bab iii metode penelitian a. lokasi dan subjek penelitian...
TRANSCRIPT
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia yang berlokasi di Jalan Dr. Setiabudhi No. 229,
Bandung.
2. Populasi Penelitian
Menurut Furqon, “populasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek,
orang, atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik umum yang
sama” (Furqon, 2011: 146). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
yang telah atau sedang mengontrak mata kuliah Psikodiagnostik IV-VII.
Berikut adalah jumlah mahasiswa Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia angkatan 2009-2011 yang menjadi populasi
penelitian ini:
Tabel 3.1
Jumlah Mahasiswa Psikologi Angkatan 2009-2011
Angkatan Jumlah Mahasiswa
2009 115
2010 103
2011 73
Jumlah Populasi 291
27
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
3. Sampel dan Teknik Sampling Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif
(Sugiyono, 2013: 118).
Penentuan jumlah sampel mengacu pada standar kelayakan jumlah sampel
yang dikemukakan oleh Roscoe dalam Sugiyono (2013), yaitu sebanyak 30 – 500
orang. Sedangkan menurut Slovin (Umar, 2008: 65), untuk menentukan jumlah
sampel yang layak adalah menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = presisi (peran kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir/diinginkan yaitu sebesar 5% atau
0,05).
( )
Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah 168 responden.
Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling
aksidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya
siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan
28
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
karakteristik sampel maka orang tersebut yang dijadikan sampel penelitian
(Riduwan & Akdon, 2010: 247).
Adapun yang menjadi kerangka sampel (sample frame) dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
a. Merupakan mahasiswa yang masih aktif kuliah di jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
b. Sudah pernah atau sedang mengontrak mata kuliah Psikodiagnostik IV-
VII, karena mahasiswa tersebut sudah dianggap memiliki pengalaman
yang memadai sehingga dapat menilai mata kuliah Psikodiagnostik secara
lebih komprehensif.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2013: 14).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.
Menurut Arikunto (2006), penelitian yang bersifat korelasional bertujuan untuk
melihat ada atau tidaknya hubungan, seberapa erat hubungan, serta berarti atau
tidaknya hubungan tersebut. Koefisien korelasi menunjukkan tinggi atau
rendahnya hubungan antar variabel. Sedangkan, tanda positif atau negatif
menunjukkan arah hubungan variabel (Susetyo, 2012: 115).
C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2006), variabel adalah hal-hal yang menjadi objek dalam
suatu kegiatan penelitian, serta menunjukkan variasi baik secara kuantitatif
29
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
maupun kualitatif. Dengan kata lain, variabel dalam suatu penelitian dapat
diartikan sebagai objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian (Arikunto, 2006).
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu variabel
orientasi tujuan dan nilai tugas.
2. Definisi Operasional Variabel Penelitian
a. Definisi Operasional Orientasi Tujuan
Orientasi tujuan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua macam, yaitu
orientasi tujuan penguasaan dan orientasi tujuan performa. Dimensi-dimensi yang
dijadikan acuan untuk mengukur kedua orientasi tujuan tersebut diantaranya
adalah:
1) Definisi Kesuksesan
Mahasiswa dengan orientasi tujuan penguasaan akan merasa sukses ketika
mampu menguasai keterampilan baru, ketika merasa ada peningkatan di
dalam dirinya, sedangkan mahasiswa dengan orientasi tujuan performa akan
merasa sukses ketika memperoleh nilai yang lebih tinggi dari orang lain atau
ketika mampu membuktikan kemampuan yang dimiliki melalui kesuksesan
yang dicapai.
2) Nilai Utama
Mahasiswa dengan orientasi tujuan penguasaan menganggap sesuatu yang
utama adalah berusaha, oleh sebab itu mereka menyukai tugas yang
menantang. Sedangkan mahasiswa dengan orientasi tujuan performa akan
berusaha menghindari kegagalan karena hal tersebut dianggap sebagai
sesuatu yang utama.
3) Alasan Berusaha
Mahasiswa dengan orientasi tujuan penguasaan akan berusaha ketika
menemukan makna intrinsik dan personal dari aktivitas yang dilakukan.
Sedangkan mahasiswa dengan orientasi tujuan performa akan berusaha
karena ingin menunjukkan keunggulan yang dimilikinya.
