bab iii hasil penelitian dan pembahasan a. profil ...eprints.umm.ac.id/60090/38/bab iii.pdf · 25...
TRANSCRIPT
-
25
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Kepolisian Resort Malang Kota
1. Lokasi Kepolisian Resort Malang Kota
Kepolisian Resort Kota Malang (Polresta Malang) berlokasi di Jal.
Agung Suprapto No. 19 Malang, yang terletak di depan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar. Kepolisian Resort Kota Malang
(Polresta Malang) di pimpin oleh seorang Kapolres yang berpangkat
AKBP yaitu AKBP Dony Alexander S.I.K., MH. dan dibantu oleh
seorang Wakapolres yang berpangkat KOMPOL yaitu KOMPOL Ari
Trestiawan, SH., S.I.K, keduanya merupakan unsure pimpinan. Untuk
melaksanakan tugas pimpinan dan pengolahan organisasi unsure
pimpinan di bantu oleh unsur pengawasan yaitu Siwas dan Si Propam,
serta juga dibantu oleh unsur pembantu staf pimpinan yaitu Sikeu
(seksi keuangan) dan Sium (seksi umum). Selain itu terdapat juga
unsur pengawas pembantu pimpinan yaitu Bagsumda (bagian sumber
daya), Bagren (bagian perencanaan), Bagops (bagian opersaional).
Unsure pimpinan juga dibantu oleh unsur pelaksana fungsi teknis
operasional yaitu Satuan lalulintas (satlantas), Satuan intelijen dan
Pengamanan (satintelkam), Satuan reserse kriminal (satreskrim),
Pembinaan dan Kemitraan (Binamitra), dan Satuan samapta
(satsamapta). Tugas secara umum dari masing-masing teknis
operasional adalah:
-
26
a) Satlantas bertugas untuk menyelenggarakan dan melaksanakan
fungsi teknis lalu lintas dalam seluruh wilayah polres.
b) Satintelkam bertugas melakukan deteksi dini dan
memberikanperingatan masalah dan perkembangan masalah
dan perubahan sosial dalam msyarakat.
c) Satreskrim bertugas membina fungsi dan menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana.
d) Bina mitra bertugas untuk pembinaan dan penyuluhan tentang
peraturan peraturan-peraturan baru kepada masyarakat.
e) Satsamapta bertugas untuk memberikan perlindungan, dan
pengayoman dan pelayanan masyarakat.
Kemudian adanya unsur pendukung yaitu Sitipol, dan juga terdapat
unsur pelaksana tugas kewilayahan yaitu Polisi Sektor (Polsek) yang
menjadi tanggung jawab dari Kapolres, dimana saat ini Polresta
malang Memiliki 5 Polsek wilayah antara lain adalah:
1. Polsek Lowokwaru
2. Polsek Klojen
3. Polsek Blimbing
4. Polsek Sukun
5. Polsek Kedung Kandang19
19 Diperoleh dari KANIT DIKYASA / IPTU Mohammad Saikhu, SH. Satlantas Polres Malang
Kota, Tanggal 14 April 2019
-
27
2. Visi dan Misi Polres Malang Kota
Visi dari Polres Malang Kota adalah terwujudnya Polri yang makin
profesional, unggul dan dipercaya masyarakat guna mendukung
terciptanya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian
dengan berlandaskan semangat gotong royong di wilayah hukum
Polres Malang Kota.
Sedangkan Misi daripada Polres Malang Kota adalah :
a) Mewujudkan pemuliaan dan kepercayaan publik (trust building)
dengan perlindungan, pengayoman dan pelayanan sampai lini
terdepan, melalui konsep “Mabes Kecil-Polda Cukup-Polres Besar-
Polsek Kuat”.
b) Mewujudkan pemberdayaan kualitas sumber daya manusia Polri
yang profesional dan kompeten, yang menjunjung etika dan sendi-
sendi hak asasi manusia.
c) Meningkatkan motivasi dan kesejahteraan personel Polri (well
motivated dan welfare).
d) Mewujudkan deteksi dini melalui kegiatan deteksi dini, peringatan
dini dan cegah dini secara cepat akurat dan efektif.
e) Mewujudkan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat
dengan pemahaman, kesadaran dan kepatuhan hukum melalui
strategi Polmas serta membangun sinergi polisional yang proaktif
dengan Kementerian/Lembaga.
