bab iii pembahasan 3.1 tinjauan umum kantor pelayanan ... file23 bab iii pembahasan 3.1 tinjauan...

14
23 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan Madya Jakarta Barat 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan KPP Madya Jakarta Barat Menurut Liberti Pandingan (2007) dalam bukunya Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya sebagai salah satu model organisasi, tugas pokok dan fungsi yang dimodernisasi, hingga saat ini belum semua Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak memilikinya. Bila di pulau Jawa hampir semuanya Kantor Wilayah sudah ada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya, sedangkan di pulau Sumatera hanya di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Riau dan Kepulauan Riau, serta Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka dan Belitung. Di Kalimantan hanya di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Kalimantan Timur, dan di Sulawesi hanya di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara. Tahapan Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya adalah sebagai berikut : 1. Dengan Keputusan Menteri Keuangan No.58/KMK.01/2003, Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta, khusus dimodernisasi, yakni atas : a. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Badan Usaha Milik Negara (kini masuk ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar) b. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Penanaman Modal Asing 1

Upload: ngoanh

Post on 17-Aug-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan ... file23 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan Madya Jakarta Barat 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan KPP Madya

23

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan Madya Jakarta Barat

3.1.1. Sejarah dan Perkembangan KPP Madya Jakarta Barat

Menurut Liberti Pandingan (2007) dalam bukunya Modernisasi dan

Reformasi Pelayanan Perpajakan, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya sebagai

salah satu model organisasi, tugas pokok dan fungsi yang dimodernisasi, hingga

saat ini belum semua Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak memilikinya. Bila

di pulau Jawa hampir semuanya Kantor Wilayah sudah ada Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Madya, sedangkan di pulau Sumatera hanya di Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Pajak Riau dan Kepulauan Riau, serta Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak

Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka dan Belitung. Di Kalimantan hanya di

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Kalimantan Timur, dan di Sulawesi

hanya di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sulawesi Selatan, Barat dan

Tenggara. Tahapan Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya adalah

sebagai berikut :

1. Dengan Keputusan Menteri Keuangan No.58/KMK.01/2003, Kantor

Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak

Jakarta, khusus dimodernisasi, yakni atas :

a. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Badan Usaha Milik Negara (kini masuk

ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar)

b. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Penanaman Modal Asing 1

Page 2: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan ... file23 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan Madya Jakarta Barat 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan KPP Madya

24

c. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Penanaman Modal Asing 2

d. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Penanaman Modal Asing 3

e. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Penanaman Modal Asing 4

f. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Penanaman Modal Asing 5

g. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Penanaman Modal Asing 6

h. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Badan dan Orang Asing 1

i. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Badan dan Orang Asing 2

j. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Perusahaan Masuk Bursa

2. Dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 254/KMK.01/2004, dibentuk

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Jakarta Pusat yang wilayah kerjanya

meliputi kota Jakarta Pusat. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya ini mulai

beroperasi melayani Wajib Pajak pada tanggal 1 september 2004.

Ke dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya ini mulai beroperasional

melayani Wajib Pajak sejak tanggal 1 Juli 2006

3. Dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006, dibentuk

lagi 8 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya, yaitu :

a. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang, dengan wilayah kerja

meliputi wilayah Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung yang kedudukannya di Palembang

b. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Jakarta Barat, dengan wilayah

kerja meliputi Kota Jakarta Barat

c. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Jakarta Timur, dengan wilayah

kerja meliputi Kota Jakarta Timur

Page 3: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan ... file23 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan Madya Jakarta Barat 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan KPP Madya

25

d. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Jakarta Utara, dengan wilayah

kerja meliputi Kota Jakarta Utara

e. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Jakarta Selatan, dengan wilayah

kerja meliputi Kota Jakarta Selatan

f. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Bandung, dengan wilayah kerja

meliputi sebagian Provinsi Jawa Barat, yang kedudukannya di Bandung

g. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Semarang, dengan wilayah kerja

meliputi sebagian Provinsi Jawa Tengah, yang kedudukannya di

Semarang

h. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Surabaya, dengan wilayah kerja

meliputi kota Surabaya dan sekitarnya, yang kedudukannya di Surabaya

Ke-8 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya di atas diresmikan pada

tanggal 27 Desember 2006 oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

bersamaan dengan Kantor Pusat dan Kantor Wilayah. Sedangkan saat mulai

operasinya melayani Wajib Pajak saat tanggal 9 April 2007.

