bab iii metode penelitianeprints.kwikkiangie.ac.id/864/4/31160180 - jessica gracia...58 bab iii...
TRANSCRIPT
-
58
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai objek penelitian, desain penelitian,
variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel, dan teknik
analisis data. Objek penelitian adalah sesuatu yang diteliti dengan penjelasan mengenai apa
dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Kemudian, desain penelitian menjelaskan
tentang cara dan pendekatan penelitian yang akan digunakan oleh peneliti. Variabel
penelitian yang merupakan penjabaran atas masing-masing variabel yang diteliti.
Lalu akan dibahas mengenai teknik pengumpulan data yang merupakan penjelasan
mengenai bagaimana cara peneliti dalam mengumpulkan data dan teknik dalam
mengumpulkan data. Selanjutnya ada teknik pengambilan sampel yang merupakan
penjelasan mengenai teknik dalam memilih populasi hingga menjadi sampel. Dan pada
bagian terakhir bab ini, penulis akan membahas mengenai teknik analisis data yang
merupakan metode analisis yang digunakan untuk mengukur hasil penelitian.
A. Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan pengklasifikasian dari www.idx.co.id pada
periode 2016-2018. Perusahaan manufaktur merupakan industri dengan jumlah
perusahaan terbesar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga perusahaan
manufaktur digunakan dalam penelitian ini. Keputusan untuk menggunakan perusahaan
manufaktur sebagai sampel akan menghindarkan penelitian ini dari kekurangan sampel
setelah dilakukannya penyesuaian berbagai kriteria sampel penelitian.
http://www.idx.co.id/
-
59
B. Desain Penelitian
Dengan mengacu pada tinjauan metodologi penelitian bidang bisnis secara
umum, maka menurut Cooper & Schindler (2017:148), perspektif dalam penelitian ini
menggunakan beberapa pendekatan-pendakatan yang bermanfaat pada bagian desain
penelitian, sebagai berikut:
1. Tingkat di mana Pertanyaan Peneliti telah Diselesaikan
Tingkat dimana pertanyaan peneliti telah diselesaikan dalam penelitian ini
termasuk dalam kategori studi formal (formal studies) yang dimulai dengan suatu
hipotesis atau pertanyaan penelitian dan melibatkan prosedur yang tepat serta
spesifikasi sumber data. Tujuan dari desain studi formal adalah untuk menguji
hipotesis dan menjawab semua pertanyaan penelitian yang dikemukakan.
2. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi
pengamatan (observation) karena data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
melalui pengamatan terhadap laporan keuangan tahunan perusahaan dan informasi
yang mendukung penelitian ini.
3. Kontrol Peneliti terhadap Variabel
Berdasarkan kemampuan peneliti dalam mempengaruhi variabel, penelitian
ini menggunakan desain ex-post facto (ex-post facto design), dimana peneliti tidak
memilki kontrol atau tidak dapat memanipulasi variabel-variabel yang diteliti.
Peneliti hanya dapat melaporkan apa yang telah terjadi atau apa yang sedang terjadi.
Peneliti tidak mempengaruhi variabel yang diteliti, sehingga tidak ada yang bias.
-
60
4. Tujuan Penelitian
Dilihat dari tujuan penelitian, penelitian ini termasuk kedalam kategori
kausal-eksplanatori (causal-explanatory), di mana peneliti berusaha untuk
menjelaskan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dalam
penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti ingin menjelaskan tentang faktor-faktor
baik keuangan maupun non-keuangan yang mempengaruhi agresivitas transfer
pricing di sebuah perusahaan.
5. Dimensi Waktu
Dimensi waktu dalam penelitian ini adalah gabungan dari studi time series
dan studi cross-sectional (cross-sectional studies), di mana peneliti hanya
melakukan studi satu kali dan menyajikan potret satu kejadian dalam satu waktu.
6. Cakupan Topik Penelitian
Penelitian yang dilakukan berdasarkan cakupan topik penelitian yaitu studi
statistik (statistical study) karena studi ini berusaha menangkap karakteristik
populasi dengan membuat kesimpulan dari karakteristik sampel dan kesimpulan
hipotesis diuji secara kuantitatif.
