bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 penelitian...

25
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1 Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dilakukan dengan menerapkan tiga tahap penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, dan refleksi. 4.1.1.1 Perencanaan Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam penelitian pembelajaran kooperatif tipe talking stick antara lain: menelaah materi pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 3 dan mengkaji indikator- indikatornya, menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, melakukan uji validitas instrumen, menyiapkan lembar observasi, menyiapkan soal evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam pembelajaran dan yang terakhir menyiapkan alat peraga. 4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pertemuan pertama dalam siklus 1 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 31 Maret 2015. Pokok bahasan yang diajarkan adalah kegemaran dengan materi drama. Dalam pelaksanaan pertemuan pertama ini, guru melaksanakan langkah- langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Peneliti melaksanakan RPP yang sudah dibuat. Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh 1 observer yaitu guru kelas 3. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan peneliti. Lembar observasi tersebut berisi pernyataan untuk mengamati tindakan guru dalam proses pembelajaran. Dari hasil observasi dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus 1 pertemuan 1 disajikan melaui tabel 11 berikut:

Upload: dolien

Post on 13-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1

Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dilakukan dengan menerapkan tiga

tahap penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan

observasi, dan refleksi.

4.1.1.1 Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang akan

digunakan dalam penelitian pembelajaran kooperatif tipe talking stick antara lain:

menelaah materi pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 3 dan mengkaji indikator-

indikatornya, menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran, menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran, melakukan uji validitas instrumen, menyiapkan lembar

observasi, menyiapkan soal evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam

pembelajaran dan yang terakhir menyiapkan alat peraga.

4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pertemuan pertama dalam siklus 1 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal

31 Maret 2015. Pokok bahasan yang diajarkan adalah kegemaran dengan materi

drama. Dalam pelaksanaan pertemuan pertama ini, guru melaksanakan langkah-

langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan

akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun.

Peneliti melaksanakan RPP yang sudah dibuat. Pada saat pembelajaran

siklus 1 pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh 1 observer yaitu

guru kelas 3. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir

pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan

peneliti. Lembar observasi tersebut berisi pernyataan untuk mengamati tindakan

guru dalam proses pembelajaran. Dari hasil observasi dapat diketahui apa yang

menjadi kelemahan dan kelebihan saat proses pembelajaran berlangsung.

Adapun pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus 1 pertemuan 1

disajikan melaui tabel 11 berikut:

34

Tabel 11

Tabel Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pertemuan 1

Apersepsi Memberikan pertanyaan kepada

siswa sebagai berikut :

1) Anak-anak, siapa yang

pernah melihat pentas

drama?

2) Dalam pementasan drama

apa yang dilakukan para

pemerannya?

Eksplorasi Siswa mendengarkan penjelasan

dari guru mengenai pengertian

drama dan unsure-unsur dalam

drama (latar, penokohan,

ekpresi) pada buku LKS

halaman 40.

Siswa dan guru melakukan

tanya jawab mengenai hal-hal

yang belum atau kurang

dimengerti dari materi drama

yang disampaikan guru.

Siswa mendengarkan dialog

teks drama yang dibacakan guru

dengan ekspresi yang sesuai

pada buku paket halaman 152

yang berisi tentang jam wajib

belajar.

Siswa dan guru melakukan

tanya jawab mengenai isi dialog

drama tentang jam wajib

belajar pada buku paket

halaman 152.

Siswa mendengarkan peraturan

dari guru mengenai model

pembelajaran yang akan

digunakan dalam pembelajaran

yaitu model talking stick.

Elaborasi Siswa membaca kembali teks

dialog drama tentang jam wajib

belajar pada buku paket

halaman 152.

Siswa bernyanyi lagu Naik

Delman untuk menjalankan

tongkat

Siswa yang mendapat tongkat

saat lagu berhenti dinyanyikan

35

maju kedepan kelas untuk

mengambil undian pertanyaan

pertanyaan mengenai isi dialog

drama (latar, sifat, penokohan)

Siswa menjawab pertanyaan

secara lisan tentang alur cerita,

penokohan, ekspresi dalam

drama dan latar

Siswa lain diberikan

kesempatan untuk menjawab

pertanyaan, jika pertanyaan

tidak terjawab dengan benar

Konfirmasi Siswa yang dapat menjawab

pertanyaan dengan benar

mendapat tepuk tangan dan

berhak mengambil kartu hadiah

yang berupa makanan ringan.

Siswa yang tidak dapat

menjawab pertanyan mengambil

kartu sangsi yang berupa

perintah untuk bernyanyi dan

membaca puisi.

Guru meluruskan

kesalahpahaman dan

memberikan penguatan dari

jawaban siswa (konfirmasi)

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam dan melakukan doa bersama

siswa. Guru melakukan absensi dan mengkondisikan kelas dengan serta

memberikan motivasi dan apersepsi kemudian diteruskan meyampaikan topik

pembelajaran yaitu tentang menirukan dialog drama anak dan tujuan

pembelajaran.

