bab iii pembahasan 3.1 tinjauan umum kantor pelayanan ... file23 bab iii pembahasan 3.1 tinjauan...
TRANSCRIPT
23
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tinjauan Umum Kantor Pelayanan Madya Jakarta Barat
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan KPP Madya Jakarta Barat
Menurut Liberti Pandingan (2007) dalam bukunya Modernisasi dan
Reformasi Pelayanan Perpajakan, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya sebagai
salah satu model organisasi, tugas pokok dan fungsi yang dimodernisasi, hingga
saat ini belum semua Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak memilikinya. Bila
di pulau Jawa hampir semuanya Kantor Wilayah sudah ada Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Madya, sedangkan di pulau Sumatera hanya di Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak Riau dan Kepulauan Riau, serta Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka dan Belitung. Di Kalimantan hanya di
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Kalimantan Timur, dan di Sulawesi
hanya di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sulawesi Selatan, Barat dan
Tenggara. Tahapan Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya adalah
sebagai berikut :
1. Dengan Keputusan Menteri Keuangan No.58/KMK.01/2003, Kantor
Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Jakarta, khusus dimodernisasi, yakni atas :
a. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Badan Usaha Milik Negara (kini masuk
ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar)
b. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Penanaman Modal Asing 1
24
c. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Penanaman Modal Asing 2
d. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Penanaman Modal Asing 3
e. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Penanaman Modal Asing 4
f. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Penanaman Modal Asing 5
g. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Penanaman Modal Asing 6
h. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Badan dan Orang Asing 1
i. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Badan dan Orang Asing 2
j. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Perusahaan Masuk Bursa
2. Dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 254/KMK.01/2004, dibentuk
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Jakarta Pusat yang wilayah kerjanya
meliputi kota Jakarta Pusat. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya ini mulai
beroperasi melayani Wajib Pajak pada tanggal 1 september 2004.
Ke dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya ini mulai beroperasional
melayani Wajib Pajak sejak tanggal 1 Juli 2006
3. Dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006, dibentuk
lagi 8 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya, yaitu :
a. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang, dengan wilayah kerja
meliputi wilayah Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung yang kedudukannya di Palembang
b. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Jakarta Barat, dengan wilayah
kerja meliputi Kota Jakarta Barat
c. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Jakarta Timur, dengan wilayah
kerja meliputi Kota Jakarta Timur
25
d. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Jakarta Utara, dengan wilayah
kerja meliputi Kota Jakarta Utara
e. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Jakarta Selatan, dengan wilayah
kerja meliputi Kota Jakarta Selatan
f. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Bandung, dengan wilayah kerja
meliputi sebagian Provinsi Jawa Barat, yang kedudukannya di Bandung
g. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Semarang, dengan wilayah kerja
meliputi sebagian Provinsi Jawa Tengah, yang kedudukannya di
Semarang
h. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Surabaya, dengan wilayah kerja
meliputi kota Surabaya dan sekitarnya, yang kedudukannya di Surabaya
Ke-8 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya di atas diresmikan pada
tanggal 27 Desember 2006 oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
bersamaan dengan Kantor Pusat dan Kantor Wilayah. Sedangkan saat mulai
operasinya melayani Wajib Pajak saat tanggal 9 April 2007.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya mengelola Wajib Pajak besar jenis
badan dan skala regional (lingkup Kantor Wilayah) dan juga terbatas jumlahnya.
Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya juga tidak ada kegiatan ekstensifikasi,
jumlah Wajib Pajaknya sudah tetap sekitar 200-500 yang ditetapkan Direktorat
Jenderal Pajak. Jika suatu saat ditambah, Wajib Pajaknya berasal dari seluruh
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah Kantor Wilayah. Jenis pajak yang
dikelola oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya sama dengan pajak yang
dikelola oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar, yaitu hanya
26
Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM), dan Bea Materai.
Berikut visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak yang menjadi sumber
landasan orang setiap Kantor Pelayanan Pajak (KPP) khususnya KPP Madya
Jakarta Barat :
1. Visi Direktorat Jenderal Pajak
Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi
perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan
integritas dan profesionalisme yang tinggi.
2. Misi Direktorat Jenderal Pajak
Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-Undang
Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang
efektif dan efisien.
