bab iii sejarah perkembangan ukmkp unimed · 2017. 10. 5. · 37 bab iii sejarah perkembangan ukmkp...
TRANSCRIPT
37
BAB III SEJARAH PERKEMBANGAN UKMKP UNIMED
UKMKP UNIMED (Unit kegiatan Mahasiswa Kristen Protestan Universitas Medan)
merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang terdapat dalam kampus
UNIMED. UKM ini berada dalam naungan kampus UNIMED, dan diakui kepengurusannya
melalui PR (Pembantu Rektor) III. UKM ini mulai diakui pada tahun 19901. Sebelumnya
UKM ini dalam bentuk persekutuan-persekutuan kecil tiap Fakultas.
Pada tahun 1986 UKM ini melakukan kegiatannya secara nyata dalam kampus
melalui gerakan kelompok kecil. Suatu gerakan yang melakukan diskusi dan melakukan
pemahaman Alkitab. Pada era 1990. Perilaku sosial mahasiswa di UNIMED menjadi
suatu tindakan kolektif.2 Melalui gerakan kelompok-kelompok kecil yang bertujuan pada
pembinaan karakter dan kerohanian, membuat kegiatan ini berbeda dengan masa-masa
sebelumya.
Gerakan kelompok kecil memberikan dampak cukup besar dalam kehidupan
sosial keagamaan bagi mahasiswa Kristen di UNIMED. Kelompok kecil menjadi trend
dalam mahasiswa UNIMED. Hal ini melahirkan suatu gerakan lain, buah dari kelompok
kecil yang semakin banyak di UNIMED. Bentuk-bentuk gerakan itu adalah gerakan saat
teduh bagi mahasiswa kristen dengan membagikan bahan-bahan renungan, selanjutnya
gerakan baca alkitab, dengan mendorong semua anggota-anggota kelompok kecil
melakukan pembacaan secara menyeluruh Alkitab. Gerakan sosial keagamaan lainnya 1 Hasil Wawancara dengan Alumni UKMKP UNIMED, Rida Saragih, pada tanggal 25 April 2015.
2 Hasil Wawancara dengan Alumni UKMKP UNIMED, Sarihot Manalu pada tanggal 5 Mei 2015
38
adalah gerakan anti mencontek, gerakan anti memberi uang songgok di kampus dan
gerakan-gerakan ini merupakan hasil dari gerakan kelompok kecil dan gerakan PA
(Pemahaman Alkitab) di UKMKP UNIMED.3 Mereka melihat pentingnya kedua gerakan
ini menyebabkan kedua gerakan ini menjadi suatu kegiatan penting dalam kampus ini.
Pada bab ini juga, kita akan melihat kegiatan-kegiatan apa yang menjadi sarana
bagi UKMKP membentuk perilaku kolektif. Melalui kegiatan terstruktur UKMKP memiliki
tujuan terjadinya suatu pergerakan didasarkan perilaku kolektif bersama para
mahasiswa. Penulis melihat hal ini yang menjadi cara dimana UKMKP menggunakan
pendekatan berdasarkan ide dan gagasan-gagasan agar pergerakan terjadi secara
dinamis.
Pada bab ini penulis mencoba mendeskripsikan tentang hasil pengumpulan data
sekunder dan data wawancara dari Perkantas dan gerakan sosial keagamaan UKMKP
UNIMED. Data yang Penulis paparkan terdiri dari beberapa aspek yaitu mulai dari
Sejarah, apa ide-ide dan nilai-nilai yang terdapat dalam sejarah berkembangnya gerakan
sosal keagamaan UKMKP UNIMED. Sebelumnya akan membahas tentang sejarah
pendirian lembaga Perkantas yang menjadi akar ideologis UKMKP UNIMED. Selanjutnya
Penulis juga akan mendeskripsikan konteks sosio-historis pembentukan gerakan
mahasiswa UKMKP UNIMED sebagai suatu gerakan sosial keagamaan. Hal ini digerakkan
oleh perilaku kolektif bersama berdasarkan ide-ide atau nilai-nilai.
3 Hasil Wawancara dengan Ketua UKMKP UNIMED periode 2015, Robin, tanggal 28 April 2015
39
1. Sejarah Pelayanan Mahasiswa Di Medan
Bagian ini kita akan melihat pelayanan mahasiswa di Kota Medan tidak pernah
dilepaskan dari hadirnya Perkantas. Pelayanan mahasiswa di Kota Medan mengalami
suatu pergerakan yang cukup signifikan pada era 80-an. Pergerakan ini tidak bisa
dipisahkan dengan perkembangan pelayanan Perkantas yang cukup besar dimasa-masa
itu. Perintisan dan pengembangan wilayah yang dilakukan oleh Perkantas membuat
pergerakan pelayanan mahasiswa cukup besar.
