bab iii metode penelitian 3.1. pendekatan dan jenis penelitianeprints.umm.ac.id/46943/4/bab...
TRANSCRIPT
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan
jenis penelitian deskriptif. Penelitan ini dilakukan untuk memperoleh fakta atau
data tentang jenis, keanekaragaman, Indeks nilai penting mesofauna dan
makrofauna tanah pada lahan tanaman kubis yang terdapat insketisida organik dan
anorganik di Desa Wonorejo kecamatan Poncokusumo, Malang. Data
keanekaragaman akan dianalisis secara deskriptif sebagai data pendukung untuk
melihat pengaruhnya.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September 2018 pada lahan
tanaman kubis yang terdapat insektisida organik dan anorganik di Desa Wonorejo
Kecamatan Poncokusumo, Malang. Identifikasi mesofauna dan makrofauna
dilakukan di Laboratorium Ekologi Hewan Universitas Negeri Brawijaya Malang.
3.3 Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian adalah semua jenis mesofauna dan makrofauna
tanah yang ditemukan di lokasi penelitian yaitu di lahan tanaman kubis yang
terdapat insektisida organik dan anorganik di desa Wonorejo Kecamatan
Poncokusumo Kota Malang.
29
3.3.2 Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
Simple Random Sampling. Pengambilan sampel dipilih oleh peneliti secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
3.3.3 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah mesofauna dan makrofauna tanah yang
ditemukan di lokasi penelitian yaitu lahan tanaman kubis yang terdapat insektisida
organik dan anorganik di desa Wonorejo Kecamatan Poncokusumo Kota Malang.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Jenis Variabel
3.4.1.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan insektisida organik
dan anorganik.
1.4.1.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keanekaragaman mesofauna
dan makrofauna tanah.
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Persiapan Penelitian
Tahap ini yaitu mempersiapkan alat dan bahan untuk penelitian dan tahap
observasi. Adapun alat dan bahan yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut
3.5.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
30
a. Alat yang digunakan dalam pengambilan mesofauna dan makrofauna tanah
Tabel 3.1 Alat yang diperlukan dalam penelitian
No Alat Jumlah
1. Jebakan Pit fall trap 2
2. Tali raffia 2 pack
3. Gelas aqua 2
4. Botol Sampel 30
5. Alat tulis 1 set
6. Kertas label 2 pack
7. Kamera handphone 2
8. Soil tester 1
9. Gunting 1
3.5.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Tabel 3.2 Bahan yang diperlukan dalam penelitian
No Bahan Jumlah
1. Formalin 10% 1 liter
2. Aquades 1 liter
3.5.1.3 Tahap Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan studi pendahuluan (observasi) pada
lokasi yang akan diteliti yaitu daerah lahan tanaman Brassica oleracea L. dimana
terdapat insektisida organik dan anorganik di desa Wonorejo kecamatan
Poncokusumo, Malang untuk mencari informasi dan memastikan bahwa tempat
yang digunakan representatif menjadi tempat penelitian tentang keanekaragaman
makrofauna dan mesofauna tanah.
31
3.5.1.4 Tahap Penentuan Lokasi
Berdasarkan observasi, maka lokasi pengambilan sampel dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan kondisi tempat serta yang ada di dalam populasi.
Penentuan lokasi pada lahan yang terdapat insektisida organik dan anorganik yaitu
dengan menentukan luas area penelitian terlebih dahulu yaitu +/- 0,25 ha, setiap
stasiun dibuat plot dengan dengan ukuran 25 cm x 25 cm (Suin, 2012) dengan jarak
antar plot adalah 20 m menurut Istomo (2010), sehingga diperoleh jumlah total plot
adalah 48, dari jumlah tersebut ditentukan 24 plot untuk masing-masing lahan baik
lahan yang terdapat insektisida organik ataupun anorganik yang akan dilakukan
sebagai penelitian. penentuan plot dilakukan dengan cara acak karena setiap plot
mempunyai peluang sama untuk terambil tanpa melihat variasi yang ada dan lokasi
penelitian bersifat homogen. Metode plot yang digunakan pada lokasi penelitian
lahan tanaman kubis yang terdapat insektisida organik dan anorganik di desa
Wonorejo kecamatan Poncokusumo, Malang. Berikut ini denah lokasi penelitian :
32
Lokasi Lahan Tanaman Kubis yang terdapat insektisida organik (Lokasi 1)
Gambar 3.1 Metode plot pada lahan tanaman kubis insektisida organik
11
12
8
4
1
14
13
9 5
10 2
3
7
15 6
20 m
100 m
33
Lokasi Lahan Tanaman Kubis yang terdapat insektisida anorganik (Lokasi 2)
Keterangan :
: Metode Plot
: Metode Pittfall Trap
Gambar 3.2 Metode plot pada lahan tanaman kubis insektisida anorganik
11
12
8
4
1
14
13
9 5
10 2
3
7
15 6
20 m
100 m
34
3.5.2 Pelaksanaan penelitian
3.5.2.1 Tahap Pengambilan Data
3.5.2.1.1 Tahap Pelaksanaan Pengambilan Data Mesofauna dan Makrofauna
Tanah
1. Metode Sortir Tangan (Hand Sorting Method)
a. Pengambilan sampel dilakukan pada masing-masing stasiun penelitian.