30
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
4) Kriteria Evaluasi
Mahasiswa dengan orientasi tujuan penguasaan menggunakan kriteria
evaluasi yang absolut, yaitu membandingkan apa yang diperoleh dengan
dirinya sendiri untuk melihat kemajuan yang dialami. Sedangkan mahasiswa
dengan orientasi tujuan performa menggunakan kriteria evaluasi yang
sifatnya normatif, yaitu apa yang diperolehnya akan dibandingkan dengan apa
yang diperoleh orang lain.
5) Pandangan terhadap kesalahan
Mahasiswa dengan orientasi tujuan penguasaan memandang kesalahan
yang dilakukan sebagai bagian dari belajar karena kesalahan tersebut akan
memberikan informasi bagi dirinya. Sedangkan mahasiswa yang memiliki
orientasi tujuan performa akan berpikir bahwa dirinya tidak mampu ketika
melakukan suatu kesalahan.
6) Pola atribusi
Mahasiswa dengan orientasi tujuan penguasaan memiliki pola atribusi
yang adaptif. Mereka menganggap kegagalan disebabkan oleh kurangnya
usaha, sedangkan keberhasilan yang diraih bergantung pada usaha yang telah
dilakukan. Sedangkan mahasiswa dengan orientasi tujuan performa memiliki
pola atribusi yang maladaptif. Jika ia mengalami kegagalan, ia akan
menganggap kegagalan tersebut disebabkan kurangnya kemampuan yang
bersifat stabil.
7) Afeksi
Mahasiswa dengan orientasi tujuan penguasaan akan merasa puas ketika
usaha yang dilakukan berbuah kesuksesan. Namun, ia akan merasa bersalah
jika kurang berusaha. Ia juga memiliki sikap positif dan minat intrinsik dalam
belajar. Sedangkan mahasiswa dengan orientasi tujuan performa akan
mengalami perasaan negatif setelah ia melakukan suatu kesalahan atau saat
mengalami kegagalan.
8) Kognisi
31
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Mahasiswa dengan orientasi tujuan penguasaan menggunakan proses
kognitif yang lebih mendalam, serta menggunakan strategi belajar yang
didasarkan pada pengaturan diri yang lebih efektif seperti perencanaan,
waspada, dan pengawasan diri. Sedangkan mahasiswa dengan orientasi tujuan
performa menggunakan strategi belajar yang dangkal, misalnya menghapal.
9) Perilaku
Mahasiswa dengan orientasi tujuan penguasaan lebih terbuka terhadap
tugas-tugas baru, mereka menyukai tugas yang lebih menantang. Mereka
akan merasa bosan ketika mendapatkan tugas yang mudah. Berbeda dengan
mahasiswa yang memiliki orientasi tujuan performa, mereka lebih menyukai
tugas-tugas yang mudah.
b. Definisi Operasional Nilai Tugas
Nilai tugas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penilaian mahasiwa
terhadap mata kuliah Psikodiagnostik yaitu seberapa menarik, berguna, dan
pentingnya pencapaian prestasi di dalam mata kuliah tersebut.
Dimensi nilai tugas yang digunakan mengacu pada komponen nilai tugas
yang dikemukakan oleh Eccles & Wigfield (1985, dalam Woolfolk, 1993), yaitu:
1) Nilai pencapaian yaitu seberapa penting atau berharga mata kuliah
Psikodiagnostik bagi mahasiswa.
2) Nilai ketertarikan/kesenangan yaitu seberapa menarik materi mata kuliah
Psikodiagnostik serta seberapa menyenangkan proses pembelajaran mata
kuliah tersebut bagi mahasiswa.
3) Nilai kegunaan yaitu seberapa berguna mata kuliah Psikodiagnostik bagi
mahasiswa, termasuk kegunaan mata kuliah tersebut bagi tujuan karir
mahasiswa.
32
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner kepada mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia yang sesuai dengan karakteristik dari kerangka
sampel dan secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti. Kuesioner adalah
“sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden” (Arikunto, 2006: 151).
E. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner Orientasi Tujuan
a. Spesifikasi Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen Orientasi
Tujuan yang dikembangkan oleh peneliti dengan menurunkan langsung
kesembilan aspek orientasi tujuan dari Ames (1992b), Anderman & Maehr
(1994), Maehr & Midgley (1991) yang sudah dirangkum oleh Pintrich & Schunck
(2002). Instrumen ini menggunakan skala Likert dan menggali dua jenis
orientasi tujuan, yaitu orientasi tujuan penguasaan dan orientasi tujuan performa.