-
28
f) Melakukan penegakan hukum yang berkeadilan, menjujung tinggi
HAM dan anti KKN.
g) Mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran
berlalulintas.
h) Mewujudkan teknologi dan sistem informasi kepolisian secar
berkelanjutan yang terintegrasi secara menyeluruh (nasional), yang
didukung dengan penelitian dan kajian ilmiah, guna lebih
mengoptimalkan kinerja Polri.
i) Mewujudkan anggota Polri yang kompeten yang dibuktikan
dengan sertifikasi kecakapan kecabangan profesi.
j) Mewujudkan intelijen kepolisian yang profesional dan kompeten
untuk memastikan dukungan yang handal bagi keamanan,
pencegahan dini kriminalitas dan pengambilan keputusan yang
tepat pada kebijakan keamanan.20
3. Struktur Organisasi Polres Malang Kota
Struktur organisasi sangat di perlukan dalam berorganisasi karena
merupakan sesuatu tatan perkumpulan atau sekelompok orang yang
mempunyai posisi atau bagian-bagian untuk menjalankan suatu
tanggungjawab pekerjaan secara terorganisir supaya mencapai suatu
tujuan.
Penulis diarahkan oleh Narasumber terkait sumber data berupa
bagan struktur organisasi Polres Malang Kota beserta bagan struktur
20 Ibid
-
29
KASAT
LANTAS
KAUR MINT
OPS
KANIT
DIKYASA
KANIT
PATROLI
KANIT
REK
KANIT
LAKA
Unit SIM Unit STNK Unit BPKB
organisasi Satlantas Polres Malang Kota beserta penjelasan fungsi
tugas pokok sebagai berikut :
Struktur Organisas Satlantas Polres Malang Kota
Sumber data : MINOPS LANTAS POLRES MALANG KOTA.
Tugas pokok struktur organisasi :
1. Kasatlantas
a) Menyelenggarakan fungsi teknis lalu lintas dalam wilayah
Resort Malang Kota yang meliputi sebagai berikut :
a. Gakumlantas
b. Dikmas lantas
c. Perekayasaan jalan
-
30
d. Reg ident lantas
b) Kasat lantas bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas
kewajibanya kepada kapolres dan dalam melaksanakan tugas
kewajibanya dibantu oleh kaur min ops.
2. Kaur min ops
a) Menyelenggarakan administrasi pelayanan bidang lalu lintas.
b) Koordinator staff lalu lintas dalam rangka melaksanakan,
merencanakan, serta melaporkan kegiatan.
c) Menyelenggarakan dan merencanakan operasional lalu lintas.
3. Kanit dikyasa
a) Unit yang melaksanakan kegiatan dalam rangka pendidikan
kepada masyarakat yang terorganisir maupun tidak terorganisir
serta rekayasa lalu lintas.
b) Memberikan bimbingan dan penyuluhan serta penerapan
kepada pengguna jalan.
4. Kanit patroli
Menyelenggrakan kegitan dalam rangka preventif, represif
dan prempetif pada pengguna jalan.
4. Gambaran Umum Wilayah Hukum Polres Malang Kota
Kota malang yang terletak di dataran tinggi yaitu pada ketinggian
antara 440-667 meter di atas permukaan air laut, merupakan salah
satu kota tujuan pariwisata karena keindahan alamnya yang di
kelilingi pegunungan. Letak kota malang 112.06 – 112.07 bujur
-
31
timur dan 7.06 – 8.02 lintang selatan. Dengan batas wilayah sebagai
berikut:
1) Sebelah Utara: Kecematan Singosari dan Kecematan Karangploso,
Kabupaten Malang.
2) Sebelah Timur: Kecematan Pakis dan Kecematan Tumpang,
Kabupaten Malang.
3) Sebelah Selata: Kecematan Tajinan dan Kecematan Pakisaji,
Kabupaten Malang.
4) Sebelah Barat : Kecematan Wagir, Kecematan Dau, Kabupaten
Malang.