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya mengelola Wajib Pajak besar jenis

badan dan skala regional (lingkup Kantor Wilayah) dan juga terbatas jumlahnya.

Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya juga tidak ada kegiatan ekstensifikasi,

jumlah Wajib Pajaknya sudah tetap sekitar 200-500 yang ditetapkan Direktorat

Jenderal Pajak. Jika suatu saat ditambah, Wajib Pajaknya berasal dari seluruh

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah Kantor Wilayah. Jenis pajak yang

dikelola oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya sama dengan pajak yang

dikelola oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar, yaitu hanya

Page 4: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan ... file23 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan Madya Jakarta Barat 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan KPP Madya

26

Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas

Barang Mewah (PPnBM), dan Bea Materai.

Berikut visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak yang menjadi sumber

landasan orang setiap Kantor Pelayanan Pajak (KPP) khususnya KPP Madya

Jakarta Barat :

1. Visi Direktorat Jenderal Pajak

Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi

perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan

integritas dan profesionalisme yang tinggi.

2. Misi Direktorat Jenderal Pajak

Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-Undang

Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang

efektif dan efisien.

3. Nilai Direktorat Jenderal Pajak

a. Integritas

Menjalankan tugas dan pekerjaan dengan selalu memegang teguh kode

etik dan prinsip-prinsip moral, yang diterjemahkan dengan bertindak

jujur, konsisten, dan menepati janji.

b. Profesionalisme

Memiliki kompetisi dibidang profesi dan menjalankan tugas dan

pekerjaan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, serta norma-norma

profesi, etika dan sosial.

Page 5: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan ... file23 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan Madya Jakarta Barat 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan KPP Madya

27

c. Inovasi

Memiliki pemikira yang bersifat terobosan dan/atau alternatif pemecahan

masalah yang kreatif, dengan memperhatikan aturan dan norma yang

berlaku.

d. Kerja Tim

Memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan orang atau pihak lain,

serta membangun network untuk menunjang tugas dan perpajakan.

3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi KPP Madya Jakarta Barat

A. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu bagian dari uraian tugas yang

menggambarkan hubungan wewenang dan tanggungjawab bagi setiap karyawan

yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka

seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik dan mengarah pada tujuan yang

telah ditetapkan oleh KPP Madya Jakarta Barat. Adapun susunan Struktur

Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Jakarta Barat adalah sebagai

berikut :

STRUKTUR ORGANISASI KPP MADYA JAKARTA BARAT

Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Madya Jakarta Barat

Gambar III.1

Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Jakarta Barat

KEPALA

KANTOR

SUB Bagian Umum

Seksi

Penagihan

Seksi

Pelayanan Seksi Pengolahan

Data dan Informasi

Seksi

Pemeriksaan

Page 6: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan ... file23 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan Madya Jakarta Barat 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan KPP Madya

28

B. Tata Kerja

Berdasarkan struktur organisasi pada gambar III.1 diatas maka berikut uraian

tata kerja pegawai pada KPP Madya Jakarta Barat :

1. Kepala Kantor

a. Menetapkan rencana pengamanan penerimaan pajak berdasarkan potensi

pajak, perkembangan kegiatan ekonomi keuangan serta realisasi

penerimaan pajak tahun lalu.

b. Menjamin pelaksanaan pencarian data dan pengolahan data yang

strategis dan potensial dalam rangka intensifikasi/ekstensifikasi

perpajakan.

