bab iii isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan...
TRANSCRIPT
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
BAB IIIISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN
TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA DAN LITBANGKABUPATEN BANYUASIN
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Terbitnya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), telah merubah pola perencanaan
yang ada dari shopping list ke working plan. Dimana organisasi perangkat daerah
menyusun perencanaan berdasarkan pagu indikatif dan perencanaan yang
disusun merupakan hasil dari proses perencanaan yang telah memadukan
proses politik, proses teknokratik, proses partisipatif dan proses bottom up dan
top down.
Keterpaduan proses perencanaan ini diharapkan akan lebih banyak dapat
menampung aspirasi masyarakat yang selama ini seolah-olah hanya sebagai
pelengkap dalam proses perencanaan. Indikasi dari persoalan tersebut adalah
kecilnya realisasi dari usulan yang disampaikan masyarakat melalui musyawarah
perencanaan pembangunan yang dapat tertampung dalam anggaran
pendapatan dan belanja daerah selama ini.
Guna mendukung kondisi yang diinginkan, kemampuan teknis
perencanaan perlu ditingkatkan, sehingga dapat mendorong berkembangnya
aspirasi masyarakat dan mengusulkannya dalam bentuk program dan kegiatan
yang memang benar-benar dibutuhkan untuk membawa kearah yang lebih baik
lagi, bukan sekedar kegiatan yang diinginkan seperti kebanyakan usulan selama
ini. Kondisi tersebut diatas sangat erat kaitannya dengan keberadaan institusi
perencana dalam hal ini Bappeda dan PM yang membantu Kepala Daerah dalam
Perencanaan Pembangunan Daerah, sehingga semakin profesional dalam
bidang tugasnya. Untuk itu kualitas aparatur, sikap aparatur sangatlah
menentukan dalam mewujudkan good governance.
Pada kondisi saat ini peningkatan kualitas penyelenggaraan perencanaan
belum secara signifikan diikuti oleh peningkatan kualitas produk perencanaan.
Hal ini disebabkan adanya beberapa tantangan dan permasalahan pokok antara
lain:
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
1. Perubahan peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur
mekanisme perencanaan;
2. Lemahnya kapasitas kelembagaan perencanaan di tingkat basis yang
menyebabkan kurang efektifnya proses perencanaan dan berakibat pada
tumbuhnya perilaku melanggar (shortcutting);
3. Dalam pelaksanaannya, perencanaan pembangunan sering tidak tepat
waktu/tidak sesuai jadwal yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan proses
dan mekanismenya yang membutuhkan siklus waktu yang panjang dalam
rangkaian kegiatan yang berurutan;
4. Kompetensi SDM perencana belum optimal;
5. Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data pembangunan
yang tersusun secara sistematis dan akurat, teknologi informasi dan
komunikasi, penelitian dan pengembangan, serta pengendalian
perencanaan pembangunan;
6. Belum optimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi program-program
pembangunan yang dikaitkan dengan dokumen-dokumen perencanaan;
7. Belum lengkapnya Standard Operating Procedure (SOP) perencanaan,
alat-alat praktis analisis kelayakan kegiatan yang kredibel;
8. Belum meratanya kapasitas analitik SDM perencana.
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program RPJMD
Penetapan Visi oleh seluruh jajaran pegawai Bappeda dan Litbang
Kabupaten Banyuasin yaitu “ Visioner dan Berkualitas ” berbasis pada posisi
dan peran Bappeda dan Litbang dalam mendukung pencapaian misi Lima yang
terdapat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2014-2018
(RPJMD). Misi dalam RPJMD yang menjadi basis tersebut adalah Mewujudkan
tata pemerintahan yang baik dan bersih dengan meningkatkan kemampuan
Pemerintah Daerah yang Amanah, Profesional dan berwibawa untuk
pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan.
Pada misi RPJMD diatas, peran Bappeda dan Litbang Banyuasin
terdiskripsi secara jelas sebagaimana tertuang dalam visi dan misi Bappeda dan
Litbang. Kualitas birokrasi dan pengelolaan pembangunan dilihat dari sudut
pandang dalam pengelolaan perencanaan pembangunan yang Visioner dan
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
Berkualitas. Dengan visi ini diharapkan kualitas pengelolaan pembangunan di
Kabupaten Banyuasin terutama ditinjau dari aspek perencanaan lebih meningkat
dan menjadi lebih baik dari waktu sebelumnya.
Adapun langkah yang perlu dilaksanakan untuk mencapai visi Bappeda
dan Litang Kabupaten Banyuasin dengan menentukan misi berupa:
1. Meningkatkan sistem penyusunan, pengendalian dan evaluasi rencana
pembangunan yang selaras dan dinamis.
2. Meningkatkan kualitas ketersediaan data dan informasi rencana dan
evaluasi pembangunan.
3. Meningkatkan kualitas SDM yang Profesional dan sarana prasarana yang
memadai.
Visi dan misi Bappeda dan Litbang terjabar dalam program yang
mendukung pencapaian sasaran dan tujuan RPJMD, program dan kegiatan
dimaksud adalah :
- Program Pengembangan Data / Informasi
- Program Kerjasama Pembangunan
- Program Perencanaan Kota-kota Menengah dan Besar
- Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strastegis dan Cepat
Tumbuh
- Program Perencanaaan Pembangunan Daerah
- Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
- Program Perencanaan Sosial dan Budaya
- Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam
- Program Perencanaan Pembangunan rawan Bencana
- Program Perencanaan Tata Ruang
- Program Program Penelitian Pengembangan dan Inovasi
- Program Publikasi dan Intermimediasi Hasil Litbang Daerah
- Program Penguatan Kelembagaan Litbang Daerah
- Program Pengendalian Pemanfaatan Tata Ruang
- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
- Program Peningkatan Disiplin Aparatur
- Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan.
- Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan
Pembangunan Daerah
- Program Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan
Pembangunan
- Program Pembangunan Manusia dan Masyarakat
- Program Pengembangan Wilayah
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi
Institusi perencana, baik di tingkat pusat maupun daerah bertanggung
jawab untuk menghasilkan rencana pembangunan berdasarkan proses
perencanaan sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Perencanaan dimaksud
dimulai dari daerah hingga tingkat nasional, yang melibatkan para pemangku
kepentingan (stakeholders). Dalam rangka mengintegrasikan, memadukan, dan
mensinergikan perencanaan antar daerah, antar ruang, antar waktu, dan antar
fungsi serta mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan dilakukan dengan
mengoptimalkan partisipasi masyarakat; serta menggunakan sumber daya
secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
Berdasarkan hal tersebut, maka penentuan visi, misi, kebijakan, tujuan
dan sasaran institusi perencana pembangunan harus selaras dengan amanat
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004. Bappeda dan Litbang Kabupaten
Banyuasin, sebagai institusi perencana di daerah, menyusun program dan
kegiatan sebagai penjabaran dari visi dan misi yang selaras dengan program dan
kegiatan Bappenas, sebagai institusi perencana di tingkat pusat.
Sasaran yang telah ditetapkan oleh Bappenas adalah:
- Tercapainya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar daerah, antar ruang,
antar waktu, dan antar fungsi pemerintah, maupun antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.
- Terlaksananya penugasan lainnya dari Presiden/Pemerintah dalam kaitan
dengan kebijakan pembangunan.
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
Dalam pelaksanaannya sinergitas program dan kegiatan Pemerintah
Pusat sebagaimana disusun oleh Bappenas dengan program dan kegiatan
Pemerintah Kabupaten Banyuasin yang disusun oleh Bappeda dan Litbang
masih terdapat kendala terkait dinamika perubahan lingkungan strategi, yaitu:
a. Masih terdapat Peraturan Perundangan-undangan yang belum
sepenuhnya terintegrasi secara baik sehingga dapat menghambat
pencapaian tujuan pembangunan nasional dan daerah.
b. Masih terbatasnya kualitas sumberdaya manusia perencana
pembangunan di daerah.
c. Pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah masih menimbulkan
penafsiran yang beragam. Hal ini menimbulkan dampak yang
menghambat upaya mensinergikan program-program pembangunan
antar daerah serta antara pusat dan daerah.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH
3.4.1. Rencana Struktur Ruang Wilayah
3.4.1.1. Sistem Pusat Pelayanan
1. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp)
PKWp yang terdapat di Kabupaten Banyuasin merupakan
perubahan dari perkembangan pembangunan pelabuhan Tanjung Api-
Api, dalam hal ini pertumbuhan yang diharapkan lebih cepat untuk
menunjang akses transportasi nasional, adapun Sungsang sesuai
arahan RTRWP Sumatera Selatan ditetapkan sebagai PKWp
merupakan permukiman desa sehingga diarahkan untuk menjadi pusat
jasa, perdagangan, industri dan pariwisata.
Pusat Kegiatan yang ditetapkan sebagai PKWp terletak di
Wilayah Sungsang Kecamatan Banyuasin II.
2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
Pusat Kegiatan Lokal merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa
kecamatan. PKL yang diarahkan dalam RTRWP Sumatera Selatan di
Kabupaten Banyuasin berada di Kota Pangkalan Balai Kecamatan
Banyuasin III.