B. Penegakan Pasal 106 ayat 1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
Berkaitan dengan Penggunaan Handphone Oleh Ojek Online Di Jalan
Raya
1. Prosedur Pelaksanaan Razia Kendaraan Bermotor oleh Satlantas
pada Penggunaan Handphone Oleh Ojek Online Di Jalan Raya
Perlu diketahui bahwa penegak hukum yaitu kepolisian memiliki
standard operational Procedure yang mana mengacu pada pasal 13
Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan
Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam pengecekan
sebuah kendaraan. Yang mana sepeda harus patuh terhadap rambu lalu
lintas, memperhatikan penuh aspek dari keselamatan, kelengkapan
dokumen berkendara seperti SIM dan STNK yang masih berlaku,
-
32
kewajiban untuk menyalakan lampu, Patuh pada batas kecepatan yang
telah ditentukan, kelengkapan kendaraan terutama pada sepeda seperti
spion, ban standar, warna sepeda sesuai dengan STNK, lampu-lampu
menyala dengan normal, helm SNI, Plat Nomor kendaraan terpasang
dan harus lihai dalam memposisikan kendaraan dari depan dan
haluan21
Pelaksanaan Razia atau operasi kendaraan bermotor tidak memiliki
jadwal yang pasti namun dilaksanakan secara berkala. Jika melihat
dari Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang
Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan
Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan telah dijelaskan pada
ayat (1),(2), dan (3) yang mana ayat (3) menjabarkan bagaimana razia
dapat diadakan karena adanya pertimbangan dari beberapa poin
dimulai dari naiknya pelanggaran dan kecelakaan, angka kejahatan
dengan kendaraan yang naik, kendaraan tidak memenuhi persyaratan
teknis dan laik jalan, ketidaktaatan pemilik kendaraan untuk menguji
kendaraan, pelanggaran kelebihan muatan, dan juga pelanggaran
perizinan angkutan umum. Hal inilah yang menjadi pertimbangan
diadakannya pelaksanaan razia kendaraan bermotor. Proses
penindakan saat ini banyak memberikan kemudahan karena jika
kendaraan telah melakukan pelanggaran dan mendapat tilang maka
bisa langsung dilaksanakan proses pembayaran denda tilang yang
21 Diperoleh dari Bripka Adi Candra, SH. Satlantas Polres Malang Kota, Tanggal 14 April 2019
-
33
mana langsung dibayarkan ke bank BRI terdekat dari si pelanggar
tersebut. Akan tetapi saat ini pembayaran hanya bisa dibayarkan di
ATM BRI. Dan struk pembayaran diserahkan untuk mengambil
barang bukti yang disita. Jadi, tidak perlu untuk ke pengadilan di
daerah pelanggar terkena razia.
Perlu diketahui bahwa pada kasus penggunaan handphone bagi
siapapun yang melakukan pelanggaran yaitu penggunaan handphone
pada saat berkendara terutama pada kendaraan beroda dua tetap
dilaksanakan proses tilang yang mana walaupun ojek online jika tetap
menggunakan handphone maka akan di tilang.
2. Problem Pelaksanaan Razia Kendaraan Bermotor pada Pengguna
Handphone oleh Ojek Online di Jalan Raya
Dalam hal ini, ojek online yang dalam pekerjaannya memakai
handphone sebagai alat utama untuk bekerja atau dapat dikatakan
tidak dapat dipisahkan dengan handphone karena untuk dapat
melakukan suatu pekerjaan yaitu pada layanan ojek online, ojek online
sebagai driver mendapat pesanan dari konsumen melalui aplikasi ojek
online. Dari pihak Kepolisian sebagai penegak hukum terutama pada
saat melakukan razia kendaraan bermotor memiliki problem bahwa
handphone yang penggunaannya sebagai alat untuk komunikasi antara
driver ojek online dan konsumen yang penggunaan handphone sendiri
pada saat di jalan raya termasuk dalam pelanggaran. Dan problem
kedua adalah Polisi tidak dapat melakukan pengawasan terhadap ojek
-
34
online yang setiap waktu menggunakan handphone baik dalam waktu
pagi, siang, sore, maupun malam hari. Hal ini tentu menimbulkan
kesimpulan di dalam masyarakat bahwa ojek online dapat
menggunakan handphone yang mana masyarakat ketika menggunakan
handphone (terutama penggunaan GPS) dapat dikenakan tilang.
