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

17

Dari kelima uraian di atas dapat di tarik satu kesimpulan bahwa jin atau

syetan tidak akan membantu dan melayani tukang sihir jika tidak ada

imbalan, jika tukang sihir semakin kufur, maka semakin patuhlah syetan

dalam melaksanakan perintah dan melayani tukang sihir tersebut.

Sebaliknya jika tukang sihir itu tidak kufur atau tidak mau melaksanakan

perintah syetan, maka syetan tidak mau melakukan perbuatan–perbuatan

atau tidak mau melayani semua yang telah di minta oleh tukang sihir itu,

bahkan syetan membangkang semua perintah.34

Kata sihir telah dijelaskan dalam al–Qur’an yaitu surat Yunus ayat 77

sebagai berikut :

Artinya : Musa berkata “Apakah kamu mengatakan terhadap kebenaran waktu ia datang kepadamu, sihirkah ini ? “ padahal ahli–ahli sihir itu tidaklah mendapat kemenangan “.35

Semaknanya kata sihir dengan thaghut terletak pada pengertian yaitu

keduannya sama melakukan suatu perbuatan yang menuju penyesatan dan

kemaksiatan yang tidak mendapatkan ridha dari Allah, bahkan keduannya

malah mendapatkan murka dari Allah karena menyimpang atau

menyeleweng dari ketentuan yang telah ditetapkanNya.

C . Ayat-ayat Yang Menerangkan Kata Thaghut

Kata thaghut beserta kata jadiannya disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak

delapan kali dalam sembilan ayat pada lima surat.36 Ayat –ayat tersebut

adalah:

34. Ibid, hlm. 6 35. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, ( Semarang : CV. Asy-Syifa, 1992 ), hlm. 318

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

18

1. Dari surat al-Baqarah ayat 256 :

“ Tidak ada paksaan untuk ( memasuki ) agama ( Islam ), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang salah. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.”37

Konteks ayat ini menceritakan tentang kisah seorang dari golongan

Ansar, yang bernama Hushain dari suku Bani Salim bin Auf yang

mempunyai dua orang anak yang beragama Nasrani, sedangkan Hushain

seorang muslim. Ia bertanya kepada Rasulullah SAW: “ Bolehkah saya

paksa kedua anak itu, karena mereka tidak taat kepadaku, dan tetap ingin

beragama Nasrani ?. Maka jawabannya Allah menurunkan surat al-Baqarah

ayat 256 ini, bahwa dalam agama Islam itu tidak ada paksaan dalam

menganut suatu agama.

Di ayat 256 surat al-Baqarah ini menjelaskan bahwa apabila orang tidak

percaya lagi kepada thaghut dan telah mulai beriman kepada Allah, waktu

itulah dia telah mulai memegang tali yang teguh yang tidak akan lepas-lepas

lagi selama-lamanya.

2. Ayat 257 dari surat Al-Baqarah :

36. Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Al-Mu’jam al-Mufahras li Al faz al-Qur’an al-Karim, ( Kairo: Dar al-Hadits, 1980 ), hlm. 541-542 37. Depag RI, op.cit, hlm. 63

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

19

“ Allah pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan ( kekafiran ) kepada cahaya ( iman ). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan. Syaitan mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada (kekafiran ), mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya.38

Ayat ini diturunkan karena ada suatu riwayat yang menunjukkan

segolongan kaum yang beriman kepada Isa dan yang tidak beriman kepada

Isa. Setelah Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah, maka yang beriman

pada Isa kufur kepada Nabi Muhammad dan yang kufur pada Isa mereka

artinya beriman pada Nabi Muhammad. Dari ayat ini dapat diketahui bahwa

dengan ilannur, yang ditunjukkan kepada mereka yang beriman kepada Isa,

dan setelah Nabi Muhammad SAW diutus mereka pun beriman juga

kepadanya ( Isa ).39

Pada ayat 257 telah dikatakan bahwa orang yang beriman yang jadi

waliNya, jadi pemimpin dan pelindungnya ialah Allah sendiri, yang

membawanya dari tempat yang gelap gulita kepada padang yang terang

bercahaya, sebaliknya orang yang kafir, pemimpin dan pelindungnya ialah

thaghut. Thaghut itu pemimpin mereka keluar dari tempat yang terang-

benderang bercahaya akan di bawa ke tempat yang gelap gulita, dan mereka

jadi ahli neraka dan kekal di dalamnya.

3. Dari Surat An-Nisa ayat 51 : 38. Ibid. 39. KH. Qomaruddin Shaleh, Asbabun Nuzul, ( Bandung : CV. Diponegoro, 1997 ), cetakan : XIX, hlm. 84-85

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

20

“ Tidakakah kamu memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari ahli kitab ? mereka percaya kepada yang disembah selain Allah dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir ( musyrik Mekkah ), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman”.40

Dalam suatu riwayat dikemukakan ketika Ka’b bin al Asyraf ( Yahudi )

datang ke Mekkah, berkatalah orang Quraisy : “ Tidakkah kau lihat orang

yang berpura-pura sabar dan terputus dari kaumnya, yang menganggap

dirinya lebih baik dari pada kami ? padahal kami menerima orang yang naik

haji, menjadi khadam ka’bah dan pemberi minum”. Berkatalah Ka’b bin al

Asyraf : “ kamu lebih baik daripada dia ( Muhammad ), maka turunlah ayat

ini berkenaan dengan mereka sebagai penjelasan tentang kedudukan mereka

yang dila’nat oleh Allah.

