bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research). Menurut Wina Sanjaya ( 2009 : 26) mengartikan bahwa penelitian
tindakan kelas sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas
melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan
cara melakukan bernagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta
menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.
Penelitian dilakukan dengan cara kolaboratif yaitu dengan cara
bekerjasama dengan guru PKn kelas VII A SMP Negeri 3 Tuntang Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang. Untuk pengamatan dilakukan oleh guru PKn
dan teman sejawat. Penelitian ini akan menciptakan kerjasama antara peneliti
dengan guru PKn dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dengan demikian
sejak perencanaan, guru selalu terlibat. Selanjutnya guru mengobservasi dan
mencatat, sedangkan peneliti yang melaksanakan pembelajaran di kelas.
Sehingga penelitian ini akan menciptakan kolaborasi atau partisipasi antara
peneliti dan guru PKn.
3.2 Setting dan Subjek Penelitian
3.2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Tuntang Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini
dilakukan mulai bulan September 2013 dengan jadwal sebagai berikut :
a) Pelaksanaan observasi dilaksanakan pada pertengahan bulan Oktober 2013.
b) Siklus I dilaksanakan pada akhir bulan Januari 2014.
c) Siklus II dilaksanakan pada pertengahan bulan Februari 2014.
30
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII A SMP Negeri 3
Tuntang yang berjumlah 25 siswa, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 12
siswa perempuan serta guru atau pengajar PKn dikelas VII A SMP Negeri 3
Tuntang.
3.2.3 Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah stategi pembelajaran yang digunakan
dan hasil belajar siswa yang akan dicapai.
3.3 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Punjabi (2012 : 208), pengambilan data dalam penelitian
sangat besar peranannya. Pengumpulan data ini menuturkan bagaimana data
penelitian itu diperoleh. Kualitas data sangat ditentukan atau bergantung pada
kualitas alat pengambil data atau alat pengukurnya. Jika alatnya reliabel dan
valid, maka data yang diambil (dikumpulkan) juga akan reliabel dan valid.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, tes dan dokumentasi :
a) Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati
setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat
observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Wina Sanjaya,
2011: 86). Dalam PTK observasi bisa dilakukan untuk memantau guru dan
untuk memantau siswa. Sebagai alat pemantau guru, observasi digunakan
untuk mencatat setiap tindakan yang dilakukan guru sesuai dengan masalah
PTK itu sendiri. Sedangkan berhubungan dengan kegiatan siswa, observasi
dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang perilaku-perilaku
siswa sebagai pengaruh tindakan yang dilakukan guru.
31
b) Tes
Tes adalah instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi
pembelajaran. Tes di sini dilakukan untuk memperoleh data tentang
peningkatan hasil belajar siswa dan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan di akhir kegiatan
setiap siklus dengan memberi sejumlah soal kepada subjek penelitian yaitu
kepada siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Tuntang Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang Semester III Tahun Pelajaran 2013/2014.
c) Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang tertulis.
Dokumen ini dapat memberikan informasi yang berguna dalam berbagai
persoalan. Dokumentasi penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data-
data yang diperlukan dalam melakukan penelitian, seperti : jumlah siswa,
daftar nama siswa, daftar nilai siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Tuntang
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran
2013/2014 serta media yang digunakan dalam penelitian.
3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Trianto (2011 : 54) instrumen pengumpulan data yaitu alat
bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut sistematis. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan soal tes yang telah
diuji validitas dan reabilitasnya.
3.3.3 Uji Instrumen Tes
3.3.3.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010 : 211). Suatu
32
instrumen yang valid atau sahih mempunyai taraf validitas tinggi.Uji validitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas butir soal tes pada Siklus I
dan Siklus II.Validitas butir soal berfungsi untuk menguji setiap butir soal tes
yang telah dibuat.
Taraf validitas setiap item soal dinyatakan dalam koefisien yang disebut
koefisien validitas tiap item soal ( Rpbis). Setelah diperoleh harga Rpbis kemudian
dikonsultasikan dengan harga kritik r hasil korelasi product moment. Apabila
harga r Rpbis > r kritis pada tabel, maka item soal dinyatakan valid, jika harga r
Rpbis < r kritis pada tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan (Suharsimi
Arikunto, 2012:93).