3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau
beberapa desa. Pusat Kegiatan yang ditetapkan sebagai PPK terletak
di:
kawasan perkotaan Betung di Kecamatan Betung;
kawasan perkotaan Mariana di Kecamatan Banyuasin I;
kawasan perkotaan Sukajadi di Kecamatan Talang Kelapa;
kawasan perkotaan Telang Jaya di Kecamatan Muara Telang;
kawasan perkotaan Jakabaring di Kecamatan Rambutan ; dan
kawasan perkotaan Makarti Jaya di Kecamatan Makarti Jaya.
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa. Desa yang
ditetapkan sebagai pusat permukiman yang mempunyai prasarana dan
sarana yang lebih lengkap dibandingkan dengan desa-desa yang ada
disekitarnya, mempunyai potensi untuk tumbuh dengan investasi kecil,
dapat berfungsi sebagai tempat penyedia pelayanan pada desa-desa
disekitarnya dan berfungsi sebagai pusat perantara antar kota dengan
desa-desa disekitarnya. Pusat Kegiatan yang ditetapkan sebagai PPL
terletak di:
Tebing Abang Kecamatan Rantau Bayur;
Tanjung Lago Kecamatan Tanjung Lago;
Teluk Betung Kecamatan Pulau Rimau;
Sumber Makmur Kecamatan Muara Padang;
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
Tirta Harja Kecamatan Muara Sugihan;
Salek Mukti Kecamatan Air Salek;
Sidomulyo Kecamatan Tungkal Ilir;
Lubuk Lancang Kecamatan Suak Tapeh; dan
Sembawa Kecamatan Sembawa.
Muara Telang Kecamatan Sumber Marga Telang
Air Kumbang Bakti Kecamatan Air Kumbang
3.4.1.2. Sistem Jaringan Prasarana
a. sistem jaringan transportasi transportasi
Jaringan jalan adalah jaringan jalan umum yang mengemban
fungsi jalan arteri, kolektor, jalan lokal, jalan bebas hambatan. Sistem
transportasi darat meliputi sistem jaringan transportasi penumpang,
sistem jaringan transportasi barang, dan sistem jaringan transportasi
kereta api.
b. sistem jaringan prasarana energi;
Rencana Pengembangan dan Kriteria Sistem Jaringan Energi dan
Kelistrikan meliputi : 1)pembangkit tenaga listrik;2)jaringan transmisi
tenaga listrik; dan 3)jaringan minyak dan gas bumi.
Rencana sistem pembangkit tenaga listrik terdiri atas: 1)PLTG
terletak di Kecamatan Pulau Rimau; 2)PLTGU terletak di Kecamatan
Banyuasin I;3)PLTU terletak di Kawasan Tanjung Api-Api/Tanjung Carat
dan Kecamatan Rantau Bayur; 4)PLTGB terletak di Gasing Kecamatan
Talang Kelapa; dan 5)Gardu Induk di Betung, Talang Kelapa, dan
Tanjung Api-Api/Tanjung Carat.
Rencana sistem jaringan transmisi tenaga meliputi: 1)SUTT
terletak di Kecamatan Rantau Bayur, jangkauan pelayanannya meliputi
Kecamatan Rantau Bayur - Kecamatan Betung - Kecamatan Pulau Rimau
dan Kecamatan Banyuasin II; 2)SUTT terletak di Kecamatan Betung,
jangkauan pelayanannya meliputi Kecamatan Betung - Kecamatan
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
Banyuasin III - Kecamatan Pulau Rimau - Kecamatan Sembawa -
Kecamatan Talang Kelapa; 3)SUTT terletak di Kecamatan Betung,
jangkauan pelayanannya meliputi Kecamatan Betung - Kecamatan
Tungkal Ilir - Kecamatan Pulau Rimau - Kecamatan Tanjung Lago -
Kecamatan Muara Telang – Kecamatan Sumber Marga Telang -
Kecamatan Mekarti Jaya - Kecamatan Banyuasin I – Kecamatan Air
Kumbang; dan 4)SUTT terletak di Kecamatan Talang Kelapa, jangkauan
pelayanannya meliputi Kecamatan Talang Kelapa - Kecamatan Tanjung
Lago - Kecamatan Muara Telang - Kecamatan Sumber Marha Telang -
Kecamatan Banyuasin II.
Rencana sistem jaringan minyak dan gas bumi meliputi: 1)Trans
Nasional Betung - Pagar Dewa khusus gas; dan 2)Trans Regional
Sungai Lilin - Pusri - Pertamina Sungai Gerong (merah mata) - Plaju -
Jakabaring - Prabu.
c. sistem jaringan telekomunikasi;
Rencana sistem jaringan telekomunikasi meliputi peningkatan
kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan telekomunikasi yang terpadu
dan merata di wilayah Kabupaten.
Sistem jaringan telekomunikasi terdiri atas: 1)jaringan terestrial;
dan 2)jaringan satelit. Jaringan terestrial terdiri atas: 1)jaringan kabel
telepon yang menjangkau seluruh kecamatan; dan 2)jaringan nirkabel
dengan pengembangan Base Transciver Station (BTS) yang dikelola
dengan sistem menara telekomunikasi bersama yang berlokasi di seluruh
kecamatan.
Jaringan satelit akan dikembangkan untuk wilayah perairan dan
kawasan tertinggal.
d. sistem jaringan sumber daya air;
Rencana sistem jaringan prasarana sumberdaya air
meliputi:1)sistem wilayah sungai; 2)sistem jaringan reklamasi rawa; dan
3)sistem jaringan air baku. Sistem wilayah merupakan wilayah sungai
dengan fungsi, terdiri atas : a)Sungai lintas provinsi dan wilayah sungai
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
strategis, meliputi wilayah sungai Banyuasin ; dan b)wilayah sungai lintas
provinsi, meliputi wilayah sungai Musi.
Sistem jaringan reklamasi rawa meliputi: pengembangan daerah
reklamasi rawa (DRR) untuk mendukung kawasan sentra produksi
pertanian. pengembangan daerah reklamasi rawa (DRR) untuk
mendukung kawasan sentra produksi pertanian, meliputi: 1)DRR Delta Air
Sugihan Kiri dengan luas lebih kurang 49.557 (empat puluh sembilan ribu
lima ratus lima puluh tujuh) hektar; 2)DRR Pulau Rimau dengan luas lebih
kurang 40.263 (empat puluh ribu dua ratus enam puluh tiga)
hektar;3)DRR Delta Telang I dengan luas potensial 26.680 (dua puluh
enam ribu enam ratus delapan puluh) hektar;4)DRR Karang Agung Hilir
dengan luas lebih kurang 20.317 (dua puluh ribu tiga ratus tujuh belas)
hektar;5)DRR Air Saleh dengan luas lebih kurang 19.090 (sembilan belas
ribu sembilan puluh) hektar;60DRR Karang Agung I Hulu dengan luas
lebih kurang 9.000 (sembilan ribu) hektar;7)DRR Telang II dengan luas
lebih kurang 13.800 (tiga belas ribu delapan ratus) hektar; 8)DRR Air
Senda dengan luas lebih kurang 6.730 (enam ribu tujuh ratus tiga puluh)
hektar;9)DRR Air Limau dengan luas lebih kurang 2.576 (dua ribu lima
ratus tujuh puluh enam) hektar; 10)DRR Gasing Puntiani dengan luas
lebih kurang 6.900 (enam ribu sembilan ratus) hektar;11)DRR Delta
Upang dengan luas lebih kurang 8.420 (delapan ribu empat ratus dua
puluh) hektar; 12)DRR Delta Cinta Manis dengan luas lebih kurang 6.084
(enam ribu delapan puluh empat) hektar; 13)DRR Bertak II dengan luas
potensial 8.100 (delapan ribu seratus) hektar;140 DRR Bertak I dengan
luas lebih kurang 7.300 (tujuh ribu tiga ratus) hektar; 15)DRR Karang
Agung Tengah dengan luas lebih kurang 5.715 (lima ribu tujuh ratus lima
belas) hektar; 16)DRR Air Rengit dengan luas lebih kurang 2.411 (dua
ribu empat ratus sebelas) hektar;17)DRR Kumbang Padang dengan luas
lebih kurang 14.227 (emapt belas ribu dua ratus dua puluh tujuh) hektar;
18)DRR. Rambutan dengan luas lebih kurang 1.901 (seribu sembilan
ratus satu) hektar;19)DRR Rantau Bayur dengan luas lebih kurang 2.000
(dua ribu) hektar; dan 20)DRR Air Tenggulang dengan luas lebih kurang
3.080 (tiga ribu delapan puluh) hektar.
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
Rencana sistem jaringan prasarana sumberdaya air juga meliputi;
1) Pemeliharaan saluran secara rutin, berkala dan darurat; 2)Mengatur
kembali sistem jaringan irigasi yang berhirarki dan terpadu sesuai
fungsinya baik secara kuantitas ataupun kualitas; 3)Normalisasi dan
rehabilitasi saluran irigasi/draenase lahan pertanian pasang surut dan
anak-anak sungai yang digunakan untuk irigasi; dan 4)Pengembangan
kanal-kanal sebagai sistem jaringan irigasi primer (utama) sesuai dengan
topografinya.