Setiap dimensi masing-masing menggali sembilan aspek dari orientasi tujuan.
Total item pada dimensi orientasi tujuan penguasaan berjumlah 21 item dengan
skor reliabilitas Cronbach’s Alpha sebesar 0.907 setelah menggugurkan empat
item. Sedangkan, total item pada dimensi orientasi tujuan performa berjumlah 24
item dengan skor reliabilitas Cronbach’s Alpha sebesar 0.883 setelah
menggugurkan satu item.
b. Pengisian Kuesioner
Responden mengisi kuesioner dengan cara memilih atau menentukan salah
satu dari empat pilihan jawaban yang sesuai dengan yang dirasakan oleh
responden pada setiap item pernyataan. Penentuan jawaban dilakukan dengan
33
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
memberi tanda ceklis () pada kolom pilihan jawaban yang tersedia, sesuai
dengan jawaban yang menjadi pilihannya. Pilihan jawaban terdiri dari empat
kategori yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), atau sangat tidak
sesuai (STS).
c. Penyekoran
Penyekoran jawaban responden pada instrumen orientasi tujuan dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut.
1) Setiap pernyataan dalam kuesioner disertai alternatif jawaban yang terdiri
dari empat kategori yang harus dipilih responden. Jawaban dari setiap
penyataan tersebut dinilai dengan angka sebagai berikut.
Tabel 3.2
Penyekoran Kuesioner
Pilihan Jawaban Nilai
Sangat Sesuai 4
Sesuai 3
Tidak Sesuai 2
Sangat Tidak Sesuai 1
2) Menjumlahkan seluruh skor pada masing-masing instrumen orientasi tujuan
penguasaan dan orientasi tujuan performa yang diperoleh responden sehingga
diperoleh skor total (X) pada masing-masing orientasi tujuan tersebut.
3) Menentukan mean dan standar deviasi yang kemudian dibuat kategorisasi
berdasarkan mean dan standar deviasi tersebut.
d. Kategorisasi Skala Instrumen Orientasi Tujuan
Azwar mengemukakan bahwa “tujuan kategorisasi adalah untuk
menempatkan individu ke dalam kelompok terpisah secara berjenjang menurut
suatu kontinum berdasar atribut yang diukur” (Azwar, 2012: 147). Untuk
membuat kategorisasi diperlukan mean teoretik dan satuan standar deviasi
populasi. Standar deviasi dihitung dengan cara mencari rentang skor, yaitu skor
34
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
maksimal yang mungkin diperoleh responden dikurangi dengan skor minimal
yang mungkin diperoleh responden, kemudian rentang skor tersebut dibagi enam
(Azwar, 2012). Berikut adalah rumus yang digunakan untuk membuat
kategorisasi dalam penelitian ini.
Skor Maksimal Instrumen = Jumlah soal x skor skala terbesar
Skor Minimal Instrumen = Jumlah soal x skor skala terkecil
Mean teoretik ( ) = ½ (Skor maksimal + Skor Minimal)
Standar Deviasi Populasi ( ) = ⁄ (Skor maksimal – Skor minimal)
Berdasarkan perhitungan di atas, setiap responden akan digolongkan ke
dalam empat kategori sebagai berikut.
Tabel 3.3
Rumus Empat Kategori
Rentang Skor Kategori
X > +1 Tinggi
< X +1 Cukup Tinggi
-1 < X Cukup Rendah
X -1 Rendah
Keterangan:
X = Skor total setiap responden
Berikut adalah perhitungan untuk menentukan kategorisasi instrumen
orientasi tujuan.
1) Kategorisasi Orientasi Tujuan Penguasaan
Skor Maksimal = 21 x 4 = 84
Skor Minimal = 21 x 1 = 21
= ⁄ (Skor Maksimal + Skor Minimal)
= ⁄ (84 + 21)
= 52,5
= ⁄ (Skor Maksimal – Skor Minimal)
35
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
= ⁄ (84 – 21) = 10,5
Berdasarkan perhitungan di atas, maka kategori untuk orientasi tujuan
penguasaan adalah sebagai berikut.