Taraf koefisien validitas :
0,91-1,00 : Sangat tinggi
0,71-0,90 : Tinggi
0,41-0,70 : Cukup
0,21-0,40 : Rendah
Negatif-0,20 : Sangat rendah
a. Data Validitas Instrument Siklus 1
Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan bantuan SPSS 20.0 dari 40
soal yang diuji terdapat 26 soal yang valid. Data validitas instrument pada tiap
butir soal dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
33
Tabel 3.1 Data Validitas Instrument Siklus I
Validitas Butir soal Jumlah
Valid 1,2,3,8,9,12,13,16,17,18,19,20,21,
22,24,25,26,27,28,29,34,35,36,37,
38,40
26
Tidak valid 4,5,6,7,10,11,14,15,23,30,31,32,3
3,39
14
Jumlah 40
b. Data Validitas Instrument Siklus 2
Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan bantuan SPSS 20.0
dari 40 soal yang diuji terdapat 29 soal yang valid. Data validitas instrument
pada tiap butir soal dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.2 Data Validitas Instrument Siklus II
Validitas Butir soal Jumlah
Valid 1,2,3,4,7,8,9,10,12,13,17,19,20,21,22,
23,25,26,27,28,29,30,31,32,34,35,36,3
7,38,40
30
Tidak valid 5,6,11,14,15,16,18,24,33,39 10
Jumlah 40
34
2.3.3.2 Reliabilitas
Dalam penelitian ini rumus untuk mengukur reliabilitas adalah rumus
yang diperkenalkan oleh Kurder dan Richardson. Hal ini disebabkan oleh alat
evaluasi yang digunakan berbentuk tes obyektif, pilihan ganda. Arikunto (2010
: 213 ) menyatakan bahwa rumus K-R20 ini cenderung memberikan hasil yang
lebih tinggi dibandingkan dengan rumus yang lain.
Menurut Arikunto (2010 : 213) klasifikasi koefisien reliabilitas adalah:
0,91 – 1,00 = Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 = Tinggi
0,41 – 0,70 = Cukup
0,00 – 0,40 = Rendah
Negatif = tidak memenuhi uji reliabilitas
a. Reliabilitas Siklus 1
Hasil uji reliabilitas siklus Idapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.3 Reability Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,695 26
Dari hasil uji reliabilitas instrumen tes dengan menggunakan SPSS 20
diperoleh reliabilitas sebesar 0,695. Hal ini menunjukkan koefisien
reliabilitas yang cukup.
35
b. Reliabilitas Siklus 2
Hasil uji reliabilitas siklus Idapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.4 Reability Statistics
Dari hasil uji reliabilitas instrumen tes dengan menggunakan SPSS 20
diperoleh reliabilitas sebesar 0,802. Hal ini menunjukkan koefisien reliabilitas
yang tinggi.
3.4 Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan, data tersebut perlu diolah atau dianalisis.
Data yang terkumpul berupa data kuantitatif yang berupa skor hasil belajar
siswa. Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik diskriptif
dengan teknik analisis yang digunakan adalah persentase dengan skor minimal
dan skor maksimal pada tiap akhir siklus kemudian dibandingkan dengan nilai
KKM untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
Hasil perhitungan prosentase kemampuan siswa dari ketiga tes tersebut
(Pra Siklus, Sikus I dan Siklus II) kemudian dibandingkan.
3.5 Indikator Kinerja
Pada penelitian tindakan kelas ini, indikator kinerja pada siklus II
diharapkan terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah guru menerapkan
strategi pembelajaran Problem solving (pemecahan masalah) dalam
ReliabilityStatistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,802 30
36
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Untuk hasil belajar diberi patokan
85 % dari jumlah keseluruhan siswa yang mendapat nilai ≥ 75 (nilai KKM).
Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai
berikut :
Keterangan :
P : Prosentase ketuntasan belajar
∑ : Jumlah
3.6 Prosedur Penelitian
1. Pra Siklus
Dalam rangka melaksanakan penelitian tindakan kelas ini, terlebih
dahulu peneliti melakukan identifikasi masalah, menyusun rencana pembelajaran
dan mempersiapkan instrumen yang akan digunakan.
a. Identifikasi Masalah
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi kegiatan
pembelajaran di kelas yang akan diteliti. Dari hasil observasi tersebut diketahui
bahwa tujuan pembelajaran yang diinginkan itu belum tercapai yaitu kurangnya
penerimaan materi oleh sebagian besar siswanya sehingga menyebabkan hasil
belajar siswa itu rendah. Menurut informasi yang diperoleh dari guru PKn kelas
VIIA Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) ≥ 75, dari 25 siswa yang mencapai
nilai ≤ 75 sebanyak 17 orang atau 68% persen dan yang mendapat nilai ≥ 75
sebanyak 8 orang atau 32%.
