bab iii metode penelitian a. rancangan penelitiandigilib.uinsby.ac.id/1479/6/bab 3.pdfrancangan...
TRANSCRIPT
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada Bab ini akan diuraikan tentang metode penelitian yang meliputi: Rancangan
penelitian, populasi dan sampel, instrument penelitian, pengumpulan data dan teknik analisa
data.
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperimental) karena variable-variabel yang
sebenarnya dikontrol tidak dapat dikontrol secara sempurna sehingga tidak cukup untuk
disebut penelitian eksperimen murni
Penelitian ini menggunakan desain posttes only group kontrol group design1.
Kelas VIIIb diberi perlakuan khusus berupa pembelajaran dengan model PBL sedangkan
pembelajaran pada kelas VIIIa berlangsung secara konvensional yaitu pemberian materi
dengan cara yang sudah membumi dengan metode demonstrasi, Tanya jawab, diskusi
kelas dan sesekali eksperimen, kemudian setelah perlakuan, kedua kelas dites dengan tes
yang sama sebagai tes akhir (posttest).
Tes ini dilaksanakan pada saat ulangan harian dan hasilnya dibandingkan (diuji
perbedaannya). Perbedaan yang berarti (signifikan) antara kedua hasil posttest
menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang diberikan.
B. Populasi dan sampel
1. Populasi
1 Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,hal.108
Populasi adalah keseluruhan subyek yang akan diteliti adalah siswa kelas VIII SMP
Al-Hikmah Jombang.
2. Sampel
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan
satu kelas sebagai kelas eksperimen.jadi sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas
VIIIb
Berdasarkan informasi secara langsung dari guru yang mengajar kelas VIII
memiliki karakteristik (rata-rata prestasi belajar PAI dan aktivitas siswa) hampir
sama. Selanjutnya untuk memperkuat kesetaraan kelas dilakuakn uji kesetaraan secara
statistic berdasarkan nilai ulangan harian dari materi sebelumnya.
C. Uji kemampuan awal
1. Deskripsi data kemampuan awal prestasi belajar
Data kemampuan awal siswa diperoleh dari ulangan harian matrei
sebelumnya. Berdasarkan tabel dapat diketahui nilai rata-rata kelas eksperimen
hamper sama dengan kelas control. Selanjutnya data kemampuan awal siswa dikelas
diuji normalitas dan homogenitas sebagai persyaratan untuk uji kesamaan kuadrat
rata-rata.
2. Uji prasyarat analisis
a. Uji normalitas
Hasil uji normalitas nilai kemampuan awal prestasi belajar siswa kedua
kelas menggunakan software SPSS 16. Hasil uji normalitas dari data nilai
kemampuan awal siswa kelas eksperimen. Jika nilai-nilai lebih besar dari taraf
signifikansinya yaitu 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua data untuk kedua
kelas sama-sama terdistribusi secara normal.
b. Uji kesamaan kuadrat rata-rata
Uji ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa kedua kelas.
Hasil uji ini mengguanakan software SPSS 16. Dari tabel diatas akan dapat
diketahui bahwa apakah Thitung lebih kecil dari Ttabel dan hasil oleh signifikansi
SPSS apakah menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0.05 yang berarti tidak ada
perbedaan signifikan diantara kedua kelas sebelum diberi perlakuan. Oleh karena
itu apabila terjadi perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar sebelum diberi
perlakuan dan sesudah diberi perlakuan PBL hal ini murni disebabkan oleh
adanya perlakuan.
D. Instrument penelitian
Instrument penelitian menerapkan alat yang digunakan iuntuk memperoleh atau
mengumpulkan data dalam rangka menyelesaikan masalah penelitian atau mencapai
tujuan penelitian.
1. Instrument perlakuan
Instrument ini terdiri dari RPP, scenario pembelajaran, LKS, dan modul yang
digunakan guru dalam melakukan KBM mata pelajaran PAI.