3. Analisis Permasalahan Terkait Penggunaan Handphone Di Jalan
Raya
Terkait dengan problem di atas, bahwa fakta di lapangan masih
banyak penggunaan handphone di jalan raya dan di setiap tahunnya
meningkat dari tahun 2016 ke tahun 2017 yang mana peningkatan
tersebut dari berjumlah 292 naik ke 316 pelanggaran terkait
penggunaan handphone di jalan raya. Walaupun tidak dikatakan
secara spesifik karena pasal ini dikenakan tidak hanya kepada driver
ojek online tetapi kepada masyarakat umum. dari pihak Kepolisian
juga mengadakan sosialisasi tentang larangan penggunaan handphone
kepada ojek online guna mengurangi pelanggaran yang terjadi di jalan
raya. Namun, meski telah diadakannya sosialisasi berupa larangan
penggunaan handphone pada ojek online. hal itu tidak berjalan dengan
efektif mengingat handhphone sendiri sebagai alat utama dalam
pekerjaan ojek online yang mana aplikasinya berada pada handphone.
Menurut hemat penulis, Pasal 106 Ayat 1 Nomor 22 Tahun 2009
tentang Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ini tidak
efektif. Mengingat bahwa pasal tersebut tidak relevan atau selaras
-
35
dengan yang terjadi di lapangan. Dan faktanya apabila ojek online
masih tetap terkena razia tentang penggunaan handphone akan
menghambat kemajuan teknologi dan ekonomi negara karena dari
pihak Kepolisian memiliki diskresi yang mana digunakan sebagai
dasar untuk melakukan teguran apabila driver ojek online secara
teknis aktif dalam menggunakan handphone pada saat berkendara.
Sebab dapat kita lihat dari hasil wawancara para driver ojek online
yaitu pasal ini dianggap memberatkan pihak driver ojek online ketika
akan melaksanakan pekerjaan seperti yang dicontohkan salah satu
driver ojek online pada saat melakukan pengambilan suatu orderan,
driver ini membutuhkan komunikasi antara driver dengan konsumen.
Ketika titik penjemputan konsumen berada melewati atau mendekati
tempat pemeriksaan atau operasi lalu lintas yang dilaksanakan oleh
pihak kepolisian, maka pekerjaan driver ojek online akan terhambat
atau mengakibatkan cancel dari pihak konsumen.
C. Efektivitas Pasal 106 Ayat (1) Nomor 22 Tahun 2009 tentang Undang
– Undang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Dalam Lingkup
Kemajuan Teknologi
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi dan
informasi yang berkembang pesat mendorong perubahan perilaku serta
budaya pada masyarakat dengan sangat cepat sehingga menimbulkan
dampak berupa ketertinggalan hukum yang berlaku dalam masyarakat, hal
ini menjadikan hukum tidak relevan dan terpincang-pincang dengan
-
36
adanya fakta di dalam masyarakat yang mana masyarakat tidak lagi
mengindahkan aturan yang berlaku karena adanya manfaat yang lebih
besar yang timbul dari adanya perkembangan teknologi dan informasi (Het
recht hinkt achter de faiten aan). Hukum dianggap tidak bekerja dengan
baik jika tidak relevan dengan konteks sosialnya ( Anthony Allots 1980: 5
). 22
Menurut Bripka Adi Candra Sujatmiko S.H. dapat dikatakan
sebelum adanya pemberlakuan tilang kepada para driver ojek online untuk
ditegur ketika pada saat menggunakan handphone di jalan raya baik hanya
ditempelkan pada bracket tempat handphone yang ada di stir sepeda motor
atau hingga terjadinya penilangan kepada driver ojek online ketika
membawa handphone dengan satu tangan dan tangan lainnya
mengemudikan sepeda motor karena dampak yang ditimbulkan nantinya
adalah dikhawatirkannya handphone driver dapat terjatuh yang mana nanti
dapat memecah konsentrasi pada saat berkendara dan artinya hal ini dapat
menimbulkan kerugian bagi dirinya sendiri ataupun orang lain. Akan lebih
baik apabila driver yang ketika di jalan atau mendapatkan suatu orderan
apabila dalam penggunaannya memerluka GPS untuk menepi terlebih
dahulu dan dapat menggunakan GPS.23
Penafsiran terkait pasal 106 ayat 1 Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dapat dikatan menjadi
rancu karena penggunaan GPS pada smartphone sendiri jika dilihat dari
22 Gunardi SA Lumbantoruan, Relevansi Larangan Penggunaan Mobile Phone Saat
Mengemudikan Kendaraan Bermotor. Jurnal RechtsVinding Online hal 1 23 Ibid
-
37
sudut pandang secara gramatikal adalah boleh apabila tidak mengganggu
konsentrasi pada saat berkendara. namun juga berlawanan dengan
penafsiran atau penjelasan pasal bahwa segala bentuk sesuatu penggunaan
pada handphone atau smartphone adalah dilarang. Maka dengan adanya
kerancuan ini, para pengguna GPS di jalan raya dapat terkena sanksi
pidana yang diatur pada pasal 283 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yaitu dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 3 ( tiga ) bulan atau dendang paling banyak Rp
750.000,00 ( tujuh ratus lima puluh ribu rupiah ). Tentu hal ini dapat
memberatkan dari pihak pekerja ojek online karena GPS sendiri
merupakan alat utama dalam pekerjaan ojek online dan pasal ini dikatakan
tidak relevan dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi
karena dampak yang ditimbulkan ketika pasal ini memang diharuskan
untuk ditaati tanpa memperhatikan tujuan hukum.