Pengembangan jaringan air baku terdiri atas: 1)pembangunan
sumber dan distribusi air bersih untuk memenuhi kebutuhan air terutama
untuk kawasan industri, perdagangan, jasa, fasilitas umum dan
permukiman perkotaan; 2)peningkatan pelayanan air bersih melalui
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dengan lingkup pelayanan
Pangkalan Balai, Sembawa, Betung, Air Batu, Sungai Pinang, Srimulyo
dan Mariana di setiap ibukota; 3)pengembangan sumber air baku melalui
sumur air baku eksisting dari Sungai Musi, sumur gali dan mata air; dan
4)pengaturan kebutuhan air sesuai dengan prioritas kebutuhan air dalam
rangka menjaga neraca air.
e. Rencana Pengembangan Jaringan Prasarana Lingkungan
Rencana kawasan sistem jaringan prasarana lainnya terdiri
atas:1)sistem pengendalian genangan/banjir; 2)sistem penanganan
pantai; 3)sistem penanganan risiko kekurangan air; dan 4)ruang dan jalur
evakuasi bencana.
Rencana pengendalian banjir melalui : 1) rencana pengendalian
banjir melalui pembangunan tanggul di Kecamatan Pulau Rimau,
pendowoharjo dan Kecamatan Muara Sugihan; 2) pengerukan sungai di
Kecamatan Rantau Bayur, Kecamatan Rambutan, Kecamatan
Makartijaya, Kecamatan Banyuasin II dan Kecamatan Banyuasin I;
3) tindakan infiltrasi untuk memulihkan tangkapan alami hidrologis melalui
parit, vegetasi di permukaan, kebun dan trotoar berpori;4) pengisian air
pada sumber air dengan sumur resapan dan jebakan air;5) perlindungan
sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan pembangunan dan
pemanfaatan lahan pada sumber air; 6) pengendalian pengolahan tanah
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
di daerah hulu;7) pengaturan daerah sempadan sumber air; dan
8) rehabilitasi hutan dan lahan.
Rencana sistem pengendalian pantai, melalui : 1) wilayah A,
dengan karakteristik perikanan dan desa permukiman, hutan lebat, rawa
dan mangrove penangannan yang dilakukan berupa restorasi mangrove
dan hutan pesisir, proteksi akomodasi untuk permukiman dan perikanan
tambak. Wilayah A meliputi kawasan utara bagian barat Kabupaten
Banyuasin.2) wilayah B, terdiri dari beberapa delta, sistem estuari, lahan
basah dan hutan bakau dimanfaatkan untuk pengembangan pusat
ekonomi. Penanganan yang dilakukan yaitu proteksi –akomodasi yang
diikuti restorasi mangrove. Wilayah B meliputi kawasan Tanjung Api-Api
dan sebagian besar utara bagian tengah Kabupaten Banyuasin dan
3) wilayah C-D-E didominasi oleh hutan lebat, rawa dan mangrove
disepanjang garis pantai desa. Penanganan yang dilakukan yaitu
pengelolaan zona pesisir terpadu (ICZM) Wilayah ini meliputi utara bagian
timur Kabupaten Banyuasin.
Sistem penanganan risiko kekurangan air melalui:1) Regulasi
penyediaan air untuk aktivitas perkebunan, 2) Peningkatan pelayanan
PDAM, 3) Pemanfaatan air tanah dengan mengembangkan lubang bor,
dan 5) Peningkatan infrastruktur irigasi
Ruang dan jalur evakuasi bencana melalui: 1) pemanfaatan ruang
terbuka hijau dan sarana fasilitas sosial dan umum sebagai salah satu
kawasan evakuasi; dan 2) mengintegrasikan/menghubungkan jalan
eksisting dan menambah jalan baru sebagai rencana jalur penyelamatan
dengan fasilitas perlindungan dan sistem kota/wilayah secara umum.
3.4.2. Pola Ruang Wilayah
3.4.2.1. Kawasan Lindung
Kawasan lindung terdiri atas: 1) Kawasan yang memberikan
perlindungan kawasan dibawahnya; 2) Kawasan perlindungan setempat;
3) Kawasan Suaka alam; dan 4) Kawasan rawan bencana
1) Kawasan Yang Memberi Perlindungan Terhadap Kawasan
Bawahannya
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
Kawasan yang memberikan perlindungan bawahannya
meliputi: 1) kawasan hutan lindung yang meliputi kawasan hutan
dibagian utara wilayah Kabupaten Banyuasin dengan luas kurang
lebih 62.269 (enam puluh dua ribu dua ratus enam puluh sembilan)
hektar yang terletak di Kecamatan Banyuasin II, Kecamatan Tanjung
Lago, Kecamatan Makarti Jaya, Kecamatan Muara Sugihan,
Kecamatan Muara Telang, Kecamatan Sumber Muara Telang dan
Kecamatan Air Saleh.2)kawasan resapan air terletak di seluruh
kawasan Taman Nasional Sembilang, hutan lindung dan lebak.
Sedangkan untuk Daerah resapan air tanah terletak di daerah hulu
dari DAS Banyuasin, DAS Benawang, DAS Bangke dan DAS Musi.
Dan 3)kawasan bergambut terletak di dalam Taman Nasional
Sembilang dan hutan lindung pantai.
2) Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan perlindungan setempat terdiri atas: 1) kawasan
sempadan pantai; 2) kawasan sempadan sungai; 3) kawasan sekitar
mata air; dan 4) kawasan sempadan daerah reklamasi rawa.
Sempadan pantai berupa kawasan hutan lindung dengan jarak
kurang lebih 100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi kearah
darat sejauh 275 km. Sempadan sungai sebagaimana luas
seluruhnya kurang lebih 33.136 (tiga puluh tiga ribu seratus tiga puluh
enam) hektar. Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan
perkotaan ditetapkan lebar paling sedikit 5 (lima)meter dari kaki
tanggul sebelah luar;
Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan
perkotaan ditetapkan lebar paling sedikit 3 (lima) meter dari kaki
tanggul sebelah luar; Garis sempadan sungai besar tidak bertanggul
di luar kawasan permukiman ditetapkan lebar paling sedikit 100
(seratus) meter dari tepi sungai; Garis sempadan anak sungai tidak
bertanggul di luar kawasan permukiman ditetapkan lebar paling
sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi sungai.Garis sempadan sungai
yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 meter, 3 meter sampai
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
dengan 20 meter dan lebih dari 20 meter di dalam kawasan
perkotaan masing-masing ditetapkan sekurang-kurangnya 10 meter,
15 meter dan 30 meter dari tepi sungai pada waktu ditetapkan
Kawasan sekitar mata air sekurang-kurangnya berjarak jari-jari
200 (dua ratus) meter disekitar mata air. Sempadan daerah reklamasi
rawa sekurang-kurangnya 2,5 x lebar atas saluran diukur dari as
saluran Untuk saluran primer dan sekunder, sekurang-kurangnya 1
meter diukur dari kaki tanggul sebelah luar Untuk saluran tersier
pada jaringan reklamasi rawa baik rawa pantai maupun rawa
pedalaman. Sekurang-kurangnya 1 meter diukur dari kaki langit
sebelah luar Untuk saturan primer dan sekunder pada jaringan
reklamasi rawa khusus untuk tambak baru.
3) Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya
Kawasan Suaka alam meliputi;a) kawasan suaka alam Padang
Sugihan seluas kurang lebih 75.000 hektar. (tujuh puluh lima ribu)
hektar, yang terletak di Kecamatan Muara Padang dan Kecamatan
Rambutan masing-masing dengan luas kurang lebih 71.888 hektar.
(tujuh puluh satu ribu delapan ratus delapan puluh delapan) hektar,
dan kurang lebih 3.112 (tiga ribu seratus dua belas) hektar;
b)kawasan Suaka Alam Bentayan di Kecamatan Tungkal Ilir dengan
luas kurang lebih 19.300 (sembilan belas ribu tiga ratus) hektar; dan
c)Taman Nasional Sembilang Kecamatan Banyuasin II dengan luas
kurang lebih 198.502 (seratus sembilan puluh delapan ribu lima ratus
dua) hektar.
4) Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan rawan bencana alam terdiri atas : a)kawasan rawan
genangan; b)kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan lahan
gambut; dan c)kawasan rawan puting beliung.
Kawasan rawan genangan meliputi: a) tipe genangan A terletak
di Kecamatan Makarti Jaya, Kecamatan Muara Padang, Kecamatan
Banyuasin II dan Kecamatan Muara Sugihan; b)tipe genangan B
terletak di wilayah Kecamatan Muara Sugihan, Muara Telang, Sumber
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
Muara Telang, Makarti Jaya; dan c)tipe genangan C dan D merata di
seluruh kecamatan.
Kawasan rawan kebakaran hutan meliputi Kecamatan Pulau
Rimau, Banyuasin I , Muara Padang, Tungkal Ilir dan Muara Sugihan
serta Taman Nasional (TN) Sembilang.
Kawasan rawan angin puting beliung terletak di Kecamatan
Banyuasin I, Kecamatan, Kecamatan Air Kumbang, Kecamatan
Banyuasin II, Kecamatan Betung, Kecamatan Pulau Rimau,
Kecamatan Talang Kelapa, Kecamatan Tungkal Ilir, Kecamatan
Muara Sugihan, Kecamatan Air Salek, dan Kecamatan Tanjung Lago.
5) Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya terdiri atas: a) kawasan peruntukan hutan
produksi;b) kawasan peruntukan pertanian; c) kawasan peruntukan
perikanan; d) kawasan peruntukan pertambangan; e) kawasan
peruntukan industri; f) kawasan peruntukan pariwisata; g) kawasan
peruntukan permukiman; dan h) kawasan peruntukan lainnya;
a. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi;
Kawasan peruntukan hutan produksi meliputi; a)Kecamatan
Banyuasin II dengan luas kurang lebih 61.746 (enam puluh satu
ribu tujuh ratus empat puluh enam) Hektar; b) Kecamatan Muara
Sugihan dengan luas kurang lebih 5.290 (lima ribu dua ratus
Sembilan puluh) Hektar; dan c)Kecamatan Tungkal Ilir dengan
luas kurang lebih 15 (lima belas) Hektar.
b. Kawasan Peruntukan Pertanian;
Kawasan peruntukan pertanian meliputi: a) Kawasan
pertanian tanaman pangan; b) kawasan pertanian hortikultura;
c) kawasan perkebunan; dan d)kawasan peternakan.
Kawasan pertanian tanaman pangan dikembangkan di
semua kecamatan Kabupaten Banyuasin dengan luas kurang
lebih 232.873 (dua ratus tiga puluh dua ribu delapan ratus tujuh
puluh tiga) hektar.
Kawasan pertanian hortikultura tersebar disekitar
permukiman yang dikembangkan di semua kecamatan. Kawasan
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
perkebunan meliputi : a)perkebunan sawit, b) perkebunan karet,
c) perkebunan kelapa, dan d) Perkebunan Tebu
Perkebunan sawit dengan luas kurang lebih 241.506 (dua
ratus empat puluh satu ribu lima ratus enam) hektar, terletak di :
1) Kecamatan Air Salek dengan luas kurang lebih 2.938 (dua ribu
sembilan ratus tiga puluh delapan) hektar;2) Kecamatan
Banyuasin I dengan luas kurang lebih 4.773 (empat ribu tujuh
ratus tujuh puluh tiga) hektar; 3) Kecamatan Banyuasin II dengan
luas kurang lebih 28.070 (dua puluh delapan ribu tujuh puluh)
hektar; 4) Kecamatan Banyuasin III dengan luas kurang lebih 656
(enam ratus lima puluh enam) hektar; 5) Kecamatan Betung
dengan luas kurang lebih 2.322 (dua ribu tiga ratus dua puluh dua)
hektar; 6) Kecamatan Makarti Jaya dengan luas kurang lebih
1.788 (seribu tujuh ratus delapan puluh delapan) hektar;
7) Kecamatan Muara Padang dengan luas kurang lebih 3.332 (tiga
ribu tiga ratus tiga puluh dua) hektar; 8) Kecamatan Pulau Rimau
dengan luas kurang lebih 44.666 (empat puluh empat ribu enam
ratus enam puluh enam) hektar; 9) Kecamatan Rambutan dengan
luas kurang lebih 14.985 (empat belas ribu sembilan ratus delapan
puluh lima) hektar; 10)Kecamatan Rantau Bayur dengan luas
kurang lebih 8.446 (delapan ribu empat ratus empat puluh enam)
hektar; 11)Kecamatan Sembawa dengan luas kurang lebih 5.550
(lima ribu lima ratus lima puluh) hektar;12)Kecamatan Suak Tapeh
dengan luas kurang lebih 14.749 (empat belas ribu tujuh ratus
empat puluh sembilan) hektar; 13)Kecamatan Talang Kelapa
dengan luas kurang lebih 21.435 (dua puluh satu ribu empat ratus
tiga puluh lima) hektar; 14)Kecamatan Tanjung Lago dengan luas
kurang lebih 33.992 (tiga puluh tiga ribu sembilan ratus sembilan
puluh dua) hektar; 15)Kecamatan Tungkal Ilir dengan luas kurang
lebih 31.397 (tiga puluh satu ribu tiga ratus Sembilan puluh tujuh)
hektar; 16)Kecamatan Sumber Marga Telang dengan luas kurang
lebih 900 (Sembilan ratus) hektar; dan 17)Kecamatan Air
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
Kumbang dengan luas kurang lebih 21.505 (dua puluh ribu lima
ratus lima) hektar.
Perkebunan karet dengan luas kurang lebih 142.042
(seratus empat puluh dua ribu empat puluh dua) hektar, terletak di:
1) Kecamatan Banyuasin I dengan luas kurang lebih 7.143 (tujuh
ribu seratus empat puluh tiga) hektar; 2) Kecamatan Banyuasin II
dengan luas kurang lebih 27 (dua puluh tujuh) hektar;
3) Kecamatan Banyuasin III dengan luas kurang lebih 24.019 (dua
puluh empat ribu Sembilan belas) hektar;4) Kecamatan Betung
dengan luas kurang lebih 30.176 (tiga puluh ribu seratus tujuh
puluh enam) hektar; 5) Kecamatan Makarti Jaya dengan luas
kurang lebih 21 (dua puluh satu) hektar; 6) Kecamatan Muara
Padang dengan luas kurang lebih 11.819 (sebelas ribu delapan
ratus sembilan belas) hektar; 7) Kecamatan Muara Sugihan
dengan luas kurang lebih 123 (seratus dua puluh tiga) hektar;
8) Kecamatan Pulau Rimau dengan luas kurang lebih 3.308 (tiga
ribu tiga ratus delapan) hektar; 9) Kecamatan Rambutan dengan
luas kurang lebih 10.679 (sepuluh ribu enam ratus tujuh puluh
sembilan) hektar; 10) Kecamatan Rantau Bayur dengan luas
kurang lebih 3.783 (tiga ribu tujuh ratus delapan puluh tiga) hektar;
11) Kecamatan Sembawa dengan luas kurang lebih 12.840 (dua
belas ribu delapan ratus empat puluh) hektar.12) Kecamatan Suak
Tapeh dengan luas kurang lebih 13.590 (tiga belas ribu lima ratus
sembilan puluh) hektar; 13) Kecamatan Talang Kelapa dengan
luas kurang lebih 1.525 (seribu lima ratus dua puluh lima)
hektar;14) Kecamatan Tanjung Lago dengan luas kurang lebih 2
(dua) hektar; 15) Kecamatan Tungkal Ilir dengan luas kurang lebih
13.817 (tiga belas ribu delapan ratus tujuh belas) hektar; dan
16)Kecamatan Air Kumbang dengan luas kurang lebih 9.167
(Sembilan ribu seratus enam puluh tujuh) hektar.
Perkebunan kelapa dalam dengan luas kurang lebih 21.560
(dua puluh satu ribu lima ratus enam puluh) hektar, terletak di :
1) Kecamatan Air Salek dengan luas kurang lebih 846 (delapan
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
ratus empat puluh enam) hektar; 2) Kecamatan Banyuasin II
dengan luas kurang lebih 2.015 (dua ribu lima belas) hektar;
3) Kecamatan Makarti Jaya dengan luas kurang lebih 7.285 (tujuh
ribu dua ratus delapan puluh lima) hektar; 4) Kecamatan Muara
Sugihan dengan luas kurang lebih 1.089 (seribu delapan puluh
sembilan) hektar; 5) Kecamatan Muara Telang dengan luas
kurang lebih 54 (lima puluh empat) hektar; 6) Kecamatan Pulau
Rimau dengan luas kurang lebih 2.717 (dua ribu tujuh ratus tujuh
belas) hektar; dan 7) Kecamatan Sumber Marga Telang dengan
luas kurang lebih 7.555 (tujuh ribu lima ratus lima puluh lima)
hektar.
Perkebunan Tebu dengan luas kurang lebih 1.413 (seribu
empat ratus tiga belas) hektar terletak di Kecamatan Tungkal Ilir.
Kawasan peruntukan peternakan dengan luas kurang lebih
1.518 (seribu lima ratus delapan belas) hektar, terpusat di
Kecamatan Rambutan, Kecamatan Sembawa Kecamatan Suak
Tapeh, Kecamatan Banyuasin III dan Kecamatan Talang Kelapa.
c. Kawasan Peruntukan Perikanan;
Kawasan peruntukan perikanan meliputi: a)kawasan
perikanan tangkap;b)kawasan perikanan budidaya; dan
c)Kawasan pengelolahan dan pemasaran ikan.
Kawasan peruntukan perikanan tangkap berada dalam
wilayah perairan kabupaten yang terpusat di wilayah
Sungsang.Kawasan peruntukan perikanan budidaya dengan luas
kurang lebih 9.088 (sembilan ribu delapan puluh delapan) hektar,
terdiri atas :a)Tambak , b) perikanan air tawar
Tambak dengan luas kurang lebih 8.424 (delapan ribu empat
ratus dua puluh empat) hektar, terletak di :a)Kecamatan Air Salek
dengan luas kurang lebih 609 (enam ratus sembilan)
hektar;b)Kecamatan Banyuasin II dengan luas kurang lebih 1.644
(seribu enam ratus empat puluh empat) hektar;c)Kecamatan
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
Makarti Jaya dengan luas kurang lebih 1.613 (seribu enam ratus
tiga belas) hektar; d)Kecamatan Muara Sugihan dengan luas
kurang lebih 2.917 (dua ribu sembilan ratus tujuh belas) hektar;
e)Kecamatan Muara Telang dengan luas kurang lebih 77 (tujuh
puluh tujuh) hektar; f)Kecamatan Sumber Marga Telang dengan
luas kurang lebih 1/30 (satu per tiga puluh) hektar; dan
g)Kecamatan Tanjung Lago dengan luas kurang lebih 1.565
(seribu lima ratus enam puluh lima) hektar.