Siswa mendengarkan penjelasan dari guru dengan materi menirukan dialog

teks drama anak mengenai pengertian drama dan langkah-langkah memerankan

unsure-unsur dalam drama dengan baik pada LKS halaman 40. Dilanjutkan

dengan melakukan tanya jawab mengenai hal yang belum atau kurang dimengerti

dari penjelasan yang disampaikan guru mengenai drama. Kemudian pembelajaran

dilanjutkan dengan siswa mendengarkan percakapan teks drama yang dibacakan

guru pada buku paket halaman 152 mengenai jam wajib belajar. Guru melakukan

36

percakapan dengan menggunakan ekspresi yang sesuai dengan isi dialog. Siswa

memperhatikan dan mengikuti alur cerita yang dibacakan guru. Kemudian guru

dan siswa melakukan tanya jawab mengenai isi dialog drama mengenai jam wajib

belajar yang sudah dibacakan. Setelah melakukan tanya jawab guru

menyampaikan model pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pembelajaran

ini yaitu dengan menggunakan talking stick. Guru memberikan penjelasan

mengenai langkah –langkah dan peraturan dalam penerapan model pembelajaran

talking stick yaitu : 1.) Guru memperlihatkan media yang diguanakan yaitu

tongkat; 2.) Siswa mendengarkan percakapan drama pada buku paket halaman

152 tentang jam wajib belajar dengan cermat; 3.) Siswa diberi waktu untuk

mempelajari kembali teks drama mengenai jam wajib belajar; 4.) Setelah

memepelajari teks drama mengenai jam wajib belajar, siswa diminta menutup

bukunya; 5.) Guru memberikan tongkat pada salah satu siswa; 6.) Siswa diminta

bernyanyi lagu Naik Delman dan tongkat berjalan mengikuti lagu; 7.) Saat guru

megucapkan “stop” maka siswa berhenti bernyanyi dan berhenti menjalankan

tongkat; 8.) Siswa yang mendapat tongkat akan diminta maju kedepan kelas untuk

mengambil undian pertanyaan yang harus dijawab; 9.) Siswa yang dapat

menjawab akan mendapat kartu hadiah yang berisi makanan ringan yang boleh

dimakan saat pembelajaran selesai yaitu saat istirahat: 10.) Siswa yang tidak dapat

menjawab pertanyaan akan mendapatkan kartu sangsi yang berupa perintah untuk

bernyanyi dan berpuisi.

Setelah siswa memamahami peraturan yang disampaikan pembelajaran

dengan model talking stick dimulai. Siswa diberikan kesempatan untuk membaca

dan memahami kembali materi dan isi dari dialog percakapan mengenai jam wajib

belajar yang telah dibacakan guru. Kemudian siswa diminta untuk menutup

bukunya. Guru memberikan motivasi dengan memeperlihatkan kartu sangsi dan

kartu hadiah bagi siswa yang tidak dapat dan dapat menjawab pertanyaan.

Sehingga siswa menjadi lebih termotivasi agar dapat menjawab pertanyaan. Siswa

diminta bersiap-siap dan pembelajaran dimulai. Siswa bernyanyi lagu Naik

Delman untuk menjalankan tongkat. Ada beberapa siswa yang terlihat cemas dan

tidak tertib, siswa menjalankan tongkat dengan dilempar dan guru memberikan

37

teguran tegas pada siswa tersebut, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan

tertib. Siswa yang mendapat tongkat pada saat lagu berhenti dinyanyikan

mendapat kesempatan untuk maju kedepan kelas untuk mengambil undian

pertanyaan. Pertanyaan berisi tentang isi dialog, latar dan penokohan drama. Bagi

siswa yang dapat menjawab pertanyaan akan mendapat kartu hadiah yang dapat

ditukarkan berupa makanan ringan setelah pembelajaran selesai. Reward yang

berupa makanan ringan diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa agar dapat

menjawab pertanyaan dengan benar. Sedangkan bagi siswa yang tidak dapat

menjawab pertanyaan akan mendapat kartu sangsi. Sangsi yang diberlakukan

bersifat positif dan menumbuhkan motivasi belajar siswa yaitu yang berisi

perintah untuk bernyanyi atau membaca puisi.

Pada kegiatan akhir siswa dan guru saling memberi umpan balik mengenai

meteri yang sudah disampaikan yaitu tentang drama. Di akhir pertemuan, guru

memberikan beberapa pertanyaan sebagai umpan penguasaan materi. Kemudian

guru mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam penutup.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 1 April 2015.

Materi yang diajarkan adalah menirukan dialog dan bermain drama. Dalam

pertemuan 2 ini, guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi

kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah disusun. Pada kegiatan awal guru mengkondisikan kelas,

melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan tentang materi sebelumnya

dan mengkaitkan pengetahuan dengan materi yang akan dipelajari yaitu

menirukan dialog dan bermain peran dengan ekpresi yang tepat. Adapun

pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus 1 pertemuan 2 disajikan melaui

tabel 12 berikut:

38

Tabel 12

Tabel Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pertemuan 2

Apersepsi Mengulas kembali mengenai

pembelajaran pada pertemuan

sebelumnya tentang materi

drama yang disampaikan pada

pertemuan sebelumnya.