Tabel 3.4
Kategori Orientasi Tujuan Penguasaan
Rentang Skor Kategori
X > 63 Tinggi
52,5 < X 63 Cukup Tinggi
42 < X 52,5 Cukup Rendah
X 42 Rendah
2) Kategorisasi Orientasi Tujuan Performa
Skor Maksimal = 24 x 4 = 96
Skor Minimal = 24 x 1 = 24
= ⁄ (Skor Maksimal + Skor Minimal)
= ⁄ (96 + 24)
= 60
= ⁄ (Skor Maksimal – Skor Minimal)
= ⁄ (96 – 24) = 12
Berdasarkan perhitungan di atas, maka kategori untuk orientasi tujuan
performa adalah sebagai berikut.
Tabel 3.5
Kategori Orientasi Tujuan Performa
Rentang Skor Kategori
X > 72 Tinggi
60 < X 72 Cukup Tinggi
48 < X 60 Cukup Rendah
X 48 Rendah
36
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
2. Kuesioner Nilai Tugas
a. Spesifikasi Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mengukur penilaian mahasiswa terhadap
mata kuliah Psikodiagnostik adalah instrumen Nilai Tugas. Instrumen ini
mengacu pada aspek-aspek nilai tugas dari Eccles & Wigfield (1985, dalam
Woolfolk, 1993). Instrumen ini menggunakan skala Likert dan menggali tiga
aspek dari nilai tugas yaitu nilai pencapaian, nilai ketertarikan/kesenangan dan
nilai kegunaan, dimana jumlah keseluruhan item yang digunakan adalah sebanyak
14 item dengan skor reliabilitas Cronbach’s Alpha sebesar 0,898 setelah
menggugurkan satu item.
b. Pengisian Kuesioner
Responden mengisi kuesioner dengan cara memilih atau menentukan salah
satu dari empat pilihan jawaban yang sesuai dengan yang dirasakan oleh
responden pada setiap item pernyataan. Penentuan jawaban dilakukan dengan
memberi tanda ceklis () pada kolom pilihan jawaban yang tersedia, sesuai
dengan jawaban yang menjadi pilihannya. Pilihan jawaban terdiri dari empat
kategori yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), atau sangat tidak
sesuai (STS).
c. Penyekoran
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyekoran instrumen nilai tugas ini
tidak jauh berbeda denan langkah-langkah penyekoran yang dilakukan pada
instrumen orientasi tujuan, yaitu menyekor jawaban setiap responden sesuai
dengan pilihan jawaban, kemudian menjumlah seluruh skor instrumen nilai tugas
sehingga didapatkan skor total masing-masing responden (X), kemudian membuat
kategorisasi berdasarkan mean dan standar deviasi yang diperoleh berdasarkan
hasil perhitungan yang akan dipaparkan pada sub bab kategorisasi skala instrumen
nilai tugas.
37
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
d. Kategorisasi Skala Instrumen Nilai Tugas
Untuk membuat kategorisasi instrumen nilai tugas (task value), rumus serta
kategorisasi yang digunakan sama dengan yang dilakukan pada instrumen
orientasi tujuan. Berikut adalah perhitungan kategorisasi instrumen nilai tugas
yang digunakan dalam penelitian ini.
1) Kategorisasi Instrumen Nilai Tugas
Berikut adalah perhitungan untuk menentukan kategorisasi instrumen nilai
tugas.
Skor Maksimal = 14 x 4 = 56
Skor Minimal = 14 x 1 = 14
= ⁄ (Skor Maksimal + Skor Minimal)
= ⁄ (56 + 14) = 35
= ⁄ (Skor Maksimal – Skor Minimal)
= ⁄ (56-14) = 7
Berdasarkan perhitungan di atas, maka kategorisasi untuk instrumen nilai
tugas adalah sebagai berikut.
Tabel 3.6
Kategori Nilai Tugas
Rentang Skor Kategori
X > 42 Tinggi
35 < X 42 Cukup Tinggi
28 < X 35 Cukup Rendah
X 28 Rendah
Untuk melihat gambaran nilai tugas responden secara lebih terperinci, maka
peneliti memisahkan kategorisasi skala tersebut berdasarkan komponen-
komponennya.