Perkantas berdiri tidak pernah bisa dipisahkan dengan perkembangan pelayanan
mahasiswa internasional. Gerakan pelayanan mahasiswa injili seluruh dunia yaitu
International Fellowship of Evangelical Students (IFES) berdiri pada tahun 1947. Suatu
gerakan pelayanan mahasiswa kaum injili yang berakar dari sejarah pelayanan
mahasiswa di Inggris pada tahun 1759 -1836. Gerakan ini dimotori oleh seseorang
bernama Charles Simeon seorang pendeta dari Holy Trinity Church, di Cambridge. Ia juga
merupakan pendiri dari Church Missionary Society, suatu lembaga pelayanan misi.4
Ia menekankan pada pelayanan mahasiswa dengan aktivitas berdoa bersama,
mempelajari Alkitab bersama, dan menyaksikan Yesus Kristus kepada mereka yang
belum percaya, serta menjadi motor pergerakan misi ke seluruh dunia.5 Bentuk
pelayanannya dikampus Cambridge dengan melakukan keempat hal tersebut. pada
tahun 1877, tepatnya bulan Maret, dimulailah Inter-varsity Chrisitian Fellowship (IVCF:
Persekutuan Mahasiswa Kristen) di Universitas Cambridge.
4 Tim Perkantas. Visi dan Kontinuitas: Pergerakan Perkantas Selama 30 Tahun di Indonesia. (Jakarta: Perkantas Nasional,2001),1 5 Ibid,1-2
40
Pada masa itu perkembangan teologi yang dipengaruhi oleh zaman pencerahan,
melahirkan teologi-teologi liberal yang cukup mempengaruhi Mahasiswa Kristen dari
kampus-kampus lain di Inggris. Hal ini menyebabkan mereka melakukan pelayanan
bukan hanya di Cambridge namun diseluruh kampus lain di Inggris. IVCF Cambridge
akhirnya membentuk IVCF Inggris pada tahun 1928 berubah nama menjadi UCCF
(University and Colleges Chrisitian Fellowship).
UCCF mengutus seorang bernama Howard Guinness untuk melakukan perintisan
pelayanan mahasiswa ke Australia dan Selandia Baru. Pada tahun 1936 berdiri Australia
Fellowship of Evangelical Students (Perkantas Australia) secara resmi berdiri. Lalu AFES
membentuk suatu persekutuan khusus untuk mahasiswa-mahasiswa yang datang dari
luar negeri, yang diberi nama Overseas Christian Fellowship (OCF). Melalui Pelayanan
Mahasiswa inilah Perkantas Indonesia dipikirkan dan didoakan.6
Pada tahun 1963, Jonathan Parapak yang merupakan mahasiswa tingkat II
Fakultas Teknik Elektro Universitas Hobart, bertemu dengan Ir. Panusunan (Seon)
Siregar, Sarjana Teknik Sipil dan Mesin lulusan Universitas Adelaide dalam pelayanan
OCF.7 Mereka terlibat aktif dalam pelayanan mahasiswa Kristen ini dalam kelompok-
kelompok Pemahaman Alkitab dan Persekutuan Doa di kampus masing-masing.
Pengalaman terhadap pola pelayanan di OCF inilah yang menjadi ide pemikiran untuk
membangun pelayanan Perkantas di Indonesia.
6 Tim Perkantas. Visi dan Kontinuitas…,2-3
7 Ibid,…2
41
Pada tahun 1964, Ir. Soen kembali ke Indonesia dan mulai melakukan perintisan
pelayanan melalui persekutuan yang dipimpinnya dan memberikan pembinaan di
Gerejanya. Pada tahun 1967, Chua Wee Hian, waktu itu General Secretary FES Singapore
mengunjungi Indonesia. Bersama dengan Soen Siregar mulai merintis pelayanan
diantara mahasiswa teologia di Jakarta (STTJ) melalui kegiatan kelompok kecil. Pada
tahun 1969, Jonathan Parapak kembali ke Indonesia. Ir. Panusunan Siregar, Ir. Jonatahan
Parapak dan Ir.David Wang dan Ir.Jimmy Kuswadi, sering bertemu dan banyak
membahas tentang pelayanan mahasiswa yang mereka sama-sama pikirkan ketika di
Australia
Keempat Alumni ini mulai mencari mahasiswa yang mau dilibatkan dalam
persekutuan mereka, terutama dari GMKI. Dalam usaha pencarian ini, mereka melayani
melalui GMKI. Mereka memakai organisasi ini sebagai jalur pelayanan, sebab mereka
tidak ingin membentuk organisasi lain di luar organisasi Kristen yang sudah ada. Tapi
ternyata usaha ini sia-sia.
Pada bulan November 1970, para alumni tersebut mengundang beberapa
organisasi Kristen yang ada di Jakarta, seperti Navigator,GMKI, Campus Crusade, dan
OMF, untuk menjelaskan panggilan mereka. Pertemuan ini diadakan di gereja GKI
Kwitang. Pada kesempatan itu, para wakil yang hadir memang merasakan masih ada
bidang pelayanan yang belum terisi, yaitu pelayanan injili di kalangan mahasiswa.
Setelah pertemuan tersebut, usaha terus dilakukan untuk mencari mahasiswa yang akan
42
diajak membentuk kelompok doa dan PA. organisasi yang direncanakan hanya suatu
persekutuan kecil.