Eksplorasi Siswa mendengarkan ulasan

dari guru mengenai materi

drama pada pertemuan

sebelumnya

Siswa mendengarkan dialog

teks drama yang dibacakan guru

mengenai jam wajib belajar

dengan ekspresi yang sesuai

pada buku paket halaman 152

Siswa dan guru melakukan

tanya jawab mengenai isi dialog

drama tentang jam wajib belajar

Siswa mendengarkan peraturan

dari guru mengenai model

pembelajaran yang akan

digunakan dalam pembelajaran

yaitu model talking stick.

Elaborasi Siswa membentuk kelompok

yang terdiri dari 4 orang

Kelompok berlatih melakukan

dialog drama tentang jam wajib

belajar yang ada pada buku

paket halaman 152.

Siswa bernyanyi lagu Disini

Senang Disana Senang untuk

menjalankan tongkat

Siswa yang mendapat tongkat

maju kedepan kelas untuk

bermain peran

Siswa mengambil undian

sebagai pembagian pemeran

Siswa yang mengambil undian

mengungkapkan sifat atau

karakter dari tokoh yang akan

dimainkannya

Siswa bermain peran sesuai

dengan undian yang didapat

Kelompok memerankan dialog

drama tentang jam wajib belajar

39

dengan ekspresi yang sesuai.

Konfirmasi Siswa lain memberikan tepuk

tangan bagi kelompok yang

maju kedepan untuk bermain

drama

Siswa yang dapat bermain peran

dengan baik dengan ekpresi

yang tepat dan mendapat nilai

paling tinggi dari guru

mendapat reward berupa

mahkota bintang yang sudah

disiapkan guru.

Guru memberikan kesempatan

siswa untuk menanyakan hal-

hal yang kurang atau belum

dipahami siswa

Pada kegiatan inti, siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok.

Tiap kelompok berisi 4 orang. Kelompok diminta berlatih untuk bermain peran

dalam dialog drama pada buku paket halaman 152 mengenai jam wajib belajar.

Teks drama berisi 4 pemeran yaitu Tina, Doni, Riri sebagai siswa dan pemeran

guru. Kemudian guru meminta siswa unuk menutup buku dan memulai

pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe talking stick. Guru menyiapkan

tongkat lalu diberikan pada salah satu anggota kelompok. Siswa bernyanyi lagu

Disana Senang Disini Senang untuk menjalankan tongkat. Pada pertemuan kedua

siswa terlihat antusias dalam melakukan pembelajaran talking stick. Saat guru

mengucapkan "stop" tongkat berhenti dan siswa yang memegang tongkat

mendapat kesempatan maju kedepan kelas untuk bermain peran bersama

kelompoknya. Kelompok maju dan mengambil undian pemeran. Undian tersebut

menentukan pemeran dari dialog yang akan dibacakan. Siswa lain memberikan

tepuk tangan bagi kelompok yang sudah maju kedepan kelas. Guru bertindak

sebagai juri yang akan memilih kelompok terbaik dalam bermain peran dengan

menggunakan ekspresi yang tepat dan tidak membawa dialog pada buku.

Kelompok terbaik mendapatkan reward dari guru yang berupa mahkota bintang.

Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi yang kurang jelas atau belum

40

diketahui siswa. Siswa dibimbing guru meluruskan kesalah pahaman dan diberi

penguatan.

Pada kegiatan akhir dilakukan tahap kesimpulan, siswa dan guru saling

memberi umpan balik mengenai penokohan dalam drama. Di akhir pertemuan,

guru memberikan beberapa pertanyaan sebagai umpan penguasaan materi.

Kemudian guru mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam penutup.

Tabel 13

Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Kooperatif

tipe Talking Stick Siklus 1

No Siklus 1

Keterlaksanaan Siklus

f (Pertemuan Pertama)

Ya Tidak

1. Pertemuan 1 11 4

2. Pertemuan 2 13 2

Berdasarkan tabel 13, aktivitas tindakan model pembelajaran talking stick

yang dilakukan guru nampak ada kekurangan dalam mengkondisikan suasana

kelas. Nampak pada raut siswa yang terlihat cemas dan terlihat ada siswa yang

menjalankan tongkat dengan cara melempar, ini dikarenakan siswa belum terlalu

memahami materi yang disampaikan sehingga siswa merasa cemas jika mendapat

giliran menjawab pertanyaan. Sehingga pertanyaan yang diberikan guru masih ada

yang belum terjawab dengan benar. Guru belum memberikan kesempatan kepada

siswa lain untuk menjawab pertanyaan yang tidak terjawab pada siswa yang

mendapat tongkat. Guru tidak meluruskan kesalahpahaman dan memberi

penguatan pada jawaban yang disampaikan siswa. Guru juga belum mengajak

siswa untuk menarik kesimpulan bersama dan melakukan refleksi.

Pada pertemuan kedua, hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan

pembelajaran pada pertemuan kedua sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya.

Guru dapat mengkondisikan suasana kelas menjadi lebih menyenangkan sehingga

siswa tidak lagi terlihat cemas. Siswa menjalankan tongkat dengan tertib. Namun

saat bermain peran siswa tidak diminta untuk menghafal isi dialog sehingga siswa

masih mengacu pada buku paket.