38
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
a) Kategorisasi Skala Nilai Tugas Dimensi Nilai Pencapaian
Skor Maksimal = 4 x 4 = 16
Skor Minimal = 4 x 1 = 4
= ⁄ (Skor Maksimal + Skor Minimal)
= ⁄ (16 + 4) = 10
= ⁄ (Skor Maksimal – Skor Minimal)
= ⁄ (16 – 4) = 2
Berdasarkan perhitungan di atas, maka kategori untuk nilai tugas dimensi
nilai pencapaian adalah sebagai berikut.
Tabel 3.7
Kategori Nilai Tugas Dimensi Nilai Pencapaian
Rentang Skor Kategori
X > 12 Tinggi
10 < X 12 Cukup Tinggi
8 < X 10 Cukup Rendah
X 8 Rendah
b) Kategori Skala Nilai Tugas Dimensi Nilai Ketertarikan/Kesenangan
Skor Maksimal = 5 x 4 = 20
Skor Minimal = 5 x 1 = 5
= ⁄ (Skor Maksimal + Skor Minimal)
= ⁄ (20 + 5) = 12,5
= ⁄ (Skor Maksimal – Skor Minimal)
= ⁄ (20 – 5) = 2,5
Berdasarkan perhitungan di atas, maka kategori untuk nilai tugas dimensi
nilai ketertarikan/kesenangan adalah sebagai berikut.
39
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8
Kategori Nilai Tugas Dimensi Nilai Ketertarikan/Kesenangan
Rentang Skor Kategori
X > 15 Tinggi
12,5 < X 15 Cukup Tinggi
10 < X 12,5 Cukup Rendah
X 10 Rendah
c) Kategori Skala Nilai Tugas Dimensi Nilai Kegunaan
Karena jumlah item instrumen nilai tugas dimensi nilai
ketertarikan/kesenangan dan dimensi nilai kegunaan adalah sama, yaitu lima
item, maka kategori nilai tugas dimensi nilai kegunaan dibuat sama seperti
kategori nilai tugas dimensi nilai ketertarikan/kesenangan yaitu sebagai
berikut.
Tabel 3.9
Kategori Nilai Tugas Dimensi Nilai Kegunaan
Rentang Skor Kategori
X > 15 Tinggi
12,5 < X 15 Cukup Tinggi
10 < X 12,5 Cukup Rendah
X 10 Rendah
F. Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengembangan instrumen dilakukan dengan cara melakukan uji coba.
Azwar (2012: 111) mengatakan bahwa salah satu ciri instrumen atau alat ukur
yang berkualitas baik adalah reliabel. Selain itu, alat ukur yang digunakan juga
harus valid. Oleh karena itu, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
telah diuji reliabilitas dan validitasnya sebelum digunakan. Selain itu, juga
dilakukan uji keterbacaan untuk menilai efektifitas kalimat yang dipakai dalam
sebuah instrumen.
40
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas merupakan “sejauhmana ketepatan atau kecermatan suatu
instrumen pengukur dalam melakukan fungsi ukurnya” (Azwar, 2010: 173).
Suatu alat ukur dikatakan valid jika memberikan hasil ukur yang akurat.
Sebaliknya, alat ukur yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan
diadakannya pengukuran dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas
rendah (Azwar, 2010). Untuk mengetahui validitas instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengujian berdasarkan validitas isi.
Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap
isi tes dengan analisis rasional atau oleh professional judgment (Azwar, 2004).
Professional judgement dalam penelitian ini dilakukan oleh dua orang dosen
jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Analisis Item
Untuk mengetahui item yang layak, peneliti melakukan pengujian daya
diskriminasi. Menurut Azwar (2012: 80) daya beda atau daya diskriminasi item
adalah sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok
individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Pengujian daya
diskriminasi ini dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara
distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri dimana komputasinya
akan menghasilkan koefisien korelasi item total (Azwar, 2012: 80-81). Korelasi
item-total ini memiliki bias karena sekor total skala itu di dalamnya termasuk
sekor item yang dikorelasikan itu sehingga akan cenderung menghasilkan korelasi
agak lebih tinggi karena item itu juga berkorelasi dengan dirinya sendiri. Untuk
menghilangkan bias ini dibuatlah koreksi terhadap korelasi item-total atau
corrected item-total correlation. Corrected item-total correlation adalah korelasi
antara sekor item dengan sekor total dari sisa item yang lainnya, jadi sekor item
yang dikorelasikan tidak termasuk di dalam sekor total (Ihsan, 2009: 68).