7. Lingkupan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam kondisi lingkungan aktual (kondisi lapangan
atau field conditions), karena peneliti memperoleh seluruh data dan objek penelitian
dari lingkungan yang nyata atau benar-benar terjadi di perusahaan.
-
61
8. Persepsi Partisipan terhadap Aktivitas Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari Bursa Efek
Indonesia, maka penelitian ini tidak akan menyebabkan partisipan tidak merasakan
adanya penyimpangan dalam melakukan kegiatan rutin sehari-hari.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2017:38). Penelitian ini melibatkan variabel dependen
(variabel terikat) yaitu Y dan variabel independen (variabel bebas) yaitu X, di mana
variabel dependennya (variabel terikat) adalah Agresivitas Transfer Pricing (Y).
Sedangkan yang menjadi variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini
adalah Pajak Penghasilan (PPh) Badan (X1), Ukuran Perusahaan (X2), Tax Haven
Country (X3), dan Kualitas Audit (X4). Secara lebih jelas, variabel yang akan digunakan
dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2017:39). Pada penelitian ini, variabel
dependen yang digunakan oleh peneliti adalah Agresivitas Transfer Pricing (Y).
Menurut Darussalam dan Danny (2012), transfer pricing merupakan bagian dari suatu
kegiatan usaha dan perpajakan yang bertujuan untuk memastikan apakah harga yang
diterapkan dalam transaksi antar perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa
telah didasarkan atas prinsip harga pasar wajar (arm’s length price principal).
Indikator dari Transfer Pricing adalah dengan menggunakan pendekatan
“jumlah nilai” yang telah berhasil digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya,
-
62
seperti Transfer Pricing Index (Richardson et al., 2013), The Development of
Corporate Governance Indices (Brown and Caylor, 2006), dan Accounting
Disclosure Indices (Lanis & Richardson, 2012). Pendekatan ini melihat besarnya
presentase nilai imdeks dari kriteria yang dapat ditemukan di transaksi dengan pihak
berelasi dalam catatan atas laporan keuangan. Semakin besar presentase dari hasil
keseluruhan kriteria, maka semakin besar tingkat agresivitas transfer pricing.
Tabel 3.1
Variabel Independen dan Kriteria Pengukuran
No. Variabel Kriteria Pengukuran Indeks
Nilai
Dasar Teori Kriteria
Pengukuran
1 TP
Adanya transaksi
penjualan dengan
perusahaan yang
memiliki hubungan
istimewa di luar negeri.
1
i. Anang Mury
Kurniawan, "Buku
Pintar Transfer Pricing
untuk Kepentingan
Pajak" (2015).
ii. Gunadi, “Pajak
Internasional”, (2007).
2 TP
Adanya transaksi
pembelian dengan
perusahaan yang
memiliki hubungan
istimewa di luar negeri
1
i. Anang Mury
Kurniawan, "Buku
Pintar Transfer Pricing
untuk Kepentingan
Pajak" (2015).
ii. Gunadi, “Pajak
Internasional”, (2007).
3 TP
Adanya alokasi biaya
administrasi dan umum
(overhead cost) dengan
perusahaan yang
memiliki hubungan
istimewa di luar negeri
1
i. Anang Mury
Kurniawan, "Buku
Pintar Transfer Pricing
untuk Kepentingan
Pajak" (2015).
ii. Gunadi, “Pajak
Internasional”, (2007).
-
63
4 TP
Adanya pembayaran
lisensi, sewa, royalti,
dan imbalan atas jasa
manajemen, imbalan
atas jasa teknik dan
imbalan atas jasa lainnya
dengan perusahaan yang
memliki hubungan
istimewa di luar negeri
1
i. Anang Mury
Kurniawan, "Buku
Pintar Transfer Pricing
untuk Kepentingan
Pajak" (2015).
ii. Gunadi, “Pajak
Internasional”, (2007).
5 TP
Adanya pembebanan
bunga atas pemberian
pinjaman oleh pemegang
saham (shareholder
loan)
1
i. Anang Mury
Kurniawan, "Buku
Pintar Transfer Pricing
untuk Kepentingan
Pajak" (2015).
ii. Gunadi, “Pajak
Internasional”, (2007).