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa penggerak persekutuan antara

kaum Quraisy. Ghathafan dan Bani Quraidlah dalam perang ahzab ialah Hay bin

Akhthab, Salam bin Abil Haqiq, Abu Rafi, ar-Rabi bin Abil Haqiq, Abu Imarah,

dan Haudah bin Qais dari kaum Yahudi bani Nadhir. Ketika bertemu dengan

kaum Quraisy, mereka berkata: “ Inilah pendeta-pendeta Yahudi dan ahli ilmu

dari kitab-kitab yang dahulu. Cobalah kalian bertanya kepada mereka apakah

agama Quraisy yang lebih baik daripada agama Muhammad, dan kalian lebih

mendapat petunjuk daripada Muhammad dan pengikutnya. Maka turunlah ayat

40. Depag RI, op. cit, hlm. 127

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

21

tersebut di atas sebagai peringatan, teguran, makian dan kutukan Allah kepada

mereka.41

4. ayat 60 dari Surat An-Nisa :

“ Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka ( dengan ) penyesatan yang sejauh-jauhnya”.42

Ayat ini menjelaskan bahwa ada suatu riwayat seorang pendeta Yahudi

bernama Abu Barzah al Aslami, dia biasa menyelidiki kaumnya dan

menyelesaikan perselisihan diantara mereka. Pada suatu waktu datanglah

kaum muslimin meminta bantuan untuk menyelesaikan perselisahan mereka.

Maka Allah menurunkan ayat ini sebagai teguran untuk kaum muslimin agar

tidak minta bantuan penyelesaian kepada thaghut.

Riwayat lain mengemukakan bahwa Jullas bin Ash Shamit yang

mengaku-ngaku beragama Islam, ketika diajak oleh orang Islam untuk

meminta bantuan Rasulullah dalam menyelesaikan suatu perselisihan diantara

mereka, mereka menolak dan mengajak kaum muslimin untuk minta bantuan

kepada pendeta-pendeta mereka ( hakim-hakim jahiliyah ).

41. KH . Qomaruddin Shaleh, op. cit, hlm. 136-137 42. Depag RI, op. cit, hlm. 128

Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

22

Maka turunlah ayat tersebut diatas sebagai larang kepada seorang muslim

untuk minta diadili oleh hakim-hakim thaghut. Kedua ayat tersebut diatas

telah diterangkan tentang setengah orang yang mendapat bahagian dari kitab,

yaitu kitab Taurat atau Injil atau kitab-kitab Nabi yang terdahulu. Ada di

kalangan mereka itu yang percaya kepada Jibti dan Thaghut. Dan juga

diterangkan orang yang dengan mulutnya mengakui beriman kepada

Muhammad dan beriman juga kepada Rasul-rasul yang sebelum Muhammad,

tetapi mereka ingin hendak meminta keputusan hukum kepada thaghut itu.

5. Ayat 76 dari surat An-Nisa:

“ Orang-orang yang beriman, berperanglah mereka pada jalan Allah, tetapi orang-orang yang kafir, berperang mereka pada jalan thaghut. Maka perangilah olehmu pengikut-pengikut syaitan itu, sesungguhnya tipu daya syaitan adalah lemah.43

Ayat ini diturunkan oleh Allah SWT untuk menerangkan pada kita

tentang orang-orang yang berjuang, orang yang beriman pada Allah pastilah

perjuangannya hanya terhadap Allah semata. Sedangkan orang-orang yang

kafir berjuangnya adalah ditunjukan pada thaghut atau syetan, selain itu ayat

ini juga menerangkan tentang seorang pemimpin yang berbuat sewenang-

wenang terhadap orang kecil atau bawahannya.44

Pada ayat 76 ini diterangkan tentang dasar-dasar orang berjuang. Kalau

orang yang beriman, dia berjuangnya ialah pada jalan Allah. Tetapi orang-

orang yang kafir berjuangnya ialah pada jalan thaghut. Pada lanjutan ayat

43. Ibid. hlm. 76 44. Prof. Dr. H. Hamka, Tafsir al-Azhar, ( Jakarta: Panji Pustaka, 1983 ), jilid. XXIV, hlm. 26

Page 23: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

23

diperintahkan kepada orang yang beriman, hendaklah perangi wali-wali

syetan itu.