c. Menjamin terlaksananya pengolahan data Wajib Pajak guna menyajikan

informasi perpajakan yang dapat dimanfaatkan oleh Kantor Pajak lain.

d. Menetapkan penyusunan monografi perpajakan.

e. Menjamin pelaksanaan penelitian Surat Pemberitahuan Tahunan yang

disampaikan melampaui batas waktu dan penelitian sehubungan dengan

Surat Pemberitahuan Tahunan yang tidak disampaikan.

f. Menetapkan surat ketetapan pajak berdasarkan Laporan Pemeriksaan

Pajak (Pemeriksaan Lengkap dan Pemeriksaan Pajak sederhana

lapangan/kantor) dan daftar wajib pajak yang akan diterbitkan surat

ketetapan pajak guna memberikan kepastian atas besarnya pajak yang

terutang.

g. Menjamin pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan

rumah tangga dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas Kantor

Pelayanan Pajak.

Page 7: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan ... file23 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan Madya Jakarta Barat 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan KPP Madya

29

h. Menetapkan pemberian persetujuan/penolakan atas permohonan

penelitian pembayaran pajak dan perijinan lainnya sesuai ketentuan yang

berlaku.

2. Sub Bagian Umum

a. Melakukan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan dan rumah tangga.

Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan

urusan tata usaha, kepegawaian dalam laporan. Bagian Keuangan

mempunyai tugas mengurusi segala urusan keuangan, sedangkan bagian

Usaha Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan urusan rumah tangga

dan perlengkapan.

3. Seksi Penagihan

Seksi penagihan bertugas melakukan:

a. Urusan tata usaha piutang pajak dan penagihan atas tunggakan wajib

pajak. Seksi penagihan terdiri dari Sub Seksi Tata Usaha Piutang Pajak

dan Sub Seksi Penagihan. Sub Seksi Tata Usaha Piutang Pajak

mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha piutang dan tunggakan

pajak, sementara Sub Seksi Penagihan mempunyai tugas mempersiapkan

teguran dan melakukan penagihan dengan surat paksa.

4. Seksi Pelayanan

Seksi pelayanan bertugas melakukan :

a. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan

b. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan

c. Penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan

d. Penerimaan surat lainnya

Page 8: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan ... file23 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan Madya Jakarta Barat 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan KPP Madya

30

e. Pelaksanaan pendaftaran wajib pajak.

5. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Seksi Pengolahan Data dan Informasi yang bertugas melakukan :

a. Pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data

b. Pengamatan potensi perpajakan

c. Penyajian informasi perpajakan

d. Perekaman dokumen perpajakan

e. Urusan tata usaha penerimaan perpajakan

f. Pengalokasikan Pajak Bumi dan Bangunan

g. Pelayanan dukungan teknis computer

h. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling

6. Seksi Pemeriksaan

Seksi pemeriksaan bertugas melaksanakan:

a. penyusunan pelaksanaan pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan, aturan

pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pelaksanaan

Pemeriksaan Pajak serta administrasi perpajakan lainnya.

3.1.3. Kegiatan Usaha KPP Madya Jakarta Barat

Kantor Pelayanan Pajak dalam Peraturan Menteri Keuangan ini disebut

KPP yaitu Instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah. Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Madya mempunyai tugas dan kegiatan melaksanakan penyuluhan,

pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak

Page 9: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan ... file23 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan Madya Jakarta Barat 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan KPP Madya

31

Langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugas dan kegiatan tersebut, Kantor Pelayanan Pajak

Madya Jakarta Barat Menyelenggarakan fungsi yaitu, pengumpulan data,

pengolahan data, pengamatan potensi maupun penyajian informasi perpajakan,

penetapan maupun penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian

dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat

Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan,

pelaksanaan registrasi wajib pajak, pelaksanaan konsultasi perpajakan,

penatausahaan pemeriksa pajak, pembetulan ketetapan pajak, pelaksanaan

intensifikasi dan melaksanakan administrasi kantor.