Total Skor Indeks Nilai 5
Total Presentase Variabel TP Total Skor Terpenuhi
5
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2013:39). Variabel
independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah Pajak Penghasilan Badan
(X1), Ukuran Perusahaan (X2), Tax Haven Country (X3), dan Kualitas Audit (X4)
yang akan diuraikan sebagai berikut:
a. Pajak penghasilan badan
Variabel pajak penghasilan badan ini dihitung dengan menggunakan
proksi pajak yaitu berupa Effective Tax Rate. Effective Tax Rate merupakan
sebuah presentase besaran tarif pajak yang ditanggung oleh perusahaan. Penelitian
ini menggunakan rumus Current ETR seperti penelitian yang dilakukan oleh
x 100%
-
64
Noviastika et al. (2016) dan Nugroho et al. (2018). Current ETR sering
dipergunakan sebagai landasan stakeholder dalam pengambilan keputusan serta
untuk mengetahui tata kelola perpajakan yang diterapkan suatu entitas.
Current ETR = 𝑩𝒆𝒃𝒂𝒏 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌 𝑲𝒊𝒏𝒊
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑺𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌
b. Tax Haven Country
Variabel tax haven country menggambarkan bagaimana perusahaan
memanfaatkan pihak yang memiliki hubungan istimewa di negara tax haven
dengan melakukan transaksi-transaksi yang dapat melakukan transaksi yang dapat
mengurangi pajak yang seharusnya dibayar. Variabel tax haven country dalam
penelitian ini diukur dengan variabel dummy yang bernilai 1 apabila perusahaan
manufaktur memiliki hubungan istimewa dengan pihak lain di luar negeri yang di
mana negara tersebut terdapat dalam daftar Tax Haven Country menurut Gravelle
(2015) dan bernilai 0 untuk sebaliknya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
pernah dilakukan oleh Ramadhan (2017) yang mendefinisikan pemanfaatan
variabel tax haven mempertimbangkan transaksi dengan perusahaan berelasi atau
memiliki hubungan istimewa di negara tax haven.
c. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan menggambarkan besar atau kecilnya perusahaan jika
dilihat dari nilai asset yang dimiliki oleh perusahaan. Maka dari itu, ukuran
perusahaan dapat diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total asset
yang dimiliki perusahaan dalam laporan keuangan seperti penelitian yang
dilakukan oleh Richardson et al. (2013) dan Refgia (2017). Dalam penelitian
-
65
Richardson et al. (2013) menyatakan bahwa perusahaan besar lebih cenderung
untuk melakukan transfer pricing.
Ukuran Perusahaan (SIZE) = Ln (Total Asset)
d. Kualitas Audit
Pengukuran kualitas audit dalam penelitian ini menggunakan reputasi
auditor yang dikaitkan dengan ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP). Kantor
Akuntan Publik yang dinilai terpercaya dan terintegrasi adalah KAP Big Four
yang terdiri dari Price Waterhouse Cooper (PWC), Ernst & Young (EY), Deloitte,
dan KPMG. Maka dari itu, Kualitas Audit diukur dengan variabel dummy yang
bernilai 1 apabila laporan keuangan perusahaan manufaktur pada penelitian ini
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Big Four, dan bernilai 0 apabila
laporan keuangan perusahaan manufaktur pada penelitian ini diaudit oleh KAP
Non Big Four (Teoh & Wong, 1993).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik
dokumentasi yaitu dengan observasi data sekunder. Data sekunder tersebut diperoleh
dari laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur antara lain:
1. Data laporan keuangan dan profil perusahaan yang termasuk dalam perusahaan
manufaktur periode 2016-2018 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
yang telah dipublikasikan di situs www.idx.co.id atau situs resmi perusahaan.
http://www.idx.co.id/
-
66
2. Data mengenai pajak kini, laba sebelum pajak, total asset, pemanfaatan tax haven,
entitas anak dan induk perusahaan di luar negeri, auditor independen perusahaan,
dan catatan atas laporan keuangan atas transaksi antara pihak berelasi yang terdapat
dalam laporan keuangan teraudit perusahaan.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-
probability sampling dengan metode purposive sampling, dimana metode ini merupakan
teknik pengambilan sampel secara khusus berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (Cooper
& Schindler, 2017).
Kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan manufaktur dalam sektor industri dasar kimia, aneka industri, dan
industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2016-2018.
2. Perusahaan Manufaktur yang tidak listing dan delisting selama periode 2016-2018.
3. Laporan keuangan perusahaan manufaktur dalam mata uang Rupiah.
4. Perusahaan manufaktur tidak memiliki laba sebelum pajak negatif (rugi).
5. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan secara lengkap selama
periode 2016-2018.
6. Perusahaan manufaktur yang memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan luar
negeri.
-
67
Tabel 3.2
Tabel Kriteria Pengambilan Sampel
F. Teknik Analisis Data
Dalam melakukan pengolahan data dan menganalisis data yang diperoleh untuk
mendapatkan informasi yang digunakan, peneliti menggunakan alat bantu pengolahan
data berupa software IBM SPSS Statistics 22.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan Jumlah
Perusahaan
Perusahaan Manufaktur dalam sektor industri dasar kimia, aneka
industri, dan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2016-2018
164
Perusahaan Manufaktur yang listing dan delisting selama periode
2016-2018 (28)
Perusahaan Manufaktur yang tidak menyajikan laporan keuangan
dalam mata uang Rupiah (29)
Perusahaan Manufaktur yang memiliki laba sebelum pajak negatif
(rugi) (30)
Perusahaan Manufaktur yang tidak menyajikan laporan keuangan
secara lengkap selama periode 2016-2018 (12)
Perusahaan Manufaktur yang tidak memiliki hubungan istimewa
dengan perusahaan luar negeri (29)
Total sampel penelitian 36
Periode penelitian 3 tahun
Jumlah sampel penelitian selama 2016-2018 108
-
68
1. Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2016:19), statistik deskriptif memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).
Hasil dari pengujian statistik deskriptif dapat memberikan gambaran mengenai
adanya perbedaan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
2. Uji Kesamaan Koefisien
Sebelum menganalisis variabel dependen dan variabel independen, penulis
harus melakukan analisis data penelitian, apakah data-data tersebut dapat di pooling
(penggabungan data cross-sectional dan time series) atau data-data tersebut tidak
dapat di pooling (time series). Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah data dapat
di pooling atau tidak, peneliti menggunakan pengujian comparing two regression:
the dummy variable approach.
Dalam penelitian ini, pengujian pengujian comparing two regression dengan
menggunakan variabel dummy, sehingga mendapat persamaan yaitu:
TP = β0 + β1 PAJAK + β2 SIZE + β3 THAV + β4 KAUDIT + β5 DT1 + β6 DT2 +
β6 PAJAK_DT1 + β7 SIZE_DT1 + β8 THAV_DT1 + β9 KAUDIT_DT1 + β10
PAJAK_DT2 + β11 SIZE_DT2 + β12 THAV_DT2 + β13 KAUDIT_DT2 + Ɛ
Keterangan :
TP : Agresivitas Transfer Pricing
β0 : Konstanta
β1 – β13 : Koefisien Parameter Regresi
-
69
PAJAK : Pajak penghasilan (PPh) badan
SIZE : Ukuran Perusahaan
THAV : Tax Haven Country
KAUDIT : Kualitas Audit
DT1 : Variabel dummy tahun (1 = data perusahaan tahun 2018, 0 =
data perusahaan pada tahun 2017, 2016)
DT2 : Variabel dummy tahun (1 = data perusahaan tahun 2017, 0 =
data perusahaan pada tahun 2018, 2016)
PAJAK_DT1 : Variabel hasil perkalian antara variabel pajak dengan
variabel dummy tahun 1
SIZE_DT1 : Variabel hasil perkalian antara variabel ukuran perusahaan
dengan variabel dummy tahun 1
THAV_DT1 : Variabel hasil perkalian antara variabel tax haven country
dengan variabel dummy tahun 1
KAUDIT_DT1 : Variabel hasil perkalian antara variabel kualitas audit dengan
variabel dummy tahun 1
PAJAK_DT2 : Variabel hasil perkalian antara variabel pajak dengan
variabel dummy tahun 2
SIZE_DT2 : Variabel hasil perkalian antara variabel ukuran perusahaan
dengan variabel dummy tahun 2
THAV_DT2 : Variabel hasil perkalian antara variabel tax haven country
dengan variabel dummy tahun 2
-
70
KAUDIT_DT2 : Variabel hasil perkalian antara variabel kualitas audit dengan
variabel dummy tahun 2
Ɛ : Error
Langkah-langkah pengujian kesamaan koefisien adalah sebagai berikut:
a. Bandingkan nilai Signifikan DT1, …, DT2 dengan nilai α (dalam penelitian ini
nilai α adalah sebesar 5% atau 0.05)
b. Kriteria pengambilan keputusan:
(1) Jika salah satu Sig DT1, …, DT2 < nilai α (0.05) artinya terdapat perbedaan
koefisien yang menyebabkan data penelitian tidak dapat di di gabung atau
dapat di pooling.