41

Selama melakukan pembelajaran kooperatif tipe talking stick untuk kedua

kalinya, secara keseluruhan penyajiannya sudah cukup sistematis. Guru mengelola

kelas dengan baik, memberikan motivasi kepada siswa saat proses pembelajaran.

Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Sabtu tanggal 4 April 2015. Pertemuan

ketiga ini digunakan untuk membuat rangkuman mengenai pembelajaran tentang

dialog drama pada pertemuan sebelumnya dan memberikan evaluasi kepada siswa

dengan tujuan untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran Bahasa

Indonesia dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe talking stick. Guru

menyampaikan tata tertib dalam mengerjakan evaluasi pembelajaran yang akan

dilakukan. Guru membagi lembar soal evaluasi belajar Bahasa Indonesia, siswa

mengerjakan soal evaluasi. Guru mengawasi jalannya evaluasi pembelajaran.

Setelah selesai, siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru. Kegiatan

selanjutnya yaitu melakukan refleksi terhadap pembelajaran tentang drama.

Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

4.1.1.3 Refleksi

Setelah pembelajaran selesai guru dan observer melakukan refleksi tentang

kegiatan pembelajaran yang telah berjalan. Refleksi ini didasarkan pada hasil

observasi yang dilakukan observer selama pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil observasi, kendala yang ditemui pada siklus 1 yaitu:

1.) Guru kurang mengkondisikan suasana kelas

2.) Guru tidak memberikan arahan kepada siswa untuk memahami materi

dengan seksama sehingga siswa terlihat cemas dan kurang siap

mendapatkan tongkat

3.) Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk

menjawab pertanyaan yang tidak terjawab

4.) Guru tidak meluruskan kesalahpahaman dan memberi penguatan pada

jawaban yang disampaikan siswa.

5.) Persentase ketuntasan hasil evaluasi siklus 1 hanya mencapai 75%

dimana masih terdapat 8 siswa yang nilainya dibawah KKM.

Persentase tersebut belum mecapai 80% sebagaimana yang telah

ditargetkan dalam indikator kinerja penelitian ini.

42

Upaya yang akan dilakukan dalam mengatasi berbagai kendala tersebut

untuk memperbaiki pembelajaran siklus 2 adalah sebagai berikut:

1.) Guru menciptakan suasana yang nyaman dengan mengajak siswa

bernyanyi. Saat memberi serangkaian pertanyaan disertai dengan

wajah ramah, suara menyejukkan, dan nada yang lembut.

2.) Guru memberikan arahan kepada siswa untuk mempelajari materi

dengan seksama karena selama pembelajaran berlangsung siswa tidak

diperbolehkan membuka buku

3.) Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab

pertanyaan yang tidak dapat terjawab agar siswa lebih aktif dalam

pembelajaran

4.) Guru meluruskan kesalahpahaman untuk jawaban siswa yang kurang

tepat serta memberikan penguatan

5.) Menanyakan kesukaran dan meberikan perhatian lebih bagi siswa

yang tidak mencapai KKM

4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

4.1.2.1 Perencanaan

Persiapan yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan siklus II ini agar

efektivitas pembelajaran dapat meningkat dibandingkan pada siklus I yaitu

melihat dan menelaah hasil refleksi siklus 1. Mencari strategi untuk memperbaiki

kekurangan-kekurangan serta mempertahankan dan meningkatkan kelebihan pada

siklus 1. Mencari referensi dan sumber belajar yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan

indikatornya, menyiapkan alat evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan

dalam pembelajaran dan yang terakhir menyiapkan alat peraga.

Setelah semua perangkat pembelajaran disiapkan langkah selanjutnya

yaitu menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk menilai

pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe talking stick.

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 11 April 2015.

Pokok bahasan yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah kegemaran dengan

43

materi peristiwa. Guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang

meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Adapun pelaksanaan tindakan yang

dilakukan pada siklus 2 pertemuan 1 disajikan melaui tabel 14 berikut:

Tabel 14

Tabel Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Pertemuan 1

Apersepsi Guru memperlihatkan sebuah

benda yaitu telepon. Guru

memberikan pertanyaan kepada

siswa sebagai berikut :

1) Anak-anak, siapa yang tahu

nama benda ini?

2) Siapa yang pernah

menggunakannya?

3) Apa fungsinya?

4) Apa saja yang dapat

dibincangkan melalui

telepon?

Eksplorasi Siswa mendengarkan penjelasan

dari guru mengenai pengertian

peristiwa.

Siswa dan guru melakukan

tanya jawab mengenai hal-hal

yang belum atau kurang

dimengerti mengenai materi

peristiwa

Siswa membaca teks cerita pada

buku paket mengenai peristiwa

kecelakaan

Siswa dan guru melakukan

tanya jawab mengenai isi cerita

peristiwa kecelakaan

Siswa mendengarkan peraturan

dari guru mengenai model

pembelajaran yang akan

digunakan dalam pembelajaran

yaitu model talking stick.