2. Instrument pengukuran
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Lembar observasi keterlaksanaan proses
lembar observasi keterlaksanaan proses digunakan untuk memperoleh
data mengenai keterlaksanaan RPP. Lembar keterlaksanaan proses ini terdiri dari
kolom kegiatan dan skor rentangan antara 1-4. Penentuan keterlaksanaan RPP
diperoleh dengan cara menjumlah skor yang diperoleh pada masing-masing
kegiatan yang sama untuk keseluruhan pertemuan kemudian dirata-rata, setelah itu
rata-rata untuk seluruh kegiatan dijumlah. Skor akhir keterlaksanaan proses
diperoleh dari jumlah skor rata-rata masing-masing kegiatan dibagi jumlah skor
total yang seharusnya diperoleh kemudian dikalikan 100 %. Lembar observasi
merupakan bentuk instrument pengumpulan data yang bersifat menghimpun data,
oleh karena itu tidak perlu dilakukan standarisasi instrument cukup dengan
validitas isi.
b. Tes
Tes, digunakan untuk memperoleh data kemampuan prestasi belajar dan
kemampuan berpikir kritis. Instrument tes ini berupa pertanyaan berbentuk pilihan
ganda dan essay sesuai dengan kisi-kisi tes. Instrument pilihan ganda digunakan
untuk mengukur prestasi belajar dan instrument essay digunakan untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis.
Instrument pilihan ganda dipilih karena bentuk tes ini dapat mengukur
berbagai aspek materi dan memiliki keunggulan yang cukup tinggi (semakin
banyak jumlah distraktornya semakin tinggi keunggulannya). Intrumen tes prestasi
belajar disusun berdasarkan indicator pembelajaran, soal tes terdiri daari 20 butir
soal pilihan ganda. Besarnya skor untuk tiap butir soal 1 (jika jawaban benar), 0
(jika jawaban salah).
Prestasi yang diukkur adalah meliputi ranah kognitif bloom taxosonomi
(1956). Intrumen tes disusun peneliti dan pengembangannya meliputi: 1).
Penentuan SK, 2). Analisis KD penyusunan kisi- kisi, 3). Penyusunan tes, 4). Uji
ahli, 5) uji lapangan untuk penentuan daya beda, validitas tingkat kesukaran dan
reabilitas.
Tes mengukur kemampuan kritis menggunakan tes yang menuntut siswa
untuk dapat memecahkan masalah yang diberikan. Bentuk tes yang digunakan
adalah uraian, hal ini dipilih karena memiliki keunggulan yaitu mudah disiapkan,
disusun, dan dapat mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat,
selaian itu dapat mengetahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu permalasahan
yang diberikan.2
Ketentuan skor tes berpikir kritis menggunakan kisi kisi instrument berpikir
kritis yang dijabarkan dari indicator indicator variable. Skor penilaian berpikir
kritis memiliki rentang 1-4.
Pelaksanaaan uji coba lapangan untuk mencari daya beda, validitas, tingkat
kesukaran butir, dan reabilitas dilakukan sebelum penelitian eksperimen dilakukan.
Uji boba instrument pengukuran berupa butir soal dilakukan kepada 14 siswa kelas
VIII. Setelah uji coba pengukuran dilakukan uji standardisasi instrument berupa
pengujian validitas empiris, realibilitas, dan analisis butir soal ( taraf kesukaran dan
daya pembeda soal)
b.1 . Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai atau berkemampuan tingkat tinggi dan siswa yang
kurang pandai atau berkemampuan rendah.3 Angka yang menunjukkan
2 Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara 3Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,hal.211
besarnya daya pembeda disebut indeks daya pembeda. Beskarnya indeks daya
pembeda berkisar antara -1 sampai +1.
Tanda negative menunjukkan bahwa siswa yang berkemampuan
rendah dapat menjawab benar sedangkan siswa yang berkemampuan tinggi
menjawab salah. Penentuan indeks daya pembeda dilakukan dengan
mengelompokkan peserta tes pada kelompok atas dan kelompok bawah
terlebih dahulu, langkah pertama yaitu mengurutkan siswa mulai dari yang
memperoleh skor tinggi ke siswa yang memperoleh skor rendah. Kemudian
melakukan pembagian kelompok menjadi dua bagian, yaitu kelompok atas
yang merupakan kelompok siswa berkemampuan tinggi dan kelompok bawah
yang merupakan kelompok siswa berkemampuan rendah. Pembagian ini
dilakukan dengan menentukan 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah.