Dari pihak penegak hukum yaitu Kepolisian Resort Malang Kota
Bagian Satlantas akan mengadakan sosialisasi berupa larangan
penggunaan handphone pada saat berkendara di jalan raya. Hal ini
merupakan bentuk preventif yang nantinya bisa diharapkan oleh penegak
hukum agar dapat mengurangi angka pelanggaran di Malang Kota. Karena
dikhawatirkan nanti dengan banyaknya penggunaan handphone di jalan
raya, masyarakat dapat secara bebas menggunakan handphone di jalan
raya.
-
38
Menurut keterangan hasil wawancara dengan driver ojek online
salah satu dari mereka yang bernama Bapak Abdul Majid menerangkan
bahwa poin penting ketika berkendara pada saat melakukan pengambilan
orderan dan menggunakan GPS yaitu fokus terhadap berkendara haruslah
dalam konsentrasi tinggi dan hal ini menjadi acuan untuk tetap efisien dan
maksimal dalam pekerjaannya karena kebutuhan dalam efisiensi sangat
dibutuhkan. Karena jika driver diharuskan untuk menepi terlebih dahulu
dan baru melihat GPS maka akan menghambat pekerjaan dan tidak dapat
secara maksimal dalam pekerjannya.24
Perihal hal ini, menurut hemat penulis bahwa dengan adanya
peningkatan jumlah pelanggaran penggunaan handphone dari tahun 2017
hingga ke tahun 2018 pasal ini dikatakan tidak efektif; hal ini dapat
dibuktikan dengan seberapa banyaknya driver ojek online masih
menggunakan handphone pada saat berkendara. Substitusi pasal 106 ayat 1
Undang – Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan dapat dikatakan efektif apabila masyarakat terutama ojek
online telah mengerti tentang adanya larangan dan mau menaati peraturan
yang berlaku atau hal-hal yang tidak termasuk pelanggaran dalam
penggunaan handphone. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa jika
pasal 106 ayat 1 Undang – Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan menyasar kepada ojek online akan bisa
menghambat proses pekerjaan ojek online karena pekerjaannya tidak
24 Diperoleh dari Bapak Abdul Majid Driver Grab Malang Kota, Tanggal 17 Oktober 2019
-
39
secara maksimal bisa terlaksana mengingat jika dilihat dari
kemanfaatannya yang lebih besar dan hukum tidak akan bekerja dengan
baik apabila jika tidak relevan dengan konteks sosialnya yang mana ojek
online sendiri sebagai konteks sosial. Dengan dasar ini pasal 106 ayat 1
Undang – Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan dapat dikatakan tidak efektif mengingat adanya
pertentangan antara kebutuhan masyarakat yang sebagaimana tujuan
hukum yaitu keadilan, kepastian dan kemanfaatan dari pasal ini tidak
sesuai dengan dinamika masyarakat pada saat ini. Karena kebutuhan akan
GPS pada saat ini sangat diperlukan baik dalam pekerjaan maupun
kehidupan sehari-hari. Karena tujuan hukum sendiri hendaknya
memberikan manfaat yang seluas-luasnya dan sebesar-besarnya kepada
warga masyarakat.25 Namun jua tidak menutup kemungkinan bahwa driver
ojek online seharusnya perlu pembenahan mengenai aturan bagaimana
keselamatan daripada berkendara karena sudah seharusnya driver secara
sadar mementingkan keselamatan seperti yang diatur dalam pasal 106
Ayat 1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 yang mana pada peraturan
ini selalu diabaikan karena kurangnya efisiensi dalam pekerjaan. Hal ini
seharusnya selaras dengan apa yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
D. Penggunaan Handphone bagi Driver Ojek Online di Tengah
Perkembangan Jaman