Elaborasi Siswa dibagi menjadi kelompok

satu bangku 2 orang

Siswa membuat percakapan

melalui telepon mengenai cerita

44

peristiwa kecelakaan dengan

menjawab 5W+1H

Kelompok berlatih melakukan

percakapan melalui telepon

yang telah dibuat dengan teman

sebangku

Siswa bernyanyi lagu Potong

Bebek Angsa untuk

menjalankan tongkat

Bangku yang mendapat tongkat

maju kedepan kelas untuk

melakukan percakapan melaui

telepon

Kelompok lain memeberikan

tanggapan mengenai percakapan

telepon tentang peristiwa yng

dilakukan kelompok lain

Kelompok yang bermain peran

menunjuk kelompok lain unttuk

meyimpilkan isi percakapan

yang dilakukan

Konfirmasi Kelompok yang dapat

melakukan percakapan melalui

telepon tentang menceritakan

peristiwa kecelakaan dengan

baik dan mendapat nilai paling

tinggi dari guru mendapat tepuk

tangan dan berhak mendapatkan

mahkota bintang yang sudah

disipakan guru.

Pada kegiatan awal guru dan siswa berdoa. Setelah itu guru mengabsensi

siswa dan mengkondisikan kelas, melakukan apersepsi dengan memperlihatkan

benda berupa telepon rumah. Guru memberikan pertanyaan mengenai fungsi dari

telepon dan memberikan penjelasan bahwa telepon dapat digunakan untuk

menceritakan suatu peristiwa kepada orang lain. Dilanjutkan dengan penyampaian

tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi peristiwa pada LKS halaman

41 tentang pengertian peristiwa, hal-hal yang harus diingat saat hendak

menceritakan peristiwa, dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menceritakan

45

peristiwa. Dilanjutkan dengan tanya jawab mengenai hal-hal yang belum dan

kurang dipahami mengenai mateeri peristiwa yang telah disampaikan. Kemudian

siswa mendengarkan cerita tentang peristiwa kecelakaan pada buku paket. Siswa

dan guru mengulas kembali mengenai isi cerita. Kemudian siswa dibagi menjadi

kelompok satu bangku. Siswa diberi tugas untuk membuat percakapan melalui

telepon menganai isi peristiwa kecelakaan yang ada pada buku paket dengan

membuat pertanyaan 5W+1H. Kelompok berlatih melakukan percakapan melalui

telepon menceritakan peristiwa kecelakaan yan ada pada bacan. Kemudian guru

meminta siswa unuk menutup buku dan memulai pembelajaran menggunakan

model kooperatif tipe talking stick. Guru menyiapkan tongkat lalu diberikan pada

salah satu anggota kelompok, siswa yang mendapatkan tongkat mendapat

kesempatan untuk maju kedepan kelas mempraktekan percakapan melalui telepon

yang telah dibuat dengan alat peraga telepon rumah dan handphone yang telah

disiapkan guru. Guru bertindak sebagai juri. Bagi kelompok yang dapat

mempraktikan percakapan dengan baik maka akan mendapat reward dari guru

yaitu berupa mahkota bintang.

Di akhir pertemuan, guru memberikan beberapa pertanyaan sebagai

umpan penguasaan materi. Kemudian guru mengakhiri pelajaran dan

mengucapkan salam penutup.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 14 April 2014.

Guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

yang telah disusun. Adapun pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus 2

pertemuan 2 disajikan melaui tabel 15 dihalaman berikut.

46

Tabel 15

Tabel Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Pertemuan 2

Apersepsi Guru melakukan apersepsi dengan

memberikan pertanyaan kepada

siswa sebagai berikut :

1) Anak-anak, siapa yang

pernah merayakan hari ulang

tahun?

2) Apakah kalian masih

mengingat bagaimana acara

ulang tahun kalian?

3) Bagaimana perasaan kalian

saat merayakan hari ulang

tahun?

Guru memberikan informasi

kepada peserta didik bahwa

acara ulang tahun merupakan

peristiwa yang menyenangkan

yang akan selalu kita ingat dan

dapat kita ceritakan kepada

orang lain

Eksplorasi Siswa mendengarkan ulasan

dari guru mengenai materi

peristiwa pada pertemuan

sebelumnya

Siswa mendengarkan cerita

peristiwa tentang kecelakaan

yang dibacakan guru pada buku

paket.

Siswa dan guru mengulas

kembali mengenai isi cerita

peristiwa kecelakaan pada buku

paket

Siswa mendengarkan peraturan

dari guru mengenai model

pembelajaran yang akan

digunakan dalam pembelajaran

yaitu model talking stick.

Elaborasi Siswa bernyanyi lagu Potong

Bebek Angsa untuk

menjalankan tongkat

Siswa yang mendapat tongkat

saat lagu berhenti dinyanyikan

maju kedepan kelas untuk

mengambil undian pertanyaan

mengenai isi cerita peristiwa

47

kecelakaan pada buku paket.

Siswa menjawab pertanyaan

secara lisan mengenai isi cerita

peristiwa yang diceritakan

Siswa lain diberikan

kesempatan untuk menjawab

pertanyaan, jika pertanyaan

tidak terjawab dengan benar

Konfirmasi Siswa yang dapat menjawab

pertanyaan dengan benar

mendapat tepuk tangan dan

berhak mengambil kartu hadiah

yang berupa makanan ringan.