3. Nilai Direktorat Jenderal Pajak
a. Integritas
Menjalankan tugas dan pekerjaan dengan selalu memegang teguh kode
etik dan prinsip-prinsip moral, yang diterjemahkan dengan bertindak
jujur, konsisten, dan menepati janji.
b. Profesionalisme
Memiliki kompetisi dibidang profesi dan menjalankan tugas dan
pekerjaan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, serta norma-norma
profesi, etika dan sosial.
27
c. Inovasi
Memiliki pemikira yang bersifat terobosan dan/atau alternatif pemecahan
masalah yang kreatif, dengan memperhatikan aturan dan norma yang
berlaku.
d. Kerja Tim
Memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan orang atau pihak lain,
serta membangun network untuk menunjang tugas dan perpajakan.
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi KPP Madya Jakarta Barat
A. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu bagian dari uraian tugas yang
menggambarkan hubungan wewenang dan tanggungjawab bagi setiap karyawan
yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka
seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik dan mengarah pada tujuan yang
telah ditetapkan oleh KPP Madya Jakarta Barat. Adapun susunan Struktur
Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Jakarta Barat adalah sebagai
berikut :
STRUKTUR ORGANISASI KPP MADYA JAKARTA BARAT
Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Madya Jakarta Barat
Gambar III.1
Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Jakarta Barat
KEPALA
KANTOR
SUB Bagian Umum
Seksi
Penagihan
Seksi
Pelayanan Seksi Pengolahan
Data dan Informasi
Seksi
Pemeriksaan
28
B. Tata Kerja
Berdasarkan struktur organisasi pada gambar III.1 diatas maka berikut uraian
tata kerja pegawai pada KPP Madya Jakarta Barat :
1. Kepala Kantor
a. Menetapkan rencana pengamanan penerimaan pajak berdasarkan potensi
pajak, perkembangan kegiatan ekonomi keuangan serta realisasi
penerimaan pajak tahun lalu.
b. Menjamin pelaksanaan pencarian data dan pengolahan data yang
strategis dan potensial dalam rangka intensifikasi/ekstensifikasi
perpajakan.
c. Menjamin terlaksananya pengolahan data Wajib Pajak guna menyajikan
informasi perpajakan yang dapat dimanfaatkan oleh Kantor Pajak lain.
d. Menetapkan penyusunan monografi perpajakan.
e. Menjamin pelaksanaan penelitian Surat Pemberitahuan Tahunan yang
disampaikan melampaui batas waktu dan penelitian sehubungan dengan
Surat Pemberitahuan Tahunan yang tidak disampaikan.
f. Menetapkan surat ketetapan pajak berdasarkan Laporan Pemeriksaan
Pajak (Pemeriksaan Lengkap dan Pemeriksaan Pajak sederhana
lapangan/kantor) dan daftar wajib pajak yang akan diterbitkan surat
ketetapan pajak guna memberikan kepastian atas besarnya pajak yang
terutang.
g. Menjamin pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan
rumah tangga dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas Kantor
Pelayanan Pajak.
29
h. Menetapkan pemberian persetujuan/penolakan atas permohonan
penelitian pembayaran pajak dan perijinan lainnya sesuai ketentuan yang
berlaku.
2. Sub Bagian Umum
a. Melakukan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan dan rumah tangga.
Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan
urusan tata usaha, kepegawaian dalam laporan. Bagian Keuangan
mempunyai tugas mengurusi segala urusan keuangan, sedangkan bagian
Usaha Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan urusan rumah tangga
dan perlengkapan.
3. Seksi Penagihan
Seksi penagihan bertugas melakukan:
a. Urusan tata usaha piutang pajak dan penagihan atas tunggakan wajib
pajak. Seksi penagihan terdiri dari Sub Seksi Tata Usaha Piutang Pajak
dan Sub Seksi Penagihan. Sub Seksi Tata Usaha Piutang Pajak
mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha piutang dan tunggakan
pajak, sementara Sub Seksi Penagihan mempunyai tugas mempersiapkan
teguran dan melakukan penagihan dengan surat paksa.
4. Seksi Pelayanan
Seksi pelayanan bertugas melakukan :
a. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan
b. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan
c. Penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan
d. Penerimaan surat lainnya
30
e. Pelaksanaan pendaftaran wajib pajak.
5. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Seksi Pengolahan Data dan Informasi yang bertugas melakukan :
a. Pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data
b. Pengamatan potensi perpajakan
c. Penyajian informasi perpajakan
d. Perekaman dokumen perpajakan
e. Urusan tata usaha penerimaan perpajakan
f. Pengalokasikan Pajak Bumi dan Bangunan
g. Pelayanan dukungan teknis computer
h. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling
6. Seksi Pemeriksaan
Seksi pemeriksaan bertugas melaksanakan:
a. penyusunan pelaksanaan pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan, aturan
pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pelaksanaan
Pemeriksaan Pajak serta administrasi perpajakan lainnya.
3.1.3. Kegiatan Usaha KPP Madya Jakarta Barat
Kantor Pelayanan Pajak dalam Peraturan Menteri Keuangan ini disebut
KPP yaitu Instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah. Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Madya mempunyai tugas dan kegiatan melaksanakan penyuluhan,
pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak
31
Langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas dan kegiatan tersebut, Kantor Pelayanan Pajak
Madya Jakarta Barat Menyelenggarakan fungsi yaitu, pengumpulan data,
pengolahan data, pengamatan potensi maupun penyajian informasi perpajakan,
penetapan maupun penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian
dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat
Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan,
pelaksanaan registrasi wajib pajak, pelaksanaan konsultasi perpajakan,
penatausahaan pemeriksa pajak, pembetulan ketetapan pajak, pelaksanaan
intensifikasi dan melaksanakan administrasi kantor.
3.2. Hasil Penelitian
3.2.1 Data Jumlah Wajib Pajak Terdaftar Dan Wajib Pajak Penyampaian
SPT Tahunan KPP Madya Jakarta Barat
Hasil yang didapat penulis pada saat penelitian di Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Madya Jakarta Barat yaitu berupa data berikut :
Tabel III.1
KPP Madya Jakarta Barat
PENERIMAAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN
WAJIB PAJAK BADAN
NO Tahun Pajak WAJIB PAJAK BADAN
Terdaftar Menyampaikan SPT
(1) (2) (3) (4)
1 2011 1.267 913
2 2012 1.374 881
3 2013 1.269 881
4 2014 1.320 939
5 2015 1.347 1322
Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi (2017)
32
3.2.2 Hasil Penelitian Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan
Hasil wawancara dalam upaya meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak
Badan dalam penyampaian SPT sebagai berikut :
1. Pelayanan permohonan perpanjangan waktu penyampaian SPT Tahunan,
sehingga Wajib Pajak melaporkan diakhir bulan April.
2. Jumlah pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang masih kurang atau
penambahan pegawai.
3. Sistem kantor pusat diperbaiki sehingga disaat Wajib Pajak Badan melaporkan
SPT Tahunannya bisa menerima.
4. Kurangnya sosialisasi penyuluhan kepada Wajib Pajak.
5. Kesadaran wajib pajak yang sudah tinggi dalam melaporkan SPT Tahunan.
6. Banyaknya Wajib Pajak Badan melaporkan SPT Tahunan di akhir bulan April
3.2.3. Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan
Untuk mengukur tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan Pajak
Penghasilan Wajib Pajak Badan menggunakan rasio sebagai berikut :
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑃𝑃ℎ 𝑊𝑃 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑊𝑃 𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛𝑥 100%
a. Tingkat Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Badan tahun pajak 2011.
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 =𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑃𝑃ℎ 𝑊𝑃 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 2011
𝑊𝑃 𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 2010𝑥 100%
= 913
1.267𝑥 100%
= 72,00%
33
b. Tingkat Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Badan tahun pajak 2012.
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 =𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑃𝑃ℎ 𝑊𝑃 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 2012
𝑊𝑃 𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 2011𝑥 100%
= 881
1.374𝑥 100%
= 64,11%
c. Tingkat Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Badan tahun pajak 2013.
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 =𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑃𝑃ℎ 𝑊𝑃 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 2013
𝑊𝑃 𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 2012𝑥 100%
=881
1.269𝑥 100%
= 69,42%
d. Tingkat Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Badan tahun pajak 2014.
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 =𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑃𝑃ℎ 𝑊𝑃 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 2014
𝑊𝑃 𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 2013𝑥 100%
=939
1.320𝑥 100%
= 71,13%
e. Tingkat Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Badan tahun pajak 2015.