25 Rena Yulia, Viktimologi : Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan. Hal 128
-
40
1. Aturan Pelarangan Penggunaan Handphone bagi Driver Ojek
Online di Tengah Perkembangan Jaman
Banyak perdebatan mengenai penindakan hukum bagi
pengguna GPS atau Global Positioning System pada handphone yang
mana digunakan pada saat aktif berkendara. Pada kasus ini dampak
yang ditimbulkan yaitu keresahan pada masyarakat sehingga
menimbulkan gugatan berupa uji materiil kepada Mahkamah
Konstitusi oleh Toyota Soluna Community26 dan dalam putusannya
(Putusan MK Nomor 23/PUU-XVI/2018) Mahkamah Konstitusi
permohonan uji materil dari para pemohon, meskipun dalam
penggunaan GPS sendiri dapat dibenarkan selama tidak mengganggu
konsentrasi pada saat mengemudi.
Sejalan dengan putusan yang telah keluar dari Mahkamah
Konstitusi, Penulis melakukan wawancara perihal permasalahan
penggunaan GPS pada ojek online kepada KANIT DIKYASA/IPTU
Mohammad Saikhu, SH. Dalam wawancara, saya memberikan
beberapa pertanyaan terkait dengan penggunaan GPS pada
Handphone pada saat berkendara di jalan raya oleh ojek online. Secara
garis besar beliau mengatakan kepada penulis bahwa menggunakan
handphone pada saat berkendara termasuk pelanggaran dalam
berkendara dan dapat dikenakan pasal 106 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 22 tahun 2009 karena dalam penjelasan tambahan telah
26 CNN Indonesia, MK tolak gugatan uji materi GPS pada saat berkendara dalam
https://www.cnnindonesia.com, diakses tanggal 7 Oktober 2019
https://www.cnnindonesia.com,/
-
41
diterangkan bahwasanya dalam frasa “penuh konsentrasi” adalah
setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor dengan penuh
perhatian dan tidak terganggu perhatiannya karena sakit, lelah,
mengantuk, menggunakan telepon atau menonton televisi atau video
yang terpasang di Kendaraan, atau meminum minuman yang
mengandung alkohol atau obat-obatan sehingga memengaruhi
kemampuan dalam mengemudikan Kendaraan. Disini dapat diketahui
bahwa menggunakan telepon (handphone) dilarang. Dan juga
diterangkan oleh bapak narasumber bahwa berkendara menggunakan
sepeda motor berbeda dengan berkendara menggunakan mobil yang
mana menggunakan sepeda motor dalam faktor keseimbangan harus
benar-benar fokus, jika memperhatikan handphone atau bahkan aktif
menggunakan pada saat berkendara, keseimbangan pada saat menyetir
kendaraan sepeda motor akan terganggu.27
Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 ini
berlaku secara universal yang mana peraturan ini tidak hanya
dikenakan kepada masyarakat tetapi pada ojek online atau dalam
artian pasal ini tidak memberi hak secara khusus kepada ojek online
walau notabenya membutuhkan atau sebagai alat utama dalam
pekerjaan ojek online. Walau dianggap sebagai represif, dari pihak
kepolisian tidak langsung memberikan sanksi pidana seperti pada
penyebutan pasal 283 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 yang
27 Diperoleh dari KANIT DIKYASA / IPTU Mohammad Saikhu, SH. Satlantas Polres Malang
Kota, Tanggal 14 April 2019
-
42
mana Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan
secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi oleh
suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam
mengemudi di Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1)
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau
denda paling banyak Rp750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu
rupiah).