Lokasi penelitian di lahan tanaman kubis yang terdiri dari 15 plot yang
berbeda.
b. Mesofauna dan makrofauna tanah diperoleh dengan cara pengambilan
sampel tanah yang dilakukan dengan metode plot yaitu dengan cara
membuat plot dengan jumlah 24 plot di tanah dengan luas +/- 0,25 ha.
c. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan menggunakan cangkul serta
sekop dengan kedalaman 10 cm.
d. Selanjutnya sampel tanah ditempatkan di atas alas atau koran dengan tujuan
di sortir dengan menggunakan tangan untuk diambil mesofauna kemudian
diawetkan dengan formalin.
2. Metode Pitfall Trap
a. Membuat plot pada setiap stasiun.
b. Penangkapan makrofauna dengan metode pitfall trap dilakukan dengan cara
memasang perangkap yang berupa gelas plastik yang telah diisi dengan
Formalin yang sudah diencerkan.
c. Perangkap pitfall trap dipasang pada lokasi 2 lokasi penelitian yang berbeda
dengan cara pemasangan harus rata dengan tanah.
35
d. Perangkap pitfall trap diberi penutup yang terbuat dari kayu untuk
menghindari masuknya air hujan maupun sinar matahari yang mungkin bisa
masuk ke dalam perangkap pitfall trap.
e. Atap perangkap pitfall trap dipasang setinggi 10 cm daiatas permukaan tanah.
f. Perangkap pitfall trap dipasang selama 24 jam, mesofauna dan makrofauna
yang tertangkap kemudian dikumpulkan pada botol sampel yang akan
diawetkan pada formalin 4% dan diidentifikasi di laboratorium.
Perangkap tersebut digunakan untuk menjebak fauna tanah secara tidak
langsung yang berjalan di atas tanah dan akan terjebak pada lubang tersebut.
Dengan menggunakan cara pitfall trap yaitu suatu alat bejana atau gelas
bekas/botol bekas air mineral yang ditanam di tanah dengan memberikan
formalin yang berfungsi agar hewan yang masuk ke dalam jebakan tidak bisa
keluar.
Gambar 3.3 Contoh Pemasangan perangkap pitfall trap
(Sumber: Ummi, 2007)
36
3.5.2.1.2 Metode Pengukuran Data Faktor Abiotik
Pada penelitian ini pengukuran data faktor abiotik meliputi pengukuran pH
tanah, kelembapan tanah. Metode yang digunakan untuk mengukur pH tanah dan
kelembapan tanah dengan menggunakan alat pengukur Soil tester yaitu menancapkan
alat tersebut ke tanah hingga batas tembaga. Selanjutnya menekan tombol pada alat
dan melihat pergerakan jarum pada skala sampai pembacaan angka konstan.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Menurut Setyawan (2009) Pengumpulan data merupakan suatu metode yang
sangat penting dan diperlukan dalam penelitian. Pengumpulan data ini digunakan
sebagai rambu-rambu sehingga data dalam penelitian terjaga tingkat validitas dan
reabilitasnya. Pada prinsipnya pengumpulan data mempunyai 3 aspek yaitu:
1. Mengumpulkan data secara lengkap
2. Menetapkan kerapatan data
3. Kebenaran data
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1.1 Tahap Identifikasi
Data yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan langsung terhadap
populasi yang diselidiki di lokasi penelitian yaitu dengan menggunakan metode plot
yang berukuran 25 cm x 25 cm dengan kedalaman tanah 20 cm. Metode plot dibuat
sebanyak 15 plot pada tiap-tiap stasiun penelitian di lahan tanaman kubis Desa
Wonorejo Kecamatan Poncokusumo Kota Malang. Sampel yang di temukan
37
diidentifikasi dengan cara melihat kemiripan gambar hasil penelitian dan melihat ciri
morfologi berdasarkan kunci identifikasi dengan mengacu pada buku pengenalan
serangga Borror et al., (1992), Ekologi Hewan Tanah Suin (2012), Collembola Ekor
Pegas (2012), Buku Calssification of Insects Brues et al., (1954), dan Kunci
Determinasi Serangga oleh Kanisius cetakan ke-11 (2003) dan dilakukan di
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium
diversitas FMIPA Universitas Brawijaya sampai tingkat jenis dan untuk memastikan
morfologi dibantu dengan menggunakan mikroskop.
3.6.2 Instrumen Penelitian
3.6.2.1 Indeks Keanekaragaman Jenis (Diversity)
Berikut Tabel Indeks Keanekaragaman Jenis yang akan digunakan dalam
pengambilan sampel.