Siswa yang tidak dapat

menjawab pertanyan mengambil

kartu sangsi yang berupa

perintah untuk bernyanyi dan

membaca puisi.

Pada kegiatan awal guru meminta salah satu siswa memimpin berdoa

bersama. Guru mengabsen siswa dan mengkondisikan kelas, melakukan apersepsi

dengan memberikan umpan pertanyaan seputar materi sebelumnya tentang

peristiwa dan mengkaitkan pengetahuan dengan materi yang akan dipelajari. Pada

kegiatan inti siswa mendengarkan cerita tentang peristiwa kecelakaan yang

dibacakan guru pada buku paket. Kemudian siswa diminta membaca kembali

dengan seksama. Kemudian siswa diminta menutup bukunya. Sebagai motivasi

guru memperlihatkan kartu hadiah dan kartu sangsi pada siswa jika dapat

menjawab pertanyaan dan yang tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.

Pada pertemuan kedua hadiah berupa makanan ringan dan sangsi berupa perintah

untuk membaca pantun dan puisi. Siswa bernyanyi lagu Potong Bebek Angsa

untuk menjalankan tongkat. Tongkat berhenti saat guru mengatakan "stop".

Siswa yang mendapat tongkat maju kedepan kelas dan mengambil undian

pertanyaan. Bagi siswa yang menyerah dan tidak dapat menjawab pertanyaan

wajib menunjuk temannya yang lain untuk menjawab pertanyaan. Jika benar

tamannya akan mendapat kartu hadiah dan siswa tadi terbebas dari kartu sangsi.

Pembelajaran berjalan menyenangkan. Siswa terlihat antusias dan dan tertib

48

melakukan pembelajaran talking stick. Pertanyaan yang diberikan guru terjawab

dengan benar. Di akhir pertemuan, guru memberikan beberapa pertanyaan sebagai

umpan penguasaan materi. Kemudian guru mengakhiri pelajaran dan

mengucapkan salam penutup.

Tabel 16

Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Kooperatif

tipe Talking Stick Siklus 2

No Siklus 2

Keterlaksanaan Siklus

F

Ya Tidak

1. Pertemuan 1 15 0

2. Pertemuan 2 15 0

Berdasarkan tabel 2, hasil observasi menunjukkan bahwa guru sudah

melaksanakan semua indikator pembelajaran talking stick yang sudah ditentukan.

Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah

terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari kemampuan guru dalam menguasai

kelas. Guru sudah mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan kondusif

sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar. Guru juga sudah memberikan

kesempatan sebanyak-banyaknya kepada siswa untuk bertanya dan menyatakan

pendapatnya sehingga siswa lebih aktif dan mudah memahami materi yang

diajarkan. Melalui kegiatan talking stick yang dilakukan siswa bersama anggota

kelompoknya, siswa menjadi lebih antusias dalam mengerjakan tugas.

Pada pertemuan kedua, hasil observasi menunjukkan bahwa guru semakin

menguasai pembelajaran dengan baik. Dalam pertemuan kedua ini, guru sudah

melaksanakan semua indikator pembelajaran dengan baik. Guru mampu

membimbing jalannya permainan estefet tongkat baik sehingga suasana kelas

menjadi terkontrol dan tidak tegang. Siswa juga sudah mampu melaksanakan apa

yang seharusnya dilaksanakan tanpa harus menunggu perintah dari guru. Hal ini

disebabkan karena siswa sudah memahami dan menguasai langkah-langkah

pembelajaran talking stick dengan baik. Dalam kegiatan talking stick siswa dapat

menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya. Kreativitas siswa juga bertambah karena

didukung dengan alat peraga yang memadai.

49

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17 April 2015.

Pertemuan ketiga ini digunakan untuk evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia

dengan tujuan untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran Bahasa

Indonesia dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe talking stick.Dalam

kegiatan inti guru menyampaikan tata tertib dalam mengerjakan evaluasi

pembelajaran yang akan dilakukan. Guru membagi lembar soal evaluasi dan siswa

mengerjakan soal evaluasi. Guru mengawasi jalannya evaluasi pembelajaran.

Setelah selesai, siswa mengumpulkan soal evaluasi dan jawaban siswa. Kegiatan

selanjutnya yaitu guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam

penutup. Apabila hasil evaluasi telah mencapai indikator keberhasilan yang telah

ditentukan maka pembelajaran ini akan berhenti sampai siklus II dan tidak

dilanjutkan ke siklus berikutnya.

4.1.2.3 Refleksi

Pada siklus 2 berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer

pembelajaran talking stick berjalan tanpa kendala apapun. Guru dan siswa

menguasai langkah pembelajaran dengan baik. Sehingga hasil belajar dari soal

evaluasi yang dikerjakan siswa mencapai ketuntasan 100%.