41
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Teknik yang digunakan untuk menghitung corrected item-total correlation
tersebut adalah teknik korelasi Pearson Product Moment. Rumusnya adalah
sebagai berikut:
( )
√
(Azwar, 2012: 84)
Keterangan:
( ) = Koefisien korelasi item total setelah dikoreksi
= Koefisien korelasi item total sebelum dikoreksi
= Deviasi standar skor item yang bersangkutan
= Deviasi standar skor skala
Azwar (2012) mengemukakan bahwa semua item yang mencapai koefisien
korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Namun apabila item
yang lolos masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, peneliti dapat
mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria koefisien korelasi
dari 0,30 menjadi 0,25 sehingga jumlah item yang diinginkan dapat tercapai.
Peneliti menetapkan batas koefisien korelasi minimal 0,25 untuk memilih item
yang layak digunakan dalam penelitian ini.
a. Analisis Item Instrumen Orientasi Tujuan Mata Kuliah Psikodiagnostik
Untuk mengetahui item-item yang layak untuk dipergunakan dalam penelitian
ini, maka dilakukan perhitungan daya diskriminasi terhadap 50 item yang telah
diuji-cobakan. Berdasarkan hasil tersebut, diperoleh 45 item yang memiliki indeks
daya diskriminasi yang dianggap memuaskan.
Item-item yang dianggap layak selanjutnya digunakan dalam instrumen
penelitian yang sebenarnya, sedangkan item-item yang tidak terpilih tersebut
dihapus dan tidak dipergunakan kembali dalam instrumen penelitian yang
sebenarnya karena tidak mampu membedakan antara individu atau kelompok
42
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur, adapun kisi-kisi
instrumen orientasi tujuan pada mata kuliah Psikodiagnostik dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3.10
Kisi-kisi Instrumen Orientasi Tujuan
Setelah Uji Coba
Dimensi Aspek Item Sebelum Uji Coba
Item Setelah Uji
Coba
Item Jumlah Item Jumlah
Orientasi
Tujuan
Penguasaan
1. Definisi
Kesuksesan 1, 19, 37 3 1, 18, 33 3
2. Nilai Utama 2, 20, 38 3 2, 19, 34 3
3. Alasan Berusaha 3, 21 2 3, 20 2
4. Kriteria Evaluasi 4, 22 2 4 1
5. Pandangan
terhadap
kesalahan
5, 23, 39 3 5, 35 2
6. Pola atribusi 6, 24, 40 3 6 1
7. Afeksi 7, 25, 41 3 7, 21, 36 3
8. Kognisi 8, 26, 42 3 8, 22, 37 3
9. Perilaku 9, 27, 43 3 9, 23, 38 3
Orientasi
Tujuan
Performa
1. Definisi
Kesuksesan 10, 28, 44, 50 4
10, 24, 39,
45 4
2. Nilai Utama 11, 29 2 11, 25 2
3. Alasan Berusaha 12, 30, 45 3 12, 26, 40 3
4. Kriteria Evaluasi 13, 31, 46 3 13, 27, 41 3
5. Pandangan
terhadap
kesalahan
14, 32 2 14, 28 2
6. Pola atribusi 15, 33, 47 3 15, 29,42 3
7. Afeksi 16, 34, 48 3 16, 30, 43 3
8. Kognisi 17, 35 2 31 1
9. Perilaku 18, 36, 49 3 18, 32, 44 3
Jumlah 50 50 45 45
b. Analisis Item Instrumen Nilai Tugas Mata Kuliah Psikodiagnostik
Setelah dilakukan perhitungan daya diskriminasi terhadap 15 item yang diuji-
coba, diperoleh 14 item yang memiliki indeks daya diskriminasi item yang
dianggap memuaskan.