Setelah itu menghitung indeks daya pembeda menggunakan persamaan
berikut:
퐷 =퐷퐼 −
퐵퐼 = 푃 − 푃
Dengan D=indeks daya pembeda, IA=banyaknya peserta kelompok atas,
BA=banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar,
PA=proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
criteria daya pembeda suatu tes dapat dikatakan sebagai berikut
0,70 – 1,00 baik sekali
0,41 – 0,69 baik
0,20 – 0,39 cukup
0,00 – 0,19 jelek
Negatif - sangat jelek
b.2. Uji validitas
Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes
telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrument dikatakan
valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan.
Salah satu cara untuk menentukan validitas adalah menggunakan
korelasi biserial. Cara ini digunakan untuk soal-soal obyektif dan skor item
yang biasa diberikan adalah 1 bagi item yang dijawab benar dan 0 bagi item
yang dijawab salah.
korelasi biserial ditentukan dengan menggunakan persamaan
푟 =푀 −푀푆퐷 푥
푝푞
Keterangan
rbu=koefisien korelasi biserial, Mp=rerata skor pada tes dari peserta tes yang
memiliki jawaban benar, Mt= rerata skor total, SD= standar deviasi. Skor total
P, proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada soal (tingkat kesukaran) q
= 1-p
Besarnya koefisisen korelasi yang diperoleh tidak akan lebih kecil atau
sama dengan -1.00 atau tidak akan lebih besar atau sama dengan +1.00.
menurut Arifin (2010:257) hal ini dapat dinyatakan dengan 1.00 ≤ rbu ≥ +1.00
Keterangan :
rbu = + 1.00 artinya korelasi sempurna positif
rbu = -1.00 artinya korelasi sempurna negative
Untuk menentukan apakah tes tersebut valid atau tidak, nilai r hitung
dibandingkan dengan koefisien korelasi pada tabel dengan taraf nyata 5%.
Apabila r hitung sama dengan atau lebih besar koefisien korelasi, maka butir
soal dikategorikan valid, dan sebaliknya (Purmanto,200:70).
Berdasarkan perhitungan, diperoleh seluruh butir soal yaitu sebanyak 25 soal
tergolong dalam kategori valid.
b.3 Taraf kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya soal disebut indeks
kesukaran. Besarnya indeks kesukaran berkisar antara 0.00 sampai 1.00.
Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Menurut Arikunto
(2009:208) taraf kesukaran soal dihitung dengan cara membandingkan jumlah
siswa yang menjawab soal dengan benar dan jumlah siswa seluruhnya seperti
pada persamaan ini: 푃 =
P = indeks kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
Js = jumlah seluruh siswa peserta tes
Arifin 2010:272 menyatakan bahwa untuk menafsirkan taraf kesukaran
tersebut dapat digunakan criteria sebagai berikut:
P > 0,75 = mudah
0,25 ≤ P ≤ 0,75 = sedang
P < 0,25 = sukar
b.4 Uji reliabelitas
Reliabelitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu
instrument (Arifin, 2010:258). Suatu tes dapat dikatakan reliable jika selalu
memberikan hasil yang relative sama bila diteskan pada kelompok, waktu dan
kesempatan yang sama maupun berbeda. Reliabelitas menunjukkan pada
pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data, karena instrument tersebut sudah baik. Menurut
Supranoto 2009:61, salah satu cara untuk mencari reliabelitas adalah
menggunakan persamaan Kuder-Richardson (KR-20), yaitu:
푟 =퐾
퐾 − 1푆 − ∑푝푞
푠
Keterangan
R11= reliabelitas menggunakan persamaan KR-20
P = proporsi peserta tes yang menjawab benar
q = proporsi peserta tes yang menjawab salah (q = 1-p)
Σ pq = jumlah perkalian antara p dan q
K = banyak soal
S = standar deviasi
Reliabilitas tinggi ditunjukkan dengan nilai r11 sebesar 1.00 dan
reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan atau tinggi jika r11 > 0.70
(Supranoto, 2009:114).
c. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi yang diterapkan dalam penelitian ini meliputi rencana pelak-
sanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, nilai tes, dan catatan lapangan. Selain itu,
dokumentasi dalam penelitian ini berupa data visual atau foto. Foto dapat
menggambarkan dan menangkap suasana kelas, detail tentang peristiwa-peristiwa
penting atau khusus yang terjadi.
E. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara yaitu teknik
pengumpulan data melalui observasi dan pengukuran melalui pengukuran tes hasil
belajar. Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan
melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata
2010:220).
Observasi dilakukan untuk mengamati perhatian siswa selama proses
pembelajaran. Sedangkan tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur suatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan (Arikunto.2009:53). Tes dilakukan setelah pemberian perlakuan untuk
mengukur hasil belajar siswa.
1. Tahap persiapan
a. Melakukan observasi dan wawancara dengan guru bidang studi
b. Menyusun proposal
c. Menentukan observer
d. Menyiapkan instrument penelitian
2. Tahap pelaksanakan
a. Melihat kemampuan awal siswa dengan cara melakuakan analisis statistic hasil
UH
b. Melaksanakan KBM pada pada kelas eksperimen mata pelajaran PAI
c. Observer dan peneliti melakukan pengamatan selama proses KBM berlangsung
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari sumber data
terkumpul. Kegiatan tersebut antarara lain mengelompokkkan data berdasarkan variable
dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variable dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan (sugiyono 2009). Pengujian hipotesis ada dua yaitu:
pengujian hipotesis terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis.
Pengujian hipotesis terhadapa variable terikat baru dapat ditentukan setelah
dilakukan uji prasyarat. Uji prasyarat ini dilakukan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat ditentukan teknik statistikyang akan
digunakan. Apabila data terdistribusi normal, maka digunakan teknik statistic parametris
untuk pengujian hipotesis yaitu uji t. apabila data tidak berdistribusi normal maka harus
menggunakan teknik statistic non parametik, yaitu uji u man whitney. Oleh karena itu
sbeleum dilakukan uji hipotesis , terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis data.
1. Uji Prasyarat Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji ini diguanakan untuk mengetahui data dianalisis berdistribusi normal
atau tidak. Rumus yang digunakan adalah uji CH1 kuadrat
Harga CH1 =( )
Keterangan: 퐹 = frekuensiataujumlahdatahasilobservasi
퐹 = presentasiluastiapbidangdikalikandengann
Jika harga Chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga Chi kuadrat tabel maka H0
diterima yang berarti data terdistribusi secara normal (Sugiyono, 2010:82)
Dalam penelitian ini, pengujian normalitas data dilakukan dengan bantuan
SPSS 16 for windows. Program ini juga menggunakan uji kolmogorov-smirnov
untuk menguji normalitas data. Hasil perhitungan ini ditampilkan dalam bentuk
tabel testof normality yang didalamnya terdapat nilai signifikansi pada kolom
kolmogorov-smirnov. Apabila sig.> α yang ditentukan, maka H0 diterima
(Setyoningsih, 2009:84). Hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternative (H1)
dirumuskan sebagai berikut:
퐻 : databerasaldaripopulasiyangberdistribusinormal
퐻 : databerasaldaripopulasiyangtidakberdistribusinormal
Taraf nyata (α) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0.05 (5%) sehingga H0
diterima apabila sig > 0.05
b. Uji Homogenitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah 2 kelompok memiliki tingkat
varians data yang sama atau tidak. Untuk menguji kesamaan dua varians data dari
kedua kelompok digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono,
2010:140)
F −variansterbesarvariansterkecil
Nilai F yang diperoleh dari perhitungan dikonsultasikan dengan F tabel
dengan taraf nyata 5%. Jika F hitung ≤ F tabel maka H0 diterima yang berarti
varians homogen, dan sebaliknya jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak atau
varians tidak homogen (Sugiyono, 2010:141).
Perhitungan juga dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan program
SPSS 16. Hasil uji hipotesis ditampilkan dalam bentuk tabel test of homogenity of
variance. Dengan melihat nilai signifikan pada based on trimmed mean dapat
ditentukan apakah data berasal dari populasi bervarian homogeny atau tidak.
Apabila sig.> α yang ditentukan, maka H0 diterima (Setyoningsih,2009:94).
Hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternative (H1) dirumuskan sebagai berikut:
퐻 : databerasaldaripopulasiyangberdistribusinormal
퐻 : databerasaldaripopulasiyangtidakberdistribusinormal
Taraf nyata (α) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0.05 (5%) sehingga H0
diterima apabila sig > 0.05
2. Uji hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah prestasi belajar dan
kemampuan berpikir kritis dapat tercapai. Teknik pengujian hipotesis dapat
ditentukan setelah dilakukan uji prasyarat. Apabila data berdistribusi normal maka
digunakan teknik statistic parametric yaitu uji t satu pihak. Apabila data tak
berdistribusi normal, maka digunakan teknik uji nonparametric.
a. Uji t satu pihak, digunakan karena peneliti sudah memihak pada salah satu dari
dua kelompok penelitian yaitu kelas yang belajar dengan PBL. Rumus yang
digunakan adalah ( sugiyono,2010:138)
푡 =푥 − 푥
(푛 − 1)푠 + (푛 − 1)푠푛 + 푛 − 2
1푛 + 1
푛
푥 = rata − rataskortesakhirkelaseksperimen
푥 = rata − rataskortesakhirkelaskontrol
푠 = variansskortesakhirkelaseksperimen
푠 = variansskortesakhirkelaskontrol
푛 = jumlahsiswakelaseksperimen
푛 = jumlahsiswakelaskontrol
Pengujian hipotesis yang digunakan uji pihak kanan dengan hipotesis nol H0 dan
hipotesis alternative H1 dirumuskan sebagai berikut
퐻 :퐻 ≤ 퐻
퐻 :퐻 > 퐻
keterangan ∶
H0 : prestasi belajar kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan hasil belajar
kelas pembanding
H1 : prestasi belajar lebih tinggi dari hasil belajar
Menurut Sugiyono (2010:100), jika t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima atau ditolak
dengan derajat kebebasan 푑푘 = 푛 + 푛 − 2untukn = n dan varians
homogen. Apabila jumlah n = n dan varians tidak homogen maka derajat
kebebasan dk = n − 1atau
dk = n − 1 (Sugiyono, 2010:139)
Uji t ini dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS 16. Uji pihak
kiri sama dengan penjelasan diatas. Untuk uji pihak kanan, H0 diterima jika thitung
≤ ttabel atau dapat pula dilihat sig. pada outputnya,pada kolom sig (2-taled), nilai
sig. yang ditunjukkan dibagi 2. Apabila setelah dibagi dua nilai sig.α. maka H0
diterima (Suyanto,2009:145)
b. Uji mann-whitney (uji u)
푧 =푈 − 푛 .푛
2푛 .푛
푁(푁 − 1)푁 −푁
12 − ∑푇
Dengan
푁 = 푛 + 푛
푈 = 푛 . 푛 +푛 (푛 + 1)
2 − 푅
푑푎푛푈 = 푛 .푛 +푛 (푛 + 1)
2 − 푅
휏 =휏 − 푢
12
Keterangan:
n1 = jumlah sampel kelas eksperimen
n2 = jumlah sampel kelas pembanding
u = statistic yang digunakan dalam tes uji Mann-whitney yang diperoleh dari
beberapa kali skor dalam kelompok dengan n2 kasus mendahului skor dalam
kelompok yang banyaknya n1 dalam rangking
u2 = jumlah peringkat pada kelas pembanding
R1 = jumlah rangking pada kelas ekspeimen
R2 = jumlah rangking pada kelas pembanding
Z = signifikasi harga U
t = banyaknya observasi yang kerangka sama untuk suatu rangking tertentu.
Pengujian hipotesis yang digunakan uji pihak kanan dengan hipotesis no H0 dan
H1 dirumuskan sebagai berikut
퐻 :퐻 > 퐻
H0 : prestasi belajar kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan hasil belajar
kelas pembanding
H1 : prestasi belajar lebih tinggi dari hasil belajar
Menurut Isparyadi (1988:155) apabila nilai z yang diperoleh dari hasil
perhitungan lebih besar dari pada nilai kritis maka H1 diterima. Besarnya nilai
kritis z untuk analisis suatu skor sebesar 1,65 selain itu criteria penerimaan H1
dapat ditentukan dari nilai probabilitas yang dilihat pada tabel harga-harga kritis z
dalam observasi distribusi normal berdasarkan nilai z yang diperoleh. Apabila
harga kritis z hitung > 1,65 maka H1 diterima