4.2 Data Hasil Belajar

4.2.1 Data Hasil Belajar Siklus 1

Data hasil evaluasi yang diperoleh pada siklus I akan disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi hasil evaluasi siswa

kelas 3 di SD Mangunsari 5 Salatiga adalah sebagai berikut:

50

Tabel 17

Hasil Evaluasi Siklus 1 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Siswa Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 5 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

No Interval Frekuensi Persentase

1 87-93 3 9,37%

2 80-86 5 15,62%

3 73-79 5 15,62%

4 66-72 11 34,37%

5 59-65 4 12,5%

6 52-58 4 12,5%

32 100%

Hasil evaluasi siklus 1 menunjukkan rentang nilai yang diperoleh siswa.

Rentang nilai 52-58 sebanyak 4 siswa, 59-65 sebanyak 4 siswa, 66-72 sebanyak

11 siswa, 73-79 sebanyak 5 siswa, 80-86 sebanyak 5 siswa, dan 87-93 sebanyak 3.

Data tabel 3 dapat disajikan ke dalam diagram 2 sebagai berikut:

Gambar 2. Grafik Hasil Belajar Siklus I Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Siswa Kelas 3 SD Mangunsari 5 Salatiga Tahun Pelajaran

2014/2015

3

5 5

11

4 4

0

2

4

6

8

10

12

87-93 80-86 73-79 66-72 59-65 52-58

Jum

lah S

isw

a

Nilai

Frekuensi

Frekuensi

51

4.2.2 Data Hasil Belajar Siklus 2

Data hasil evaluasi siklus II disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 18

Hasil Evaluasi Siklus 2 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Siswa Kelas 3 SD Mangunsari 5 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

NO Interval Frekuensi Persentase

1 91-97 2 6,25%

2 84-90 7 21,87%

3 77-83 8 25%

4 70-76 15 46,87%

32 100%

Hasil evaluasi siklus 2 menunjukkan rentang nilai yang di peroleh

siswa. Rentang nilai 70-76 sebanyak 15 siswa, 77-83 sebanyak 8 siswa, 84-

90 sebanyak 7 siswa, 91-97 sebanyak 2 siswa. Data tabel 4 dapat disajikan ke

dalam diagram sebagai berikut:

Gambar 3. Grafik Hasil Belajar Siklus 2 Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Siswa Kelas 3 SD Mangunsari 5 Salatiga Tahun Pelajaran

2014/2015

2

78

15

0

2

4

6

8

10

12

14

16

91-97 84-90 77-83 70-76

Jum

lah S

isw

a

Nilai

Frekuensi

Frekuensi

52

4.3 Analisis Data

4.3.1 Analisis Ketuntasan

Analisis ketuntasan dilakukan dengan membandingkan data mentah

dengan nilai KKM pada mata pelajaran Bahasa Indonesiadengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif Tipe talking stick.

Berdasarkan hasil belajar yang telah diperoleh siswa setelah pembelajaran

siklus I ini dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa meningkat

setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick , terbukti

dari sebagian besar siswa yang tuntas KKM. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.5

berikut:

Tabel 19

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Siswa Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 5 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

Ketuntasan Frekuensi Persentase

Tuntas 24 75%

Tidak tuntas 8 25%

Jumlah 32 100%

Maximum 88

Minimum 52

Rata –rata 72,06

Keadaan ketuntasan pembelajaran siswa dapat disajikan dalam gambar

diagram berikut ini:

53

Gambar 4. Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus 1 Siswa

Kelas 3 SD Mangunsari 5 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

Gambar 4. menunjukkan hasil analisis data siklus 1 bahwa dari 32 siswa

yang mengikuti evaluasi pembelajaran, terdapat 24 siswa (75%) mampu mencapai

KKM (70) dan 8 siswa (25%) masih berada di bawah KKM.

Berdasarkan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I yang belum

mencapai target, maka dilakukan refleksi untuk memperbaiki dan merancang

pembelajaran siklus II. Pada pelaksanaan siklus II ini didapatkan hasil belajar

siswa yang meningkat dibanding dengan hasil pada siklus I. Peningkatan

ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II ini dapat dilihat pada tabel 4.6

berikut:

Tabel 20

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 2 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Siswa Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 5 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

Ketuntasan Frekuensi Persentase

Tuntas 32 100%

Tidak tuntas 0 0%

Jumlah 32 100%

Maximum 94

Minimum 70

Rata –rata 79,93

25%

75%

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1

Belum Tuntas Tuntas

54

Keadaan ketuntasan pembelajaran siswa dapat disajikan dalam diagram 4

berikut ini:

Gambar 5. Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus 2

Siswa Kelas 3 SD Mangunsari 5 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

Gambar 5. menunjukkan ketuntasan hasil belajar sikus 2 mata pelajaran

Bahasa Indonesia kelas III SD Negeri Mangunsari 5 Salatiga bahwa dari 32 siswa

yang mengikuti evaluasi pembelajaran, 100 % siswa mampu mencapai KKM

(≥70) dan tidak ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM.

4.3.2 Analisis Komparatif Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Pengolahan data hasil belajar Bahasa Indonesia dari pra siklus, siklus I dan

siklus II akan dianalisa dengan analisis komparatif. Berikut ini adalah tabel

mengenai hasil rekapitulasi pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.