43
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Item-item yang dianggap layak kemudian digunakan dalam instrumen
penelitian yang sebenarnya, sedangkan item yang tidak terpilih tersebut dihapus
dan tidak dipergunakan kembali dalam instrumen penelitian yang sebenarnya,
adapun kisi-kisi instrumen nilai tugas pada mata kuliah Psikodiagnostik dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.11
Kisi-Kisi Instrumen Nilai Tugas Mata Kuliah Psikodiagnostik
Setelah Uji Coba
Dimensi
Item Sebelum Uji Coba Item Setelah Uji Coba
Item Jumlah Item Jumlah
Nilai Pencapaian 1, 2, 3, 4, 5 5 1, 2, 3, 4 4
Nilai
Ketertarikan/Kesenangan 6, 7, 8, 9, 10 5 5, 6, 7, 8, 9,
5
Nilai Kegunaan 11, 12, 13,
14, 15 5
10, 11, 12,
13, 14 5
Jumlah 15 15 14 14
3. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas berasal dari kata reliability yang berarti sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang
apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur kelompok subjek yang sama,
akan menghasilkan hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri
subjek belum berubah (Azwar, 2010). Semakin tinggi koefisien reliabilitas
mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, jika
koefisien semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah
reliabilitasnya (Azwar, 2010). Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini
menggunakan formula Cronbach’s Alpha yang dihitung pada item-item yang
telah dianggap layak. Berikut adalah rumus Cronbach’s Alpha yang
dipergunakan.
44
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
[
] [
∑
]
(Ihsan, 2009: 104)
Keterangan:
= Koefisien Reliabilitas Instrumen
n = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Vi = Jumlah varians butir
Vt = Varians skor total
Menurut Guilford, kriteria koefisien reliabilitas Alpha Cronbach dapat
dikategorikan seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.12
Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach
Kriteria Koefisien
Sangat Reliabel >0.900
Reliabel 0.700 – 0.900
Cukup Reliabel 0.400 – 0.700
Kurang Reliabel 0.200 – 0.400
Tidak Reliabel <0.200
(Guilford, dalam Sugiyono, 2007: 183)
a. Instrumen Orientasi Tujuan pada Mata Kuliah Psikodiagnostik
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Cronbach’s Alpha, diperoleh
koefisien reliabilitas instrumen orientasi tujuan penguasaan sebesar 0,907.
Koefisien reliabilitas ini menunjukkan bahwa instrumen orientasi tujuan
penguasaan pada mata kuliah Psikodiagnostik tergolong sangat reliabel.
Kemudian, berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Cronbach’s Alpha
diperoleh koefisien reliabilitas instrumen orientasi tujuan performa sebesar 0,883.
Koefisien reliabilitas ini menunjukkan bahwa instrumen orientasi tujuan performa
pada mata kuliah Psikodiagnostik tergolong reliabel.
45
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
b. Instrumen Nilai Tugas Mata Kuliah Psikodiagnostik
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Cronbach’s Alpha diperoleh
koefisien reliabilitas instrumen nilai tugas sebesar 0,898. Koefisien reliabilitas ini
menunjukkan bahwa instrumen nilai tugas pada mata kuliah Psikodiagnostik
tergolong reliabel.
c. Uji Keterbacaan Instrumen
Selain uji validitas dan reliabilitas, dilakukan juga uji keterbacaan instrumen.
Uji keterbacaan ini dilakukan sebelum uji validitas dan reliabilitas, dan
dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas dari kalimat-kalimat yang dipakai. Hal
ini penting dilakukan agar tidak terjadi kesalahan persepsi antara maksud yang
ingin dinilai oleh peneliti dengan persepsi responden terhadap setiap item
kuesioner. Pada penelitian ini, peneliti melakukan uji keterbacaan terhadap tiga
orang teman peneliti yang juga merupakan mahasiswa jurusan Psikologi FIP UPI.
a. Instrumen Orientasi Tujuan Mata Kuliah Psikodiagnostik
Setelah dilakukan uji keterbacaan, enam item dalam instrumen orientasi
tujuan diperbaiki susunan kalimatnya. Perubahan susunan kalimat pada setiap
item dapat dilihat pada lampiran enam.
b. Instrumen Nilai Tugas Mata Kuliah Psikodiagnostik
Setelah melakukan uji keterbacaan, tidak ada item yang diperbaiki susunan
kalimatnya karena sudah mampu terbaca, artinya ada kesamaan persepsi antara
maksud yang ingin dinilai oleh peneliti dengan persepsi responden terhadap setiap
item kuesioner tersebut.
G. Analisis Data
Setelah semua data diperoleh, maka selanjutnya dilakukan teknik analisis
data. Teknik analisis data “diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau
46
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
menguji hipotesis yang telah dirumuskan” (Sugiyono, 2013: 333). Berikut akan
dipaparkan teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan-
rumusan masalah di dalam penelitian ini.