Mereka membentuk organisasi tanpa nama sebelumnya, namun karena kondisi
situasi politik pada masa itu, sehingga pada tanggal 29 Juni 1971. Keempat alumni
membentuk “Yayasan Persekutuan Kristen Antar Universitas” (Perkantas), dengan
Ir.Panusunan Siregar sebagai ketua Yayasan. Jimmy Kuswadi melayani di Perkantas
sebagai staf penuh waktu sampai dengan bulan Agustus 19748.
Perkantas hadir di Medan dalam bentuk Badan Pengurus Ranting (BPR)
Perkantas Cabang Jakarta sejak tahun 24 Mei 1988. Akar sejarah utama dari pendirian
berdirinya Perkantas Medan adalah tumbuh dan berkembangnya gerakan pelayanan
mahasiswa di kota Medan pada awal tahun 1980, dimana hampir di seluruh kota Medan,
dengan tiga basis utama kampus yaitu Kampus USU, IKIP Medan, dan Universitas
Dharma Agung. Akar sejarah lainnya dapat ditelusuri hingga kepada berdirinya
persekutuan siswa pada tahun 1978. Kerjasama dan bantuan dari berbagai lembaga
pelayanan, para pengkhotbah dari Perkantas Jakarta menjadi alat dalam proses
terjadinya kelahiran Perkantas Sumut sebagai suatu lembaga pelayanan.
Pada tahun 1988 dalam waktu bersamaan baik PSKM (Persekutuan Siswa Kristen
Medan) dan Pelayanan Mahasiswa di Medan, menyadari pentingnya hadir suatu wadah
yang dapat memaksimalkan pertumbuhan pelayanan. Pada tahun-tahun sebelumnya
beberapa Staf Perkantas (Paul Hidayat, V.M Sagala, Agustinus Titi, dll) Jakarta telah
8 Lih Tim Perkantas. Visi dan Kontinuitas…,2-3
43
diundang untuk memberikan pelayanan di Medan, baik dalam pelayanan siswa dan
mahasiswa.9 Adanya kesatuan visi, dan pola pikir membuat kerinduan untuk bekerja
sama dalam organisasi. Pada tanggal 24 Mei 1988 secara resmi berdirilah BPR (Badan
Pengurus Ranting) Perkantas Medan dibawah binaan BPC Perkantas Jakarta. Ketua BPR
yang pertama adalah Hasudungan Limbong.10
Sejarah Perkantas merupakan salah satu bagian dari gerakan pelayanan
mahasiswa di Medan. Pergerakan pelayanan mahasiswa di Medan tidak pernah bisa
dipisahkan oleh Viktor Tobing. Ia merupakan lulusan dari kampus DTC (Discipleship
Training Course), suatu kampus untuk pelayanan yang didirikan oleh Staf IFES – David
Adeney. Ia merupakan teman satu kampus dengan Iman Santoso yang merupakan
seorang mantan Staf Perkantas Nasional. Ia mulai mengerjakan pelayanan mahasiswa
pada tahun 1972, dengan cara mengajar sebagai dosen Bahasa Inggris di IKIP Medan
(sekarang UNIMED) dan melayani mahasiswa dalam bentuk-bentuk kelompok PA. Viktor
Tobing mendirikan lembaga pelayanan YPDPA (Yayasan Persekutuan Doa dan
Pemahaman Alkitab) sebagai wadah untuk pelayanannya.11 Ada basis kampus yang
menjadi fokus Viktor Tobing yaitu USU, IKIP Medan dan Darma Agung.
Pada tahun 1975 sampai dengan 1985 pelayanan YPDPA mencakup banyak
pelayanan bukan hanya Pelayanan Mahasiswa, namun juga pelayanan hampir seluruh
lapisan. Pelayanan anak-anak, janda, lorong atau kost-kost-an, dan lainnya. Hal ini
9 Hasil Wawancara dengan Pemimpin Cabang Perkantas Medan Herlina Silitonga tanggal 5 Mei 2015
10 ibid
11 Hasil wawancara Staf Senior Perkantas Tiopan Manihuruk, beliau merupakan salah satu tokoh yang hadir pada
pertemuan pemisahan pelayanan YPDPA dan Kampus. Wawancara dilakukan pada tanggal 28 April 2015
44
menyebabkan YPDPA kehilangan fokus pelayanan. Pada tahun 1985, para pengurus-
pengurus dan alumni kampus-kampus berdialog dengan Viktor Tobing. Mereka berusaha
untuk lembaga YPDPA fokus terhadap pelayanan Mahasiswa. Pada akhirnya tidak
menemukan kata sepakat sehingga menyebabkan para pengurus-pengurus kampus dan
alumni-alumni ini menarik diri dalam mendukung pelayanan YPDPA.12
Pelayanan-pelayanan kampus sebelum kejadian tahun 1986, sudah mengikuti
kegiatan pelayanan Perkantas di Jawa dimulai pada tahun 1982. Salah satu kegiatan itu
adalah Kamp Nasional Mahasiswa (KNM) Perkantas yang dilaksanakan tahun 1982 dan
ada 5 orang pengurus mahasiswa Medan mengikuti kegiatan ini. Selanjutnya pada masa-
masa itu para Pengurus dan Staf Perkantas sering diundang oleh pengurus-pengurus
kampus seperti USU, UDA dan UNIMED yang merupakan anggota lembaga YPDPA.13
Adanya pola pelayanan dan ide yang berbeda antara pelayanan Perkantas Jakarta
menyebabkan pemisahan pelayanan Kampus dengan lembaga YPDPA.