Berdasarkan identifikasi tersebut faktor penyebab masih banyaknya
siswa yang belum mencapai hasil belajar sesuai KKM dalam proses
pembelajaran karena guru masih menggunakan cara konvensional yaitu
ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran, selain itu guru kurang
memberikan inovasi metode pembelajaran kepada siswa untuk memotivasi
37
siswa dalam belajarnya serta kurangnya pengawasan guru pada waktu siswa
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Selain faktor dari guru, faktor
siswa itu sendiri juga mempengaruhi rendahnya hasil belajar karena pada waktu
pembelajaran berlangsung siswa sering bermain sendiri di dalam kelas, keluar
kelas tanpa seijin guru serta kurang memiliki keberanian untuk bertanya kepada
guru maupun kepada sesama teman.
Berdasarkan masalah-masalah yang muncul tersebut, maka peneliti akan
menggunakan strategi pembelajaran aktif problem solving (pemecahan
masalah) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas
VIIA semester II SMP Negeri 3 Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang Tahun Ajaran 2013/2014.
b.Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat sebagai pedoman
pelaksanaan pembelajaran.
c. Menyiapkan Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan berupa soal tes, lembar observasi mengajar
guru, lembar aktifitas siswa dalam pembelajaran, lembar observasi keaktifan
siswa dalam diskusi serta angket tentang respon siswa terhadap penggunaan
strategi pembelajaran aktif problem solving (pemecahan masalah) dalam mata
pelajaran PKn.
2. Rencana Tindakan Tiap Siklus
Desain yang digunakan adalah desain penelitian yang dikembangkan
oleh Kurt Lewin (dalam Wijaya Kusuma, 2012: 27) yaitu tiap-tiap siklus terdiri
dari perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan
refleksi (reflection). Dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dan untuk
setiap siklus dilakukan 2 x tatap muka atau pertemuan.
38
Bagan desain PTK menurut Kurt Lewin
1. Rencana Siklus I
a) Perencanaan (Planning)
Perencanaan tindakan penelitian sebagai berikut :
1) Persiapan dengan minta ijin kepada kepala sekolah dan guru PKn
kelas VII A untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
2) Membuat RPP dengan materi pokok Kasus pelanggaran dan Upaya
penegakkan HAM, RPP ini digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan proses pembelajaran PKn di kelas VII A bersama
dengan guru PKn.
3) Pembuatan lembar soal, berupa soal post test. Soal digunakan untuk
mengetahui kemampuan siswa untuk memahami materi sesudah
proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
Problem solving (pemecahan masalah), dengan kata lain post test
ini digunakan sebagai alat untuk mengukur hasil belajar siswa kelas
VII A.
4) Pembuatan lembar observasi, digunakan untuk
mengobservasi/mengamati kegiatan pembelajaran PKn dan
39
penggunaan strategi pembelajaran Problem Solving atau pemecaha
masalah.
b) Pelaksanaan (Acting)
Tindakan ini dilakukan tidak hanya cukup satu kali pertemuan. Apabila
dalam pra siklus belum tuntas yaitu peningkatan hasil belajar siswa belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Maka dalam sklus I ini
dilakukan tindakan dengan manggunakan strategi pembelajaran Problem
solving (pemecahan masalah) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
mencapai KKM.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Guru meminta siswa melakukan curah ide untuk memperoleh daftar
tayangan televisi yang berhubungan dengan pelajaran, dan meminta
siswa menjelasakan mengapa mereka memilih tayangan tersebut.
2. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.
3. Guru meminta setiap kelompok untuk memilih salah satu masalah
yang telah disebutkan.
4. Guru meminta tiapa kelompok untuk mendiskusikan mengenai solusi-
solusi yang memungkinkan untuk memcahkan masalah tersebut.