6. Ayat 60 dari surat al-Maidah :

“ Katakanlah: Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orng yang lebih buruk pembalasannya dari ( orang-orang fasik ) itu disi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuk dan dimurkai Allah, diantara mereka ( ada ) yang dijadikan kera dan babi dan ( orang yang ) menyembah thaghut ? mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus”.45

Ayat ini diturunkan karena ada suatu peristiwa dari Abu Syeh dan Ibnu

Hibban yang menyatakan bahwa ada dua orang yang pernah menampilkan

sebagai pemeluk agama Islam, tetapi mereka berdua munafik, kedua orang itu

adalah Rifa’ah bin Zaid bin Tabut dan Suwaid bin Harits, betapa orang Islam

menyayangkan perbuatan kedua orang itu. Ayat tersebut di atas menegaskan

bahwa Allah melarang terhadap orang Islam mengambil orang-orang munafik

sebagai pemimpinnya.46

Sehubungan dengan turunnya ayat tersebut di atas Ibnu Abbas

meriwayatkan bahwa ada segolongan orang-orang Yahudi datang kepada Nabi

SAW, yang diantaranya ialah Abu Yasir Ibnu Akhthab, Nafi Ibnu Abu Nafi,

dan Ghazi Ibnu Umar, mereka bertanya kepada Nabi SAW tentang rasul-rasul

45. Depag RI, op. cit, hlm. 170 46. Al Imam Jalaluddin As Suyuti, Riwayat Turunnya Ayat-ayat Suci Al-Qur’an, ( Semarang: CV, Asy-Syifa, 1991 ), hlm. 192

Page 24: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

24

yang diimaninya, kemudian Nabi menjawab: “ aku beriman kepada Allah dan

apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qup dan anak cucunya,

dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa beserta apa yang diberikan

kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun

diantara mereka dan kami hanya tunduk dan patuh kepadaNya”. Tatkala Nabi

SAW menuturkan tentang perihal nabi Isa, mereka kontan mengingkari

kenabian Isa, dan mengatakan : “ kami tidak beriman kepada Isa dan juga

orang-orang yang beriman kepadaNya”.47

Bahwa ayat ini menerangkan tentang orang yang akan mendapat ganjaran

sangat buruk di sisi Allah, yaitu tentang orang-orang yang dikutiki oleh Allah

dan Allah sangat murka kepadanya sehingga dijadikan setengah mereka

menyerupai monyet-monyet dan babi-babi dan penyembah thaghut.

7. Ayat 17 dan 18 dari surat az-Zumar :

“ Dan orang-orang yang menjauhi thaghut ( yaitu ) tidak menyembah dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku”. “Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal”.48

Ayat ini turun karena berkenaan dengan suatu peristiwa yaitu ada seorang

laki-laki dari golongan Ansar datang menghadap Rasulullah SAW, dan

47 . Imam Jalaluddin As Suyuti dan Imam Jalaluddin al-Mahalliy, Tafsir Jalalain, ( Bandung: sinar Baru, 1990 ), cetakan. I, hlm. 524 48. Depag RI, op. cit , hlm. 748

Page 25: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

25

berkata : “ ya Rasulullah, aku mempunyai tujuh hamba telah aku merdekakan

seluruhnya untuk ketujuh pintu neraka. Orang tersebut telah mengikuti

petunjuk Allah. Orang-orang yang dimerdekakan oleh seorang golongan

Ansar adalah Zaid bin Amrbin Nafil, Abu Dzar al-Ghifari dan Salman al-

Farisi di zaman jahiliyah telah mengaku bahwa” tiada Tuhan melainkan hanya

Allah.49

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa segala orang yang menganggap dirinya

atau dianggap oleh orang lain sangat berkuasa, sehingga dapat menyamai

kekuasaan Allah sendiri. Seperti Nabi Musa di perintah TuhanNya untuk pergi

kepada Fir’aun menyampaikan da’wah, sebab Fir’aun itu sudah merasa sangat

berkuasa, sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat Tha-ha ayat 24

sebagai berikut:

“ Pergilah kepada Musa Fir’aun sesungguhnya dia sudah thaghaa (

melampui batas ) “.50

8. Ayat 36 dari surat an-Nahl:

“ Dan sesungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat ( untuk menyerukan ), sembahlah Allah ( saja ), dan jauhilah thaghut itu. Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula diantaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya, maka

49. KH. Qomaruddin Sholeh, op.cit, hlm. 427 50. Depag RI, op. cit, hlm. 478

Page 26: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian 1. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1... · 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG THAGHUT A. Pengertian

26

berjalanlah kamu di mika bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan ( Rasul-rasul ) “.51

Surat an-Nahl ayat 36 yang diturunkan oleh Allah di kota Mekkah ini,

menerangkan tentang tiga pokok utama tugas seorang rasul, jika rasul diutus

oleh Allah untuk kemaslahatan umat manusia, ialah supaya mereka mau

hanya menyembah kepada Allah semata dan menjauhkan diri dari thaghut.

Dari kesepuluh ayat dari lima surat tersebut di atas, dua surat diturunkan

di kota Mekkah yaitu surat an-Nahl dan surat az-Zumar, dan yang ketiga surat

lainnya diturunkan oleh Allah SWT di kota Madinnah surat-suratnya adalah

surat al-Baqarah, surat an-Nisa dan yang terakhir adalah surat al-Maidah.

Setelah kita mengetahui surat-surat yang membahas tentang kata thaghut,

maka kita tidak akan kesulitan lagi dalam memahami kata thaghut tersebut.

51. Ibid, hlm. 407