Stasiun
1
Mesofauna dan
Makrofauna Keanekaragaman
Indeks Nilai Penting
(INP) Ket
1
2
3
4
5
6
dst
Tabel 3.3 Indeks Keanekaragaman
Indeks keanekaragaman jenis merupakan parameter untuk menentukan bahwa
keanekaragaman termasuk dalam kategori rendah, sedang, dan tinggi.
38
3.7 Teknik Analisis Data
Data yang sudah diperoleh kemudian diolah dan dihitung dengan
menggunakan indeks keanekaragaman dengan tujuan untuk mengetahui serta
membandingkan indeks keanekaragaman mesofauna dan makrofauna tanah yang ada
di lahan tanaman kubis yang terdapat insektisida organik dan anorganik di desa
Wonorejo, Malang.
3.7.1 Keanekaragaman Jenis (H’)
Rumus dari Indeks Keanekaragaman Jenis Shannon Winner adalah :
H’ = - ∑ (piInpi)
Atau
H’ = - ∑ [( ) Ln(
)]
Keterangan:
H’ = Indeks keanekaragaman Shannon Wiener
Pi = Proporsi jenis ke I di dalam sampel total
ni= Jumlah individu dari seluruh jenis
N = Jumlah total individu dari seluruh jenis
Menurut Ibrahim (2014) Indeks keragaman menurut Shannon-Wiener dibagi dalam 5
kategori, yaitu :
0<Hˈ< 1,0 = keanekaragaman rendah
1,0< H’ < 3,322 = keanekaragaman sedang
H’ > 3,322 = keanekaragaman tinggi
39
3.7.2 Indeks Nilai Penting (Importance Value = IV)
Indeks nilai penting adalah parameter kuantitatif yang dapat dipakai untuk
menyatakan tingkat dominansi (Tingkat penguasaan) jenis-jenis dalam suatu
komunitas. jenis yang dominan dalam suatu komunitas akan memiliki Indeks nilai
penting yang tinggi (Sugiyarto & Miati, 2002). Indeks nilai penting dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Frekuensi (F)
Frekuensi dirumuskan sebagai berikut.
Fi=
Keterangan rumus :
Fi = Frekuensi relatif untuk jenis ke i
Ji = Jumlah plot yang terdapat jenis ke i
K = Jumlah total plot yang dibuat
2. Frekuensi Relatif
Frekuensi relatif dirumuskan sebagai berikut.
Fr =
x 100%
Keterangan rumus :
Fr = Frekuensi relatif jenis ke i
Fi = Frekuensi untuk jenis ke i
ƩF = Jumlah total frekuensi untuk semua jenis
40
3. Kelimpahan (K)
Kelimpahan dirumuskan sebagai berikut.
Ki =
Keterangan rumus :
K = Kelimpahan jenis untuk jenis ke i
ni = Jumlah total individu jenis ke i
A = Luas total daerah yang disampling
4. Kelimpahan relatif (Kr)
Kelimpahan relatif dirumuskan sebagai berikut.
KR =
X 100%
Keterangan rumus :
Kr = Kelimpahan relatif jenis ke i
Ki = Kelimpahanuntuk jenis ke i
ƩK = Jumlah Kelimpahan semua jenis
5. Indeks Nilai Penting (INP)
Indeks Nilai Penting (INP) dirumuskan sebagai berikut.
INP = Fr + Kr
Keterangan rumus :
INP = Indeks nilai penting
Fr = Frekuensi relative
Kr = Kelimpahan relative
41
3.8 Pemanfaatan Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar Biologi
Bahan dari penelitian yang akan dikaji dari segi kemanfaatannya sebagai
sumber belajar adalah proses dan hasilnya. Proses yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah keseluruhan kegiatan penelitian dimulai dari perencanaan kegiatan sampai
pengambilan keputusan, sedangkan hasilnya adalah fakta dan konsep yang diperoleh.
Perlu adanya tujuan yang akan dicapai secara jelas sebab tidak semua proses dan hasil
penelitan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi (Aminah, 2017).
Menurut Aminah (2017) hasil penelitian yang dijadikan sebagai sumber belajar
harus melalui beberapa tahapan diantaranya:
1. Mengidentifikasi proses dan produk penelitian
a. Menganalisis kejelasan potensi
b. Menganalisis kesesuaian hasil penelitian dengan kompetensi dasar
c. Menganalisis sasaran materi dan peruntukkan, yang dimaksudkan sasaran
materi yaitu hasil penelitian apakah sudah sesuai dan diperuntukkan siswa
atau peserta didik jenjang apa atau tingkatan apa sesuai dengan isi materi.
d. Menganalisis kejelasan informasi yang diungkap
e. Menganalisis pedoman eksplorasi berupa langkah kerja yang sudah
termodifikasi
f. Menganalisis perolehan yang akan dicapai sehingga peserta didik dapat
mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan sikap
2. Menyeleksi dan memodifikasi hasil penelitian yang telah memenuhi syarat
sebagai sumber belajar biologi berupa memodifikasi silabus pemerintah
42
3. Merancang hasil penelitian yang sudah terseleksi dan dimodifikasi menjadi suatu
rancangan sumber belajar
43