5. Guru meminta tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka.
6. Guru memberikan kesimpulan.
c) Pengamatan (Observing) dan Evaluasi (Evaluation)
Observasi merupakan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran
sesuai dengan perencanaan. Pengamatan ini dilakukan observer untuk
mengamati dan menilai proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajarn
Problem solving (pemecahan masalah) yang dilakukan oleh guru dan peneliti
ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam pengamatan ini digunakan
pedoman pengamatan atau observasi yang berisi aktvitas guru dan siswa sesuai
urutan kegiatan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran Problem
40
solving (pemecahan masalah). Setelah observasi dilakukan guru melakukan
evaluasi dalam bentuk post test yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa setelah diajar melalui strategi pembelajaran problem solving
(pemecahan masalah).
d) Refleksi (Reflection)
Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami dan memaknai segala
sesuatu yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh akibat tindakan
yang dilakukan setelah pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap
temuan-temuan yang berkaitan dengan hambatan atau kekurangan selama
pembelajaran. Kelebihan tetap dipertahankan, sedangkan kekurangan akan
diperbaiki pada siklus II.
2. Rencana Siklus II
Pada tahap siklus II ini diawali dengan identifikasi masalah
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Masalah-masalah yang timbul pada
siklus I kemudian ditetapkan alternatif pemecahan masalahnya dengan
harapan tidak terulang lagi pada siklus II.
a) Perencanaan (Planning)
Perencanaan tindakan penelitian sebagai berikut :
1) Persiapan dengan minta ijin kepada kepala sekolah dan guru PKn
kelas VII A untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
2) Membuat RPP dengan materi pokok Menghargai upaya
perlindungan HAM, RPP ini digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan proses pembelajaran PKn di kelas VII A bersama
dengan guru PKn.
3) Pembuatan lembar soal, berupa soal post test. Soal digunakan untuk
mengetahui kemampuan siswa untuk memahami materi sesudah
proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
Problem solving (pemecahan masalah), dengan kata lain post test
41
ini digunakan sebagai alat untuk mengukur hasil belajar siswa kelas
VII A.
4) Pembuatan lembar observasi, digunakan untuk
mengobservasi/mengamati kegiatan pembelajaran PKn dan
penggunaan strategi pembelajaran Problem solving (pemecahan
masalah).
b) Pelaksanaan (Acting)
Apabila dalam siklus I belum tercapai yaitu peningkatan hasil belajar
siswa dalam mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Tindakan
perbaikan dilakukan dilakukan pada siklus II dengan menggunakan strategi
pembelajaran Problem solving (pemecahan masalah).
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Guru meminta siswa melakukan curah ide untuk memperoleh daftar
tayangan televisi yang berhubungan dengan pelajaran, dan meminta
siswa menjelasakan mengapa mereka memilih tayangan tersebut.
2. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.
3. Guru meminta setiap kelompok untuk memilih salah satu masalah yang
telah disebutkan.
4. Guru meminta tiapa kelompok untuk mendiskusikan mengenai solusi-
solusi yang memungkinkan untuk memcahkan masalah tersebut.
5. Guru meminta tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka.
6. Guru memberikan kesimpulan.
c) Pengamatan (Observing) dan Evaluasi (Evaluation)
Observasi ini merupakan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran
sesuai dengan perencanaan, sedangkan pengamatan ini dilakukan observer
untuk mengamati dan menilai proses pembelajaran menggunakan strategi
pembelajarn Problem solving (pemecahan masalah) yang dilakukan oleh guru
dan peneliti ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam pengamatan ini
42
digunakan pedoman pengamatan atau observasi yang berisi aktvitas guru dan
siswa sesuai urutan kegiatan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran
Problem solving (pemecahan masalah). Setelah observasi dilakukan guru
melakukan evaluasi dalam bentuk post test yang bertujuan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa setelah diajar melalui strategi pembelajaran
problem solving (pemecahan masalah).
d) Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan untuk memahami dan memaknai segala sesuatau
yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh akibat tindakan yang
dilakukan setelah pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap
temuan-temuan yang berkaitan dengan hambatan atau kekurangan selama
pembelajaran berlangsung. Kelebihan tetap dipertahankan, sedangkan
kekurangan akan diperbaiki pada siklus berikutnya jika masih diperlukan.