Perikanan air tawar dengan luas kurang lebih 645 (enam
ratus empat puluh lima) hektar, terletak di :a)Kecamatan
Rambutan dengan luas kurang lebih 20 (dua puluh) hektar;
b)Kecamatan Talang Kelapa dengan luas kurang lebih 218 (dua
ratus delapan belas) hektar dan c) Kecamatan Rantau Bayur 427
(empat ratus dua puluh tujuh) hektar.
Kawasan pengelolahan dan pemasaran ikan terletak di
Kuala Sugihan dan Sungsang; dan Kawasan peruntukan
perikanan diperuntukan bagi pengembangan minapolitan.
d. Kawasan Peruntukan Pertambangan;
Kawasan peruntukan pertambangan terdiri atas: a)rencana
kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi; dan
b)rencana kawasan peruntukan pertambangan batubara.
Rencana kawasan peruntukan pertambangan minyak dan
gas bumi terdapat di Kecamatan Tungkal Ilir dan Kecamatan
Pulau Rimau. Rencana kawasan peruntukan pertambangan
batubara terdapat di Kecamatan Rantau Bayur, Kecamatan
Banyuasin III, Kecamatan Betung, Kecamatan Tungkal Ilir,
Kecamatan Pulau Rimau, Kecamatan Tanjung Lago, Kecamatan
Banyuasin I dan Kecamatan Muara Telang.
Penetapan dan pengembangan kawasan pertambangan
terdiri atas :a)status perizinan IUP dengan luas kurang lebih
209.052 (dua ratus sembilan ribu lima puluh dua) hektar; b)status
Operasi Produksi dengan luas kurang lebih 12.674 (dua belas ribu
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
enam ratus tujuh puluh empat) hektar; dan c) status IUP
Eksplorasi dengan luas kurang lebih 196.378 (seratus sembilan
puluh enam ribu tiga ratus tujuh puluh delapan) hektar.
e. Kawasan Peruntukan Industri;
Kawasan peruntukan terdiri atas: a)kawasan peruntukan
industri besar; b)kawasan peruntukan industri sedang; dan
c)kawasan peruntukan industri kecil.
Kawasan peruntukan industri besar meliputi kawasan
industri gasing di Kecamatan Talang Kelapa, dan industri di
kawasan Tanjung Api-api/Tanjung Carat.
Kawasan peruntukkan industri sedang dikembangkan di
Kecamatan Banyuasin I, Kecamatan Banyuasin II , Kecamatan
Makarti Jaya, Kecamatan Muara Telang, Kecamatan Talang
Kelapa, dan Kecamatan Sumber Marga Telang seluas kurang
lebih 18.502 (delapan belas ribu lima ratus dua) hektar.
kawasan peruntukan industri kecil dan rumah tangga
tersebar di setiap kecamatan menyatu dengan lokasi
permukiman.
f. Kawasan Peruntukan Pariwisata;
Kawasan peruntukan pariwisata terdiri atas : a)kawasan
wisata alam; b)kawasan wisata budaya; dan c)kawasan wisata
buatan.
Kawasan peruntukan wisata alam terdiri atas: a)Taman
Nasional Sembilang di Kecamatan Banyuasin II ; b)Pulau
Gemampo Desa Lebong; c)Bom Berlian Kelurahan
Pangkalanbalai; d) Hutan lindung Lebong Hitam Desa Air Sugihan;
e)Pulau Pejaye Desa Srijaya; f)Tebenan Indah Desa Tebenan;
dan g) PT. Pertamina/Sungai Gerong Desa Sungai Gerong.
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
Kawasan peruntukan wisata budaya terdiri atas:
a)Perkampungan Nelayan Sungsang Desa Sungsang; b)Tugu
Sejarah Silk Air Desa Tanjung Mas; dan c) Fron Langkan Desa
Langkan.
Kawasan peruntukan wisata buatan terdiri atas: a) SPP
Sembawa Desa Sembawa; b) PT. Sawit Mas Sejahtera Desa
Langkan; c) PT. Melania Desa Mainan; d) Eks. PENAS Desa
Sembawa; e) Danau Tanah Mas Desa Tanah Mas; f)
Pemancingan Putra Berlian Kelurahan Pangkalan Balai; dan
g) Kolam Renang Delima Kelurahan Pangkalan Balai.
g. Kawasan Peruntukan Permukiman;
Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas:
a)permukiman perkotaan; dan b)permukiman perdesaan.
Kawasan peruntukan permukiman perkotaan dengan luas kurang
lebih 21.861 (dua puluh satu ribu delapan ratus enam puluh satu)
hektar terletak di : a)Kecamatan Air Saleh dengan luas kurang
lebih 94 (sembilan puluh empat) hektar; b)Kecamatan Banyuasin I
dengan luas kurang lebih 1.536 (seribu lima ratus tiga puluh enam)
hektar; c)Kecamatan Banyuasin II dengan luas kurang lebih 1.274
(seribu dua ratus tujuh puluh empat) hektar; d)Kecamatan
Banyuasin III dengan luas kurang lebih 956 (sembilan ratus lima
puluh enam) hektar; e)Kecamatan Betung dengan luas kurang
lebih 1.571 (seribu lima ratus tujuh puluh satu) hektar;
f)Kecamatan Makarti Jaya dengan luas kurang lebih 181 (seratus
delapan puluh satu) hektar; g)Kecamatan Muara Padang dengan
luas kurang lebih 105 (seratus lima) hektar;h)Kecamatan Muara
Sugihan dengan luas kurang lebih 106 (seratus enam) hektar; i)
Kecamatan Muara Telang dengan luas kurang lebih 372 (tiga ratus
tujuh puluh dua) hektar; j) Kecamatan Pulau Rimau dengan luas
kurang lebih 153 (seratus lima puluh tiga) hektar; k)Kecamatan
Rambutan dengan luas kurang lebih 2.521 (dua ribu lima ratus dua
puluh satu ) hektar; l) Kecamatan Rantau Bayur dengan luas
kurang lebih 140 (seratus empat puluh) hektar; m)Kecamatan
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
Suak Tapeh dengan luas kurang lebih 226 (dua ratus dua puluh
enam) hektar; n)Kecamatan Tanjung Lago dengan luas kurang
lebih 317 (tga ratus tujuh belas) hektar; o)Kecamatan Tungkal Ilir
dengan luas kurang lebih 103 (seratus tiga ) hektar; p)Kecamatan
Sembawa dengan luas kurang lebih 838 (delapan ratus tiga puluh
delapan) hektar; q)Kecamatan Talang Kelapa dengan luas kurang
lebih 10.493 (sepuluh ribu empat ratus sembilan puluh tiga)
hektar;r)Kecamatan Sumber Marga Telang dengan luas kurang
lebih 521 (lima ratus dua puluh satu) hektar; dan s)Kecamatan Air
Kumbang dengan luas kurang lebih 353 (tiga ratus lima puluh tiga)
hektar.
Permukiman perdesaan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) huruf b, dengan luas kurang lebih 27.764 (dua puluh tujuh ribu
tujuh ratus enam puluh empat) hektar, terletak di : a)Kecamatan
Air Salek dengan luas kurang lebih 2.356 (dua ribu tiga ratus lima
puluh enam) hektar; b)Kecamatan Banyuasin I dengan luas
kurang lebih 2.035 (dua ribu tiga puluh lima) hektar; c)Kecamatan
Banyuasin II dengan luas kurang lebih 5.058 (lima ribu lima ratus
delapan) hektar; d)Kecamatan Banyuasin III dengan luas kurang
lebih 566 (lima ratus enam puluh enam) hektar; e)Kecamatan
Betung dengan luas kurang lebih 62 (enam puluh dua) hektar;
f) Kecamatan Makarti Jaya dengan luas kurang lebih 1.001 (seribu
satu) hektar; g)Kecamatan Muara Padang dengan luas kurang
lebih 1.821 (seribu delapan ratus dua puluh satu) hektar;
h)Kecamatan Muara Sugihan dengan luas kurang lebih 2.350 (dua
ribu tiga ratus lima puluh) hektar;m) Kecamatan Muara Telang
dengan luas kurang lebih 2.275 (dua ribu dua ratus tujuh puluh
lima) hektar; i) Kecamatan Pulau Rimau dengan luas kurang
lebih 2.060 (dua ribu empat puluh) hektar; j)Kecamatan Rambutan
dengan luas kurang lebih 502 (lima ratus dua) hektar;
k)Kecamatan Rantau Bayur dengan luas kurang lebih 108 (seratus
delapan) hektar; l)Kecamatan Sembawa dengan luas kurang lebih
690 (enam ratus sembilan puluh) hektar; m) Kecamatan Suak
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
Tapeh dengan luas kurang lebih 431 (empat ratus tiga puluh satu)
hektar; n)Kecamatan Talang Kelapa dengan luas kurang lebih 560
(lima ratus enam puluh ) hektar; o)Kecamatan Tanjung Lago
dengan luas kurang lebih 1.000 (seribu) hektar; p)Kecamatan
Tungkal Ilir dengan luas kurang lebih 1.971 (seribu sembilan ratus
tujuh puluh satu) hektar; q)Kecamatan Sumber Marga Telang
dengan luas kurang lebih 819 (delapan ratus Sembilan belas)
hektar; dan W)Kecamatan Air Kumbang dengan luas kurang lebih
2.101 (dua ribu seratus satu) hektar.
h. Kawasan Peruntukan Lainnya;
Rencana kawasan peruntukan lainnya meliputi: a)pangkalan
dan instansi militer yang terletak di Kecamatan Banyuasin III dan
Kecamatan Talang Kelapa; dan b) kawasan reklamasi pantai
dengan luas kurang lebih 3.931 (tiga ribu sembilan ratus tiga puluh
satu) hektar berlokasi di kawasan Tanjung Api-Api/Tanjung Carat.
TELAAHAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
- Rekomendasi Perbaikan Program Pembangunan
Tim Penyusun KLHS Renstra Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018,
telah menghasilkan rekomendasi-rekomendasi perbaikan terhadap program-
program pertanian dan peternakan yang diperkirakan mempunyai dampak dan
atau resiko terhadap lingkungan ekologis.
Instrumen Perumusan Rekomendasi
dalam Penyusunan Renstra OPD
No.RumusanProgramPembangunan
Pengaruh ProgramRumusan Mitigasi/Adaptasidan/atau Alternatif RekomendasiMitigasi/Adaptasi Alternatif
1 PerencanaanPengembangan WilayahStrategis danCepatTumbuh
Pengembanganwilayah strategiscepat tumbuhmenyebabkanterkonversinyalahan sehinggaada ancamanterhadapeksistensi
Lahan yangterbangun harusmemberikan RTHyang memadaisehingga lahanyang terkonversidapat terehabilitasisecara ekologis
Sosialisasi dan
KonsepRTH padalokasiterbangundapatditingkatkantidak hanya“hijau” tetapijuga “hidup”,
Program PerencanaanPengembanganWilayah Strategis danCepat Tumbuh harustetap dilanjutkandenganmempertimbangkanprinsip-prinsippembangunan
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
ekosistemtermasuk biota-biota pada lokus
Pembukaan lahanbesar-besaranuntukmengakomodasiprogram wilayahstrategis dancepat tumbuhdapatmenghasilkanpolusipenyumbangpencemaranlingkungan,seperti sampah,kebisingan, debu,hingga limbahdomestik yangdapatmenyumbangemisi karbonpenyebab gasrumah kaca.
Konseppengembanganharus didasarkanpada karakteristiklokus
Pengembangannya harusmemperhatikankonsep dayatampung dandaya tampunglingkungan sertajasa lingkungan
sanksi terhadappencemarlingkungan dapatdigalakkan,sehinggalingkungan dapatterbebas daripencemaran-pencemaran, baikair, tanah, udara,suara, dll.
Manajemenpengelolaanlimbah dansampah harustertib dan teratur
Melakukan kajianterlebih dahuluterkait potensiekonomi padasektor unggulanyang prospektifpada lokus terpilih
Melakukan studilingkungan untukmengurangikerusakanlingkungan yangmungkin terjadipada lokus
dalam artianmenyediakan tempatuntukhidupnyaflora danfaunatertentu,seperti ikandi dalamkolam airmancur,burungdalamsangkar,tanaman-tanamanhias, dll
Sosialisasitentangpencemaranlingkungankepadamasyarakat,salahsatunyahimbauanuntuk tidakmembakarsampah
Sosialisasimanajemenpengelolaansampah danlimbahkepadamasyaraikat, salahsatunya idepemilahandanpemisahansampahorganik dannon-organikdari levelrumahtangga
Risettentangpotensiekonomiberdasarkanprodukunggulan
berkelanjutan sertamempergunakankonsep-konsep yangberwawasanlingkungan
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
yangprospektifpada lokus
Risettentangkemampuanlingkunganuntukmenunjangkegiatan ini
2PerencanaanTata Ruang
Mismanajemendalam penataanruang dapatberdampak burukpada konsep polaruang dan strukturruang yang telahdisepakati
Degradasi semuaelemenlingkunganekologis, baiktanah, air, udara,suara, dll
Pada tingkatankeparahantertentu dapatmemicu terjadinyabencana (disastertrigger)
Menerapkanefisiensipemanfaatanruang
Mengembalikanfungsi kawasantertentu jikaselama inimenyimpang
Perencanaan tataruang yangmempertimbangkan daya dukungdan dayatampunglingkungan sertajasa ekosistem
Memperhatikanneracalingkungan hidupatau statuslingkungan hidupsebagai dasaralokasipemanfaatanSDA
Alokasi ruangyang sesuaiantara jeniskegiatan dengankarakteristik lokus
Melibatkanstakeholdersdalamperencanaan tataruang
Menyusun RDTR Menyusun
masterplankawasan
Penguatankoordinasidenganinstansiterkait agarpelanggarantata ruangtidak terusterjadi
Pemberlakuan sanksiyang tegasterhadapsegalabentukpelanggarantata ruang
Pelibatanmasyarakatdalammengawasipemanfaatan ruang
Risetmengenaidayadukung dandayatampunglingkunganserta jasaekosistem
Risettentangneracalingkungan
Program PerencanaanTata Ruang harustetap dilanjutkandenganmempertimbangkanprinsip-prinsippembangunanberkelanjutan sertamempergunakankonsep-konsep yangberwawasanlingkungan
3 PerencanaanPrasaranaWilayah danSDA
CakupanPengembanganPrasaranaWilayah dan SDAsangat luas
Konversi lahandapat diatasidengan segeramerehabilitasi,mereboisasi
Program PerencanaanPrasarana Wilayahdan SDA harus tetapdilanjutkan denganmempertimbangkan
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
mencakup semuabidanginfrastruktur.Pengembangannya dapatberdampak burukpada lingkunganekologi, seperti:Menurunnyakualitas air dantanah,meningkatnyakebisingan danpolusi udara,meningkatnyaemisi gas rumahkaca (GRK),meningkatnyadebu,meningkatnyalimbah domestik,terganggunyaekosistem darat,degradasivegetasi danlahan,menurunnyapopulasi biotadarat,terganggunyapasokan airbersih, terpicunyakejadiangenangan airbahkan banjir bilapembangunandrainase tidakterintegrasidengan baik,terganggunyaaliran tanah,konversi lahan, dll
lokus dan ataumenyediakanlahan untuk RTH.
Pencemaranlingkungansecara umumdapat diatasidenganmenerapkanmetode-metodeyang ramahlingkungan untukmen-treatmenttanah, air,begitupun udarasehinggadegradasi dapatditekan
Terganggunyaekosistem,termasuk biotadan vegetasi didalamnyasebagai satukesatuankeanekaragamanhayati dapatdicegah denganmenggunakanmetode ramahlingkungan, danberorientasi padakonservasi,sehinggaancaman yangtimbul terhadapbio diversitydapat ditekan
prinsip-prinsippembangunanberkelanjutan sertamempergunakankonsep-konsep yangberwawasanlingkungan
Sumber : Hasil FGD Tim Penyusun KLHS Renstra Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah dan Penanaman Modal Kabupaten Banyuasin Tahun 2014-2018 dengan
Pemangku Kepentingan, Tahun 2014.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah , Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Banyuasin terkait dengan
pengintegrasian rekomendasi KLHS terhadap program-program Renstra-nya,
antara lain:
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
1. Jika program dinilai penting untuk tetap diimplementasikan, maka lakukan
riset mengenai metode-metode baru yang lebih ramah lingkungan serta
penggunaan teknologi atau teori yang lebih sesuai dengan perkembangan
zaman, dalam artian jika metode-metode lama dirasa stagnan dalam
pencapaian outcome-nya maka disarankan untuk mengembangkan metode
baru.
2. Diutamakan untuk mencari metode baru yang berwawasan lingkungan,
hemat energi, serta tidak memakan biaya besar.
3. Sangat penting untuk melakukan riset mengenai lokus suatu program untuk
mencari lokus yang lebih baik.
4. Sangat perlu dicermati untuk menentukan timing yang tepat dalam
pelaksanaan suatu program.
5. Jika pendanaan dirasa kurang, maka lakukan kajian ilmiah yang
menjelaskan bahwa pentingnya penambahan dana dari suatu program.
6. Jika pendanaan suatu program dirasa kebesaran, penting untuk meninjau
pengurangan dana untuk kemudian dialokasikan kepada program yang lebih
memerlukan.
7. Perlu dikembangkan kerjasama pendanaan yang melibatkan pihak swasta,
dalam hal ini contohnya adalah menggalakkan corporate social responsibility
(CSR).
8. Penting untuk mengetahui aspirasi serta melibatkan masyarakat dalam
perencanaan suatu program untuk memaksimalkan pembangunan bagi
masyarakat.