Inilah yang menjadi momen munculnya gerakan sosial keagamaan UKMKP
UNIMED dikarenakan adanya suatu sistem nilai yang baru, cukup mempengaruhi
perkembangan UKMKP UNIMED. Melalui resistensi yang terjadi antara pola pelayanan
yang lama dari pelayanan YPDPA dengan pelayanan Perkantas Nasional menyebabkan
berkembangnya gerakan sosial keagamaan di dunia mahasiswa. Perkantas hadir dengan
mulai merintis kembali pelayanan UKMKP UNIMED melalui aktor-aktornya dalam
12 Lih hasil wawancara Staf Senior Perkantas Tiopan Manihuruk, pada tanggal 28 April 2015 13
ibid
45
bentuk kelompok kecil. Pola dan bentuk pelayanan dipengaruhi oleh nilai-nilai
pelayanan Perkantas.
2. Sejarah Pelayanan UKMKP UNIMED
Setelah melihat sejarah pelayanan mahasiswa di Medan, maka kita akan masuk
dalam sejarah pelayanan UKMKP UNIMED. Pada tahun 1960 di UNIMED masih bernama
IKIP Medan. Pelayanan di IKIP Medan sudah diadakan kebaktian yang dinamakan
dengan kebaktian doa syafaat yang ditangani oleh teman-teman anak GMKI. Kebaktian
ini diadakan setiap hari jumat di jalan Hangtua (GKPS Hangtua). Tetapi seiring waktu
berjalan GMKI tidak mengadakan kebaktian lagi. Kebaktian doa syafaat terakhir
diadakan setelah kongres GMKI tahun 1964. Pada tahun 1967-1968 beberapa orang
membuat perkumpulan doa syafaat.14. Pelayanan GMKI terlalu memfokuskan pada
gerakan politik namun tidak mengerjakan pembinaan kerohaniaan mahasiswa.
Pada tahun 1969 pelayanan mahasiswa di UNIMED (Universitas Medan) yang
pada waktu itu bernama IKIP Medan mengawali dari suatu bentuk kelompok kecil yang
dirintis oleh Viktor Tobing. Ia merupakan seorang dosen di Fakultas Bahasa dan Sastra
IKIP Medan.15 Metode yang Viktor Tobing pelajari dari DTC (Discipleship Training
College) di Singapura dipengaruhi oleh pola pelayanan FES (Fellowship Evangelikal
Student). Hal ini dikarenakan pendiri dari DTC merupakan mantan Sekjen FES Singapura.
Melalui pernyataan Staf Senior Perkantas yaitu
14 Hasil Wawancara dengan Ketua UKMKP UNIMED periode 2015, Robin, tanggal 28 April 2015 15
Lih Hasil Wawancara dengan Ketua UKMKP UNIMED periode 2015, Robin, tanggal 28 April 2015
46
Ada suatu kesepakatan antara Viktor Tobing dan Iman Santoso serta pendiri Perkantas
Nasional untuk membagi wilayah pelayanan. Viktor Tobing dibagian Sumatera Utara dan
Perkantas pelayanan di pulau Jawa.16
Oleh karena jika melihat bahwa ada kesepakatan yang dilakukan, maka penulis melihat
bahwa pola pelayanan yang dianut oleh Viktor Tobing dipengaruhi oleh pola Perkantas
Singapura namun berbeda dengan pola Perkantas Nasional. Ia memulai bersama Tiansa
Ginting dan rekan-rekan pada waktu itu sehingga muncul pelayanan secara terstruktur
di IKIP Medan, pada tahun 1972 bulan September. Namun pada tahun 1975 kegiatan ini
mengalami kevakuman dalam pelayanan mahasiswa.17 Hal ini terjadi sampai dengan
pada tahun 1985, dan muncul lagi suatu kegiatan kelompok kecil yang pada waktu itu
dirintis oleh seorang alumni yang terlibat dalam pelayanan Perkantas Medan yang
bernama Almen Pasaribu.18 Ia memulai kelompok kecil bersama Zamaludin dan Sarihot
Malau. Pada tahun 1986 terbentuklah pelayanan RAP PMK (Rubrik Akhir Pekan
Pembinaan Mahasiswa Kristen) dengan ketua Zamaludin. Pelayanan ini yang menjadi
cikal bakal pelayanan UKMKP UNIMED (Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Protestan
Universitas Medan).
Selanjutnya pada periode berikutnya RAP PMK dipimpin oleh Sarihot Malau pada
periode 1987-1990, yang merupakan anggota kelompok kecil yang dipimpin oleh Almen
Pasaribu salah satu pemimpin Badan Pengurus Ranting Perkantas pada tahun 1990.