3.2. Hasil Penelitian

3.2.1 Data Jumlah Wajib Pajak Terdaftar Dan Wajib Pajak Penyampaian

SPT Tahunan KPP Madya Jakarta Barat

Hasil yang didapat penulis pada saat penelitian di Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Madya Jakarta Barat yaitu berupa data berikut :

Tabel III.1

KPP Madya Jakarta Barat

PENERIMAAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN

WAJIB PAJAK BADAN

NO Tahun Pajak WAJIB PAJAK BADAN

Terdaftar Menyampaikan SPT

(1) (2) (3) (4)

1 2011 1.267 913

2 2012 1.374 881

3 2013 1.269 881

4 2014 1.320 939

5 2015 1.347 1322

Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi (2017)

Page 10: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan ... file23 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan Madya Jakarta Barat 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan KPP Madya

32

3.2.2 Hasil Penelitian Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan

Hasil wawancara dalam upaya meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak

Badan dalam penyampaian SPT sebagai berikut :

1. Pelayanan permohonan perpanjangan waktu penyampaian SPT Tahunan,

sehingga Wajib Pajak melaporkan diakhir bulan April.

2. Jumlah pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang masih kurang atau

penambahan pegawai.

3. Sistem kantor pusat diperbaiki sehingga disaat Wajib Pajak Badan melaporkan

SPT Tahunannya bisa menerima.

4. Kurangnya sosialisasi penyuluhan kepada Wajib Pajak.

5. Kesadaran wajib pajak yang sudah tinggi dalam melaporkan SPT Tahunan.

6. Banyaknya Wajib Pajak Badan melaporkan SPT Tahunan di akhir bulan April

3.2.3. Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Penyampaian Surat

Pemberitahuan Tahunan

Untuk mengukur tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan Pajak

Penghasilan Wajib Pajak Badan menggunakan rasio sebagai berikut :

𝐾𝑒𝑝𝑎𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑃𝑃ℎ 𝑊𝑃 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑊𝑃 𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛𝑥 100%

a. Tingkat Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak

Badan tahun pajak 2011.

𝐾𝑒𝑝𝑎𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 =𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑃𝑃ℎ 𝑊𝑃 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 2011

𝑊𝑃 𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 2010𝑥 100%

= 913

1.267𝑥 100%

= 72,00%

Page 11: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan ... file23 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan Madya Jakarta Barat 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan KPP Madya

33

b. Tingkat Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak

Badan tahun pajak 2012.

𝐾𝑒𝑝𝑎𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 =𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑃𝑃ℎ 𝑊𝑃 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 2012

𝑊𝑃 𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 2011𝑥 100%

= 881

1.374𝑥 100%

= 64,11%

c. Tingkat Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak

Badan tahun pajak 2013.

𝐾𝑒𝑝𝑎𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 =𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑃𝑃ℎ 𝑊𝑃 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 2013

𝑊𝑃 𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 2012𝑥 100%

=881

1.269𝑥 100%

= 69,42%

d. Tingkat Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak

Badan tahun pajak 2014.

𝐾𝑒𝑝𝑎𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 =𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑃𝑃ℎ 𝑊𝑃 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 2014

𝑊𝑃 𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 2013𝑥 100%

=939

1.320𝑥 100%

= 71,13%

e. Tingkat Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak

Badan tahun pajak 2015.

𝐾𝑒𝑝𝑎𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 =𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑃𝑃ℎ 𝑊𝑃 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 2015

𝑊𝑃 𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 2014𝑥 100%

=1.322

1.347𝑥 100%

= 98,14%

Page 12: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan ... file23 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan Madya Jakarta Barat 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan KPP Madya

34

Tabel III.2

KPP Madya Jakarta Barat

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Penyampaian SPT Tahunan Pajak

Penghasilan Wajib Pajak Badan Tahun Pajak 2011-2015

No Tahun Persentase

1 2011 72,00%

2 2012 64,11%

3 2013 69,42%

4 2014 71,13%

5 2015 98,14%

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat persentase tingkat kepatuhan

penyampaian SPT Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta Barat tahun