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 =𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑃𝑃ℎ 𝑊𝑃 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 2015
𝑊𝑃 𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 2014𝑥 100%
=1.322
1.347𝑥 100%
= 98,14%
34
Tabel III.2
KPP Madya Jakarta Barat
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Penyampaian SPT Tahunan Pajak
Penghasilan Wajib Pajak Badan Tahun Pajak 2011-2015
No Tahun Persentase
1 2011 72,00%
2 2012 64,11%
3 2013 69,42%
4 2014 71,13%
5 2015 98,14%
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat persentase tingkat kepatuhan
penyampaian SPT Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta Barat tahun
2011-2015 pada gambar III.2 sebagai berikut :
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Penyampaian SPT Tahunan Pajak
Penghasilan Wajib Pajak Badan Tahun Pajak 2011-2015
72,00%64,11%
69,42% 71,13%
98,14%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
120,00%
2011 2012 2013 2014 2015
KEPATUHAN
Wajib Pajak
35
Untuk mengidentifikasi tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan
Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan tahun pajak 2011-2015 digunakan
pedoman Skala Norma Lima Absolut.
TABEL III.3
Skala Norma Lima Absolut
Tingkat Penguasaan Skor Standar
90-100% Sangat Tinggi
80-89% Tinggi
65-79% Cukup
55-64% Kurang
0-54% Rendah
Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi (2017)
Berdasarkan tabel III.2 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pada Tahun 2011`memperoleh persentase sebesar 72,00% dari penyampaian
SPT Tahunan, adapun yang tidak melaporkan SPT Tahunan sebesar 28,00%
disebabkan kurangnya kesadaran wajib pajak Badan dalam menyampaikan
SPT Tahunan yang masih kurang dari target persentase 99,90% dan masih
kurangnya kegiatan sosialisasi ataupun penyuluhan terhadap perpajakan
kepada Wajib Pajak.
2. Pada Tahun 2012 tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan memperoleh
persentase sebesar 64,11% atau menurun menjadi 7,89 poin adapun yang
tidak melaporkan SPT Tahunan sebesar 35,89% disebabkan masih
kurangnya kesadaran wajib pajak Badan dalam menyampaikan SPT Tahunan
dan masih kurangnya pihak Kantor Pelayanan Pajak atau Direktorat Jenderal
Pajak dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi ataupun penyuluhan, maka
dari itu Wajib Pajak mengalami penurunan sebesar 64,11% pada tahun 2012.
36
3. Pada tahun 2013 tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan memperoleh
persentase sebesar 69,42% atau meningkat menjadi 5,31 poin adapun yang
tidak melaporkan SPT Tahunan sebesar 30,58% yang disebabkan masih
kurangnya kesadaran Wajib Pajak Badan dalam menyampaikan SPT Tahunan
dikarenakan beberapa faktor antara lain kurangnya sosialisasi, penyuluhan
terhadap perpajakan kepada wajib pajak dan ketidakpuasan masyarakat
terhadap pelayanan publik, pembangunan insfratuktur yang tidak merata.
4. Pada tahun 2014 tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan memperoleh
persentase sebesar 71,13% atau meningkat menjadi 1,71 poin adapun yang
tidak melaporkan SPT Tahunan sebesar 28,87% disebabkan kurangnya
kesadaran wajib pajak Badan dalam menyampaikan SPT Tahunan yang masih
kurang dari target persentase 99,90% dan masih kurangnya kegiatan
sosialisasi ataupun penyuluhan terhadap perpajakan kepada Wajib Pajak.
5. Pada tahun 2015 tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan memperoleh
persentase sebesar 98,14% Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Tahunan,
dikarenakan Ditjen Pajak maupun Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta
Barat melakukan berbagai cara dengan menciptakan kemudahan dalam
penyampaian SPT Tahunan dengan cara sosialisasi ataupun penyuluhan
terhadap perpajakan kepada Wajib Pajak, bahkan Ditjen Pajak melakukan
terobosan untuk mempermudah penyampaian SPT Tahunan melalui aplikasi
e-SPT yang dikembangkan sejak tahun 2004. Tetapi masih tetap saja Wajib
Pajak Badan yang tidak melaporkan SPT Tahunan sebesar 1,86% yang masih
kurang dari target persentase 99,90% Wajib Pajak.