16
Hasil wawancara dengan staf senior Perkantas Tiopan Manihuruk tanggal 28 April 2015 17
Hasil wawancara dengan alumni UKMKP UNIMED Sarihot Manalu tanggal 5 Mei 2015 18
Hasil wawancara dengan staf senior Perkantas Tiopan Manihuruk tanggal 28 April 2015
47
Mengalami proses-proses regenerasi dan pada tahun 1990 perubahan nama dari RAP
menjadi UKMKP IKIP Medan.19
Pembinaan yang dialami oleh Sarihot memiliki pola yang sama dengan Pelayanan
Perkantas. Menggunakan strategi kelompok kecil dan PA (Pendalaman Alkitab) dalam
bentuk kelompok kecil.20
Pembinaan yang saya alami dari Perkantas masih berdampak sampai saat ini. pada waktu
mahasiswa saya dan teman-teman menikmati pembinaan dalam kelompok kecil dan
mengalami kasih persaudaraan dan indahnya kehidupan keluarga di dalam Kristus. Melalui
kelompok kecil saya mengalami banyak hal21
Melalui pelayanan kelompok kecil dibangunlah suatu gerakan sosial keagamaan
yang memiliki nilai persekutuan yang hangat, dalam ikatan kasih dan kekeluargaan pada
awal berdirinya pelayanan ini. Pelayanan ini menjadi awal kebangkitan UKMKP UNIMED.
Pada tahun 1990 RAP berubah menjadi UKMKP. Berikut Peristiwa penting yang terjadi
pada masa pelayanan UKMKP UNIMED – IKIP Medan yaitu:22
Tahun 1972 Perintisan dilakukan oleh Viktor Tobing di FBS melalui Kelompok
kecil
Tahun 1972 -1975 Adanya kegiatan-kegiatan rohani
Tahun 1976-1984 Lesunya dan kemandekan pelayanan
Tahun 1985 Pelayanan kelompok kecil dimulai kembali
19
Lih hasil wawancara dengan staf senior Perkantas Tiopan Manihuruk tanggal 28 April 2015 20
Lih Hasil wawancara dengan alumni UKMKP UNIMED Sarihot Manalu 5 mei 2015 21
ibid 22
Data dokumen HUT UKMKP ke-38, tanggal 17 April 2010
48
Tahun 1986 Terbentuklah RAP (Rubrik Akhir Pekan) IKIP Medan
Tahun 1990 RAP berubah menjadi UKMKP (Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen
Protestan)
Tahun 1990 terbentuknya UKMKP UP-FMIPA dan UP FIS / FE
Tahun 1991 terbentuk UKMKP UP-FT
Tahun 1995 terbentuknya UKMKP UP-FIK yang dirintis oleh UKMKP UP-FMIPA
Tahun 2002 terbentuknya UKMKP UP-FIP
3. Visi Dan Misi Pelayanan UKMKP UNIMED23
Selanjutnya kita akan melihat Visi dan Misi UKMKP UNIMED, hal ini merupakan
tujuan dan hal yang ingin dicapai. Bentuk pencapaian yang dilakukan adalah berorientasi
pada Mahasiswa yang membutuhkan kasih Tuhan. Misi merupakan apa yang
dilaksanakan dan terapkan untuk pencapaian Visi. UKMKP memikirkan suatu pola yaitu
4P (Penginjilan, Pembinaan, Pelipatgandaan dan Pengutusan)
3.1 Visi
Mahasiswa adalah objek kasih Allah yang membutuhkan Injil yang dipersiapkan untuk
menjadi pemimpin yang mencintai Tuhan lebih dari apapun dan membenci dosa lebih
dari apapun
3.2 Misi
Penginjilan melalui PI, KKR dan PIPA (Pemberitaan Injil melalui Pendalaman
Alkitab)
23 Sumber berasal dari AD/ART UKMKP UNIMED, tahun 2002
49
Pembinaan Pemuridan melalui Kelompok Kecil, pengisian, seminar, jam doa dan
Training
Pelipatgandaan / regenerasi kelompok kecil, pengurus
Pengutusan melalui kelompok kecil yang bermisi dan ber-PI id mahasiswa dan di
dunia alumni
4. UKMKP UNIMED Dan Bentuk-Bentuk Gerakan Sosial Keagamaannya
Program prioritas dalam pelayanan UKMKP UNIMED adalah pemuridan, melalui
strategi utamanya yaitu kelompok kecil.
Melalui sejarah pelayanan ini sudah terbukti dimana perjalanan pelayanan UKMKP terus bisa
hadir dan semakin bertambah secara kuantitas. Disisi lain ada permasalahan penting dalam
kegiatan kelompok kecil dimana kualitas yang semakin hari kurang menghasilkan mahasiswa
sesuai dengan profil yang diharapkan.24
Oleh sebab itu gerakan pembinaan kerohanian melalui kelompok kecil
merupakan hal yang ditekankan dalam gerakan sosial keagamaan UKMKP UNIMED.
Kegiatan ini sangat dipengaruhi oleh orang-orang yang mendapatkan pembinaan
kelompok kecil. Pembinaan kelompok kecil ini bertujuan untuk membuat alumni
yang sesuai dengan profil berdasarkan kurikulum kelompok kecil.