Menurut bapak Bripka Adi Candra Sujatmiko, SH. Selaku
bagian Bukti Pelanggaran di Satlantas Polres Malang Kota
mengatakan bahwa penindakan awal pada pelanggaran penggunaan
smartphone di jalan raya oleh ojek online adalah berupa pemberian
teguran agar dapat disimpan dan melanjutkan perjalanan dengan tidak
mengandalkan GPS sebagai hal yang wajib digunakan pada saat
berkendara pada pekerjaan ojek online. Maka dari itu bapak
narasumber juga menerangkan bahwa alangkah baiknya jika
handphone dimasukkan ke dalam tas atau saku, bukan ditaruh pada
bracket pada setir kemudi sepeda motor karena untuk menghindari
tindak pidana lain berupa orang lain merampas handphone orang
tersebut, handphone jatuh, ataupun hal-hal lain yang dapat
mengakibatkan handphone menjadi berpindah dan rusak ataupun
hilang. Bapak Bripka Adi Sujatmiko, SH. Juga mengatakan bahwa ada
saat dimana handphone benar-benar boleh digunakan walau dalam
keadaan aktif sekalipun yaitu dengan menepikan sepeda di pinggiran
-
43
jalan raya atau stop di pinggir jalan raya yang tidak ada tanda S yang
dicoret dalam lingkaran atau biasa disebut Dilarang Stop, dan dalam
hal ini paling tidak atau sedikit banyaknya dapat mengamankan diri
sendiri ketika membawa sepeda motor ketika akan menggunakan
handphone pada saat di jalan raya.28
2. Kebutuhan Handphone Sebagai Alat Untuk Menjalankan Aplikasi
Ojek Online
Pada dasarnya kata online berkaitan dengan terhubungnya
internet dengan dunia maya. Dan untuk memobilisasikan online dalam
penerapannya pada sebuah ojek diperlukan suatu alat yaitu handphone
dimana alat ini dipergunakan sebagai alat komunikasi antara
konsumen dengan driver ojek online. Selain untuk komunikasi,
handphone ini juga memiliki fitur bernama Global Positioning System
atau GPS yang mana dipergunakan untuk alat navigasi, melacak titik
koordinat keberadaan konsumen sebagai pemesan ojek online. Dan
perlu diketahui bahwa pengunaan GPS sendiri adalah merupakan
suatu kebutuhan teknologi yang tidak dapat dihindarkan.
Kebutuhan handphone oleh ojek online tidak dapat dipisahkan
dengan pekerjaan yang mana memang harus benar-benar
menggunakan handphone secara aktif. Beberapa ojek online yang
penulis wawancarai pun berkata bahwa ojek online memang harus
benar-benar sering menggunakan handphone baik dalam mendapatkan
28 Diperoleh dari Bripka Adi Candra, SH. Satlantas Polres Malang Kota, Tanggal 14 April 2019
-
44
order-an, mencari keberadaan konsumen dalam keadaan berkendara,
menjemput konsumen atau orderan, lalu mencari alamat titik tujuan
dimana orderan atau konsumen yang akan dicapai. Dari hampir
keseluruhan runtutan cara kerja ojek online tidak dapat lepas dari
handphone atau dapat dikatakan bahwa pekerjaan ini memang sangat
membutuhkan handphone sebagai media yang vital dalam pekerjaan
ojek online. Karena tanpa menggunakan handphone, banyak
kesalahan-kesalahan yang dapat ditimbulkan seperti tidak
menggunakan GPS maka driver akan salah alamat tujuan, tidak dapat
bertemu dengan konsumen di titik temu, atau salah dalam menjemput
orderan atau konsumen, dsb.
Beberapa ojek online ketika wawancara mengaku bahwa pada
saat melaksanakan pekerjaan, mereka tidak terlalu fokus berkendara
karena lebih berfokus pada handphone dengan melihat GPS atau
mencari konsumen dan beberapa dari mereka sadar bahwa
menggunakan handphone adalah bentuk pelanggaran berlalu lintas
dan ketika penulis bertanya apakah ada kejadian yang mengakibatkan
terjadinya kecelakaan yang ditimbulkan akibat dari penggunaan
handphone pada saat berkendara dan mereka menjawab beberapa dari
mereka beberapa kali mengalami kejadian kecelakaan ringan seperti
menabrak kendaraan lain ataupun terjatuh dari sepeda. Menurut
keterangan yang disampaikan oleh Bapak M Hasan Ilyasin sebagai
pelaku pekerja ojek online dan beberapa mitra gojek yang penulis
-
45
wawancarai, beberapa diantara mereka mengaku kalau belum
mengetahui adanya larangan tentang penggunaan handphone ketika di
jalan raya dan dari hampir keseluruhan mitra ojek online yang telah
diwawancarai mereka belum pernah ditilang perihal penggunaan
handphone.29
Namun jika dilihat di sisi lain perihal penggunaan handphone
sendiri mereka sangat memerlukan adanya penggunaan handphone
pada pekerjaan mereka. Hal ini tidak dapat dipisahkan mengingat
pekerjaan utama mereka dimulai dengan menggunakan handphone
dan mendapatkan orderan atau konsumen dari handphone mereka.