9. Penting untuk menguatkan kelembagaan internal dinas serta memperkuat
jaringah koordinasi dengan instansi terkait lain, terutama jika program
bersifat lintas sektor.
10. Sangat penting untuk menjalin kerjasama dengan para akdemisi untuk
mendapatkan saran-saran serta ide-ide segar program-program baru yang
kemungkinan dapat dilaksanakan.
11. Perlu kreativitas dan inovasi serta jiwa visioner dari Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal untuk menemukan program-
program baru yang titik berat programnya disesuaikan dengan karakteristik
Kabupaten Banyuasin selama 5 (lima) tahun ke depan.
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
Kesimpulan
1. Beberapa program Bappeda dan Litbang yang memiliki dampak
terhadap lingkungan antara lain :
a. Perencanaan pengembangan wilayah
b. Perencanaan Tata Ruang
c. Perencanaan Prasarana Wilayah dan SDA
2. Penelitian, Pengembangan Iptek Tepat Guna
Beberapa langkah-langkah mitigasi terhadap beberapa program
yang berdampak terhadap lingkungan :
a. Perencanaan pengembangan wilayah
Lahan yang terbangun harus memberikan RTH yang
memadai sehingga lahan yang terkonversi dapat
terehabilitasi secara ekologis.
Sosialisasi dan sanksi terhadap pencemar lingkungan.
Manajemen pengelolaan limbah dan sampah harus tertib
dan teratur
Melakukan kajian terlebih dahulu terkait potensi ekonomi
pada sektor unggulan yang prospektif pada lokus terpilih
Melakukan studi lingkungan untuk mengurangi kerusakan
lingkungan yang mungkin terjadi pada lokus
b. Perencanaan Tata Ruang
Menerapkan efisiensi pemanfaatan ruang
Mengembalikan fungsi kawasan tertentu jika selama ini
menyimpang
Perencanaan tata ruang yang mempertimbangkan daya
dukung dan daya tampung lingkungan serta jasa ekosistem
Memperhatikan neraca lingkungan hidup atau status
lingkungan hidup sebagai dasar alokasi pemanfaatan SDA
Alokasi ruang yang sesuai antara jenis kegiatan dengan
karakteristik lokus
Melibatkan stakeholders dalam perencanaan tata ruang
Menyusun RDTR
Menyusun masterplan kawasan
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
c. Perencanaan Prasarana Wilayah dan SDA Penelitian,
Pengembangan Iptek Tepat Guna
Konversi lahan dapat diatasi dengan segera merehabilitasi,
mereboisasi lokus dan atau menyediakan lahan untuk
RTH.
Pencemaran lingkungan secara umum dapat diatasi
dengan menerapkan metode-metode yang ramah
lingkungan untuk men-treatment tanah, air, begitupun
udara sehingga degradasi dapat ditekan
Terganggunya ekosistem, termasuk biota dan vegetasi di
dalamnya sebagai satu kesatuan keanekaragaman hayati
dapat dicegah dengan menggunakan metode ramah
lingkungan, dan berorientasi pada konservasi, sehingga
ancaman yang timbul terhadap bio diversity dapat ditekan
3. Alternatif Program yang dapat dilakukan untuk mencegah
kerusakan lingkungan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Konsep RTH pada lokasi terbangun dapat ditingkatkan tidak
hanya “hijau” tetapi juga “hidup”, dalam artian menyediakan
tempat untuk hidupnya flora dan fauna tertentu, seperti ikan
di dalam kolam air mancur, burung dalam sangkar,
tanaman-tanaman hias.
Sosialisasi tentang pencemaran lingkungan kepada
masyarakat, salah satunya himbauan untuk tidak membakar
sampah
Sosialisasi manajemen pengelolaan sampah dan limbah
kepada masyaraikat, salah satunya ide pemilahan dan
pemisahan sampah organik dan non-organik dari level
rumah tangga
- Saran Tindak
Saran tindak ini merupakan saran-saran yang perlu dilakukan Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan
Kabupaten Banyuasin untuk perencanaan pembangunan Daerah Kabupaten
Banyuasin ke depan di bidang perencanaan pembangunan daerah dan
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
Pernelitian Pengembangan, berdasarkan hasil KLHS Renstra yang telah
mengkaji beberapa program prioritas. Adapun saran tindak yang dapat
dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Dalam hal Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian
Pengembangan Kabupaten Banyuasin harus sungguh-sungguh mencermati
mitigasi/adaptasi, alternatif serta rekomendasi KLHS agar program
dipastikan optimal dalam memberikan kontribusi terhadap pencapaian visi
dan misi Bupati terpilih namun tetap memegang teguh prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan serta memegang teguh konsep pembangunan
yang berwawasan lingkungan.
2. Dalam hal Program Perencanaan Tata Ruang, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Penelitian Kabupaten Banyuasin harus sungguh-
sungguh mencermati mitigasi/adaptasi, alternatif serta rekomendasi
KLHS agar program dipastikan optimal dalam memberikan kontribusi
terhadap pencapaian visi dan misi Bupati terpilih namun tetap memegang
teguh prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan serta memegang teguh
konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan.
3. Dalam hal Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan SDA, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan
Kabupaten Banyuasin harus sungguh-sungguh mencermati
mitigasi/adaptasi, alternatif serta rekomendasi KLHS agar program
dipastikan optimal dalam memberikan kontribusi terhadap pencapaian visi
dan misi Bupati terpilih namun tetap memegang teguh prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan serta memegang teguh konsep pembangunan
yang berwawasan lingkungan.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah pengadopsian metode baru
pelaksanaan program dengan melakukan riset-riset untuk mencari aplikasi
teknologi baru yang lebih murah namun hemat energi dan lebih ramah
lingkungan. Hal lain yang penting adalah kreativitas dan inovasi yang harus
dimunculkan oleh setiap personil di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
dan Penelitian Pengembangan untuk menciptakan program dan kegiatan baru
mengingat Bupati terpilih telah mencanangkan 100 rencana program
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
pembangunan yang dapat direalisasikan menjadi program baru. Terakhir, yang
paling penting dari semua ini adalah goodwill Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan Kabupaten Banyuasin
(dalam hal ini Kepala Dinas) untuk menaruh perhatian yang lebih dan segera
menindaklanjuti setiap rekomendasi perbaikan dan atau penguatan KRP-nya
sehingga prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan di bidang ekonomi, sosial
dan lingkungan hidup dapat terwujud sesuai visi Kabupaten Banyuasin yaitu
“Banyuasin Terdepan, Mandiri dan Berdaya Saing. Serta menuju pencapaian visi
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan
Kabupaten Banyuasin Tahun 2014-2018 yaitu “Visioner dan Berkualitas”.
3.5. Isu-Isu Strategis
Perencanaan pembangunan secara terpadu, terarah dan
berkesinambungan, diperlukan analisis terhadap berbagai isu strategis pada
lingkup Internasional, Nasional, Regional termasuk Isu daerah. Bappeda dan
Litbang sebagai OPD yang mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan
perencanaan pembangunan daerah, memiliki peran yang sangat penting didalam
merumuskan kebijakan perencanaan pembangunan, oleh karenanya analisis isu
strategis tersebut merupakan langkah awal didalam proses perencanaan
pembangunan daerah. Sejalan dengan tugas pokok dan fungsi Bappeda dan
Litbang, beberapa isu strategis yang perlu menjadi pertimbangan di dalam
menyusun Renstra Bappeda dan Litbang adalah sebagai berikut :
1. Mekanisme perencanaan belum berjalan lancar;
2. Kebijakan pusat yang sering berubah-ubah dalam perencanaan
pembangunan daerah;
3. Koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar berbagai kepentingan
dan tingkatan belum optimal;
4. Pengaruh dan dampak globalisasi yang sering sulit diprediksi;
Berbagai isu strategis tersebut, sangat diperlukan didalam merumuskan
kebijakan perencanaan pembangunan di daerah, terutama didalam merumuskan
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang diinginkan lima tahun kedepan.
Kurun waktu lima tahun kedepan, dengan mengoptimalkan pemanfaatan
potensi yang dimiliki, Bappeda dan Litbang diharapkan responsif, kreatif dan
inovatif agar mampu menjawab perubahan lingkungan dan tantangan untuk
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
mewujudkan perencanaan berkualitas dengan mengedepankan pendekatan
perencanaan partisipatif diawali dengan meningkatkan kualitas perencanaan
teknokratik melalui peningkatan kapasitas dan komitmen SDM perencanaan,
memantapkan kelembagaan perencanaan sampai tingkat desa, serta koordinasi
dan komunikasi antar pemangku kepentingan. harapan diatas, beberapa kondisi
yang harus dipersiapkan antara lain:
1. Perlu adanya sikap yang arif dan cerdas agar pelaksanaan perencanaan
pembangunan sesuai dengan dinamika peraturan perundangan yang
berlaku.
2. Proses dan mekanisme perencanaan pembangunan berjalan tepat waktu
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
3. Perlu adanya panduan terhadap sistem dan mekanisme perencanaan
pembangunan daerah.
4. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan
pembangunan daerah.
5. Meningkatnya koordinasi dan sinkronisasi antara institusi perencana dengan
pemegang otoritas penganggaran, untuk menjaga konsistensi antara
perencanaan dan penganggaran.