1. Untuk Mengetahui Gambaran Umum Nilai Tugas dan Orientasi Tujuan
Mata Kuliah Psikodiagnostik
Untuk mengetahui gambaran umum orientasi tujuan dan nilai tugas pada mata
kuliah Psikodiagnostik (rumusan masalah nomor satu dan dua), peneliti membuat
kategorisasi berdasarkan mean teoretik dan standar deviasi populasi sesuai dengan
cara perhitungan yang dijelaskan oleh Azwar (2012). Berdasarkan mean teoretik
dan standar deviasi populasi pada masing-masing variabel, selanjutnya responden
dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu kelompok tinggi, cukup tinggi,
cukup rendah, dan rendah. Setelah dikelompokkan, selanjutnya dapat dilihat
sebaran jumlah responden pada masing-masing kategori, dengan demikian dapat
dilihat gambaran umum nilai tugas dan orientasi tujuan pada mata kuliah
Psikodiagnostik. Penjelasan mengenai kategorisasi ini dapat dilihat secara lebih
rinci pada sub bab kategorisasi skala instrumen nilai tugas dan kategorisasi skala
instrumen orientasi tujuan.
2. Untuk Mengetahui Korelasi antara Nilai Tugas dengan Orientasi Tujuan
Mata Kuliah Psikodiagnostik
Untuk mengetahui korelasi antara masing-masing komponen nilai tugas
dengan kedua jenis orientasi tujuan (rumusan masalah nomor tiga sampai
delapan), maka dilakukan uji korelasi.
Sebelum melakukan uji korelasi, peneliti melakukan uji normalitas terlebih
dahulu. Uji normalitas data digunakan untuk menentukan teknik statistik yang
digunakan pada pengolahan data selanjutnya. Apabila penyebaran datanya
normal, maka akan digunakan statsistik parametris. Akan tetapi jika penyebaran
datanya tidak normal, maka akan digunakan tenik statistik nonparametris. Sesuai
dengan yang dikatakan oleh Sugiyono (2013) bahwa pada statistik nonparametris,
data yang dianalisis tidak harus berdistribusi normal.
47
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Aturan dari pengambilan keputusan yaitu jika signifikansi yang diperoleh
lebih besar dari 0,05, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal, namun jika signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, maka sampel
bukan berasal dari populasi yang normal. Berikut dapat dilihat hasil uji normalitas
dengan menggunakan one sample Kolmogorof-Smirnov.
Tabel 3.13
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
OTPenguasaan .081 168 .009
OTPerforma .086 168 .004
NilaiPencapaian .162 168 .000
NilaiMinat .095 168 .001
NilaiKegunaan .121 168 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel 3.13, diperoleh angka signifikan di bawah 0,05 pada setiap
dimensi instrumen penelitian, baik itu instrumen orientasi tujuan maupun
instrumen nilai tugas. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kedua instrumen
tidak berdistribusi normal. Setelah mengtahui distribusi data, selanjutnya peneliti
menentukan teknik korelasi yang digunakan.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik korelasi Spearman’s Rho.
Uji korelasi Spearman’s Rho digunakan untuk data yang berdistribusi tidak
normal. Menurut Furqon (2011: 99), “besaran koefisien korelasi menunjukkan
kuat atau lemahnya hubungan”. Berikut adalah pedoman untuk menginterpretasi
koefisien korelasi:
48
Nur Kamila, 2014 Hubungan Antara Nilai Tugas (Task Value) Mata Kuliah Psikodiagnostik Dengan Orientasi Tujuan Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.14
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap
Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
(Sugiyono & Wibowo, 2001: 172)
Furqon menyebutkan bahwa “hubungan positif menunjukkan bahwa skor
yang tinggi pada suatu peubah berkaitan dengan skor tinggi pula pada peubah
lain, dan skor rendah berkaitan dengan skor rendah pula. Hubungan yang negatif,
di lain pihak, menunjukkan keterkaitan yang sebaliknya” (Furqon, 2011: 98).
Setelah mengetahui koefisien korelasi antara masing-masing variabel, selanjutnya
dilakukan uji signifikansi untuk menguji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan menggunakan tingkat keyakinan atau level of significance (LoS). Jika
peluang memperoleh nilai sampel sebesar nilai tertentu (probability) sama
dengan atau lebih kecil dari 0,05 atau 0,01, maka hipotesis nol ditolak (Furqon,
2011).