2011-2015 pada gambar III.2 sebagai berikut :

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Penyampaian SPT Tahunan Pajak

Penghasilan Wajib Pajak Badan Tahun Pajak 2011-2015

72,00%64,11%

69,42% 71,13%

98,14%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

120,00%

2011 2012 2013 2014 2015

KEPATUHAN

Wajib Pajak

Page 13: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan ... file23 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan Madya Jakarta Barat 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan KPP Madya

35

Untuk mengidentifikasi tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan

Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan tahun pajak 2011-2015 digunakan

pedoman Skala Norma Lima Absolut.

TABEL III.3

Skala Norma Lima Absolut

Tingkat Penguasaan Skor Standar

90-100% Sangat Tinggi

80-89% Tinggi

65-79% Cukup

55-64% Kurang

0-54% Rendah

Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi (2017)

Berdasarkan tabel III.2 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pada Tahun 2011`memperoleh persentase sebesar 72,00% dari penyampaian

SPT Tahunan, adapun yang tidak melaporkan SPT Tahunan sebesar 28,00%

disebabkan kurangnya kesadaran wajib pajak Badan dalam menyampaikan

SPT Tahunan yang masih kurang dari target persentase 99,90% dan masih

kurangnya kegiatan sosialisasi ataupun penyuluhan terhadap perpajakan

kepada Wajib Pajak.

2. Pada Tahun 2012 tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan memperoleh

persentase sebesar 64,11% atau menurun menjadi 7,89 poin adapun yang

tidak melaporkan SPT Tahunan sebesar 35,89% disebabkan masih

kurangnya kesadaran wajib pajak Badan dalam menyampaikan SPT Tahunan

dan masih kurangnya pihak Kantor Pelayanan Pajak atau Direktorat Jenderal

Pajak dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi ataupun penyuluhan, maka

dari itu Wajib Pajak mengalami penurunan sebesar 64,11% pada tahun 2012.

Page 14: BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan ... file23 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan Madya Jakarta Barat 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan KPP Madya

36

3. Pada tahun 2013 tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan memperoleh

persentase sebesar 69,42% atau meningkat menjadi 5,31 poin adapun yang

tidak melaporkan SPT Tahunan sebesar 30,58% yang disebabkan masih

kurangnya kesadaran Wajib Pajak Badan dalam menyampaikan SPT Tahunan

dikarenakan beberapa faktor antara lain kurangnya sosialisasi, penyuluhan

terhadap perpajakan kepada wajib pajak dan ketidakpuasan masyarakat

terhadap pelayanan publik, pembangunan insfratuktur yang tidak merata.

4. Pada tahun 2014 tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan memperoleh

persentase sebesar 71,13% atau meningkat menjadi 1,71 poin adapun yang

tidak melaporkan SPT Tahunan sebesar 28,87% disebabkan kurangnya

kesadaran wajib pajak Badan dalam menyampaikan SPT Tahunan yang masih

kurang dari target persentase 99,90% dan masih kurangnya kegiatan

sosialisasi ataupun penyuluhan terhadap perpajakan kepada Wajib Pajak.

5. Pada tahun 2015 tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan memperoleh

persentase sebesar 98,14% Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Tahunan,

dikarenakan Ditjen Pajak maupun Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta

Barat melakukan berbagai cara dengan menciptakan kemudahan dalam

penyampaian SPT Tahunan dengan cara sosialisasi ataupun penyuluhan

terhadap perpajakan kepada Wajib Pajak, bahkan Ditjen Pajak melakukan

terobosan untuk mempermudah penyampaian SPT Tahunan melalui aplikasi

e-SPT yang dikembangkan sejak tahun 2004. Tetapi masih tetap saja Wajib

Pajak Badan yang tidak melaporkan SPT Tahunan sebesar 1,86% yang masih

kurang dari target persentase 99,90% Wajib Pajak.