Karena bisa disimpulkan bahwa model transportasi online seperti ojek
online sendiri hanya dapat digunakan atau dioprasikan melalui
handphone yang mana hal ini handphone menjadi unsur esensial
dalam pekerjaan ojek online.
Tidak menutup kemungkinan bahwa dewasa ini masyarakat
baik dari kalangan atas hingga kebawah membutuhkan transportasi
berbentuk online untuk mempermudah memobilisasi upaya dalam segi
komunikasi. Pengaruh perkembangan teknologi pun semakin dituntut
untuk mengalami perubahan dan kemajuan. Prinsip daripada hal
tersebut adalah bahwa peranan teknologi berkaitan erat dengan
peradaban manusia yang mana dampaknya masyarakat secara luas
harus mengikuti bagaimana roda kemajuan teknologi berkembang. Di
29 Ibid
-
46
samping itu ada beberapa hal yang berkaitan dengan perkembangan
teknologi komunikasi harus diperhatikan seperti pada ojek online yang
mana berhubungan dengan transportasi terutama di Indonesia.
Sedangkan kebutuhan akan teknologi sendiri termasuk juga
penggunaan GPS sendiri pada handphone merupakan suatu
keniscayaan yang tidak dapat terhindarkan.
Seperti yang kita ketahui bahwa ojek online menjadi sebuah
profesi yang kini ramai dipergunakan oleh masyarakat. Karena
penggunaan ojek online sendiri lebih praktis, efisien dan biaya yang
dikeluarkan lebih murah. Masyarakat sebagai konsumen dari ojek
online pun mengatakan bahwa dengan adanya ojek online mereka
tidak perlu repot untuk mencari-cari ojek di pangkalan atau tidak perlu
jauh cukup dijemput dimana konsumen berada. Dalam hal ini
kebutuhan masyarakat terhadap transportasi sendiri lebih mudah
karena di zaman modern ini segala aspek harus di tuntut untuk cepat
dan efisien. Masyarakat banyak terbantu dengan adanya ojek online
yang mana ojek online banyak memberikan fitur-fitur dalam aplikasi
ojek online yang dapat mempermudah urusan baik dalam transportasi,
jasa pembayaran tagihan, pengantaran barang, dll.
Jika dilihat dari aspek kebutuhan. Pertama, dari kebanyakan
masyarakat sendiri kebutuhan akan ojek online dapat digunakan pada
saat keadaan darurat yang mana artinya ojek online dengan efisiensi
yang lebih mudah diakses serta praktis atau dapat dikatakan mudah
-
47
dalam pemanggilannya. Berbeda dengan ojek konvensional dimana
mereka berkumpu dalam suatu titik dan konsumen diharuskan untuk
mencari ojek. Hal ini yang menjadi poin penting dalam hal efisiensi
dimana kegunaan aplikasi ojek online dapat mempermudah
menemukan ojek online dalam komunikasi serta pemanggilan driver.
Kedua, dari aspek biaya masyarakat dapat mengetahui biaya yang
akan dikeluarkan untuk jarak yang akan telah ditentukan dan biaya
yang dikeluarkan relatif murah mengingat secara perbandingan
dengan ojek konvensional yang mana biaya yang belum dapat
ditentukan sehingga konsumen harus melakukan perjanjian dengan
ojek konvensional terlebih dahulu dan biaya yang ditawarkan relatif
lebih mahal daripada ojek online dan dari ojek online sendiri sering
mendapat potongan biaya berupa “promo” dan hal ini menjadikan
banyak dari masyarakat lebih memilih untuk menggunakan jasa ojek
online. Maka dapat dikatakan ojek online dalam kebutuhan
masyarakat sangat diperlukan.