Adanya wadah kegiatan-kegiatan kerohaniaan menjadi sarana bagi UKMKP
untuk mengadakan pembinaan kerohanian menunjang gerakan kelompok kecil.
Selanjutnya, penulis akan memaparkan bentuk-bentuk kegiatan dan program dari
UKMKP UNIMED.
24
.Hasil wawancara dengan ketua UKMKP UNIMED Robin Pangaribuan pada tanggal 28 April 2015
50
4.1 Bentuk-bentuk Kegiatan dan Program UKMKP UNIMED25
Untuk mewujudkan Visi dan Misi, UKMKP UNIMED melakukan kegiatan-kegiatan
sebagai program perwujudan misi tersebut. Program kegiatan yang dilakukan mulai dari
kegiatan keagamaan sampai dengan kegiatan aksi nyata. Berikut Program kegiatan yang
dilakukan UKMKP UNIMED selama setahun.
Ibadah Universitas. Kegiatan ini dilakukan dari seluruh unit pelayanan fakultas
dan jurusan beribadah bersama sekali sebulan. Hal ini dikelola resmi oleh UKMKP
UNIMED. Isi dari ibadah raya ini sebagai sarana pembinaan dan persekutuan
mahasiswa Kristen di UNIMED. Menurut Ketua UKMKP UNIMED bahwa
“Pada awal pendirian ibadah ini tidak pernah diadakan, namun seiring besarnya
pelayanan UKMKP dan untuk membangun kesatuan mahasiswa maka diadakan
ibadah. Para pengurus UKMKP sebelum menyusun acara dan tema melakukan
diskusi dengan para pemimipin-pemimpin kelompok. Mereka juga melakukan
survey singkat tentang kebutuhan dan hal apa yang ingin dibangun dalam
pergerakan kolektif mahasiswa Kristen.26
Hal ini supaya tidak kehilangan makna dan tujuan dari ibadah yang hanya
sekedar, namun ada pergerakan praksis diantara mahasiswa melakukan
pergerakan sosial keagamaan. Perbedaan nilai bentuk ibadah yang bukan hanya
sekedar ritual, namun membangun tindakan kolektif bersama. hal ini selalu
dilakukan oleh para pengurus setiap mempersiapkan ibadah UKMKP.
25
Hasil pengamatan penulis di UKMKP UNIMED dan 7 UP UKMKP UNIMED pada tanggal 28 April 2015 sampai 15 Mei 2015 26
Hasil wawancara dengan ketua UKMKP UNIMED Robin Pagaribuan pada tanggal 28 April 2015
51
Keseluruhan ibadah bukan hanya sebagai persekutuan namun membangun nilai,
norma dan melakukan mobilisasi mahasiswa.
Ibadah UP (unit Pelayanan). Ibadah ini merupakan program kegiatan setiap
fakultas. Pelaksananya adalah pengurus kerohanian fakultas masing-masing.27
Materi kegiatannya disusun berdasarkan konteks dan kebutuhan masing-masing
fakultas. Tujuan dari kegiatan ini merupakan suatu sarana untuk membangun
pengetahuan dan menghasilkan perilaku kolektif untuk melakukan suatu
pergerakan baik secara moral maupun mendukung visi dan misi.
Kegiatan ini mendorong para anggota-anggota kelompok kecil dan pengurus UP
memikirkan hal-hal yang membahas kehidupan sosial kampus khususnya
berkaitan permasalahan kampus mereka.28 Gerakan yang muncul dari ibadah ini
yaitu gerakan baca buku pelajaran, gerakan grup diskusi bidang studi, gerakan
anti mencontek, gerakan penginjilan, gerakan saat teduh, dll.
Pergerakan ini selalu dimulai dari gerakan kelompok kecil lalu membangun
perilaku bersama 2-5 orang. Salah satu pengurus UP Fakultas Teknik melihat hal-
hal yang perlu dilakukan dalam skala lebih besar, lalu diadakan pembinaan
tentang isu penting itu lalu selesai dari ibadah ada langkah-langkah kongkret dari
peserta ibadah pada saat itu baik anggota kelompok maupun tidak.29
Seminar. Kegiatan ini dilakukan tidak selalu setiap tahun, sesuai dengan
kebutuhan. Tujuan Seminar ini dilakukan seputar permasalahan pendidikan, isu-
27
Lih Hasil wawancara dengan ketua UKMKP UNIMED Robin Pagaribuan pada tanggal 28 April 2015 28
Wawancara dengan alumni UKMKP UNIMED Rida Saragih pada tanggal 26 April 2015 29
Hasil wawancara terhadap salah satu pengurus UP FT pada tanggal 25 April 2015
52
isu global yang membutuhkan pemikiran dari para ahli30. Salah satu seminar yaitu
menjaga lingkungan hidup, melalui acara ini ada suatu gerakan yang dilakukan
kepada seluruh peserta seminar untuk berperan aktif menanam pohon di KIM
(Kawasan Industri Medan).31 Tindakan ini bertujuan untuk membangun praksis
dimana hasil aksi bisa direfleksikan melalui gerakan kolektif bersama.