6. Meningkatnya kapasitas kelembagaan di tingkat basis dengan harapan
dapat meningkatkan efektivitas proses perencanaan.
7. Meningkatnya kualitas SDM perencana terhadap penguasaan keahlian (skill)
fungsional perencanaan yang sesuai tugas pokok dan fungsi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Litbang.
8. Optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data pembangunan yang
sistematis dan akurat, penguasaan teknologi informasi dan komunikasi, serta
pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan.
9. Tersedianya ketatalaksanaan perencanaan pembangunan.
3.5.1. Analisis Lingkungan Strategis
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi yang bersifat
deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan
kondisi sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokan menurut
kontribusinya masing-masing.
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
Kebijakan RENSTRA BAPPEDA dan LITBANg sifatnya
merupakan araha makro (garis besar) sehingga perumusannya dapat
dilakukan hanya melalui musyawarah mufakat. Sebaliknya Strategi
RENSTRA BAPPEDA sudah merupakan rencana tindakan kongkrit yang
sudah sangat jelas sasaran pencapaiannya.
Pengertian SWOT dalam Strategi RENSTRA BAPPEDA dapat
dijabarkan sebagai berikut : Analisa Lingkungan Strategis dilakukan
berdasarkan Penilaian Faktor Internal dan eksternal. Dari kedua faktor ini
didapat gambaran menyeluruh dalam rangka menetapkan tujuan,
kebijakan dan strategi RENSTRA BAPPEDA 2014-2018.
1. Analisis Lingkungan Internal
Tabel 3.1.
Analisis Lingkungan Internal (ALI) Bappeda dan Litbang Kabupaten
Banyuasin
No Kekuatan No Kelemahan1 Peraturan Perundang-undangan
yang mendukung tupoksiBappeda
1 Secara Kompetensi dan KuantitasSDM perencana masih terbatas
2 Tingkat Pendidikan SDM yangcukup memadai
2 Kualitas Dokumen dan Sistemmonitoring evaluasi Perencanaanbelum optimal
3 Kemampuan menggalangpartisipasi pemangkukepentingan dalam prosesperencanaan pembangunancukup memadai
3 Kualitas Data dan SistemInformasi belum memadai
4 Akses terhadap informasipembangunan tinggi
4 Kualitas sarana prasarana belummemadai
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
2. Analisis Lingkungan Eksternal
Tabel 3.2.
Analisis Lingkungan Eksternal (ALE) Bappeda dan Litbang Kabupaten
Banyuasin
No Peluang No Tantangan1 Partisipasi masyarakat dalam
perencanaan, danpengendalian pembangunancukup tinggi
1 Tuntutan dan aspirasi masyarakatsemakin meningkat dan beragam
2 Koordinasi antar instansi terkaitcukup tinggi
2 Pemanfaatan produk-produkperencanaan belum optimal
3 Terbukanya kerjasama denganberbagai pihak
3 Koordinasi lintas sektoral yangmasih lemah
4 Meningkatnyaperkembangan teknologiinformasi dan Komunikasi
4 Kepentingan politik seringmempengaruhi kebijakanperencanaan yang telah disepakati
5 Komitmen pemerintah pusatdan daerah yang tinggiterhadap pengembangan SDM
5 Laju Perkembangan Regulasi yangsangat cepat
3..Analisis Strategi dan Pilihan
Strategi adalah kegiatan untuk mengantisipasi secara menyeluruh,
meramalkan pencapaian tujuan kedepan melalui pendekatan rasional. Strategi ini
disusun dengan memadukan antara Kekuatan dengan Peluang, Kekuatan
dengan Tantangan, Kelemahan dengan Peluang, serta Kelemahan dengan
Tantangan melalui metode analisa SWOT. Dengan demikian akan diperoleh
berbagai pilihan strategi yang perlu diuji kembali dengan visi, misi dan nilai-nilai
Organisasi Bappeda dan Litbang Kabupaten Banyuasin.
a. Kekuatan-Peluang (S-O)
1. Meningkatkan partisipasi pemangku kepentingan dalam proses
perencanaan pembangunan
2. Meningkatkan peran lembaga untuk berkerjasama dengan berbagai pihak
3. Meningkatkan kualitas perencanaan dengan memanfaatkan Komitmen
pemerintah pusat dan daerah terhadap pengembangan SDM
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
4. Meningkatkan peran SDM dalam pemanfaatan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi
b. Kekuatan-Tantangan (S-T)
1. Mengoptimalkan kemampuan SDM untuk memenuhi tuntutan dan aspirasi
masyarakat
2. Mengoptimalkan Peran Instansi dalam Pemanfaatan produk-produk
perencanaan
3. Meningkatkan partisipasi pemangku kepentingan dalam Proses
perencanaan Pembangunan guna meminimalisir kepentingan politik
4. Mengoptimalkan akses informasi pembangunan dalam menyikapi
Perkembangan regulasi yang sangat cepat
c. Kelemahan-Peluang (W-O)
1. Meningkatkan kompetensi dan kualitas SDM perencana dengan
memanfaatkan Komitmen pemerintah pusat dan daerah
2. Meningkatkan kualitas monitoring dan evaluasi melalui koordinasi antar
instansi
3. Meningkatkan kualitas data dan informasi dengan mengoptimalkan
kerjasama dengan berbagai pihak
d. Kelemahan-Tantangan (W-T)
1. Mendayagunakan kemampuan pegawai untuk mengantisipasi tuntutan
dan aspirasi masyarakat;
2. Meningkatkan kualitas data dan informasi guna mengoptimalkan
pemanfaatan produk–produk perencanaan;
3. Meningkatkan Penguasaan Teknologi Informasi guna mengikuti
perkembangan regulasi yang sangat cepat;
4. Meningkatkan kualitas Dokumen dan sistem monitoring dan evaluasi
guna meminimalisir kepentingan politik.
3.5.2. Analisis Faktor Penentu Keberhasilan
Faktor penentu keberhasilan merupakan hasil kajian dari pilihan- pilihan
strategi yang telah diuji dengan visi, misi dan nilai-nilai. Hasil kajian yang cermat
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
dan teliti dari beberapa pilihan strategi menghasilkan Faktor Penentu
Keberhasilan yang terdiri dari unsur internal dan eksternal, dimana kedua unsur
tersebut saling mendukung dan tidak dapat berdiri sendiri.
Adanya faktor penentu keberhasilan tersebut dapat diartikan sebagai
faktor yang mempunyai daya dorong yang besar untuk mewujudkan visi,dan misi
Bappeda dan Litbang Kabupaten Banyuasin.
Berdasarkan analisis dari hasil pembobotan berdasarkan metode
profesional judgement maka terdapat 15 Strategi pilihan atau Analisis Strategis
Pilihan (ASP) sebagai berikut :
1. Meningkatkan partisipasi pemangku kepentingan dalam proses perencanaan
pembangunan
2. Meningkatkan peran lembaga untuk berkerjasama dengan berbagai pihak
3. Meningkatkan kualitas perencanaan dengan memanfaatkan Komitmen
pemerintah pusat dan daerah terhadap pengembangan SDM
4. Meningkatkan peran SDM dalam pemanfaatan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi
5. Mengoptimalkan kemampuan SDM untuk memenuhi tuntutan dan aspirasi
masyarakat
6. Mengoptimalkan Peran Instansi dalam Pemanfaatan produk-produk
perencanaan
7. Meningkatkan partisipasi pemangku kepentingan dalam Proses
perencanaan Pembangunan guna meminimalisir kepentingan politik
8. Mengoptimalkan akses informasi pembangunan dalam menyikapi
Perkembangan regulasi yang sangat cepat
9. Meningkatkan kompetensi dan kualitas SDM perencana dengan
memanfaatkan Komitmen pemerintah pusat dan daerah
10. Meningkatkan kualitas monitoring dan evaluasi melalui koordinasi antar
instansi
11. Meningkatkan kualitas data dan informasi dengan mengoptimalkan
kerjasama dengan berbagai pihak
12. Mendayagunakan kemampuan pegawai untuk mengantisipasi tuntutan dan
aspirasi masyarakat
13. Meningkatkan kualitas data dan informasi guna mengoptimalkan
pemanfaatan produk– roduk perencanaan
BAPPEDA DAN LITBANG Bab III - 2
REVIEW RENCANA STRATEGIS 2014-2018
14. Meningkatkan Penguasaan Teknologi Informasi guna mengikuti
perkembangan regulasi yang sangat cepat
15. Meningkatkan kualitas Dokumen dan sistem monitoring dan evaluasi guna
meminimalisir kepentingan politik
3.5.3. Faktor – Faktor Penentu Keberhasilan
Dari hasil perumusan dan pembahasan pada analisis lingkungan internal
maupun eksternal tersebut diatas, maka dapat disampaikan beberapa faktor
Penentu Keberhasilan (FPK) sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas data dan informasi guna mengoptimalkan
pemanfaatan produk–produk perencanaan;
2. Meningkatkan peran SDM dalam pemanfaatan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi;
3. Meningkatkan partisipasi pemangku kepentingan dalam Proses
perencanaan Pembangunan guna meminimalisir kepentingan politik;
4. Meningkatkan kualitas monitoring dan evaluasi melalui koordinasi antar
instansi.