(2) Jika salah satu Sig DT1, …, DT2 > α (0.05) artinya tidak terdapat perbedaan
koefisien yang menyebabkan data penelitian dapat di di gabung atau dapat
di pooling.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dapat
dipakai, dalam arti tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan agar model penelitian
ini layak digunakan. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikorelasi,
uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas.
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016:154), uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Dalam uji F dan uji t diasumsikan bahwa nilai residual
-
71
mengikuti distribusi normal, oleh sebab itu, jika asumsi ini dilanggar maka uji
statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk menguji residual
berdistribusi normal atau tidak, peneliti menggunakan alat bantu IBM SPSS
Statistics 22 untuk melakukan uji statistik Non-Parametic One-Sample
Kolmogorov-Smirnov test (K-S) atau dengan melihat Normal Probability Plot.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Hipotesis
Ho : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
(2) Menentukan tingkat kesalahan α =0.05
(3) Dalam menentukan hasil pengujian ini, dapat dilihat dari:
(a) Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > α (0.05), maka menunjukkan data residual
berdistribusi normal.
(b) Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < α (0.05), maka menunjukkan data residual
tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2016:103), uji multikolonieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel-variabel bebas. Jika saling berkorelasi, maka variabel
independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen tidak
ortogonal (tidak sama dengan nol). Peneliti menggunakan alat bantu IBM SPSS
-
72
Statistics 22 untuk mendeteksi nilai Tolerance (TOL) and Value Inflation
Factor (VIF).
Kriteria keputusan untuk menunjukkan ada atau tidaknya
multikolonieritas adalah:
(1) Jika nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa
tidak terjadi multikolonieritas pada penelitian tersebut.
(2) Jika nilai tolerance ≤ 0.10 dan nilai VIF ≥ 10, maka dapat diartikan bahwa
terjadi multikolonieritas pada penelitian tersebut.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2016:134). Jika variance dari residual satu
pengamatan lain tetap disebut dengan homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas penulis melakukan
pengujian dengan menggunakan uji Spearman’s Rho (Gunawan, 2019:146).
Pengujian ini dilakukan dengan meregresi nilai RES (Unstandardized Residual)
terhadap variabel independen. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai
berikut:
(1) Jika nilai signifikansi (Sig.) > α (0.05), maka dapat dikatakan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas.
-
73
(2) Jika nilai signifikansi (Sig.) < α (0.05), maka dapat dikatakan bahwa
terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)
menurut (Ghozali, 2016:107). Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas dari autokorelasi.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, peneliti melakukan
uji Run Test. Run Test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi
secara random atau tidak (sistematis). Run Test dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
(1) Menentukan hipotesis yang akan diuji
Ho : Residual (RES_1) random (acak)
Ha : Residual (RES_1) tidak random
(2) Menentukan tingkat kesalahan α =0.05
(3) Memperoleh nilai Asymp. Sig (2-tailed) pada tabel Run Test.
(4) Kriteria pengambilan keputusan:
(a) Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) < α (0.05), maka keputusan yang diambil
adalah tolak Ho artinya terbukti bahwa terjadi autokorelasi antar nilai
residual.
-
74
(b) Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) > α (0.05), maka keputusan yang diambil
adalah tidak tolak Ho artinya tidak terbukti bahwa terjadi autokorelasi
antar nilai residual.
4. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Ganda
Analisis regresi berganda bertujuan untuk memodelkan hubungan antara
variabel dependen dan variabel independen dengan jumlah variabel independen
lebih dari satu (Ghozali, 2016). Penelitian ini dilakukan dengan bantuan aplikasi
IBM SPSS Statistics 22. Model regresi yang digunakan dalam regresi berganda
adalah sebagai berikut:
TP = β0 + β1 PAJAK + β2 SIZE + β3 THAV + β4 KAUDIT + Ɛ
Keterangan:
TP : Agresivitas Transfer Pricing
β0 : Konstanta
β1-4 : Koefisien regresi
PAJAK : Beban Pajak
SIZE : Ukuran Perusahaan
THAV : Tax Haven Country
KAUDIT : Kualitas Audit
Ɛ : Error
-
75
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Menurut Ghozali (2016:96), uji signifikansi simultan atau uji F ini
digunakan dalam penelitian untuk mengetahui apakah semua variabel
independen (variabel bebas) yang digunakan dalam penelitian secara bersama-
sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen (variabel terikat). Uji
statistik F ini dilakukan dengan menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics 22
dengan kriteria pengambilan keputusan dengan mengambil nilai Sig. F dengan
α = 0.05. Hasilnya dianalisis dengan cara:
(1) Jika nilai Sig. F ≥ α (0.05), maka terima Ho atau tolak Ha yang menunjukkan
arti bahwa secara bersama-sama semua variabel independen (variabel bebas)
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (variabel terikat).
(2) Jika nilai Sig. F < α (0.05), maka tolak Ho atau terima Ha yang artinya secara
bersama-sama semua variabel independen (variabel bebas) berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen (variabel terikat).
c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Tujuan dilakukan uji parsial (t test) menurut Ghozali (2016:97) adalah
untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Cara untuk melakukan uji t adalah dengan membandingkan probabilitas
signifikansi dengan tingkat kepercayaan sebesar 5% (α: 0.05). Hasil pengujian
didapatkan dengan melihat nilai Sig. pada tabel Coefficients. Langkah-langkah
dalam menguji stastistik t adalah sebagai berikut:
-
76
(1) Merumuskan hipotesis:
(a) Ho1 : β1 = 0
Ha1 : β1 > 0
(b) Ho2 : β2 = 0
Ha2 : β2 > 0
(c) Ho3 : β3 = 0
Ha3 : β3 > 0
(d) Ho4 : β4 = 0
Ha4 : β4 > 0
(2) Menentukan tingkat kesalahan α =0.05
(3) Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
(a) Jika nilai Sig. t (one-tailed) ≥ α (0.05), maka terima Ho atau tolak Ha
yang artinya adalah bahwa terdapat cukup bukti yang menunjukkan
variabel independen (variabel bebas) tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen (variabel terikat).
(b) Jika nilai Sig. t (one-tailed) < α (0.05), maka tolak Ho yang artinya
adalah bahwa terdapat cukup bukti yang menunjukkan variabel
independen (variabel bebas) berpengaruh terhadap variabel dependen
(variabel terikat).
-
77
d. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi atau R2 digunakan dalam penelitian untuk
menunjukkan seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2016:95). Selain itu, uji Koefisien determinasi ini
berguna untuk mengukur besar proporsi dan jumlah ragam Y yang diterangkan
oleh model regresi atau untuk mengukur besar sumbangan variabel independen
X terhadap ragam variabel dependen Y.
Uji ini dilakukan dengan bantuan IBM SPSS Statistics versi 22. Nilai
koefisien determinasi adalah selalu 0 ≤ R2 ≤ 1, di mana:
(1) Jika R2 = 0, menandakan bahwa model regresi yang terbentuk tidak
sempurna, di mana variabel-variabel independen tidak dapat menjelaskan
variasi dalam variabel dependen.
(2) Jika R2 = 1, menandakan bahwa regresi yang terbentuk sempurna, di mana
variabel-variabel independen dapat menjelaskan variasi dalam variabel
dependen dengan tepat. Ini berarti jika R2 semakin mendekati 1, maka
semakin tepat model regresi yang terbentuk untuk memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.