Acara seminar ini bukan dilakukan hanya suatu kegiatan semata, namun menjadi
sarana menyatukan pemikiran dan gagasan para anggota kelompok kecil. Melalui
hal ini mampu menggerakan perilaku bersama seluruh mahasiswa di UNIMED.
Isu-isu penting dikaji oleh para pengurus untuk membangun pergerakan kolektif
mahasiswa.
Training-training. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan unit pelayanan fakultas
masing-masing sesuai dengan kebutuhannya32. Berikut contoh training yang
dilakukan yaitu training pemusik dan Mc, training kepemimpinan, training CPKK
(calon pemimpin kelompok kecil), training menulis, training membaca cepat, dan
lainnya.
Kegiatan aksi nyata. Suatu kegiatan sosial yang dilakukan oleh UKMKP UNIMED
dengan terlibat dilingkungan setempat. Berdasarkan hasil wawancara dengan
ketua UKMKP UNIMED, Ia menyatakan bahwa:
UKMKP melakukan kegiatan kebersihan lingkungan di Pancing dengan melibatkan 9
Unit Pelayanan. Gerakan membersihkan lingkungan ini dilakukan setahun dua kali.
30
Lih Hasil Wawancara Ketua UKMKP UNIMED, Robin Pangaribuan, tanggal 28 April 2015. 31 Lih Hasil Wawancara dengan Ketua UKMKP UNIMED Robin Pangaribuan, pada tanggal 28 April 2015 32
Ibid
53
Selanjutnya terlibat aktif dengan Kepala lingkungan dalam kebersihan bulanan di
lingkungan masing-masing.33
Tindakan aksi nyata lahir dari pengorganisasian yang dilakukan melalui setiap
kegiatan-kegiatan di UKMKP. Program disusun bukan berdasarkan tradisi, namun
ada dialog antara tradisi dan konteks sosial pada saat itu. Tindakan ini bukan
hanya sekedar melakukan kebersihan, namun membangun relasi dengan warga
dan mengubah perilaku mahasiswa untuk melakukan kebersihan warga.
Kelompok kecil. Ini merupakan salah satu kegiatan yang paling penting dan yang
menjadi fokus kegiatan UKMKP UNIMED. Aktifitas kegiatan kelompok kecil ini
dilakukan secara rutin dan memiliki kurikulumnya. Melalui kegiatan ini UKMKP
UNIMED bisa memiliki massa yang cukup kuat. Dengan semagat persekutuan,
interdenominasi serta kerinduan anggota masing-masing untuk belajar Firman
Tuhan, menjadi kegiatan ini terus berjalan.
Melalui kegiatan ini diskusi-diskusi berawal. Hasil diskusi dilakukan bersama
dalam kelompok. Proyek-proyek nyata dikerjakan untuk membangun praksis
dan sarana pembinaan bagi setiap mahasiswa yang mengalami pembinaan.
Aktivitas ini tidak dilakukan secara formal sangat bersifat dinamis. Pelaksanaan
dilakukan bukan hanya di sekretariat namun juga dilakukan dikampus, tempat
makan, dan bisa disesuaikan dimana saja. Tujuannya adalah melahirkan
pemikiran-pemikiran hasil dari refleksi apa yang dilakukan.
Materi-materi yang dibahas pun lebih bebas namun ada kerangka acuanya atau
kurikulum yang disediakan. Bahan-bahan pun ada jenjang dan tahapan jenis 33 Ibid
54
kelompoknya. UKMKP sangat menekankan kelompok-kelompok kecil yang
memiliki arah dan tujuan namun tidak bersifat formal. Hal ini untuk
memunculkan suatu perilaku dan tindakan kolektif setiap anggota melakukan
aksi nyata dalam sosial keagamaan.
5. Organisasi Sayap34 UKMKP UNIMED
Orang-orang yang terlibat dalam UKMKP UNIMED memiliki kerinduan untuk
melakukan kegiatan sosial politik yang berdasarkan nilai-nilai keKristenan. Untuk
menghindari konflik kepentingan dan bisa mengakomodasi seluruh lapisan orang dan
golongan.35 Orang-orang yang memiliki beban ini memfasilitasi diri dengan mendirikan
organisasi sosial. Melalui hal ini memberikan ruang bagi mahasiswa yang mengalami
pembinaan di UKMKP UNIMED untuk terlibat sesuai interestnya. Selain itu sebagai
sarana untuk UKMKP melakukan gerakan perlawanan terhadap sistem birokrasi yang
korup dan menindas.