Tabel 21

Perbandingan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pra Siklus, Siklus 1 dan

Siklus 2 Kelas 3 SD Mangunsari 5 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

Ketuntasan Prasiklus Siklus I Siklus II

F % F % F %

Tuntas 10 31,25 24 75 32 100

Tidak tuntas 22 68,75 8 25 0 0

Jumlah 32 100 32 100 32 100

Rata –rata 63,81 72,06 79,93

Maksimum 76 88 93

Minimum 46 52 70

0%

100%

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 2

Belum Tuntas Tuntas

55

Berdasarkan tabel 21, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pra siklus,

siklus I, dan siklus II selalu mengalami peningkatan. Pada pra siklus, siswa yang

tuntas sebanyak 10 orang dengan persentase 31,25%, sedangkan siswa yang tidak

tuntas sebanyak 22 orang dengan persentase 68,75%. Pembelajaran siklus 1

terjadi peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan hasil pra siklus, siswa yang

tuntas dalam siklus I adalah 24 siswa 75%, sedangkan siswa yang tidak tuntas

sebanyak 8 orang dengan persentase 25%. Kemudian pembelajaran siklus 2

terjadi peningkatan hasil belajar dibandingkan dengan hasil siklus I. Siswa yang

tuntas sebanyak 32 orang dengan persentase 100%. Nilai rata-rata pra siklus,

siklus I, dan siklus II juga mengalami peningkatan yaitu 63,81 pada prasiklus,

72,06 pada siklus I, dan 79,93 pada siklus II. Dari hasil belajar yang diperoleh

pada siklus II, ketercapaian indikator keberhasilan sangat sangat baik, karena

melebihi standar indikator keberhasilan yang sudah ditentukan, yaitu 80% dan

sebagian besar siswa mampu menguasai materi dengan baik. Sehingga tidak perlu

diadakan tindakan siklus berikutnya.

Berikut ini merupakan gambar perbandingan dari hasil evaluasi

pembelajaran Bahasa Indonesia:

56

Gambar 6. Perbandingan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pra Siklus,

Siklus I dan Siklus II SD Mangunsari 5 Salatiga Tahun Pelajaran

2014/2015

4.4 Pembahasan

Dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan II serta membandingkan

dengan kondisi awal (Pra Siklus), ternyata penerapan pembelajaran kooperatif tipe

talking stick mampu meningkatkan hasil belajar. Seperti yang diharapkan oleh

peneliti, peningkatan terjadi cukup signifikan. Hal itu terlihat dari hasil belajar

siswa yang diperoleh setelah melakukan tindakan.

Analisis hasil evaluasi dari tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan

pembelajaran siklus I dan II persentase siswa yang tuntas meningkat dari 75%

menjadi 100%. Mengingat standar patokan yang di harapkan peneliti yaitu dengan

indikator keberhasilan sebesar 80% Hasil dari pelaksanaan pembelajaran siklus II

yaitu sebesar 100% siswa tuntas, merupakan gambaran bahwa pelaksanaan

tindakan siklus II sudah seperti yang diharapkan oleh peneliti. Karena sudah

melebihi indikator keberhasilan mengajar, peningkatan hasil belajar juga dapat

dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh dalam setiap siklus yakni pada prasiklus

rata-rata 63,81 pada prasiklus, 72,06 pada siklus 1, dan 79,93 pada siklus 2.

0

5

10

15

20

25

30

35

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

Jum

lah

Sis

wa

Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus 1

dan Siklus 2

Belum Tuntas

Tuntas

57

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, menunjukkan bahwa hasil

penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sudjana (2001 :10)

“model pembelajaran talking stick merupakan model pembelajaran yang

menggunakan alat berupa tongkat sebagai alat bantu bagi guru untuk mengajukan

pertanyaan kepada siswa dengan menimbulkan suasana yang menyenangkan.

Siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak

positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat

memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya”. Melalui

pembelajaran talking stick, siswa dapat bekerjasama dengan anggota

kelompoknya untuk membantu menjawab dengan tepat. Siswa saling

mengeluarkan ide yang dimilikinya. Siswa juga dapat menjadi tutor sebaya bagi

siswa lainnya dimana siswa yang kurang mampu bertanya pada siswa yang

mampu, sedangkan siswa yang mampu membantu temannya yang kurang mampu.

Sehingga terjalin interaksi positif diantara siswa yang kemudian dapat memotivasi

siswa untuk bekerja lebih baik lagi agar kelompoknya mendapatkan hasil yang

paling baik.

Dalam penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata dan

jumlah persentase siswa yang tuntas dari prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Hasil

belajar yang diperoleh pada prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 menunjukkan bahwa

penerapan pembelajaran talking stick terbukti dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Hal ini terjadi karena penerapan pembelajaran talking stick dilakukan

dengan sistematis dan sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan.

Melalui kegiatan pembelajaran ini siswa dapat menjadi lebih bertanggung jawab

terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Melalui tongkat yang diterima siswa

menjadi lebih sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas karena sewaktu-waktu

guru akan memberikan tongkat kepada siswa. Siswa yang selalu berpartisipasi

dalam kelompok maka akan lebih mudah dalam memahami materi, sehingga hasil

belajarnya juga meningkat.