5.1 CC (Campus Concern) Medan. Kelompok disikusi memiliki perhatian penting
terhadap permasalahan-permasalahan kampus. Mulai dari sistem birokrasi kampus
di UNIMED yang diskriminatif dan bernuansa KKN sampai dengan permasalahan
kemahasiswaan yang dibahas secara kritis36. KMRSU 200737 sebagai momen penting
lahirnya kelompok diskusi ini. Kelompok diskusi ini akhirnya menjadi organisasi
penting untuk menyuarakan mahasiswa di kampus UNIMED. Aksi nyata melalui 34 Organisasi sayap merupakan organisasi yang berdiri sendiri namun orang-orang yang terlibat didalamnya merupakan bagian dari UKMKP UNIMED. Hal ini dilakukan supaya tidak menghilangkan fokus pelayanan UKMKP UNIMED. Selain itu kepentingan organisasi sayap lebih melakukan aksi nyata dalam hal-hal bidang sosial. 35
Lih Hasil wawancara dengan ketua UKMKP UNIMED Robin Pangaribuan tanggal 28 April 2015 36
Ibid 37 KMRSU 2007 singkatan dari Kamp Mahasiswa Regional Sumatera Utara 2007 yang diadakan oleh Perkantas setiap 3 tahun sekali. Kamp ini bertujuan untuk membahas hal penting dalam pelayanan mahasiswa di Sumatera Utara.
55
berdialog dengan PR III, melakukan konsolidasi dengan UKM lainnya untuk
melakukan pergerakan melawan birokrasi kampus yang korup.
5.2 IKAPEL (Ikatan Alumni Pelayanan) UNIMED. Organisasi ini merupakan
perkumpulan alumni-alumni pelayanan UNIMED. Tujuan dari berdirinya organisasi
ini sebagai sarana untuk Alumni pelayanan bisa mendukung pelayanan UNIMED
secara nyata. Selain itu Organisasi ini melakukan aksi nyata kepada masyarakat
dalam bidang pendidikan.38 Mereka melakukan program kegiatan seperti
perpustakaan di Pancing, pendidikan anak jalanan, dan memberikan les dengan
biaya murah.
5.3 KPPI (Koalisi Peduli Pendidikan Indonesia). Organisasi ini merupakan organisasi
terbuka untuk terlibat dalam aktifitas politik praktis. Fokus gerakannya adalah
melawan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan yang tidak
sesuai dengan kepentingan umum. Kegiatan yang dilakukan menggalang massa
untuk melakukan aktifitas turun ke jalan, selain itu melakukan audiensi ke DPRD
untuk mempertanyakan kebijakan pemerintah, dan aktifitas perjuangan politik
praktis yang fokus pada bidang pendidikan.
5.4 Perkamen (Perkumpulan Suka Menulis) UNIMED. Organisasi ini memberikan
pelatihan secara berkala kepada anggota UKMKP UNIMED yang memiliki interest
dibidang menulis. Aktifitas perkumpulan ini yaitu mendorong anggotanya untuk
menulis dan mempublikasikannya di media lokal dan nasional39. Organisasi ini juga
38
Lih Hasil wawancara dengan Alumni UKMKP UNIMED Rida Saragih tanggal 26 April 2015 39
Hasil wawancara dengan Mantan ketua Perkamen Dedy Hutajulu perintis Perkamen UNIMED tanggal 9 Mei 2015
56
melakukan training penulisan bagi pemula, dan tingkat lanjut. Ruang diskusi untuk
mencari ide-ide penulisan pun dibuka untuk setiap orang melakukan kegiatan ini.
5.5 KAMG (Komunitas Air Mata Guru). Organisasi ini lahir dari situasi kecurangan
Ujian Nasional pada tahun 2007. Para alumni-alumni UKMKP UNIMED yang telah
bekerja sebagai Guru melihat kerusakan moral dalam dunia pendidikan, dan
melakukan perlawanan terhadap sistem ini40. Gerakan sosial ini lahir dari sistem
atau kebijakan yang korup dalam dunia pendidikan di kota Medan. Terlebih khusus
permasalahan tentang kecurangan ujian nasional yang terjadi di Kota Medan.
Gerakan moral ini mendorong terjadinya suatu perubahan sistem pendidikan di kota
Medan serta pola ujian nasional yang tidak sebagai penentu kelulusan.
Organisasi ini merupakan perlawanan terhadap sistem pendidikan di kota Medan
dan Nasional, yang membodohi siswa dengan memberikan tekanan sistematis
melalui UN sebagai penentu kelulusan. Hal ini berdampak pada kecurangan yang
terjadi baik dari Pihak sekolah, Guru Pengawas sampai dengan Siswa yang membeli
soal ujian. Alumni-alumni UNIMED yang telah mengalami pembinaan di UKMKP
UNIMED, berkerjasama dengan guru-guru yang memiliki hati nurani lainnya
membangun komunitas ini. Tujuannya untuk membangun pendidikan di Medan,
Sumatera Utara dan Indonesia.
Organisasi-organisasi sayap ini berdiri karena dipengaruhi oleh konteks sosial politik di
UNIMED dan kota Medan. Hal ini terjadi karena adanya gerakan sosial melawan sistem
nilai yang korup. Kemunculan organisasi ini terjadi setelah mengikuti acara Kamp-kamp
40
Hasil wawancara melalui email dengan Denni Boy Saragih mantan Dewan Pembina KAMG tanggal 1 Juni 2015
57
yang diselenggarakan oleh Perkantas Medan. Kamp Mahasiswa Regional Sumatera Utara
(KMRSU) 2007, Kamp Guru 2006, Kamp Nasional 2006, dan beberapa kamp lain yang
menjadi sarana munculnya ide pembentuk organisasi sayap UKMKP.